APLIKASI METODE ELEMEN HINGGA PADA RANGKA RUANG (SPACE TRUSS) DENGAN MEMBANDINGKAN CARA PERHITUNGAN MANUAL DENGAN PROGRAM SAP2000
|
|
- Fanny Pranata
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 APLIKASI METODE ELEMEN HINGGA PADA RANGKA RUANG (SPACE TRUSS) DENGAN MEMBANDINGKAN CARA PERHITUNGAN MANUAL DENGAN PROGRAM SAP2000 Sanci Barus 1, Syahrizal 2 dan Martinus 3 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan Kampus USU, Medan sancibarus@rocketmail.com, sanci.barus@usu.ac.id 2 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan Kampus USU, Medan rizal_ar@ymail.com 3 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan Kampus USU, Medan gen8martin@hotmail.com 1. ABSTRAK Seiring dengan perkembangan teknologi komputer maka perhitungan dan perencanaan dapat lebih cepat dilakukan dan dapat menghasilkan tingkat kesalahan yang lebih sedikit. Perhitungan dan perencanaan dapat dilakukan dengan perhitungan manual dan dengan program. Perhitungan manual dilakukan dengan menggunakan cara metode elemen hingga(finite elemen method) yang ditinjau dalam 3 dimensi (space truss). Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil dari perhitungan manual dengan perhitungan program SAP2000, di mana diketahui bahwa tidak dapat menggunakan program sesuka hati karena apabila salah menginput data atau salah menganalisis maka hasil outputnya akan salah dan ini sangat berbahaya bagi bangunan struktur yang direncanakan. Dengan adanya perhitungan manual, maka dibandingkan hasil outputnya masing - masing. Tulisan ini berisikan suatu aplikasi rangka ruang (space truss) dimana suatu atap berukuran 15m x 15m x 2m dimana antar rangkanya tersebut dihubungkan oleh sebuah Ball Connector dan rangka itu sendiri digunakan pipa khusus kemudian rangka atap tersebut akan dihitung nilai displacement, reaksi tumpuan, gaya batang dan kekuatan dari Ball Connector itu sendiri dengan cara menggunakan Finite Elemen Method dan program komputer berupa SAP2000. Kemudian hasilnya akan saling diperbandingkan untuk melihat perbedaan hasil outputnya. Untuk ball connectornya sendiri hanya dihitung dengan perhitungan manual saja.. Hasil yang didapat dari perhitungan manual dan dengan program SAP2000 tidaklah berbeda jauh. Joint 1 displacement memiliki perbedaan sebesar 0,07 %, reaksi tumpuan sebesar 0,4% dan gaya batang sebesar 0,2%. Kata kunci: Metode Elemen Hingga, SAP2000, Ball Connector PENDAHULUAN Pekerjaan dalam perencanaan teknik sipil dengan menggunakan perhitungan struktur space truss (rangka ruang) dapat dilakukan dengan cara manual berupa cara Metode Elemen Hingga (M.E.H) dan dapat digunakan dengan menggunakan program komputer salah satunya adalah SAP2000. Tulisan ini akan membahas suatu aplikasi mengenai space truss (rangka ruang) dimana cara penyelesaiannya menggunakan cara manual dan dengan menggunakan program komputer SAP2000. Kemudian hasilnya akan dibandingkan satu sama lain. Finite elemen method (metode elemen hingga) Bila suatu kontinum dibagi bagi menjadi beberapa bagian yang lebih kecil, maka elemen kecil ini disebut elemen hingga. Proses pembagian kontinum menjadi elemen-elemen hingga disebut proses diskretisasi (pembagian). Dinamakan elemen-elemen hingga karena bentuk geometri yang lebih sederhana dibanding dengan kontinumnya. Dengan metode elemen hingga kita dapat mengubah suatu masalah dengan jumlah derajat kebebasan tertentu sehingga proses pemecahannya akan lebih sedehana. Misalnya suatu batang yang panjang, bentuk fisiknya tidak lurus dipotong-potong sependek mungkin sehingga terbentuk batang-batang pendek yang relatif lurus. Maka pada bentang yang panjang tadi disebut kontinum dan batang yang pendek disebut elemen hingga. Suatu bidang yang luas dengan dimensi yang tidak teratur, dipotong-potong berbentuk segitiga atau bentuk segiempat yang beraturan. Bidang yang dengan dimensi tidak beraturan tadi disebut kontinum, bidang segitiga atau segiempat beraturan disebut elemen hingga. Dan banyak lagi persoalan yang identik dengan hal diatas. Maka dari sini dapat dikatakan bahwa elemen hingga pasti mempunyai lebih kecil dari kontinumnya. Sebaiknya pendekatan dengan metode elemen hingga merupakan suatu analisis pendekatan yang berdasarkan asumsi peralihan atau asumsi tegangan, bahkan dapat juga berdasarkan kombinasi kedua asumsi tadi dalam setiap elemennya. Tujuan utama analisis dengan metode elemen hingga adalah untuk memperoleh nilai pendekatan (bukan eksak) tegangan dan peralihan yang terjadi pada suatu struktur. Karena pendekatan berdasarkan fungsi peralihan merupakan teknik yang sering sekali dipakai. SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 S-177
