FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN. Elisati Hulu
|
|
- Susanto Oesman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN Elisati Hulu
2 Pendahuluan Filsafat, ratunya ilmu-ilmu, yang muncul tidak terlepas dari konteks kultural masyarakat dimana ia berkembang. Kritis, adalah kata kunci yang dipegang semua filosof sepanjang zaman. Bertrand Russel mendefinisikan filsafat sebagai daerah tak bertuan antara teologi dan ilmu pengetahuan, yang berisi spekulasi terhadap semesta, namun juga memiliki sifat rasionalitas dari otoritas.
3 Empat Pendekatan Filsafat Menurut penulis, mempelajari filsafat memerlukan pendekatan, dan penulis membagi pendekatan tersebut yaitu: pendekatan definisi, pendekatan sistematika, pendekatan tokoh atau aliran dan pendekatan sejarah
4 Pendekatan definisi Ilmu Pengetahuan: mengkaji sebatas gejala-gejala yang tampak dan berusaha menjelaskannya secara kausalistik Teologi: mengkaji semesta supra-inderawi, semesta ketuhanan namun dalam batas-batas keimanan Filsafat: upaya mencari atau memperoleh jawaban atas berbagai pertanyaan lewat penalaran sistematis yang kritis (tidak hanya pengkajian asumsi, dogmatis, tetapi terus bertanya untuk mencapai hakikatnya), radikal (mengkaji sampai ke akar-akarnya), refleksif (mengendapkan, mengolah dan menghasilkan pengetahuan yang jernih) dan integral (menyeluruh).
5 Pendekatan sistematis-1 Terdiri dari Wilayah pengetahuan, wilayah ada dan wilayah nilai Wilayah pengetahuan, terdiri dari 4 disiplin filsafat Epistemologi: mengkaji hakikat pengetahuan dari sumber pengetahuan, batas pengetahuan, struktur pengetahuan dan keabsahan pengetahuan Filsafat ilmu pengetahuan, mengkaji ilmu pengethauan dari segi ciri-ciri dan cara-cara memperolehnya Logika, mengkaji azas-azas berpikir secara lurus dan tertib Metodologi, mengkaji metode-metode yang digunakan dalam dunia ilmiah
6 Pendekatan sistematis-2 Wilayah ada, terdiri dari 2 disiplin filsafat Ontologi, berusan dengan yang ada sebagai yang ada yang sebenar-benarnya ada (vs bentuk partikular ada: fisika, biologi, atau psikologi). Menurut Christian Wolff: semesta empiris Metafisika, mengkaji semesta dibalik gejala-gejala empiris Wilayah nilai, terdiri dari 2 disiplin filsafat Etika, yang merefleksikan nilai-nilai moral Estetika, yang merefleksikan nilai-nilai estetis
7 Pendekatan melalui tokoh dan aliran Rene Descartes, Spinoza dan Leibniz aliran rasionalisme, filsafat yang berpandangan semua pengetahuan bersumber dari akal. David Hume, John Locke, dan Berkeley aliran empirisme, filsafat yang menekankan pengalaman sebagai sumber pengetahuan. Immanuel Kant pelopor aliran kritisisme, aliran yang pada dasarnya kritik terhadap rasionalisme dan empirisme. Bahan2 yang masih kacau (dari pengalaman empiris) lalu mengatur dan menertibkannya dalam kategori2.
8 Pendekatan melalui tokoh dan aliran-2 Hegel, Fichte, Schelling mengusung aliran idealisme, berpendirian bahwa pengetahuan adalah proses2 mental atau psikologis yang sifatnya subjektif. Materi merupakan materialisasi dari pikiran manusia Nietzche, Bergson, dan Schopenhouer mengusung aliran vitalisme, yang memandang hidup tidak dapat sepenuhnya dijelaskan secara fisika (mekanistisdeterministis). Manusia memiliki kehendak kreatif yang mampu mengubah dirinya sekaligus semesta secara dinamis.
9 Pendekatan melalui tokoh dan aliran-3 Edmund Husserl, Martin Heidegger, dan Merleau Ponty mengusung aliran fenomenologi, aliran yang mengkaji penampakan atau fenomena yang mana antara fenomena dan kesadaran selalu berhubungan secara dialektis.
10 Pendekatan sejarah Secara konvensional dibagi menjadi 3 periode: Yunani kuno, Skolastik dan Modern. Kemudian oleh Susan Langer dikembangkan menjadi enam tahapan Yunani Kuno Filosof manusia Abad pertengahan Filsafat Modern Positivisme Alam Simbolis Diluar tahapan tersebut, ada tahapan mutakhir yaitu postomodernisme
11 Yunani Kuno Pada periode ini, terjadi pergeseran pemikiran dari mitos ke logos, pemikiran irasional ke penjelasan logis berdasarkan rasio. Para filosof mncari penjelasan rasional atas prinsip dasar yang melandasi gejala-gejalan alam, yang selama ini terselubungi kabut mistis. Thales (585 SM), misalnya mengatakan air adalah arkhe (asas pertama) dari alam semesta. Filosof pada periode ini antara lain Anaximander ( SM) dan Anaximenes (546 SM).
12 Filosof-filosof Manusia Pada era ini, para filosof memfokuskan diri pada permasalahan manusia, bukan lagi pada alam semesta. Para filosof seperti Socrates ( SM), Plato ( SM) dan Aristoteles ( SM) banyak mengemukakan tentang bagaimana hidup bermasyarakat yang baik. Pada masa ini untuk pertama kali muncul disiplin Filsafat yang disebut etika. Phytagoras ( SM) mengatakan bahwa filsafat tidak semata-mata kontemplasi terhadap alam, melainkan jalan keselamatan hidup, jiwa dibebaskan dari keterbelakangan badani menuju keselamatan (bersatunya dengan jiwa alam semesta).
13 Abad Pertengahan ( SM) Pemikiran bercirikan teosentris, berpusat pada kebenaran wahyu Tuhan. Filosof seperti Thomas Aquinas, St. Bonaventura adalah rohaniawan yang hendak merekonsiliasi akal dan wahyu. Mereka buktikan bahwa kebenaran wahyu tidak berbeda dengan kebenaran yang dihasilkan oleh akal. Atmosfer yang meliputi hampir semua pemikiran, memperlakukan akal sekedar hamba dari teologi.
14 Abad Pertengahan ( SM)-2 St. Augustinus tidak percaya akan kekuatan akal semata dalam mencapai kebenaran. Manusia tidak mampu mencapai pengetahuan sejati tanpa iluminasi kebeharan ilahi. Wahyu menjadi sumber kebenaran utama. Rasionalitas kehilangan otonominya, filsafat menjadi abdi dari teologi, dimana pemikiran2 filosofis digunakan untuk mendukung kebenaran wahyu. Pertentangan wahyu dan akan semakin menajam dan mengeras, bahkan para ilmuwan dieksekusi karena mewartakan kebenaran ilmiah yang tidak sesuai dengan kebenaran wahyu. Perkembangan ilmu pengetahuan surut.
