BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Programmable Logic Controller (PLC) Kemajuan teknologi yang berkembang pesat dewasa ini mengakibatkan industri sebagai produsen/penghasil barang menggunakan cara-cara otomatisasi untuk meningkatkan jumlah barang yang diproduksinya secara efektif dan efisien. Salah satu peralatan kontrol otomatis yang saat ini banyak digunakan adalah PLC (Programmable Logic Controller). Nama PLC diberikan oleh sebuah asosiasi yang bernama National Electrical Manufacture Association (NEMA) pada tahun PLC adalah sebuah relay elektronik yang dioperasikan secara digital menggunakan memory yang dapat diprogram sebagai tempat penyimpanan instruksi-instruksi untuk mengimplementasikan fungsi-fungsi seperti operasi logika, operasi sekuensial, pewaktuan (Timing), pencacah (Counter) sampai pengendali aritmatika. (Wilhelm, 1992, p.7-8). PLC pertama kali digunakan sekitar pada tahun 1960-an untuk menggantikan peralatan konvensional yang begitu banyak. Perkembangan PLC saat ini terus mengalami perkembangan sehingga bentuk dan ukurannya semakin kecil. Saat ini terdapat PLC yang dapat dimasukan ke dalam saku karena bentuk dan ukurannya yang sangat kecil, dan dalam perkembangannya, dimasa yang akan datang akan diperkenalkan PLC dengan bentuk dan ukuran sebesar kotak rokok. 5

2 Arsitektur PLC PLC biasanya terdiri dari 4 bagian utama yaitu pusat pemrosesan data (data process center), modul masukan/keluaran (input/output module), pemrograman (programmer), dan catu daya (power supply), seperti yang ditunjukan pada Gambar 2.1. Programmer Data Process Center Input Module Output Module Power Supply Gambar Elemen-elemen dasar PLC Sumber : Wilhelm, 1992, p Komponen Internal PLC PLC biasanya terdiri dari sebuah CPU, area memori, dan rangkaian untuk menerima data masukan/keluaran (input/output). Gambar 2.2 menggambarkan PLC sebagai sebuah kotak, yang terdiri dari ratusan atau ribuan relay yang terpisah, pencacah (counter), timer, dan tempat penyimpanan data. Relay-relay ini disimulasikan melalui lokasi bit dalam register.

3 7 Rangkaian Masukan CPU Relay Masukan Pencacah Relay Keluaran Memori Rangkaian Keluaran Internal Utility Relay Timer Penyimpan Data Sumber : Gambar Komponen PLC Fungsi masing-masing bagian tersebut adalah : 1. Relay Masukan (Input Relay) Bagian ini terhubung langsung dengan dunia luar. Relay masukan ada secara fisik dan menerima sinyal dari saklar (switch), sensor, dan lainlain. Sebenarnya relay masukan bukanlah relay dalam arti sebenarnya, melainkan transistor yang difungsikan sebagai relay. 2. Internal Utility Relay Bagian ini secara fisik tidak ada dan tidak menerima sinyal dari dunia luar. Bagian ini merupakan simulasi dari fungsi sebuah relay dengan tujuan untuk mengurangi relay eksternal. 3. Pencacah (Counter) Bagian ini tidak memiliki bentuk fisik karena merupakan sebuah simulasi. Pencacah diprogram untuk menghitung pulsa (clock) yang masuk. Dikarenakan bagian ini hanyalah sebuah simulasi, kecepatan berhitungnya terbatas.

4 8 4. Timers Bagian ini tidak memiliki bentuk fisik karena merupakan sebuah simulasi. Timer memiliki banyak jenis dan increment. Jenis timer yang paling sering dijumpai adalah jenis ON-delay, selain itu jenis lainnya adalah OFF-delay. Jenis increment-nya bervariasi dari 1 milidetik sampai 1 detik. 5. Relay Keluaran (Output Relay) Bagian ini memiliki bentuk fisik dan terhubung dengan dunia luar. Relay keluaran mengirim sinyal aktif/non-aktif (ON/OFF) ke beban seperti lampu, solenoid, dan lain-lain. Relay keluaran dapat berupa transistor, relay, atau pun triac, tergantung dari model yang dipilih. 6. Penyimpan data Bagian ini mempunyai register yang berfungsi untuk mempermudah penyimpanan data. Penyimpan data digunakan sebagai tempat penyimpanan sementara dari hasil perhitungan atau manipulasi data. Selain itu, juga dapat digunakan untuk menyimpan data ketika catu daya (power) PLC dimatikan. Sehingga ketika catu daya PLC dinyalakan kembali, data-data yang tersimpan masih sama seperti ketika catu daya dimatikan Operasi PLC PLC bekerja dengan cara menelusuri (scanning) program yang telah dimasukkan sebelumnya. Siklus penelusuran biasanya lebih dari 3 tahap, tetapi difokuskan pada bagian yang penting saja. Bagian-bagian lainnya hanya memeriksa sistem dan memperbaharui pencacah internal (updating internal counter) dan

5 9 nilai timer. Berikut ini adalah 3 tahap penting dari siklus penelusuran PLC seperti yang dapat dilihat pada Gambar 2.3. Periksa Status Masukan Eksekusi Program Perbaharui Status Keluaran Sumber : Gambar Siklus penelusuran PLC Proses operasi PLC adalah sebagai berikut : 1. Periksa status masukan (Check Input Status) Pada langkah ini, PLC melihat keadaan setiap masukan yang ada untuk menentukan kondisi setiap masukan tersebut apakah pada keadaan aktif atau non-aktif. Dengan kata lain, apakah sensor yang terhubung dengan masukan pertama aktif/tidak aktif, masukan kedua aktif/tidak aktif, dan seterusnya. PLC akan menyimpan data masukan tersebut ke memori untuk dapat digunakan pada langkah berikutnya. 2. Eksekusi program (Execute Program) Pada langkah kedua, PLC akan mengeksekusi program yang tersimpan di dalam memori per instruksi. Misalkan program menginginkan jika

6 10 masukan pertama aktif, maka program tersebut harus mengaktifkan keluaran pertama. Dikarenakan program yang ada telah mengetahui masukan-masukan mana saja yang aktif/tidak aktif dari langkah sebelumnya, maka program tersebut akan menentukan apakah keluaran pertama harus diaktifkan atau dinon-aktifkan berdasarkan kondisi dari masukan pertama yang diterimanya. Setelah itu, program akan menyimpan hasil eksekusi tersebut dengan tujuan untuk dapat digunakan pada langkah selanjutnya. 3. Perbaharuan status keluaran (Update Output Status) Pada langkah terakhir ini, PLC memperbaharui kondisi keluaran berdasarkan masukan mana yang aktif pada langkah pertama dan hasil eksekusi program yang dimasukkan pada langkah kedua. Berdasarkan contoh pada langkah kedua, PLC akan mengaktifkan keluaran pertama karena masukan pertama sudah aktif dan program menginstruksikan agar keluaran pertama diaktifkan pada saat kondisi ini benar. Setelah langkah ini dilalui, PLC akan kembali ke langkah pertama dan menelusuri ulang langkah-langkah tersebut secara terus menerus. Satu kali penelusuran dapat diartikan sebagai waktu yang diperlukan untuk mengeksekusi 3 langkah diatas. 2.2 Finite State Machine (FSM) FSM adalah suatu sistem yang terdiri dari sekumpulan kondisi (state), termasuk kondisi awal, sekumpulan event masukan, sekumpulan event keluaran, dan sebuah state transition fuction ( 2004). State transition function mengubah sekumpulan masukan dan current state menjadi

7 11 kumpulan keluaran dan next state. State machine dapat digambarkan sebagai sebuah fungsi yang memetakan sekumpulan event masukan (input event) menjadi sekumpulan event keluaran (output event) sesuai dengan yang diinginkan. FSM terdiri dari dua bagian penting, yaitu sekumpulan kondisi dan sekumpulan transisi antara kondisi-kondisi tersebut. State digambarkan dengan simbol lingkaran, sedangkan transisi digambarkan dengan simbol anak panah. FSM memiliki 2 model yang umum digunakan, yaitu model Mealy dan model Moore Model Mealy Gambar 2.4 menggambarkan model Mealy untuk sebuah state machine. Masukan Logika Kombinasional Untuk Keluaran dan Next State Keluaran Register State Clock Umpan Balik State Sumber : Gambar Diagram blok model Mealy Keluaran dari model Mealy tergantung pada kondisi saat itu (present state) dan nilai masukan (input) pada saat itu juga. Sehingga dapat disimpulkan keluaran akan langsung berubah ketika terjadi perubahan pada masukannya, tidak tergantung pada clock.

