Nova Nurfauziawati Kelompok 11A VI. PEMBAHASAN
|
|
- Yohanes Santoso
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 VI. PEMBAHASAN merupakan proses katabolisme atau penguraian senyawa organik menjadi senyawa anorganik. sebagai proses oksidasi bahan organik yang terjadi didalam sel dan berlangsung secara aerobik maupun anaerobik. Dalam respirasi aerob diperlukan oksigen dan dihasilkan karbondioksida serta energi. Sedangkan dalam respirasi anaerob dimana oksigen tidak atau kurang tersedia dan dihasilkan senyawa selain karbondiokasida, seperti alkohol, asetaldehida atau asam asetat dan sedikit energi. (Lovelles, 1997). Semua sel aktif terus menerus melakukan respirasi, sering menyerap O 2 dan melepaskan CO 2 dalam volume yang sama. Namun seperti kita ketahui, respirasi lebih dari sekadar pertukaran gas secara sederhana. Proses keseluruhan merupakan reaksi oksidasi-reduksi, yaitu senyawa dioksidasi menjadi CO 2 dan O 2 yang diserap direduksi menjadi H 2 O. Pati, fruktan, sukrosa, atau gula yang lainnya, lemak, asam organik, bahkan protein dapat bertindak sebagai substrat respirasi. (Salisbury & Ross, 1995) Karbohidrat merupakan substrat respirasi utama yang terdapat dalam sel tumbuhan tinggi. Terdapat beberapa substrat respirasi yang penting lainnya diantaranya adalah beberapa jenis gula seperti glukosa, fruktosa, dan sukrosa; pati; asam organik; dan protein (digunakan pada keadaan & spesies tertentu). Secara umum, respirasi karbohidrat dapat dituliskan sebagai berikut: C 6 H 12 O 6 + O 2 6CO 2 + H 2 O + energi Reaksi di atas merupakan persamaan rangkuman dari reaksi-reaksi yang terjadi dalam proses respirasi. (Danang, 2008) adalah proses utama dan penting yang terjadi pada hampir semua makluk hidup, seperti halnya buah. Proses respirasi pada buah sangat bermanfaat untuk melangsungkan proses kehidupannya. Proses respirasi ini tidak hanya terjadi pada waktu buah masih berada di pohon, akan tetapi setelah dipanen buahbuahan juga masih melangsungkan proses respirasi. Pada gambar berikut tersaji kurva hubungan antara pertumbuhan buah dengan jumlah CO 2 yang dikeluakan selama respirasi (Dwiari, 2008).
2 Gambar 1. Skema (kurva) hubungan antara proses pertumbuhan dengan jumlah CO2 yang dikeluarkan (Syarief H., dkk., 1977) Pada gambar tersebut terlihat bahwa jumlah CO 2 yang dikeluarkan akan terus menurun, kemudian pada saat mendekati senescene produksi CO 2 kembali meningkat, dan selanjutnya menurun lagi. Buah-buahan yang melakukan respirasi semacam itu disebut buah klimaterik, sedangkan buah-buahan yang jumlah CO 2 yang dihasilkannya terus menurun secara perlahan sampai pada saat senescene disebut buah nonklimaterik. Berbagai faktor lingkungan dapat mempengaruhi laju respirasi, diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Ketersediaan substrat 2. Ketersediaan oksigen 3. Suhu 4. Jenis dan umur tumbuhan Pada praktikum kali ini faktor lingkungan yang diperhatikan dalam pengukuran laju respirasi adalah suhu dengan sampel yang digunakan adalah jeruk, alpukat, timun, dan apel. Alpukat dan apel merupakan buah klimakterik, sedangkan timun, jeruk merupakan buah non klimakterik. Langkah-langkah yang dilakukan dalam menetukan pola respirasi ini diantaranya dengan menggunakan 5 buah bejana berupa topless. Topless pertama berisi larutan Ca(OH) 2 jenuh dan topless ke dua berisis larutan NaOH 0,1 N. Penggunaan Ca(OH) 2 bertujuan untuk mengikat gas CO 2 yang terkandung dalam udara yang dialirkan melalui aerator. Topless ke tiga berisi sampel buah yang akan melakukan respirasi dan es batu
3 yang berfungsi sebagai indikator pengaruh suhu terhadap laju respirasi buah, sedangkan toples ke empat dan ke lima berisi NaOH 0,1 N. Setelah aerator dinyalakan selama 1 jam, NaOH yang terdapat pada toples ke empat dan ke lima dicampurkan untuk selanjutnya dilakukan titrasi terhadap HCl dengan menggunakan indikator phenolpthalein (PP), sehingga satuan dari laju respirasi adalah mg CO 2 /kg/jam. Hasil pengamatan pengaruh suhu terhadap laju respirasi dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Pengaruh Suhu Terhadap Buah Klimakterik dan Non Klimakterik Jeruk (blanko: 89,7 ml) Hari Ke- Warna tua (+++++) tua tua tua tua Aroma Tekstur (++) Berat (gram) Vol. HCl (ml) 27,2 23, ,6 22,58 Suhu ( 0 C) ,16 257,23 92,17 66,17 289,047 Alpukat (blanko: 89,7 ml) Hari Ke- Warna tua tua tua Aroma Tekstur (++) (+) (+++++) Berat (gram) Vol. HCl (ml) 27, ,5 24,5 Suhu ( 0 C) ,54 4,27 217,86 25,38 193,22 Timun (blanko: 89,7 ml) Hari Ke- Warna Aroma Tekstur
4 Berat (gram) Suhu ( 0 C) Vol. HCl (ml) 27,9 27,8 28,9 27,8 22,08 116,59 33,48 58,67 54,84 329,23 Apel (blanko: 89,7 ml) Hari ke- Warna (++) (+++++) Aroma Tekstur (++) (+++++) Berat (gram) Vol. HCl (ml) 27 28,4 27, ,3 Suhu ( 0 C) 21 18, ,58 78,897 12,264 79, ,764 Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2011 Adapun laju respirasi dari sampel buah-buahan yang digunakan dalam praktikum jika disajikan dalam bentuk grafik adalah sebagai berikut: terhadap waktu hari ke - 1 hari ke -2 hari ke - 3 hari ke - 4 hari ke - 5 waktu jeruk Alpukat timun apel Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa baik warna, aroma, tekstur maupun berat dari semua buah yang dijadikan sample berubah. Proses ini disebut sebagai proses pematangan. Proses pematangan diartikan sebagai suatu fase akhir dari proses penguraian substrat dan merupakan suatu proses yang dibutuhkan oleh bahan untuk mensintesis enzim-enzim yang spesifik yang diantaranya digunakan
