BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM"

Transkripsi

1 BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Analisa sistem adalah penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan, kesempatan, hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan. III.1.1. Analisa Input Sistem membutuhkan input, proses dan output. Masukan sistem (Input) adalah merupakan data yang dimasukkan kedalam sistem untuk diproses dan menghasilkan output. Pada sistem sebelumnya, tidak ada yang menjadi masukan sistem karena sistem yang digunakan adalah dengan cara manual. Biasanya para guru atau admin mengandalkan data laporan dari tiap guru walikelas, yaitu data siswa, data nilai, data absen, dan data mata pelajaran. III.1.2. Analisa Proses Pada sistem sebelumnya, proses penentuan penerima beasiswa oleh SD negeri Medan yaitu dengan melihat kriteria kriteria yang ada dan biasanya dijadikan patokan oleh SD negeri Medan, yaitu data rangking, data absen, sikap siswa, data siswa, data gaji orang tua siswa, dan data jumlah saudara kandung siswa. Setelah mendapatkan hasil yang sesuai dengan kriteria kriteria yang ada maka para guru dapat menentukan siswa penerima beasiswa. 24

2 25 Siswa Walikelas Admin Kepala Sekolah Mulai Laporan Siswa dan hasil Mendaftar sebagai siswa Rekapitulasi Nilai dan sikap siswa Input data siswa, dan nilai siswa Mengikuti Mengikuti kegiatan belajar Penentuan beasiswa berdasarkan kriteria Hasil beasisiwa Gambar III.1 FOD Proses Sistem Yang Berjalan III.1.3. Analisa Output Terdapat analisa output dalam penentuan penerima beasiswa pada SD Negeri Medan, hasilnya berupa data laporan siswa siswi terbaik yang menerima beasiswa setiap kelas berdasarkan kriteria data mereka masing masing.

3 26 III.2. Evaluasi sistem yang berjalan Adapun kekurangan dari sistem yang sudah ada pada SD Negeri Medan, adalah : 1. Sering terjadinya kesalahan dalam penentuan siswa yang cocok untuk menerima beasiswa, sehingga menimbulkan kerugian bagi para siswa berprestasi dan kurang mampu. 2. Keterlambatan pembuatan laporan data siswa calon penerima beasiswa, dikarenakan masih menggunakan sistem manual. 3. Terjadinya kehilangan data laporan penerima beasiswa. 4. Tidak praktis dan sistematis dalam penentuan penerima beasiswa. 5. Data dapat diperbanyak secara cepat dan tepat. Strategi Pemecahan Masalah Adapun strategi pemecahan masalah dalam pemilihan jurusan adalah Dengan membuat sebuah aplikasi sistem pendukung keputusan pemilihan jurusan dengan metode SAW, sehingga mempermudah dalam pemilihan siswa penerima beasiswa agar lebih tepat. III.3 Desain Sistem Dalam proses pembuatan sistem penentuan calon penerima beasiswa pada SD negeri Medan, penulis mengusulkan pembuatan sebuah sistem dengan menggunakan aplikasi program yang lebih akurat dan lebih mudah dalam pengolahannya. Dengan menggunakan VB.Net, database SQL Server, dan

4 27 menggunakan metode simple additive weighting dengan merancang sistem dengan menggunakan bahasa pemodelan uml. III.3.1 Metode SAW yang digunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW) sering juga dikenal istilah metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut (Fishburn, 1967) (MacCrimmon, 1968). Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada. Metode ini merupakan metode yang paling terkenal dan paling banyak digunakan dalam menghadapi situasi Multiple Attribute Decision Making (MADM). MADM itu sendiri merupakan suatu metode yang digunakan untuk mencari alternatif optimal dari sejumlah alternatif dengan kriteria tertentu. Metode SAW ini mengharuskan pembuat keputusan menentukan bobot bagi setiap atribut. Skor total untuk alternatif diperoleh dengan menjumlahkan seluruh hasil perkalian antara rating (yang dapat dibandingkan lintas atribut) dan bobot tiap atribut. Rating tiap atribut haruslah bebas dimensi dalam arti telah melewati proses normalisasi matriks sebelumnya. Langkah Penyelesaian SAW sebagai berikut : 1. Menentukan kriteria-kriteria yang akan dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan, yaitu Ci. 2. Menentukan rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria.

