GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA KELOMPOK LANJUT USIA DENGAN HIPERTENSI DI KELURAHAN KINILOW KECAMATAN TOMOHON UTARA KOTA TOMOHON TAHUN
|
|
- Vera Kartawijaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA KELOMPOK LANJUT USIA DENGAN HIPERTENSI DI KELURAHAN KINILOW KECAMATAN TOMOHON UTARA KOTA TOMOHON TAHUN 217 Mach Weber Sumbung*, Budi T. Ratag*, Sekplin A.S. Sekeon* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Hipertensi merupakan penyakit tidak menular tertinggi di Indonesia. Riskesdas 213 kasus hipertensi sebanyak 2,8%. Tahun 21, data dari Dinas Kesehatan Daerah Provinsi Sulawesi Utara, penyakit hipertensi menempati urutan kedua terbanyak di daftar penyakit-penyakit yang ada di Sulawesi Utara dan menempati urutan pertama di daftar penyakit tidak menular, sebanyak 24.6 kasus, dan kasus hipertensi di Kota Tomohon, 1.37 kasus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kualitas hidup pada kelompok lanjut usia dengan hipertensi. Jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan studi potong lintang. Sampel penelitian ini adalah kelompok umur 6 tahun keatas. Jumlah sampel 4 orang menggunakan teknik purposive sampling. Data diperoleh dengan wawancara terhadap responden menggunakan kuesioner terstruktur. Teknik analisis data menggunakan analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan kualitas hidup baik 4 orang (,74%), kualitas hidup kurang baik orang (,26%). Kualitas hidup kurang baik pada pria 4 orang (1,3%), kualitas hidup kurang baik pada wanita 1 orang (3,6%). Kualitas hidup kurang baik pada penderita hipertensi orang (11,1%). Dimensi EQ-D- L, permasalahan terbanyak pada dimensi rasa nyeri/tidak nyaman, paling sedikit pada dimensi perawatan diri. Kesimpulan, kualitas hidup lansia di Kelurahan Kinilow secara umum baik. Lansia pria lebih banyak memiliki kualitas hidup kurang baik. Penderita hipertensi memiliki kualitas hidup kurang baik. Kata kunci: Kualitas Hidup, Lansia, Hipertensi ABSTRAK Hypertension is the highest non-communicable diseases in Indonesia. Riskesdas 213 cases of hypertension as much as 2.8%. In 21, data from the Department of Health of North Sulawesi Province, hypertension is the second largest in the list of diseases that exist in North and ranks first in the list of non-communicable diseases, with as many as 24 6 cases, and the cases of hypertension in Tomohon, 1,37 cases. This study aims to describe the quality of life in elderly with hypertension. This was a descriptive research with cross sectional approach. Samples were taken from the age group 6 years and older. Total sample of 4 people using purposive sampling techniques. Data was collected from interviews with respondents using a structured questionnaire. Data was analyzed. The results showed good quality of life of 4 individuals (.74%), poor quality of life (.26%). Poor quality of life in men 4 (1.3%), poor quality of life in women 1 (3.6%). Poor quality of life in patients with hypertension people (11.1%). Based on dimensions of EQ-D-L, most issues were fount on the dimensions of pain / discomfort, and the least were on the dimensions of self-care. In conclusion, the quality of life of the elderly in the village of Kinilow was generally good. Most the elderly men, has a not good quality of life. The patients of hypertension has a not good quality of life. Keywords: Quality Of Life, Elderly, Hypertension 1
2 PENDAHULUAN Salah satu rencana strategis Kementrian Kesehatan tahun dalam program Nawa Cita yaitu meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia. Akan tetapi, seperti yang kita ketahui, bahwa saat ini terjadi pula peningkatan populasi lansia yang sangat signifikan, sehingga diperlukan suatu perhatian khusus dalam peningkatan kualitas hidup lansia. World Populatian Ageing (WPA) mengatakan, bahwa populasi lansia terbanyak ada di negara-negara berkembang. Jumlah populasi lansia di Indonesia sebanyak 18 juta jiwa, dan diproyeksikan akan meningkat 41 juta jiwa pada tahun 23 (Kemenkeu RI, 21). Di Sulawesi Utara sendiri, persentase estimasi penduduk lansia sebanyak,7 % (Pusdatin Kemenkes RI, 216). Peningkatan jumlah lansia ini, mengakibatkan terjadinya transisi epidemiologi dalam bidang kesehatan, dikarenakan penyakit degeneratif pun menjadi meningkat (Pusdatin Kemenkes RI, 213). Menurut World Health Organization (WHO) komplikasi kasus serangan jantung, stroke, gagal ginjal, kematian prematur, kecacatan, hingga komplikasi diabetes mellitus penyabab utamanya adalah hipertensi. Hipertensi mempunyai peran besar, yang menyebabkan 4% kematian karena penyakit jantung, dan 1% kematian akibat stroke (WHO, 213). Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular tertinggi di Indonesia. Data riskesdas tahun 213 kasus hipertensi sebanyak 2,8%. Prevalensi hipertensi cenderung meningkat seiring bertambahnya usia seseorang (Riskesdas, 213). Pada tahun 21, berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Daerah Provinsi Sulawesi Utara, bahwa penyakit hipertensi menempati urutan kedua terbanyak di antara penyakit-penyakit yang ada di Provinsi Sulawesi Utara dan menempati urutan pertama di daftar penyakit tidak menular, yaitu sebanyak 24.6 kasus. Khusus untuk Kota Tomohon, kasus hipertensi sebanyak 1.37 kasus. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kualitas hidup pada lansia sangat dipengaruhi oleh penyakit hipertensi. Penelitian yang dilakukan Chin, dkk (213) menunjukkan bahwa kualitas hidup lansia penderita hipertensi dimensinya lebih rendah, dibandingkan dengan orang-orang tanpa penyakit kronis. Hasil penelitian Wilakananda (21) menunjukan bahwa kualitas hidup kurang atau buruk berkaitan dengan kelompok usia >7 tahun, gender laki-laki, tingkat pendidikan rendah, status tidak menikah atau janda/duda, tidak bekerja, tingkat 2
