BAB II LANDASAN TEORI. menerapkan strategi bersaing agar tetap dapat bertahan. Miles dan Snow (dalam

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI. menerapkan strategi bersaing agar tetap dapat bertahan. Miles dan Snow (dalam"

Transkripsi

1 6 BAB II LANDASAN TEORI A.KAJIAN TEORITIS 1. Strategi Organisasional Perusahaan dalam memasuki persaingan yang semakin ketat akan menerapkan strategi bersaing agar tetap dapat bertahan. Miles dan Snow (dalam Habee Hamid, 2002) mengklasifikasikan empat tipologi strategi organisasional, yaitu Strategi Prospektor : Strategi ini adalah yang paling aktif diantara keempat strategi yang ada.perkembangan produk baru giat dilakukan dan senantiasa mencari peluang pasar. Organisasi ini sering membuat perubahan dan ketidakpastian. Industri yang dioperasikan dengan strategi prospektor biasanya berada pada tahap perkenalan atau pertumbuhan pada life cycle.namun karena konsentrasinya sangat kuat pada inovasi produk dan pasar, maka biasanya organisasi ini kurang efisien. Strategi Defender : Strategi ini memutuskan untuk tidak terlalu mengejar pasar. Mereka memfokuskan untuk menjaga kestabilan pasar. Dalam usaha mempertahankan kestabilan pasar, mereka menjaga harga tetap rendah, mempertahankan biaya iklan dan promosi yang rendah, memberi batasan untuk produk minimal, dan menyediakan kualitas pelayanan yang lebih baik. Mereka mencurahkan perhatian utamanya pada peningkatan efisiensi operasi. Industri yang dioperasikan dengan strategi defender cenderung berada pada tahap kematangan(mature) dengan teknologi, produk, dan segmen pasar yang jelas. Strategi Analyzer : Strategi ini berada dianatara prospektor dan defender. Daripada mengembangkan semua produknya, mereka membuat perkembangan yang incremental dari produk yang sudah ada. Mereka mengawasi dan mengamati perkembangan industri mereka dan ide-ide baru dari pesaing mereka dan secara cepat mengadopsinya sampai yakin saatnya telah tepat. Strategi Reactors : Reactor tidak memiliki strategi yang benar-benar mendukung. Mereka hanya bereaksi terhadap suatu peristiwa kertika sudah terjadi. Mereka hanya melakukan penyesuaian jika dipaksa oleh lingkungannya. Ini adalah strategi yang kurang aktif karena tidak ada arah dan tujuan.

2 7 2. Produk Life Cycle Menurut Porter (1997:141), Teori product life cycle ( PLC ) menyatakan bahwa produk(produk = industri) akan mengalami evolusi. Evolusi tersebut melalui beberapa fase, yaitu fase perkenalan (introduction phase), fase pertumbuhan (growth phase), fase kematangan(maturity phase), dan fase penurunan(decline phase). Tiap fase evolusi akan mempengaruhi strategi, kompetisi, dan kinerja perusahaan. Oleh karena itu, pembahasan strategi organisasional tidak dapat dipisahkan dengan teori produk life cycle. Dalam penelitian ini akan digunakan siklus hidup produk sesuai teori Porter. Tahap daur hidup produk terdiri atas ; a. Fase Perkenalan (Introduction). Tahap perkenalan dimulai sewaktu produk mencapai pasar. Produk tersebut masih dalam tahap belajar dan selama tahap ini perusahaan akan berfokus pada usaha membuat konsumen potensial sadar akan keberadaan produk tersebut. Laba dalam tahap ini belum ada karena pengeluara besar untuk memperkenalkan produk. b. Fase Pertumbuhan (Growth). Dalam fase ini penjualan mulai menanjak secara cepat bila produk baru yang telah diperkenalkan sebalumnya menarik perhatian dan cukup memuaskan konsumen. Produk memperlihatkan laba yang pesat karena adanya penerimaan pasar yang cepat atas produk tersebut. c. Fase Matang (Maturity). Tahap ini merupakan periode pertumbuhan penjualan yang menurun karena produk telah diterima oleh sebagian besar

3 8 pembeli potensial. Produk dalam tahap ini telah stabil di pasaran, penjualan telah mencapai puncaknya dan laba yang tinggi. Tingkat kompetisi akan meningkat karena banyaknya pesaing di pasar yang ingin meraih laba yang tinggi. Sehingga tingkat laba dan penjualan tetap atau menurun karena pengeluaran pemasaran bertambah untuk mempertahankan produk dari pesaing. d. Fase Penurunan (Decline).Pada tahap ini penjualan turun dan laba menurun karena banyaknya barang pengganti dan harga yang lebih murah semakin banyak. Pembeli semakin kritis terhadap barang yang ditawarkan. Aspek produk diferensiasi semakin sedikit. Banyak competitor keluar dari persaingan. Hal ini juga didukung oleh penelitian Habbe,Hamid (2002) yang membuktikan bahwa teori PLC merupakan alat dan pedoman formulasi strategy alignment. Fase Perkenalan sampai fase pertumbuhan Grant (1995) dalam Habee dan Hartono (2001) menyebutkan bahwa: Produk differentiation merupakan key success factor pada fase perkenalan sampai kepada fase pertumbuhan. Karenanya, pemilihan teknologi dan pengetahuan serta dukungan dana merupakan aspek penting dalam pencapaian key success factor tersebut. Pengembangan pada fase ini membutuhkan dana yang sangat banyak untuk penyempurnaan capital, pencapaian capital, pemanufakturan, pemasaran dan distribusi.

4 9 Kotler dan Amstrong (2001) menyebutkan bahwa: Pada tahap perkenalan, pertumbuhan penjualan cenderung bersifat lambat kerena perkenalan akan memakan waktu, laba rendah karena penjualan rendah sedang pengeluaran untuk promosi cukup tinggi karena untuk memberi informasi pada konsumen tentang produk baru. Sedang pada tahap pertumbuhan, penjualan akan meningkat dan laba meningkat karena biaya produksi ditanggung oleh volume yang besar karena biaya produksi per unit turun. (Kotler dan Amstrong; 2001) Meiden dan Zujanty (2004) menyatakan : Harga dan margin pada tahap perkenalan ditetapkan relative lebih tinggi dari fase lainnya sehingga research dan development merupakan kunci sukses perusahaan. Sedang fase pertumbuhan ditandai dengan pertumbuhan penjualan dan laba yang pesat. Saluran distribusi dan kegiatan pemasaran (iklan dan promosi) ditingkatkan untuk memaksimalkan pangsa pasar. Dari ketiga peneliti tersebut, dapat disimpulkan bahwa dari fase perkenalan sampai pertumbuhan, volume penjualan semakin meningkat. Fase kedewasaan sampai fase penurunan Pada tahap maturity, tingkat penjualan perusahaan berada di puncak, namun mengalami penurunan laba akibat kompetisi harga. Perusahaan yang berada pada tahap penurunan umumnya mengalami penurunan penjualan secara signifikan sehingga terjadi kerugian dan pembayaran dividen terhenti. Kotler dan Amstrong (2001) menyebutkan bahwa: Perusahaan pada tahap maturity mengalami penjualan yang memuncak namun pertumbuhan penjualan akan melambat atau mendatar, biaya per pelanggan yang rendah dan menghasilkan laba yeng tinggi. Sedang pada tahap penurunan, perusahaan mengalami penurunan penjualan karena adanya

