BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 16 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Deskripsi Bambu Sembilang Bambu memiliki bagian-bagian yang menjadi ciri-ciri morfologinya sehingga dapat digunakan untuk membedakan bambu dengan tumbuhan lain maupun dalam menentukan tiap jenisnya. Menurut Widjaja (2001) bagian-bagian bambu terdiri dari akar rimpang, rebung, buluh, pelepah buluh, percabangan, helai daun, dan pelepah daun Buluh dan pelepah buluh Buluh bambu sembilang (Dendrocalamus giganteus Munro) berbentuk bulat dan berwarna hijau (Gambar 3). Arah tumbuh dari spesies bambu tersebut adalah tegak lurus (erectus). Pada buluh yang masih muda ditutupi pelepah buluh berawarna coklat. Pelepah buluh tersebut menutupi buluh pada tiap-tiap ruasnya. Panjang ruas bambu Sembilang antara cm. Pelepah buluh merupakan hasil modifikasi daun yang menempel pada setiap ruas, yang terdiri atas daun pelepah buluh, kuping pelepah buluh dan ligulanya terdapat antara sambungan antara pelepah daun pelepah buluh. Ketika buluh tumbuh dewasa dan tinggi pelepah bambu tersebut akan luruh (Widjaja, 2001). Posisi pelepah buluh bambu sembilang adalah tegak dengan panjang 6 cm (Gambar 4). Gambar 3 Buluh bambu sembilang. Gambar 4 Pelepah buluh bambu sembilang.

2 17 Tinggi buluh bambu sembilang di Arboretum Bambu Kampus Darmaga saat ini mencapai tingga sekitar 7 m dengan diameter antara 4,7-7,9 cm. Menurut Sutarno et al. (1996) bambu sembilang memiliki ukuran raksasa dengan tinggi mencapai m dengan diameter pada pangkal mencapai cm. panjang ruas-ruasnya mencapai cm dengan tebal dinding mencapai 2,5 cm. Buluh bambu sembilang pada saat tua berwarna hijau kusam (Irawan et al. 2006) Percabangan Percabangan umumnya terdapat di atas buku-buku atau ruas-ruas bambu. Menurut Irawan et al. (2006) marga Dendrocalamus memiliki percabangan 5-15 cabang dengan satu cabang utama yang lebih besar disebut polykotome unequal. Berdasarkan hasil pengamatan jarak percabangan pada bambu sembilang adalah 193 cm diatas permukaan tanah. Menurut Irawan et al. (2006) jarak percabangan pada spesies Dendrocalamus giganteus muncul pada jarak 2-4 meter diatas permukaan tanah. Gambar 5 Percabangan bambu Sembilang Rebung Tunas atau batang-batang bambu muda yang baru muncul dari permukaan dasar rumpun dan rhizome disebut rebung. Rebung tumbuh dari kuncup akar rimpang didalam tanah atau dari pangkal buluh yang tua (Widjaja, 2001).

3 18 Pada saat pengamatan tidak ditemukan adanya pertumbuhan rebung bambu sembilang di Arboretum Bambu. Menurut Irawan et al. (2006) bentuk rebung dari bambu sembilang adalah mengerucut dengan warna pelepah rebung hijau keunguan. Miang atau bulu-bulu yang menutupi pelepah rebung berwarna hitam. Gambar 6 merupakan contoh rebung bambu sembilang yang dapat tumbuh dengan baik. Gambar 6 Rebung Bambu Sembilang (Gambar diambil di Kebun Raya Bogor) Daun Helai daun merupakan bagian daun terpenting, maka suatu sifat yang sesungguhnya hanya berlaku untuk helaiannya, disebut pula sebagai sifat daunnya (Tjitrosoepomo 2007). Berdasarkan hasil pengamatan helai daun bambu sembilang memiliki bentuk bangun oblogo lanceolatus atau memanjang sampai bangun lanset. Selain itu juga memiliki tipe pertulangan sejajar. Ujung dari helai daun tersebut adalah runcing dengan pangkalnya berbentuk runcing serta dengan tepi daun rata Menurut Widjaja (2001) helai daun dihubungkan dengan pelepah oleh tangkai daun yang mungkin panjang atau pendek. Pelepah dilengkapi dengan kuping pelepah daun dan juga ligula. Kuping pelepah daun umumnya besar tetapi ada juga yang kecil atau tidak tampak.

4 19 Gambar 7 Daun bambu sembilang. Gambar 8 Helai daun bambu sembilang. 5.2 Analisis Kondisi Rumpun Buluh a. Produksi buluh Bambu sembilang termasuk ke dalam jenis bambu raksasa yang memiliki diameter buluh yang besar pada saat dewasa. Pada saat dewasa bambu sembilang dapat tumbuh dengan tinggi mencapai m dengan diameter pada pangkal mencapai cm (Sutarno et al. 1996). Namun kondisi bambu sembilang yang berada di Arboretum Bambu tidaklah demikian. Bambu sembilang yang berada di Arboretum bambu hanya berjumlah satu rumpun dengan kondisi buluh yang tertera pada Tabel 4. Tabel 4 Hasil perhitungan jumlah buluh bambu sembilang di Arboretum Bambu No Kategori Buluh Keliling Diameter (cm) Jumlah (cm) 1 Anakan Dewasa ,7-7,6 6 Total 6 Berdasarkan Tabel 4 tersebut dapat diketahui bahwa jumlah buluh dalam rumpun tersebut adalah 6 buah dengan kondisi buluh tersebut adalah buluh dewasa. Buluh-buluh tersebut memiliki diameter kecil yaitu antara 4,7-7,6 cm. menurut Sutarno et al. (1996) buluh bambu sembilang pada saat dewasa dapat mencapai cm. Kondisi ini menunjukkan bahwa tekanan kerusakan pada

5 20 bambu sembilang ini sangat tinggi sehingga buluh-buluh bambu sembilang tidak dapat berkembang dengan baik. Berdasarkan jumlah buluh bambu sembilang yang berjumlah 6 buah menunjukkan bahwa bambu sembilang tidak tumbuh dengan baik karena jumlah buluh yang tumbuh dalam rumpun sedikit. Apabila dilihat dari tipe perakarannya, bambu sembilang termasuk bambu dengan akar berbentuk simpodial sehingga bambu tersebut memiliki rumpun yang rapat. Sedangkan bila dilihat dari umur bambu tersebut yang berkisar 15 tahun, seharusnya buluh bambu tersebut sudah tumbuh rapat. Hal ini seperti yang dinyatakan oleh Erizal (1997) bahwa dengan bertambahnya umur rumpun bambu maka pertambahan jumlah rebung setiap tahunnya akan meningkat pula. Sedikitnya jumlah buluh yang tumbuh pada bambu sembilang yang berada di Arboretum Bambu Kampus Darmaga banyak disebabkan oleh perbuatan manusia. Hal ini dapat dibuktikan dengan ditemukannya buluh-buluh yang rusak akibat penebangan yang dilakukan secara kasar. Penebangan buluh yang tidak mengikuti teknik yang benar menyebabkan kelangsungan hidup rebung maupun buluh baru terganggu (Charomaini 2009). Pertumbuhan buluh pada generasi pertama berukuran kecil-kecil. Kemudian pada umur dua tahun, buluh-buluh baru yang bermunculan berukuran lebih besar dibanding ukuran buluh pada buluh generasi kedua, demikian seterusnya sehingga pada umur 3-8 tahun buluh-buluh sudah berukuran normal (Allo 2009). Menurut Sutarno et al. (1996) rumpun bambu sembilang yang telah tua bisa menghasilkan 3-4 buluh pertahun. Pada umur tahun produksi dan hasil buluh dapat mencapai ukuran maksimum. b. Diameter buluh Bambu memiliki diameter yang konstan. Diameter bambu akan menjadi konstan setelah mengembangkan tunas-tunas dan daunnya. Dalam waktu yang sangat cepat dan tidak tersaingi oleh tanaman lain, buluh-buluh yang tua akan mencapai ketinggian yang tetap. Perkembangan selanjutnya adalah berupa pembentukan cabang dari ruas-ruas cabang dan penebalan dinding batang, namun diameter batangnya tidak bertambah (Nadaek 2009).

