BAB I PENDAHULUAN. di lakukan oleh Gerakan Sedekah Sampah Kampung Brajan Kecamatan Kasihan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. di lakukan oleh Gerakan Sedekah Sampah Kampung Brajan Kecamatan Kasihan"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tesis ini menganalisis peran civil society dalam mengerakkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan lingkungan dan penanggulangan kemiskinan yang di lakukan oleh Gerakan Sedekah Sampah Kampung Brajan Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul. Penelitian ini difokuskan pada kegiatan yang dilaksanakan gerakan sedekah sampah kampung Brajan dalam mengedukasi warga tentang pengelolaan sampah rumah tangga khususnya sampah organik yang kemudian bisa membawa mamfaat bagi warga yang lain dan juga lingkungan di kampung Brajan. Permasalahan utama yang menjadi latar belakang penelitian ini adalah keberadaan civil society yang tumbuh menjamur di Indonesia yang tentu saja membawa dampak yang beragam bagi kehidupan masyarakat dan negara. Banyak civil society yang muncul saat ini merupakan wadah yang sangat berperan dalam mendukung pelaksananaan program-program pembangunan. Di sisi lain, keberadaan civil society terkadang justru penghambat atau ancaman bagi pemerintah. Dalam penelitian ini penulis membahas kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh gerakan sedekah sampah sebagai civil society yang bertujuan melakukan pengelolaan sampah sekaligus mencarikan dana untuk warga kurang mampu di kampung Brajan dengan menggalang partisipasi warga setempat. Dari kegiatan-kegiatan tersebut bisa dilihat bagaimana peran gerakan sedekah sampah 1

2 sebagai salah satu civil society dalam keikutsertaannya mendukung pemerintah mengatasi permasalahan-permasalahan publik. Keberadaan civil society di Indonesia merupakan bagian dari cerita yang cukup panjang dari perjalanan bangsa ini. Era 1990-an yang memunculkan pandangan baru terhadap pemerintah dengan munculnya konsep governance dan good governance yang merupakan pergeseran perspektif dari konsep awal berpusat pada government ke perspektif governance. Perubahan paradigma tersebut turut dikemukan oleh Widodo (2001:1) bahwa: Paradigma penyelenggaran pemerintahan telah terjadi pergeseran dari rule government menjadi good government. Pemerintah dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan publik menurut paradigma rule government senantiasa lebih menyandarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan paradigma good government tidak semata-mata didasarkan pada pemerintah (government) atau negara (state) saja, tetapi harus melibatkan seluruh elemen baik dalam birokrasi maupun diluar birokrasi publik (masyarakat). Pengertian ini melihat adanya keinginan untuk melibatkan masyarakat dan mendekatkannya dengan pemerintah, sehingga kemudian ditindak lanjuti dalam bentuk desentralisasi dan otonomi daerah. LAN (2000:6) menyatakan bahwa arti kata good dalam good governance mengandung dua pengertian, yaitu nilai-nilai yang menjunjung tinggi keinginan/kehendak rakyat dan nilai-nilai yang dapat meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mencapai tujuan (nasional), kemandirian, pembangunan berkelanjutan dan keadilan sosial; kedua, aspek-aspek fungsional dari pemerintah 2

3 yang efektif dan efisien dalam pelaksanaan tugasnya untuk mencapai tujuantujuan tersebut. Sedangkan governance (kepemerintahan) merupakan pelaksanaan otoritas ekonomi, politik dan administrative untuk mengelola kehidupan suatu masyarakat atau negara pada semua tingkatan (Nasikun, 2001:17). Tuntutan akan transformasi dari konsep government menjadi governance merupakan akibat dari ketidakpuasan masyarakat akan pola lama yang dianut oleh pemerintah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi di negara Indonesia membuka akses bagi masyarakat untuk mengetahui segala bentuk tatanan bernegara. Keterpanggilan masyarakat untuk berperan aktif dalam mengisi pembangunan semakin hari semakin besar. Masyarakat mulai menyadari bahwa untuk mewujudkan kehidupan yang adil dan sejahtera bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, tapi juga tanggung jawab masyarakat sebagai objek pembangunan suatu negara. Partisipasi masyarakat merupakan komponen utama yang menentukan bahwa good governance sudah dijalankan dalam tata kelola pemerintahan. Partisipasi masyarakat menunjukkan berkurangnya ruang kekuasaan pemerintah serta sebagai gambaran perwujudan kebijakan yang mampu mengakomodir keinginan masyarakat. Widodo (2003) dalam Solekhan (2012:140) mengemukakan bahwa good governance memiliki unsur-unsur: akuntabilitas, partisipasi, pedictability, dan transparancy. Tata pemerintahan yang baik merupakan kondisi yang menjamin adanya proses kesejajaran, kesamaan, kohesi, dan keseimbangan peran serta, adanya saling kontrol yang dilakukan oleh tiga komponen, yaitu pemerintah 3

4 (government), rakyat (citizen) atau civil society, usahawan (business) yang berada disektor swasta (Thoha, 2010). Ketiga komponen tersebut mempunyai tata hubungan yang sama dan sederajat. Kesamaan derajat ini akan mempengaruhi terciptanya tata pemerintahan yang baik. Sejalan dengan maraknya gaung partisipasi masyarakat yang telah membawa perubahan paradigma dibeberapa sektor pembangunan yaitu dari yang bersifat top-down menjadi bottom-up. Pola pembangunan yang sentralistris diakui tidak lagi relevan dengan kenyataan di masyarakat dikarenakan 3 alasan yakni variasi lokal, sumber daya lokal, dan tanggung jawab lokal (Soetomo, 2008). Dalam tata pemerintahan yang demokratis, peran civil society harus memperoleh peran utama. Hal ini didorong oleh suatu kenyataan bahwa dalam sistem yang demokratis itu kekuasaan tidak lagi hanya berada ditangan penguasa melainkan berada ditangan rakyat. Oleh karena itu rakyat sangat menentukan dalam konstelasi keseimbangan itu. Civil society yang berperan aktif dalam menggerakkan masyarakat di Indonesia ternyata mendatangkan dampak yang beragam pula. Relasi antara negara dan masyarakat mengalami pergeseran makna dengan penguatan civil society, dimana posisi rakyat dihadapan negara mengalami perkembangan positif sehingga rakyat tidak terlalu didominasi negara bahkan masyarakat punya barganing yang lebih baik untuk kebijakan-kebijakan negara. Kehadiran organisasi civil society bermunculan dari kota hingga di pedesaan. Kelompokkelompok seperti berbagai kelompok swadaya masyarakat dan forum-forum warga menjadi posko aktifitas masyarakat untuk berperan aktif dan berpartisipasi 4

