BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi telah memungkinkan pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan lebih cepat dan cermat. Penggunaan komputer telah berkembang, dari sekedar pengolahan data ataupun penyajian informasi, menjadi mampu untuk menyediakan pilihan sebagai pendukung pengambilan keputusan yang dapat dilakukan oleh manajemen. Hal tersebut dimungkinkan berkat adanya perkembangan teknologi perangkat keras, yang diiringi oleh perkembangan perangkat lunak, dan proses keputusan kedalamnya. Integrasi dari perangkat keras, perangkat lunak, dan proses keputusan tersebut menghasilkan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) yang memungkinkan pengguna untuk melakukan pengambilan keputusan dengan lebih cepat dan cermat. Sumber kerumitan masalah pengambilan keputusan bukan hanya ketidakpastian atau ketidaksempurnaan informasi. Penyebab lainnya adalah faktor yang berpengaruh terhadap pilihan-pilihan yang ada, beragamnya kriteria pemilihan, dan jika pengambilan keputusan lebih dari satu pilihan. Sistem pendukung keputusan pemilihan program studi adalah suatu sistem yang dirancang untuk menghasilkan informasi yang dapat membantu pengambilan keputusan dalam proses pemilihan program studi yang menggunakan data dan model untuk memecahkan masalah yang bersifat tidak terstruktur. Persoalan pengambilan keputusan, pada dasarnya adalah bentuk pemilihan dari berbagai alternatif tindakan yang mungkin dipilih yang prosesnya melalui mekanisme tertentu dengan harapan akan menghasilkan sebuah keputusan yang terbaik. Hal ini tidak jauh berbeda dengan kerumitan yang dihadapi para siswa SMA saat hendak memilih program studi apa yang akan diambil pada saat melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi. Para siswa dihadapkan pada berbagai macam pertimbangan dan pilihan yang cukup rumit. 1

2 2 Pertimbangan dari pihak siswa sendiri misalnya bidang studi yang paling ia kuasai, minat siswa, cita-cita, nilai akademik, dan lingkungan pergaulan. Sedangkan pertimbangan yang datang dari sisi orang tua misalnya biaya pendidikan dan harapan orang tua terhadap anaknya. Beragam pertimbangan tersebut membuat siswa kesulitan dalam mengambil keputusan, hingga akhirnya tidak sedikit siswa yang mengambil keputusan, hingga akhirnya tidak sedikit siswa yang mengambil keputusan dalam memilih perguruan tinggi berdasarkan perasaan, ajakan teman, dan ambisi orang tua saja, padahal semuanya itu tidak bisa dipakai sebagai tolak ukur yang tepat. Jika sumber kerumitan itu adalah kesulitan menentukan persamaan antara kriteria dengan nilai siswa, maka profile matching merupakan teknik untuk membantu penyelesaian masalah ini. Profile matching tidak saja digunakan untuk menentukan prioritas pilihan-pilihan dengan banyak kriteria, tetapi penerapannya telah meluas sebagai model alternatif untuk menyelesaikan bermacam-macam masalah. Keunggulan profile matching adalah terbentuknya gap atau kompetensi dari selisih nilai siswa dan kriteria sehingga proses perhitungan didasarkan pada kompetensi siswa yang sebenarnya. Di SMA Negeri 9 Semarang, para siswa biasanya berkonsultasi dengan guru Bimbingan Konseling terlebih dahulu, untuk mendapatkan informasi mengenai program studi mana yang sesuai dengan kemampuan mereka. Guru yang bersangkutan memberikan pengarahan dan gambaran bagi siswa tersebut berdasarkan kemampuannya, baik secara akademik maupun non akademik. Dan untuk mengambil keputusannya diserahkan kembali ke siswa yang bersangkutan. Untuk mendapatkan keputusan yang bertanggung jawab maka akan dibuat suatu program bantu sistem dalam mendukung pengambilan keputusan, dimana sistem yang akan dibuat lebih bersifat untuk membantu para siswa dalam pengambilan keputusan dan bukan mendikte atau bahkan memaksa untuk mengikuti keputusan yang dibuat oleh sistem tersebut, maka penulis mencoba membuat suatu sistem dan memberi judul pada tugas

3 3 akhir ini dengan judul SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PROGRAM STUDI PERGURUAN TINGGI PADA SMA NEGERI 9 SEMARANG. 1.2 Perumusan Masalah Melihat latar belakang di atas maka di perlukan suatu sistem yang dapat digunakan untuk membantu mendukung keputusan yaitu Bagaimana merancang aplikasi sistem pendukung keputuasan dalam permasalahan pemilihan program studi pada perguruan tinggi yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan utama, yaitu memilih program studi yang paling sesuai berdasarkan kemampuan eksakta, kemampuan non eksakta dan hasil akademik bagi siswa yang bersangkutan. 1.3 Batasan Masalah Agar tidak menyimpang dari tujuan penyusunan tugas akhir ini, maka terlebih dahulu penulis menyajikan lingkup permasalahan yang akan dibahas, yaitu: 1. Kriteria terdiri dari rata-rata nilai Eksakta, rata-rata nilai non eksakta serta Kompetensi Siswa. 2. Pilihan terdiri dari semua program studi. 1.4 Tujuan Penelitian Mengingat dari permasalahan yang dihadapi, dapat ditentukan tujuan yang hendak di capai yaitu untuk mendapatkan keputusan yang bertanggung jawab dengan sistem pendukung keputusan, dimana sistem yang akan dibuat lebih bersifat untuk membantu para siswa dalam pengambilan keputusan dan bukan mendikte atau bahkan memaksa untuk mengikuti keputusan yang dibuat oleh sistem tersebut.

4 4 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang didapat dari penyusunan Tugas Akhir ini adalah: Bagi Penulis 1. Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman penulis dalam hal pembuatan sistem pendukung keputusan khususnya dalam hal pemilihan program studi di perguruan tinggi dengan metode profile matching 2. Dengan menyusun tugas akhir ini, penulis dapat mengembangkan bahasa pemograman yang telah diperoleh dalam perkuliahan Bagi Akademik 1. Dapat menjadi salah satu dokumen untuk melihat sejauh mana mahasiswa dapat menyerap ilmu yang telah didapat selama mengikuti kuliah. 2. Dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai masalah dan metode yang sama Bagi Sekolah Sebagai bahan referensi untuk penggunaan software sistem pendukung keputusan pemilihan program studi.

5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan (Decission Support System) Pengertian Sistem Pendukung Keputusan Sistem Pendukung Keputusan adalah sistem informasi yang membantu untuk mengidentifikasi kesempatan pengambilan keputusan atau menyediakan informasi untuk membantu pengambilan keputusan. Pada dasarnya sistem pendukung keputusan hampir sama dengan SIM karena menggunakan basis data sebagai sumber data. Sistem pendukung keputusan bermula dari SIM karena menekankan pada fungsi mendukung pembuat keputusan diseluruh tahap-tahapnya, meskipun keputusan aktual tetap wewenang eksklusif pembuat keputusan.[1] Sistem pendukung keputusan lebih ditujukan untuk mendukung manajemen dalam melakukan pekerjaan yang bersifat analitis dalam situasi yang kurang terstruktur dan dengan kriteria yang kurang jelas. Sistem pendukung keputusan tidak dimaksudkan untuk mengotomatisasikan keputusan, tetapi menyuguhkan perangkat interaktif yang memungkinkan pengambilan keputusan untuk melakukan berbagai analisa, untuk melakukan analisa menggunakan model-model yang tersedia Kedudukan SPK dalam Sistem Informasi Decision Support System (DSS) adalah kelas dari sistem informasi terkomputerisasi yang mendukung aktivitas pengambilan keputusan. DSS adalah interaktif berbasis komputer sistem dan subsitem dimaksudkan untuk membantu pengambil keputusan menggunakan teknologi komunikasi, data, dokumen,pengetahuan dan / atau model proses keputusan untuk menyelesaikan tugas. Decision Suport System telah berevolusi selama 25 tahun terakhir 5

6 6 dari sistem mainframe tidak fleksibel, untuk PC terisolasi alat, untuk client /server data dippers, dan sekarang untuk kinerja tinggi dan perusahaan ekstensible dukungan keputusan-aplikasi, sering melibatkan organisasi intranet. Pada saat yang sama, hubungan antara departement TI dan pengguna telah berkembang dari badan ke koperasi. Payung besar sistem pendukung keputusan (DSS) telah lama menyediakan tempat pengumpulan selamat datang bagi anada yang ingin membangun perangkat aplikasi perangkat lunak yang didasarkan pada model campuran, analisis data, dan antarmuka. DSS menarik praktisi, akdemisi dan mahasiswa dari berbagai bidang termasuk sistem informasi, riset operasi / ilmu manajemen, ilmu komputer, psikologi dan displin bisnis lainnya Jenis Keputusan Keputusan keputusan yang dibuat pada dasarnya dikelompokkan antara lain : 1. Keputusan Terprogram Keputusan ini bersifat berulang dan rutin, sedemikian hingga suatu prosedur pasti telah dibuat untuk menanganinya sehingga keputusan tersebut tidak perlu diperlakukan de novo (sebagai sesuatu yang baru) tiap kali terjadi. 2. Keputusan Tak Terprogram Keputusan ini bersifat baru, tidak terstruktur dan jarang konsekuen. Tidak ada metode yang pasti untuk menangani masalah ini karena belum ada sebelumnya atau karena sifat dan struktur persisnya tak terlihat atau rumit atau karena begitu pentingnya sehingga memerlukan perlakuan yang sangat khusus.

