BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Surya dan Ivan Yustiavandana, 2006 (dalamhardikasari, 2011) Corporate
|
|
- Ade Salim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis Good Corporate Governance 1. Pengertian Corporate Governance Surya dan Ivan Yustiavandana, 2006 (dalamhardikasari, 2011) Corporate governance menurut Komite Cadbury adalah sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan dengan tujuan, agar mencapai keseimbangan antara kekuatan kewenangan yang diperlukan oleh perusahaan untuk menjamin kelangsungan eksistensinya dan pertanggungjawaban kepada stakeholders. Hal ini berkaitan dengan peraturan kewenangan pemilik, direktur, manajer, pemegang saham, dan sebagainya. Cadbury Commite adalah seperangkat aturan yang merumuskan hubungan antara para pemegang saham, manajer, kreditor, pemerintah, karyawan, dan pihak-pihak yang berkepentinagn lainnya baik internal maupun eksternal sehubungan dengan hakhak dan tanggung jawab mereka. OECD mendefinisikan corporate governance sebagai sekumpulan hubungan antar pihak manajemen perusahaan, board, pemegang saham, dan pihak lain yang mempunyai kepentinagan dengan perusahaan. corporate governance juga mensyaratkan adanya struktur perangkat untuk mencapai tujuan dan pengawasan atas kinerja. corporate governance yang baik dapat memberikan rangsangan bagi board dan manajemen untuk mencapai tujuan yang 7
2 8 merupakan kepentingan perusahaan dan pemegang saham harus memfasilitasi pengawasan yang efektif sehingga mendorong perusahaan menggunakan sumber daya dengan lebih efisien. Menurut Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor KEP-117/M- MBU/2002, corporate governance adalah suatu proses dari struktur yang digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan nilai-nilai etika. Adapun tujuan akhir dari penerapan sistem ini adalah untuk menaikkan nilai saham dalam jangka panjang tetapi tetap memperhatikan berbagai kepentingan para stakeholder lainnya. Dari definisi tentang corporate governance diatas, maka dapat diketahui adanya aspek-aspek penting dari corporate governance yang perlu dipahami oleh perusahaan agar dapat bersaing dalam dunia bisnis adalah: 1. Adanya keseimbangan hubungan antara organ-organ perusahaan diantaranya yaitu Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Komisaris, dan Direksi. 2. Adanya pemenuhan tanggung jawab perusahaan sebagai entitas bisnis dalam masyarakat kepada seluruh stakeholder. 3. Adanya hak-hak pemegang saham untuk mendapat informasi yang tepat dan benar pada waktu yang diperlukan mengenai perusahaan.
3 9 4. Adanya perlakuan yang sama terhadap para pemegang saham, terutama pemegang saham minoritas dan pemegang saham asing melalui keterbukaan informasi yang materil dan relevan 2. Prinsip-prinsip GoodCorporate Governance Dalam pedoman penerapan GCG oleh Komite Nasional kebijakan Governance KNKG (2006) setiap perusahaan harus memastikan bahwa asas GCG diterapkan pada setiap aspek bisnis dan di semua jajaran perusahaan. Asas GCG yaitu transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi serta kewajaran dan kesetaraan diperlukan untuk mencapai kesinambungan usaha (sustainability) perusahaan dengan memperhatikan pemangku kepentingan (stakeholder). 1) Transparansi (Transparancy) Untuk menjaga obyektivitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan. Perusahaan harus mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya masalah yang disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan, tetapi juga hal yang penting untuk pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur dan pemangku kepentingan lainnya. 2) Akuntabilitas (Accountability) Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara benar, terukur dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lain. Akuntabilitas
4 10 merupakan prasyarat yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan. 3) Responsibilitas (Responsibility) Perusahaan harus mematuhi peraturan perundangan-perundangan serta melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai good corporate citizen. 4) Independsensi (Independency) Untuk melancarkan pelaksanaan atas GCG, perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervalkan oleh pihak lain. 5) Kewajaran dan kesetaraan (Fairness) Untuk melancarkan asas Corporate Governance, perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain. Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan atas kewajaran dan kesetaraan. 3. Manfaat dan Tujuan Good Corporate Governance Esensi Corporate Governance adalah peningkatan kinerja perusahaan melalui supervisi atau pemantauan kinerja manajemen dan adanya akuntabilitas manajemen terhadap shareholder dan pemakai kepentingan lainnya, berdasarkan
5 11 kerangka aturan dan peraturan yang berlaku.gcg dapat memberikan kerangka acuan yang memungkinkan pengawasan berjalan efektif, sehingga dapat tercipta mekanisme checks and balance di perusahaan. Menurut ForumCorporate Governance in Indonesia (FCGI) ada beberapa manfaat yang dapat kita ambil dari penerapan GCG yang baik, antara lain: 1. Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses pengambilan keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi operasional perusahaan dengan lebih baik, serta lebih meningkatkan pelayanan kepada stakeholders. 2. Mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih murah sehingga dapat lebih meningkatkan corparate value. 3. Mengurangi agency cost, yaitu biaya yang harus ditanggung pemegang saham sebagai akibat pendelegasian wewenang kepada pihak manajemen. 4. Meningkatkan nilai saham perusahaan sehingga dapat meningkatkan citra perusahaan kepada publik lebih luas dalam jangka panjang. 5. Mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Sedangkan tujuan corporate governance adalah sebagai berikut : 1. Melindungi hak dan kepentingan pemegang saham. 2. Melindungi hak dan kepentingan para anggota stakeholder non pemegang saham. 3. Meningkatkan nilai perusahaan dan para pemegang saham.