5 dalam membangun wilayah masing-masing secara lebih terorganisir, serta hubungan yang lebih relasional antara pemerintah dan masyarakat. Prinsip civil society adalah kemandirian masyarakat dihadapan negara. Banyak kegiatan juga diselenggarakan oleh organisasi civil society sebagai wujud tanggung jawab komponen masyarakat dalam berbangsa dan bernegara di Indonesia. Berbagai pengelolaan permasalahan ditengah-tengah masyarakat menjadi objek dari organisasi civil society. Salah satu organisasi itu adalah Gerakan Sedekah Sampah Berbasis Masjid di Kampung Brajan Kelurahan Taman Tirto, Kasihan, Bantul. Gerakan ini merupakan wujud kepedulian masyarakat Kampung Brajan akan pengelolaan sampah dan kepedulian terhadap masyarakat miskin. Ini menjadi salah satu contoh keterpanggilan masyarakat yang diwadahi oleh sebuah komunitas. Berangkat dari kepedulian akan lingkungan khususnya pengelolaan sampah dan permasalahan kemiskinan, maka gerakan ini muncul sebagai warna baru dari gerakan-gerakan yang selama ini bermunculan ditengahtengah masyarakat. Masalah sampah bukan hanya masalah Indonesia saja, tapi juga sudah menjadi permasalahan global yang mulai digalakkan untuk solusi penanggulangan yang terbaik. Indonesia sendiri adalah negara yang keberlansungan kehidupannya sangat diancam oleh sampah. Beberapa tahun mendatang sekitar 250 juta penduduk Indonesia akan hidup bersama tumpukan sampah. Kementerian Lingkungan Hidup pada tahun 2012 mencatat rata-rata penduduk Indonesia menghasilkan 2,5 liter sampah per hari atau 625 juta liter dari total jumlah penduduk. Kondisi ini akan terus bertambah sesuai dengan kondisi 5

6 lingkungannya. Dari total sampah tersebut lebih dari 50% adalah sampah rumah tangga dan sekitar 60%-nya merupakan sampah organik (tempo.com, 15 April 2012). Menurut data Balai Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul menunjukkan saat ini rata-rata sampah yang dihasilkan di Bantul perhari mencapai ton perhari, sedangkan jumlah yang terangkaut ke TPA Piyungan rata-rata hanya ton per hari. Artinya beban sampah yang berada di sekitar masyarakat yang kemudian akan menjadi sumber permasalahan masih berjumlah sangat banyak yaitu ton sisanya (Yudhi,2007). Peningkatan volume sampah di Bantul diakibatkan laju pertambahan penduduk yang mencapai 1,57 % dari tahun menurut BPS Bantul. Mengatasi permasalahan sampah ini Pemerintah Yogyakarta sejak tahun 2002 sudah wacana swakelola sampah dengan percontohan Dusun Sukunan Sleman yang sejak tahun 2002 sudah melaksanakan swakelola sampah. Banyak daerah yang tertarik menjadikan daerahnya seperti Sukunan tapi banyak yang gagal untuk melaksanakannya. Diantara daerah yang berhasil dalam swakelola sampah adalah Dusun Gondolayu Lor RW 10 Kota Yogyakarta. Selama ini yang terjadi di masyarakat dalam hal pengelolaan sampah seperti sebuah protap rutin yang sudah lama berjalan. Contohnya saja sampah-sampah masyarakat, seperti rumah tangga dikumpulkan dan kemudian diangkut oleh petugas sampah, baik itu petugas sampah yang disediakan oleh pemerintah, maupun petugas sampah yang berprofesi sebagai pengumpul sampah di masyarakat. Selanjutnya dari pegumpulan, sampai lalu dibuang ke tempat 6

7 pembuangan akhir (TPA) di wilayah tersebut. Dalam hal ini bisa kita runut, bahwa hal yang dilakukan hanya memindahkan sampah semata, sehingga tanpa proses pengelolaan yang tepat, lambat laun sampah akan menjadi gunung- gunung sampah dengan beragam permasalahan baru. Pemerintah sebenarnya sudah melakukan langkah-langkah strategis untuk mengatasi hal diatas, seperti mencanangkan program 3R yakni reduce, reuse, dan recycle (Kementerian Lingkungan Hidup, 2011). Reduce berarti tidakan yang mengurangi segala sesuatu yang akan menimbulkan sampah, Reuse berarti mengunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama atau fungsi yang berbeda. Sedangkan Recycle berarti mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat. Hal yang telah dicanangkan oleh pemerintah tersebut belum bisa berjalan sesuai dengan harapan, meskipin sudah diadakan sosialisasi pengelolaan sampah tapi partisipasi dan kesadaran masyarakat terlihat masih kurang. Hal ini mungkin saja disebabkan karena tidak adanya best practise pengelolaan sampah yang mudah bagi masyarakat. Sebelumnya Undang-undang Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah mengamanatkan perlunya perubahan yang mendasar dalam pengelolaan sampah. Pada pasal 19 tersebutkan bahwa pengelolaan sampah dibagi atas dua kegiatan pokok, yaitu pengurangan sampah dan penanganan sampah. Pasal 20 dijelaskan lebih lanjut bahwa dalam kegiatan pengurangan sampah dapat dilakukan dengan cara yaitu pembatasan timbunan sampah, pendauran ulang sampah dan pememfaatan kembali sampah. Hal itulah yang kemudian diwujudkan 7

8 dalam Program 3R (reduce, reuse, recycle). Selanjutnya, pasal 22 Undang-undang Nomor 18 tahun 2008 menjelaskan perihal penanganan sampah. Dalam penanganan ini terdapat lima kegiatan yang harus dilakukan yaitu pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pemrosesan akhir sampah. Undang- undang nomor 18 tahun 2008 merupakan awal dilakukannya kebijakan pengelolaan sampah. Kebijakan sampah yang telah dilalui selama tiga dekade sebelum ini hanya bergerak pada kegiatan kumpul, angkut, buang dengan menjadikan TPA sebagai titik akhir penanganan masalah sampah. Penerapan 3R diharapkan dapat mengubah pola fikir masyarakat dalam memperlakukan sampah. Masyarakat diransang untuk dapat melihat sampah sebagai sebuah lahan untuk dijadikan sumber daya alternatif yang bisa dimanfaatkan kembali, baik secara lansung, melalui proses daur ulang maupun proses lainnya. Sehingga sampah yang awalnya adalah sesuatu yang menjadi sisa akan menjadi sesuatu yang bisa dimanfaatkan kembali. Untuk mengawal kebijakan tersebut, pemerintah juga membuat aturan-aturan lainnya dalam rangka mendisipinkan masyarakat contohnya larangan membuang sampah sembarangan. Namun pada kenyataannya masih banyak masyarakat yang menyepelekan aturan-aturan tersebut. Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri dalam pengelolaan sampah ini. Kemandirian masyarakat sangat diperlukan untuk mendukung dan berperan dalam pengelolaan sampah bersama-sama dengan pemerintah. Penanganan dan pengelolaan sampah yang semakin hari semakin membutuhkan inovasi tentu saja memerlukan peran serta dan tanggung jawab dari seluruh komponen. 8

