BAB I PENDAHULUAN. industri dengan pertumbuhan tertinggi yang telah menciptakan lapangan
|
|
- Hendri Sudjarwadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata telah memperlihatkan perkembangan yang stabil dan menjadi industri dengan pertumbuhan tertinggi yang telah menciptakan lapangan pekerjaan di seluruh dunia. Manfaat dan peranan pariwisata bagi suatu wilayah, negara, dan dunia telah banyak diakui, sehingga pariwisata telah menjadi salah satu bidang yang cukup penting dibandingkan bidang pertanian, pertambangan, industri, politik dan sosial, budaya, dan lain-lain (Muljadi, 2012:5). Sejak abad ke 19, pariwisata dikenal sebagai suatu fenomena yang relatif baru yang merupakan salah satu produk dari Revolusi Industri. Kata pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta dan terdiri dari dua suku kata, yaitu pari dan wisata. Pari berarti seluruh, semua dan penuh. Wisata berarti perjalanan. Dengan demikian, pariwisata diartikan sebagai perjalanan penuh, yaitu berangkat dari suatu tempat, menuju dan singgah di suatu atau di beberapa tempat, dan kembali ke tempat asal mula (Kodhyat, 1996:9). Dalam dunia kepariwisataan segala sesuatu yang bernilai dan menarik untuk dikunjungi disebut sebagai atraksi wisata atau juga disebut objek wisata. Namun demikian, berbagai atraksi wisata yang disajikan secara terpadu, dipentaskan, atau dipertunjukkan secara harmonis dalam satu paket penyajian. Dengan penanganan yang baik dan mengedepankan kaidahkaidah lingkungan masyarakat setempat sebagai upaya kelestarian tatacara hidup yang harus dihormati, sehingga menimbulkan daerah tujuan wisata yang tepat dan menarikuntuk dikunjungi para wisatawan. 1
2 2 Salah satu daerah tujuan wisata budaya yang harus dikunjungi adalah kota Yogyakarta. Kota Yogyakarta merupakan daerah tujuan wisata yang kental dengan budaya. Kaitannya dengan pengembangan wisata budaya di Yogyakarta, tentunya tidak terlepas dari aspek sejarah. Melalui koleksi dan tata pamernya, museum dapat menyampaikan informasi dalam suasana rekreatif kepada pengunjungnya. Dalam program perjalanan para wisatawan mancanegara, kunjungan ke museum hampir selalu ada walaupun tidak sebanding dengan objek wisata lainnya seperti objek wisata alam dan minat khusus lainnya. Sejak Indonesia merdeka, khususnya setelah tahun 1950-an, perhatian pemerintah terhadap pelestarian warisan budaya meningkat. Museum-museum kebudayaan yang semula dikelola oleh lembaga ilmiah masa penjajahan, berangsur-angsur berpindah menjadi tanggungjawab Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Sebelum museum di Yogyakarta didirikan, telah ada sebuah museum di Bali dengan nama Bali Museum yang diresmikan 8 Desember Pemerintah Indonesia tidak hanya mengutamakan museum-museum kebudayaan namun juga mendirikan museum yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan sains. Kebanyakan museum cenderung pada pengumpulan koleksi benda-benda arkeolog serta naskah-naskah kuno. Soemadio menyatakan bahwa museum menyimpan warisan benda budaya dan berbagai bukti kekayaan alam yang tidak ternilai harganya. Selain itu, lembaga pengelolaan juga mempunyai catatan ilmiah mengenai kebudayaan serta kekayaan alam kita yang telah terakumulasi selama jangka waktu puluhan tahun
3 3 yang penting bagi pengelolaan berbagai sumber daya dalam masa pembangunan sekarang dan di masa yang akan datang (1987:2). Pada awalnya, untuk mendirikan sebuah museum di setiap ibu kota adalah supaya dapat mencerminkan falsafah umum mengenai museum seperti yang tersirat dalam rumusan definisi museum menurut ICOM (The International Council of Museum). Namun kenyataannya, museum umum yang memiliki koleksi beragam, belum dianggap sebagai intregated museum. Hal itu menyebabkan jumlah museum khusus jauh lebih banyak dibandingkan museum umum. Berbagai perubahan yang terjadi dalam sejarah permuseuman, dengan adanya proses perkembangan museum di Indonesia menunjukkan adanya prioritas kedudukan permuseuman dalam hubungan pembangunan nasional di bidang kebudayaan. Jumlah museum di Indonesia tercatat 262 buah, dikelola oleh pemerintah dan oleh swasta. Direncanakan dari Pelita I sampai Pelita VI dilaksanakan dengan dasar keinginan untuk menyelamatkan dan melestarikan warisan budaya dan warisan alam. Selain itu juga untuk memperkenalkan kepada masyarakat tentang latar belakang budaya provinsi yang bersangkutan dengan berbagai ciri yang dimiliki, meliputi lingkungan alam dan budaya. (Asiarto, dkk, 1999). Sebuah museum harus mempunyai sarana pokok dan sarana penunjnag agar dapat berfungsi dengan baik seperti yang diinginkan oleh masyarakat penggunanya. Sarana pokok museum meliputi bangunan, sarana penyimpanan koleksi, sarana penelitian dan perawatan koleksi, sarana penyajian koleksi, serta
