BK) merupakan wadah konsultasi dan komunikasi masalah ketenagakerj aan bidang konstruksi;

Transkripsi

1 KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI TENAGA KERIA DAN TRANSMIGRASI REPLUBLIK INDONESIA DAN MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 257lM/2000 NOMOR : 05/SKB/M TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KERJASAMA TRIPARTIT SEKTORAL BIDANG KONTRUKSI MENTERI TANAGA KEzuA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA DAN MENTERI PEMUKIKMAN DAN PRASARANA WILAYAH REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. b. c. Mengingat : L bahwa untuk memelihara kinerja industri bidang konstruksi. agar dapat tercipta ketenangan kerja, peningkatan produktivitas kerja, peningkatan kesejahteraan pekerja dan ketenangan berusaha bidang kontruksi, perlu dikembangkan pembentukan Lembaga Kerjasama Tripartit Sektoral di Bidang Kontroksi yang beranggotakan unsur pemerintah, organisasi perusahaan/pengusaha dan unsur organisasi pekerja; bahwa Lembaga Kerjsama Tripartit Sektoral Bidang Kontruksi (LKT- BK) merupakan wadah konsultasi dan komunikasi masalah ketenagakerj aan bidang konstruksi; bahwa tatacara pembentukan, tugas dan fungsinya perlu diatur dalam pedoman yang ditetapkan dengan Keputusan Bersama antara Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia dan Menteri Permukiman dan Prasaran Wilayah Republik Indonesia; Undang-undang Nomor 14 Tahun 1969 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja, (Lembaran Negara RI Tahunl969 Nomor 561, Tambahan Lembran Negara RI No. 2912); Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi; Keputusan Presiden Nomor 26 Tahun 1990 tentang Pengesahan Konvensi ILO NO 144 mengenai Konsultasi Tripartit Untuk Meningkatkan Pelaksanaan Standar Perburuhan Internasional; 56

2 Kepusan Presiden Nomor 3551M11999 tentang Pembentukan Kabinet Periode Tahun ; Keputusan Presiden Nomor 2341M12000 tanggal 23 Agustus 2000; Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor Kep-258/MEN/1983 tentang Lembaga Kerjasama Tripartit Indonesia; Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor Kep-98/MEN/1994 tentang Lembaga Kerjasama Tripartit Sektoral. MEMUTUSKAN Menetapkan KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI TENAGA KEzuA DAN TRANSMIGRASI DAN MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KERJASAMA TRIPARTIT BIDANG KONSTRUKSI. BAB I UMUM Pasal I Pengertian (1) Lembaga Kerja Tripartit Sektoral Bidang Konstruksi (LKT-BK) adalah wadah kerjasama antara pemerintah, organisasi perusahaan/pengusaha dan organisasi pekerja di bidang konstruksi agar dapat menciptakan ketenangan kerja, peningkatan produktivitas kerja, peningkatan kesejahteraan pekerja dan ketenangan berusaha di bidang konstruksi; (2) Pekerjaan konstruksi adalah keseluruhan kegiatan untuk mewujudkan prasarana dan sarana yang meliputi bangunan fisik yang terkait dengan kepentingan umum seperti prasarana dan sarana umum perhubungan, prasarana dan sarana umum sumber daya air, prasarana dan sarana umum perumahan dan pemukiman yang mencakup bangunan, dir bersih, penyehatan lingkungan, dan jaringan utilitas umum, bangunan lain yang beresiko tinggi serta prasarana dan sarana publik lainnya. Pasal 2 Azas dan Tujuan (l) LKT-BK berazaskan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945; 57

