II. LANDASAN TEORI A.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "II. LANDASAN TEORI A."

Transkripsi

1 8 II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu Menurut Ningtyas (2011) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Komparatif Usaha Pembuatan Gula Merah dan Gula Semut di Kabupaten Kulon Progo diperoleh rata-rata biaya total yang dikeluarkan pada usaha gula merah per 1 kuintalnya yaitu Rp ,70 dan gula semut adalah Rp ,59, dengan rata-rata penerimaan gula merah sebesar Rp ,67 dan gula semut sebesar Rp ,67. Keuntungan rata-rata untuk gula merah adalah Rp 2.868,96 dan gula semut Rp 1.652,08. Profitabilitas usaha gula merah yang didapat yaitu sebesar 25,99% dan gula semut sebesar 9,90%. Efisiensi usaha gula merah sebesar 1,26 hal ini menunjukkan bahwa usaha pembuatan gula merah dengan pengeluaran Rp 1 akan mendapatkan penerimaan sebesar 1,26 kali pada akhir kegiatan usahataninya. Usaha gula semut memiliki nilai efisiensi 1,10 yang berarti usaha tersebut efisien. Menurut hasil penelitian Yulianto (2011) mengenai Analisis Komparatif Usahatani Melon Varietas Action-434 dengan Usahatani Melon Varietas M-1000 di Kabupaten Sragen menunjukkan bahwa usahatani melon varietas action-434 memiliki rata-rata pendapatan lebih besar daripada melon varietas M-1000 yaitu sebesar Rp ,71/ha karena kualitas buah yang lebih maksimal dibandingkan varietas M Demikian halnya perhitungan efisiensi usahatani melon varietas action-434 memiliki nilai efisiensi sebesar 1,762 yang berarti bahwa untuk setiap Rp 1,00 biaya pada awal usahatani melon varietas action-434 akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp 1,762 pada akhir kegiatan usahataninya. Menurut penelitian Firdauzi (2013) mengenai Analisis Faktor Produksi Usahatani Padi Rojolele dan Padi IR 64 di Kecamatan Ngawen Kabupaten Klaten yang bertujuan untuk mengetahui tingkat efisiensi penggunaan faktor produksi dan pengaruhnya. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa perhitungan usahatani Padi Rojolele R/Cratio sebesar 6,24 sedangkan Padi IR 64 adalah 2,49. Hal ini menunjukkan bahwa 8

2 9 usahatani padi Rojolele di daerah penelitian lebih efisien jika dibandingkan dengan usahatani Padi IR 64. Penelitian Naluri (2013) yang berjudul Analisis Komparatif Usahatani Beras Merah Organik (Oryza Nivara) dan Beras Putih Organik (Oryza Sativa) (Studi Kasus di Desa Sukorejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen) yang bertujuan untuk mengetahui dan membandingkan pendapatan, produktivitas dan efisiensi. Metode dasar penelitian ini mempergunakan metode analitis dengan teknik survai. Lokasi dipilih secara sengaja yaitu di Desa Sukorejo Kecamatan Sambirejo karena wilayah ini termasuk salah satu penghasil padi organik di Jawa Tengah dengan mempergunakan sistem organik murni. Hasil analisis menunjukkan bahwa usahatani beras merah organik memiliki besar pendapatan sebesar Rp ,58 /ha/mt berbeda dengan beras putih organik yang memiliki pendapatan sebesar Rp ,24/ ha/ MT. Nilai produktivitas yang diperoleh dari beras merah organik sbesar 55,97 ku/ha berbeda nyata terhadap produktivitas yang diperoleh dari usahatani beras putih organik yaitu 54,77 ku/ha. Usahatani beras putih organik memiliki tingkat keefisiensian usaha yang lebih besar yaitu sebesar 2,76. Menurut Prediyanto (2015) dalam penelitiannya yang berjudul Penggunaan Varietas Max Pada Usahatani Cabai Merah (Capsicum annuum L.) Ditinjau Dari Peningkatan Pendapatan Usahatani Petani Di Kabupaten Sragen diperoleh hasil bahwa pendapatan usahatani cabai merah varietas Max dalam satu hektar per musim tanam yaitu Rp ,47 yang lebih besar daripada usahatani cabai merah varietas Biola sbesar Rp ,24. Efisiensi usahatani cabai merah varietas Max (1,33) lebih tinggi daripada efisiensi usahatani cabai merah yang mempergunakan varietas Biola (1,22), sehingga cabai merah varietas Max lebih efisien. Incremeantal B/C Ratioatau kemanfaatan usahatani cabai merah varietas Max dan varietas Biola sebesar239,08 yang berarti kedua usahatani tersebut memberikan kemanfaatan Karena B/C ratio> 1.Nilai resiko usahatani cabai

3 10 merah varietas Max (0,20) lebih rendah daripada nilai resiko usahatani cabai merah varietas Biola (0,26). Berdasarkan lima penelitian terdahulu diatas, penelitian ini terdapat perbedaan pada lokasi penelitian yang memiliki luas lahan dan produksi terbesar di Kabupaten Klaten pada tahun Metode analisis data yang dipergunakan pada penelitian ini yaitu analisa produktivitas lahan, pendapatan dan efisiensi dari usahatani padi varietas Situ Bagendit dengan varietas IR 64 di Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten. Pada penelitian ini konsep biaya mempergunakan biaya mengusahakan yang berarti biaya alat-alat luar ditambah dengan biaya tenaga kerja dalam keluarga. Setelah itu, dilakukan uji komparasi untu menganalisa perbedaan dan perbandingan antar variabel yang diteliti untuk mengetahui hasil yang lebih baik dari penggunaan kedua varietas tersebut. B. Tinjauan Pustaka 1. Pertanian Pertanian merupakan salah satu sektor andalan negara Indonesia. Sektor pertanian merupakan sektor penting dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Sebagian besar penduduk Indonesia (>60%) tinggal di pedesaan dan lebih dari setengah penduduk menggantungkan hidupnya di sektor pertanian. Kontribusi utama sektor pertaian terhadap pembangunan nasional selama PJP I telah berhasil nyata dalam meningkatkan penyediaan bahan pangan terutama beras, menciptakan kesempatan kerja, meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta menunjang sektor nonpertanian melalui penyediaan bahan baku untuk industri pengolahan (Daniel, 2002). Menurut Suratiyah (2011), Ilmu pertanian merupakan sebuah ilmu yang mempelajari tentang segala sesuatu tentang pertanian baik mengenai subsektor tanaman pangan dan hortikultura, subsektor perkebunan, subsektor peternakan ataupun subsektor perikanan. Pertanian juga merupakan kegiatan yang menyangkut proses produksi sehingga menghasilkan bahan-bahan pangan manusia yang berasal dari tumbuhan dan hewan disertai dengan usaha untuk memperbaharui, memperbanyak dan

4 11 mempertimbangkan faktor ekonomis. Faktor lingkungan menjadi salah satu unsur penting dari lingkup pertanian sebagai contoh tanah, air, hama, iklim, tanaman, perilaku sumberdaya manusia, kemitraan. Integrasi antar faktorfaktor lingkungan dapat menunjang hasil dari usahatani lingkup dalam peningkatan kesejahteraan hidupnya. 2. Tanaman Padi Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan utama yang strategis di Indonesia dalam konteks penyediaan beras sebagai bahan pangan nasional. Kebutuhan beras terus meningkat sesuai dengan pertambahan jumlah penduduk, sehingga peningkatan produksi padi nasional harus terus diusahakan. Padi termasuk salah satu komoditas unggulan yang diprioritaskan. Kementerian pertanian tahun 2010 menetapkan lima komoditas unggulan nasional yaitu padi, jagung, kedelai, tebu dan daging sapi (Suharno et al, 2010). Tanaman padi (Oryza sativa L.) termasuk golongan tumbuhan graminae yang ditandai dengan batang yang tersusun dari beberapa ruas. Tanaman padi bersifat merumpun karena sifat dari tanaman ini dapat beranak. Bibit yang ditanam dalam jumlah satu batang dapat menghasilkan anakan/tunas (Siregar, 1981). Tanaman padi merupakan tanaman semusim dan termasuk golongan rumput-rumputan. Berdasarkan ilmu botani, tanaman padi memiliki klasifikasi tumbuhan sebagai berikut : Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Kelas : Monocotyledonae Ordo : Poales Famili : Poaceae Genus : Oryza Species : Sativa (AAK, 1990).

