: 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang. 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang. 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2OO4 tentang

Transkripsi

1 BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 27 TAHUN 2OI3 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 7 TAHUN 2AQ TENTANG PEI{YELENGGARAAN DAN RETRIBUSI PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMONGAN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 7 ayat {41, Pasal 12 ayat (2), Pasal 24 ayat (5), Pasal 25 ayat l3l, Pasal 3O ayat (7), Pasal 31 ayat (3), Pasal 33 ayat (3) dan Pasal 34 ayat (3) Peraturan Daerah Kabupaten l"amongan Nomor 7 tahun 2Ol2 tentang Penyelenggaraan dan Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Penyelenggaraan dan Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi di Kabupaten la"mongan. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten di lingkungan Propinsi Jawa Timur (diumumkan dalam Berita Negara pada tanggal 8 Agustus 1950); 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 139, Tambahan l,embaran Negara Republik Indonesia Nomor a2521; 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2OO4 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO4 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4+37l' sebagaimana telah diubah, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Iembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan l,embaran Negara Republik Indonesia Nomor asaal ; 4. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2OO4 tentang Jalan (I-embaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO4 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor a655);,/'

2 2 5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2OO7 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO7 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor a7251; Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO9 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5Oa9) ; Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2OO9 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (l,embaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO9 Nomor 140, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059); Undang-Undang Nomor L2 Tahun 20ll tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (tembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2Ol1 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 523a1; Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisa Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 59, Tambahan Iembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3838); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraa.n Telekomunikasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor lo7, Tambahan l-embaran Negara Republik lndonesia Nomor 3980); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2000 tentang Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio dan Orbit Satelit (L,embaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 108, Tambahan l,embaran Negara Republik Indonesia Nomor 3981); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2OOL tentang Kebandarudaraan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 128, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor alaq; 13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO7 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor a7371; 14. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan (L,embaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 86, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor a655); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (L,embaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan lrmbaran Negara Republik Indonesia Nomor a833); /

3 t Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5161); Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor A2 /PERIM.KOMINFO /3 /2OOB tentang Pedoman Pembangunan dan Penggunaan Menara Bersama Telekomunikasi; Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Komunikasi dan Informatika dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor : 18 Tahun 2OO9, Nomor : OT IPRT lml2oo9, Nomor 19 /PERIM.KOMINFO /ffi/za0g dan Nomor 3lP/20O9 tentang Pedoman Pembangunan dan Penggunaan Bersama Menara Telekomunikasi ; Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : KM 10 Tahun 2006 tentang Sertifikasi Alat dan Perangkat Telekomunikasi; Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun zoll tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah ; Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 49 Tahun 2000 tentang Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP); Peraturan Daerah Kabupaten la.mongan Nomor 3 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten l,amongan (I-embaran Daerah Kabupaten la.mongan Tahun 2008 Nomor 4l sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan Nomor 6 Tahun 2O1l (Lembaran Daerah Kabupaten Lamongan Tahun 2011 Nomor 6); Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan Nomor 24 Tahun 2OlO tentang Retribusi lzin Mendirikan Bangunan (Lembaran Daerah Kabupaten la.mongan Tahun 2010 Nomor 24); Peraturan Daerah Kabupaten lamongan Nomor 15 Tahun 2OlL tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten I"amongan Tahun 2OLL-2O31 (Lembaran Daerah Kabupaten l,amongan Tahun Nomor 1s); Peraturan Daerah Kabupaten lamongan Nomor 7 Tahun 2OL2 tentang Penyelenggaraan dan Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi (Lembaran Daerah Kabupaten lamongan Tahun 2012 Nomor 7). MEMUTUSKAN : Menetapkan PERATURAN BUPATI TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KAE}UPATEN LAMONGAN NOMOR 7 TAHUN 2OL2 TENTANG PEI{YELENGGARAAN DAN RETRIBUSI PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI. Y,.

4 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Daerah adalah Kabupaten la.mongan. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. Kepala Daerah adalah Bupati l,amongan. Telekomunikasi adalah setiap pemancaran, pengiriman dan/atau penerimaan dari setiap informasi dalam bentuk tanda-tanda, isyarat, tulisan, gambar, suara dan bunyi melalui sistem kawat, optik, radio, atau sistem elektromagnetik lainnya. Penyelenggara telekomunikasi adalah perseorangan, koperasi, badan usaha milik daerah, badan usaha milik negara, badan usaha swasta, instansi pemerintah dan instansi pertahanan keamanan negara. Penyedia menara adalah perseorangan, koperasi, Badan Usaha MiUk Daerah, Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Swasta yang memiliki dan mengelola menara telekomunikasi untuk digunakan bersama oleh penyelenggara telekomunikasi. Telekomunikasi khusus adalah penyelenggara telekomunikasi untuk meteorolog dan geofisika, televisi siaran, radio siaran, amatir radio antar penduduk dan penyelenggara telekomunikasi khusus instalasi pemerintah tertentu / swasta. Jaringan utama adalah bagian dari jaringan infrastruktur telekomunikasi yang menghubungkan berbagai elemen jaringan telekomunikasi yang berfungsi sebagai central trunk, mobile switching centre (MSC) dan Base Station Controller (BSC). Penyelenggaraarl telekomunikasi adalah kegiatan penyediaan dan pelayanan telekomunikasi sehingga memungkinkan terselenggaranya telekomunikasi. Menara telekomunikasi adalah bangunan khusus yang berfungsi sebagai sarana penunjang untuk menempatkan peralatan komunikasi yang desain atau bentuk konstruksinya disesuaikan dengan keperluan penyelenggaraan telekomunikasi. Menara telekomunikasi bersama adalah menara telekomunikasi yang digunakan secara bersama-sarna oleh penyelenggara telekomunikasi seluler. 12. Menara kamuflase adalah menara telekomunikasi yang desainnya disesuaikan dengan bangunan dan/atau lingkungan penempatan menara telekomunikasi ona menara telekomunikasi bersama adalah cell pal yang berupa lingkaran dengan radius maksimal 500 meter yang berisikan beberapa menara sesuai dengan kebutuhan penyelenggara telekomunikasi dan penataan ruang. 14. Penataan ruarrg adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. 15. Cell planing adalah proses perencanaan dan pembuatan?r;:a-?rna area untuk penempatan menara-menara telekomunikasi selular dengan menggunakan standar teknik perencanaan jaringan selular yang memperhitungkan pemenuhan kebutuhan coverage area layanan dan kapasitas trafik layanan selular. 16. Transmisi Jaringan Telekomunikasi Utama (Backbone/ adalah saluran atau koneksi berkecepatan tinggi yang menjadi lintasan utama dalam sebuah jaringan. 17. Instansi Pengelola adalah Dinas Perhubungan Kabupaten Lamongan.