6 12 4. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja dewan pengurus atau board of directors dan manajemen perusahaan. 5. Meningkatkan mutu hubungan board of directors dengan manajemen senior perusahaan. 4. Corporate Governance Perception Index(CGPI) Windah dan Andono (2006:7) menyatakan CGPI adalah riset dan pemeringkatan penerapan konsep corporate governance pada perusahaan yang telah menerapkan good corporate governance yang telah diakui di Indonesia. Riset ini dilakukan untuk mendokumentasikan penerapan konsep GCG di Indonesia. Pelaksanaan CGPI dilandasi oleh pemikiran tentang pentingnya mengetahui sejauh mana perusahaan-perusahaan publik telah menerapkan GCG. CGPI diselenggarakan setiap tahunnya, pertama kali yaitu tahun Pada CGPI ini menjalin kerja sama dengan majalah SWA, yang dikenal sebagai salah satu majalah bisnis yang unggul di Indonesia. CGPI (Corporate Governance Perception Index) adalah penerapan peringkatan Good Corporate Governance (GCG) pada perusahaan-perusahaan di Indonesia melalui riset yang dirancang untuk mendorong perusahaan meningkatkan kualitas penerapan konsep Corporate Governance (CG) melalui perbaikan secara terus-menerus dengan melaksanakan evaluasi. Manfaat CGPI : (1) Penataan organisasi perusahaan yang belum sesuai dan belum mendukung terwujudnya GCG. (2) Peningkatan kesadaran dan komitmen bersama dari internal perusahaan dan stakeholder terhadap penerapan GCG. (3) Pemetaan
7 13 masalah-masalah strategis dalam praktik GCG. (4) Alternatif perbaikan indikator atau standar mutu pencapaian kualitas (Syahrizal, 2012). The Indonesian Institute of Corporate governance (IICG) adalah sebuah lembaga independen yang melakukan diseminasi dan pengembangan corporate governance di Indonesia. Keikutsertaan program ini bersifat sukarela. Definisi corporate governance digunakan untuk menyusun kerangka metodologis CGPI terhadap perusahaan-perusahaan yang sahamnya terdaftar di BEI. Tujuan program CGPI adalah untuk merangsang perusahaan agar berlombalomba menerapkan good corporate governance demi kepentingan jangka panjang perusahaan. Di samping itu juga memberikan penghargaan kepada perusahaan agar perusahaan termotivasi melaksanakan corporate governance dan untuk memetakan masalah-masalah spesifik yang dihadapi perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam menerapkan konsep good corporate governance. Indeks persepsi ini diperoleh melalui tiga pendekatan yaitu: kepemilikan saham minoritas, wawancara dengan wakil perseroan dan analis informasi publik yang mencakup laporan keuangan, situs korporat, dan berita media masa. 5. Perkembangan Good Corporate Governance di Indonesia Bech et.al, 2002 (dalamchristiana 2011) Terdapat beberapa alasan yang mendorong munculnya GCG sehingga menarik perhatian dunia dan mendorong desakan untuk mengimpelementasikan GCG antara lain: (1) Munculnya gelombang privatisasi di seluruh dunia; (2) Terjadinya reformasi dana pensiun; (3)
8 14 Adanya regulasi dan integrasi pasar modal; (5) Krisis ekonomi Asia Timur, Rusia dan Brasil; (6) Berbagai skandal yang menimpa perusahaan besar. Perkembangan GCG di Indonesia terpengaruh oleh kejadian-kejadian tersebut di atas, karena Indonesia merupakan bagian dari perekonomian dunia. Krisis ekonomi di Asia Timur merupakan faktor utama terjadinya krisis di Indonesia. Kajian yang di lakukan oleh Asian Development Bank (ADB) di kutip dari (Kaihatu, 2006) menunjukan beberapa faktor yang memberi kontribusi pada krisis di Indonesia. Pertama, konsentrasi kepemilikan perusahaan yang tinggi; kedua, tidak efektifnya fungsi pengawasan Dewan Komisaris; ketiga, inefisiensi dan rendahnya transparansi mengenai prosedur pengendalian merger dan akuisisi perusahaan; keempat, terlalu tingginya ketergantungan pada pendanaan eksternal; dan kelima, ketidak memadainya pengawasan oleh kreditor. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka diperlukan sebuah sistem tata kelola peusahaan yang baik. Dalam penerapan GCG di Indonesia, seluruh pemangku kepentingan dari sektor swasta turut berpartisipasi bersama pemerintah dan lembaga-lembaga independen berhasil membentuk suatu sistem untuk mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik agar Indonesia terbebas dari krisis (Kaihatu, 2006). Pada tahun 1999, Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance (KNKCG) yang di bentuk berdasarkan keputusan Menko Ekuin Nomor: KEP/31/M.EKUIN/08/1999 telah mengeluarkan pedoman Good Corporate Governance (GCG) yang pertama. Pedoman telah beberapa kali disempurnakan, terakhir pada tahun Saat ini KNKCG telah diganti dengan
9 15 Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) melalui surat Keputusan Menko Bidang Perekonomian Nomor: KEP/49/M.EKON/11/2004. Selain itu, penerapan GCG didukung juga oleh sektor swasta melalui mekanisme pasar modal seperti BEI dan Bapepam-LK mengeluarkan regulasi-regulasi guna mendukung implemestasi GCG di Indonesia (Taridi, 2009): 1. Pada tahun 2000, Bursa Efek Jakarta (Sekarang Bursa Efek Indonesia) memberlakukan Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor Kep315/BEJ/06/2000 perihal peraturan pencatatan Efek Nomor I-A yang antara lain mengatur tentang kewajiban Komisaris Independen, Komite Audit, memberikan peran aktif sekretaris perusahaan di dalam memenuhi kewajiban keterbukaan informasi serta kewjiban perusahaan tercatat untuk menyampaikan informasi yang material dan relevan. 2. Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor KEP-63/PM1996 yang kemudian dijelaskan dalam peraturan Nomor IX.1.4 tentang pembentukan sekretaris perusahaan. 3. Surat edaran Ketua Bapepam-LK Nomor SE-03/PM/2000 tentang Komite Audit yang berisi himbauan perlunya Komite Audit dimiliki oleh setiap emiten. 4. Surat edaran Ketua Bapepam-LK Nomor SE-07/PM/2000 yang dijelaskan dalam peraturan Nomor IX.1.5 tentang pembentukan dan pedoman pelaksanaan kerja Komite Audit.