9 Permasalahan ini tidak bisa menjadi beban pemerintah semata, ada sinergi yang harus terjalin antara pemerintah, swasta dan masyarakat. Tentu saja solusi yang harus dilakukan adalah hal-hal yang bersifat permanen dengan biaya yang relatif murah dan terjangkau.sangat penting saat ini mengugah masyarakat untuk memiliki komitmen untuk mengurangi sampah melalui proses daur ulang. Parisipasi masyarakat tidak hanya tertumpu pada kesadaran untuk mengelompokkan sampah berdasarkan jenisnya tapi juga dapat mengurangi timbunan-timbunan sampah baru secara signifikan. Melalui program Indonesia Bersih diharapkan pola fikir masyarakat untuk memanfaatkan sampah dapat diubah sehingga target pemerintah untuk meningkatkan daur ulang sampah sebanyak 30% dari jumlah sampah yang dihasilkan perhari dalam lima hingga 10 tahun mendatang dapat tercapai (Noorkarmilah, 2007:163). Gambar 1.1 Skema Hubungan Sampah dengan Kesejahteraan Manusia Sumber Manusiawi Jasa Lingkungan Teknologi Kesejahteraan Manusia Sumber non manusiawi Barang- barang SAMPAH Sumber : Sudarso (1985:2) 9

10 Dalam skema tersebut terdapat adanya kaitan antara komponen yang satu dengan yang lainnya, terutama antara teknologi, lingkungan, sampah dan kesejahteraan manusia. Sampah yang ditimbulkan karena adanya produksi dan konsumsi barang-barang guna kesejahteraan manusia, secara lansung dapat mempengaruhi kondisi lingkungan dan kondisi manusia itu sendiri. Semakin banyak produksidan konsumsi barang-barang, maka semakin banyak pula sampah yang ditimbulkan. Dalam waktu yang bersamaan semakin potensial pula lingkungan yang tercemar dan kesejahteraan manusia semakin sulit terjangkau. Oleh sebab itu, agar upaya mencapai kesejahteraan benar-benar terwujud maka komponen-komponen tersebut harus dijaga keseimbangannya. Melihat skema diatas maka mengelola sampah adalah tantangan bagi masyarakat, apalagi tahun 2025 telah dicanangkan sebagai tahun zero waste ( bebas sampah) dunia. Tantangan akan perubahan prilaku dan pengelolaan sampah dimasyarakat saat ini mulai tercermin dengan bermunculannya beberapa perubahan pola dan aktivitas pengelolaan sampah yang menjadi trend saat ini yaitu melalui model pengelolaan sampah berbasis komunitas, dimana hal ini merupakan salah satu sarana potensial untuk perbaikan kondisi lingkungan. Berbagai pola tersebut seperti bank sampah, asuransi sampah, swakelola sampah, sedekah sampah dan lainnya. Masing- masing pola dan aktivitas tersebut itu manawarkan mekanisme pengelolaan dan keunggulan yang berbeda-beda. Kemiskinan bukan merupakan barang langka yang ingin dicari di Indonesia. Angka kemiskinan Indonesia yang dari tahun ke tahun meningkat seiringg dengan 10

11 berbagai krisis yang terus meneru melanda perekonomian bangsa yang berdampak pada meningkatnya angka pengangguran, naiknya harga bahan pokok dan tingginya angka putus sekolah. Gerakan sedekah sampah merupakan metode alternatif untuk pengelolaan sampah yang berbasis masyarakat yang melakukan aktifitas-aktifitas seperti pemilahan sampah sesuai jenisnya, dikumpulkan di lokasi yang telah ditentukan dan dijual secara komunal. Hal yang berbeda dari gerakan ini adalah hasil penjualan sampah tersebut selanjutnya digunakan untuk kegiatan sosial masyarakat. Jadi, gerakan sedekah sampah yang digagas di kampung Brajan ini tidak hanya sebuah solusi untuk pengelolaan sampah dengan mudah dan murah tapi juga upaya untuk ibadah yaitu bersedekah. 1.1 Rumusan masalah Sebagai organisasi civil society yang tumbuh ditengah masyarakat, Gerakan sedekah sampah di Kampung Brajan yang dalam tujuannya adalah membantu pemerintah dalam pengelolaan sampah sekaligus menghimpun bantuan bagi warga yang kurang mampu. Maka gerakan ini harus mampu menggalang keterpanggilan masyarakat untuk berperan aktif serta menjaga keberlansungan kegiatan ini.dari latar belakang masalah diatas maka penulis merumuskkan permasalahan penelitian sebagai berikut : Bagaimana Gerakan Sedekah Sampah di Kampung Brajan mengerakkkan partisipasi masyarakat dalam kepedulian lingkungan dan masyarakat miskin? 11

12 Berdasarkan rumusan permasalahan tersebut penulis meneruskannya kedalam bentuk pertanyaan penelitian yaitu : 1. Bagaimana proses partisipasi masyarakat dalam kegiatan sedekah sampah di kampung Brajan. 2. Apa manfaat dari kegiatan sedekah sampah di kampung Brajan. 1.2 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah menjawab permasalahan pada rumusan masalah diatas melalui: 1. Mengetahui dan memberikan penjelasan tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan gerakan sedekah sampah Kampung Brajan. 2. Mengetahui manfaat dan peran serta masyarakat Kampung Brajan dalam sedekah sampah 1.3 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat : - Sebagai gambaran bagi Pemerintah atau stakeholder terkait untuk memberikan ruang serta perhatian kepada gerakan yang muncul dimasyarakat sebagai wujud tanggung jawab dan peran serta masyarakat dalam membantu pemerintah untuk terwujudnya masyarakat yang adil dan sejahtera. - Sebagai masukkan dan saran perbaikan bagi Gerakan Sedekah Sampah Kampung Brajan dan Aparat Dusun untuk lebih bersemangat dalam pengabdiannya pada Bangsa dan Agama. 12

13 1.5 Metode Penelitian Jenis dan metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif, metode ini dipilih karena berhubungan dengan prosedur, alat serta desain penelitian yang digunakan. Hal tersebut akan memberikan gambaran mengenai situasi dan kondisi di lapangan. Penelitian ini dimaksudkan untuk dapat memberikan gambaran secara jelas, sistematis dan faktual mengenai apa yang terjadi di masyarakat (Salim, 2006:119). Dalam hal ini pendekatan ini digunakan untuk mengetahui kegiatankegiatan yang dilakukan pada gerakan sedekah sampah di Kampung Brajan. Penelitian kualitatif sebagai jenis penelitian yang temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik dan dapat digunakan untuk menangkap dan memahami sesuatu dibalik fenomena yang sedikitpun belum diketahui. Prosedur ini menghasilkan temuan dari data yang dikumpulkan melalui beragam sarana. Sarana itu meliputi pengamatan dan wawancara, juga mencakup dokumen, buku, kaset video, dan data yang telah dihitung untuk tujuan lain, misalnya data sensus (Strauss dan Corbin 2003:4-5). Metode yang digunakan dalam penelitan ini adalah penelitian yang bersifat kulitatif dan bersifat deskriptif. Penelitian ini akan mendeskripsikan suatu fenomena yang kemudian akan mengambarkan dan menganalisis bentuk dan proses pengelolaan sampah berbasis Mesjid yang dilaksanakan dalam bentuk gerakan sedekah sampah. Penelitian ini lebih lanjut akan mengetahui partisipasi gerakan sedekah sampah ini dalam mengerakkan masyarakat dan manfaat yang diperoleh dalam kegiatan ini. Gambaran partisipasi masyarakat itu peneliti 13