15 Filsafat Modern Hampir sepuluh abad, pemikiran filosofis dan ilmu pengetahuan dikekang oleh kebenaran teologis yang berdasarkan iman. Kecenderungan ini disebut fideisme, ketaatan buta pada iman. Kemudian muncul era Renaisans, yang berarti kelahiran kembali. Pemikiran2 filosofi Yunani kuno, yang selama ini disembunyikan dan dimonopoli oleh kalangan elit gereja, kembali dipelajari. Kemunculan era renaisans, tidak terlepas dari sumbangan para filosof Islam, yang menerjemahkan pemikiran Yunani kuno ke dalam bahasa Arab. Dan terjemahan inilah yang dipelajari oleh filosof barat yang akhirnya melahirkan gerakan reformasi, era renaisans.
16 Rene Descartes pelopor rasionalisme Rene Descartes, filosof Perancis berjasa merehabilitasi, mengembalikan otonomi rasio. Diktumnya berbunyi: cogito ergo sum, aku berpikir maka aku ada terkenal sampai sekarang. Rasio menjadi sumber satu-satunya ilmu pengetahuan, sementara kesan2 inderawi adalah ilusi yang dapat diatasi oleh rasio. Rene mempelopori aliran filsafat rasionalisme, yang berpengaruh cukup besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
17 Filsafat Empirisme Filosof-filosof Inggris seperti David Hume, John Locke, dan George Berkeley, menentang keras argumen Descartes. Mereka menganut filsafat empirisme, yang mengatakan bahwa pengetahuan hanya didapatkan dari pengalaman lewat pengamatan empiris, bukan semata-mata penalaran deduksi. Mereka meyakini adanya keteraturan (regularity) di alam raya ini, yang bukan berasal atau ditujukan pada kodrat metafisis.
18 Immanuel Kant rasio dan empiris Pertentangan tersebut berlangsung sampai Immanuel Kant, filosof Jerman, menyatakan bahwa kedua aliran tersebut terlalu ekstrim, rasio dan empiris adalah samasama sumber pengetahuan dimana kesan-kesan empiris dikonstruksikan oleh rasio manusia melalui kategori2 menjadi pengetahuan. Immanuel Kant, yang terkenal dengan pernyataannya sapere aude (berani berpikir sendiri) merupakan tokoh sentral zaman modern.
19 Positivisme Aliran empirisme mengalami puncaknya pada aliran filsafat positivisme. Filosof August Comte, mempelopori aliran ini, juga menciptakan istilah sosiologi, ilmu yang mengkaji masyarakat secara ilmiah. Positivisme, yang dominan pada awal abad 20- an, menetapkan kriteria2 yang harus dipenuhi oleh ilmu-ilmu manusia maupun alam. Kriteria tersebut adalah eksplanatoris dan prediktif.
20 Pandangan positivisme Untuk mencapai kriteria eksplanatoris dan prediktif, maka ilmu2 harus memiliki pandangan positivistik Objektif, teori ttg semesta harus bebas nilai Fenomenalisme, ilmu pengetahuan hanya berbicara pada semesta yang diamati, metafisis diabaikan Reduksionisme, semesta direduksi menjadi faktafakta keras yang dapat diamati Naturalisme, alam semesta adalah objek2 yang bergerak secara mekanis seperti bekerjanya jam.
21 Klaim positivisme terhadap ilmu pengetahuan Klaim kesatuan ilmu, ilmu2 manusia dan ilmu2 alam berada pada payung yang sama, yaitu paradigm positivisme. Klaim kesatuan bahasa. Bahasa perlu untuk memurnikan dari konsep-konsep metafisis dengan mengajukan parameter verifisikasi. Klaim kesatuan metode. Metode verifikasi bersifat universal, berlaku baik bagi ilmu-ilmu alam, maupun ilmu-ilmu manusia.
22 Alam Simbolis Positivisme memberikan beberapa dampak, antara lain Mereduksi kekayaraan pengalaman manusia menjadi faktafakta empiris Prinsip bebas nilai, membuat ilmuwan menjadi robot-robot tak berperasaan Keringnya semesta dari kekayaan batin yang tak terhingga (di desakralisasi) Menurut Ernest Cassirer, manusia adalah makhluk simbolik (animal simbolicum), yang memiliki substratum simbolik dalam benaknya, sehingga mampu memberikan jarak antara rangsangan dan tanggapan. Distansiasi (refleksi) tersebut melahirkan sistem-sistem simbolis seperti ilmu pengetahuan, seni, religi dan bahasa.
23 Posmodernisme-1 anti modern, terhadap ide-ide seperti kemajuan, emansipasi, linieritas sejarah dsb. Konsep-konsep ini ditentang oleh para pemikir posmo seperti Lyotard, Foucault dan Derrida. Sebenarnya, postmodernisme merupakan pergeseran wacana di berbagai bidang, seperti seni, arsitektur, sosiologi, literatur dan filsafat. Merupakan reaksi keras terhadap pemikiran modernisme yang terlampau mendewakan rasionalitas, jauh dari kekayaan dunia batin manusia. Para posmodernisme menyerang pilar-pilar filsafat modern, yang menjunjung tinggi rasionalitas dengan mengklaim dorongan-dorongan subjektif-irasional
24 Posmodernisme-2 Mereka antikebenaran tunggal demi berkembangnya kebenaran-kebenaran partikular yang plural. Daniel Bell, dalam bukunya The Cultural Contradiction, tahun 1976, yang mengemukakan pertama kali tentang posmodernisme. Menurut Bell, Kapitalisme lanjut telah bergeser dari sebuah sistem kultural dan ekonomi yang berlandaskan disiplin2 yang perlu bagi produksi, ke sistem yang berlandaskan pada kenikmatan2 konsumsi Etika kapitalisme yang menekankan pada kerja keras, individualitas, dan prestasi untuk produksi, ke konsumerisme, kolusi dsb.
25 Jean Baudrillard produksi dan reproduksi tidak lagi berkaitan dengan benda-benda, tetapi makna. Contohnya: iklan rokok yang tidak lagi menonjolkan bendanya, tetapi memuat makna yang dicapai seperti kemapanan hidup dan maskulinitas dunia didominasi simulakrum, konsep yang mewakili tiadanya lagi batas antara yang nyata dan yang semu. Contoh: Dysneyland, yang membuat segala sesuatu bersifat futuristik, mimpi-mimpi. Irasionalitas perilaku konsumtif, orang-orang rela antri berjam-jam, membayar puluhan dolar hanya untuk memuaskan nafsu, insting, dorongan dan impuls. Kolektivitas bersifat semu. Kemudian terpecah menjadi individu-individu yang menjemukan, dengan rutinitas itu-itu saja. Ini adalah sebuah simulakrum.
26 Jean Francois Lyotard Penjelasan posmodernisme yang lengkap dikemukakan oleh Jean Francois Lyotard, di bukunya The Postmodern Condition (1984). Modernisme, menurutnya, muncul dengan menggeser narasi-narasi spiritual ttg takdir manusia ke narasi yang lebih sekular, tapi masih senafas dengan narasi spiritual. Posmodernisme tidak percaya pada narasi-narasi raksasa yang sifatnya universal dan esensialis. Kesatuan sejarah digeser dengan kemajemukan sejarah lokal yang tidak bisa diletakkan di bawah satu payung narasi raksasa.