7 7 Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa sistem pendukung keputusan bukan merupakan alat pengambil keputusan, melainkan merupakan sistem yang membantu pengambil keputusan dengan melengkapi informasi dari data yang telah diolah dengan releven dan diperlukan untuk membuat keputusan tentang suatu masalah dengan lebih cepat dan akurat. Sehingga sistem ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan pengambilan keputusan dalam proses pembuatan keputusan Tahapan Pengambilan Keputusan Pada dasarnya pengambilan keputusan terdiri dari 4 tahapan yaitu : 1. Intelligence Tahapan ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup problematika serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses, dan diuji dalam rangka mengidentifikasi masalah. 2. Design Tahapan ini merupakan proses menemukan, mengembangkan dan menganalisis alternatif tindakan yang bisa dilakukan. Tahapan ini meliputi proses untuk mengerti masalah, meurunkan solusi, dan menguji kelayakan solusi 3. Choice Pada tahapan ini dilakukan proses pemilihan diantara berbagai alternatif tindakan yang mungkin dijalankan. Hasil pemilihan tersebut kemudian diimplemetasikan dalam proses pengambilan keputusan.

8 8 Gambar 2.1 : Tahapan Pengambilan Keputusan. [2] Berdasarkan pada keempat tahap di atas, jelas bahwa Pengolahan Data Elektronik (PDE) dan SIM mempunyai kontribusi dalam fase Intelligence, sedangkan IM/OR berperan penting dalam fase Choice. Tidak tampak pendukung yang berarti pada tahap Design, walaupun pada kenyataannya fase ini merupakan salah satu kontribusi dasar dari suatu Sistem Pendukung Keputusan Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan Karakteristik sistem Pendukung Keputusan adalah : [3] 1. Mendukung untuk pengambil keputusan, terutama pada situasi semi terstruktur dan terstruktur., dengan menyertakan penilaian manusia dan informasi terkomputerisasi. Masalah masalah tersebut tidak dapat dipecahkan (atau tidak dapat dipecahkan dengan praktis/mudah) oleh sistem komputer lain atau metode alat kuantitatif standart. 2. Mendukung untuk semua manajerial dan eksekutif puncak sampai manjer lini.

9 9 3. Mendukung individu dan kelompok. Masalah kurang terstruktur sering memerlukan keterlibatan individu dari departement dan tingkat organisasional yang berbeda atau bahkan dari organisasi lain. SPK mendukung tim virtual melalui alat alat web kolaboratif. 4. Mendukung untuk keputusan yang independen dan atau sequential. Keputusan dapat dibuat satu kali, beberapa kali, atau berulang ( dalam interval sama). 5. Mendukung di semua fase proses pengambil keputusan : Intelliegence, design,choice, dan impelementasi. 6. Mendukung diberbagai proses dan gaya pengambil keputusan. 7. Adaktif sepanjang waktu. Pengambilan keputusan seharusnya relatif, dapat menghadapi berbagai perubahan kondisi secara tepat, dan mengadaptasikan SPK untuk memenuhi perubahan tersebut. SPK bersifat fleksibel dan karena itu pengguna dapat menambahkan, menghapus, menggabungkan, mengubah atau menyusun kembali elemen elemen dasar. SPK juga fleksibel dalam hal dapat dimodifikasi untuk memecahkan masalah lain yang sejenis. 8. Pengguna merasa seperti di rumah. Ramah pengguna, kapabilitas grafis yang sangat kuat, dan antar muka mesin mesin interaktif dengan satu bahasa alami dapat sangat meningkatkan keefektivan SPK. Kebanyakan aplikasi SPK yang baru menggunakan antarmuka berbasis web. 9. Peningkatan terhadap keefektivan pengambil keputusan (akurasi, timelines, kualitas) ketimbang pada efisiensinya (biaya pengambilan keputusan). Ketika SPK disebarkan, pengambilan keputusan sering membutuhkan waktu lebih lama, namun keputusan lebih baik. 10. Kontrol penuh oleh pengambil keputusan terhadap semua langkah proses pengambil keputusan dalam memcahkan suatu

10 10 masalah. SPK secara khusus menekankan untuk mendukung pengambilan keputusan, bukan menggantikan. 11. Pengguna akhir dapat mengembangkan dan memodifikasi sendiri sistem sederhana. Sistem yang lebih besar dapat dibangun dengan bantuan ahli sistem informasi. Piranti lunak Online Analytical Processing (OLAP) dalam kaitannya dengan data ware house membolehkan pengguna untuk membangun SPK yang cukup besar dan kompleks. 12. Biasanya model model digunakan untuk menganalisis situasi pengambil keputusan. Kapabilitas pemodelan memungkinkan eksperimen dengan berbagai strategi berbeda di bawah konfigurasi yang berbeda. Sebenarnya, model model membuat suatu SPK berbeda dari kebanyakan SPK. 13. Akses disediakan untuk berbagai sumber data, format, dan tipe, mulai dari Geeographic Information System (GIS). Sampai sistem berorientasi objek. 14. Dapat dilakukan sebagai alat stand alone yang digunakan oleh seorang pengambil keputusan pada satu lokasi atau disistribusikan di satu organisasi keseluruhan dan dbeberapa organisasi sepanjang rantai persediaan. Dapat diintegrasikan dengan SPK lain dan atau aplikasi lain, dan didistribusikan secara internal dan eksternal menggunakan networking dan teknologi web. Karakteristik dan kapabilitas kunci dari SPK tersebut membolehkan pengambil keputusan untuk membuat keputusan lebih baik dan lebih konsisten pada satu cara yang dibatasi waktu. Kemampuan tersebut disediakan oleh berbagai komponen utama SPK.

11 Tujuan Sistem Pendukung Keputusan Tujuan dari Sistem Pendukung Keputusan antara lain:[3] 1. Membantu manajer dalam pengambilan keputusan atas masalah semi terstruktur. 2. Memberikan dukungan atas pertimbangan manajer dan bukannya di maksudkan untuk menggantikan fungsi manajer 3. Meningkatkan efektivitas keputusan yang di ambil manajer lebih daripada perbaikan efisiensinya 4. Kecepatan komputasi. Komputer memungkinkan para pengambil keputusan untuk melakukan banyak komputasi secara cepat dengan biaya yang rendah 5. Peningkatan produktivitas. Membangun suatu kelompok pengambil keputusan, terutama para pakar, bisa sangat mahal. Pendukung terkomputerisasi bisa mengurangi ukuran kelompok dan memungkinkan para anggotanya untuk berada di berbagai lokasi yang berbeda-beda (menghemat biaya perjalanan). Selain itu, produktivitas staf pendukung (misalnya analisis keuangan dan hukum) bisa di tingkatkan. Produktivitas juga bisa di tingkatkan menggunakan peralatan optimasi yang menentukan cara terbaik untuk menjalankan sebuah bisnis 6. Dukungan kualitas. Komputer bisa meningkatkan kualitas keputusan yang di buat. Sebagai contoh, semakin banyak data yang di akses, makin banyak juga alernatif yang bisa di evaluasi. Analisis resiko bisa di lakukan dengan cepat dan pandangan dari para pakar (beberapa dari mereka berada di lokasi yang jauh) bisa dikumpulkan dengan cepat dan dengan biaya yang lebih rendah. Keahlian bahkan bisa di ambil langsung dari sebuah sistem computer melalui metode kecerdasan tiruan. Dengan computer, para pengambil keputusan bisa melakukan simulasi yang kompleks, memeriksa

12 12 banyak scenario yang memungkinkan, dan menilai berbagai pengaruh secara cepat dan ekonomis. Semua kapabilitas tersebut mengarah kepada keputusan yang lebih baik. 7. Berdaya saing. Manajemen dan pemberdayaan sumber daya perusahaan. Tekanan persaingan menyebabkan tugas pengambilan keputusan menjadi sulit. Persaingan di dasarkan tidak hanya pada harga, tetapi juga pada kualitas, kecepatan, kustomasi produk, dan dukungan pelanggan. Organisasi harus mampu secara sering dan cepat mengubah mode operasi, merekayasa ulang proses dan struktur, memberdayakan karyawan, serta berinovasi. Teknologi pengambilan keputusan bisa menciptakan pemberdayaan yang signifikan dengan cara memperbolehkan seseorang untuk membuat keputusan yang baik secara cepat, bahkan jika mereka memiliki pengetahuan yang kurang 8. Mengatasi keterbatasan kognitif dalam pemrosesan dan penyimpanan Manfaat Sistem Pendukung Keputusan Manfaat Sistem Pendukung Keputusan : [4] 1. SPK memperluas kemampuan pengambil keputusan memproses data / informasi bagi pemakai. 2. SPK membantu pengambil keputusan untuk memecahkan masalah terutama berbagai masalah yang sangat kompleks dan tidak terstruktur. 3. SPK dapat menghasilkan solusi dengan lebih cepat serta hasilnya dapat diandalkan. 4. Walaupun suatu SPK, mungkin saja tidak mampu memecahkan masalah yang dihadapi oleh pengambil keputusan, namun ia dapat menjadi stimulan bagi pengambil keputusan dalam

13 13 memahami persoalan, karena mampu menyajikan berbagai alternatif pemecahan Keterbatasan Sistem Pendukung Keputusan Setiap sistem teknologi pasti memiliki kelebihan dan keterbatasannya, sedangkan keterbatasan sistem pendukung keputusan yaitu : 1. Ada beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia yang tidak dapat dimodelkan, sehingga model yang ada dalam sistem tidak semuanya mencerminkan persoalan sebenarnya. Misalnya : kemampuan manusia untuk mengambil keputusan tidak hanya dipengaruhi oleh pengalaman dan pengetahuan yang mereka miliki, tapi juga dari saran orang-orang disekitarnya. 2. Kemampuan suatu SPK terbatas pada perbendaharaan pengetahuan yang dimilikinya (pengetahuan dasar serta model dasar). Masudnya bahwa sistem pendukung keputusan hanya bisa menyelesaikan masalah sesuai data masukan yang diprogram dalam sistem itu. 3. Proses-proses yang dapat dilakukan SPK biasanya juga tergantung pada perangkat lunak yang digunakan. 4. SPK tidak memiliki kemampuan intuisi seperti yang dimiliki manusia. Sistem ini dirancang hanyalah untuk membantu pengambil keputusan dalam melaksanakan tugasnya sehingga ada permasalahan yang tidak bisa dikerjakan oleh sistem pendukung keputusan dan harus dikerjaka manusia.