14 temukan dari data-data hasil wawancara, dokumen yang peneliti temukan di kampung Brajan sebagai lokasi penelitian Analisis deskriptif yang digunakan dengan melakukan pemecahan masalah melalui pengambaran keadaan subjek dan objek penelitian antara lain Pengurus sedekah sampah dan masyarakat Kampung Brajan sebagai peserta dari gerakan ini. Dari ciri khas dari analisis deskriptif menurut Moleong, 2000 maka untuk mengetahui gambaran tersebut peneliti memusatkan perhatian kepada masalah yang tengah dihadapi gerakan sedekah sampah kampung Brajan dalam mencapai tujuannya. Selanjutnya peneliti menganalisis yang hasilnya adalah fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kampung Brajan, Kelurahan Taman Tirto, Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul, DIY. Penulis melakukan pemilihan lokasi ini karena dilokasi ini kegiatan sedekah sampah sudah berlansung semenjak tahun 2013 yang diprakarsai oleh pengurus Mesjid Al-Muharram Kampung Brajan. Komunitas ini sudah sering mendapatkan kunjungan dari daerah lain baik yang berada di DIY maupun dari luar DIY Subjek penelitian Unit analisis dari peneitian ini adalah pengelolaan sampah berbasis Mesjid yaitu Gerakan Sedekah Sampah dengan informan kunci adalah para pengurus sedekah sampah, Aparat Kampung Brajan serta masyarakat yang terlibat maupun tidak terlibat dalam kegiatan sedekah sampah. Hal ini bertujuan untuk 14

15 memperoleh keberagaman informasi sehingga informan dibagi atas populasi masing-masing. Berdasarkan unit analisis tersebut maka teknik yang digunakan adalah purpossive sampling (pemilihan sampel bertujuan). Pemilihan informan dilakukan berdasarkan ciri populasi dan juga kemampuan (capable). Informan dengan ciri populasi yang diambil dalam penelitian ini diantaranya pengurus sedekah sampah, pengurus badan amal dan penerima dana bantuan, sehingga jawaban dari penelitian ini telah didapatkan dari pihak-pihak yang terkait mengetahui seluruh kegiatan sedekah sampah. Tabel 1.1 Informan dalam Penelitian No Unsur Jumlah 1 Pengurus Sedekah Sampah - Koordinator - Relawan 1 orang 2 orang 2. Badan Amal Brajan 1 orang 3. Aparat Dusun - Ketua RT - Ketua Padukuhan 4. Penerima santunan - Beasiswa - Sembako - Kesehatan - TPA 5. Warga - Peserta - Bukan peserta 2 orang 1 orang 2 orang 2 orang 2 orang 1 orang 4 orang 4 orang 6. Pengepul sampah 1 Orang 15

16 1.5.4 Jenis dan Sumber data Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah: a. Data Primer Data ini berupa informasi maupun data kegiatan sedekah sampah yang dilakukan warga kampung Brajan. Data tersebut berguna untuk mengetahui sejauhmana partisipasi masyarakat dalam kegiatan sedekah sampah disamping itu untuk mengetahui apa yang memotivasi masyarakat ikut serta dalam kegiatan tersebut. Hal ini akan tergambar dengan jelas sesuai data yang didapatkan. b. Data Sekunder Data ini diperoleh dari sumber-sumber tertulis berupa dokumen, arsip, catatan, data statistik, dokumentasi penelitian maupun tulisan ilmiah serta jurnal-jurnal terkait serta sumber-sumber seperti surat kabar, buku-buku, internet dan sumber lainya yang melengkapi data Teknik Pengumpulan Data Metode yang dilakukan dalam mengumpulkan data sebagai berikut : a. Observasi Teknik ini dilakukan untuk mengetahui gambaran yang lebih jelas mengenai objek penelitian sehubungan masih sedikitnya informasi yang didapatkan tentang masalah yang diteliti. Teknik ini akan menjelaskan kemudian tentang berbagai kegiatan yang dilakukan dalam sedekah sampah serta mamfaat yang didapat masyarakat dari kegiatan ini. Observasi ini dilakukan untuk mengatehui berbagai 16

17 fenomena yang ditemukan pada lingkungan masyarakat kampung Brajan dalam ikut dalam kegiatan sedekah sampah serta hal lain yang ditemukan terkait dengan kegiatan tersebut. Hal yang dilakukan adalah mengamati hal-hal penting yang terjadi, mencatat maupun merekam hal-hal yang berhubungan dengan rumusan masalah penelitian. Teknik ini membuka ruang yang luas kepada peneliti untuk berbaur dengan masyarakat yang diteliti sehingga informasi dapat diperoleh seluas-luasnya. Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah proses pelaksanaan sedekah sampah yaitu pengumpulan, pemilahan dan penjualan. Selain intu hasil observasi yang peneliti dapatkan berupa gambaran perilaku masyarakat dalam mengelola sampah, baik perilaku positif maupun negatif. b. Wawancara Berdasarkan prinsip penelitian kualitatif maka hal yang terpenting adalah menemukan informan kunci (key informant) untuk diwawancarai. Pemilihan informan harus dilakukan dengan sengaja karena informan inilah yang paling mengetahui kegiatan sedekah sampah yang diteliti. Adapun jumlah informan tidak terkait dengan banyak orang yang diwawancarai, melainkan kecukupan informasi yang dibutuhkan dari orang-orang tersebut. Hal inilah yang menentukan pengambilan data bisa dihentikan, yaitu apabila telah terpenuhinya kecukupan data atau tidak ditemui lagi data yang lain serta tidak ada lagi informasi terbaru. 17