5 dalam proses kelayuan. Perubahan yang secara umum mudah diamati dalam proses pematangan ini diantaranya berubahnya warna kulit yang tadinya berwarna menjadi semakin terang, buah yang tadinya bercita rasa asam menjadi manis, tekstur yang tadinya keras menjadi lunak, serta timbulnya aroma khas karena terbentuknya senyawa-senyawa volatil atau senyawa-senyawa yang mudah menguap. Selain mengalami pematangan, setelah pemanenan buah-buahan pun mengalami laju respirasi. respirasi lebih cepat jika suhu penyimpanan tinggi, umur panen muda, ukuran buah lebih besar, adanya luka pada buah dan kandungan gula awal yang tinggi pada produk (Winarno dan Aman, 1981). Metode yang umum digunakan untuk menurunkan laju respirasi buah-buahan segar adalah pengontrolan suhu ruang penyimpanan. Pengontrolan suhu untuk mengendalikan laju respirasi produk hasil pertanian sangat penting artinya dalam usaha memperpanjang umur simpan produk tersebut. Metode yang umum digunakan adalah penyimpanan dengan pendinginan karena sederhana dan efektif. Menurut Broto (2003), prinsip penyimpanan dengan pendinginan adalah mendinginkan lingkungan secara mekanis dengan penguapan gas cair bertekanan (refrigerant) dalam sistem tertutup. Menurut Kays (1991), untuk beberapa produk hasil pertanian, dengan kenaikan suhu penyimpanan sebesar 10 0 C akan mengakibatkan naiknya laju respirasi sebesar 2 sampai 2.5 kali, tetapi di atas suhu 35 0 C laju respirasi akan menurun karena aktivitas enzim terganggu yang menyebabkan terhambatnya difusi oksigen. Pengaruh faktor suhu bagi laju respirasi tumbuhan sangat terkait dengan faktor Q 10, dimana umumnya laju reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10 o C, namun hal ini tergantung pada masing-masing spesies. Bagi sebagian besar bagian tumbuhan dan spesies tumbuhan, Q 10 respirasi biasanya 2,0 sampai 2,5 pada suhu antara 5 dan 25 C. Bila suhu meningkat lebih jauh sampai 30 atau 35 C, laju respirasi tetap meningkat, tapi lebih lambat, jadi Q 10 mulai menurun. Penjelasan tentang penurunan Q 10 pada suhu yang tinggi ini adalah bahwa laju penetrasi O 2 ke dalam sel lewat kutikula atau periderma mulai menghambat respirasi saat reaksi kimia berlangsung dengan cepat. Difusi O 2 dan
6 CO 2 juga dipercepat dengan peningkatan suhu, tapi Q 10 untuk proses fisika ini hanya 1,1 ; jadi suhu tidak mempercepat secara nyata difusi larutan lewat air. Peningkatan suhu sampai 40 C atau lebih, laju respirasi menurun, khususnya bila tumbuhan berada pada keadaan ini dalam jangka waktu yang lama. Nampaknya enzim yang diperlukan mulai mengalami denaturasi dengan cepat pada suhu yang tinggi, mencegah peningkatan metabolik yang semestinya terjadi. (Salisbury & Ross, 1995) Faktor lain yang dapat mempengaruhi laju respirasi adalah luka memar. Langkah-langkah yang dilakukan dalam praktikum ini hampir sama dengan pada praktikum sebelumnya dan dengan sampel yang sama pula. Jika pada praktikum sebelumnya buah yang disimpan pada toples ke 3 diisi dengan es, pada praktikum kali ini buah yang akan diukur laju respirasinya dilukai atau dimemarkan terlebih dahulu. Adapun hasil pengamatan pengaruh suhu terhadap laju respirasi dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Pengaruh Luka/Memar Terhadap Buah Klimakterik Warna kekuningan dan Non Klimakterik Jeruk (blanko: 28 ml) Hari Ke- kekuningan kekuningan kekuningan (++) (++) Kuning Aroma Khas jeruk Khas jeruk (++) Khas jeruk (++) Khas jeruk (++) Khas jeruk Tekstur Berat (gram) Vol. HCl (ml) 25,9 28,5 28,5 28, ,68-20,18-20, ,39 Alpukat (blanko: 28 ml) Hari ke- Warna tua tua tua tua tua Aroma Aroma alpukat (+) Tekstur (++) (++) (+)
7 Berat (gram) Vol. HCl (ml) 23, , ,3 141,49 143,09 122,12 108,87 98,79 Timun (blanko: 28 ml) Hari ke- Warna (++) (+) (+++++) Aroma Bau busuk (+) Berair, bau busuk (++) Tekstur (++) (+) (+) (+++++) Berat (gram) , Vol. HCl (ml) 27,9 25,5 27,5 24,5 27,4 5, ,72 205,33 36,54 Apel (blanko: 28 ml) Hari ke- Warna kemerahan kemerahan kemerahan kemerahan kemerahan Aroma Tekstur (+++++) (+++++) Berat (gram) Vol. HCl (ml) 27,65 27,50 28,30 26,70 26,5 11,73 16,92-10,21 44,86 51,76 Sumber: Dokumentasi pribadi, 2011 Luka mekanis biasanya menyebabkan sementara terjadi kenaikan respirasi dan pembelahan sel pada lokasi luka itu. Jaringan protektif yang baru kemungkinan terbentuk yang akan dapat mencegah desikasi dan mencegah masuknya mikroorganisme. pada jaringan yang luka terjadi sintesis mrna yang berakibat naiknya kadar polisom dan sintesa protein. Dalam beberapa hal jaringan mempunyai kemampuan untuk membentuk senyawa fungitoksik sebagai respon terhadap luka atau invasi patogen. Senyawa ini disebut fitoaleksin. Aktivitas dari enzim-enzim yang menyangkut respon terhadap luka dipengaruhi oleh hormon sitokinin, auksin dan etilen. Warna cokelat yang terbentuk pada bagian komoditi yang terpotong atau memar adalah akibat oksidasi senyawa fenol seperti asam
