Penerapan Tata Kelola Perusahaan berdasarkan pada peraturan perundangan berikut ini:

Transkripsi

1 PT AXA LIFE INDONESIA LAPORAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK DAN LAPORAN TATA KELOLA TERINTEGRASI TAHUN Tata Kelola Perusahaan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik merupakan salah satu pilar dalam membangun kondisi perekonomian yang sehat. Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik berkaitan erat dengan kredibilitas perusahaan yang menjalankan serta iklim perekonomian sebuah negara. Pesatnya perkembangan industri perasuransian harus didukung dengan iklim yang kondusif. Dalam rangka menunjang pencapaian iklim usaha yang kondusif serta persaingan usaha yang sehat, maka penting bagi industri perasuransian untuk menerapkan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik. Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik merupakan komitmen yang dipegang teguh oleh perusahaan sebagai salah satu syarat utama bagi keberhasilan dan keberlanjutan usaha Perusahaan. Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik mengacu kepada undang-undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan serta berlandaskan kepada lima prinsip Tata Kelola Perusahaan Yang Baik, dimana hal ini wajib untuk diterapkan dalam setiap aspek bisnis dan seluruh jajaran Perusahaan. 2. Prinsip Tata Kelola Perusahaan Dalam menjalankan kegiatan usaha, Perusahaan menerapkan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang tercermin melalui : Keterbukaan Akuntabilitas Pertanggungjawaban Kemandirian Kesetaraan dan Kewajaran 3. Dasar Hukum Penerapan Tata Kelola Perusahaan berdasarkan pada peraturan perundangan berikut ini: a. Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas; b. Undang-Undang No. 40 tahun 2014 tentang Perasuransian; c. Peraturan Pemerintah No. 73 Tahun 1992 Tentang Penyelenggaran Usaha Perasuransian sebagaimana telah berberapa kali diubah, terakhir diubah dengan Peraturan Pemerintah No. 81 Tahun 2008 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Pemerintah No. 73 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuaransian dan peraturan pelaksanaannya; d. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 69/POJK.05/2016 tanggal 28 Desember 2016 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Asuransi, Perusahaan Asuransi Syariah, Perusahaan Reasuransi, dan Perusahaan Reasuransi Syariah; 1

2 e. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 73/POJK.05/2016 tanggal 28 Desember 2016 tentang Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan Perasuransian; f. Anggaran Dasar PT AXA Life Indonesia. 4. Struktur Tata Kelola Perusahaan Direksi Rapat Umum Pemegang Saham Dewan Komisaris Komite Investasi Komite Pengembangan Produk Komite Audit Komite Pemantauan Resiko 5. Organ Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance Organs Perusahaan sebagai badan hukum yang berbentuk perseroan terbatas, yaitu badan hukum yang merupakan persekututan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas ( UU PT ). Untuk menjalankan kegiatannya, suatu Perseroan Terbatas memerlukan organ perseroan yang terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi. Ketiga organ perseroan tersebut memiliki kedudukan yang setara satu sama lain namun dengan fungsi dan wewenang yang berbeda dalam rangka menjalankan kegiatan pengelolaan Perusahaan sehari-hari. a. Rapat Umum Pemegang Saham Sebagai suatu organ Perusahaan, Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) memiliki kewenangan yang antara lain adalah menyetujui perubahan Anggaran Dasar, mengangkat dan memberhentikan anggota Dewan Komisaris dan Direksi, menyetujui Laporan Tahunan Perusahaan, menunjuk auditor eksternal, menentukan penggunaan laba bersih Perusahaan, menyetujui penetapan gaji serta tunjangan Anggota Dewan Komisaris dan Anggota Direksi, serta pemberian persetujuan lainnya sesuai dengan ketentuan anggaran Dasar Perusahaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. a. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Pada tahun 2016, Perusahaan telah melaksanakan RUPS Tahunan sebanyak 1 kali yang diselenggarakan pada tanggal 30 Mei b. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Pada tahun 2016, Perusahaan telah melaksanakan RUPS Luar Biasa sebanyak 1 kali yang diselenggarakan pada tanggal 10 November