8 12 1/0 0/0 0/0 0/0 0/0 1/0 A B C D 1/1 1/0 Sumber : Gambar State transition diagram model Mealy Lihat Gambar 2.5, mesin ini mempunyai 4 keadaan, dan keluarannya diasosiasikan dengan masukan pada kondisi (state machine). Kondisi awal mesin adalah state A. Apabila masukannya 1 (satu), maka state berikutnya tetap pada state A dan keluarannya 0 (nol). Sedang jika diberi masukan 0 (nol), maka state berikutnya akan berpindah ke state B dan keluarannya 0 (nol). Dari state B, jika masukannya berupa 0 (nol) maka state berikutnya akan kembali ke state B dan keluarannya 0 (nol). Sedang jika diberi masukan 1 (satu), maka state berikutnya akan berpindah ke state C dan keluarannya 0 (nol). Pada state C, jika diberi masukan 1 (satu), maka state berikutnya akan kembali ke state A dan keluarannya 0 (nol). Dan jika diberi masukan 0 (nol), maka state berikutnya menjadi state D dan keluarannya 0 (nol). Terakhir untuk state D, jika diberi masukan 0 (nol), state berikutnya akan berpindah ke state B dan keluarannya 0 (nol). Sedang jika diberi masukan 1 (satu), maka state berikutnya akan berpindah ke state C dan keluarannya 1 (satu).

9 Model Moore 2.6). Model lainnya untuk state machine adalah model Moore (lihat Gambar Register Masukan Logika Kombinasional Untuk Next State Logika Kombinasional Untuk Keluaran Keluaran Clock Umpan Balik State Sumber : Gambar Diagram blok model Moore Keluaran dari model Moore hanya tergantung pada kondisi saat itu (present state). Pada Gambar 2.6, transisi state terjadi bila ada masukan clock. Dalam model ini, transisi adalah fungsi dari masukan dan present state, sedangkan keluarannya adalah fungsi dari state A/0 0 B/0 1 C/0 0 D/ E/1 1 Sumber : Gambar State transition diagram model Moore

10 14 Gambar 2.7, menunjukkan sebuah diagram state untuk model Moore yang mengerjakan fungsi yang sama seperti pada model Mealy. Perlu diketahui bahwa pada penamaan diagram state model Moore berbeda dengan penamaan pada diagram state model Mealy, transisi-transisi diberi nama dengan masukanmasukan yang menyebabkan terjadinya transisi, sedangkan state-nya diberi nama dengan keluaran yang sesuai (keluaran hanya sebuah fungsi dari state, dan tidak tergantung secara langsung pada masukan). Kondisi awalnya adalah state A dengan keluaran 0, bila ada masukan 1 maka akan berpindah ke state A dengan keluaran 0. Sedangkan bila pada state A diberi masukan 0, maka akan berpindah ke state B dengan keluaran 0. Bila pada state B diberi masukan 0 maka akan berpindah ke state B dengan keluaran 0, sedangkan bila state B diberi masukan 1 maka akan berpindah ke state C dengan keluaran 0. Pada state C, bila diberi masukan 1 maka akan berpindah ke state A dengan keluaran 0, sedangkan bila state C di beri masukan 0 maka akan berpindah ke state D dengan keluaran nol. Pada state D, bila diberi masukan 0 maka akan berpindah ke state B dengan keluaran 0, sedangkan bila state D diberi masukan 1 maka akan berpindah ke state E dengan keluaran 1. Pada state E bila diberi masukan 0, akan berpindah ke state D dengan keluaran 0, sedangkan bila state E diberi masukan 1 maka akan berpindah ke state A dengan keluaran nol. 2.3 ASM Chart Diagram alir (flowchart) merupakan cara yang tepat untuk menggambarkan urutan dari langkah-langkah prosedur yang harus dijalankan oleh sistem. Sebuah diagram alir untuk suatu algoritma perangkat keras harus memiliki karak-

11 15 teristik khusus yang dapat mewakili algoritma dari implementasi perangkat keras. Sehingga digunakanlah diagram alur khusus yang disebut dengan Algorithmic State Machine (ASM) chart untuk menentukan algoritma perangkat keras digital. Pada ASM chart terdiri dari 3 elemen dasar yaitu : 1. State Box Merupakan kotak persegi panjang yang mengandung operasi transfer register (Register Transfer Operation) atau sinyal keluaran, yang diaktifkan ketika unit pengendali berada dalam state tersebut. Penamaan untuk state diletakkan di sudut atas kiri kotak, dan kode biner untuk state diletakkan di sudut atas kanan kotak (jika digunakan). Gambar State Box dapat lihat pada Gambar 2.8. Entry Name Binary Code Register Operation Or Output Exit Sumber : Mano, Kime, 2004, p.366 Gambar State Box 2. Scalar Decision Box Menggambarkan pengaruh dari sebuah masukan pada suatu unit pengendali. Digambarkan dengan kotak berbentuk belah ketupat yang mempunyai 2 jalur keluaran (lihat Gambar 2.9), kondisi masukan berupa masukan

12 16 bilangan biner tunggal dan ekspresi Boolean. Sebuah jalur keluaran akan terpakai jika kondisi masukan adalah True (1), dan jalur keluaran yang satunya lagi akan terpakai jika kondisi masukan adalah False (0). Entry 0 Condition 1 Exit 0 Exit 1 Sumber : Mano, Kime, 2004, p.366 Gambar Scalar Decision Box 3. Conditional Output Box Digambarkan dengan bentuk kotak oval, seperti yang ditunjukan pada Gambar Bentuk ujung yang melengkung, membedakannya dengan State Box. Jalur masukan ke sebuah Conditional Output Box dari sebuah State Box, harus melalui satu atau lebih Decision Box. Jika kondisi pada jalur Decision Box (yang berasal dari State Box) ke sebuah Conditional Output Box terpenuhi, maka transfer register atau keluaran yang tercantum didalam Conditional Output Box akan aktif.

