PROFIL SINGKAT INDONESIA EXIMBANK 2 PERTIMBANGAN INVESTASI STRUKTUR PENAWARAN DAN INDIKASI JADWAL 2 KEGIATAN USAHA 14 3 KINERJA KEUANGAN 20

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROFIL SINGKAT INDONESIA EXIMBANK 2 PERTIMBANGAN INVESTASI STRUKTUR PENAWARAN DAN INDIKASI JADWAL 2 KEGIATAN USAHA 14 3 KINERJA KEUANGAN 20"

Transkripsi

1

2 1 PROFIL SINGKAT INDONESIA EXIMBANK 2 2 KEGIATAN USAHA 14 3 KINERJA KEUANGAN 20 4 PERTIMBANGAN INVESTASI 30 5 STRUKTUR PENAWARAN DAN INDIKASI JADWAL 33

3 Sejarah kelembagaan dan penerbitan obligasi Indonesia Eximbank Penerbitan Obligasi Indonesia Eximbank I-2010: Rp3 triliun; 2011 Penerbitan Obligasi IV Rp2,5 triliun Jan s.d Ags Penerbitan Obligasi III Rp500 miliar Penerbitan Obligasi II; Rp485 miliar Sep s/d Des 2009 Rencana Penerbitan Obligasi Berkelanjutan Indonesia Eximbank I Tahap I Tahun 2011: Rp2,5 Triliun; Seri 3 (tiga) Tahun, Seri 5 (lima) Tahun, Seri 7 (tujuh) Tahun Penerbitan Obligasi I; Rp300 miliar 2003 UU No. 2 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank), Disahkan pada tanggal 12 Januari Operasionalisasi per 1 September Penerbitan MTN; Rp375 miliar 2002 PP No.37/1999 tentang Penyertaan Modal Negara RI untuk pendirian PT Bank Ekspor Indonesia (Persero). Mulai beroperasi pada tanggal 18 Agustus KET : BEI INDONESIA EXIMBANK 3

4 Permodalan Pemerintah Republik Indonesia 100% Modal awal Indonesia Eximbank ditetapkan paling sedikit Rp ,- (empat triliun Rupiah). Modal tersebut merupakan kekayaan negara yang dipisahkan dan tidak terbagi atas saham. Jika modal Indonesia Eximbank kurang dari modal awal, pemerintah menutup kekurangan tersebut dari dana APBN berdasarkan mekanisme yang berlaku. Penambahan modal berasal dari akumulasi cadangan umum, cadangan tujuan, dan Penyertaan Modal Negara (PMN). Surplus yang diperoleh dalam 1 tahun digunakan untuk : Cadangan Umum dan Cadangan Tujuan sebesar 90 %; Jasa produksi dan tantiem serta bagian laba pemerintah 10 %. Dalam hal akumulasi Cadangan Umum dan Cadangan Tujuan telah mencapai 25% dari modal awal Indonesia Eximbank, kelebihannya sebesar 75 % digunakan untuk kapitalisasi modal dan 25 % sebagai Penerimaan Negara Bukan Pajak. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.73 Tahun 2010 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia, pada tanggal 22 Desember 2010, modal Indonesia Eximbank ditambah sebesar Rp ,- (dua triliun Rupiah). * Berdasarkan Pasal 19, 20 dan 21 UU RI No. 2 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank) 4

5 Profil Indonesia Eximbank A sovereign entity untuk mendorong program ekspor nasional Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia Indonesia Eximbank ( IEB ) secara resmi mulai beroperasi pada 1 September 2009, sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Republik Indonesia No.336/KMK.06/2009 tanggal 24 Agustus Indonesia Eximbank merupakan transformasi dari PT. Bank Ekspor Indonesia (Persero) yang didirikan pada tahun Berdasarkan Pasal 48 ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), dengan beroperasinya Indonesia Eximbank maka PT Bank Ekspor Indonesia (Persero) dinyatakan bubar dan semua aktiva dan pasiva serta hak dan kewajiban hukum Perusahaan Perseroan (Persero) PT bank Ekspor Indonesia menjadi aktiva dan pasiva serta hak dan kewajiban hukum LPEI Indonesia Eximbank beroperasi secara independen di bawah Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2009 (lex specialis) dan merupakan lembaga khusus (sui generis) yang secara kelembagaan tidak tunduk pada peraturan perundang-undangan tentang perbankan, BUMN, lembaga pembiayaan atau perusahaan pembiayaan, dan usaha perasuransian. Dimiliki sepenuhnya oleh Pemerintah Republik Indonesia. Mandat Indonesia Eximbank diatur dalam Pembiayaan Ekspor Nasional (PEN) yaitu fasilitas yang diberikan kepada badan usaha termasuk perorangan dalam rangka mendorong ekspor nasional. Jakarta (HQ) Kantor Pusat dan Kantor Wilayah Medan Surabaya Makassar Dari ( ) Program Pemerintah dalam mendorong kinerja ekspor nasional, Indonesia Eximbank saat ini memfokuskan pada (9+1) sektor prioritas yaitu CPO, Kopi, Karet, Perikanan, Udang, Tekstil, Makanan Olahan, Kakao, dan Alas Kaki serta jasa konstruksi. Pemilihan ini didasarkan pada tingginya kontribusi 10 sektor tersebut terhadap ekspor nasional dan masih adanya potensi ekspor yang besar ke depan. 5

6 Fungsi, Tugas dan Wewenang Fungsi Mendukung program ekspor nasional melalui Pembiayaan Ekspor Nasional (PEN) Tugas Memberi bantuan yang diperlukan oleh badan usaha baik badan usaha yang berbentuk badan hukum maupun tidak berbentuk badan hukum termasuk perorangan yang berdomisili di dalam atau di luar wilayah Negara Republik Indonesia dalam rangka ekspor, dalam bentuk pembiayaan, penjaminan dan asuransi guna pengembangan dalam rangka menghasilkan barang dan jasa dan/atau usaha lain yang menunjang ekspor; Menyediakan pembiayaan bagi transaksi atau proyek yang dikategorikan tidak dapat dibiayai oleh perbankan tetapi mempunyai prospek (non-bankable but feasible) untuk peningkatan ekspor nasional; Membantu mengatasi hambatan yang dihadapi oleh Bank atau Lembaga Keuangan dalam penyediaan pembiayaan bagi Eksportir yang secara komersial cukup potensial dan/atau penting dalam perkembangan ekonomi Indonesia; Melakukan bimbingan dan jasa konsultasi kepada Bank, Lembaga Keuangan, Eksportir, produsen barang ekspor, khususnya usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi; Melakukan kegiatan lain yang menunjang tugas dan wewenang Indonesia Eximbank sepanjang tidak bertentangan dengan undang-undang LPEI; Wewenang Menetapkan skema Pembiayaan Ekspor Nasional; Melakukan restrukturisasi Pembiayaan Ekspor Nasional; Melakukan reasuransi terhadap : Asuransi atas risiko kegagalan ekspor; Asuransi atas risiko kegagalan bayar; Asuransi atas investasi yang dilakukan oleh perusahaan Indonesia di luar negeri dan/ atau; Asuransi atas risiko politik di suatu negara yang menjadi tujuan ekspor. Melakukan penyertaan modal dengan persetujuan Menteri 6

7 Visi, Misi dan Strategi Visi Menjadi Eximbank yang terpercaya dan mampu mendorong peningkatan kinerja ekspor nasional melalui penyediaan pembiayaan, penjaminan, asuransi dan jasa konsultasi yang terencana dan berkesinambungan Misi Membantu peningkatan dan pengembangan produk ekspor nasional yang unggul dan berdaya saing tinggi melalui pemberian pembiayaan dan penjaminan di dalam dan di luar negeri serta penyediaan asuransi ekspor dan jasa konsultasi bagi eksportir Turut mendorong pengembangan usaha kecil dan menengah untuk mengembangkan produk yang berorientasi ekspor Target Strategi Memperkuat Kinerja Ekspor ( ) Meningkatkan Daya Saing Ekspor ( ) Percepatan Pertumbuhan Ekspor ( ) Pertumbuhan Ekspor yang Sustainable ( ) Pilar-Pilar Pendukung Implementasi tata kelola perusahaan yang baik dan manajemen risiko Fokus pada pasar dan customer dengan menyediakan one-stop solution pada jaringan domestik dan global Mengembangkan bisnis proses yang sangat efisien didukung oleh platform teknologi informasi yang kuat Tim kelas dunia dengan modal SDM yang berkualitas, struktur organisasi yang agile, dan budaya kerja yang solid Basis modal yang kuat dengan pertumbuhan yang kuat dan positif dalam mendukung pertumbuhan bisnis yang sustainable 7