5 28 3. Membuat matriks keputusan berdasarkan kriteria(ci), kemudian melakukan normalisasi matriks berdasarkan persamaan yang disesuaikan dengan jenis atribut (atribut keuntungan ataupun atribut biaya) sehingga diperoleh matriks ternormalisasi R. 4. Hasil akhir diperoleh dari proses perankingan yaitu penjumlahan dari perkalian matriks ternormalisasi R dengan vektor bobot sehingga diperoleh nilai terbesar yang dipilih sebagai alternatif terbaik (Ai)sebagai solusi. Formula untuk melakukan normalisasi tersebut adalah : Jika j adalah atribut keuntungan(benefit) Jika j adalah atribut biaya(cost) Dimana : r ij = rating kinerja ternormalisasi Max x ij = nilai maksimum dari setiap baris dan kolom Min x ij X ij = nilai minimum dari setiap baris dan kolom = baris dan kolom dari matriks Dengan r ij adalah rating kinerja ternormalisasi dari alternatif Ai pada atribut Cj; i =1,2, m dan j = 1,2,,n. Nilai preferensi untuk setiap alternatif (Vi) diberikan sebagai :

6 29 Dimana : V i w j r ij = Nilai akhir dari alternatif = Bobot yang telah ditentukan = Normalisasi matriks Nilai V i yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif A i lebih terpilih Untuk kasus pemilihan jurusan maka perhitungannya sebagai berikut: Penentuan kriteria dan bobot Hasil wawancara dan pengambilan data di SD Negeri Medan dapat dibuat menjadi sebuah data masukan.untuk perbandingan benefit dan costnya dapat ditunjukkan pada tabel dibawah ini: Tabel III.2 Tabel kriteria Penentuan Penerima beasiswa Kriteria (C1) (C2) (C3) (C4) (C5) keterangan Rangking(benefit) JumlahSaudara kandung(benefit) Kehadiran(benefit) Penghasilan Orang tua(benefit) Nilai Sikap(benefit) Untuk pembobotan setiap kriteria menggunakan cara pemberian nilai pada masing-masing kriteria secara langsung. Dengan perhitungan sederhana, yaitu: Total bobot =100%

7 Pembobotan kriteria dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel III.3 Tabel Pembobotan kriteria Kriteria(%) C1 C2 C3 C4 C Perhitungan penentuan jurusan, jika terdapat 3 calon siswa dengan keterangan berikut: Tabel III.4 Tabel nilai Nama Nilai C1 Nilai C2 Nilai C3 Nilai C4 Nilai C5 Budi Cukup Joko Baik Susi Sangat Baik Kemudian nilai-nilai tersebut diubah dengan rumus himpunan yaitu: Untuk Rangking(C1) Tabel III.5 Tabel nilai normalisasi C1 Rangking Nilai normalisasi >10 1

8 Untuk jumlah saudara(c2) Tabel III.6 Tabel nilai normalisasi C2 Jumlah Saudara Nilai normalisasi >= Untuk Kehadiran(C3) Tabel III.6 Tabel nilai normalisasi C3 Kehadiran Nilai normalisasi <90 1

9 Untuk Penghasilan(C4) Tabel III.7 Tabel nilai normalisasi C4 Jumlah Saudara Nilai normalisasi <= <= <= <= > Untuk Nilai Sikap(C5) Tabel III.8 Tabel nilai normalisasi C5 Jumlah Saudara Nilai normalisasi Sangat Baik 10 Baik 7 Cukup 5 Kurang 2 Sangat Kurang 1

10 Setelah diubah didapatlah tabel sebagai berikut: Tabel III.6 Tabel nilai hasil normalisasi Nama Nilai C1 C2 C3 C4 C5 Budi Joko Susi Kemudian nilai dinormalisasikan,jika benefit dengan rumus jika cost dengan rumus Maka didapat R 11 = 10/Max{10;1;10} = 10/10 = 1 R 21 = 1/Max{10;1;10 } = 1/10 = 0.1 R 31 = 10/Max{10;1;10} = 10/10 = 1 R 12 = 1/Max{1;2;5} = 1/5 = 0.2 R 22 = 2/Max{1;2;5} = 2/5 = 0.4 R 32 = 5/Max{1;2;5} = 5/5 = 1 R 13 = 7/max{7;5;2}= 7/7 = 1 R 23 = 5/Max{7;5;2}= 5/7 = 0.71 R 33 = 2/Max{7;5;2}= 2/7 = 0.285

11 R 14 = 7/Max{7;7;7}= 7/7 = 1 R 24 = 7/Max{7;7;7}= 7/7 = 1 R 34 = 7/Max{7;7;7}= 7/7 = 1 R 15 = 5/Max{5;7;10}= 5/10 = 0.5 R 25 = 7/Max{5;7;10}= 7/10 = 0.7 R 35 = 10/Max{5;7;10}= 10/10 = 1 Setelah semua perhitungan selesai maka didapatlah nilai yang telah dinormalisasi. Tabel III.7 Tabel proses normalisasi Nama Kriteria C1 C2 C3 C4 C5 Budi Joko Susi