3 penghasilan perbulan rendah, dan adanya >2 penyakit kronis. Berdasarkan penjelasan diatas, maka peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian yang berjudul gambaran kualitas hidup pada kelompok lanjut usia dengan hipertensi di kelurahan Kinilow Kecamatan Tomohon Utara Kota Tomohon Tahun 217. Hasil laporan diatas diharapkan dapat menjadi manfaat dan acuan untuk penelitian kedepannya. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif, dengan menggunakan desain penelitian cross sectional study. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Kinilow Kecamatan Tomohon Utara Kota Tomohon selama bulan Maret-Juni tahun 217. Populasinya adalah seluruh kelompok lanjut usia (usia 6 tahun ke atas). Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 4 responden, diambil dengan menggunakan teknik Purposive Sampling. Instrument yang digunakan berupa kuesioner dan sphygmomanometer, dimana kuesioner ini dibuat oleh EuroQol Group yaitu Euro Quality of Life -Dimensions. Data diperoleh dengan melakukan wawancara terhadap responden menggunakan kuesioner terstruktur. Teknik analisis data dengan menggunakan analisis univariat. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden Karakteristik hasil penelitian yang didapatkan di Kelurahan Kinilow Kecamatan Tomohon Utara Kota Tomohon yang paling banyak adalah kelompok umur antara 6-6 tahun dengan jumlah 31 orang (7,41%), dan paling sedikit yaitu lansia berumur 8 tahun ke atas dengan jumlah orang (,26%). Berdasarkan jenis kelamin kelompok lanjut usia di Kelurahan Kinilow paling banyak lansia dengan jenis kelamin wanita dengan jumlah 28 orang (1,86%), sedangkan pria berjumlah 26 orang (48,14%). Berdasarkan tingkat pendidikan kelompok lanjut usia di Kelurahan Kinilow paling banyak lansia dengan tamat pendidikan SD/MI dengan jumlah 2 orang (3,8%), sedangkan paling sedikit, lansia dengan pendidikan universitas/diploma VI dengan jumlah 1 orang (1,8%). 3
4 Tabel 1. Karakteristik Responden Karakteristik Kelompok Umur: 6-6 tahun 7-7 tahun >8 tahun Jenis Kelamin : Pria Wanita Tingkat Pendidikan : Tidak Pernah Sekolah Tidak Tamat SD/MI Tamat SD/MI SMP/MTs/sederajat SMA/MA/sederajat Diploma I/II/III Universitas/Diploma IV Frekuensi (n) Persentase (%) 7,41 33,33,26 48,14 1, ,2 3,8 18, 16,7 1,8 Total 4 1 Hipertensi Hasil penelitian didapatkan bahwa kelompok lanjut usia di Kelurahan Kinilow sangat banyak yang menderita Tabel 2. Distribusi Status Tekanan Darah hipertensi dengan jumlah 4 orang (83,3%), sedangkan yang yang tidak menderita hipertensi hanya berjumlah orang (16,7%). Kualitas Hidup Kelompok Lanjut Usia Kategori Frekuensi (n) Persentase (%) Hipertensi Tidak Hipertensi 4 83,3 16,7 Total 4 1 Penelitian ini menadapatkan hasil, bahwa kelompok lanjut usia di Kelurahan Kinilow Kecamatan Tomohon Utara Kota Tomohon yang memiliki kualitas hidup baik sebanyak 4 orang (,74%), sedangkan yang memiliki kualitas hidup kurang baik sebanyak orang (,26%). Tabel 3. Distribusi Kualitas Hidup Pada Kelompok Lanjut Usia Kategori Frekuensi (n) Persentase (%) Baik 4,74 Kurang Baik,26 Total 4 1 4
5 Kualitas Hidup Kelompok Lanjut Usia Lansia Berdasarkan Dimensi Kualitas Hidup EQ-D-L Dimensi EQ-D-L, merupakan dimensi penelitian untuk mengetahui seberapa besar keluhan yang terdapat pada lansia di Kelurahan Kinilow, dan peneliti mendapatkan bahwa dimensi kemampuan berjalan responden yang tidak ada masalah 21 orang (38,%), sedikit bermasalah 23 orang (42,6%), cukup bermasalah 1 orang (18,%), dimensi perawatan diri tidak ada masalah 1 orang (4,4%), tidak didapatkan responden yang sedikit bermasalah, cukup bermasalah 2 orang (3,7%), dan sangat bermasalah 1 orang (1,%), dimensi kegiatan yang biasa dilakukan tidak ada masalah 37 orang (68,%), sedikit bermasalah orang (16,6%), cukup bermasalah 7 orang (13%), dimensi rasa nyeri/tidak nyaman tidak ada masalah 13 orang (24,7%), Tabel 4. sedikit bermasalah 28 orang (1,8%), cukup bermasalah 11 orang (2,37%), dan sangat bermasalah 2 orang (3,71%), dimensi rasa cemas/depresi (sedih) tidak ada masalah 27 orang (%), sedikit bermasalah 2 orang (4,8%), cukup bermasalah orang (,2%). Hasil analisis penelitian didapatkan bahwa dimensi rasa nyeri/tidak nyaman merupakan dimensi yang paling banyak mendapatkan permasalahan, dimana responden yang memiliki nilai sedikit bermasalah ada 28 orang (1,8%), cukup bermasalah 11 orang (2,37%), dan responden dengan nilai sangat bermasalah ada 2 orang (3,7%). Hasil analisis untuk dimensi dengan nilai permasalahan paling rendah yaitu dimensi perawatan diri dengan responden yang tidak memiliki masalah sebanyak 1 orang (4,4%), cukup bermasalah 2 orang (3,7%), dan yang sangat bermasalah 1 orang (1,%). Distribusi Kualitas Hidup Kelompok Lanjut Usia Berdasarkan Dimensi Kualitas Hidup EQ-D-L Dimensi Kualitas Hidup EQ-D Nilai 1 (Tidak ada masalah 21 (38,%) Kemampuan Berjalan Perawatan Diri 1 (4,4%) Kegiatan yang 37 Biasa Dilakukan (68,%) Rasa Nyeri/Tidak 13 Nyaman (24,7%) Rasa Cemas/Depresi 27 (sedih) (%) Nilai 2 (Sedikit bermasalah) 23 (42,6%) (%) (16,6%) 28 (1,8%) 22 (4,8%) n (%) Nilai 3 (Cukup bermasalah) 1 (18,%) 2 (3,7%) 7 (13%) 11 (2,37%) (,2%) Nilai 4 (Sangat bermasalah) (%) 1 (1,%) 1 (1,%) 2 (3,71%) (%) Nilai (Masalah berat) (%) (%) (%) (%) (%)
6 Kualitas Hidup Kelompok Lanjut Usia Berdasarkan Jenis Kelamin. Jenis kelamin menjadi salah satu karakteristik yang menjadi tujuan penelitian ini, dan didapatkan hasil penelitian, bahwa pria dengan kualitas hidup baik sebanyak 22 orang (84,7%), dan pria yang memiliki kualitas hidup kurang baik sebanyak 4 orang (1,3%), sedangkan wanita yang memiliki kualitas hidup baik sebanyak 27 orang (6,4%), dan yang memiliki kualitas hidup kurang baik 1 orang (3,6%). Hasil ini menunjukkan bahwa, pria di Kelurahan Kinilow Kecamatan Tomohon Utara Kota Tomohon, mempunyai kualitas hidup yang kurang baik dibandingkan wanita yang ada di Kelurahan Kinilow Kecamatan Tomohon Utara Kota Tomohon. Tabel. Distribusi Kualitas Hidup Kelompok Lanjut Usia Berdasarkan Jenis Kelamin Variabel Kualitas Hidup Total Baik Kurang Baik Pria 22 (84,7%) 4 (1,3%) 26 (1%) Wanita 27 (6,4%) 1 (3,6%) 28 (1%) Total 4 (,74%) (,26%) 4 (1%) Kualitas Hidup Pada Kelompok Lanjut Usia Berdasarkan Status Tekanan Darah Hasil penelitian pada tabel 7 didapatkan bahwa responden yang menderita hipertensi, memiliki kualitas hidup baik sebanyak 4 orang (88,%), dan yang memiliki kualitas hidup kurang baik orang (11,1%). Responden yang tidak menderita hipertensi, memiliki kualitas hidup baik sebanyak orang (1%). Hasil di atas menunjukkan bahwa, responden penderita hipertensi memiliki kualitas hidup yang kurang baik, dibandingkan dengan responden yang tidak menderita hipertensi. Tabel 6. Distribusi Kualitas Hidup Pada Kelompok Lanjut Usia Berdasarkan Status Tekanan Darah. Variabel Kualitas Hidup Total Baik Kurang Baik Hipertensi 4 (88,%) (11,1%) 4 (1%) Tidak Hipertensi (1%) (,%) (1%) Total 4 4 (,74%) (,26%) (1%) 6
