ANALISIS RETURN DAN RISIKO SAHAM UNTUK MEMBENTUK PORTOFOLIO YANG EFISIEN SEKTOR MANUFAKTUR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS RETURN DAN RISIKO SAHAM UNTUK MEMBENTUK PORTOFOLIO YANG EFISIEN SEKTOR MANUFAKTUR"

Transkripsi

1 Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. No. 5 (013) ANALISIS RETURN DAN RISIKO SAHAM UNTUK MEMBENTUK PORTOFOLIO YANG EFISIEN SEKTOR MANUFAKTUR Yeni Veronika Yeni_Veronika88@yahoo.co.id Soebari Martoatmodjo Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT The obtained result of the research is the investors who like risk with the proportion (50%:50%) at the 4 th portfolio with the profit level is as much as and the risk level is as much as While the proportion of (60%:40%) at the 4 th portfolio with the profit level is as much as and the risk level is as much as for the investors who are neutral to the risk with the proportion of (50%:50%) at the 1 st portfolio with the profit level is as much as and the risk level is as much as While the proportion of (60%:40%) at the 1 st portfolio with the profit level is as much as and risk level is as much as for the investors who dislike risk with the proportion (50%:50%) at the nd portfolio with the profit level is as much as and the risk is as much as While the proportion (60%:40%) at the nd portfolio with the profit level is as much as and the risk level is as much as keywords: stock return, stock risk, efficient stock risk. ABSTRAK Hasil penelitian ini didapat ialah Bagi Investor yang menyukai risiko dengan Proporsi (50%:50%) pada portofolio 4 dengan tingkat keuntungan sebesar tingkat 0,1110 dan risiko sebesar 0,3634. Sedangkan proporsi (60%:40%) pada portofolio 4 dengan tingkat keuntungan sebesar 0,1193 dan risiko sebesar 0,3746. Bagi Investor yang netral terhadap risiko dengan proporsi (50%:50%) pada portofolio 1 dengan tingkat keuntungan sebesar 0,0905 dan risiko sebesar 0,868. Sedangkan proporsi (60%:40%) pada portofolio 1 dengan tingkat keuntungan sebesar 0,108 dan risiko sebesar 0,3143. Bagi Investor yang tidak menyukai risiko dengan Proporsi (50%:50%) pada portofolio dengan tingkat keuntungan sebesar 0,0788 dan risiko sebesar 0,653. Sedangkan proporsi (60%:40%) pada portofolio dengan tingkat keuntungan sebesar 0,0935 dan risiko sebesar 0,308. Kata kunci : return saham, risiko saham, portofolio yang efisien. PENDAHULUAN Stabilitas dan kemajuan ekonomi merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh negara karena perkembangan ekonomi merupakan tonggak berhasil tidaknya pembangunan nasional negara tersebut, Sehingga banyak negara yang melakukan tindakan-tindakan dan kebijakan-kebijakan yang mendukung. Salah satu yang bisa mendorong kegiatan ekonomi adalah kegiatan Investasi. Investasi merupakan penanaman sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan dimasa mendatang. Pembelian efek atau surat berharga di pasar modal melalui bursa efek merupakan salah satu cara dalam berinvestasi dana yang dapat menjadi pilihan bagi para investor. Hal ini dapat dikatakan karena pasar modal merupakan salah satu penggerak perekonomian suatu negara, karena pasar modal merupakan sarana pembentuk modal dan akumulasi dana masyarakat untuk menunjang biaya pembangunan. Namun apabila investor ingin memutuskan untuk menginvestasikan dana di bursa efek atau pasar modal maka diperlukan berbagai pertimbangan, pengalaman, naluri berbisnis dan analisis yang cukup matang untuk mengurangi kemungkinan risiko yang terjadi dikemudian hari. Beberapa hal yang perlu

2 Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. No. 5 (013) dipertimbangkan investor adalah tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of return), tingkat risiko (rate of risk) dan ketersediaan jumlah dana yang akan diinvestasikan. Menurut Jogiyanto (010:05) Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasian yang sudah terjadi atau return ekspektasian yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi dimasa mendatang. Return realisasian dihitung menggunakan data historis. Return realisasian penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return realisasian atau historis ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasian (expected return) dan risiko dimasa datang. Return ekspektasian (expected return) adalah return yang diharapkan akan diperoleh investor dimasa mendatang. Berbeda dengan realisasian yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasian sifatnya belum terjadi. Sedangkan Komponen return meliputi capital gain atau capital loss dan yield. Capital Gain atau Capital Loss merupakan selisih untung (rugi) dari harga investasi sekarang relatif dengan harga periode lalu. Sedangkan Yield merupakan persentase penerimaan kas periodik terhadap harga investasi periode tertentu dari suatu investasi Jogiyanto (010:06). Selain tingkat return investor juga harus memperhatikan tingkat risiko dari investasi, karna return dan risiko mempunyai hubungan yang sangat positif, semakin besar risiko yang ditanggung, maka semakin besar return yang harus dikompensasikan. Husnan (009:5) menyatakan risiko dapat diartikan kemungkinan tingkat keuntungan yang diperoleh menyimpang dari keuntungan yang diharapkan. Salah satu instrumen pengukur risiko adalah deviasi standar dan dinyatakan dengan symbol, atau apabila dinyatakan dalam bentuk kuadrat disebut sebagai variance σ. Menurut Halim (005:43) Pada prinsipnya risiko dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu yang pertama Risiko Sistematis (systematic risk) Adalah risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh faktor-faktor makro yang dapat mempengaruhi pasar secara keseluruhan. Misalnya perubahan tingkat bunga, kurs valuta asing, kebijakan pemerintah, dan sebagainya. Risiko ini bersifat umum dan berlaku bagi semua saham dalam bursa saham yang bersangkutan. Yang kedua Risiko Tidak Sistematis (Unsystematic Risk) Adalah risiko yang dapat dikurangi dengan melakukan diversifikasi, karena risiko ini hanya ada dalam satu perusahaan atau industri tertentu. Fluktuasi risiko ini besarnya berbeda-beda antara satu saham dengan saham yang lain. Karena perbedaan itulah maka masing-masing saham memiliki tingkat sensitivitas yang berbeda terhadap setiap perubahan pasar. Misalnya faktor struktur modal, struktur asset, tingkat likuiditas, tingkat keuntungan, dan sebagainya. Penjumlahan kedua jenis risiko dinamakan risiko total. Menurut Halim (005:4) Preferensi investor terhadap risiko dibedakan menjadi tiga yang pertama investor yang tidak menyukai risiko atau menghindari risiko (Risk Averter) Yaitu investor yang apabila dihadapkan pada dua pilihan investasi yang memberikan tingkat pengembalian yang sama dengan risiko yang berbeda, maka ia akan lebih suka mengambil investasi dengan risiko yang lebih rendah. Biasanya investor jenis ini cenderung mempertimbangkan keputusan investasinya secara matang dan terencana. Yang kedua investor yang menyukai risiko (Risk Seeker) Yaitu merupakan investor yang apabila dihadapkan pada dua pilihan investasi yang memberikan tingkat pengembalian yang sama dengan risiko yang berbeda, maka ia akan lebih suka mengambil investasi dengan risiko yang lebih tinggi. Biasanya investor jenis ini bersikap agresif dan spekulatif dalam mengambil keputusan investasi. karena meraka tahu bahwa hubungan tingkat pengembalian dan risiko adalah positif. Dan terakhir Investor yang netral terhadap risiko (Risk Neutral) Yaitu investor yang akan meminta kenaikan tingkat pengembalian yang sama untuk setiap kenaikan risiko. Investor jenis ini umumnya cukup fleksibel dan bersikap hati-hati dalam mengambil

3 Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. No. 5 (013) keputusan. Oleh karena itu Investor sebagai pihak yang mempunyai kelebihan dana sebaiknya tidak menginvestasikan seluruh dana mereka pada satu saham saja melainkan kombinasi dari beberapa saham. Hal tersebut bisa diartikan membentuk portofolio, Sehingga investor dapat mengantisipasi jika di kemudian hari salah satu saham mengalami kerugian, Maka kerugian pada satu saham tersebut dapat ditutup dengan keuntungan pada saham lainnya. Untuk mengetahui saham mana yang memiliki tingkat keuntungan yang tinggi dengan risiko tertentu, Serta bagaimana meminimalkan risiko tersebut maka perlu dilakukan analisis portofolio terlebih dahulu, Dengan menganalisis portofolio, maka akan membantu investor mengambil keputusan untuk menentukan portofolio yang efisien yang mempunyai tingkat keuntungan yang diharapkan terbesar dengan risiko tertentu, atau yang mempunyai risiko terkecil dengan tingkat keuntungan yang diharapkan tertentu dari portofolio yang dibentuk. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana seorang investor dapat menganalisis return dan risiko saham untuk membentuk portofolio yang efisien pada saham sektor industri manufaktur. Tujuan Penelitian Penelitian ini mempunyai tujuan untuk menganalisis return dan risiko saham agar dapat memaksimalkan tingkat keuntungan dan meminimalkan tingkat risiko saham untuk membentuk portofolio yang efisien pada saham sektor industri manufaktur yang termasuk dalam indeks LQ-45 Yang Go Public di Bursa Efek Indonesia. TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS Investasi Menurut Halim ( 005:4) investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang sedangkan menurut Sunariyah (006:4) Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan dimasa-masa yang akan datang. Jadi investasi dapat diartikan penempatan sejumlah dana pada saat ini untuk satu atau lebih aktiva yang selama periode tertentu dengan harapan mendapatkan keuntungan dimasa yang akan datang. Langkah-langkah Investasi Menurut Husnan (009:47) Dalam mengambil keputusan investasi, langkah-langkah yang perlu ditempuh adalah sebagai berikut : (1) Kebijakan Investasi disini pemodal perlu menentukan apa tujuan investasinya, dan berapa investasi tersebut akan dilakukan. Karena ada hubungan yang positif antara risiko dan keuntungan investasi, maka pemodal tidak bisa mengatakan bahwa tujuan investasinya adalah untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Ia harus menyadari bahwa ada kemungkinan untuk menderita rugi. Jadi tujuan investasi harus dinyatakan baik dalam keuntungan maupun risiko. () Analisis Sekuritas Tahap ini berarti melakukan analisis terhadap individual atau sekelompok sekuritas. Ada dua filosofi dalam melakukan analisis sekuritas yaitu pertama mereka yang berpendapat bahwa ada sekuritas yang mispriced (harganya salah, mungkin terlalu 3