5 12 Tanaman padi dapat tumbuh dan berkembang di daerah yang memiliki hawa panas dan banyak mengandung uap air. Suhu yang baik untuk penanaman padi berada pada suhu 23 o C ke atas dengan curah hujan mm pertahunnya. Kriteria tersebut dapat menunjukkan bahwa tanaman padi membutuhkan penyinaran matahari yang cukup untuk melakukan proses fotosintesis. Selain itu, tanah juga menjadi faktor penting penunjang pertumbuhan padi karena tanah merupakan sebuah tempat tumbuh tanaman dengan kumpulan unsur hara yang lengkap sebagai zat makanan bagi tanaman. Di Pulau Jawa tanaman padi dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang memiliki ketebalan lapisan cm dengan ph 4-7.Tekstur tanah yang mencukupi kebutuhan tanaman padi yaitu tekstur tanah yang berlumpur supaya tanah dapat mengikat unsur air dengan jumlah yang cukup. Padi diolah menjadi beras (Oryza sativa L.) yang merupakan salah satu tanaman pangan yang paling penting dan sumber utama makanan untuk lebih dari setengah dari populasi dunia. Beras memiliki kaya akan karbohidrat dan sebagian besar penduduk Asia mengkonsumsi beras dalam bentuk olahan menjadi nasi. Kandungan nutrisi yang berada pada beras sangat penting bagi kesehatan mulai dari segala kalangan (Thippeswamy, 2014). Varietas padi yang akan diteliti yaitu padi varietas Situ Bagendit dengan Varietas IR 64. Kedua varietas tersebut memiliki karakteristik masing-masing dalam bentuk fisik maupun ketahanannya terhadap lingkungan. Lebih jelas mengenai karkteristik varietas Situ Bagendit dengan varietas IR 64 telah disajikan pada Tabel 4 mengenai karakteristik padi varietas Situ Bagendit dengan varietas IR 64.

6 13 Tabel 4. Karakteristik Padi Varietas Situ Bagendit dan Varietas IR 64 Karakteristik Varietas Situ Bagendit Varietas IR 64 Nomor Seleksi S4325D IR Asal Persilangan Batur / S2823-7D-8-1-A IR 5657/ IR2061 Golongan Cere Cere Umur Tanaman hari hari Bentuk Tanaman Tegak Tegak Tinggi Tanaman cm 85 cm Anakan Produktif batang batang Warna Kaki Hijau Hijau Warna Batang Hijau Hijau Warna Daun Hijau Hijau Posisi Daun Tegak Tegak Bentuk Gabah Ramping, Panjang Ramping, Panjang Warna Gabah Kuning, Bersih Kuning, Bersih Kerontokan Sedang Tahan Kerebahan Tahan Tahan Rata-Rata Hasil 4,0 ton/ha lahan kering dan 5,5 ton/ha lahan sawah 5,0 ton lahan sawah Potensi Hasil 6,0 ton/ha 6,0 ton/ha Hama Tahan wereng biotipe 1,2,3 Tahan hama wereng coklat biotipe Penyakit Agak tahan blast dan hawar daun bakteri strain III dan IV 1,2 dan agak tahan wereng coklat biotipe 3 Tahan virus kerdil rumput dan agak tahan hawar daun bakteri Anjuran Tanam Lahan kering dan lahan sawah Lahan sawah irigasi dataran Dilepas Tahun Sumber : Suprihatno et al.,2010 rendah hingga sedang

7 14 Varietas Situ Bagendit dikembangkan oleh pemulia Z.A. Simanullang, Aan A. Daradjat, Ismail dan BP, Nani Yunani. Varietas ini diambil dari seleksi persilangan varietas Batur dengan galur S2823-7D A dengan nomor seleksi S4325d Kemudian varietas ini di lepas melalui SK Menteri Pertanian : 385/Kpts/SR.120/7/2003 tanggal 29 Juli 2003 (Jamil et al,. 2016). Varietas IR 64 dikembangkan oleh Philipine Seed Board (Dewan Benih Filipina), yang melanjutkan pengembangan dari IRRI (International Rice Research Institute). IR 64 dikembangkan melalui persilangan antara IR dengan IR yang pertama disilangkan pada awal tahun F 1 dari tanaman hibrida di tanam di sawah pada juni Generasi yang dipisahkan pertama, F 2, dievaluasi pada 1978, sedangkan keturunan F 3 dan F 4 di tanam pada tahun 1979 di pembibitan. Generasi dari F 5 dievaluasi selama 1980 dan sebagian dipanen secara massal dan dievaluasi dalam uji hasil selama Kemudian pada tahun 1985 IR 64 di lepas di Filipina (Khus dan Virk, 2005). 3. Ilmu Usahatani Menurut Soekartawi (1995), ilmu usahatani merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Sumberdaya yang dimaksud ini berupa faktor-faktor produksi dalam kegiatan usahatani. Faktor-faktor produksi dapat diorganisasi dan dikoordinasi dalam mencapai tujuan keuntungan. Usahatani dapat dikatakan efektif apabila petani dapat mengalokasikan sumberdaya yang dimiliki dengan sebaik-baiknya. Efisien apabila pemanfaatan sumberdaya menghasilkan keluaran (output) yang melebihi pemasukan (input).

8 15 Secara umum, usahatani dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu usahatani keluarga dan perusahaan pertanian. Pada umumnya usahatani merupakan usaha keluarga sedangkan yang lain adalah perusahaan pertanian. Pada usahatani keluarga tujuan akhirnya untuk memperoleh pendapatan keluarga petani yang terdiri atas laba, upah tenaga kerja dan bunga modal sendiri. Biaya yang dikeluarkan pada family farming yaitu biaya yang benar-benar dikeluarkan oleh petani sedangkan perusahaan pertanian memiliki tujuan akhir mengurangkan biaya terhadap jumlah produksi yang diusahakan (Suratiyah, 2011). 4. Produksi dan Produktivitas Produksi adalah suatu proses dimana beberapa barang dan jasa yang disebut input diubah menjadi barang dan jasa lain yang disebut output. Proses produksi menghasilkan sejumlah hasil dalam satu lokasi dan waktu tertentu. Hubungan antara input dan output ini dapat diberi ciri dengan mempergunakan suatu fungsi produksi (Bishop dan Taussaint, 1979). Produksi tanaman dipengaruhi oleh energi surya matahari yang terserap oleh tanaman. hal ini tergantung pada efisiensi intersepsi dan pemanfaatanya. Serapan cahaya yang optimal akan memberikan dampak bagi pertumbuhan dan produksi tiap satu luas lahan garapan. Dipandang dari sudut efisiensi, semakin luas lahan yang diusahakan maka semakin tinggi produksi dan pendapatan per kesatuan luasnya. Pengukuran luas usaha tani dapat diukur dengan berdasarkan hal hal berikut : a. Luas total lahan adalah jumlah seluruh tanah yang ada dalam usahatani termasuk sawah, tegal, pekarangan, jalan saluran, dan sebagainya. b. Luas lahan pertanaman adalah jumlah seluruh tanah yang dapat ditanami/diusahakan. c. Luas tanaman adalah jumlah luas tanaman yang ada pada suatu saat. (Suratiyah, 2011). Menurut Daniel (2002), produktivitas adalah jumlah hasil total yang diperoleh dari pengusahaan sebidang tanah dalam setahun. Produktivitas tanah ini akan memberikan gambaran dari penggunaan tanah pada suatu

