TINJAUAN HUKUM MENGENAI JUAL BELI RUMAH DENGAN OPER KREDIT (Studi Kasus Putusan Nomor : 71/Pdt.G/2012/PN.Skh) Oleh : NOVICHA RAHMAWATI NIM.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TINJAUAN HUKUM MENGENAI JUAL BELI RUMAH DENGAN OPER KREDIT (Studi Kasus Putusan Nomor : 71/Pdt.G/2012/PN.Skh) Oleh : NOVICHA RAHMAWATI NIM."

Transkripsi

1 TINJAUAN HUKUM MENGENAI JUAL BELI RUMAH DENGAN OPER KREDIT (Studi Kasus Putusan Nomor : 71/Pdt.G/2012/PN.Skh) Oleh : NOVICHA RAHMAWATI NIM ABSTRAK Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Sehingga salah satu fungsi bank adalah menyalurkan dana dalam bentuk kredit kepada masyarakat. Terdapat fasilitas kredit yang disediakan oleh bank yang tujuan penggunaannya untuk membeli rumah. Fasilitas tersebut adalah Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Meskipun Kredit Pemilikan Rumah dapat membantu mengatasi permasalahan kebutuhan akan rumah tetapi dalam prakteknya juga memiliki beberapa permasalahan. Pelaksanaan pada perjanjian kredit pemilikan rumah sering ditemui permasalahan diantaranya pemindahan hak atas objek kredit pemilikan rumah yaitu rumah, yang dilakukan debitur kepada pihak lain sebelum masa kredit pemilikan rumah tersebut berakhir atau lunas dan tanpa sepengetahuan pihak bank, yang dikenal dengan istilah oper kredit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk : 1) Menganalisis amar putusan mengenai perkara gugatan sengketa tanah atas jual beli rumah dengan oper kredit. 2) Mengetahui pertimbangan majelis hakim dalam memutuskan perkara gugatan sengketa tanah atas jual beli rumah dengan oper kredit dalam perkara perdata Putusan Pengadilan Negeri Sukoharjo No. 71/Pdt.G/2012/PN.Skh. 3) Mengetahui upaya mengurangi resiko terjadi proses alih debitur yang dilakukan di bawah tangan pada perjanjian kredit kepemilikan rumah. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif, yaitu penelitian terhadap peraturan yang berlaku serta kaidah hukum itu sendiri dan asas-asas hukum. Sumber data menggunakan sumber data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, sekunder dan tersier. Analisis hukum menggunakan logika deduktif. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa : 1) amar putusan mengenai perkara gugatan jual beli rumah dengan oper kredit yaitu dikabulkanya gugatan penggugat untuk sebagian dan dinyatakan sah menurut hukum atas tanah dan bangunan yang berdiri di atasnya dengan sertifikat HGB No. B 754 Desa Telukan menjadi milik sah penggugat. 2) Pertimbangan Majelis Hakim dalam memutuskan perkara gugatan mengenai jual beli rumah dengan oper kredit dalam perkara perdata Putusan Pengadilan Negeri Sukoharjo No.71/Pdt.G/2012/Pn.Skh yaitu berdasarkan isi gugatan Penggugat dihubungkan dengan alat bukti berupa kuitansi pembelian rumah kepada Tergugat II dan formulir penyetoran bank yang telah dilakukan pembayaran oleh Penggugat untuk kredit dalam rekening atas nama Tergugat III. 3) Upaya mengurangi resiko terjadinya alih debitur yang dilakukan dibawah tangan pada kredit pemilikan rumah untuk calon debitur agar lebih teliti sebelum membeli dan dapat juga bertanya pada seseorang yang lebih tahu atau dapat juga mencari informasi pada pihak bank yang memberikan fasilitas kredit. Kata Kunci : Jual Beli, oper kredit 1

2 LATAR BELAKANG Pembangunan perumahan merupakan hal yang sangat penting bagi kesejahteraan masyarakat mengingat jumlah penduduk yang setiap tahunnya selalu bertambah, sehingga kebutuhan akan perumahan semakin tinggi. Supaya memenuhi kebutuhan akan perumahan, masyarakat memerlukan fasilitas pendanaan berupa kredit. Salah satu alternatif dalam pendanaan perumahan yang dapat digunakan yaitu melalui kredit bank. Pengertian bank seperti yang tercantum dalam Pasal 1 angka 2 (dua) UU No.10 Tahun 1998 tentang Perubahan Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan disebutkan bahwa: Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dapat dikatakan bahwa fungsi bank adalah menyalurkan dana dalam bentuk kredit kepada masyarakat. Dalam hal tersebut masyarakat dapat mengajukan kredit kepada bank untuk memenuhi kebutuhannya, yaitu dengan membuat perjanjian kredit dengan pihak bank. Pihak bank juga telah menyediakan fasilitas yang khusus membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan akan perumahan. Fasilitas tersebut disebut Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Meskipun Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dapat membantu mengatasi permasalahan kebutuhan akan rumah bagi masyarakat, akan tetapi dalam prakteknya juga memiliki beberapa permasalahan. Suatu perjanjian secara ideal diharapkan dapat berjalan sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat dalam suatu perjanjian, namun pada kondisi tertentu sering ditemui perjanjian tidak dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan. Pelaksanaan pada Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sering ditemui permasalahan yang diantaranya adalah pemindahan hak atas objek Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yaitu rumah, yang dilakukan oleh debitur kepada pihak lain sebelum masa Kredit Pemilikan Rumah (KPR) tersebut berakhir atau lunas dan tanpa sepengetahuan oleh pihak bank dan tentunya tidak menggunakan prosedur yang tepat dan benar, yang dikenal masyarakat dengan istilah oper kredit. Seperti yang sering terjadi dalam suatu perkara pengoperan kredit perumahan. Hal ini dapat menimbulkan sengketa kepemilikan tanah dan/atau 2