14 Metode Profile Matching Pengertian Profile Matching Profile matching merupakan suatu proses yang sangat penting dalam manajemen rencana SDM (sumber daya manusia) dimana terlebih dahulu ditentukan kompetensi yang diperlukan setiap program studi. Kompetensi atau kemampuan tersebut haruslah dapat dipenuhi oleh setiap siswa. [5] Dalam proses profile matching secara garis besar merupakan proses membandingkan antara kompetensi setiap program studi ke dalam kompetensi siswa sehingga dapat diketahui perbedaan kompetensinya (disebut juga gap), semakin kecil gap yang dihasilkan maka bobot nilainya semakin besar yang berarti memiliki peluang lebih besar untuk prioritas program studi tertentu diberikan kepada seorang siswa. Adapun sistem program yang dibuat adalah software profile matching yang berfungsi sebagai alat bantu untuk mempercepat proses matching antara profil program studi dengan profil setiap siswa sehingga dapat memperoleh informasi lebih cepat, baik untuk mengetahui gap kompetensi antara program studi dengan siswa maupun dalam pemilihan program studi yang paling sesuai Penentuan Ranking Setiap Program Studi Dalam penentuan peringkat (ranking) nilai yang diperlukan untuk setiap siswa, seperti telah dijelaskan secara mendetail pada sebelumnya, bahwa terdapat aspek yang menentukan, adalah sebagai berikut :

15 15 a. Rata-Rata Nilai Eksakta Rata rata nilai eksakta adalahnilai dari pelajaran eksakta (hitunghitungan) seperti matematika, kimia, fisika, biologi. b. Rata-Rata Nilai Non Eksakta Rata rata Nilai Non Eksakta adalah nilai dari pelajaran non eksakta (umum) seperti agama, ips (ilmu pengetahuan sosial), bahasa indonesia, bahasa inggris. c. Kompetensi Siswa kompetensi siswa merupakan pengetahuan, keterampilan, dan nilai nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir, dan bertindak seorang siswa Proses Perhitungan Pemetaan Gap Kompetensi Yang dimaksud dengan gap disini adalah beda antara profil program studi dengan profil siswa atau dapat ditunjukkan pada rumus di bawah ini. GAP = Profile Siswa Pofile Program Studi Keterangan : GAP merupakan perbedaan kompetensi antara profile siswa dengan profile program studi Pembobotan Selisih GAP Setelah didapatkan tiap gap dari masing-masing siswa maka tiap-tiap profil diberi bobot nilai dengan patokan tabel bobot nilai gap. Seperti bisa dilihat pada tabel berikut

16 16 Tabel 2.1 : Tabel Pembobotan Sumber : [5] Perhitungan Core dan Secondary Factor Core factor merupakan aspek yang paling menonjol atau yang paling dibutuhkan oleh suatu posisi yang diperkirakan dapat menghasilkan kinerja yang optimal. Rumus perhitungan Core Factor di bawah ini : Keterangan : NCT NC IC Bobot : Nilai rata rata core factor teknikal : Jumlah total nilai Core Factor : Jumlah item Core Factor : Bobot dari Gap setelah dikonversikan pada table GAP Secondary Factor merupakan item item selain yang ada pada faktor utama (core factor). Sedangkan untuk perhitungan secondary factor dapat ditunjukkan pada rumus di bawah ini :

17 17 Keterangan : NST : Nilai rata rata secondary factor teknikal NS : Jumlah total nilai secondary factor IS : Jumlah item secondary factor Perhitungan Nilai Total Aspek Dari hasil perhitungan tiap aspek diatas kemudian dihitung nilai total berdasar nilai dari core dan secondary factor yang diperkirakan berpengaruh terhadap kinerja tiap-tiap profil. Contoh perhitungan dapat dilihat pada rumus di bawah ini : 60%NCT + 40%NST = NT Keterangan : NCT : Nilai rata-rata core factor teknikal NST : Nilai rata-rata secondary factor teknikal NT : Nilai Teknikal (aspek teknikal) 2.2 Pengembangan Sistem (Developing System) Pengembangan sistem atau sistem development dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang ada. Sebuah sistem lama yang perlu diperbaiki atau diganti disebabkan beberapa hal yaitu sebagai berikut: [5] 1. Adanya permasalahan-permasalahan yang timbul dari sistem lama. Permasalahan yang timbul dapat berupa:

18 18 a. Ketidakberesan Ketidakberesan dalam sistem yang lama menyebabkan sistem yang lama tidak dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan sehingga dapat menimbulkan masalah yaitu : Kecurangan disengaja yang akan menyebabkan tidak amannya harta kekayaan dan kebenaran dari data kurang terjamin. Kesalahan yang tidak disengaja juga dapat menyebabkan kebenaran dari data tidak terjamin. Luas tidak efisiennya operasi. b. Pertumbuhan Perusahaan Pertumbuhan perusahaan yang menyebabkan harus disusun sistem baru.pertumbuhan tersebut diantaranya adalah kebutuhan informasi yang semakin luas dan volume pengolahan data yang semakin menningkat. 2. Untuk meraih kesempatan-kesempatan Teknologi informasi telah berkembang dengan pesatnya baik hardware maupun software dan teknologi komunikasi telah begitu cepat berkembang.semua organisasi mulai merasa bahwa teknologi ini perlu digunakan untuk meningkatkan penyediaan informasi sehingga dapat mendukung dalam proses pengambilan keputusan yang akan dilakukan oleh manajemen. 3. Adanya Instruksi Penyusunan sistem baru dapat juga terjadi karena adanya intruksi dari atasan ( pimpinan) atau pihak luar,contohnya peraturan pemerintah.

19 Metode Pengembangan Sistem Pengembangan sistem yang dipakai adalah Waterfall. Model pendekatan ini dilakukan secara rinci dan direncanakan dengan baik. Tahapan yang dilakukan dalam pendekatan adalah : 1. Requirement Spesification, dimana pada tahap ini dilakukan pemahaman tingkat awal terhadap database. Database dirancang pada tahap Enterprise (tahap awal, seperti cakupan konten secara umum, gambaran umum data, diagram hubungan antar entitas (secara major/umum dan tidak detil), deskripsi masing-masing entitas, dan aturan/rule) 2. Architectural Design, dimana pada tahap ini dilakukan pendefinisian kebutuhan spesifik sebuah proyek (mengacu pada pemahaman awal). Database dirancang dalam bentuk pemodelan secara konseptual seperti penentuan jenis EER diagram, dan ER diagram. 3. Coding, merupakan proses penganalisaan model data secara mendetil. Analisis ini mengindentifikasi semua data-data proyek yang akan diolah. Rancangan database dapat berupa pendefinisian semua atribut, pendataan kategori data, gambaran hubungan antar entitas, dan penentuan hubungan antar entitas, serta penentuan masing-masing ketetapan/aturan kelompok data. 4. Integrasi and Testing. Desain pemodelan data konseptual yang harus diubah menjadi pemodelan data logika. Dimana data ini akan diimplementasikan ke dalam database (model data logika). Pada proses transformasi ini dapat terjadi kombinasi dan pengintegrasian model data konseptual menjadi model data logika. Keadaan ini memungkinkan terjadinya proses penambahan informasi yang dibutuhkan selama dilakukannya perubahan desain

20 20 model data logika. Dalam aplikasinya, pada tahap inilah proses normalisasi database dilakukan. 5. Training and Implementation Desain ini melibatkan semua aspek fisik teknologi database, seperti program, perangkat keras, sistem operasi dan jaringan komunikasi data. 6. Operation and Maintenance. Pada tahap ini, desainer/perancang melakukan uji coba terhadap database. Ujicoba meliputi instalasi software database, pelatihan untuk users, uji coba users, pencetakan dan tampilan hasil dan lain sebagainya. Requirement Spesification Architectural Design Coding Integritasi & Testing Training & Implementasi Operasi & Maintenance Gambar 2.2 : Bagan Sistem Pengembangan Sistem dengan Waterfall Sumber : [10]

21 Desain Sistem Pengertian Desain Sistem Desain sistem menggambarkan bagaimana sistem dibentuk yang dapat berupa penggambaran, perencanaan, dan pembuatan sketsa dari beberapa elemen yang terpisah kedalam kesatuan yang utuh dan berfungsi, termasuk menyangkut mengkonfigurasi dari komponenkomponen perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem.[6] Desain sistem akan memberikan gambaran yang jelas mengenai rancangan bangun sistem yang akan dikembangkan, serta untuk mengetahui kebutuhan data dan informasi yang diperlukan beserta aliran data tersebut. Desain sistem harus berguna, mudah dipahami dan mudah digunakan serta harus efektif dan efisien untuk dapat mendukung pengolahan transaksi, pelaporan manajemen dan mendukung keputusan yang akan dilakukan oleh manajemen, termasuk tugastugas yang laiannya yang tidak dilakukan oleh komputer Tujuan Desain Sistem Desain sistem dibuat adalah dengan maksud atau tujuan untuk:[6] 1. Untuk lebih memahami alur sebuah sistem. 2. Memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem. 3. Memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada programmer dan ahli teknik lainnya yang terlibat didalamnya Alat Bantu Desain Model Sistem Desain model sistem merupakan suatu tahap dimana diperlukan suatu keahlian perencanaan untuk elemen-elemen komputer yang akan menggunakan sistem baru dan bertujuan untuk mendesain sistem yang baru yang dapat menyelesaikan segala permasalahan.[6]