4 Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. No. 5 (013) tinggi, mungkin terlalu rendah). Ada berbagai cara untuk melakukan analisis yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental. (3) Pembentukan Portofolio Portofolio berarti sekumpulan investasi. Dalam tahap ini pemodal melakukan identifikasi terhadap sekuritas-sekuritas mana yang akan dipilih, dan berapa proporsi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing sekuritas tersebut. adanya pemilihan sekuritas ini (dengan kata lain pemodal melakukan diversifikasi dimaksudkan untuk meminimalkan risiko yang ditanggung. Pemilihan sekuritas ini akan dipengaruhi oleh preferensi risiko, pola kebutuhan kas, dan status pajak. (4) Melakukan Revisi Portofolio, Tahap ini merupakan pengulangan terhadap tiga tahap sebelumnya, dengan maksud kalau perlu melakukan perubahan terhadap portofolio yang telah dimiliki. Jika portofolio yang dimiliki sekarang dirasakan tidak lagi optimal atau tidak sesuai dengan preferensi risiko pemodal, maka pemodal dapat melakukan perubahan terhadap sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio tersebut. (5) Evaluasi Kinerja Portofolio Dalam tahap ini pemodal melakukan penilaian terhadap kinerja portofolio, baik dalam aspek tingkat keuntungan yang diperoleh maupun risiko yang ditanggung. Tidak benar kalau suatu portofolio memberikan keuntungan yang lebih tinggi selalu lebih baik dari portofolio yang lainnya. Faktor risiko perlu dimasukkan. Karena itu diperlukan standar pengukurannya. Return Menurut Jogiyanto (010:05) Return sebagai hasil yang diperoleh dari investasi dapat berupa return realisasi dan return ekspektasi. Return dapat berupa return realisasian yang sudah terjadi dan return ekspektasian yang belum terjadi, tetapi yang diharapkan akan terjadi dimasa mendatang (expected return). Dalam pengukuran return realisasi banyak digunakan return total yang merupakan return keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode tertentu. Dalam return ini juga perhitunganya didasarkan pada data historis. Return realisasian ini dapat digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan serta dapat sebagai dasar penentuan return ekspektasian (expected return) dan risiko dimasa datang. Sebaliknya, Return ekspektasian merupakan return yang diharapkan akan diperoleh investor dimasa mendatang. Jadi, perbedaannya antara keduanya adalah return realisasian sifatnya sudah terjadi, sedangkan return ekspektasian sifatnya belum terjadi. (1) Return realisasi (realized return), merupakan return yang telah terjadi dan dihitung dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi tersebut dapat berfungsi, baik sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan maupun sebagai dasar penentuan return ekspekasi dan risiko pada masa akan datang. Salah satu jenis pengukuran return realisasi yang sering digunakan adalah return total, yaitu return keseluruhan dari investasi dalam suatu periode tertentu. Pi(t) Pi(t 1) Di(t) R it P i(t 1) R it : Tingkat keuntungan saham i pada perode t P it : Harga saham i pada periode t P it 1 : Harga saham periode sebelumnya D it : Dividen saham periode terakhir Sumber : Husnan (009:50) 4

5 Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. No. 5 (013) () return ekspektasi (expected return) merupakan return yang diharapkan akan diperoleh investor pada masa mendatang. Persamaan yang digunakan untuk menghitung expected return adalah sebagai berikut: M E(R ) P. R i j 1 ij ij Dalam hal ini E (R i) adalah tingkat keuntungan yang diharapkan dari investasi i, P ij adalah probabilitas memperoleh tingkat keuntungan pada investasi i, dan M adalah banyaknya peristiwa yang mungkin terjadi. Apabila probabilitasnya tidak diketahui, maka bisa dihitung dengan rumus sebagai berikut: N R ij i 1 E(R i ) N E(R i) : Expected return dari investasi pada saham i R ij : Actual return dari investasi pada saham i N : Banyaknya periode pengamatan Sumber : Husnan (009:51) Risiko Menurut Halim (005:41) Risiko merupakan besarnya penyimpangan antara tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) dengan tingkat pengembalian aktual (actual return). Semakin besar penyimpangannya berarti semakin besar tingkat risikonya sedangkan menurut Husnan (009:5-53) Risiko merupakan kemungkinan tingkat keuntungan yang diperoleh menyimpang dari tingkat keuntungan yang diharapkan. Karena itu Risiko mempunyai dua dimensi yaitu menyimpang lebih besar maupun lebih kecil dari yang diharapkan. Salah satu instrumen pengukur risiko adalah deviasi standar dan dinyatakan dengan symbol, atau apabila dinyatakan dalam bentuk kuadrat disebut sebagai variance ( σ ). Dengan demikian risiko dapat diformulasikan sebagai berikut : (1) Variance ( i) σ i M j 1 P ij (R ij E(R i ) Apabila probabilitas setiap peristiwa sama, maka perhitungannya dapat dirumuskan sebagai berikut : ²i = N j 1 (R ij E(R N i i : Variance saham i R ij : Actual return dari investasi pada saham i E(R i) : Expected return dari investasi pada saham i N : Banyaknya periode pengamatan () Pengukuran Deviasi standar dinyatakan sebagai berikut : σ σ i ) 5

6 Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. No. 5 (013) 6 : Deviasi Standar i : Variance saham i Sumber : Husnan (009:53) Macam macam Risiko Menurut Halim (005:43) Pada prinsipnya risiko dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu sebagai berikut : (1) Risiko Sistematis (Systematic Risk), Adalah risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh faktor-faktor makro yang dapat mempengaruhi pasar secara keseluruhan. Misalnya perubahan tingkat bunga, kurs valuta asing, kebijakan pemerintah, dan sebagainya. Risiko ini bersifat umum dan berlaku bagi semua saham dalam bursa saham yang bersangkutan; () Risiko Tidak Sistematis (Unsystematic Risk), Adalah risiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena risiko ini hanya ada dalam satu perusahaan atau industri tertentu. Fluktuasi risiko ini besarnya berbeda-beda antara satu saham dengan saham yang lain. Karena perbedaan itulah maka masing-masing saham memiliki tingkat sensitivitas yang berbeda terhadap setiap perubahan pasar. Misalnya faktor struktur modal, struktur aset, tingkat likuiditas, tingkat keuntungan, dan sebagainya. Apabila dikaitkan dengan preferensi investor terhadap risiko, maka dibedakan menjadi tiga yaitu (a) Investor yang tidak menyukai risiko atau menghindari risiko (Risk Averter) Merupakan investor yang apabila dihadapkan pada dua pilihan investasi yang memberikan tingkat pengembalian yang sama dengan risiko yang berbeda, maka ia akan lebih suka mengambil investasi dengan risiko yang lebih rendah. Biasanya investor jenis ini cenderung mempertimbangkan keputusan investasinya secara matang dan terencana; (b) Investor yang menyukai risiko (Risk Seeker), Merupakan investor yang apabila dihadapkan pada dua pilihan investasi yang memberikan tingkat pengembalian yang sama dengan risiko yang berbeda, maka ia akan lebih suka mengambil investasi dengan risiko yang lebih tinggi. Biasanya investor jenis ini bersikap agresif dan spekulatif dalam mengambil keputusan investasi karena meraka tahu bahwa hubungan tingkat pengembalian dan risiko adalah positif; (c) Investor yang netral terhadap risiko (Risk Neutral), Merupakan investor yang akan meminta kenaikan tingkat pengembalian yang sama untuk setiap kenaikan risiko. Investor jenis ini umumnya cukup fleksibel dan bersikap hati-hati dalam mengambil keputusan. Jenis Risiko Investasi Menurut Halim (005:51) Beberapa jenis risiko investasi yang timbul dan perlu dipertimbangkan dalam membuat keputusan investasi adalah (a) Risiko bisnis (businees risk), merupakan risiko yang timbul akibat menurunnya profitabilitas perusahaan emiten; (b) Risiko likuiditas (liquidity risk), risiko ini berkaitan dengan kemampuan saham yang bersangkutan untuk dapat segera diperjualbelikan tanpa mengalami kerugian yang berarti; (c) Risiko tingkat bunga (interest rate risk), merupakan risiko yang timbul akibat perubahan tingkat bunga yang berlaku di pasar. Biasanya risiko ini berjalan berlawanan dengan hargaharga instrumen pasar modal; (d) Risiko pasar (market risk), merupakan risiko yang timbul akibat kondisi perekonomian negara yang berubah-ubah dipengaruhi oleh resesi dan kondisi perekonomian lain; (e) Risiko daya beli (purchasing power risk), merupakan risiko yang timbul akibat pengaruh perubahan tingkat inflasi. Perubahan ini akan menyebabkan berkurangnya daya beli uang yang diinvestasikan maupun bunga yang di peroleh dari investasi sehingga nilai riil pendapatan menjadi lebih kecil; (f) Risiko mata uang (currency risk), merupakan risiko yang timbul akibat pengaruh perubahan nilai tukar mata uang

7 Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. No. 5 (013) domestik (misalnya rupiah) terhadap mata uang negara lain (misalnya dollar Amerika Serikat). Teori Portofolio Investasi akan menimbulkan risiko. Untuk meminimalkan risiko, investor dapat membentuk portofolio. Menurut Husnan (009:49) Portofolio berarti sekumpulan investasi yang menyangkut identifikasi sekuritas-sekuritas mana yang akan dipilih, dan berapa proporsi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing sekuritas tersebut. pemilihan banyak sekuritas (dengan kata lain pemodal melakukan diversifikasi) dimaksudkan untuk mengurangi risiko yang ditanggung. Pemilihan sekuritas dipengaruhi antara lain oleh preferensi risiko, pola kebutuhan kas, status pajak dan sebagainya. Dalam pembentukan portofolio, investor selalu ingin memaksimalkan return harapan dengan tingkat risiko tertentu yang bersedia ditanggungnya, atau mencari portofolio yang menawarkan risiko terendah dengan tingkat return tertentu. Karakteristik portofolio seperti ini disebut sebagai portofolio yang efisien. Tandelilin (010:157) Menyatakan bahwa untuk membentuk portofolio yang efisien haruslah berpegang pada asumsi tentang bagaimana prilaku investor dalam pembuatan keputusan investasi yang diambilnya. Pembentukan portofolio juga memerlukan adanya perhitungan return dan risiko portofolio. Return realisasi dan return ekspektasi dari portofolio merupakan rata-rata tertimbang return dari return-return seluruh sekuritas tunggal. Akan tetapi, risiko porofolio tidak harus sama dengan rata-rata tertimbang risiko-risiko dari seluruh sekuritas tunggal. Hubungan Antara Return Ekspektasi Dengan Risiko Hubungan antara risiko dan return yang diharapkan merupakan hubungan yang bersifat searah dan linier. Artinya, semakin besar risiko suatu aset maka semakin besar pula return yang diharapkan atas aset tersebut, karena pemodal bersikap tidak menyukai risiko (risk averse) maka mereka baru bersedia mengambil suatu kesempatan investasi yang lebih berisiko kalau mereka mengharapkan akan memperoleh istilah keuntungan yang lebih tinggi. Apabila disini diperkirakan istilah keuntungan, maka yang dimaksud adalah keuntungan dalam presentase (desimal) dan bukan dalam rupiah. Gambar berikut ini menunjukkan hubungan antara return yang diharapkan dan risiko yang mungkin bisa dijadikan alternative E(Rp) 7 (R A) Rf A 0 Gambar 1 Hubungan Risiko dan Return yang Diharapkan Sumber : Husnan (009:87) Diversifikasi Menurut Tandelilin (010:115) Model diversifikasi yang bisa digunakan investor dalam usaha untuk melakukan penyebaran risiko antara lain : (a) Diversifikasi random merupakan