8 Tata Kelola Tata Kelola yang Komprehensif Mencakup Tata Kelola Perusahaan yang Baik, Manajemen Risiko yang Kuat, Prosedur Know Your Customer yang Hati-hati Tata Kelola Perusahaan yang Baik Manajemen Risiko yang Kuat Prosedur Know Your Customer yang Hati-hati Keterbukaan Akuntabilitas Tanggung Jawab Kemandirian Kewajaran Pemenuhan Kecukupan Modal Minimum Pengawasan Aktif Pemenuhan Disiplin Pasar terhadap Risiko yang Melekat Prosedur Indentifikasi Nasabah Pemantauan Rekening Nasabah Pemantauan Transaksi Nasabah Manajemen Risiko Fungsi Manajemen Risiko di Indonesia Eximbank dilaksanakan sejalan dengan kompleksitas bisnis dan risiko yang dihadapi Indonesia Eximbank Komite Pemantau Risiko Komite Manajemen Risiko Unit Manajemen Risiko Terkait Unit Manajemen Risiko Portofolio Unit Bisnis, Unit Analisa Risko Bisnis, Unit Operasional Internal Audit Unit Kepatuhan 8

9 Dukungan Pemerintah Berdasarkan Pasal 19 ayat (3) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), jika modal Indonesia Eximbank (IEB) menjadi berkurang dari Rp4 triliun, Pemerintah menutup kekurangan tersebut dari dana APBN berdasarkan mekanisme yang berlaku. Pemerintah telah melakukan penyertaan modal negara sebesar Rp3 triliun pada PT Bank Ekspor Indonesia (BEI) di tahun 1999 (kemudian ditransfer ke Indonesia Eximbank pada September 2009 sebesar Rp4,3 triliun) dan memberikan tambahan modal sebesar Rp2 triliun ke Indonesia Eximbank di tahun Di satu sisi, dividen payout ratio telah berkurang dan hanya 10% dari surplus yang tersedia untuk didistribusikan dari Pemerintah kepada Manajemen dan Pegawai Indonesia Eximbank sebagai bonus akhir tahun. Meskipun ada prosedur yang ditetapkan bagi Indonesia Eximbank untuk meminta tambahan modal, Pemerintah siap sedia untuk memberikan suntikan modal yang diperlukan agar Indonesia Eximbank dapat mewujudkan peran dan tanggung jawab yang diamanatkan oleh UU. Dukungan Pemerintah yang berkaitan dengan likuiditas dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah No.9/2011 tentang Tata Cara Pemberian Pinjaman dari Pemerintah kepada LPEI. Dalam Pasal 25 ayat 1, Pemerintah akan memberikan pinjaman kepada Indonesia Eximbank apabila mengalami kesulitan likuiditas karena pelaksanaan pembiayaan, penjaminan, dan asuransi. Kementerian Keuangan pada dasarnya menjadi lender of the last resort untuk Indonesia Eximbank. Penyertaan Modal Pemerintah di IEB Proses Memperoleh Dukungan Pemerintah (triliun Rupiah) 3 2 Tambahan Modal: Kementerian Keuangan DPR Rapat antara Kementerian Keuangan dan DPR Anggaran LPEI Pengajuan dari LPEI Fasilitas Likuiditas: Menteri Keuangan 9

10 Dewan Direktur I Made Gde Erata, Ketua Dewan Direktur merangkap Direktur Eksekutif, 60 Tahun, WNI Menyelesaikan Pendidikan Terakhir Phd Degree dari Vanderbilt University, Tennessee, USA, tahun 1987 Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan, Departemen Keuangan RI ( ) Pgs. Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan, Departemen Keuangan RI ( ) Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Penerimaan Negara ( ) Direktur Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Tidak Langsung lainnya Direktorat Jenderal Pajak, Departemen Keuangan RI (2001) Hadiyanto, Anggota Dewan Direktur, 49 Tahun, WNI Menyelesaikan Pendidikan Terakhir dari Harvard Law School, USA, tahun 1993 Komisaris Utama PT Bank Ekspor Indonesia (Persero) ( ) Direktur Jenderal Kekayaan Negara, Kementerian Keuangan RI (2006 sekarang) Kepala Biro Hukum, Departemen Keuangan RI ( ) Alternate Executive Director World Bank, Washington D.C. ( ) 10

11 Dewan Direktur Ngalim Sawega, Anggota Dewan Direktur, 56 Tahun, WNI Menyelesaikan Pendidikan Terakhir di University of Illinois, USA, pada tahun 1992 dengan gelar Master of Science in Economics Komisaris PT Bank Ekspor Indonesia (Persero) ( ) Sekretaris Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, Kementerian Keuangan RI (2007-sekarang) Direktur Pembiayaan dan Penjaminan, Departemen Keuangan RI ( ) Direktur Perbankan & Usaha Jasa Pembiayaan, Departemen Keuangan RI ( ) Hesti Indah Kresnarini, Anggota Dewan Direktur, 58 Tahun, WNI Menyelesaikan pendidikan terakhir Master Of Public Management dari University Of Carnegie Mellon Pittsburgh, USA tahun 2003 Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Kementerian Perdagangan RI (2009 sekarang) Staf Ahli Menteri Perdagangan Bidang Pengembangan Promosi Ekspor ( ) Kapus Dagang Kecil & Menengah, Departemen Perdagangan RI ( ) Sekretaris Badan Pengembangan Ekspor Nasional, Departemen Perdagangan RI ( ) 11

12 Direktur Pelaksana Arifin Indra Sulistyanto, Direktur Pelaksana Senior, 52 Tahun, WNI Menyelesaikan pendidikan terakhir Doktoral di Universitas Gadjah Mada, tahun 2009 Direktur Utama PT Bank Ekspor Indonesia (Persero) ( ) Direktur (merangkap Direktur Kepatuhan), PT Bank Ekspor Indonesia (Persero) ( ) Wakil Kepala Divisi Urusan Internasional Kantor Pusat, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) (1998) Dwi Wahyudi, Direktur Pelaksana, 43 Tahun, WNI Menyelesaikan pendidikan terakhir Master of Business Administration di Oklahoma City University, USA tahun Kepala Divisi Korporasi 1 dan 2, PT Bank Ekspor Indonesia (Persero) ( ) Kepala Departemen Pemasaran dan Jasa, PT Bank Ekspor Indonesia (Persero) ( ) Senior Credit Officer, Divisi Manajemen Risiko Kredit, PT Bank Ekspor Indonesia (Persero) ( ) Suharsono, Direktur Pelaksana, 55 Tahun, WNI Menyelesaikan pendidikan terakhir Magister Management di Universitas Indonesia, Indonesia, tahun 2000 Direktur Bidang Claim dan SDM, PT Askrindo (Persero) ( ) Direktur Bidang Pemasaran & Pertanggungan, PT Askrindo (Persero) ( ) Kepala Divisi Asuransi Kredit, PT Askrindo (Persero) ( ) 12

13 Direktur Pelaksana Basuki Setyadjid, Direktur Pelaksana, Umur 53 Tahun, WNI Menyelesaikan pendidikan terakhir Magister Keuangan di Saint Louis University, USA, tahun 1991 Kepala Divisi Bisnis Internasional, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk (2009) Kepala Divisi Treasury, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk ( ) Pj. Kepala Divisi Treasury, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk ( ) Omar Baginda Pane, Direktur Pelaksana, 52 Tahun, WNI Menyelesaikan pendidikan terakhir di Bidang Akuntansi di Universitas Indonesia, tahun 1987 Kepala Divisi Internal Audit, PT Bank Ekspor Indonesia (Persero) ( ) Kepala Divisi Operation & Akunting, PT Bank Ekspor Indonesia (Persero) ( ) Kepala Divisi Operation, PT Bank Ekspor Indonesia (Persero) ( ) 13