8 klorogenat oleh enzim polifenoloksidase menjadi produk akhir yang disebut melanoidin (Taranggono, 1989). Selain itu, Luka pada buah akan mempercepat laju respirasi sehingga mempercepat proses pembusukan karena etilen akan menstimulir reaksi enzimatis dalam buah-buahan. Kerusakan pada jaringan buahbuahan akan menaikkan laju respirasi sedangkan pembentukan etilen terhambat. Berdasarkan hasil praktikum, buah yang mengalami luka memar jika dibandingkan dengan buah yang disimpan dengan es selama 5 hari akan mengalami proses kebusukan yang lebih cepat. Hal ini terjadi karena pada buah yang mengalami luka memudahkan mikroorganisme untuk masuk ke dalam buah tersebut. Sedangakn buah yang disimpan pada suhu dingin atau es lebih segar karena mikroorganisme tidak tahan pada suhu dingin, hanya mikroorganisme tertentu saja yang tahan terhadap suhu dingin. Pengaruh lain terhadap laju respirasi yang dilakukan dalam praktikum ini selain suhu dan luka memar adalah etilen. Sampel buah-buahan yang digunakan masih sama dengan praktikum sebelumnya yaitu jeruk, alpukat, timun dan apel. Langkah-langkah yang dilakukan dalam praktikum ini diantaranya 1 sendok karbit dituangkan ke dalam sehelai kain kemudian kain tersebut diikat dan diperciki air lalu bersama-sama dengan sampel buah dimasukkan ke dalam kantong plastik berwarna gelap. Selanjutnya disimpan sehari kemudian dilakukan pengamatan yang sama seperti halnya pada praktikum pengaruh suhu yaitu dengan melakukan aerasi. Adapun hasil dari pengamatan pengaruh etilen terhadap laju respirasi dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Pengaruh Etilen Terhadap Buah Klimakterik dan Non Klimakterik Jeruk (blanko: 24,5 ml) Hari Ke Berat (gram) ,73 498, Warna kekuningan kekuningan kekuningan kekuningan (+++++) Tekstur (+) (+) (+) (+) Aroma Aroma jeruk Aroma jeruk (+) Aroma jeruk (++) -
9 Vol. HCl (ml) ,5 53, ,01 53,23 Alpukat Hari Ke Berat (gram) ,49 433,24 432,31 Warna Ungu Ungu Coklat Coklat kehitaman Tekstur (++) (+) lunak(+) Aroma Vol. HCl (ml) - 28,2 24,7 27,8 36,41 178,22 52,81 Timun Berat (gram) Warna (+) kekuningan Tekstur (+) Berair dan lunak Berair dan lunak Aroma - Memar bau Bau busuk Bau busuk khas Vol. HCl (ml) 27, ,01 114,78 147,59 107,76 Apel Hari Ke Berat (gram) ,90 452,40 451,70 Warna (+++++) (+++++) Tekstur (++) (+) Aroma Khas apel Khas apel Khas apel Khas apel Vol. HCl (ml) 31,30 28,50 27,3 27,0-128,21-19,43 27,23 38,96 Sumber: Dokumentasi pribadi, 2011 Mekanisme kerja etilen dalam hunungannya dengan permeabilitas sel ialah karena etilen adalah senyawa yang larut di dalam lemak sedangkan memban dari
10 sel terdiri dari senyawa lemak. Oleh karena itu etilen dapat larut dan menembus ke dalam membran mitokondria. Apabila mitokondria pada fase pra klimakterik diekraksi kemdian ditambah etilen, ternyata terjadi pengembangan volume yang akan meningkatkan permeablitas sel sehingga bahan-bahan dari luar mitokondria akan dapat masuk. Dengan perubahan-perubahan permeabilitas sel akan memungkinkan interaksi yang lebih besar antara substrat buah dengan enzimenzim pematangan. Dengan kata lain etilen dapat menginduksi perubahan permeabilitas membran mitokondria, jadi memberikan kesempatan perpindahan ATP dan oleh sebab itu mendorong berlangsungnya klimakterik dan juga berbagai reaksi sintesa lainnnya (Tranggono, 1989). Selama produksi etilen berlangsung bersamaan dengan kenaikan klimakterik proses penuaan buah, maka kedua proses tersebut saling berkaitan satu sama lain. Namun demikian, ada kemungkinan terdapatnya proses penghambatan pada salah satu dari dua proses tersebut tanpa mempengaruhi proses lainnya. Produksi etilen juga dipengaruhi oleh faktor suhu dan oksigen. Suhu rendah maupun suhu tinggi dapat menekan produksi etilen. Pada kadar oksigen di bawah sekitar 2 % tidak terbentuk etilen, Pada 40 0 C produk etilen dapat dihentikan, sementara itu proses respirasi masih tetap aktif. Hal ini menunjukkan bahawa produksi etilen dapat dihambat dengan tanpa mempengaruhi kecepatan laju respirasi, sedangkan proses sebaliknya adalah tidak mungkin (Tranggono, 1989). Etilen selain dapat memulai klimakterik, juga dapat mempercepat terjadinya klimakterik terutama pada buahbuahan yang mempunyai pola respirasi klimakterik. Sedangkan pada buah-buahan yang tergolong non klimakterik dengan penambahan etilen pada konsentrasi tinggi akan menyebabkan perubahan pola respirasi. Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum dapat disimpulkan bahwa etilen dan luka memar dapat memeprcepat laju reaksi dan luka memar dapat mempercepat kebusukan pada buah. Sedangkan suhu rendah atau es dapat menghambat pembusukan dan laju respirasi. membutuhkan O 2 dan menghasilkan zat sisa metabolisme berupa uap air, CO 2 dan panas sebagai entropi (energi panas yang tidak termanfaatkan). Bila respirasi berjalan sempurna, dari pembakaram substrat (karbohidrat, lipida, atau protein) akan dihasilkan rasio CO 2 /O 2 tertentu yang disebut dengan
11 Respiratory quotient [RQ]. dengan substrat lipida akan diperoleh RQ<1, dan RQ=1 untuk substrat glukosa. (Suyitno, 2007) Dengan kata lain, perbedaan antara jumlah CO 2 yang dilepaskan dan jumlah O 2 yang digunakan dikenal dengan Respiratory Ratio atau Respiratory Quotient dan disingkat RQ. Nilai RQ ini tergantung pada bahan atau subtrat untuk respirasi dan sempurna atau tidaknya proses respirasi tersebut dengan kondisi lainnya (Simbolon, 1989). Tergantung pada bahan yang digunakan, maka jumlah mol CO2 yang dilepaskan dan jumlah mol O2 yang diperlukan tidak selalu sama. Diketahui nilai RQ untuk karbohidrat = 1, protein < 1 (= 0,8 0,9), lemak <1 (= 0,7) dan asam organik > 1 (1,33). Nilai RQ ini tergantung pada bahan atau subtrat untuk respirasi dan sempuran tidaknya proses respirasi dan kondisi lainnya (Krisdianto dkk, 2005).
