BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Gagal jantung merupakan suatu sindroma klinis akibat. abnormalitas fungsi dan atau struktur jantung yang ditandai dengan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Gagal jantung merupakan suatu sindroma klinis akibat. abnormalitas fungsi dan atau struktur jantung yang ditandai dengan"

Transkripsi

1 23 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 GAGAL JANTUNG Definisi Gagal jantung merupakan suatu sindroma klinis akibat abnormalitas fungsi dan atau struktur jantung yang ditandai dengan kegagalan jantung untuk memompa darah dalam jumlah yang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh metabolisme jaringan. 2,16 Manifestasi utama gagal jantung adalah sesak nafas dan mudah lelah sehingga dapat membatasi aktifitas, menyebabkan retensi cairan yang pada akhirnya berlanjut pada kongesti paru dan edema perifer. 1, Epidemiologi Gagal jantung merupakan masalah kesehatan utama masyarakat di negara-negara industri. Peningkatan prevalensi dan insidensinya di Eropa dan Amerika Utara sangat menonjol dibandingkan penyakit kardiovaskular lainnya. Di Amerika Serikat, gagal jantung dianggap bertanggung jawab terhadap 1 juta perawatan rumah sakit (lebih banyak dari jumlah rawatan seluruh pasien kanker dan urutan pertama dalam daftar pasien-pasien yang ditanggung asuransi yang dirawat) dan kematian tiap tahunnya. 16 Berdasarkan laporan dari American Heart Association (AHA), hampir 5,7 juta penduduk amerika dari segala usia menderita hipertensi. Selain itu, sekitar kasus baru gagal jantung ditemukan tiap tahunnya di Amerika Serikat. Insidensi dan prevalensi 23

2 24 gagal jantung lebih tinggi pada kulit hitam, ras hispanik, amerika asli. 2,17 Hal ini dikarenakan tingginya insidensi dan prevalensi hipertensi dan diabetes melitus pada populasi di atas. Wanita dan pria memiliki insidensi dan prevalensi yang sama terhadap kejadian gagal jantung. Dari segi usia, prevalensi gagal jantung semakin meningkat seiring dengan semakin bertambahnya usia. Dibawah usia 55 tahun prevalensinya hanya 1-2% sedangkan diatas 75 tahun prevalensinya menjadi 10%. 2, Klasifikasi Beberapa istilah yang sering muncul berkaitan dengan gagal jantung antara lain: 1 Gagal jantung kongestif : definisinya serupa dengan definisi gagal jantung seperti yang telah disampaikan sebelumnya. Namun dalam terminologi ini disertai dengan adanya tanda-tanda bendungan terhadap sirkulasi misalnya distensi vena jugular, rales, edema perifer serta ascites. Gagal jantung akut : istilah ini mengarah pada suatu kondisi gagal jantung yang bersifat gawat darurat. Hal ini diarahkan pada gagal jantung yang baru muncul (new onset) ataupun gagal jantung kronis yang mengalami perburukan secara tiba-tiba. Gagal jantung kronis : merupakan suatu kondisi gagal jantung yang berada dalam kondisi relatif stabil. Kondisi ini sering juga disebut sebagai gagal jantung terkompensasi. 24

3 25 Berdasarkan klasifikasi yang diberikan oleh The New York Heart Association (NYHA), gagal jantung dapat dibagi menjadi 4 kelas berdasarkan gejala serta tingkatan aktifitas yang diperlukan untuk dapat mencetuskan sesak nafas. 2,16,18 1. Kelas I tidak ada batasan dalam aktifitas fisik 2. Kelas II terdapat sedikit batasan dalam beraktifitas. Pasien sesak nafas jika beraktifitas berat 3. Kelas III memiliki banyak keterbatasan dalam beraktifitas. Pasien sesak nafas jika beraktifitas ringan maupun sedang 4. Kelas IV sesak nafas tetap muncul bahkan saat pasien beristirahat. Sementara itu, The American College off Cardiology/American Heart Association (ACC/AHA) memberikan klasifikasi gagal jantung berdasarkan kaitan antara struktur jantung dan simtom pasien Stage A : Pasien dalam keadaan beresiko tinggi mengalami gagal jantung. Namun tidak dijumpai kelainan struktural maupun gejala gagal jantung pada pasien tersebut. 2. Stage B : terdapat kelainan struktural pada jantung namun tidak dijumpai adanya gejala gagal jantung 3. Stage C : terdapat kelainan struktur maupun gejala-gejala penyakit jantung 4. Stage D : gagal jantung refrakter yang memerlukan intervensi khusus. 25

4 Etiologi 1,15,16,18 Secara klinis penyebab gagal jantung dapat dibagi secara luas menjadi 4 kategori yakni: 1. Penyebab pokok : antara lain kelainan struktural (kongenital ataupun didapat) yang mempengaruhi sirkulasi arteri perifer dan koroner, perikardium, myokardium atau katup jantung yang menyebabkan peningkatan beban hemodinamik atau insufisiensi koroner/miokard. Beberapa penyebab pokok gagal jantung sistolik antara lain: Penyakit jantung koroner Diabetes melitus Hipertensi Penyakit jantung katup Aritmia Infeksi dan inflamasi (miokarditis) Kardiomiopati peripartum Penyakit jantung bawaan Obat-obatan Kardiomiopati idiopatik Kelainan endokrin, rheumatologi serta penyakit neuromuskular Beberapa penyebab gagal jantung diastolik antara lain : Penyakit jantung koroner Diabetes melitus Hipertensi Penyakit jantung katup (stenosis aorta) 26

5 27 Kardiomiopati hipertrofik Kardiomiopati restriktif Perikarditis konstriktif Beberapa penyebab gagal jantung akut antara lain : Penyakit regurgitasi katup akut (mitral atau aortik) Infark miokard Miokarditis Aritmia Obat-obatan (kokain, CCB, overdosis penyekat beta) Sepsis Beberapa penyebab gagal jantung dengan high-output antara lain : Anemia Fistula arteriovenosus sistemik Hipertiroidisme Penyakit jantung beri-beri Penyakit paget Sindrom Albright Multipel mieloma Kehamilan Glomerulonefritis Polisitemia vera Sindrom karsinoid 27

6 28 Beberapa penyebab penyakit jantung kanan antara lain : Gagal jantung kiri Penyakit jantung koroner Hipertensi pulmonal Stenosis katup pulmonal Emboli paru Penyakit paru kronis Penyakit neuromuskular 2. Penyebab fundamental : hal ini dimaksudkan pada mekanisme fisiologis dan biokimia terjadinya gagal jantung yang oleh karenanya jantung mengalami peningkatan beban hemodinamik atau berkurangnya hantaran oksigen ke miokardium sehingga menyebabkan terganggunya kontraksi otot jantung. 3. Penyebab presipitasi : pada pasien dengan gagal jantung yang sebelumnya stabil dan terkompensasi, dapat tiba-tiba mengalami gejala gagal jantung yang nyata. Hal ini dapat terjadi jika proses intrinsik telah mencapai keadaan lanjut melewati batas nilai kritis. gejala-gejala nyata dari gagal jantung dapat muncul akibat presipitasi dari beberapa hal, baik progresivitas penyebab pokok penyakit jantung itu sendiri (misalnya, semakin menyempitnya stenosis katup aorta atau katup mitral) atau beberapa kondisi lain (demam, anemia, infeksi, cor pulmonale, polisitemia vera, kehamilan, defisiensi nutrisi) atau pengobatan (kemoterapi, NSAIDs) yang menyebabkan terjadinya perubahan homeostasis pada pasien gagal jantung. 28