12 Pengurutan Tabel III.8 Tabel proses normalisasi A1 Nama Nilai Total Susi Budi Joko Ket: rumus pencarian nilai berasal dari karena bobot dalam persen(%) sehingga dibagikan dengan 100. Berdasarkan dari hasil pada tabel diatas maka diambil calon siswa atas nama Susi yang mendapatkan beasiswa. III.3.2 Desain Sistem Global Pada perancangan sistem ini terdiri dari tahap perancangan yaitu : 1. Perancangan Use Case Diagram 2. Perancangan Class Diagram 3. Perancangan Sequence Diagram 4. Perancangan Database

13 III Use Case Diagram Use case adalah rangkaian/uraian sekelompok yang saling terkait dan membentuk sistem secara teratur yang dilakukan atau diawasi oleh sebuah aktor. Use case digunakan untuk membentuk tingkah-laku benda dalam sebuah model. Umumnya use case digambarkan dengan sebuah elips dengan garis yang solid, biasanya mengandung nama.use case menggambarkan proses sistem (kebutuhan sistem dari sudut pandang user). Maka digambarlah suatu bentuk diagram Use Case yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Kenaikan Kelas Menggunakan Metode Simple Additive Weighting Pada SD negeri Medan Login Daftar Siswa <<include>> Penilaian Admin <<include>> Edit Bobot Laporan Data siswa Kepsek <<include>> Proses <<extends>> <<include>> Cetak <<include>> keluar <<extends>> Laporan Hasil Keputusan Gambar III.2 Use Case Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Penerima Beasiswa pada SD negeri Medan

14 III Sequence Diagram Sequence diagram (diagram urutan) adalah suatu diagram yang memperlihatkan atau menampilkan interaksi-interaksi antar objek di dalam sistem yang disusun pada sebuah urutan atau rangkaian waktu. Interaksi antar objek tersebut termasuk pengguna, display, dan sebagainya berupa pesan/message. Sequence Diagram digunakan untuk menggambarkan skenario atau rangkaian langkah-langkah yang dilakukan sebagai sebuah respon dari suatu kejadian/even untuk menghasilkan output tertentu. Sequence Diagram diawali dari apa yang memicu aktivitas tersebut, proses dan perubahan apa saja yang terjadi secara internal dan output apa yang dihasilkan. Berikut gambar sequence diagram: a. Sequence Diagram Login Admin Membuka Form login Form login Menampilkan Form login control login Getuser(usr,pwd) login Invalid Logged in Login sukses Memasukkan data akses Gambar III.3 Sequence Diagram Login

15 b. Sequence Proses Data Siswa Admin Form Siswa Control Siswa Tsiswa View (item) Invalid Open New Proses Data siswa Message Succes Sent ( item ) Gambar III.4 Sequence Diagram Proses Data Siswa c. Sequence Proses Data bobot Admin Form bobot Control Bobot Tbobot View (item) Invalid Open New Proses Data bobot Message Succes Sent ( item ) Gambar III.5 Sequence Diagram Proses Data bobot

16 d. Sequence Proses Data Penilaian Admin Form penilaian dan bobot Control nilai Tpenilaian View (item) Invalid Open New Proses Data nilai Message Succes Sent ( item ) Gambar III.7 Sequence Diagram Proses Data Penilaian e. Sequence Proses Data Hasil Admin Form Proses Control hasil Thasil View (item) Invalid Open New Proses Data Hasil Message Succes Sent ( item ) Gambar III.8 Sequence Diagram Proses Data Hasil

17 III Activity Diagram Activity diagram menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi. 1. Activity Diagram Form Input Data Login Activity diagram form input data login dapat dilihat pada gambar dibawah ini, sebagai berikut : Login Username & Password Invalid Cek Validation Valid Login Gambar III.18 Activity Diagram Login

18 2. Activity Diagram Form Input Data Siswa Activity diagram form input data siswa dapat dilihat pada gambar dibawah ini, sebagai berikut : Pilih Aksi Invalid valid Baru Masukkan Data Baru Tekan Tombol Simpan Filter Data Edit Pilih Data Yang akan Diubah Ubah Data Simpan Data Hapus Pilih Data Yang akan Dihapus Konfirmasi Penghapusan Tombol Siswa Invalid valid Pencarian Inputkan nama Siswa hasil Hapus Gambar III.19. Activity Diagram Form Input Data Siswa