22 Bagan Alir Data /Data Flow Diagram (DFD) Bagan alir data adalah suatu model yang menggambarkan aliran data dan proses untuk mengolah data dalam suatu sistem. Simbol-simbol yang digunakan dalam Data Flow Diagram (DFD) adalah sebagai berikut: Tabel 2.2 : Simbol-simbol DFD Nama Simbol Simbol Proses Digunakan untuk menunjukkan transformasi dan masukan menjadi keluaran, dalam hal ini sejumlah masukan dapat menjadi hanya satu keluaran ataupun sebaliknya. Aliran Data Digunakan untuk menggambarkan gerakan paket data atau informasi dari satu bagian kebagian lain dari sistem dimana penyimpangan mewakili bakal penyimpanan data. Tempat Penyimpanan atau Arsip Entitas External (Terminator) Melambangkan orang atau kelompok orang (misalnya organisasi diluar sistem, grup, departemen, perusahaan, perusahaan pemerintah) yang merupakan asal data atau tujuan informasi. Sumber :[6] Diagram arus data itu sendiri dibagi menjadi 2 bagian yaitu: 1. Data Flow Diagram (DFD)Context Merupakan alat untuk menjelaskan struktur analisa. Pendekatan ini mencoba untuk menggambarkan sistem pertama kali secara garis besar. (Top Level) memecah-

23 23 mecahnya menjadi bagian yang lebih terinci, yang disebut dengan lower level. Dan yang pertama kali digambar adalah level yang teratas (Top Level) sehingga disebut Diagram Context.[6] 2. Data Flow Diagram (DFD) Level Setelah context diagram dirancang kemudian akan digambar dengan lebih terinci lagi yang disebut Over View Diagram (level 0). Tiap-tiap proses di over view diagram akan digambar secara lebih terinci lagi dan disebut dengan level 1, dan kemudian diteruskan ke level berikutnya sampai tiap-tiap proses tidsak dapat digambar lagi lebih terinci.[6] 2.4 Desain Basis Data Alat Bantu Desain Basis Data yang digunakan dalam perancangan basis data antara lain : Diagram Hubungan Entitas (Entity Relationship Diagram) ERD (Entity Relationship Diagram) berisi komponenkomponen himpunan Entitas dan himpunan relasi yang masing-masing dilengkapi dengan atribut-atribut yang mempresentasikan seluruh fakta dari dunia nyata yang kita tinjau. ERD (Entity Relationship Diagram) menggunakan sejumlah notasi dan simbol untuk menggambarkan struktur dan hubungan antar data. [7]. Simbol-simbol yang digunakan adalah:

24 24 Tabel 2.3: Simbol- simbol ERD Nama Simbol Simbol Entity Suatu obyek yang dapat diidentifikasikan dalam lingkungan pemakai, suatu yang penting bagi user dalam konteks sistem yang dibuat, disimbolkan dengan segi empat. Atribut Entity mempunyai elemen yang disebut atribut dan berfungsi mendeskripsikan karakter entity, disimbolkan dengan lingkaran lonjong. Garis/Link Sebagai penghubung antara himpunan entitas dan himpunan entitas dengan atributnya. Hubungan Menggambarkan relasi antar entitas Sumber : [7] Derajat Relasi atau Kardinalitas Derajat relasi merupakan jumlah maksimum entitas yang dapat berelasi dengan entitas pada himpunan entitas lain dari sejumlah kemungkinan banyaknya hubungan antar entitas tersebut. Kardinalitas relasi merujuk kepada hubungan maksimum yang terjadi dari himpunan entitas yang satu ke himpunan entitas yang lain dan begitu sebaliknya.[7] Kardinalitas relasi yang terjadi diantara himpunan entitas dapat berupa:

25 25 1. Satu ke Satu (One to One ) Yang berarti setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan paling banyak satu entitas pada himpunan entitas B, dan begitu juga sebaliknya. A B entitas 1 entitas 2 entitas 3 entitas 4 entitas 1 entitas 2 entitas 3 entitas 4 Gambar 2.3: Kardinalitas Satu-ke-Satu Sumber : [7] 2. Satu ke Banyak (One to Many) Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, tetapi tidak sebaliknya. A B entitas 1 entitas 1 entitas 2 entitas 3 entitas 2 entitas 3 entitas 4 entitas 5 Gambar 2.4: Kardinalitas Satu-ke-Banyak. Sumber : [7] 3. Banyak ke Banyak (Many to many) Yang berarti setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, dan begitu juga sebaliknya dimana setiap entitas pada

26 26 himpunan entitas B dapat berhubungan dengan banyak pada himpunan entitas A. A B entitas 1 entitas 2 entitas 3 entitas 4 entitas 1 entitas 2 entitas 3 entitas 4 Gambar 2.5: Kardinalitas banyak-ke-banyak. Sumber : [7] Normalisasi Proses Normalisasi merupakan suatu proses dimana elemen-elemen data dikelompokkan menjadi tabel-tabel, dimana dalam tabel tersebut terdapat entity-entity dan relasi antar entity. [7] Komponen-komponen dalam normalisasi yaitu: 1. Entity, merupakan konsep informasi yang terekam meliputi orang, kejadian dan tempat. 2. Field / Atribut, merupakansesuatu yang mewakili entity. 3. Data Value, merupakan isi data yang merupakan informasi yang tersimpan dalam setiap atribut. 4. Record, merupakan kumpulan atribut yang saling berkaitan satu dengan yang lain dan menginformasikan suatu entity secara lengkap. 5. Field Kunci, merupakan satu field yang terdapat dalam satu file yang menjadi kunci dan mewakili record, field kunci mempunyai peranan yang sangat penting karena merupakan penentu dalam pencarian suatu record data. 6. Candidate Key (Kunci Kandidat/Kunci Calon)

27 27 Suatu atribut atau satu set minimal atribut yang mengidentifikasikan secara unik suatu kejadian spesifik dari entity. Jika satu kunci kandidat berisi lebih dari satu atribut, maka biasanya disebut composite key (kunci campuran/gabungan). Contoh : File siswa berisi atribut : 1) NIS 2) Nama 3) Alamat Maka kunci kandidatnya : 1) NIS, karena tidak mungkin ganda. 2) Nama, sering dipakai dalam pencarian namun tidak dapat dikatakan kunci karena sering terjadi kesamaan nama (kembar). 3) Sedangkan Alamat bukan kunci (tidak mungkin dijadikan sebagai kunci). 1. Primary Key (Kunci Primer) Suatu atribut atau satu set minimal atribut yang tidak hanya mengidentifikasi secara unik suatu kejadian spesifik, tetapi juga dapat mewakili setiap kejadian dari suatu entity. Setiap kunci kandidat mempunyai peluang menjadi setiap kejadian dari suatu entity. Setiap kunci kandidat mempunyai peluang menjadi primary key, tetapi sebaiknya dipilih satu angka saja yang dapat mewakili secara menyeluruh terhadap entity yang ada. Contoh : NIM, karena tidak mungkin ganda dan mewakili secara menyeluruh terhadap entity siswa. Dan setiap mahasiswa selalu mempunyai NIS. 2. Alternate Key (Kunci Alternatif)

28 28 Kunci kandidat yang tidak dipakai sebagai primary key. Seringkali dijadikan sebagai kunci alternatif pengurutan dalam laporan. 3. Foreign Key (Kunci Tamu) Satu atribut atau satu set atribut yang melengkapi satu relationship (hubungan) yang menunjukkan ke induknya. Kunci tamu ditempatkan pada entity anak dan sama dengan primary key induk yang direalisasikan. Ada tahap-tahap dalam Normalisasi yaitu:[7] 1. Bentuk Tidak Normal (Unnormalized form) Merupakan bentuk diman semua data dikumpulkan apa adanya tanpa mengikuti aturan-aturan tertentu, bisa jadi data yang dikumpulkan akan tidak lengkap dan terjadi duplikat data. 2. Bentuk Normal Pertama (1 NF / First Normal Form) Merupakan suatu bentuk dimana data yang dikumpulkan menjadi satu field yang sifatnya tidak berulang dan tiap field hanya mempunyai satu pengertian. 3. Bentuk Normal Kedua (2 NF / Second Normal Form) Merupakan suatu bentuk dimana harus memenuhi syarat yaitu sudah memenuhi kriteria sebagai bentuk normal pertama serta field bukan kunci tergantung secara fungsi. 4. Bentuk normal ketiga (3 NF / Third Normal Form) Merupakan suatu bentuk dimana harus memenuhi syarat yaitu sudah memenuhi kriteria sebagai bentuk normal kedua serta field bukan kunci tergantung secara fungsi pada kunci primer.