2 Berikut langkah-langkah dalam penyelesaian masalah struktur dengan menggunakan cara finite elemen method (metode elemn hingga) : - Menentukan model simpul, elemen, global - Menentukan matrix kekakuan lokal - Menentukan matrix kekakuan global - Menentukan matrix kekakuan struktur - Menentukan syarat batas - Mencari reaksi - Mencari gaya batang Program SAP2000 SAP2000 adalah program computer untuk merancang struktur keluaran CSi (Computers and Structures Inc.). SAP2000 memungkinkan banyak hal yang sebelumnya dianggap mustahil menjadi sederhana dan mudah. SAP2000 mampu menggeser tugas menghitung yang rumit ke konsep perilaku struktur, pembagian beban dan analisa output sehingga konsep perancangan jauh lebih baik. SAP2000 benar-benar mampu mengambil tugas analisa struktur karena jika kita sudah melakukan input data dengan benar, maka proses analisa akan langsung diambil olah SAP2000 dan prosesnya pun tergolong sangat cepat. Secara garis besar, perhitungan analisa struktur rangka dengan SAP2000 ini akan melaui beberapa tahap, yaitu: Menentukan geometri model struktur 2. Mendefinisikan data-data. a. Jenis dan kekuatan bahan. b. Dimensi penampang elemen struktur. c. Macam beban. 3. Menempatkan (assign) data-data yang telah didefinisikan ke model struktur. a. Data penampang. b. Data beban. 4. Memeriksa input data. 5. Analisa mekanika teknik (MT). TUJUAN Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil dari perhitungan manual dengan perhitungan program SAP2000. Dimana diketahui bahwa tidak dapat menggunakan program sesuka hati karena apabila salah menginput data atau salah menganalisis maka hasil outputnya akan salah dan ini sangat berbahaya bagi bangunan struktur yang direncanakan. Dengan adanya perhitungan manual, maka dibandingkan hasil outputnya masing - masing. 3. PEMBATASAN MASALAH Dalam tulisan ini diperlukan pembatasan masalah untuk menyederhanakan perhitungan. Dalam hal ini ball connector dilakukan dengan perhitungan sederhana dengan menggunakan rumus sederhana saja. 4. PERSAMAAN FINITE ELEMENT METHOD (SPACE TRUSS) Berikut rumus matrix kekakuan global (space truss) : [K] =. (1) dimana : Cx = (2) Cy = (3) S-178 SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5
3 Cz = (4) dengan Cx = Cosinus x, Cy = Cosinus y, Cz = Cosinus z, La= panjang batang, A = luas penampang, E = Elastisitas Perhitungan sederhana ball connector : = (5) = (6) = 3 (7) dengan P = beban, A = luas penampang, = tegangan normal, = tegangan geser 5. LANGKAH LANGKAH MENGHITUNGA DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM SAP 2000 Berikut langkah langkah yang digunakan dalam menghitung aplikasi space truss dengan menggunakan program SAP 2000: 1. Pertama tentukan ukuran dari struktur atap. Dalam kasus ini ukuran atapnya 15 m x 15 m x 2 m. Tetapi terlebih dahulu ubah satuannya ke dalam N,m,C. 2. Pilih pilihan Grid only dalam pilihan New. Isi pada bagian Number of Grid Lines dengan X direction = 11, Y direction = 11 dan Z direction = 2. Isi pada bagian Grid Spacing dengan X direction = 1.5, Y direction = 1.5 dan Z direction = Kemudian buatlah frame berdasarkan gambar yang ingin kita bentuk dengan menggunakan tool Draw frame. 4. Setelah bentuk geometri terbentuk maka langkah selanjutnya adalah menginput perletakan yang akan digunakan. Dalam kasus ini perletakan yang digunakan adalah sendi. Maka pilih Assign Joint Restraints Pilih Gambar Sendi Ok. 5. Kemudian pilih Define Static Load Case Self Weight Multiplier ubah = Kemudian Define Material Add new material ubah material name menjadi OTHER dalam Material Type pilih Other kemudian ubah angka dari Modulus of Elasticity = 2,1 x 10 11, Coefficient of Thermal Expansion = 0 pilih Ok. 7. Kemudian pilih Define Frame Section Add new property pilih other pada Frame Section Property Type pilih General ubah angka Cross section (axial) area = x 10-3 kemudian angka dari Torsional constant, Moment of inertia about 3 axis and 2 axis, Shear area in 2 direction and 3 direction = 0 dalam General Section pilih OTHER dalam Material ubah nama dalam Section Name menjadi OTHER pilih Ok. 8. Tekan Ctrl + A pilih Frame Section pilih Other pilih Ok. 9. Tekan Ctrl + A pilih Assign pilih Frame pilih Releases/partital fixity Checklist start dan end dari pilihan Moment 22 dan moment 33 pilih Ok. 10. Klik titik/nodal yang akan menerima beban. Setelah di klik titik/nodal yang menerima beban maka pilih Assign pilih Joint Load pilih Forces pada bagian Force Global Z isi nilai dengan = pilih Ok. 11. Setelah data yang dinput telah benar maka tekan F5 ubah pilihan Modal menjadi do not run. 12. Kemudian pilih Run now untuk memulai menganalysis. 13. Setelah analysis selesai maka kita dapat melihat hasilnya dengan memilih Display pilih Show Table pilih Element output dan Joint Output pilih Ok. 14. Hasil yang muncul dapat di export ke Excel dengan memilih File pilih Export current table pilih To excel. SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 S-179
4 6. GAMBAR RANGKA ATAP Gambar 2. Tampilan rangka atap 7. Gambar 2. Tampilan rangka atap pada program SAP2000 TABEL PERBANDINGAN HASIL PERHITUNGAN Diambil 4 titik yang mewakili semua titik pada rangka ruang (space truss) : Tabel 1. Displacement (perpindahan titik) Perhitungan Manual SAP2000 Beda Absolut Titik dx dy dz dx dy dz dx dy dz m m m m m m m m m E E E-05 3E-07 4E E E E-08 1E E E E E-08 1E-05 S-180 SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5