3 bangunan. Terdapat kasus perdata mengenai oper kredit pada jual beli tanah dan bangunan yaitu Putusan Pengadilan Sukoharjo No. 71/Pdt.G/2012/Pn.Skh yang bermula pada Tergugat III mendapat fasilitas pembelian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dari suatu bank, sebagaimana tersebut dalam perjanjian kredit pemilikan rumah untuk jangka waktu 15 (lima belas) tahun, atas sebuah bidang tanah dan/atau bangunan di sebuah perumahan yang berada di Desa Telukan. Status hak tanah tersebut yaitu Hak Guna Bangunan (HGB) dan diterbitkan atas nama Tergugat III. Kemudian dalam jangka 2 (dua) tahun Tergugat III bermaksud menjual kepada Tergugat II. Kemudian setelah jangka waktu 4 (empat) tahun Tergugat II mengalihkan atau menjual pada pihak Penggugat, sama halnya yang dilakukan pada Tergugat III, akan tapi dengan ketentuan bahwa Penggugat harus masih melanjutkan angsuran tiap bulannya kepada bank hingga lunas seluruh kekurangan angsuran kredit rumah pada bank. Setelah Penggugat melunasi kekurangan angsuran kredit perumahan tersebut, Penggugat bermaksud untuk meminta sertifikat tersebut pada bank yang bersangkutan, tetapi masalahnya bank tersebut menolak untuk memberikannya dengan berbagai alasan yang tidak dapat diterima oleh pihak Penggugat tersebut. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian dan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan yang akan dibahas adalah sebagai berikut: 1) Bagaimanakah amar putusan mengenai perkara gugatan sengketa tanah atas jual beli rumah dengan oper kredit pada Putusan Pengadilan Negeri Sukoharjo Nomor: 71/Pdt.G/2012/PN.Skh? 2) Bagaimana pertimbangan majelis hakim dalam memutuskan perkara gugatan mengenai sengketa tanah atas jual beli rumah dengan oper kredit? 3) Bagaimana upaya mengurangi resiko terjadi proses alih debitur yang dilakukan di bawah tangan pada perjanjian Kredit Pemilikan Rumah? TUJUAN Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Menganalisis amar putusan mengenai perkara gugatan sengketa tanah atas jual beli rumah dengan oper kredit dalam perkara perdata No.71/Pdt.G/2012/PN.Skh. 2) Mengetahui 3

4 pertimbangan majelis hakim dalam memutuskan perkara gugatan sengketa tanah atas jual beli rumah dengan oper kredit dalam perkara perdata No.71/Pdt.G/2012/PN.Skh. 3) Mengetahui upaya mengurangi resiko terjadi proses alih debitur yang dilakukan di bawah tangan pada perjanjian kredit pemilikan rumah. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian hukum normatif, yang juga bisa disebut sebagai penelitian kepustakaan atau studi dokumen. Disebut penelitian hukum normatif karena penelitian ini dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka yang ada. Analisis Hukum Penulisan ini menggunakan teknik analisis bahan hukum dengan logika deduktif. Sebagaimana silogisme yang diajarkan oleh Aristoteles, penggunaan metode deduksi berpangkat dari pengajuan premis major. Kemudian diajukan premis minor. Dari kedua premis itu kemudian ditarik suatu kesimpulan atau conclusio. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian mengenai amar putusan perkara gugatan sengketa tanah atas jual beli rumah dengan oper kredit putusan Pengadilan Negeri Sukoharjo Nomor : 71/Pdt.G/2012/PN.Skh yaitu : Mengenai duduk perkaranya Tergugat III telah mendapat fasilitas pembelian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dari Tergugat 1 (Bank Tabungan Negara Cabang Solo) sebagaimana tersebut dalam Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) nomor 37517, B tanggal 15 Juli 1996 di atas sebidang tanah Hak Guna Bangunan (HGB) induk nomor 1542 T.36 / 100 Kav B2 yang terletak di Perumahan Telukan Indah, Desa Telukan, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo. Selanjutnya telah diterbitkan sertifikat Hak Guna Bangunan (HGB) nomor B. 754 Desa Telukan dengan luas 100 m² atas nama Tergugat III yang selanjutnya disebut barang sengketa. 4

5 Kredit Pemilikan Rumah (KPR) tersebut adalah untuk jangka waktu selama 15 (lima belas) tahun dengan angsuran setiap bulan sebesar Rp ,00 (seratus enam puluh sembilan ribu delapan ratus sepuluh rupiah). Kredit Pemilikan Rumah (KPR) tersebut oleh Tergugat III pada tanggal 14 Mei 1998 dialihkan kepada Tergugat II dengan harga Rp ,00 (delapan juta lima ratus ribu rupiah). Selanjutnya pada tanggal 31 Agustus 2002 Kredit Pemilikan Rumah (KPR) tersebut oleh Tergugat II dialihkan/dijual kepada Penggugat dengan harga Rp ,00 (empat puluh lima juta rupiah).akan tetapi dengan ketentuan Penggugat masih harus melanjutkan pembayaran angsuran setiap bulannya pada Tergugat I hingga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) atau dapat juga disebut barang sengketa tersebut lunas dan sejak saat itu pula objek sengketa ditempati dan dikuasai oleh Penggugat hingga sekarang. Setelah melunasi pembayaran kepada Tergugat II kemudian Penggugat melanjutkan pembayaran angsuran kepada Tergugat I mulai bulan September 2002 hingga lunas tertanggal 20 Juni 2011.Setelah Penggugat melunasi seluruh kekurangan angsuran kepada Tergugat I, kemudian Penggugat bermaksud meminta sertifikat Hak Guna Bangunan (HGB) nomor B. 754 Desa Telukan tersebut, akan tetapi Tergugat I berkeberatan dan sertifikat tersebut tidak diserahkan oleh Tergugat I kepada Penggugat dengan alasan yang tidak dapat diterima Penggugat. Sehingga Penggugat mengajukan gugatan pada pengadilan agar dinyatakan sah menurut hukum atas pembelian kredit pemilikan rumah dan dapat melakukan proses balik nama pada sertifikat yang dari atas nama Tergugat III menjadi atas nama Penggugat. 1. Sehingga amar putusan mengenai perkara gugatan sengketa atas jual beli rumah dengan oper kredit Majelis Hakim mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian dan dinyatakan sah menurut hukum bahwa tanah dan bangunan rumah yang berdiri di atasnya dengan sertifikat Hak Guna Bangunan No. B.754 Desa Telukan milik sah Penggugat. Kemudian selanjutnya menghukum Tergugat I atau siapa saja yang merasa mendapatkan hak dari Tergugat I supaya menyerahkan sertifikat Hak Guna Bangunan No. B.754 Desa Telukan kepada Penggugat tanpa syarat. Dan juga menghukum Tergugat III untuk membantu kelancaran balik nama atas tanah dan bangunan rumah dengan sertifikat Hak Guna Bangunan No. B.754 Desa Telukan menjadi atas nama Penggugat. Kemudian menyatakan menurut hukum apabila 5

