Pemetaan Materi Bimbingan Konseling

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pemetaan Materi Bimbingan Konseling"

Transkripsi

1 MATA PELAJARAN : Konseling KELAS : 7/ 8/ 9 Pemetaan Materi Konseling No 1 Meningkatkan kesadaran pemahaman diri sebagai makhluk ciptaan Tuhan, melalui pengenalan konsep kecerdasan Spiritual 8 jam pelajaran pribadi 1. Memiliki kesadaran adanya diri beserta Alam Tadabur Alam Sebagai wahana mengenal diri dan ciptaan Tuhan 2. Memiliki pemahaman tentang potensi kecerdasan Latihan kepekaan untuk meningkatkan kecerdasan Spiritual Spiritual yang dimiliki 1. Memiliki kesadaran diri sebagai makhluk ciptaan dan sebagai makhluk Sosial Latihan kepekaan untuk meningkatkan kecerdasan Spiritual 2. Memahami keberagaman pemeluk agama dan sikap Konsep toleransi antar umat beragama toleransi antar umat beragama 3. Memahami hak dan kewajiban hidup bersama dan bergotong royong di lingkungan sosial yang damai tentram dan berwawasan global Contoh-contoh pemenuhan hak dan kewajiban dalam kehidupan Pemahaman Konsep dan praktik bergotong royong dalam kehidupan bermasyarakat Pengaruh Kecerdasan spiritual untuk memotivasi belajar Belajar 1. Memahami pengaruh Kecerdasan spiritual dalam proses belajar mengajar 2. Mengembangkan Potensi kecerdasan Spiritual Konsep pengaruh kecerdasan spiritual dalam kegiatan untuk mendukung kegiatan belajar belajar mengajar Karir 1. Memahami pengaruh Kecerdasan spiritual dalam Pengaruh Kecerdasan spiritual dan dampaknya bagi pengembangan karir perkembangan karir 2. Mengembangkan Potensi kecerdasan Spiritual Konsep pengaruh kecerdasan spiritual dalam untuk mendukung peningkatan karir pengembangan karir 2 Mempersiapkan diri, menata diri, dan menyusun konsep diri menghadapi masa Pubertas. 8 jam Pribadi 1. Memahami perubahan fisik dan psikisnya yang Fakta perubahan fisik dan psikis remaja terjadi pada diri sendiri 2. Menerima perubahan fisik dan psikis yang terjadi Contoh-contoh sikap penerimaan terhadap perubahan fisik pada diri sendiri dan psikis 3. Memahami pola hidup sehat Konsep pola hidup sehat Contoh-contoh pola hidup sehat 4. Menjalankan Pola hidup sehat Cara-cara upaya mengembangkan kondisi hidup sehat Praktik cara-cara mengupayakan pengembangan kondisi hidup sehat 1. Memahami bahwa perubahan fisik dan psikis mempengaruhi hubungan sosial Contoh-contoh pengaruh perubahan fisik dan psikis terhadap hubungan sosial Pengembangan pengaruh positif dan menghindari pengaruh negatif perubahan fisik dan psikis terhadap hubungan sosial 1

2 Belajar Karir 2. Memahami dan bersikap empati kepada orang lain yang sedang mengalami perubahan fisik dan psikis 1. Memahami pengaruh perubahan fisik dan psikis 2. Mampu mengatasi kesulitan-kesulitan yang terjadi akibat perubahan fisik dan psikis dalam kegiatan belajar 1. Memahami bahwa kondisi fisik dan psikis mempengaruhi pengembangan persiapan karir 2. Mampu mengembangkan kondisi fisik dan psikis yang sehat untuk pengambangan karir Konsep Empati Contoh-contoh empati terhadap orang yang sedang mengalami perubahan fisik dan psikis Praktik bersikap empati terhadap orang yang sedang mengalami perubahan fisik dan psikis Contoh-contoh pengaruh perubahan fisik dan psikis Cara-cara mengatasi kesulitan yang terjadi akibat perubahan fisik dan psikis dalam kegiatan belajar Praktik cara-cara mengatasi kesulitan yang terjadi akibat perubahan fisik dan psikis dalam kegiatan belajar Contoh-contoh pengaruh perubahan fisik dan psikis terhadap pengembangan persiapan karir Cara-cara mengembangkan kondisi fisik dan psikis yang sehat untuk pengembangan karir Praktik cara-cara mengembangkan kondisi fisik dan psikis yang sehat untuk pengambangan karir 3 Mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam perannya sebagai pria atau wanita 6 Jam Pribadi 1. Memahami peran pribadi dalam kelompok sebaya sebagai pria atau wanita Contoh-contoh peran pribadi dalam kelompok sebaya sebagai pria atau wanita 2. Menerima peran pribadi dalam kelompok sebaya sebagai pria atau wanita Contoh-contoh penerimaan peran pribadi sebagai pria atau wanita dalam kelompok sebaya tanpa membedakan teman 3. Menjalankan peran pribadi dalam kelompok sebaya sebagai pria atau wanita 1. Memahami pola hubungan sosial dengan teman sebaya dalam peranannya sebagai pria atau wanita pria atau wanita pada posisi tertentu Praktik menjalankan peran pribadi dalam kelompok sebaya tanpa membedakan peran pria atau wanita pada posisi tertentu Contoh-contoh pola hubungan sosial dengan teman sebaya dalam peranya sebagai pria atau wanita Mampu menjalin hubungan sosial dengan teman sebaya sesuai perannya sebagai pria atau wanita Contoh-contoh pola hubungan sosial dengan teman sebaya tanpa membedakan peran pria atau wanita pada posisi tertentu Praktik menjalankan pola hubungan sosial dengan teman sebaya tanpa membedakan peran pria atau wanita pada posisi tertentu 2

3 Belajar Karir 1. Memahami pengaruh hubungan teman sebaya 2. Mewujudkan pengaruh positif dan menghindari pengaruh yang negatif dari hubungan teman sebaya 1. Memanfaatkan hubungan teman sebaya dalam upaya pengembangan persiapan karir 2. Memahami bahwa baik pria / wanita mempunyai kedudukan yang sama dalam bekerja dan mengembangkan karir Contoh-contoh pola hubungan teman sebaya terhadap kegiatan belajar baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif Cara-cara dan praktik pengembangan pengaruh positif hubungan teman sebaya. Cara-cara dan praktik menghindari dan mengatasi pengaruh negatif hubungan teman sebaya. Contoh-contoh kemanfaatan hubungan teman sebaya dalam upaya pengembangan persiapan karir Praktik pemanfaatan hubungan teman sebaya dalam upaya pengambangan persiapan karir Konsep persamaan jender dalam pilihan dan pengembangan karir 4 Memantapkan nilai, cara bertingkah laku dan memiliki konsep gaya hidup (life style) yang positif dan berbudaya 6 Jam Pribadi 1. Mamahami nilai, cara bertingkah laku dan memiliki konsep gaya hidup yang positif dan berbudaya di Indonesia Contoh-contoh nilai dan cara berperilaku pribadi lingkungan yang berbudaya di Indonesia Belajar Karir 2. Mamahami & membandingkan dampak nilai, cara bertingkah laku dan gaya hidup serta budaya di lingkungan Internasional yang positif dan negatif 1. Memahami nilai dan pola berprilaku serta budaya yang ada di lingkungan sosial masyarakat sekitar. 2. Memahami nilai dan pola berprilaku serta budaya yang ada di negara tetangga 1. Memahami nilai dan pola berprilaku serta budaya yang ada di lingkungan sosial masyarakat sekitar yang berkaitan dengan proses belajar mengajar 2. Memahami nilai dan pola berprilaku serta budaya yang ada di negara tetangga yang berkaitan dengan proses belajar mengajar Memahami kaitan antara nilai dan cara bertingkah laku dalam bekerja Mampu menjalin dan memanfaatkan hubungan dalam kehidupan yang lebih luas untuk pengembangan karir. Contoh-contoh pengaruh nilai, cara bertingkah laku dan gaya hidup di lingkungan Internasional yang positif dan negatif Contoh-contoh nilai dan pola berprilaku serta budaya yang ada di lingkungan sosial masyarakat sekitar. 1. Contoh-contoh nilai dan cara berperilaku sosial dalam kehidupan di negara tetangga 2. Mampu membentengi dan memfilteri diri dari pengaruh budaya yang negatif dan bertentangan dengan budaya bangsa Contoh-contoh pengaruh nilai dan pola berprilaku serta budaya yang ada di lingkungan sosial masyarakat sekitar terhadap proses belajar 1. Contoh-contoh pola berperilaku dan budaya belajar di Luar negeri 2. Praktik mengembangkan pola berperilaku dan budaya belajar di Luar negeri yang positif. Contoh-contoh keterkaitan antara nilai dan pola berprilaku serta budaya terhadap kondisi bekerja dan pengembangan karir Praktik mewujudkan hubungan baik antara nilai dan pola berprilaku serta budaya terhadap pengambangan karir. 3