19 3. Activity Diagram Form Input Data Bobot Activity diagram form input data Bobot dapat dilihat pada gambar dibawah ini, sebagai berikut : Pilih Aksi Kriteria invalid valid Baru Masukkan Data Baru Tekan Tombol Simpan Filter Data Edit Pilih Data bobotyang akan Diubah Ubah Data bobot Simpan Data Hapus Pilih Data bobot Yang akan Dihapus Konfirmasi Penghapusan Tombol Bobot invalid valid Hapus Gambar III.20. Activity Diagram Form Input Data Bobot

20 4. Activity Diagram Form Input Data Penilaian Activity diagram form input data kalsifikasi dapat dilihat pada gambar dibawah ini, sebagai berikut : Pilih Aksi Invalid valid Baru Masukkan Data Baru Tekan Tombol Simpan Filter Data Edit Pilih Data NilaiYang akan Diubah Ubah Data Nilai Simpan Data Hapus Pilih Data Nilai Yang akan Dihapus Konfirmasi Penghapusan Tombol Nilai Pendaftar Invalid valid Pencarian Inputkan nama pendaftar hasil Hapus Gambar III.21. Activity Diagram Form Input Data Penilaian

21 5. Activity Diagram Form Input Data Hasil Activity diagram form input data hasil dapat dilihat pada gambar dibawah ini, sebagai berikut Pilih Aksi Hasil Invalid valid Baru Masukkan Data Baru Tekan Tombol Simpan Filter Data Edit Pilih Data Hasil Yang akan Diubah Ubah Data Hasil Simpan Data Hapus Pilih Data Hasil Yang akan Dihapus Konfirmasi Penghapusan Tombol Proses Invalid valid Hapus Gambar III.22. Activity Diagram Form Input Data Hasil III Class Diagram Class Diagram adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek. Class menggambarkan keadaan (atribut/properti) suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut (metoda/fungsi).

22 login -usr -pwd +getusr() +getpwd() «uses» bobot -IDkriteria -namakriteria -bobot -tipe +update() «uses» «uses» modulkoneksi «uses» «uses» +open() +close() «uses» Tsiswa penilaian -nis -thnajaran -rangking -jlhsaudara -kehadiran -jlhgajiortu -nilaisikap +add() +update() «uses» «uses» -nis -thnajaran -kelas -C1 -C2 -C3 -C4 -C5 -hasil Thasil «uses» -nis -thnajaran -nama -jenkel -kelas -agama -tempat -tgllahir -alamat +add() +update() +delete() +add() +update() +delete() Gambar III.8 Class Diagram Sistem Pendukung Keputusan Penentuan penerimaan beasiswa Kelas Pada SD negeri Medan 41

23 42 III.3.2. Desain Sistem Detail Desain sistem detail dari sistem pendukung keputusan penentuan kenaikan kelas menggunakan metode simple additive weighting pada SD negeri Medan ini adalah sebagai berikut: III Desain Output Desain sistem ini berisikan pemilihan menu dan hasil pencarian yang telah dilakukan. Adapun bentuk rancangan output dari sistem pendukung keputusan penentuan penerimaan beasiswa menggunakan metode simple additive weighting pada SD negeri Medan ini adalah sebagai berikut : 1. Rancangan Output Laporan Siswa dan Siswi Rancangan output laporan siswa - siswi berfungsi menampilkan data data siswa siswi pada SD negeri Medan. Adapun rancangan output laporan siswa - siswi dapat dilihat pada Gambar dibawah ini sebagai berikut : Gambar III.17 Rancangan Output Laporan Siswa

24 43 2. Rancangan Output Laporan Hasil Keputusan Rancangan output laporan hasil keputusan berfungsi menampilkan data data hasil nilai siswa - siswi pada SD negeri Medan. Adapun rancangan output laporan hasil keputusan dapat dilihat pada Gambar dibawah ini sebagai berikut : Gambar III.19 Rancangan Output Laporan Hasil Keputusan III Desain Input Perancangan input merupakan masukan yang penulis rancang guna lebih memudahkan dalam entry data. Entry data yang dirancang akan lebih mudah dan cepat dan meminimalisir kesalahan penulisan dan memudahkan perubahan. Perancangan input tampilan yang dirancang adalah sebagai berikut :

25 44 1. Perancangan Input Form Login Perancangan input form login berfungsi untuk verifikasi pengguna yang berhak menggunakan sistem. Adapun rancangan form login dapat dilihat pada Gambar III.18 sebagai berikut : User Pass OK Cancel Gambar III.21. Rancangan Input Form Login 2. Rancangan Input Menu Utama Rancangan input menu utama berfungsi untuk menampilkan tampilan utama dari user interface. Adapun rancangan menu utama dapat dilihat pada gambar dibawah ini, sebagai berikut : Menu1 Menu2 Menu3 Menu4 Menu5 Menu6 Gambar III.22. Rancangan Input Form Menu Utama