6 21 Tabel 5 Diameter buluh yang patah No Skala Diameter (cm) Jumlah Jumlah 29 Buluh bambu yang ditebang sebanyak 29 buah. Buluh tersebut memiliki diameter yang bermacam-macam. Berdasarkan Tabel 5 diameter buluh yang ditebang digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu diameter dengan skala 0-5 cm sebanyak satu buah, 6-10 cm sebanyak 15 buah, dan cm sebanyak 13 buah. Diameter buluh bambu sembilang dapat tumbuh mencapai cm (Sutarno et al. 1996). Diameter buluh bambu sembilang yang berada di Arboretum Bambu Kampus Darmaga mencapai 14,01 cm. Namun buluh bambu dengan diameter tersebut telah ditebang. Adapun buluh bambu yang masih tersisa memiliki diameter antara 4,7-7,9 cm. Sedangkan diameter yang sudah ditebang adalah 5,73-14,01 cm. Hal ini menunjukkan bahwa buluh bambu yang tersisa adalah buluh bambu dengan diameter kecil. Kecilnya diameter bambu yang masih hidup dapat disebabkan karena bambu mengalami kekurangan unsur hara terutama unsur N. Nitrogen ini penting karena nitrogen diperlukan dalam proses pertumbuhan vegetatif yaitu pertambahan panjang dan diameter (Andoko 2003) c. Kerusakan buluh Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh hasil bahwa jumlah buluh yang mengalami kerusakan berjumlah 32 buluh. Sebanyak 29 (91%) buah buluh rusak akibat penebangan dan 3 (9%) buah buluh akibat patah (Gambar 9). Jenis Kerusakan 9% 0% 0% 91% Penebangan Patah Gambar 9 Persentase kerusakan bambu sembilang.

7 22 Kerusakan yang terjadi pada bambu sembilang dapat dilihat pada Gambar 10. Kerusakan ini merupakan kerusakan yang baru terjadi sehingga dapat diamati secara langsung karena meninggalkan bekas yang belum hilang akibat proses pelapukan. Dalam gambar tersebut dapat diketahui bahwa penebangan yang dilakukan dengan kasar dan masih menyisakan buluh yang tidak dapat dimanfaatkan lagi. Sisa potongan buluh tersebut dapat menyebabkan pembusukan sehingga menghambat pertumbuhan tunas baru. Diperkirakan ada banyak kerusakan lagi namun bekas kerusakan tersebut telah hilang karena terjadi proses pelapukan pada waktu yang cukup lama. Gambar 10 Bekas potongan buluh bambu. Apabila dibandingkan dengan jumlah buluh yang masih tumbuh, jumlah buluh yang mengalami kerusakan sangat banyak. Banyaknya kerusakan buluh dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan buluh baru. Menurut Sindoesuwarno (1963) diacu dalam Sonisa (1995) menyatakan bahwa cara menebang batang bambu dari rumpun-rumpunnya adalah sama pentingnya dengan menentukan rotasi dan pemeliharaan rumpun. Apabila penebangan rumpun tidak dilakukan dengan hati-hati maka hasilnya adalah perusakan yang bisa menurunkan produksi batang per rumpun. Teknik penebangan yang dapat dilakukan adalah menggunakan teknik tebang pilih. Buluh yang dipilih untuk ditebang harus memiliki umum yang tua. Menurut Nadaek (2009) cara penebangan bambu dilakukan dengan meninggalkan

8 23 beberapa cm diatas permukaan tanah dan menjaga rebung yang masih tumbuh. Menurut Sindoesuwarno (1963) diacu dalam Sonisa (1995) penebangan sebaiknya dilakukan pada musim kering. Hal ini disebabkan pada musim kering buluh bambu tidak mengandung air yang berlebihan dan tidak terjadi perebungan. Selain itu juga disebabkan karena pada musim hujan kandungan pati pada bambu sangat tinggi sehingga akan cepat mengundang hama pengganggu berupa kumbang gerek (bubuk) (Departemen Kehutanan 2008) Rebung a. Pertumbuhan rebung Pertumbuhan dan perkembangan rumpun bambu diawali dengan tumbuhnya tunas-tunas baru pada pangkal bibit di dalam tanah (Allo 2009). Pertumbuhan rebung pada musim hujan lebih cepat dibandingkan pada musim kemarau (Nadaek 2009). Selama penelitian yang dilakukan di Arboretum Bambu Kampus Darmaga, tidak ditemukan tumbuhnya tunas-tunas baru yang tumbuh. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat tekanan kerusakan sangat tinggi karena bambu tersebut tidak mampu untuk melakukan regenerasi. Pertumbuhan tunas ini sangat penting karena tiap rebung atau tunas yang tumbuh bisa menjadi batang/buluh bambu (Erizal 1997). Pada Gambar 11 merupakan contoh rebung yang dapat tumbuh dengan baik. Gambar 11 Rebung bambu sembilang yang akan menjadi buluh (Gambar diambil di Kebun Raya Bogor)

9 24 b. Produktivitas rebung Produktivitas rebung merupakan jumlah rebung yang dapat dihasilkan oleh tiap rumpun dalam periode waktu tertentu. Pertumbuhan rebung pada suatu rumpun dapat dipengaruhi oleh beberapa hal seperti, jenis bambu, asal bambu dan umur rumpun bambu (Erizal 1997). Sedangkan menurut Gunawan (2001) jarak tanam dapat mempengeruhi produktivitas rebung. Menurut Sutarno et al. (1996) 50 rumpun bambu sembilang/ha/tahun dapat menghasilkan 200 rebung. Apabila dilakukan perkiraan produktivitas rebung bambu sembilang yang berada di Arboretum Bambu adalah sekitar 60 rebung dengan asumsi bahwa umur rumpun adalah 15 tahun dan tidak ada kematian serta gangguan pada rebung. c. Kerusakan rebung Berdasakan hasil pengamatan yang dilakukan, tidak ditemukan rebung yang tumbuh pada spesies bambu sembilang. Bekas pengambilan rebung bambu juga sudah tidak ditemukan. Hal ini dapat menunjukkan bahwa rumpun bambu tersebut tidak mampu melakukan regenarasi. 5.3 Identifikasi Kerusakan Kerusakan rumpun bambu sembilang yang berada di Arboretum Bambu Kampus Darmaga telah mengalami kerusakan yang parah. Tingkat kerusakan pada bambu sembilang ini memiliki tingkat kerusakan yang parah. Kerusakan yang terjadi dapat disebabkan oleh dua hal yaitu oleh manusia dan lingkungan Kerusakan disebabkan oleh manusia Arboretum Bambu Kampus Darmaga berada diperbatasan dengan wilayah masyarakat yaitu Kampung Leuwikopo sehingga masyarakat dapat mengaksesnya dengan mudah. Letak strategis Arboretum Bambu menjadikannya sebagai konektor antara Kampus IPB dengan Kampung Leuwikopo. Menurut Dinata (2009) sebagian mahasiswa dan staf IPB, serta warga Kampung Leuwikopo menjadikan Arboretum Bambu sebagai jalur perlintasan Aktivitas melintas di Arboretum Bambu bersifat harian dengan intensitas yang cukup tinggi. Dengan tidak adanya pengawasan terhadap keberadaan bambu yang ada maka masyarakat dapat dengan mudah memasuki kawasan tersebut.