27 Efek Posmodernisme Menurut Frederic Jameson dan Michel Foucault menyatakan kekuasaan telah menyebar pada institusi mikro seperti sekolah, institusi agama, penjara, partai politik, dsb. Masing-masing memiliki mekanisme kuasanya sendirisendiri. Misalnya di sekolah, otoritas pendidikan selain memberikan pengetahuan, juga menggali pengetahuan tentang muridnya untuk bisa menguasai mereka. Selain itu, gerakan isu perjuangan kesetaraan gender, hak konsumen, hak suku terasing, lingkungan hidup semakin muncul. Hal ini, menurut Jameson, menunjukkan masyarakat sosialis (yang menurut Marxis) sudah tidak lagi relevan alias usang.
28 Epistemologi dan Filsafat Ilmu Pengetahuan Epistemologi merupakan cabang filsafat yang mengkaji hakikat pengetahuan khususnya empat pokok persoalan pengetahuan yaitu keabsahan, struktur, batas dan sumber. Epistemologi mengkaji seputar pengetahuan, namun dalam arti seluas-luasnya termasuk pengetahuan seharihari. Secara epistemologi, keabsahan pengetahuan dibagi menjadi 3 teori kebenaran Korespondensi Koherensi pragmatis
29 Epistemologi teori kebenaran Korespondensi: mensyaratkan adanya keselarasan antara ide dengan semesta luar, kebenarannya bersifat empirsinduktif Menghasilkan ilmu-ilmu empiris seperti fisika, kimia, biologi, sosiologi Koherensi: mensyaratkan adanya keselarasan antara peryataan logis, kebenarannya bersifat formal-deduktif Menghasilkan ilmu-ilmu abstrak seperti matematika dan logika Pragmatis, mensyaratkan adanya kriteria instrumental atau kebermanfaatan, kebenarannya bersifat fungsional Menghasilkan ilmu-ilmu terapan seperti ilmu kedokteran
30 Filsafat Ilmu Pengetahuan Sedangkan filsafat ilmu pengetahuan, berurusan dengan pengetahuan ilmiah atau sains. Filsafat ilmu pengetahuan melandaskan dirinya pada teori korespondensi (keselarasan antara ide dengan semesta luar), dimana kebenaran ilmu pengetahuan adalah kebenaran ilmiah-empiris, yang diperoleh melalui metode yang cukup ketat.
31 Logika Logika memusatkan kajiannya pada problema formal dan spesifik keteraturan penalaran, Logika berurusan dengan pengetahuan formal apriori yaitu pengetahuan yang kebenarannya tidak berdasarkan pengalaman tetapi berdasarkan definisi Contoh: Bujangan adalah pria yang belum menikah Segitiga adalah bidang datagyang memiliki tiga sisi (catatan: pengetahuan aposteriori: pengetahuan yang hadir setelah pengalaman, setelah didukung oleh data-data empiris)
32 Logika dengan Filsafat Ilmu Pengetahuan Hubungan keduanya terletak pada konteks penemuan dan pembuktian kebenaran ilmu pengetahuan; logika digunakan untuk memperoleh pengetahuan dan membuktikan kebenarannya. Logika yang digunakan adalah induksi dan deduksi Logika induksi: penalaran dari fakta-fakta konkret menuju kesimpulan umum Logika deduksi: penalaran dari kesimpulan umum menuju hal-hal yang lebih spesifik
33 Metodologi dengan Filsafat Ilmu Pengetahuan Metodologi adalah ilmu filsafat yang mengkaji langkahlangkah untuk memperoleh pengetahuan ilmiah Perbandingan Filsafat Ilmu Pengetahuan: berurusan dengan cara kerja dan ciri ilmu pengetahuan Logika: berurusan dengan tertib nalar untuk mendapatkan dan membenarkan pengetahuan Metodologi: berurusan dengan langkah-langkah untuk memperoleh pengetahuan ilmiah
34 Filsafat, Ilmu Pengetahuan, dan Filsafat Ilmu Pengetahuan Filsafat Ilmu Pengetahuan Filsafat Ilmu Pengetahuan Menggunakan penalaran yang kritis, refleksif dan integral Tidak berhenti pada penampakan, tetapi secara kritis mencapai hakikatnya Menerangkan gejalagejala secara ilmiah Tujuannya mencoba menjelaskan gejalagejala secara relasional Mencoba melakukan pendekatan kritis dan mendasar tentang pemerolehan ilmu pengetahuan, langkah-langkahnya untuk mencapai kebenaran ilmiah Mencoba mengkaji ilmu pengetahuan dari segi ciri-ciri dan cara2 pemerolehannya
35 -lanjutan Filsafat Ilmu Pengetahuan Filsafat Ilmu Pengetahuan Untuk mencapai hakikatnya, menggunakan metode kritis, metode intuitif, metode geometris, metode fenomenologis, dsb, dimana semuanya bersifat kritis, refleksif dan integral. Objek kajian: semesta dalam arti seluasluasnya. Contoh: melihat manusia secara integral dengan alam semesta yang meliputinya, tidak terkotak-kotak. Menggunakan metode, yaitu langkah-langkah dalam satu urutan metodologis yang ketat untuk mendapatkan penjelasan yang seobjektif mungkin tentang semesta. Objek kajian bergantung pada displin ilmu yang ada. Disiplin ilmu biologi, sosiologi dan antropologi menjadikan manusia jadi objek kajiannya, tetapi dari sudut pandang yang berbeda-beda. Memandang semesta cenderung terkotak-kotak, dan tidak bersifat kritis. Membongkar asumsiasumsi yang tadinya diterima begitu saja dalam ilmu pengetahuan. Objek kajian: ilmu pengetahuan
36 Pengetahuan Ilmiah dan Pengetahuan Nonilmiah Pengetahuan Ilmiah Tujuan deskripsi (menjelaskan gejala-gejala) eksplanasi (hubungan kausal) prediksi (lewat data-data objektif untuk memprediksi gejala-gejala yang muncul) Pengetahuan NonIlmiah atau eksistensial bertahan hidup dalam kehidupan sehari-hari (pragmatis) Cara pemerolehan metodis (melalui jalan tertentu, dan hasilnya harus dapat dipertanggungj awabkan-verifikasi dan falsifikasi) sistematis (mengikuti urut-urutan yang ketat) objektif (bebas nilai) warisan budaya tradisi metode tidak menjadi masalah pernyataan ambigu, kabur dan tidak objektif
37 Ilmu Pengetahuan sebagai Proses Ilmu pengetahuan tidak dapat diterima begitu saja, tetapi melalui proses yang cukup ketat Proses (piramida ilmu pengetahuan) dibagi dalam tahapan: Pengetahuan bertitik tolak dari pengalaman sehari-hari yang cukup luas dan cenderung variatif Pengalaman sehari-hari tersebut harus mengalami pemurnian. Pertama pemurnian dari pengalaman perseptual (persepsi), untuk secara terkendali mendapatkan titik fokus melalui observasi. Kedua, pemurnian dari bahasa sehari-hari, menjadi konsepkonsep yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
38 Ilmu Pengetahuan sebagai proses - 2 Ketiga, mencari keteraturan dalam gejala-gejala dengan membentuk proposisi kondisional p q untuk mendeskripsikan relasi kausalistik antara gejala-gejala melalui metode induksi. Sejauh proposisi kondisional belum terbukti secara empiris --- suatu hipotesis yaitu proposisi yang berisikan hubungan antara gejalagejala yang bersifat sementara menunggu untuk dibuktikan Keempat, memperoleh hukum yang menunjukkan keteraturan gejala-gejala, yaitu memperoleh pembenaran ilmiah suatu proposisi melalui verifikasi yang ketat Kelima, pembentukan teori, yaitu seperangkat eksplanasi yang menggambarkan bulat-lonjongnya dunia.