13 17 Entry From Decision Box Register Operation Or Output Exit Sumber : Mano, Kime, 2004, p.366 Gambar Conditional Output Box Untuk memberi kemudahan, maka ditambahkan elemen ke-4 yaitu, Vector Decision Box (lihat Gambar 2.11). Menggambarkan pengaruh dari suatu fungsi vektor dari masukan-masukan pada pengendali. Vector Decision Box digambarkan dengan kotak bentuk segi enam yang memiliki jalur keluaran sebanyak 2 n, untuk suatu n-bit masukan. Kondisi masukannya berupa suatu data dengan n-bit bilangan biner atau ekspresi Boolean dari n > 1. Jalur keluaran digunakan jika nilai dari data sesuai dengan label yang dicantumkan pada jalur keluaran. Entry Exit 0 Exit 1... n-bit Condition... Exit 2 n -1 Sumber : Mano, Kime, 2004, p.366 Gambar Vector Decision Box

14 18 ASM Chart merupakan suatu bentuk dari state diagram untuk rangkaian unit pengendali sekuensial. Setiap State Box sama dengan lingkaran yang terdapat pada State Diagram. Decision Box sama dengan nilai-nilai masukan pada garis-garis yang menghubungkan lingkaran-lingkaran dalam State Diagram. Transfer register dan keluaran yang terdapat di dalam State Box dan Conditional Output Box dapat disamakan dengan keluaran dari rangkaian sekuensial. Lihat Gambar 2.12, keluaran yang terdapat di dalam State Box dan juga yang terdapat dalam lingkaran pada State Diagram disebut sebagai model Moore. 0 S [0] IN F 1 0 S1 T [0] 1 IN F 2 S2 T 10 [1] H OUT 1 F IN T Sumber : Gambar ASM Chart model Moore Lihat gambar 2.13, keluaran yang terdapat di dalam Conditional Output Box sama dengan nilai-nilai masukan pada garis-garis yang menghubungkan an-

15 19 tar state dalam State Diagram. Karena tergantung pada masukan-masukan, maka disebut sebagai model Mealy. S0 0 0/ 0 0 IN F 0/0 1/0 S1 T 1 1 IN F 1/1 T H OUT Sumber : Gambar ASM Chart model Mealy Jadi, jika suatu ASM Chart adalah model Moore maka tidak terdapat Conditional Output Box dan jika dalam suatu ASM chart adalah model Mealy maka terdapat Conditional Output Box. 2.4 FSM based PLC (Finite State Machine based Programmable Logic Controller) FSM adalah suatu model sistem yang memiliki banyak cara untuk merancangnya seperti berbasiskan mikrokontroler, PLC, PC, dan sebagainya. Jika sebuah sistem membutuhkan sebuah pengendali yang menghubungkan keluaran

16 20 dari suatu state ke state lain berdasarkan kondisi masukan saat itu, salah satu caranya adalah dengan menggunakan sebuah metode yang disebut FSM (Finite State Machine). Jika desain sistem yang diinginkan hanya membutuhkan suatu pengendali untuk menerima sejumlah masukan dan mengendalikan sejumlah keluaran yang sudah ditentukan, maka cara terbaik untuk desain tersebut adalah menggunakan PLC. Jadi FSM based PLC adalah sebuah PLC yang menggunakan konsep FSM sebagai dasar dalam merancang unit pengendali. FSM based PLC ditujukan untuk mempermudah perubahan sebuah proses, dari suatu produk tertentu menjadi produk yang lain dengan menggunakan mesin yang sama tanpa perlu merubah rangkaian, melainkan hanya dengan mengubah program. 2.5 Relay Relay adalah saklar elektromekanik sederhana yang dibuat dari elektromagnet dan satu set kontak, lihat Gambar (Marshall Brain, 2004). Relay diaktifkan oleh arus listrik yang mengalir pada kumparan yang terdapat di dalamnya dan menghasilkan medan magnet. Medan magnet tersebut akan menarik saklar yang ada, sehingga mengakibatkan saklar dapat terbuka atau tertutup. Relay banyak digunakan dalam aplikasi industri dikarenakan sifatnya yang sederhana, tahan lama, dan mempunyai kehandalan yang tinggi. Selain dibidang industri, relay juga banyak digunakan untuk melindungi sistem kelistrikan terhadap gangguan (noise). Selain terbuat dari rangkaian elektronik, ada juga relay

17 21 yang dihasilkan dengan memanfaatkan rangkaian pneumatic dan hidrolik, dimana masukannya berupa arus listrik dan keluarannya berupa mekanik. Sumber : Gambar Bagian dalam Relay Relay terdiri dari sebuah sensing unit dan kumparan yang diaktifkan oleh arus DC ataupun AC, lihat Gambar Ketika catu daya diberikan ke kumparan, kumparan akan menghasilkan suatu medan magnet yang akan menarik sensing unit. Pada saat sensing unit tertarik, maka sensing unit akan menutup kontak yang terbuka atau membuka kontak yang tertutup. Sumber Tegangan 220V AC Relay Gambar Rangkaian relay sederhana Sumber Tegangan 12V DC

18 22 2 fungsi dasar relay adalah : 1. Kendali aktif/non-aktif (On/Off control) Contohnya pada sebuah AC (Air Conditioning), relay digunakan untuk mengendalikan beban yang memerlukan daya besar seperti kompresor. 2. Pembatas (Limit control) Relay ini berfungsi sebagai pengendali kecepatan motor, yang akan menghentikan jika motor tersebut berputar lebih lambat atau lebih cepat dari kecepatan yang diinginkan. Ada beberapa jenis relay elektromekanik, yaitu a. Relay umum Relay ini dibatasi oleh jumlah arus yang dapat mengalir pada kontak saklar. Pada umumnya, relay ini mempunyai 5 sampai 8 kaki dan dapat berupa satu atau dua jalur. b. Power Relay Power relay mampu mengendalikan beban dengan daya yang besar. Kontak saklar relay ini mampu dialiri arus 10 hingga 50 Ampere, bahkan lebih. c. Penghubung (Contactor) Relay ini merupakan jenis khusus dari power relay, yang digunakan dalam aplikasi industri untuk mengendalikan arus dan tegangan tinggi. d. Relay waktu tunda (Time Delay Relay) Pada relay ini, kontak tidak langsung terbuka atau tertutup setelah kumparan diaktifkan. Kontak akan membuka atau menutup selama interval waktu ter-

19 23 tentu setelah kumparan diaktifkan. Relay ini memiliki 2 jenis, yaitu delay-on operate dan delay-on-release Kontak (Contact) Kontak adalah bagian yang terpenting dari sebuah relay. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi karakteristik relay antara lain bahan-bahan dari kontak relay, besar tegangan dan arus yang melaluinya, jenis beban, dan frekuensi kerja (operating frequency). Untuk memperpanjang masa pakai sebuah relay, dibutuhkan sebuah rangkaian pelindung untuk mengurangi gangguan (noise) dan mencegah terjadinya penimbunan karbon pada permukaan kontak. Komponen-komponen yang dapat melindungi kontak antara lain resistor. Beberapa jenis susunan kontak relay, antara lain : a. Kontak bentuk A Merupakan sebuah kontak jenis Normally Open (NO), dimana kontak dalam keadaan terbuka ketika kumparan tidak diberi tegangan dan tertutup ketika kumparan diberi tegangan. b. Kontak bentuk B Merupakan sebuah kontak jenis Normally Closed (NC), dimana kontak dalam keadaan tertutup ketika kumparan tidak diberi tegangan dan terbuka ketika kumparan diberi tegangan. c. Kontak bentuk C Merupakan kombinasi dari kontak bentuk A dan bentuk B, dimana Normally Open dan Normally Closed terdapat pada sebuah relay.

20 Motor Beberapa jenis motor DC, contohnya adalah motor stepper, motor servo, motor dengan sikat atau tanpa sikat Motor Stepper Motor stepper terdiri dari berbagai macam ukuran dan kekuatan torsi, mulai dari ukuran kecil yang digunakan pada floppy disc drive, sampai motor stepper dengan ukuran besar yang digunakan pada mesin-mesin industri. Pada umumnya motor stepper dibagi menjadi 2 jenis, yaitu jenis bipolar dan unipolar. Motor stepper bipolar mempunyai 4 kabel, sedangkan motor stepper unipolar mempunyai 5, 6, atau 8 kabel. Sumber : Gambar Kumparan pada motor stepper Gambar 2.16, menggambarkan bagian dalam dari sebuah motor stepper unipolar yang mempunyai dua kumparan dengan jumlah lilitan yang sama dan tidak terhubung satu sama lain. Setiap kumparan mempunyai center-tap, berupa sebuah kabel yang keluar di tengah kumparan antara dua terminal. Center-tap dapat diketahui dengan mengukur hambatannya (resistance) menggunakan ohmmeter yang sesuai (mampu mengukur hambatan lebih kecil dari 10 ohm). Besar-

21 25 nya hambatan dari terminal ke center-tap, setengah kalinya dari besar hambatan di antara dua terminal kumparan. Biasanya besar hambatan kumparan tertulis pada motor. Sebagai contoh tertulis 5 ohms/phase, ini berarti hambatan dari center-tap ke terminal kumparan sebesar 5 ohm dan besar hambatan dari terminal ke terminal sebesar 10 ohm. - + Sumber Tegangan DC Sumber : http :// Gambar Konsep kerja motor stepper Pada Gambar 2.17, arus mengalir melalui kumparan sehingga menghasilkan medan magnet yang menarik magnet permanen rotor yang terhubung dengan AS (shaft) dari motor. Prinsip dasar dari pengendalian motor stepper adalah membalikkan arah arus yang mengalir pada dua kumparan motor stepper secara berurutan. Dikarenakan memiliki dua kumparan dan dua arah, maka motor stepper memiliki urutan 4-phase. Dengan mendapatkan urutan terminal yang benar, maka motor akan berputar secara berurutan terus menerus.