5 8. Tabel 2. Reaksi tumpuan (joint reaction) Perhitungan Manual SAP2000 Beda Absolut Titik Rx Ry Rz Rx Ry Rz Rx Ry Rz N N N N N N N N N , , , , ,99 16, ,4 4185, ,4 4202, ,99 16, , , , , ,99-16, ,4-4185, ,4-4202, ,99-16,99 0 Tabel 3. Gaya batang (internal force) SAP2000 Perhitungan Manual Beda Absolut Frame Station P V2 V3 P V2 V3 P V2 V3 N N N N N N N N N A , , A , , B , , , B , , , C , , , C , , , D , , , D , , , KESIMPULAN 1. Dalam tulisan ini dibuat suatu verifikasi yang digunakan untuk membandingkan hasil-hasil yang didapat dari perhitungan manual dan program SAP2000 berupa perpindahan titik (joint displacement) dan reaksi tumpuan (joint reaction) dan gaya batang (element force). Perpindahan titik yang didapat dari perhitungan manual untuk titik 37, 41, 57, dan 61 hasilnya adalah nol begitu juga dengan yang didapat dengan menggunakan program SAP2000, hal ini karena titik 37, 41, 57, dan 61 merupakan titik tumpuan sehingga tidak terjadi perpindahan titik. Jika kita mengambil titik yang lain, misalnya titik 1 pada perhitungan manual maka perpindahan dx sebesar 0, m dan pada program SAP2000 perpindahan dx sebesar 0, m. Jadi pada titik 10 beda absolut dari kedua program ini sebesar 0. Untuk reaksi tumpuan pada titik 37, pada perhitungan biasa gaya Fx 4185,42 N dan pada program SAP2000 gaya Fx 4202,41. Jadi pada titik 37 beda absolut kedua program ini sebesar 16,99 N. Jadi dapat dilihat bahwa perhitungan manual yang telah dibuat untuk menghitung rangka ruang dengan metode elemen hingga sudah berjalan dengan semestinya dan hasilnya tidak jauh berbeda dengan program yang lebih profesional seperti SAP Perpindahan terbesar terjadi pada titik 8,11,26, dan 29 sebesar 0,00011 m dan gaya terbesar terdapat pada frame BL,CA,EL, dan FA sebesar 5981,57 N. 3. Perbedaan yang terjadi yang mana hasilnya seharusnya sama, terjadi karena pada perhitungan manual dilakukan dengan bantuan program excel untuk menghitung displacement dan reaksi serta gaya batangnya. Kemungkinan perbedaan yang terjadi dikarenakan pembulatan angka pada program excel tersebut berbeda dengan pembulatan pada profram SAP Untuk mendapatkan hasil yang akurat maka dapat dalam perhitungan matriks dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan program Matlab. 5. Data yang di input ke dalam program SAP2000 haruslah tepat. Kalau tidak tepat maka hasil keluaran output pasti akan salah juga. 6. Diperlukan tingkat konsentrasi dan ketelitian dalam melakukan perhitungan manual agar kesalahan tidaklah besar. DAFTAR PUSTAKA I, Katili. (2008). Metode Elemen Hingga Untuk Skeletal. PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta Wiryanto Dewobroto. (2007). Aplikasi Rekayasa Konstruksi dengan SAP2000 Edisi Baru. PT. Elex Media Komputindo, Jakarta Yerri Susatio, Ir, M., (2004). Dasar - dasar Metode Elemen Hingga. penerbit ANDI SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 S-181
6 S-182 SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5
KONSTRUKSI RANGKA BATANG
KONSTRUKSI RANGKA BATANG Tujuan Pembelajaran Umum Mahasiswa mampu menyelesaikan analisa struktur dengan cara Analisa Struktur Metode Matriks (ASMM) 3.6 Konstruksi Rangka Batang Tujuan Pembelajaran Khusus
Lebih terperinciTRANSFORMASI SUMBU KOORDINAT
TRANSFORMASI SUMBU KOORDINAT Tujuan Pembelajaran Umum Mahasiswa mampu menyelesaikan analisa struktur dengan cara Analisa Struktur Metode Matriks (ASMM) 3.5 Pendahuluan Transformasi Sumbu Koordinat Tujuan
Lebih terperinciANALISIS STRUKTUR FRAME-SHEAR WALL
ANALISIS STRUKTUR FRAME-SHEAR WALL Suatu model struktur portal dengan dinding geser ( shear wall ) bangunan gedung 6 lantai dari beton bertulang dengan konfigurasi seperti pada gambar. Atap Lantai 5 3,5m
Lebih terperinciPertemuan 5 INTERPRETASI REAKSI PELETAKAN DAN GAYA DALAM
Halaman 1 dari Pertemuan 5 Pertemuan 5 INTERPRETASI REAKSI PELETAKAN DAN GAYA DALAM Beberapa ketentuan yang dapat digunakan untuk interpretasi reaksi peletakan dan gaya dalam adalah sebagai berikut: Interpretasi
Lebih terperinciPENGANTAR SAP2000. Model Struktur. Menu. Toolbar. Window 2. Window 1. Satuan
MODUL SAP2000 V 11 PENGANTAR SAP2000 Program SAP2000 sebagai salah satu program rekayasa teknik sipil yang berbeda dengan program komputer pada umumnya. Hal ini disebabkan pengguna program ini dituntut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fisik menuntut perkembangan model struktur yang variatif, ekonomis, dan aman. Hal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Ilmu pengetahuan yang berkembang pesat dan pembangunan sarana prasarana fisik menuntut perkembangan model struktur yang variatif, ekonomis, dan aman. Hal tersebut menjadi mungkin
Lebih terperinciDosen Pembimbing: 1. Tavio, ST, MS, Ph.D 2. Bambang Piscesa, ST, MT
PENGEMBANGAN PERANGKAT UNAK MENGGUNAKAN METODE EEMEN HINGGA UNTUK PERANCANGAN TORSI DAN GESER TERKOMBINASI PADA BAOK BETON BERTUANG Oleh: DIAR FAJAR GOSANA 317 1 17 Dosen Pembimbing: 1. Tavio, ST, MS,
Lebih terperinciModul SAP2000 Ver.7.42
Modul SAP2000 Ver.7.42 Praktikum Komputer SAP2000 Sesi Kedua BANGUNAN RANGKA Disusun oleh : Ir. Thamrin Nasution Staf Pengajar KOPERTIS WIL-I dpk. ITM Departemen Teknik Sipil FTSP. ITM thamrin_nst@hotmail.co.id
Lebih terperinciKita akan menyelesaikan permasalahan struktur kuda-kuda berikut, Panjang Bentang = 10 meter; Tinggi = 3m.
BELAJAR SAP 2000 (Ref : Struktur 2D & 3D dengan SAP 2000, Handi Pramono, disadur ulang dengan penambahan keterangan oleh penyusun dengan menggunakan SAP 2000 ver 9,03 untuk latihan) Penyusun : MUHAMMAD
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan dari bulan Februari sampai bulan Juli 2012 di Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian
Lebih terperinciMenghitung Jembatan Baja dengan SAP 2000 V.14
Menghitung Jembatan Baja dengan SAP 2000 V.14 Diketahui seatu jembatan rangka baja dengan data sebagai berikut : Bentang 6 x 6,0 m, tinggi 5,0 m Profil yang digunakan IWF 14 x 90 Fy = 240 Mpa Beban yang
Lebih terperinciLAMPIRAN A. Perhitungan Beban Gempa Statik Ekivalen