10 25 Mudahnya aksesibilitas dan tidak adanya pengawasan dari pengelola menyebabkan masyarakat dapat memanfaatkan bambu dengan mudah. Pemanfaatan yang dilakukan oleh masyarakat tersebut dilakukan tanpa menggunakan teknik-teknik yang benar. Hal ini terjadi pada bambu sembilang. Banyak kerusakan pada bambu sembilang yang ditimbulkan oleh masyarakat. Kerusakan tersebut sering dilakukan pada buluh dan rebung. Kerusakan yang terjadi pada bambu sembilang dapat dilihat pada Gambar 12. Gambar 12 Rumpun bambu sembilang yang rusak. Masyarakat sering menebang buluh terutama buluh-buluh yang telah mencapai ukuran yang besar. Penebangan buluh ini dilakukan secara kasar dan meninggalkan bekas tebangan (tunggul). Tunggul yang masih menyisakan ruasruas bambu dapat menghalangi masuknya sinar matahari dan udara. Selain itu tunggul-tunggul yang mengalami pembusukan akibat ditumbuhi jamur dapat menyebabkan pertumbuhan tunas baru terganggu. Rebung bambu sembilang dapat dimanfaatkan terutama sebagai bahan makanan. Rebung merupakan bagian bambu yang paling sering diambil oleh masyarakat. Pengambilan rebung ini digunakan untuk konsumsi pribadi dan karena desakan ekonomi (Gunawan 2001). Pengambilan rebung yang dilakukan secara terus menerus maka dapat menyebabkan tidak tumbuhnya buluh baru. Apabila kegiatan ini tidak dihentikan maka proses pertumbuhan bambu akan terhenti dan dapat menimbulkan kematian pada spesies ini.

11 Kerusakan disebabkan oleh lingkungan Kondisi lingkungan yang tidak baik dapat mempengaruhi pertumbuhan bambu. Kondisi lingkungan yang dapat mengganggu pertumbuhan bambu sembilang yang berada di Arboretum Bambu Kampus Darmaga diantaranya adalah jarak tanam, persaingan, iklim dan jenis tanah. Jarak tanam dapat memberikan pengaruh pada pertambahan tinggi suatu spesies bambu (Gunawan 2001). Jarak rumpun spesies bambu sembilang dengan spesies bambu yang lain adalah 6,21 m. Jarak rumpun tersebut tergolong rendah karena pada saat dewasa rumpun bambu sembilang memiliki ukuran yang besar. Rendahnya jarak rumpun ini disebabkan karena jarak tanam yang rendah pula. Jarak tanam yang rendah dapat menyebabkan kerapatan pada suatu ekosistem bambu menjadi tinggi. Dengan kerapatan yang tinggi dapat menyebabkan cahaya yang mencapai tanah di bawah tegakan bambu menjadi lebih sedikit sehingga persaingan dalam penggunaannya lebih diarahkan pada pertumbuhan tinggi (Gunawan 2001). Persaingan yang terjadi terutama adalah persaingan makanan yang terdapat didalam tanah dan cahaya. Persaingan ini dapat terjadi karena jarak rumpun yang terlalu dekat dengan spesies lain. Rumpun bambu sembilang saat ini kondisinya adalah hampir sebagian besar bagiannya tertutup oleh tajuk-tajuk bambu spesies lain sehingga intensitas matahari yang dapat diterima sedikit. Faktor iklim memberikan pengaruh tersendiri terhadap kerusakan bambu sembilang. Menurut Berlian dan Rahayu (1995) diacu dalam Dewi (1998) menyatakan bahwa suhu yang cocok untuk pertumbuhan bambu berkisar antara C dengan CH minimum 1020 mm/th dan kelembaban relatif minimum 80%. Berdasarkan hasil penelitian Dinata (2009) suhu rata-rata di Arboretum Bambu per tahun sebesar derajat celcius dan nilai rata-rata curah hujan di Arboretum bambu sepanjang tahun adalah 344,72 mm/thn. Kondisi iklim tersebut sudah cocok untuk pertumbuhan bambu. Selain suhu dan kelembaban, angin juga dapat menyebabkan kerusakan. Kecepatan angin yang tinggi dapat menyebabkan buluh-buluh bambu patah. Pada bambu sembilang angin memberikan dampak tidak langsung seperti patahan

12 27 buluh bambu spesies lain yang disebabkan oleh angin menimpa buluh bambu sembilang sehingga buluh bambu sembilang menjadi patah (Gambar 13). Gambar 13 Buluh bambu yang patah. Kondisi tanah dapat memberikan pengaruh kerusakan terutama pada proses pertumbuhan. Tanah merupakan sumber unsur hara yang sangat diperlukan oleh semua jenis tumbuhan untuk proses metabolismenya. Jenis tanah di Arboretum Bambu adalah tanah latosol coklat kemerahan yang terbentuk dari bahan tuf vulkan intermedier. Kadar ph tanahnya masam, yakni pada kisaran 5,6 dengan kandungan bahan organik yang cukup. Tanah tersebut, memiliki kedalaman solum lebih dari 90 cm (Dinata 2009). Jenis tanah latosol merupakan tanah dengan ciri-ciri mempunyai warna merah hingga kuning dan memiliki kandungan bahan organik yang sedang. Jenis tanah ini kurang cocok untuk ditanami bambu sembilang. Hal ini disebabkan karena pada habitat alaminya bambu sembilang dapat tumbuh dengan baik pada jenis tanah aluvial yang subur (Sutarno et al. 1996). 5.4 Program Konservasi Bambu Sembilang Berdasarkan analisis kondisi rumpun bambu sembilang di Arboretum Bambu, maka perlu dilakukan beberapa program konservasi untuk mempertahankan keberadaan bambu sembilang agar tetap tumbuh secara baik. Konservasi ex-situ merupakan kegiatan yang dilakukan di luar habitat aslinya. Adapun program-program yang dapat dilakukan secara ex-situ