8 Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. No. 5 (013) Diversifikasi random atau diversifikasi secara naif terjadi ketika investor menginvestasikan dananya secara acak pada berbagai jenis saham yang berbeda atau pada berbagai jenis aset yang berbeda dan berharap bahwa varians return sebagai ukuran risiko portofolio tersebut akan bisa diturunkan. Dalam hal ini, investor memilih aset-aset yang akan dimasukkan kedalam portofolio tanpa terlalu memperhatikan karakteristik aset-aset bersangkutan (misalnya tingkat return yang diharapkan ataupun klasifikasi industri aset tersebut). Seorang investor yang melakukan diversifikasi random mengasumsikan, semakin banyak jenis aset dimasukkan dalam portofolio, maka semakin besar manfaat pengurangan risiko yang akan diperoleh. Tetapi sayangnya, manfaat diversifikasi yang diperoleh dengan penambahan jumlah saham semakin lama semakin berkurang; (b) Diversifikasi Markowitz Untuk memperoleh manfaat pengurangan risiko yang lebih opimal dari diversifikasi, tentunya kita tidak bisa mengabaikan begitu saja informasi-informasi yang penting tentang karakteristik aset-aset yang dimasukkan dalam portofolio, seperti yang dilakukan dalam diversifikasi random. Diversivikasi markowitz lebih efisien daripada diversifikasi random dimana markowitz mengatakan Janganlah menaruh semua telur ke dalam keranjang. Karena kalau keranjang tersebut jatuh, maka semua telur yang ada dalam keranjang tersebut akan pecah. Dalam konteks investasi, ajaran tersebut bisa diartikan sebagai janganlah menginvestasikan semua dana yang kita miliki hanya pada satu aset saja, karena jika aset tersebut gagal, maka semua dana yang telah kita investasikan akan lenyap. Portofolio Efisien Investor dapat menentukan kombinasi dari efek-efek untuk membentuk portofolio, baik yang efisien maupun yang tidak efisien. Pada Gambar diasumsikan investor membentuk portofolio : A, B, C, D, E, F, G, H, I, dan J. Yang penting bagi investor adalah bagaimana menentukan portofolio yang dapat memberikan kombinasi tingkat pengembalian dan risiko yang optimum. Suatu portofolio dikatakan efisien apabila portofolio tersebut ketika dibandingkan dengan portofolio lain memenuhi kondisi berikut : (1) Memberikan Expected Return terbesar dengan risiko yang sama, atau () Memberikan risiko terkecil dengan Expected Return yang sama. Lebih jelasnya mengenai kondisi tersebut disajikan pada Gambar Pada gambar tersebut garis B, C, D, E, F disebut sebagai permukaan yang efisien (efficient frontier), yaitu garis yang menunjukkan sejumlah portofolio yang efisien, dan semua portofolio di bawah garis tersebut dinyatakan tidak efisien. Misalnya, portofolio A merupakan portofolio yang tidak efisien bila dibandingkan dengan portofolio C, karena dengan risiko yang sama, portofolio C memberikan Expected Return yang lebih tinggi. Demikian juga portofolio H, merupakan portofolio yang tidak efisien bila dibandingkan dengan portofolio B, karena dengan Expected Return yang sama, portofolio H mempunyai risiko yang lebih tinggi. Kumpulan kesempatan investasi digambarkan pada kurva yang semuanya cembung terhadap sumbu E (Rp). Hal ini disebabkan karena semua saham mempunyai koefisien korelasi ( ) antara ± 1 dan -1. Sehingga tidak semua portofolio akan berada pada efficient frontier, beberapa akan mengungguli yang lain. Portofolio akan selalu mengungguli saham individual, karena melalui diversifikasi akan terjadi pengurangan risiko, sehingga hanya portofolio saja yang akan berada di sepanjang kurva efficient frontier. Untuk lebih jelasnya tampak pada gambar dibawah ini. 8

9 Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. No. 5 (013) 9 Gambar Portofolio yang Efisien dan yang Tidak Efisien Sumber : Halim (005:55) Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang dapat dijadikan sumber dan bahan masukan karena tema penelitian tersebut berkaitan dengan permasalahan yang sedang dibahas dalam penelitian ini; (1) Suryani (007) Dengan penelitiannya Analisis Portofolio Saham Dalam Mengoptimalkan Keuntungan Investasi Di Bursa Efek Jakarta. Dalam Penelitian ini dilakukan melalui internet dengan mengambil nilai saham per bulan selama tahun di bursa efek jakarta. Nilai saham yang diambil dititikberatkan pada kondisi pasar saham yang terjadi dari bulan juni 1999 sampai dengan bulan mei 001. Sementara responden yang digunakan adalah sebanyak 15 perusahaan yang terdiri dari lima sektor dan masing-masing sektor terdapat tiga perusahaan. Kelima sektor itu adalah sektor asuransi, otomotif, perbankan, manufacturing (food and beverage) dan metal product. Masing-masing sektor ini diambil tiga perusahaan yang kemudian dihitung portofolionya. Tujuannya menganalisis return dan risiko saham agar dapat memaksimalkan return saham dan meminimalkan tingkat risiko yang terkandung dalam portofolio. Persamaan penelitian sekarang adalah keduanya menggunakan portofolio yang bertujuan untuk menganalisis return dan risiko saham agar dapat Memaksimalkan tingkat keuntungan dan Meminimalkan tingkat risiko sementara perbedaannya adalah periode pengamatan, sample perusahaan yang diteliti dimana pada penelitian ini dilakukan pada beberapa perusahaan yang bergerak di bidang industri yang berbeda-beda namun peneliti sekerang menerapkan pada satu industry; () Samsulanah (010) Dengan Penelitiannya yang berjudul Analisis Pembentukan Portofolio Efisien Sebagai Dasar Investasi Pada Saham-saham Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.Tujuan dari penelitian sebelumnya adalah untuk mengetahui kombinasi portofolioefisien dengan menggunakan model markowitz pada saham-saham yang

10 Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. No. 5 (013) diperdagangkan di bursa efek indonesia, sehingga dapat memberi bukti pentingnya portofolio sebagai dasar investasi. Adapun persamaan dari penelitian terdahulu dengan sekarang adalah sama-sama menganalisis return dan risiko saham agar dapat Memaksimalkan tingkat keuntungan dan Meminimalkan tingkat risiko saham untuk membentuk portofolio yang efisien. serta sama-sama menggunakan model markowitz. Sedangkan perbedaannya terletak pada sample perusahaan yang diteliti, periode pengamatan, dan kriteria pemilihan sampel. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi (Objek) Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan penulis adalah jenis penelitian deskriptif yaitu jenis penelitian yang menggambarkan obyek yang diteliti, dimana data dikumpulkan, dipelajari, diolah kemudian dianalisis. Populasi yang menjadi objek penelitian ini adalah dengan mengambil populasi dari Sektor Industri Manufaktur yang termasuk dalam indeks LQ-45 yang go public di Bursa Efek Indonesia pada tahun 011. Teknik Pengambilan Sampel Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non random sampling, yaitu tidak semua saham mendapat kesempatan sama untuk diambil sebagai sampel, jadi Tergantung pada selera peneliti dalam mengambil sampel tersebut. lebih khususnya menggunakan teknik purposive sampling yaitu sampel yang sengaja dipilih oleh penulis bergantung pada selera peneliti dalam mengambil sampel tersebut. Adapun pertimbangan yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut : (1) Perusahaan tersebut telah terdaftar dan aktif diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia; () Perusahaan yang sahamnya tergolong dalam saham LQ-45 atau masuk kategori blue chip stock pada tahun 011; (3) Perusahaan yang aktif membagikan dividen pada tahun 011. Teknik Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh langsung dari dari Bursa Efek Indonesia meliputi perusahaan yang sahamnya terdaftar dan aktif diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia pada tahun 011, Data yang dikumpulkan meliputi data harga saham bulanan dan pembagian dividen tahun Variabel dan definisi Operasional Variabel Definisi Operasional Variabel merupakan penjelasan dan pengertian teoretis variabel untuk dapat diamati dan diukur. Dalam penelitian ini definisi operasional yang dimaksud adalah sebagai berikut : (1) Return Saham merupakan tingkat keuntungan yang diperoleh dari investasi. komponen return saham terdiri dari : (a) capital gain atau capital loss merupakan selisih lebih antara harga saham pada saat membeli dibandingkan harga saham pada saat menjual saham tersebut di bursa efek. Bila harga saham pada akhir periode lebih tinggi dari harga awalnya, maka dikatakan investor memperoleh capital gain, sedangkan bila terjadi sebalikanya maka investor dikatakan memperoleh capital loss; (b) dividen merupakan keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham dalam suatu periodik tertentu. () Risiko merupakan potensi kerugian yang diakibatkan oleh penyimpangan tingkat pengembalian yang diharapkan dengan tingkat pengembalian aktual. Adapun tingkat risiko yang terkandung dalam investasi adalah sebagai berikut : (a) Risiko Bisnis (businees risk) Merupakan risiko yang timbul akibat menurunnya profitabilitas 10

11 Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. No. 5 (013) perusahaan emiten; (b)risiko Tingkat Bunga (interest rate risk) Merupakan risiko yang timbul akibat perubahan tingkat bunga yang berlaku di pasar; (c) Risiko Likuiditas Merupakan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajibannya yang segera harus dipenuhi; (d) Risiko Pasar (market risk) Merupakan risiko yang timbul akibat kondisi perekonomian negara yang berubah-ubah dipengaruhi oleh resesi dan kondisi perekonomian lain; (e)risiko Daya Beli (purchasing power risk) Merupakan risiko yang timbul akibat pengaruh perubahan tingkat inflasi; (f) Risiko Mata Uang (currency risk) Merupakan risiko yang timbul akibat pengaruh perubahan nilai tukar mata uang domestik (misalnya rupiah) terhadap mata uang negara lain misalnya dollar Amerika Serikat. (3) Portofolio yang efisien merupakan kombinasi investasi pada beberapa sekuritas yang dapat menghasilkan keuntungan sesuai harapan dengan risiko yang minimal. Dalam penelitian ini variabel yang diteliti adalah sebagai berikut : (a) Tingkat return saham individual Adalah keuntungan saham yang berasal perubahan harga saham dan pembagian dividen, berkolerasi karena adanya reaksi umum terhadap perubahanperubahan nilai pasar; (b)tingkat expected return saham individual Adalah rata-rata tertimbang dari keuntungan masing-masing saham yang membentuk portofolio; (c) Deviasi standar masing-masing saham (risiko masing-masing saham) Pengukur risiko suatu investasi pada saham individu dapat digunakan varian dan standar deviasi. (d) Tingkat Keuntungan (expected return) Portofolio merupakan Rata-rata tertimbang dari return ekspektasi masing-masing sekuritas tunggal di dalam portofolio; (f) Risiko portofolio merupakan Deviasi standar tingkat keuntungan yang dinyatakan dalam bentuk desimal. Hal ini disebabkan karena deviasi standar menunjukkan seberapa jauh kemungkinan nilai yang diperoleh meyimpang dari nilai yang diharapkan (expected value). Semakin besar nilai standar deviasi semakin besar kemungkinan nilai riil menyimpang dari yang diharapkan, yang berarti semakin tinggi risikonya. Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yaitu meliputi data harga saham periode 011 dan pembagian dividen 011. Adapun alat analisis yang digunakan pada penelitian ini dapat dijelaskan dalam langkah-langkah sebagai berikut : 1. Menentukan Tingkat keuntungan (return) saham individual Pi(t) Pi(t 1) Di(t) R it P i(t 1) R it : Tingkat keuntungan saham i pada perode t P it : Harga saham i pada periode t P it 1 : Harga saham periode sebelumnya D it : Dividen saham periode terakhir Sumber : Husnan (009:50). Menentukan Expected Return Saham Individua N R ij i 1 E(R i ) N E(R i) : Expected return dari investasi saham i 11