22 26 V+ V+ V+ V+ CT CT CT CT T 1A T 1B Kumparan 1 T 1A Kumparan 1 T 1B T 1A T 1B Kumparan 1 T 1A T Kumparan 1 1B T Kumparan 2 2A T 2B T Kumparan 2 2A T 2B T Kumparan 2 2A T 2B Kumparan 2 T T 2A 2B CT CT CT CT V+ V+ V+ V+ Gambar Pola perpindahan tegangan positif dan Ground pada motor stepper unipolar Pada pengendali motor stepper bipolar, arus balik dihasilkan dengan membalik polaritas kedua terminal kumparan. Sedangkan pengendali motor stepper unipolar menggunakan center-tap untuk menghasilkan arus balik. Center-tap tersebut dihubungkan ke kutub positif dari catu daya, dan salah satu dari empat terminal dihubungkan ke tanah untuk mendapatkan satu step pergerakan motor. Sedang untuk mendapatkan pergerakan motor yang continuous, hubungkan terminal lain ke tanah secara berurutan (lihat Gambar 2.18). Arus dapat mengalir dengan dua arah, tetapi dalam satu saat hanya boleh setengah kumparan yang aktif. Ini artinya keempat terminal tidak boleh dihubungkan ke tanah pada saat bersamaan. Sumber Daya 2 Sumber Daya 1 1a 2b 1b 2a 1 2b a b a b 2 1b 1a 2a Sumber : Gambar Skematik motor stepper unipolar

23 27 Center-tap kumparan dihubungkan ke sumber tegangan positif dan terminal dari tiap kumparan secara bergantian dihubungkan ke tanah dengan urutan yang benar agar dapat menarik rotor, seperti yang ditunjukan oleh Gambar 2.19 (ingat bahwa sebuah arus yang melalui sebuah koil menghasilkan medan magnet). Konsep diagram ini menggambarkan 90 o step per phase. Dalam dasar urutan searah jarum jam Wave Drive, gulungan 1a tidak aktif dan 2a aktif untuk menuju ke fase berikutnya. Rotor diarahkan dari satu kumparan ke kumparan selanjutnya, menghasilkan sebuah siklus terus menerus. Perlu diketahui bahwa jika 2 kumparan aktif, maka rotor akan tertarik diantara 2 kumparan tersebut Motor DC Pada umumnya sebuah motor DC bila dilihat dari luar akan nampak seperti sebuah kaleng yang mempunyai bagian motor, poros, tutup yang terbuat dari bahan nilon, dan dua buah kabel (lihat Gambar 2.20). Jika kita hubungkan kedua kabel tesebut (positif-negatif) ke sebuah baterai, maka poros akan berputar (misalnya, maju). Dan jika kita balik hubungan kedua kabel (negatif-positif) tersebut, maka poros akan berputar berlawanan arah (mundur). Sumber : Gambar Bentuk motor DC

24 28 Sumber : Gambar Tutup nilon motor DC Tutup nilon pada motor DC ditahan oleh dua buah besi, bagian dari kaleng. Dengan membuka kedua besi tersebut, tutup nilon pada motor DC dapat ditarik. Pada tutup nilon, terdapat sikat-sikat yang berfungsi menyalurkan daya dari baterai ke commutator sehingga motor berputar, lihat Gambar Sumber : Gambar Bagian Commutator dan Armature Bagian-bagian lainnya dari motor DC adalah poros yang terdiri dari armature dan commutator (lihat Gambar 2.22). Armature merupakan satu set elektromagnet, pada contoh ini ada 3 buah elektromagnet. Armature pada motor ini merupakan suatu potongan besi-besi tipis yang disusun bersama-sama, de-

25 29 ngan kabel tembaga kecil yang dililit di setiap kutub dari tiga kutub Armature. Akhir dari setiap kabel (sebuah kabel untuk tiap kutub) disolder ke sebuah terminal, lalu setiap teminal dari 3 terminal dihubungkan ke sebuah Commutator. Sumber : Gambar Bagian medan magnet Bagian terakhir dari motor DC adalah medan magnet (lihat Gambar 2.23). Medan magnet pada motor DC dihasilkan oleh kaleng itu dan dua buah magnet lengkung permanen. Di antara sela-sela magnet terdapat sebuah klip yang berfungsi untuk menekan ujung-ujung dari kedua magnet Photodioda Photodioda merupakan sebuah komponen elektrik (lihat Gambar 2.24) dan sejenis Photodetector. Photodioda adalah suatu p-n junction yang dibuat agar responsif terhadap masukan cahaya (Optical Input). Sumber : Gambar Photodioda

26 30 Photodioda dapat digunakan dalam bias nol (Zero Bias) maupun bias balik (Reverse Bias). Pada bias nol, cahaya yang jatuh pada dioda menyebabkan terbentuknya tegangan dan arus berarah bias maju (Forward bias). Sedangkan pada bias balik, dioda memiliki nilai hambatan yang sangat besar. Besar nilai hambatan akan berkurang ketika junction disinari oleh cahaya dengan frekuensi tertentu.

IMPLEMENTASI FSM BASED PLC SEBAGAI PENGENDALI PROTOTIPE MESIN PENCUCI MOBIL OTOMATIS

IMPLEMENTASI FSM BASED PLC SEBAGAI PENGENDALI PROTOTIPE MESIN PENCUCI MOBIL OTOMATIS vii UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Komputer Program Studi Sistem Digital Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2003/2004 IMPLEMENTASI FSM BASED PLC SEBAGAI PENGENDALI PROTOTIPE MESIN

Lebih terperinci

BAB II SISTEM KENDALI, DIAGRAM TANGGA & PLC. Sejarah Perkembangan Sistem Kendali dan Otomtisasi Industri

BAB II SISTEM KENDALI, DIAGRAM TANGGA & PLC. Sejarah Perkembangan Sistem Kendali dan Otomtisasi Industri BAB II SISTEM KENDALI, DIAGRAM TANGGA & PLC 2.1 Sejarah Perkembangan Sistem Kendali dan Otomtisasi Industri Pada awalnya, proses kendali mesin-mesin dan berbagai peralatan di dunia industri yang digerakkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Programmable Logic Controller Proses di berbagai bidang industri manufaktur biasanya sangat kompleks dan melingkupi banyak subproses. Setiap subproses perlu dikontrol secara seksama

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan

II. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Programmable Logic Controller (PLC) PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan rele yang dijumpai pada sistem kendali proses konvensional [1].