5 5 BAB II ASAS-ASAS, TUJUAN DAN PRINSIP PEI{YELENGGARAAN MENARA TELEKOMUNIKASI Pasal 2 Penyelenggaraan menara telekomunikasi berdasarkan asas : a. penataan, pengendalian dan pengawasan; b. keselamatan' c. kemanfaatari; d. estetika dan keserasian dengan lingkungan sekitar; e. kejelasan informasi dan identitas menara telekomunikasi; f. perlindungan kepentingan umum; dan g. kepastian hukum dan keadilan. Pasal 3 Penyelenggaraan menara telekomunikasi bertujuan untuk : a. mewujudkan menara telekomunikasi yang fungsional dan handal sesuai dengan fungsinya; b. mewujudkan menara telekomunikasi yang menjamin keandalan bangunan menara telekomunikasi sesuai dengan asas keselamatan, keamanan, kesehatan, estetika, kaidah tata ruang dan keserasian dengan lingkungan serta kejelasan informasi identitas, dan kepastian hukum; c. mewujudkan ketertiban dan kepastian hukum dalam penyelenggaraa.n menara telekomunikasi. Pasal 4 Penyelenggaraan menara telekomunikasi didasarkan pada prinsipprinsip: a. pemanfaatan ruang dalam wilayah yang terbatas, harus memberikan kinerja cakupan layanan telekomunikasi yang baik dengan mengambil ruang untuk menara telekomunikasi secara efisien dan risiko yang minimal; b. pemanfaatan ruzrng untuk infrastruktur dalam penyelenggaraan telekomunikasi harus digunakan seoptimal mungkin dan efisien baik dalam pemilihan teknologi, penggunaan menara telekomunikasi maupun desain jaringannya; c. pemanfaatan ruang untuk pembangunan menara telekomunikasi menjadi salah satu penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD); d. penyelenggara menara telekomunikasi wajib berpariisipasi dan berperan serta dalam akselerasi kegiatan pembangunan di daerah melalui program CSR. BAB III PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN MENARA TELEKOMUNIKASI Bagran Kesatu Pelaksanaan Pembangunan Pasal 5 (1) Setiap pembangunan menara wajib memperhatikan : a. ketersediaan lahan ; _

6 6 b. ketinggian; c. daya dukung menara bersama ; d. perkembangan teknologi ; e. kaidah penataan ruang ; f. tata bangunan ; g. estetika; h. keamanan dilingkungan ; dan i. wajib berada pada ".ofla cell plan yang telah ditentukan, kecuali pembangunan menara yang memerlukan kriteria khusus, seperti : 1. keperluan meteorologr dan geofisika ; 2. televisi ; 3. siaran radio ; 4. navigasi penerbangan ; 5. SAR, Orari, dan Rapi ; 6. penyelenggara telekomunikasi khusus instansi pemerintah ; 7. keperluan transmisi jaringan telekomunikasi utama (backbone). j.?rlna cell plan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tersebut dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. k. zona cell plan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas z.ona cell plan baru dan zona cell plan eksisting. (2) Penempatan lokasi menara atau pembangunan menara telekomunikasi dapat memanfaatkan lahan/tanah milik daerah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (3) Pelaksanaan pembangunan menara khusus pada daerah dan/atau kawasan wisata atau cagar budaya dilakukan melalui pembangunan menara dalam bentuk kamuflase (tersamar). Pasal 6 Ketersediaan lahan, ketinggian dan daya dukung menara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1), meliputi : a. ketersediaan lahan sesuai dengan kebutuhan teknis pembangunan menara ; b. ketinggian menara sesuai dengan kebutuhan teknis yang diatur sesuai dengan kawasan keselamatan operasional penerbangan (KKOP) ; c. struktur menara dan atau daya dukung menara bersama harus marnpu mena.mpung paling sedikit 5 (lima) telco operator (penyelenggara telekomunikasi), kecuali bagi menara eksisting atau menara yang telah beroperasi sebelum Peraturan Bupati ini ditetapkan. d. menara eksisting sebagaimana huruf c, harus mampu menampung 3 (tiga) telco operator (penyelenggara telekomunikasi) Bagian Kedua Ketentuan Perizinan Pasal 7 (1) Setiap pembangunan menara dan/atau penggunaan menara wajib memiliki izin terlebih dahulu dari Kepala Daerah. (21 lzin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. Izin Prinsip ; b. Izin Lingkungan; c. Izin Mendirikan Bangunan ; dan d. Izin Penggunaan Menara.