6 pelaksanaan balik nama dengan bantuan Tergugat III atas objek sengketa yakni tanah dan bangunan rumah sertifikat Hak Guna Bangunan No. B.754 Desa Telukan menjadi atas nama Penggugat tersebut sulit untuk dilaksanakan, maka berdasarkan putusan Pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap dapat dipergunakan untuk melaksanakan balik nama atas objek sengketa tersebut dari atas nama Tergugat III menjadi atas nama Penggugat tanpa bantuan Tergugat III. Dan menghukum Tergugat IV untuk melaksanakan balik nama atas objek sengketa yakni tanah dan bangunan rumah Sertifikat Hak Guna Bangunan No. B.754 Desa Telukan, dari atas nama Tergugat III menjadi atas nama Penggugat tanpa bantuan Tergugat III. Menghukum para Tergugat secara tanggung renteng untuk membayar biaya perkara yang sampai saat ini sebesar Rp ,00 (satu juta tujuh ratus empat puluh sembilan ribu rupiah). Dan menolak gugatan Penggugat untuk selain dan selebihnya. 2. Dasar pertimbangan hakim dalam menerima sebagian gugatan Penggugat dalam Perkara Perdata Pengadilan Negeri Sukoharjo No. 71/Pdt.G/2012/PN. Skh adalah sebagai berikut: Penggugat telah mengajukan 10 (sepuluh) bukti surat dan mengajukan 2 (dua) orang saksi, sedangkan untuk membuktikan dalil bantahannya, Tergugat IV telah type 36 Tergugat I, II, III tidak mengajukan bukti apapun. Berdasarkan bukti P-1 berupa kuitansi pembelian rumah T.36 tertanggal 31 Agustus 2002, telah terbukti bahwa Penggugat telah melakukan pembayaran untuk melakukan pembayaran untuk pembelian rumah type 36 yang terletak di Perum Telukan Indah A.3 Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo sebesar Rp ,00 (empat puluh lima juta rupiah) kepada penjual bernama Eko Laksono (Tergugat II). Berdasarkan bukti P-2 sampai dengan P-8 berupa Formulir Penyetoran Bank BTN, telah terbukti bahwa telah dilakukan pembayaran oleh Penggugat untuk kredit dalam rekening atas nama FX Yudianto Tjahyono (Tergugat III). Oleh karena sampai akhir masa pelunasan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) masih atas nama Tergugat III, sehingga Majelis Hakim berkesimpulan atas Kredit Pemilikan Rumah (KPR) objek sengketa belum terjadi peralihan hak atau oper kredit kepada pihak Penggugat namun masih atas nama debitur sesuai dengan Perjanjian Kredit No B.673 tanggal 15 Juli 1996 yaitu debitur atas nama Tergugat III. Mengenai dalil jawaban Tergugat I dinyatakan sepanjang jangka waktu kredit berlangsung 15 6

7 Juli 1996 sampai dengan 1 Agustus 2011 Tergugat I tidak pernah mengalihkan kredit yang dikenal dengan Alih Debitur dari Tergugat III kepada Penggugat maupun mengalihkan jaminan kreditnya kepada siapapun dan dengan demikian karena Tergugat III tanpa prosedur yang sah berindikasi telah menjual agunan kredit Hak Guna Bangunan (HGB) No. B 754 Desa Telukan, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo kepada Tergugat II dan Tergugat II menjual kepada Penggugat maka pelaksanaan jual beli tersebut batal demi hukum. Berdasarkan bukti Tergugat IV berupa buku tanah Hak Guna Bangunan (HGB) No.754 Desa Telukan, telah terbukti bahwa atas tanah Hak Guna Bangunan (HGB) No. 754 seluas 100 m2 terletak Desa Telukan, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo atas nama FX Yudianto Tjahjono (Tergugat III) dengan alas hak Akta Jual Beli No. 1737/Grogol/96. Mengenai tuntutan Penggugat dalam petitum gugatan angka ke-2 yang mohon dinyatakan sah menurut hukum pengalihan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan (HGB) No. B.754 Desa Telukan antara Terguguat III dengan Tergugat II dan petitum angka 3 yang mohon dinyatakan sah menurut hukum pengalihan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dengan sertifikat Hak Guna Bangunan (HGB) No. B 754 Desa Telukan dari Tergugat II kepada Penggugat adalah tidak beralasan hukum karena proses pembelian (pengalihan kredit) dari Tergugat II kepada Tergugat II serta dari Terguguat II kepada Penggugat atas sebidang tanah Hak Guna Bangunan (HGB) tersebut atas nama Tergugat III (objek sengketa) tersebut tidak sesuai prosedur yang benar dalam Kredit Pemilikan Rumah (KPR), sehingga tidak sah menurut hukum. Mengenai tuntutan Penggugat dalam petitum gugatan angka ke-4 yang mohon dinyatakan sah menurut hukum bahwa tanah dan bangunan rumah yang berdiri di atasnya dengan sertifikat Hak Guna Bangunan (HGB) No. 754 Desa Telukan milik sah Penggugat adalah beralasan hukum dan patut untuk dikabulkan, karena walaupun peralihan hak atas objek sengketa tersebut tidak sah menurut hukum namun kenyataannya Penggugat sejak membeli dan Tergugat II selanjutnya membayar angsuran kredit sampai lunas (bukti P-2 sampai dengan P-10) dan sejak membeli objek sengketa tersebut selanjutnya Penggugat menempati objek sengketa sampai sekarang ini tanpa ada gangguan dari pihak manapun, sehingga Penggugat tergolong pembeli yang beritikad baik yang harus dilindungi. 7

8 Upaya mengurangi proses alih debitur yang dilakukan di bawah tangan pada perjanjian Kredit Pemilikan Rumah yaitu untuk para pembeli atau calon debitur baru sebaiknya menanyakan pada pihak penjual bagaimana cara dia memperoleh objeknya, misalnya dengan menanyakan sertifikat tanah bukti kepemilikan yang asli, apabila hanya diperlihatkan dalam fotocopy sertifikatnya, untuk pihak pembeli atau calon debitur agar lebih teliti dikarenakan bisa jadi sertifikat tersebut dalam masa penanggungan di bank. PENUTUP Dalam uraian pada bab-bab terdahulu, maka penulis menyimpulkan sebagai berikut: 1) Amar Putusan mengenai perkara gugatan sengketa tanah atas jual beli rumah secara oper kredit pada Putusan Pengadilan Negeri Sukoharjo Nomor 71/Pdt.G/2012/PN.Skh yaitu dengan dikabulkannya gugatan penggugat untuk sebagian dan dinyatakan sah menurut hukum atas tanah dan bangunan yang berdiri di atasnya dengan Sertifikat Hak Guna (HGB) No. B. 754 Desa Telukan (objek sengketa) menjadi milik sah penggugat. Berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri Sukoharjo yang berkekuatan hukum tetap menyatakan menurut hukum bahwa pelaksanaan balik nama dengan bantuan Tergugat III atas objek sengketa tersebut sulit untuk dilaksanakan maka dengan adanya putusan pengadilan tersebut dapat dipergunakan untuk melaksanakan balik nama atas objek sengketa dari atas nama Tergugat III menjadi atas nama Penggugat tanpa bantuan dari Tergugat III. 2) Pertimbangan Majelis Hakim dalam dalam memutuskan perkara gugatan mengenai permasalahan jual beli dengan cara oper kredit dalam perkara perdata Putusan Pengadilan Sukoharjo No. 71/Pdt.G/2012/PN.Skh yaitu berdasarkan pada isi gugatan Penggugat yang dihubungkan dengan bukti dan keterangan saksi, sebagaimana objek sengketa tersebut dalam surat gugatan Penggugat dengan fakta-fakta yang terungkap di persidangan. Dalam faktanya Penggugat telah menempati objek sengketa tersebut tanpa ada gangguan dari pihak manapun juga. Walaupun pada proses oper kredit tersebut pihak Tergugat I tidak merasa telah mengalihkan kredit yang dikenal dengan alih debitur dari Tergugat III kepada Penggugat maupun mengalihkan jaminan kreditnya kepada siapapun karena jika terjadi alih debitur maka calon debitur harus memenuhi ketentuan-ketentuan dari Tergugat I. Berdasarkan fakta di persidangan, 8