5 10 perubahan selera konsumen dan peningkatan persaingan, biaya per pelanggan yang rendah dan laba menurun. Habee dan Hartono (2001) menyebutkan bahwa: Cost leadership (strategi defender) merupakan strategi yang tepat pada tahap kematangan dan penurunan, sehingga perusahaan bertipologi defender umumnya berada pada tahap kematangan dan penurunan. Sebaliknya, diferensiasi merupakan strategi yang tepat pada tahap perkenalan dan pertumbuhan (strategi prospector), dengan demikian perusahaan bertipologi perspektor berada pada tahap perkenalan sampai pertumbuhan. Habee, Hamid (2002) mengemukakan kembali teori porter bahwa: Pada fase maturity, harga semakin bersaing, produk sudah standar dan merek menjadi penting. Harga dan profitabilitas mengalami penurunan, margin dan profit juga mulai turun. Diferensiasi produk berkurang, perubahan produk lambat, segmentasi pasar semakin penting. Pada fase penurunan, pembeli semakin kritis terhadap barang yang ditawarkan, produk substitusi dan harga yang lebih murah semakin banyak. Diferensiasi produk semakin sedikit, harga jual barang semakin rendah dan akhirnya margin yang diperoleh menurun. Laba positif sulit diperoleh pada fase ini. Meiden dan Zujanty (2004) menyebutkan bahwa : Pada tahap maturity laba menurun karena besarnya biaya pemasaran untuk mempertahankan produk dari serangan pasar. Fase ini menekankan pada persaingan harga sehingga memiliki biaya yang kompetitif menjadi kunci keberhasilan perusahaan. Pada fase penurunan pesaing-pesaing yang lemah mulai meninggalkan pasar, pengendalian biaya merupakan fungsi kunci pada fase ini. Dari hal di atas dapat disimpulkan bahwa pada tahap kedewasaan dan penurunan, pertumbuhan penjualan mengalami penurunan dan laba yang mulai menurun serta adanya pembayaran dividen yang tinggi.

6 11 3. Prospektor dan Defender Prospektor dan Defender merupakan dua tipe organisasi yang saling bertolak belakang karakter dan strateginya dan berada pada dua titik ekstrim. Strategi bersaing bertujuan melakukan sesuatu yang berbeda dengan para pesaing dalam industri yang sama. Perusahaan prospektor mengutamakan aspek produk sebagai senjata dalam bersaing sehingga memiliki karakter inovasi produk-produk baru, variasi dan diversifikasi produk. Untuk mendukung strategi tersebut, investasi di bidang pengembangan tenaga kerja, R/D expenditure dan capital expenditure relative lebih tinggi dibanding perusahaan defender (Itner dkk: 1997). Strategi prospektor lainnya yaitu adanya pengejaran pertumbuhan penjualan dan peningkatan pangsa pasar. Hal ini sangat logis karena dengan adanya produk-produk baru serta variasi produk tersebut akan membuka peluang pangsa pasar baru sehingga menghasilkan peningkatan penjualan dan peningkatan pangsa pasar Bila pemilihan strategi dihubungkan dengan teori product life cycle, Habee dan Hartono(2001), Kotler dan Amstrong(2001), dan Meiden dan Zujanty(2004) menemukan hal yang sama bahwa : Prospektor yang berada pada fase pertumbuhan memiliki pertumbuhan penjualan yang tinggi, laba yang tinggi, dan dividen payout yang relative kecil dibanding pada fase kematangan dan fase penurunan yang dimiliki defender. Hal ini karena prospektor mengantisipasi reinvestasi dan pengembangan produk sehingga memberikan dividen payout yang lebih kecil. Sebaliknya, perusahaan bertipologi defender menekankan pada efisiensi dan cost rendah, lebih rendah dari pesaingnya. Penekanan pada efisiensi dapat dilihat dari

7 12 pengontrolan biaya secara ketat, misalnya biaya-biaya R/D, pelayanan, dan biaya promosi diminimalisir, pencapaian economic of scale production untuk mendapatkan cost per unit yang rendah. Perusahaan prospektor yang berintensitas tinggi pada fase pertumbuhan lebih berkemampuan menciptakan margin dan pertumbuhan laba yang relatif lebih tinggi daripada perusahaan defender yang berintensitas tinggi pada fase kematangan dan penurunan. Sebagai perusahaan pelopor atas produk baru atau pasar baru (first to market), perusahaan prospektor dapat meraup pertumbuhan penjualan yang relatif tinggi sementara belum adanya pesaing di pasar. Namun Return On Investment (ROI) perusahaan prospektor relatif lebih kecil daripada perusahaan defender. Hal ini disebabkan perusahaan pada fase pengenalan dan pertumbuhan masih dalam taraf membangun (build) yang terus melakukan investasi, sedangkan perusahaan pada fase kematangan dan penurunan telah berada pada masa panen (harvest). Dalam penelitiannya, Anderson dan Zetthalm (dalam Meiden dan Zujanty, 2004) menemukan bahwa Return On Investment (ROI) pada fase kematangan relatif lebih tinggi dibandingkan pada fase pertumbuhan. Perusahaan prospektor diprediksi membayar dividen lebih rendah daripaga perusahaan defender karena perusahaan prospektor perlu menahan laba untuk reinvestasi pada pengembangan produk baru. 4. Pengukuran Kinerja Secara Akuntansi dan Secara Pasar Suatu perusahaan, untuk melihat kinerja seluruh aktivitasnya, pasti melakukan pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja tersebut bisa diukur secara akuntansi maupun secara pasar. Adapun ukuran kinerja yang bisa digunakan adalah