7 Gambaran Kualitas Hidup Kelompok Lanjut Usia Hasil penelitian yang didapatkan dari 4 responden, secara umum kelompok lanjut usia di Kelurahan Kinilow Kecamatan Tomohon Utara Kota Tomohon paling banyak memiliki kualitas hidup baik, dibandingkan dengan kelompok lanjut usia dengan kualitas hidup kurang baik. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wikananda (21) tentang hubungan kualitas hidup dan faktor risiko pada usia lanjut di Wilayah Kerja Puskesmas Tampaksiring I Kabupaten Gianyar Bali, yang menyatakan bahwa lansia memiliki kualitas hidup yang baik. Hasil analisis data distribusi kualitas hidup lansia berdasarkan masing-masing dimensi menurut EQ- D-L, secara umum lansia di Kelurahan Kinilow Kecamatan Tomohon Utara Kota Tomohon memiliki banyak keluhan kesehatan pada dimensi rasa nyeri/tidak nyaman dan paling rendah terdapat pada dimensi perawatan diri. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari, dkk (216), tentang pengukuran kualitas hidup pasien hipertensi di Puskesmas Mergangsan Yogyakarta menggunakan European Quality Of Life Dimensions (EQ-D) Questionnaire dan Visual Analog Scale (VAS), bahwa dimensi rasa nyeri/tidak nyaman merupakan dimensi yang paling banyak mendapatkan permasalahan dari responden, sedangkan permasalahan paling sedikit terdapat pada dimensi perawatan diri. Gambaran Kualitas Hidup Kelompok Lanjut Usia Berdasarkan Jenis Kelamin Hasil yang didapatkan dari 4 reponden yang terdiri dari 26 responden pria dan 28 responden wanita, bahwa kualitas hidup baik paling banyak terdapat pada responden wanita, sedangkan kualitas hidup kurang baik banyak terdapat pada responden pria. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Wikananda (21) tentang hubungan kualitas hidup dan faktor risiko pada usia lanjut di wilayah kerja Puskesmas Tampaksiring I Kabupaten Gianyar Bali 21, bahwa kualitas hidup kurang baik lebih banyak terdapat pada responden pria, sedangkan kualitas hidup baik lebih banyak terdapat pada responden wanita. Penelitian lain ditemukan hasil yang berbeda, dilakukan sebelumnya oleh Pangestika (216) tentang perbedaan kualitas hidup lansia dengan hipertensi berdasarkan jenis kelamin di balai pelayanan sosial lanjut usia Bisma Upakarya Pemalang, didapatkan bahwa kualitas hidup kurang baik paling 7
8 banyak ditemukan pada lansia wanita, sedangkan kualitas hidup baik banyak ditemukan pada lansia pria. Gambaran Kualitas Hidup Pada Kelompok Lanjut Usia Berdasarkan Status Tekanan Darah Hasil analisis yang didapatkan dari 4 responden, terdapat 4 responden yang menderita hipertensi, dan responden yang tidak menderita hipertensi. Hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa kualitas hidup kurang baik, seluruhnya terdapat pada responden penderita hipertensi, sedangkan pada reponden yang tidak menderita hipertensi, didapatkan kualitas hidup yang baik secara keseluruhan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Dewi dan Suardana (213) tentang dukungan keluarga dan kualitas hidup lansia hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Gianyar I, bahwa kualitas hidup kurang baik banyak terdapat pada responden penderita hipertensi. Penelitian yang dilakukan oleh Bhandari, dkk (216) tentang quality of life of patient with hypertension in Kathmandu, juga mendapatkan hasil yang sama, bahwa dengan meningkatnya usia seseorang, maka ada perubahan fungsional maupun fisiologis, salah satunya menderita penyakit hipertensi sehingga mempengaruhi kualitas hidup seseorang menjadi kurang baik. Hasil distribusi kualitas hidup berdasarkan status tekanan darah menurut dimensi EQ-D-L, didapatkan bahwa responden yang menderita hipertensi dan yang tidak menderita hipertensi, paling banyak mendapatkan keluhan masalah kesehatan pada dimensi rasa nyeri/tidak nyaman, sedangkan dimensi yang paling sedikit ditemukan keluhan dari responden, yaitu dimensi perawatan diri. Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sari, dkk (216) tentang pengukuran kualitas hidup pasien hipertensi di Puskesmas Mergangsan Yogyakarta menggunakan European Quality Of Life Dimensions (EQ-D) Questionnaire dan Visual Analog Scale (VAS), bahwa dimensi yang paling banyak mendapatkan permasalahan yaitu dimensi rasa nyeri/tidak nyaman, dan paling sedikit keluhan pada dimensi perawata diri. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di Kelurahan Kinilow Kecamatan Tomohon Utara Kota Tomohon, dengan jumlah responden sebanyak 4 orang, dengan usia 6 tahun keatas, disimpulkan: 1. Kelompok lanjut usia di Kelurahan Kinilow pada umumnya didapatkan 8
9 memiliki kualitas hidup yang baik, hanya terdapat beberapa responden yang memiliki kualitas hidup yang kurang baik. Kualitas hidup lanjut usia di Kelurahan Kinilow berdasarkan dimensi EQ-D-L, yaitu kemampuan berjalan, perawatan diri, kegiatan yang biasa dilakukan, rasa nyeri/tidak nyaman, dan rasa cemas/depresi (sedih). Permasalahan terbanyak terdapat pada dimensi rasa nyeri/tidak nyaman, dan untuk permasalahan paling sedikit terdapat pada dimensi perawatan diri. 2. Kualitas hidup baik, paling banyak ditemukan pada lansia dengan jenis kelamin wanita, sedangkan kualitas hidup kurang baik paling banyak ditemukan pada lansia dengan jenis kelamin pria. 3. Kualitas hidup kelompok lanjut usia berdasarkan status tekanan darah, didapatkan bahwa kualitas hidup baik secara keseluruhan pada lansia yang tidak menderita hipertensi, sedangkan kualitas hidup kurang baik, terdapat pada lansia yang menderita hipertensi. Kualitas hidup kelompok lanjut usia dengan hipertensi menurut dimensi EQ-D-L, didapatkan bahwa lansia yang menderita hipertensi memiliki tingkat permasalahan yang lebih banyak pada setiap dimensinya, dibandingkan dengan lansia yang tidak menderita hipertensi. Dimensi rasa nyeri/tidak nyaman, merupakan dimensi yang paling banyak ditemukan keluhan dari lansia penderita hipertensi, dan lansia yang tidak menderita hipertensi, dan paling sedikit keluhan terdapat pada dimensi perawatan diri. SARAN 1. Kepada Pemerintah Kelurahan Kinilow harus mensosialisasikan kepada para kelompok lanjut usia, untuk memeriksakan kesehatannya dan untuk aktif dalam posyandu lansia. Sehingga, penyakit yang diderita oleh para lansia, lebih cepat dideteksi. 