14 1 PROFIL SINGKAT INDONESIA EXIMBANK 2 2 KEGIATAN USAHA 14 3 KINERJA KEUANGAN 20 4 PERTIMBANGAN INVESTASI 30 5 STRUKTUR PENAWARAN DAN INDIKASI JADWAL 33

15 Ruang Lingkup Bisnis Indonesia Eximbank Indonesia Eximbank melaksanakan aktivitas komersial dan penugasan khusus dari Pemerintah Aktivitas Komersial Pembiayaan Penjaminan Asuransi Pembiayaan dalam bentuk pembiayaan modal kerja dan/atau investasi. Dapat diberikan kepada pembeli di luar negeri untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi di Indonesia (buyer s credit). Penjaminan bagi Eksportir Indonesia. Penjaminan bagi importir barang dan jasa Indonesia di luar negeri. Penjaminan bagi bank yang menjadi mitra penyediaan pembiayaan transaksi ekspor. Penjaminan dalam rangka tender kegiatan yang menunjang ekspor. Bentuk asuransi atas risiko kegagalan ekspor. Risiko kegagalan bayar. Investasi yang dilakukan oleh perusahaan Indonesia di luar negeri. Risiko politik di negara tujuan ekspor. Penugasan Khusus National Interest Account (NIA) Proyek-proyek dari NIA diinisiasi oleh Pemerintah untuk mendorong perekonomian Indonesia. Risiko proyek menjadi milik Pemerintah. NIA dicatat dalam laporan keuangan khusus yang terpisah dari laporan keuangan Indonesia Eximbank. 15

16 Produk Pembiayaan Menyediakan Pembiayaan bagi perusahaan di dalam dan luar negeri A Pembiayaan Ekspor untuk B Pembiayaan Ekspor untuk C. C Pembiayaan untuk Perusahaan Perusahaan Domestik Perbankan Domestik Asing di Luar Negeri Diberikan kepada perusahaan domestik termasuk UKM dalam bentuk Kredit Modal Kerja Ekspor, Kredit Modal Kerja Investasi, Diskonto Tagihan Ekspor, Forfeiting dan Pembelian Utang. Pembiayaan ekspor untuk UKM dapat dilakukan melalui : Pembiayaan ekspor untuk perbankan domestik : Refinancing untuk Kredit Modal Kerja dan Kredit Investasi Rediskonto Tagihan Ekspor Pembiayaan L/C Overseas Project Financing Pembiayaan untuk Joint Venture Indonesia di luar negeri Structured Financing (Non-L/C) Buyer s Credit Direct financing Co-financing Kemitraan 16

17 Produk Penjaminan Ekspor 1 Penjaminan Indonesia Eximbank 2 Penjaminan untuk Bank 3 Stand-By LC (SBLC) Bid Bond Advance Payment Bond Performance Bond Payment Bond Counter Guarantee Maintenance Guarantee Penjaminan dapat diberikan kepada Bank yang memberikan kredit kepada debitur termasuk UKM dalam bentuk : Modal Kerja Investasi Risk Participation Penjaminan diberikan untuk : SBLC yang dikeluarkan oleh bank lain Kegagalan ekspor, dsb Shipping Guarantee 4 Customs Bond 5 Proteksi Piutang Dagang 6 Guarantee for Import LC/ Confirmation L/C Garansi pembayaran pungutan negara dalam rangka kegiatan kepabeanan dan/atau pemenuhan kewajiban yang disyaratkan dalam peraturan kepabeanan yang diserahkan kepada Kantor Pabean Penjaminan yang mencakup risiko kegagalan pembeli di luar negeri untuk membayar dengan jumlah yang sesuai dengan kontrak Penjaminan yang diberikan kepada Bank untuk L/C impor yang dikeluarkan oleh Bank lainnya 17

18 Produk Asuransi Ekspor dan Produk Jasa Konsultasi (Advisory) Produk Asuransi Ekspor 1 Asuransi atas Risiko 2 Asuransi atas Risiko 3 Kegagalan Ekspor Kegagalan Bayar Asuransi atas Investasi Perusahaan Indonesia di LN 3 Asuransi Risiko Politik Asuransi yang diberikan kepada bank atau pihak lain yang dirugikan karena kegagalan ekspor yang dilakukan eksportir Asuransi yang diberikan kepada eksportir untuk menutup kerugian karena pihak pembeli barang dan/atau jasa tidak memenuhi kewajiban bayar sesuai dengan perjanjian Asuransi yang diberikan kepada investor Indonesia untuk menutup kerugian atas investasi yang dilakukannya di luar negeri Asuransi kepada eksportir untuk menutup kerugian yang timbul karena risiko politik yang terjadi di suatu negara antara lain : Nasionalisasi Ketaktertukaran mata uang Hambatan transfer devisa Pembatalan Kontrak Sepihak Produk Jasa Konsultasi (Advisory) 1 Konsultasi 2 Pendampingan Memberi jasa konsultasi terkait dengan kegiatan ekspor impor termasuk pembiayaannya Memberikan jasa pendampingan bagi nasabah dalam mengembangkan usahanya terkait dengan ekspor dan impor 18

19 Sumber dan Penempatan Dana Sumber Dana Penempatan Dana 1 Penerbitan surat berharga 1 Surat berharga yang diterbitkan Pemerintah 2 Pinjaman jangka pendek, jangka menengah dan/atau jangka panjang yang bersumber dari : Pemerintah asing, Lembaga multilateral, Bank serta lembaga keuangan dan pembiayaan baik dari dalam maupun luar negeri, Pemerintah Indonesia 2 Surat berharga yang diterbitkan oleh pemerintah negara donor 3 Surat berharga yang diterbitkan oleh Lembaga Keuangan Multilateral 4 Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 3 Hibah 5 Simpanan dalam bentuk Rupiah atau valuta asing pada Bank Indonesia, dan/atau 4 Penempatan dana oleh Bank Indonesia. 6 Simpanan pada Bank dalam Negeri dan/atau bank luar negeri. 19

20 1 PROFIL SINGKAT INDONESIA EXIMBANK 2 2 KEGIATAN USAHA 14 3 KINERJA KEUANGAN 20 4 PERTIMBANGAN INVESTASI 30 5 STRUKTUR PENAWARAN DAN INDIKASI JADWAL 33

21 Ikhtisar Neraca (Telah Diaudit, Dalam Jutaan Rupiah) Keterangan Per 31 Desember Per 31 Juli Penempatan pada Bank Indonesia dan bank neto Efek-efek neto Pembiayan dan piutang neto Jumlah Aset Efek-efek hutang yang diterbitkan neto Pinjaman yang diterima Jumlah Liabilitas Jumlah Ekuitas Jumlah Liabilitas dan Ekuitas

22 Ikhtisar Laba (Rugi) (Telah Diaudit, Dalam Jutaan Rupiah) Keterangan Periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember Periode 7 (tujuh) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Juli Pendapatan bunga dan bagi hasil Beban bunga ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) Pendapatan operasional lainnya (Penyisihan) pembalikan kerugian penurunan nilai aset keuangan dan non keuangan (63.986) ( ) ( ) ( ) (89.695) (Penyisihan) pembalikan kerugian penurunan nilai komitmen dan kontijensi (10.349) (5.724) (7.915) (20.386) (3.234) Beban operasional lainnya (86.433) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) Laba operasional Laba sebelum pajak penghasilan Laba Neto

23 Kinerja Keuangan Jumlah Aset (triliun Rupiah) Jumlah Aset terus mengalami peningkatan yang signifikan seiring dengan peningkatan di sisi Kewajiban serta tambahan modal Pemerintah sebesar Rp2 triliun yang ditempatkan pada asetaset produktif. 20,6 23,1 Jumlah Kewajiban mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan efek-efek yang diterbitkan dan pinjaman yang diterima. 8,8 10,3 11,2 13,0 Peningkatan pada Ekuitas terjadi sehubungan dengan adanya penambahan modal Pemerintah Rp2 triliun dan peningkatan pada hasil usaha July 2011 Jumlah Kewajiban (triliun Rupiah) Jumlah Ekuitas (triliun Rupiah) 14,1 16,3 6,5 6,8 4,8 6,1 6,9 8,6 4,0 4,2 4,3 4, July July