7 29 4. Kardiomiopati genetis : aritmia dan dilatasi jantung kanan serta kardiomiopati restriktif merupakan penyebab genetis yang telah diketahui yang dapat menyebabkan gagal jantung Patofisologi Patofisiologi gagal jantung sangat kompleks. Mekanisme kompensasi pun beragam mulai dari tingkatan subseluler hingga pada tingkatan interaksi antar organ. 20 Terjadinya gagal jantung dikarenakan mekanisme kompensasi ini tidak mampu lagi untuk melakukan adaptasi. 2 Mekanisme adaptasi yang penting adalah sebagai berikut : Mekanisme Frank-Starling, dimana peningkatan preload terjadi untuk mempertahankan kerja jantung. Peningkatan volume akhir diastolik menyebabkan regangan pada sarkomer, sehingga meningkatkan interasi antara filamen aktin dan miosin serta meningkatkan sensitivitasnya terhadap ion kalsium sehingga hasilnya adalah peningkatan kontraksi. Namun jika berlebihan, dilatasi ventrikel dapat menyebabkan suatu respon maladaptif, misalnya pada kasus regurgitasi katup yang berat dan lain sebagainya. 6,20 Perubahan dalam regenerasi dan kematian miosit. Perubahan hemodinamik yang terjadi akibat kelebihan beban mekanik, hipertensi, kardiomiopati serta infark miokard menyebabkan perubahan pada ukuran, massa, serta konfigurasi ventrikel. Proses remodelling dipicu oleh pertumbuhan miosit, fibrosis dan apoptosis interstisial, iskemik, 29

8 30 molekul peptida vasoaktif, serta fibrosis. Perubahan bentuk miosit menjadi lebih sferis ini menyebabkan berkurangnya efektivitas ejeksi. 6 Hipertrofi miokardial dengan atau tanpa dilatasi ruang, dimana terjadi peningkatan massa otot jantung. Pengaktifan sistem neurohormonal. Berkurangnya kemampuan jantung menyebabkan penyesuaian dalam sistem neurohormonal yang dapat bersifat adaptif maupun maladaptif. Dikatakan adaptif jika responnya adalah mempertahakan tekanan perfusi arterial pada kondisi berkurangnya curah jantung yang terjadi secara tiba-tiba. Dikatakan maladaptif jika pengaktifan sistem ini justru menyebabkan peningkatan beban hemodinamik, serta peningkatan kebutuhan oksigen ventrikel. 2,6,20 Adapun patofisiologi gagal jantung merupakan akibat dari kelainan multisistem. Ciri khasnya adalah dijumpai adanya abnormalitas jantung, otot rangka, fungsi ginjal, stimulasi sistem syaraf simpatis serta perubahan neurohormonal. 17,20 Disfungsi miokardial. Abnormalitas utama yang dijumpai pada gagal jantung non valvular adalah adanya gangguan fungsi ventrikel kiri yang kemudian menyebabkan berkurangnya curah jantung. Selanjutnya dengan berkurangnya curah jantung menyebabkan terjadinya aktivasi mekanisme kompensasi neurohormonal yang bertujuan untuk mengkoreksi kesalahan yang terjadi di jantung. Misalnya, aktifnya sistem syaraf simpatis berupaya untuk memperbaiki curah jantung dengan meningkatkan denyut jantung, kontraktilitas miokard, serta 30

9 31 vasokonstriksi perifer (peningkatan katekolamin). Aktivasi sistem reninangiotensin aldosteron menghasilkan vasokonstriksi dan peningkatan volume intravaskuler dengan retensi air dan garam. Konsentrasi natriuretik dan vasopresin meningkat. Selanjutnya dapat terjadi dilatasi jantung atau perubahan dari struktur jantung (remodelling) atau keduanya. Aktivasi neurohormonal. Gagal jantung kronis berhubungan dengan aktivasi neurohormonal dan perubahan dalam kendali otonom. Meskipun dalam keadaan fisiologis proses ini dapat bertujuan sebagai mekanisme kompensasi, namun sebaliknya proses yang sama dapat berperan dalam progresivitas gagal jantung kronis. Stimulasi sistem renin-angiotensin-aldosteron menyebabkan peningkatan kadar renin, angiotensin II plasma, serta aldosteron. Angiotensin II merupakan vasokonstriktor renal dan sistemik yang poten disamping efek lain yakni memicu pelepasann hormon noradrenalin dari ujung syaraf simpatis, menghambat tonus vagal, serta merangsang pelepasan aldosteron. Hal ini menyebabkan retensi natrium, air dan disertai dengan peningkatan ekskresi kalium. Selain itu terdapat pula efek langsung angiotensin II terhadap otot jantung dan disfungssi endotel pada gagal jantung. Selain itu terjadi pula aktifasi sistem syaraf simpatis, melalui baroreseptor sebagai mekanisme kompensasi dini yang memberikan dukungan terhadap inotropik dan mempertahankan curah jantung. Namun aktivasi syaraf simpatis dalam jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan pada fungsi jantung. 31

10 32 Aktivitas berlebihan dari syaraf simpatis dapat menyebabkan apoptosis miokard, hipertrofi dan nekrosis fokal miokard. Dalam jangka panjang, kemampuan miokard dalam merespon tingginya konsentrasi katekolamin mengalami penurunan oleh karena berkurangnya reseptor-reseptor β. Berikutnya adalah peptida natriuretik. Terdapat 3 jenis peptida natriuretik dengan struktur yang mirip dalam tubuh manusia yakni atrial natriuretic peptide (ANP), brain natriuretic peptide (BNP) dan C-type natriuretic peptide. ANP dan BNP dapat meningkat sebagai respon dari ekspansi volume dan tekanan yang berlebihan terhadap jantung dan hal ini bertindak sebagai antagonis fisiologis terhadap efek angiotensin II pada tonus vaskular, sekresi aldosteron, dan reabsorbsi natrium. Karena kadar peptida ini meningkat dalam darah sejalan dengan progresifitas gagal jantung, maka banyak ketertarikan untuk meneliti kadar peptida ini sebagai petanda diagnostik dan prognostik terhadap gagal jantung. Selain itu, penelitian yang mencoba mengaitkan antara peptida ini dengan modalitas pengobatan jantung juga mulai banyak dilakukan. Hormon antidiuretik, konsentrasi juga meningkat pada gagal jantung kronis berat. Tingginya kadar hormon ini terutama dijumpai pada pasienpasien yang mendapat terapi diuretik dan hal ini dapat memicu terjadinya hiponatremia. Endotelin, disekresi oleh sel endotel pembuluh darah, merupakan vasokonstriktor yang poten khususnya pada pembuluh darah ginjal sehingga menyababkan restensi natrium. 32

11 33 Gambar 2.1. Patofisiologi terjadinya gagal jantung Gejala Klinis Sebagai kompensasi dari berkurangnya kekuatan pompa jantung, ventrikel akan membesar untuk meningkatkan regangan dan kontraksi sehingga dapat memompa darah lebih banyak. Akibatnya, otot jantung akan menebal untuk membantu meningkatkan kekuatan pompa. Hal tersebut membutuhkan semakin banyak suplai darah dan arteri koronaria yang menyebabkan jantung juga akan berdenyut lebih cepat untuk memompa lebih sering lagi. Pada keadaan ini, kadar hormon yang menstimulasi jantung akan meningkat. Manifestasi klinis yang timbul menunjukkan adanya tanda-tanda kegagalan jantung kongestif yaitu dispnu dan fatiq yang dapat menghambat toleransi latihan dan retensi cairan yang dapat menimbulkan kongesti paru dan edema perifer. Kedua 33