13 28 diantaranya adalah pemberian pupuk, pembersihan rumpun dan lingkungan, pemasangan pagar, papan interpretasi, dan perbanyakan individu Pemberian pupuk Pemberian pupuk dilakukan untuk memberikan tambahan nutrisi. Hal ini dikarenakan oleh tingginya persaingan antar rumpun bambu. Selain itu juga karena disebabkan kondisi tanah di Arboretum Bambu kurang subur. Menurut Dinata (2009) jenis tanah di Arboretum Bambu adalah tanah latosol. Tanah latosol kurang cocok untuk ditanami bambu sembilang karena dihabitat alaminya bambu sembilang dapat hidup pada jenis tanah aluvial yang kaya unsur hara. Pemberian pupuk dilakukan dengan menggemburkan tanah di sekitar rumpun terlebih dahulu. Setelah itu pupuk dibenamkan secara melingkar mengelilingi rumpun bambu kemudian disiram agar pupuk menyatu dengan tanah dan mudah diserap oleh tanaman (Nadaek 2009). Pemberian pupuk dapat menggunakan pupuk buatan dan pupuk organik (pupuk kandang dan pupuk kompos). Menurut Andoko (2005) pemberian pupuk pada musim hujan dan musim kemarau berbeda karena pertumbuhan bambu pada musim-musim tersebut berbeda. Pada musim hujan bambu memasuki pertumbuhan vegetatif yaitu pertambahan panjang dan diameter sehingga pupuk yang diberikan harus menggunakan pupuk yang banyak mengandung N (nitrogen). Pada musim kemarau bambu memasuki pertumbuhan generatif yang ditandai dengan pembentukan tunas-tunas tanaman sehingga pupuk yang diberikan banyak mengandung P dan K. Pupuk urea (NH 2 CONH 2 ) merupakan pupuk yang mengandung unsur N yang tinggi. Pemberian pupuk urea (NH 2 CONH 2 ) dapat dilakukan untuk mempercepat pertumbuhan buluh bambu dan serasah daun sebagai pucuk alami yang juga dapat membantu pertumbuhan tanaman (Nadaek 2009). Pupuk organik merupakan pupuk yang lebih dianjurkan penggunaannya dari pada pupuk yang lain. Hal ini disebabkan karena pupuk organik merupakan pupuk lengkap yang dapat meningkatkan : (1) humus di dalam tanah, (2) memperbaiki sifat-sifat fisik dan kimia, (3) meningkatkan kapasitas menahan panas dari tanah dan mempertahankan kelembaban dan kesuburan tanah (Qui dan Fu (1985) diacu dalam Azis (1997)).

14 Pembersihan rumpun dan lingkungan Pembersihan rumpun yang dimaksud adalah membersihkan sisa-sisa penebangan atau tunggul. Hal ini dilakukan karena tunggul yang memiliki satu atau lebih ruas buluh akan mengeluarkan cabang dan daun yang dapat menghalangi masuknya udara dan cahaya serta akan mempersulit panen selanjutnya. Selain itu, tunggul juga akan menghalangi pertumbuhan rebung dan pertumbuhan buluh karena banyak nutrisi yang masih dialirkan ke tunggul sehingga distribusi energi tidak efektif. Pembersihan lingkungan merupakan kegiatan pemangkasan tajuk-tajuk dari spesies bambu lain yang menutupi rumpun bambu sembilang. Pemangkasan ini bertujuan untuk memberikan ruang sinar matahari. Bambu sembilang termasuk jenis tumbuhan intoleran sehingga dalam pertumbuhannya bambu memerlukan sinar matahari secara langsung. Gambar 14 Kondisi lingkungan bambu sembilang. Gambar 15 Tajuk spesies bambu lain yang menutupi rumpun bambu sembilang Pemasangan pagar Melihat kerusakan yang terjadi banyak disebabkan oleh manusia maka pemasangan pagar penting untuk dilakukan. Tidak ditemukannya pertumbuhan rebung bambu sembilang menunjukkan bahwa spesies bambu tersebut mengalami tekanan yang tinggi sehingga tidak mampu melakukan regenarasi. Untuk

15 30 mengurangi hal tersebut maka dilakukan pemagaran agar apabila terjadi pertumbuhan rebung tidak mendapat gangguan. Pemagaran ini sebaiknya dilakukan dengan menggunakan pagar setinggi satu meter menggunakan anyaman bambu sehingga dapat menutupi rumpun bambu terutama rebung bambu yang menjadi daya tarik manusia Pemasangan papan interpretasi Informasi mengenai bambu sembilang dapat dikatakan sangat sedikit jumlahnya. Sehingga perlu dilakukan penggalian informasi dan penyebaran informasi. Masyarakat disekitar kampus kurang memiliki pengetahuan mengenai spesies ini sehingga diperlukan suatu upaya untuk memberikan informasi tersebut. salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memberikan informasi tersebut dapat dilakukan dengan membuat papan interpretasi disekitar rumpun bambu sembilang. Pemasangan papan interpretasi ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya manfaat ekologi bambu sembilang. Papan interpretasi ini dapat berisi deskripsi spesies bambu sembilang dan manfaat ekologi bambu sembilang. Selain itu, papan interpretasi ini juga dapat berupa himbauan atau larangan pengambilan dan perusakan rumpun bambu sembilang Perbanyakan individu Jumlah rumpun bambu sembilang yang hanya berjumlah satu rumpun dengan kondisi mengalami kerusakan menyebabkan kekhawatiran terhadap kelangsungan hidup spesies tersebut. sedikitnya jumlah rumpun dan kondisi kerusakan yang cukup tinggi juga didukung dengan pertumbuhan yang lambat. Oleh karena itu diperlukan suatu upaya untuk tetap menjaga kelestarian spesies bambu tersebut. Upaya yang dapat dilakukan salah satunya adalah dengan melakukan perbanyakan individu. Perbanyakan ini dapat dilakukan dengan membuat bibit dengan menggunakan bahan bibit yang tidak merusak indukan yang ada. Perbanyakan individu dengan menggunakan bahan bibit yang tidak merusak dapat dilakukan dengan menggunakan buluh yang rusak akibat patahan. Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan dengan menggunakan teknik perbanyakan stek buluh dan stek cabang dapat menghasilkan enam bibit dengan rincian tiga bibit

16 31 yang berasal dari buluh dan tiga dari cabang (Gambar 16). Bahan stek ini diperoleh dari buluh yang patah. Gambar 16 Hasil perbanyakan individu. Perbanyakan individu bambu harus dilakukan dengan hati-hati dan dengan teknik yang benar. Hal ini dikarenakan perbanyakan individu bambu sembilang belum banyak dilakukan dan memiliki persentase keberhasilan yang rendah. Dalam pembuatan bibit stek buluh maupun stek cabang perlu dilakukan teknik pemotongan yang benar agar buluh yang dipotong tidak mengalami kerusakan. Pemotongan dapat dilakukan dengan menggunakan gergaji agar ruas-ruas buluh tidak pecah. Selain itu juga dapat menggunakan golok namun pada saat pemotongan harus diberi alas dan dengan sekali tebas agar buluh tidak pecah. Perbanyakan individu bambu sembilang yang telah dilakukan belum berhasil, baik dari stek batang maupun stek cabang. Berdasarkan hasil penelitian Rumawas (1994) menyatakan bahwa dengan berbagai perlakuan keberhasilan stek batang bambu Sembilang masih di bawah 20% sedangkan untuk stek cabang dengan diameter 0,5-1,0 cm belum berhasil. Belum berhasilnya kegiatan perbanyakan individu yang dilakukan oleh penulis disebabkan oleh beberapa hal yaitu indukan, proses pembuatan bibit dan perawatan. Indukan yang digunakan dalam perbanyakan individu adalah indukan bambu sembilang di Arboretum Bambu yang telah mengalami kerusakan. Kondisi ini memberi pengaruh terhadap kondisi bibit yang dihasilkan karena bambu yang