12 VII. KESIMPULAN rspirasi dapat dipengaryhi oleh suhu, luka memar dan etilen Suhu dapat menurunkan laju respirasi Luka memar dapat meningkatkan laju respirasi dan menyebabkan proses pembusukan buah menajdi lebih cepat karena mikroorganisme dapat masuk ke dalam buah. Etilen dapat mempercepat laju respirasi
13 DAFTAR PUSTAKA Lovelles. A. R Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk daerah Tropik. Jakarta:PT Gramedia. Salisbury, Frank and Ross, Cleon Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. Bandung: Penerbit ITB Tranggono, Sutardi Biokimia dan Teknologi Pasca Panen. Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Winarno, F.G Kimia Panan dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
14 Jawaban Pertanyaan 1. Pada penyimpanan suhu dingin untuk buah juga sering terjadi kerusakan chilling injury. Apa dan bagaimana hal ini terjadi? Chilling injury adalah rusaknya bahan pangan yang disebabkan oleh penyimpanan dingin, hal ini dapat terjadi karena adanya kepekaan suatau bahan pangan terhadap suhu rendah, daya tahan dinding sel yang terbatas.
Tabel 1. Pola Respirasi Buah Klimakterik dan Non Klimakterik Jeruk (blanko: 24,5 ml) Warna Hijau kekuningan (+) Hijau kekuningan (++)
V. HASIL PENGAMATAN Tabel 1. Pola Buah Klimakterik dan Non Klimakterik Jeruk (blanko: 24,5 ml) Warna (++) Aroma Khas jeruk Khas jeruk Khas jeruk - - (++) Tekstur (++) Berat (gram) 490 460 451 465,1 450
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN RESPIRASI PADA TUMBUHAN. Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Fisiologi Tumbuhan
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN RESPIRASI PADA TUMBUHAN Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Fisiologi Tumbuhan yang diampu oleh Drs.Dahlia, M.Pd Disusun oleh : Kelompok II/Offering A 1. Annas
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI RESPIRASI KECAMBAH. Dosen Pengampu: Prof. Dr. Djukri, M.S.
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI RESPIRASI KECAMBAH Dosen Pengampu: Prof. Dr. Djukri, M.S. Disusun oleh: Nama : Sofyan Dwi Nugroho NIM : 16708251021 / Pendidikan Sains B PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SAINS PROGRAM
Lebih terperinciBeberapa ciri yang membedakan antara bahan baku agroindustri dengan bahan baku industri lain antara lain : bahan baku agroindustri bersifat musiman,
Beberapa ciri yang membedakan antara bahan baku agroindustri dengan bahan baku industri lain antara lain : bahan baku agroindustri bersifat musiman, bulky/voluminous/menghabiskan banyak tempat, sangat
Lebih terperinciKARAKTERISTIK BIOLOGI DAN FISIOLOGI
KARAKTERISTIK BIOLOGI DAN FISIOLOGI Kemampuan Akhir yang Diharapkan : Mahasiswa PS ITP semester 3 mampu menjelaskan karakteristik biologi dan fisiologi bahan pangan PROSES METABOLISME Bahan hasil pertanian
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. SUSUT BOBOT Susut bobot merupakan salah satu faktor yang mengindikasikan mutu tomat. Perubahan terjadi bersamaan dengan lamanya waktu simpan dimana semakin lama tomat disimpan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Perubahan Ion Leakage Ion merupakan muatan larutan baik berupa atom maupun molekul dan dengan reaksi transfer elektron sesuai dengan bilangan oksidasinya menghasilkan ion.
Lebih terperinciPENYIMPANAN SAYUR DAN BUAH TITIS SARI KUSUMA
PENYIMPANAN SAYUR DAN BUAH TITIS SARI KUSUMA Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mengetahui prinsip penyimpanan sayur dan buah Mahasiswa mengetahui tujuan penyimpanan sayur dan buah Mahasiswa mengetahui jenis
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perubahan Konsentrasi O dan CO dalam Kemasan mempunyai densitas antara.915 hingga.939 g/cm 3 dan sebesar,9 g/cm 3, dimana densitas berpengaruh terhadap laju pertukaran udara
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Suhu pada Respirasi Brokoli Pada hasil penelitian menunjukkan bahwa brokoli mempunyai respirasi yang tinggi. Namun pada suhu yang rendah, hasil pengamatan menunjukkan
Lebih terperinciBuah-buahan dan Sayur-sayuran
Buah-buahan dan Sayur-sayuran Pasca panen adalah suatu kegiatan yang dimulai dari bahan setelah dipanen sampai siap untuk dipasarkan atau digunakan konsumen dalam bentuk segar atau siap diolah lebih lanjut
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN PENDAHULUAN Dari penelitian pendahuluan diperoleh bahwa konsentrasi kitosan yang terbaik untuk mempertahankan mutu buah markisa adalah 1.5%. Pada pengamatan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. PENELITIAN PENDAHULUAN Penelitian pendahuluan diawali dengan melakukan uji terhadap buah salak segar Padangsidimpuan. Buah disortir untuk memperoleh buah dengan kualitas paling
Lebih terperinciILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
RESPIRASI Oleh: Dimas Rahadian AM, S.TP. M.Sc Email: rahadiandimas@yahoo.com JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA RESPIRASI RESPIRASI AEROBIK C 6 H 12 O 6 + 6O 2 + 38 ADP
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. dan mempertahankan kesegaran buah. Pada suhu dingin aktivitas metabolisme
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Suhu Suhu merupakan faktor yang sangat penting untuk memperpanjang umur simpan dan mempertahankan kesegaran buah. Pada suhu dingin aktivitas metabolisme menjadi lambat sehingga
Lebih terperinciHASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam pada lampiran 3a, bahwa pemberian KMnO 4 berpengaruh terhadap
IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Konsentrasi KMnO 4 Terhadap Susut Berat Hasil sidik ragam pada lampiran 3a, bahwa pemberian KMnO 4 berpengaruh terhadap susut berat cabai merah berbeda nyata
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Buah Naga
3 TINJAUAN PUSTAKA Buah Naga Tanaman buah naga termasuk dalam kingdom Plantae, divisi Magnoliophyta, kelas Magnoliopsida, ordo Caryophyllales, famili Cactaceae, subfamili Cactoidae, genus Hylocereus Webb.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Produksi buah pisang di Lampung setiap tahunnya semakin meningkat. Lampung
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Produksi buah pisang di Lampung setiap tahunnya semakin meningkat. Lampung mampu memproduksi pisang sebanyak 319.081 ton pada tahun 2003 dan meningkat hingga