12 Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. No. 5 (013) 1 R ij : Actual return dari investasi pada saham i N : Periode Sumber : Husnan (009:51) 3. Menentukan Risiko (Deviasi Standar) Saham Individual (a) Variance N (R ij E(R i ) σ i J 1 N σ i : Variance saham i R ij : Actual return dari investasi pada saham i E(R i) : Expected return dari investasi pada saham i N : Periode Sumber : Husnan (009:5-53) (b) Pengukuran Deviasi Standar dinyatakan sebagai berikut : σ σ i σ : Deviasi standar σ²i : Variance saham i Sumber : Husnan (009:5-53) 4. Pembentukan Portofolio lebih dari saham n! C(r,n) = r! ( n r)! C(r,n) : Kombinasi tingkat r dari n obyek n! : Faktorial jumlah obyek saham r! : Faktorial jumlah saham yang dikombinasikan Sumber : Halim (005:51) 5. Menentukan besar koefisien korelasi antar saham n xy x. y = {[ n x ( x) ][ n y ( y) ]} ρ : Koefisien korelasi saham portofolio n : Jumlah observasi x : Tingkat keuntungan saham x y : Tingkat keuntungan saham y Sumber : Husnan (009:66) 6. Menentukan expected return portofolio E (R p) = n i 1 X A.. E( RA ) X B. E( RB ) E (R p) : Tingkat keuntungan yang diharapkan dari portofolio

13 Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. No. 5 (013) 13 X A.X B : Proporsi dana yang diinvestasikan pada saham A dan B E(R 1) : Tingkat keuntungan yang diharapkan dari saham individu Sumber : Husnan (009:70) 7. Menentukan deviasi standar portofolio p X A. A X B. B ( X A. X σp : Deviasi standar portofolio σ A. σ B : Deviasi standar saham A,B X A.X B : Proporsi dana yang diinvestasikan pada saham A dan B ρ AB : Koefisien korelasi saham A dan B Sumber : Husnan (009:71) 8. Pemilihan Portofolio yang efisien Dalam beberapa portofolio yang dibentuk bisa diperoleh suatu kombinasi yang efisien, Dalam penelitian ini akan dibentuk portofolio dari dua saham dengan proporsi (50%:50%) dan (60%:40%) (a) Menawarkan tingkat keuntungan yang lebih besar dengan risiko sama.(b) Menawarkan risiko yang lebih kecil dengan tingkat keuntungan yang sama. Sumber : Halim (005:54) ANALISIS DAN PEMBAHASAN Perhitungan Tingkat Keuntungan Masing Masing Saham (Ri) Tingkat keuntungan saham individual berfluktuasi tergantung dari naik turunnya harga saham dan besarnya pembagian dividen. Perhitungan dilakukan pada masingmasing saham sebagai berikut Tabel 1 Keuntungan Saham PT. Astra International, Tbk B. AB. A. B ) Bulan Closing Price ( Rp) Return (%) Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember ,13 70,38 75,0-61,74 74,15 13,03-5,98 0, , ,18 N Rij i 1 18,95 E(Ri ) 15,4 N 1 Sumber : Bursa Efek Indonesia : Laporan Keuangan Auditan 011 (Data Diolah) Keterangan : Harga Penutupan Akhir 010 = Rp Dividen yang dibagi tahun 011 = Rp. 470

14 Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. No. 5 (013) 14 Dividen per bulan Rp. 470 / 1 = Rp. 39,17 Tabel Tingkat Keuntungan / Return Dari Masing-Masing Saham Disajikan dalam persentase (%) bulan Nama Saham ASSI INDF INTP UNVR SMGR Jan 17,13 19,38-58,15-9,76-56,5 Feb 70,38 7,36 11,57 37,34-53,61 Mar 75,0-61,51-5,46-34,6 7,96 Apr -61,74 0,9-8,6-43,78-49,68 Mei 74,15 0,3 13,87 99, 81,3 Jun 13,03 0, 0,45-0,07-43,7 Jul -5,98 36,36 13,14 46,88 55,9 Ags 0,09-60,63-4,93-37,03-31, Sep ,4-36,8 57,55 Okt -69,93 0, 65,8 7,94 43,43 Nov 66-3,54-33,6 5, 6,37 Des 57,18 44,6 16,59 49,66 5,5 R ij 18,95 34,5 6,6 65,05 83,55 Sumber : Bursa Efek Indonesia : Laporan Keuangan Auditan 011 (Data Diolah) Tingkat Keuntungan atau return individual berfluktuasi tergantung pada naik turunnya harga saham dan besarnya pembagian dividen untuk tiap bulannya. Tingkat keuntungan saham yang positif berarti saham tersebut dapat memberikan keuntungan bagi pemilik saham, Sedangkan tingkat keuntungan yang negatif akan memberikan kerugian yang disebabkan oleh turunnya harga saham. keuntungan dari harga saham berkolerasi karena adanya reaksi umum terhadap perusahaan-perusahaan nilai pasar. Tabel 3 Tingkat Keuntungan Yang Diharapkan Dari Masing-Masing Saham Nama Saham R ij E(R i) PT. Astra International Tbk Indofood Sukses Makmur Tbk PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk PT. Unilever Indonesia Tbk PT. Semen Gresik (Persero) Tbk 18,95 34,5 6,6 65,05 83,55 15,4,85 5,4 6,96 Sumber : Data Diolah : Tabel Saham yang memiliki tingkat keuntungan tertinggi berarti dapat memberikan keuntungan pada pemegang sahamnya. Tingkat keuntungan yang diharapkan terdapat dalam PT. Astra International, Sedangkan saham yang memiliki tingkat keuntungan terendah berarti mendatangkan kerugian bagi pemegang sahamnya terdapat dalam Indocement Tunggal Prakasa.

15 Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. No. 5 (013) 15 PT. Astra International Tbk PT. Indofood Sukses Makmur Tbk PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk PT. Unilever Indonesia Tbk PT. Semen Gresik (Persero) Tbk Sumber : Data Diolah : Tabel dan 3 Tabel 4 Expected Return Dan Risiko Saham Individual Saham E (R) Saham Risiko Saham ( ) 51,4,85 5,4 6,96 51,80 39,39 31,81 43,10 48,18 Dari tabel 4 tersebut dapat kita lihat perbandingan masing-masing expected return dan Deviasi Standar pada masing-masing perusahaan, expected return yang diambil adalah expected return yang tertinggi. Hal ini mencerminkan berapa tingkat tingkat keuntungan optimal yang diharapkan oleh seorang investor. Bahwa saham yang memiliki deviasi standar tinggi akan memiliki risiko yang tinggi dan akan mendapat tingkat keuntungan yang tinggi, namun sebaliknya saham yang memiliki nilai deviasi standar rendah akan memperoleh risiko yang rendah dan akan memiliki tingkat keuntungan yang rendah. Dimana kita dapat melihat PT. Astra International memiliki tingkat keuntungan paling besar yaitu 51,4 sedangkan PT. Indocement Tunggal Prakasa memiliki tingkat keuntungan paling rendah yaitu Dan pada tingkat risiko dapat kita lihat PT. Indocement Tunggal Prakasa memiliki tingkat risiko paling rendah yaitu 31,81 sedangkan PT. Astra International memiliki tingkat risiko yang paling besar yaitu 51,80. Tabel 5 Daftar Koefisien Korelasi Antar Saham Disajikan Dalam Desimal Portofolio X Y X ² Y ² XY ,895 1,895 1,895 1,895 0,345 0,345 0,345 0,066 0,066 0,6505 0,345 0,066 0,6505 0,8355 0,066 0,6505 0,8355 0,6505 0,8355 0,8355 3,4989 3,4989 3,4989 3,4989 1,8716 1,8716 1,8716 1,149 1,149,653 1,8716 1,149 1,570,8451 1,149,653,8451,653,8451, ,9716 0, , ,6983 0,8374 1,394-0,31-0,664 0,394 0,0558 0,3505 0,305 0,371 0,4 0,458 0,4790 Sumber : Data Diolah : Tabel Koefisien korelasi yang menunjukkan besarnya hubungan antara dua variabel relatif terhadap masing-masing deviasinya. Portofolio akan lebih efisien jika mempunyai nilai koefisien korelasi yang bernilai negatif, karena semakin mendekati -1 berarti korelasinya semakin rendah sehingga dapat mengurangi atau meminimumkan deviasi standar (risiko) portofolio.

16 Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. No. 5 (013) 16 Tabel 6 Tingkat Keuntungan Portofolio Dengan Proporsi Sama (50% : 50) Disajikan Dalam Persentase (%) Portofolio X A X B E(R A) E(R B) E(R P) 1 50% 50% 15,4,85 9,05 50% 50% 15,4 7, % 50% 15,4 5,4 10, % 50% 15,4 6,96 11,1 5 50% 50%,85 1, % 50%,85 5,4 4, % 50%,85 6,96 4, % 50% 5,4, % 50% 6,96 3, % 50% 5,4 6,96 6,19 Sumber : Data Diolah : Tabel 3 Tabel 7 Tingkat Keuntungan Portofolio dengan Proporsi Berbeda (60% : 40%) Disajikan Dalam Persentase (% Portofolio X A X B E(R A) E(R B) E(R P) 1 60% 40% 15,4,85 10,8 60% 40% 15,4 9, % 40% 15,4 5,4 11, % 40% 15,4 6,96 11, % 6 60% 7 60% 8 60% 9 60% 10 60% Sumber : Data Diolah : Tabel 3 40% 40% 40% 40% 40% 40%,85,85,85 5,4 5,4 6,96 5,4 6,96 6,96 1,9 3,88 4,49,48 3,10 6,04 Dari kedua tabel tersebut dapat dilihat bahwa tingkat keuntungan portofolio yang tinggi adalah portofolio 4 yaitu kombinasi antara PT. Astra International dan PT. Semen Gresik sedangkan tingkat portofolio terendah adalah portofolio 5 yaitu kombinasi antara yaitu PT. Indofood Sukses Makmur dan Indocement Tunggal Prakasa Indonesia.