7 7 Pasal 8 (1) (2) Untuk memperoleh Izin Prinsip sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) huruf a, penyedia menara harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada Kepala Daerah melalui Badan Penanaman Modal dan Perijinan Kabupaten l,amongan dengan memenuhi persyaratan administrasi dan teknis. Persyaratan administrasi dan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas : a. persyaratan administrasi : 1. permohonan tertulis dari penyedia menara ; 2. koordinat rencana pembangunan ; 3. rencana ketinggian menara ; 4. rencana bentuk menara ; 5. persetujuan warga sekitar lokasi pembangunan (radius ketinggian menara), dan dilengkapi dengan Berita Acara Hasil Sosialisasi. b. persyaratan teknis : 1. dokumen analisa kekuatan konstruksi menara sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) ; 2. memenuhi standar keamanan, meliputi : a) penyediaan pagar; b) penyediaan grounding kabel ; c) penyediaan lampu halangan penerbangan ; d) penyediaan lampu penerangan lokasi tower ; 3. memiliki kecukupan luasan, ketinggian, dan kekuatan konstruksi menara bersama dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 9 (1) (2) Untuk memperoleh lnn Lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) huruf b, pemohon harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada Badan Lingkungan Hidup Kabupaten [.amongan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk memperoleh Izin Mendirikan Bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (21 huruf c, pemohon harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada Badan Penanaman Modal dan Perijinan Kabupaten Lamongan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 10 (1) (21 Izin Penggunaan Menara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (21 huruf d, merupakan legalitas bagr penyedia menara dan/atau pengelola menara dalam penyelenggar:aanloperasional menara telekomunikasi. Untuk memperoleh lzin Penggunaan Menara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) penyedia menara dan/atau pengelola menara harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada Kepala Daerah melalui Instansi Pengelola, dengan dilampiri : a. foto copy identitas diri pemohon ; b. foto copy identitas perusahaan lakte- pendirian perusahaan ; c. NPWP; d. foto copy IMB ; rr

8 8 e. foto copy bukti pembayaran Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi. Pasal 11 (1) (21 Izin Penggunaan Menara ssbagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ditandatangani oleh Kepala Instansi Pengelola atas narna Kepala Daerah. Bentuk/format izin penggunaan menara sebagaimana tersebut dalam l.ampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. Pasal 12 (1) (2) (s) (4) Izin penggunaan menara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 berlaku selama 5 (lima) tahun, dan wajib dilakukan daftar ulang setiap 1 (satu) tahun sekali. Pelaksanaan daftar ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum tanggal dan bulan penetapan lzin Penggunaan Menara dan/atau dapat dilakukan bersamaan dengan pembayaran retribusi penyelenggaraan menara telekomunikasi. Setiap Pelaksanaan daftar ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) penyedia menara atau pengelola menara wqjib melampirkan : a. foto copy iztr: penggunaan menara atau menunjukkan iztrr penggunaan menara asli ; b. foto copy bukti pembayaran retribusi pengendalian menara telekomunikasi. Pelaksanaan daftar ulang dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan melalui via Pos atau melalui pihak lain yang dapat dipertanggun gi awabkan. Bagran Ketiga Kewajiban Pasal 13 Penyedia menara berkewajiban untuk : a. melengkapi identitas menara, yang meliputi : f. identitas pemilik menara ; 2. identitas penyedia menara ; 3. keterangan tahun pembuatan menara ; 4. keterangan beban maksimum menara ; 5. alamat menara ; 6. koordinat geografis ' 7. nomor dan tanggal perizinan yang dimiliki ; 8. tinggr menara ; 9. luas area site ; 10. daya listrik terpasang i dan 11. data BTS/telco operator yang terpasang di menara. b. menggunakan menara secara bersama sesuai ketentuan yang berlaku; c. menyediakan dan/atau mengalokasikan ketersediaan kapasitas menaranya untuk dapat dimanfaatkan Pemerintah Daerah dalam kegiatan pemerintahan ; r

9 9 d. mengasuransikan menaranya dan menjamin seluruh risiko/kerugian yang ditimbulkan akibat adanya bangunan menara sejak pelaksanaan pembangunan hingga beroperasinya menara ; e. melaporkan setiap pemasangan BTS mobile kepada Instansi Pengelola dan Badan Pananaman Modal dan Perijinan Kabupaten l.amongan. Pasal 14 Kelengkapan identitas menara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf a wajib ditempatkan pada lokasi bangunan menara. Bagian Keempat *il*#iy (1) Pengawasan dan evaluasi penyelenggaraan menara telekomunikasi dilakukan oleh Tim yang dibentuk berdasarkan Keputusan Kepala Daerah. (2) Hasil pengawasan dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Kepala Daerah, untuk dijadikan pertimbangan dalam menentukan kebijakan selanjutnya. BAB IV KETENTUAN RETRIBUSI PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI Bagian Kesatu Obyek dan Subyek Retribusi Pasal 16 (1) Setiap pemanfaatan ruang untuk menara telekomunikasi dipungut retribusi pengendalian menara telekomunikasi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Obyek retrubusi adalah pemanfaatan ruang untuk menara telekomunikasi. (3) Subyek retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan/menikmati pelayanan pengendalian menara telekomunikasi di daerah. Bagian Kedua Besaran Tarif Retribusi Pasal 17 (1) Besaran tarif retribusi pengendalian menara telekomunikasi sebesar 2 o/o (dua persen) per tahun dari Nilai Jual Objek Pqiak Pajak Bumi dan Bangunan menara telekomunikasi. (2) Nilai Jual Objek Pqiak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagaimana tersebut dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. (3) Nilai Jual Objek Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (21 Peraturan ini merupakan pedoman dan/atau dasar dalam menentukan perhitungan retribusi pengendalian menara telekomunikasi. "