26 45 3. Rancangan Form Input Data Siswa Perancangan form input data Siswa merupakan form untuk penyimpanan data data siswa. Adapun bentuk form input data pengguna dapat dilihat pada gambar dibawah ini, sebagai berikut : Nis nama jenkel Agama alamat kelas tmpat,tgllahir Tambah Edit Hapus Batal Simpan Datagrid berisi data siswa Gambar III.23. Rancangan Input Form Input Data Pengguna

27 46 4. Rancangan Form Input Data Penilaian Perancangan form input data penilaian merupakan form untuk penyimpanan data data dari penilaian. Adapun bentuk form input data penilaian dapat dilihat pada gambar dibawah ini, sebagai berikut : NIS Nama Rangking Jumlah saudara Simpan Batal Hapus Edit Gambar nilai Kehadiran Penghasilan Ortu Tambah Upload Nilai Nilai Sikap Data Grid berisi data nilai siswa OK Gambar III.24. Rancangan Input Form Input Data Kriteria Penilaian

28 47 5. Rancangan Input Form Input Data kriteria Perancangan input form input data himpunan merupakan form untuk penyimpanan data data kriteria. Adapun bentuk form input data kriteria dapat dilihat pada Gambar III.23 Sebagai berikut : Datagrid berisi data kriteria Kriteria Nilai Bobot Tipe Kriteria Simpan Edit Batal Gambar III.26. Rancangan Input Form Input Data Himpunan

29 48 6. Rancangan Input Form Data Hasil Keputusan Perancangan input form input data hasil keputusan merupakan form untuk penyimpanan data data hasil keputusan para siswa. Adapun bentuk form input data hasil keputusan dapat dilihat pada Gambar III.24 Sebagai berikut : Nilai Awal Nilai Normalisasi Proses Simpan keluar Gambar III.28. Rancangan Input Form Input Data Hasil Keputusan

30 49 III Perancangan Database III Kamus data (Data Dictionaries) Kamus data merupakan suatu daftar terorganisasi tentang komposisi elemen data, aliran data dan data store yang digunakan. Pengisian data dictionary dilakukan setiap saat selama proses pengembangan berlangsung, ketika diketahui adanya data atau saat diperlukan penambahan data item ke dalam sistem. Berikut kamus data dari sistem pendukung keputusan penentuan kenaikan kelas menggunakan metode simple additive weighting pada SD Negeri Medan : 1. Tsiswa = nis +thnajaran+ nama + jenkel + kelas + tempat + tgllahir + agama + alamat 2. Tbobot = IDkriteria + namakriteria + bobot + tipe 3. Tpenilaian= nis + thnajaran+rangking + jlhsaudara + kehadiran+ jlhgajiortu+sikap 4. Thasil = nis +thnajaran+kelas+c1+ C2 + C3 + C4 +C5 + hasil 5. login = usr + pwd 6. buktinilai = namagambar + gambar III Normalisasi Normalisasi merupakan cara pendekatan dalam membangun desain logika basis data relasional yang tidak secara langsung berkaitan dengan model data, tetapi dengan menerapkan sejumlah aturan dan kriteria standart untuk menghasilkan struktur tabel yang normal. Bentuk bentuk normalisasi pada rancangan database adalah sebagai berikut :

31 50

32 51 III Desain Tabel / File Perancangan struktur database adalah untuk menentukan file database yang digunakan seperti field, tipe data, ukuran data. Sistem ini dirancang dengan menggunakan database SQL Server. Berikut adalah desain database dan tabel dari sistem yang dirancang : 1. Tabel login Nama Database Nama Tabel : beasiswa2 : login Tabel III.1 Tabel login Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan Usr Varchar 50 Username Pwd Varchar 50 Password 2. Tabel Siswa Nama Database : beasiswa2

33 52 Nama Tabel Primary Key : Tsiswa : nis Tabel III.2 Tabel Tsiswa Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan *nis Varchar 50 *Nomor Induk Siswa thnajaran varchar 10 Tahun Ajaran Nama Varchar 50 Nama Siswa Jenkel Varchar 10 Jenis Kelamin Kelas Varchar 50 Kelas Tempat Varchar 50 Tempat Lahir Tgllahir Varchar 50 Tanggal Lahir agama Varchar 50 Agama alamat Text Alamat 3. Tabel Tbobot Nama Database Nama Tabel Primary Key : beasiswa2 : Tbobot : IDkriteria Tabel III.3 Tabel Tbobot Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan *IDkriteria Integer 10 *Kode Kriteria namakriteria Text Nama Kriteria Bobot integer Bobot/ nilai tipe varchar 50 Atribut/tipe kriteria