9 yang dilakukan oleh Penggugat tergolong pembeli yang beritikad baik yang sudah sepantasnya mendapatkan perlindungan hukum. 3) Upaya mengurangi resiko terjadi alih debitur yang dilakukan di bawah tangan yang sering terjadi karena para pihak beranggapan antara pihak penjual dan pembeli dirasa sudah benar dan tepat yaitu untuk pembeli atau calon debitur baru agar lebih teliti sebelum membeli, seperti misalnya bertanya kepada seseorang yang lebih tahu, atau dengan meminta ditunjukkannya sertifikat asli. Jika suatu kejadian hanya diperlihatkan dalam bentuk fotocopy sertifikatnya saja maka pembeli harus lebih cermat dikarenakan bisa jadi sertifikat tersebut dalam masa penanggungan di bank. Calon debitur juga dapat menanyakan langsung pada pihak bank cara alih debitur yang benar apabila dalam proses jual beli rumah masih dalam masa pengangsuran. Karena dalam suatu perjanjian kredit bank pasti ada ketentuan-ketentuan yang dibuat oleh bank yang harus dipenuhi oleh calon debitur baru. Seperti halnya pada putusan perkara perdata Pengadilan Negeri Sukoharjo No. 71/Pdt.G/2012/PN.Skh tersebut. Padahal dalam fasilitas kredit yang memegang kendali atas benda jaminan adalah pihak bank. Sehingga yang terjadi adalah kredit bermasalah, karena pihak terkait tidak memenuhi ketentuan-ketentuan yang merupakan suatu proses baku. 9

10 DAFTAR PUSTAKA A Qirom Syamsudin Meliala, Pokok-Pokok Hukum Perjanjian Beserta Perkembangannya. Yogjakarta: Liberty Herlien Budiono, Ajaran Umum Hukum Perjanjian dan Penerapannya di Bidang Kenotariatan. Bandung: PT Citra Aditya Bakti. Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group. Peter Mahmud Marzuki Penelitian Hukum. Jakarta: Prenadamedia Group. Rachmadi Usman, Aspek-Aspek Hukum Perbankan di Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama R Setiawan, Pokok-Pokok Hukum Perikatan. Bandung: Bina Cipta Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: UI-Press Subekti Hukum Perjanjian. Jakarta: Intermasa Thesis Hendro Prawoto, Tinjauan Hukum Terhadap Proses Alih Debitur yang Dilakukan di Bawah Tangan pada Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah di PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Semarang. Semarang: Tesis Magister Kenotariatan UNDIP. Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Pemukiman Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan 10

Analisis Yuridis Kasus Gugatan Wanprestasi Jual Beli Rumah melalui Peralihan Hak Atas tanah. (Studi Kasus Putusan Nomor 73/Pdt.

Analisis Yuridis Kasus Gugatan Wanprestasi Jual Beli Rumah melalui Peralihan Hak Atas tanah. (Studi Kasus Putusan Nomor 73/Pdt. Analisis Yuridis Kasus Gugatan Wanprestasi Jual Beli Rumah melalui Peralihan Hak Atas tanah (Studi Kasus Putusan Nomor 73/Pdt.G/2013/PN SKH) Eviani Hari.N. 11100030 Mahasiswa Fakultas Hukum UNISRI ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. patut, dinyatakan sebagai penyalahgunaan hak. 1 Salah satu bidang hukum

BAB I PENDAHULUAN. patut, dinyatakan sebagai penyalahgunaan hak. 1 Salah satu bidang hukum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hukum adalah seperangkat aturan yang mengatur berbagai aspek kehidupan manusia yang bertujuan untuk melindungi kepentingankepentingan, maka penggunaan hak dengan tiada

Lebih terperinci

: KAJIAN YURIDIS PUTUSAN NIET ONTVANKELIJKE VERKLAAD HAKIM DALAM PERKARA NO.

: KAJIAN YURIDIS PUTUSAN NIET ONTVANKELIJKE VERKLAAD HAKIM DALAM PERKARA NO. Judul : KAJIAN YURIDIS PUTUSAN NIET ONTVANKELIJKE VERKLAAD HAKIM DALAM PERKARA NO. 13/Pdt.G/2009/PN. Skh Disusun oleh : Rani Permata Sari NPM : 13101115 FAKULTAS : HUKUM UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melakukan hubungan tersebut tentunya berbagai macam cara dan kondisi dapat saja

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melakukan hubungan tersebut tentunya berbagai macam cara dan kondisi dapat saja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia dalam kehidupannya pasti mengadakan hubungan dengan orang lain, baik di lingkungan rumah tangga maupun di lingkungan masyarakat atau tempat bekerja.

Lebih terperinci

KUASA JUAL SEBAGAI JAMINAN EKSEKUSI TERHADAP AKTA PENGAKUAN HUTANG

KUASA JUAL SEBAGAI JAMINAN EKSEKUSI TERHADAP AKTA PENGAKUAN HUTANG 0 KUASA JUAL SEBAGAI JAMINAN EKSEKUSI TERHADAP AKTA PENGAKUAN HUTANG (Studi terhadap Putusan Mahkamah Agung Nomor Register 318.K/Pdt/2009 Tanggal 23 Desember 2010) TESIS Untuk Memenuhi Persyaratan Guna

Lebih terperinci

P U T U S A N. Melawan :

P U T U S A N. Melawan : P U T U S A N Nomor 214/PDT/2017/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Jawa Barat di Bandung yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat banding, telah

Lebih terperinci

BAB II Kasus Posisi, Fakta Hukum, dan Identifikasi Fakta Hukum. selaku Kreditur, telah terjalin hubungan keperdataan dalam hal

BAB II Kasus Posisi, Fakta Hukum, dan Identifikasi Fakta Hukum. selaku Kreditur, telah terjalin hubungan keperdataan dalam hal BAB II Kasus Posisi, Fakta Hukum, dan Identifikasi Fakta Hukum A. Kasus Posisi Antara Aban selaku Debitur dengan PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Bandung selaku Kreditur, telah terjalin hubungan keperdataan

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 256/PDT/2013/PT-MDN

P U T U S A N Nomor : 256/PDT/2013/PT-MDN P U T U S A N Nomor : 256/PDT/2013/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA ---- PENGADILAN TINGGI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili Perkara-perkara Perdata dalam Tingkat Banding telah

Lebih terperinci

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PROSES PENYELESAIAN PERKARA WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN UTANG PIUTANG (STUDI KASUS PENGADILAN NEGERI SURAKARTA)

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PROSES PENYELESAIAN PERKARA WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN UTANG PIUTANG (STUDI KASUS PENGADILAN NEGERI SURAKARTA) TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PROSES PENYELESAIAN PERKARA WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN UTANG PIUTANG (STUDI KASUS PENGADILAN NEGERI SURAKARTA) NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor 264/Pdt/2015/PT.Bdg.