10 10 Pasal 18 Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif retribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ditetapkan dengan tetap memperhatikan biaya penyediaan jasa yang bersangkutan, kemampuan masyarakat, aspek keadilan, dan efektifitas pengendalian atas pelayanan yang diterima. Bagran Ketiga Pemungut Pasal 19 (1) Instansi Pengelola bertanggung jawab atas pelaksanaan pemungutan retribusi pengendalian menara telekomunikasi. (2) Kepala Instansi Pengelola sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkewajiban untuk melaporkan hasil pelaksanaan pemungutan retribusi pengendalian menara telekomunikasi kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah setiap 3 (tiga) bulan sekali. Bagian Keempat Tata Cara Pemungutan, pembayaran dan Penagihan Retribusi Pasal 2O (1) Pelaksanaan pemungutan retribusi pengendalian menara telekomunikasi dilakukan berdasarkan Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD). (2) Tata, cara pemungutan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan sebagai berikut : a. penyedia/pengelola menara dan/atau Badan Penanaman Modal dan Perijinan Kabupaten la.mongan menyampaikan keberadaan menara atau adanya menara di wilayah daerah kepada Instansi Pengelola sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) ; b. berdasarkan laporan/penyampaian dan/atau fakta, Instansi Pengelola melakukan penelitian dan/atau menerbitkan Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) ; c. pelaksana menyampaikan SKRD kepada wajib retribusi dengan dilengkapi tanda bukti penerimaan ; d. wajib retribusi sebagaimana dimaksud huruf c, paling lambat 15 (lima belas) hari sejak diterimanya SKRD wajib melakukan pembayaran ; e. pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud huruf d, harus dilunasi sekaligus dan dibayarkan melalui bendahara penerimaan pada Instansi Pengelola atau melalui cara transfer ke rekening Kas Umum Daerah; f. bendahara penerimaan sebagaimana dimaksud pada huruf e, wajib memberikan bukti penerimaan yang sah sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku, dan menyetorkan pada Kas Umum Daerah sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. g. dalam hal wajib retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2 "/o (dua persen) setiap bulan dari besarnya retribusi yang terutang yang tidak atau kurang bayar dan ditagih dengan menggunakan Surat Tagihan Retribusi Daerah (STRD) ; h. penagihan STRD sebagaimana dimaksud pada huruf g, didahului dengan surat teguran. "

11 11 (41 (s) (6) i. pelaksanaan penagrhan dikeluarkan/dilakukan setelah 7 (tujuh) hari sejakjatuh tempo pembayaran. j. wajib retribusi paling lambat 7 (tujuh) hari sejak diterimanya STRD, wajib melunasi retribusi yang terutang. Apabila pembayaran dilakukan melalui cara transfer sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf e, maka bukti setoran pembayaran asli wajib diserahkan kepada Instansi Pengelola melalui Bendahara Penerimaan paling lama 5 (lima) hari setelah dilakukan pembayaran dan tidak boleh melebihi akhir bulan. Bendahara penerimaan setelah menerima bukti setoran pembayaran dimaksud ayat (41, harus membuat tanda bukti pembayaran dengan melampirkan bukti setoran pembayaran. Tanda bukti pembayaran yang asli dikirim kepada wajib retribusi oleh bendahara penerimaan paling lama 1O (sepuluh) hari setelah buktj setoran pembayaran diterima bendahara penerimaan. Pasal 2 1 Bentuk SKRD dan STRD sebagaimana contoh dalam I"ampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. Bagian Kelima Keberatan, Pengembalian Kelebihan Pembayaran dan Kedaluwarsa penagihan Pasal22 {1) Wajib retribusi dapat mengajukan permohonan keberatan hanya kepada Kepala Daerah atau Instansi Pengelola atas Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) yang telah diterimanya. (2) Keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia dengan disertai alasan-alasan yang tepat. (3) Pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling lambat 3 (tiga) bulan sejak tanggal SKRD diterbitkan, kecuali jika wajib retribusi dapat menunjukkan/membuktikan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaannya. (4) Keadaan diluar kekuasaannya sebagaimana dimaksud pada ayat (3) adalah suatu keadaan yang terjadi di luar kehendak atau kekuasaan wajib retribusi. (5) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban wajib retribusi untuk membayar retribusi dan pelaksanaan penagihan retribusi. (1) (2t (s) Pasal 23 Kepala Daerah dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal keberatan diterima harus memberi keputusan atas keberatan yang diajukan dengan menerbitkan Keputusan Kepala Daerah. Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah untuk memberikan kepastian hukum bagi wajib retribusi dan Instansi Pengelola dalam penyetoran retribusi ke Kas Umum Daerah atau pengembalian retribusi lebih bayar kepada wajib retribusi. Keputusan Kepala Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (21 dapat berupa pemberian pembebasan seluruhnya atau ssfoagran, penolakan atau penambahan retribusi yang terutang. /