LAMPIRAN A Perhitungan Beban Gempa Statik Ekivalen Beban gempa direncanakan dengan prosedur gaya lateral ekivalen berdasarkan pada RSNI3 03-1726-201x. A. Berat keseluruhan bangunan. 1. Berat atap a. Beban
Lebih terperinciModul SAP2000 Ver.7.42
Modul SAP2000 Ver.7.42 Disusun oleh: Ir. Thamrin Nasution Staf Pengajar KOPERTIS WIL-I dpk. ITM Departemen Teknik Sipil FTSP. ITM thamrin_nst@hotmail.co.id thamrinnst.wordpress.com Praktikum Komputer SAP2000
Lebih terperinciPertemuan 13 ANALISIS P- DELTA
Halaman 1 dari Pertemuan 13 Pertemuan 13 ANALISIS P- DELTA 13.1 Pengertian Efek P-Delta (P-Δ) P X B P Y 1 2x A H A = P x V A = P y (a) (b) Gambar 13.1 Model Struktur yang mengalami Efek P-Delta M A2 =
Lebih terperinciBy SUGITO Call :
By SUGITO 075534007 Call : 085655141009 ANALISIS TANGGA 3D SAP2000 15.0 Data perencanaan tangga Tinggi antar lantai = 4 m Lebar tanga = 1 m Tebal pelat tanga = 12 cm Tebal pelat bordes = 12 cm Beban hidup
Lebih terperinciANALISA STRUKTUR PORTAL RUANG TIGA LANTAI DENGAN METODE KEKAKUAN DIBANDINGKAN DENGAN PROGRAM ANSYS HERY SANUKRI MUNTE
ANALISA STRUKTUR PORTAL RUANG TIGA LANTAI DENGAN METODE KEKAKUAN DIBANDINGKAN DENGAN PROGRAM ANSYS TUGAS AKHIR HERY SANUKRI MUNTE 06 0404 008 BIDANG STUDI STRUKTUR DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciRELEVANSI METODE RITTER DAN METODE ELEMEN HINGGA DENGAN PROGRAM MATLAB PADA RANGKA BATANG
RELEVANSI METODE RITTER DAN METODE ELEMEN HINGGA DENGAN PROGRAM MATLAB PADA RANGKA BATANG TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi syarat penyelesaian pendidikan sarjana teknik sipil Oleh: DAVID PARULIAN
Lebih terperinciMODEL STRUKTUR SLOPPED TRUSS
BAB 3 MODEL STRUKTUR SLOPPED TRUSS Setelah berlatih memodelkan struktur shell, berikut kita akan memodelkan struktur truss dan dilanjutkan dengan proses analisis dan desain struktur menggunakan SAP200
Lebih terperinciDAFTAR LAMPIRAN. L.1 Denah Tampak Depan Struktur Dermaga 59 L.2 Denah Tampak Samping Struktur Dermaga 60 L.3 Denah Pembalokan Struktur Dermaga 61
DAFTAR LAMPIRAN L.1 Denah Tampak Depan Struktur Dermaga 59 L.2 Denah Tampak Samping Struktur Dermaga 60 L.3 Denah Pembalokan Struktur Dermaga 61 L.4 Tabel Fungsi D untuk Pertambahan Nilai D L L 0 62 L.5
Lebih terperinciTUTORIAL PORTAL 3 DIMENSI
1 TUTORIAL PORTAL 3 DIMENSI Struktur portal 3D beton bertulang seperti tergambar dibawah ini. Buatlah model dengan menggunakan SAP2000 dengan datadata seperti yang terdapat di bawah ini dan Tentukan penulangan
Lebih terperinciPertemuan 8 KUBAH TRUSS BAJA
Halaman 1 dari Pertemuan 8 Pertemuan 8 KUBAH TRUSS BAJA Gambar di bawah ini adalah DENAH ATAP dan TAMPAK TRUSS B yang simetri dari struktur atap konstruksi baja berbentuk kubah yang akan digunakan dalam
Lebih terperinciPERANCANGAN GEDUNG STRUKTUR BAJA GEDUNG 5 LANTAI MENGGUNAKAN PROGRAM SAP 2000
PERANCANGAN GEDUNG STRUKTUR BAJA GEDUNG 5 LANTAI MENGGUNAKAN PROGRAM SAP 2000 A. KETENTUAN BANGUNAN 1. Gedung direncanakan untuk bangunan sekolah di semarang, 2. Ukuran bangunan 10 x 20 m, 3. Struktur
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Mulai. Pengumpulan Data. Preliminary Desain Struktur Model-1. Input Beban Yang Bekerja Pada Struktur
BAB III METODOLOGI 3.1 Pendekatan Untuk mengetahui pengaruh pemasangan partisi bata terhadap karakteristik struktur pada studi ini melalui beberapa tahapan. Adapun tahapan yang dilakukan untuk penyelesaian
Lebih terperinciDASAR DASAR PENGGUNAAN SAP2000
Halaman 1 dari Bab 1 Bab 1 DASAR DASAR PENGGUNAAN SAP2000 1. KEMAMPUAN SAP2000 Program SAP merupakan salah satu software yang telah dikenal luas dalam dunia teknik sipil, terutama dalam bidang analisis
Lebih terperinciPEMODELAN DERMAGA DENGAN SAP 2000
BAB 5 PEMODELAN DERMAGA DENGAN SAP 2000 Dalam mendesain struktur dermaga, analisis kekuatan struktur dan dilanjutkan dengan menentukan jumlah maupun jenis tulangan yang akan digunakan. Dalam melakukan
Lebih terperinciJl. Banyumas Wonosobo
Perhitungan Struktur Plat dan Pondasi Gorong-Gorong Jl. Banyumas Wonosobo Oleh : Nasyiin Faqih, ST. MT. Engineering CIVIL Design Juli 2016 Juli 2016 Perhitungan Struktur Plat dan Pondasi Gorong-gorong
Lebih terperinciPertemuan 6 PROPERTI PENAMPANG DALAM FILE DATABASE
Halaman 1 dari Pertemuan 6 Pertemuan 6 PROPERTI PENAMPANG DALAM FILE DATABASE 6.1. Pentingnya Properti Penampang Data properti penampang diperlukan untuk proses analisis maupun desain dalam SAP2000. Pengguna
Lebih terperinciPROGRAM ANALISIS GRID PELAT LANTAI MENGGUNAKAN ELEMEN HINGGA DENGAN MATLAB VERSUS SAP2000
PROGRAM ANALISIS GRID PELAT LANTAI MENGGUNAKAN ELEMEN HINGGA DENGAN MATLAB VERSUS SAP2000 Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan melengkapi syarat untuk menempuh Ujian Sarjana Teknik Sipil (Studi Literatur)
Lebih terperinciMENAMBAHKAN CANOPY. Gambar 5.1 Canopy dengan fungsi ganda
MENAMBAHKAN CANOPY Salah satu masalah yang menurut kami sangat mengganggu adalah penambahan canopy pada ruko (dan juga rumah tinggal) setelah bangunan tersebut digunakan/ditempati. Alasan yang paling umum
Lebih terperinciOleh I Gusti Ngurah Putu Dharmayasa, ST, MT Jurusan Teknik Sipil - Undiknas
Oleh I Gusti Ngurah Putu Dharmayasa, ST, MT Jurusan Teknik Sipil - Undiknas Dapatkah hasil perhitungan ETABS dapat diterima? Suatu program atau software untuk perhitungan struktur, hasilnya harus dapat
Lebih terperinciANALISA BALOK SILANG DENGAN GRID ELEMEN PADA STRUKTUR JEMBATAN BAJA