P U T U S A N. Nomor 264/Pdt/2015/PT.Bdg. P U T U S A N Nomor 264/Pdt/2015/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Bandung yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara perdata pada peradilan tingkat banding telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau

BAB I PENDAHULUAN. Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Rumah merupakan kebutuhan dasar dan mempunyai fungsi yang sangat

Lebih terperinci

P U T U S A N. No. 126/PDT/2012/PTR. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. No. 126/PDT/2012/PTR. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N No. 126/PDT/2012/PTR. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Pekanbaru yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara perdata dalam tingkat banding, menjatuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Salah satu upaya pemerintah Indonesia dalam rangka mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Salah satu upaya pemerintah Indonesia dalam rangka mewujudkan 9 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Salah satu upaya pemerintah Indonesia dalam rangka mewujudkan kesejahteraan rakyat yang adil dan makmur sebagaimana diamanatkan oleh Pancasila dan Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bakti, 2006), hlm. xv. 1 Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan Indonesia, cet.v, (Bandung:Citra Aditya

BAB 1 PENDAHULUAN. Bakti, 2006), hlm. xv. 1 Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan Indonesia, cet.v, (Bandung:Citra Aditya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 102/PDT/2013/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 102/PDT/2013/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 102/PDT/2013/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Tinggi Medan ---- PENGADILAN TINGGI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili Perkara-perkara Perdata dalam Tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mereka pada dasarnya ingin hidup layak dan selalu berkecukupan. 1 Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. mereka pada dasarnya ingin hidup layak dan selalu berkecukupan. 1 Perbankan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari kebutuhan yang bermacam-macam. Dengan menghadapi adanya kebutuhankebutuhan tersebut, manusia

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 LAMPIRAN : Keputusan Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia Nomor : Kep-04/BAPMI/11.2002 Tanggal : 15 Nopember 2002 Nomor : Kep-01/BAPMI/10.2002 Tanggal : 28 Oktober 2002 PERATURAN DAN ACARA BADAN ARBITRASE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Oetarid Sadino, Pengatar Ilmu Hukum, PT Pradnya Paramita, Jakarta 2005, hlm. 52.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Oetarid Sadino, Pengatar Ilmu Hukum, PT Pradnya Paramita, Jakarta 2005, hlm. 52. BAB I PENDAHULUAN Hukum adalah seperangkat aturan yang mengatur berbagai aspek kehidupan manusia yang bertujuan untuk melindungi kepentingan-kepentingan, maka penggunaan hak dengan tiada suatu kepentingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mencolok agar anak-anak tertarik untuk mengisinya dengan tabungan

BAB I PENDAHULUAN. yang mencolok agar anak-anak tertarik untuk mengisinya dengan tabungan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya bank dikenal sebagai sebuah tempat dimana kita menyimpan uang kita, tempat yang sangat identik dengan kata menabung. Orang tua kita selalu mengajari kita

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 00/Pdt.G/2014/PTA.Btn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 00/Pdt.G/2014/PTA.Btn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 00/Pdt.G/2014/PTA.Btn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Banten yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata pada tingkat banding, dalam

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN KASUS. Nomor 81/ Pdt.G/2012/PN.Pbr, yang pada pokoknya sebagai berikut:

BAB II GAMBARAN KASUS. Nomor 81/ Pdt.G/2012/PN.Pbr, yang pada pokoknya sebagai berikut: BAB II GAMBARAN KASUS Pelawan telah mengajukan perlawanannya sesuai dengan Perlawanan Pelawan tertanggal 12 Juli 2012 yang terdaftar pada Kepaniteraan Pengadilan Negeri Pekanbaru tertanggal 12 Juli 2012,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA PUTUSAN 3.1. DUDUK PERKARA PT AYUNDA PRIMA MITRA MELAWAN PT ADI KARYA VISI

BAB 3 ANALISA PUTUSAN 3.1. DUDUK PERKARA PT AYUNDA PRIMA MITRA MELAWAN PT ADI KARYA VISI BAB 3 ANALISA PUTUSAN 3.1. DUDUK PERKARA PT AYUNDA PRIMA MITRA MELAWAN PT ADI KARYA VISI Awal permasalahan ini muncul ketika pembayaran dana senilai US$ 16.185.264 kepada Tergugat IX (Adi Karya Visi),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. layak dan berkecukupan. Guna mencukupi kebutuhan hidup serta guna

BAB I PENDAHULUAN. layak dan berkecukupan. Guna mencukupi kebutuhan hidup serta guna BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia setiap hari selalu berhadapan dengan segala macam kebutuhan. Karena setiap manusia pasti selalu berkeinginan untuk dapat hidup layak dan berkecukupan.

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 6/PDT/2016/PT.BDG. Pengadilan Tinggi Bandung yang memeriksa dan mengadili

P U T U S A N Nomor 6/PDT/2016/PT.BDG. Pengadilan Tinggi Bandung yang memeriksa dan mengadili P U T U S A N Nomor 6/PDT/2016/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Pengadilan Tinggi Bandung yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata dalam peradilan tingkat banding

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sama dan apabila diperlukan bisa dibebani dengan bunga. Karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang sama dan apabila diperlukan bisa dibebani dengan bunga. Karena dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan pinjam-meminjam uang atau istilah yang lebih dikenal sebagai utang-piutang telah dilakukan sejak lama dalam kehidupan bermasyarakat yang telah mengenal

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 379/PDT/2016/PT.BDG.

P U T U S A N Nomor 379/PDT/2016/PT.BDG. P U T U S A N Nomor 379/PDT/2016/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI JAWA BARAT yang memeriksa dan mengadili perkara perkara perdata pada Peradilan Tingkat Banding,

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 271/Pdt/2013/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA L A W A N D A N

P U T U S A N Nomor 271/Pdt/2013/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA L A W A N D A N P U T U S A N Nomor 271/Pdt/2013/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI BANDUNG yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata dalam peradilan tingkat banding,

Lebih terperinci

SURAT KUASA MEMBEBANKAN HAK TANGGUNGAN Nomor : 14

SURAT KUASA MEMBEBANKAN HAK TANGGUNGAN Nomor : 14 SURAT KUASA MEMBEBANKAN HAK TANGGUNGAN Nomor : 14 - Pada hari ini, Kamis, tanggal tiga puluh November tahun dua ribu sebelas (30-11-2011), pukul 10.00 WIB (sepuluh nol-nol Waktu Indonesia Barat);-----------------------------

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembiayaan adalah kegiatan pembiayaan untuk pengadaan barang berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembiayaan adalah kegiatan pembiayaan untuk pengadaan barang berdasarkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembiayaan Konsumen (Consumer Finance) sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 84/PMK.012/2006 tentang Perusahaan Pembiayaan adalah kegiatan