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun

BAB III LANDASAN TEORI. lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Waste Water Treatment Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun industri

Lebih terperinci

Bab VI. Motor Stepper

Bab VI. Motor Stepper Bab VI Motor Stepper 64 6.1. Pendahuluan Motor stepper adalah motor DC yang khusus berputar dalam suatu derajat yang tetap yang disebut step (langkah). Satu step antara 0,9 sampai 90. Motor stepper terdiri

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Keras ( Hardware) Dalam pembuatan tugas akhir ini diperlukan penguasaan materi yang digunakan untuk merancang kendali peralatan listrik rumah. Materi tersebut merupakan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi FSM based PLC Spesifikasi dari FSM based PLC adalah sebagai berikut : 1. memiliki 7 buah masukan. 2. memiliki 8 buah keluaran. 3. menggunakan catu daya 5

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE

BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE 3.1 TUJUAN PERANCANGAN Pada prinsipnya tujuan dari perancangan alat dan program adalah untuk mempermudah didalam merealisasikan perakitan atau pembuatan alat dan program yang

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

Lebih terperinci

Yudha Bhara P

Yudha Bhara P Yudha Bhara P. 2208 039 004 1. Pertanian merupakan pondasi utama dalam menyediakan ketersediaan pangan untuk masyarakat Indonesia. 2. Pertanian yang baik, harus didukung dengan sistem pengairan yang baik

Lebih terperinci

BAB I SISTEM KONTROL TNA 1

BAB I SISTEM KONTROL TNA 1 BAB I SISTEM KONTROL Kata kontrol sering kita dengar dalam pembicaraan sehari-hari. Kata kontrol disini dapat diartikan "mengatur", dan apabila kita persempit lagi arti penggunaan kata kontrol dalam teknik

Lebih terperinci

PERCOBAAN 3 I. JUDUL PERCOBAAN PLC

PERCOBAAN 3 I. JUDUL PERCOBAAN PLC PERCOBAAN 3 I. JUDUL PERCOBAAN PLC II. TUJUAN PERCOBAAN 1. Mahasiswa memahami dasar-dasar pemrograman pada PLC 2. Mahasiswa mampu membuat dan menganalisa suatu program PLC 3. Mahasiswa memahami fungsi-fungsi

Lebih terperinci

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SUATU PEMAHAMAN DASAR PERALATAN PENGENDALI DI INDUSTRI BAGI MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SUATU PEMAHAMAN DASAR PERALATAN PENGENDALI DI INDUSTRI BAGI MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SUATU PEMAHAMAN DASAR PERALATAN PENGENDALI DI INDUSTRI BAGI MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI Pengenalan PLC PLC merupakan sistem operasi elektronik digital yang dirancang untuk

Lebih terperinci

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK Dwi Aji Sulistyanto PSD III Teknik Elektro Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK Pada industri

Lebih terperinci

Bab 3 PLC s Hardware

Bab 3 PLC s Hardware Bab 3 PLC s Hardware Sasaran Mahasiswa mampu : o Memahami definisi PLC o Menyebutkan jenis jenis PLC o Menyebutkan bagian bagian hardware PLC o Menjelaskan prinsip kerja bagian bagian hardware PLC 3.1

Lebih terperinci

Programmable Logic Controller (PLC) Pendahuluan

Programmable Logic Controller (PLC) Pendahuluan Modul 7 Programmable Logic Controller (PLC) Pendahuluan Numerical Control & Industrial Robotics menekankan pada pengendalian gerakan (proses kontinu) pengendalian gerakan (proses kontinu) Sedangkan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Proses alur penelitian Dalam penelitian ini ada beberapa tahap atau langkah-langkah yang peneliti lakukan mulai dari proses perancangan model hingga hasil akhir dalam

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan,

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan, 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem kontrol (control system) Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan, memerintah dan mengatur keadaan dari suatu sistem. [1] Sistem kontrol terbagi

Lebih terperinci

BAB III TEORI DASAR. o Lebih mudah untuk menemukan kesalahan dan kerusakan karena PLC memiliki fasilitas self diagnosis.

BAB III TEORI DASAR. o Lebih mudah untuk menemukan kesalahan dan kerusakan karena PLC memiliki fasilitas self diagnosis. BAB III TEORI DASAR 3.1 Programmable Logic Controller (PLC) Programmable logic controller (PLC) adalah sebuah perangkat yang dirancang untuk menggantikan sistem control elektrik berbasis relai yang mulai

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan Otomasi Sistem

Bab 1 Pendahuluan Otomasi Sistem Bab 1 Pendahuluan Otomasi Sistem Sasaran : Mahasiswa memiliki kemampuan untuk: Mendefinisikan istilah istilah yang berhubungan dengan automasi dan PLC Mengetahui macam macam input dan output device PLC

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pergerakan meja kerja digerakan oleh sebuah motor sebagai penggerak dan poros

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pergerakan meja kerja digerakan oleh sebuah motor sebagai penggerak dan poros 46 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penggerak Poros Ulir Pergerakan meja kerja digerakan oleh sebuah motor sebagai penggerak dan poros ulir sebagai pengubah gaya puntir motor menjadi gaya dorong pada meja kerja

Lebih terperinci

Pendahuluan. Prinsip Kerja Motor Stepper

Pendahuluan. Prinsip Kerja Motor Stepper Pendahuluan Motor stepper adalah perangkat elektromekanis yang bekerja dengan mengubah pulsa elektronis menjadi gerakan mekanis diskrit. Motor stepper bergerak berdasarkan urutan pulsa yang diberikan kepada

Lebih terperinci

APLIKASI ZELIO SOFT 2 PADA SISTEM KEAMANAN SMART ROOM DENGAN MENGGUNAKAN SMART RELAY

APLIKASI ZELIO SOFT 2 PADA SISTEM KEAMANAN SMART ROOM DENGAN MENGGUNAKAN SMART RELAY APLIKASI ZELIO SOFT 2 PADA SISTEM KEAMANAN SMART ROOM DENGAN MENGGUNAKAN SMART RELAY C13 Nyayu Latifah Husni [1], Ade Silvia Handayani. [2], Rani Utami [3] Abstrak Teknologi yang semakin maju dan terus

Lebih terperinci

APLIKASI PLC PADA PENGENDALIAN MESIN BOR OTOMATIS DENGAN SISTEM MONITORING BERBASIS VISUAL BASIC 6.0

APLIKASI PLC PADA PENGENDALIAN MESIN BOR OTOMATIS DENGAN SISTEM MONITORING BERBASIS VISUAL BASIC 6.0 APLIKASI PLC PADA PENGENDALIAN MESIN BOR OTOMATIS DENGAN SISTEM MONITORING BERBASIS VISUAL BASIC 6.0 JUNIMAR TIKA AFFITRI 5223050346 ANGGI NURSANTI 5223053214 Tugas Akhir ini diajukan untuk memenuhi salah

Lebih terperinci

Laboratorium Sistem Komputer dan Otomasi Departemen Teknik Elektro Otomasi Fakultas Vokasi Institut Teknologi Sepuluh November

Laboratorium Sistem Komputer dan Otomasi Departemen Teknik Elektro Otomasi Fakultas Vokasi Institut Teknologi Sepuluh November PRAKTIKUM 1 COUNTER (ASINKRON) A. OBJEKTIF 1. Dapat merangkai rangkaian pencacah n bit dengan JK Flip-Flop 2. Dapat mendemonstrasikan operasi pencacah 3. Dapat mendemonstrasikan bagaimana modulus dapat

Lebih terperinci

BAB V PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

BAB V PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER 5 1 BAB V PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER 5.1 Pengantar Pada aplikasi industri, banyak dibutuhkan implementasi pengontrol proses yang akan beraksi menghasilkan output sebagai fungsi dari state, perubahan

Lebih terperinci

DASAR MOTOR STEPPER. I. Pendahuluan.