24 Pendanaan Pinjaman yang Diterima (triliun Rupiah) Efek Efek hutang yang Diterbitkan (triliun Rupiah) 2,2 3,4 4,0 4,9 8,5 11, July ,3 1,3 0, July ,2 5,3 4,1 Efek- efek yang diterbitkan per Juli 2011 mengalami penurunan dibandingkan dengan posisi Desember 2010 karena Obligasi jatuh tempo sebesar Rp1,25 triliun. Pinjaman yang diterima mengalami peningkatan seiring dengan pinjaman baru yang diterima dari lembaga keuangan multilateral seperti Asian Development Bank (ADB), Pinjaman Sindikasi Tahun 2011 serta pinjaman-pinjaman bilateral dari perbankan dalam dan luar negeri. Bagi Indonesia Eximbank, peningkatan pinjaman khususnya dari lembaga keuangan multilateral/international yang kredibel seperti JBIC dan ADB ini menandai tingkat kepercayaan yang tinggi, sekaligus penegasan atas akseptabilitas sovereignty status Indonesia Eximbank. Leverage factor semacam ini akan membantu menumbuhkan keyakinan pada lembaga-lembaga keuangan multinasional/internasional lainnya untuk bekerja sama dengan Indonesia Eximbank di masa mendatang. 24

25 Pembiayaan dan Piutang Pembiayaan dan Piutang - bruto (triliun Rupiah) Pembiayaan dan Piutang Menurut Sektor Ekonomi 31 Juli % 5,8 6,4 9,6 9,3 15,7 16,8 8% 4% 8% 52% July 2011 Perindustrian Pertanian Perdagangan Pertambangan Lain-lain Pembiayaan dan Piutang - bersih (triliun Rupiah) Kolektibilitas atas Pembiayaan dan Piutang Bruto 31 Juli % 1% 0% 8% 5,8 6,3 9,3 8,7 14,9 15,9 90% July 2011 Lancar Dalam perhatian khusus Kurang lancar Diragukan Macet 25

26 Rasio Permodalan CAR Risiko Kredit CAR Risiko Kredit dan Risiko Pasar 77,06% 60,25% 40,88% 43,40% 40,04% 41,02% 73,72% 57,76% 39,09% 42,21% 39,89% 40,82% July July 2011 CAR yang dimiliki oleh Indonesia Eximbank, baik CAR yang memperhitungkan Risiko Kredit dan CAR yang memperhitungkan Risiko Kredit dan Risiko Pasar berada pada tingkat yang sangat baik, jauh diatas batas minimal sesuai ketentuan yang berlaku sebesar 8%, sehingga Indonesia Eximbank masih memiliki cukup ruang untuk dapat memperbaiki kualitas aset produktif serta pengembangan usaha 26

27 Rasio Aset Produktif 0,49% 0,62% Non Performing Loan - Bersih 3,79% 5,77% 5,88% 5,12% July 2011 Pada tahun 2009 terjadi peningkatan Non Performing Loan, seiring dengan lesunya permintaan global atas produk Indonesia dan penurunan tajam atas harga komoditi ekspor Indonesia karena pelambatan ekonomi dunia. Beberapa nasabah NPL saat ini dalam proses restrukturisasi dengan angka O/S yang cukup signifikan. Proses restrukturisasi diharapkan dapat diselesaikan tahun ini. Rasio Pemenuhan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) terhadap aset produktif masih berada diatas batas minimal sesuai ketentuan yang berlaku. CKPN Produktif terhadap Aset Produktif Pemenuhan CKPN Aset Produktif 1,68% 1,39% 2,21% 4,03% 3,68% 3,46% 136,60% 128,06% 100,00% 103,91% 100,37% 100,31% July July

28 Rasio Rentabilitas Imbal Hasil Aset - ROA Imbal Hasil Ekuitas - ROE 4,50% 4,10% 2,93% 1,29% 1,55% 2,34% 6,39% 6,95% 5,80% 2,41% 4,24% 6,79% July July 2011 Net Interest Margin - NIM BOPO 6,45% 5,02% 4,94% 4,21% 3,81% 3,82% 58,04% 56,96% 67,34% 85,90% 80,11% 68,48% July July

29 Kinerja Keuangan Terkini Keterangan Per 31 Desember Per 31 Juli Per 14 November (Telah Diaudit) (Telah Diaudit) (Telah Diaudit) (Tidak Diaudit) NERACA (dalam Jutaan Rupiah) Jumlah Aset Aktiva Produktif - Penempatan pada Bank Indonesia & Bank neto Efek-efek neto Pembiayan dan piutang neto Sumber Dana & Ekuitas - Efek-efek hutang yang diterbitkan neto Pinjaman yang diterima Ekuitas Laba (Rugi) (dalam Jutaan Rupiah) - Pendapatan bunga dan bagi hasil Beban bunga ( ) ( ) ( ) ( ) - Pendapatan operasional lainnya (Penyisihan) pembalikan kerugian penurunan nilai aset keuangan dan non keuangan (325) ( ) (89.695) ( ) - (Penyisihan) pembalikan kerugian penurunan nilai komitmen dan kontijensi (20.386) (3.234) (4.769) - Beban operasional lainnya ( ) ( ) ( ) ( ) - Laba Neto Rasio-rasio (%) - NPL Bersih 5,77 5,88 5,12 3,89 - CKPN produktif terhadap Aset Produktif 4,03 3,68 3,46 3,38 - ROA 1,29 1,55 2,34 2,28 - ROE 2,41 4,24 6,79 6,65 - NIM 4,21 3,81 3,82 3,60 - BOPO 85,90 80,11 68,48 67,58 29

30 1 PROFIL SINGKAT INDONESIA EXIMBANK 2 2 KEGIATAN USAHA 14 3 KINERJA KEUANGAN 20 4 PERTIMBANGAN INVESTASI 30 5 STRUKTUR PENAWARAN DAN INDIKASI JADWAL 33

31 Pertimbangan Investasi Proses dan Operasi Kebijakan yang Kuat Peranan Kebijakan dan Dukungan Penuh Pemerintah Manajemen yang Kompeten dan Berpengalaman Akses yang Mudah ke Berbagai Sumber Pendanaan Manajemen Risiko & Tata Kelola Perusahaan yang Kuat Performa dan Profil Keuangan yang Kuat 31

32 Kinerja Indonesia Eximbank Diakui Lembaga Rating Solidnya Kinerja Indonesia Eximbank diakui oleh lembaga rating berskala Nasional bahkan Internasional Skala Nasional: PEFINDO (6 April 2011): idaaa dengan Outlook Stabil. Skala Internasional: S&P (3 Mei 2011): BB+ dengan Outlook Positif. Fitch Ratings (10 Mei 2011): BB+ dengan Outlook Positif. Rating Internasional yang dicapai oleh Indonesia Eximbank sama dengan country rating Indonesia yaitu BB+ 32

33 1 PROFIL SINGKAT INDONESIA EXIMBANK 2 2 KEGIATAN USAHA 14 3 KINERJA KEUANGAN 20 4 PERTIMBANGAN INVESTASI 30 5 STRUKTUR PENAWARAN DAN INDIKASI JADWAL 33

34 Keterangan Mengenai Obligasi Emiten Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank) Nama Obligasi Obligasi Berkelanjutan Indonesia Eximbank I Dengan Tingkat Bunga Tetap Tahap I Tahun 2011 Target Dana PUB Nominal Tahap I Harga Penawaran Sebesar Rp ,- (sepuluh triliun lima ratus miliar Rupiah) Sebanyak-banyaknya sebesar Rp ,- (dua triliun lima ratus miliar Rupiah) 100% dari Nilai Nominal Obligasi Jangka Waktu Seri 3 (tiga) Tahun Sejak Tanggal Emisi Seri 5 (lima) Tahun Sejak Tanggal Emisi Seri 7 (tujuh) Tahun Sejak Tanggal Emisi Pembayaran Bunga Jaminan Pencatatan Penggunaan Dana Bunga obligasi akan dibayarkan setiap 3 bulan (triwulanan) Tidak ada jaminan khusus PT Bursa Efek Indonesia Pembiayaan aset produktif yaitu pembiayaan ekspor dengan komposisi pembiayaan langsung sebesar kurang lebih 90% dan pembiayaan tidak langsung (pembiayaan kepada lembaga keuangan) sebesar kurang lebih 10%. 34