Lebih terperinci

PENYELESAIAN SENGKETA PERJANJIAN UTANG PIUTANG ANTARA DEBITUR DENGAN KOPERASI SERBA USAHA SARI JAYA (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Sukoharjo)

PENYELESAIAN SENGKETA PERJANJIAN UTANG PIUTANG ANTARA DEBITUR DENGAN KOPERASI SERBA USAHA SARI JAYA (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Sukoharjo) PENYELESAIAN SENGKETA PERJANJIAN UTANG PIUTANG ANTARA DEBITUR DENGAN KOPERASI SERBA USAHA SARI JAYA (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Sukoharjo) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersendiri. Pelaksanaan jual beli atas tanah yang tidak sesuai dengan ketentuan Pasal

BAB I PENDAHULUAN. tersendiri. Pelaksanaan jual beli atas tanah yang tidak sesuai dengan ketentuan Pasal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jual beli sebagai salah satu cara untuk memperoleh hak dan kepemilikan atas tanah yang pelaksanaannya memiliki aturan dan persyaratan serta prosedur tersendiri.

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 28/PDT/2011/PT.MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA.

P U T U S A N Nomor : 28/PDT/2011/PT.MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. P U T U S A N Nomor : 28/PDT/2011/PT.MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. --------- Pengadilan Tinggi Sumatera Utara di Medan yang memeriksa dan mengadili perkara - perkara perdata pada

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 278/PDT/2015/PT.Bdg.

P U T U S A N Nomor 278/PDT/2015/PT.Bdg. P U T U S A N Nomor 278/PDT/2015/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI BANDUNG, yang memeriksa dan memutus perkara-perkara perdata dalam Peradilan Tingkat Banding,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 301/KMK.01/2002 TENTANG PENGURUSAN PIUTANG NEGARA KREDIT PERUMAHAN BANK TABUNGAN NEGARA

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 301/KMK.01/2002 TENTANG PENGURUSAN PIUTANG NEGARA KREDIT PERUMAHAN BANK TABUNGAN NEGARA KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 301/KMK.01/2002 TENTANG PENGURUSAN PIUTANG NEGARA KREDIT PERUMAHAN BANK TABUNGAN NEGARA Menimbang : MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa Piutang

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 00/Pdt.G/2011/PTA Btn.

P U T U S A N Nomor 00/Pdt.G/2011/PTA Btn. P U T U S A N Nomor 00/Pdt.G/2011/PTA Btn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Banten yang mengadili perkara perdata pada tingkat banding

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR 303/PDT/2014/PT.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N NOMOR 303/PDT/2014/PT.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N NOMOR 303/PDT/2014/PT.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Bandung yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat banding telah menjatuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan segala macam kebutuhan. Dalam menghadapi kebutuhan ini, sifat

BAB I PENDAHULUAN. dengan segala macam kebutuhan. Dalam menghadapi kebutuhan ini, sifat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia kodratnya adalah zoon politicon, yang merupakan makhluk sosial. Artinya bahwa manusia dikodratkan untuk hidup bermasyarakat dan saling berinteraksi.

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor 45/Pdt.G/2011/PTA.Btn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor 45/Pdt.G/2011/PTA.Btn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 45/Pdt.G/2011/PTA.Btn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Banten yang mengadili perkara perdata pada tingkat banding dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saseorang pasti mendapatkan sesuatu, baik dalam bentuk uang maupun barang

BAB I PENDAHULUAN. saseorang pasti mendapatkan sesuatu, baik dalam bentuk uang maupun barang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam menjalani proses kehidupan senantiasa berusaha dan bekerja untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam berusaha dan bekerja tersebut saseorang pasti mendapatkan

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 362/PDT/2013/PT-MDN.

P U T U S A N Nomor : 362/PDT/2013/PT-MDN. P U T U S A N Nomor : 362/PDT/2013/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA ----- PENGADILAN TINGGI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara Perdata dalam tingkat banding, telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. badan usaha untuk memenuhi kebutuhan konsumsinya seperti kebutuhan untuk

BAB I PENDAHULUAN. badan usaha untuk memenuhi kebutuhan konsumsinya seperti kebutuhan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan adalah salah satu sumber dana bagi masyarakat perorangan atau badan usaha untuk memenuhi kebutuhan konsumsinya seperti kebutuhan untuk membeli rumah, mobil

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 41/Pdt.G/2007/PTA Btn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 41/Pdt.G/2007/PTA Btn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 41/Pdt.G/2007/PTA Btn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama di Banten, dalam persidangan majelis untuk mengadili perkara-perkara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendesak para pelaku ekonomi untuk semakin sadar akan pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. mendesak para pelaku ekonomi untuk semakin sadar akan pentingnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, globalisasi ekonomi guna mencapai kesejahteraan rakyat berkembang semakin pesat melalui berbagai sektor perdangangan barang dan jasa. Seiring dengan semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan terssebut diperoleh melalui pinjaman-pinjaman atau

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan terssebut diperoleh melalui pinjaman-pinjaman atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka memelihara dan meneruskan pembangunan yang berkesinambungan, para pelaku pembangunan baik pemerintah maupun masyarakat, baik perorangan maupun badan

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 126/PDT/2014/PT.PBR DEMI KEADIILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 126/PDT/2014/PT.PBR DEMI KEADIILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 126/PDT/2014/PT.PBR DEMI KEADIILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Pekanbaru yang memeriksa dan mengadili perkara perkara perdata dalam tingkat banding, telah

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR 324/PDT/2014/PT.BDG.

P U T U S A N NOMOR 324/PDT/2014/PT.BDG. P U T U S A N NOMOR 324/PDT/2014/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Bandung, yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara perdata dalam tingkat banding, telah menjatuhkan

Lebih terperinci

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 45/Pdt/2015/PT BDG DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Bandung, yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada tingkat banding telah menjatuhkan putusan

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR 570/PDT/2015/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N NOMOR 570/PDT/2015/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N NOMOR 570/PDT/2015/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Bandung, yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara perdata dalam tingkat banding, telah menjatuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan apabila menghadapi masalah hukum. Class action merupakan contoh

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan apabila menghadapi masalah hukum. Class action merupakan contoh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu keprihatinan dalam penyelesaian hukum di Indonesia adalah faktor ketidaktahuan masyarakat tentang bagaimana upaya hukum yang harus dilakukan apabila

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 203/PDT/2012/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA "

P U T U S A N. Nomor : 203/PDT/2012/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 203/PDT/2012/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA " PENGADILAN TINGGI MEDAN di Medan yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata pada tingkat banding

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR : 41/PDT/2015/PT. BDG

P U T U S A N NOMOR : 41/PDT/2015/PT. BDG P U T U S A N NOMOR : 41/PDT/2015/PT. BDG DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA, Pengadilan Tinggi Bandung, yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam peradilan tingkat banding telah

Lebih terperinci

P U T U S A N. L a w a n :

P U T U S A N. L a w a n : P U T U S A N Nomor 406/Pdt/2015/PT BDG DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Bandung yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat banding, telah menjatuhkan

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR. 131/PDT/2015/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA LA W A N :

P U T U S A N NOMOR. 131/PDT/2015/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA LA W A N : P U T U S A N NOMOR. 131/PDT/2015/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Jawa Barat yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara perdata dalam Peradilan Tingkat Banding,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. macam, yaitu kebutuhan primer, sekunder dan tersier. 1 Meningkatnya kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. macam, yaitu kebutuhan primer, sekunder dan tersier. 1 Meningkatnya kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan jaman dan peningkatan ekonomi, maka kebutuhan masyarakat yang beraneka ragam sesuai dengan harkatnya semakin meningkat pula. Macam kebutuhan

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 466/PDT/2014/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA.