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. WARNA KULIT BUAH Selama penyimpanan buah pisang cavendish mengalami perubahan warna kulit. Pada awal pengamatan, buah berwarna hijau kekuningan dominan hijau, kemudian berubah
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Tanaman terung belanda berbentuk perdu yang rapuh dengan
TINJAUAN PUSTAKA Terung Belanda Tanaman terung belanda berbentuk perdu yang rapuh dengan pertumbuhan yang cepat dan tinggi dapat mencapai 7,5 meter. Tanaman ini mulai berproduksi pada umur 18 bulan setelah
Lebih terperinciPENYIMPANAN BUAH DAN SAYUR. Cara-cara penyimpanan meliputi : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN SEGAR (BUAH, SAYUR DAN UMBI)
PENYIMPANAN BUAH DAN SAYUR FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN SEGAR (BUAH, SAYUR DAN UMBI) Cara-cara penyimpanan meliputi : 1. penyimpanan pada suhu rendah 2. penyimpanan dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Stroberi berasal dari benua Amerika, jenis stroberi pertama kali yang ditanam di
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroberi berasal dari benua Amerika, jenis stroberi pertama kali yang ditanam di Indonesia adalah jenis Fragaria vesca L. Buah stroberi adalah salah satu produk hasil
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Tanaman dan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)
TINJAUAN PUSTAKA Tanaman dan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Manggis (Garcinia mangostana L.) termasuk buah eksotik yang digemari oleh konsumen baik di dalam maupun luar negeri, karena rasanya yang
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. dari sekian banyak varietas jeruk yang sudah dikenal dan dibudidayakan. Buahnya
TINJAUAN PUSTAKA Jeruk Siam Jeruk siam (Citrus nobilis LOUR var Microcarpa) merupakan salah satu dari sekian banyak varietas jeruk yang sudah dikenal dan dibudidayakan. Buahnya berbentuk bulat dengan permukaan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Suhu Penyimpanan Terhadap Laju Respirasi Respirasi merupakan proses metabolisme oksidatif yang mengakibatkan perubahan-perubahan fisikokimia pada buah yang telah dipanen.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. baik tumbuhan, manusia maupun hewan. Menurut Winarno (2004), respirasi
4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Respirasi Respirasi merupakan suatu aktifitas yang dilakukan oleh mikroorganisme hidup baik tumbuhan, manusia maupun hewan. Menurut Winarno (2004), respirasi merupakan proses
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Susut Bobot Susut bobot merupakan salah satu faktor yang mengindikasikan penurunan mutu buah. Muchtadi (1992) mengemukakan bahwa kehilangan bobot pada buah-buahan yang disimpan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan penghasil komoditi pertanian yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan penghasil komoditi pertanian yang beranekaragam dan melimpah. Beberapa jenis buah yang berasal dari negara lain dapat dijumpai dapat
Lebih terperinciRespirasi Anaerob (Fermentasi Alkohol)
Respirasi Anaerob (Fermentasi Alkohol) I. TUJUAN Mengamati hasil dari peristiwa fermentasi alkohol II. LANDASAN TEORI Respirasi anaerob merupakan salah satu proses katabolisme yang tidak menggunakan oksigen
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE GLUKOMANAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE GLUKOMANAN Proses respirasi sangat mempengaruhi penyimpanan dari buah melon yang terolah minimal, beberapa senyawa penting
Lebih terperinciHASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. interaksi antara perlakuan umur pemanenan dengan konsentrasi KMnO 4. Berikut
IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian pada semua parameter menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara perlakuan umur pemanenan dengan konsentrasi KMnO 4. Berikut ini merupakan rata-rata
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penelitian Pendahuluan Pengeringan yang dilakukan dua kali dalam penelitian ini bertujuan agar pengeringan pati berlangsung secara merata. Setelah dikeringkan dan dihaluskan
Lebih terperinciPAPER BIOKIMIA PANGAN
PAPER BIOKIMIA PANGAN BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu kimia terkait erat dengan kehidupan manusia sehari-hari. Mulai dari urusan sandang dan pangan, bahan bakar, obat-obatan sampai bahan konstruksi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Salak (Salacca edulis) merupakan tanaman buah asli dari Indonesia. Buah ini
4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Salak Salak (Salacca edulis) merupakan tanaman buah asli dari Indonesia. Buah ini tumbuh subur di daerah tropis. Tanaman ini termasuk dalam keluarga Palmae yang diduga dari Pulau
Lebih terperinciVI. HASIL DAN PEMBAHASAN
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Perubahan mutu yang diamati selama penyimpanan buah manggis meliputi penampakan sepal, susut bobot, tekstur atau kekerasan dan warna. 1. Penampakan Sepal Visual Sepal atau biasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pengawetan dengan suhu rendah bertujuan untuk memperlambat atau menghentikan metabolisme. Hal ini dilakukan berdasarkan fakta bahwa respirasi pada buah dan sayuran tetap
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. DOSIS DAN KEMASAN BAHAN PENYERAP Penentuan dosis dilakukan untuk memperoleh dosis zeolit yang paling optimal sebagai bahan penyerap etilen dalam penyimpanan buah salak pondoh
Lebih terperinciLaporan Praktikum Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan Acara II PENGARUH SUHU TERHADAP LAJU RESPIRASI
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan Acara II PENGARUH SUHU TERHADAP LAJU RESPIRASI Disusun oleh Nama : Muhammad Darussalam Teguh NIM : 12696 Golongan : B4 Asisten Koreksi : Elisa Anggraini
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani Buah Naga
TINJAUAN PUSTAKA 4 Botani Buah Naga Buah naga termasuk famili Cactaceae dengan biji berkeping dua (dikotil). Famili ini meliputi 120-200 genera yang terdiri atas 1 500-2 000 spesies yang ditemukan khususnya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penghasil pisang terbesar yaitu ton buah pisang per tahun. Buah. dan B yang penting bagi tubuh (Anonim, 1999).