DASAR MOTOR STEPPER. I. Pendahuluan. DASAR MOTOR STEPPER I. Pendahuluan Motor stepper adalah perangkat elektromekanis yang bekerja dengan mengubah pulsa elektronis menjadi gerakan mekanis diskrit. Motor stepper bergerak berdasarkan urutan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Didalam merancang sistem yang akan dibuat ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelumnya, pertama-tama mengetahui prinsip kerja secara umum dari sistem yang akan dibuat

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM KENDALI. Kontrol Putaran Motor DC. Dosen Pembimbing Ahmad Fahmi

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM KENDALI. Kontrol Putaran Motor DC. Dosen Pembimbing Ahmad Fahmi LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM KENDALI Kontrol Putaran Motor DC Dosen Pembimbing Ahmad Fahmi Oleh: Andrik Kurniawan 130534608425 PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I KOMPONEN DAN RANGKAIAN LATCH/PENGUNCI

BAB I KOMPONEN DAN RANGKAIAN LATCH/PENGUNCI BAB I KOMPONEN DAN RANGKAIAN LATCH/PENGUNCI 1. Tujuan Percobaan Mengetahui Dan Memahami Cara Kerja Komponen yang Menyusun Rangkaian Pengunci (Latch): Push Button, Relay, Kontaktor. Membuat Aplikasi Rangkaian

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Mesin bending Megobal

BAB II DASAR TEORI Mesin bending Megobal BAB II DASAR TEORI Bab ini menjelaskan tentang dasar teori dan penjelasan detail mengenai mesin bending dan peralatan yang digunakan dalam skripsi ini. Peralatan yang dibahas adalah Human Machine Interface

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem deteksi keberhasilan software QuickMark untuk mendeteksi QRCode pada objek yang bergerak di conveyor. Garis besar pengukuran

Lebih terperinci

Implementasi Pengendali PLC Pada Sistem Motor Tiga Phasa Untuk Star Y/

Implementasi Pengendali PLC Pada Sistem Motor Tiga Phasa Untuk Star Y/ 18 Implementasi Pengendali PLC Pada Sistem Motor Tiga Phasa Untuk Star Y/ Ade Elbani Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura Pontianak e-mail : adeelbani@yahoo.com Abstract Pada

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. robotika. Salah satu alasannya adalah arah putaran motor DC, baik searah jarum jam

BAB 2 LANDASAN TEORI. robotika. Salah satu alasannya adalah arah putaran motor DC, baik searah jarum jam BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Jenis Jenis Motor DC Motor DC merupakan jenis motor yang paling sering digunakan di dalam dunia robotika. Salah satu alasannya adalah arah putaran motor DC, baik searah jarum jam

Lebih terperinci

Bab 2 Relay Prinsip dan Aplikasi

Bab 2 Relay Prinsip dan Aplikasi Bab 2 Relay Prinsip dan Aplikasi Sasaran : Mahasiswa mampu : Menjelaskan prinsip kerja relay Mengetahui macam macam relay dan bagaimana simbolnya dalam rangkaian Mendesain relay logic ladder untuk mengendalikan

Lebih terperinci

DAFTAR ISTILAH. : perangkat keras sistem : perangkat lunak sistem. xiii

DAFTAR ISTILAH. : perangkat keras sistem : perangkat lunak sistem. xiii DAFTAR ISTILAH USART : Jenis komunikasi antar mikrokontroler tipe serial yang menggunakan pin transmitter dan receiver. Membership function : Nilai keanggotaan masukan dan keluaran dari logika fuzzy. Noise

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan dari hasil uji coba yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain :

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan dari hasil uji coba yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain : BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan dari hasil uji coba yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain : Komputer juga dapat digunakan untuk mengontrol lampu listrik rumah dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 sampai dengan

Lebih terperinci

DASAR-DASAR LISTRIK ARUS AC

DASAR-DASAR LISTRIK ARUS AC BAB X DASAR-DASAR LISTRIK ARUS AC Tujuan Pembelajaran : - Memahami Dasar-dasar listrik AC - Mengetahui prinsip kerja dan kontruksi Generator A. PERBEDAAN AC DAN DC Perbedaan arus bolak-balik dan arus searah

Lebih terperinci

INSTALASI MOTOR LISTRIK

INSTALASI MOTOR LISTRIK SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TIPTL MATA DIKLAT : INSTALASI MOTOR LISTRIK 40 SOAL PILIHAN GANDA PAKET A. Yang dimaksud dengan gambar di samping. a. Kontak NO b. Kontak NC c. Kontak Koil d. Kontak

Lebih terperinci

SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KENDALI ELEKTRONIK (011/KK/10) JUMLAH SOAL : PAKET : A

SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KENDALI ELEKTRONIK (011/KK/10) JUMLAH SOAL : PAKET : A SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KALI ELEKTRONIK (0/KK/0) JUMLAH SOAL : PAKET : A 40 SOAL PILIHAN GANDA PAKET A. Yang dimaksud dengan gambar di samping. a. Kontak

Lebih terperinci

t o l e a r n t o k n o w P L C BASIC I Instruktur : TOTOK NUR ALIF S.Pd NIP

t o l e a r n t o k n o w P L C BASIC I Instruktur : TOTOK NUR ALIF S.Pd NIP t o l e a r n t o k n o w P L C BASIC I Instruktur : TOTOK NUR ALIF S.Pd NIP. 19720101 200312 1 011 1 SELAMAT DATANG DI DUNIA PLC ( PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER ) SERI OMRON CPM 2 A PRODUKSI TAHUN 2003

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Sumber : PT OMRON Elektronik (2003), PLC Basic Training Manual.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Sumber : PT OMRON Elektronik (2003), PLC Basic Training Manual. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 PLC (Programmable Logic Controller) Sumber : PT OMRON Elektronik (2003), PLC Basic Training Manual. Sebelum adanya Programmable Logic Controller (PLC), sudah banyak peralatan kontrol

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 62 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan dari pembuatan alat ini telah telaksana dengan baik atau tidak, maka perlu dilakukan pengujian dan analisa terhadap alat yang dibuat.

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Aspek Perancangan Dalam Modifikasi Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan perencanaan, pemasangan dan pengujian. Dalam hal tersebut timbul

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir Teknik Refrigerasi dan Tata Udara 2012 BAB II DASAR TEORI

Laporan Tugas Akhir Teknik Refrigerasi dan Tata Udara 2012 BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Motor DC Motor listrik berfungsi untuk mengubah daya listrik menjadi daya mekanik dengan prinsip kerjanya adalah jika ada sepotong kawat dialiri arus listrik terletak diantara dua

Lebih terperinci

APLIKASI PLC OMRON CPM 1 A 30 I/O UNTUK PROSES PELABELAN BOTOL SECARA OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK ABSTRAK

APLIKASI PLC OMRON CPM 1 A 30 I/O UNTUK PROSES PELABELAN BOTOL SECARA OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK ABSTRAK APLIKASI PLC OMRON CPM 1 A 30 I/O UNTUK PROSES PELABELAN BOTOL SECARA OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK ABSTRAK Programmable Logic Control atau lebih dikenal PLC dengan adalah suatu peralatan

Lebih terperinci

MODUL PEMANFAATAN JALUR KOMUNIKASI RS 485 UNTUK SIMULASI KENDALI JARAK JAUH PLC MASTER K 10S1

MODUL PEMANFAATAN JALUR KOMUNIKASI RS 485 UNTUK SIMULASI KENDALI JARAK JAUH PLC MASTER K 10S1 MODUL PEMANFAATAN JALUR KOMUNIKASI RS 485 UNTUK SIMULASI KENDALI JARAK JAUH PLC MASTER K 10S1 Edhy Andrianto L2F 303438 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro ABSTRAK Pengaturan

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Blok Diagram Programable Controller

Gambar 2.1 Blok Diagram Programable Controller BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengenalan PLC PLC merupakan singkatan 1 dari Programmabel Logic Controller, Programmabel artinya menunjukan kemampuan nya yang dapat dengan mudah diubah-ubah sesuai program

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. mudah digunakan (user friendly) yang memiliki fungsi kendali untuk berbagai tipe