8 13 sebagai berikut : 1. Pengukuran Kinerja Secara Akuntansi Pengukuran kinerja suatu perusahaan secara akuntansi bisa diukur dengan menggunakan pertumbuhan laba, pertumbuhan penjualan, dividen pay out (Habee dan Hartono, 2001), juga bisa menggunakan return on investment (Meiden Zujanty,2004). a. Pertumbuhan Laba Pengertian Laba menurut Soemarso ( 2002:289) adalah : selisih lebih pendapatan atas biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan usaha untuk memperoleh pendapatan tersebut selama periode tertentu. Berikut contoh Ikhtisar Rugi/Laba : Ikhtisar R/L PT XYZ Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 20xx Net Sales xxx Cost of Goods Sold xxx - Gross Profit xxx Expense xxx- Profit Before Tax xxx Sumber : Disadur penulis dari Soemarso (2002) Pertumbuhan laba, menurut Habee dan Hartono (2001) dirumuskan sebagai berikut : DIBED = (IBEDt IBED t-1 ) / MVE t-1

9 14 Keterangan : DIBED = Pertumbuhan Laba IBED t = Laba sebelum pajak, tidak termasuk extraordinary items, dan discontinued operations pada tahun t. IBED t- = Laba sebelum pajak, tidak termasuk extraordinary items, dan discontinued operations pada tahun t-1 MVE t-1 = Nilai pasar equity pada akhir tahun t-1 b. Pertumbuhan penjualan Menurut Fabozzi (2000:881), Pertumbuhan penjualan adalah Perubahan Penjualan pada laporan keuangan per tahun. Pertumbuhan Penjualan di atas rata-rata bagi suatu perusahaan pada umumnya didasarkan pada pertumbuhan cepat yang diharapkan dan industri dimana perusahaan beroperasi. Dari definisi di atas dapat dijelaskan bahwa pertumbuhan penjualan merupakan tingkat stabilitas pertumbuhan penjualan setiap periode tahun buku. Pertumbuhan penjualan, menurut Habee dan Hartono(2001) dirumuskan sebagai berikut : DSG = (SGt - SG t-1 ) / SG t-1

10 15 Keterangan : DSG = Pertumbuhan Penjualan SG = Total Penjualan Bersih pada tahun t G t-1 = Total Penjualan bersih pada tahun t-1 c. Divident Payout Menurut Gitosudarmo dan Bisri (2000), deviden dapat diartikan sebagai dana yang diberikan kepada para pemegang saham yang merupakan pembagian keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan. Sedangkan dividen payout ratio adalah perbandingan antara deviden yang dibayarkan dengan laba bersih yang didapatkan dan biasanya disajikan dalam bentuk presentase. Dividen Pay Out Ratio ( Rasio Pembayaran Dividen) diukur sebagai dividen yang dibayarkan dibagi dengan laba yang tersedia untuk pemegang saham umum. ( Jogiyanto,1998). Dividend Pay Out Ratio (dalam Habee dan Hartono;2001) dirumuskan sebagai berikut : DP = DPS / EPS Keterangan : DP DPS EPS = Dividen Pay Out Ratio = Dividen Perlembar Saham = Laba Perlembar Saham

11 16 d. Return On Investment (ROI) Definisi ROI menurut Munawir (2004:240), yaitu : rasio yang menunjukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan (modal asing dan modal sendiri). Kesimpulannya ROI merupakan kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik keadan suatu perusahaan. ROI, (dalam Meiden Zujanty;2004) dapat dirumuskan debagai berikut : ROI = Laba bersih/rata-rata modal 2. Pengukuran Kinerja Secara Pasar Menurut Habee dan Hartono (2001), Pengukuran kinerja secara pasar bisa diukur dengan menggunakan Abnormal Return. Menurut Suad (2001:274) yang dimaksud dengan abnormal return adalah selisih antara tingkat keuntungan sebenarnya dengan tingkat keuntungan yang diharapkan. Tingkat keuntungan suatu saham merupakan selisih antara harga saham pada suatu periode diselisihkan antara harga saham pada suatu periode diselisihkan dengan harga saham periode sebelumnya kemudian dibagi dengan harga periode sebelumnya. Abnormal return diperoleh di sekitar tanggal pengumuman laporan keuangan dan hanya bersifat sementara waktu saja. Semakin efisien suatu pasar

12 17 maka semakin cepat atau semakin sedikit waktunya investor dapat memperoleh abnormal return, hanya investor yang canggih saja yang mampu memperoleh abnormal return (Kusuma dan Subekti:2001). Abnormal return merupakan selisih antara return sesungguhnya dikurangi return yang diharapkan. Return sesungguhnya yaitu return yang terjadi pada waktu ke t yang merupakan selisih harga sekarang dengan harga sebelumnya secara relative, sedang return yang diharapkan harus diestimasikan. Untuk mengestimasi return yang diharapkan dapat digunakan model seperti yang dilakukan Brown dan Warner (1985) dalam Hartono dan Bandi (2000) yaitu : Mean Adjusted Model, Market Model, dan Market Adjusted Model. Model rata-rata yang disesuaikan (mean adjusted model) menganggap return ekspektasi bernilai konstan dan sama dengan rata-rata return realisasi sebelumnya selama periode estimasi.return yang diharapkan dapat dihitung dengan cara membagi return realisasi suatu perusahaan pada periode estimasi dengan lamanya periode estimasi. Model pasar yang disesuaikan (market adjusted model) menganggap bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut. Model ini tidak memerlukan periode estimasi untuk membentuk model estimasi. Karenanya, return yang diharapkan adalah return indeks pasar pada periode peristiwa tertentu, dan return yang diharapkan untuk semua sekuritas pada peristiwa tertentu besarnya sama. Dalam model pasar, return yang diharapkan dihitung melalui dua tahap (Jogiyanto,1998) yaitu : menggunakan model ekspektasi dengan data realisasi

13 18 selama periode estimasi, dan menggunakan model ekspetasi ini untuk mengestimasi return ekspektasi selama periode jendela. Menghitung model ekspektasi dengan cara menjumlahkan nilai ekspektasi return yang tidak dipengaruhi oleh perubahan pasar, tingkat keuntungan indeks pasar, dan bagian return yang tidak dipengaruhi oleh perubahan pasar. Menurut Jogiyanto(1998) return saham dibedakan menjadi dua jenis : 1. Return Realisasi ( Realized Return) adalah return yang sudah terjadi dan dihitung berdasar data historis. Kinerja perusahaan dapat diukur dengan menggunakan return realisasi, hal ini menjadikannya penting. Selain itu juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi (expected return) dan resiko di masa yang akan datang. Pengukuran return realisasi yang banyak digunakan diantaranya kumulatif return(return cumulative) dan return disesuaikan. Sedang rata-rata return dapat dihitung dengan rata-rata aritmatika (arithmetic mean) atau ratarata dari geometric (geometric mean). 2. Return Ekspektasi (expected return) adalah return yang diharapkan terjadi di masa yang akan datang dan masih bersifat belum terjadi sementara return realisasi bersifat sudah terjadi. Return ekspektasi dapat digunakan dalam pengambilan keputusan investasi. Return ekspektasi ini lebih penting dibanding return histories karena merupakan return yang diharapkan dari investasi yang akan dilakukan. CAR merupakan akumulasi abnormal return dalam periode peristiwa untuk masing-masing saham. Abnormal Return adalah selisih antara return