4 5 Mengenal kemampuan, bakat, minat serta arah kecenderungan karir dan apresiasi seni 6 Jam Pribadi 1. Memahami kemampuan bakat dan minat yang dimiliki Konsep kemampuan, bakat, minat karir dan apresiasi seni Identifikasi kemampuan, bakat, minat karir dan seni 2. Memahami arah kecenderungan karir sesuai Identifikasi kecenderungan arah karir sesuai dengan Belajar Karir dengan bakat dan minat 3. Memahami kemampuan bakat, minat dan arah apresiasi seni 1. Mengenal aspek-aspek sosial yang potensial untuk pengembangan kemampuan bakat, minat serta arah kecenderungan karir dan apresiasi seni 1. Memahami pengaruh positif kemampuan, bakat dan minat sendiri 2. Memahami pengaruh positif kecenderungan karir 3. Memahami pengaruh positif apresiasi seni terhadap kegiatan belajar 1. Memahami pengaruh kemampuan bakat dan minat terhadap karir kemampuan, bakat dan minat Identifikasi arah apresiasi seni (Seni rupa, seni lukis, seni sastra, seni suara, seni tari, dll) tanpa terlalu terkait pada kemampuan, bakat dan minat sendiri Contoh-contoh aspek sosial yang berkaitan dengan kemampuan, bakat, minat serta arah kecenderungan karir dan apresiasi seni Contoh-contoh pengaruh positif kemampuan, bakat dan minat sendiri Cara-cara dan penerapan pengembangan pengaruh positif kemampuan, bakat dan minat sendiri terhadap kegiatan belajar Contoh-contoh pengaruh positif kecenderungan karir Cara-cara dan penerapan pengaruh positif kecenderunan karir Contoh-contoh pengaruh positif apresiasi seni terhadap kegiatan belajar Cara-cara penerapan apresiasi Contoh-contoh pengaruh positif kemampuan, bakat dan minat sendiri terhadap karir Identifikasi pengaruh kemampuan, bakat dan minat sendiri terhadap pilihan karir 2. Mampu mengarahkan kecenderungan karir sendiri Identifikasi arah kecenderungan karir sendiri sesuai dengan sesuai dengan kemampuan bakat dan minat Kemampuan, bakat dan minat 3. Mampu mengapresiasi berbagai jenis karir termasuk Identifikasi apresiasi jenis karir termasuk karir dalam bidang karir dalam bidang seni seni tanpa terlalu terikat pada kemampuan, bakat dan minat sendiri 6 Memotivasi pengembangan pengetahuan dan ketrampilan untuk mengikuti/ melanjutkan pelajaran dan/atau mempersiapkan karir serta Pribadi berperan dalam kehidupan masyarakat 1. Memiliki kesadaran dan dorongan kuat untuk menguasai pengetahuan dan ketrampilan yang menjadi program sekolah Motivasi dan semangat untuk menguasai pengetahuan dan ketrampilan yang menjadi program sekolah 8 Jam 4

5 Belajar 2. Memiliki kesadaran dan dorongan untuk melanjutkan pelajaran pada tingkat yang lebih tinggi 3. Memiliki kesadaran dan dorongan untuk mempersiapkan karir yang cocok bagi dirinya 4. Memiliki kesadaran dan dorongan untuk berperan aktif dalam kehidupan masyarakat 1. Memahami dan mewujudkan aspek-aspek sosial untuk materi yang dipelajari di sekolah 2. Memahami dan mewujudkan aspek-aspek sosial dari upaya melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi 3. Memahami dan mewujudkan aspek-aspek sosial dalam mempersiapkan karir 4. Memahami dan mewujudkan aspek-aspek sosial dalam kehidupan bermasyarakat 1. Mampu mempraktekkan cara-cara belajar dengan menggunakan sumber-sumber yang bervariasi dan luas 2. Mampu belajar secara optimal untuk menguasai program-program belajar/pelatihan yang diselenggarakan sekolah 3. Mampu belajar secara optimal untuk menguasai bekal bagi program pelajaran/latihan di tingkat lebih lanjut Motivasi dan semangat untuk mengikuti pelajaran pada tingkat yang lebih tinggi Motivasi dan semangat untuk mempersiapkan arah karir yang cocok bagi diri sendiri Motivasi dan semangat untuk berperan aktif dalam kehidupan masyarakat Contoh-contoh aspek sosial berbagai materi yang dipelajari di sekolah Mewujudkan pengembangan penguasaan aspek-aspek sosial berbagai materi yang dipelajari di sekolah Contoh-contoh aspek sosial dari upaya melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi Mewujudkan pengembangan pemanfaatan aspek sosial untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi Contoh-contoh aspek sosial dalam mempersiapkan karir Mewujudkan pengembangan pemanfaatan aspek-aspek sosial dalam mempersiapkan karir Contoh-contoh aspek sosial dalam kehidupan bermasyarakat Mewujudkan pengembangan aspek-aspek sosial dalam kehidupan bermasyarakat Motivasi, sikap kebiasaan dan ketrampilan belajar di dalam dan di luar kelas, membaca cepat dan tepat, menyiapkan tugas, karya tulis, ulangan/ ujian, belajar mandiri dan kelompok, menggunakan alat bantu dan sumber belajar (termasuk buku, kamus, ensiklopedi, jurnal, komputer, dll) untuk semua mata pelajaran Sikap, kebiasaan dan ketrampilan belajar secara optimal untuk menguasai program-program di sekolah Praktik mengembangkan sikap kebiasaan dan ketrampilan belajar secara optimal Sikap kebiasaan dan ketrampilan belajar yang optimal untuk menguasai bekal bagi program program pelajaran lebih lanjut Praktik pengembangan sikap, kebiasaan dan ketrampilan belajar secara optimal untuk menguasai bekal bagi program pelajaran lebih lanjut 5