39 Realis dan Anti realis Dua sikap di kalangan filosof ilmu pengetahuan tentang teori: Realis dan Anti realis Sikap realis: meyakini bahwa teori merupakan cermin sempurna dunia Sikap anti realis: meyakini, bahwa kita hanya mengkonstruksi teori untuk mempermudah pemahaman kita tentang dunia atau untuk kepentingan instrumental berupa kontrol dan prediksi. Dunia sebenarnya tetap tidak bisa dicerminkan secara sempurna
40 Thank you
Bagian 1: Filsafat dan Ilmu Pengetahuan Rene Descartes, Spinoza dan Leibniz aliran rasionalisme
Bagian 1: Filsafat dan Ilmu Pengetahuan Buku Menyoal Objektivisme Ilmu Pengetahuan : dari David Hume sampai Thomas Kuhn, Donny Gahral Adian, Penerbit Teraju, Jakarta 2002 Filsafat, ratunya ilmu-ilmu, yang
Lebih terperinciAkal dan Pengalaman. Filsafat Ilmu (EL7090)
Akal dan Pengalaman Filsafat Ilmu (EL7090) EROPA History TEOLOGI ±10 Abad COSMOS RENAISSANCE Renaissance Age ITALY Renaissance = Kelahiran Kembali - TEOLOGIS - Rasionalitas dan Kebebasan Berfikir Martabat
Lebih terperinciFilsafat Ilmu dan Logika
Filsafat Ilmu dan Logika Modul ke: METODE-METODE FILSAFAT Fakultas Psikologi Masyhar Zainuddin, MA Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pengantar metode filsafat bukanlah metode ketergantungan
Lebih terperinciSek Se i k las tentang te filsafat Hendri Koeswara
Sekilas tentang filsafat Hendri Koeswara Pengertian ilmu filsafat 1. Etimologi Falsafah (arab),philosophy (inggris), berasal dari bahasa yunani philo-sophia, philein:cinta(love) dan sophia: kebijaksanaan(wisdom)
Lebih terperinciFILSAFAT????? Irnin Agustina D.A, M.Pd
FILSAFAT????? am_nien@yahoo.co.id PENGERTIAN FILSAFAT SECARA ETIMOLOGI Istilah filsafat yang merupakan terjemahan dari philolophy (bahasa Inggris) berasal dari bahasa Yunani philo (love of ) dan sophia
Lebih terperinciSejarah Perkembangan Ilmu
Sejarah Perkembangan Ilmu Afid Burhanuddin Pusat kendali kehidupan manusia terletak di tiga tempat, yaitu indera, akal, dan hati. Namun, akal dan hati itulah yang paling menentukan Akal dan hati ibarat
Lebih terperinciFilsafat Umum. Kontrak Perkuliahan Pengantar ke Alam Filsafat 1. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi
Filsafat Umum Modul ke: 01 Fakultas Psikologi Kontrak Perkuliahan Pengantar ke Alam Filsafat 1 Program Studi Psikologi Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. RAPEM FILSAFAT UMUM Judul Mata Kuliah : Filsafat Umum
Lebih terperinciBab 3 Filsafat Ilmu. Agung Suharyanto,M.Si. Psikologi - UMA
Bab 3 Filsafat Ilmu Agung Suharyanto,M.Si Psikologi - UMA 2017 Definisi Filsafat Ilmu Robert Ackermann Filsafat ilmu dalam suatu segi adalah sebuah tinjauan kritis tentang pendapatpendapat ilmiah dewasa
Lebih terperinciFilsafat Ilmu : Kajian atas Asumsi Dasar, Paradigma, dan Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan RESENSI BUKU
RESENSI BUKU Judul : Filsafat Ilmu Kajian atas Asumsi Dasar, Paradigma, dan Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan Penulis : Mohammad Muslih Penerbit : Belukar Yogyakarta Cetakan : I, 2005 Tebal : XI + 269 halaman
Lebih terperinciILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK: FILSAFAT, TEORI DAN METODOLOGI
ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK: FILSAFAT, TEORI DAN METODOLOGI Oleh NIM : Boni Andika : 10/296364/SP/23830 Tulisan ini berbentuk critical review dari Ilmu Sosial dan Ilmu Politik: Filsafat, Teori dan Metodologi
Lebih terperinciSejarah Perkembangan Ilmu
Sejarah Perkembangan Ilmu Afid Burhanuddin Pusat Kendali Manusia Pusat kendali kehidupan manusia terletak di tiga tempat, yaitu indera, akal, dan hati. Namun, akal dan hati itulah yang paling menentukan
Lebih terperinciPara Filsuf [sebahagian kecil contoh] Oleh Benny Ridwan
Para Filsuf [sebahagian kecil contoh] Oleh Benny Ridwan 1 Socrates adalah filsuf Yunani. Ia sangat berpengaruh dan mengubah jalan pikiran filosofis barat melalui muridnya yang paling terkenal, Plato. Socrates
Lebih terperinciFILSAFAT ILMU OLEH SYIHABUDDIN SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
FILSAFAT ILMU OLEH SYIHABUDDIN SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FILSAFAT ILMU Filsafat: upaya sungguh-sungguh dlm menyingkapkan segala sesuatu, sehingga pelakunya menemukan inti dari
Lebih terperinciETIKA & FILSAFAT KOMUNIKASI
ETIKA & FILSAFAT KOMUNIKASI Modul ke: Pokok Bahasan : PENGANTAR BIDANG FILSAFAT Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Yogi Prima Muda, S.Pd, M.Ikom Program Studi (Marcomm) www.mercubuana.ac.id MENGAPA HARUS
Lebih terperinciFILSAFAT ILMU DAN METODE FILSAFAT. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 04Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi
FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA Modul ke: 04Fakultas Dr. PSIKOLOGI METODE FILSAFAT H. SyahrialSyarbaini, MA. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Metode Filsafat Metode Zeno: reduction ad absurdum Metode
Lebih terperinciEKSISTENSIALISME (1) Eksistensialisme:
EKSISTENSIALISME (1) Eksistensialisme: Filsafat eksistensialisme merupakan pemberontakan terhadap beberapa sifat dari filsafat tradisional dan masyarakat modern. Eksistensialisme suatu protes terhadap
Lebih terperinciKE ARAH PEMIKIRAN FILSAFAT
KE ARAH PEMIKIRAN FILSAFAT Prof. Dr. Almasdi Syahza,, SE., MP Peneliti Senior Universitas Riau Email : asyahza@yahoo.co.id syahza.almasdi@gmail.com Website : http://almasdi.staff.unri.ac.id Pengertian
Lebih terperinciSuatu Pengantar Untuk Memahami Filsafat Ilmu