35 Rating Obligasi Obligasi Berkelanjutan Indonesia Eximbank I Dengan Tingkat Bunga Tetap Tahap I Tahun 2011 memperoleh rating id AAA dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) idaaa 35

36 Profesi Penunjang Joint Lead Underwriter PT Danareksa Sekuritas (Terafiliasi) PT Indo Premier Securities PT Trimegah Securities Tbk Konsultan Hukum MR & Partners Kantor Akuntan Publik KAP Purwantono, Suherman & Surja (a member of Ernst & Young Global) Notaris Poerbaningsih Adi Warsito, SH. Wali Amanat PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 36

37 Indikasi Jadwal Penerbitan Obligasi Berkelanjutan Book Building Pernyataan Efektif dari Bapepam-LK Masa Penawaran Penjatahan 16 November 1 Desember Desember Desember Desember 2011 Pembayaran dari Investor ke Penjamin Emisi 19 Desember 2011 Distribusi Obligasi secara elektronik 20 Desember 2011 Pembayaran kepada Emiten 20 Desember 2011 Pencatatan obligasi di Bursa Efek Indonesia 21 Desember

38 Indikasi Kisaran Bunga Seri 3 (tiga) Tahun Seri 5 (lima) Tahun Seri 7 (tujuh) Tahun 38

39 TERIMA KASIH 39

Indonesia Eximbank: Konsep Implementasi Lembaga Pembiayaan Ekspor di Indonesia

Indonesia Eximbank: Konsep Implementasi Lembaga Pembiayaan Ekspor di Indonesia Indonesia Eximbank: Konsep Implementasi Lembaga Pembiayaan Ekspor di Indonesia Jakarta, Mei 2015 Agenda 1 Profil Indonesia Eximbank 2 Kinerja Keuangan 3 Lesson Learned Bab 1 Profil Indonesia Eximbank (LPEI)

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2, 2009 Ekonomi. Lembaga. Pembiayaan. Ekspor. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4957) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa tujuan pembangunan nasional

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa tujuan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa tujuan pembangunan nasional

Lebih terperinci

INFORMASI PENAWARAN UMUM OBLIGASI I CIMB NIAGA AUTO FINANCE TAHUN 2012 DENGAN TINGKAT BUNGA TETAP

INFORMASI PENAWARAN UMUM OBLIGASI I CIMB NIAGA AUTO FINANCE TAHUN 2012 DENGAN TINGKAT BUNGA TETAP Nama Emiten INFORMASI PENAWARAN UMUM OBLIGASI I CIMB NIAGA AUTO FINANCE TAHUN 2012 DENGAN TINGKAT BUNGA TETAP Bidang & Kegiatan Usaha Pemegang Saham Biasa dengan Nilai Nominal Rp.50.000,- /shm Dewan Komisaris

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian LAPORAN POSISI KEUANGAN BCA membukukan posisi keuangan yang solid, didukung oleh posisi permodalan dan likuiditas

Lebih terperinci

INFORMASI PENAWARAN UMUM OBLIGASI BERKELANJUTAN I BANK BTN TAHAP I TAHUN 2012

INFORMASI PENAWARAN UMUM OBLIGASI BERKELANJUTAN I BANK BTN TAHAP I TAHUN 2012 INFORMASI PENAWARAN UMUM OBLIGASI BERKELANJUTAN I BANK BTN TAHAP I TAHUN 2012 Nama Emiten : PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Bidang & Kegiatan Usaha : Jasa Perbankan Pemegang Saham (Saham Biasa :

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa tujuan pembangunan nasional

Lebih terperinci

INFORMASI PENAWARAN UMUM OBLIGASI BERKELANJUTAN I INDOMOBIL FINANCE TAHAP I TAHUN 2012

INFORMASI PENAWARAN UMUM OBLIGASI BERKELANJUTAN I INDOMOBIL FINANCE TAHAP I TAHUN 2012 INFORMASI PENAWARAN UMUM OBLIGASI BERKELANJUTAN I INDOMOBIL FINANCE TAHAP I TAHUN 2012 Nama Emiten : PT. Indomobil Finance Indonesia (IMFI) Bidang & Kegiatan Usaha : Berusaha dalam bidang lembaga pembiayaan

Lebih terperinci

PENJELASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN

PENJELASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN PENJELASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN I. UMUM Otoritas Jasa Keuangan yang merupakan otoritas tunggal (unified supervisory model)

Lebih terperinci

Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal;

Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; Kamus Pasar Modal Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; 2 hubungan antara Pihak dengan pegawai, direktur, atau komisaris

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 3 TAHUN TENTANG PEMBENTUKAN PERSEROAN TERBATAS PENJAMINAN KREDIT DAERAH BANTEN

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 3 TAHUN TENTANG PEMBENTUKAN PERSEROAN TERBATAS PENJAMINAN KREDIT DAERAH BANTEN PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 3 TAHUN 2013... TENTANG PEMBENTUKAN PERSEROAN TERBATAS PENJAMINAN KREDIT DAERAH BANTEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN, Menimbang : a. bahwa Koperasi

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Kamus Pasar Modal Indonesia. Kamus Pasar Modal Indonesia

Kamus Pasar Modal Indonesia. Kamus Pasar Modal Indonesia Kamus Pasar Modal Indonesia Kamus Pasar Modal Indonesia Kamus Pasar Modal A Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; 2

Lebih terperinci

2 Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4957); 4. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 ten

2 Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4957); 4. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 ten BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1054. 2015 KEMENKEU. Lembaga Ekspor Indonesia. Penungasan Khusus. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 134 /PMK. 08/2015 TENTANG PENUGASAN KHUSUS KEPADA

Lebih terperinci

NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PER 31 MARET 2007 (Dalam Jutaan Rupiah)

NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PER 31 MARET 2007 (Dalam Jutaan Rupiah) NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PER 31 MARET 2007 KONSOLIDASI NO. POS-POS 31 Mar. 2007 31 Mar. 2006 31 Mar. 2007 31 Mar. 2006 (Tidak Diaudit) (Tidak Audit) (Tidak Diaudit)

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39 /SEOJK.03/2017 TENTANG LAPORAN TAHUNAN DAN LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39 /SEOJK.03/2017 TENTANG LAPORAN TAHUNAN DAN LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI BANK PERKREDITAN RAKYAT Yth. Direksi Bank Perkreditan Rakyat di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39 /SEOJK.03/2017 TENTANG LAPORAN TAHUNAN DAN LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI BANK PERKREDITAN RAKYAT Sehubungan

Lebih terperinci

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI Keputusan ini telah diketik ulang, bila ada keraguan mengenai

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN. NERACA BANK BENGKULU PER 31 DESEMBER 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 (dalam jutaan rupiah) BANK. BANK No. POS - POS

LAPORAN KEUANGAN. NERACA BANK BENGKULU PER 31 DESEMBER 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 (dalam jutaan rupiah) BANK. BANK No. POS - POS NERACA No. POS - POS No. POS - POS ASET Kantor Pusat: Jalan Basuki Rahmat No. 6 Lt. 2 Bengkulu Telp. (0736) 341170 Fax. (0736) 21178 Website: www.bankbengkulu.co.id Email: info@bankbengkulu.co.id LIABILITAS

Lebih terperinci

PT ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE Tbk Paparan Publik Tahunan. Jakarta, 17 Mei 2013

PT ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE Tbk Paparan Publik Tahunan. Jakarta, 17 Mei 2013 PT ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE Tbk Paparan Publik Tahunan Jakarta, 17 Mei 2013 1 Agenda Ikhtisar Keuangan Tahun Kinerja Keuangan Triwulan I Tahun 2013 Hasil RUPST dan RUPS LB Tanya Jawab 2 Ikhtisar Kinerja