18 Adapun peneliti dalam hal ini menetapkan 2 orang sebagai key informan yaitu Bapak Ananto Isworo selaku Ketua/Koordinator Gerakan Sedekah Sampah dan Bapak Priyo Arief selaku Ketua Badan Amal Brajan. Dari kedua informan kunci inilah banyak informasi dan data yang penulis dapatkan dalam penelitian ini. Wawancara diakukan dengan tanya jawab lansung antara peneliti dengan informan secara mendalam dengan memberikan keleluasaan kepada informan untuk menyampaikan jawaban sehingga informasi yang didapatkan bisa memperkaya penelitian. Dari para key informan maupun informan lainnya peneliti mendapatkan informasi seperti jumlah warga yang berpartisipasi sedekah sampah, penyaluran dana bantuan dan lainnya. c. Dokumentasi Data berupa dokumen didapat dari tulisan pribadi, jurnal-jurnal, surat-surat dan dokumen lain yang bisa dijadikan sumber data. Peneliti melakukan penelitian dengan studi literatur di perpustakaan maupun internet tentang pengelolaan sampah. Selain itu peneliti juga mengunakan dokumentasi berupa foto yang didapatkan ketika melakukan penelitian dan juga dokumen yang dimiliki pengurus sedekah sampah. Gambar visual yang didapatkan diharapkan dapat menceritakan berbagai hal yang terjadi pada sedekah sampah. Bentuk dokumentasi lainya adalah rekaman yang menyimpan jalannya wawancara peneliti dengan informan yang kemudian disajikan dalam 18

19 bentuk transkrip wawancara yang selanjutnya adalah bahan untuk melakukan analisis. Dalam melakukan wawancara transkrip yang peneliti buat dijadikan acuan dalam menyusun analisis dan didukung oleh sumber data lain seperti foto dan dokumen-dokumen lainnya Teknik Analisis data Data yang didapatkan oleh peneliti kemudian disusun dan dirapikan sehingga dapat ditafsirkan atau diinterpretasikan. Penyusunan data melalui penggolongannya menurut pola, tema dan kategori. Seperti kebanyakan penelitian kualitatif peneliti mengawali proses analisa data ketika berada dilapangan. Hal yang dilakukan mencakup: reduksi data, display data, mengambil kesimpulan dan verifikasi (Nasution, 1998:129). a. Reduksi data yaitu menulis kembali data yang diperoleh dilapangan kemudian memaparkannya kembali dalam bentuk uraian atau laporan terperinci. Fokusnya adalah faktor yang mendorong masyarakat Kampung Brajan untuk ikut serta dalam kegiatan sedekah sampah serta manfaat yang diperoleh dari kegiatan tersebut. b. Display data yaitu sekumpulan informasi yang disajikan dalam bentuk teks naratif yang tertuang dalam matrik, grafik, jaringan, tabel dan bagan. Penyajian data ini antara lain seperti grafik. Hal ini bertujuan untuk mempertajam pemahaman tentang informasi yang diperoleh. Data tersebut dalam penelitian ini seperti tabel penerima bantuan, grafik penduduk dan lainnya 19

20 c. Pengambilan kesimpulan selanjutnya dirumuskan setelah semua data dikategorikan. Peneliti melakukan verifikasi dengan membuka kembali catatan-catatan dilapangan agar data yang diperoleh dapat teruji validitasnya. Pengambilan kesimpulan dilakukan dengan mengunakan teknik perbandingan data yang diperoleh dilapangan dengan data yang diperoleh dari wawancara. Terdapat beberapa data yang diperoleh diantaranya data masyarakat yang memiliki kesadaran dan yang tidak memiliki kesadaran untuk berpartisipasi. 20

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. dalam menjawab beberapa permasalahan masyarakat dikampung berkenaan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. dalam menjawab beberapa permasalahan masyarakat dikampung berkenaan BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Gerakan sedekah sampah sebagai civil society yang tumbuh berdasarkan inisiatif masyarakat dan sebagai pelopor pengelolaan sampah berbasis komunitas dalam menjawab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Berbagai aktifitas manusia secara langsung maupun tidak langsung menghasilkan sampah. Semakin canggih teknologi di dunia, semakin beragam kegiatan manusia di bumi, maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia, karena pada

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia, karena pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Sampah merupakan salah satu permasalahan yang patut untuk diperhatikan. Sampah merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia, karena pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. melalui implementasi desentralisasi dan otonomi daerah sebagai salah satu realita

I. PENDAHULUAN. melalui implementasi desentralisasi dan otonomi daerah sebagai salah satu realita I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatkan peranan publik ataupun pembangunan, dapat dikembangkan melalui implementasi desentralisasi dan otonomi daerah sebagai salah satu realita yang kompleks namun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan mutlak. Peran penting pemerintah ada pada tiga fungsi utama, yaitu fungsi

BAB I PENDAHULUAN. dan mutlak. Peran penting pemerintah ada pada tiga fungsi utama, yaitu fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran pemerintah dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di negara berkembang mempunyai kedudukan yang sangat penting dan mutlak. Peran penting

Lebih terperinci

METODE KAJIAN. Tabel 1. Jadwal Rencana Pelaksanaan Kajian Pengembangan Masyarakat di Kelurahan Campaka Kecamatan Andir Kota Bandung

METODE KAJIAN. Tabel 1. Jadwal Rencana Pelaksanaan Kajian Pengembangan Masyarakat di Kelurahan Campaka Kecamatan Andir Kota Bandung METODE KAJIAN Kajian pengembangan masyarakat ini dilaksanakan di kelurahan Campaka kecamatan Andir kota Bandung dengan pertimbangan Kelurahan Campaka merupakan kelurahan yang telah tersentuh program-program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran dan pemahaman mendalam tentang strategi yang dirumuskan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Pacitan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan Kota. Arus pembangunan kota era reformasi ditandai dengan maraknya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan Kota. Arus pembangunan kota era reformasi ditandai dengan maraknya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Perkembangan Kota Arus pembangunan kota era reformasi ditandai dengan maraknya pembangunan pemukiman dan prasarana fisik bagi masyarakat. Berbagai kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Tipe penelitian ini menurut Bugdon dan

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Tipe penelitian ini menurut Bugdon dan BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe dan Pendekatan Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Tipe penelitian ini menurut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemberlakuan otonomi daerah di Indonesia menuntut Pemerintah Daerah untuk

I. PENDAHULUAN. Pemberlakuan otonomi daerah di Indonesia menuntut Pemerintah Daerah untuk I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemberlakuan otonomi daerah di Indonesia menuntut Pemerintah Daerah untuk melaksanakan berbagai kebijakan yang berorientasi pada upaya mempercepat terwujudnya kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajemen pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup, terutama

BAB I PENDAHULUAN. manajemen pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup, terutama BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Adipura adalah sebuah penghargaan yang diperoleh oleh sebuah kota yang berhasil menjaga lingkungan perkotaannya bersih dan teduh, dengan menerapkan manajemen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis menggunakan tipe penelitian kualitatif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis menggunakan tipe penelitian kualitatif. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan tipe penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan proses penelitian yang menghasilkan prosedur analisis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi masyarakat, peningkatan konsumsi masyarakat dan aktivitas kehidupan masyarakat di perkotaan, menimbulkan bertambahnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lahirnya Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah

BAB I PENDAHULUAN. Lahirnya Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Lahirnya Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah telah merubah tatanan demokrasi bangsa Indonesia dengan diberlakukannya sistem otonomi daerah,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian Penelitian tentang implementasi pendidikan multikultural pada anak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian Penelitian tentang implementasi pendidikan multikultural pada anak BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian tentang implementasi pendidikan multikultural pada anak melalui permainan tradisional ini dilakukan di Kampoeng Dolanan Nusantara. Kampoeng