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pisang merupakan salah satu jenis tanaman di Indonesia yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan serta dimanfaatkan oleh masyarakat karena memiliki nilai
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Panen dan Pascapanen Pisang Cavendish' Pisang Cavendish yang dipanen oleh P.T Nusantara Tropical Farm (NTF)
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Panen dan Pascapanen Pisang Cavendish' Pisang Cavendish yang dipanen oleh P.T Nusantara Tropical Farm (NTF) memiliki ciri diameter sekitar 3,1 cm. Panen pisang Cavendish dilakukan
Lebih terperinciPrinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri
Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri PENANGANAN Jenis Kerusakan Bahan Pangan Kerusakan mikrobiologis Kerusakan mekanis Kerusakan fisik Kerusakan biologis Kerusakan kimia Kerusakan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengemasan Buah Nanas Pada penelitian ini dilakukan simulasi transportasi yang setara dengan jarak tempuh dari pengumpul besar ke pasar. Sebelum dilakukan simulasi transportasi,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Cabe merah (Capsicum annuum L.) merupakan tanaman hortikultura yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Cabe merah (Capsicum annuum L.) merupakan tanaman hortikultura yang penting di Indonesia. Buah cabe memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi sehingga banyak
Lebih terperinciLAPORAN EKSPERIMEN FOTO SISTESIS
LAPORAN KARYA TEKNOLOGI TEPAT GUNA LAPORAN EKSPERIMEN FOTO SISTESIS Oleh: Supratman, S.Pd. SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 12 BENGKULU 2009 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fotosintesis berasal dari kata
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 9. Pola penyusunan acak
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Penyusunan Buah Dalam Kemasan Terhadap Perubahan Suhu Penelitian ini menggunakan dua pola penyusunan buah tomat, yaitu pola susunan acak dan pola susunan teratur. Pola
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Pemanenan buah jeruk dilakukan dengan menggunakan gunting. Jeruk yang dipanen berasal dari tanaman sehat yang berumur 7-9 tahun. Pada penelitian ini buah jeruk yang diambil
Lebih terperinciPENGOLAHAN DENGAN SUHU RENDAH. Oleh : ROSIDA, S.TP,MP
PENGOLAHAN DENGAN SUHU RENDAH Oleh : ROSIDA, S.TP,MP PENDINGINAN (Cooling / Refrigerasi) : Adalah penyimpanan bahan pangan (Nabati/Hewani) diatas suhu titik beku tetapi kurang dari 15oC Pendinginan merupakan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Pisang Raja Bulu
3 TINJAUAN PUSTAKA Pisang Raja Bulu Pisang (Musa spp. L) merupakan tanaman asli Asia Tenggara. Pisang termasuk ke dalam divisi Spermatophyta, subdivisi Angiospermae, kelas Monocotyledonae, keluarga Musaceae.
Lebih terperinciNova Nurfauziawati Kelompok 11A V. HASIL PENGAMATAN. Bilangan Peroksida Tanpa. Perlakuan Waktu Warna Aroma Tekstur.
V. HASIL PENGAMATAN Tabel 1. Tabel Pengamatan pada Kubis - 5 0,5 2 Blansing rebus 1,5 1 5 3 Blansing kukus 1,5 4 Blanko < rebus 1,5 < rebus 0,5 < rebus 5 < kukus 1,5 < tanpa Tabel 2. Tabel Pengamatan pada
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA A. TOMAT
II. TINJAUAN PUSTAKA A. TOMAT Secara sistematis tanaman tomat dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantae Sub Divisi : Tracheobionta Super Divisi : Spermatophyta Divisi : Magnoliophyta Kelas
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Green House Jurusan Biologi Fakultas
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Green House Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Negeri Gorontalo selama 3.minggu dan tahap analisis
Lebih terperinciProses Pembuatan Madu
MADU PBA_MNH Madu cairan alami, umumnya berasa manis, dihasilkan oleh lebah madu dari sari bunga tanaman (floral nektar); atau bagian lain dari tanaman (ekstra floral nektar); atau ekskresi serangga cairan
Lebih terperinciPANDUAN PRAKTIKUM FISIOLOGI DAN TEKNOLOGI PASCA PANEN
PANDUAN PRAKTIKUM FISIOLOGI DAN TEKNOLOGI PASCA PANEN PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA PERCOBAAN I. MENENTUKAN POLA RESPIRASI Respirasi pada buah-buahan
Lebih terperinciBakteri memerlukan Aw relatif tinggi untuk pertumbuhan > 0,90
Firman Jaya Bakteri memerlukan Aw relatif tinggi untuk pertumbuhan > 0,90 Khamir memerlukan Aw minimal lebih rendah daripada bakteri ±0,88 KECUALI yang bersifat osmofilik Kapang memerlukan Aw minimal
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pati bahan edible coating berpengaruh terhadap kualitas stroberi (Fragaria x
57 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Jenis Pati Bahan Edible Coating terhadap Kualitas Stroberi (Fragaria x ananassa) Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa jenis pati bahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Di Indonesia buah pisang (Musa paradisiaca L.) merupakan salah satu hasil
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia buah pisang (Musa paradisiaca L.) merupakan salah satu hasil buah buahan yang penting, karena banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Buah pisang banyak
Lebih terperinciPENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN
PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN EFEK PENGERINGAN TERHADAP PANGAN HASIL TERNAK PERLAKUAN SEBELUM
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Terung belanda (Cyphomandra betacea) termasuk keluarga Solanaceae
TINJAUAN PUSTAKA Terung Belanda Terung belanda (Cyphomandra betacea) termasuk keluarga Solanaceae yang berasal dari daerah subtropis. Buah terung belanda saat ini telah banyak dibudidayakan oleh petani
Lebih terperinciGambar 1. Brokoli (Brassica oleracea L. var. italic)
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Brokoli (Brassica oleracea L. var. italic) Brokoli merupakan sayuran subtropik yang termasuk dalam golongan tanaman kubis-kubisan dan sering dikenal dengan nama kubis bunga hijau.