29 Kamus Data (Data Dictionary) Kamus data adalah fakta tentang data dan kebutuhankebutuhan informasi dari suatu sistem informasi.dengan demikian kamus data dapat mendefinisikan data yang mengalir di sistem dengan lengkap. Kamus data dibuat berdasarkan arus data yang ada dan DFD (Data Flow Document). Untuk mendefinisikan struktur data yang ada di kamus data biasanya digunakan notasi-notasi yang menunjukkan informasi-informasi tambahan. Notasi-notasi yang dimaksud berbentuk:[7] Notasi = Tabel 2.4: Notasi Kamus Data Arti Terdiri dari, mendefinisikan, diuraikan menjadi, artinya. + Dan (And) Salah satu dari (memilih salah satu dari [ ] elemen-elemen data di dalam kurung bracket ini) Pemisah sejumlah alternatif pilihan antara simbol [ ] Iterasi elemen data di dalam kurung N { } m brace beriterasi mulai minimum n kali dan maksimum m kali. Optional elemen data di dalam kurung

30 30 ( ) parenthesis sifatnya optional, dapat ada dan dapat tidak ada. * Keterangan setelah tanda ini adalah komentar. Sumber : [7] 2.5 Perguruan Tinggi Pengertian Perguruan Tinggi Perguruan Tinggi yang disebut dalam Peraturan PemerintahNo.30 th 1990, yaitu organisasi satuan pendidikan, yang menyelenggarakan pendidikan di jenjang pendidikan tinggi, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.[8] Fungsi Perguruan Tinggi Fungsi-fungsi utama Perguruan Tinggi adalah :[8] 1. Membina kualitas hasil dan kinerja Perguruan Tinggi, agar dapat memberikan sumbangan yang nyata kepada perkembangan IPOLEKSOSBUD dimasyarakat. Untuk dapat melaksanakan pembinaan kualitas yang baik, secara periodik Perguruan Tinggi menyelenggarakan evaluasi-diri yang melibatkan semua Unit Akademik Dasar. Evaluasi-diri sewajarnya dianggap sebagai perangkat manajemen Perguruan Tinggi yang utama, karena setiap pengambilan keputusan harus dapat mengacu pada hasil evaluasi-diri. 2. Merencanakan pengembangan Perguruan Tinggi menghadapi perkembangan di masyarakat. Rencana Strategis menjangkau waktu pengembangan 10 tahun, seyogyanya dapat dibuat oleh Perguruan Tinggi. Dari Rencana Strategis tersebut, dapat dijabarkan Rencana Operasional Lima Tahunan dan Rencana Operasional Tahunan, dan yang terakhir ini mengkaitkan pada

31 31 Memorandum Program Koordinatif Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, dalam arti bahwa bagian-bagian Rencana Operasional Tahunan yang memerlukan anggaran pembangunan, dapat diajukan sebagai Daftar Isian Proyek. 3. Mengupayakan tersedianya sumberdaya untuk menyelenggarakan tugas-tugas fungsional dan rencana perkembangan Perguruan Tinggi. 4. Menyelenggarakan pola manajemen Perguruan Tinggi, yang dilandasi Paradigma Penataan Sistem Pendidikan Tinggi, dengan sasaran utama adanya suasana akademik yang kondusif untuk pelaksanaan kegiatan fungsional pendidikan tinggi. 2.6 Program Studi Pengertian Program Studi Program Studi sebagai kesatuan rencana belajar yang digunakan untuk pedoman penyelenggaraan pendidikan yang diselenggarakan atas dasar suatu kurikulum serta ditujukan agar siswa dapat menguasai pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai dengan sasaran kurikulum [9] Hakekat Dibukanya Program Studi Program studi baru perlu dibuka dengan tujuan: [9] 1. Jawaban terhadap tuntutan jaman ke depan yang berlandaskan pada permintaan pasar kerja (market driven) dan atau hasil perenungan terhadap visi keilmuan (scientific vision). 2. Ditujukan untuk menghasilkan lulusan agar memiliki kompetensi dalam bidang ilmu tertentu (spesifik) agar sesuai dengan ketetapan dan sesuai dengan jenjang pendidikan yang telah ditentukan oleh Jurusan atau Fakultas Kriteria Penilaian Program Studi [9] 1. Diarahkan kepada visi, misi, tujuan dan sasaran Program Studi 2. Kinerja Program Studi dalam segala komponennya

32 32 3. Sasaran dan tujuan menjadi dasar kinerja untuk menyelenggarakan suatu Program Studi tertentu.

33 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Obyek Penelitian dalam penyusunan tugas akhir ini adalah SMA NEGERI 9 SEMARANG. 3.2 Jenis dan Sumber Data Dalam usaha untuk mendapatkan data-data yang benar sehingga tercapai maksud dan tujuan penyusun Tugas Akhir ini, Penulis menggunakan metode pengumpulan data dari jenis data dengan cara sebagai berikut : A. Data Primer Data Primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dapat dilakukan melalui wawancara secara langsung dengan guru bimbingan konseling. Data primer dapat berupa : 1. Data Program Studi 2. Data Siswa 3. Data Peminatan Program Studi B. Data Sekunder Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung yang dapat berupa catatan-catatan, laporan-laporan tertulis, dokumen-dokumen dan makalah-makalah serta daftar pustaka. Data Sekunder dapat diperoleh berupa : 1. Alamat Web 2. Buku Literatur 33

34 Metode Pengumpulan Data Dalam penyusunan tugas akhir ini perlu adanya suatu metode tertentu yang akan digunakan dalam pengumpulan basis data yang diperoleh dengan cara sebagai berikut : a. Survey Yaitu dengan meminta data peminatan program studi secara langsung kepada pihak sekolah melalui guru bimbingan konseling. b. Wawancara Dengan melakukan wawancara seputar masalah yang berhubungan dengan pemilihan program studi. Diantaranya berupa pertanyaan : 1. Kriteria-kriteria apa yang harus dipenuhi dalam penentuan program studi 2. Jenis-jenis program studi apa saja yang terdaftar. c. Studi Pustaka Yaitu suatu penelahan kepustakaan guna menegakkan landasan teoritis penelitian yang akan dilakukan. Secara garis besar, sumber bacaan dapat dibagi menjadi dua yaitu acuan umum terutama terdapat pada buku buku penunjang yang ada hubunganya dan acuan khusus yang berupa laopran hasil penelitian.

35 Metode Pengembangan Sistem Proses pengembangan sistem yang dipakai adalah Waterfall. Model pendekatan ini dilakukan secara rinci dan direncanakan dengan baik. Tahapan yang dilakukan dalam pendekatan adalah : Requirement Spesification Architectural Design Coding Integritasi & Testing Training & Implementasi Operasi & Maintenance Gambar 3.1 : Bagan Sistem Pengembangan Sistem dengan Waterfall Sumber : [10] 1. Requirment Spesification Merupakan tahap awal dilakukan dengan cara mengidentifikasi analisa permasalahan. 2. Architectural Design Merupakan tahap perancangan sistem, untuk meningkatkan sistem lama.

36 36 3. Coding Merupakan pengaplikasian rancangan sistem ke dalam bahasa pemrograman. 4. Integrasi and Testing Merupakan tahap penggabungan materi sistem lama dengan aplikasi baru yang dihasilkan. 5. Training and Implementation Merupakan tahap pemasangan aplikasi ke obyek yang memerlukan 6. Operation and Maintenance Merupakan tahap perawatan sistem guna pengembangan sistem yang berkelanjutan. 3.5 Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan adalah Metode Kualitatif Merupakan serangkaian observasi dimana tiap observasi yang terdapat dalam sample tergolong pada salah satu dari kelas-kelas yang ekslusif secara bersama-sama dan yang kemungkinan tidak dapat dinyatakan dalam angka-angka. Data-data yang telah diperoleh diolah dengan cara merancang basis data secara terperinci agar diperoleh alternative pemecahan masalah alat-alat yang digunakan, misalnya : a. Kamus Data (Data Dictionary) Merupakan gambaran dari seluruh atribut yang ada dan diambil secara langsung dari formulir atau slip yang ada pada obyek penelitian, misalnya data jenis program studi, data siswa, data pemilihan program studi dan lainya.

37 37 b. ERD (Entity Relationaship Diagram) Merupakan diagram yang menunjukkan hubungan antara entitasentitas yang ada dalam suatu hubungan entitas tentang apa data itu berbicara 3.6 Rencana Implementasi Sistem Rencana implementasi sistem dilakukan untuk menyelesaikan desain basis data yang ada dalam dokumen yang disetujui, maka perusahaan akan mulai menggunakan basis data baru Instalasi Software Instalasi software dilakukan setelah instalasi hardware selesai dilakukan. Software yang diperlukan antara lain sebagai berikut : 1. Sistem Operasi Windows XP atau Windows 7 2. MySql 3. Visual Basic 6.0

38 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Tinjauan Umum Sekolah Sejarah Singkat SMA NEGERI 9 SEMARANG SMA 9 Semarang didirikan tahun pelajaran 1981/1982 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor : 0219/O/1981, tanggal 14 Juli 1981 yang ditanda tangani oleh Sekretaris Jenderal Soetanto Wirjoprasonto tentang pembukaan sekolah baru, maka secara resmi berdirilah SMA Negeri 9 Semarang. Diawal berdirinya, SMA Negeri 9 Semarang diampu oleh 15 orang guru dengan Kepala Sekolah yang pertama adalah bapak R. Soemarman. Terdiri dari kelas satu sebanyak 3 kelas bergabung dengan SMA Negeri 4 yang beralamat di Jl. Karang Rejo Raya Banyumanik. Karena terbatasnya ruang kelas, maka 3 kelas SMA Negeri 9 tersebut harus masuk siang. Pada tanggal 1 Februari 1982 selesailah pembangunan tahap awal 6 ruang kelas baru di Jl. Cemara Raya Pedalangan Banyumanik. Tanggal 30 Januari 1982 keluarlah Surat Keputusan Kepala SMA Negeri 9 Semarang nomor : 045 /I03.4 SMA H 1982 tentang pemindahan kegiatan belajar mengajar SMA Negeri 9 Semarang dari SMA Negeri 4 ke gedung SMA N 9 yang baru. Sampai sekarang pembangunan sarana kegiatan belajar mengajar terus bertambah. Dari tahun 1982 yang hanya terdiri dari 6 ruang kelas, SMA Negeri 9 sekarang sudah memiliki sarana cukup memadai, terdiri dari : 1. Ruang kelas : 24 kelas 2. Ruang Laboratorium : a. 1 lab. Fisika b. 1 lab. Kimia c. 1 lab. Biologi d. 1 lab. Bahasa 38

39 39 e. 2 lab. Komputer 3. Ruang lain : ruang guru, ruang multimedia, ruan kepala dan wakil kepala, kantor TU, perpustakaan, ruang BP/BK, OSIS, Mushola, Aula, kantin, UKS dan koperasi. Sejak berdiri SMA Negeri 9 dipimpin oleh beberapa kepala sekolah, yaitu : 1. Drs. Soebandi, menjabat dari tahun R. Soemarman, menjabat dari tahun Drs. Mudjiman, menjabat dari tahun Eryono, BA, menjabat dari tahun Dra. Sutji Aryani, MPd, menjabat dari tahun Dra. Hj. Sri Nurwati, MPd, menjabat dari tahun Slamet Panca Mulyadi, MPd, menjabat dari tahun Drs. Nasikhun,M.Pd dari Drs. Wiharto dari 2012-sekarang.