4 4 sarana edukasi. Sarana penunjang museum meliputi sarana pemeliharaan bangunan, sarana pembuat rencana gambar, sarana administrasi, serta papan penunjuk yang terd apat di dalam lokasi museum (Hadiasmara, 1991:16). Museum Memorial Jenderal Besar H.M Soehart merupakan salah satu contoh bangunan museum yang dibangun oleh keluarga Soeharto untuk mengenang jasa-jasa beliau. Museum ini terletak di Kemusuk, Argomulyo, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Lokasi museum ini dibangun di atas tanah kelahiran Alm. Bapak Soeharto yaitu di sebuah Desa Kemusuk. Kemusuk sendiri berada di sekitar 10km 1 dari pusat kota Jogja. Lokasi Museum Memorial Soeharto bisa diakses melalui beberapa jalan utama, banyak penunjuk arah menuju ke lokasi museum jika diakses dari Jalan Wates. Museum yang diresmikan sejak 8 Juni 2013 ini, bertepatan dengan hari kelahiran Alhamarhum sudah memiliki banyak peminat, karena tidak dikenakan biaya tiket masuk. Sangat berpotensi untuk dijadikan tempat menambahnya suatu informasi, serta dapat menjadi tempat hiburan untuk bernostalgia dengan kenangan Bapak Soeharto melalui tapak tilas peninggalan di tanah kelahirannya tersebut. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan penjelasan dari uraian di atas, masalah pokok yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah: 1. Apa saja daya tarik yang ada di Museum Memorial Jenderal Besar H.M Soeharto? 1 http/hmsoeharto.com/2013/09/lokasi-museum-soeharto/, diakses pada tanggal 30 Januari 2014 pukul 14.37
5 5 2. Bagaimana persepsi pengunjung Museum Memorial Jenderal Besar H.M Soeharto terhadap daya tarik, fasilitas, dan pelayanan yang diberikan? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini antara lain: 1. Mengetahui aspek daya tarik pada Museum Memorial Jenderal Besar H. M Soeharto di Kemusuk, Argomulyo, Sedayu, Bantul, Yogyakarta. 2. Mengetahui persepsi pengunjung Museum Memorial Jenderal Besar H. M Soeharto terhadap daya tarik, fasilitas, dan pelayanan yang diberikan. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian nantinya akan memiliki manfaat, yaitu sebagai berikut: 1) Manfaat Teoritis Manfaat bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata terhadap akademis secara langsung terhadap Studi Pariwisata khususnya pada kajian minat wisatawan di Museum Memorial Jenderal Besar H. M Soeharto. Dan nantinya dapat dijadikan sebagai referensi penelitian selanjutnya. 2) Manfaat Praktis Dalam hal praktis penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi Pemerintah dalam melestarikan pariwisata budaya khususnya Museum Memorial Jenderal Besar H. M Soeharto. Hasil penelitian ini
6 6 diharapkan dapat menjadi acuan bagi pelaku wisata maupun masyarakat untuk mencintai budaya bangsa serta merawat dan menjaga bentuk bangunan bersejarah. 1.5 Tinjauan Pustaka Penelitian mengenai Kajian Daya Tarik Museum Memorial Jenderal Besar H. M Soeharto dan Pengaruhnya Terhadap Minat Wisatawan belum pernah dilakakukan sebelumnya, tetapi mengenai museum dan minat wisatawan sudah ada, beberapa diantaranya adalah: 1. Wildan Adiguna (2013) dengan judul Kajian Daya Tarik Wisata Terkait Perkembangan Objek Wisata Goa Pindul. Tujuan dari penelitian adalah memverifikasi pengaruh komponen pariwisata dan mengidentifikasi faktor dominan dalam perkembangan Objek Wisata Goa Pindul. Hasil dari penelitian mengungkapkan bahwa faktor utama yang mempengaruhi perkembangan Objek Wisata Goa Pindul yaitu memegang penting selling promotion dengan upaya menyebarluaskan informasi mengenai objek wisata ini sehingga bisa berkembang pesat hingga sekarang ini. 2. Samsudin Arifin Dabamona (2010) dengan judul Peran Museum Negeri Provinsi Papua Dalam Meningkatkan Wisata Pendidikan Siswa SMA di Kota Jayapura. Dalam penelitian tesis ini disimpulkan bahwa terdapat keterkaitan antara museum melalui koleksi benda materi dan
7 7 kegiatannya dengan kurikulum KTSP tingkat SMA, khususnya pada mata pelajaran sejarah, seni budaya dan antropologi serta muatan lokal. Meski demikian, peran museum dalam pendidikan dapat dikatakan belum optimal, juga ditambah dengan faktor keamanan di Papua akibat isu Papua merdeka. 3. Aji Widhi Wibowo (2011) dengan judul Pembuatan Informasi Objek dan Kontrol Interaksi Museum Virtual Peninggalan Sejarah dan Budaya. Hasil dari penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa aplikasi museum virtual berisi benda-benda peninggalan sejarah dan kebudayaan. Setelah dilakukan kuisioner pengujian museum virtual hasilnya menunjukkan aplikasi yang dihasilkan dapat memenuhi tujuannya sebagai media untuk mengenalkan kebudayaan dan bendabenda sejarah. 4. Suharto (2009) dengan judul Museum Kretek Sebagai Media dan Sumber Pembelajaran Sejarah di SMA 1 Gebog Kudus. Tujuan penelitian penelitian ini untuk mengetahui pemanfaatan Museum Kretek sebagai sumber belajar SMA. Hasil dari penelitian adalah Museum Kretek mempunyai peran besar sebagai sumber pembelajaran dalam bidang sejarah di sekolah menengah di daerah Gebog, Kudus. Dengan adanya museum tersebut, siswa dapat mencari informasi mengenai sejarah dengan mudah.