6 Karir 4. Mampu belajar secara optimal untuk pengembangan mempersiapkan karir 5. Mampu belajar secara optimal untuk kehidupan dalam masyarakat 1. Mampu mengkaitkan pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh di sekolah dengan karir-karir tertentu 2. Mampu mengkaitkan pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh di sekolah dengan arah pengembangan karir tertentu Sikap kebiasaan dan ketrampilan belajar secara optimal untuk pengembangan persiapan karir Praktik pengembangan sikap, kebiasaan dan ketrampilan belajar secara optimal untuk pengembangan persiapan karir Sikap kebiasaan dan ketrampilan belajar secara optimal untuk kehidupan bermasyarakat Praktik pengembangan sikap, kebiasaan dan ketrampilan belajar secara optimal untuk kehidupan bermasyarakat Keterkaitan pengetahuan dan ketrampilan program sekolah dengan karir-karir tertentu Praktik peningkatan keterkaitan pengetahuan dan ketrampilan program sekolah dengan karir-karir tertentu Keterkaitan pengetahuan dan ketrampilan program di sekolah dengan arah pengembangan karir pengembangan karir yang diinginkan 3. Mampu menyelenggarakan pengembangan persiapan karir Identifikasi pilihan pengembangan persiapan karir yang diinginkan 4. Mampu memanfaatkan peranan dalam kehidupan masyarakat untuk pengembangan persiapan karir Identifikasi peranan kehidupan masyarakat untuk pengembangan persiapan karir yang diinginkan Praktik penerapan peranan kehidupan masyarakat untuk pengembangan persiapan karir yang diinginkan 7 Mengenal dan meningkatkan kecerdasan emosional untuk menjalani kehidupan yang lebih luas 8 Jam Pribadi 1. Mengenali potensi kecerdasan emosi yang dimiliki 2. Mengusahakan untuk memanfaatkan dan meningkatkan kemampuan kecerdasan emosional yang dimiliki 3. Memiliki gambaran tentang kehidupan mandiri secara emosional, sosial, dan ekonomi (pengembangan Kecerdasan Emosional) 4. Memiliki gambaran tentang sikap yang seharusnya diambil dalam kehidupan mandiri secara emosional, sosial, dan ekonomi 5. Memiliki kesadaran dan dorongan untuk melaksanakan sikap dasar dalam kehidupan mandiri, secara emosional sosial dan ekonomi 1. Memahami aspek-aspek soaial dari gambaran kehidupan mandiri secara emosional, sosial dan ekonomi Contoh-contoh kecerdasan emosional dan cara mengembangkan kemampuan kecerdasan emosional Konsep dan contoh-contoh kehidupan mandiri secara emosional, sosial dan ekonomi Contoh-contoh tentang sikap yang seharusnya diambil dalam kehidupan mandiri secara emosional, sosial dan ekonomi Motivasi untuk melaksanakan sikap dasar yang seharusnya diambil dalam kehidupan mandiri secara emosional, sosial dan ekonomi Konsep dan contoh-contoh aspek sosial dari gambaran kehidupan mandiri secara emosional, sosial dan ekonomi 6

7 Belajar Karir 2. Mewujudkan sikap dalam hubungan sosial berkenaan dengan kehidupan mandiri secara emosional, sosial dan ekonomi 1. Memahami pengaruh positif dari gambaran kehidupan mandiri secara emosional, sosial dan ekonomi dalam kegiatan belajar 2. Mampu mewujudkan pengaruh positif dari gambaran kehidupan mandiri secara emosional, sosial dan ekonomi dalam kegiatan belajar 1. Memahami kehidupan karir sesuai dengan gambaran tentang kehidupan mandiri secara emosional sosial dan ekonomi Cara-cara bersikap dalam hubungan sosial berkenaan dengan kehidupan mandiri secara emosional sosial dan ekonomi Praktik cara bersikap dalam hubungan sosial berkenaan dengan kehidupan mandiri secara emosional sosial dan ekonomi Konsep dan contoh-contoh pengaruh positif dari gambaran kehidupan mandiri secara emosional, sosial dan ekonomi dalam kegiatan belajar Cara-cara mewujudkan dan menerapkan pengaruh positif dari gambaran kehidupan mandiri secara emosional, sosial dan ekonomi dalam kegiatan belajar Konsep dan contoh-contoh kehidupan karir yang sesuai dengan gambaran kehidupan mandiri secara emosional, sosial dan ekonomi 2. Mampu mewujudkan sikap dasar dalam pengembangan karir untuk kehidupan mandiri secara emosional, sosial dan ekonomi Cara-cara mewujudkan dan menerapkan sikap dasar dalam pengembangan karir untuk kehidupan mandiri secara emosional, sosial dan ekonomi 8 Informasi dan pencegahan penyakit masyarakat, Narkoba, AIDS, dll 4 Jam Pribadi Belajar 1. Mengenalkan berbagai macam penyakit masyarakat, Narkoba, AIDS, dan dampaknya bagi kehidupan pribadi 2. Meminimalisir dampak negatif dan usaha prefentif mengurangi dampak penyakit masyarakat, Narkoba, AIDS 1. Mengenalkan berbagai macam penyakit masyarakat, Narkoba, AIDS, dan dampaknya bagi kehidupan Sosial 2. Meminimalisir dampak negatif dan usaha prefentif mengurangi penyakit masyarakat, Narkoba, AIDS dan dampaknya bagi lingkungan sosial. 1. Mengenalkan berbagai macam penyakit masyarakat, Narkoba, AIDS, dan dampaknya bagi lingkungan belajar. 2. Meminimalisir dampak negatif dan usaha prefentif mengurangi penyakit masyarakat, Narkoba, AIDS dan dampaknya bagi lingkungan belajar. Contoh-contoh penyakit masyarakat, Narkoba, AIDS, dan dampaknya Contoh usaha mengurangi dampak negatif dan berkembangya penyakit masyarakat, Narkoba dan AIDS Contoh-contoh penyakit masyarakat, Narkoba, AIDS, dan dampaknya bagi lingkungan sosial. Contoh usaha mengurangi berkembangya penyakit masyarakat, Narkoba, AIDS dan dampaknya bagi lingkungan sosial. Contoh-contoh penyakit masyarakat, Narkoba, AIDS, dan dampaknya bagi lingkungan belajar. Contoh usaha mengurangi berkembangya penyakit masyarakat, Narkoba, AIDS dan dampaknya bagi lingkungan belajar. 7

8 Karir 1. Mengenalkan berbagai macam penyakit masyarakat, Narkoba, AIDS, dan dampaknya bagi lingkungan Karir. 2. Meminimalisir dampak negatif dan usaha prefentif mengurangi penyakit masyarakat, Narkoba, AIDS dan dampaknya bagi lingkungan Karir. Contoh-contoh penyakit masyarakat, Narkoba, AIDS, dan dampaknya bagi lingkungan Karir. Contoh usaha mengurangi berkembangya penyakit masyarakat, Narkoba, AIDS dan dampaknya bagi lingkungan Karir. 9 Memahami Teknik informasi, dunia cyber dan dampaknya di masa depan 4 Jam Pribadi Belajar Karir 1. Mengenalkan Peran Teknologi Informasi dan dunia maya serta dampaknya bagi perkembangan pribadi 2. Meminimalisir dampak negatif dan meningkatkan usaha pengembangan potensi positif Teknologi Informasi. 1. Mengenalkan Peran Teknologi Informasi dan dunia cyber serta dampaknya bagi masyarakat dan lingkungan sosial 2. Meminimalisir dampak negatif dan meningkatkan usaha pengembangan potensi positif Teknologi Informasi dalam kehidupan sosial kemasyarakatan 1. Menyadarkan pentingnya Teknologi informasi dalam mempermudah dan meningkatkan potensi belajar. 2. Meningkatkan Motivasi belajar dan peningkatan intelektual menggunakan sarana teknologi informasi. 1. Meningkatkan kesadaran pentingnya menguasai teknologi informasi dalam pengembangan karir 2. Meningkatkan Motivasi dan wawasan intelektual untuk lebih menguasai teknologi informasi melalui media, sarana dan program-program pembelajaran di sekolah Konsep dan contoh-contoh peran Teknologi Informasi dan dampaknya bagi perkembangan pribadi Contoh dan Praktik meminimalisir dampak negatif Teknologi Informasi dan pengembangan dampaknya dampak positif teknologi informasi bagi perkembangan pribadi Konsep dan contoh-contoh peran Teknologi Informasi dan dampaknya bagi masyarakat dan lingkungan sosial Contoh dan Praktik meminimalisir dampak negatif Teknologi Informasi dan pengembangan dampaknya dampak positif teknologi informasi bagi masyarakat dan lingkungan sosial Konsep dan contoh-contoh peran Teknologi Informasi untuk meningkatkan potensi belajar Konsep dan contoh-contoh peran teknologi informasi untuk meningkatkan pengembangan karir 8