ANALISA BALOK SILANG DENGAN GRID ELEMEN PADA STRUKTUR JEMBATAN BAJA Tugas Akhir Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi Syarat untuk menempuh ujian sarjana Teknik Sipil Disusun oleh: SURYADI
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN DESAIN
BAB IV ANALISIS DAN DESAIN 4.1 Data Penampang Penampang yang akan ditelusuri merupakan penampang yang dimodelkan dengan pemodelan balok sederhana diatas dua peletakan, sebelum melakukan perhitungan telah
Lebih terperinciVERIFIKASI PENYEBAB RETAK PADA PEMANCANGAN TIANG PIPA MENGGUNAKAN HYDRAULIC JACK
VERIFIKASI PENYEBAB RETAK PADA PEMANCANGAN TIANG PIPA MENGGUNAKAN HYDRAULIC JACK Edwin Tanjung 1, Hadi Rusjanto 2, Grace Kurniawati 3 1 Alumni Mahaiswa Jurusan Teknik Sipil, Universitas Trisakti, Email:
Lebih terperinciPertemuan 4 DEFINE, ASSIGN & ANALYZE
Halaman 1 dari Pertemuan 4 Pertemuan 4 DEFINE, ASSIGN & ANALYZE 4.1 Define Material & Section Define material bertujuan untuk menentukan karakteristik material yang digunakan dalam analisis struktur. Karakteristik
Lebih terperinciANALISIS STRUKTUR BENDUNG DENGAN METODE ELEMEN HINGGA
ANALISIS STRUKTUR BENDUNG DENGAN METODE ELEMEN HINGGA Moch. Fadly Bargess NRP: 0321080 Pembimbing Utama : Cindrawaty Lesmana, ST., M.Sc. (Eng). Pembimbing Pendamping : Robby Yussac Tallar, ST., MT. FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konstruksi untuk atap, jembatan, menara atau bangunan tinggi lainnya. Bentuk
BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Pada saat ini rangka batang sangat penting untuk pembangunan, seperti konstruksi untuk atap, jembatan, menara atau bangunan tinggi lainnya. Bentuk struktur rangka dipilih karena
Lebih terperinciModul SAP2000 Ver.7.42
Modul SAP2000 Ver.7.42 Praktikum Komputer SAP2000 Sesi Ketiga BANGUNAN PORTAL Disusun oleh : Ir. Thamrin Nasution Disusun oleh : Ir. Thamrin Nasution Staf Pengajar KOPERTIS WIL-I dpk. ITM Departemen Teknik
Lebih terperinciI.1 Latar Belakang I-1
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Berbagai jenis struktur, seperti terowongan, struktur atap stadion, struktur lepas pantai, maupun jembatan banyak dibentuk dengan menggunakan struktur shell silindris.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan ilmu rekayasa struktur dalam bidang teknik sipil. Perkembangan ini
BAB I PENDAHULUAN I. Umum Saat ini perkembangan ilmu pengetahuan sudah sangat pesat, begitu juga dengan ilmu rekayasa struktur dalam bidang teknik sipil. Perkembangan ini didukung oleh kemajuan teknologi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi penelitian Metode yang digunakan dalam menentukan nilai dan hasil perkiraan akhir struktur kolom,balok dan pelat lantai dari proyek office citra raya di kabupaten
Lebih terperinciAnalisis Perhitungan Gaya Internal Rangka Ruang dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga. Oktaviany Widyawaty 1) Hasti Riakara Husni 2) Suyadi 3)
JRSDD, Edisi Maret 2016, Vol. 4, No. 1, Hal:51 58 (ISSN:2303-0011) Analisis Perhitungan Gaya Internal Rangka Ruang dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga Oktaviany Widyawaty 1) Hasti Riakara Husni 2)
Lebih terperinciBAB IV PERENCANAAN STRUKTUR. lantai, balok, kolom dan alat penyambung antara lain sebagai berikut :
BAB IV PERENCANAAN STRUKTUR 4.1 Pendahuluan Pada bab ini menjelaskan tentang perencanaan struktur gedung untuk penempatan mesin pabrik pengolahan padi PT. Arsari Pratama menggunakan profil baja. Pada kajian
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha
76 LAMPIRAN 77 Lampiran 1 Langkah-langkah pengerjaan analisis dengan menggunakan software etabs: 1. Membuka program dengan mengklik icon atau diambil dari start program Gambar L1. Tampilan awal program
Lebih terperinciKAJIAN PEMANFAATAN KABEL PADA PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BATANG KAYU
Konferensi Nasional Teknik Sipil 3 (KoNTekS 3) Jakarta, 6 7 Mei 2009 KAJIAN PEMANFAATAN KABEL PADA PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BATANG KAYU Estika 1 dan Bernardinus Herbudiman 2 1 Jurusan Teknik Sipil,
Lebih terperinciSTUDI ANALISIS PERTEMUAN BALOK KOLOM BERBENTUK T STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG DENGAN PEMODELAN STRUT-AND- TIE ABSTRAK
STUDI ANALISIS PERTEMUAN BALOK KOLOM BERBENTUK T STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG DENGAN PEMODELAN STRUT-AND- TIE Tidaryo Kusumo NRP : 0821035 Pembimbing: Winarni Hadipratomo, Ir ABSTRAK Strut-and-tie model
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat untuk menempuh ujian sarjana Teknik Sipil. Disusun oleh :
ANALISA PERBANDINGAN PERHITUNGAN ELEMEN HINGGA DENGAN MENGGUNAKAN ELEMEN SEGITIGA (CONSTANT STRAIN TRIANGLE) DAN ELEMEN SEGIEMPAT (BILINEAR QUADRILATERAL) TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas
Lebih terperinciPENGARUH TEGANGAN TORSI TERHADAP PERENCANAAN TULANGAN MEMANJANG DAN TULANGAN GESER PADA BALOK GRID BETON BERTULANG TAMPANG PERSEGI
PENGARUH TEGANGAN TORSI TERHADAP PERENCANAAN TUANGAN MEMANJANG DAN TUANGAN GESER PADA BAOK GRID BETON BERTUANG TAMPANG PERSEGI Randy dan Johannes Tarigan Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara,
Lebih terperinciKOMPUTERISASI ANALISIS STRUKTUR RANGKA 3D DENGAN METODE KEKAKUAN LANGSUNG ALGORITMA HOLZER. Yohanes I P NRP :
KOMPUTERISASI ANALISIS STRUKTUR RANGKA 3D DENGAN METODE KEKAKUAN LANGSUNG ALGORITMA HOLZER Yohanes I P NRP 0021006 Pembimbing Ir. Daud R. Wiyono, M.sc. Pembimbing Pendamping Anang Kristianto, ST., MT.