3 (2) LKT-BK bertujuan : a, Menciptakan ketenangan kerja; b. Meningkatkan produktivitas kerja; " c. Meningkatkan kesejahteraan Pekerja; O. Menciptakan ketenangan berusaha. BAB II TUGAS DAN FUNGSI Pasal 3 Tugas LKT-BK bertugas memberikan saran pertimbangan dan pendapat kepada instansi pemerintah yang mebidangi ketenagakerjaan dan atau bidang konstruksi, organisasi perusahaan/pengusaha dan organisasi pekerja dalam menetapkan kebijakan ketenagakerjaan di bidang konstruksi. Pasal 4 Fungsi Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 maka LKT-BK mempunyai fungsi : l. Menyelenggarakan komunikasi dan koordinasi dengan segenap unsur anggotanya; Menampung dan menyalurkan aspirasi organisasi perusahaan/pengusaha dan orgsnisasi pekerja di bidang konstruksi, Merumuskan pokok-pokok pikiran kebijkan, pengaturan, pedoman teknis yang sifatnya strategis dan konsepsional mengenai. ketenagakerjaan di bidang konstruksi Uiit pemberdayaan maupun pengawasan keselamatan kerja di bidang konstruksi; 4. Dan lain-lain dalam hubungannya mencapai tujuan LKT-BK. BAB III PEMBENTUKAN PERANGKAT ORGANISASI DAN KEANGGOTAAN Pasal 5 " Pembentukan Pembentukan LKT-BK diprakarsai oleh pemerintah bersama-sama organisasi perusahaan/pengusaha dan organisasi pekerja di bidang konstruksi. 58

4 Pasal 6 Perangkat Organisasi t. Perangkat organisasi terdiri dari : a. Di tingkat Nasional dibentuk Lembaga Kerjasama Tripartit Sektoral Tingkat Nasional Bidang Konstrukasi disingkat LKT-BK Nasional. b, Di Tingkat Propinsi dibentuk Lembaga Keqjasama Tripartit Sektoral Tingkat Propinsi Bidang Konstruksi disingkat LKT-BK Propinsi; c. Di Tingkat Kabupaten/Kota dibentuk Lembaga Kerjasama Tripartit Sektoral Tingkat Kabopater/Kota Bidang Konstruksi disingkat LKT-BK Kabupaten/Kota; Dalam hal pada Tingkat Kabupaten/Kota tertentu yang belum dapat memenuhi syarat dibentuknya LKT-BK Kabupaten/Kota maka pembentukannya dapat digabung dengan Kabupaten/Kota terdekat. Hubungan antara LKT-BK Tingkat Nasional, Tingkat Propinsi dan Tingkat Kabupaten/ Kota bersifat hubungan koordinatif dan konsultatif dan tidak bersifat hubungan struktural. Pasal 7 Keanggotaan l. Anggota LKT-BK terdiri dari unsur pemerintah yang membidangi membidangi konstruksi serta organisasi perusahaan/pengusaha serta bidang konstruksi, ketenagakerjaan dan organisasi pekerja di Perbandingan jumlah anggota tiap-tiap unsur pemerintah, perusahaan/pengusaha dan organisasi pekerja adalah seimbang; Jumlah keanggotaan disesuaikan dengan kebutuhan. unsur organisasi Pasal 8 Sekretariat. 1. Sekretariat LKT-BK (Tingkat Nasional, Propinsi dan Kabupaten/Kota) dipimpin oleh seorang Sekretaris dari instansi pemerintah yang membidangi ketenagakrejaan dibantu oleh seorang Wakil Sekretaris dari instansi pemerintah yang membidangi kontruksi; Apabila dianggap perlu Sekretaris dapat mengangkat staf sekretaris sesuai dengan kebutuhan Sekretaris bertugas menyelenggarakan administrasi umum dan administrasi keuangan guna mendukung kelancaran tugas-tugas LKT-BK. 59