40 Struktur Organisasi Struktur Organisasi menunjukan adanya hubungan antara komponen-komponen yang ada, sehingga jelas adanya kedudukan, tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing sesuai fungsi dan tugas pokoknya. Struktur anggota dapat dilihat pada gambar dibawah ini. STRUKTUR ORGANISASI SMA NEGERI 9 SEMARANG KOMITE SEKOLAH KEPALA SEKOLAH KAUR TATA USAHA WAKASEK KURIKULUM WAKASEK KESISWAAN WAKASEK SARPRA WAKASEK HUMAS Koordinator Guru Mapel (MGMP) WALI KELAS Guru Mapel Guru BK Tenaga Kependidikan Lainnya SISWA Gambar 4.1 Struktur Organisasi Sekolah SMA Negeri 9 Semarang

41 Job Description 1. Kepala Sekolah Kepala sekolah sebagai orang yang dipercaya memimpin institusi terdepan berkewajiban melakukan semua kebijakan Departemen Pendidikan dan mampu menjabarkannya dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Kepala sekolah bertanggung jawab keluar dan ke dalam atas keseluruhan pengelolaan sekolah.semua kegiatan yang dilakukan harus berdasarkan kepada ketentuan yang berlaku. a. Kepala Sekolah sebagai Edukator Kepala Sekolah harus mampu membina, mendidik, dan melatih semua guru dan personil sesuai dengan bidang dan tugasnya masing-masing dalam usaha memberikan tambahan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman maupun perubahan sikap yang lebih positif terhadap pelaksanaan tugas. b. Kepala Sekolah sebagai Manager Kepala Sekolah mampu membagi habis semua tugas kepada guru dan personil sesuai tingkat pengetahuan dan kemampuan masing-masing.kepala Sekolah mampu memimbing semua personil agar mampu melaksanakan tugas seoptimal mungkin secara efektif dan efisien.kepala Sekolah sanggup mengontrol jalannya pelaksanaan tugas sesuai fungsi dan program yang sudah direncanakan. c. Kepala Sekolah sebagai Administrator Kepala Sekolah harus mampu mendayagunakan sumber daya yang ada, baik sumberdaya manusia maupun sumberdaya sarana dan prasarana.

42 42 d. Kepala Sekolah sebagai Supervisor Kepala Sekolah harus memiliki pengetahuan, kemampuan berpendidikan dan berpengalaman dan mampu bertindak selaku mitra kerja dalam usaha membantu guru dan personil untuk mengembangkan profesinya melalui kegiatan efektif. 2. Komite Sekolah Bertugas mengawasi sekaligus mengupayakan hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan.komite sekolah bekerjasama dengan kepala sekolah dalam hal kordinasi kemajuan financial dari sekolah.komite sekolah terbentuk dari elemen-elemen yang berkaitan erat dengan lingkungan sekolah. 3. Tata Usaha Kepala Tata Usaha Sekolah bertanggung jawab kepada kepala sekolah dan mempunyai tugas melaksanakan ketatausahaan sekolah meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut: a. Menyusun program tata usaha sekolah b. Mengelola keungan sekolah c. Mengurus administrasi keuangan dan siswa d. Membina dan mengembangkan karir pegawai tata usaha e. Menyusun administrasi perlengkapan sekolah f. Menyusun dan menyajikan data / statistic sekolah g. Mengkoordinasikan dan melaksanakan 6K h. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan pengurusan ketatausahaan secara berkala. 4. Wakil Kepala Bidang Kurikulum a. Penyusunan program tahunan b. Perencanaan kelas

43 43 c. Penyusunan jadwal kelas d. Penyusunan satuan pelajaran e. KBM dan pembinaannya f. Semesteran g. Kulikuler h. Ekstrakuliler i. Pengelolaan nilai semester j. Rapat-rapat Guru dan Wali Kelas k. Pembagian Raport akhir semester l. Pengelolaan Nilai Semester m. Kegiatan MGMP n. Pembagian Kelas II o. Pengelolaan Nilai UN p. Pengabsahaan STTB dan lainnya. q. Perencanaan Praktikum di labolatorium r. Perencanaan Penyusunan karya tulis s. Mengusulkan Guru Teladan 5. Wakil Kepala Bidang Kesiswaan a. Penerimaan Siswa Baru b. Perencanaan Masa Orientasi Sekolah bagi siswa kelas 1 baru c. Penyususnan kelas d. Ekstrakulikuler e. Pembinaan OSIS f. Perencanaan dan Pelaksanaan Tata Tertib Sekolah g. Mutasi Siswa h. Pengisian Buku Induk i. Pembinaaan Pramuka j. Pembinaan dan pengembangan UKS k. Pemantapan wawasan wiyata mandala dan 7 K l. Presensi siswa

44 44 m. Pelaksanaan upacara bendera setiap minggu pertama,tanggal 17 agustus dan Hari Besar Nasional 6. Wakil Kepala bidang Sarana dan Prasarana a. Pengadaan Ruangan / local b. Pengadaan perlengkapan administrasi sekolah c. Pemeliharaan dan pengembangan perpustakaan sekolah d. Laboratorium e. Rehabilitas sekolah f. Rehabilitas dan pengadaan alat-alat kantor dan kelas g. Inventaris Tropy dan piagam 7. Wakil Kepala Bidang Humas a. Kerjasama dengan komite sekolah b. Penyelenggaraan rapat komite sekolah c. Kerjasama antar sekolah d. Peringatan Hari Besar Nasional dan Agama e. Penelusuran Lulusan f. Karya Wisata g. Kerjasama dengan instansi lain diluar Depdikbud h. Pesantren Kilat i. Notulen Rapat j. Monitoring Guru dan karyawan 8. Guru Guru bertanggung jawab kepada sekolah dan mempunyai tugas melaksanakan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien. Tugas dan tanggung jawab seorang guru meliputi : a. Membuat perangkat program pengajaran 1. AMP 2. Program Tahunan / Semester 3. Program Satuan Pengajaran

45 45 4. Program Rencana Pengajaran 5. Program Mingguan Guru 6. LKS b. Melaksanakan Kegiatan Pembelajaran c. Melaksanakan kegiatan penilaian proses belajar,ulangan harian,ulangan umum,ujian akhir d. Melaksanakan analisis hasil ualangan harian e. Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan f. Mengisi daftar nilai siswa g. Mengisi daftar nilai siswa h. Melaksanakan kegiatan membimbing ( pengimbasan pengetahuan ) kepada guru lain dalam kegiatan proses belajar mengajar i. Membuat alat pelajaran / alat peraga j. Menumbuhkembangkan sikap menghargai karya seni k. Melaksanakan tugas tertentu disekolah l. Mengadakan pengembangan program pengajaran yang menjadi tanggung jawabnya m. Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar siswa n. Mengisi dan menelitii daftar hadir siswa sebelum memulai pelajaran o. Mengatur kebersihan ruang kelas dan ruang praktikum p. Mengumpulkan dan menghitung angka kredit untuk kenaikan pangkat 9. Siswa a. Merupakan anak didik yang melakulkan kegiatan belajar disekolah b. Mentaati peraturan yang ada dalam sekolah c. Belajar dengan baik dan benar

46 46 d. Patuh dan taat kepada kepala sekolah, guru, dan karyawan e. Mandapat fasilitas belajar dan beasiswa Narasi Prosedur 1. Guru BK menyerahkan data Program studi ke siswa, selanjutnya siswa mengisi data kuesioner. 2. Data profil nilai yang diisi beserta data siswa diserahkan ke administrator, untuk selanjutnya administrator melakukan analisa, sedangkan data program studi diarsip oleh siswa. 3. Setelah dianalisa selanjutnya dihasilkan data hasil analisa dan daftar program studi yang sesuai. Data siswa, Data profil nilai dan data hasil analisa diarsip oleh administrator, sedangkan daftar program studi yang sesuai diserahkan ke siswa. 4. Lalu Adsministrator membuat laporan siswa dan laporan hasil program studi diserahkan Guru BK untuk diarsip.