Lebih terperinciSTUDI ANALISIS PEMODELAN BENDA UJI BALOK BETON UNTUK MENENTUKAN KUAT LENTUR DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE KOMPUTER
STUDI ANALISIS PEMODELAN BENDA UJI BALOK BETON UNTUK MENENTUKAN KUAT LENTUR DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE KOMPUTER KOMARA SETIAWAN NRP. 0421042 Pembimbing : Anang Kristanto, ST., MT. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN
Lebih terperinciSTUDI GESER PADA BALOK BETON BERTULANG
STUDI GESER PADA BALOK BETON BERTULANG Nama Mahasiswa : Nurdianto Novansyah Anwar NRP : 3107100046 Jurusan : Teknik Sipil FTSP ITS Dosen Pembimbing : 1. Tavio, ST. MT. PhD 2. Prof. Ir. Priyo Suprobo, MS,
Lebih terperinciPRINSIP DASAR MEKANIKA STRUKTUR
PRINSIP DASAR MEKANIKA STRUKTUR Oleh : Prof. Ir. Sofia W. Alisjahbana, M.Sc., Ph.D. Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak
Lebih terperinciAPLIKASI METODE RESPON SPEKTRUM DENGAN METODE TEORITIS DENGAN EXCEL DIBANDINGKAN DENGAN PROGRAM SOFTWARE
APLIKASI METODE RESPON SPEKTRUM DENGAN METODE TEORITIS DENGAN EXCEL DIBANDINGKAN DENGAN PROGRAM SOFTWARE Tugas Akhir Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi Syarat untuk menempuh ujian sarjana
Lebih terperinciBAB V ANALISIS STRUKTUR
66 BAB V ANALISIS STRUKTUR A. Model Pengoprasian Etabs Untuk menganalisis sebuah bangunan diperlukan tahapan perhitungan beban struktur, setelah itu baru analisis struktur. Perhitungan beban struktur sudah
Lebih terperinciWorkshop SAP2000 Berbagi Pengetahuan Tentang Program Komputer Rekayasa
Workshop SAP2000 Berbagi Pengetahuan Tentang Program Komputer Rekayasa Wiryanto Dewobroto Lektor Kepala di Jurusan Teknik Sipil UPH Tujuan : Agar diperoleh pengalaman praktis mengoperasikan SAP2000. Meskipun
Lebih terperinciTUTORIAL PERHITUNGAN STRUKTUR DENGAN SAP 2000 V.14
TUTORIAL PERHITUNGAN STRUKTUR DENGAN SAP 2000 V.14 ANALISA STRUKTUR FRAME 2D DENGAN SAP 2000 V.14 Secara garis besar, Tahapan analisis dan desain pada SAP 2000 v.14 terpisah dalam dua tahap yaitu : Tahap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 tegangan bidang pada (a) pelat dengan lubang (b) pelat dengan irisan (Daryl L. Logan : 2007) Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Balok tinggi adalah elemen struktur yang dibebani sama seperti balok biasa dimana besarnya beban yang signifikan dipikul pada sebuah tumpuan dengan gaya tekan yang menggabungkan
Lebih terperinciANALISIS KAPASITAS BALOK BETON BERTULANG DENGAN LUBANG PADA BADAN BALOK
ANALISIS KAPASITAS BETON BERTULANG DENGAN LUBANG PADA BADAN Yacob Yonadab Manuhua Steenie E. Wallah, Servie O. Dapas Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado Email : jacobmanuhua@gmail.com
Lebih terperinciSTUDI ANALISIS PEMODELAN BENDA UJI KUBUS DAN SILINDER UNTUK MENETUKAN KUAT TEKAN BETON DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE KOMPUTER
STUDI ANALISIS PEMODELAN BENDA UJI KUBUS DAN SILINDER UNTUK MENETUKAN KUAT TEKAN BETON DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE KOMPUTER HEBER SEMBIRING NRP. 0221023 Pembimbing : Anang Kristanto, ST., MT. UNIVERSITAS
Lebih terperinciPertemuan 2 MENGGAMBAR KONFIGURASI STRUKTUR 2 D
Halaman 1 dari Pertemuan 2 Pertemuan 2 MENGGAMBAR KONFIGURASI STRUKTUR 2 D Gambar 2.1: Menu New Model. Penggambaran konfigurasi struktur merupakan langkah awal pada saat kita akan menganalisis struktur,
Lebih terperinciMODEL PORTAL 3 DIMENSI
MODEL PORTAL 3 DIMENSI Portal direncanakan menggunakan code ACI 318-05/IBC 2003 dengan mutu baja dengan tegangan leleh Fy = 240000 KN/m, dan Mutu Beton f c = 25 Mpa. Kombinasi pembebanan sebagai berikut
Lebih terperinciBAB IV PERMODELAN DAN ANALISIS STRUKTUR
BAB IV PERMODELAN DAN ANALISIS STRUKTUR 4.1 Permodelan Elemen Struktur Di dalam tugas akhir ini permodelan struktur dilakukan dalam 2 model yaitu model untuk pengecekan kondisi eksisting di lapangan dan
Lebih terperinciANALISIS PRINSIP ENERGI PADA METODE ELEMEN HINGGA TINJAUAN PEMODELAN ELEMEN UNIAKSIAL KUADRATIK TERHADAP ELEMEN UNIAKSIAL KUBIK
ANALISIS PRINSIP ENERGI PADA METODE ELEMEN HINGGA TINJAUAN PEMODELAN ELEMEN UNIAKSIAL KUADRATIK TERHADAP ELEMEN UNIAKSIAL KUBIK Haryo Koco Buwono 1 *, Silva Octaviani Saputra 2 1,2 Teknik Sipil Universitas
Lebih terperinciB A B III M E T O D E P E R E N C A N A A N
B A B III M E T O D E P E R E N C A N A A N 3.1 Asumsi-Asumsi Dalam Perencanaan Konstruksi 3.1.1 Asumsi Dalam Perencanaan Konstruksi Asumsi ini digunakan untuk mempermudah dalam perhitungan konstruksi
Lebih terperinciKata Kunci : Analisa lendutan balok, metode elemen hingga. PENDAHULUAN
1 STUDI DEFLEKSI BALOK BETON BERTULANG PADA SISTEM RANGKA DENGAN BANTUAN PERANGKAT LUNAK BERBASIS METODE ELEMEN HINGGA Muhammad Fakhrul Razi, Tavio, Iman Wimbadi Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil
Lebih terperinciBAB II METODE ELEMEN HINGGA PADA STRUKTUR. 2.1 Jenis - Jenis Struktur pada Bangunan Teknik Sipil
BAB II METODE ELEMEN HINGGA PADA STRUKTUR 2.1 Jenis - Jenis Struktur pada Bangunan Teknik Sipil Struktur 1D (satu dimensi) adalah suatu idealisasi dari bentuk struktur yang sebenarnya dimana struktur dianggap
Lebih terperinciBAB III PETUNJUK PEMAKAIAN PROGRAM
III-1 BAB III PETUNJUK PEMAKAIAN PROGRAM 3.1. Mengenal POSTSAP 1.00 POSTSAP merupakan program desain yang berbasis windows yang diciptakan dan dikembangkan untuk menyelesaikan perhitungan desain beton