9 16 wilayah. Produktivitas merupakan penggabungan antara produksi usaha dengan kapasitas tanah. Pengertian produktivitas ini secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut : Produktivitas Lahan =???????????????????????????????????????????????????????????? Produksi beras ( Oryza sativa ) sangat tergantung pada sistem padi tradisional dengan genangan air, keadaan pengairan secara berlebihan dapat mengancam penurunan produksi padi. Penurunan ini akan berdampak pada ketidakmampuan dalam mencukupi peningkatan permintaan beras karena kondisi peledakan demografi yang kuat dalam populasi dunia. Sebuah sistem padi hemat air sedang dikembangkan yaitu padi aerobik di mana padi tumbuh di tanah yangtidak berada dalam genangan airatau jenuh dengan cara menitikberatkan pemanfaatan kekuatan biologis tanah, managemen tanaman, pemupukan dan tata air secara secara terpadu (Grassi et al., 2009). Berdasarkan dua perlakuan lahan yang berbeda hal ini akan mempengaruhi jumlah produksi padi sehingga produktivitas padi lahan sawah akan mengalami perbedaan. 5. Biaya, Penerimaan dan Pendapatan a. Biaya Usahatani Biaya dalam usahatani dibagi menjadi dua yaitu biaya tunai atau biaya yang dibayarkan dan biaya tidak tunai atau biaya yang tidak dibayarkan. Biaya yang dibayarkan adalah biaya yang dikeluarkan untuk membayar upah tenaga kerja luar keluarga, biaya untuk pembelian input produksi seperti bibit, pupuk, obat-obatan, biaya iuran pemakaian air. Sedangkan untuk biaya yang tidak dibayarkan seperti biaya upah tenaga kerja dalam keluarga (Daniel, 2002). Menurut Hadisapoetra dalam penelitian Aini (2013), biaya yang dipergunakan dalam usahatani dapat dibedakan atas : 1) Biaya alat-alat luar, yaitu semua pengorbanan yang diberikan dalam usahatani untuk memperoleh pendapatan kotor, kecuali bunga seluruh aktiva yang dipergunakan dan biaya untuk kegiatan pengusaha

10 17 (keuntungan pengusaha) dan upah tenaga keluarga sendiri. Biaya alatalat luar terdiri dari : a) Jumlah upah tenaga kerja luar berupa uang, bahan makanan, perumahan, premi, dan lain-lain. b) Pengeluaran-pengeluaran untuk benih, pupuk, obat-obatan dan pengeluaran-pengeluaran lain yang berupa uang misalnya pajak, pengangkutan, dan sebagainya c) Pengeluaran tertentu berupa bahan untuk kepentingan usahatani, misalnya slametan d) Pengurangan dari persediaan akhir tahun e) Penyusutan, yaitu pengganti kerugian atau pengurangan nilai disebabkan karena waktu dan cara penggunaan modal tetap seperti bangunan, peralatan, mesin, dan sebagainya. 2) Biaya mengusahakan, yaitu biaya alat-alat luar ditambah dengan upah tenaga kerja keluarga sendiri yang diperhitungkan berdasarkan upah yang dibayarkan kepada tenaga luar. 3) Biaya menghasilkan, yaitu biaya mengusahakan ditambah dengan bunga dari aktiva yang dipergunakan di dalam usahatani. b. Penerimaan Penerimaan atau pendapatan kotor usahatani merupakan seluruh pendapatan yang diperoleh dari usahatani selama satu periode yang diperhitungkan dari hasil penjualan atau penaksiran kembali. Penerimaan dalam usahatani mempergunakan satuan rupiah untuk satu kali masa tanam. Para petani mengusahakan supaya penerimaan yang didapat melebihi dari biaya yang dikeluarkan pada usahatani tersebut (Suratiyah, 2011). Pada usahatani padi total revenue dapat diperoleh dari hasil perkalian antara kuantitas produk yang di produksi dengan satuan kuintal dan harga produksi padi persatuannya (Rp/kuintal). Penerimaan usahatani dapat diketahui mempergunakan rumus sebagai berikut :

11 18 TR = Y. Py Keterangan : TR = Total Revenue / Penerimaan total usahatani padi Y = Kuantitas produksi Py = harga produksi (Soekartawi, 1995). d. Pendapatan Usahatani Menurut Suratiyah (2011), pendapatan usahatani merupakan selisih antara penerimaan dengan total biaya per usahatani dengan satuan Rupiah (Rp). Pendapatan usahatani menjadi sebuah tolak ukur keberhasilan petani dalam mengusahakan usahataninya. Pendapatan dikatakan menguntungkan apabila bernilai positif dan jika pendapatan bernilai negatif maka usahatani dapat dikatakan rugi. Meskipun demikian, pendapatan positif atau negatif pada kenyataannya petani akan melanjutkan usahataninya. Pendapatan usahatani dibagi menjadi dua, yaitu pendapatan kotor usahatani (gross farm income) dan pendapatan bersih usahatani (net farm income). Pendapatan kotor usahatani yaitu nilai produk total usahatani dalam jangka waktu tertentu yang meliputi seluruh produk yang dihasilkan baik yang dijual, dikonsumsi rumah tangga petani, dipergunakan dalam usahatani seperti untuk bibit atau makanan ternak, dipergunakan untuk pembayaran, dan disimpan. Untuk menghitung nilai produk tersebut, harus di kalikan dengan harga yang berlaku. Sementara pendapatan bersih usahatani adalah selisih antara pendapatan kotor usahatani dengan pengeluaran total usahatani (Soekartawi et al.,1986). Unsur-unsur dalam menganalisa pendapatan usahatani terdiri dari penerimaan total dari hasil produksi yang dikalikan dengan harga

12 19 persatuannya dikurangi dengan biaya yang secara nyata dikeluarkan dalam satu kali produksi. Analisa pendapatan secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut : Pd = TR TC Keterangan: Pd = Pendapatan usahatani (Rp) TR = Total revenue/ total penerimaan (Rp) TC = Biaya mengusahakan (Rp) 6. Efisiensi Usahatani Efisiensi usahatani atau R/C ratio adalah perbandingan antara total penerimaan dengan total biaya pada suatu usahatani. Semakin besar R/C ratio petani maka semakin besar pula keuntungan yang diperoleh petani. Hal ini dapat dicapai apabila mampu mengatur penggunaan faktor produksi dengan lebih efisien (Soekartawi, 2001). R/C ratio merupakan singkatan dari Return Cost Ratio atau dikenal sebagai perbandingan antara penerimaan dan biaya. Secara teoritis, apabila R/C ratio = 1 hal ini menjelaskan bahwa usahatani yang dilakukan berada pada titik impas antara input dan output yang diperoleh. Usahatani dapat dikatakan efisien apabila R/C ratio > 1 dan R/C ratio < 1 berarti usahatani tersebut tidak efisien Efisiensi usahatani dapat diketahui mempergunakan rumus sebagai berikut: R/C Ratio =?? R = Total penerimaan usahatani C = Total biaya mengusahakan usahatani (Soekartawi, 1995). 7. Analisis Komparatif Uji komparatif merupakan pengujian parameter populasi yang berbentuk perbandingan melalui ukuran sampel yang juga berbentuk perbandingan. Hal ini dapat berarti menguji kemampuan generalisasi (signifikansi hasil penelitian) yang berupa perbandingan keadaan variabel