10 16 5. Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor KEP-45/PM/2004 yang dijelaskan dalam peraturan Nomor IX.1.6 tentang Direksi dan Komisaris pada emiten dan perusahaan publik. 6. Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor KEP-134/BL/2006 yang dijelaskan dalam peraturan Nomor X.K.6 tentang kewajiban penyampaian Laporan Tahunan bagi emiten dan perusahaan publik. 7. Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor KEP-134/BL/2006 yang dijelaskan dalam peraturan Nomor X.K.6 tentang kewajiban penyampaian Laporan Tahunan bagi emiten dan perusahaan publik. Selain dengan peraturan-peraturan tersebut, impelementasi GCG di Indonesia didukung dengan munculnya organisasi-organisasi independent pendukung seperti Forum Corporate Governance in Indonesia (FCGI), The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG), Indonesian Institute for Corporate Directorship (IICD). Dengan adanya lembaga-lembaga independen tersebut, maka implementasi GCG di Indonesia diharapkan semakin berkembang diikuti dengan kesadaran karena manfaat yang diperoleh oleh perusahaan. 6. Sistem Penilaian PelaksanaanGood Corporate Governance Penilaian pelaksanaan good corporate governance berdasarkan pada pemeringkatan CGPI. The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) adalah lembaga organisasi independen yang didirikan untuk memasyarakatkan konsep praktik dan manfaat corporate governance kepada dunia usaha khususnya dan masyarakat luas umumnya (
11 17 Salah satu bentuk yang dilakukan IICG adalah penilaian penerapan GCG di Indonesia yang dikenal dengan CGPI (Corporate Governance Perception Index). Corporate Governance Perception Index (CGPI) adalah program riset dan pemeringkatan penerapan GCG pada perusahaan-perusahaan di Indonesia. CGPI diikuti oleh Perusahaan Publik (Emiten), BUMN, Perbankan, dan Perusahaan swasta lainnya. Program CGPI secara konsisten adalah telah diselenggarakan pada setiap tahunnya sejak tahun CGPI diselenggarakan oleh IICG sebagai lembaga swadaya masyarakat independen bekerjasama dengan majalah SWA sebagai mitra media publikasi. Program ini dirancang untuk memicu perusahaan dalam meningkatkan kualitas penerapan konsep corporate governance melalui perbaikan yang berkesinambungan (continues improvement) dengan melaksanakan evaluasi dan melaksanakan studi banding (benchmarking). Cakupan penilaian dan aspek yang diukur dalam CGPI adalah pengembangan alat ukur yang dimiliki IICG, pedoman dan prinsip GCG yang diterbitkan OECD dan berbagai sumber, serta perangkat hukum yang mengatur tentang penerapan prinsip-prinsip GCG. Metodologi riset yang dipakai meliputi empat tahapan riset yang melibatkan pihak internal dan eksternal stakeholders perusahaan. Penilaian dilakukan dengan menggunakan kuisioner. Penentuan skor pelaksanaan dilakukan melalui rata-rata tertimbang dengan bobot masing-masing aspek disajikan pada tabel 1 berikut ini
12 18 Tabel 1 Aspek dan bobot Penilaian CGPI No Aspek Bobot (%) 1 Komitmen terhadap Tata Kelola Perusahaan 15 2 Hak Pemegang Saham dan Fungsi Kepemilikan Kunci 20 3 Perlakuan yang Setara terhadap Seluruh Pemegang Saham 15 4 Peran stakeholders dalam Tata Kelola Perusahaan 15 5 Pengungkapan dan Transparasi 15 6 Tanggung Jawab Dewan Komisaris dan Dewan Direksi 20 Sumber: Laporan CGPI, 2009 Secara lengkap tahapan riset diawali dengan pengembangan metodologi dan database, publikasi program, konfirmasi peserta CGPI, serta penyebaran kuisioner (self assessment). Tahap pemeriksaan kelengkapan dokumen yang dilakukan bertujuan untuk menelusuri upaya dan wujud penerapan GCG sebagai sebuah sistem yang dilakukan peserta CGPI dengan mengacu pada daftar dokumen yang disyaratkan dibuat dengan mempertimbangkan dan memperhatikan pemenuhan regulasi, kebjakan, pedoman, dan praktek terbaik dalam penerapan GCG di Indonesia dan Negara lain. Secara keseluruhan dipersyaratkan sekurangkurangnya 40 dokumen untuk perusahaan publik dan 36 dokumen untuk BUMN. Tahapan riset berikutnya adalah penyususnan makalah yang merefleksikan program dan hasil penerapan GCG sebagai sebuah sistem diperusahaan. Penyusunan makalah dimaksudkan untuk membantu pihak perusahaan memaparkan upayanya dalam menerapkan GCG pada saat observasi merupakan
13 19 kegiatan peninjauan langsung ke seluruh perusahaan peserta CGPI untuk memastikan praktek penerapan GCG sebagai sebuah sistem pengelololaan bisnis diperusahaan tersebut. Penilaian GCG meliputi empat tahapan tersebut dengan bobot nilai yang berbeda. Bobot penilaian yang disajikan dalam tabel 2 berikut ini: Tabel 2 Tahapan dan Bobot Penilaian Riset dan Pemeringkatan CGPI No Tahapan Bobot (%) 1 Self Assessment 17 2 Kelengkapan dokumen 35 3 Makalah yang merefleksikan program dan hasil 13 penerapan good corporate governance sebagai sistem perusahaan-perusahaan yang bersangkutan 4 Observasi 35 Sumber: Majalah SWA edisi XXIX, 2013 Nilai CGPI dihitung dengan menjumlahkan nilai akhir dari setiap tahapan diatas. Hasil program riset dan pemeringkatan penerapan GCG pada perusahaan peserta dengan memberikan skor dan pembobotan nilai berdasarkan acuan yang telah dibuat. Pemeringkatan GCG didesain menjadi 3 komponen berdasarkan tingkat/level terpercaya yang dapat dijelaskan menurut skor penerapan GCG seperti disajikan pada tabel 3 berikut ini:
14 20 Tabel 3 Kategori Pemeringkatan CGPI Kategori Skor Penilaian Predikat A > Sangat Terpercaya B >70-85 Terpercaya C Cukup Terpercaya Sumber: Laporan CGPI, Pengertian Kinerja Keuangan Perwirasari, 2009 (dalamdittawati, 2011) Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan tertentu yang menunjukan apa yang ingin dilakukan untuk memenuhi keinginan anggotanya. Untuk menilai apakah tujuan yang telah ditetapkan sudah dicapai, tidaklah mudah dilakukan karena menyangkut aspekaspek manajemen yang harus. Salah satu cara untuk mengetahui apakah suatu perusahaan dalam menjalankan operasinya telah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkandan dipertimbangkan sesuai dengan tujuannya adalah dengan mengetahui dari kinerja perusahaan tersebut. Apakah kinerjanya sudah menjalankan tugasnya dengan baik dan sesuai dengan peraturan perusahaan atau belum. Simanjuntak 2005 (dalam Dittawati, 2011) Kinerja adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu, dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi suatu organisasi. Kinerja perusahaan adalah tingkat pencapaian hasil dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan. Pelaporan kinerja merupakan refleksi kewajiban untuk mempresentasikan dan melaporkan kinerja semua
15 21 aktivitas dan sumber daya yang perlu dipertanggungjawabkan. Kinerja perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan sering dijadikan dasar untuk penilaian kinerja perusahaan. Salah satu jenis laporan keuangan yang mengukur keberhasilan operasi perusahaan untuk suatu periode tertentu adalah laporan laba rugi. Kinerja perusahaan dapat dinilai melalui berbagai macam indikator atau variabel untuk mengukur keberhasilan perusahaan, pada umumnya berfokus pada informasi kinerja yang berasal dari laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut bermanfaat untuk membantu investor, kreditor, calon investor dan para pengguna lainya dalam rangka membuat keputusan investasi, keputusan kredit, analisis saham serta menentukan prospek suatu perusahaan dimasa yang akan datang. Penilaian kinerja perusahaan dilakukan bertujuan untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang ditetapkan sebelumnya agar tercapai tujuan perusahaan yang baik. Melalui penilaian kinerja, maka perusahaan dapat memilih strategi dan struktur keuangannya. Dalam penelitian ini, terdapat tiga faktor kinerja perusahaan, antara lain : a. Kinerja Perusahaan untuk Menghasilkan Laba (Return On Assets) Merupakan rasio untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan laba dengan memanfaatkan asset yang dimiliki. ROA merupakan perbandingan antara laba sebelum pajak terhadap total asset.
16 22 b. Kinerja Operasi Perusahaan (Return On Equity) Salah satu alasan utama mengapa mengoperasikan perusahaan adalah untuk menghasilkan laba yang akan bermanfaat bagi para pemegang saham. Ukuran keberhasilan dari pencapaian alasan ini adalah angka return on common stockholder equity yang berhasil dicapai. c. Tingkat Pengembalian Investasi (Return on Investment) Merupakan perkalian antara profit margin perusahaan dengan Assets Turn Over perusahaan Penelitian Terdahulu Terdapat beberapa penilitian terdahulu yang dapat dijadikan sumber dan bahan masukan karena tema penelitian tersebut berkaitan dengan permasalahan yang sedang dibahas dalam penelitian ini. Paradita dan Nurzaimah (2010) meneliti Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa GCG tidak berpengaruh secara parsial terhadap kinerja keuangan yang diproksi dengan ROI, ROE dan NPM. Purnamasaridan Sugiharto (2012) meneliti Pengaruh GCG Berdasarkan CGPI Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan kinerja keuangan diukur dengan komposisi Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Return On Assessment
17 23 (ROA), Return On Equity (ROE). Hasil penelitian menunjukan terdapat beberapa hubungan positif yang signikan antara hasil GCG terhadap CGPI dengan kinerja keuangan perbankan yang diukur dengan beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO), capital adequacy ratio (CAR), return on asset (ROA), return on investment (ROE). Sementara variabel yang lain tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan. Yasmeen (2012) melakukan penelitian tentang Pengaruh GCG Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Menurut CGPI. Hasil menunjukan bahwa variabel Profit Margin dan Return On Investment berpengaruh terhadap good corporate governance sedangkan Turnover Assets tidak berpengaruh terhadap good corporate governance. Hasil penelitian Trinanda dan Mukodim (2012) menyatakan bahwa corporate governance berpengaruh signifikan terhadap Return On Equity, Return On Investment, Return On Asset, dan Net Profit Margin. Artinya, penerapan corporate governance yang baik maka akan mengakibatkan kinerja keuangan juga menjadi baik. Hasil penelitian Pradipta (2013) menunjukan good corporate governance berpengaruh terhadap Return On Invesment dan Total Assets Turnover pada perusahaan-perusahaan go public yang mengikuti survei pemeringkatan CGPI Sedangkan penelitian Rahayu (2013) berbeda dengan empat penelitian diatas, dari hasil analisis yang dilakukan, ternyata GCG (CGPI) tidak mempengaruhi kinerja keuangan yang di proksi dengan ROA dan ROE. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hipotesis penilitian tidak didukung.