2. Bagi kelompok lanjut usia penderita hipertensi dan yang tidak menderita hipertensi untuk meningkatkan kesadaran diri dalam menjaga pola hidup sehat, dengan cara menghindari makanan yang mengandung kadar lemak tinggi, kadar garam tinggi, meminimalisir stress, dan biasakan untuk berolahraga, sehingga yang menderita hipertensi tidak memperburuk kesehatan dirinya, dan yang tidak menderita hipertensi, bisa terhindar dari penyakit hipertensi. 3. Bagi keluarga kelompok lanjut usia, agar dapat selalu memberikan
10 dukungan dan motivasi kepada para lansia. 4. Kepada peneliti lain disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai kualits hidup kelompok lanjut usia, sehingga dapat diketahui faktor-faktor lain yang mempengaruhi kualitas hidup lansia. DAFTAR PUSTAKA Bhandari N, Bhusal B, Takma, Lawot I Quality of Life of Patient With Hypertension In Kathmandu. Nepal. Chin Y, Lee I, Lee H Effects of Hypertension, Diabetes, and/or Cardiovascular Disease on Health-related Quality of Life in Elderly Korean Individuals: A Population-based Crosssectional Survey. Dewi P, Sudhana I Gambaran Kualitas Hidup Pada Lansia Dengan Normotensi Dan Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Gianyar. Denpasar: Bagian Ilmu Penyakit Dalam. RSUP SanglahFakultas Kedokteran Universitas Udayana. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Penyakit Hipertensi. Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit. Manado. Badan Pusat Statistik. 214: Statistik Penduduk Lanjut Usia. Kementrian Keuangan Republik Indonesia. 21 : Penduduk lansia dan bonus demografi kedua. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 216 : Situasi Lanjut Usia (Lansia) Di Indonesia. Pusat Data dan Informasi. Jakarta Pangestika D Perbedaan Kualitas Hidup Lansia Dengan Hipertensi Berdasarkan Jenis Kelamin Di Balai Pelayanan Sosial Lanjut Usia Bisma Upakara Pemalang. STIKes Muhammadiyah Pekajangan/Program Studi Ners. Sari A, Lolita, Fauzia Pengukuran Kualitas Hidup Pasien Hipertensi Di Puskesmas Mergangsan Yogyakarta Menggunakan European Quality Of Life Dimensions (EQD) Questionnaire dan Visual Analog Scale (VAS).Universitas Ahmad Dahlan. Wikananda G. 21. Hubungan Kualitas Hidup dan Faktor Risiko Pada Usia Lanjut di Wilayah Kerja Puskesmas Tampaksiring 1 Kabupaten Gianyar. Bali: Universitas Udayana Fakultas Kedokteran/Program Studi Pendidikan Dokter. Wirabrata. 21. Rencana Strategis Kementrian Kesehatan Kementrian Kesehatan. 1
11 Disampaikan pada Konsultasi Nasional Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Padang, 17 Maret 21. World Health Organization A Global Brief on Hypertension. World Population Ageing. 21: Department of Economic and Social Affairs Population Division. United Nations. New York. 11
*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi
HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK, RIWAYAT KELUARGA DAN UMUR DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI DESA TARABITAN KECAMATAN LIKUPANG BARAT KABUPATEN MINAHASA UTARA Gloria J. Tular*, Budi T. Ratag*, Grace D. Kandou**
Lebih terperinciKata Kunci: Aktivitas Fisik, Kebiasaan Merokok, Riwayat Keluarga, Kejadian Hipertensi
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI YANG BERUSIA 40 TAHUN KE ATAS DI KELURAHAN BAHOI KECAMATAN TAGULANDANG KABUPATEN SIAU TAGULANDANG BIARO Indra Galia Kudati*, Budi
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang menjadi
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang menjadi perhatian utama secara global dalam kesehatan. Setiap tahun terjadi peningkatan kasus dengan
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado
HUBUNGAN ANTARA JENIS KELAMIN DAN DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN KUALITAS HIDUP PADA PENDUDUK DI KELURAHAN KOLONGAN KECAMATAN TOMOHON TENGAH KOTA TOMOHON Fera F. Liuw*, Grace D. Kandou*, Nancy S. H Malonda*
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado
HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DAN AKTIFITAS FISIK DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA PASIEN POLIKLINIK UMUM DI PUSKESMAS RANOTANA WERU KOTA MANADO Giroth Linda Julia*, Angela F. C. Kalesaran*, Sekplin
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA HIPERTENSI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA DI KELURAHAN KOLONGAN KECAMATAN TOMOHON TENGAH KOTA TOMOHON PADA TAHUN
HUBUNGAN ANTARA HIPERTENSI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA DI KELURAHAN KOLONGAN KECAMATAN TOMOHON TENGAH KOTA TOMOHON PADA TAHUN 2017 Rika S Gonibala*, Wulan, P.J. Kaunang*, Sekplin A.S. Sekeon* *Fakultas
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN 2015 Meike N. R. Toding*, Budi T. Ratag*, Odi R. Pinontoan* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Lebih terperinciKata kunci: Kualitas hidup, faktor sosiodemografi : umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan., EQ- 5D.
HUBUNGAN FAKTOR SOSIODEMOGRAFI (UMUR, JENIS KELAMIN, TINGKAT PENDIDIKAN) DENGAN KUALITAS HIDUP PENDUDUK DI KELURAHAN KOLONGAN KECAMATAN TOMOHON TENGAH KOTA TOMOHON Reza F. Tamatompol*, Sekplin A. S. Sekeon*,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terjadinya transisi epidemologi yang paralel dengan transisi demografi dan transisi teknologi di Indonesia telah mengakibatkan perubahan penyakit dari penyakit infeksi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring dengan jumlah penduduk yang semakin bertambah banyak.