13 20 dari dua sampel atau lebih. Apabila H 0 dalam pengujian diterima, berarti nilai perbandingan dua sampel atau lebih tersebut dapat digeneralisasikan untuk seluruh populasi dimana sampel-sampel diambil dengan taraf kesalahan tertentu (Sugiyono, 2014). Penelitian deskriptif yang berusaha mencari pemecahan melalui analisa tentang hubungan sebab akibat yakni meneliti faktor-faktor tertentu yang berhubungan dengan situasi atau fenomena yang diselidiki dan membandingkan satu faktor dengan yang lain adalah penelitian yang bersifat komparatif. Studi komparatif memiliki kelemahan-kelemahan tertentu diantaranya yaitu kesulitan dalam mengenal faktor-faktor penyebab terutama pada suatu penelitian dimana banyak kemungkinan untuk saling mempengaruhi antar faktor. Selain itu dapat pula disebabkan karena situasi yang dihadapi terlalu terbatas untuk memperoleh data (Surakhmad, 1998). C. Kerangka Teori dan Pendekatan Masalah Usahatani merupakan pengalokasian sumberdaya yang ada (input) secara efektif dan efisien untuk memperoleh hasil output yang tinggi pada waktu tertentu. Usahatani yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan usahatani padi dengan mempergunakan dua varietas berbeda yaitu varietas Situ Bagendit dengan varietas IR 64. Tujuan pembandingan dua usahatani ini untuk mengetahui produktivitas lahan, tingkat pendapatan dan efisiensi usahatani. Input dalam usahatani merupakan faktor-faktor produksi yang dipergunakan dalam melaksanakan kegiatan usahatani untuk menghasilkan suatu output tertentu. Input usahatani ini meliputi penggunaan lahan, tenaga kerja, pupuk, pestisida dan sarana produksi lainnya. Berdasarkan teori biaya dapat dibedakan menjadi 3 yaitu biaya alat-alat luar, biaya mengusahakan dan biaya menghasilkan. Biaya yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah biaya mengusahakan yang memiliki arti bahwa biaya alat-alat luar yang ditambah dengan biaya tenaga kerja dalam keluarga dengan mengkonversikan tenaga kerja luar keluarga Biaya alat-alat luar merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan secara nyata selama proses produksi seperti biaya saprodi, biaya tenaga kerja luar keluarga, biaya irigasi, biaya selametan dan lain-lain.

14 21 Salah satu input yang dipergunakan dalam usahatani padi varietas Situ Bagendit maupun varietas IR 64 yaitu penggunaan luas lahan sawah yang dipergunakan petani dalam menghasilkan output padi. Analisa hasil produksi dengan luas lahan garapan dapat menghasilkan sebuah nilai produktivitas luas lahan garapan yang berada di Desa Sidowayah Kecamatan Polanharjo dalam satuan kuintal/ha. Hasil pengolahan input akan berubah menjadi output sesuai dengan potensi hasil produksi dalam suatu lahan. Jumlah dari output ini dapat dikalikan kembali dengan harga padi untuk setiap satuannya. Harga produk yang dipergunakan yaitu harga produk petani daerah setempat sesuai dengan nilai jual. Dari perhitungan tersebut akan diperoleh hasil penerimaan total dari usahatani padi varietas Situ Bagendit maupun varietas IR 64. Perhitungan yang diperoleh menjadi sebuah tolak ukur akan keberhasilan usahatani padi dengan varietas yang dipilih dalam mempengaruhi dari biaya yang dikeluarkan serta penerimaan yang diperoleh dari satu musim tanam. Pendapatan diperoleh dari pengurangan antara penerimaan total usahatani dengan biaya mengusahakan. Pada umunya, nilai penerimaan total usahatani lebih tinggi dibandingkan dengan nilai biaya mengusahakan karena pendapatan yang bernilai positif akan lebih menguntungkan petani dari segi finansial ataupun ekonomi. Berdasarkan hasil dari penerimaan total dan total biaya dapat dianalisa tingkat efisiensi dalam pelaksanaan usahatani. Analisa efisiensi usaha atau R/C ratio merupakan perbandingan antara hasil penerimaan total dengan biaya mengusahakan yang dikeluarkan dalam satu kali proses produksi. Semakin tinggi nilai R/C ratio semakin besar tingkat efisiensinya dalam melakukan usahatani tersebut. Dari uraian tersebut, dapat disusun dalam bagan kerangka teori pendekatan masalah seperti ditampilkan pada Gambar 1.

15 22 Gambar 1. Kerangka Berpikir Pendakatan Masalah D. Hipotesis 1. Diduga lahan usahatani padi varietas Situ Bagendit lebih produktif dibandingkan dengan varietas IR 64 di Desa Sidowayah Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten. 2. Diduga usahatani padi varietas Situ Bagendit memiliki pendapatan yang lebih besar dibandingkan dengan varietas IR 64 di Desa Sidowayah Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten. 3. Diduga usahatani padi varietas Situ Bagendit lebih efisien dibandingkan dengan varietas IR 64 di Desa Sidowayah Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten.

16 23 E. Asumsi-Asumsi 1. Seluruh input produksi pada usahatani padi varietas Situ Bagendit maupun varietas IR 64 yang dipergunakan petani berasal dari pembelian. 2. Semua produksi yang dihasilkan dijual seluruhnya. F. Pembatasan Masalah 1. Data penelitian yang dipergunakan yaitu pada musim tanam ke tiga bulan Agustus- November Penelitian dilakukan pada usahatani padi varietas Situ Bagendit dengan usahatani padi varietas IR 64 pada lahan sawah di Desa Sidowayah Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten. 3. Petani yang menjadi populasi penelitian merupakan petani pemilik penggarap dari seluruh anggota kelompok tani yang berusahatani padi varietas Situ Bagendit atau varietas IR 64 di Desa Sidowayah Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten. G. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 1. Usahatani padi varietas Situ Bagendit adalah usahatani yang membudidayakan tanaman padi varietas Situ Bagendit pada lahan sawah dalam satu musim tanam. 2. Usahatani padi varietas IR 64 adalah usahatani yang membudidayakan tanaman padi varietas IR 64 pada lahan sawah dalam satu musim tanam 3. Input (masukan) adalah segala sesuatu yang diikutsertakan dalam kegiatan usahatani padi varietas Situ Bagendit atau varietas IR 64 dalam hal ini terkait penggunaan lahan, tenaga kerja, pupuk, pestisida, dan lain-lain yang mencakup biaya usahatani. 4. Biaya usahatani adalah biaya mengusahakan yaitu alat-alat luar dari usahatani padi varietas Situ Bagendit atau padi varietas IR 64 ditambah dengan upah tenaga kerja keluarga sendiri diperhitungkan berdasar upah pada umumnya dan biaya penyusutan. Analisa biaya ini menghitung berdasarkan luas lahan per hektar sehingga dapat dinyatakan dalam satuan per rupiah per hektar per musim tanam (Rp/ha/MT).. Menurut

17 24 Prawirokusumo (1990), biaya penyusutan dihitung mempergunakan cara straight decline dengan rumus sebagai berikut : D = (HAw-HAk) / Umur Ekonomis Keterangan : D = Depresiasi HAw = nilai barang awal HAk = nilai barang akhir 5. Biaya saprodi adalah adalah biaya yang dikeluarkan petani untuk membeli saprodi, baik dalam usahatani padi varietas Situ Bagendit maupun IR 64 yang didapat dengan cara mengalikan antara jumlah saprodi dengan harga saprodi tersebut (Rp). 6. Biaya tenaga kerja adalah biaya yang dikeluarkan petani untuk membayar tiap tenaga kerja yang dipergunakan dalam usahatani padi varietas Situ Bagendit atau varietas IR 64 yang berasal dari tenaga kerja dalam keluarga ataupun tenaga kerja luar keluarga (Rp/HKP). 7. Biaya pemeliharaan adalah biaya yang dikeluarkan petani dalam usahatani padi varietas Situ Bagendit atau usahatani padi varietas IR 64 untuk melakukan kegiatan pemeliharaan/perawatan tanaman seperti kegiatan pengairan, pemupukan, penyiangan, pengendalian hama penyakit dan panen (Rp). 8. Biaya lain-lain adalah biaya yang dikeluarkan petani selama melaksanakan kegiatan usahatani padi varietas Situ Bagendit dan usahatani padi atau varietas IR 64 seperti biaya pajak, biaya selametan, biaya sewa, biaya penyusutan (Rp). 9. Output (keluaran) adalah hasil tanaman yang dihasilkan oleh usahatani yang biasa dinyatakan dalam produksi, hasil produksi berupa gabah kering panen atau padi varietas Situ Bagendit dengan varietas IR 64 dalam satuan kuintal.