34 53 4. Tabel Tpenilaian Nama Database Nama Tabel : beasiswa2 : Tpenilaian 5. Tabel Thasil Tabel III.4 Tabel Tpenilaian Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan Nis Varchar 50 NIS thnajaran varchar 10 Tahun Ajaran Rangking Varchar 10 Rangking Jlhsaudara Varchar 10 Jlhsaudara Kehadiran Varchar 50 Tingkat kehadiran Jlhgajiortu Varchar 10 Jlh gaji ortu siswa Sikap Varchar 50 Nilai sikap siswa Nama Database Nama Tabel Primary Key : beasiswa2 : Thasil : nis 6. Tabel Buktinilai Tabel III.5 Tabel Hasil Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan *nis Varchar 50 *Nomor Induk Siswa Thnajaran Varchar 10 Tahun Ajaran kelas Varchar 50 Kelas C1 Varchar 10 Nilai normalisasi C1 C2 Varchar 10 Nilai normalisasi C2 C3 Varchar 10 Nilai normalisasi C3 C4 Varchar 10 Nilai normalisasi C4 C5 Varchar 10 Nilai normalisasi C5 Hasil Varchar 10 Hasil perhitungan Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan Namagambar Varchar 50 - gambar image -

35 54 III Normalisasi Normalisasi merupakan cara pendekatan dalam membangun desain logika basis data relasional yang tidak secara langsung berkaitan dengan model data, tetapi dengan menerapkan sejumlah aturan dan kriteria standart untuk menghasilkan struktur tabel yang normal. Bentuk bentuk normalisasi pada rancangan database adalah sebagai berikut :

36 55 1. Bentuk Normal Pertama ( 1NF/ First Normal Form) a. Tabel Normal Pertama usr pwd nis thnaja nama Jen_kel Tempat tgllahir Agama alamat nis thnajaran rangking jlhsauda kehadiran jlhgajio sikap nis thnaja kelas C1 C2 C3 C4 C5 ran ra rtu ran hasil IDkriteria namakrite ria bobot tipe namaga mbar gambar 2. Bentuk Normal Kedua (2NF/ Second Normal Form) a. Tabel Tsiswa nis thnajaran nama Jen_kel Tempat tgllahir Agama alamat

37 56 b. Tabel Tbobot Idkriteria namakriteria Bobot Tipe c. Tabel Tpenilaian nis thnajaran rangking jlhsaudara kehadiran jlhgajiortu sikap d. Tabel Thasil nis thnajaran kelas C1 C2 C3 C4 C5 hasil e. Table login usr pwd

38 57 f. Table buktinilai namagambar gambar 3. Bentuk Normal Ketiga (3NF/ Third Normal Form) a. Tabel Tsiswa Nis* thnajaran nama Jen_kel Tempat tgllahir Agama alamat b. Tabel Tbobot Idkriteria* namakriteria Bobot Tipe c. Tabel Tpenilaian Nis* thnajaran rangking jlhsaudara kehadiran jlhgajiortu sikap

39 58 d. Tabel Thasil Nis* thnajaran kelas C1 C2 C3 C4 C5 hasil e. Table login Usr pwd f. Table buktinilai namagambar gambar Jadi, dalam hal ini dapat dinyatakan bahwa rancangan tabel pada database sudah normal. Artinya sistem akan melakukan aktifitasnya sesuai dengan yang telah ditargetkan sebelumnya karena tidak ada redundansi atau duplikasi data.

40 59 III ERD (Entity Relationship Diagram) Adapun ERD ( Entity Relationship Diagram ) dari aplikasi yang akan di bangun ditunjukkan pada gambar III.29 berikut C3 C2 C1 Tpenilaian nopen thnajaran M memiliki 1 thnajaran Tsiswa kelas alamat agama C4 nama C5 1 nis tgllahir tempat jenkel memiliki C1 C2 1 1 Thasil C3 C4 C5 Tbobot nis idkriteria kriteria thnajaran bobot tipe kelas Gambar III.29. ERD (Entity Relationship Diagram)

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada proses metode penilitian dengan metode waterfall. Analisa sistem dilakukan untuk

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Analisa sistem yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap bagaimana kualitas sebuah tiang pancang

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Analisa sistem yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap bagaimana seseorang memilih smartphone

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Saat ini, PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Bandar Klippa masih mengalami kesulitan dalam memilih kualitas produksi buah kelapa sawit yang berkualitas