17 Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. No. 5 (013) 17 Tabel 8 Deviasi Standar Portofolio Dengan Proporsi Sama (50% : 50%) Portofolio X A X B X A X B σ A σ B σ²a σ² B ρ AB σp Sumber : Data Diolah : Tabel 4 dan Tabel ,3939 0,3939 0,3939 0,3181 0,3181 0,4310 0,3939 0,3181 0,4310 0,4819 0,3181 0,4310 0,4819 0,4310 0,4819 0,4819 0,683 0,683 0,683 0,683 0,155 0,155 0,155 0,101 0,101 0,1858 0,155 0,101 0,1858 0,3 0,101 0,1858 0,3 0,1858 0,3 0,3-0,31-0,664 0,394 0,0558 0,3505 0,305 0,371 0,4 0,458 0,4790 0,868 0,653 0,3966 0,3634 0,93 0,337 0,3453 0,3173 0,3436 0,396 Tabel 9 Deviasi Standar Portofolio Proporsi Berbeda (60% : 40%) Portofolio X A X B X A X B σ A σ B σ²a σ² B ρ AB σp 1 0,6 0,4 0,36 0, ,3939 0,683 0,155-0,31 0,3143 0,6 0,4 0,36 0, ,3181 0,683 0,101-0,664 0, ,6 0,4 0,36 0, ,4310 0,683 0,1858 0,394 0, ,6 0,4 0,36 0, ,4819 0,683 0,3 0,0558 0, ,6 0,4 0,36 0,16 0,3939 0,3181 0,155 0,101 0,3505 0, ,6 0,4 0,36 0,16 0,3939 0,4310 0,155 0,1858 0,305 0, ,6 0,4 0,36 0,16 0,3939 0,4819 0,155 0,3 0,371 0, ,6 0,4 0,36 0,16 0,3181 0,4310 0,101 0,1858 0,4 0, ,6 0,6 0,4 0,4 0,36 0,36 0,16 0,16 Sumber : Data Diolah : Tabel 4 dan Tabel 5 0,3181 0,4310 0,4819 0,4819 0,101 0,1858 0,3 0,3 0,458 0,4790 0,369 0,3896 Dari kedua tabel tersebut dapat dilihat bahwa yang mempunyai deviasi standar tertinggi adalah portofolio 3 yaitu kombinasi PT. Astra International dengan PT Unilever Indonesia sedangakan yang mempunyai deviasi standar terendah adalah portofolio yaitu kombinasi PT Astra International dengan PT Indocement Tunggal Prakasa. Portofolio Efisien Setelah menganalisis portofolio maka langkah selanjutnya dilakukan pemilihan portofolio yang efisien. Portofolio yang efisien adalah portofolio yang memberikan tingkat keuntungan yang sama dengan risiko yang lebih rendah, atau dengan risiko yang sama memberikan tingkat keuntungan yang lebih tinggi. Berdasarkan perhitungan terhadap 10 portofolio yang terbentuk dari 5 saham dalam penelitian ini diketahui bahwa untuk masing-

18 Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. No. 5 (013) masing portofolio mempunyai variasi yang berbeda terhadap tingkat keuntungan dan risiko yang ditawarkan. Berikut tabel 10 dan 11 yang menunjukkan saham portofolio yang mempunyai tingkat keuntungan portofolio beserta deviasi standar portofolio, dan penulis menggambarkan dalam gambar 3 proporsi sama (50% : 50%) dan gambar 4 proporsi berbeda (60% : 40% ) yang menunjukkan hubungan antara tingkat keuntungan portofolio dan risiko portofolio Tabel 10 Tingkat Keuntungan dan Deviasi Standar Portofolio dari 10 Portofolio Dengan Menggunakan Proporsi Sama ( 50% : 50%) Disajikan Dalam Desimal Portofolio E(Rp) σp ,0905 0,0788 0,1033 0,1110 0,0169 0,0414 0,0491 0,097 0,0374 0,0619 0,868 0,653 0,3966 0,3634 0,93 0,337 0,3453 0,3173 0,3436 0,396 Sumber : Data Diolah : Tabel 6 dan 8 Gambar 3 Tingkat Keuntungan dan Deviasi Standar Portofolio dari 10 Portofolio Dengan Proporsi Sama (50%:50) Sumber : Data Diolah : Tabel 10

19 Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. No. 5 (013) 19 Tabel 11 Tingkat Keuntungan dan Deviasi Standar Portofolio dari 10 Portofolio Dengan Menggunakan Proporsi Berbeda ( 60% : 40%) Disajikan Dalam Desimal Portofolio E(Rp) σp 1 0,108 0,3143 0,0935 0, ,1131 0, ,1193 0, ,019 0, ,0388 0, ,0449 0, ,048 0, ,0310 0, ,0604 0,3896 Sumber : Data Diolah : Tabel 7 dan 9 Gambar 4 Tingkat Keuntungan dan Deviasi Standar Portofolio dari 10 Portofolio Dengan Proporsi Berbeda (60%: 40%) Sumber : Data Diolah : Tabel 11 Pada gambar 3 dengan Proporsi ( 50%:50% ) portofolio efisien terletak pada titik portofolio 4, 1 dan sedangkan pada gambar 4 dengan proporsi (60% : 40% ) portofolio yang efisien terletak pada titik potofolio 4, 1 dan (efficient frontier). Efficient Frontier adalah kurva yang menghubungkan efisien portofolio yang memiliki deviasi standar terendah dengan efisien portofolio yang memiliki expected return tertinggi. Sedangkan pada titik lain tersebut dapat dinyatakan tidak efisien. Dari variasi tingkat keuntungan dan risiko portofolio yang

20 Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. No. 5 (013) ditawarkan dalam gambar 3 dan 4 maka portofolio yang efisien dapat ditunjukkan dalam tabel 1 : Tabel 1 Portofolio Efisien 0 Proporsi (50% : 50% ) Proporsi (60% : 40%) Portofolio E(Rp) σp Portofolio E(Rp) σp 4 0,1110 0, ,1193 0, ,0905 0, ,108 0,3143 0,0788 0,653 0,0935 0,308 Sumber : Data Diolah : Tabel 10 dan 11 Simpulan Bahwa dengan analisis portofolio dapat ditentukan kombinasi saham yang efisien atau portofolio efisien yang mana dapat mengoptimalkan tingkat keuntungan dan meminimalkan tingkat risiko yang terkandung dalam investasi saham. Hal tersebut dapat dibuktikan dari bagaimana analisis ini menunjukkan dan membandingkan daya tarik saham-saham dari variasi tingkat keuntungan dan risiko yang ditawarkan oleh tiap-tiap saham, serta bagaimana dari variasi tingkat keuntungan dan risiko saham tersebut dapat ditentukan saham-saham yang atraktif untuk kombinasi saham yang efisien atau portofolio efisien. Namun untuk menentukan portofolio mana yang dapat dikatakan efisien maka investor juga harus melihat preferensi dari investor. (1) bagi investor yang menyukai risiko dengan proporsi sama ( 50%:50%) maka dapat dikatakan portofolio 4 merupakan portofolio yang efisien dengan expected return 0,1110 dan risiko 0,3634 dan pada proporsi berbeda (60%:40%) maka dapat dikatakan portofolio 4 merupakan portofolio yang efisien dengan expected return 0,1193 dan risiko 0,3746; () bagi investor yang netral terhadap risiko dengan proporsi sama ( 50%:50%) maka dapat dikatakan portofolio 1 merupakan portofolio yang efisien dengan expected return 0,0905 dan risiko0,868 dan pada proporsi berbeda (60%:40%) maka dapat dikatakan portofolio 1 merupakan portofolio yang efisien dengan expected return 0,108 dan risiko 0,3143; (3) bagi investor yang tidak menyukai risiko dengan proporsi sama (50%:50%) maka dapat dikatakan portofolio merupakan portofolio yang efisien dengan expected return 0,0788 dan risiko 0,653 dan pada proporsi berbeda (60%:40%) maka dapat dikatakan portofolio merupakan portofolio efisien dengan expected return 0,0935 dan risiko 0,308. Saran Berdasarkan hasil analisis dan simpulan dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut : (1) Dalam pengambilan keputusan untuk menanamkan modal pada suatu saham sebaiknya mempertimbangkan tingkat keuntungan yang diperoleh dan risiko yang akan ditanggung pada masing-masing saham. Dari hasil di atas membuktikan bahwa semakin besar tingkat pengembalian yang diinginkan investor, maka akan semakin besar pula risiko yang harus ditanggung investor sehingga pemilihan investasi juga berpulang pada sifat dan keberanian investor. Return yang besar akan mengakibatkan penangguhan risiko yang besar pula, begitu pula sebaliknya. Selain itu juga disarankan untuk membentuk portofolio yang mempunyai koefisien korelasi terendah karena koefisien korelasi yang rendah akan mengurangi risiko dibandingkan portofolio yang memiliki koefisien korelasi yang tinggi; () Menganalisis tingkat keuntungan dan tingkat risiko yang terkandung dalam setiap investasi,

21 Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. No. 5 (013) investor sebaiknya melakukan perhitungan berdasarkan data historis yang ada dibursa efek indonesia yaitu harga saham dan dividen untuk memaksimalkan dan meminimalkan tingkat risiko yang terkandung dalam investasi. untuk itu, dalam melakukan investasi sebaiknya juga mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti total asset, modal, laba yang dihasilkan dan lain-lain. Hal tersebut dilakukan agar dapat memaksimalkan tingkat keuntungan yang diharapkan dan meminimalkan tingkat risiko. Keterbatasan Penelitian Berdasarkan mekanisme perhitungan dan prosedur penentuan portofolio yang efisien dalam penelitian ini, pilihan portofolio yang efisien adalah kombinasi antara PT. Astra International dan PT. Semen Gresik, PT. Astra International dan PT. Indofood Sukses Makmur, PT. Astra International dan PT. Indocement Tunggal Prakarsa yang lebih cenderung untuk tujuan investasi jangka pendek karna data yang digunakan berupa harga saham bulanan dan dividen yang dibagikan pada tahun 011. Pada kenyataannya, jika dilihat dari faktor lain seperti jumlah modal, asset yang dimiliki dan jumlah laba yang dihasilkan serta tujuan investasi jangka panjang, investasi pada saham PT. Astra International dan PT. Unilever Indonesia lebih baik daripada saham kombinasi dari portofolio yang efisien. Untuk itu, dalam melakukan investasi sebaiknya juga mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti total asset, modal, laba yang dihasilkan dan lain-lain dan Periode pengamatan penelitian cukup pendek hanya satu tahun, yaitu tahun 011 Oleh karena itu diharapkan pada penelitan berikutnya dapat memperpanjang waktu pengamatan serta menambah jumlah sample. 1 DAFTAR PUSTAKA Fauzi, M Metode Penelitian Kuantitatif. Edisi Pertama. WaliSongo Press. Semarang. Halim, A Analisis Investasi. Edisi Kedua. Salemba Empat. Jakarta. Husnan, S Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi Keempat. UPP STIM YKPN.Yogyakarta. Jogiyanto Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketujuh. BPFE. Yogyakarta. Samsulanah Pembentukan Portofolio Efisien Sebagai Dasar Investasi Pada Saham Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Surabaya. Sedarmayanti, dan Hidayat Metodologi Penelitian. Edisi Kedua. Mandar Maju. Bandung. Soeratno, dan Arsyad Metode Penelitian. Edisi Kelima. UPP STIM YKPN. Yogyakarta. Sunariyah Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Kelima. UPP STIM YKPN. Yogyakarta. Suryani, Y Analisis Portofolio Saham Dalam Mengoptimalkan Keuntungan Investasi Di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Ekonomi dan Bisnis vol (1): Tandelilin, E Portofolio dan Investasi. Edisi Pertama. KANISIUS. Yogyakarta.