12 t2 (a) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah lewat dan Kepala Daerah tidak memberikan jawaban atau tidak memberikan Keputusan, keberatan yang diajukan oleh wqiib retribusi tersebut dianggap dikabulkan. Pasal 24 (1) Dalam hal pengajuan keberatan dikabulkan atau dianggap dikabulkan Pemerintah Daerah wajib mengembalikan kelebihan pembayaran retribusi dengan ditambah imbalan untuk paling lama 12 (dua belas) bulan. (2) Imbalan bungah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung sejak bulan pelunasan sampai dengan diterbitkannya Surat Ketetapan Retribusi Daerah Irbih Bayar (SKRDLB). Pasal 25 Tata cara pengembalian kelebihan pembayaran retribusi ditetapkan sebagai berikut : a. atas kelebihan pembayaran retribusi, wajib retribusi dapat mengajukan permohonan pengembalian kepada Kepala Daerah melalui Instansi Pengelola. b. Kepala Daerah dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak diterimanya permohonan pengembalian kelebihan pembayaran retribusi harus memberikan keputusan. c. apabila dalam waktu 6 (enam) bulan telah dilampaui dan Kepala Daerah tidak memberikan suatu keputusan, pennohonan pengembalian pembayaran retribusi dianggap dikabulkan dan SKRDLB harus diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan oleh Instansi Pengelola. d. apabila wajib retribusi mempunyai utang retribusi lainnya, kelebihan pembayaran retribusi langsung diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu utang retribusi. e. pengembalian kelebihan pembayaran retribusi dilakukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak diterbitkan SKRDLB f. Jika pengembalian kelebihan pembayaran retribusi dilakukan setelah lewat 2 (dua) bulan, Kepala Daerah memberikan imbalan bunga sebesar 2 "h (dua persen) perbulan atas keterlambatan pembayaran kelebihan pembayaran retribusi. Pasal 26 Piutang retribusi tidak dapat ditagih lagi apabila : a. wajib retibusi dinyatakan pailit secara hukum; dan b. hak untuk melakukan penagihan sudah kadaluwarsa. BAB VI KETENTUAN PERALIHAN Pasc-l27 (1) Menara telekomunikasi yang telah berdiri sebelum Peraturan Bupati ini ditetapkan, dan belum memiliki izrn wqjib menyelesaikan perijinannya paling lama 1 (satu) bulan sejak Peraturan Bupati ini berlaku. /

13 13 (21 (3) (4) Penyedia Menara yang telah memiliki izin menara namun belum membangun menaranya sebelum Peraturan Bupati ini ditetapkan, dalam pelaksanaannya harus menyesuaikan dengan ketentuan dalam Peraturan Bupati ini. Pada saat berlakunya Peraturan Bupati ini, penyedia/pengelola menara yang telah memiliki lzin Gangguan wajib menyesuaikan perizinannya paling lambat 1 (satu) tahun sejak ditetapkannya Peraturan Bupati ini. Penyesuaian izin sebagaimana dimaksud pada ayat (3) wajib melampirkan tanda bukti pembayaran Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi. BAB VI PENUTUP Pasal 28 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundang Ln Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Lamongan. Ditetapkan di L,amongan pada tanggal l1 J.;t' 2stl ONGAN, Diundangkan di l,amongan Pada tanggal 12 Juli 2OL3 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN LAMO.ilGAN /, // /v. o,*ldrendi BERITA DAERAH KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2013 NOMOR 23

14 l,ampiran I Peraturan Bupati l,amongan Nomor R9 Tahun 2Ol3 Tanesal lt -lul 2013 ZONA LOKASI/CELL PI-AN MENARA TELEKOMUNIKASI DI KABUPATEN LAMONGAN OO o o o o o -o: oo o oo OO

15 KETERANGAN : l. CeIl Plan llabupaten Lamongan yang Berlslf,an Menara-Menara Eksisttng (warna merahf Dengaa Radius?.ota addah : 4OO meter dari ttul pusat koordinct No Slte_ID Lougttude / Bulur Lattltude/ Llnto-e Status 1. co lms 1 tt eksistine BABAT 2. co lms 2 t eksistins BABAT 3. co lms 3 1t eksistins BABAT 4. co lms s3 eksistins BABAT 5. cp lme 5 1, eksistins BABAT 6. co Ime 6 rt2.l78-7.toro2 eksisting BABAT 7. cp lms eksistins BABAT 8. co lme 8 t eksistine BABAT 9. cp lms 9 t t75 eksistine BABAT 10. co lms 1O tt l eksisting BLULUK Kecamataa 11. co lms s eksistine BRONDONG t2. cp lme 12 t s83 eksistins BRONDONG 13. cp-lmr eksistins BRONDONG 14. co lms s86 eksistins BRONDONG 15. CD lms 15 tt eksistine BRONDONG 16. co lms 16 Lt2.2L eksistins BRONDONG t7. cp lms 17 1t eksistins BRONDONG 18. cp lme 18 1t t2202 eksis ng DEKET 19. CD lms 19 tt tt273 eksistins DEKET 20. cp-lmr20 tt2.45l eksistins DEKET 21. co lms 21 1t r eksistins DEKET 22. co lms.22 LL eksistine GLAGAH 23. co lms 23 tl2.52t eksistins GLAGAH 24. cp_lm* eksistins GLAGAH 25. cp_lmr25 tt eksistins KALITENGAH 26. CD lme eksistins KALITENGAH 27. co lms.27 1t eksistins KALITENGAH 28. co lms eksistins KALITENGAH 29. co lme 29 1t eksistine KALITENGAH 30. cp lms t8594 eksistine KAMBANGBAHU 31. cp lme 31 Lt2.37t eksisting KAMBANGBAHU 32. co lmp t8452 eksistins KAMBANGBAHU JJ. co lms 33 LL eksistine KARANG GENENG 34. co lms 34 t ot2t3 eksistins KARANGBINANGUN 35. cp lms eksistins KARANGBINANGUN 36. co lms 36 Lt2.r97-7.t8522 eksistins KEDUNGPRING 37. cp lms 37 t t8544 eksistins KEDUNGPRING 38. cp lms 38 t r68t4 eksistine KEDUNGPRING 39. cp lms eksistins KEDUNGPRING 40. co lms 4O t6938 eksistins KEDUNGPRING 41. co lms 41 tt2.4l -7.1t134 eksistins LAMONGAN 42. co lms. 42 tt to66 eksisting LAMONGAN