12 34 abnormalitas tersebut akan mengurangi kapasitas fungsional dan kualitas hidup. 2,16,17,20 The New York Heart Association (NYHA) menyebutkan bahwa simtom utama gagal jantung adalah sesak nafas yang dapat berkembang secara progresif berdasarkan tingkat keparahannya. Dalam hal ini sesak nafas dapat berupa : exertional dyspnea dimana sesak muncul jika pasien beraktifitas, orthopnea dimana sesak yang muncul berkurang dengan mengambil posisi lebih tegak, paroxysmal nocturnal dyspnea dimana pasien terbangun secara tiba-tiba yang biasanya di malam hari karena sesak, dyspnea at rest dimana sesak menetap meskipun pasien dalam keadaan istrahat serta edema paru akut dimana terjadi peningkatan tekanan kapiler paru secara tiba-tiba yang dikarenakan penurunan fungsi ventrikel kiri secara tiba-tiba sehingga menyebabkan terjadinya edema paru. Gejala kardiak lain yang dapat muncul adalah nyeri dada dan palpitasi. Sedangkan gejala nonkardiak antara lain : anoreksia, nausea, penurunan berat badan, perut membesar, fatiq, kelemahan, oliguria, nokturia, serta gejala-gejala serebral mulai dari ansietas, gangguan memori hingga kebingungan, dan sebagainya Diagnosis Diagnosis dibuat berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, elektrokardiografi, foto toraks, ekokardiografi-doppler. Kriteria Framingham dapat pula dipakai untuk diagnosis gagal jantung yaitu dengan terpenuhinya 2 kriteria mayor atau 1 kriteria mayor dan 2 kriteria minor. 1 Adapun kriteria Framingham sebagai berikut: 34

13 35 Kriteria Mayor : Paroksismal nokturnal dispnu Distensi vena leher Ronki paru Kardiomegali Edema paru akut Gallop S3 Peninggian tekanan vena jugularis Refluks hepatojugular Kriteria minor : Edema ekstremitas Batuk malam hari Dispnea d effort Hepatomegali Efusi pleura Penurunan kapasitas vital 1/3 dari normal Takikardia (>120 x/menit) Kriteria mayor atau minor : Penurunan BB 4,5 kg dalam 5 hari pengobatan. 35

14 BNP (Brain Natriuretic Peptide) dan Gagal Jantung Definisi Peptida natriuretik merupakan hormon yang dihasilkan di jantung yang merespon penurunan fungsi jantung dengan diuretik, natriuretik dan vasodilatasi. 21,22 Hormon ini pertama kali ditemukan pada akhir 1950-an dan awal 1960-an, namun kemampuannya baru diakui setalah Adolfo de Bold pada pertengahan tahun 1970 menyatakan bahwa peptida ini menyebabkan diuresis dan natriuresis. 23 Peneliti-peneliti di Jepang kemudian mengidentifikasi sekuens asam aminonya dan membaginya menjadi tiga, yaitu ANP, BNP, dan CNP. ANP dihasilkan di atrium, BNP dihasilkan di ventrikel dan CNP dihasilkan di endotelium. Awalnya para ilmuwan meneliti mengenai ANP, namun kemudian BNP ternyata adalah penanda yang lebih baik dibanding ANP. Kini semakin banyak penelitan yang membahas mengenai BNP. BNP adalah neurohormon kardiak yang disekresi dari granul membran dalam ventrikel jantung sebagai respon terhadap peningkatan volume ventrikular dan peningkatan tekanan. 23,24,25,26 36

15 37 Gambar 2.2. Patofisiologi BNP :BNP disekresi di ventrikel sbg respon terhadap peregangan dinding ventrikel, dilatasi ventrikel kiri, dan peningkatan tekanan enddiastolic dan volume. ANP disekresi di atrium sbg respon terhadap dilatasi. CNP disekresi di endotel untuk mengurangi tekanan. BNP dan PN lainnya menginduksi diuresis, natriuresis dan vasodilatasi serta menghambat sekresi aldosteron dan endotelin. Kerja ini secara bersama-sama terjadi untuk menghadapi penurunan fungsi jantung (gagal jantung) Struktur Pada sirkulasi, probnp mengalami pemisahan menjadi bentuk aktif BNP dengan 32 asam amino setelah terpisah dari bagian n-terminal (NTproBNP). Enzim proteolitik yang berperan dalam proses pemisahan probnp disebut furin. 26 Brain natriuretic peptide merupakan suatu peptida natriuretik hormon dengan 32 asam amino yang berasal dari jantung. Awalnya BNP ditemukan dari jaringan otak babi. Gen BNP pada manusia terletak pada kromosom 1 dan bertugas mengkode prohormon probnp. Bentuk aktif 37

16 38 biologis BNP serta bagian dari prohormonnya yakni NT-proBNP (76 asam amino) dapat diukur di dalam darah dengan pemeriksaan immunoassay Pada sirkulasi, probnp mengalami pemisahan menjadi bentuk aktif BNP dengan 32 asam amino setelah terpisah dari bagian n-terminal (NTproBNP). 21,27 Gambar 2.3. Gambaran skematik probnp yang mengalami pemisahan enzimatik menjadi bentuk aktif BNP dan NT-proBNP. Peptida BNP sebagian besar dihasilkan oleh otot ventrikel jantung sementara peptida natriuretik jantung lain yang homolog dengan BNP yakni ANP (atrial natriuretik peptide) dengan 28 asam amino diproduksi di miokard atrium. 21 Waktu paruh NT-proBNP adalah 120 menit, menunjukkan bahwa perubahan hemodinamik yang bermakna dapat dideteksi dengan tes NT-proBNP setiap 12 jam. Sedangkan waktu paruh dari BNP hanya 22 menit. NT-proBNP merupakan hormon inaktif, kadarnya relatif stabil karena tidak banyak dipengaruhi oleh mekanisme 38

17 39 umpan balik seperti BNP. Waktu untuk menunjukkan perubahan hemodinamik bermakna untuk BNP ± 2 jam sedangkan NT-ProBNP ± 12 jam Patofisiologi Peptida natriuretik mempengaruhi homeostasis cairan tubuh (natriuresis, diuresis) dan tonus vaskular (penurunan angiotensin II, sintesis norepinefrin). Keduanya merupakan komponen penting pada patofisiologi jantung 7,23 Peptida natriuretik bekerja dengan beberapa cara, yaitu : 23,24 1. melakukan down regulation pada sistem saraf simpatetik dan reninangiotensin. 2. melakukan natriuresis dan diuresis melalui mekanisme hemodinamik dari ginjal dan tubulus distal 3. Menurunkan tahanan perifer pembuluh darah 4. meningkatkan vasodilatasi otot polos Peptida natriuretik juga menghambat hipertrofi jantung dengan menangkal mitogenesis yang menyebabkan remodeling ventrikel. BNP diskresikan di ventrikel sebagai respon terhadap peregangan ventrikel atau peningkatan tekanan dinding jantung. Miosit jantung mensekresi prekursor BNP yang kemudian disintesa menjadi probnp yang terdiri dari 108 asam amino. Setelah disekresikan ke ventrikel, probnp dipecah menjadi bentuk aktif C-terminal dan bentuk inaktif N- terminal (NT-proBNP). Proses pembentukan NT-proBNP bersamaan dengan pembentukan fragmen BNP, karena berasal dari mrna yang 39

18 40 sama. 7 Perbedaan keduanya terletak pada waktu paruh dan bersihan di ginjal. NT-pro BNP dapat meningkat pada orang dewasa yang mengalami insufisiensi ginjal. 29 NT-proBNP disekresikan sebagian melalui ginjal dan sebagian lagi dipecahkan oleh endopetidase. Jika pada seseorang dengan gagal ginjal maka dapat terjadi sedikit retensi NTproBNP dalam ekskresinya. Namun, ada penelitian mengatakan bahwa pada pasien dengan kadar kreatinin lebih dari 2 mg/dl, nilai titik potong NT-proBNP untuk diagnosis gagal jantung berkisar antara 100 pg/ml sampai 200 pg/ml. 23,29 Di sisi lain, NT-proBNP diekskresi sepenuhnya melalui ginjal. Kadar NT-pro BNP lebih diperngaruhi oleh fungsi ginjal. Sehingga akan menyulitkan interpretasi hasil pada pasien-pasien yang mengalami gangguan ginjal. 23 Sebagai hormon endokrin jantung, kadar BNP dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik dari organ target, dan keberhasilan mengurangi beban volume dan rangsangan simpatis. NT-proBNP yang merupakan hormon inaktif, kadarnya relatif stabil karena tidak banyak dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik seperti BNP. Karena sumber pengeluarannya spesifik dari jantung, maka BNP dan NT-proBNP yang beredar di dalam sirkulasi darah dapat menggambarkan tingkat beban stress pada jantung. 7, Faktor yang mempengaruhi nilai NT-proBNP Berbagai pengobatan gagal jantung (misal ; diuretik seperti sprironolakton, ACE inhibitor, angiotensin-ii receptor blockers) menurukan 40