Lebih terperinciMetabolisme (Katabolisme) Radityo Heru Mahardiko XII IPA 2
Metabolisme (Katabolisme) Radityo Heru Mahardiko XII IPA 2 Peta Konsep Kofaktor Enzim Apoenzim Reaksi Terang Metabolisme Anabolisme Fotosintesis Reaksi Gelap Katabolisme Polisakarida menjadi Monosakarida
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Pola Spektra Buah Belimbing
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pola Spektra Buah Belimbing Buah belimbing yang dikenai radiasi NIR dengan panjang gelombang 1000-2500 nm menghasilkan spektra pantulan (reflektan). Secara umum, spektra pantulan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Laju Respirasi Wortel Terolah Minimal
HASIL DAN PEMBAHASAN Laju Respirasi Wortel Terolah Minimal cold chaín Perubahan laju produksi CO 2 pada wortel terolah minimal baik pada wortel utuh (W1) maupun irisan wortel (W2) pada penelitian pendahuluan
Lebih terperinciPENGATURAN PENYIMPANAN KOMODITI PERTANIAN PASCA PANEN
PENGATURAN PENYIMPANAN KOMODITI PERTANIAN PASCA PANEN PENYIMPANAN DINGIN Diperlukan untuk komoditi yang mudah rusak, karena dapat mengurangi Kegiatan respirasi dan metabolisme lainnya Proses penuaan karena
Lebih terperinciI. TINJAUAN PUSTAKA. kismis, cung, tomat liar atau currant tomato. Bentuk tanaman tomat rampai
I. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Tomat Rampai Tomat rampai memiliki banyak sebutan nama antara lain: tomat ranti,tomat kismis, cung, tomat liar atau currant tomato. Bentuk tanaman tomat rampai sama dengan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Singkong (Manihot utilissima) adalah komoditas tanaman pangan yang
7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Potensi Tanaman Singkong Tanaman Singkong (Manihot utilissima) adalah komoditas tanaman pangan yang cukup potensial di Indonesia selain padi dan jagung. Tanaman singkong termasuk
Lebih terperinciBab IV Data dan Hasil Pembahasan
Bab IV Data dan Hasil Pembahasan IV.1. Seeding dan Aklimatisasi Pada tahap awal penelitian, dilakukan seeding mikroorganisme mix culture dengan tujuan untuk memperbanyak jumlahnya dan mengadaptasikan mikroorganisme
Lebih terperinci47 Tabel 3. Rata-rata Persentase kecambah Benih Merbau yang di skarifikasi dengan air panas, larutan rebung dan ekstrak bawang merah Perlakuan Ulangan
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Hasil Pengamatan Pengamatan dilakukan dengan mengamati kecambah benih merbau yang hidup yaitu dengan cara memperhatikan kotiledon yang muncul ke permukaan tanah. Pada tiap perlakuan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. buah-buahan tertentu, di mana selama proses ini terjadi serangkaian perubahan
3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pisang Pisang termasuk buah klimakterik, yaitu suatu periode mendadak yang unik bagi buah-buahan tertentu, di mana selama proses ini terjadi serangkaian perubahan biologis yang
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN MBAHASAN A. SUSUT BOBOT Perubahan susut bobot seledri diukur dengan menimbang bobot seledri setiap hari. Berdasarkan hasil pengukuran selama penyimpanan, ternyata susut bobot seledri mengalami
Lebih terperinciNova Nurfauziawati Kelompok 11A V. HASIL PENGAMATAN. Tabel 1. Kontak dengan peralatan pengolahan besi. Sampel Warna Tekstur Warna Tekstur
V. HASIL PENGAMATAN Tabel 1. Kontak dengan peralatan pengolahan besi Pisau stainless steel Pisau berkarat Warna Tekstur Warna Tekstur kean Terong kean kean Salak Coklat Coklat kean kean Tabel 2. Mengurangi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Pisang Raja Bulu
4 TINJAUAN PUSTAKA Pisang Raja Bulu Pisang merupakan tanaman yang termasuk kedalam divisi Spermatophyta, subdivisi Angiospermae, kelas monokotiledon (berkeping satu) ordo Zingiberales dan famili Musaseae.
Lebih terperinciHUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN
HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN FUNGSI AIR Penyusun tubuh tanaman (70%-90%) Pelarut dan medium reaksi biokimia Medium transpor senyawa Memberikan turgor bagi sel (penting untuk pembelahan
Lebih terperinciFaktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Fotosintesis
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Fotosintesis (Fisiologi Tumbuhan) Disusun oleh J U W I L D A 06091009027 Kelompok 6 Dosen Pembimbing : Dra. Tasmania Puspita, M.Si. Dra. Rahmi Susanti, M.Si. Ermayanti,
Lebih terperinciSMA XII (DUA BELAS) BIOLOGI METABOLISME
JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMA XII (DUA BELAS) BIOLOGI METABOLISME Metabolisme adalah seluruh reaksi kimia yang dilakukan oleh organisme. Metabolisme juga dapat dikatakan sebagai proses
Lebih terperinciHaris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN
BAB VI PEMBAHASAN Pada praktikum ini membahas mengenai Kurva Pertumbuhan Mikroorganisme Selama Proses Fermentasi Kombucha. Kombucha merupakan sebagai minuman hasil fermentasi seduhan teh bergula yang mempunyai
Lebih terperinciPertemuan : Minggu ke 7 Estimasi waktu : 150 menit Pokok Bahasan : Respirasi dan metabolisme lipid Sub pokok bahasan : 1. Respirasi aerob 2.