14 19 realisasi masing-masing saham dengan return ekspektasi (menggunakan model pasar) masing-masing saham dengan rumus sebagai berikut : AR it = R it E [R it ] (1) AR it R it = Abnormal return saham ke-i pada periode peristiwa ke-t. = Return realisasi yang terjadi untuk saham ke-i pada periode peristiwa ke-t E[R it ] = Return ekspektasi saham ke-i pada periode peristiwa ke-t Return realisasi masing-masing saham dihitung dengan rumus sebagai berikut : R it = (P it P it-1 ) / P it-1 (2) R it = Return saham I pada hari t. P it = Harga penutupan saham pada hari t. P it-1 = Harga penutupan saham ke-i pada hari t-1. Selanjutnya,CAR dihitung dengan rumus sebagai berikut : CAR CAR = Σ AR i.α = akumulasi abnormal return saham ke-i pada hari ke-t. AR i.α = abnormal return untuk sekuritas ke-i pada hari ke-a Sumber : Habee dan Hartono (2001)

15 20 B. PENELITIAN TERDAHULU Penelitian yang berkaitan dengan perusahaan bertipologi prospektor dan defender masih terbatas. Salah satu peneliti yang menggunakan tipologi Miles dan Snow sebagai objek penelitian yaitu Habee dan Hartono (2001), Habee,Hamid (2002) dan Meiden dan Zujanty (2004).Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Nama Peneliti Tahun Penelitian Analisis Penelitian Hasil Penelitian Mengukur perbedaan kinerja Rata rata akuntansi perusahaan prospektor dan pertumbuhan penjualan defender serta hubungannya dengan dan laba perusahaan harga saham yang dianalisis dengan prospektor lebih besar Habee dan Hartono 2001 pendekatan daur hidup produk.sampel terdiri dari 25 prospektor dan 25 defender, dengan menggunakan common factor dibanding perusahaan defender.pertumbuhan laba berpengaruh terhadap abnormal analyisis. Variabel yang digunakan : return. Pertumbuhan laba, pertumbuhan penjualan, dan dividen pay out.

16 21 Teori product life cycle Habee, Hamid 2002 Meneliti teori product life cycle dapat digunakan sebagai alat untuk mengimplementasikan strategi yang sesuai dengan perusahaan. Menguji perbedaan kinerja akuntansi Tidak ditemukan perusahaan prospektor dan defender, adanya perbedaan dan menambah variabel baru selain pertumbuhan laba, pertumbuhan laba, pertumbuhan penjualan, dan return penjualan, dan dividen pay out, yaitu on investment yang Meiden dan Zujanty 2004 : Return on Investment dan Gross Profit Margin, serta tidak menghubungkan dengan harga saham signifikan antara prospektor dan defender.serta ditemukan adanya perbedaan yang signifikan dividen payout dan gross profit margin antara prospektor dan defender. C. KERANGKA PEMIKIRAN Penelitian ini berusaha mengembangkan penelitian Habee dan Hartono (2001) dengan menambah variable baru yang berdasar penelitian Meiden dan Zujanty(2004) yaitu ROI (Return On Investment). Penelitian ini menganalisis perbedaan pengukuran kinerja akuntasi perusahaan prospector dan defender dan pengaruhnya terhadap harga saham. Penelitian ini menggunakan pendekatan life

17 22 cycle theory untuk mengukur kinerja akuntasi dua tipologi perusahaan tersebut. Perusahaan prospektor dan defender diseleksi dengan menggunakan common factor analysis. Setelah diperoleh yang termasuk kategori perusahaan prospector dan kategori perusahaan defender maka dilakukan pengukuran kinerja akuntansi dua tipologi perusahaan tersebut melalui pendekatan life cycle theory dengan empat variable pengukuran yaitu pertumbuhan laba, pertumbuhan penjualan, dividen pay out, ROI.

BAB I PENDAHULUAN. organisasi melakukan penyesuaian terhadap kondisi organisasi dengan. lingkungan. Dalam kondisi demikian, kemampuan manajemen untuk

BAB I PENDAHULUAN. organisasi melakukan penyesuaian terhadap kondisi organisasi dengan. lingkungan. Dalam kondisi demikian, kemampuan manajemen untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keadaan perekonomian dewasa ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan dunia usaha. Dengan adanya perkembangan tersebut maka akan timbul berbagai persaingan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini banyak perusahaan yang bermunculan sehingga dalam mempertahankan keberadaan dan usahanya,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini banyak perusahaan yang bermunculan sehingga dalam mempertahankan keberadaan dan usahanya, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini banyak perusahaan yang bermunculan sehingga dalam mempertahankan keberadaan dan usahanya, perusahaan perlu strategi agar mampu bersaing dengan para

Lebih terperinci

Berlian Jurnal MIX, Volume V, No. 3, Oktober 2015

Berlian Jurnal MIX, Volume V, No. 3, Oktober 2015 KOMPARASI KINERJA KEUANGAN ANTARA KELOMPOK PERUSAHAAN BERTIPOLOGI PROSPECTOR DAN DEFENDER PADA EMITEN SEKTOR MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA Felicia Barlian STIE Trisakti felicia.barlian@ymail.com Abstract.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan strategi keunggulan bersaing. Perusahaan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan strategi keunggulan bersaing. Perusahaan dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan yang berhasil memenangkan persaingan atau kompetisi dalam dunia bisnis dengan perusahaan lainnya merupakan salah satu kunci keberhasilan perusahaan

Lebih terperinci

PERBEDAAN REAKSI PASAR DAN KINERJA AKUNTANSI PERUSAHAAN PROSPECTOR DAN DEFENDER: ANALISIS DENGAN PENDEKATAN LIFE CYCLE THEORY

PERBEDAAN REAKSI PASAR DAN KINERJA AKUNTANSI PERUSAHAAN PROSPECTOR DAN DEFENDER: ANALISIS DENGAN PENDEKATAN LIFE CYCLE THEORY DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman 1-11 http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/accounting ISSN (Online): 2337-3806 PERBEDAAN REAKSI PASAR DAN KINERJA AKUNTANSI PERUSAHAAN

Lebih terperinci

ABSTRACT. Key Words: prospector and defender, common factor analysis, income and sales growth, dividend pay out, life cycle theory, abnormal return