19 41 konsentrasi peptida natriuretik. Oleh karenanya, pasien dengan gagal jantung kronik yang stabil akan memberikan nilai NT-proBNP yang normal/stabil. Sedangkan digoxin dan beta blockers meningkatkan konsentrasi peptida natriuretik. Latihan fisik juga meningkatkan kadar NTproBNP pada sejam setelah latihan dilakukan, walaupun hanya sedikit ( 0.9% pada pasein tanpa gagal jantung, 3.8% pada pasien dengan NYHA kelas I dan II dan 15% pada pasien NYHA kelas III dan IV). Tabel 2.1. Kondisi yang meningkatkan kadar BNP NT-proBNP dalam mendiagnosa gagal jantung Kadar NT-proBNP meningkat saat miosit kardial meregang, oleh karenanya NT-proBNP merupakan metode efektif untuk mendeteksi gagal jantung dengan atau tanpa disfungsi sistolik. Peningkatan kadar NT-pro BNP juga dihubungkan dengan beberapa keadaan ( tabel 1) 41

20 42 Pemeriksaan NT-proBNP dapat dipakai untuk membedakan sesak kardiak atau non kardiak pada situasi kegawatan. Dharminder dkk (2011) mendapatkan bahwa pengukuran cepat dari konsentrasi BNP pada darah memberikan hasil yang sensitif dan spesifik dalam mengidentifikasi pasien gagal jantung dengan dipsnea akut di IGD. 10 Studi prospektif multinasional menyimpulkan bahwa, BNP dengan kadar 100 pg/ml mempunyai sensitivitas 90% dan spesifitas 76% untuk membedakan gagal jantung dari penyebab sesak yang lain. Kadar 50 pg/ml mempunyai nilai prediksi negatif sebesar 96%. Tingginya kadar NT-proBNP berhubungan erat dengan disfungsi ventrikel. Kedua petanda ini sangat sensitif dan cukup spesifik untuk mendiagnosis disfungsi ventrikel dan gagal jantung. Pada pemeriksaan pasien di Instalasi Gawat Darurat (IGD), BNP mempunyai sensitifitas 97%, spesifisitas 84%, dan nilai duga positif 70% untuk mendeteksi gangguan fungsi sistolik. 7 Ceynan dkk (2008) menyatakan bahwa konsentrasi NT-proBNP meningkat sesuai tingkat keparahan penyakit, tidak saja pada gangguan sistolik namun juga sama baiknya pada gangguan diastolik. 15 Nila NT-proBNP juga dapat dipakai sebagai prediktor independen mortalitas pasien dengan sesak nafas akut dan pengukuran NT-proBNP serial berguna untuk stratifikasi resiko dari gagal jantung. 7 Studi terbesar dilakukan oleh Alan dkk dengan mengambil pasien dengan sesak nafas di 7 IGD. Dengan menggunakan titik potong 50 pg/ml, didapati nilai kemungkinan positif 2.6 (95% CI, 2.3 to 2.8), dan nilai kemungkinan negaif 0.05 (95% CI, 0.03 to 0.07). ini mengindikasikan 42

21 43 bahwa dengan titik potong yang rendah semakin efektif untuk mengesampingkan gagal jantung sebagai penyebab sesak nafas dan kadar lebih dari 50 pg/ml merupakan indikator yang baik untuk penyakit ini NT-proBNP dibandingkan dengan Ekokardiografi 9 Akurasi pemeriksaan NT-proBNP hampir sama apabila dibandingkan dengan ekokardiografi yang selama ini dipakai sebagai baku emas pada penilaian fungsi ventrikel. Pada penelitian yang melibatkan 1653 orang, kadar BNP < 18 pg/ml mempunyai nilai duga negatif sebesar 97% untuk pasien yang mempunyai gangguan fungsi ventrikel tanpa gejala. Pada tes konfirmasi dengan ekokardiografi, NT-proBNP mempunyai korelasi dengan disfungsi ventrikel, dan volume atau massa ventrikel. Diantara pasien dengan gangguan fungsi sistolik, terdapat variasi kadar NT-proBNP yang berhubungan dengan keparahan disfungsi diastolik. Kenaikan kadar NT-proBNP sesuai dengan peningkatan gradasi disfungsi diastolik. Kadar NT-proBNP juga semakin tinggi sesuai dengan keparahan disfungsi ventrikel kanan, dan regurgitasi katup mitral atau trikuspid, serta gangguan fungsi ginjal. Kadar NT-proBNP berkorelasi dengan indeks dari relaksasi ventrikel kiri (septal Ea), compliance (DT), dan (E/Ea dan E/Vp) serta indeks dari fungsi atriumkiri.(left atrial area, A dan Aa). 43

22 Kerangka Konsep Pasien dengan sesak nafas Kardiak Anamnesis Pemeriksaan fisik Non - Kardiak Gagal Jantung Gagal Ginjal Metabolik PPOK Asites dll NT- ProBN Ekocardiografi 44

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Gagal jantung adalah keadaan di mana jantung tidak mampu memompa darah untuk mencukupi kebutuhan jaringan melakukan metabolisme dengan kata lain, diperlukan peningkatan

Lebih terperinci

PENGATURAN JANGKA PENDEK. perannya sebagian besar dilakukan oleh pembuluh darah itu sendiri dan hanya berpengaruh di daerah sekitarnya

PENGATURAN JANGKA PENDEK. perannya sebagian besar dilakukan oleh pembuluh darah itu sendiri dan hanya berpengaruh di daerah sekitarnya MAPPING CONCEPT PENGATURAN SIRKULASI Salah satu prinsip paling mendasar dari sirkulasi adalah kemampuan setiap jaringan untuk mengatur alirannya sesuai dengan kebutuhan metaboliknya. Terbagi ke dalam pengaturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem kardiovaskular terdiri dari jantung, jaringan arteri, vena, dan kapiler yang mengangkut darah ke seluruh tubuh. Darah membawa oksigen dan nutrisi penting untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gagal jantung adalah keadaan patofisiologi dimana jantung gagal mempertahankan sirkulasi adekuat untuk kebutuhan tubuh meskipun tekanan pengisian cukup. Gagal jantung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gagal jantung merupakan kegawatdarutan pediatrik dimana jantung tidak mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. Gagal jantung merupakan kegawatdarutan pediatrik dimana jantung tidak mampu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Gagal jantung merupakan kegawatdarutan pediatrik dimana jantung tidak mampu memompakan darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh, yang ditandai dengan disfungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prevalensi penyakit kardiovaskular yang meningkat setiap tahun menjadi masalah utama di negara berkembang dan negara maju (Adrogue and Madias, 2007). Berdasarkan

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN GAGAL JANTUNG. OLEH : Ns. ANISA

ASUHAN KEPERAWATAN GAGAL JANTUNG. OLEH : Ns. ANISA ASUHAN KEPERAWATAN GAGAL JANTUNG OLEH : Ns. ANISA 1 Review Anatomi Aliran darah melalui jantung 2 Review Fisiologi Sistem Mekanik Jantung Sistolik Diastolik Curah jantung Kardiak indeks Preload Afterload

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stenosis mitral merupakan salah satu penyakit katup jantung. Pada kondisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stenosis mitral merupakan salah satu penyakit katup jantung. Pada kondisi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stenosis mitral merupakan salah satu penyakit katup jantung. Pada kondisi ini terjadi perubahan struktur katup mitral yang menyebabkan gangguan pembukaan, sehingga aliran