Lebih terperinci

Laporan Manajemen. Ikhtisar Utama. Aktiva Kredit Bermasalah

Laporan Manajemen. Ikhtisar Utama. Aktiva Kredit Bermasalah Ikhtisar Utama Profil Perusahaan Analisa & Pembahasan Ikhtisar Keuangan (Dalam miliar Rupiah kecuali data saham) 2015 2014 2013 2012 2011 NERACA KONSOLIDASIAN Aktiva 188.057 195.821 184.338 155.791 142.292

Lebih terperinci

PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) NERACA PER 31 DESEMBER 2003 & 2002

PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) NERACA PER 31 DESEMBER 2003 & 2002 PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) NERACA PER 31 DESEMBER 2003 & 2002 NO POS - POS AKTIVA 1 Kas 78.536 88.602 2 3 4 5 6 7 Penempatan pada Bank Indonesia a. Giro Bank Indonesia 1.145.346 1.029.529 b. Sertifikat

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN. d. Pinjaman yang diberikan dan piutang Utang akseptasi Surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (repo )

LAPORAN KEUANGAN. d. Pinjaman yang diberikan dan piutang Utang akseptasi Surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (repo ) KantorPusat: JalanBasuki Rahmat No. 6 Lt. 2 Bengkulu Telp. (0736) 341170 Fax. (0736) 21178 Website: www.bankbengkulu.co.id Email: info@bankbengkulu.co.id NERACA PER 31 MARET 2016 DAN 31 DESEMBER 2015 No.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53/PMK.010/2012 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53/PMK.010/2012 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53/PMK.010/2012 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI Keputusan ini telah diketik ulang, bila ada keraguan mengenai

Lebih terperinci

No.12/ 27 /DPNP Jakarta, 25 Oktober 2010 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA. Perihal : Rencana Bisnis Bank Umum

No.12/ 27 /DPNP Jakarta, 25 Oktober 2010 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA. Perihal : Rencana Bisnis Bank Umum No.12/ 27 /DPNP Jakarta, 25 Oktober 2010 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA Perihal : Rencana Bisnis Bank Umum Sehubungan dengan diterbitkannya Peraturan Bank Indonesia

Lebih terperinci

NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PER 30 SEPTEMBER 2007 DAN 2006 (Dalam Jutaan Rupiah)

NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PER 30 SEPTEMBER 2007 DAN 2006 (Dalam Jutaan Rupiah) NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN KONSOLIDASI NO. POSPOS Per 30 Sept 2007 Per 30 Sept 2006 Per 30 Sept 2007 Per 30 Sept 2006 (Tidak Diaudit) (Tidak Audit) (Tidak Diaudit)

Lebih terperinci

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 30 September 2013 dan 31 Desember 2012 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS 30 Sep 2013 31 Dec 2012 ASET 1. Kas 6,776 5,177 2. Penempatan pada Bank Indonesia 230,159 331,111

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENJAMINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENJAMINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENJAMINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. Bahwa perekonomian nasional diselenggarakan berdasar

Lebih terperinci

Penyusunan Prospektus Penawaran Umum Terbatas Dalam Rangka Penerbitan HMETD

Penyusunan Prospektus Penawaran Umum Terbatas Dalam Rangka Penerbitan HMETD Penyusunan Prospektus Penawaran Umum Terbatas Dalam Rangka Penerbitan HMETD Oleh: Genio Atyanto Equity Tower 49th Floor, Jalan Jenderal Sudirman, Kav. 52-53 P / +62 21 2965 1262 SCBD, Jakarta 12190, indonesia

Lebih terperinci

UU No. 8/1995 : Pasar Modal

UU No. 8/1995 : Pasar Modal UU No. 8/1995 : Pasar Modal BAB1 KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan: 1 Afiliasi adalah: hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat a. kedua, baik

Lebih terperinci

mobil Aldira Finance didirikan dan mulai beroperasi pada tahun 1991 Keterangan Singkat Mengenai Perseroan

mobil Aldira Finance didirikan dan mulai beroperasi pada tahun 1991 Keterangan Singkat Mengenai Perseroan INFORMASI PENAWARAN UMUM OBLIGASI BERKELANJUTAN II ADIRA FINANCE TAHAP I TAHUN 2013 ; DAN SUKUK MUDHARABAH BERKELANJUTAN I ADIRA FINANCE TAHAP I TAHUN 2013 Nama Emiten PT. ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE

Lebih terperinci

Kamus Istilah Pasar Modal

Kamus Istilah Pasar Modal Sumber : www.bapepam.go.id Kamus Istilah Pasar Modal Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; 2 hubungan antara Pihak dengan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH Peraturan ini telah diketik ulang, bila ada keraguan mengenai isinya

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA. EKONOMI. Jaminan Sosial. Kesehatan. Aset. Pengelolaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5482)

LEMBARAN NEGARA. EKONOMI. Jaminan Sosial. Kesehatan. Aset. Pengelolaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5482) No.239, 2013 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA EKONOMI. Jaminan Sosial. Kesehatan. Aset. Pengelolaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5482) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Desember 2012 dan 2011 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS. 31 Dec Dec 2011

LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Desember 2012 dan 2011 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS. 31 Dec Dec 2011 LAPORAN POSISI KEUANGAN (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS ASET 1. Kas 5,177 4,547 2. Penempatan pada Bank Indonesia 331,111 576,314 3. Penempatan pada bank lain 501,231 192,880 4. Tagihan spot dan derivatif

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS. 31 Mar Dec 2012

LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS. 31 Mar Dec 2012 LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS 31 Mar 2013 31 Dec 2012 ASET 1. Kas 5,416 5,177 2. Penempatan pada Bank Indonesia 229,426 331,111 3. Penempatan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.9, 2016 EKONOMI. Penjaminan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5835) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

NERACA TRIWULANAN Tanggal : 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012

NERACA TRIWULANAN Tanggal : 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 No. NERACA TRIWULANAN Tanggal : 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 POS POS (dalam jutaan rupiah) Posisi 31 Desember Th. ASET 1. Kas 11.925 11.327 2. Penempatan pada Bank Indonesia 215.761 264.622 3. Penempatan

Lebih terperinci

PENAWARAN UMUM BERKELANJUTAN

PENAWARAN UMUM BERKELANJUTAN INFORMASI TAMBAHAN OTORITAS JASA KEUANGAN ( OJK ) TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI, TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN ISI INFORMASI TAMBAHAN. SETIAP PERNYATAAN

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF : : :

RINGKASAN EKSEKUTIF : : : DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 (a). Ringkasan Eksekutif - Rencana dan Langkah-Langkah Strategis (b). Ringkasan Eksekutif - Indikator Keuangan BPR dengan modal inti

Lebih terperinci

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 30 September 2016 dan 31 Desember 2015 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS 30 Sep 2016 31 Dec 2015 ASET 1. Kas 9,570 12,320 2. Penempatan pada Bank Indonesia 2,212,969 1,228,564

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ASET JAMINAN SOSIAL KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ASET JAMINAN SOSIAL KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ASET JAMINAN SOSIAL KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TERKINI

PERKEMBANGAN TERKINI PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK. PERKEMBANGAN TERKINI KINERJA OPERASIONAL PERSEROAN Perbandingan Periode Sembilan bulan yang Berakhir pada tanggal 30 September 2011 dan 30 September 2012 Pendapatan

Lebih terperinci

NERACA PER 31 MARET 2005 & 2004 (Dalam Jutaan Rupiah) NO POS - POS

NERACA PER 31 MARET 2005 & 2004 (Dalam Jutaan Rupiah) NO POS - POS NERACA PER 31 MARET 2005 & 2004 NO POS - POS AKTIVA 1 Kas 68.597 55.437 2 Penempatan pada Bank Indonesia a. Giro Bank Indonesia 1.410.533 982.799 b. Sertifikat Bank Indonesia 743.202 800.000 c. Lainnya

Lebih terperinci

TENTANG RENCANA BISNIS BANK UMUM

TENTANG RENCANA BISNIS BANK UMUM Yth. Direksi Bank Umum Konvensional di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 25 /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK UMUM Sehubungan dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor

Lebih terperinci

NERACA TRIWULANAN Tanggal : 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012