ABSTRACT. Key Words: prospector and defender, common factor analysis, income and sales growth, dividend pay out, life cycle theory, abnormal return STUDI TERHADAP PENGUKURAN KINERJA AKUNTANSI PERUSAHAAN PROSPEKTOR DAN DEFENDER, DAN HUBUNGANNYA DENGAN HARGA SAHAM: ANALISIS DENGAN PENDEKATAN LIFE CYCLE THEORY 1 Abdul Hamid Habbe (Fakultas Ekonomi Unhas)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Efisien (Efficient Market Hypothesis) Pasar dapat dikatakan efisien apabila harga sekuritas mencapai harga keseimbangan yang baru

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. A. Investasi dalam Teknologi Informasi dan Kinerja Perusahaan. Perdagangan bebas akan menyebabkan meningkatnya

II. LANDASAN TEORI. A. Investasi dalam Teknologi Informasi dan Kinerja Perusahaan. Perdagangan bebas akan menyebabkan meningkatnya II. LANDASAN TEORI A. Investasi dalam Teknologi Informasi dan Kinerja Perusahaan Perdagangan bebas akan menyebabkan meningkatnya persaingan antar perusahaan. Hal ini disebabkan lingkungan usaha menghadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diterimanya adalah informasi yang benar. Sistem perdagangan di Bursa Efek

BAB I PENDAHULUAN. diterimanya adalah informasi yang benar. Sistem perdagangan di Bursa Efek 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan Bursa Efek Indonesia saat ini tidak dapat dipisahkan dari peran investor yang melakukan transaksi di Bursa Efek Indonesia. Sebelum seorang

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Berdasarkan karakteristik masalah dalam penelitian ini maka desain penelitian menggunakan pengujian beda rata-rata. Di mana pengujian beda ratarata merupakan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP ABNORMAL RETURN SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA DENGAN MEMPERHATIKAN UKURAN PERUSAHAAN PERIODE

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP ABNORMAL RETURN SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA DENGAN MEMPERHATIKAN UKURAN PERUSAHAAN PERIODE PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP ABNORMAL RETURN SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA DENGAN MEMPERHATIKAN UKURAN PERUSAHAAN PERIODE 2006-2008 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-syarat Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investor yaitu laba dan rugi. Setiap investor selalu berupaya mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. investor yaitu laba dan rugi. Setiap investor selalu berupaya mendapatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam setiap investasi terdapat dua kemungkinan yang diperoleh investor yaitu laba dan rugi. Setiap investor selalu berupaya mendapatkan laba atau profit dimana dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu sumber dana eksternal yang sering dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah yang besar untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Return Saham Menurut Jogiyanto (2000:107), return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa : 1. Return realisasi (realized

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin banyaknya perkembangan dalam dunia usaha sekarang ini,

BAB I PENDAHULUAN. Semakin banyaknya perkembangan dalam dunia usaha sekarang ini, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin banyaknya perkembangan dalam dunia usaha sekarang ini, mendorong masyarakat untuk berinvestasi pada perusahaan go public dengan tujuan untuk memperoleh tingkat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

REAKSI PASAR TERHADAP PENGUKURAN KINERJA AKUNTANSI PERUSAHAAN PROSPECTOR DAN DEFENDER: ANALISIS DENGAN PENDEKATAN LIFE CYCLE THEORY

REAKSI PASAR TERHADAP PENGUKURAN KINERJA AKUNTANSI PERUSAHAAN PROSPECTOR DAN DEFENDER: ANALISIS DENGAN PENDEKATAN LIFE CYCLE THEORY REAKSI PASAR TERHADAP PENGUKURAN KINERJA AKUNTANSI PERUSAHAAN PROSPECTOR DAN DEFENDER: ANALISIS DENGAN PENDEKATAN LIFE CYCLE THEORY SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS 22 BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Basyori (2008) melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh Pengumuman Dividen Terhadap Return Saham. Sedangkan sampel penelitian ini perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. return sebesar-besarnya dengan risiko tertentu. Return. (tingkat pengembalian) tersebut dapat berupa capital gain ataupun dividen,

BAB I PENDAHULUAN. return sebesar-besarnya dengan risiko tertentu. Return. (tingkat pengembalian) tersebut dapat berupa capital gain ataupun dividen, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ekspektasi dari para investor terhadap investasinya adalah memperoleh return sebesar-besarnya dengan risiko tertentu. Return (tingkat pengembalian) tersebut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. keuntungan dengan semua modal yang bekerja didalamnya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. keuntungan dengan semua modal yang bekerja didalamnya. BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Profitabilitas 2.1.1.1 Pengertian Profitabilitas Menurut Sutrisno (2009:16), Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dividen adalah pembagian laba perusahaan kepada para pemegang saham

BAB II LANDASAN TEORI. Dividen adalah pembagian laba perusahaan kepada para pemegang saham BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Dividen 2.1.1. Pengertian Dividen Dividen adalah pembagian laba perusahaan kepada para pemegang saham sebanding dengan jumlah lembar yang dimiliki (Baridwan, 2004). Hanafi (2004)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Aktvitas investasi yang dilakukan investor dihadapkan pada berbagai macam resiko

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Aktvitas investasi yang dilakukan investor dihadapkan pada berbagai macam resiko BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktvitas investasi yang dilakukan investor dihadapkan pada berbagai macam resiko yang seringkali sulit diprediksi oleh para investor. Untuk mengurangi resiko tersebut

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan tambahan modal untuk mendorong kinerja operasional perusahaan. Salah satu cara bagi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teoritis 1. Pertumbuhan Perusahaan Tingkat pertumbuhan perusahaan akan menunjukkan sampai seberapa besar perusahaan akan menggunakan hutang sebagai sumber pembiayaannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Salah satu kebijakan yang utama untuk memaksimalisasi keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Salah satu kebijakan yang utama untuk memaksimalisasi keuntungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebijakan bidang keuangan yang dijalankan perusahaan harus selaras dan serasi dengan tujuan maksimalisasi keuntungan yang merupakan tujuan utama dari perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut M.Hanafi (2008:42) pengertian ROA adalah mengukur

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut M.Hanafi (2008:42) pengertian ROA adalah mengukur BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Return On Assets (ROA) Menurut M.Hanafi (2008:42) pengertian ROA adalah mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENGUKURAN KINERJA AKUNTANSI PERUSAHAAN BERDASARKAN PERBEDAAN TIPOLOGI STRATEGI KOMPETITIF