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Gagal jantung kongestif (CHF) adalah keadaan patofisiologis berupa

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Gagal jantung kongestif (CHF) adalah keadaan patofisiologis berupa BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Gagal Jantung Kongestif 1.1 Defenisi Gagal Jantung Kongestif Gagal jantung kongestif (CHF) adalah keadaan patofisiologis berupa kelainan fungsi jantung, sehingga jantung tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gagal jantung hingga saat ini masih menjadi masalah kesehatan utama di dunia(jessup dan Brozena, 2013). Prevalensi gagal jantung masih cukup tinggi, yaitu

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Anemia adalah berkurangnya volume sel darah merah atau menurunnya

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Anemia adalah berkurangnya volume sel darah merah atau menurunnya BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anemia Anemia adalah berkurangnya volume sel darah merah atau menurunnya konsentrasi hemoglobin di bawah nilai normal sesuai usia dan jenis kelamin. 8,9 Sedangkan literatur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jantung merupakan suatu organ yang memompa darah ke seluruh organ tubuh. Jantung secara normal menerima darah dengan tekanan pengisian yang rendah selama diastol dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gagal jantung adalah sindroma klinis yang kompleks yang timbul akibat kelainan struktur dan atau fungsi jantung yang mengganggu kemampuan ventrikel kiri dalam mengisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fungsional jantung atau gangguan non-jantung yang mengganggu kemampuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fungsional jantung atau gangguan non-jantung yang mengganggu kemampuan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gagal Jantung Kronik 2.1.1 Definisi Sindrom klinis kompleks yang merupakan hasil dari kelainan struktur atau fungsional jantung atau gangguan non-jantung yang mengganggu kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dari sekian banyak kasus penyakit jantung, Congestive Heart Failure

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dari sekian banyak kasus penyakit jantung, Congestive Heart Failure BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dari sekian banyak kasus penyakit jantung, Congestive Heart Failure (CHF) menjadi yang terbesar. Bahkan dimasa yang akan datang penyakit ini diprediksi akan terus bertambah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II. 1. Vena Cava Inferior (VCI) Vena Cava inferior (VCI) merupakan pembuluh vena paling besar pada sistem pembuluh darah manusia. Pembuluh vena ini menghantarkan darah balik dari

Lebih terperinci

Syok Syok Hipovolemik A. Definisi B. Etiologi

Syok Syok Hipovolemik A. Definisi B. Etiologi Syok Syok adalah suatu sindrom klinis yang terjadi akibat gangguan hemodinamik dan metabolik ditandai dengan kegagalan sistem sirkulasi untuk mempertahankan perfusi yang adekuat ke organ-organ vital tubuh.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gagal Jantung 2.1.1 Definisi American college of cardiology foundation (ACCF)/American Heart Association (AHA) mendefinisikan gagal jantung sebagai suatu sindroma klinis yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Gagal jantung merupakan sindroma klinis kompleks yang disebabkan

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Gagal jantung merupakan sindroma klinis kompleks yang disebabkan BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Gagal Jantung 2.1.1. Definisi Gagal jantung merupakan sindroma klinis kompleks yang disebabkan gangguan struktur dan fungsi jantung sehingga mempengaruhi kemampuan jantung

Lebih terperinci

CARDIOMYOPATHY. dr. Riska Yulinta Viandini, MMR

CARDIOMYOPATHY. dr. Riska Yulinta Viandini, MMR CARDIOMYOPATHY dr. Riska Yulinta Viandini, MMR CARDIOMYOPATHY DEFINISI Kardiomiopati (cardiomyopathy) adalah istilah umum untuk gangguan otot jantung yang menyebabkan jantung tidak bisa lagi berkontraksi

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Anemia adalah keadaan berkurangnya sel darah merah atau konsentrasi

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Anemia adalah keadaan berkurangnya sel darah merah atau konsentrasi BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anemia Anemia adalah keadaan berkurangnya sel darah merah atau konsentrasi hemoglobin (Hb) di bawah nilai normal sesuai usia dan jenis kelamin. 11,12 Poplack dan Varat menyatakan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama pada sebagian besar negara-negara maju maupun berkembang di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. utama pada sebagian besar negara-negara maju maupun berkembang di seluruh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kardiovaskular dewasa ini telah menjadi masalah kesehatan utama pada sebagian besar negara-negara maju maupun berkembang di seluruh dunia. Hal ini sebagian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Red Cell Distribution Width (RDW) RDW merupakan suatu hitungan matematis yang menggambarkan jumlah anisositosis (variasi ukuran sel) dan pada tingkat tertentu menggambarkan

Lebih terperinci

jantung dan stroke yang disebabkan oleh hipertensi mengalami penurunan (Pickering, 2008). Menurut data dan pengalaman sebelum adanya pengobatan yang

jantung dan stroke yang disebabkan oleh hipertensi mengalami penurunan (Pickering, 2008). Menurut data dan pengalaman sebelum adanya pengobatan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia saat ini adalah penyakit gagal jantung (Goodman and Gilman, 2011). Menurut data WHO 2013 pada tahun 2008,

Lebih terperinci

Review Anatomi Aliran darah melalui jantung 2

Review Anatomi Aliran darah melalui jantung 2 ASUHAN KEPERAWATAN GAGAL JANTUNG 1 Review Anatomi Aliran darah melalui jantung 2 Review Fisiologi Sistem Mekanik Jantung Sistolik Diastolik Curah jantung Kardiak indeks Preload Afterload Kontraktilitas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jantung 2.1.1. Anatomi Jantung Jantung terletak di rongga toraks di antara paru paru. Lokasi ini dinamakan mediastinum (Scanlon, 2007). Jantung memiliki panjang kira-kira

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Asia saat ini terjadi perkembangan ekonomi secara cepat, kemajuan industri, urbanisasi dan perubahan gaya hidup seperti peningkatan konsumsi kalori, lemak, garam;

Lebih terperinci

Chronic Hearth Disease (CHD)/ Gagal Jantung

Chronic Hearth Disease (CHD)/ Gagal Jantung Chronic Hearth Disease (CHD)/ Gagal Jantung I. DEFINISI Chronic Hearth Disease (CHF)/gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Infark miokard akut dengan elevasi segmen ST (IMA-EST) merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Infark miokard akut dengan elevasi segmen ST (IMA-EST) merupakan suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infark miokard akut dengan elevasi segmen ST (IMA-EST) merupakan suatu sindroma klinis berupa sekumpulan gejala khas iskemik miokardia yang berhubungan dengan adanya

Lebih terperinci

Pasien DM dengan penyakit arteri koroner dan > 40% LVEF. 22 orang. Cek darah. 15 mg pioglitazone slm 12 mgg. Cek darah

Pasien DM dengan penyakit arteri koroner dan > 40% LVEF. 22 orang. Cek darah. 15 mg pioglitazone slm 12 mgg. Cek darah Pasien DM dengan penyakit arteri koroner dan > 40% LVEF Kriteria eksklusi: Anemia Edema preibial Cr. Serum >1,4 mg/dl R. Ca VU 22 orang Cek darah 15 mg pioglitazone slm 12 mgg Cek darah Diabetes mellitus

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Infark Miokard Akut 2.1.1. Definisi Infark Miokard Akut adalah manifestasi klinis yang terjadi akibat oklusi dari arteri koroner, yang menimbulkan terjadinya nekrosis dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jantung dicirikan oleh gejala-gejala seperti sesak nafas dan mudah lelah, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jantung dicirikan oleh gejala-gejala seperti sesak nafas dan mudah lelah, dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gagal Jantung 2.1.1 Definisi Gagal jantung adalah sindroma kompleks sebagai akibat dari kelainan jantung secara struktural maupun fungsional yang mengganggu kemampuan jantung