18 Perbedaan dan Persamaandengan Penelitian Terdahulu 1. Perbedaan Perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian-penelitian terdahulu yang sudah disebutkan diatas adalah 1. Semua penelitian diatas mengambil objek dari sektor perbankan sedangkan penilitian ini mempunyai objek penelitian yang lebih luas lagi tidak hanya mengambil objek dari sektor perbankan saja. 2. Sedangkan pengukuran kinerja keuangan, ada beberapa penelitian diatas mengukur kinerja keuangan menggunakan rasio keuangan yang tidak digunakan pada penelitian ini seperti BOPO dan LDR. 3. Dan yang terakhir untuk perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yang sudah disebutkan diatas adalah tahun annual report yang dijadikan sebagai bahan penelitian. 2. Persamaan Persamaan dari penelitian ini dengan penelitian-penelitian terdahulu yang sudah disebutkan diatas adalah 1. Sama-sama mengukur kinerja keuangan dengan rasio keuangan. 2. Semua penelitian menggunakan objek penelitian yang masuk dalam pemeringkatan Good Corporate Govenance (GCG) yang diakukan oleh IICG berupa skor pemeringkatan CGPI.
19 Rerangka Pemikiran Berdasarkan latar belakang, penelitian, dan landasan teori yang diungkapkan sebelumnya, maka kerangka pemikiran penilitian ini dapat disajikan dengan kerangka konseptual pada gambar 1 sebagai berikut: ROA Good Corporate Governance ROE ROI Gambar 1 Kerangka Konseptual 2.3 Perumusan Hipotesis Berdasarkan logika dari hasil penelitian terdahulu serta pembahasan dan landasan teori yang ada maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H 1 : good corporate governance berpengaruh positif terhadap Return On Assets (ROA) H 2 : good corporate governance berpengaruh positif terhadap Return On Equity (ROE) H 3 : good corporate governance berpengaruh positif terhadap Return On Investment (ROI)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Good Corporate Governance. kreditor, pemerintah, karyawan, dan pihak pihak yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Good Corporate Governance 2.1.1.1 Pengertian Good Corporate Governance Istilah corporate governance pertama sekali diperkenalkan oleh Cadbury Comitee
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Good corporate governance (selanjutnya disingkat GCG), dalam Bahasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Good corporate governance (selanjutnya disingkat GCG), dalam Bahasa Indonesia sering dikaitkan dengan istilah tata kelola perusahaan. Menurut Sugiyanto (2011),
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI II.1 Corporate Governance II.1.1 Pengertian Corporate Governance Kata governance berasal dari bahasa Perancis gubernance yang berarti pengendalian. Selanjutnya kata tersebut dipergunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengharapkan investasi yang sudah dikeluarkan dapat diperoleh kembali dengan. Perusahaan dapat memberikan return yang tinggi kepada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Modal merupakan salah satu faktor penting yang diperlukan perusahaan untuk membiayai operasional perusahaan. Kebutuhan modal perusahaan dapat dipenuhi dari sumber internal
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Mangkunegara di dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai berikut Kinerja adalah hasil kerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembuatan keputusan investasi di pasar modal membutuhkan analisis terhadap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembuatan keputusan investasi di pasar modal membutuhkan analisis terhadap berbagai faktor. Analisis tersebut meliputi faktor-faktor fundamental ekonomi seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Corporate Governance Perception Index (CGPI) adalah riset dan pemeringkatan penerapan Konsep Corporate Governance (CG) pada perusahaan publik dan BUMN
Lebih terperinciTanggung jawab perusahaan tidak hanya diberikan kepada pemegang saham, namun juga kepada Stakeholders
1. Jawaban Forum Makanisme dan pelaksanaan Good Corporate Governance akan sangat bermanfaat dalam mengatur dan mengendalikan perusahaan sehingga menciptakan nilai tambah (value added) untuk semua Stakeholders,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun membuat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997-1998 membuat perekonomian nasional menjadi buruk. Pada pertengahan tahun 1998, bursa ditinggalkan oleh
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah good corporate governance pertama kali diperkenalkan oleh
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Good Corporate Governance Istilah good corporate governance pertama kali diperkenalkan oleh Cadbury Committee Inggris pada tahun 1992 yang menggunakan istilah tersebut dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negatif. Oleh karena kondisi itulah, perusahaan dituntut untuk semakin peduli
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan industri yang semakin maju menimbulkan berbagai dampak bagi lingkungan dan masyarakat, termasuk di dalamnya adalah efek negatif. Oleh karena
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS. Good Corporate Governance (GCG) pertama kali diperkenalkan oleh Cadbury
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Definisi Good Corporate Governance Good Corporate Governance (GCG) pertama kali diperkenalkan oleh Cadbury Committee pada tahun 1992 yang menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghasilkan laba pada tingkat yang diinginkannya. Angka profitabilitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Profitabilitas atau kemampuan memperoleh laba adalah suatu ukuran dalam persentase yang digunakan untuk menilai sejauh mana perusahaan mampu menghasilkan laba
Lebih terperinciPENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI
Hasil Penilaian Sendiri (Self Assessment) Pelaksanaan GCG di BCA Hasil penilaian sendiri (self assessment) pelaksanaan Good Corporate Governance pada Semester I dan Semester II tahun 2016 dikategorikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dan pemeringkatan penerapan GCG pada perusahaan-perusahaan di Indonesia.