CATATAN: Suatu Pengantar Untuk Memahami Filsafat Ilmu Makalah ini saya peroleh dari http://bisikanpena.wordpress.com/2010/10/08/suatu-pengantar-untukmemahami-filsafat-ilmu/. Isinya cukup baik untuk memberikan
Lebih terperinciBAB IV. PENUTUP. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI,
BAB IV. PENUTUP 4. 1. Kesimpulan Pada bab-bab terdahulu, kita ketahui bahwa dalam konteks pencerahan, di dalamnya berbicara tentang estetika dan logika, merupakan sesuatu yang saling berhubungan, estetika
Lebih terperinciEtika dan Filsafat. Komunikasi
Modul ke: Etika dan Filsafat Komunikasi Pokok Bahasan Fakultas Ilmu Komunikasi Pengantar Kepada Bidang Filsafat Dewi Sad Tanti, M.I.Kom. Program Studi Public Relations www.mercubuana.ac.id Pengantar Rasa
Lebih terperinciFilsafat Ilmu dan Logika
Modul ke: Filsafat Ilmu dan Logika Pokok Bahasan: Cabang-cabang Filsafat Fakultas Fakultas Masyhar zainuddin, MA Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Cabang-cabang Filsafat Pokok Permasalahan yang
Lebih terperinciPENDIDIKAN PANCASILA
PENDIDIKAN PANCASILA Modul ke: Materi Ini Memuat : Fakultas Fikom Wahyudi Pramono, S.Ag. M.Si Program Studi Humas PANCASILA DAN ILMU PENGETAHUAN 2 TM 12 Indikator: 1. Mampu melakukan kajian dalam3 berbagai
Lebih terperinciFILSAFAT ILMU. Irnin Agustina D.A.,M.Pd
FILSAFAT ILMU Irnin Agustina D.A.,M.Pd am_nien@yahoo.co.id Definisi Filsafat Ilmu Lewis White Beck Philosophy of science questions and evaluates the methods of scientific thinking and tries to determine
Lebih terperinciMETODE RISET (TMK602)
METODE RISET (TMK602) MATERI MINGGU I ILMU PENGETAHUAN DAN PENELITIAN 1 MANUSIA MENCARI KEBENARAN Aspek Statis Pertanyaan Gejala Alam Ingin Tahu Penelitian Kebenaran Ilmiah Aspek Dinamis Jawaban 2 DASAR-DASAR
Lebih terperinciMata Kuliah ini menjadi landasan memahami dan materi ilmu pengetahuan, terutama yang terkait dengan dengan disiplin ilmu tertentu yang dipelajari
1 Mata Kuliah ini menjadi landasan memahami dan materi ilmu pengetahuan, terutama yang terkait dengan dengan disiplin ilmu tertentu yang dipelajari (i.e. keperawatan, kedokteran, biologi, antropologi,
Lebih terperinciILMU, METODE ILMIAH DAN PENELITIAN ILMIAH KULIAH MATERI
PERTEMUAN 1 DOSEN VED,SE.,MSI.,AK.,CA MATERI ILMU, METODE ILMIAH DAN PENELITIAN ILMIAH KULIAH MATERI ILMU, METODE ILMIAH DAN PENELITIAN ILMIAH 1.1 Pengertian dan Komponen Ilmu 1.2 Metode Ilmiah 1.3 Penelitian
Lebih terperinciEPISTIMOLOGI, ONTOLOGI, DAN AKSIOLOGI PENGETAHUAN FILSAFAT
EPISTIMOLOGI, ONTOLOGI, DAN AKSIOLOGI PENGETAHUAN FILSAFAT Pengetahuan adalah sesuatu yang sangat vital dan krusial dalam masa kehidupan manusia. Berbagai kajian telah dilakukan untuk kepentingan pengembangan
Lebih terperinciDASAR-DASAR LOGIKA 1
DASAR-DASAR LOGIKA 1 PENGERTIAN UMUM LOGIKA Filsafat dan matematika adalah bidang pengetahuan rasional yang ada sejak dahulu. Jauh sebelum matematika berkembang seperti sekarang ini dan penerapannya menyentuh
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI,2009
BAB I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar belakang Berangkat dari sebuah pernyataan yang menyatakan bahwa Estetika sebagai logika, mengantarkan saya untuk mencoba mendalami dan menelusuri tentang keduanya, serta
Lebih terperinciOleh : Lia Aulia Fachrial, M.Si
Oleh : Lia Aulia Fachrial, M.Si Konsep (pengertian) ilmu pengetahuan Memahami dan menjelaskan konsep (pengertian) ilmu pengetahuan secara umum Hubungan sosiologi dengan ilmu-ilmu sosial lainnya Memahami
Lebih terperinciPARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF. By: Nur Atnan, S.IP., M.Sc.
PARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF By: Nur Atnan, S.IP., M.Sc. Paradigma dalam Penelitian Kualitatif Paradigma Interpretif Paradigma Konstruktivisme Paradigma Kritis Paradigma Positivis Positivisme dibidani
Lebih terperinciSumber Yusuf Lubis dan Doni Ardian, Pengantar Filsafat Ilmu, hal 27-37
Sumber Yusuf Lubis dan Doni Ardian, Pengantar Filsafat Ilmu, hal 27-37 Pengetahuan tidak dapat diperoleh dari tradisi dan warisan budaya, yang diterima begitu saja, melainkan harus melalui langkah-langkah
Lebih terperinciSebuah Pengantar Populer Karangan Jujun S. Sumantri Tentang Matematika Dan Statistika
Sebuah Pengantar Populer Karangan Jujun S. Sumantri Tentang Matematika Dan Statistika A. MATEMATIKA Matematika Sebagai Bahasa Untuk mengatasi kekurangan yang terdapat pada bahasa maka kita berpaling kepada
Lebih terperinciPERKEMBANGAN ILMU PADA MASA MODERN
PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA MODERN Tradisi pemikiran Barat dewasa ini merupakan paradigma bagi pengembangan budaya Barat dengan implikasi yang sangat luas dan mendalam di semua segi dari seluruh lini kehidupan.
Lebih terperinciSejak Zaman Klasik Hingga Abad XX
Konstruksi Hukum Berdasarkan Sejarah Filsafat Hukum Sejak Zaman Klasik Hingga Abad XX MATA KULIAH : FILSAFAT HUKUM DOSEN : Dr. L. Wira Pria Suhartana, SH., MH. OLEH : ACHMAD SYAUQI NIM. 12B012003 PROGRAM
Lebih terperinciThe Elements of Philosophy of Science and Its Christian Response (Realism-Anti-Realism Debate) Rudi Zalukhu, M.Th
The Elements of Philosophy of Science and Its Christian Response (Realism-Anti-Realism Debate) Rudi Zalukhu, M.Th BGA : Kel. 14:15-31 Ke: 1 2 3 APA YANG KUBACA? (Observasi: Tokoh, Peristiwa) APA YANG KUDAPAT?
Lebih terperincimakalah filsafat BAB II PEMBAHASAN Pengertian Filsafat; Berpikir Secara Rasional, Logis Kritis dan Analistis
makalah filsafat BAB II PEMBAHASAN Pengertian Filsafat; Berpikir Secara Rasional, Logis Kritis dan Analistis Seorang yang berfilsafat dapat diumpamakan seorang yang berpijak di bumi sedang tengadah kebintang-bintang.