BAB III LANDASAN TEORI. mudah digunakan (user friendly) yang memiliki fungsi kendali untuk berbagai tipe BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Programmable Logic Controller (PLC) Programmable Logic Controller (PLC) adalah komputer elektronik yang mudah digunakan (user friendly) yang memiliki fungsi kendali untuk berbagai

Lebih terperinci

MAKALAH. TIMER / TDR (Time Delay Relay)

MAKALAH. TIMER / TDR (Time Delay Relay) MAKALAH TIMER / TDR (Time Delay Relay) DISUSUN OLEH : MUH. HAEKAL SETO NUGROHO 5115116360 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2014 Latar Belakang Dalam dunia

Lebih terperinci

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel A. Tujuan Mahasiswa mampu dan terampil melakukan pemasangan instalasi listrik secara seri, paralel, seri-paralel, star, dan delta. Mahasiswa mampu menganalisis rangkaian

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 PLC

BAB II DASAR TEORI 2.1 PLC BAB II DASAR TEORI 2.1 PLC (Progammable Logic Controller) PLC adalah peralatan elektronika yang beroperasi secara digital, yang menggunakan programable memori untuk menyimpan internal bagi intruksi intruksi

Lebih terperinci

Pertemuan PLC s Hardware. Handy Wicaksono Jurusan Teknik Elektro Universitas Kristen Petra

Pertemuan PLC s Hardware. Handy Wicaksono Jurusan Teknik Elektro Universitas Kristen Petra Pertemuan 3 3. PLC s Hardware Handy Wicaksono Jurusan Teknik Elektro Universitas Kristen Petra Sasaran Mahasiswa mampu : Memahami definisi PLC Menyebutkan jenis jenis PLC Menyebutkan bagian bagian hardware

Lebih terperinci

SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KENDALI ELEKTRONIK (011/KK/10) JUMLAH SOAL : PAKET : B

SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KENDALI ELEKTRONIK (011/KK/10) JUMLAH SOAL : PAKET : B SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KALI ELEKTRONIK (0/KK/0) JUMLAH SOAL : PAKET : B 40 SOAL PILIHAN GANDA PAKET B. Gambar actuator SILINDER SINGLE ACTION adalah

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. diantaranya adalah keluaran (output), proses dan masukan (input). Gambar 2.1 Ilustrasi Pada Kerja Robot

BAB II TEORI DASAR. diantaranya adalah keluaran (output), proses dan masukan (input). Gambar 2.1 Ilustrasi Pada Kerja Robot BAB II TEORI DASAR 2.1 Umum Pada dasarnya terdiri tiga bagian pokok yang terdapat pada robot diantaranya adalah keluaran (output), proses dan masukan (input). Sehingga dalam pembahasan akan dapat dipermudah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sudah menjadi trend saat ini bahwa pengendali suatu alat sudah banyak yang diaplikasikan secara otomatis, hal ini merupakan salah satu penerapan dari perkembangan teknologi dalam

Lebih terperinci

Abstrak. Susdarminasari Taini-L2F Halaman 1

Abstrak. Susdarminasari Taini-L2F Halaman 1 Makalah Seminar Kerja Praktek PERANCANGAN APLIKASI PLC OMRON SYSMAC CPM1A PADA TRAFFIC LIGHT DI LABORATORIUM TEKNIK KONTROL OTOMATIK TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS DIPONEGORO Susdarminasari Taini (L2F009034)

Lebih terperinci

MOTOR DC BRUSHLESS TIGA FASA-SATU KUTUB

MOTOR DC BRUSHLESS TIGA FASA-SATU KUTUB ORBITH Vol. 8 No. 1 Maret 2012: 32-37 MOTOR DC BRUSHLESS TIGA FASA-SATU KUTUB Oleh : Djodi Antono Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang Jln. Prof. Sudarto Tembalang Semarang 50275

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. PLC 3.1.1. Pengertian PLC Programmable Logic Controller (PLC) pada dasarnya adalah sebuah komputer yang khusus dirancang untuk mengontrol suatu proses atau mesin. Proses yang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Teknik Elektro Jurusan. Teknik Elektro Universitas Lampung

III. METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Teknik Elektro Jurusan. Teknik Elektro Universitas Lampung III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu : November 2011 Maret 2013 Tempat : Laboratorium Teknik Kendali Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung B. Alat dan Bahan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Kontrol Sistem kontrol adalah proses pengaturan ataupun pengendalian terhadap satu atau beberapa besaran (variabel, parameter) sehingga berada pada suatu harga atau dalam

Lebih terperinci

Apa itu Kontaktor? KONTAKTOR MAGNETIK / MAGNETIC CONTACTOR (MC) 11Jul. pengertian kontaktor magnetik Pengertian Magnetic Contactor

Apa itu Kontaktor? KONTAKTOR MAGNETIK / MAGNETIC CONTACTOR (MC) 11Jul. pengertian kontaktor magnetik Pengertian Magnetic Contactor pengertian kontaktor magnetik Pengertian Magnetic Contactor Apa itu Kontaktor? Kontaktor (Magnetic Contactor) yaitu peralatan listrik yang bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik Pada kontaktor

Lebih terperinci

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO SISTEM PENGATURAN MESIN PEMOTONG KENTANG BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER Deny Wiria Nugraha * Abstract PLC (Programmable Logic Controller) is a system that can

Lebih terperinci

BAB III PENGASUTAN MOTOR INDUKSI

BAB III PENGASUTAN MOTOR INDUKSI BAB III PENGASUTAN MOTOR INDUKSI 3.1 Umum Masalah pengasutan motor induksi yang umum menjadi perhatian adalah pada motor-motor induksi tiga phasa yang memiliki kapasitas yang besar. Pada waktu mengasut

Lebih terperinci

WORKSHOP INSTRUMENTASI MODUL PRAKTIKUM PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

WORKSHOP INSTRUMENTASI MODUL PRAKTIKUM PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER WORKSHOP INSTRUMENTASI MODUL PRAKTIKUM PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER PRODI D3 METROLOGI DAN INSTRUMENTASI JURUSAN TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Lebih terperinci

MAKALAH MOTOR STEPPER DI BIDANG INDUSTRI

MAKALAH MOTOR STEPPER DI BIDANG INDUSTRI MAKALAH MOTOR STEPPER DI BIDANG INDUSTRI Oleh : Winji Dwi Margunani 4211413023 JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016 1.Motor Stepper Motor stepper

Lebih terperinci

BAB III PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL)

BAB III PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) BAB III PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) A. Pengertian PLC Programmable Logic Controllers (PLC) adalah komputer elektronik yang mudah digunakan (user friendly) yang memiliki fungsi kendali untuk berbagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Programmable Logic Controller (PLC) Programmable logic controller singkatnya PLC merupakan suatu bentuk khusus pengendalian berbasis mikroprossesor yang memanfaatkan memori

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik robot. Sedangkan untuk pembuatan perangkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dimulai sejak bulan Juli 2013 sampai bulan Mei 2014, dilakukan di Laboraturium Elektronika jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

Sortasi BAB II TEORI DASAR 2.1 PROSES PENYORTIR OBJEK. Proses penyortiran merupakan sebuah proses pemisahan atau penyeleksian

Sortasi BAB II TEORI DASAR 2.1 PROSES PENYORTIR OBJEK. Proses penyortiran merupakan sebuah proses pemisahan atau penyeleksian BAB II TEORI DASAR 2.1 PROSES PENYORTIR OBJEK Proses penyortiran merupakan sebuah proses pemisahan atau penyeleksian objek sesuai dengan ukuran, berat, bentuk, warna, dan bahan dasar seperti yang diperlihatkan

Lebih terperinci

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik 1. Saklar Elektro Mekanik (KONTAKTOR MAGNET) Motor-motor listrik yang mempunyai daya besar harus dapat dioperasikan dengan momen kontak yang cepat agar tidak menimbulkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA SISTEM