Lebih terperinciABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN KOMPLIKASI CHRONIC KIDNEY DISEASE DI RSUP SANGLAH DENPASAR
ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN KOMPLIKASI CHRONIC KIDNEY DISEASE DI RSUP SANGLAH DENPASAR Peningkatan kualitas kesehatan masyarakat sangat ditunjang oleh pengetahuan
Lebih terperinciKata kunci: Hipertensi, Aktivitas Fisik, Indeks Massa Tubuh, Konsumsi Minuman Beralkohol
HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK, INDEKS MASSA TUBUH DAN KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT TK.III R. W. MONGISIDI MANADO Pretisya A. N. Koloay*, Afnal Asrifuddin*, Budi T. Ratag*
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci: Kualitas Hidup, Diabetes Melitus, Lansia
GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA DENGAN DM DAN TANPA DM DI KELURAHAN KOLONGAN KOTA TOMOHON Inriyani Cili Kapoh *, Sekplin A S Sekeon,*, Windy Wariki ** *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2009). Penyakit hipertensi sering disebut sebagai the silent disease atau penderita tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terjadinya transisi epidemiologi, transisis demografi dan transisi teknologi di Indonesia telah mengakibatakan perubahan pada pola penyakit dari penyakit infeksi menjadi
Lebih terperinciTedy Candra Lesmana. Susi Damayanti
TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG Diabetes mellitus DAN DETEKSI DINI DENGAN MINAT DETEKSI DINI PADA MASYARAKAT DI DESA DRONO KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN KLATEN 1 Tedy Candra Lesmana 2 Susi Damayanti 1,2 Dosen
Lebih terperinciThe Association between Social Functions and Quality of Life among Elderly in Denpasar
Laporan hasil penelitian Hubungan antara Fungsi Sosial dengan Kualitas Hidup Lanjut Usia di Kota Denpasar Nandini Parahita Supraba 1,2, N.P Widarini 2,3, L. Seri Ani 2,4 1 Akademi Kebidanan Bina Husada
Lebih terperinciINTISARI. M. Fauzi Santoso 1 ; Yugo Susanto, S.Si., M.Pd., Apt 2 ; dr. Hotmar Syuhada 3
INTISARI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PENDERITA HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI CUKA KABUPATEN TANAH LAUT M. Fauzi Santoso 1 ; Yugo Susanto, S.Si., M.Pd.,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit degeneratif merupakan penyakit kronik menahun yang banyak mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit degeneratif tersebut antara
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DAN STATUS PEKERJAAN DENGAN KUALITAS HIDUP PENDUDUK DI KELURAHAN KINILOW KECAMATAN TOMOHON UTARA KOTA TOMOHON Sendy Wulan Lumanauw*, Sekplin A.S. Sekeon*, Angela F.C. Kalesaran*
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penyakit degeneratif merupakan penyakit kronik menahun yang banyak mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit degeneratif tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kronik adalah suatu kondisi dimana terjadi keterbatasan pada kemampuan fisik, psikologis atau kognitif dalam melakukan fungsi harian atau kondisi yang memerlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan penyakit yang perlu mendapatkan perhatian karena hipertensi merupakan penyakit kronik utama yang sangat mempengaruhi kesehatan masyarakat. Selain
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. mobilitas, perawatan diri sendiri, interaksi sosial atau aktivitas sehari-hari. (1)
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fungsi kognitif merupakan bagian dari fungsi kortikal luhur, dimana pengetahuan fungsi kognitif luhur mengaitkan tingkah laku manusia dengan sistem saraf. Fungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (noncommunicable diseases)seperti penyakit jantung,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya arus globalisasi di segala bidang berupa perkembangan teknologi dan industri telah banyak membuat perubahan pada pola hidup masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit adalah suatu keadaan abnormal tubuh atau pikiran yang menyebabkan ketidaknyamanan disfungsi atau kesukaran terhadap orang yang dipengaruhinya. Ada beberapa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu kelompok penyakit metabolik yang ditandai oleh hiperglikemia karena gangguan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang menjadi perhatian nasional maupun global. Masalah PTM pada akhirnya tidak hanya menjadi masalah
Lebih terperinciHUBUNGAN PERAN SERTA KADER POSYANDU DENGAN PERAWATAN HIPERTENSI PADA LANJUT USIA (LANSIA) DI DESA SALAMREJO SENTOLO KULON PROGO
168 HUBUNGAN PERAN SERTA KADER POSYANDU DENGAN PERAWATAN HIPERTENSI PADA LANJUT USIA (LANSIA) DI DESA SALAMREJO SENTOLO KULON PROGO Sugiyanto 1 1 Universitas Aisyiyah Yogyakarta, Jalan Ring Road Barat
Lebih terperinciProsiding Farmasi ISSN:
Prosiding Farmasi ISSN: 2460-6472 Prevalensi Hipertensi pada Pasien Prolanis Klinik X di Kota Bandung Periode Juli- Desember 2015 Prevalence of Prolanis Patiens Hypertension Clinic X in Bandung City Period
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia lanjut merupakan tahap akhir kehidupan manusia. Seseorang pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia lanjut merupakan tahap akhir kehidupan manusia. Seseorang pada tahap ini ditandai dengan menurunnya kemampuan kerja tubuh (Nugroho, 2007). Semakin bertambahnya
Lebih terperinciABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015
ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015 Diabetes melitus tipe 2 didefinisikan sebagai sekumpulan penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jumlahnya terus meningkat. World Health Organization (WHO) di Kabupaten Gunungkidul DIY tercatat 1262 orang terhitung dari bulan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus merupakan masalah kesehatan di Indonesia karena jumlahnya terus meningkat. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita diabetes melitus
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIIT RENDAH GARAM PADA PASIEN HIPERTENSI DI KAMPUNG MEKAR SARI KABUPATEN TANGERANG