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Analisis dilakukan agar dapat menemukan masalah-masalah dalam pengolahan sistem pendukung keputusan pemilihan tempat penanaman teh dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM 24 BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Analisa sistem pada ng berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem pakar mendiagnosa kanker

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.. Analisis Masalah Sistem pendukung keputusan seleksi pemain utama ini adalah manajer/pelatih tidak memperhatikan kriteria penilaian dan bobot kriteria dalam menentukan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Sistem yang sedang berjalan pada saat ini dalam proses seleksi penerimaan team leader di PT. KAO Indonesia masih secara semikomputerisasi, sehingga

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem Sistem pendukung keputusan penentuan gaji karyawan baru ini diimplementasikan dengan menggunakan bahasa pemrograman Microsoft Visual Studio. Net

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM 28 BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan SMAN 1 Percut Sei Tuan dalam menentukan Pemilihan jurusan menggunakan beberapa faktor ng menjadi kriteria. Pemilihan jurusan mengacu

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM 25 BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem pakar mendiagnosa herpes

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan sistem tersebut, maka perlu diketahui bagaimana sistem yang sedang berjalan pada perusahaan.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Pemecahan masalah tersebut dapat dilakukan dengan mengembangkan sistem yang dirancangan berdasarkan kebutuhan pengguna. Dengan kata lain terjadi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem Sistem pendukung keputusan pemilihan bibit kelinci ini diimplementasikan dengan menggunakan bahasa pemrograman Microsoft Visual studio. Net dalam

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Sistem yang saat ini sedang berjalan di Rutan Kelas I Medan dalam hal pengolahan remisi tahanan masih dilakukan menggunakan aplikasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Pemecahan masalah tersebut dapat dilakukan dengan mengembangkan sistem yang dapat berperan sebagai seorang ahli peternakan. Dengan kata lain terjadi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Sistem yang saat ini sedang berjalan di PT. Sriwidjaja dalam hal pengolahan penjualan pupuk masih dilakukan dengan menggunakan aplikasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Sistem pengolahan data yang saat ini sedang berjalan pada DISPENDASU UPT Medan Utara masih dilakukan secara semi komputerisasi yaitu

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses pemilihan karyawan berprestasi pada CV. Cyber Computindo saat ini masih dilakukan secara manual dan tidak efisiensi dari segi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Sistem yang berjalan pada CV. Baritama Guna Sejahtera saat ini masih menggunakan sistem manual, semua kegiatan yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah yang dijelaskan pada bab ini adalah sebagai bahan perbandingan dengan sistem yang akan dirancang. Disini penulis akan memaparkan proses penyeleksian

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisis masalah bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Penentuan Kualitas Buah Apel Menggunakan Metode SAW Pada Swalayan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan sistem tersebut, maka perlu diketahui bagaimana sistem yang sedang berjalan pada perusahaan.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1 Analisa Masalah Analisa masalah bertujuan untuk mengklarifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem pembelian sepeda motor bekas yang sedang berjalan pada

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM 36 BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Dari hasil analisa yang dilakukan oleh penulis pada SMP Harapan Mekar Medan khususnya pada bagian Penerimaan dan Pengeluaran Dana Bantuan Operasional

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Pemilihan Jurusan SMK Pada Sekolah Marisi Medan ini merupakan sistem pendukung keputusan untuk membantu siswa siswi dalam memilih jurusan yang sesuai

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai sistem informasi petty cash pada PT. ZC Industries (Swagelok Medan) menggunakan metode tidak tetap yang meliputi analisa sistem yang

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM 29 BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM. Sistem yang saat ini sedang berjalan dalam hal pemberian cuti pegawai

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM. Sistem yang saat ini sedang berjalan dalam hal pemberian cuti pegawai BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Sistem yang saat ini sedang berjalan dalam hal pemberian cuti pegawai masih dilakukan menggunakan aplikasi sederhana yaitu aplikasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai sistem pendukung keputusan pembelian buku bacaan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain sistem. III.1 Analisa

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM. dari sistem yang selama ini dijalankan oleh perusahaan serta memahami

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM. dari sistem yang selama ini dijalankan oleh perusahaan serta memahami BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah dari pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Analisa sistem yang berjalan untuk proses pengadaan alat kerja clening service yang dilakukan pada CV. Sapta Darma Utama Medan ini masih

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.. Analisis Masalah Analisis yang berjalan pada sistem ini bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Pegawai