9 10 Kurikulum, Sistem Penilaian, Prestasi dan nilai Raport 4 Jam Pribadi Belajar Karir 1. Penjelasan Sistem Penilaian Hasil Belajar, Penulisan Raport untuk Kenaikan Kelas dan Kriteria Kelulusan yang berkaitan dengan Aspek Penilaian Pribadi. Penjelasan Sistem Penilaian Hasil Belajar, Penulisan Raport untuk Kenaikan Kelas dan Kriteria Kelulusan yang berkaitan dengan Aspek Penilaian Sosial. Penjelasan Sistem Penilaian Belaja dan cara belajar yang efektif dan stratgi belajar yang efektif di lingkungan sekolah Penjelasan Sistem Penilaian dan Kriteria Penilaian untuk perkembangan karir. Konsep dan contoh-contoh system penilaian KBK untuk penilaian Pribadi Konsep dan contoh-contoh system penilaian KBK untuk penilaian Sosial Konsep dan contoh-contoh system penilaian KBK untuk penilaian Belajar Konsep dan contoh-contoh system penilaian KBK untuk penilaian Karir 9

10 11 Kedisiplinan dan Ketertiban 4 Jam Pribadi Penjelasan tentang arti dan makna Kedisiplinan dan Ketertiban yang berkaitan dengan Aspek Pribadi Konsep dan contoh-contoh Kedisiplinan dan Ketertiban untuk Pribadi Penjelasan tentang arti dan makna Kedisiplinan dan Ketertiban yang berkaitan dengan Aspek Sosial Konsep dan contoh-contoh Kedisiplinan dan Ketertiban di lingkungan sosial Belajar Penjelasan tentang arti dan makna Kedisiplinan dan Ketertiban yang berkaitan dengan Aspek Belajar Konsep dan contoh-contoh Kedisiplinan dan Ketertiban dalam proses belajar dan pembelajaran Karir Penjelasan tentang arti dan makna Kedisiplinan dan Ketertiban yang berkaitan dengan Aspek Karir Konsep dan contoh-contoh Kedisiplinan dan Ketertiban bagi pengembangan karier 12 Kepemimpinan dan Pengembangan Diri 6 Jam Pribadi Penjelasan tentang arti dan makna Kepemimpinan dan Konsep dan contoh-contoh Kepemimpinan dan Pengembangan Diri yang berkaitan dengan Aspek Pengembangan Diri untuk Pribadi Pribadi Belajar Karir Penjelasan tentang arti dan makna Kepemimpinan dan Pengembangan Diri yang berkaitan dengan Aspek Sosial Penjelasan tentang arti dan makna Kepemimpinan dan Pengembangan Diri yang berkaitan dengan Aspek Pribadi Penjelasan tentang arti dan makna Kepemimpinan dan Pengembangan Diri yang berkaitan dengan Aspek Pribadi Konsep dan contoh-contoh Kepemimpinan dan Pengembangan Diri untuk pencapaian target social Konsep dan contoh-contoh Kepemimpinan dan Pengembangan Diri untuk meningkatkan Potensi belajar dan strategi belajar Konsep dan contoh-contoh Kepemimpinan dan Pengembangan Diri untuk meningkatkan Potensi dan pencapaian target Karier Total Durasi Waktu 72 Jam Jenis Layanan Konseling dan Kegiatan Pendukung: 01. Layanan Orientasi 09. Layanan Mediasi 02. Layanan Informasi 10. Aplikasi Instrumentasi 03. Layanan Penempatan & Penyaluran 11. Himpunan Data 04. Layanan Pembelajaran/ Penguasaan Konten 12. Konferensi Kasus 05. Layanan Konseling Perorangan 13. Kunjungan Rumah 06. Layanan Kelompok 14. Tampilan Kepustakaan 07. Layanan Konseling Kelompok 15. Alih Tangan Kasus 08. Layanan Konsultasi Mengetahui Pakem, 16 Juli 2010 Kepala Sekolah, Guru BK Woro Triwulan Ambarwati Rahmad Andes, S.Psi. NIP NIP

11 PEMETAAN MATERI BIMBINGAN KONSELING TAHUN AJARAN Disusun oleh: RAHMAD ANDES, S.Psi. NIP SMP NEGERI 4 PAKEM YOGYAKARTA

BAB III PROGRAM BIMBINGAN KONSELING DAN STANDAR KOMPETENSI

BAB III PROGRAM BIMBINGAN KONSELING DAN STANDAR KOMPETENSI BAB III PROGRAM BIMBINGAN KONSELING DAN STANDAR KOMPETENSI A. Maksud dan Tujuan Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling Program bimbingan dan konseling adalah satuan rencana kegiatan bimbingan dan konseling

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif dan dikategorikan sebagai penelitian survei. Furchan (1982) menyatakan bahwa penelitian deskriptif dirancang

Lebih terperinci

ASSALAMU ALAIKUM WR.WB.

ASSALAMU ALAIKUM WR.WB. ASSALAMU ALAIKUM WR.WB. PENDIDIKAN BERMUTU efektif atau ideal harus mengintegrasikan tiga bidang kegiatan utamanya secara sinergis, yaitu (1) bidang administratif dan kepemimpinan, (2) bidang instruksional

Lebih terperinci

ORGANISASI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH

ORGANISASI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH Kompetensi mrpkn pengetahuan, ketrampilan nilai dan sikap dasar yang direfleksikan dlm kebiasaan berfikir dan bertindak yg bersifat dinamis, berkembang dan dapat diraih setiap waktu. Kebiasaan berfikir

Lebih terperinci

PROGRAM TAHUNAN PELAYANAN KONSELING

PROGRAM TAHUNAN PELAYANAN KONSELING Sekolah / Madrasah :SMA NEGERI 7 YOGYAKARTA Tahun Pelajaran : 2014/2015 Kelas / Program : X MIA & X IIS Konselor : Dra. Sumiyati No 1 Layanan Orientasi Materi Bidang Pengembangan Pribadi Sosial Belajar

Lebih terperinci

POKOK BAHASAN MATA - KULIAH BK PRIBADI SOSIAL (2 SKS) :

POKOK BAHASAN MATA - KULIAH BK PRIBADI SOSIAL (2 SKS) : POKOK BAHASAN MATA - KULIAH BK PRIBADI SOSIAL (2 SKS) : 1. Konsep dasar bimbingan dan konseling pribadi - sosial : a. Keterkaitan diri dengan lingkungan sosial b. Pengertian BK pribadi- sosial c. Urgensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bimbingan dan konseling yang lebih dikenal dengan nama BK adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bimbingan dan konseling yang lebih dikenal dengan nama BK adalah suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bimbingan dan konseling yang lebih dikenal dengan nama BK adalah suatu proses interaksi antara konselor dengan konseli baik secara langsung (tatap muka) atau tidak

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA SEMESTER LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

PROGRAM KERJA SEMESTER LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING Lampiran : 3 PROGRAM KERJA SEMESTER LAYANAN Sekolah : SMA Negeri 7 Yogyakarta Semester / Tahun : II (kedua / 2005-2006 Guru Pembimbing : Drs. Bandono, MM. c:\prg.sem.1\ex.\s.2\smu.07\bks.prg.th\06 A. BIMBINGAN

Lebih terperinci

Kemandirian sebagai tujuan Bimbingan dan Konseling Kompetensi peserta didik yang harus dikembangkan melalui pelayanan bimbingan dan konseling adalah k