BAB 1 PENDAHULUAN 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Corporate Governance Perception Index (CGPI) adalah program riset dan pemeringkatan penerapan GCG pada perusahaan-perusahaan di Indonesia. CGPI
Lebih terperinciPENGARUH CORPORATE GOVERNANCE PERCEPTION INDEX TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN
PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE PERCEPTION INDEX TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN Denni Agustiar denniagustiar@ymail.com Dini Widyawati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Selama 12 tahun terakhir, isu mengenai corporate governance menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama 12 tahun terakhir, isu mengenai corporate governance menjadi populer seiring dengan munculnya kasus besar yang meruntuhkan perusahaanperusahaan besar di Amerika.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Corporate Governance di perusahaan publik, bank maupun BUMN. Penerapan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Aktivitas bisnis merupakan masalah kompleks yang sedang hangat dibicarakan di tengah-tengah usaha pemerintah untuk mengembalikan kestabilan dunia perekonomian Indonesia
Lebih terperinci09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis
Modul ke: Fakultas 09Pasca Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Cecep Winata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan didirikan adalah untuk meningkatkan nilai
1 BAB I PENDAHULUAN.1 Latar Belakang Masalah Tujuan suatu perusahaan didirikan adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan dengan meningkatkan kemakmuran pemilik atau para pemegang sahamnya. Untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diungkapkan oleh perusahaan adalah Good Corporate Governance (GCG),
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi merupakan kebutuhan yang mendasar bagi para investor maupun calon investor dalam mengambil keputusan. Dibutuhkan informasi yang lengkap, akurat serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kondisi perekonomian negara Indonesia saat ini telah mengalami
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi perekonomian negara Indonesia saat ini telah mengalami perkembangan dan perbaikan setelah masa krisis ekonomi global tahun 1998. Perkembangan perekonomian
Lebih terperinciAnalisis Pengungkapan Good Corporate Governance (GCG) pada Perusahaan Indeks Pefindo25 (SME Index) Tahun
Analisis Pengungkapan Good Corporate Governance (GCG) pada Perusahaan Indeks Pefindo25 (SME Index) Tahun 2011-2013 Diana Alfrita (dianaalfrita1204@gmail.com) Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang berkesinambungan. perusahaan (Sijabat, 2007). Setelah terjadinya krisis ekonomi pada tahun
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Saat ini good corporate governance (GCG) telah menjadi salah satu pilar dalam sistem ekonomi pasar. Ia berkaitan erat dengan kepercayaan baik terhadap perusahaan
Lebih terperinci2015 PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHAD AP HARGA SAHAM PAD A PERUSAHAAN YANG MENGIKUTI PEMERINGKATAN CORPORATE GOVERNANCE PERCEPTION IND EX
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Nilai suatu perusahaan sangat penting bagi para pemegang saham. Semakin tinggi nilai perusahaan maka semakin tinggi pula kemakmuran yang didapat oleh para
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebut dengan Good Corporate Governance. Good Corporate Governance. yang berpartisipasi dalam pengelolaan dan kinerja perusahaan.
BAB I PENDAHULUAN B. Latar Belakang Dewasa ini perusahaan dituntut untuk melakukan perbaikan tata kelola guna meningkatkan kepercayaan investor baik domestik maupun asing yang disebut dengan Good Corporate
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Corporate governance merupakan tata kelola perusahaan yang menjelaskan hubungan antara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Corporate governance merupakan tata kelola perusahaan yang menjelaskan hubungan antara berbagai partisipan dalam perusahaan yang menentukan arah kinerja perusahaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk memperoleh keuntungan dan untuk meningkatkan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Lemahnya good corporate governance (GCG) yang ada di negara-negara di
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lemahnya good corporate governance (GCG) yang ada di negara-negara di kawasan Asia Tenggara dan negara lain seperti lemahnya hukum, standar akuntansi dan pemeriksaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lemahnya praktek good corporate governance pada korporasi atau perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang terkena krisis finansial Asia 1997-1998. Krisis finansial yang melanda Indonesia ini dipandang sebagai akibat lemahnya praktek
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun membuat perekonomian di Indonesi menjadi
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997-1998 membuat perekonomian di Indonesi menjadi terpuruk. Pada tahun 1998, Indonesia dianggap sebagai negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun belakangan ini isu mengenai good corporate governance
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beberapa tahun belakangan ini isu mengenai good corporate governance (GCG) semakin hangat. Dampak dari penerapan good corporate governance ini banyak dirasakan manfaatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan dengan meningkatkan kemakmuran pemilik atau para pemegang sahamnya. Namun terkadang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan nilai perusahaan. Sedangkan Perum mempunyai maksud
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Badan Usaha Milik Negara atau BUMN berdasar UU No. 19 Th 2003 adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Isu Corporate Governance (CG) telah muncul sejak tahun 1840-an namun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isu Corporate Governance (CG) telah muncul sejak tahun 1840-an namun masih berupa saran (exhortation) dan anekdot. Istilah ini menjadi popular seiring terkuaknya berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1995 mengenai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi, perusahaan dapat memperoleh dana untuk memperluas usahanya, salah satunya dengan mendaftarkan perusahaan pada pasar modal. Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang baik (good corporate governance) (Wicaksono, 2014:1).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, dunia usaha semakin dinamis. Perkembangan kemampuan perusahaan menjadi suatu hal yang sangat penting agar dapat bertahan di pasar global, sehingga
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan Salah satu dasar teori yang dapat digunakan untuk memahami konsep tentang corporate governance adalah teori keagenan, karena pada dasarnya teori
Lebih terperinciPEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE GOVERNANCE/GCG)
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE GOVERNANCE/GCG) PENDAHULUAN A. Latar Belakang : 1. Perusahaan asuransi bergerak dalam bidang usaha yang menjanjikan perlindungan kepada pihak tertanggung
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Satuan Pengawasan Intern Satuan pengawasan intern pada hakekatnya sebagai perpanjangan rentang kendali dari tugas manajemen
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas yang terdiri dari:
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas yang terdiri dari: a. Untuk mencapai keuntungan yang maksimal atau laba yang sebesar-besarnya. b.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menentukan antara arah dan kinerja perusahaan (Monks & Minow,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Corporate Governance merupakan tata kelola perusahaan yang menjelaskan hubungan antara berbagai pihak dalam perusahaan yang menentukan antara arah dan kinerja perusahaan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori agensi menjelaskan tentang pemisahan kepentingan atau
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Agensi Teori agensi menjelaskan tentang pemisahan kepentingan atau pemisahan pengelolaan perusahaan. Pemilik ( principle)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. memberikan nilai tambah perusahaan secara berkesinambungan dalam jangka