8 8 5. Arifah Wiryani (2007) Thesis dengan judul Kajian Objek dan Daya Tarik Wisata 3 (Tiga) Kawasan di Kota Semarang dalam Upaya Penetapan Tingkat Keunggulannya. Dalam penelitian tesis ini menghasilkan kesimpulan baha persepsi wisatawan mengenai daya tarik kawasan Puri Maerokoco adalah sangat menarik penilaian pada keunikannya dengan kategori daya tarik tinggi menghasilkan skor 60, daya tarik kawasan Taman Lele cukup menarik penilaian pada otentitasnya menghasilkan skor 30 dengan kategori daya tarik sedangka daya tarik kawasan Pantai Marina sangat menarik pada penilaian keindahan menghasilkan skor 42 dengan kategori daya tarik tinggi. Maka dari ke 3 (tiga) kawasan yang diteliti, objek dan daya tarik wisata unggulan adalah pada kawasan wisata Puri Maerokoco dan Pantai Marina. Dua kawasan wisata tersebut siap dijadikan penyusunan paket wisata kota Semarang. 1.6 Landasan Teori Berdasarkan masalah dan tujuan penelitian serta tinjauan pustaka yang telah dijelaskan maka berikut ini akan diuraikan teori-teori yang menjadi landasan bagi pemecah masalah. Sebuah destinasi wisata harus memiliki daya tarik tersendiri untuk mendatangkan wisatawan. Dengan adanya daya tarik wisata yang kuat maka menjadi sebuah magnet untuk menarik para pengunjung. Daya tarik wisata merupakan suatu potensi wisata yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan
9 9 untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Untuk menjadi suatu daya tarik wisata, potensi tersebut harus dikelola secara profesional sehingga menarik minat wisataawan untuk datang. Pengembangan kepariwisataan di suatu daerah tujuan wisata harus dirancang berdasarkan tiga aspek penting produk pariwisata, yaitu: Atraksi, Aksesibilitas, dan Amenitas atau biasa disebut dengan 3A (Muljadi, 2012:89). Ketiga aspek tersebut memiliki keterkaitan satu sama lain yang mempengaruhi minat wisatawan. Atraksi diartikan berupa daya tarik baik dari alam dan budaya yang menarik para wisatawan untuk mengunjungi suatu destinasi wisata. Aksesibilitas sendiri merupakan suatu cara pencapaian daerah tujuan wisata melalui berbagai kemudahan media transportasi baik darat, laut dan udara. Sedangkan amenitas merupakan berbagai fasilitas penunjang para wisatawan untuk berwisata ke suatu daerah tujuan wisata dengan kenyamanan dan kepuasan tersendiri. Ketiga aspek di atas (3A) harus dikemas dengan baik sehingga dapat menjadi lebih menarik, memberikan kenyamanan untuk calon pengunjung sesuai dengan maksud kunjungan para wisatawan. Pengembangan suatu objek wisata harus dirancang berdasarkan kriteria tertentu, misalnya: sumber daya yang dapat menimbulkan rasa senang, aksesbilitas yang mudah dijangkau, ciri khas, serta objek wisata budaya yang memiliki daya tarik tinggi dan nilai khusus dalam bentuk atraksi kesenian, upacara-upacara adat, nilai luhur yang terkandung dalam suatu objek buah karya manusia pada masa lampau (Suwantoro, 1997:19). Yoeti (1997:19) mengatakan bahwa: Daya tarik wisata berasal dari kata tourist attractions yang dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang meanrik untuk dilihat atau disaksikan
10 10 wisatawan saat berkunjung ke suatu destinasi wisata. Sawena dan Widyatmaja (2010:88) mengatakan bahwa: Wisatawan datang untuk menkmati hal-hal yang tidak dapat mereka temukan dalam kehidupan sehari-hari. Atraksi disebut juga objek dan daya tarik wisata merupakan komponen yang signifikan dalam menarik wisatawan. Suatu daerah atau tempat hanya dapat menjadi wisata kalau kondisinya sedemikian rupa, sehingga ada yang dapat dikembangkan menjadi atraksi wisata. Apa yang dapat dikembangkan menjadi atraksi wisata itulah yang disebut modal atau sumber kepariwisataan (tourism resources). Ada beberapa alasan mengapa orang berwisata ke suatu daerah wisata yang memiliki daya tarik, diantaranya untuk melihat keseharian penduduk setempat, menikamti keindahan alam, menyaksikan budaya yang unik, mempelajari sejarah daerah tersebut. Dalam perencanaan pariwisata untuk menjual sebuah daya tarik wisata dan memberikan kepuasan kepada pengunjung, maka harus memenuhi tiga syarat komponen daya tarik wisata (Muljadi, 2012:69) yaitu: something to see (apa yang dapat dilihat), something to do (apa yang dapat dilakukan), dan somethingg to buy (apa yang dapat dibeli). Atraksi dan daya tarik wisata pada dasarnya mempunyai dasar jenis dan tema tersendiri, dibagi menjadi tiga jenis tema daya tarik wisata yaitu daya tarik wisata alam, daya tarik wisata budaya, dan daya tarik wisata minat khusus. Berbagai jenis atraksi dan daya tarik wisata tadi mempunyai kedudukan yang sangat penting pada sisi produk wisata, terutama dalam rangka menarik kunjungan wisatawan ke destinasi. Ketiga jenis daya tarik wisata tadi secara singkat dapat dijelaskan, sebagai berikut:
11 11 a. Daya tarik wisata alam Daya tarik wisata alam merupakan daya tarik wisata yang dikembangkan dengan lebih banyak berbasis pada keindahan dan keunikan yang telah tersedia di alam, seperti Pantai, Laut, Danau, Gunung, Sungai, Hutan, Air Terjun. b. Daya tarik wisata budaya Daya tarik yang dikembangkan dengan lebih banyak berbasis pada hasil karya dan hasil cipta manusia, baik yang berupa peninggalan budaya (situs/heritage) maupun yang nilai budaya yang masih hidup (the living culture) dalam kehidupan bermasyarakat. Dapat berupa upacara adat atau ritual, seni pertunjukan, seni-sastra maupun seni-rupa maupun keunikan kehidupan sehari-hari dalam masyarakat. Contoh: Situs (warisan budaya yang berupa benda, bangunan, kawasan, struktur), Musuem, Desa tradisional, Monumen Nasional, Sanggar Seni, Event, Pertunjukan, adat istiadat atau karya-karya teknologi modern. c. Daya tarik wisata minat khusus Biasa disebut dengan special interest yaitu daya tarik yang dikembangkan dengan lebih banyak berbasis pada aktivitas memenuhi keinginan wisatawan secara spesifik, seperti: pengamatan satwa tertentu, memancing, berbelaja, kesehatan dan penyegaran badan (spa and rejouvenation), Golf, Wisata Agro, atau MICE (meeting, incentive, conference and exhibition) yang terkait dengan hobi atau kegemaran seorang wisawatan.