NERACA TRIWULANAN Tanggal : 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 No. NERACA TRIWULANAN Tanggal : 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 POS POS (dalam jutaan rupiah) Posisi 31 Desember Th. ASET 1. Kas 10,117 11,327 2. Penempatan pada Bank Indonesia 226,726 264,622 3. Penempatan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

Paparan Publik Tahunan, 7 Mei PT ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE Tbk

Paparan Publik Tahunan, 7 Mei PT ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE Tbk PT ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE Tbk Paparan Publik Tahunan 7 Mei 2012 Agenda Ikhtisar Keuangan Tahun 2011 Kinerja Keuangan Triwulan I - 2012 Informasi Terkini Tanya Jawab 1 Ikhtisar Keuangan Tahun 2011

Lebih terperinci

SURAT BERHARGA PASAR UANG (1) PERTEMUAN 10

SURAT BERHARGA PASAR UANG (1) PERTEMUAN 10 SURAT BERHARGA PASAR UANG (1) PERTEMUAN 10 PASAR UANG Pasar yang memperjualbelikan surat berharga jangka pendek yang jangka waktunya tidak lebih dari satu tahun SURAT BERHARGA PASAR UANG yaitu surat utang

Lebih terperinci

Tinjauan Kinerja Efek

Tinjauan Kinerja Efek 63 Ikhtisar Laporan Kepada Pemegang Saham Profil Perusahaan Kinerja SDM Operasi dan Strategi Analisis dan Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Informasi Tambahan (Bagi Pemegang Saham ADR) Tata

Lebih terperinci

KONSOLIDASI POS-POS. Des 2005 Des 2004 Des 2005 Des 2004 AKTIVA 41,215 28,657

KONSOLIDASI POS-POS. Des 2005 Des 2004 Des 2005 Des 2004 AKTIVA 41,215 28,657 NERACA POS-POS KONSOLIDASI Des 2005 Des 2004 Des 2005 Des 2004 1. AKTIVA Kas 41,215 28,657 2. Penempatan pada Bank Indonesia 850,832 615,818 a. Giro Bank Indonesia 732,894 554,179 b. Sertifikat Bank Indonesia

Lebih terperinci

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 30 September 2015 dan 31 Desember 2014 (dalam jutaan Rupiah) No. POS POS 30 Sep 2015 31 Dec 2014 ASET 1. Kas 9,942 10,443 2. Penempatan pada Bank Indonesia 3,520,489 1,473,201

Lebih terperinci

TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO.16/21

TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO.16/21 TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO.16/21 21/PBI/2014 TENTANG PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN HATIAN DALAM PENGELOLAAN UTANG LUAR NEGERI KORPORASI NONBANK 1. Q: Apa latar belakang diterbitkannya PBI

Lebih terperinci

Agenda. 1. Laporan tahunan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember

Agenda. 1. Laporan tahunan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember Agenda 1. Laporan tahunan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013: a. Persetujuan laporan tahunan Perseroan; b. Pengesahan laporan keuangan Perseroan; dan c. Pengesahan laporan

Lebih terperinci

No Pembiayaan OJK selain bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara juga berasal dari Pungutan dari Pihak. Sebagai pelaksanaan dari

No Pembiayaan OJK selain bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara juga berasal dari Pungutan dari Pihak. Sebagai pelaksanaan dari TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5504 OJK. Pungutan. Kewajiban. Pelaksanaan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 33) PENJELASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) NERACA PER 30 SEPTEMBER 2003 & 2002

PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) NERACA PER 30 SEPTEMBER 2003 & 2002 PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) NERACA NO POS - POS AKTIVA 1 Kas 62.396 50.624 2 3 4 5 6 7 Penempatan pada Bank Indonesia a. Giro Bank Indonesia 999.551 989.589 b. Sertifikat Bank Indonesia - 354.232

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ASET JAMINAN SOSIAL KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ASET JAMINAN SOSIAL KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ASET JAMINAN SOSIAL KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

5,854 4, a. Surat berharga 187 1, b. Kredit 371, , c. Lainnya 12,630 14,

5,854 4, a. Surat berharga 187 1, b. Kredit 371, , c. Lainnya 12,630 14, LAPORAN POSISI KEUANGAN/NERACA TRIWULANAN Per - September 212 dan Desember 211 (UNAUDITED) KONSOLIDASI Sep 212 Des 211 Sep 212 Des 211 ASET 1. Kas 5,854 4,547 2. Penempatan pada Bank Indonesia 723,489

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara tujuan investasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara tujuan investasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara tujuan investasi yang menguntungkan. Dengan total populasi mencapai 248,8 juta jiwa pada tahun 2013 (Sumber: Statistik Indonesia

Lebih terperinci

Agenda. Ikhtisar Keuangan Tahun Kinerja Keuangan Triwulan I Tanya Jawab

Agenda. Ikhtisar Keuangan Tahun Kinerja Keuangan Triwulan I Tanya Jawab Agenda Ikhtisar Keuangan Tahun 2013 Kinerja Keuangan Triwulan I-2014 Hasil RUPST dan RUPSLB Tanya Jawab 1 Ikhtisar Kinerja Tahun 2013 Penjualan sepeda motor baru domestik tumbuh 9% menjadi 7,8 juta unit.

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UU R.I No.8/1995 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa tujuan pembangunan nasional

Lebih terperinci

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 9 /POJK.04/2017 TENTANG BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DAN PROSPEKTUS RINGKAS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM EFEK

Lebih terperinci

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 30 September 2014 dan 31 Desember 2013 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS 30 Sep 2014 31 Des 2013 ASET 1. Kas 10.521 8.204 2. Penempatan pada Bank Indonesia 317.299 281.605

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa tujuan pembangunan nasional adalah terciptanya

Lebih terperinci

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS 31 Mar 2016 31 Des 2015 ASET 1. Kas 12.254 12.320 2. Penempatan pada Bank Indonesia 2.621.559 1.228.564

Lebih terperinci

Yth: 1. Direksi Bank Umum Syariah 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah di tempat

Yth: 1. Direksi Bank Umum Syariah 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah di tempat Yth: 1. Direksi Bank Umum Syariah 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah di tempat SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2015 TENTANG TRANSPARANSI DAN PUBLIKASI

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa tujuan pembangunan nasional adalah terciptanya suatu masyarakat adil dan makmur berdasarkan

Lebih terperinci

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 (dalam jutaan Rupiah) No. POS POS 30 Jun 2015 31 Des 2014 ASET 1. Kas 9.144 10.443 2. Penempatan pada Bank Indonesia 2.770.562 1.473.201 3.

Lebih terperinci

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 54 /POJK.04/2017 TENTANG BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM DAN PENAMBAHAN MODAL DENGAN

Lebih terperinci

PENAWARAN UMUM INI MERUPAKAN PENAWARAN EFEK BERSIFAT UTANG TAHAP KE-6 DARI PENAWARAN UMUM BERKELANJUTAN YANG TELAH MENJADI EFEKTIF.

PENAWARAN UMUM INI MERUPAKAN PENAWARAN EFEK BERSIFAT UTANG TAHAP KE-6 DARI PENAWARAN UMUM BERKELANJUTAN YANG TELAH MENJADI EFEKTIF. INFORMASI TAMBAHAN JADWAL Tanggal Efektif : 23 Mei 2014 Tanggal Distribusi Obligasi secara Elektronik : 16 September 2015 Masa Penawaran : 10 & 11 September 2015 Tanggal Pencatatan di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

PT. ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE (ADMF) TBK

PT. ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE (ADMF) TBK Kepada Yth. Bapak/Ibu : Pimpinan/Sales Kantor Cabang PT. Phillip Securities Indonesia Sales PT. Phillip Securities Indonesia Nasabah PT. Phillip Securities Indonesia di- Tempat ================================================================================

Lebih terperinci

-2- salah satu penyumbang bagi penerimaan Daerah, baik dalam bentuk pajak, dividen, maupun hasil Privatisasi. BUMD merupakan badan usaha yang seluruh

-2- salah satu penyumbang bagi penerimaan Daerah, baik dalam bentuk pajak, dividen, maupun hasil Privatisasi. BUMD merupakan badan usaha yang seluruh TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I PEMERINTAH DAERAH. Badan Usaha Milik Daerah. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 305) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

N E R A C A Per 30 September 2009 Dan 2008 (Dalam Jutaan Rupiah) Pos - Pos

N E R A C A Per 30 September 2009 Dan 2008 (Dalam Jutaan Rupiah) Pos - Pos N E R A C A A K T I V A 1. K a s 22,951 21,458 2. Penempatan pada Bank Indonesia a. Giro Bank Indonesia 117,863 165,135 b. Sertifikat Bank Indonesia 154,903 89,736 c. Lainnya - - 3. Giro pada bank lain

Lebih terperinci

EKUITAS LAPORAN LABA RUGI. Ekuitas

EKUITAS LAPORAN LABA RUGI. Ekuitas EKUITAS Pada tahun total ekuitas BCA tumbuh 16,6% atau Rp 18,7 triliun menjadi Rp 131,4 triliun. Kenaikan ekuitas ini sejalan dengan peningkatan profitabilitas dan kebijakan pembagian dividen secara terukur.