Lebih terperinci

STRUKTUR JANTUNG RUANG JANTUNG KATUP JANTUNG tiga katup trikuspidalis dua katup bikuspidalis katup mitral Katup pulmonal Katup aorta Arteri Koroner

STRUKTUR JANTUNG RUANG JANTUNG KATUP JANTUNG tiga katup trikuspidalis dua katup bikuspidalis katup mitral Katup pulmonal Katup aorta Arteri Koroner Pengertian Kardiovaskuler Sistem Kardiovaskuler yaitu sistem peredaran darah di dalam tubuh. Sistem Kardiovaskuler terdiri dari darah,jantung dan pembuluh darah. Jantung terletak di dalam mediastinum di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Congestive Heart Failure 1. Definisi Gejala klinis kompleks yang sering, ditandai dengan kelainan struktural atau disfungsi jantung yang merusak kemampuan ventrikel kiri (LV)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan teoritik A.1. Hipertensi a. Definisi : Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang adalah 140 mmhg (tekanan sistolik) dan atau 90 mmhg (tekanan darah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Penelitian. dunia karena biaya perawatannya yang besar, kualitas hidup yang buruk dan

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Penelitian. dunia karena biaya perawatannya yang besar, kualitas hidup yang buruk dan BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Penelitian Gagal jantung masih merupakan beban besar bagi masyarakat di seluruh dunia karena biaya perawatannya yang besar, kualitas hidup yang buruk dan kematian dini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gagal Jantung 1. Definisi Gagal jantung merupakan sindrom klinis yang disebabkan oleh ketidakmampuan jantung dalam memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk kebutuhan metabolisme

Lebih terperinci

PERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO

PERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO PERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO PADA FOTO THORAX STANDAR USIA DI BAWAH 60 TAHUN DAN DI ATAS 60 TAHUN PADA PENYAKIT HIPERTENSI DI RS. PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gagal jantung kongestif adalah suatu keadaan dimana jantung tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gagal jantung kongestif adalah suatu keadaan dimana jantung tidak dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gagal jantung kongestif adalah suatu keadaan dimana jantung tidak dapat memompa darah yang mencukupi untuk kebutuhan tubuh yang dapat disebabkan oleh gangguan

Lebih terperinci

Manajemen Kardiak Pre-Operatif pada Pasien Pembedahan Non-Kardiak : Pendekatan Berbasis Individu dan Bukti Ringkasan

Manajemen Kardiak Pre-Operatif pada Pasien Pembedahan Non-Kardiak : Pendekatan Berbasis Individu dan Bukti Ringkasan Manajemen Kardiak Pre-Operatif pada Pasien Pembedahan Non-Kardiak : Pendekatan Berbasis Individu dan Bukti Ringkasan Manajemen kardiovaskular pre-operatif adalah bagian yang penting dari keseluruhan penanganan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Tingkat morbiditas dan mortalitas penyakit jantung. iskemik masih menduduki peringkat pertama di dunia

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Tingkat morbiditas dan mortalitas penyakit jantung. iskemik masih menduduki peringkat pertama di dunia BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Tingkat morbiditas dan mortalitas penyakit jantung iskemik masih menduduki peringkat pertama di dunia dalam dekade terakhir (2000-2011). Penyakit ini menjadi penyebab

Lebih terperinci

PENYAKIT MIOKARDIUM. Penyakit miokardium merupakan salah satu penyakit jantung perolehan

PENYAKIT MIOKARDIUM. Penyakit miokardium merupakan salah satu penyakit jantung perolehan Penyakit miokardium merupakan salah satu penyakit jantung perolehan (acquired heart disease) yang paling umum ditemukan pada anjing. Bentuk yang paling umum dari penyakit miokardium tersebut adalah kardiomiopati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu. Pemberian antibiotik seperti penisilin pada streptococcal faringitis turut

BAB I PENDAHULUAN. individu. Pemberian antibiotik seperti penisilin pada streptococcal faringitis turut BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Stenosis mitral adalah kondisi dimana terjadi hambatan aliran darah dari atrium kiri ke ventrikel kiri pada fase diastolik akibat penyempitan katup mitral. Stenosis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. buruk, dan memerlukan biaya perawatan yang mahal. 1 Jumlah pasien PGK secara

BAB I PENDAHULUAN. buruk, dan memerlukan biaya perawatan yang mahal. 1 Jumlah pasien PGK secara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit ginjal kronik (PGK) merupakan masalah kesehatan yang mendunia dengan angka kejadian yang terus meningkat, mempunyai prognosis buruk, dan memerlukan biaya

Lebih terperinci

Curah jantung. Nama : Herda Septa D NPM : Keperawatan IV D. Definisi

Curah jantung. Nama : Herda Septa D NPM : Keperawatan IV D. Definisi Nama : Herda Septa D NPM : 0926010138 Keperawatan IV D Curah jantung Definisi Kontraksi miokardium yang berirama dan sinkron menyebabkan darah dipompa masuk ke dalam sirkulasi paru dan sistemik. Volume

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri, mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menurut data statistik WHO (World Health Organization) penyakit kardiovaskular mengalami pertumbuhan, diprediksi pada tahun 2020 penyakit kronis akan mencapai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Gagal Jantung Kongestif 2.1.1 Definisi Gagal jantung didefinisikan sebagai kondisi dimana jantung tidak lagi dapat memompakan cukup darah ke jaringan tubuh. Keadaan ini dapat

Lebih terperinci

Prevalensi hipertensi berdasarkan yang telah terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan pengukuran tekanan darah terlihat meningkat dengan bertambahnya

Prevalensi hipertensi berdasarkan yang telah terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan pengukuran tekanan darah terlihat meningkat dengan bertambahnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit hipertensi atau disebut juga tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan ketika tekanan darah di pembuluh darah meningkat secara kronis. Tekanan darah pasien

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembanguan adalah semakin

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembanguan adalah semakin 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator keberhasilan pembanguan adalah semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk. Dengan semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk, menyebabkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. rongga dada dibawah perlindungan tulang iga, sedikit ke sebelah kiri sternum.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. rongga dada dibawah perlindungan tulang iga, sedikit ke sebelah kiri sternum. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jantung 2.1.1 Anatomi Jantung Jantung adalah sebuah organ berotot dengan empat ruang yang terletak di rongga dada dibawah perlindungan tulang iga, sedikit ke sebelah kiri sternum.

Lebih terperinci

Data Demografi. Ø Perubahan posisi dan diafragma ke atas dan ukuran jantung sebanding dengan

Data Demografi. Ø Perubahan posisi dan diafragma ke atas dan ukuran jantung sebanding dengan ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian Data Demografi Nama Umur Pekerjaan Alamat a. Aktifitas dan istirahat Ø Ketidakmampuan melakukan aktifitas normal Ø Dispnea nokturnal karena pengerahan tenaga b. Sirkulasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gagal Jantung Akut 2.1.1 Definisi dan Klasifikasi Gagal jantung merupakan sindrom klinik yang ditandai dengan sesak napas dan kelelahan (saat istirahat atau aktivitas) yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologis dimana jantung gagal mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologis dimana jantung gagal mempertahankan BAB I PENDAHULUAN Sindrom klinis gagal jantung mengakibatkan penurunan kualitas hidup, intoleransi terhadap aktivitas, seringnya keluar masuk rumah sakit, dan peningkatan angka mortalitas. Semua itu adalah

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. khususnya nefrologi dan endokrinologi.