16 Longltude Lattttude/ No Slte_ID / Bulur Statur Kecamataa Ltntane 43. co lms 43 rt t2425 eksistins LAMONGAN 44. CD lms 44 r eksistine LAMONGAN 45. cp lme eksisting LAMONGAN 46. cp lms 46 tt2.40t -7.tt372 eksistins LAMONGAN 47. co lme 47 L12.4tl -7.t2491 eksistine LAMONGAN 48. cp lme 48 r ot647 eksistine LAREN 49. cp lms 49 t eksistins LAREN 50. cp lms 50 1t eksistins LAREN 51. cp lms eksistins LAREN 52. co lms eksistins LAREN 53. cp lme 53 L12.28r -7.OO772 eksistins MADURAN 54. co lms 54 r eksist ng MADURAN 55. co lms 55 r eksist ng MADURAN 56. CD lms eksist ng MANTUP 57. co lme L4t2 eksistine MANTUP 58. CD lms 58 rt2.r7-7.t8929 eksist ng MODO 59. co lms 59 tt2.t52-7.t8295 eksist ns MODO 60. cp lms 60 tl2.t39-7.t779r eksist ng MODO 61 cp_imr61 tr t eksist ng MODO 62. cp lme 62 tt2.r tog eksistins MODO 63. cp-lms-63 rt2.t eksistinp MODO 64. cp-lmr_64 Lt2.2t eksist ns NGIMBANG 65 CD lms 65 tt eksis ng NGIMBANG 66. co lms eksistins NGIMBANG 67. cp lms 67 rt2.2t eksistine NGIMBANG 68. cp_lml68 tr eksistins PACIRAN 69. cp lme-69 tt2.3t eksistins PACIRAN 70 cp lme eksistine PACIRAN 71. cp lmt7l rt eksistins PACIRAN 72. CD 1ms eksistins PACIRAN 73. co lms eksistins PACIRAN 74. co lms eksistins PACIRAN 75. cp_lmr75 tl2.40t eksistins PACIRAN 76. cp lms 76 lt2.44l eksistine PACIRAN 77. co lms 77 tt eksistine PACIRAN 78. cp lms 78 rt eksistins PUCUK 79. co lms 79 tt o971 eksistins PUCUK 80. co lms 8O t eksistins PUCUK 81 co lms 81 t eksistins SAMBENG 82. cp lme eksistins SAMBENG 83. co Ims eksistins SAMBENG 84. cp lme eksistins SARIRnJO 85. cp lms 85 tt2.28l eksistins SEKARAN 86. cp lmr86 t eksistins SEKARAN 87. cp_lmr87 tt o6t26 eksistins SEKARAN 88. co lms 88 tt2.32l eksistins SOLOKURO 89. CD lme 89 tt eksistins SOLOKURO 90. cp_lmr90 tt eksistins SOLOKURO

17 Ilo Loagttude Stte Lattltude/ ID / Bqlur Llntaas Status KeCrrnatU 91 cp_lmr eksistins SOLOKURO 92. cd lms 92 1r eksistins SUGIO 93. cp lme 93 tt eksistine SUGIO 94. cp-lmlg4 t eksistine SUGIO 95. cp-lmr95 t t7569 eksistins SUKODADI 96. co lms eksistins SUKODADI 97. co lms eksistins SUKODADI 98. cp_lml t3582 eksistins SUKODADI 99. cp lmr99 tt2.ttl eksistins SUKORAME 100. co lms 100 tt t77t5 eksistins TIKUNG 101 co lms 101 1t2.41,2-7.t4686 eksistins TIKUNG ro2. cp lms eksistine TIKUNG 103. cp lms 103 tt2.34t -7.O6t93 eksistins TURI 104. co lms 1O eksistins TURI 105. cp-lmr105 L72.2tl -7.2tO82 eksistins KEDUNGPRING 106. co lms 106 t eksistins NGIMBANG to7. cp lms 107 tt2.r eksistins NGIMBANG 108. co lms 108 1, eksistins PUCUK 109. cp_lmr109 1r eksistins PACIRAN 110. cp lme 110 t eksistins MODO 111. CD lms 111 rt2.3l eksistine SUKODADI 112. co lms OO401 eksistine KARANG GENENG 2. Cell Plan Kabupaton Lamongan untul Pendlrlaa Menara-Uenara Baru (warna bltrl Dengan Rsdlus?.olcre edalah : 4(X) meter dari UUt puset koordlnat Ho Site_ID Longttude / Bulur Lattttude/ Llntanc Stetur 1 co lms 113 t t27 12 new BABAT 2. cp-lmrl t3014 new BABAT 3. cp lmr115 Lt2.t3t -7.3r25r new BLULUK Kecr-atar, 4. co lme 116 t r736 new BRONDONG 5. co lms new BRONDONG 6. cp lme 118 t12.24l new BRONDONG 7. co lms 119 t new BRONDONG 8. cp-lms 12O new DEKET 9. cp_1mr121 1t new DEKET 10. co lms. 122 Lt O7443 new GLAGAH 11. cp lme 123 1r new GLAGAH 12. co lms. 124 Lt2.s new GLAGAH 13. cp lms new KALITENGAH 14. cp lms t25 new KAMBANGBAHU 15. cp lms. 127 rt t6377 new KAMBANGBAHU t6. cp lme t4837 new KAMBANGBAHU 17. co lms 129 rt new KAMBANGBAHU 18. cp_lmt13o new KAMBANGBAHU 19. co lms 13 i LL Ot884 new KARANG GENENG