18 Luas lahan yang dimaksud adalah garapan pada lahan sawah yang dipergunakan untuk usahatani padi varietas Situ Bagendit dengan usahatani padi varietas IR 64 selama satu musim tanam yang dinyatakan dalam satuan hektar (ha). 11. Produktivitas lahan adalah hasil produksi usahatani padi varietas Situ Bagendit maupun usahatani padi varietas IR 64 yang dihasilkan dalam bentuk gabah kering panen (GKP) per satu musim tanam dibagi luas lahan garapan yang dinyatakan dalam satuan kuintal per hektar per musim tanam 12. Penerimaan usahatani padi adalah keseluruhan hasil dari usahatani padi varietas Situ Bagendit atau varietas IR 64 yang diperoleh dari mengalikan antara produksi padi petani tiap musim tanam dengan harga jual yang dinyatakan dalam rupiah per hektar per musim tanam (Rp/ha/MT). 13. Pendapatan usahatani padi adalah pendapatan bersih yang diterima petani dari hasil usahatani padi varietas Situ Bagendit maupun usahatani padi varietas IR 64 yang merupakan hasil pengurangan antara penerimaan dengan biaya mengusahakan dalam satu musim tanam dinyatakan dalam rupiah per hektar per musim tanam (Rp/ha/MT). 14. Efisiensi usahatani padi adalah perbandingan antara penerimaan total dengan biaya usahatani padi varietas Situ Bagenditmaupun usahatani padi varietas IR 64. Terdapat tiga kriteria R/C ratio yaitu : a. R/C ratio = 1 maka usahatani tersebut dalam keadaan impas b. R/C ratio >1 maka usahatani dikatakan efisien c. R/C ratio < 1 maka usahatani dapat dikatakan tidak efisien 19. Analisis Komparatif usahatani padi varietas Situ Bagendit dengan varietas IR 64 adalah analisis perbandingan antara usahatani padi varietas Situ Bagendit dengan varietas IR 64 guna mengetahui perbedaan usahatani yang dapat memberikan produktivitas, pendapatan dan efisiensi lebih tinggi dengan mempergunakan uji t.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan ini merupakan makanan pokok

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan merupakan suatu rancangan kerja penelitian yang digunakan untuk mengungkapkan konsep dan teori dalam menjawab

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI A.

II. LANDASAN TEORI A. II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu Hasil analisis dari penelitian Prediyanto (2015) tentang Penggunaan Varietas Max pada Usahatani Cabai Merah (Capsicum annum L) Ditinjau dari Peningkatan Pendapatan

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Benih Pengertian 2.2. Klasifikasi Umum Tanaman Padi

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Benih Pengertian 2.2. Klasifikasi Umum Tanaman Padi II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Benih 2.1.1. Pengertian Benih adalah biji tanaman yang dipergunakan untuk keperluan dan pengembangan di dalam usaha tani, yang mana memiliki fungsi secara agronomis atau merupakan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C rasio).

III. KERANGKA PEMIKIRAN. usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C rasio). III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis penelitian ini meliputi konsep usahatani, biaya usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Usahatani Padi di Indonesia Padi merupakan komoditi pangan utama masyarakat Indonesia. Pangan pokok adalah pangan yang muncul dalam menu sehari-hari, mengambil porsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. uji perbandingan. Komparasi juga merupakan salah satu metode penelitian yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. uji perbandingan. Komparasi juga merupakan salah satu metode penelitian yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komparasi Komparasi adalah sejenis penelitian deskriptif yang ingin mencari jawaban secara mendasar tentang sebab-akibat, yang kemudian dilakukan analisis dengan

Lebih terperinci

J3V3 J1V3 J3V2 J1V2 J3V4 J1V5 J2V3 J2V5

J3V3 J1V3 J3V2 J1V2 J3V4 J1V5 J2V3 J2V5 Lampiran 1. Bagan Percobaan 1 2 3 J2V5 J1V2 J3V1 X X X X X X X X X X J1V4 J2V2 J3V3 X X X X X X X X X X J3V1 J3V4 J1V1 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X J2V3 J1V5 J2V4 X X X X X X X X X X J1V2 J3V5

Lebih terperinci

Deskripsi Padi Varietas Cigeulis Informasi Ringkas Bank Pengetahuan Padi Indonesia Sumber: Balai Besar Penelitian Tanaman Padi

Deskripsi Padi Varietas Cigeulis Informasi Ringkas Bank Pengetahuan Padi Indonesia Sumber: Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Deskripsi Padi Varietas Cigeulis Informasi Ringkas Bank Pengetahuan Padi Indonesia Sumber: Balai Besar Penelitian Tanaman Padi 2008 Nama Varietas Tahun Tetua Rataan Hasil Pemulia Golongan Umur tanaman

Lebih terperinci

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Lahan Pasir Pantai Lahan pasir pantai merupakan tanah yang mengandung lempung, debu, dan zat hara yang sangat minim. Akibatnya, tanah pasir mudah mengalirkan

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu

II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu Penelitian Gaol (2011) yang berjudul Analisis Luas Lahan Minimum untuk Peningkatan Kesejahteraan Petani Padi Sawah di Desa Cinta Damai, Kecamatan Percut Sei Tuan,

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Konsep Ekonomi 3.1.1. Fungsi Produksi Dalam proses produksi terkandung hubungan antara tingkat penggunaan faktor-faktor produksi dengan produk atau hasil yang akan diperoleh.

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

III. METODELOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan III. METODELOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Usahatani Definisi usahatani ialah setiap organisasi dari alam, tenaga kerja dan modal yang ditujukan kepada produksi di lapangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Menurut Warisno (2010) tanaman jagung termasuk dalam famili graminae, dengan sistematika (taksonomi) sebagai berikut: Kingdom Divisio Subdivisio Kelas Ordo

Lebih terperinci

KK : 2.4% Ket: ** ( sangat nyata) tn (tidak nyata) Universitas Sumatera Utara

KK : 2.4% Ket: ** ( sangat nyata) tn (tidak nyata) Universitas Sumatera Utara Lampiran 1. Data pengamatan tinggi tanaman padi (cm) pada umur 3 MST pada P0V1 60.90 60.33 59.33 180.57 60.19 P0V2 53.33 59.00 58.33 170.67 56.89 P0V3 62.97 61.33 60.97 185.27 61.76 P1V1 61.57 60.03 59.33

Lebih terperinci

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Istilah mina padi berasal dari bahasa Sansekerta yaitu mina yang berarti ikan.