3 b. Dewan Komisaris 1. Susunan Dewan Komisaris Dewan Komisaris terdiri dari paling sedikit 3 (tiga) orang anggota, salah seorang di antaranya diangkat sebagai Presiden Komisaris dan paling sedikit separuh dari jumlah anggota Dewan Komisaris merupakan Komisaris Independen. Susunan Dewan Komisaris pada tanggal 31 Desember 2016 No Nama Jabatan Tanggal pengangkatan oleh RUPS Masa jabatan Kewarganegaraan 1 Rully Safari Presiden Komisaris 23 December bulan Indonesian 2 Harkie Kosadi Komisaris Independen 19 May bulan Indonesian 3 FX. Budhianto Suhadi Komisaris Independen 27 June tahun Indonesian 2. Rapat Dewan Komisaris Selama tahun 2016, Dewan Komisaris telah melaksanakan rapat baik secara fisik maupun secara sirkuler sebanyak 12 (dua belas) kali dengan rincian rapat fisik sebanyak 10 (sepuluh) kali dan rapat sirkuler sebanyak 2 (dua) kali. c. Direksi 1. Susunan Direksi Perusahaan dikelola dan dijalankan oleh Direksi yang terdiri dari minimal 3 (tiga) orang Direktur, dan salah satu di antaranya ditunjuk sebagai President Direktur. Susunan Direksi pada tanggal 31 Desember 2016 No Nama Jabatan Tanggal pengangkatan oleh RUPS Masa jabatan Kewarga negaraan 1 Hengky Djojosantoso Presiden Direktur 27 June tahun Indonesia 2 Vincentius Wilianto Direktur 27 June tahun Indonesia 3

4 3 Yanti Parapat Direktur 27 June tahun Indonesia 2. Rapat Direksi Selama tahun 2016, Direksi telah melaksanakan rapat baik secara fisik maupun secara sirkuler sebanyak 12 (dua belas) kali dengan rincian rapat fisik sebanyak 10 (sepuluh) kali dan rapat sirkuler sebanyak 2 (dua) kali. d. Komite Komite Penunjang Dewan Komisaris 1. Komite Audit Komite Audit dibentuk oleh Dewan Komisaris untuk melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan pengendalian operasional Perusahaan dan mampu mengevaluasi serta berperan aktif dalam meningkatkan efektifitas sistem pengendalian internal secara berkesinambungan. 2. Komite Pemantau Resiko Komite Pemantau Resiko dibentuk oleh Dewan Komisaris untuk melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan pemantauan resiko Perusahaan dan mampu mengevaluasi serta berperan aktif dalam meningkatkan efektifitas sistem management resiko secara berkesinambungan. e. Komite Di Bawah Direksi 1. Komite Investasi Komite Investasi dibentuk oleh Direksi untuk membantu Direksi melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan investasi perusahaan. 2. Komite Pengembangan Produk Komite Pengembangan Produk dibentuk Direksi untuk membantu Direksi melaksanakan tugas pengembangan produk. 4

5 LAPORAN TATA KELOLA TERINTEGRASI Sehubungan dengan perkembangan globalisasi, teknologi informasi dan aktifitas Lembaga Jasa Keuangan, telah menciptakan kondisi keuangan yang kompleks, dinamis dan saling terkait antar masing-masing sektor keuangan baik produk, kelembagaan maupun kepemilikan. Dilatarbelakangi oleh kondisi tersebut, Otoritas Jasa Keuangan menerbitkan beberapa peraturan yang mengatur yang terkait mengenai Tata Kelola Terintegrasi. a. Dasar Hukum i. Peraturan Jasa Keuangan No. 17/POJK.03/2014 tanggal 18 November 2014 tentang Manajemen Resiko Terintegrasi Bagi Konglomerasi Keuangan; ii. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 18/POJK.03/2014 tanggal 18 November 2014 tentang Penerapan Tata Kelola Terintegrasi Bagi Konglomerasi Keuangan; iii. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No.14/SEOJK.03/2015 tanggal 25 Mei 2015 tentang Penerapan Manajemen Risiko Terintegraasi Bagi Konglomerasi Keuangan; iv. Surat edaran Otoritas Jasa Keuangan No.15/SEOJK.03/2015 tanggal 25 Mei 2015 tentang Penerapan Tata Kelola terintegrasi Bagi Konglomerasi Keuangan. b. Susunan Konglomerasi Keuangan Susunan konglomerasi keuangan Perusahaan adalah sebagai berikut: I. PT AXA Financial Indonesia sebagai entitas utama. II. PT AXA Asset Management Indonesia sebagai perusahaan anak entitas utama. III. Perusahaan sebagai perusahaan terelasi bagi entitas utama. IV. PT Asuransi AXA Indonesia sebagai perusahaan terelasi entitas utama. 5