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Good Corporate Governance (GCG) II.1.1 Pengertian Good Corporate Governance Good Corporate Governance dapat didefinisikan sebagai struktur, sistem dan proses yang digunakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. diterapkannya good corporate governance di Indonesia merupakan salah satu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak adanya gerakan reformasi tahun 1998, muncul banyak tekanan dari publik yang menghendaki agar Pemerintah maupun swasta dapat menghapuskan praktek-praktek
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Adapun Teori yang dapat mendukung berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti: 1. Teori Keagenan(Agency Theory) Teori Keagenan (Agency Theory) merupakan teori
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada umumnya, suatu perusahaan didirikan dengan tujuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya, suatu perusahaan didirikan dengan tujuan meningkatkan nilai perusahaan tersebut secara maksimal. Nilai perusahaan dicerminkan dari harga saham
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Isu mengenai good corporate governance mulai populer khususnya di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Isu mengenai good corporate governance mulai populer khususnya di indonesia, pada saat sejumlah negara-negara di asia timur dilanda krisis ekonomi yang berkepanjangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tata kelola perusahaan (Good Corporate Governance) merupakan konsep
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tata kelola perusahaan (Good Corporate Governance) merupakan konsep untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Peningkatan kinerja dicapai melalui pengawasan atau pemantauan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penerapan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penerapan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) sangat penting artinya, karena tujuan dalam mendirikan sebuah perusahaan selain untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori Keagenan (Agency Theory) (agent) dengan pemilik (principal). Seorang manajer akan lebih mengetahui
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan muncul ketika terjadi sebuah kontrak antara manajer (agent) dengan pemilik (principal). Seorang manajer
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibuktikan dengan banyak perusahaan-perusahaan baru yang mulai tumbuh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan perekonomian di Indonesia berkembang semakin pesat, dibuktikan dengan banyak perusahaan-perusahaan baru yang mulai tumbuh menjadi perusahaan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Good Corporate Governance. Corporate Governance, antara lain oleh Forum for Corporate
12 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Good Corporate Governance Beberapa institusi Indonesia mengajukan definisi Corporate Governance, antara lain oleh Forum for Corporate Governance in IndonesialFCGl
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. corporate governance semakin meningkat karena banyak terjadi pelanggaran tata
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isu pentingnya penerapan tata kelola perusahaan yang disebut dengan corporate governance semakin meningkat karena banyak terjadi pelanggaran tata kelola pada perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelola perusahaan yang baik dikenal dengan istilah Good Corporate Governance
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara-negara didunia pada era globalisasi dan pasar bebas saat ini, dituntut untuk menerapkan sistem pengelolaan bisnis yang berbasis prinsip tata kelola perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Prinsip-prinsip GCG 1. Transparansi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT PJB Services meyakini bahwa penerapan GCG secara konsisten dan berkesinambungan akan meningkatkan nilai perusahaan secara berkelanjutan. Oleh karena itu PT PJB
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Awal munculnya konsep Corporate Governance ini karena adanya. bertanggung jawab. Masalah Corporate Governance ini semakin menjadi
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Awal munculnya konsep Corporate Governance ini karena adanya tuntutan publik terhadap lingkungan perusahaan yang jujur, bersih, dan bertanggung jawab. Masalah Corporate
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan sebuah komunitas negaranegara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada awal Tahun 2016 telah berlaku ASEAN Economic Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan sebuah komunitas negaranegara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Istilah corporate governance pertama kali diperkenalkan oleh Cadbury
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Istilah corporate governance pertama kali diperkenalkan oleh Cadbury Committee, di Inggris tahun 1992 yang menggunakan istilah tersebut dalam laporannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Good Corpossrate Governance (GCG) adalah suatu istilah yang sudah tidak asing lagi. Dengan keadaan saat ini, khususnya dalam dunia perekonomian, pengelolaan
Lebih terperinci12Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis
Modul ke: Fakultas 12Pasca Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Cecep Winata
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Menurut Monks dan Minow (2001) dalam Mochammad (2007) corporate
BAB II LANDASAN TEORI II.1 Good Corporate Governance Menurut Monks dan Minow (2001) dalam Mochammad (2007) corporate governance merupakan tata kelola perusahaan yang menjelaskan hubungan antara berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegagalan penerapan Good Corporate Governance (Daniri, 2005). Menurut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep Corporate Govenance muncul sebagai reaksi terhadap berbagai kegagalan korporasi akibat dari buruknya tata kelola perusahaan. Krisis ekonomi di kawasan Asia dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan penting pendirian suatu perusahaan adalah untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu tujuan penting pendirian suatu perusahaan adalah untuk kekayaan pemegang saham melalui peningkatan nilai perusahaan (Brigham dan Houston, 2011).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Apakah tata kelola perusahaan (good corporate governance) masih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Apakah tata kelola perusahaan (good corporate governance) masih menjadi masalah dalam bisnis yang terjadi di Asia baru-baru ini? Ini merupakan suatu pernyataan
Lebih terperinciPENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH
PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen pada Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini meneliti pengaruh ukuran dewan direksi, yang merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian ini meneliti pengaruh ukuran dewan direksi, yang merupakan pengukur Corporate Governance (CG), terhadap kinerja keuangan perusahaan property and real estate
Lebih terperinciTata Kelola Perusahaan
01 Ikhtisar Data 02 Laporan 05 03 Profil 04 Analisis dan Pembahasan 05 Tata Kelola 06 Tanggung Jawab Sosial 07 Laporan Konsolidasian Tata Kelola PENDAHULUAN 1. 292 Tujuan Penerapan Tata Kelola BCA menyadari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sosialisasi dan pengembangan era good corporate governance di Indonesia dewasa ini lebih ditujukan kepada perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) khususnya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Teori agensi berkaitan dengan hubungan antara manajemen perusahaan (agent)