18 ItIo Stte_ID Longltude / Bulur Lattttude/ Ltntanc Status KeCornatant 20. cp-lmr new KARANG GENENG 2t. cp_lmr new KARANG GENENG 22. cd-lml new KARANGBINANGUN 23. co lms 135 i new KARANGBINANGUN 24 co lms 136 tt new KARANGBINANGUN 25. cp lms new KARANGBINANGUN 26. cp lme 138 tt new KEDUNGPRING 27. cp lms 139 tt2.40t new LAMONGAN 28. cp_lmr140 11, new LAMONGAN 29. cp lme new LAREN 30. co Lms. 142 t s9 new LAREN 31. cd-lml new LAREN 32. co lms 744 t new LAREN 33. co lms new LAREN 34. co lms 146 rt2.32s new LAREN 35. co lms new MADURAN 36. cd lms new MANTUP 37. cp_lmr new MANTUP 38. cp lms L99 new MANTUP 39. cp lms new MANTUP 40. cp lme new MODO 41. cp lmr 153 tt2.1t new MODO 42. cp-lmr154 Lt2.t new MODO 43. cp lme 155 tt2.l new NGIMBANG 44. co Ims 156 tt t72 new NGIMBANG 45. cp lms new NGIMBANG 46. co lms 158 ll2.4l new PACIRAN 47. co lms new PACIRAN 48. cp lms s new PACIRAN 49. co lms new PACIRAN 50. co lms new PACIRAN 51. cp-lmr new PUCUK 52. cp lms 164 tt tt25 new PUCUK 53. co lme 165 L12.29s new PUCUK 54. cp_lmr166 1t new PUCUK 55. co lms new PUCUK 56. cp lme t new SAMBENG 57. co lme 169 LL2.32L new SAMBENG 58. co lme 170 tt new SAMBENG 59. cp lme new SAMBENG 60. co lms. 172 ttz t771 new SAMBENG 61 co lms 173 t new SAMBENG 62. co lms. 174 tt new SAMBENG 63. co lms 175 1t new SAMBENG 64. cp lme t4t new SAMBENG 65. co lms t new SARIRB'O 66. cp lms 178 t12.48l -7.t7957 new SARIRE.JO

19 68. cn lme 180 1t new SEKARAN 69. CD lms new SOLOKURO 70. cp lms new SOLOKURO 7l cp lms t8 new SOLOKURO 72. cp lme s26 new SOLOKURO 73. cp-lmr t new SOLOKURO 74. cp lmr186 tr new SUGIO 75. co lms 187 tt t6648 new SUGIO 76. cp_lmr t7746 new SUGIO 77. co lms 189 t new SUKODADI 78. cp_lmr O r new SUKORAME 79. co lms new SUKORAME 80. cp lme 192 t12.o new SUKORAME 81 cp 1mr t21 new TIKUNG 82. cp lme 194 t new TIKUNG 83. co lms 195 1L new TIKUNG 84. co lme 196 1L new TURI 85. cp_lmr new TURI 86. co lms t new TURI Longttude No Slte Lattttude/ ID / Bqiur Llntans Statur KecaEat co lms 179 1t new SARIRE.JO [f"'*ffi:*"*'rf'*'

20 I{o Slte Longttude Lattltude/ ID Statue / Bujur Llatane Kecamatrn 67. CD lms I79 tt new SAzuRE.IO 68. co lms 180 tt new SEKARAN 69. cp lme 181 tt2.4t new SOLOKURO 70. co lms new SOLOKURO 71. cp lmr183 tt new SOLOKURO 72. cp lmr new SOLOKURO 73. co lme 185 I t new SOLOKURO 74. co lme 186 tt new SUGIO 75. co lms new SUGIO 76. cp lme t7746 new SUGIO 77. co lms t5722 new SUKODADI 78. cp lme new SUKORAME 79. co lme new SUKORAME 80. cp lms 192 7t2.O new SUKORAME 81. cp-lmr t27 new TIKUNG 82. cp lmt194 tt2.4t6-7.2t654 new TIKUNG 83. cp lms 195 tl t7854 new TIKUNG 84. cp-lmt O788t new TURI 85. cp lme 197 t new TUzu 86. co lms 198 tl new TURI BUPATI ONGAN, LI

21 L,ampiran II Peraturan Bupati I"amongan Nomor : 2) Tahun 2013 Tanggal : [A (utr 2013 NILAI OBYEK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (NJOP) MENARA TELEKOMUNIKASI DAN BESARAN RETRIBUSI PENGENDALTAN MENARA TELEKOMUNIKASI DI KABUPATEN LAMONGAN No. Tinggi Menara (meter) NJOP Bumi dan Bangunan Besaran Retribusi 2 %o (dua persaen) I t , , , , ,OO ,OO ,OO ,OO ,00 6 6r olz.t47,oo 7.O OO O70.704,OO ,OO t , , , , , ,OO O73.214,00 t.34l.464,oo t2. o ,OO ,00 BUPATI ONGAN, f1. re