12 12 Wisata minat khusus merupakan bentuk wisata dimana wisatawan tersebut berkunjung ke suatu tempat karena mereka memiliki minat untuk mencari kesenangan dalam suatu wilayah tertentu. Perencanaan dan pengembangan pariwisata merupakakan kunci keberhasilan dalam dunia kepariwisataan (Weiler & Collin, 1992:5) misalnya adalah wisata minat khusus pada museum. Adanya seb uah museum di suatu tempat selain memiliki tujuan, keberadaan museum hanya dijadikan tempat pameran benda-benda kuno yang membosankan, diartikan juga bahwa: Museum dapat dipahami sebagai lembaga tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan, dan pemanfaatan benda-benda bukti material hasil budaya manusia serta alam dan lingkungannya, guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa (PP No. 19/1995 tentang permuseuman). Museum adalah pengawal warisan budaya. Dalam arti pengawalan terkandung makna bahwa warisan budaya itu juga ditampilkan kepada masyarakat. Dalam hubungan ini tidak berlebihan jika museum juga disebut cagar budaya jika ia melestarikan warisan budaya dan menampilkan kepada masyarakat (Sumadio, 1993:21). Museum khusus merupakan museum yang menyajikan koleksi khusus dari suatu segi bahasan ilmu, misalnya dari segi teknologi, segi antropologi, segi arkeologi, dan lain sebagainya. Keberadaan sebuah museum sekarang ini hanyalah dijadikan tempat pameran benda-benda kuno yang membosankan. Sebagian pengunjung yang datang hanya untuk memenuhi tugas sekolah ataupun memuaskan rasa ingin tahunya. Citra museum sebagai tempat yang membosankan sudah tertanam oleh para pengunjung atau wisatawan yang merasa bosan dan tidak merasa puas pada saat melakukan kunjungan, yang
13 13 disebabkan oleh penyampaian materi yang terlalu monoton atau produk pameran yang kurang menarik. Menanamkan museum sebagai objek pariwisata, maka harus mengkaitkan museum dengan faktor pendidikan seumur hidup. Rekreasi yang sehat, artinya mendorong urat-urat syaraf setelah bekerja keras (Sutaarga, 1997:19). Bidang pariwisata merupakan salah satu bidang yang mendapat keuntungan dari keberhasilan permuseuman di Indonesia, walaupun tidak utama diperhitungkan untuk kepentingan pariwisata namun tidak pernah diabaikan. Mengembangkan dunia kepariwisataan tidaklah mudah, sering didapatakan suatu daerah yang tidak memiliki kemampuan mengelola objek dan daya tarik wisata secara profesional untuk menghindari kejenuhan wisatawan untuk menjadi konsumen. Maka dari itu perlu adanya usaha membuat berbagai produk wisata yang lebih variatif, kreatif, dan terkini. Ide pembuatan museum muncul ketika kekayaan budaya yang dimiliki sangat mendukung. Di antaranya museum di Yogyakarta yang mendapat animo besar dari masyarakat adalah Museum Memorial Soeharto yang mempunyai tingkat kunjungan cukup bagus, dan memberikan kontribusi dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan di Yogyakarta. Secara umum, ICOM 2 menjabarkan dengan adanya sebuah museum mendorong pentingnya peranan museum dan profesi permuseuman dalam tiap paguyuban hidup dan memajukan pengetahuan dan saling pengertian antar bangsa yang makin luas. 2 ICOM (International Council of Museum) museum merupakan sebuah lembaga yang bersifat permanen yang melayani kepentingan masyarakat dan kemajuannya, terbuka untuk umum, tidak bertujuan mencari keuntungan, yang mengumpulkan, memelihara, meneliti, memamerkan, dan mengkomunikasikan benda-benda pembuktian material manusia dan lingkungan untuk tujuantujuan studi, pendidikan, dan rekreasi (Bambang, 1993).
14 14 Wisatawan dalam melihat fenomena apapun itu pasti mempunyai sisi pandang yang berbeda, mereka punya pendapat atau persepsi masing-masing. Persepsi wisatawan merupakan hal penting dalam pengembangan suatu destinasi pariwisata. Kotler (2002:26) persepsi merupakan cara seseorang untuk memahami hakikat sesuatu. Dalam hal ini dipengaruhi oleh motivasi masing-masing individu, oleh sebab itu orang yang termotivasi itu siap untuk bertindak dan caranya bertindak dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi tertentu. Sehingga persepsi dalam dunia pariwisata merupakan pendapat atau cara pandang wisatawan dalam memahami suatu destinasi wisata. Dalam sebuah destinasi wisata, pengunjung hampir sama dengan konsumen pada sebuah perusahaan baik jasa maupun barang. Pengunjung juga diartikan sebagai konsumen karena mereka sama-sama menikmati apa yang disediakan oleh penyedia jasa. Memberikan pelayanan yang maksimal untuk dapat menjadi pendorong adanya kepuasan setelah melakukan kunjungan. Menurut Kotler (dalam Rangkuti, 2006:23) kepuasan pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang sebagai hasil dari perbandingan antara prestasi atau produk yang dirasakan dan yang diharapkan. Kepuasan yang akan dirasakan oleh pengunjung merupakan tanggung jawab dari seluruh pengelola destinasi wisata. Pemberian pelayanan yang tepat akan mempengaruhi tingkat kepuasan yang diperoleh. Untuk memenuhi kepuasan pengunjung, pihak pengelola sebuah destinasi wisata harus mengetahui apa yang dibutuhkan pengunjung tersebut. Kepuasan pengunjung dapat terpenuhi apabila pengelola destinasi memikirkan needs and wants dari para pengunjung.
15 15 Terwujudnya kepuasan apabila harapan wisatawan terhadap pelayanan yang diberikan sesuai dengan yang mereka dapatkan. Memberikan kepuasan kepada pengunjung bukan semata-mata perkiraan apa yang dibutuhkan pengunjung, namun juga harus mengetahui apa yang benar-benar pengunjung inginkan. Waktu dan cara pelayanannya juga menentukan kepuasan yang akan didapat. Pengunjung atau wisatawan merupakan faktor utama dalam perkembangan industri pariwisata. Tanpa adanya pengunjung, sebuah destinasi tidak akan berkembang bahkan mungkin akan ditutup. Dalam memenuhi apa yang diinginkan pengunjung, pihak pengelola harus tahu apa yang mereka inginkan saat mengunjungi suatu destinasi. Oleh karena itu pelayanan yang sama pada setiap pengunjung tidak dapat diterapkan. Walaupun tidak akan sama bagi setiap orang, namun setidaknya dapat merasakan pelayanan yang dibutuhkan. Misalnya, memosisikan diri kita sebagai pengunjung, cara yang sederhana untuk melihat cukup tidaknya pelayanan yang diberikan. Tingkat kepuasan pengunjung mempunyai keterikatan yang kuat antara pelayanan yang diberikan, kualitas produk, dan fasilitas yang dimiliki. 1.7 Metode Penelitian Di dalam penyusunan penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kombinasi atau mixed-method, yaitu penggabungan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif secara berurutan (Sugiyono, 2011:404). Metode kuantitatif digunakan dalam pengambilan sampel sebagai dasar penentuan jumlah responden, dan kemudian digunakan metode deskriptif kualitatif untuk menjabarkan temuan data. Dari rumusan masalah deskriptif metode penelitian
16 16 yang akan digunakan untuk penelitian ini adalah pengumpulan data berupa data primer dan data sekunder dengan metode observasi. Jenis data yang digunakan data kualitatif. Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata atau yang berwujud pernyataan-pernyataan verbal, bukan dalam bentuk angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan data dengan cara wawancara, observasi yang telah dituangkan dalam catatan lapangan (transkrip), dan kuesioner. Bentuk lain data kualitatif adalah gambar yang diperoleh melalui pemotretan. 1. Cara Memperoleh Data a) Observasi Observasi adalah kegiatan yang dimaksudkan untuk mengamati secara langsung pada objek penelitian (Moleong, 1989:19). Bertujuan untuk menggambarkan secara umum mengenai museum yang akan diteliti dan supaya mudah dalam mendapatkan informasi-informasi dari para pengunjung dan pengelola. Observasi dilakukan di Museum Memorial Soeharto yang terletak di Kemusuk, Argomulyo, Sedayu, Bantul, Yogyakarta. Observasi lebih terfokuskan kepada product dan pelayanan dari museum tersebut. Penelitian dilakukan dengan cara pengambilan sampel data populasi dan wawancara pengunjung. b) Studi Pustaka Metode penelitian ini menggunakan buku-buku dan laporan akhir atau penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, yang relevan dengan masalah yang diangkat dalam penulisan laporan ini.