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional negara tersebut, Sehingga banyak negara yang melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional negara tersebut, Sehingga banyak negara yang melakukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stabilitas dan kemajuan ekonomi merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh negara karena perkembangan ekonomi merupakan tonggak berhasil tidaknya pembangunan

Lebih terperinci

HARGA SAHAM DAN RISIKO SAHAM UNTUK MENENTUKAN PORTOFOLIO EFISIEN PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI

HARGA SAHAM DAN RISIKO SAHAM UNTUK MENENTUKAN PORTOFOLIO EFISIEN PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI HARGA SAHAM DAN RISIKO SAHAM UNTUK MENENTUKAN PORTOFOLIO EFISIEN PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI Evi Christasari phy_chrizta@yahoo.com Soebari Martoatmodjo Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Investasi. cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Investasi. cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang (Halim, 2005:4). Untuk melakukan

Lebih terperinci

PORTOFOLIO MODEL MARKOWITZ SEBAGAI PERTIMBANGAN INVESTASI PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI DI BURSA EFEK INDONESIA

PORTOFOLIO MODEL MARKOWITZ SEBAGAI PERTIMBANGAN INVESTASI PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI DI BURSA EFEK INDONESIA PORTOFOLIO MODEL MARKOWITZ SEBAGAI PERTIMBANGAN INVESTASI PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI DI BURSA EFEK INDONESIA Kristian Febrianto Kfebrianto@gmail.com Nurul Widyawati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO YANG OPTIMAL MENGGUNAKAN MODEL MARKOWITZ PADA PERUSAHAAN ASURANSI. Moh. Rizal

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO YANG OPTIMAL MENGGUNAKAN MODEL MARKOWITZ PADA PERUSAHAAN ASURANSI. Moh. Rizal Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen : Volume, Nomor, Desember 0 ISSN : -09 ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO YANG OPTIMAL MENGGUNAKAN MODEL MARKOWITZ PADA PERUSAHAAN ASURANSI Moh. Rizal Mohrizal.stiesia@gmail.com

Lebih terperinci

MODEL MARKOWITZ UNTUK MENENTUKAN PORTOFOLIO EFISIEN PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI DI BEI

MODEL MARKOWITZ UNTUK MENENTUKAN PORTOFOLIO EFISIEN PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI DI BEI Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen : Volume 5, Nomor, April 1 ISSN : 1-593 MODEL MARKOWITZ UNTUK MENENTUKAN PORTOFOLIO EFISIEN PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI DI BEI Fajar Novianto At.dawns3@gmail.com Budiyanto

Lebih terperinci

ANALISIS PORTOFOLIO MENGGUNAKAN MODEL MARKOWITZ PADA PERUSAHAAN PULP AND PAPER DI BEI

ANALISIS PORTOFOLIO MENGGUNAKAN MODEL MARKOWITZ PADA PERUSAHAAN PULP AND PAPER DI BEI ANALISIS PORTOFOLIO MENGGUNAKAN MODEL MARKOWITZ PADA PERUSAHAAN PULP AND PAPER DI BEI Andi Muhammad Ayyub Rizal Ayyubrizal@gmail.com Suwitho Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT

Lebih terperinci

`ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTY DI BEI

`ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTY DI BEI `ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTY DI BEI Selly Uli Siregar selly.uli@gmail.com Sasi Agustin Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT The

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. datang. (Tandelilin, 2010:2). Investasi merupakan Penundaan konsumsi sekarang

BAB I PENDAHULUAN. datang. (Tandelilin, 2010:2). Investasi merupakan Penundaan konsumsi sekarang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Investasi 1. Pengertian Investasi Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan saat ini, dengan tujuan memperoleh

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis Pada Sub bab ini penulis akan membahas landasan dan rerangka teori yang berkaitan dengan pokok permasalahan yang dibahas di dalam skripsi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang akan menginvestasikan dananya (investor). Prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang akan menginvestasikan dananya (investor). Prinsip-prinsip BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal Indonesia sebagai lembaga keuangan selain perbankan keberadaannya dapat dijadikan tempat untuk mencari sumber dana baru dengan tugasnya sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berinvestasi banyak cara yang dipilih oleh para investor, pasar

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berinvestasi banyak cara yang dipilih oleh para investor, pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam berinvestasi banyak cara yang dipilih oleh para investor, pasar modal merupakan salah satu pilihan alternatif. Menurut UU No.8 Th 1995 Pasar Modal adalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu lembaga yang berpengaruh besar terhadap

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu lembaga yang berpengaruh besar terhadap I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu lembaga yang berpengaruh besar terhadap kondisi keuangan dan perekonomian suatu negara. Di dalam pasar modal, kita dapat melakukan berbagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional suatu negara. Ada beberapa alternatif yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional suatu negara. Ada beberapa alternatif yang dapat 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian Indonesia banyak menjadi sorotan dikarenakan situasi dan kondisi perekonomian yang tidak stabil.padahal perkembangan ekonomi itu

Lebih terperinci

AKTIVA TUNGGAL. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Tunas Pembangunan Surakarta.

AKTIVA TUNGGAL. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Tunas Pembangunan Surakarta. ETURN DAN ISIKO AKTIVA TUNGGAL Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Tunas Pembangunan Surakarta ririkyunita@yahoo.co.id Return Investasi Rate of return dari suatu investasi dapat dihitung dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dua hal, yaitu risiko dan return. Dalam melakukan investasi khususnya pada

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dua hal, yaitu risiko dan return. Dalam melakukan investasi khususnya pada BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Investasi Teori investasi menjelaskan bahwa keputusan investasi selalu menyangkut dua hal, yaitu risiko dan return. Dalam melakukan investasi khususnya

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO YANG EFISIEN MENGGUNAKAN MODEL MARKOWITZ PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO YANG EFISIEN MENGGUNAKAN MODEL MARKOWITZ PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen Volume 6, Nomor 12, Desember 2017 ISSN : 2461-0593 1 ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO YANG EFISIEN MENGGUNAKAN MODEL MARKOWITZ PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang. Maka wajar apabila

I. PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang. Maka wajar apabila I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi adalah salah satu jalan untuk menempatkan dana atau uang dengan harapan kita akan mendapatkan keuntungan atau tambahan tertentu atas dana atau uang tertentu.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dana tersebut. Umumnya investasi dikategorikan dua jenis yaitu:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dana tersebut. Umumnya investasi dikategorikan dua jenis yaitu: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Investasi Menurut Kamaruddin (2004), investasi adalah menempatkan dana atau uang dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memfasilitasi jual-beli sekuritas yang umumnya berumur lebih dari satu tahun,

BAB 1 PENDAHULUAN. memfasilitasi jual-beli sekuritas yang umumnya berumur lebih dari satu tahun, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi secara keseluruhan dapat dilihat dari perkembangan pasar modal dan industri sekuritas pada suatu negara. Pasar modal memiliki peranan penting

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Adapun penelitian mengenai CAPM salah satunya penelitian yang dilakukan oleh Dewi Irawati (2010) melakukan penelitian yang berjudul Analisis Metode CAPM

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investasi adalah pemahaman hubungan antara return yang diharapkan dan. return yang diharapkan. (Tandelilin, 2001 : 3)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investasi adalah pemahaman hubungan antara return yang diharapkan dan. return yang diharapkan. (Tandelilin, 2001 : 3) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Investasi Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berupa capital gain. Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Basri (2002: 133),

BAB I PENDAHULUAN. berupa capital gain. Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Basri (2002: 133), BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi perekenomian yang tidak stabil dan sulit diprediksi sangat berpengaruh terhadap perkembangan dunia bisnis dewasa ini. Kondisi tersebut bisa menyebabkan penurunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi pada umumnya dilakukan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi pada umumnya dilakukan untuk memperoleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan investasi pada umumnya dilakukan untuk memperoleh keuntungan tertentu. Investasi memiliki 2 bentuk yaitu investasi pada real asset produktif seperti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam perekonomian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam perekonomian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam perekonomian dunia saat ini. Banyak industri dan perusahaan yang menggunakan institusi pasar modal sebagai media

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bidang ekonomi pada umumnya dan di bidang investasi khususnya. Investasi

I. PENDAHULUAN. bidang ekonomi pada umumnya dan di bidang investasi khususnya. Investasi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat telah mengubah pola pikir masyarakat di bidang ekonomi pada umumnya dan di bidang investasi khususnya. Investasi dapat dilakukan baik

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO DARI TIGA SEKURITAS PERUSAHAAN YANG TERCATAT SEBAGAI INDEKS LQ45 PERIODE FEBRUARI-JULI 2009 PADA BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO DARI TIGA SEKURITAS PERUSAHAAN YANG TERCATAT SEBAGAI INDEKS LQ45 PERIODE FEBRUARI-JULI 2009 PADA BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO DARI TIGA SEKURITAS PERUSAHAAN YANG TERCATAT SEBAGAI INDEKS LQ45 PERIODE FEBRUARI-JULI 2009 PADA BURSA EFEK INDONESIA Ratna Sari NPM : 10205985 Fakultas Ekonomi, Jurusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keadaan perekonomian Indonesia yang saat ini menurun akibat melemahnya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keadaan perekonomian Indonesia yang saat ini menurun akibat melemahnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keadaan perekonomian Indonesia yang saat ini menurun akibat melemahnya nilai rupiah terhadap dollar yang disebabkan oleh faktor eksternal yaitu kebijakan baru

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA TIGA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN TEORI PORTOFOLIO. (STUDI KASUS PADA SAHAM PT GUDANG GARAM Tbk,

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA TIGA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN TEORI PORTOFOLIO. (STUDI KASUS PADA SAHAM PT GUDANG GARAM Tbk, ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA TIGA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN TEORI PORTOFOLIO (STUDI KASUS PADA SAHAM PT GUDANG GARAM Tbk, SAHAM PT HM SAMPOERNA Tbk DAN SAHAM PT TIMAH Tbk) Elvida Julianti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan adanya pasar modal (capital market), pemodal sebagai pihak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan adanya pasar modal (capital market), pemodal sebagai pihak yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal di Indonesia memiliki peran besar bagi perekonomian negara. Dengan adanya pasar modal (capital market), pemodal sebagai pihak yang memiliki kelebihan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Mustain (2007) dengan judul analisis pembentukan portofolio saham optimal penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui saham apa saja yang dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam perekonomian