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIIT RENDAH GARAM PADA PASIEN HIPERTENSI DI KAMPUNG MEKAR SARI KABUPATEN TANGERANG Hera Hastuti 1, Intan Adi Tyastuti 2 1. Prodi S1 Keperawatan dan Ners Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyebab utama kematian di dunia, yang bertanggung jawab atas 68% dari 56 juta kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.
11 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah kesehatan adalah masalah kompleks yang merupakan hasil dari berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia. Datangnya penyakit
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta keberhasilan pembangunan diberbagai bidang terutama bidang kesehatan menyebabkan peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Menurut Kemenkes RI (2012), pada tahun 2008 di Indonesia terdapat
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) merupakan masalah kesehatan utama di negara-negara maju. Berdasarkan data WHO (2013), pada tahun 2008 angka kematian Penyakit Tidak Menular
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: Karakteristik Umum Responden, Perilaku Mencuci Tangan, Diare, Balita
ABSTRAK GAMBARAN PERILAKU MENCUCI TANGAN PADAPENDERITA DIARE DI DESA KINTAMANI KABUPATEN BANGLI BALI TAHUN 2015 Steven Awyono Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Diare masih merupakan penyebab kematian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi atau yang dikenal dengan sebutan penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang mencapai lebih dari 140/90 mmhg. Penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transisi epidemiologi yang terjadi di Indonesia mengakibatkan perubahan pola penyakit yaitu dari penyakit infeksi atau penyakit menular ke penyakit tidak menular (PTM)
Lebih terperinciPHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN
HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN KONTRASEPSI PIL DAN RIWAYAT KELUARGA DENGAN HIPERTENSI PADA WANITA PASANGAN USIA SUBUR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANIKI BAWAH KECAMATAN MAPANGET KOTA MANADO Ceidy Silva Tamunu
Lebih terperinciABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG HEPATITIS B PADA DOKTER GIGI DI DENPASAR UTARA
ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG HEPATITIS B PADA DOKTER GIGI DI DENPASAR UTARA Latar Belakang: Virus Hepatitis B atau (HBV) adalah virus DNA ganda hepadnaviridae. Virus Hepatitis B dapat
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menyerang penduduk di dunia. Saat ini prevalensi DM di dunia diperkirakan
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO, 2015) Diabetes Melitus (DM) merupakan gangguan metabolik kronik akibat kerusakan pankreas yang banyak menyerang penduduk di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. normal yang ditunjukkan oleh angka bagian atas (systolic) dan angka
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penyakit darah tinggi atau hipertensi (hypertension) adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal yang ditunjukkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penyakit tidak menular banyak ditemukan pada usia lanjut (Bustan, 1997).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular merupakan penyakit kronis yang sifatnya tidak ditularkan dari orang ke orang. Penyakit ini memiliki banyak kesamaan dengan beberapa sebutan penyakit
Lebih terperinciGAMBARAN FAKTOR RISIKO PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK. Oleh : YULI MARLINA
GAMBARAN FAKTOR RISIKO PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2010 Oleh : YULI MARLINA 080100034 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011 GAMBARAN FAKTOR RISIKO
Lebih terperinci*Bidang Minat Epidemiologi *, Fakultas Kesehatan Masyarakat*, Universitas Sam Ratulangi*
HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK, AKTIFITAS FISIK DAN KONSUMSI ALKOHOL PADA LAKI-LAKI USIA 18 TAHUN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI DESA PULISAN TAHUN 2017 Indah Hamadi*, Grace D. Kandou*,Afnal Asrifuddin*
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di Indonesia sering terdengar kata Transisi Epidemiologi atau beban ganda penyakit. Transisi epidemiologi bermula dari suatu perubahan yang kompleks dalam pola kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transisi epidemiologi yang terjadi di dunia saat ini telah mengakibatkan berbagai perubahan pola penyakit, yaitu dari penyakit menular ke penyakit tidak menular. Peningkatan
Lebih terperinciPOLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL
POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL 2015 purnamirahmawati@gmail.com riza_alfian89@yahoo.com lis_tyas@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. berpenghasilan rendah dan menengah. Urbanisasi masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit tidak menular (Non-Communicable diseases) terdiri dari beberapa penyakit seperti jantung, kanker, diabetes, dan penyakit paru-paru kronis. Pada tahun 2008,
Lebih terperinci* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI USIA 41-65 TAHUN DI DESA SINUIAN KECAMATAN REMBOKEN KABUPATEN MINAHASA TAHUN 2015 Rion Adam, Maureen I. Punuh, Nova H. Kapantow * Fakultas Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan jumlah penduduk terjadi secara global, tidak terkecuali di Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut usia (lansia), yakni
Lebih terperinciHUBUNGAN KADAR GULA DARAH DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA
HUBUNGAN KADAR GULA DARAH DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Keperawatan Oleh: NAMA :Twenty
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menurut tingkatan usia lanjut yakni usia pertengahan (45-59), usia lanjut (60-
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Worls Health Organization (WHO), orang lanjut usia menurut tingkatan usia lanjut yakni usia pertengahan (45-59), usia lanjut (60-74 tahun), usia lanjut tua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap penyakit memiliki pengaruh terhadap individu dan lingkungan. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh penyakit pada sistem otot
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN BARAT II PALEMBANG