P U T U S A N Nomor 466/PDT/2014/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. P U T U S A N Nomor 466/PDT/2014/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Pengadilan Tinggi Bandung yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata dalam peradilan tingkat banding

Lebih terperinci

Hal. 1 dari 9 hal. Put. No.62 K/TUN/06

Hal. 1 dari 9 hal. Put. No.62 K/TUN/06 P U T U S A N No. 62 K/TUN/2006 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 00/Pdt.G/2012/PTA.Btn

P U T U S A N Nomor 00/Pdt.G/2012/PTA.Btn P U T U S A N Nomor 00/Pdt.G/2012/PTA.Btn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Banten yang mengadili perkara perdata pada tingkat banding dalam

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1998 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG TENTANG KEPAILITAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1998 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG TENTANG KEPAILITAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1998 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG TENTANG KEPAILITAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa gejolak moneter yang terjadi di

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 267/PDT/2017/PT.BDG. Pengadilan Tinggi Jawa Barat, yang memeriksa dan mengadili

PUTUSAN Nomor 267/PDT/2017/PT.BDG. Pengadilan Tinggi Jawa Barat, yang memeriksa dan mengadili PUTUSAN Nomor 267/PDT/2017/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Pengadilan Tinggi Jawa Barat, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata dalam Peradilan Tingkat Banding,

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 350/Pdt/2014/PT.Bdg.

P U T U S A N Nomor : 350/Pdt/2014/PT.Bdg. P U T U S A N Nomor : 350/Pdt/2014/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Bandung, yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara perdata pada peradilan tingkat banding

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 382/PDT/2014/PT.MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 382/PDT/2014/PT.MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 382/PDT/2014/PT.MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata dalam Pengadilan tingkat banding

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 139/PDT/2015/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 139/PDT/2015/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 139/PDT/2015/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata dalam peradilan tingkat banding,

Lebih terperinci

PUTUSAN. Nomor 344/PDT/2015/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. Nomor 344/PDT/2015/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor 344/PDT/2015/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI BANDUNG yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata dalam tingkat banding, telah menjatuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyalur dana masyarakat yang bertujuan melaksanakan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. penyalur dana masyarakat yang bertujuan melaksanakan pembangunan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu fungsi utama Bank adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat yang bertujuan melaksanakan pembangunan nasional kearah peningkatan kesejahteraan

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR : 375/PDT/2013/PT-MDN

P U T U S A N NOMOR : 375/PDT/2013/PT-MDN P U T U S A N NOMOR : 375/PDT/2013/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara Perdata dalam tingkat banding telah menjatuhkan

Lebih terperinci

PUTUSAN. Nomor 527/PDT/2016/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA.

PUTUSAN. Nomor 527/PDT/2016/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. PUTUSAN Nomor 527/PDT/2016/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Pengadilan Tinggi Jawa Barat di Bandung, yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat banding telah menjatuhkan

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 138/PDT/2015/PT.Bdg. perkara perdata dalam Peradilan Tingkat Banding, telah menjatuhkan putusan. Islam, pekerjaan Wiraswasta ;

P U T U S A N Nomor : 138/PDT/2015/PT.Bdg. perkara perdata dalam Peradilan Tingkat Banding, telah menjatuhkan putusan. Islam, pekerjaan Wiraswasta ; P U T U S A N Nomor : 138/PDT/2015/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI BANDUNG di Bandung yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam Peradilan Tingkat Banding,

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PROSES JUAL BELI PERUMAHAN SECARA KREDIT

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PROSES JUAL BELI PERUMAHAN SECARA KREDIT PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PROSES JUAL BELI PERUMAHAN SECARA KREDIT SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum dalam Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas

Lebih terperinci

- 1 - P U T U S A N. Nomor : 105 /PDT/2012 /PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA.

- 1 - P U T U S A N. Nomor : 105 /PDT/2012 /PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. - 1 - P U T U S A N Nomor : 105 /PDT/2012 /PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. PENGADILAN TINGGI MEDAN, yang mengadili perkara perdata dalam tingkat banding, telah menjatuhkan putusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Bahwa hal ini

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Bahwa hal ini BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Negara Indonesia adalah negara hukum. Sebuah deklarasi bahwa negara ini berdiri dan berjalan berdasar pada ketentuan hukum. Pada Pasal 1 ayat (3) UUD 1945 tersebut sekaligus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjanjian pengalihan..., Agnes Kusuma Putri, FH UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjanjian pengalihan..., Agnes Kusuma Putri, FH UI, Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, dinyatakan bahwa Indonesia merupakan negara hukum (rechtsstaat) yang bersumber pada Pancasila dan bukan

Lebih terperinci

P U T U S A N. NOMOR 328/Pdt/2014/PT.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. NOMOR 328/Pdt/2014/PT.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N NOMOR 328/Pdt/2014/PT.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Bandung, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara Perdata dalam Tingkat Banding, telah menjatuhkan

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR: 109/PDT/ 2012/PTR.

P U T U S A N NOMOR: 109/PDT/ 2012/PTR. P U T U S A N NOMOR: 109/PDT/ 2012/PTR. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Pekanbaru, yang memeriksa dan mengadili perkara - perkara perdata dalam Tingkat Banding, dalam

Lebih terperinci

PEMBANDING, semula TERGUGAT;

PEMBANDING, semula TERGUGAT; PUTUSAN Nomor 337/Pdt/2016/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI JAWA BARAT di BANDUNG, yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat banding telah menjatuhkan

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 145/PDT/2012/PT-MDN

P U T U S A N Nomor : 145/PDT/2012/PT-MDN - 1 - P U T U S A N Nomor : 145/PDT/2012/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA ---- PENGADILAN TINGGI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili Perkara-perkara Perdata dalam Tingkat Banding

Lebih terperinci

PUTUSAN. Nomor 0521/Pdt.G/2014/PA.Bn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. Nomor 0521/Pdt.G/2014/PA.Bn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor 0521/Pdt.G/2014/PA.Bn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Bengkulu yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama dalam sidang majelis telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu usaha/bisnis. Tanpa dana maka seseorang tidak mampu untuk. memulai suatu usaha atau mengembangkan usaha yang sudah ada.