Kemandirian sebagai tujuan Bimbingan dan Konseling Kompetensi peserta didik yang harus dikembangkan melalui pelayanan bimbingan dan konseling adalah k FOKUS LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING Dr. Suherman, M.Pd. Kemandirian sebagai tujuan Bimbingan dan Konseling Kompetensi peserta didik yang harus dikembangkan melalui pelayanan bimbingan dan konseling adalah

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA BULANAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

PROGRAM KERJA BULANAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING Lampiran : 5 PROGRAM KERJA BULANAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING Sekolah : SMA Negeri 7 Yogyakarta Bulan/Sem./tahun : Januari / Dua/ 2006-2007 Guru Pembimbing : Drs. Bandono, MM. c:\prg.sem.1\ex.\s.2\smu.07\bks.prg.th\06-07

Lebih terperinci

PERENCANAAN PROGRAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

PERENCANAAN PROGRAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PERENCANAAN PROGRAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING 1. Tugas Perkembangan : Mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2. Rumusan Kompetensi : Memahami

Lebih terperinci

TUGAS PERKEMBANGAN SISWA VISI DAN MISI BIMBINGAN KONSELING

TUGAS PERKEMBANGAN SISWA VISI DAN MISI BIMBINGAN KONSELING TUGAS PERKEMBANGAN SISWA 1. Mencapai kematangan dalam beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa 2. Mencapai kematangan pertumbuhan jasmani dan rohani yang sehat 3. Mencapai kematangan dalam hubungan

Lebih terperinci

RESUME PRESENTASI KULIAH BIMBINGAN DAN KONSELING. #1: Keterkaitan, Keunikan, Tugas Guru dan Konselor

RESUME PRESENTASI KULIAH BIMBINGAN DAN KONSELING. #1: Keterkaitan, Keunikan, Tugas Guru dan Konselor Nama : Nella Andriyani NIM : 1002423 Kelas : Biologi B 2010 RESUME PRESENTASI KULIAH BIMBINGAN DAN KONSELING #1: Keterkaitan, Keunikan, Tugas Guru dan Konselor Tugas-tugas pendidik untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan menjadi kompetensi bekal untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan menjadi kompetensi bekal untuk mempertahankan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu wahana dalam membentuk perkembangan manusia. Melalui pendidikan, kepribadian manusia bisa dibentuk dengan suatu pembelajaran yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Bimbingan Konseling yang dilaksanakan atau dipraktekan sebagai upaya untuk membantu individu-individu yang memerlukan bantuan diperlukan adanya berbagai persiapan-persiapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. KURIKULUM

BAB I PENDAHULUAN A. KURIKULUM BAB I PENDAHULUAN A. KURIKULUM Kurikulum Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama merupakan seluruh kegiatan pengalaman pembelajaran peserta didik SMP baik yang dilaksanakan di dalam maupun di luar kelas untuk

Lebih terperinci

Program Kerja BK/SMA.07/Seveners/Mr.Bands BAB I PENDAHULUAN

Program Kerja BK/SMA.07/Seveners/Mr.Bands BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu permasalahan pada pendidikan menengah umum seperti yang tercantum dalam Rencana Strategi Depdiknas 2002-2004, diantaranya adalah kualitas dan relevansi pendidikan

Lebih terperinci

RUMUSAN KOMPETENSI MATERI KEGIATAN KLS SEPONTAN INSIDENTAL TERPROGRAM 2JP. yang cerdas dan. x ajaran agama islam dan

RUMUSAN KOMPETENSI MATERI KEGIATAN KLS SEPONTAN INSIDENTAL TERPROGRAM 2JP. yang cerdas dan. x ajaran agama islam dan ANALISIS KOMPETENSI DASAR PENGEMBANGAN DIRI BIMBINGAN DAN KONSELING Sekolah Kelas Semester Alokasi Waktu : SMP Muhmmadiyah I Yogyakara. : VIII : ganjil : 2 JP (240) NO TUGAS PERKEMBANGAN 1 Landasan Hidup

Lebih terperinci

Lampiran 1. Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling. Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling. Tugas Guru dan Pengawas (Depdiknas, 2009: 12-13) meliputi:

Lampiran 1. Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling. Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling. Tugas Guru dan Pengawas (Depdiknas, 2009: 12-13) meliputi: LAMPIRAN 113 Lampiran 1. Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling Jenis layanan bimbingan dan konseling menurut Pedoman Pelaksanaan Tugas Guru dan Pengawas (Depdiknas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya mencapai kedewasaan subjek didik yang mencakup segi intelektual, jasmani dan rohani, sosial maupun emosional. Undang-Undang Sisdiknas

Lebih terperinci

Silabus Bimbingan Konseling (01) Sekolah : SMA... Kelas : XI (Sebelas) Mata Pelajaran / Layanan : Bimbingan dan Konseling Semester : 1 ( Ganjil )

Silabus Bimbingan Konseling (01) Sekolah : SMA... Kelas : XI (Sebelas) Mata Pelajaran / Layanan : Bimbingan dan Konseling Semester : 1 ( Ganjil ) Silabus Bimbingan Konseling (01) Sekolah : SMA... Kelas : XI (Sebelas) Mata Pelajaran / : Bimbingan dan Konseling Semester : 1 ( Ganjil ) Standar Kompetensi / Tugas Perkembangan - Mencapai kematangan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR A. Alasan Praktik B. Tujuan Praktik

BAB I PENGANTAR A. Alasan Praktik B. Tujuan Praktik BAB I PENGANTAR A. Alasan Praktik Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Bimbingan dan Konseling di sekolah merupakan salah satu kegiatan latihan yang bersifat intrakurikuler. Kegiatan ini diselenggarakan dalam

Lebih terperinci

PERENCANAAN PROGRAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

PERENCANAAN PROGRAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PERENCANAAN PROGRAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING 1. Tugas Perkembangan 1 : Mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan untuk mengikuti dan melanjutkan pelajaran dan atau mempersipkan karir serta berperan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG A. Analisis Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 3 Warungasem

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG PEMBINAAN KESISWAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG PEMBINAAN KESISWAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG PEMBINAAN KESISWAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. karir dengan contoh beragam pada masing-masing kategori. Kualifikasi

BAB V PENUTUP. karir dengan contoh beragam pada masing-masing kategori. Kualifikasi BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Bentuk kenakalan yang dilakukan oleh santriwati Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Putri Yogyakarta dikategorikan menjadi empat bentuk yaitu kenakalan pribadi, kenakalan belajar,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG PEMBINAAN KESISWAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG PEMBINAAN KESISWAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DRSALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG PEMBINAAN KESISWAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. karena remaja tidak terlepas dari sorotan masyarakat baik dari sikap, tingkah laku, pergaulan

BAB 1 PENDAHULUAN. karena remaja tidak terlepas dari sorotan masyarakat baik dari sikap, tingkah laku, pergaulan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja selalu menjadi perbincangan yang sangat menarik, orang tua sibuk memikirkan anaknya menginjak masa remaja. Berbicara tentang remaja sangat menarik karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rachmayanti Gustiani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rachmayanti Gustiani, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan cara yang ditempuh untuk memberikan pengetahuan kepada anak didik melalui pembelajaran, seperti definisi pendidikan menurut Kamus Besar

Lebih terperinci

wujud nyata penyelanggaraan layanan bimbingan dan konseling. Kegiatan bimbingan, yaitu bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar,

wujud nyata penyelanggaraan layanan bimbingan dan konseling. Kegiatan bimbingan, yaitu bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan bimbingan dan konseling memiliki bidang bimbingan dan berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung yang dilakukan sebagai wujud nyata penyelanggaraan

Lebih terperinci

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 PANDUAN PENYUSUNAN KTSP DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 LANDASAN UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Permendiknas No.