AISYAH: JURNAL ILMU KESEHATAN 2 (1) 2017, 23 30 Available online at http://ejournal.stikesaisyah.ac.id/index.php/eja FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terus menerus mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari data WHO
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan penyakit degeneratif yang menjadi salah satu penyebab kematian di dunia. Penderita hipertensi setiap tahunnya terus menerus mengalami peningkatan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah istilah untuk penyakit yang muncul ketika dinding arteri koronaria menyempit oleh pembentukan material lemak secara gradual yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan masalah kesehatan global yang membutuhkan perhatian karena dapat menyebabkan kematian utama di Negara-negara maju maupun Negara berkembang. Menurut
Lebih terperinciKata Kunci : Pendidikan, Pekerjaan, Riwayat Keluarga Menderita Diabetes, Aktifitas Fisik dan Kejadian Diabetes Mellitus tipe 2
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT TK. III. R. W. MONGISIDI MANADO TAHUN 2017 Rianty Rahalus*, Afnal Asrifuddin*, Wulan P.J Kaunang* *Fakultas Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Hipertensi merupakan peningkatan dari tekanan darah systolik diatas standar. Hipertensi termasuk penyakit dengan angka kejadian (angka prevalensi) yang cukup tinggi
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD
HUBUNGAN ANTARA STATUS TEMPAT TINGGAL DAN TEMPAT PERINDUKAN NYAMUK (BREEDING PLACE) DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN 2015 Gisella M. W. Weey*,
Lebih terperinciABSTRACT ABSTRAK RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS
51 RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS Arif Nurma Etika 1, Via Monalisa 2 Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Kadiri e-mail: arif_etika@yahoo.com ABSTRACT Diabetes Mellitus
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014).
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit hipertensi merupakan the silent disease karena orang tidak mengetahui dirinya terkena hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darah. Kejadian hipertensi secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proporsi dan jumlah lansia terus meningkat di semua negara. Saat ini, di seluruh dunia terdapat 380 juta orang yang berumur 65 tahun ke atas dan diperkirakan
Lebih terperinciKata Kunci: Pengetahuan, Sumber Informasi, Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
Gambaran Pengetahuan dan Sumber Informasi tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) pada Siswi Sekolah Menengah Kesehatan (SMK) Aisyiyah Palembang Tahun 2016 Risa Devita Program Studi DIII Kebidanan,
Lebih terperincie-journal Keperawatan (e-kp) Volume 6 Nomor 1, Februari 2018
HUBUNGAN TINGKAT DEMENSIA DENGAN KONSEP DIRI PADA LANJUT USIA DI BPLU SENJA CERAH PROVINSI SULAWESI UTARA Meiske Gusa Hendro Bidjuni Ferdinand Wowiling Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik konsisten di atas 140/90 mmhg. Diagnosis hipertensi tidak berdasarkan pada peningkatan tekanan darah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Kemajuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi saat ini kemajuan teknologi berkembang dengan sangat pesat, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Kemajuan teknologi tersebut berpengaruh
Lebih terperinciINTISARI GAMBARAN KUALITAS HIDUP DAN KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN
INTISARI GAMBARAN KUALITAS HIDUP DAN KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN Herlyanie 1, Riza Alfian 1, Luluk Purwatini 2 Diabetes Mellitus merupakan suatu penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. juta dan diprediksikan meningkat hingga 1,5 miliar pada tahun Lebih dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization (WHO, 2011) melaporkan bahwa populasi kelompok lanjut usia (lansia) mengalami perkembangan yang pesat dibandingkan kelompok umur lainnya. Jumlah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. transisi epidemiologi. Secara garis besar proses transisi epidemiologi adalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pola penyakit saat ini telah mengalami perubahan yaitu dengan adanya transisi epidemiologi. Secara garis besar proses transisi epidemiologi adalah terjadinya perubahan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Salah satu indikator
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan seseorang dapat dapat diindikasikan oleh meningkatkatnya usia harapan hidup (UHH), akibatnya jumlah penduduk lanjut usia (lansia) semakin bertambah banyak
Lebih terperinciKata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado
HUBUNGAN ANTARA STATUS TEMPAT TINGGAL DAN TEMPAT PERINDUKAN NYAMUK (BREEDING PLACE) DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN 2015 Gisella M. W. Weey*,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan darah yang memberi gejala berlanjut pada suatu target organ tubuh sehingga timbul kerusakan lebih
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan ancaman serius dan tantangan utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Global
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Di Indonesia hipertensi merupakan masalah kesehatan yang perlu diperhatikan karena angka prevalensinya yang tinggi dan cenderung terus meningkat serta akibat jangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada beban Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 1. Masalah penyakit menular masih merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. berbagai kegiatan. Apabila mata menderita kelainan atau gangguan seperti low vision
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Mata merupakan salah satu organ indera yang menjadi sarana masuknya informasi untuk selanjutnya diproses oleh otak. Mata berperan penting bagi manusia, melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya arus globalisasi disegala bidang dengan perkembangan teknologi dan industri telah banyak membuat perubahan pada prilaku dan gaya hidup pada masyarakat.