Lebih terperinciKRISIS ILMU BARAT SEKULER DAN ILMU TAUHIDILLAH
1 KRISIS ILMU BARAT SEKULER DAN ILMU TAUHIDILLAH Dr. Ir. Harry Hikmat, MSi Staf Ahli Bidang Dampak Sosial KRISIS ILMU BARAT SEKULER Konsep sentral Kuhn ialah paradigma. Menurutnya, Ilmu yang sudah matang
Lebih terperinciFILSAFAT ILMU DAN PENDAHULUAN. Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 01Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi
FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA Modul ke: 01Fakultas PSIKOLOGI PENDAHULUAN Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pengertian Filsafat Secara Etimologis : kata filsafat berasal
Lebih terperinciALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DI AS
ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DI AS 1. PROGRESSIVISME a. Pandangan Ontologi Kenyataan alam semesta adalah kenyataan dalam kehidupan manusia. Pengalaman adalah kunci pengertian manusia atas segala sesuatu,
Lebih terperincifilsafat meliputi ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Adapun filsafat hukum merupakan kajian terhadap hukum secara menyeluruh hingga pada tataran
ix Tinjauan Mata Kuliah F ilsafat hukum merupakan kajian terhadap hukum secara filsafat, yakni mengkaji hukum hingga sampai inti (hakikat) dari hukum. Ilmu hukum dalam arti luas terdiri atas dogmatik hukum,
Lebih terperinciPOSTMODERNISME HUKUM
POSTMODERNISME HUKUM BANGKITNYA PAHAM POSMODERNISME Pemikiran modern abad 17 THOMAS HOBBES Masy sebagai gerombolan macan liar (homo homini lupus) : dimana yang kuat dia akan memangsa yang lemah dan saling
Lebih terperinciDr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.
M.MA., MA. M.MA., MA. 09/01/2016 1 Manusia mencari kebenaran dengan menggunakan akal sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Ada empat hal pokok yang membedakan antara ilmu dan akal sehat. 1)
Lebih terperinciSEKlLAS PANDANG TENTANG ALlRAN FILSAFAT MODERN. Dra.Erika Revida. Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
SEKlLAS PANDANG TENTANG ALlRAN FILSAFAT MODERN Dra.Erika Revida Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara SEKlLAS PANDANG TENTANG ALlRAN FILSAFAT MODERN I. IDEALISME Idealisme adalah
Lebih terperinciEPISTEMOLOGI MODERN DALAM TRADISI BARAT DAN TIMUR
EPISTEMOLOGI MODERN DALAM TRADISI BARAT DAN TIMUR Dr. Sri Trisnaningsih, SE, M.Si Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi UPN Veteran Jawa Timur Pengantar Epistemologi merupakan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari proses berpikir. Berpikir merupakan suatu proses mempertimbangkan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam setiap rangkaian kehidupan manusia pastilah tidak akan lepas dari proses berpikir. Berpikir merupakan suatu proses mempertimbangkan, merenungkan, menganalisis,
Lebih terperinciPRINSIP VERIFIKASI: POKOK PIKIRAN ALFRED JULES AYER DALAM KHASANAH FILSAFAT BAHASA
PRINSIP VERIFIKASI: POKOK PIKIRAN ALFRED JULES AYER DALAM KHASANAH FILSAFAT BAHASA Iman Santoso 1 Abstrak Dalam dunia filsafat bahasa dikenal seorang filsuf kebangsaan Inggris bernama Alfred Jules Ayer
Lebih terperincihttp://sasmini.staff.hukum.uns.ac.id Mengapa Filsafat Eropa.? KEBUDAYAAN YUNANI (PLATO DAN ARISTOTELES) ==> ALEXANDER AGUNG (ROMAWI) PENYEBARAN HELLENISME PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN 1. ZAMAN YUNAN-_ROMAWI
Lebih terperinciMEMBANGUN ILMU PENGETAHUAN DENGAN KECERDASAN EMOSI DAN SPIRITUAL
MEMBANGUN ILMU PENGETAHUAN DENGAN KECERDASAN EMOSI DAN SPIRITUAL Oleh : Dr. Sri Trisnaningsih, SE, M.Si (Kaprogdi Akuntansi - FE) Pendahuluan Ilmu pengetahuan merupakan karya budi yang logis serta imajinatif,
Lebih terperinciNama Mata Kuliah. Modul ke: Filsafat Manusia. Fakultas Fakultas Psikologi. Masyhar MA. Program Studi Program Studi.
Nama Mata Kuliah Modul ke: Filsafat Manusia Fakultas Fakultas Psikologi Masyhar MA Program Studi Program Studi www.mercubuana.ac.id PENDAHULUAN Template Modul Membantu para mahasiswa agar semakin memiliki
Lebih terperinciSEJARAH METODE ILMIAH
SEJARAH METODE ILMIAH METODE DAN METODOLOGI METODE: LANGKAH- LANGKAH SISTEMATIS YANG DIGUNAKAN ILMU; BERSIFAT SPESIFIK DAN TERAPAN METODOLOGI: BAGIAN DARI SISTEMATIKA FILSAFAT (EPISTEMOLOGI); BERFOKUS
Lebih terperinciUNIVERSITAS PADJADJARAN
BIOLOGI DASAR Bab 1 PENDAHULUAN TIM DOSEN BIOLOGI DASAR JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PADJADJARAN 1 Definisi biologi Biologi (bios hidup + logos ilmu): ilmu
Lebih terperinciPENGERTIAN FILSAFAT (1)
PENGERTIAN FILSAFAT (1) Jujun S. Suriasumantri, orang yang sedang tengadah memandang bintang-bintang di langit, dia ingin mengetahui hakekat dirinya dalam kesemestaan galaksi; atau orang yang berdiri di
Lebih terperinciMAKALAH RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU
MAKALAH RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Dosen Pembimbing: Dr. Hasaruddin Hafid, M.Ed Oleh: A. Syarif Hidayatullah PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN SENI RUPA
Lebih terperinciSEJARAH METODE ILMIAH. Di sampaikan di Kelas Filsafat Ilmu STTB Samarinda
SEJARAH METODE ILMIAH 1 Di sampaikan di Kelas Filsafat Ilmu STTB Samarinda Noh METODE DAN METODOLOGI METODE: LANGKAH- LANGKAH SISTEMATIS YANG DIGUNAKAN ILMU; BERSIFAT SPESIFIK DAN TERAPAN METODOLOGI: BAGIAN
Lebih terperinciTinjauan Ilmu Penyuluhan dalam Perspektif Filsafat Ilmu
Tinjauan Ilmu Penyuluhan dalam Perspektif Filsafat Ilmu Oleh : Agustina Abdullah *) Arti dan Pentingnya Filsafat Ilmu Manusia mempunyai seperangkat pengetahuan yang bisa membedakan antara benar dan salah,
Lebih terperinciTUGAS UTS DASAR DASAR LOGIKA PENGERTIAN PENGERTIAN FILSAFAT, LOGIKA, ETIKA, ESTETIKA DAN FILSAFAT ILMU