Lebih terperinci

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1 PENYUSUNAN KTSP Sosialisasi KTSP 1 LANDASAN UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Permendiknas No. 22/2006 tentang Standar Isi

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 Berdasarkan : Permendikbud no. 22/2016 Tentang Standar Proses endidikan Dasar &

Lebih terperinci

Program BK Komprehensif. Instrumen Bimbingan dan Konseling. 07/04/2009. Mata Kuliah Instrumen dan Media BK 1

Program BK Komprehensif. Instrumen Bimbingan dan Konseling. 07/04/2009. Mata Kuliah Instrumen dan Media BK 1 Instrumen dalam Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif Agus Triyanto Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta Tahun 2009 Instrumen Bimbingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 (1) Pendidikan adalah Usaha sadar dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 (1) Pendidikan adalah Usaha sadar dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 (1) Pendidikan adalah Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat. Apalagi dengan adanya kebijakan wajib belajar 9 tahun dan

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat. Apalagi dengan adanya kebijakan wajib belajar 9 tahun dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini pendidikan tinggi sudah menjadi hal yang sangat dibutuhkan, bagi masyarakat. Apalagi dengan adanya kebijakan wajib belajar 9 tahun dan program pendidikan

Lebih terperinci

SILABUS PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING BERBASIS KOMPETENSI

SILABUS PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING BERBASIS KOMPETENSI . : VII / GASAL : MENCAPAI PERKEMBANGAN DIRI SEBAGAI REMAJA YANG BERIMAN DAN BERTAQWA KEPA DA TUHAN YANG MAHA ESA N BIDANG RUMUSAN MATERI POKOK KEGIATAN O BIMBINGAN KOMPETENSI LAYANAN LAYANAN LAYANAN SEG

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Hakikat manusia adalah sebagai makhluk sosial, oleh karena itu setiap manusia tidak lepas dari kontak sosialnya dengan masyarakat, dalam pergaulannya

Lebih terperinci

PENYUSUNAN PENYUSUN KTSP

PENYUSUNAN PENYUSUN KTSP PENYUSUNAN KTSP Sosialisasi KTSP 1 LANDASAN UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional a Pendidikan d Permendiknas No. 22/2006 tentang Standar

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang penulis laksanakan mengenai hubungan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang penulis laksanakan mengenai hubungan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang penulis laksanakan mengenai hubungan pola asuh Orang tua, pergaulan teman sebaya dan kenakalan remaja siswa SMA Negeri 14 Medan

Lebih terperinci

Sebuah Rekonseptualisasi Yang Dilatarbelakangi Oleh Sebuah Fakta

Sebuah Rekonseptualisasi Yang Dilatarbelakangi Oleh Sebuah Fakta Sebuah Rekonseptualisasi Yang Dilatarbelakangi Oleh Sebuah Fakta 1. BK Komprehensif muncul berdasar evaluasi thp sistem sebelumnya 2. Sistem yang lama berorientasi tradisional/konselor 3. Sistim yang lama

Lebih terperinci

Sebuah Rekonseptualisasi Yang Dilatarbelakangi Oleh Sebuah Fakta

Sebuah Rekonseptualisasi Yang Dilatarbelakangi Oleh Sebuah Fakta Sebuah Rekonseptualisasi Yang Dilatarbelakangi Oleh Sebuah Fakta 1. BK Komprehensif muncul berdasar evaluasi thp sistim sebelumnya 2. Sistem yang lama berorientasi tradisional/konselor 3. Sistim yang lama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak dengan. remaja merupakan pengembangan dan perluasan kemampuan-kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak dengan. remaja merupakan pengembangan dan perluasan kemampuan-kemampuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak dengan dewasa. Masa remaja adalah suatu masa perubahan. Pada masa remaja terjadi perubahan yang cepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam banyak hal remaja sekarang dihadapkan pada lingkungan yang tidak. karena remaja adalah masa depan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. dalam banyak hal remaja sekarang dihadapkan pada lingkungan yang tidak. karena remaja adalah masa depan bangsa. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siswa SMA adalah individu yang sedang mengalami masa remaja akhir ( late adolescence) berada pada usia 15 sampai 18 tahun. Sedangkan masa remaja dimulai kira-kira

Lebih terperinci

Wawasan Bimbingan Konseling di Sekolah. Meliputi : pengertian, tujuan, landasan & urgensi BK, fungsi, sifat, ruang lingkup, prinsipprinsip,

Wawasan Bimbingan Konseling di Sekolah. Meliputi : pengertian, tujuan, landasan & urgensi BK, fungsi, sifat, ruang lingkup, prinsipprinsip, Wawasan Bimbingan Konseling di Sekolah Meliputi : pengertian, tujuan, landasan & urgensi BK, fungsi, sifat, ruang lingkup, prinsipprinsip, asas-asas Definisi Bimbingan Konseling Definisi bimbingan : 1.

Lebih terperinci

2015 PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG

2015 PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu cita-cita besar dari kebijakan sistem pendidikan nasional saat ini adalah dapat terjadinya revolusi mental terhadap bangsa ini. Mengingat kondisi

Lebih terperinci

BERBAGAI PENDEKATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM SETTING SEKOLAH DI INDONESIA

BERBAGAI PENDEKATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM SETTING SEKOLAH DI INDONESIA BERBAGAI PENDEKATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM SETTING SEKOLAH DI INDONESIA Myrick, 1993. (Muro & Kotman, 1995) mengemukakan empat pendekatan dasar dalam Bimbingan dan Konseling, yaitu : 1. Pendekatan

Lebih terperinci

Konsep Dasar Mutu Sistem Manajemen Layanan dan Bimbingan. Kuliah XIV / 2007

Konsep Dasar Mutu Sistem Manajemen Layanan dan Bimbingan. Kuliah XIV / 2007 Konsep Dasar Mutu Sistem Manajemen Layanan dan Bimbingan Kuliah XIV / 2007 Mutu Layanan B&K Mutu layanan B&K adalah layanan bimbingan dan konseling yang mampu memenuhi apa yang diharapkan oleh pemakai

Lebih terperinci

PENGERTIAN PENGEMBANGAN DIRI

PENGERTIAN PENGEMBANGAN DIRI PENGERTIAN PENGEMBANGAN DIRI Pelayanan bantuan untuk peserta didik baik individu/kelompok agar berkembang secara optimal dalam hubungan pribadi, sosial, belajar, dan karir; melalui proses pembiasaan, pemahaman

Lebih terperinci

PEMETAAN TUGAS PERKEMBANGAN, RUMUSAN KOMPETENSI, MATERI PERKEMBANGAN DAN INDIKATOR BIMBINGAN DAN KONSELING

PEMETAAN TUGAS PERKEMBANGAN, RUMUSAN KOMPETENSI, MATERI PERKEMBANGAN DAN INDIKATOR BIMBINGAN DAN KONSELING KLS SMT TUGAS PENGEMBANGAN RUMUSAN KOMPETENSI BIDANG BIMBINGAN MATERI PERKEMBANGAN INDIKATOR PENCAPAIAN VII I Mengembangkan pengetahuan Mampu belajar secara optimal Bimbingan Belajar Belajar efektif untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang memiliki pola pelatihan khusus untuk mengarahkan peserta didik agar menjadi lulusan yang siap terjun

Lebih terperinci

ISIAN PENILAIAN KINERJA GURU (PKG) BP/BK TAHUN 2014 (Diisi Oleh Kepala Sekolah)

ISIAN PENILAIAN KINERJA GURU (PKG) BP/BK TAHUN 2014 (Diisi Oleh Kepala Sekolah) ISIAN PENILAIAN KINERJA GURU (PKG) BP/BK TAHUN 2014 (Diisi Oleh Kepala Sekolah) Petunjuk Pengisian : 1. Setiap Pertanyaan hanya bisa diisi satu pilihan 2. Pilihan ditandai dengan Membubuhkan tanda centang

Lebih terperinci

1. Seksi Pembinaan Keimanan dan Ketaqwaan terhadap Tuhan YME, antara lain: a. Melaksanakan peribadatan sesuai dengan ketentuan agama masing-masing.