5 Pasal 9 Pengangkatan dan Pemberhentian Anggota dan Sekretaris LKT-BK Tingkat Nasional, Propinsi, Kabupaten/Kota diangkat dan berhentikan oleh Ketua LKT-BK berdasarkan keputusan Sidang Pleno sebagaimana, dinraksud pada Pasal 16 ayat (l). BAB IV PIMPINAN LKT-BK Pasal l0 Pimpinan Pimpinan LKT-BK terdiri dari : a. Seorang ketua b. Tiga orang wakil ketua yang mewakili insur pemerintah, unsur organisasi perusahaan/pengusaha dan unsur organisasi pekerja. Pasal 11 Pemilihan Ketua LKT-BK l. Ketua LKT-BK dipilih diantara anggota secara demokratis; Apabila Ketua berhalangan tetap, maka diadakan pemilihan baru diantara para anggota. BAB V SYARAT-SYARAT KEANGGOTAAN Pasal 12 Unsur Pemerintahan l. Unsur Pemerintah pada LKT-BK Tingkat Nasional diwakili oleh Pejabat dari instansi pemerintah yang membidangi konstruksi dan instansi pemerint4h yang membidangi ketenagakerjaan; Untuk Tingkat Propinsi dan Kabupaten/Kota diwakili oleh Pejabat dari instansi Pemerintah yang membidangi konstruksi dan instansi Pemerintah yang membidangi ketenagakerjaan. 60

6 Pasal l3 Unsur Organisasi Perusahaan/Pengusaha l. Untuk tingkat Nasional diwakili oleh organisasi perusahaan/pengusaha Tingkat Nasional yang bergerak dibidang konstrukasi yang terdaftar pada instansi pemerintah; UnJuk Tingkat Propinsi dan Kabupaten/Kota diwakili oleh organisasi perusahaan/pengusaha Tingakt Propinsi dan Tingkat Kabupaten/Kota yang bergerak dibidang konstruksi yang terdaftar pada instansi pemerintah. Pasal 14 Unsur Pekerja l. Untuk tingkat Nasional diwakili oleh organisasi-organisasi pekerja tingkat nasional yang terdaftar pada instansi pemerintah yang mempunyai pengurus sekurang-kurangnya pada l/3 dari jumlah Propinsi di Indonesia atau telah mempunyai pengurus sekurang-kurangnya pada l/3 dari jumlah Kabupaten/Kota di Indonesia atau mempunyai anggota sekurang-kurangnya orang. Untuk tingkat Propinsi diwakili oleh organisasi-organisasi pekerja tingkat Propinsi yang terdaftar pada instansi pemerintah yang mempunyai pengurus pada ll3 dari jumlah Kabupaten/Kota di Propinsi yang bersangkutan atau mempunyai anggota sekurangkurangnya I orang. Untuk tingkat Kabupaten/Kota diwakili oleh organisasi-organisasi pekerja tingkat Kabupaten/Kota yang terdaftar pada instansi pemerintah yang mempunyai sekurangkurangnya l0 pengurus tingkat perusahaan atau wilayah tertentu atau mempunyai anggota sekurang-kurangnya orang. 1. Masa Bakti LKT-BK selama 2 (dua) tahun; Pasal 15 Masa Bakti Z. Anggota yang telah habis masa baktinya dapat diusulkan dan diangkat ftembali. 61

7 BAB VI SIDANG DAN RAPAT-RAPAT Pasal 16 Jenis-jenis Sidang dan Rapat-rapat l: Jenis Sidang dan rapat-rapatterdiri dari : a. Sidang Pleno; b. Rapat Pimpinan; c. Rapat Panitia Khusus; d. Rapat Tim Perumus. Tugas dan wewenang masing-masing jenis sidang dan rqpat-rapat diatur dalam tata kerjaltata tertib LKT-BK sesuai kondisi masing-masing LKT-BK sebagaimana tersebut dalam Pasal 6. BAB VII BIAYA OPERASIONAL Pasal 17 Biaya Operasional Biaya operasional LKT-BK diperoleh dari dana bantuan pemerintah, bantuan pengusaha serta dana bantuan lainnya yang tidak mengikat. BAB VIII PENUTUP Pasal 18 Penutup Keputusan ini mulai berlaku pada tanngal ditetapkan Ditetapkandi - : Jakarta Pada tanggal ' : 24-lt-2000 MENTERI MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI WILAYAH REPUBLIK INDONESIA, REPUBLIK INDONESIA, ttd ttd IR. ERNA WITOELAR, MSI ALHILAL HAMDI 62