17 32 awalnya sudah rusak maka seterusnya akan tumbuh batang yang kualitasnya kurang bagus (Departemen Kehutanan 2008). Proses pembuatan bibit dapat mempengaruhi pertumbuhan bibit stek. Apabila proses pembuatan dilakukan dengan tidak benar maka dapat meningkatkan stres pada bahan bibit. Pada saat pemotongan bahan bibit tidak dilakukan dengan sekali tebas atau menggunakan gergaji sehingga menyebabkan pecahnya bahan bibit. Pecahnya bahan bibit ini yang menyebabkan meningkatnya stres bibit. Stres bibit stek yang cukup tinggi ini menyebabkan kematian stek karena tidak diimbangi dengan pemberian hormon yang sesuai. 5.5 Strategi Konservasi Bambu Sembilang Kerusakan bambu Sembilang termasuk dalam kerusakan yang tinggi. hal ini diindikatorkan dengan tidak terjadinya proses pertumbuhan rebung. Pertumbuhan rebung ini penting karena pertumbuhan rebung merupakan proses regenerasi bambu agar bambu dapat mempertahankan kelangsungan hidup. Selain itu indikator lain adalah adanya penurunan jumlah buluh. Penurunan jumlah buluh ini dapat diketahui berdasarkan kondisi umur dan jumlah buluh yang seharusnya tumbuh. Kondisi dilapangan adalah rumpun bambu sembilang hanya memiliki enam buluh yang masih hidup sedangkan buluh-buluh yang mendominasi dalam rumpun tersebut telah ditebang. Berdasarkan kondisi tersebut maka perlu dilakukan strategi untuk menyelamatkan bambu sembilang yang berada di Arboretum Bambu. Penentuan strategi untuk mengkonservasi bambu sembilang dapat menggunakan faktorfaktor yang menjadi sumber kerusakan sebagai dasarnya. Selain menggunakan sumber kerusakan, hasil analisis rumpun perlu diikutsertakan dalam dasar penentuan strategi konservasi bambu sembilang di Arboretum Bambu agar tujuan dalam kegiatan konservasi lebih terarah. Adapun proses penentuan strategi konservasi bambu sembilang seperti tercantum dalam Gambar 17.

18 33 Lingkungan Kerusakan Rumpun Bambu Sembilang Produksi 6 buluh dewasa Manusia Buluh Diameter Buluh dewasa : 4,7-7,9 cm Analisis rumpun Kerusakan 91 % tebangan 9 % patahan Program Konservasi Pertumbuhan Tidak ditemukan Rebung Produktivitas 4 buluh/tahun Pengamanan Pemeliharaan Perbanyakan individu Kerusakan Pemanfaatan tinggi Pemasangan pagar Pemberian pupuk Pemasangan papan interpretasi Pembersihan rumpun dan lingkungan Gambar 17 Skema strategi konservasi bambu sembilang. 33

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bioekologi Bambu Sembilang 2.1.1 Klasifikasi Dalam pengelompokannya, bambu termasuk kedalam salah satu jenis rumput-rumputan. Menurut Sutarno (1996) bambu adalah tumbuhan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 19 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Deskripsi Bambu duri di Arboretum Bambu Kampus Darmaga Kondisi bambu duri (Bambusa blumeana J.A. & J.H. Schlutes) saat ini sangat memprihatinkan karena hanya memiliki

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Tanaman tebu dalam dunia tumbuh-tumbuhan memiliki sistematika sebagai berikut : Kelas : Angiospermae Subkelas : Monocotyledoneae Ordo : Glumaceae Famili : Graminae

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh cabang lagi kecil-kecil, cabang kecil ini ditumbuhi bulu-bulu akar yang sangat halus. Akar tunggang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Kacang Hijau Kacang-kacangan (leguminosa), sudah dikenal dan dimanfaatkan secara luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya Botani Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Monocotyledonae, Ordo: Liliales/ Liliflorae, Famili:

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika dan termasuk famili Aracaceae (dahulu: Palmaceae). Tanaman kelapa sawit adalah tanaman monokotil

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Saccharum officinarum

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Saccharum officinarum TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Dalam taksonomi tumbuhan, tebu tergolong dalam Kerajaan Plantae, Divisi Magnoliophyta, Kelas Monocotyledoneae, Ordo Glumaceae, Famili Graminae, Genus

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis 16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Bambu termasuk salah satu tumbuh-tumbuhan anggota famili Gramineae. Tumbuhan bambu berumpun dan terdiri atas sejumlah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Bambu termasuk salah satu tumbuh-tumbuhan anggota famili Gramineae. Tumbuhan bambu berumpun dan terdiri atas sejumlah II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ciri Morfologis Bambu Bambu termasuk salah satu tumbuh-tumbuhan anggota famili Gramineae (rumput-rumputan). Tumbuhan bambu berumpun dan terdiri atas sejumlah batang (buluh) yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bawang Merah Bawang Merah merupakan tanaman yang berumur pendek, berbentuk rumpun, tingginya dapat mencapai 15-40 cm, Bawang Merah memiliki jenis akar serabut, batang Bawang Merah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis

TINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis Tanaman manggis (Garcinia mangostana L.) termasuk famili Clusiaceae yang diperkirakan berasal dari Asia Tenggara khususnya di semenanjung Malaya, Myanmar, Thailand, Kamboja,

Lebih terperinci

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Papilionaceae; genus Arachis; dan spesies Arachis hypogaea L. Kacang tanah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium 14 TINJAUAN PUSTAKA Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Dalam dunia tumbuhan, tanaman bawang merah diklasifikasikan dalam Divisi : Spermatophyta ; Sub Divisi : Angiospermae ; Class : Monocotylodenae ;

Lebih terperinci

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan dan produksi tanaman kakao. Lingkungan alami tanaman cokelat adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Bayam Bayam (Amaranthus sp.) merupakan tanaman semusim dan tergolong sebagai tumbuhan C4 yang mampu mengikat gas CO 2 secara efisien sehingga memiliki daya adaptasi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan silvikultur dalam rangka

TINJAUAN PUSTAKA. dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan silvikultur dalam rangka TINJAUAN PUSTAKA Hutan Rakyat Hutan Tanaman Rakyat atau HTR adalah hutan tanaman pada hutan produksi yang dibangun oleh kelompok masyarakat untuk meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dengan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian meter di

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian meter di TINJAUAN PUSTAKA Syarat Tumbuh Tanaman Jahe Iklim Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian 200-600 meter di atas permukaan laut, dengan curah hujan rata-rata berkisar 2500-4000 mm/ tahun. Sebagai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom : TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Berdasarkan klasifikasi taksonomi dan morfologi Linneus yang terdapat dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom : Plantae, Divisio : Spermatophyta,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika tanaman tebu adalah sebagai berikut : kingdom : Plantae ;

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika tanaman tebu adalah sebagai berikut : kingdom : Plantae ; TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sistematika tanaman tebu adalah sebagai berikut : kingdom : Plantae ; divisi : Spermatophyta ; subdivisi : Angiospermae ; kelas : Monocotyledoneae ; ordo : Graminales ;

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca, Fakultas Pertanian, Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca, Fakultas Pertanian, Universitas 23 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, Kampus Gedung Meneng, Bandar Lampung pada bulan Desember 2013

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) Menurut Rahayu dan Berlian ( 2003 ) tanaman bawang merah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 1. Botani Bawang Merah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Padi Tanaman padi merupakan tanaman tropis, secara morfologi bentuk vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun berbentuk pita dan berbunga

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Morfologi Tanaman Gladiol Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang sesuai dengan bentuk daunnya yang meruncing dan memanjang.