PERBANDINGAN PENGUKURAN KINERJA AKUNTANSI PERUSAHAAN BERDASARKAN PERBEDAAN TIPOLOGI STRATEGI KOMPETITIF PERBANDINGAN PENGUKURAN KINERJA AKUNTANSI PERUSAHAAN BERDASARKAN PERBEDAAN TIPOLOGI STRATEGI KOMPETITIF SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugastugas dan Memenuhi Syaratsyarat untuk Mencapai Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. investor institusi, akan mampu memperoleh return tidak normal (abnormal

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. investor institusi, akan mampu memperoleh return tidak normal (abnormal BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Efisiensi Pasar Modal Konsep pasar efisien pertama kali dikemukakan dan dipopulerkan oleh Fama (1970). Suatu pasar dikatakan efisien

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2010. Teknik pemilihan sampel

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profitability (Profitabilitas) 2.1.1 Pengertian Profitability (Profitabilitas) Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah memperoleh laba atau keuntungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat akumulasi bagi pembiayaan pembangunan melalui mekanisme pengumpulan dana dari masyarakat dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biaya Informasi biaya sangat bermanfaat bagi manajemen perusahaan. Diantaranya adalah untuk menghitung harga pokok produksi, membantu manajemen dalam fungsi perencanaan dan

Lebih terperinci

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA Dimaksudkan untuk Penyusunan Skripsi Jenjang Strata 1 Oleh : DENIK SAPUTRI B 200 050 241 FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

Reaksi Pasar atas Pengukuran Kinerja Akuntansi Perusahaan Prospector dan Defender : Analisis Dengan Pendekatan Life Cycle Theory

Reaksi Pasar atas Pengukuran Kinerja Akuntansi Perusahaan Prospector dan Defender : Analisis Dengan Pendekatan Life Cycle Theory Jurnal Akuntansi dan Investasi Vol. 8 No. 2, hal: 92-104, Juli 2007 Reaksi Pasar atas Pengukuran Kinerja Akuntansi Perusahaan Prospector dan Defender : Analisis Dengan Pendekatan Life Cycle Theory Tri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Landasan teori adalah landasan berpikir yang bersumber dari suatu teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Landasan teori adalah landasan berpikir yang bersumber dari suatu teori BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Landasan teori adalah landasan berpikir yang bersumber dari suatu teori yang sering diperlukan sebagai tuntunan untuk memecahkan berbagai permasalahan dalam sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan dapat menghasilkan laba dan juga mengalami kerugian dalam aktivitasnya. Laba yang diperoleh perusahaan ada dalam dua bentuk yaitu diinvestasikan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Suharli (2006) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh profitability

BAB II URAIAN TEORITIS. Suharli (2006) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh profitability BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Suharli (2006) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh profitability dan Investment Opportunity Set terhadap kebijakan dividen tunai dengan likuiditas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tempat untuk memperoleh modal tersebut adalah melalui pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. tempat untuk memperoleh modal tersebut adalah melalui pasar modal. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi, dunia usaha menjadi semakin kompetitif sehingga menuntut perusahaan untuk mampu beradaptasi agar terhindar dari kebangkrutan dan unggul

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN. untuk menarik dana dari masyarakat yang kemudian disalurkan ke sektorsektor

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN. untuk menarik dana dari masyarakat yang kemudian disalurkan ke sektorsektor BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pasar Modal Pasar modal dipandang sebagai salah satu sarana yang efektif untuk menarik dana dari masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Tanpa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Tanpa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Return Saham Salah satu faktor yang memotivasi investor dalam melakukan kegiatan investasi yaitu adanya return saham yang merupakan imbalan atas keberanian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin maju, bidang keuangan menjadi bidang yang sangat penting bagi perusahaan. Perekonomian yang semakin kompleks

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Lancar (Current Ratio) Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan kewajiban jangka pendek dengan sumber dana jangka pendek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dunia bisnis semakin hari semakin ketat dan sangat kompetitif. Terbukti jika perusahaan tidak dapat menghadapi tantangan ini sangat banyak perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi adalah kegiatan untuk menanam modal pada satu asset

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi adalah kegiatan untuk menanam modal pada satu asset BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan investasi adalah kegiatan untuk menanam modal pada satu asset atau lebih dengan harapan pada waktunya nanti pemilik modal memperoleh sejumlah keuntungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi. Dalam investasi, investor perlu terus menerus mempelajari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi. Dalam investasi, investor perlu terus menerus mempelajari berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan bisnis di Indonesia saat ini cukup pesat, maka dibutuhkan ketepatan dalam mengambil keputusan investasi. Investasi dalam suatu perusahaan merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara tersebut. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. negara tersebut. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi suatu negara tidak dapat terpisahkan dari dunia investasi yang dapat diukur dengan mengetahui perkembangan pasar modal negara tersebut.

Lebih terperinci

BAB II TINJUAN PUSTAKA. lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. antara pembeli dan penjual dengan resiko untung atau rugi.

BAB II TINJUAN PUSTAKA. lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. antara pembeli dan penjual dengan resiko untung atau rugi. BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal Menurut Undang Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, Pasar Modal adalah kegiatan yang berkaitan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang

Lebih terperinci

Inisiasi V Strategi Produk & Daur Hidup Produk. Selamat berjumpa. Jadwal tutorial yang telah kami kirimkan menunjukkan pada

Inisiasi V Strategi Produk & Daur Hidup Produk. Selamat berjumpa. Jadwal tutorial yang telah kami kirimkan menunjukkan pada Inisiasi V Strategi Produk & Daur Hidup Produk Pendahuluan Selamat berjumpa. Jadwal tutorial yang telah kami kirimkan menunjukkan pada minggu ini kita akan membahas pokok bahasan kelima, yaitu tentang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Marketing. Marketing didefinisikan sebagai salah satu fungsi organisasi dan pembentukan suatu proses kreatifitas, komunikasi dan menyalurkan nilai (value) kepada konsumen dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Hal ini ditandai dengan adanya kesepakatan dalam bidang bisnis yaitu ASEAN

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Hal ini ditandai dengan adanya kesepakatan dalam bidang bisnis yaitu ASEAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemajuan zaman saat ini berdampak pada persaingan dunia usaha yang semakin ketat. Hal ini ditandai dengan adanya kesepakatan dalam bidang bisnis yaitu ASEAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham juga berarti sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham juga berarti sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Harga saham Saham adalah salah satu bentuk efek yang diperdagangkan dalam pasar modal. Saham merupakan surat berharga sebagai tanda pemilikan atas perusahaan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN

BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN 35 BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN 3.1. Kerangka Konseptual TIPE STRATEGI PROSPEKTOR (X 1) 1. Produk baru yang pertama (X 1.1) 2. Pemimpin pasar (X 1.2) 3. Fleksibilitas (X 1.3) DEFENDER (X 2) 1. Produk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. saham sebagai hasil dari investasinya. Jogiyanto (2000 : 143) membedakan return