BAB IV METODE PENELITIAN. khususnya nefrologi dan endokrinologi. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam khususnya nefrologi dan endokrinologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Infark miokard akut dengan elevasi segmen ST (IMA-EST) didefinisikan

BAB I. PENDAHULUAN. Infark miokard akut dengan elevasi segmen ST (IMA-EST) didefinisikan BAB I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Infark miokard akut dengan elevasi segmen ST (IMA-EST) didefinisikan sebagai kondisi dimana muncul gejala-gejala khas iskemik miokard dan kenaikan segmen ST pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan. 2. di vena sehingga menimbulkan kenaikan tekanan vena. 3 Penyebab utama gagal

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan. 2. di vena sehingga menimbulkan kenaikan tekanan vena. 3 Penyebab utama gagal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal jantung merupakan sindroma klinis yang disebabkan oleh kelainan struktur atau fungsi jantung. 1 Dimana jantung sebagai pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan darah

Lebih terperinci

KOMPLIKASI GAGAL JANTUNG KONGESTIF Gagal jantung kongestif dapat menyebabkan beberapa komplikasi. Komplikasi utama dari gagal jantung kongestif

KOMPLIKASI GAGAL JANTUNG KONGESTIF Gagal jantung kongestif dapat menyebabkan beberapa komplikasi. Komplikasi utama dari gagal jantung kongestif KOMPLIKASI GAGAL JANTUNG KONGESTIF Gagal jantung kongestif dapat menyebabkan beberapa komplikasi. Komplikasi utama dari gagal jantung kongestif meliputi efusi pleura, aritmia, pembentukan trombus pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gagal Jantung Kongestif (CHF) 2.1.1 Definisi CHF Gagal jantung kongestif adalah ketidakmampuan jantung memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun fungsional dari pengisian atau pompa ventrikel (Yancy et al., 2013).

BAB I PENDAHULUAN. maupun fungsional dari pengisian atau pompa ventrikel (Yancy et al., 2013). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagal jantung merupakan suatu sindrom klinis akibat kelainan struktural maupun fungsional dari pengisian atau pompa ventrikel (Yancy et al., 2013). Prevalensi gagal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Organisasi kesehatan dunia, World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Organisasi kesehatan dunia, World Health Organization (WHO) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Organisasi kesehatan dunia, World Health Organization (WHO) memperkirakan lebih dari 180 juta orang di dunia mengalami diabetes melitus (DM) dan cenderung

Lebih terperinci

MODUL GAGAL JANTUNG AKUT

MODUL GAGAL JANTUNG AKUT MODUL GAGAL JANTUNG AKUT PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER BAGIAN KARDIOLOGI DAN KEDOKTERAN VASKULAR FAKULTAS KEDOKTERAN UNAND KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS ANDALASFAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gagal Jantung Akut 2.1.1 Definisi dan Etiologi Gagal jantung merupakan sindrom klinik kompleks yang disebabkan oleh disfungsi ventrikel berupa gangguan pengisian atau kegagalan

Lebih terperinci

Gagal Jantung pada Geriatri

Gagal Jantung pada Geriatri Gagal Jantung pada Geriatri Ervinaria Uly Imaligy Dokter Umum Rumah Sakit Gigi dan Mulut Maranatha, Bandung, Indonesia ABSTRAK Gagal jantung merupakan tahap akhir dari seluruh penyakit jantung; prevalensinya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Gagal jantung merupakan sindrom yang ditandai dengan ketidakmampuan

I. PENDAHULUAN. Gagal jantung merupakan sindrom yang ditandai dengan ketidakmampuan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gagal jantung merupakan sindrom yang ditandai dengan ketidakmampuan jantung mempertahankan curah jantung yang cukup untuk kebutuhan tubuh sehingga timbul akibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi menurut kriteria JNC VII (The Seventh Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and treatment of High Blood Pressure), 2003, didefinisikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sehingga aliran darah balik vena paru akan menuju ke atrium kanan serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sehingga aliran darah balik vena paru akan menuju ke atrium kanan serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Defek septum atrium (atrial septal defect) adalah defek bawaan dimana terdapat lubang pada sekat interatrial yang menghubungkan atrium kanan dan kiri sehingga aliran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jantung yang utama adalah sesak napas dan rasa lelah yang membatasi

BAB I PENDAHULUAN. jantung yang utama adalah sesak napas dan rasa lelah yang membatasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal jantung adalah sindroma klinis yang kompleks (sekumpulan tanda dan gejala) akibat kelainan struktural dan fungsional jantung. Manifestasi gagal jantung yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi penuh sejak janin berada dalam rahim(kira-kira pada. gestasi minggu ke-8). Tanpa adanya jantung yang berdenyut dan

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi penuh sejak janin berada dalam rahim(kira-kira pada. gestasi minggu ke-8). Tanpa adanya jantung yang berdenyut dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem kardiovaskular adalah sistem organ pertama yang berfungsi penuh sejak janin berada dalam rahim(kira-kira pada gestasi minggu ke-8). Tanpa adanya jantung yang

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Hipertensi adalah peningkatan menetap tekanan arteri sistemik. 12

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Hipertensi adalah peningkatan menetap tekanan arteri sistemik. 12 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Hipertensi Pada Anak dan Remaja Hipertensi adalah peningkatan menetap tekanan arteri sistemik. 12 Definisi hipertensi pada anak dan remaja berdasarkan the Fourth Report

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. disebabkan adanya penyempitan pada katup mitral (Rilantono, 2012). Kelainan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. disebabkan adanya penyempitan pada katup mitral (Rilantono, 2012). Kelainan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stenosis mitral adalah penyakit kelainan katup jantung yang menyebabkan terlambatnya aliran darah dari atrium kiri menuju ventrikel kiri pada fase diastolik disebabkan

Lebih terperinci

TEKANAN DARAH TINGGI (Hipertensi)

TEKANAN DARAH TINGGI (Hipertensi) TEKANAN DARAH TINGGI (Hipertensi) DEFINISI Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. milimeter air raksa (mmhg) (Guyton, 2014). Berdasarkan Seventh Joint National

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. milimeter air raksa (mmhg) (Guyton, 2014). Berdasarkan Seventh Joint National BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tekanan Darah 1. Definisi Tekanan Darah Menurut Guyton, tekanan darah adalah daya yang dihasilkan oleh darah terhadap setiap satuan luas dinding pembuluh yang dinyatakan dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Koroner dan penyakit Valvular ( Smeltzer, et., al. 2010). Gangguan

BAB 1 PENDAHULUAN. Koroner dan penyakit Valvular ( Smeltzer, et., al. 2010). Gangguan BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Gagal Jantung adalah ketidakmampuan Jantung untuk memompakan darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan tubuh. Kegagalan fungsi pompa Jantung ini disebabkan

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA USILA DENGAN GANGGUAN SISTEM CARDIOVASKULER (ANGINA PECTORIS)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA USILA DENGAN GANGGUAN SISTEM CARDIOVASKULER (ANGINA PECTORIS) ASUHAN KEPERAWATAN PADA USILA DENGAN GANGGUAN SISTEM CARDIOVASKULER (ANGINA PECTORIS) ANGINA PECTORIS I. PENGERTIAN Angina pectoris adalah suatu sindrom klinis di mana pasien mendapat serangan sakit dada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditandai oleh sesak napas dan fatigue (saat istirahat atau saat aktivitas) yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditandai oleh sesak napas dan fatigue (saat istirahat atau saat aktivitas) yang 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gagal Jantung Kronik 2.1.1 Definisi Gagal Jantung Kronik Gagal jantung adalah sindrom klinis (sekumpulan tanda dan gejala) yang ditandai oleh sesak napas dan fatigue (saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah. 1.3 Tujuan MAKALAH INFARK MIOKARD AKUT

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah. 1.3 Tujuan MAKALAH INFARK MIOKARD AKUT MAKALAH INFARK MIOKARD AKUT BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infark miokard akut mengacu pada proses rusaknya jaringan jantung akibart suplai darah yang tidak adekuat, sehingga aliran darah koroner

Lebih terperinci

PENYAKIT KATUP JANTUNG

PENYAKIT KATUP JANTUNG PENYAKIT KATUP JANTUNG DEFINISI Kelainan katup jantung adalah kelainan pada jantung yang menyebabkan kelainan kelainan pada aliran darah yang melintasi katup jantung. Katup yang terserang penyakit dapat