47 Flow Of Document Pemilihan Program Studi GURU BK SISWA ADMINISTRATOR a Data Program studi Data Program studi Data Siswa Data Siswa Data Isian profil nilsi b Laporan Siswa Isi Data profil nilai Lakukan analisa c Data Program studi Data Siswa Data Siswa Data Isian profil nilai Data Isian profil nilai d Laporan Progdi yang sesuai c c a c Buat laporan Siswa Daftar Hasil Program analisa studi yg sesuai c Daft rogram studi yg sesuai Data Siswa Laporan Siswa c c b Buat laporan Progdi yang sesuai Daftar Program studi yg sesuai Laporan Progdi yg sesuai Gambar 4.2 : Flow Of Document Pemilihan Program Studi Sumber : SMA Negeri 9 Semarang c d d d

48 Analisis Sistem Dalam menghasilkan suatu sistem yang diinginkan dan tepat perlu adanya suatu analisisa dan desain sistem yang jauh lebih baik dari sebelumnya, analisis sistem mempunyai peranan dan fungsi untuk mengidentifikasikan masalah, menentukan sasaran yang harus dicapai dalam memenuhi kebutuhan, memilih alternatif metode pemecahan masalah yang paling tepat serta merencanakan dan merancang sistem, dalam tahap tahap analisis sistem yang akan penulis gunakan adalah sebagai berikut : Identifikasi Masalah dan Sumber Masalah Identifikasi Masalah Kerumitan yang dihadapi para siswa SMA saat hendak memilih program studi apa yang akan diambil pada saat melanjutkan pendidikannya diperguruan tinggi. Para siswa dihadapkan pada berbagai macam pertimbangan dan pilihan yang cukup rumit. Pertimbangan dari pihak siswa sendiri misalnya bidang studi yang paling ia kuasai,minat siswa,citacita,nilai akademik,dan lingkungan pergaulan.sedangkan pertimbangan yang datang dari sisi orang tua misalnya biaya pendidikan dan harapan orang tua terhadap anaknya.beragam pertimbangan tersebut membuat siswa bingung dalam mengambil keputusan,hingga akhirnya tidak sedikit siswa yang mengambil keputusan dalam memilih perguruan tinggi berdasarkan perasaan, ajakan teman dan ambisi orang tua saja, padahal semuanya itu tidak bisa dipakai sebagai tolak ukur yang tepat Identifikasi Kebutuhan Manfaat Adanya pengembangan sistem baru ini mempunyai manfaat yang sangat besar, antara lain :

49 49 1. Dapat membantu para siswa dengan memberikan alternatif-alternatif terbaik dalam menentukan program studi mana yang sesuai bagi mereka. 2. Para siswa dapat mengembangkan kemampuannya secara optimal untuk mencapai cita-citanya. 3. Para orang tua dapat mengetahui gambaran seberapa besar alokasi yang harus mereka keluarkan untuk membiayai studi anaknya.sekolah yang bersangkutan mempunyai nilai lebih dari sekolah lain denkgan adanya sistem baru Unsur-unsur yang dipertimbangkan dalam Memilih program Studi Pada Perguruan Tinggi Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika memilih proram studi dalam sebuah perguruan tinggi,diantaranya adalah reputasi perguruan tinggi,biaya,lokasi perguruan tinggi,dan beberapa kriteria lain yang menunjang nilai lebih sebuah perguruan tinggi. Dari sini dapat diketahui, permasalahan ada adalah merancang sistem pendukung keputusan pemilihan program studi di perguruan tinggi bagi para siswa SMA yang akan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Setelah menentukan permasalahan yang ada,langkah selanjutnya adalah menentukan kriteria.kriteria yang dibuat merupakan rincian dari persoalan optimasi pemilihan program studi.untuk menentukan kriteria tersebut,maka dilakukan survei di SMA. Hasil survei yang diperoleh dari SMA, kriteria yang mempengaruhi antara lain: a) Kemampuan Eksakta Kemampuan yang dimiliki siswa dalam mata pelajaran yang berdasarkan ketepatan dan kecermatan dalam metode

50 50 penelitian dan analisis. Dengan tingginya nilai rata-rata kemampuan eksakta maka siswa cenderung akan lebih memilih program studi berbasis eksakta. Skala nilai eksakta mempunyai daftar sebagai berikut: 1. Skala 1, jika Nilai eksakta < = Skala 2, jika Nilai eksakta >75 s.d Skala 3, jika Nilai eksakta >80 s.d Skala 4, jika Nilai eksakta >85 s.d Skala 5, jika Nilai eksakta > 90 s.d 100 b) Kemampuan Non Eksakta Kemampuan yang dimiliki siswa diluar mata pelajaran yang berdasarkan ketepatan dan kecermatan dalam metode penelitian dan analisis. Kemampuan Non Eksakta digunakan untuk memperkuat kepercayaan diri para siswa dalam memilih program studi. Dengan tingginya nilai ratarata kemampuan non eksakta maka siswa cenderung akan lebih memilih program studi berbasis eksakta. Skala nilai eksakta mempunyai daftar sebagai berikut: 1. Skala 1, jika Nilai non eksakta < = Skala 2, jika Nilai non eksakta >75 s.d Skala 3, jika Nilai non eksakta >80 s.d Skala 4, jika Nilai non eksakta >85 s.d Skala 5, jika Nilai non eksakta > 90 s.d 100 c) Kompetensi Kompetensi adalah ukuran / kemampuan siswa yang dimiliki oleh siswa dalam suatu bidang tertentu, dalam menunjang kemampuan akademis.

51 51 Skala nilai kompetensi mempunyai daftar sebagai berikut: 1. Skala 1, jika Nilai kompetensi < = Skala 2, jika Nilai kompetensi > 75 s.d Skala 3, jika Nilai kompetensi > 80 s.d Skala 4, jika Nilai kompetensi > 85 s.d Skala 5, jika Nilai kompetensi > 90 s.d 100 Pemilihan Program Studi di Perguruan Tinggi Gambar 4.3 : Kriteria Pemilihan Program Studi pada Perguruan Tinggi Jenis-jenis Program Studi Dalam Perguruan Tinggi Jenis program studi yang ada pada tiap-tiap perguruan tinggi sangatlah banyak, untuk memperolehnya perlu literatur yang menunjang, termasuk diantaranya dari internet maupun buku pedoman masuk perguruan tinggi (UNPTN).Jenis-jenis yang ada antara lain : Kemampuan Eksakta 1. Pendidikan Merupakan program studi yang diambil yang nantinya setelah lulus akan diterapkan langsung dalam dunia pendidikan atau belajar mengajar. Yang termasuk program pendidikan antara lain : a. Pendidikan Eksakta Kemampuan Non Eksakta 1) Pendidikan Ilmu Matematika 2) Pendidikan Ilmu Fisika 3) Pendidikan Ilmu Kimia 4) Pendidikan Ilmu Biologi Kompetensi

52 52 5) Pendidikan Ilmu Elektronika 6) Pendidikan Ilmu Sipil b. Pendidikan Sosial 1) Pendidikan Ilmu Sosial politik 2) Pendidikan Ilmu Kewarganegaraan 3) Pendidikan Ilmu Sosial dan Budaya 4) Pendidikan Ilmu Sejarah 5) Pendidikan Ilmu Geografi c. Pendidikan Ekonomi 1) Pendidikan Ilmu Ekonomi Dasar 2) Pendidikan Ilmu Ekonomi Manajemen d. Pendidikan Teknik 1) Pendidikan Teknik Elektro 2) Pendidikan Teknik Geodasi 3) Pendidikan Teknik Informatika 4) Pendidikan Teknik Komputer 5) Pendidikan Teknik Sipil 6) Pendidikan Teknik Kimia 7) Pendidikan Teknik Nuklir 8) Pendidikan Teknik Kelautan 9) Pendidikan Teknik Nautika 10) Pendidikan Teknik Planologi 11) Pendidikan Teknik Makanan 12) Pendidikan Teknik Makanan Hewan 2. Non Pendidikan Merupakan jenis program studi yang nantinya setelah lulus aplikasinya untuk selain bidang pendidikan. a. Eksata 1) Metematika 2) Fisika

53 53 3) Kimia 4) Biologi 5) Elektronika 6) Sipil 7) Arsitek b. Sosial 1) Sosial Politik 2) Kewarganegaraan 3) Sosial dan Budaya 4) Sejarah dan Arkeologi 5) Geografi 6) Platonomi c. Ekonomi 1) Ekonomi Dasar 2) Manajemen 3) Akuntansi d. Teknik 1) Teknik Elektro 2) Teknik Geodasi 3) Teknik informatika 4) Teknik komputer 5) Teknik Sipil 6) Teknik Kimia 7) Teknik Nuklir 8) Teknik Kelautan 9) Teknik Nautika 10) Teknik Planologi 11) Teknik Makanan 12) Teknik Makanan Hewan e. Kesehatan 1) Kesehatan Umum

54 54 2) Kedoktearan Hewan 3) Kedokteran Umum 4) Kedokteran Masyarakat f. Ilmu Agama 1) Ilmu Agama Islam 2) Ilmu Agama Kristen 3) Ilmu Agama Budha 4) Ilmu Agama hindu g. Ilmu Sosial Politik 1) Administrasi Niaga 2) Administrasi pemerintahan 3) Administrasi Masyarakat h. Psokologi 1) Psikologi pendidikan 2) Psikologi Perusahaan 3) Psikologi Organisasi 4) Psikologi Klinis 5) Psikologi umum 6) Psikologi Perkembangan i. BioTeknologi 1) Bioteknologi Industri 2) Bioteknologi Informatika 3) Bioteknologi Medis 4) Bioteknologi Lingkungan j. Sastra 1) Sastra Indonesia 2) Sastra Jawa 3) Sastra Inggris 4) Sastra Jepang 5) Sastra Belanda

55 55 6) Sastra Jerman 4.3 Perhitungan Profile Matching Untuk Pemilihan Program Studi a. Skala Nilai Eksakta Skala nilai eksakta mempunyai daftar sebagai berikut: 1. Skala 1, jika Nilai eksakta < = Skala 2, jika Nilai eksakta >75 s.d Skala 3, jika Nilai eksakta >80 s.d Skala 4, jika Nilai eksakta >85 s.d Skala 5, jika Nilai eksakta > 90 s.d 100 b. Skala Nilai Non Eksakta Skala nilai non eksakta mempunyai daftar sebagai berikut: 1. Skala 1, jika Nilai non eksakta < = Skala 2, jika Nilai non eksakta >75 s.d Skala 3, jika Nilai non eksakta >80 s.d Skala 4, jika Nilai non eksakta >85 s.d Skala 5, jika Nilai non eksakta > 90 s.d 100 c. Skala Nilai Kompetensi Skala nilai kompetensi mempunyai daftar sebagai berikut: 1. Skala 1, jika Nilai kompetensi < = Skala 2, jika Nilai kompetensi >75 s.d Skala 3, jika Nilai kompetensi > 80 s.d Skala 4, jika Nilai kompetensi > 85 s.d Skala 5, jika Nilai kompetensi > 90 s.d 100