17 17 c) Wawancara Wawancara dilakukan secara langsung untuk menggali & mencari informasi secara langsung dari narasumber, yaitu pengelola museum. Komparasi atau perbandingan dan studi kasus yang dilakukan dalam penelitian ini adalah melakukan pengamatan terhadap pengelola Museum Memorial Soeharto. Responden lebih ditujukan kepada pelajar, karena pelajar dapat lebih memberikan informasi yang akurat, namun tidak menutup kemungkinan responden dari usia lanjut juga dibutuhkan dalam melengkapi data penelitian. d) Metode Survey - Ukuran populasi berjumlah , yang diperoleh dari data pribadi Daftar Pengunjung Museum Memorial Jenderal Besar H. M Soeharto pada bulan April-Desember tahun Populasi tersebut yaitu pengunjung dari wilayah DIY dan Luar DIY. - Kerangka sampel menggunakan perhitungan formula yang dikembangkan oleh Slovin via Kusmayadi dan Sugiarto (2000:74), sebagai berikut: n = N 1 + N (e) 2 n = ukuran sampel yang akan dibutuhkan N = ukuran populasinya e = margin eror yang diperkenankan ( 5% - 10% )
18 18 - Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode acak, dikarenakan keterbatasan waktu dan dana yang dimiliki. Margin eror yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10%.
19 Sistematika Penulisan Penelitian ini rencananya akan disusun menjadi 4 bab. Akan ditarik kesimpulan dari semua gambaran umum dari penelitian ini. BAB I, yaitu menggambarkan alasan dan tujuan mengambil tema tersebut secara lebih luas. Yaitu pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, yang disertai dengan sistematika penulisan. BAB II, yaitu menggambarkan gambaran umum mengenai lokasi penelitian yaitu Museum Memorial Jenderal Besar H. M Soeharto di Kemusuk, Argomulyo, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. BAB III, akan membahas mengenai aspek daya tarik dari Museum Memorial Jenderal Besar H. M Soeharto dan mengenai pengaruh dari daya tarik museum tersebut terhadap minat wisatawan. Dan mengupas pembahasan dari analisis temuan data yang telah ditemukan pada bab 2. BAB IV, yaitu kesimpulan dan saran dari keseluruhan penelitian sehingga diharapkan penelitian ini mampu memberikan kontribusi nyata bagi pengembangan pariwisata di Yogyakarta, khususunya pada Museum Memorial Jenderal Besar H. M Soeharto.
BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Dari tahun wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yogyakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki daya tarik wisata dan merupakan kota tujuan wisata yang paling diminati oleh wisatawan, dilihat dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. budaya karena dapat membantu melestarikan warisan budaya sebagai jati diri
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata budaya merupakan salah satu jenis pariwisata yang memanfaatkan perkembangan potensi hasil budaya manusia sebagai objek daya tariknya. Jenis wisata ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya melalui industri pariwisata. Sebagai negara kepulauan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang turut mengembangkan perekonomiannya melalui industri pariwisata. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki kekayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah bukti peradaban manusia yang telah melewati sebuah proses sosial hingga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Museum adalah salah satu elemen yang menyimpan warisan budaya yang menghubungkan manusia dari masa lalu ke masa kini. Warisan budaya tersebut adalah bukti peradaban
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Grobogan merupakan salah satu kabupaten di wilayah Jawa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Grobogan merupakan salah satu kabupaten di wilayah Jawa Tengah. Kabupaten ini mempunyai beberapa obyek wisata dengan daya tarik berupa fenomena alam. Obyek
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling.
BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Pariwisata Kata Pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua suku kata yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu aset yang menguntungkan bagi suatu negara. Dalam UU
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan sebuah industri yang memiliki jaringan yang luas. Pariwisata adalah kegiatan dinamis yang melibatkan banyak manusia serta menghidupkan berbagai
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri pariwisata saat ini semakin menjadi salah satu industri yang dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata saat ini semakin menjadi salah satu industri yang dapat menghasilkan pendapatan daerah terbesar di beberapa negara dan beberapa kota. Selain sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Salah satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kegiatan pariwisata merupakan suatu industri yang berkembang di seluruh dunia. Tiap-tiap negara mulai mengembangkan kepariwisataan yang bertujuan untuk menarik minat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia itu bisa menjadi bosan dan hasil kerjanya tidak akan maksimal.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap manusia membutuhkan hiburan untuk melepaskan diri dari padatnya aktivitas sehari-hari. Pekerjaan dan rutinitas yang dilakukan setiap hari membutuhkan konsentrasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pariwisata telah tumbuh menjadi suatu industri yang sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata telah tumbuh menjadi suatu industri yang sangat menguntungkan dan memiliki prospek yang sangat cerah. Hal ini bisa di lihat dari berbagai indikator, seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disampaikan oleh Menteri Pariwisata kepada Kompas.com, bahwa berdasarkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang saat ini sedang digalakan oleh pemerintah. Hal ini disebabkan pariwisata mempunyai peran yang sangat penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wisata, sarana dan prasarana pariwisata. Pariwisata sudah berkembang pesat dan menjamur di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata menjadi industri yang berpengaruh besar terhadap perkembangan dan kemajuan suatu daerah. Berkembangnya sektor pariwisata terlihat dari munculnya atraksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegiatan wisata saat ini sedang menjadi gaya hidup (lifestyle) di berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kegiatan wisata saat ini sedang menjadi gaya hidup (lifestyle) di berbagai kalangan, baik muda ataupun tua. Oleh karenanya banyak pihak yang tertarik untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Museum Transportasi Darat di Bali 1
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini akan dibahas mengenai pandangan awal tentang judul yang diambil yaitu Museum Transportasi Darat di Bali. Adapun hal yang dibahas dalam bab ini yaitu latar belakang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki ragam budaya yang berbeda satu sama lain. Keragaman budaya ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan yang terdiri dari beragam suku memiliki ragam budaya yang berbeda satu sama lain. Keragaman budaya ini diyakini tidak hanya mampu
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Hal ini berdasarkan pada pengakuan berbagai organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. objek wisata di Indonesia, yang sudah mulai berkembang salah satunya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor penyumbang devisa terbesar sebuah negara. Sektor pariwisata di Indonesia bekembang dengan pesat. Dalam pembangunannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khususnya sebagai salah satu penghasil devisa negara. Di samping sebagai mesin
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata mempunyai peran yang sangat penting dalam pembangunan Indonesia khususnya sebagai salah satu penghasil devisa negara. Di samping sebagai mesin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. padat sehingga orang akan mencari sesuatu yang baru untuk menghibur
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keinginan manusia untuk berwisata akan terus meningkat sesuai peradabanan era modern. Hal ini disebabkan oleh rutinitas pekerjaan yang padat sehingga orang akan mencari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata dan kawasan pengembangan pariwisata Jawa Tengah
Lebih terperinciTabel 1.1. Data kunjungan wisatawan ke kota Bandung Tahun
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kota Bandung merupakan kota pariwisata di Indonesia karena kota Bandung sudah menjadi tujuan wisata para wisatawan baik itu wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman flora, fauna dan gejala alam dengan keindahan pemandangan alamnya merupakan anugrah Tuhan Yang Maha
Lebih terperinci2014 PENGARUH KUALITAS PRODUK WISATA TERHADAP KEPUTUSAN PENGUNJUNG UNTUK BERKUNJUNG KE MUSEUM SENI RUPA DAN KERAMIK DI JAKARTA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pariwisata merupakan salah satu industri yang banyak diandalkan oleh negara-negara di dunia. Pariwisata juga merupakan salah satu faktor ekonomi yang penting
Lebih terperinciMAILISA ISVANANDA, 2015 POTENSI PARIWISATA DI KABUPATEN MUSI BANYUASIN SUMATERA SELATAN
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wisata merupakan kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Negara Indonesia merupakan Negara yang memiliki banyak ragam pariwisata dan budaya yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Mulai dari tempat wisata dan objek wisata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pariwisata budaya diyakini memiliki manfaat positif secara ekonomi dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata budaya diyakini memiliki manfaat positif secara ekonomi dan sosial budaya. Jenis pariwisata ini dapat memberikan keuntungan ekonomi kepada masyarakat lokal,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berdiri dimasing-masing daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia wisata di Indonesia saat ini sedang mengalami peningkatan, hal ini ditandai dengan semakin banyaknya tempat wisata yang berdiri dimasing-masing
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bandung adalah salah satu kota besar di Indonesia dan merupakan Ibukota Provinsi Jawa Barat yang banyak menyimpan berbagai sejarah serta memiliki kekayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sepatutnyalah potensi Sumberdaya Budaya (Culture Resources) tersebut. perlu kita lestarikan, kembangkan dan manfaatkan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki paling banyak warisan budaya dibandingkan dengan negara-negara tetangga atau setidaknya di kawasan Asia Tenggara. Jawa Barat sendiri memiliki
Lebih terperinciVISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN VISI Visi dan Misi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Barat, yang akan dituangkan dalam visi dan misi Rencana Strategis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang terbentang antara
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang terbentang antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik dan tersebar dari pulau Sumatera sampai ke ujung timur
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki keragaman budaya, alam dan sejarah peninggalan dari nenek moyang sejak zaman dahulu, terbukti dengan banyaknya ditemukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada dasarnya wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang di luar tempat tinggalnya, bersifat sementara untuk berbagai tujuan
Lebih terperincitersendiri sebagai destinasi wisata unggulan. Pariwisata di Bali memiliki berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau Bali sebagai ikon pariwisata Indonesia, telah menjadi daya tarik tersendiri sebagai destinasi wisata unggulan. Pariwisata di Bali memiliki berbagai keunggulan
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS MENGENAI MUSEUM
BAB II URAIAN TEORITIS MENGENAI MUSEUM 2.1 Pengertian dan Sejarah Museum Dalam era pembangunan teknologi yang cepat berkembang dewasa ini, peranan museum sangat diharapkan untuk mengumpulkan, merawat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perjalanan, bepergian, yang dalam hal ini sinonim dengan kata travel dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Parwisata berasal dari Bahasa Sanskerta, yaitu pari dan wisata. Pari berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar, lengkap. Wisata berarti perjalanan, bepergian,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pariwisata Pariwisata merupakan semua gejala-gejala yang ditimbulkan dari adanya aktivitas perjalanan yang dilakukan oleh seseorang dari tempat tinggalnya dalam waktu sementara,