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Menurut WHO pada tahun 2000 terjadi 52% kematian yang disebabkan oleh
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut WHO pada tahun 2000 terjadi 52% kematian yang disebabkan oleh penyakit tidak menular. Terjadinya transisi epidemiologi ini disebabkan oleh terjadinya perubahan
Lebih terperinciHubungan Jenis Kelamin dengan Intensitas Hipertensi pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Lakbok Kabupaten Ciamis
ARTIKEL PENELITIAN Endrian Mulyady Justitia Waluyo, dkk., Hubungan Jenis Kelamin dengan Intensitas Hipertensi Mutiara Medika Hubungan Jenis Kelamin dengan Intensitas Hipertensi pada Lansia di Wilayah Kerja
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka kematian, membaiknya status gizi, dan Usia Harapan Hidup. (1) Penyakit degeneratif adalah salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencakup dua aspek, yakni kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan peningkatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat. Hal ini berarti bahwa peningkatan
Lebih terperinciKata Kunci: Umur, Jenis Kelamin, IMT, Kadar Asam Urat
HUBUNGAN ANTARA UMUR, JENIS KELAMIN DAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR ASAM URAT DARAHPADA MASYARAKAT YANG DATANG BERKUNJUNG DI PUSKESMAS PANIKI BAWAH KOTA MANADO Jilly Priskila Lioso*, Ricky C. Sondakh*,
Lebih terperinciKAJIAN PENGOBATAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS KARANG ASAM SAMARINDA
KAJIAN PENGOBATAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS KARANG ASAM SAMARINDA Faisal Ramdani, Nur Mita, Rolan Rusli* Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Farmaka Tropis Fakultas Farmasi Universitas Mulawarman, Samarinda
Lebih terperinciHUBUNGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM MENGKONSUMSI OBAT CAPTOPRIL TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS ALALAK SELATAN BANJARMASIN
INTISARI HUBUNGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM MENGKONSUMSI OBAT CAPTOPRIL TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS ALALAK SELATAN BANJARMASIN Reni Sulastri 1 ; Ratih Pratiwi Sari 2 ; Maria
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang umum terjadi di negara berkembang dan merupakan penyebab kematian tertinggi kedua di Indonesia. Tekanan darah
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. daya masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Promosi kesehatan pada prinsipnya merupakan upaya dalam meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, agar mereka
Lebih terperinciKeywords: hormonal contraceptive pills, hypertension, women in reproductive age.
HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL PIL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA WANITA USIA SUBUR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RANOTANA WERU KOTA MANADO Chaterine J. M. Tulenan*, Budi T. Ratag *, Shane
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. prevalensi penyakit menular namun terjadi peningkatan prevalensi penyakit tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini Indonesia mengalami transisi epidemiologi, dimana terjadi penurunan prevalensi penyakit menular namun terjadi peningkatan prevalensi penyakit tidak menular
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian di dunia termasuk di negara berkembang seperti
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit kardiovaskuler menempati ranking pertama sebagai penyebab kematian di dunia termasuk di negara berkembang seperti Indonesia (Setianto, 2004). Penyakit kardiovaskuler
Lebih terperinciKata Kunci : Kejadian hipertensi, perilaku konsumsi makanan, aktivitas fisik, riwayat keluarga
HUBUNGAN ANTARA PERILAKU KONSUMSI MAKANAN, AKTIVITAS FISIK, DAN RIWAYAT KELUARGA DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA WANITA DEWASA DI DESA PULISAN KECAMATAN LIKUPANG TIMUR KABUPATEN MINAHASA UTARA Silvanetha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatnya tekanan darah arteri lebih dari normal. Tekanan darah sistolik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan meningkatnya tekanan darah arteri lebih dari normal. Tekanan darah sistolik 140 mmhg dan Diastolik 85 mmhg merupakan
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN
ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN, Ana Ulfah Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin Email: perdana_182@yahoo.co.id ABSTRAK Menurut WHO (World Health Organization)
Lebih terperinciHASIL PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN TEKANAN DARAH PADA NELAYAN DI KELURAHAN BITUNG KARANGRIA KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO
HASIL PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN TEKANAN DARAH PADA NELAYAN DI KELURAHAN BITUNG KARANGRIA KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO Oleh: dr. Budi T. Ratag, MPH, dkk. Dipresentasikan dalam
Lebih terperinciHUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN
HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN Hariadi Widodo 1, Nurhamidi 2, Maulida Agustina * 1 STIKES Sari Mulia Banjarmasin 2 Politeknik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Penyakit jantung koroner (CHD = coronary heart desease) atau penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan ancaman kesehatan. Penyakit
Lebih terperinci