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1.1 Agency Theory Teori agensi berkaitan dengan hubungan antara manajemen perusahaan (agent) dengan investor.menurut Darmawati dkk (2005), inti dari hubungan keagenan adalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu tentang analisis penerapan Good Corporate Governance pada perusahaan telah dilakukan dan menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. melalui kebijakan dividen tunai yang matang (Ronosulistyo, 2008).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu dari kebijakan keuangan perusahaan adalah pembayaran dividen kepada investor yang telah menginvestasikan dana mereka pada perusahaan berupa saham.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Praktek tata kelola perusahaan atau good corporate governance yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Praktek tata kelola perusahaan atau good corporate governance yang lemah diidentifikasi sebagai salah satu penyebab terjadinya krisis keuangan global (Otoritas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sosialisasi dan pengembangan era good corporate governance di Indonesia dewasa ini lebih ditujukkan kepada perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) khususnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Corporate governance sampai saat ini memiliki peranan yang sangat penting di dalam menyelaraskan kepentingan prinsipal dan agen. Menurut Forum for Corporate
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rendahnya penerapan corporate governance merupakan salah satu hal yang memperparah terjadinya krisis di Indonesia pada pertangahan tahun 1997. Hal ini ditandai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang tidak sepadan (mismatched), tidak hati-hati (prudent), tidak
1 A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Penerapan corporate governance pada industri perbankan memerlukan perhatian tersendiri, karena karakter dan kompleksitas industri perbankan berbeda dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Financial distress yang terjadi pada perusahaan property and real estate UKDW
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Financial distress yang terjadi pada perusahaan property and real estate terbesar di Indonesia yaitu PT Bakrieland Development, Tbk menjadi isu yang sedang hangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, tuntutan terhadap paradigma Good Governance dalam seluruh kegiatan tidak dapat dielakan lagi. Istilah Good Governance sendiri
Lebih terperinciSub Sektor Bank BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sebagai lembaga keuangan yang memegang peranan penting dalam mendukung perekonomian di Indonesia, bank merupakan salah satu lembaga yang menjadi fondasi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Hartono (2014:623), studi peristiwa (event study) merupakan
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Event Study Menurut Hartono (2014:623), studi peristiwa (event study) merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan operasinya tanpa melakukan rekapitulasi sehingga pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis keuangan tahun 1997 yang melanda Indonesia telah menghancurkan perekonomian Indonesia yang salah satunya adalah industri perbankan yang mengakibatkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. kegunaannya penelitian ini termasuk penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menurut analisis data termasuk penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang menganalisis data berbentuk angka. Sedangkan menurut kegunaannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada saat krisis tahun , perusahaan perusahaan Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat krisis tahun 1997 1998, perusahaan perusahaan Indonesia mendapatkan nilai CGPI (Corporate Governance Perception Index) paling rendah di tingkat Asia (McKinsey
Lebih terperinciOleh: Inayah B
ANALISIS PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED DAN PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saat ini adalah informasi tentang tanggung jawab sosial perusahaan. Corporate
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu informasi yang sering diminta untuk diungkapkan perusahaan saat ini adalah informasi tentang tanggung jawab sosial perusahaan. Corporate social responsibility
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Good Corporate Governance (GCG) adalah salah satu pilar dari sistem
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Good Corporate Governance (GCG) adalah salah satu pilar dari sistem ekonomi pasar. GCG berkaitan erat dengan kepercayaan baik terhadap perusahaan yang melaksanakannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepada stakeholders dan bondholders, yang secara langsung memberikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam akuntansi konvensional, pusat perhatian perusahaan hanya terbatas kepada stakeholders dan bondholders, yang secara langsung memberikan kontribusinya bagi perusahaan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, isu mengenai Good Corporate Governance (GCG) mulai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia, isu mengenai Good Corporate Governance (GCG) mulai menjadi perhatian ketika Indonesia mengalami krisis yang berkepanjangan pada pertengahan tahun
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Mekanisme Corporate Governance Mekanisme corporate governance memiliki kemampuan dalam kaitannya menghasilkan suatu laporan keuangan yang memiliki kandungan informasi laba (Boediono,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. corporate governance ini diharapkan ada regulasi serta aturan mengenai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Corporate governance saat ini merupakan kebutuhan vital bagi seluruh pelaku bisnis dan menjadi tuntutan bagi masyarakat dengan adanya corporate governance ini diharapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia di era sekarang ini, keadaan ekonomi selalu mengalami
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia di era sekarang ini, keadaan ekonomi selalu mengalami perubahan menciptakan arus persaingan yang semakin ketat dan kondisi keuangan yang tidak menentu.
Lebih terperinciBAB II TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GCG) DALAM PERUNDANG-UNDANGAN INDONESIA
BAB II TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GCG) DALAM PERUNDANG-UNDANGAN INDONESIA A. Pengertian Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Pada dasarnya setiap perusahaan selalu dikehendaki agar pengelolaannya dapat
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori keagenan adalah teori yang timbul dari adanya suatu hubungan
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan adalah teori yang timbul dari adanya suatu hubungan kontrak dimana satu atau lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai wakil dari pemilik juga memiliki kepentingan pribadi sehingga perilaku
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Good Corporate Governance merupakan sistem tata kelola yang diterapkan pada suatu perusahaan sebagai langkah antisipatif untuk mengatasi permasalahan keagenan
Lebih terperinci@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Saham merupakan investasi yang banyak dipilih oleh investor
Lebih terperinciANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT. SEMEN GRESIK, Tbk.
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT. SEMEN GRESIK, Tbk. Yusuf Fadillah yusuf_fadillahz@yahoo.com Ani Hidayati ani_h@staff.gunadarma.ac.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh suatu kerangka tata kelola (corporate governance
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suatu perusahaan dalam menjalankan aktivitas bisnisnya akan dipengaruhi oleh suatu kerangka tata kelola (corporate governance framework). Kerangka tersebut dibentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Untuk mendapatkan kinerja optimal diperlukan suasana kerja dan hubungan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk mendapatkan kinerja optimal diperlukan suasana kerja dan hubungan antar pihak dalam organisasi yang selaras dan serasi. Hubungan ini dapat tergambar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi kapitalis mendominasi iklim perekonomian di berbagai belahan dunia, baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada abad ke-21 ini dunia sedang mengalami era globalisasi dan sistem ekonomi kapitalis mendominasi iklim perekonomian di berbagai belahan dunia, baik negara maju maupun
Lebih terperinci