22 Lampiran II Peraturan Bupati Lamongan Nomor : 2? Tahrtn 2013 Tanqgal : 12 {ulr, 2013 NILAI OBYEK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (NJOP) MENARA TELEKOMUNIKASI DAN BESARAN RETRIBUSI PENGENDALTAN MENARA TELEKOMUNIKASI DI KABUPATEN LAMONGAN No. Tinggi Menara (meter) NJOP Bumi dan Bangunan Besaran Retribusi 2 o/o (dua persaen) L , , r.6t , , ,00 t ,oo ,OO t , ,00 6 6t L47,OO 7.O20.243,OO I S7.O7O.7O4,OO , t r2.0o , , , ,00 11 tl O73.214,00 t.34t.464,oo t2 o ,OO BUPATI ONGAN,

23 Lampiran III Peraturan Bupati Lamongan Nomor :4 Tahunz0l3 tanggal : li JUQ 2013 Contoh Naskah Keputusan Membaca : KOP SKPD KEPUTUSAN BUPATI LAMONGAN NOMOR: r88/ /Kep/arc.../2o... TENTANG IZIN PENGGUNAAN MENARA TELEKOMUNIKASI DI KABUPATEN LAMONGAN BUPATI LAMONGAN, Menimbang : a. bahwa... b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, maka perlu menerbitkan Izin Penggunaan Menara Telekomunikasi...di Kabupaten Lamongan dengan menetapkan dalam Keputusan Bupati. Mengingat : l. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten di Lingkungan Provinsi Jawa Timur (Diumumkan dalam Berita Negara pada tanggal S Agustus 1950); 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2OO4 tentang Pemerintahan Daerah (Iembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20O4 Nomor 125, Tambahan lembararr Negara Republik Indonesia Nomor sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undaag- Undang Nomor 8 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 484a1;,. S:l"o,,k Memperhatikan: Berita Acara Hasil Sosialisasi. Menetapkan, KDSATU KEDUA KETIGA KEEMPAT KELIMA MEMUTUSKAN : Memberikan Izin Penggunaan Menara Telekomunikasi kepada : Penanggung Jawab berkewajiban : Penanggung Jawab dilarang : Izin sebagaimana dimaksud diktum KESATU, diberikan untuk jangka waktu selama... Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Lamongan pada tanggal a.n BUPATI LAMONGAN KEPALA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN LAMONGAN, Salinan Keputusan ini disampaikan kepada: Yth. 1. Sdr... n4m4... (tanpa gelar dan pangkat)

24 FORMAT SURAT KETETAPAN RETRIBUSI DAERAH (SKRD) Lambang Daerah Kop SKPD SNRI) SURAT IEf,ETAPAN RETRIBUSI DATRAH Nomor : Tahun : Nama WR Jenis Retribusi : Pengendalian Menara Alamat WR : Telekomunikasi lokasi Menara : Ketinggian i 'llpe : Tahun Pendirian : Jumlah Pengguna :...Telco Operator Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2OOg tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan Nomor 7 Tafun 2Ol2 tentang Penyelenggaraan dan Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi, dan Surat Edaran Diq'en Pajak No. SE-17/PJ.6/2O03 tentang Petunjuk Teknis Penilaian Bangunan Khusus. NILAI BANGUNAN MENARA (NJOP) NILAI RETRIBUSI SEBESAR 2 % DARI NJOP (Ro.) SANKSI ADMINISTRASI 2OAPERBULAN DARI NILAI RETRIBUSI (Rp.} JUMLAH (Rp.) Terbilano: PERHATIAN: 4. Harap penyetoran dilakukan melalui BANK JATIM No. Rek...a.n. Kas Daerah Kabupaten Lamongan atau langsung ke Bendahara Penerimaan Dinas Perhubungan Kabupaten Lamongan. 5. Apabila SKRD ini tidak atau kurang dibayar setelah lewat waktu paling lama 3O (tiga puluh) hari sejak SKRD ini diterima dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 o/o per bulan. Lamongan, KEPALA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN LAMONGAN, Pangkat NIP.... No. SKRD : TANDA TERIMA Tahun: Diterima Tanggal Tanda Tangan Nama WR : Lokasi Menara : I...) Nama Terans

25 FORMAT SURAT TANDA SETORAN RETRIBUSI DAERAH (STSRD) Lambang Daerah Kop SKPD Nomor STSRD Nomor SKRD Tahun 1. Data Subyek dan obyek Retribusi - Nama WR : - Alamat WR : - Lokasi WR : 2. Setoran Retribusi Terutang : 8T8RI) lsurat TATIDA SEfORAIT RETRTBUSI DAERATII RETRIBUSI PE1YGEITDALIAIT UETTARA TELEI(OMUNII(ASI 3. Jumlah yang disetor : NO. URAIAN BESARAN SETORAN (Rn.l JUMLAH SETORAN Rp. Tet'bllano: Disetor ke l(as Daerah Kabupaten Lamongan melalui Bank Jatim, Rekening atau langsung ke Bendahara Penerimaan pada Dinas PerhubunganKabupaten Lamongan Tanggal Jatuh Tempo : Penyetor Wajib Retribusi/Yang diberi Kuasa, Tanda Terima/ Ruang Validasi Bendahara Penerimaan/ Petugas Bank, Nama Teranq Nama Terane BUPATI ONGAN,