BAB III ANALISA SISTEM BAB III ANALISA SISTEM 3.1 Gambaran Sistem Umum Pembuka pintu otomatis merupakan sebuah alat yang berfungsi membuka pintu sebagai penganti pintu konvensional. Perancangan sistem pintu otomatis ini merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Industri Karet Deli Tanjung Mulia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Industri Karet Deli Tanjung Mulia BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT. Industri Karet Deli Tanjung Mulia Medan. Penelitian ini adalah penelitian dengan membuat simulasi proses pemasakan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Iwan Setiawan, Wagiman, Supardi dalam tulisannya Penentuan Perpindahan

BAB II DASAR TEORI. Iwan Setiawan, Wagiman, Supardi dalam tulisannya Penentuan Perpindahan 5 BAB II DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Iwan Setiawan, Wagiman, Supardi dalam tulisannya Penentuan Perpindahan Sakelar Elektromagnetik dari Y ke Motor Listrik Induksi 3 Fasa pada prosiding seminar pengelolaan

Lebih terperinci

BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR

BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR 3.1 Prinsip Kerja Sensor LDR LDR (Light Dependent Resistor) adalah suatu komponen elektronik yang resistansinya berubah ubah tergantung pada intensitas cahaya. Jika intensitas

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka 59 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat Mulai Tinjauan pustaka Simulasi dan perancangan alat untuk pengendali kecepatan motor DC dengan kontroler PID analog

Lebih terperinci

Hilman Herdiana Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bandung ABSTRAK

Hilman Herdiana Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bandung ABSTRAK RANCANG BANGUN PENGASUTAN LANGSUNG DOUBLE SPEED FORWARD REVERSE MOTOR INDUKSI 3 FASA BERBASIS PLC OMRON CP1L-20DR-A Hilman Herdiana Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB III RANGKAIAN PENGENDALI DAN PROGRAM PENGENDALI SIMULATOR MESIN PEMBEGKOK

BAB III RANGKAIAN PENGENDALI DAN PROGRAM PENGENDALI SIMULATOR MESIN PEMBEGKOK BAB III RANGKAIAN PENGENDALI DAN PROGRAM PENGENDALI SIMULATOR MESIN PEMBEGKOK Pada bab ini dibahas tentang perangkat mekanik simulator mesin pembengkok, konstruksi motor DC servo, konstruksi motor stepper,

Lebih terperinci

Modul Training PLC untuk Semua

Modul Training PLC untuk Semua [Type the company name] Modul Training PLC untuk Semua Sabtu 26 Mei 2012 TimeLineX I. DEFINISI -Programmable Dapat diprogram (software based). -Logic Bekerja berdasar logika yang dibuat. Logika disini

Lebih terperinci

Desain Tracker Antena Parabola Berbasis Mikrokontroler

Desain Tracker Antena Parabola Berbasis Mikrokontroler Desain Tracker Antena Parabola Berbasis Mikrokontroler Sri Wahyuni Dali #1, Iskandar Z. Nasibu #2, Syahrir Abdussamad #3 #123 Teknik Elektro Universitas Negeri Gorontalo Abstrak Makalah ini membahas desain

Lebih terperinci

PRINSIP KERJA MOTOR. Motor Listrik

PRINSIP KERJA MOTOR. Motor Listrik Nama : Gede Teguh Pradnyana Yoga NIM : 1504405031 No Absen/ Kelas : 15 / B MK : Teknik Tenaga Listrik PRINSIP KERJA MOTOR A. Pengertian Motor Listrik Motor listrik merupakan sebuah perangkat elektromagnetis

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Spesifikasi Sistem Sebelum merancang blok diagram dan rangkaian terlebih dahulu membuat spesifikasi awal rangkaian untuk mempermudah proses pembacaan, spesifikasi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2014 sampai dengan Desember 2014.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2014 sampai dengan Desember 2014. III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2014 sampai dengan Desember 2014. Perancangan dan pembuatan dilaksanakan di Laboratorium Teknik Kendali

Lebih terperinci

PENGERTIAN PLC UNY-PLC-THT 2

PENGERTIAN PLC UNY-PLC-THT 2 PENGERTIAN PLC PLC merupakan suatu piranti basis kontrol yang dapat diprogram bersifat logik, yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan relay yang dijumpai pada sistem kontrol proses konvensional.

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Ruang Kelas Dengan Menggunakan Controller Board ARM2368 ini adalah Controller

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Ruang Kelas Dengan Menggunakan Controller Board ARM2368 ini adalah Controller BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras Perangkat keras yang akan digunakan dalam Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan Controller Board ARM2368 ini adalah Controller

Lebih terperinci

BAHAN PELATIHAN NASIONAL OTOMOTIF PERBAIKAN KENDARAAN RINGAN

BAHAN PELATIHAN NASIONAL OTOMOTIF PERBAIKAN KENDARAAN RINGAN BAHAN PELATIHAN NASIONAL OTOMOTIF PERBAIKAN KENDARAAN RINGAN ELECTRICAL MOTOR D.C. 50 003 1 BUKU INFORMASI Buku Informasi 0/19 Daftar Isi Halaman Bagian - 1 2 Pendahuluan 2 Definisi Pelatih, Peserta Pelatihan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik dan pembuatan mekanik turbin. Sedangkan untuk pembuatan media putar untuk

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. dimmer atau terang redup lampu dan pengendalian pada on-off lampu. Remote

BAB III PERANCANGAN ALAT. dimmer atau terang redup lampu dan pengendalian pada on-off lampu. Remote BAB III PERANCANGAN ALAT Dalam merancang alat pengendali nyala lampu menggunakan media infra merah berbasis mikrokontroler terbagi atas dua pengendalian yaitu pengendalian dimmer atau terang redup lampu

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori 6 Bab 2 Landasan Teori 2.1 Sistem Kontrol Kata kontrol atau pengendalian mempunyai arti mengatur, mengarahkan dan memerintah. Dengan kata lain bahwa sistem pengendalian adalah susunan komponen - komponen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TUJUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TUJUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 TUJUAN 1.1.1 Tujuan Khusus Mahasiswa memiliki ilmu pengetahuan, memiliki keterampilan dan mempunyai sikap kerja yang diperlukan untuk mengidentifikasi, menjelaskan karakteristik dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan penerapannya yang semakin luas pada alat-alat elektronik dari segi audio dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan penerapannya yang semakin luas pada alat-alat elektronik dari segi audio dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada waktu sekarang ini teknologi mikroprosesor terus berkembang sejalan dengan penerapannya yang semakin luas pada alat-alat elektronik dari segi audio dan video juga

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dimulai sejak bulan November 2012

METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dimulai sejak bulan November 2012 28 METODE PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dimulai sejak bulan November 2012 hingga Januari 2014, dilakukan di Laboratorium Elektronika Jurusan Teknik Elektro Universitas

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA 4.1 Tujuan Tujuan dari pengujian alat pada tugas akhir ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kinerja sistem yang telah dibuat dan untuk mengetahui penyebabpenyebab ketidaksempurnaan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Programmable Logic Controller (PLC) adalah suatu peralatan elektronika yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Programmable Logic Controller (PLC) adalah suatu peralatan elektronika yang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Programmable Logic Controller (PLC) Programmable Logic Controller (PLC) adalah suatu peralatan elektronika yang bekerja secara digital dan memiliki memori yang dapat diprogram,

Lebih terperinci

BAB I LANDASAN TEORI

BAB I LANDASAN TEORI BAB I LANDASAN TEORI Programmable Logic Controller (PLC) pada dasarnya dirancang untuk menggantikan sistem logika yang menggunakan relay dan panel control logika yang menggunakan hard-wired dengan peralatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang 7 BAB II LANDASAN TEORI A. LANDASAN TEORI 1. Pembebanan Suatu mobil dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik selalu dilengkapi dengan alat pembangkit listrik berupa generator yang berfungsi memberikan tenaga

Lebih terperinci