Lebih terperinci

31 kegiatan yang menyebabkan kerusakan di hulu DAS dan juga melihat bagaimana pemangku kepentingan tersebut melakukan upaya penyelamatan hulu DAS Cita

31 kegiatan yang menyebabkan kerusakan di hulu DAS dan juga melihat bagaimana pemangku kepentingan tersebut melakukan upaya penyelamatan hulu DAS Cita 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penentuan tempat dilatarbelakangi oleh tujuan penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa metode pengumpulan data untuk memperoleh pemahaman

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah sampah perkotaan merupakan masalah yang selalu hangat diperbincangkan baik

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah sampah perkotaan merupakan masalah yang selalu hangat diperbincangkan baik BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah sampah perkotaan merupakan masalah yang selalu hangat diperbincangkan baik di negara maju maupun negara berkembang termasuk Indonesia. Di Indonesia masalah sampah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yang bertipe

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yang bertipe BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yang bertipe deskriptif. Dasar yang menjadi pertimbangan menggunakan tipe penelitian kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pandanan Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten. yaitu bulan Oktober sampai bulan Desember 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Pandanan Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten. yaitu bulan Oktober sampai bulan Desember 2012. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian mengenai Pola Asuh Orang Tua terhadap Anak dalam Keluarga pada Bidang Pendidikan, berlokasi di Dusun Pandanan Desa Pandanan Kecamatan Wonosari

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab I PENDAHULUAN Latar Belakang Bab I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahun 17 Agustus 1945, telah diikrarkan sebuah kemerdekaan suatu negara di Asia tenggara bernama Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kemerdekaan ini disepakati

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. praktisinya. Paradigma menunjukkan pada mereka apa yang penting, absah, eksistensial atau epistemologis yang panjang.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. praktisinya. Paradigma menunjukkan pada mereka apa yang penting, absah, eksistensial atau epistemologis yang panjang. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan praktisinya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mengalami proses pembangunan perkotaan yang pesat antara tahun 1990 dan 1999, dengan pertumbuhan wilayah perkotaan mencapai 4,4 persen per tahun. Pulau Jawa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagaimana diketahui bahwa sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 memberikan keleluasaan kepada daerah untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan bidang ekonomi di Indonesia telah berlangsung selama 40

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan bidang ekonomi di Indonesia telah berlangsung selama 40 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan bidang ekonomi di Indonesia telah berlangsung selama 40 tahun. Bermula ketika masa orde baru, pembangunan ekonomi di pedesaan diprioritaskan pada

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. penelitian, termasuk alat-alat apa yang diperlukan untuk mengukur maupun

METODE PENELITIAN. penelitian, termasuk alat-alat apa yang diperlukan untuk mengukur maupun III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian adalah urutan kerja yang harus dilakukan dalam melaksanakan penelitian, termasuk alat-alat apa yang diperlukan untuk mengukur maupun mengumpulkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif dapat diartikan prosedur atau cara memecahkan masalah penelitian dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di Kota Klaten terutama di tempattempat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di Kota Klaten terutama di tempattempat BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Kota Klaten terutama di tempattempat hiburan khusus tempat tongkrongan anak- anak lesbi. Peneliti mengambil lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Permasalahan Sampah di Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN Permasalahan Sampah di Daerah Istimewa Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Permasalahan Sampah di Daerah Istimewa Yogyakarta Permasalahan sampah di berbagai daerah di Indonesia memang tidak ada habisnya. Begitu pula yang dialami oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Upaya mewujudkan lingkungan yang bersih masih mendaji sebuah tantangan. Seperti yang kita ketahui bersama masalah yang sampai saat ini paling menonjol ialah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Metode penelitian yang peneliti gunakan adalah metode penelitian kualitatif. Tipe penelitiannya adalah tipe kualitatif yang dideskriptifkan yaitu suatu penelitian

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH I. UMUM Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah mengamanatkan perlunya perubahan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini didesain sebagai penelitian yang bertipe deskriptif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini didesain sebagai penelitian yang bertipe deskriptif, dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini didesain sebagai penelitian yang bertipe deskriptif, dengan pendekatan kualitatif. Metode deskriptif merupakan sebagai prosedur pemecahan masalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengambilan lokasi di Panti asuhan ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengambilan lokasi di Panti asuhan ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Pelaksanaan penelitian mengenai tipe-tipe interaksi sosial di Panti asuhan ini, peneliti mengambil lokasi di Panti asuhan Santa Maria, Ganjuran, Bantul,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. organisasi dalam badan sosial tersebut. cukup untuk diolah, maka peneliti akan memperpanjang waktu.

BAB III METODE PENELITIAN. organisasi dalam badan sosial tersebut. cukup untuk diolah, maka peneliti akan memperpanjang waktu. BAB III METODE PENELITIAN D. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Badan Sosial Mardiwuto, Yayasan dr. Yap Prawirohusodo, Yogyakarta. Peneliti mengambil lokasi tersebut karena di tempat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian III. METODE PENELITIAN A. Tipe dan Pendekatan Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Tipe penelitian ini menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan partisipasi masyarakat sebagai elemen penting dalam proses. penyusunan rencana kerja pembangunan daerah.

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan partisipasi masyarakat sebagai elemen penting dalam proses. penyusunan rencana kerja pembangunan daerah. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pelaksanaan otonomi daerah tidak terlepas dari sebuah perencanaan baik perencanaan yang berasal dari atas maupun perencanaan yang berasal dari bawah. Otonomi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Menurut Bogdan dan Guba dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe dan Pendekatan Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Tipe penelitian ini menurut

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN Dalam bab ini di uraikan mengenai prosedur penelitian berupa langkahlangkah yang ditempuh dalam kegiatan penelitian ini untuk mengungkapkan data dan fakta di lapangan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Majalengka adalah suatu penelitian untuk mengkaji sejauh mana siswa terlibat

BAB III METODE PENELITIAN. Majalengka adalah suatu penelitian untuk mengkaji sejauh mana siswa terlibat BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pengelolaan kekaryaan seni rupa siswa SMP di Kabupaten Majalengka adalah suatu penelitian untuk mengkaji sejauh mana siswa terlibat secara aktif dalam memajang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan

III. METODE PENELITIAN. sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Menurut Sugiono (2008) yang dimaksud dengan penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Ditinjau dari jenis datanya pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Permukiman Sehat Yang Bersih Dari Sampah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Permukiman Sehat Yang Bersih Dari Sampah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Untuk mencapai kondisi masyarakat yang hidup sehat dan sejahtera di masa yang akan datang, akan sangat diperlukan adanya lingkungan permukiman yang sehat. Dari aspek

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe kualitatif. Menurut Bugdon dan Taylor dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe kualitatif. Menurut Bugdon dan Taylor dalam III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe kualitatif. Menurut Bugdon dan Taylor dalam Moleong (2005: 5-6), penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami

Lebih terperinci

Tabel 1.1 Target RPJMN, RPJMD Provinsi dan kondisi Kota Depok. Jawa Barat. Cakupan pelayanan air limbah domestic pada tahun 2013 sebesar 67-72%

Tabel 1.1 Target RPJMN, RPJMD Provinsi dan kondisi Kota Depok. Jawa Barat. Cakupan pelayanan air limbah domestic pada tahun 2013 sebesar 67-72% BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi merupakan salah satu sektor yang memiliki keterkaitan sangat erat dengan kemiskinan tingkat pendidikan, kepadatan penduduk, daerah kumuh dan akhirnya pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. keberhasilan suatu penelitian. Penelitian ini mengambil lokasi tersebut karena

BAB III METODE PENELITIAN. keberhasilan suatu penelitian. Penelitian ini mengambil lokasi tersebut karena BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian Tempat penelitian merupakan salah satu unsur yang mendukung keberhasilan suatu penelitian. Penelitian ini mengambil lokasi tersebut karena kehidupan sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dianggapnya sudah tidak berguna lagi, sehingga diperlakukan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. yang dianggapnya sudah tidak berguna lagi, sehingga diperlakukan sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aktivitas manusia dalam memanfaatkan alam selalu meninggalkan sisa yang dianggapnya sudah tidak berguna lagi, sehingga diperlakukan sebagai barang buangan, yaitu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. 43 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sugiyono (2008) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif adalah metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini meneliti tentang fenomena perilaku menyimpang di kalangan pelajar SMA Negeri 8 Surakarta, dengan mengambil lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan kualitatif, di mana dalam proses penelitian yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan kualitatif, di mana dalam proses penelitian yang digunakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, di mana dalam proses penelitian yang digunakan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan sebagai suatu kegiatan nyata dan berencana, menjadi menonjol sejak selesainya perang dunia II. Inayatullah (dalam Nasution, hlmn 28) mengungkapkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe deskriptif metode kualitatif. Penelitian kualitatif

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe deskriptif metode kualitatif. Penelitian kualitatif III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe deskriptif metode kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. ini bermaksud untuk menggambarkan dan menganalisis secara mendalam atas

III. METODE PENELITIAN. ini bermaksud untuk menggambarkan dan menganalisis secara mendalam atas III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Merupakan jenis penelitian deskriptif, karena penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data kualitatif. Hal ini sesuai dengan pendapat Bogdan dan

BAB III METODE PENELITIAN. data kualitatif. Hal ini sesuai dengan pendapat Bogdan dan 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif, karena data yang digunakan adalah data kualitatif yang diperoleh melalui metode dan analisis data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada setiap penelitian maka dibutuhkan metode penelitian karena dengan menggunakan metode penelitian akan memudahkan peneliti untuk memahami suatu objek tertentu.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebagaimana dilakukan dalam ilmu-ilmu humaniora pada umumnya. Secara

BAB III METODE PENELITIAN. sebagaimana dilakukan dalam ilmu-ilmu humaniora pada umumnya. Secara BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian di dalam kajian budaya selalu mengikuti polapola sebagaimana dilakukan dalam ilmu-ilmu humaniora pada umumnya. Secara garis besar,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jumoyo Kecamatan Salam Kabupaten Magelang. Penelitian ini menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jumoyo Kecamatan Salam Kabupaten Magelang. Penelitian ini menggunakan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bentuk-bentuk dukungan sosial dalam resiliensi penyintas lahar dingin Merapi di Dusun Gempol Desa Jumoyo

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Kota Pontianak dan faktor-faktor yang

BAB III METODE PENELITIAN. Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Kota Pontianak dan faktor-faktor yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dalam membahas fenomena yang terjadi dalam proses implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

I. PENDAHULUAN A. Analisis Situasi I. PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Pembangunan Desa adalah kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah desa, dalam rangka memajukan desa dan meningkatkan kesejahteraan warga masyarakat desa. Dana pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kurang tepat serta keterbatasan kapasitas dan sumber dana meningkatkan dampak

BAB I PENDAHULUAN. kurang tepat serta keterbatasan kapasitas dan sumber dana meningkatkan dampak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan industri dan urbanisasi pada daerah perkotaan dunia yang tinggi meningkatkan volume dan tipe sampah. Aturan pengelolaan sampah yang kurang tepat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. penelitian (sesorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang

III. METODE PENELITIAN. penelitian (sesorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang 36 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu metode penelitian yang menggambarkan fenomena sosial tertentu. Hadar

Lebih terperinci

A. Latar Belakang. C. Tujuan Pembangunan KSM

A. Latar Belakang. C. Tujuan Pembangunan KSM A. Latar Belakang Dalam Strategi intervensi PNPM Mandiri Perkotaan untuk mendorong terjadinya proses transformasi sosial di masyarakat, dari kondisi masyarakat yang tidak berdaya menjadi berdaya, mandiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tentu saja akan banyak dan bervariasi, sampah, limbah dan kotoran yang

BAB I PENDAHULUAN. yang tentu saja akan banyak dan bervariasi, sampah, limbah dan kotoran yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan manusia untuk mempertahankan dan meningkatkan taraf hidup, menuntut berbagai pengembangan teknologi untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidak ada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif dengan menggunakan jenis penelitian studi deskriptif yaitu memaparkan

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif dengan menggunakan jenis penelitian studi deskriptif yaitu memaparkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan jenis penelitian studi deskriptif yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. tahun 2012 memiliki total jumlah penduduk sebesar jiwa (BPS, 2013).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. tahun 2012 memiliki total jumlah penduduk sebesar jiwa (BPS, 2013). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Makassar sebagai salah satu kota metropolitan di Indonesia pada tahun 2012 memiliki total jumlah penduduk sebesar 1.369.606 jiwa (BPS, 2013). Jumlah penduduk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. penelitian ini tergolong ke dalam penelitian deskriptif. Pengertian

III. METODE PENELITIAN. penelitian ini tergolong ke dalam penelitian deskriptif. Pengertian 26 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kemampuan Kepala DesaMargasari dalam pengelolaan pembangunan fisik. Tipe penelitian ini tergolong ke dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. valid dalam penelitian haruslah berlandaskan keilmuan yaitu rasional, empiris

BAB III METODE PENELITIAN. valid dalam penelitian haruslah berlandaskan keilmuan yaitu rasional, empiris BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegiatan tertentu. Ini berarti untuk mendapatkan data yang valid dalam penelitian haruslah berlandaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan data deskriptif, berupa kata-kata atau tulisan dari perilaku orangorang

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan data deskriptif, berupa kata-kata atau tulisan dari perilaku orangorang BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. ilmiah. Selain memaparkan garis-garis yang cermat, juga akan menentukan