BAB I PENDAHULUAN. suatu usaha/bisnis. Tanpa dana maka seseorang tidak mampu untuk. memulai suatu usaha atau mengembangkan usaha yang sudah ada. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan dalam kehidupan dewasa ini bukanlah merupakan sesuatu yang asing lagi. Bank tidak hanya menjadi sahabat masyarakat perkotaan, tetapi juga masyarakat perdesaan.

Lebih terperinci

BUPATI SAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI SAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI SAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PENAMBAHAN SETORAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS PADA PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN BARAT TAHUN 2013-2016 DENGAN

Lebih terperinci

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N NOMOR : 177 /PDT/2011/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA ------ PENGADILAN TINGGI DI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata dalam peradilan tingkat

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor <No Prk>/Pdt.G/2017/PTA.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor <No Prk>/Pdt.G/2017/PTA.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor /Pdt.G/2017/PTA.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG Dalam tingkat banding telah memeriksa, mengadili dan menjatuhkan putusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fungsi intermediary yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya

BAB I PENDAHULUAN. fungsi intermediary yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang PT Bank Rakyat Indonesia ( Persero ) Tbk atau dikenal dengan nama bank BRI merupakan salah satu BUMN yang bergerak dalam bidang perbankan mempunyai fungsi intermediary

Lebih terperinci

P U T U S A N L A W A N NOMOR : 44/ PDT / 2012 / PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N L A W A N NOMOR : 44/ PDT / 2012 / PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N NOMOR : 44/ PDT / 2012 / PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA -----PENGADILAN TINGGI MEDAN,yang mengadili perkara Perdata dalam tingkat banding, telah menjatuhkan putusan

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 439/Pdt/2015/PT.BDG. l a w a n :

P U T U S A N Nomor 439/Pdt/2015/PT.BDG. l a w a n : P U T U S A N Nomor 439/Pdt/2015/PT.BDG DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Pengadilan Tinggi Bandung yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara perdata dalam peradilan tingkat banding

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor xxx/pdt.g/2011/pa.prg.

P U T U S A N Nomor xxx/pdt.g/2011/pa.prg. 1 P U T U S A N Nomor xxx/pdt.g/2011/pa.prg. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pinrang yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu (gugatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan alam kehidupan sekitarnya. 1. ketentuan yang harus dipatuhi oleh setiap anggota masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan alam kehidupan sekitarnya. 1. ketentuan yang harus dipatuhi oleh setiap anggota masyarakat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai makhluk sosial, oleh karenanya manusia itu cenderung untuk hidup bermasyarakat. Dalam hidup bermasyarakat ini

Lebih terperinci

P U T U S A N - S E L A DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. sela sebagai berikut dibawah ini dalam perkara antara :

P U T U S A N - S E L A DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. sela sebagai berikut dibawah ini dalam perkara antara : P U T U S A N - S E L A NOMOR : 231/PDT/2014/PT.BDG DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Bandung yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara perdata dalam peradilan tingkat

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR : 128/PDT/2013/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N NOMOR : 128/PDT/2013/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N NOMOR : 128/PDT/2013/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata dalam peradilan tingkat banding,

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 596/PDT/2017/PT.BDG.

PUTUSAN Nomor 596/PDT/2017/PT.BDG. PUTUSAN Nomor 596/PDT/2017/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Bandung yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara perdata dalam Pengadilan Tingkat Banding telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank selaku lembaga penyedia jasa keuangan memiliki peran penting

BAB I PENDAHULUAN. Bank selaku lembaga penyedia jasa keuangan memiliki peran penting BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Bank selaku lembaga penyedia jasa keuangan memiliki peran penting bagi masyarakat, terutama dalam aktivitas di dunia bisnis. Bank juga merupakan lembaga yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Untuk memperoleh data atau bahan yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian hukum dengan metode yang lazim digunakan dalam metode penelitian hukum dengan

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor 274/Pdt/2014/PT.BDG DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor 274/Pdt/2014/PT.BDG DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 274/Pdt/2014/PT.BDG DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Bandung yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara perdata dalam peradilan Tingkat Banding,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Beserta Benda Benda Yang Berkaitan Dengan Tanah. Undang undang Hak

BAB I PENDAHULUAN. Beserta Benda Benda Yang Berkaitan Dengan Tanah. Undang undang Hak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan pembangunan disegala bidang ekonomi oleh masyarakat memerlukan dana yang cukup besar. Dana tersebut salah satunya berasal dari kredit dan kredit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peranan hukum di dalam pergaulan hidup adalah sebagai sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peranan hukum di dalam pergaulan hidup adalah sebagai sesuatu yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peranan hukum di dalam pergaulan hidup adalah sebagai sesuatu yang melindungi, memberi rasa aman, tentram dan tertib untuk mencapai kedamaian dan keadilan setiap orang.

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR 49/PDT/2014/PT.Bdg

P U T U S A N NOMOR 49/PDT/2014/PT.Bdg P U T U S A N NOMOR 49/PDT/2014/PT.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA; Pengadilan Tinggi Bandung yang memeriksa dan mengadili perkara perkara perdata dalam tingkat banding telah menjatuhkan

Lebih terperinci

NOMOR : 259 /PDT/2011/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

NOMOR : 259 /PDT/2011/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N NOMOR : 259 /PDT/2011/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA ------ PENGADILAN TINGGI DI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata dalam peradilan tingkat

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR : 71/PDT/2011/PT.MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N NOMOR : 71/PDT/2011/PT.MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N NOMOR : 71/PDT/2011/PT.MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili perkara Perdata dalam tingkat banding, telah menjatuhkan

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR : 45/PDT/2013/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N NOMOR : 45/PDT/2013/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N NOMOR : 45/PDT/2013/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara perdata dalam tingkat banding telah menjatuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan gencar-gencarnya Pemerintah meningkatkan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan gencar-gencarnya Pemerintah meningkatkan kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan gencar-gencarnya Pemerintah meningkatkan kegiatan Pembangunan Nasional, peranan pihak swasta dalam kegiatan pembangunan semakin ditingkatkan juga. Sebab

Lebih terperinci

- 1 - P U T U S A N. Nomor : 347 / PDT / 2013 / PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA.

- 1 - P U T U S A N. Nomor : 347 / PDT / 2013 / PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. - 1 - P U T U S A N Nomor : 347 / PDT / 2013 / PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. PENGADILAN TINGGI MEDAN, yang mengadili perkara perdata dalam tingkat banding, telah menjatuhkan

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 36/Pdt.G/2008/PTA Btn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 36/Pdt.G/2008/PTA Btn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 36/Pdt.G/2008/PTA Btn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Banten, yang mengadili perkara perdata pada tingkat banding

Lebih terperinci