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Istilah mina padi berasal dari bahasa Sansekerta yaitu mina yang berarti ikan. II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Mina Padi Istilah mina padi berasal dari bahasa Sansekerta yaitu mina yang berarti ikan. Mina padi dikenal sebagai kegiatan usaha pemeliharaan ikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usahatani Mubyarto (1989) usahatani adalah himpunan dari sumber sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan untuk produksi pertanian seperti tubuh tanah dan air,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. metode survey. Metode survey digunakan untuk memperoleh fakta-fakta dari

III. METODE PENELITIAN. metode survey. Metode survey digunakan untuk memperoleh fakta-fakta dari III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan metode survey. Metode survey digunakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibudidayakan. Padi termasuk dalam suku padi-padian (Poaceae) dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibudidayakan. Padi termasuk dalam suku padi-padian (Poaceae) dan 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Padi Padi merupakan tanaman pertanian kuno yang sampai saat ini terus dibudidayakan. Padi termasuk dalam suku padi-padian (Poaceae) dan merupakan tanaman pangan yang dapat

Lebih terperinci

Lampiran 1: Deskripsi padi varietas Inpari 3. Nomor persilangan : BP3448E-4-2. Anakan produktif : 17 anakan

Lampiran 1: Deskripsi padi varietas Inpari 3. Nomor persilangan : BP3448E-4-2. Anakan produktif : 17 anakan Lampiran 1: Deskripsi padi varietas Inpari 3 Nomor persilangan : BP3448E-4-2 Asal persilangan : Digul/BPT164-C-68-7-2 Golongan : Cere Umur tanaman : 110 hari Bentuk tanaman : Sedang Tinggi tanaman : 95

Lebih terperinci

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. sepanjang tahun dan memiliki potensi komersial yang cenderung semakin

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. sepanjang tahun dan memiliki potensi komersial yang cenderung semakin II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bawang Merah Tanaman bawang merah (Allium Sp) merupakan sayuran rempah dan dipanen bagian umbinya yang merupakan umbi lapis dan digunakan untuk konsumsi

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Usahatani Usahatani (wholefarm) adalah ilmu yang mempelajari tentang cara petani mengelola input atau faktor-faktor produksi (tanah,

Lebih terperinci

II.TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi tanaman padi menurut Tjitrosoepomo (2004) adalah sebagai

II.TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi tanaman padi menurut Tjitrosoepomo (2004) adalah sebagai 9 II.TINJAUAN PUSTAKA A. Biologi Tanaman Padi (Oryza sativa L.) Taksonomi tanaman padi menurut Tjitrosoepomo (2004) adalah sebagai berikut : Regnum Divisio Sub Divisio Class Ordo Family Genus : Plantae

Lebih terperinci

Lampiran 1. BaganPenelitian U I U II U III S1 S2 S3 V1 V2 V3 V2 V1 V cm V3 V3 V1 S2 S3 S1 V cm. 50 cm V1. 18,5 m S3 S1 S2.

Lampiran 1. BaganPenelitian U I U II U III S1 S2 S3 V1 V2 V3 V2 V1 V cm V3 V3 V1 S2 S3 S1 V cm. 50 cm V1. 18,5 m S3 S1 S2. Lampiran 1. BaganPenelitian U I U II U III T V1 V2 V3 U S V2 V1 V2 B 150 cm V3 V3 V1 100 cm V3 V3 V1 50 cm V1 V2 V3 18,5 m V2 V1 V2 V3 V1 V1 V2 V2 V2 5,5 m V1 V3 V3 80 cm 300 cm Lampiran 2.Bagan Tanaman

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini pertanian organik menjadi suatu bisnis terbaru dalam dunia pertanian Indonesia. Selama ini produk pertanian mengandung bahan-bahan kimia yang berdampak

Lebih terperinci

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. padi merupakan komoditas utama dalam menyokong pangan masyarakat.

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. padi merupakan komoditas utama dalam menyokong pangan masyarakat. II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Padi Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan penting yang telah menjadi makanan pokok lebih dari setengah penduduk dunia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu usahatani diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana mengalokasikan sumberdaya yang dimiliki secara efektif dan efisien dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan

Lebih terperinci

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL Sistem Pertanian dengan menggunakan metode SRI di desa Jambenenggang dimulai sekitar tahun 2007. Kegiatan ini diawali dengan adanya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Tanaman padi merupakan jenis tumbuhan semusim (annual) dengan sistematika atau taksonomi sebagai

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai Analisis Pendapatan Usahatani Ubi Jalar ini dilakukan di Desa Gunung Malang yang berada di Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 18 TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Tanaman herbal atau tanaman obat sekarang ini sudah diterima masyarakat sebagai obat alternatif dan pemelihara kesehatan yang

Lebih terperinci

Analisa Ekonomi Usaha Penangkar Benih Padi Ciherang (di Kelurahan Tamanan Kec. Tulungagung Kab. Tulungagung) Oleh : Yuniar Hajar Prasekti

Analisa Ekonomi Usaha Penangkar Benih Padi Ciherang (di Kelurahan Tamanan Kec. Tulungagung Kab. Tulungagung) Oleh : Yuniar Hajar Prasekti Analisa Ekonomi Usaha Penangkar Benih Padi Ciherang (di Kelurahan Tamanan Kec. Tulungagung Kab. Tulungagung) Oleh : Yuniar Hajar Prasekti ABSTRAK Padi merupakan sumber makanan pokok penduduk Indonesia.

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI BERAS MERAH ORGANIK (ORYZA NIVARA) DAN BERAS PUTIH ORGANIK (ORYZA SATIVA)

ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI BERAS MERAH ORGANIK (ORYZA NIVARA) DAN BERAS PUTIH ORGANIK (ORYZA SATIVA) ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI BERAS MERAH ORGANIK (ORYZA NIVARA) DAN BERAS PUTIH ORGANIK (ORYZA SATIVA) (Studi Kasus di Desa Sukorejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen) Susi Naluri, Erlyna Wida Riptanti,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pertanian Organik Ada dua pemahaman umum tentang pertanian organik menurut Las,dkk (2006)

Lebih terperinci

PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK BOKASHI DITINJAU DARI PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI PADA USAHATANI PADI VARIETAS IR 64 DI KABUPATEN KARANGANYAR

PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK BOKASHI DITINJAU DARI PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI PADA USAHATANI PADI VARIETAS IR 64 DI KABUPATEN KARANGANYAR 1 PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK BOKASHI DITINJAU DARI PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI PADA USAHATANI PADI VARIETAS IR 64 DI KABUPATEN KARANGANYAR SKRIPSI Oleh : Whenityas Purtikoningrum H 0305043 FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI A.

II. LANDASAN TEORI A. 6 II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai sejauhmana efek usahatani lahan surutan terhadap kesejahteraan petani dan keluarganya. Telah diteliti oleh Emi Widiyanti dengan judul Kontribusi

Lebih terperinci

Potensi Hasil : 5-8,5 ton/ha Ketahanan : Tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan 3 Terhadap Hama. Ketahanan. Terhadap Penyakit

Potensi Hasil : 5-8,5 ton/ha Ketahanan : Tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan 3 Terhadap Hama. Ketahanan. Terhadap Penyakit LAMPIRAN 30 31 Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang Nama Varietas : Ciherang Kelompok : Padi sawah Nomor Seleksi : S3383-1d-Pn-41 3-1 Asal persilangan : IR18349-53-1-3-1-3/IR19661-131-31//IR19661131-3-

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Petani dan Usahatani Menurut Hernanto (1995), petani adalah setiap orang yang melakukan usaha untuk memenuhi sebagian atau seluruh kebutuhan kehidupannya di bidang pertanian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4.1 Tinjauan Pustaka Ubi kayu atau Manihot esculenta termasuk familia Euphorbiaceae, genus Manihot yang terdiri dari 100 spesies. Ada dua tipe tanaman ubi kayu yaitu tegak (bercabang

Lebih terperinci

Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang

Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang Nama Varietas : Ciherang Kelompok : Padi Sawah Nomor Seleksi : S3383-1d-Pn-41 3-1 Asal Persilangan : IR18349-53-1-3-1-3/IR19661-131-3-1//IR19661-131- 3-1///IR64

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1 Deskripsi dan gambar varietas tanaman padi. 1. Deskripsi Varietas Padi Ciherang (Suprihatno et al. 2009)