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisis masalah bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Penentuan Jumlah Produksi Keramik pada PT. Jui Shin Medan.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Letak Kantor Cabang BRI di Kota Medan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain sistem.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Sebuah sistem pengolahan informasi dapat efektif jika sistem tersebut dapat memberikan gambaran secara detail dari karakteristik informasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Lokasi Transmisi TVRI Di Sumatera Utara yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain sistem.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Sistem yang Berjalan Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem pendukung keputusan pemilihan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Sebuah sistem pengolahan informasi dapat efektif jika sistem tersebut dapat memberikan gambaran secara detail dari karakteristik informasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Sebuah perusahaan dapat bertahan dan mencapai tujuannya apabila dikelola secara baik dan mempunyai perencanaan serta pengendalian yang baik disegala

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Analisa sistem yang berjalan selama ini masih menggunakan sistem yang manual. Analisa input yang ada pada sistem yang sedang berjalan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Pemberian Bonus Berdasarkan Kinerja Karyawan ini masih dilakukan secara manual dan tidak efisiensi baik dari segi waktu maupun biaya.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dibutuhkannya lulusan yang memiliki kemampuan hard skills dan soft skills yang seimbang, sehingga mahasiswa dituntut dapat aktif dan memiliki

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan sistem pendukung keputusan pemberian bonus berdasarkan penilaian kinerja karyawan pada PT. Centra Material Bangunan dengan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1 Analisa Sistem ng Sedang Berjalan Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, maka penulis mendapati beberapa kendala-kendala yang dihadapi pada sistem yang sedang

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Lokasi Penyewaan Gaun Pengantin di Kota Medan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai sistem informasi geografis wilayah rawan kecelakaan di kota Medan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain sistem.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Lokasi Taman Kanak kanak Di Daerah Medan Marelan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM. yang tidak sesuai minat, bakat dan kemampuan, merupakan pekerjaan yang sangat

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM. yang tidak sesuai minat, bakat dan kemampuan, merupakan pekerjaan yang sangat BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Salah memilih perguruan tinggi punya dampak yang signifikan terhadap kehidupan anak di masa mendatang. Problem psikologis mempelajari sesuatu yang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Bayi adalah anak dari manusia atau hewan yang masih berusia sangat muda. Ketika bayi sudah mulai berjalan, disebut dengan balita. Umumnya istilah

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Yang Sedang Berjalan Masalah-masalah yang sering dihadapi oleh PT. Coca-Cola adalah kesulitan dalam Perhitungan danpencatatan, dan seringnya terjadi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM III.1 Analisis Sistem Analisis sistem merupakan penguraian dari suatu sistem yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 33 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan III.1.1. Analisa Input Berdasarkan pengamatan penulis proses simpan pinjam pada koperasi PT. Pacific Medan Industri sudah

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Pengolahan Aktiva Tetap Pada CV. Jaya Agung yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain sistem. III.1

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Dalam proses pencarian peringkat siswa, penggunaan komputer memegang peranan yang sangat penting yang jauh lebih cepat cara

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai analisa dan perancangan sistem informasi akuntansi pembayaran biaya pemeriksaan pasien unit radiologi RSUD Dr.Pirngadi Kota Medan yang

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Masalah-masalah yang sering dihadapi oleh Dinas Perhubungan Sumatra Utara adalah kesulitan dalam pencatatan serta menentukan banyak setoran pendapatan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Masyarakat menjadi kritis dalam penentuan kartu paket internet di dalam kualitas jaringan, kuota dan harga. Masyarakat terkadang bingung ketika

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Pada saat penulis melakukan penelitian pada Kantor Pemerintahan Provinsi Sumatra Utara Badan Ketahanan Pangan. Penulis mengamati ada beberapa kelemahan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Lokasi Kantor Lurah Daerah Kecamatan Medan Labuhan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM 57 BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Analisa sistem didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Masalah-masalah yang sering dihadapi oleh PT. CCBI Northern Sumatra adalah kesulitan dalam mencatat Akumulasi Penyusutan Aktiva yang diterapkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai sistem informasi geografis penentuan jumlah penduduk yang kurang mampu pada kecamatan Medan Labuhan berbasis web yang meliputi analisa

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisis yang berjalan pada sistem ini bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Sistem Pendukung Keputusan Analisis Pola

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Pada Saat Ini Pada bab ini akan dibahas mengenai Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Alokasi Dana Bos Pada SD Negeri 060944 Medan yang meliputi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM 53 BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisis masalah bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Sistem Pendukung Keputusan Evaluasi Kinerja Dosen Menggunakan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Yang Sedang Berjalan Masalah-masalah yang sering dihadapi oleh PT. Blue Bird Medan adalah kesulitan dalam mencatat dan membedakan Penyusutan Aktiva

Lebih terperinci