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN TANAMAN I. PEMELIHARAAN TANAMAN MUDA

PEMELIHARAAN TANAMAN I. PEMELIHARAAN TANAMAN MUDA PEMELIHARAAN TANAMAN I. PEMELIHARAAN TANAMAN MUDA Pemeliharaan pada tanaman muda Kegiatan-kegiatan : Penyiangan Pendangiran Pemupukan Pemberian mulsa Singling dan Wiwil Prunning Pemberantasan hama dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut : 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi Jagung Menurut Purwono dan Hartono (2005), jagung termasuk dalam keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan

Lebih terperinci

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk Standar Nasional Indonesia Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk ICS 65.020.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Manggis dan Syarat Tumbuh Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah berupa pohon yang banyak tumbuh secara alami pada hutan tropis di kawasan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Waktu Pangkas

PEMBAHASAN. Waktu Pangkas PEMBAHASAN Pemangkasan merupakan salah satu kegiatan pemeliharaan yang dilakukan di kebun teh yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dengan menurunkan tinggi tanaman sampai ketinggian tertentu.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman buah naga adalah sebagai berikut ; Divisi: Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo:

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman buah naga adalah sebagai berikut ; Divisi: Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo: TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Klasifikasi tanaman buah naga adalah sebagai berikut ; Divisi: Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo: Caryophyllales, Famili: Cactaceae, Genus:

Lebih terperinci

4 Akar Akar tebu terbagi menjadi dua bagian, yaitu akar tunas dan akar stek. Akar tunas adalah akar yang menggantikan fungsi akar bibit. Akar ini tumb

4 Akar Akar tebu terbagi menjadi dua bagian, yaitu akar tunas dan akar stek. Akar tunas adalah akar yang menggantikan fungsi akar bibit. Akar ini tumb 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tebu dan Morfologi Tebu Tebu adalah salah satu jenis tanaman monokotil yang termasuk dalam famili Poaceae, yang masuk dalam kelompok Andropogoneae, dan masuk dalam genus Saccharum.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani

TINJAUAN PUSTAKA Botani TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman apel berasal dari Asia Barat Daya. Dewasa ini tanaman apel telah menyebar di seluruh dunia. Negara penghasil utama adalah Eropa Barat, negaranegara bekas Uni Soviet, Cina,

Lebih terperinci

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida,

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida, PEMBAHASAN PT National Sago Prima saat ini merupakan perusahaan satu-satunya yang bergerak dalam bidang pengusahaan perkebunan sagu di Indonesia. Pengusahaan sagu masih berada dibawah dinas kehutanan karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman okra adalah sebagai berikut: Tanaman okra merupakan tanaman terna tahunan dengan batang yang tegak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman okra adalah sebagai berikut: Tanaman okra merupakan tanaman terna tahunan dengan batang yang tegak. 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Okra (Abelmoschus esculentus L.) Klasifikasi tanaman okra adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Malvales Famili

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan 47 PEMBAHASAN Pemangkasan merupakan salah satu teknik budidaya yang penting dilakukan dalam pemeliharaan tanaman kakao dengan cara membuang tunastunas liar seperti cabang-cabang yang tidak produktif, cabang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Jagung (Zea Mays L.) Jagung (Zea mays L) adalah tanaman semusim dan termasuk jenis rumputan/graminae yang mempunyai batang tunggal, meski terdapat kemungkinan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Kedelai Berdasarkan klasifikasi tanaman kedelai kedudukan tanaman kedelai dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut (Cahyono, 2007):

Lebih terperinci

Berdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny

Berdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny TEKNIK PENANAMAN RUMPUT RAJA (KING GRASS) BERDASARKAN PRINSIP PENANAMAN TEBU Bambang Kushartono Balai Penelitian Ternak Ciawi, P.O. Box 221, Bogor 16002 PENDAHULUAN Prospek rumput raja sebagai komoditas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Asal dan Penyebaran Tanaman Murbei Usaha persuteraan alam merupakan suatu kegiatan agroindustri yang memiliki rangkaian kegiatan yang panjang. Kegiatan tersebut meliputi penanaman

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. tumbuhan, termasuk klasifikasi sebagai berikut; divisio : spermatophyta;

TINJAUAN PUSTAKA. tumbuhan, termasuk klasifikasi sebagai berikut; divisio : spermatophyta; 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kedudukan tanaman bawang merah dalam tata nama atau sistematika tumbuhan, termasuk klasifikasi sebagai berikut; divisio : spermatophyta; subdivisio : angiospermae; kelas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Di seluruh dunia terdapat 75 genus dan spesies bambu. Di

TINJAUAN PUSTAKA. Di seluruh dunia terdapat 75 genus dan spesies bambu. Di TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Tanaman Bambu Deskripsi tanaman Di seluruh dunia terdapat 75 genus dan 1.500 spesies bambu. Di Indonesia sendiri dikenal ada 10 genus bambu, antara lain: Arundinaria, Bambusa,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Caisim (Brassica juncea L.) Caisim merupakan jenis sayuran yang digemari setelah bayam dan kangkung (Haryanto dkk, 2003). Tanaman caisim termasuk dalam famili Cruciferae

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Taksonomi dan Morfologi Kacang Tunggak Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari genus Vignadan termasuk ke dalam kelompok yang disebut catjangdan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Gladiol merupakan salah satu komoditas hortikultura sebagai penghasil bunga potong

I. PENDAHULUAN. Gladiol merupakan salah satu komoditas hortikultura sebagai penghasil bunga potong I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Gladiol merupakan salah satu komoditas hortikultura sebagai penghasil bunga potong yang berpotensi untuk dibudidayakan secara intensif. Prospek agribisnis

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) termasuk dalam keluarga Leguminoceae dan genus Arachis. Batangnya berbentuk

Lebih terperinci

BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO

BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO RuangTani.Com Cengkeh adalah tangkai bunga kering beraroma dari keluarga pohon Myrtaceae. Pohon cengkeh merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Rukmana (2005), klasifikasi tanaman bawang merah adalah sebagai berikut: Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus : Spermatophyta : Angiospermae : Monocotyledonae

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembibitan Jati. tinggi. Pohon besar, berbatang lurus, dapat tumbuh mencapai tinggi m.

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembibitan Jati. tinggi. Pohon besar, berbatang lurus, dapat tumbuh mencapai tinggi m. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembibitan Jati Jati (Tectona grandis L.) adalah sejenis pohon penghasil kayu bermutu tinggi. Pohon besar, berbatang lurus, dapat tumbuh mencapai tinggi 30-40 m. Berdaun besar,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibudidayakan. Padi termasuk dalam suku padi-padian (Poaceae) dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibudidayakan. Padi termasuk dalam suku padi-padian (Poaceae) dan 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Padi Padi merupakan tanaman pertanian kuno yang sampai saat ini terus dibudidayakan. Padi termasuk dalam suku padi-padian (Poaceae) dan merupakan tanaman pangan yang dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Bawang merah telah dikenal dan digunakan orang sejak beberapa ribu tahun yang lalu. Dalam peninggalan

Lebih terperinci

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA KUNYIT. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA KUNYIT. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA KUNYIT Mono Rahardjo dan Otih Rostiana PENDAHULUAN Kunyit (Curcuma domestica Val.) merupakan salah satu tanaman obat potensial, selain sebagai bahan baku obat juga

Lebih terperinci

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh 45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Pada saat jagung berkecambah, akar tumbuh dari calon akar yang berada dekat ujung biji yang menempel pada janggel, kemudian memanjang dengan diikuti oleh akar-akar samping.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Ekologi Tanaman Tebu

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Ekologi Tanaman Tebu TINJAUAN PUSTAKA 4 Botani dan Ekologi Tanaman Tebu Tebu (Saccharum officinarum L.) termasuk dalam divisi Spermatophyta, kelas Monocotyledone, ordo Graminales dan famili Graminae (Deptan, 2005). Batang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim.