LAMPIRAN. Lampiran 1 Deskripsi dan gambar varietas tanaman padi. 1. Deskripsi Varietas Padi Ciherang (Suprihatno et al. 2009) 40 LAMPIRAN Lampiran 1 Deskripsi dan gambar varietas tanaman padi 1. Deskripsi Varietas Padi Ciherang (Suprihatno et al. 2009) Nomor seleksi : S3383-1D-PN-41-3-1 Asal persilangan : IR18349-53-1-3-1-3/3*IR19661-131-3-1-3//4*IR64

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor terpenting dalam pembangunan Indonesia, terutama dalam pembangunan ekonomi. Keberhasilan pembangunan sektor pertanian dapat dijadikan sebagai

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Usahatani Usahatani adalah proses pengorganisasian faktor-faktor produksi yaitu alam, tenaga kerja, modal dan pengelolaan yang diusahakan

Lebih terperinci

V4A2(3) V3A1(1) V2A1(2) V3A1(2) V1A1(1) V5A2(1) V3A2(3) V4A1(3) V1A2(2)

V4A2(3) V3A1(1) V2A1(2) V3A1(2) V1A1(1) V5A2(1) V3A2(3) V4A1(3) V1A2(2) 64 Lampiran 1. Lay Out Penelitian V4A2(3) V3A1(1) V2A1(2) V2A1(3) V4A1(2) V1A1(3) V3A1(3) V2A2(2) V3A1(2) V1A1(1) V5A2(1) V3A2(3) V4A1(3) V4A1(1) V5A1(2) V4A2(1) V2A2(1) V1A2(3) V3A2(2) V4A2(2) V2A1(1)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Pupuk Kompos Pupuk digolongkan menjadi dua, yakni pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) Menurut Rahayu dan Berlian ( 2003 ) tanaman bawang merah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 1. Botani Bawang Merah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional. mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional. mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis 30 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Tanaman kopi rakyat sebagian besar merupakan tanaman tua, tanaman semaian dari bibit tanaman lokal

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Tanaman bawang merah diduga berasal dari daerah Asia Tengah, yaitu sekitar India, Pakistan sampai

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

: Kasar pada sebelah bawah daun

: Kasar pada sebelah bawah daun Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang Varietas : Ciherang Nomor Pedigree : S 3383-1d-Pn-41-3-1 Asal/Persilangan : IR 18349-53-1-3-1-3/IR Golongan : Cere Bentuk : Tegak Tinggi : 107 115 cm Anakan

Lebih terperinci

III. METODE KERJA 1. Lokasi dan Waktu 2. Pengumpulan data

III. METODE KERJA 1. Lokasi dan Waktu 2. Pengumpulan data III. METODE KERJA 1. Lokasi dan Waktu Kajian dilakukan terhadap usahatani beberapa petani sawah irigasi di desa Citarik kecamatan Tirta Mulya Kabupaten Karawang. Pemilihan lokasi terutama didasarkan pada

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya)

ANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya) ANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya) Oleh: Ade Epa Apriani 1, Soetoro 2, Muhamad Nurdin Yusuf 3 1) Mahasiswa Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

EFISIENSI USAHATANI PADI BERAS HITAM DI KABUPATEN KARANGANYAR

EFISIENSI USAHATANI PADI BERAS HITAM DI KABUPATEN KARANGANYAR SEPA : Vol. 13 No.1 September 2016 : 48 52 ISSN : 1829-9946 EFISIENSI USAHATANI PADI BERAS HITAM DI KABUPATEN KARANGANYAR Arya Senna Putra, Nuning Setyowati, Susi Wuri Ani Program Studi Agribisnis, Fakultas

Lebih terperinci

DASAR DASAR AGRONOMI MKK 312/3 SKS (2-1)

DASAR DASAR AGRONOMI MKK 312/3 SKS (2-1) DASAR DASAR AGRONOMI MKK 312/3 SKS (2-1) OLEH : PIENYANI ROSAWANTI PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA 2016 PENGERTIAN-PENGERTIAN DALAM AGRONOMI

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. menggunakan pengalaman, wawasan, dan keterampilan yang dikuasainya.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. menggunakan pengalaman, wawasan, dan keterampilan yang dikuasainya. V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Petani Petani adalah pelaku usahatani yang mengatur segala faktor produksi untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa kualitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Kedelai Berdasarkan klasifikasi tanaman kedelai kedudukan tanaman kedelai dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut (Cahyono, 2007):

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. untuk menciptakan data yang akan dianalisis sehubungan dengan tujuan

III. METODE PENELITIAN. untuk menciptakan data yang akan dianalisis sehubungan dengan tujuan 47 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menciptakan data yang akan dianalisis sehubungan dengan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan adalah untuk mengetahui tingkat pendapatan usahatani tomat dan faktor-faktor produksi yang mempengaruhi

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Daerah Penelitian 1. Kondisi wilayah penelitian a. Letak dan batas wilayah Kabupaten Klaten adalah kabupaten yang berada di antara kota jogja dan kota solo. Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mata pencaharian di bidang pertanian. Sektor pertanian pada setiap tahap

BAB I PENDAHULUAN. mata pencaharian di bidang pertanian. Sektor pertanian pada setiap tahap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian di bidang pertanian. Sektor pertanian pada setiap tahap pembangunan di Indonesia,

Lebih terperinci

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. dalam arti sempit dan dalam artisan luas. Pertanian organik dalam artisan sempit

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. dalam arti sempit dan dalam artisan luas. Pertanian organik dalam artisan sempit II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pertanian Padi Organik dan Padi Konvensional Ada dua pemahaman tentang pertanian organik, yaitu pertanian organik dalam arti sempit dan dalam artisan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pada penelitian terdahulu, para peneliti telah melakukan berbagai penelitian tentang efisiensi dan pengaruh penggunaan faktor-faktor produksi sehingga akan

Lebih terperinci

BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI

BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI 7.1. Produktivitas Usahatani Produktivitas merupakan salah satu cara untuk mengetahui efisiensi dari penggunaan sumberdaya yang ada (lahan) untuk menghasilkan keluaran

Lebih terperinci

II. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. HASIL DAN PEMBAHASAN II. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Petani 1. Umur Petani Faktor umur adalah salah satu hal yang berpengaruh terhadap produktivitas kerja. Semakin produktif umur seseorang maka curahan tenaga yang dikeluarkan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Pembiayaan dalam dunia usaha sangat dibutuhkan dalam mendukung keberlangsungan suatu usaha yang dijalankan. Dari suatu usaha yang memerlukan pembiayaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bagian integral dari pembangunan nasional mempunyai peranan strategis dalam

I. PENDAHULUAN. bagian integral dari pembangunan nasional mempunyai peranan strategis dalam I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya memiliki mata pencaharian sebagai petani. Pembangunan pertanian sebagai bagian integral dari pembangunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Kelapa sawit termasuk tanaman keras (tahunan) yang mulai menghasilkan pada umur 3 tahun dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang artinya bahwa pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) termasuk dalam keluarga Leguminoceae dan genus Arachis. Batangnya berbentuk

Lebih terperinci

LAMPIRAN U1 U2 U3 T2 T3 T1 T3 T1 T2 T1 T2 T3 U4 U5 U6 T1 T3 T2 T1 T3 T2 T2 T3 T1 U7 U8 U9 T3 T1 T2 T2 T1 T3 T3 T1 T2

LAMPIRAN U1 U2 U3 T2 T3 T1 T3 T1 T2 T1 T2 T3 U4 U5 U6 T1 T3 T2 T1 T3 T2 T2 T3 T1 U7 U8 U9 T3 T1 T2 T2 T1 T3 T3 T1 T2 LAMPIRAN Lampiran 1. Bagan Penelitian U U1 U2 U3 T2 T3 T1 T3 T1 T2 T1 T2 T3 U4 U5 U6 T1 T3 T2 T1 T3 T2 T2 T3 T1 U7 U8 U9 T3 T1 T2 T2 T1 T3 T3 T1 T2 Keterangan: U T1 T2 T3 : : Padi Sawah : Padi Gogo : Rumput