Lebih terperinciTUGAS AKHIR DESAIN ALTERNATIF PENGGUNAAN HONEYCOMB DAN SISTEM RANGKA BATANG PADA STRUKTUR BAJA BENTANG PANJANG PROYEK WAREHOUSE
TUGAS AKHIR DESAIN ALTERNATIF PENGGUNAAN HONEYCOMB DAN SISTEM RANGKA BATANG PADA STRUKTUR BAJA BENTANG PANJANG PROYEK WAREHOUSE Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Strata 1 (S-1)
Lebih terperinciDitulis untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program Diploma III. oleh:
PERBANDINGAN ANTARA PERHITUNGAN GAYA DALAM MENGGUNAKAN METODE MATRIKS DENGAN PROGRAM ANALISA STRUKTUR DAN PERHITUNGAN PENULANGAN PADA BALOK PORTAL MELINTANG AS 1-1 PADA PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN DE
Lebih terperinciANALISIS STRUKTUR BALOK NON PRISMATIS MENGGUNAKAN METODE PERSAMAAN SLOPE DEFLECTION
ANALISIS STRUKTUR BALOK NON PRISMATIS MENGGUNAKAN METODE PERSAMAAN SLOPE DEFLECTION Agus Setiawan Civil Engineering Department, Faculty of Engineering, Binus University Jl. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah,
Lebih terperinciPERENCANAAN PORTAL BAJA 4 LANTAI DENGAN METODE PLASTISITAS DAN DIBANDINGKAN DENGAN METODE LRFD
PERENCANAAN PORTAL BAJA 4 LANTAI DENGAN METODE PLASTISITAS DAN DIBANDINGKAN DENGAN METODE LRFD TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan melengkapi syarat untuk menempuh Ujian Sarjana Teknik
Lebih terperinciAPLIKASI TEKLA STRUCTURES DAN SAP 2000 PADA PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BAJA TUGAS AKHIR A. A. NGURAH GITA MANTRA
APLIKASI TEKLA STRUCTURES DAN SAP 2000 PADA PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BAJA TUGAS AKHIR A. A. NGURAH GITA MANTRA 0904105029 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2015 ABSTRAK Aplikasi
Lebih terperinciAnalisis Struktur II
nalisis Struktur II Dr.Eng. chfas Zacoeb, ST., MT. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya onsep nalisis Struktur equilibrium contitutive law compatibility Lentur Geser ksial Torsi Gaya
Lebih terperinciLangkah-langkah pengerjaan analisis dengan menggunakan software etabs: 1. Membuka program dengan mengklik icon atau diambil dari start program
Langkah-langkah pengerjaan analisis dengan menggunakan software etabs: 1. Membuka program dengan mengklik icon atau diambil dari start program Gambar Tampilan awal program 2. Kemudian membuat grid dan
Lebih terperinciANALISIS PENENTUAN TEGANGAN REGANGAN LENTUR BALOK BAJA AKIBAT BEBAN TERPUSAT DENGAN METODE ELEMEN HINGGA
ANALISIS PENENTUAN TEGANGAN REGANGAN LENTUR BALOK BAJA AKIBAT BEBAN TERPUSAT DENGAN METODE ELEMEN HINGGA AFRIYANTO NRP : 0221040 Pembimbing : Yosafat Aji Pranata, ST., MT. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK
Lebih terperinciGambar 4.1 Bentuk portal 5 tingkat
BAB IV METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian dilakukan di Yogyakarta pada bulan September Desember 2016. B. Model Struktur Dalam penelitian ini digunakan model struktur portal beton bertulang
Lebih terperinciStudi Defleksi Balok Beton Bertulang Pada Sistem Rangka Dengan Bantuan Perangkat Lunak Berbasis Metode Elemen Hingga
Dosen Pembimbing : 1. Tavio, ST, MT, Ph.D 2. Ir. Iman Wimbadi, MS Oleh : Muhammad Fakhrul Razi 3106100053 Studi Defleksi Balok Beton Bertulang Pada Sistem Rangka Dengan Bantuan Perangkat Lunak Berbasis
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PROGRAM BERBASIS OPEN SOURCE REALIN UNTUK ANALISIS STRUKTUR (046S)
PENGEMBANGAN PROGRAM BERBASIS OPEN SOURCE REALIN UNTUK ANALISIS STRUKTUR (046S) Yoyong Arfiadi Program Studi Teknik Sipil, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl. Babarsari 44 Yogyakarta Email: yoyong@mail.uajy.ac.id
Lebih terperinciAnalisis Pertemuan Balok-Kolom Struktur Rangka Beton Bertulang Menggunakan Metode Strut And Tie. Nama: Budi Piyung Riyadi NRP :
Analisis Pertemuan Balok-Kolom Struktur Rangka Beton Bertulang Menggunakan Metode Strut And Tie Nama: Budi Piyung Riyadi NRP : 0121104 Pembimbing : Winarni Hadipratomo, Ir. UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
Lebih terperinciANALISA P Collapse PADA GABLE FRAME DENGAN INERSIA YANG BERBEDA MENGGUNAKAN PLASTISITAS PENGEMBANGAN DARI FINITE ELEMENT METHOD
ANALISA P Collapse PADA GABLE FRAME DENGAN INERSIA YANG BERBEDA MENGGUNAKAN PLASTISITAS PENGEMBANGAN DARI FINITE ELEMENT METHOD Tugas Akhir Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi Syarat untuk
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR. tertentu agar seluruh struktur mampu berfungsi secara keseluruhan dalam
BAB II TEORI DASAR II.1 Defenisi Struktur Secara sederhana struktur bangunan dapat didefenisikan sebagai sarana untuk menyalurkan beban akibat kehadiran suatu bangunan ke dalam tanah. Struktur bangunan
Lebih terperinciLAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP Data Diri Nama : Yan Malegi Diardi Jenis Kelamin : Laki - laki Tempat Lahir : Bandung Tanggal Lahir : 03 Maret 1990 Telepon : 08562042300 Alamat Lengkap : Jl. Margajaya II No.12
Lebih terperinciSTUDI ANALISIS PEMODELAN TULANGAN BAJA VANADIUM DAN TEMPCORE DENGAN SOFTWARE KOMPUTER
STUDI ANALISIS PEMODELAN TULANGAN BAJA VANADIUM DAN TEMPCORE DENGAN SOFTWARE KOMPUTER TOMMY HASUDUNGAN SARAGIH NRP: 0121068 Pembimbing: Olga Pattipawaej, PhD UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciGambar 2.2. Notasi dimensi elemen struktur balok dan kolom
BAB 2. RANGKA PORTAL (FRAME) 2 DIMENSI ANALISIS STATIK 2.1 Info Model Dimensi elemen struktur: Balok (h/b) : 40/30 Kolom (hc/bc) : 40/40 Tebal pelat : 12 cm (lantai) 10 cm (atap) Mutu bahan: Beton : fc