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim. 19 TINJAUAN PUSTAKA Botani tanaman Bawang merah merupakan tanaman yang tumbuh tegak dengan tinggi antara 15-50 cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim. Perakarannya berupa akar serabut yang tidak

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diklasifikasikan ke dalam Famili adalah Graminae, Genus adalah Oryza Linn, dan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diklasifikasikan ke dalam Famili adalah Graminae, Genus adalah Oryza Linn, dan TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Grist (1960), tanaman padi dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan ke dalam Famili adalah Graminae, Genus adalah Oryza Linn, dan Speciesnya adalah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani dan Morfologi Tanaman Tebu (Saccharum officinarum) termasuk dalam kelas Monokotiledon, ordo Glumaccae, famili Graminae, genus Saccharum. Beberapa spesies tebu yang lain

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. diklasifikasikan sebagai berikut. Divisi: Spermatophyta; Subdivisi:

TINJAUAN PUSTAKA. diklasifikasikan sebagai berikut. Divisi: Spermatophyta; Subdivisi: TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Dalam sistematika tumbuhan, kedudukan tanaman bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut. Divisi: Spermatophyta; Subdivisi: Angiospermae; Kelas: Monocotyledoneae; Ordo:

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika Tebu (Saccharum officinarum L.) adalah sebagai berikut;

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika Tebu (Saccharum officinarum L.) adalah sebagai berikut; TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sistematika Tebu (Saccharum officinarum L.) adalah sebagai berikut; Kingdom : Plantae; Divisio : Spermatophyta; Sub divisi : Angiospermae; Kelas : Monocotyledonae; Ordo

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani tanaman karet Menurut Sianturi (2002), sistematika tanaman karet adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Kopi Liberika (Coffea liberica)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Kopi Liberika (Coffea liberica) 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Kopi Liberika (Coffea liberica) Kopi tergolong pohon dan termasuk dalam famili Rubiaceae. Tumbuhan ini tumbuhnya tegak, bercabang dan bila dibiarkan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rata-rata intensitas cahaya dan persentase penutupan tajuk pada petak ukur contoh mahoni muda dan tua

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rata-rata intensitas cahaya dan persentase penutupan tajuk pada petak ukur contoh mahoni muda dan tua IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Intensitas cahaya dan penutupan tajuk Cahaya digunakan oleh tanaman untuk proses fotosintesis. Semakin baik proses fotosintesis, semakin baik pula pertumbuhan tanaman (Omon

Lebih terperinci

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. )

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. ) BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. ) PENDAHULUAN Blimbing manis dikenal dalam bahasa latin dengan nama Averhoa carambola L. berasal dari keluarga Oralidaceae, marga Averhoa. Blimbing manis

Lebih terperinci

PEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa

PEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa Apakah mulsa itu? Mulsa adalah sisa tanaman, lembaran plastik, atau susunan batu yang disebar di permukaan tanah. Mulsa berguna untuk melindungi permukaan tanah dari terpaan hujan, erosi, dan menjaga kelembaban,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Jagung Manis Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea mays saccarata L. Menurut Rukmana ( 2009), secara sistematika para ahli botani mengklasifikasikan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) Menurut Fachruddin (2000) tanaman kacang panjang termasuk famili leguminoceae. Klasifikasi tanaman kacang panjang

Lebih terperinci

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Pendahuluan Tomat dikategorikan sebagai sayuran, meskipun mempunyai struktur buah. Tanaman ini bisa tumbuh baik didataran rendah maupun tinggi mulai dari 0-1500 meter dpl,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Bibit Sungkai (Peronema canescens) Sungkai (Peronema canescens) sering disebut sebagai jati sabrang, ki

TINJAUAN PUSTAKA. Bibit Sungkai (Peronema canescens) Sungkai (Peronema canescens) sering disebut sebagai jati sabrang, ki TINJAUAN PUSTAKA Bibit Sungkai (Peronema canescens) 1. Morfologi Sungkai (Peronema canescens) Sungkai (Peronema canescens) sering disebut sebagai jati sabrang, ki sabrang, kurus, sungkai, sekai termasuk

Lebih terperinci

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang disajikan dalam bab ini adalah pengamatan selintas dan pengamatan utama. 1.1. Pengamatan Selintas Pengamatan selintas merupakan pengamatan yang hasilnya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Sistematika dan Morfologi Tanaman Nilam Syarat Tumbuh Nilam

TINJAUAN PUSTAKA Sistematika dan Morfologi Tanaman Nilam Syarat Tumbuh Nilam 4 TINJAUAN PUSTAKA Sistematika dan Morfologi Tanaman Nilam Tanaman nilam termasuk famili Labiatae (Santoso 1990). Ada tiga jenis tanaman nilam yaitu Pogostemon cablin Benth atau Nilam Aceh, Pogostemon

Lebih terperinci

PERBANYAKAN BAHAN TANAM LADA DENGAN CARA STEK

PERBANYAKAN BAHAN TANAM LADA DENGAN CARA STEK PERBANYAKAN BAHAN TANAM LADA DENGAN CARA STEK ( Piper ningrum L. ) Oleh Murhawi ( Pengawas Benih Tanaman Ahli Madya ) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya A. Pendahuluan Tanaman

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Mentimun Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : Divisi :

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Menurut Haryanto, Suhartini dan Rahayu (1996), klasifikasi tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Menurut Haryanto, Suhartini dan Rahayu (1996), klasifikasi tanaman TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Haryanto, Suhartini dan Rahayu (1996), klasifikasi tanaman selada adalah sebagai berikut: Kingdom Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus :Plantae :Spermatophyta

Lebih terperinci

BAB. V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB. V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB. V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Hasil análisis data penelitian dari masing-masing parameter adalah sebagai berikut: a. Hasil Analisis Kandungan Tabel 1. Tandan Kosong Kelapa Sawit *) Parameter

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Tomat Tanaman tomat termasuk tanaman semusim yang berumur sekitar 4 bulan (Pudjiatmoko, 2008). Klasifikasi tanaman tomat adalah sebagai berikut: Divisi : Spermatophyta

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah Oleh : Juwariyah BP3K garum 1. Syarat Tumbuh Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat tumbuh yang sesuai tanaman ini. Syarat tumbuh tanaman

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescensl.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescensl.) 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescensl.) Menurut Cronquist (1981), klasifikasi tanaman cabai rawit adalah sebagai berikut : Kerajaan Divisi Kelas