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Kelapa Dalam Kelapa adalah jenis tanaman yang termasuk genus cocos dengan nama spesies cocos mucifer L. Tanaman kelapa dalam memiliki akar serabut dengan bentuk batang

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Peternakan adalah kegiatan usaha dalam memanfaatkan kekayaan alam biotik

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Peternakan adalah kegiatan usaha dalam memanfaatkan kekayaan alam biotik II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1. Usaha Kerbau Peternakan adalah kegiatan usaha dalam memanfaatkan kekayaan alam biotik berupa ternak dengan cara produksi untuk memenuhi perkembangan kebutuhan hidup manusia dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan ini merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Padi adalah salah satu bahan makanan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini

I. PENDAHULUAN. penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sampai saat ini masih memegang peranan penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Padi merupakan salah satu komoditas strategis baik secara ekonomi, sosial

TINJAUAN PUSTAKA. Padi merupakan salah satu komoditas strategis baik secara ekonomi, sosial TINJAUAN PUSTAKA Padi merupakan salah satu komoditas strategis baik secara ekonomi, sosial maupun politik. Pada umumnya usahatani padi masih merupakan tulang punggung perekonomian keluarga tani dan perekonomian

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Kertawinangun, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya bermata

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya bermata I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani sehingga sektor pertanian memegang peranan penting sebagai penyedia

Lebih terperinci

Lampiran 1. Deskripsi padi varietas Ciherang (Supriatno et al., 2007)

Lampiran 1. Deskripsi padi varietas Ciherang (Supriatno et al., 2007) Lampiran 1. Deskripsi padi varietas Ciherang (Supriatno et al., 2007) Asal persilangan : IR 18349-53-1-3-1-3/IR 19661-131-3-1//IR 19661-131-3-1///IR 64////IR 64 Umur tanaman : 116-125 hari Bentuk tanaman

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Program Penyuluhan Program penyuluhan merupakan hasil dari berbagai langkah yang harus dipahami dan dilaksanakan secara logis. Langkah-langkah perencanaan program penyuluhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Efisiensi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Soeharjo dan Patong (1973:135-137) kemungkinan ada pendapatan yang besar itu diperoleh dari investasi yang berlebihan, karena itu analisa pendapatan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 533/Kpts/SR.120/9/2006 TENTANG PELEPASAN GALUR PADI HIBRIDA ZY-64 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN NAMA ADIRASA-64

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 533/Kpts/SR.120/9/2006 TENTANG PELEPASAN GALUR PADI HIBRIDA ZY-64 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN NAMA ADIRASA-64 KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 533/Kpts/SR.120/9/2006 TENTANG PELEPASAN GALUR PADI HIBRIDA ZY-64 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN NAMA ADIRASA-64 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dibutuhkan secara berkesinambungan, karena merupakan bahan pangan yang

I. PENDAHULUAN. dibutuhkan secara berkesinambungan, karena merupakan bahan pangan yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cabai merupakan salah satu produk pertanian hortikultura yang banyak diusahakan oleh petani. Hal ini dikarenakan cabai merupakan komoditas yang memiliki nilai ekonomi dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan yang dikonsumsi hampir seluruh penduduk

I. PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan yang dikonsumsi hampir seluruh penduduk I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Beras merupakan bahan pangan yang dikonsumsi hampir seluruh penduduk Indonesia. Perkembangan produksi tanaman pada (Oryza sativa L.) baik di Indonesia maupun

Lebih terperinci

menghasilkan limbah yang berupa jerami sebanyak 3,0 3,7 ton/ha.

menghasilkan limbah yang berupa jerami sebanyak 3,0 3,7 ton/ha. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Padi 2.1.1 Klasifikasi Tanaman Padi Klasifikasi botani tanaman padi adalah sebagai berikut: Divisi Sub Divisi Kelas Keluarga Genus : Spermatophyte : Angiospermae : Monotyledonae

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi (Oryza sativa L.) tergolong ke dalam Famili Poaceae, Sub- family

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi (Oryza sativa L.) tergolong ke dalam Famili Poaceae, Sub- family 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Padi Padi (Oryza sativa L.) tergolong ke dalam Famili Poaceae, Sub- family Oryzoideae dan Genus Oryza. Organ tanaman padi terdiri atas organ vegetatif dan organ generatif.

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C USAHATANI JAHE ( Zingiber officinale ) (Suatu Kasus di Desa Kertajaya Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis)

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C USAHATANI JAHE ( Zingiber officinale ) (Suatu Kasus di Desa Kertajaya Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis) ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C USAHATANI JAHE ( Zingiber officinale ) (Suatu Kasus di Desa Ciamis) Oleh : Didin Saadudin 1, Yus Rusman 2, Cecep Pardani 3 13 Fakultas Pertanian Universitas Galuh 2 Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK

ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK 1 ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK FARMING ANALYSIS OF PADDY IN KEMUNINGMUDA VILLAGE BUNGARAYA SUB DISTRICT SIAK REGENCY Sopan Sujeri 1), Evy Maharani

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. karena pangan menempati urutan terbesar pengeluaran rumah tangga. Tanaman

I. PENDAHULUAN. karena pangan menempati urutan terbesar pengeluaran rumah tangga. Tanaman I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan paling mendasar bagi manusia. Ketahanan pangan sangat erat kaitannya dengan ketahanan sosial, stabilitas politik dan keamanan atau ketahanan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Petani cabai merah lahan pasir pantai di Desa Karangsewu berusia antara

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Petani cabai merah lahan pasir pantai di Desa Karangsewu berusia antara V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Petani 1. Umur Petani Petani cabai merah lahan pasir pantai di Desa Karangsewu berusia antara 30 sampai lebih dari 60 tahun. Umur petani berpengaruh langsung terhadap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tinjauan Agronomis Padi merupakan salah satu varietas tanaman pangan yang dapat dibudidayakan

Lebih terperinci

Tabel Lampiran 1. Komposisi Kimia Blast Furnace Slag dan Electric Furnace Slag

Tabel Lampiran 1. Komposisi Kimia Blast Furnace Slag dan Electric Furnace Slag LAMPIRAN 38 39 Tabel Lampiran 1. Komposisi Kimia Blast Furnace Slag dan Electric Furnace Slag Kadar total Satuan BF Slag Korea EF Slag Indonesia Fe 2 O 3 g kg -1 7.9 431.8 CaO g kg -1 408 260.0 SiO 2 g

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 377/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 377/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 377/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN GALUR PADI HIBRIDA SL - 11H SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN NAMA VARIETAS SL 11 SHS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Tinjauan Pustaka Kopi (Copea spp.) dikenal sebagai bahan minuman yang memiliki aroma harum, rasa nikmat yang khas, serta dipercaya memiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Alam Indonesia sangat kaya akan aneka tanaman yang cocok dibonsaikan. Bahan bonsai sebaiknya berupa

Lebih terperinci

ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA

ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN ANTARA USAHATANI POLA ROTASI JAGUNGPADI KACANG TANAH DENGAN USAHATANI POLA ROTASI PADIPADIPADI PADA LAHAN SAWAH DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI Oleh : Khory Sanggasari Dharmaningtyas

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian Indonesia memiliki potensi yang besar dalam segi sumberdaya dan kualitas, sehingga dapat menjadi sektor unggulan dalam meningkatkan pendapatan negara. Saat ini

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Sistem pertanian polikultur didefinisikan sebagai sebuah metode pertanian yang memadukan lebih dari 4 jenis tanaman lokal bernilai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. banyak membahas mengenai biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses

III. METODE PENELITIAN. banyak membahas mengenai biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses III. METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat kuantitatif, karena dalam pembahasannya lebih banyak membahas mengenai biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses produksi, input yang digunakan, penerimaan

Lebih terperinci