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. saham sebagai hasil dari investasinya. Jogiyanto (2000 : 143) membedakan return BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Return Saham Return saham merupakan hasil atau keuntungan yang diperoleh pemegang saham sebagai hasil dari investasinya. Jogiyanto (2000 : 143) membedakan

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Teori Efisiensi Pasar (Efficiency Maket Hypotesis)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Teori Efisiensi Pasar (Efficiency Maket Hypotesis) BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Teori 2.1.1 Teori Efisiensi Pasar (Efficiency Maket Hypotesis) Pasar efisien adalah jika pasar bereaksi dengan cepat dan akurat untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang diharapkann, model ini digunakan dalam penilaian harga sekuritas Model CAPM

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang diharapkann, model ini digunakan dalam penilaian harga sekuritas Model CAPM BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 1.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori CAPM ( Capital Asset Pricing Model ) CAPM adalah sebuah model yang menggambarkan hubungan antara risiko dan return yang diharapkann,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi disebut return. Investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan

BAB I PENDAHULUAN. investasi disebut return. Investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi atau penanaman modal adalah suatu penanaman modal yang diberikan oleh perseorangan atau perusahaan atau organisasi baik dalam negeri maupun luar negeri.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai pedoman agar dapat digunakan didalam penelitian ini. Sebagai berikut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai pedoman agar dapat digunakan didalam penelitian ini. Sebagai berikut BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peneliti Terdahulu Pada penelitian ini menggunakan hasil dari para penelitian terdahulu sebagai pedoman agar dapat digunakan didalam penelitian ini. Sebagai berikut panelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pasar yang efisien adalah pasar di mana harga semua sekuritas yang

BAB II LANDASAN TEORI. Pasar yang efisien adalah pasar di mana harga semua sekuritas yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Efisiensi Pasar Pasar yang efisien adalah pasar di mana harga semua sekuritas yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia (Tandelilin, 2010:219). No one

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar tercapainya tiga tujuan utama yaitu kesinambungan hidup (going concern),

BAB I PENDAHULUAN. agar tercapainya tiga tujuan utama yaitu kesinambungan hidup (going concern), BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tidak selamanya suatu perusahaan terus menerus memiliki dana yang cukup untuk membiayai segala kegiatan operasionalnya. Untuk dapat menjalankan usahanya suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang tercatat di

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang tercatat di BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012. Teknik pemilihan sampel

Lebih terperinci

Minggu-5. Product Knowledge and price concept. Strategy Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle Strategy, PLC) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM

Minggu-5. Product Knowledge and price concept. Strategy Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle Strategy, PLC) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Product Knowledge and price concept Minggu-5 Strategy Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle Strategy, PLC) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Further Information : Mobile : 08122035131 Email: ailili1955@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pasar Modal Pasar modal menurut Husnan (2003:3) dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN 41

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN 41 DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN 41 DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR SINGKATAN 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Saat ini kebanyakan masyarakat mengukur keberhasilan sebuah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Saat ini kebanyakan masyarakat mengukur keberhasilan sebuah BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Saat ini kebanyakan masyarakat mengukur keberhasilan sebuah perusahaan berdasarkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba yang besar dan seberapa besar

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS. Djarwanto (2001) menjelaskan bahwa laporan keuangan pada dasarnya

BAB II KERANGKA TEORITIS. Djarwanto (2001) menjelaskan bahwa laporan keuangan pada dasarnya BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1. Teori Tentang Laporan Laporan Keuangan 2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan Djarwanto (2001) menjelaskan bahwa laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akutansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.6 Latar Belakang Masalah. Investasi merupakan kegiatan yang sangat dianjurkan, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.6 Latar Belakang Masalah. Investasi merupakan kegiatan yang sangat dianjurkan, karena dengan BAB I PENDAHULUAN 1.6 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan kegiatan yang sangat dianjurkan, karena dengan berinvestasi harta yang dimiliki menjadi lebih produktif dan juga mendatangkan manfaat bagi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Laporan Keuangan 41

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Laporan Keuangan 41 DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR SINGKATAN 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 7 Tujuan Penelitian 10 Manfaat Penelitian 10 Ruang Lingkup Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Investor selalu mempertimbangkan berbagai informasi yang ada untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Investor selalu mempertimbangkan berbagai informasi yang ada untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Investor selalu mempertimbangkan berbagai informasi yang ada untuk mengambil suatu keputusan investasi. Banyak informasi yang dapat digunakan oleh investor dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Hendrianto (2012) Teori sinyal menjelaskan bahwa pemberian sinyal

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Hendrianto (2012) Teori sinyal menjelaskan bahwa pemberian sinyal BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Sinyal Menurut Hendrianto (2012) Teori sinyal menjelaskan bahwa pemberian sinyal dilakukan oleh manajer untuk mengurangi asimetri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Memasuki era globalisasi dan perdagangan bebas sekarang ini, terdapat perubahan di bidang perekonomian yang sangat pesat di dunia, baik di negaranegara industri

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. keuntungan selama periode tertentu. Keputusan investasi adalah suatu keputusan

BAB 2 LANDASAN TEORI. keuntungan selama periode tertentu. Keputusan investasi adalah suatu keputusan 12 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Investasi 2.1.1 Pengertian Investasi Investasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan menanamkan modal baik dalam uang maupun benda pada suatu objek dengan tujuan memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan di dalam meningkatkan perekonomian dimana dana-dana yang

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan di dalam meningkatkan perekonomian dimana dana-dana yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal sebagai salah satu sarana penghimpun dana dari masyarakat sangat berperan di dalam meningkatkan perekonomian dimana dana-dana yang terhimpun digunakan

Lebih terperinci

Analisa Rasio Keuangan

Analisa Rasio Keuangan Analisa Rasio Keuangan Untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analis keuangan memerlukan beberapa tolak ukur. Tolak ukur yang sering dipakai adalah rasio atau atau indeks, yang menghubungkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Rasio Keuangan Rasio keuangan atau financial ratio sangat penting untuk melakukan analisa terhadap kondisi keuangan perusahaan. Bagi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan dunia usaha bagi perusahaan yang sudah Go Public semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan dunia usaha bagi perusahaan yang sudah Go Public semakin 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan dunia usaha bagi perusahaan yang sudah Go Public semakin meningkat, tidak hanya dalam satu sektor industri melainkan juga terjadi antara sektor