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam perekonomian 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam perekonomian dunia saat ini. Banyak industri dan perusahaan yang menggunakan institusi pasar modal sebagai

Lebih terperinci

EVALUASI PEMBENTUKAN PORTOFOLIO TERHADAP RISK AND RETURN SAHAM PERUSAHAAN ROKOK. Riisha Shalmah

EVALUASI PEMBENTUKAN PORTOFOLIO TERHADAP RISK AND RETURN SAHAM PERUSAHAAN ROKOK. Riisha Shalmah Volume 6, Nomor 0, Oktober 07 ISSN: 46-059 EVALUASI PEMBENTUKAN PORTOFOLIO TERHADAP RISK AND RETURN SAHAM PERUSAHAAN ROKOK Riisha Shalmah Riisha.hutama@gmail.com Triyonowati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO YANG EFISEIN PADA PT AQUA GOLDEN MISSISIPI

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO YANG EFISEIN PADA PT AQUA GOLDEN MISSISIPI ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO YANG EFISEIN PADA PT AQUA GOLDEN MISSISIPI Tbk, PT MERCK Tbk Dan PT ULTRAJAYA Tbk DENGAN MODEL MARKOWITZ Nida Puspasari Komplek Bukti Cengkeh Berbunga C6/1 Depok-16418 Email

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. membeli saham untuk diinvestasikan. potensial yang berharga murah.disaat itulah investor bisa membeli saham.

BAB 5 PENUTUP. membeli saham untuk diinvestasikan. potensial yang berharga murah.disaat itulah investor bisa membeli saham. BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan penelitian dan analisis yang dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Dengan analisis portofolio dapat ditentukan pada saat kapan

Lebih terperinci

RETURN YANG DIHARAPKAN DAN RISIKO PORTFOLIO ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANDRI HELMI M, SE., MM.

RETURN YANG DIHARAPKAN DAN RISIKO PORTFOLIO ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANDRI HELMI M, SE., MM. RETURN YANG DIHARAPKAN DAN RISIKO PORTFOLIO ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANDRI HELMI M, SE., MM. OVERVIEW Tujuan dari bab ini adalah untuk mempelajari konsep return dan risiko portofolio dalam investasi

Lebih terperinci

PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL

PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL Bahan ajar digunakan sebagai materi penunjang Mata Kuliah: Manajemen Investasi Dikompilasi oleh: Nila Firdausi Nuzula, PhD Portofolio Efisien PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL Portofolio efisien diartikan sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pasif dan investor aktif. Investor pasif menganggap bahwa pasar modal adalah

I. PENDAHULUAN. pasif dan investor aktif. Investor pasif menganggap bahwa pasar modal adalah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi dapat dilakukan oleh perorangan atau perusahaan yang kelebihan dana. Berdasarkan pengambilan keputusan, investor dibagi menjadi dua yaitu investor pasif dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam waktu dua tahun atau lebih secara bertahap. Secara umum investasi dikenal

I. PENDAHULUAN. dalam waktu dua tahun atau lebih secara bertahap. Secara umum investasi dikenal I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan pengeluaran modal saat ini, untuk mendapatkan keuntungan dalam waktu dua tahun atau lebih secara bertahap. Secara umum investasi dikenal sebagai kegiatan

Lebih terperinci

HARGA SAHAM DAN RISIKO SAHAM UNTUK MENENTUKAN PORTOFOLIO SAHAM YANG EFISIEN. Intan Omai Anneke Putri Soebari Artoadmodjo

HARGA SAHAM DAN RISIKO SAHAM UNTUK MENENTUKAN PORTOFOLIO SAHAM YANG EFISIEN. Intan Omai Anneke Putri Soebari Artoadmodjo 1 HARGA SAHAM DAN RISIKO SAHAM UNTUK MENENTUKAN PORTOFOLIO SAHAM YANG EFISIEN Intan Omai Anneke Putri Intan.anneke@gmail.com Soebari Artoadmodjo Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. atau keuntungan atas uang tersebut (Ahmad, 1996:3). Investasi pada hakikatnya

LANDASAN TEORI. atau keuntungan atas uang tersebut (Ahmad, 1996:3). Investasi pada hakikatnya II. LANDASAN TEORI 2.1. Investasi Investasi adalah menempatkan dana dengan harapan memperoleh tambahan uang atau keuntungan atas uang tersebut (Ahmad, 1996:3). Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh

BAB II LANDASAN TEORI. penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh 12 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Investasi Investasi adalah menempatkan dana dengan harapan memperoleh tambahan uang atau keuntungan tersebut (Rodoni, 1996). Investasi pada hakikatnya meruapakan penempatan

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO YANG EFISIEN PADA PERUSAHAAN KERAMIK, KACA DAN PORSELEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA DENGAN MODEL MARKOWITZ

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO YANG EFISIEN PADA PERUSAHAAN KERAMIK, KACA DAN PORSELEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA DENGAN MODEL MARKOWITZ ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO YANG EFISIEN PADA PERUSAHAAN KERAMIK, KACA DAN PORSELEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA DENGAN MODEL MARKOWITZ IRMA CHRISTIANA Dosen Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah saham kepada public di pasar modal atau go public. Selain untuk

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah saham kepada public di pasar modal atau go public. Selain untuk BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu akibat dari persaingan bisnis yang semakin ketat adalah perusahaan harus mencari sumber modal lebih untuk mendanai kegiatan ekspansinya.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis Tinjauan teori berisi tentang kajian atau konsep teori yang relevan dalam penelitian ini. Tinjauan teori harus mendukung identifikasi

Lebih terperinci

Manajemen Investasi. SUTIA BUDI STIE AHMAD DAHLAN JAKARTA

Manajemen Investasi. SUTIA BUDI STIE AHMAD DAHLAN JAKARTA Manajemen Investasi SUTIA BUDI sutiabudi19@yahoo.com STIE AHMAD DAHLAN JAKARTA INVESTMENT MANAGEMENT Session 2 Times 2 Times 2 Times 2 Times 2 Times 2 Times 2 Times Chapter Introduction Capital Market

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kapitalisasi pasar cukup besar. Pasar modal memiliki peran besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. dengan kapitalisasi pasar cukup besar. Pasar modal memiliki peran besar bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal di Indonesia telah mengalami perkembangan cukup signifikan. Hal itu ditunjukan dengan semakin banyak jumlah sekuritas yang diperdagangkan dengan kapitalisasi

Lebih terperinci

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MODEL MARKOWITZ PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MODEL MARKOWITZ PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MODEL MARKOWITZ PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Di susun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini persaingan dalam dunia bisnis semakin tinggi. Semakin banyak perusahaan baru yang muncul untuk bersaing dengan perusahaan lama. Tujuan perusahaan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Asuransi

TINJAUAN PUSTAKA Asuransi 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Asuransi 2.1.1 Pengertian Asuransi Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seseorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. optimal pada saham yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII). Jumlah keseluruhan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. optimal pada saham yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII). Jumlah keseluruhan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk membentuk portofolio yang memberikan komposisi optimal pada saham yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII). Jumlah keseluruhan saham yang

Lebih terperinci

Bab 3 Risiko dan Hasil pada Aset

Bab 3 Risiko dan Hasil pada Aset M a n a j e m e n K e u a n g a n 59 Bab 3 Risiko dan Hasil pada Aset Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan mengenai definisi, teknik perhitungan, jenis, dan hubungan antara risiko dan hasil.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masukan ke aktiva produktif selama periode waktu tertentu. Dengan adanya aktiva

BAB I PENDAHULUAN. masukan ke aktiva produktif selama periode waktu tertentu. Dengan adanya aktiva BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari dunia bisnis. Investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk di

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO PADA LIMA PERUSAHAAN YANG BERGERAK DI BIDANG PLANTATION

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO PADA LIMA PERUSAHAAN YANG BERGERAK DI BIDANG PLANTATION ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO PADA LIMA PERUSAHAAN YANG BERGERAK DI BIDANG PLANTATION Okki Jatnika Email : okki.jatnika@yahoo.com Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma Jl. Margonda

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO YANG EFISIEN DENGAN MODEL MARKOWITZ PADA PERUSAHAAN ASURANSI DI INDONESIA

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO YANG EFISIEN DENGAN MODEL MARKOWITZ PADA PERUSAHAAN ASURANSI DI INDONESIA ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO YANG EFISIEN DENGAN MODEL MARKOWITZ PADA PERUSAHAAN ASURANSI DI INDONESIA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: Andika Setiawan B100120254 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan ekonomi saat ini dihadapkan dengan pilihan untuk melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan ekonomi saat ini dihadapkan dengan pilihan untuk melakukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi saat ini dihadapkan dengan pilihan untuk melakukan konsumsi sekarang atau konsumsi mendatang. Penundaan konsumsi sekarang untuk konsumsi mendatang

Lebih terperinci

METODE MARKOWITZ UNTUK MENENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA PERUSAHAAN RETAIL DI BEI

METODE MARKOWITZ UNTUK MENENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA PERUSAHAAN RETAIL DI BEI Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen Volume 6, Nomor, Februari 07 ISSN : 6-09 METODE MARKOWITZ UNTUK MENENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA PERUSAHAAN RETAIL DI BEI Wahyu Nanda Setyawan wahyunanda.setyawan@yahoo.co.id

Lebih terperinci

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 1.1 Analisis Portofolio Pada Aktiva Berisiko (Saham dan Emas)

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 1.1 Analisis Portofolio Pada Aktiva Berisiko (Saham dan Emas) IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN 1.1 Analisis Portofolio Pada Aktiva Berisiko (Saham dan Emas) Investor dalam membentuk portofolio diperlukan perhitungan return ekspektasi dari masing-masing aktiva untuk dimasukkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang didasarkan atas survei

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang didasarkan atas survei III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang didasarkan atas survei terhadap objek penelitian. Cooper dan Schindler dalam Salamah (2011) menyatakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Manajemen Keuangan 2.1.1 Definisi Manajemen Keuangan Husnan (1996) menyatakan bahwa manajemen keuangan menyangkut kegiatan perencanaan, analisis, dan pengendalian kegiatan

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL SEBAGAI DASAR PERTIMBANGAN INVESTASI SAHAM

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL SEBAGAI DASAR PERTIMBANGAN INVESTASI SAHAM ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL SEBAGAI DASAR PERTIMBANGAN INVESTASI SAHAM RUTIN pashautin@yahoo.co.id Sri Utiyati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT

Lebih terperinci

Rita Indah Mustikowati, SE, MM

Rita Indah Mustikowati, SE, MM Rita Indah Mustikowati, SE, MM TINGKAT PENGEMBALIAN Tingkat pengembalian disebut juga return Return berarti keuntungan atau tingkat pengembalian yang diharapkan Pengembalian investasi adalah dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil. Secara umum pendapatan penduduk

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil. Secara umum pendapatan penduduk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan laporan Organisasi Dana Moneter Internasional (IMF), Indonesia merupakan salah satu negara Asia Pasifik yang memiliki posisi penting dengan pertumbuhan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Investasi adalah Proses menabung yang berorientasi pada tujuan tertentu dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Investasi adalah Proses menabung yang berorientasi pada tujuan tertentu dan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi Investasi adalah Proses menabung yang berorientasi pada tujuan tertentu dan bagaimana mencapai tujuan tersebut dan bagaimana mencapai tujuan tersebut Pratomo (2004) Definisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu Negara

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu Negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu Negara karena pasar modal mempunyai dua fungsi, yaitu sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau

Lebih terperinci

PORTOFOLIO OPTIMAL UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA PERUSAHAAN PERKEBUNAN

PORTOFOLIO OPTIMAL UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA PERUSAHAAN PERKEBUNAN PORTOFOLIO OPTIMAL UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA PERUSAHAAN PERKEBUNAN Arlinda Yuliarti arlinda.yulia@gmail.com Sasi Agustin Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal a. Definisi Pasar Modal Menurut Husnan (2009:3) secara formal pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungan atau merugikan. Ketidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungan atau merugikan. Ketidak BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Risiko Pada dasarnya risiko muncul akibat adanya kondisi ketidakpastian akan sesuatu yang diharapkan terjadi dimasa yang akan datang. Sesuatu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. investor. Para investor yang menginvestasikan dananya, pasti akan. mengharapkan return (tingkat pengembalian) berupa capital gain, dan

I. PENDAHULUAN. investor. Para investor yang menginvestasikan dananya, pasti akan. mengharapkan return (tingkat pengembalian) berupa capital gain, dan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan salah satu kegiatan yang sangat menarik bagi seorang investor. Para investor yang menginvestasikan dananya, pasti akan mengharapkan return

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membeli Dolar. Situasi tersebut menimbulkan lebih banyak tekanan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. membeli Dolar. Situasi tersebut menimbulkan lebih banyak tekanan terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis keuangan Asia pada tahun 1997 berdampak pada stabilitas keuangan yang menyebabkan perusahaan-perusahaan di Indonesia berlomba-lomba membeli Dolar. Situasi tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. saham, dengan harapan expected return yang diperoleh akan tinggi. Namun pada

BAB 1 PENDAHULUAN. saham, dengan harapan expected return yang diperoleh akan tinggi. Namun pada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian yang tidak selalu stabil, membuat para pengusaha untuk mengantisipasi dalam mengolah dana perusahaannya. Tidak jarang para pengusaha memilih

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketidakpastian kondisi penghasilan dan kebutuhan akan konsumsi di masa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketidakpastian kondisi penghasilan dan kebutuhan akan konsumsi di masa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketidakpastian kondisi penghasilan dan kebutuhan akan konsumsi di masa datang merupakan salah satu masalah yang dihadapi oleh banyak orang. Salah satu cara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi tersebut ada suatu keuntungan (return) yang diinginkan oleh investor.

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi tersebut ada suatu keuntungan (return) yang diinginkan oleh investor. BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Investasi merupakan suatu penanaman modal secara langsung ataupun tidak langsung, jangka pendek maupun jangka panjang, dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut dapat diartikan bahwa investor untuk memperoleh keuntungan dimasa

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut dapat diartikan bahwa investor untuk memperoleh keuntungan dimasa 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan suatu bentuk komitmen penanaman modal diberbagai instrumen pada saat ini baik secara langsung maupun tidak langsung, dalam jangka pendek maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peringkat investment grade dari lembaga pemeringkat kredit international fitch

BAB I PENDAHULUAN. peringkat investment grade dari lembaga pemeringkat kredit international fitch BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi pada tahun 1997 berdampak pada banyak terlikuidasinya perbankan di Indonesia, pasar modal dianggap mampu menjadi alternatif penghimpun dana selain

Lebih terperinci

ANALISIS PORTOFOLIO MENGGUNAKAN INDEKS TUNGGAL UNTUK OPTIMALISASI SAHAM PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI DI BEI

ANALISIS PORTOFOLIO MENGGUNAKAN INDEKS TUNGGAL UNTUK OPTIMALISASI SAHAM PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI DI BEI ANALISIS PORTOFOLIO MENGGUNAKAN INDEKS TUNGGAL UNTUK OPTIMALISASI SAHAM PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI DI BEI Moch. Erric Valdino erric_valdino@yahoo.com Prijati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini banyak orang tertarik untuk melakukan investasi.

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini banyak orang tertarik untuk melakukan investasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat sekarang ini banyak orang tertarik untuk melakukan investasi. Mereka berharap dengan melakukan investasi dapat memperoleh keuntungan di waktu mendatang. Sesuai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kondisi perekonomian dalam aktivitas-aktivitas ekonomi, membuat negara ini

BAB 1 PENDAHULUAN. kondisi perekonomian dalam aktivitas-aktivitas ekonomi, membuat negara ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi di Indonesia saat ini, perkembangan situasi dan kondisi perekonomian dalam aktivitas-aktivitas ekonomi, membuat negara ini mengalami keadaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Tinjauan teori berisi tentang kajian atau konsep teori yang relevan dalam

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Tinjauan teori berisi tentang kajian atau konsep teori yang relevan dalam BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis Tinjauan teori berisi tentang kajian atau konsep teori yang relevan dalam penelitian ini. Tinjauan teori harus mendukung identifikasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal Dalam portofolio yang dibentuk, kita membentuk kombinasi yang optimal dari beberapa asset (sekuritas) sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal Indonesia memiliki peran besar bagi perekonomian negara. Melalui pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki kelebihan dana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal di Indonesia, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama dalam proses alokasi dana masyarakat. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Alokasi investasi (asset allocation) 2. Seleksi sekuritas ( securities selection)

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Alokasi investasi (asset allocation) 2. Seleksi sekuritas ( securities selection) 10 BAB II KAJIAN TEORI A. Teori Portofolio Dalam era globalisasi, investasi dapat dilakukan menembus batasbatas Negara dengan sangat mudah, karena banyak perusahaan investasi yang telah beroperasi secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. panjang diantara berbagai alternatif lainnya bagi perusahaan, termasuk di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. panjang diantara berbagai alternatif lainnya bagi perusahaan, termasuk di dalamnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang diantara berbagai alternatif lainnya bagi perusahaan, termasuk di dalamnya adalah sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan atau dana dengan cara penjualan saham. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan atau dana dengan cara penjualan saham. Pasar modal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu tempat bagi suatu perusahaan untuk memperoleh pembiayaan atau dana dengan cara penjualan saham. Pasar modal menjadi alternatif bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan dengan ditandai semakin maraknya kegiatan investasi di Pasar

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan dengan ditandai semakin maraknya kegiatan investasi di Pasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan keberadaan isu globalisasi tidak dapat di elakkan lagi. Hal itu dapat kita lihat dampaknya pada perkembangan perekonomian dunia yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipenuhi dengan melakukan go public atau menjual sahamnya kepada

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipenuhi dengan melakukan go public atau menjual sahamnya kepada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri manufaktur telah mengalami pasang surut yang membuat perkembangan industri manufaktur membutuhkan dana yang besar. Hal ini menyebabkan industri-industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan bisnis sekarang ini sudah tidak asing lagi dengan kegiatan investasi

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan bisnis sekarang ini sudah tidak asing lagi dengan kegiatan investasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menurut Hartono (2014) individu-individu yang berpengalaman di dalam dunia ekonomi dan bisnis sekarang ini sudah tidak asing lagi dengan kegiatan investasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Study ini menganalisis portofolio ke tiga aset yaitu saham, emas, dan

III. METODE PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Study ini menganalisis portofolio ke tiga aset yaitu saham, emas, dan III. METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Study ini menganalisis portofolio ke tiga aset yaitu saham, emas, dan Sertifikat Bank Indonesia.. Harga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjuan Umum Terhadap Objek Studi Gambaran Umum LQ Kriteria Pemilihan Saham LQ45

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjuan Umum Terhadap Objek Studi Gambaran Umum LQ Kriteria Pemilihan Saham LQ45 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjuan Umum Terhadap Objek Studi 1.1.1 Gambaran Umum LQ45 Indeks LQ45 terdiri dari 45 saham dengan likuiditas (liquidity) tinggi yang diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Definisi Indeks LQ Kriteria Indeks LQ45

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Definisi Indeks LQ Kriteria Indeks LQ45 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Definisi Indeks LQ45 Pasar modal di Indonesia masih tergolong pasar modal yang transaksinya tipis (thin market), yaitu pasar modal yang sebagian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis. Investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis. Investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari dunia bisnis. Investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari pemberi dana (lender) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari pemberi dana (lender) yang 18 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada kondisi meningkatnya perkembangan perekonomian Indonesia saat ini membuat investasi sangat dibutuhkan, dalam hal ini pasar modal merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan bagian dari suatu pasar finansial karena berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka panjang. Hal ini berarti pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal yang semakin berkembang dan meningkatnya keinginan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal yang semakin berkembang dan meningkatnya keinginan masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal Indonesia dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi perhatian banyak pihak, khususnya masyarakat bisnis. Hal ini disebabkan oleh kegiatan pasar modal

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Investasi Investasi merupakan penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan didalam produksi efisien selama periode waktu tertentu (Hartono,2010:5). Investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa mendatang (Tandelilin, 2010:2).Secara umum, pemodal (investor) yang

BAB I PENDAHULUAN. masa mendatang (Tandelilin, 2010:2).Secara umum, pemodal (investor) yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa mendatang (Tandelilin,

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN RETURN DAN RISIKO SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) PADA JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII)

ANALISIS HUBUNGAN RETURN DAN RISIKO SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) PADA JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) ANALISIS HUBUNGAN RETURN DAN RISIKO SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) PADA JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) Anton (anton_lee90@yahoo.com) Ervita Safitri (ervitasafitri@gmail.com)

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI SAHAM PERUSAHAAN GO PUBLIC SEKTOR PERTANIAN DI BURSA EFEK JAKARTA. Artie Arditha R., S.E. Endang Asliana, S.E.

ANALISIS INVESTASI SAHAM PERUSAHAAN GO PUBLIC SEKTOR PERTANIAN DI BURSA EFEK JAKARTA. Artie Arditha R., S.E. Endang Asliana, S.E. EKUITAS ISSN 1411-0393 Akreditasi No.55a/DIKTI/Kep/006 ANALISIS INVESTASI SAHAM PERUSAHAAN GO PUBLIC SEKTOR PERTANIAN DI BURSA EFEK JAKARTA Artie Arditha R., S.E. Endang Asliana, S.E. Politeknik Negeri

Lebih terperinci