TUGAS UTS DASAR DASAR LOGIKA PENGERTIAN PENGERTIAN FILSAFAT, LOGIKA, ETIKA, ESTETIKA DAN FILSAFAT ILMU Sumber Dilampirkan Dosen Pengasuh: Prof. Dr. Slamet Widodo, MS., MM. OLEH NAMA : TOMMY LIM NIM : 07011281520163
Lebih terperinciPERTEMUAN II PENGENALAN LOGIKA
PERTEMUAN II PENGENALAN LOGIKA Pengantar Definisi tidak pernah dapat menampilkan dengan sempurna pengertian sesuatu yang dikandungnya. Logika mengantarkan kita ke arah pemahaman garis besar tentang suatu
Lebih terperinciPERTEMUAN 3 DASAR-DASAR LOGIKA
PERTEMUAN 3 DASAR-DASAR LOGIKA 1.1 PENGERTIAN UMUM LOGIKA Filsafat dan matematika adalah bidang pengetahuan rasional yang ada sejak dahulu. Jauh sebelum matematika berkembang seperti sekarang ini dan penerapannya
Lebih terperinciILMU DAN FILSAFAT SOSIAL
FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA Modul ke: 10Fakultas Dr. PSIKOLOGI ILMU DAN FILSAFAT SOSIAL H. SyahrialSyarbaini, MA. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id . Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi Ilmu Beberapa
Lebih terperinciFILSAFAT UNTUK PSIKOLOGI
FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA Modul ke: 11Fakultas PSIKOLOGI FILSAFAT UNTUK PSIKOLOGI Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pendahuluan Standar Kompetensi Setelah perkualiahan
Lebih terperinciSILABUS. : Metode Penelitian Sosial Kuantitatif
SILABUS Nama Mata Kuliah Bobot Jenjang Studi Program Studi Semester Dosen : Metode Penelitian Sosial Kuantitatif : 2 Sks : S1 : Ilmu Pemerintahan : V (Reguler & Non Reguler) : Andri Helmi Munawar, SE.,
Lebih terperinciBAB V METODE-METODE KEILMUAN
BAB V METODE-METODE KEILMUAN Untuk hidupnya, binatang hanya mempunyai satu tujuan yang terlintas dalam otaknya yaitu pemenuhan kebutuhan untuk makan. Manusia dalam sejarah perkembangannya yang paling primitifpun
Lebih terperinciI. DASAR-DASAR PENGETAHUAN
I. DASAR-DASAR PENGETAHUAN JENIS MANUSIA BERDASARPENGETAHUAN ADA ORANG TAHU DI TAHUNYA ADA ORANG TAHU DI TIDAKTAHUNYA ADA ORANG TIDAK TAHU DI TAHUNYA ADA ORANG TIDAK TAHU DI TIDAKTAHUNYA PENGETAHUAN DIMULAI
Lebih terperinciFilsafat Ilmu dalam Perspektif Studi Islam Oleh: Maman Suratman
Filsafat Ilmu dalam Perspektif Studi Islam Oleh: Maman Suratman Berbicara mengenai filsafat, yang perlu diketahui terlebih dahulu bahwa filsafat adalah induk dari segala disiplin ilmu pengetahuan yang
Lebih terperinciRELEVANSI FILSAFAT MANUSIA DALAM KEHIDUPAN. Oleh Dr. Raja Oloan Tumanggor
RELEVANSI FILSAFAT MANUSIA DALAM KEHIDUPAN Oleh Dr. Raja Oloan Tumanggor Pokok Persoalan Apakah filsafat manusia itu? Apa perbedaan filsafat manusia dengan ilmu lain (dalam hal ini psikologi klinis)? Apa
Lebih terperinciALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN PERENIALISME
ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN PERENIALISME oleh : Drs. IBNU UBAIDILAH, MA STKIP BINA MUTIARA SUKABUMI PENGERTIAN Pengertian secara Etimologi Istilah perenialisme berasal dari bahasa latin, yaitu dari akar
Lebih terperinciMinggu ke. Media Tugas Referensi
TIU : Agar mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan tentang prinsip ilmu dan logika, serta perbedaan antara ilmu,, benaran, definisi serta penalaran Minggu Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar
Lebih terperinciA. LOGIKA DALAM FILSAFAT ILMU
KELOMPOK 8 A. LOGIKA DALAM FILSAFAT ILMU Logika berasal dari kata yunani logos yang berarti ucapan, kata, akal budi, dan ilmu. Logika sebagai ilmu merupakan elemen dasar setiap ilmu pengetahuan. Logika
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem pemikiran Yoga dapat dilihat sebagai suatu konstelasi pemikiran filsafat, bukan hanya seperangkat hukum religi karena ia bekerja juga mencapai ranah-ranah
Lebih terperinciFilsafat Umum. Pengantar ke Alam Filsafat 2. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi
Filsafat Umum Modul ke: 02 Pengantar ke Alam Filsafat 2 Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Obyek Kajian Filsafat Obyek Materi: segala sesuatu yang ada atau yang mungkin
Lebih terperinci7/17/2011. Diskripsi Mata Kuliah. Program Studi : Pendidikan Biologi Mata Kuliah :Filsafat Ilmu Kode Mata Kuliah : SKS
Diskripsi Mata Kuliah Diskripsi Mata Kuliah Daftar Materi Kuliah Mata kuliah memuat tentang Ilmu dan Pengetahuan; Metode Ilmiah; ontologi, epistimologi, aksiologi Filsafat & sains (ilmu); Rasionalisme,
Lebih terperinciFILSAFAT MANUSIA. Oleh : Drs. P. Priyoyuwono, M.Pd. Pertemuan 4
FILSAFAT MANUSIA Oleh : Drs. P. Priyoyuwono, M.Pd. email : petrus_priyoyuwono@uny.ac.id Pertemuan 4 A. PENDAHULUAN 1. Definisi Filsafat Manusia (FM) adalah cabang filsafat khusus yang secara spesifik mempelajari
Lebih terperinciPendidikan Pancasila. Berisi tentang Pancasila sebagai Dasar Pengembangan Ilmu. Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom. Modul ke:
Modul ke: Pendidikan Pancasila Berisi tentang Pancasila sebagai Dasar Pengembangan Ilmu. Fakultas Fakultas Ekonomi Bisnis Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id
Lebih terperinciSebuah sarana atau definisi tentang alam semesta yang diterjemahkan ke dalam Bahasa yang bisa dimengerti manusia sebagai usaha untuk mengetahui dan
Subjudul Sebuah sarana atau definisi tentang alam semesta yang diterjemahkan ke dalam Bahasa yang bisa dimengerti manusia sebagai usaha untuk mengetahui dan mengingat tentang sesuatu. Sesuatu yang didapat
Lebih terperinciPENDAHULUAN BAB Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.2 Latar Belakang Penyelidikan filsafat selama ini adalah penyelidikan mengenai kegundahan manusia terhadap keberadaan dirinya secara internal dengan dunia eksternal di luar dirinya.