1. Seksi Pembinaan Keimanan dan Ketaqwaan terhadap Tuhan YME, antara lain: a. Melaksanakan peribadatan sesuai dengan ketentuan agama masing-masing. - A. Program Seksi / Bidang Pokok-pokok kegiatan seksi: 1. Seksi Pembinaan Keimanan dan Ketaqwaan terhadap Tuhan YME, antara lain: a. Melaksanakan peribadatan sesuai dengan ketentuan agama masing-masing.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah lembaga pendidikan khususnya sekolah seyogianya memiliki unit penunjang untuk menjalankan berbagai aktivitasnya. Unit penunjang dikelola sedemikian rupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna, secara fitrah manusia telah dibekali potensi untuk tumbuh dan berkembang serta mempunyai kecenderungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidkan Seni Budaya merupakan salah satu mata pelajaran yang terdapat di jenjang pendidikan dasar dan menengah, yang dalam pelaksanaannya mengacu pada Kurikulum Berbasis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas XI merupakan masa usia seseorang di sebut remaja. Pikunas (1976) menyatakan bahwa masa remaja merupakan salah satu tahap perkembangan

Lebih terperinci

Bimbingan Konseling dalam Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Rasional, Tujuan, dan Permasalahan

Bimbingan Konseling dalam Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Rasional, Tujuan, dan Permasalahan Bimbingan Konseling dalam Pembelajaran Berbasis Kompetensi Rasional, Tujuan, dan Permasalahan Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling Dengan Dosen Pengampu Dr. Sutarno, M.Pd DI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka meningkatkan kualitas SDM. Dengan pendidikan diharapkan seseorang atau anak didik akan memperoleh berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan dasar sebagai perluasan pengetahuan yang diperoleh di Sekolah Dasar

Lebih terperinci

LAYANAN KONSELING DI SEKOLAH (KONSEP & PRAKTIK)

LAYANAN KONSELING DI SEKOLAH (KONSEP & PRAKTIK) LAYANAN KONSELING DI SEKOLAH (KONSEP & PRAKTIK) Pelayanan Pendidikan di Sekolah Administratif / Manajemen Pembelajaran Perkembangan individu yang optimal dan mandiri Konseling (Naskah Akademik ABKIN, 2007)

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA DI MAN 2 PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA DI MAN 2 PEKALONGAN 84 BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA DI MAN 2 PEKALONGAN Analisis data pada penelitian ini mengenai Peran Guru Bimbingan dan Konseling dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bimbingan dan konseling merupakan bagian penting dalam pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Bimbingan dan konseling merupakan bagian penting dalam pelaksanaan BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Bimbingan dan konseling merupakan bagian penting dalam pelaksanaan proses pendidikan sekolah, tidak lagi menjadi pelengkap, tetapi sudah menjadi satu kesatuan

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan merupakan kegiatan yang dapat meningkatkan kualitas siswa menjadi yang lebih baik. Sebagian besar masyarakat Indonesia saat ini sudah mulai memaknai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu cita-cita nasional yang harus terus diperjuangkan oleh bangsa Indonesia ialah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan nasional. Anak-anak dan

Lebih terperinci

PERENCANAAN PROGRAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

PERENCANAAN PROGRAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PERENCANAAN PROGRAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING 1. Tugas Perkembangan 1 : Memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam kehidupan yang lebih luas 2. Rumusan Kompetensi : Memahami

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Belajar Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa Indonesia. Disana dipaparkan bahwa belajar diartikan sebagai perubahan yang relatif permanen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan faktor utama dalam membangun suatu bangsa. Melalui pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan faktor utama dalam membangun suatu bangsa. Melalui pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam membangun suatu bangsa kita memerlukan sebuah pendidikan karena pendidikan merupakan faktor utama dalam membangun suatu bangsa. Melalui pendidikan suatu bangsa

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. PENGARUH ANTARA KEDISIPLINAN BELAJAR DAN PERGAULAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA Tahun Ajaran 2009/2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal sekarang sudah merupakan bagian yang integral dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal sekarang sudah merupakan bagian yang integral dan tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam lingkungan persekolahan saat ini istilah kegiatan BK (Bimbingan dan Konseling) sudah dikenal terutama oleh para siswa dan juga personil sekolah lainnya, eksistensi

Lebih terperinci

Kemandirian sebagai Tujuan Layanan Bimbingan dan Konseling Kompetensi SISWA yang dikembangkan melalui layanan bimbingan dan konseling adalah kompetens

Kemandirian sebagai Tujuan Layanan Bimbingan dan Konseling Kompetensi SISWA yang dikembangkan melalui layanan bimbingan dan konseling adalah kompetens BIMBINGAN DAN KONSELING SEBAGAI LAYANAN PENGEMBANGAN PRIBADI MAHASISWA Dr. Suherman, M.Pd. Universitas Pendidikan Indonesia Kemandirian sebagai Tujuan Layanan Bimbingan dan Konseling Kompetensi SISWA yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensinya. Hal ini didasarkan pada UU RI No 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensinya. Hal ini didasarkan pada UU RI No 20 Tahun 2003 tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan potensinya. Hal ini didasarkan pada UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Lebih terperinci

BIMBINGAN BELAJAR BAGI MAHASISWA

BIMBINGAN BELAJAR BAGI MAHASISWA BIMBINGAN BELAJAR BAGI MAHASISWA Dra. Gantina Komalasari, M.Psi Email : gantina_komalasari@yahoo.com Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta I. Pendahaluan Meskipun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita, ini berarti bahwa setiap manusia berhak mendapat dan berharap untuk selalu berkembang dalam

Lebih terperinci

PENULISAN KARYA ILMIAH BIDANG BIMBINGAN

PENULISAN KARYA ILMIAH BIDANG BIMBINGAN PENULISAN KARYA ILMIAH BIDANG BIMBINGAN untuk ANGKA KREDIT PENGEMBANGAN PROFESI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING (BK) Oleh SETIAWATI Universitas Pendidikan Indonesia Disajikan dalam Diklat Profesi Guru BK

Lebih terperinci

SILABUS PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING BERBASIS KOMPETENSI

SILABUS PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING BERBASIS KOMPETENSI . : MENCAPAI PERKEMBANGAN DIRI SEBAGAI REMAJA YANG BERIMAN DAN BERTAQWA KEPA DA TUHAN YANG MAHA ESA O BIMBINGAN KOMPETENSI LAYANAN LAYANAN LAYANAN SEG WAKTU LAYANAN I Bimbingan Memahami secara lebih Pokok-pokok

Lebih terperinci

BIMBINGAN DAN KONSELING

BIMBINGAN DAN KONSELING BIMBINGAN DAN KONSELING Apa yang dimaksud bimbingan & konseling? Mengapa ada BK di sekolah? Bagaimana pelaksanaan BK? PENGERTIAN BIMBINGAN Jones (1963) membantu seseorang agar yang dibimbing mampu membantu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Bangsa yang unggul adalah bangsa yang dapat memanfaatkan sumber daya alam (SDA) dengan baik bagi kesejahteraan rakyatnya serta memiliki sumber daya manusia (SDM)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu sistem Pendidikan Nasional yang diatur dalam UU No.20 Tahun tentang sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. satu sistem Pendidikan Nasional yang diatur dalam UU No.20 Tahun tentang sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang 1945 mengamanatkan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta agar pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem Pendidikan Nasional yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah dan menguji penyelesaian masalah secara sistematis. mampu tampil dan berperilaku dengan penuh keyakinan.