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/21/PBI/2014 TENTANG PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PENGELOLAAN UTANG LUAR NEGERI KORPORASI NONBANK

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/21/PBI/2014 TENTANG PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PENGELOLAAN UTANG LUAR NEGERI KORPORASI NONBANK PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/21/PBI/2014 TENTANG PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PENGELOLAAN UTANG LUAR NEGERI KORPORASI NONBANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

4.3 Kepemilikan silang pada entitas lain yang diperoleh berdasarkan peralihan karena hukum, hibah, atau hibah wasiat 0 0

4.3 Kepemilikan silang pada entitas lain yang diperoleh berdasarkan peralihan karena hukum, hibah, atau hibah wasiat 0 0 Tabel 01.a Pengungkapan Kuantitatif Struktur Permodalan Bank Umum Bank : Bank Sinarmas Tbk KOMPONEN MODAL 30-Jun-17 30-Jun-16 I Modal Inti (Tier 1) 4,184,369 3,819,657 1 Modal Inti Utama/Common Eqiuty

Lebih terperinci

KEBIJAKAN OTORITAS JASA KEUANGAN STIMULUS PERTUMBUHAN EKONOMI NASIONAL DAN PENINGKATAN SUPPLY VALUTA ASING DI SEKTOR JASA KEUANGAN 7 OKTOBER 2015

KEBIJAKAN OTORITAS JASA KEUANGAN STIMULUS PERTUMBUHAN EKONOMI NASIONAL DAN PENINGKATAN SUPPLY VALUTA ASING DI SEKTOR JASA KEUANGAN 7 OKTOBER 2015 KEBIJAKAN OTORITAS JASA KEUANGAN STIMULUS PERTUMBUHAN EKONOMI NASIONAL DAN PENINGKATAN SUPPLY VALUTA ASING DI SEKTOR JASA KEUANGAN 7 OKTOBER 2015 1. RELAKSASI KETENTUAN PERSYARATAN KEGIATAN USAHA PENITIPAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PP. No. : 45 Tahun 1995 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/ TENTANG BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM DAN PENAMBAHAN MODAL DENGAN MEMBERIKAN HAK MEMESAN

Lebih terperinci

STIE DEWANTARA Pasar Modal

STIE DEWANTARA Pasar Modal Pasar Modal Manajemen Lembaga Keuangan, Sesi 3 Pengertian Dalam arti sempit Pasar Modal = Bursa efek, yaitu tempat terorganisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukan secara langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistematik yang bisa menggoyah stabilitas sistem keuangan. Kegagalan suatu bank

BAB I PENDAHULUAN. sistematik yang bisa menggoyah stabilitas sistem keuangan. Kegagalan suatu bank BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor perbankan merupakan sektor yang paling rentan terkena risiko sistematik yang bisa menggoyah stabilitas sistem keuangan. Kegagalan suatu bank yang bersifat

Lebih terperinci

Cara mencatatkan perusahaan di BEI (go public)

Cara mencatatkan perusahaan di BEI (go public) Cara mencatatkan perusahaan di BEI (go public) Efek yang dapat dicatatkan di BEI (go public) dapat berupa: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Saham Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (Exchange Traded Fund/ETF)

Lebih terperinci

menyebabkan meningkatnya risiko gagal bayar (default risk). Hal ini berpotensi mengganggu kestabilan sistem keuangan dan ekonomi makro seperti yang

menyebabkan meningkatnya risiko gagal bayar (default risk). Hal ini berpotensi mengganggu kestabilan sistem keuangan dan ekonomi makro seperti yang TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO.16/20/PBI/2014 TANGGAL 28 OKTOBER 2014 TENTANG PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PENGELOLAAN UTANG LUAR NEGERI KORPORASI NONBANK 1. Q: Apa latar belakang diterbitkannya

Lebih terperinci

BAB II PERUSAHAAN GO PUBLIC DI INDONESIA. menjadikan perusahaannya sebagai salah satu perusahaan go public akan

BAB II PERUSAHAAN GO PUBLIC DI INDONESIA. menjadikan perusahaannya sebagai salah satu perusahaan go public akan BAB II PERUSAHAAN GO PUBLIC DI INDONESIA 2.1. Latar Belakang Go Public Pesatnya perkembangan dunia usaha menimbulkan persaingan yang ketat di antara para pelaku usaha. Setiap perusahaan berlomba-lomba

Lebih terperinci

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 62 /POJK.04/2017 TENTANG BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DAN PROSPEKTUS RINGKAS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM OBLIGASI

Lebih terperinci

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 (dalam jutaan Rupiah) No. POS POS ASET 1. Kas 12,320 10,443 2. Penempatan pada Bank Indonesia 1,228,564 1,473,201 3. Penempatan pada bank

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan lainnya (Hanafi dan Halim, 2009). Sedangkan kinerja keuangan bank dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan lainnya (Hanafi dan Halim, 2009). Sedangkan kinerja keuangan bank dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja keuangan bank merupakan suatu gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu, baik mencakup aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dananya. Penilaian

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERSEROAN TERBATAS PENJAMINAN KREDIT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERSEROAN TERBATAS PENJAMINAN KREDIT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH Menimbang : a. PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERSEROAN TERBATAS PENJAMINAN KREDIT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH,

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 022 TAHUN 2013 TENTANG PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT DAERAH KALIMANTAN SELATAN

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 022 TAHUN 2013 TENTANG PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT DAERAH KALIMANTAN SELATAN PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 022 TAHUN 2013 TENTANG PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT DAERAH KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN, Menimbang : a. Dalam

Lebih terperinci

Yth: 1. Direksi Bank Umum Syariah; dan 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah di tempat.

Yth: 1. Direksi Bank Umum Syariah; dan 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah di tempat. Yth: 1. Direksi Bank Umum Syariah; dan 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/SEOJK.03/2015 TENTANG TRANSPARANSI

Lebih terperinci

NERACA KONSOLIDASIAN

NERACA KONSOLIDASIAN NERACA KONSOLIDASIAN KONSOLIDASIAN No. POS-POS 31-Des-2009 31-Des-2008 31-Des-2009 31-Des-2008 AKTIVA 1. Kas 747.870 681.321 767.238 683.155 2. Penempatan pada Bank Indonesia a. Giro pada Bank Indonesia

Lebih terperinci

N E R A C A Per 30 Juni 2010 Dan 2009 (Dalam Jutaan Rupiah) Pos - Pos A S E T 1 K a s 19,237 21,544 2 Penempatan pada Bank Indonesia

N E R A C A Per 30 Juni 2010 Dan 2009 (Dalam Jutaan Rupiah) Pos - Pos A S E T 1 K a s 19,237 21,544 2 Penempatan pada Bank Indonesia N E R A C A No. Pos - Pos 2010 2009 A S E T 1 K a s 19,237 21,544 2 Penempatan pada Bank Indonesia 262,255 113,412 3 Penempatan pada bank lain 1,112 1,307 4 Tagihan spot dan derivatif 5 Surat berharga

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa tujuan pembangunan nasional adalah terciptanya

Lebih terperinci