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Untuk mempermudah perancangan Tugas Akhir, maka dibuat suatu alur
BAB III METODOLOGI PERANCANGAN 3.1 Bagan Alir Perancangan Untuk mempermudah perancangan Tugas Akhir, maka dibuat suatu alur sistematika perancangan struktur Kubah, yaitu dengan cara sebagai berikut: START
Lebih terperinciPERBANDINGAN DIMENSI BALOK AKIBAT MENGGUNAKAN BATA KONVENSIONAL DAN BATA RINGAN
PERBANDINGAN DIMENSI BALOK AKIBAT MENGGUNAKAN BATA KONVENSIONAL DAN BATA RINGAN LAPORAN Ditulis untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program Diploma III oleh : DIANA LUMBAN
Lebih terperinciPERANCANCANGAN STRUKTUR BALOK TINGGI DENGAN METODE STRUT AND TIE
PERANCANCANGAN STRUKTUR BALOK TINGGI DENGAN METODE STRUT AND TIE Nama : Rani Wulansari NRP : 0221041 Pembimbing : Winarni Hadipratomo, Ir UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
Lebih terperinciAnalisis Struktur Rangka Cara Kekakuan: Sebagai Alat Bantu Alternatif Dalam Perhitungan Struktur
Analisis Struktur Rangka Cara Kekakuan: Sebagai Alat Bantu Alternatif Dalam Perhitungan Struktur Johny Theodorus Harahap 1), M.D.J Sumajouw, S.E. Wallah 2) 1) Mahasiswa Program studi Teknik Sipil Pasca
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya untuk dapat memperoleh desain konstruksi baja yang lebih
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam upaya untuk dapat memperoleh desain konstruksi baja yang lebih ekonomis, maka minimalisasi balok IWF dapat dilakukan dengan mengurangi luas badan balok melalui
Lebih terperinciSamuel Layang. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Palangka Raya Kampus Unpar Tunjung Nyaho Jl. H. Timang, 73111A
Vol. 2 No. 1 Januari-Juni 2014:31-45 THE CAPACITY OPTIMIZATION OF BEAM ULTIMATE MOMENT ON PLANE FRAME OPTIMASI KAPASITAS MOMEN ULTIMIT BALOK PADA PORTAL DUA DIMENSI Samuel Layang Fakultas Keguruan dan
Lebih terperinciUntuk kalangan sendiri tidak untuk diperjualbelikan. Seri 1. Modul. v11
Untuk kalangan sendiri tidak untuk diperjualbelikan Seri 1 Modul v11 Bahan Ajar Kursus SAP 2000 Modul v11 Bahan Ajar Kursus SAP 2000 Disusun oleh: Bidang Teknis PKTS Cetakan 1, Maret 2014 Modul SAP2000
Lebih terperinciSTUDI PERBANDINGAN DISTRIBUSI GAYA GESER PADA STRUKTUR DINDING GESER AKIBAT GAYA GEMPA DENGAN BERBAGAI METODE ANALISIS ABSTRAK
STUDI PERBANDINGAN DISTRIBUSI GAYA GESER PADA STRUKTUR DINDING GESER AKIBAT GAYA GEMPA DENGAN BERBAGAI METODE ANALISIS Franklin Kesatria Zai NIM: 15007133 (Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Program
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN PERHITUNGAN RIGID PAVEMENT DENGAN DAN TANPA SERAT POLYPROPYLENE BERDASARKAN UJI LABORATORIUM
V - 1 BAB V ANALISIS DAN PERHITUNGAN RIGID PAVEMENT DENGAN DAN TANPA SERAT POLYPROPYLENE BERDASARKAN UJI LABORATORIUM 5.1. Besaran Rencana Perkerasan Kaku 5.1.1. Umur Rencana Pada umumnya umur rencana
Lebih terperinciANALISA PLASTIS PADA PORTAL DENGAN METODE ELEMEN HINGGA
ANALISA PLASTIS PADA PORTAL DENGAN METODE ELEMEN HINGGA Firdha Aulia Ariyani Azhari 1 dan Besman Surbakti 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No. 1 Kampus USU Medan
Lebih terperinciTUTORIAL ANALISA STRUKTUR
======================= PENGANTAR DINAMIKA STRUKTUR DAN REKAYASA KEGEMPAAN Gempa bumi adalah suatu gerakan tiba-tiba atau suatu rentetan gerakan tiba-tiba dari tanah dan bersifat transien yang berasal
Lebih terperinciAnalisis Dinamik Struktur dengan Respon Spektrum berdasarkan SNI 1726:2012 menggunakan SAP2000
Analisis Dinamik Struktur dengan Respon Spektrum berdasarkan SNI 1726:2012 menggunakan SAP2000 Baru-baru ini, Indonesia mengeluarkan regulasi baru tentang standar perencanaan ketahanan gempa untuk bangunan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PENGHALUSAN JARING ELEMEN SEGITIGA REGANGAN KONSTAN SECARA ADAPTIF
PENGEMBANGAN PENGHALUSAN JARING ELEMEN SEGITIGA REGANGAN KONSTAN SECARA ADAPTIF Kevin Tjoanda 1, Wong Foek Tjong 2, Pamuda Pudjisuryadi 3 ABSTRAK : Penelitian ini menghasilkan program matlab yang mampu
Lebih terperinciSAP Pemodelan Struktur Balok Lengkung menggunakan CAD
SAP2000 - Pemodelan Struktur Balok Lengkung menggunakan CAD Pemodelan struktur untuk jenis yang agak rumit seperti balok lengkung dengan cara langsung pada SAP2000 mungkin sulit karena perlu mengetahui
Lebih terperinciGambar 2.1 Bagian-bagian mesin press BTPTP [9]
BAB II DASAR TEORI MESIN PRESS BTPTP, KARAKTERISTIK BTPTP DAN METODE ELEMEN HINGGA 2.1 Mesin press BTPTP Pada dasarnya prinsip kerja mesin press BTPTP sama dengan mesin press batako pada umumnya dipasaran
Lebih terperincifc ' = 2, MPa 2. Baja Tulangan diameter < 12 mm menggunakan BJTP (polos) fy = 240 MPa diameter > 12 mm menggunakan BJTD (deform) fy = 400 Mpa
Peraturan dan Standar Perencanaan 1. Peraturan Perencanaan Tahan Gempa untuk Gedung SNI - PPTGIUG 2000 2. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Gedung SKSNI 02-2847-2002 3. Tata Cara Perencanaan Struktur
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PROGRAM ANALISIS STRUKTUR BERBASIS INTERNET UNTUK PEMBELAJARAN DAN PENELITIAN METODE ELEMEN HINGGA
PENGEMBANGAN PROGRAM ANALISIS STRUKTUR BERBASIS INTERNET UNTUK PEMBELAJARAN DAN PENELITIAN METODE ELEMEN HINGGA Welly Pontjoharyo 1, Danny Wijaya 2, Wong Foek Tjong 3, Liliana 4 ABSTRAK : Seiring dengan
Lebih terperinci