Lebih terperinci2015 PENGEMBANGAN RUMAH BERSEJARAH INGGIT GARNASIH SEBAGAI ATRAKSI WISATA BUDAYA DI KOTA BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa yang besar adalah bangsa yang yang menghargai sejarah. Mempelajari sejarah berarti belajar dari pengalaman tentang hal yang telah terjadi di masa lalu. Keberhasilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tujuan wisata bagi rombongan study tour anak-anak PAUD (Pendidikan Anak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebun Binatang merupakan tempat wisata favorit bagi semua kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Kebun Binatang biasanya menjadi tujuan wisata bagi rombongan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pariwisata atau tourism adalah suatu perjalanan yang di lakukan untuk rekreasi atau liburan, dan juga persiapan yang di lakukan untuk melakukan aktivitas tersebut.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ada di Indonesia. Beragam objek wisata yang terdiri dari wisata alam, wisata budaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang ada di Indonesia. Beragam objek wisata yang terdiri dari wisata alam, wisata budaya dan wisata
Lebih terperinciTAMAN REKREASI SERULINGMAS DI BANJARNEGARA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR TAMAN REKREASI SERULINGMAS DI BANJARNEGARA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh
Lebih terperinciLANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA TIRTO ARGO DI UNGARAN
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA TIRTO ARGO DI UNGARAN Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh
Lebih terperinci2015 PERANAN MEDIA VISUAL TERHADAP DAYA TARIK WISATA DI MUSEUM GEOLOGI BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Daya tarik wisata berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 10 tahun 2009 merupakan sebagai segala sesuatu yang memiliki keunikan, kemudahan, dan nilai yang berupa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atraksi-atraksi yang memikat sebagai tujuan kunjungan wisata. Terdapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu daerah wisata, di samping akomodasi (hotel atau tempat menginap sementara lainnya) akan disebut daerah tujuan wisata apabila ia memiliki atraksi-atraksi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pariwisata kini telah menjadi sebuah industri yang mendunia. di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata kini telah menjadi sebuah industri yang mendunia. di Indonesia pariwsata merupakan salah satu penyumbang devisa terbesar bagi negara selain dari sektor migas,
Lebih terperinci2015 ANALISIS POTENSI EKONOMI KREATIF BERBASIS EKOWISATA DI PULAU TIDUNG KEPULAUAN SERIBU
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wisata bahari merupakan salah satu jenis wisata andalan yang dimiliki oleh Indonesia, karena Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah aktivitas perjalanan yang dilakukan untuk sementara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata adalah aktivitas perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu dari tempat tinggal semula ke daerah tujuan dengan alasan bukan untuk menetap atau mencari
Lebih terperinciRENCANA TINDAK PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH PER KEMENTERIAN/LEMBAGA II.L.040.1
RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH PER KEMENTERIAN/LEMBAGA KEMENTERIAN/LEMBAGA : KEMENTERIAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA 1 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Kebudayaan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Propinsi Daerah istimewa Yogyakarta merupakan salah satu daerah destinasi pariwisata di Indonesia yang memiliki beragam produk wisata andalan seperti wisata sejarah,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. seni dan budaya yang dimiliki merupakan ciri kepribadian bangsa. Salah satu
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki warisan dari nenek moyang berupa keanekaragaman seni dan budaya yang harus dilestarikan. Hal ini karena keanekaragaman seni dan budaya yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka pembangunan Indonesia yang sedang berkembang saat ini, pembangunan dan pengembangan dalam bidang olahraga diarahkan untuk mencapai cita-cita bangsa
Lebih terperinciVISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN VISI Visi dan Misi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Barat, yang akan dituangkan dalam visi dan misi Rencana Strategis Tahun 2013-2018, dibangun berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan sosial dan ekonomi. Menurut undang undang kepariwisataan no 10
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan sebuah aktivitas atau kegiatan yang kini telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat di dunia. Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun sumber daya alam. Hidayah (1982, dikutip dari Lestari, 2013)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang kaya baik dalam sumber daya manusia maupun sumber daya alam. Hidayah (1982, dikutip dari Lestari, 2013) mengungkapkan bahwa jumlah suku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dasawarsa terakhir ini perhatian terhadap pariwisata sudah sangat meluas, mengingat bahwa pariwisata mendatangkan manfaat dan keuntungan bagi negara yang menerima
Lebih terperinciBAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS 2.1. TINJAUAN HASIL PENELITIAN SEBELUMNYA
BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS 2.1. TINJAUAN HASIL PENELITIAN SEBELUMNYA Tinjauan penelitian sebelumnya sangat penting dilakukan guna mendapatkan perbandingan antara penelitian yang saat ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan kepariwisataan di Indonesia tahun terakhir ini makin terus digalakkan dan ditingkatkan dengan sasaran sebagai salah satu sumber devisa andalan di samping
Lebih terperinci2015 PENGARUH KOMPONEN PAKET WISATA TERHADAP KEPUASAN BERKUNJUNG WISATAWAN DI PULAU TIDUNG KEPULAUAN SERIBU
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Industri Pariwisata di Indonesia merupakan salah satu sarana yang tepat untuk meningkatkan perekonomian masyarakat lokal dan global. Pariwisata mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia salah satu negara yang sangat unik di dunia. Suatu Negara
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia salah satu negara yang sangat unik di dunia. Suatu Negara kepulauan dengan beraneka ragam kekayaan alam dan budaya, berbagai produk agrikultur iklim
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merawat, meneliti, dan memamerkan benda-benda yang bermakna penting bagi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Museum merupakan lembaga yang bertugas untuk mengumpulkan, merawat, meneliti, dan memamerkan benda-benda yang bermakna penting bagi kebudayaan dan ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebun binatang (sering disingkat bonbin, dari kebon binatang) atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebun binatang (sering disingkat bonbin, dari kebon binatang) atau taman margasatwa adalah tempat hewan dipelihara dalam lingkungan buatan, dan dipertunjukkan kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkaitan erat dengan pelestarian nilai-nilai kepribadian dan. pengembangan budaya bangsa dengan memanfaatkan seluruh potensi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya alam yang belum dikembangkan secara maksimal, termasuk didalamnya sektor pariwisata. Untuk lebih memantapkan pertumbuhan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka percepatan pembangunan daerah, salah satu sektor yang menjadi andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata. Pariwisata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri Pariwisata merupakan salah satu sektor jasa yang menjadi unggulan di tiap-tiap wilayah di dunia. Industri Pariwisata, dewasa ini merupakan salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut beberapa data statistik dan artikel di berbagai media, pariwisata di Indonesia sejauh ini dapat dikatakan kurang dikenal di mancanegara, maupun di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. multi dimensional baik fisik, sosial, ekonomi, politik, maupun budaya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kekayaan sumber daya alam Indonesia yang memiliki keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh setiap daerah merupakan modal penting untuk meningkatkan pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi wisata alam berupa pantai-pantai. Objek wisata pantai yang ada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Pacitan merupakan salah satu destinasi wisata di Indonesia yang memiliki potensi wisata alam berupa pantai-pantai. Objek wisata pantai yang ada di Pacitan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Obyek wisata adalah salah satu komponen yang penting dalam industri pariwisata