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 SIMPULAN Dari penelitian pengaruh kinerja keuangan perusahaan yang diukur rasio profitabilitas (ROI, ROE, dan NPM) terhadap dividend payout ratio pada sektor manufacturing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mengetahui hal-hal yang mempengaruhi harga saham.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mengetahui hal-hal yang mempengaruhi harga saham. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesatnya kemajuan perekonomian di Indonesia saat ini mengharuskan perusahaan meningkatkan nilainya di mata para investor. Nilai perusahaan yang tinggi akan selaras dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Referensi Yang Relevan Dengan Penelitian. 2.1.1. Insider Ownership Kepemilikan Manajerial (insider ownership) adalah sebuah ukuran persentase saham yang dimiliki oleh direksi,

Lebih terperinci

Analisis Kinerja Keuangan Dengan Metode Profitabilitas Terhadap Laba Perusahaan Pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk

Analisis Kinerja Keuangan Dengan Metode Profitabilitas Terhadap Laba Perusahaan Pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Analisis Kinerja Keuangan Dengan Metode Profitabilitas Terhadap Laba Perusahaan Pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Nama : A. Yaumil Mahsyar H NPM : 20213003 Kelas : 3EB12 Jurusan : Akuntansi Pembimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham dan bagi perusahaan yang akan membayar dividen. Para

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham dan bagi perusahaan yang akan membayar dividen. Para BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan pembayaran dividen mempunyai pengaruh terhadap para pemegang saham dan bagi perusahaan yang akan membayar dividen. Para pemegang saham umunya menginginkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Jogianto (2003:109), return merupakan hasil yang diperoleh dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Jogianto (2003:109), return merupakan hasil yang diperoleh dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Stock Return a. Pengertian Stock Return Menurut Jogianto (2003:109), return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Menurut Hardiningsih (2000:284),

Lebih terperinci

PENILAIAN SURAT BERHARGA

PENILAIAN SURAT BERHARGA PENILAIAN SURAT BERHARGA PENILAIAN Ada beberapa konsep nilai: 1. Nilai Likuidasi : jumlah yang dapat direalisasi jika seluruh/sekelompok aktiva dijual secara terpisah dari organisasi yang menggunakannya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar. Asimetri informasi dapat

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar. Asimetri informasi dapat BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Sinyal (Signalling Theory) Teori sinyal (signalling theory) menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ketiga perusahaan tersebut adalah PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Ketiga perusahaan tersebut adalah PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Penelitian ini mengambil objek perusahaan yang tergolong ke dalam sektor industri telekomunikasi yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dari perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. Fungsi pajak sebagai sumber pendapatan utama bagi negara Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. Fungsi pajak sebagai sumber pendapatan utama bagi negara Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fungsi pajak sebagai sumber pendapatan utama bagi negara Indonesia dimanfaatkan untuk pembiayaan operasional negara seperti : pembiayaan belanja pegawai, pembiayaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS Pengertian Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio (PER))

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS Pengertian Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio (PER)) BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio (PER)) 2.1.1.1 Pengertian Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio (PER)) Ketika suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kajian pustaka merupakan jabaran teori, konsep ataupun hasil-hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian. Teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah Return

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka risiko yang dimiliki perusahaan relative rendah juga. Dividend Payout Ratio menurut I Made Sudana(2015:192) adalah seberapa

BAB I PENDAHULUAN. maka risiko yang dimiliki perusahaan relative rendah juga. Dividend Payout Ratio menurut I Made Sudana(2015:192) adalah seberapa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan dividen menentukan berapa banyak keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham dan seberapa banyak keuntungan yang ditahan oleh perusahaan untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berkembangnya teknologi dan pengetahuan dari tahun ke tahun mendorong

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berkembangnya teknologi dan pengetahuan dari tahun ke tahun mendorong 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya teknologi dan pengetahuan dari tahun ke tahun mendorong masyarakat saat ini untuk terus kreatif, inovatif serta mampu bersaing secara global untuk meciptakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Lancar (Current Ratio) Current Ratio merupakan salah satu rasio yang paling umum digunakan untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (stakeholder) melalui keputusan atau kebijakan investasi, keputusan pendanaan,

BAB I PENDAHULUAN. (stakeholder) melalui keputusan atau kebijakan investasi, keputusan pendanaan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan kesejahteraan pemiliknya (stakeholder) melalui keputusan atau kebijakan investasi, keputusan pendanaan, dan keputusan dividen

Lebih terperinci

RETURN DAN RESIKO AKTIVA TUNGGAL

RETURN DAN RESIKO AKTIVA TUNGGAL 1 Pertemuan 9 RETURN DAN RESIKO AKTIVA TUNGGAL A. Pengertian Return & Resiko Suatu Investasi Seorang investor maupun perusahaan yang melakukan kegiatan investasi selalu dihadapkan pada resiko dan return

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan bertujuan untuk memperoleh laba yang merupakan hasil yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan bertujuan untuk memperoleh laba yang merupakan hasil yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat pada umumnya mengukur keberhasilan suatu perusahaan melihat dari kinerjanya dan profitabilitasnya guna kelangsungan usahanya. Setiap perusahaan bertujuan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. ukuran perusahaan, dan Return On Asset (ROA) terhadap return saham (studi

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. ukuran perusahaan, dan Return On Asset (ROA) terhadap return saham (studi BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Arlina et al (2014), yang menguji Pengaruh informasi arus kas, laba kotor, ukuran perusahaan, dan Return On Asset (ROA) terhadap return

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi seakan menjadi mata rantai yang harus di koneksikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi seakan menjadi mata rantai yang harus di koneksikan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring era globalisasi dimana perkembangan perusahaan di dunia sangat pesat, sehingga menimbulkan persaingan antar perusahaan sejenis yang sangat ketat. Manufaktur

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang. dan dampaknya terhadap harga surat berharga tersebut.

BAB II LANDASAN TEORI. tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang. dan dampaknya terhadap harga surat berharga tersebut. BAB II LANDASAN TEORI II.1 Valuasi II.1.1 Konsep Investasi merupakan suatu komitmen penempatan dana pada periode waktu tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang diinginkan.

Lebih terperinci

kinerja keuangan, diperlukan tolak ukur tertentu.

kinerja keuangan, diperlukan tolak ukur tertentu. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seorang investor dalam melakukan investasi tentu akan menanamkan modalnya pada perusahaan yang memiliki kinerja yang baik. Kinerja yang baik menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Tedahulu Penelitian mengenai pasar modal akibat adanya suatu peristiwa non-ekonomi telah banyak dilakukan, antara lain penelitian yang dilakukan Wardani

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini situasi persaingan dalam dunia usaha semakin ketat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini situasi persaingan dalam dunia usaha semakin ketat. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini situasi persaingan dalam dunia usaha semakin ketat. Setiap perusahaan baik yang berskala kecil, menengah, maupun yang besar akan selalu menghadapi persaingan

Lebih terperinci