III. METODE PENELITIAN. ilmiah. Selain memaparkan garis-garis yang cermat, juga akan menentukan 39 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian sebagai salah satu cara untuk memecahkan suatu masalah atau permasalahan yang dihadapi, memegang peran penting dalam penelitian ilmiah. Selain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Taylor dalam Moleong (2007) berupaya menggambarkan kejadian atau fenomena

BAB III METODE PENELITIAN. Taylor dalam Moleong (2007) berupaya menggambarkan kejadian atau fenomena BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe dan Pendekatan Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Tipe penelitian ini menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe dan Metode Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif, yaitu jenis penelitian yang berupaya menggambarkan suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. daerah ini masih banyak terdapat perbedaan perlakuan antara anak laki-laki dan

BAB III METODE PENELITIAN. daerah ini masih banyak terdapat perbedaan perlakuan antara anak laki-laki dan BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Desa Sikumpul, Kecamatan Kalibening, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Peneliti memilih lokasi ini, karena di daerah ini

Lebih terperinci

PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI KANTOR KELURAHAN TELUK LERONG ULU KOTA SAMARINDA

PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI KANTOR KELURAHAN TELUK LERONG ULU KOTA SAMARINDA ejournal Ilmu Administrasi Negara, 5 (3) 2014 : 1555 1566 ISSN 0000-0000, ejournal.an.fisip-unmul.ac.id Copyright 2014 PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI KANTOR KELURAHAN TELUK LERONG ULU KOTA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Fenomena Kehidupan Anak Pekerja Ojek Payung di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Fenomena Kehidupan Anak Pekerja Ojek Payung di BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Malioboro, yang merupakan pusat perbelanjaan oleh-oleh di Yogyakarta. Peneliti memilih lokasi tersebut selain objek yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Desa Bogak merupakan wilayah pesisir yang terletak di Kecamatan Tanjung Tiram

BAB I PENDAHULUAN. Desa Bogak merupakan wilayah pesisir yang terletak di Kecamatan Tanjung Tiram BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Desa Bogak merupakan wilayah pesisir yang terletak di Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara. Sebagai desa yang berada di wilayah pesisir,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan pembangunan wilayah perkotaan di Indonesia. Hal ini tentunya sangat berdampak pada peningkatan jumlah penduduk kota yang juga sebanding

Lebih terperinci

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran secara mendalam

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran secara mendalam I. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran secara mendalam tentang perubahan sosial ekonomi dan tingkat pendidikan masyarakat yang bekerja sebagai

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang Perlunya Pembaruan Kebijakan Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan

1.1. Latar Belakang Perlunya Pembaruan Kebijakan Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Perlunya Pembaruan Kebijakan Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Beberapa hal yang mendasari perlunya pembaruan kebijakan pembangunan air minum dan penyehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai program yang relevan. Peningkatan kualitas lingkungan terdiri dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. berbagai program yang relevan. Peningkatan kualitas lingkungan terdiri dari berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini upaya peningkatan kualitas lingkungan telah dilaksanakan oleh sebagian besar Pemerintah Daerah dan kota di Indonesia melalui pencanangan berbagai program

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia yang besar dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi mengakibatkan bertambahnya volume sampah. Di samping itu, pola konsumsi masyarakat memberikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. jelas tentang cara, proses dan level partisipasi masyarakat dalam pengawasan

BAB III METODE PENELITIAN. jelas tentang cara, proses dan level partisipasi masyarakat dalam pengawasan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendapatkan gambaran secara jelas tentang cara, proses dan level partisipasi masyarakat dalam pengawasan pelayanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia.1pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia.1pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Ditinjau dari jenis data hasil penelitian, penelitian ini menggunakan Metode pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode survai dan bersifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A.

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah menyatakan bahwa yang dimaksud dengan sampah adalah sisa kegiatan seharihari manusia dan/atau

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. dengan menginterpretasikan data kualitatif. Menurut Ronny Kountur (2003:105),

METODE PENELITIAN. dengan menginterpretasikan data kualitatif. Menurut Ronny Kountur (2003:105), III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan oleh penulis adalah tipe penelitian deskriptif dengan menginterpretasikan data kualitatif. Menurut Ronny Kountur (2003:105), penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kualitas pelayanan Dinas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kualitas pelayanan Dinas BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kualitas pelayanan Dinas Perhubungan dalam memperpanjang izin trayek angkutan kota di Kota Bandar

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI GOOD GOVERNANCE DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK BIDANG PENDIDIKAN DI KECAMATAN AMURANG BARAT KABUPATEN MINAHASA SELATAN

IMPLEMENTASI GOOD GOVERNANCE DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK BIDANG PENDIDIKAN DI KECAMATAN AMURANG BARAT KABUPATEN MINAHASA SELATAN IMPLEMENTASI GOOD GOVERNANCE DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK BIDANG PENDIDIKAN DI KECAMATAN AMURANG BARAT KABUPATEN MINAHASA SELATAN Arpi R. Rondonuwu Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sembarangan karena tidak memenuhi persyaratan dapat menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. sembarangan karena tidak memenuhi persyaratan dapat menimbulkan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Permasalahan sampah merupakan hal yang tidak dapat dikesampingkan begitu saja.persoalan sampah dapat berpotensi menjadi masalah kultural karena dampaknya yang dapat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk tipe penelitian kualitatif. Menurut Moleong (2005: 6),

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk tipe penelitian kualitatif. Menurut Moleong (2005: 6), III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini termasuk tipe penelitian kualitatif. Menurut Moleong (2005: 6), penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan metode kualitatif. Menurut Nazir (2008: 63) yang dimaksud dengan penelitian deskriptif adalah suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis data deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif artinya data yang diperoleh akan dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan dan pelayanan kepada masyarakat. Selain itu, pemerintah daerah

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan dan pelayanan kepada masyarakat. Selain itu, pemerintah daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era otonomi daerah ini pemerintah daerah berusaha untuk mengatur roda kepemerintahannya sendiri yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan dan pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sampah merupakan suatu sisa-sisa benda yang tidak diinginkan setelah berakhirnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sampah merupakan suatu sisa-sisa benda yang tidak diinginkan setelah berakhirnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sampah merupakan suatu sisa-sisa benda yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah bisa juga diartikan oleh manusia menurut keterpakaiannya,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah jenis penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif merupakan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, artinya penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan masalah

Lebih terperinci

BAB 11 METODE PENELITIAN. yang memberikan gambaran terhadap objek yang diteliti secara sistematis.

BAB 11 METODE PENELITIAN. yang memberikan gambaran terhadap objek yang diteliti secara sistematis. BAB 11 METODE PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2009-2014 1. PENGANTAR Proses penyusunan rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten Garut Tahun 2009-2014 saat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Tipe Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian

METODE PENELITIAN. Tipe Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian 36 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian Deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Nazir (2005: 55), penelitian deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Moleong (2000: 3) penelitian kualitatif adalah prosedur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta

BAB III METODE PENELITIAN. lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Menurut Nazir (2005 : 63) yang dimaksud dengan penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan

Lebih terperinci