Pertemuan : Minggu ke 7 Estimasi waktu : 150 menit Pokok Bahasan : Respirasi dan metabolisme lipid Sub pokok bahasan : 1. Respirasi aerob 2. Respirasi anaerob 3. Faktor-faktor yg mempengaruhi laju respirari
Lebih terperinciRESPIRASI PADA TUMBUHAN AZKI AFIDATI PUTRI ANFA ( ) KELOMPOK 3B (A)
RESPIRASI PADA TUMBUHAN AZKI AFIDATI PUTRI ANFA (1410422025) KELOMPOK 3B (A) ABSTRAK Praktikum Respirasi Tumbuhan ini dilakukan dengan bahan Phaseolus radiatus danglycin max yang dilaksanakan pada hari
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Buah jambu biji (Psidium guajava L.) merupakan salah satu produk hortikultura.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Buah (Psidium guajava L.) merupakan salah satu produk hortikultura. Buah mudah sekali mengalami kerusakan yang disebabkan oleh faktor keadaan fisik buah yang
Lebih terperinciPEMATANGAN BUAH INDEKS KEMATANGAN
PEMATANGAN BUAH & INDEKS KEMATANGAN Pemasakan Tahap akhir fase perkembangan buah,,yang meliputi pembesaran sel, akumulasi fotosintat, dan senyawa aromatik, serta penurunan kadar asam, dan posisi buah masih
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Umur Simpan Penggunaan pembungkus bahan oksidator etilen dapat memperpanjang umur simpan buah pisang dibandingkan kontrol (Lampiran 1). Terdapat perbedaan pengaruh antara P2-P7 dalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman jeruk merupakan tanaman buah tahunan yang berasal dari Asia. Tanaman jeruk di Indonesia ada yang tumbuh baik secara alami dan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman jeruk merupakan tanaman buah tahunan yang berasal dari Asia. Tanaman jeruk di Indonesia ada yang tumbuh baik secara alami dan dibudidayakan dan selalu tersedia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pisang merupakan salah satu jenis buah segar yang disenangi masyarakat. Pisang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pisang merupakan salah satu jenis buah segar yang disenangi masyarakat. Pisang Cavendish memiliki nilai gizi yang tinggi, kaya karbohidrat, antioksidan,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi dan komoditi perdagangan utama. Gula paling banyak diperdagangkan dalam bentuk kristal sukrosa padat.
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kadar Air Kulit Manggis Kadar air merupakan salah satu parameter penting yang menentukan mutu dari suatu produk hortikultura. Buah manggis merupakan salah satu buah yang mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. airnya yang cukup tinggi sehingga memungkinkan bakteri dan mikroba lain tumbuh di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Buah dan sayur merupakan jenis pangan yang mudah rusak karena kandungan airnya yang cukup tinggi sehingga memungkinkan bakteri dan mikroba lain tumbuh di dalamnya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman jeruk merupakan tanaman buah tahunan yang berasal dari Asia dan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Tanaman jeruk merupakan tanaman buah tahunan yang berasal dari Asia dan sejak ratusan tahun yang lalu jeruk sudah tumbuh di Indonesia baik secara alami atau
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. ASPEK FISIKO-KIMIA SELAMA PENYIMPANAN 1. Persen Kerusakan Persen kerusakan menyatakan persentase jumlah buah yang rusak setiap pengamatan. Semakin lama penyimpanan, jumlah buah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pisang merupakan salah satu tanaman yang cukup penting di Indonesia, yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pisang merupakan salah satu tanaman yang cukup penting di Indonesia, yang tergolong ke dalam famili Musaceae. Daerah sentra produksi pisang di Indonesia adalah
Lebih terperinci2016 ACARA I. BLANCHING A. Pendahuluan Proses thermal merupakan proses pengawetan bahan pangan dengan menggunakan energi panas. Proses thermal digunak
PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN II Disusun oleh : Nur Aini Condro Wibowo Rumpoko Wicaksono UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO 2016 ACARA I. BLANCHING A. Pendahuluan
Lebih terperinciSMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 10. SISTEM ORGANISASI KEHIDUPANLatihan Soal 10.5
SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 10. SISTEM ORGANISASI KEHIDUPANLatihan Soal 10.5 1. Perubahan energi yang trjadi didalam kloropas adalah.... Energi kimia menjadi energi gerak Energi cahaya menjadi energi potensial
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. nilai khusus baik dari segi nilai ekonomi maupun nilai gizi. Tumbuhan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumbuhan merupakan salah satu sumber daya alam penting, yang memiliki nilai khusus baik dari segi nilai ekonomi maupun nilai gizi. Tumbuhan merupakan tempat terjadinya
Lebih terperinciV. LANDASAN TEORI ALAT DAN BAHAN. 1 Panci. 2 Singkong. 3 Kompor. 4 Ragi tape. 5 Ayakan Tepung. 6 Daun pisang. 7 Nampan. 8 Kantong plastik.
I. NOMOR PERCOBAAN : 5 II. TANGGAL PERCOBAAN : 17 FEBRUARI 2016 III. JUDUL PERCOBAAN : PEMBUATAN TAPE SINGKONG IV. TUJUAN : Untuk membuat tape singkong. V. LANDASAN TEORI VI. ALAT DAN BAHAN 1 Panci 2 Singkong
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Mangga merupakan buah tropis yang populer di berbagai belahan dunia,
I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. energi, menyusun bahan makanan, merombak bahan makanan, memasukkan atau
BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Metabolisme merupakan suatau reaksi kimia yang terjadi didalam tubuh makhluk hidup. Reaksi metabolisme tersebut dimaksudkan untuk memperoleh energi, menyimpan energi,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sistematika Ilmiah dan Botani Tanaman Krisan. Klasifikasi ilmiah tanaman krisan menurut Direktorat Jendral Hortikultura
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistematika Ilmiah dan Botani Tanaman Krisan Klasifikasi ilmiah tanaman krisan menurut Direktorat Jendral Hortikultura (2013) adalah sebagai berikut: Kingdom Divisi Sub divisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang seharusnya kita dapat mempelajari dan bersyukur kepadanya. Kekayaan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia termasuk salah satu negara yang kaya dengan berbagai spesies flora. Kekayaan tersebut merupakan suatu anugerah besar yang diberikan Allah SWT yang seharusnya
Lebih terperinci5.1 Total Bakteri Probiotik
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Total Bakteri Probiotik Berdasarkan hasil pengamatan (Lampiran 3) menunjukkan bahwa perlakuan penambahan bakteri L. acidophilus pada perbandingan tepung bonggol pisang batu
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN KARBOHIDRAT II UJI MOORE. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Praktikum Biokimia Pangan
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN KARBOHIDRAT II UJI MOORE Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Praktikum Biokimia Pangan Oleh : Nama : Kezia Christianty C NRP : 123020158 Kel/Meja : F/6 Asisten : Dian
Lebih terperinciMetabolisme karbohidrat
Metabolisme karbohidrat Dr. Syazili Mustofa, M.Biomed Lektor mata kuliah ilmu biomedik Departemen Biokimia, Biologi Molekuler, dan Fisiologi Fakultas Kedokteran Unila PENCERNAAN KARBOHIDRAT Rongga mulut
Lebih terperinci