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Obyek Wisata Obyek wisata adalah salah satu komponen yang penting dalam industri pariwisata dan salah satu alasan pengunjung melakukan perjalanan ( something to see).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosialnya yang berbeda seperti yang dimiliki oleh bangsa lain. Dengan melakukan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Melakukan perjalanan wisata sudah banyak sekali dilakukan oleh masyarakat modern saat ini, karena mereka tertarik dengan hasil kemajuan pembangunan suatu negara, hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Istilah atau nama museum sudah sangat dikenal oleh rakyat Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Istilah atau nama museum sudah sangat dikenal oleh rakyat Indonesia termasuk oleh rakyat yang ada di Sumatera Utara. Secara umum mereka sudah mengetahui bahwa
Lebih terperinciOBJEK DAN DAYA TARIK WISATA
OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA Objek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan dan fasilitas yang berhubungan, yang dapat menarik minat wisatawan atau pengunjung untuk datang ke suatu daerah atau tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendapat yang menganggap bahwa perkembangan sektor pariwisata selama ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepariwisataan di Indonesia telah tumbuh dan berkembang menjadi suatu industri yang berdiri semenjak beberapa tahun terakhir ini. Namun rupanya ada pendapat yang menganggap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Puri Maerakaca Taman Wisata Budaya Jawa Tengah terdapat di Semarang, sudah banyak didengar dan diketahui oleh masyarakat tentunya orang Semarang sendiri pasti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. global. Adapun pengertian Industri Pariwisata menurut Undang-Undang RI
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata dunia kini sedang dalam upaya pertumbuhan global. Adapun pengertian Industri Pariwisata menurut Undang-Undang RI No. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan
Lebih terperinciBAB I Pendahuluan. Pariwisata merupakan sebuah industri yang menjanjikan. Posisi pariwisata
1.1 Latar Belakang BAB I Pendahuluan Pariwisata merupakan sebuah industri yang menjanjikan. Posisi pariwisata saat ini menjadi sebuah kebutuhan bagi berbagai elemen masyarakat. Pariwisata dalam UU NOMOR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan untuk memperkenalkan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kota selalu menjadi pusat peradaban dan cermin kemajuan suatu negara.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota selalu menjadi pusat peradaban dan cermin kemajuan suatu negara. Perkembangan suatu kota dari waktu ke waktu selalu memiliki daya tarik untuk dikunjungi.
Lebih terperinci2016 KEMENARIKAN DAYA TARIK WISATA KAWASAN PANTAI UJUNG GENTENG KECAMATAN CIRACAP KABUPATEN SUKABUMI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, hal tersebut terlihat dari komposisi luas daratan yang lebih kecil daripada lautannya. Luas daratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara, dengan adanya pariwisata suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan pariwisata di Indonesia dewasa ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Peningkatan tersebut dilihat dari jumlah wisatawan mancanegara yang mengunjungi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat menjanjikan bagi negara Indonesia karena memiliki potensi kekayaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pariwisata alam dewasa ini memiliki prospek yang sangat menjanjikan bagi negara Indonesia karena memiliki potensi kekayaan hayati dan non hayati yang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pariwisata merupakan salah satu hal yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Pertumbuhan pariwisata secara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya alam. Dengan demikian, Indonesia memiliki potensi kepariwisataan yang tinggi, baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pergeseran konsep kepariwisataan dunia kepada pariwisata minat khusus atau yang salah satunya dikenal dengan bila diterapkan di alam, merupakan sebuah peluang besar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tempat kerja, di rumah, maupun di tempat lain. Aktivitas rutin tersebut dapat
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari setiap manusia tidak terlepas dari kegiatan rutin di tempat kerja, di rumah, maupun di tempat lain. Aktivitas rutin tersebut dapat menimbulkan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. di Kabupaten Bangka melalui pendekatan sustainable placemaking, maka
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI V. 1. KESIMPULAN Berdasarkan analisis yang dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempegaruhi pengembangan produk wisata bahari dan konservasi penyu di Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata.
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata (Yoeti, 1997, p.194). Wisata merupakan suatu kegiatan perjalanan atau
Lebih terperinciANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT- ATRIBUT JASA PELAYANAN TAMAN REKREASI WATER PARK DI KARTASURA
ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT- ATRIBUT JASA PELAYANAN TAMAN REKREASI WATER PARK DI KARTASURA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR
PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR Oleh : BETHA PATRIA INKANTRIANI L2D 000 402 JURUSAN PERENCANAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan salah satu kota tujuan wisata di Indonesia. Selain
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Yogyakarta merupakan salah satu kota tujuan wisata di Indonesia. Selain menjadi kota pelajar dan kota gudeg Yogyakarta. Yogyakarta memiliki banyak daya tarik wisata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pariwisata, untuk sebagian negara industri ini merupakan pengatur dari roda
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pembangunan suatu negara pada saat ini lebih fokus berorientasi kepada industri non migas seperti industri jasa yang didalamnya termasuk industri pariwisata,
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. dengan musik. Gerakan-gerakan itu dapat dinikmati sendiri, pengucapan suatu
BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Tari Seni tari merupakan seni menggerakkan tubuh secara berirama, biasanya sejalan dengan musik. Gerakan-gerakan itu dapat dinikmati sendiri, pengucapan suatu gagasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang saat ini sedang digalakkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang saat ini sedang digalakkan oleh pemerintah. Hal ini disebabkan pariwisata mempunyai peran yang sangat penting
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. disebut wisata MICE (Meeting, Incentive, Conference/Convention, Exhibition). MICE
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini industri kepariwisataan Indonesia berkembang semakin pesat terutama dalam sektor industri perhotelan dan sektor wisata konvensi, atau yang biasa disebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan ujung tombak bagi kemajuan perekonomian negara. Pariwisata juga bertanggung jawab untuk membawa citra bangsa ke dunia Internasional. Semakin tinggi
Lebih terperinciI. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang I. 1. 1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Batik merupakan gabungan dari dua kata dalam bahasa Jawa yaitu amba yang berarti menulis dan tik yang berarti titik. Batik
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh atraksi wisata terhadap minat berkunjung wisatawan di Curug Pelangi, maka dapat disimpulkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai sumber penerimaan devisa, membuka lapangan kerja sekaligus kesempatan berusaha. Hal ini didukung dengan
Lebih terperinci