Lebih terperinci

BUDIDAYA DAN TEKNIS PERAWATAN GAHARU

BUDIDAYA DAN TEKNIS PERAWATAN GAHARU BUDIDAYA DAN TEKNIS PERAWATAN GAHARU ketiak daun. Bunga berbentuk lancip, panjangnya sampai 5 mm, berwarna hijau kekuningan atau putih, berbau harum. Buah berbentuk bulat telur atau agak lonjong, panjangnya

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 19 V. HASIL DAN PEMBAHASAN Ubi jalar yang ditanam di Desa Cilembu Kabupaten Sumedang yang sering dinamai Ubi Cilembu ini memiliki rasa yang manis seperti madu dan memiliki ukuran umbi lebih besar dari

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. didunia. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan tanaman semusim

II. TINJAUAN PUSTAKA. didunia. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan tanaman semusim 12 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi Tanaman Bawang Merah Bawang merah merupakan salah satu dari sekian banyak jenis bawang yang ada didunia. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan tanaman semusim

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 14 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Awal Lahan Bekas Tambang Lahan bekas tambang pasir besi berada di sepanjang pantai selatan desa Ketawangrejo, Kabupaten Purworejo. Timbunan-timbunan pasir yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman gladiol termasuk ke dalam famili Iridaceae dan memiliki daun yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman gladiol termasuk ke dalam famili Iridaceae dan memiliki daun yang 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Morfologi Tanaman Gladiol Bunga gladiol yang berasal dari daratan Afrika Selatan ini memang sangat indah. Bunga ini simbol kekuatan, kejujuran, kedermawanan, ketulusan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan tanaman gladiol dalam taksonomi tumbuhan sebagai berikut :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan tanaman gladiol dalam taksonomi tumbuhan sebagai berikut : II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi dan Morfologi Tanaman Gladiol 2.1.1 Taksonomi Tanaman Gladiol Kedudukan tanaman gladiol dalam taksonomi tumbuhan sebagai berikut : Divisi : Tracheophyta Subdivisi : Pteropsida

Lebih terperinci

ISSN Jurnal Exacta, Vol. X No. 1 Juni 2012 KEANEKARAGAMAN DAN POPULASI BAMBU DI DESA TALANG PAUH BENGKULU TENGAH

ISSN Jurnal Exacta, Vol. X No. 1 Juni 2012 KEANEKARAGAMAN DAN POPULASI BAMBU DI DESA TALANG PAUH BENGKULU TENGAH KEANEKARAGAMAN DAN POPULASI BAMBU DI DESA TALANG PAUH BENGKULU TENGAH Ariefa Primair Yani Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu

Lebih terperinci

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Syarat Tumbuh Tanaman Jahe 1. Iklim Curah hujan relatif tinggi, 2.500-4.000 mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 2,5-7 bulan. (Penanaman di tempat yang terbuka shg

Lebih terperinci

HASIL. Gambar 1 Permukaan atas daun nilam Aceh. Gambar 2 Permukaan atas daun nilam Jawa.

HASIL. Gambar 1 Permukaan atas daun nilam Aceh. Gambar 2 Permukaan atas daun nilam Jawa. 6 3 lintas, ada tiga hal yang harus diperhatikan yaitu: 1. Apabila koefisien korelasi antara peubah hampir sama dengan koefisien lintas (nilai pengaruh langsung) maka korelasi tersebut menjelaskan hubungan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Parameter pertumbuhan yang diamati pada penelitian ini adalah diameter batang setinggi dada ( DBH), tinggi total, tinggi bebas cabang (TBC), dan diameter tajuk.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani

TINJAUAN PUSTAKA Botani 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman mentimun berasal dari kaki pegunungan Himalaya. Domestikasi dari tanaman liar ini berasal dari India utara dan mencapai Mediterania pada 600 SM. Tanaman ini dapat tumbuh

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. tinggal bercabang banyak dan berwarna kuning pucat atau abu-abu sampai merah

TINJAUAN PUSTAKA. tinggal bercabang banyak dan berwarna kuning pucat atau abu-abu sampai merah TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman akar wangi termasuk keluarga Gramineae, berumpun lebat, akar tinggal bercabang banyak dan berwarna kuning pucat atau abu-abu sampai merah tua. Rumpun tanaman akar

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable) dan

TINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable) dan TINJAUAN PUSTAKA Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz.) Ubi kayu merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable) dan akan menjadi busuk dalam 2-5 hari apabila tanpa mendapat perlakuan pasca panen yang

Lebih terperinci

DESKRIPSI TEBU VARIETAS KIDANG KENCANA (NAMA ASAL PA 198)

DESKRIPSI TEBU VARIETAS KIDANG KENCANA (NAMA ASAL PA 198) Lampiran 1. Deskripsi Varietas Kidang Kencana Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 334/Kpts/SR.120/3/2008 Tanggal : 28 Maret 2008 Tentang Pelepasan Tebu Varietas PA 198 DESKRIPSI TEBU VARIETAS KIDANG KENCANA

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Taksonomi kelapa sawit yang dikutip dari Pahan (2008) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermeae Ordo : Monocotyledonae

Lebih terperinci

BUDIDAYA TANAMAN MANGGA

BUDIDAYA TANAMAN MANGGA BUDIDAYA TANAMAN MANGGA (Mangifera indica) Balai Penelitian Tanah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian ReGrI Tanaman mangga (Mangifera indica L.) berasal dari India, Srilanka, dan Pakistan. Mangga

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani tanaman. Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput rumputan dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani tanaman. Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput rumputan dengan TINJAUAN PUSTAKA Botani tanaman Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput rumputan dengan spesies Zea mays L. Jagung merupakan tanaman semusim, sama seperti jenis rumput-rumputan yang lain, akar tanaman

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Susunan akar kedelai pada umumnya sangat baik, pertumbuhan akar tunggang lurus masuk kedalam tanah dan mempunyai banyak akar cabang. Pada akar-akar cabang banyak terdapat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani 3 TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Pepaya (Carica papaya) merupakan tanaman buah-buahan tropika. Pepaya merupakan tanaman asli Amerika Tengah, tetapi kini telah menyebar ke seluruh dunia

Lebih terperinci

Budidaya Tanaman Obat. Elvira Syamsir

Budidaya Tanaman Obat. Elvira Syamsir Budidaya Tanaman Obat Elvira Syamsir Budidaya Tanaman Obat untuk Murid Sekolah Dasar Pengarang: Elvira Syamsir ilustrator: yanu indaryanto Penerbit: Seafast Center IPB DISCLAIMER This publication is made

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan nama latin Syzygium aromaticum atau Eugenia aromaticum. Tanaman

BAB I PENDAHULUAN. dengan nama latin Syzygium aromaticum atau Eugenia aromaticum. Tanaman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cengkeh adalah tumbuhan asli Maluku, Indonesia. Cengkeh dikenal dengan nama latin Syzygium aromaticum atau Eugenia aromaticum. Tanaman asli Indonesia ini tergolong

Lebih terperinci

No. Nama Bahan Spesifikasi Kegunaan 1. Alkohol 70% Mencegah kerusakan akibat jamur dan serangga

No. Nama Bahan Spesifikasi Kegunaan 1. Alkohol 70% Mencegah kerusakan akibat jamur dan serangga Lampiran 1. Spesifikasi bahan dan peralatan yang digunakan dalam penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel bambu tali (G. apus (Schult.f.) Kurz) yang terdapat di pinggiran

Lebih terperinci