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah dan menguji penyelesaian masalah secara sistematis. mampu tampil dan berperilaku dengan penuh keyakinan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak ke masa dewasa. Masa remaja juga diartikan sebagai masa dimana seseorang menunjukkan tanda-tanda pubertas berlanjut

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING A. Tema/Topik : Orientasi Siswa Semester Baru B. Kompetensi Perkembangan : Wawasan Persiapan Kair C. Sub Kompetensi : Kesungguhan Belajar D. Indikator : 1. Merencanakan Kegiatan belajar pada awal Semester.

Lebih terperinci

PROFIL AISYIYAH BOARDING SCHOOL BANDUNG

PROFIL AISYIYAH BOARDING SCHOOL BANDUNG PROFIL AISYIYAH BOARDING SCHOOL BANDUNG Jl. Terusan Rancagoong II No. 1 Gumuruh, Bandung-Jawa Barat Telp. 022-7313774 e-mail : absbandung@gmail.com Website : www.absbandung.sch.id Profil Aisyiyah Boarding

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di era jaman sekarang pendidikan sangatlah penting. Bukan hanya untuk mendapatkan ijasah namun juga mendapat pengetahuan, pengalaman, serta mendapatkan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 1 UNGARAN

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 1 UNGARAN LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 1 UNGARAN Disusun oleh Nama : Cahya Dewi Rizkiwati NIM : 1301409045 Jurusan : Bimbingan dan Konseling FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Lebih terperinci

ARAH PENGEMBANGAN MATERI KURIKULUM : Program Pendidikan Sarjana (S-1) BK Program Pendidikan Profesi Konselor (PPK)

ARAH PENGEMBANGAN MATERI KURIKULUM : Program Pendidikan Sarjana (S-1) BK Program Pendidikan Profesi Konselor (PPK) ARAH PENGEMBANGAN MATERI KURIKULUM : Program Pendidikan Sarjana (S-1) BK Program Pendidikan Profesi Konselor (PPK) PENGANTAR Perkembangan dunia di tanah air mendapat momentum yang amat menentukan, yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan seni di sekolah umum SMA pada dasarnya diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan seni di sekolah umum SMA pada dasarnya diarahkan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan seni di sekolah umum SMA pada dasarnya diarahkan untuk menumbuhkan kepekaan rasa estetik dan artistik sehingga terbentuk sikap kritis, apresiatif dan kreatif

Lebih terperinci

STUDI MODEL ALTERNATIF PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN BAGI ANAK JALANAN MENUNTASKAN WAJAR DIKDAS 9 TAHUN LEMLIT UPI 2005

STUDI MODEL ALTERNATIF PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN BAGI ANAK JALANAN MENUNTASKAN WAJAR DIKDAS 9 TAHUN LEMLIT UPI 2005 STUDI MODEL ALTERNATIF PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN BAGI ANAK JALANAN DALAM RANGKA MENUNTASKAN WAJAR DIKDAS 9 TAHUN LEMLIT UPI 2005 FOKUS STUDI Bagaimana karakteristik sosiodemografi anak jalanan? Bagaimana

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG PEMBINAAN KESISWAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG PEMBINAAN KESISWAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DRSALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG PEMBINAAN KESISWAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. konseling berdasarkan analisis tugas perkembangan siswa kelas IV, V dan VI di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. konseling berdasarkan analisis tugas perkembangan siswa kelas IV, V dan VI di BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian dan Pembahasan Tujuan akhir penelitian ini adalah merencanakan program bimbingan dan konseling berdasarkan analisis tugas perkembangan siswa

Lebih terperinci

Materi ilmu alamiah dasar bersifat dasar, umum dan pengantar yang berkenaan dengan fenomena alam dan daya fikir manusia. Ilmu alamiah dasar bukan

Materi ilmu alamiah dasar bersifat dasar, umum dan pengantar yang berkenaan dengan fenomena alam dan daya fikir manusia. Ilmu alamiah dasar bukan Pengantar IAD o Ilmu Alamiah Dasar (IAD) merupakan salah satu mata kuliah yang termasuk mata kuliah wajib universitas (MKWU) dengan bobot 2 sks. o Mata kuliah ilmu alamiah dasar wajib diikuti oleh setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peranan layanan konseling di sekolah-sekolah sangatlah penting bahkan

BAB I PENDAHULUAN. Peranan layanan konseling di sekolah-sekolah sangatlah penting bahkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peranan layanan konseling di sekolah-sekolah sangatlah penting bahkan diperlukan. Sebab keberadaan layanan konseling merupakan bagian integral dalam Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

PROGRAM SEMESTER GANJIL PELAYANAN KONSELING

PROGRAM SEMESTER GANJIL PELAYANAN KONSELING PROGRAM SEMESTER GANJIL PELAYANAN KONSELING SEKOLAH : SMP NEGERI 2 TOLITOLI SEMESTER : I ( GANJIL ) KELAS : VIII ( DELAPAN ) Konselor : Muh.Nur Yasin,S.Pd.,M.M No Semester I ( Juli - Desember 2012 ) Bulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah SUMIARTI, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah SUMIARTI, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pendidikan terdiri dari input proses output. Maksudnya yaitu pendidikan terdiri input yaitu siswa dengan berbagai latar belakangnya, proses yaitu kegiatan

Lebih terperinci

PANDUAN MODEL PENGEMBANGAN DIRI

PANDUAN MODEL PENGEMBANGAN DIRI PANDUAN MODEL PENGEMBANGAN DIRI Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah Landasan Pengembangan Diri UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas: Pasal 1 butir 6 tentang pendidik, pasal 3 tentang tujuan pendidikan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIK

BAB II LANDASAN TEORITIK BAB II LANDASAN TEORITIK 2.1. Prestasi Belajar Prestasi belajar merupakan gabungan dari prestasi belajar dan pengetahuan teknologi informasi dan komunikasi. Prestasi dalam buku Kamus Besar Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

I. ANALISIS KEBUTUHAN A. RASIONAL Dasar pertimbangan atau pemikiran tentang penerapan program Bimbingan dan Konseling di sekolah bukan hanya terletak

I. ANALISIS KEBUTUHAN A. RASIONAL Dasar pertimbangan atau pemikiran tentang penerapan program Bimbingan dan Konseling di sekolah bukan hanya terletak I. ANALISIS KEBUTUHAN A. RASIONAL Dasar pertimbangan atau pemikiran tentang penerapan program Bimbingan dan Konseling di sekolah bukan hanya terletak pada atau tidaknya landasan hukum (perundang-undangan).

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling. Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada dalam rangka upaya

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling. Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada dalam rangka upaya 22 BAB II LANDASAN TEORI A. Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling 1. Pengertian Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling Kata layanan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah cara melayani atau sesuatu

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMP N 13 SEMARANG Tahun Ajaran 2012/2013

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMP N 13 SEMARANG Tahun Ajaran 2012/2013 LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMP N 13 SEMARANG Tahun Ajaran 2012/2013 Disusun oleh: NUR IDA FARIDA 1301409034 Bimbingan dan Konseling, S1 FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Lebih terperinci

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN SENI BUDAYA

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN SENI BUDAYA KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN SENI BUDAYA No. Inti Guru Standar Guru (SKG) Guru Mata (IPK) 1 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Orang tua yang penuh perhatian tidak akan membiarkan anak untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Orang tua yang penuh perhatian tidak akan membiarkan anak untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Orang tua yang penuh perhatian tidak akan membiarkan anak untuk mengerjakan sesuatu sendiri, melainkan orang tua harus menemani dan memberi bimbingan sampai

Lebih terperinci