Lebih terperinciDISUSUN OLEH: DEFI DESIANA ( ) MOHAMAD RISTYO NUGROHO ( ) NOVI TRISNA ANGGRAYNI ( ) YOSSY MAHALA CHRISNA S
DISUSUN OLEH: DEFI DESIANA (14144600192) MOHAMAD RISTYO NUGROHO (14144600204) NOVI TRISNA ANGGRAYNI (14144600199) YOSSY MAHALA CHRISNA S (14144600262) ZAFITRIA SYAHADATIN (14144600195) Rekonstruksionalisme
Lebih terperinciDEFINISI TEORI, HIPOTESIS, MODEL, KONSTRUK, HUKUM DAN PRINSIP-PRINSIP. Jenis-Jenis Belajar. Belajar dan Survival. Studi Sistematis Terhadap Belajar
Tugas MK. Teori Belajar dan Pembelajaran DEFINISI TEORI, HIPOTESIS, MODEL, KONSTRUK, HUKUM DAN PRINSIP-PRINSIP Oleh: Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Belajar dan Perubahan Perilaku Menurut Kimble (1961:6),
Lebih terperinciFilsafat Manusia (PERKULIAHAN)
Filsafat Manusia (PERKULIAHAN) Modul ke: Pendahuluan Firman Alamsyah Ario Buntaran Fakultas Psikologi Program Studi S1 - Psikologi http://www.mercubuana.ac.id Kontrak perkuliahan Tatap muka 14 x pertemuan
Lebih terperinciLANDASAN ILMU PENGETAHUAN DAN PENELITIAN. Oleh Agus Hasbi Noor
LANDASAN ILMU PENGETAHUAN DAN PENELITIAN Oleh Agus Hasbi Noor Ilmu dan Proses Berpikir Ilmu atau sains adalah pengetahuan tentang fakta-fakta, baik natura atau sosial yang berlaku umum dan sistematik.
Lebih terperinciFILSAFAT BARAT MODERN
FILSAFAT BARAT MODERN Oleh : Firdaus M. Yunus 1 Pendahuluan Secara historis abad modern dimulai sejak adanya krisis abad pertengahan. Selama dua abad (abad 15 dan 16) di Eropa muncul sebuah gerakan yang
Lebih terperinciALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA
ALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA Isti Yunita, M. Sc isti_yunita@uny.ac.id FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 1 Ciri makhluk hidup (manusia) 2 Sifat keingintahuan Manusia
Lebih terperinciPeranan Filsafat Bahasa Dalam Pengembangan Ilmu Bahasa
Peranan Filsafat Bahasa Dalam Pengembangan Ilmu Bahasa Salliyanti Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN Tulisan ini membicarakan peranan
Lebih terperinciBAGIAN I ARTI PENTING LOGIKA
Pertemuan ke-1 BAGIAN I ARTI PENTING LOGIKA Apakah arti penting Logika? Mengapa kita perlu belajar Logika? Logika (logike; logos; manifestasi pikiran manusia) adalah Ilmu yang mempelajari sistematika berpikir
Lebih terperinciPenelitian : Rumit? Sulit? Prosedur dan alat yang digunakan terstandar.
TUJUAN Mahasiswa dapat : menjelaskan pentingnya kegiatan penelitian membedakan metode penelitian dan metodologi penelitian menjelaskan logika konvensional menjelaskan logika modern membedakan pendekatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teks yang isinya berbagai jenis, baik berupa ide, gagasan, pemikiran suatu tokoh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Novel merupakan salah satu jenis media dimana penyampaianya berupa teks yang isinya berbagai jenis, baik berupa ide, gagasan, pemikiran suatu tokoh tertentu ataupun
Lebih terperinciPERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN TERHADAP PSIKOLOGI PENDIDIKAN HUMANISTIK
31 Jurnal Sains Psikologi, Jilid 6, Nomor 1, Maret 2017, hlm 31-36 PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN TERHADAP PSIKOLOGI PENDIDIKAN HUMANISTIK Fadhil Hikmawan Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada fadhil_hikmawan@rocketmail.com
Lebih terperinciKELAHIRAN SOSIOLOGI Pertemuan 2
KELAHIRAN SOSIOLOGI Pertemuan 2 SOSIOLOGI??? APA MANFAAT LETAK LAHIRNYA SOSIOLOGI Sosiologi lahir manakala muncul perhatian terhadap masyarakat karena perubahan yang terjadi Terdapat peristiwa besar di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. metafisika pada puncaknya. Kemudian pada pasca-pencerahan (sekitar abad ke-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada abad pencerahan (Aufklarung) telah membawa sikap kritis atas metafisika pada puncaknya. Kemudian pada pasca-pencerahan (sekitar abad ke- 19) di Jerman,
Lebih terperinciDeskripsi Mata Kuliah
Minggu ke Deskripsi Mata Kuliah Mata kuliah ini menyajikan bahasan tentang: manusia dan hakekatnya, arti filsafat dan Kristen, manusia dan filsafat, manusia dan, aliran-aliran filsafat, filsafat Kristen,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan manusia sebagai satu-satunya makhluk yang memiliki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah menciptakan manusia sebagai satu-satunya makhluk yang memiliki kesempurnaan lebih dibandingkan dengan makhluk lainnya. Dalam al-quran, Allah berfirman:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penulisan Makalah D. Metode Penulisan Makalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terdapat perbedaan pendapat di kalangan ahli bahasa tentang asal kata filsafat dan pengertiannya. Pada bab isi makalah ini, kami mencoba menggali apa yang dimaksud dari
Lebih terperinciDr. Abdul Kadir POSTMODERNISM POSTMODERNISME
Dr. Abdul Kadir POSTMODERNISM E MODERNISME POSTMODERNISME PENGERTIAN POSTMODERNISME 1. Postmodernisme adalah lawan dari modernisme yang dianggap tidak berhasil mengangkat martabat manusia modern (Lyotard).
Lebih terperinciALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN REKONSTRUKSIONALISME DALAM TINJAUAN ONTOLOGIS, EPISTEMOLIGIS, DAN AKSIOLOGIS
ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN REKONSTRUKSIONALISME DALAM TINJAUAN ONTOLOGIS, EPISTEMOLIGIS, DAN AKSIOLOGIS Tugas Makalah pada Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Dosen: Drs. Yusuf A. Hasan, M. Ag. Oleh: Wahyu
Lebih terperinciFilsafat Umum. Filsafat Timur. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi
Filsafat Umum Modul ke: 6 Filsafat Timur Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. PERBEDAAN FILSAFAT BARAT DAN TIMUR BARAT Pengetahuan Mengutamakan akal sebagai alat penalaran
Lebih terperinciFILSAFAT ILMUDAN SEJARAH FILSAFAT. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 05Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi
Modul ke: 05Fakultas Dr. PSIKOLOGI FILSAFAT ILMUDAN LOGIKA SEJARAH FILSAFAT H. SyahrialSyarbaini, MA. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id SEJARAH FILSAFAT ; Standar Kompetensi Setelah perkualiahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrie Noor Aini, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan, matematika diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam rangka mengembangkan
Lebih terperinciDASAR-DASAR ILMU PENGERTIAN ILMU KARAKTERISTIK ILMU Ernest van den Haag JENIS JENIS ILMU
DASAR-DASAR ILMU Ilmu adalah hal mendasar di dalam kehidupan manusia. Dengan ilmu manusia akan mengetahui hakikat dirinya dan dunia sekitarnya. Ilmu merupakan kumpulan pengetahuan yang disusun secara sistematis
Lebih terperinciKONSEP DASAR DAN HAKIKAT PENELITIAN
KONSEP DASAR DAN HAKIKAT PENELITIAN Konsep merupakan suatu gagasan atau ide yang relatif sempurna dan bermakna, suatu pengertian tentang suatu objek, produk subjektif yang berasal dari cara seseorang membuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Filsafat dan Filsafat Ketuhanan
BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Filsafat dan Filsafat Ketuhanan Filsafat merupakan disiplin ilmu yang terkait dengan masalah kebijaksanaan. Hal yang ideal bagi hidup manusia adalah ketika manusia berpikir
Lebih terperinci