Lebih terperinci

BAB I. 1.1 Latar Belakang. Atrial fibrilasi (AF) didefinisikan sebagai irama jantung yang

BAB I. 1.1 Latar Belakang. Atrial fibrilasi (AF) didefinisikan sebagai irama jantung yang BAB I 1.1 Latar Belakang Atrial fibrilasi (AF) didefinisikan sebagai irama jantung yang abnormal dengan aktivitas listrik jantung yang cepat dan tidak beraturan. Hal ini mengakibatkan atrium bekerja terus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. nefrologi dengan angka kejadian yang cukup tinggi, etiologi luas, dan sering diawali

BAB 1 PENDAHULUAN. nefrologi dengan angka kejadian yang cukup tinggi, etiologi luas, dan sering diawali BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit ginjal kronik (PGK) merupakan salah satu permasalahan dibidang nefrologi dengan angka kejadian yang cukup tinggi, etiologi luas, dan sering diawali tanpa keluhan

Lebih terperinci

RESPONSI REHABILITASI MEDIK DAN FISIOTERAPI. Rehabilitasi Gagal Jantung Kronik Stabil (CHF Kronik Stabil) Pembimbing : dr. Lena Wijayaningrum, Sp.

RESPONSI REHABILITASI MEDIK DAN FISIOTERAPI. Rehabilitasi Gagal Jantung Kronik Stabil (CHF Kronik Stabil) Pembimbing : dr. Lena Wijayaningrum, Sp. RESPONSI REHABILITASI MEDIK DAN FISIOTERAPI Rehabilitasi Gagal Jantung Kronik Stabil (CHF Kronik Stabil) Pembimbing : dr. Lena Wijayaningrum, Sp. KFR Penyusun : Ruth Agnes Anastasia 2008.04.0.0097 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. darah ke jaringan untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh akan nutrien

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. darah ke jaringan untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh akan nutrien BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Gagal Jantung Gagal jantung adalah keadaan saat jantung tidak mampu lagi memompa darah ke jaringan untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh akan nutrien dan oksigen

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Gagal jantung adalah saat kondisi jantung tidak mampu memompa darah untuk

PENDAHULUAN. Gagal jantung adalah saat kondisi jantung tidak mampu memompa darah untuk PENDAHULUAN Gagal jantung adalah saat kondisi jantung tidak mampu memompa darah untuk mencukupi kebutuhan jaringan melakukan metabolisme, dengan kata lain diperlukan peningkatan tekanan yang abnormal pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit ginjal kronik (PGK) adalah suatu proses patofisiologi dengan etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif dan pada umumnya berakhir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup penduduk dunia membawa dampak

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup penduduk dunia membawa dampak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan usia harapan hidup penduduk dunia membawa dampak terhadap pergeseran epidemiologi penyakit. Kecenderungan penyakit bergeser dari penyakit dominasi penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Stroke atau yang sering disebut juga dengan CVA (Cerebrovascular Accident) merupakan gangguan fungsi otak yang diakibatkan gangguan peredaran darah otak,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan adanya peningkatan tekanan darah sistemik sistolik diatas atau sama dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan adanya peningkatan tekanan darah sistemik sistolik diatas atau sama dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu penyakit kardiovaskular yang ditandai dengan adanya peningkatan tekanan darah sistemik sistolik diatas atau sama dengan 140 mmhg dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan jaman dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi pola hidup masyarakat. Banyak masyarakat saat ini sering melakukan pola hidup yang kurang baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. homeostassis dari hormon ini sangat penting bagi pengoptimalan dari fungsi

BAB I PENDAHULUAN. homeostassis dari hormon ini sangat penting bagi pengoptimalan dari fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hormon tiroid mempengaruhi setiap sel, jaringan dan organ di tubuh, dan homeostassis dari hormon ini sangat penting bagi pengoptimalan dari fungsi jantung. 1 Hormon

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. infark miokard akut (IMA) merupakan penyebab utama kematian di dunia.

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. infark miokard akut (IMA) merupakan penyebab utama kematian di dunia. 1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Data World Health Organization (WHO) tahun 2004 melaporkan bahwa infark miokard akut (IMA) merupakan penyebab utama kematian di dunia. Terhitung sebanyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. maju, dan sampai dengan tahun 2020 diprediksikan merupakan penyebab kematian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. maju, dan sampai dengan tahun 2020 diprediksikan merupakan penyebab kematian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner merupakan penyebab kematian terbesar di negara maju, dan sampai dengan tahun 2020 diprediksikan merupakan penyebab kematian terbesar di negara

Lebih terperinci

4. HASIL 4.1 Karakteristik pasien gagal jantung akut Universitas Indonesia

4. HASIL 4.1 Karakteristik pasien gagal jantung akut Universitas Indonesia 4. HASIL Sampel penelitian diambil dari data sekunder berdasarkan studi Acute Decompensated Heart Failure Registry (ADHERE) pada bulan Desember 2005 Desember 2006. Jumlah rekam medis yang didapat adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Gambaran Umum Pasien Hipertensi di Puskesmas Kraton dan Yogyakarta Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan antihipertensi yang dapat mempengaruhi penurunan

Lebih terperinci

absorbsi di kapiler dan pleura viseralis. Efusi pleura menjadi problem di dunia bahkan di Amerika Serikat sekitar 1,5 juta orang menderita efusi

absorbsi di kapiler dan pleura viseralis. Efusi pleura menjadi problem di dunia bahkan di Amerika Serikat sekitar 1,5 juta orang menderita efusi 1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagal jantung adalah sindrom klinis yang kompleks karena gangguan fungsional dan struktural pada kemampuan ventrikel untuk pengisian dan pemompaan darah. Diagnosis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan perubahan hemodinamik yang signifikan.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan perubahan hemodinamik yang signifikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Propofol telah digunakan secara luas untuk induksi dan pemeliharaan dalam anestesi umum. Obat ini mempunyai banyak keuntungan seperti mula aksi yang cepat dan pemulihan

Lebih terperinci

B A B I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) dengan penyakit kardiovaskular sangat erat

B A B I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) dengan penyakit kardiovaskular sangat erat B A B I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) dengan penyakit kardiovaskular sangat erat kaitannya. Pasien dengan diabetes mellitus risiko menderita penyakit kardiovaskular meningkat menjadi

Lebih terperinci

MONITORING HEMODINAMIK TIM ICU INTERMEDIATE ANGKATAN I

MONITORING HEMODINAMIK TIM ICU INTERMEDIATE ANGKATAN I MONITORING HEMODINAMIK TIM ICU INTERMEDIATE ANGKATAN I Hemodinamik Aliran darah dalam sistem peredaran tubuh kita baik sirkulasi magna/ besar maupun sirkulasi parva/ sirkulasi dalam paru paru. Monitoring

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) atau iskemia miokard, adalah penyakit yang ditandai dengan iskemia (suplai darah berkurang) dari otot jantung, biasanya karena penyakit

Lebih terperinci

Karna posisi ini mengurangi aliran balik vena dan tekanan kapiler paru (isselbacher,2012)

Karna posisi ini mengurangi aliran balik vena dan tekanan kapiler paru (isselbacher,2012) 1e. patofisiologi sesak Penyebab: kardiovaskular : gagal jantung Peningkatan vena pulomonalis dan tekana kapiler pembendungan pembuluh darah paru dan edema paru intentisial peningkatan kerja otot untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karsinoid, sistemik lupus erimatosus, reumatoid artritis, mukopolisakaridosis dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karsinoid, sistemik lupus erimatosus, reumatoid artritis, mukopolisakaridosis dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stenosis mitral 2.1.1 Definisi dan etiologi stenosis mitral Stenosis mitral adalah kondisi dimana terjadi hambatan aliran darah dari atrium kiri ke ventrikel kiri pada fase

Lebih terperinci