56 56 2. Variabel Dalam Penilaian Tabel 4.1 : Tabel Nilai Profile dari Kriteria No. Aspek Nilai Profile 1 Nilai Non eksakta 2 2 Nilai eksakta 2 3 Nilai Kompetensi 3 3. Proses Perhitungan Pemetaan Gap Kompetensi GAP = Profile Siswa Profile Program Studi a. Pemetaan GAP untuk kriteria nilai eksakta Tabel 4.2 : Pengelompokan GAP untuk kriteria nilai eksakta Kode Item NIS NAMA Gap Profile Siswa Profile Pemilihan Progdi GAP 101 Hesti Fahza Reza Hesti Fahza Reza 0

57 57 Skala nilai eksakta mempunyai daftar sebagai berikut: - Skala 1, jika Nilai eksakta < = 75 - Skala 2, jika Nilai eksakta >75 s.d 80 - Skala 3, jika Nilai eksakta >80 s.d 85 - Skala 4, jika Nilai eksakta >85 s.d 90 - Skala 5, jika Nilai eksakta > 90 s.d 100 b. Pemetaan GAP untuk kriteria non eksakta Tabel 4.3 : Pengelompokan GAP untuk kriteria non eksakta Kode Item NIS NAMA Gap Profile Siswa Profile Pemilihan Progdi GAP 101 Hesti Fahza Reza Hesti Fahza Reza 3 Skala nilai non eksakta mempunyai daftar sebagai berikut: - Skala 1, jika Nilai non eksakta <= 75 - Skala 2, jika Nilai non eksakta >75 s.d 80 - Skala 3, jika Nilai non eksakta >80 s.d 85 - Skala 4, jika Nilai non eksakta >85 s.d 90 - Skala 5, jika Nilai non eksakta > 90 s.d 100

58 58 c. Pemetaan GAP untuk Kriteria Nilai Kompetensi Tabel 4.4 : Pengelompokan GAP untuk kriteria Nilai Kompetensi Kode Item NIS NAMA Gap Profile Siswa Profile Pemilihan Progdi GAP 101 Hesti Fahza Reza Hesti Fahza Reza 1 Skala nilai kompetensi mempunyai daftar sebagai berikut: - Skala 1, jika Nilai kompetensi < = 75 - Skala 2, jika Nilai kompetensi >75 s.d 80 - Skala 3, jika Nilai kompetensi > 80 s.d 85 - Skala 4, jika Nilai kompetensi > 85 s.d 90 - Skala 5, jika Nilai kompetensi > 90 s.d 100

59 59 4. Proses Pemetaan GAP Kompetensi a. Tabel Bobot Nilai GAP Tabel Bobot Nilai GAP b. Pembobotan Nilai GAP terhadap Kriteria Nilai Eksakta Tabel 4.5 : Tabel Pembobotan Nilai GAP terhadap kriteria Nilai Eksakta Kode Item NIS NAMA GAP 101 Hesti Fahza Reza 0 Bobot Nilai GAP 101 Hesti Fahza Reza 6

60 60 c. Pembobotan Nilai GAP terhadap criteria nilai non eksakta Tabel 4.6 : Tabel Pembobotan Nilai GAP terhadap kriteria nilai non eksakta Kode Item NIS NAMA GAP 101 Hesti Fahza Reza 3 Bobot Nilai GAP 101 Hesti Fahza Reza 3.5 d. Pembobotan Nilai GAP terhadap kriteria nilai kompetensi Tabel 4.7 : Tabel Pembobotan Nilai GAP terhadap kriteria nilai kompetensi Kode Item NIS NAMA GAP 101 Hesti Fahza Reza 1 Bobot Nilai GAP 101 Hesti Fahza Reza 5.5

61 61 5. Perhitungan Nilai Total Tiap Aspek a. Perhitungan Core Factor NIS Nama Tabel 4.8 : Tabel Perhitungan Core Factor Bobot GAP Nil Eksakta (I) Bobot GAP Nil. Non Eksakta (II) Core Faktor=0.6 *(I+II) 101 Hesti Fahza Reza b. Perhitungan Secondary Factor Tabel 4.9 : Tabel Perhitungan Secondary Factor NIS Nama Bobot GAP Nil. Kompetensi (III) Secondary Faktor=0.4* (I) 101 Hesti Fahza Reza c. Perhitungan Nilai Total Aspek Tabel 4.10 : Tabel Perhitungan Nilai Total Aspek (NI) NIS Nama Core Secondary Nilai Total Rangking Factor Factor Aspek (NI) 101 Hesti Fahza Reza

62 Desain Sistem Desain sistem meliputi context diagram, decompisisi diagram, data flow diagram (diagram turunan) Context Diagram Guru BK Data program studi Laporan Progdi Laporan Siswa Laporan Progdi yang sesuai Siswa Data siswa Daftar Program Studi SPK Pemilihan Program Studi Hasil Analisa Adsministrator Daftar Program Studi yang Sesuai Gambar 4.4 : Context Diagram

63 Decomposition Diagram 0 SPK Pemilihan Program Studi TOP LEVE 1. Pendataan 2 Proses Pemilihan LEVE 1.1 Pendataan Program Studi 1.2 Laporan Program Studi 1.3 Pendataan Siswa 1.4 Laporan Siswa 2.1 Analisa 2.2 Laporan Progdi yang sesuai Gambar 4.5 : Decomposition Diagram

64 DFD Level 0 Siswa Data siswa Daftar Progdi Daftar Progdi yang sesuai 1 pendataan Data progdi Laporan Siswa Laporan Progdi Guru BK progdi siswa analisa progdi siswa analisa progdi siswa analisa administrator Data Hasil Analisa pemilihan 2 Proses Pemilihan Laporan Progdi yang sesuai Gambar 4.6 : DFD Level 0

65 DFD Level 1 Proses Pendataan Guru BK Data progdi 1.1 Pendataan Progdi Daftar progdi progdi Progdi progdi Laporan Progdi 1.2 Laporan Progdi Siswa 1.3 Pendatan Siswa Data Siswa siswa siswa siswa Laporan Siswa 1.4 Laporan Siswa Gambar 4.7 : DFD Level 1 Proses Pendataan

66 DFD Level 1 Proses Pemilihan 2.1 Siswa Data siswa Analisa Data Hasil Analisa pemilihan Guru BK Daftar Progdi yang sesuai progdi progdi siswa progdi siswa analisa siswa 2.2 Laporan Hasil Analisa analisa analisa administrator Lap. Progdi yang sesuai Gambar 4.8 : DFD Level 1 Proses Pemilihan

67 Perancangan Basis Data a. ERD ( Entity Relationship Diagram ) NIS Nm_siswa Alm_siswa Kota_siswa NIS Kd_progdi Nil_eksakta Kd_progdi Nil_kompetensi Nm_Progdi Nil_Non_eksakta Bobot_profile_eksakta Bobot_profile_non_ eksakta Tlp_siswa Bobot_profile_kompetensi siswa memilih progdi M M M M Analisa No_analisa NIS Kd_progdi Bbt_eksakta Bbt_Non_eksakta Bbt_kompetensi Gambar 4.9 : Entity Relationship Diagram

68 68 b. Transformasi ERD ke Tabel Tabel Siswa NIS Nm_siswa Alm_siswa Kota_siswa Telp_siswa Tabel Progdi Kd_ Progdi Nm_ Progdi Bobot_ Profile eksakta Bobot_ Profile_ Non_ Eksakta Bobot_ Profile_ Kompetensi Tabel Memilih NIS Kd_ Progdi Nil_ eksakta Nil_ Non_ Eksakta Nil_ Kompetensi Tabel Analisa No Analisa NIS Kd_ progdi Bobot_ eksakta Bobot_ Non_ Eksakta Bobot_ Kompetensi

69 69 c. Uji Normalisasi Tabel 1. Tabel Siswa NIS Nm_Siswa Alm_Siswa Kota_Siswa Telp_Siswa Tabel Siswa memenuhi 1 NF (First Normal Form) Setiap data dibentuk dalam file-file dari satu record demi satu record dan field-fieldnya berupa atomic value (tidak dipecah lagi) serta tidak ada atribut yang berulang-ulang. Sudah memenuhi criteria untuk 1 NF dan atribut bukan kunci harus bergantung secara fungsi pada kunci utama serta kunci field harus unik dan dapat mewakili atribut lain yang menjadi anggotanya. Tabel Siswa memenuhi 2 NF (Second Normal Form) Tabel Siswa : NIS, Nm_Siswa, Alm_Siswa, Kota_Siswa, Telp_ Siswa NIS Nm_Siswa,Alm_Siswa,Kota_Siswa,Telp_siswa Tabel Siswa memenuhi normal II (2NF) karena pada Tabel Siswa, semua atribut yang tidak termasuk dalam key primer (Nm_Siswa,Alm_Siswa,Kota_ Siswa,Telp_ Siswa) mempunyai ketergantungan fungsional (KF) pada key primer (NIS) secara utuh. Tabel Siswa memenuhi 3 NF (Third Normal Form) Memenuhi syarat atau berada dalam normal kedua Setiap atribut kunci tidak tergantung secara fungsional kepada atribut bukan kunci yang lain. Tabel Siswa : NIS, Nm_siswa,Alm_siswa,Kota_siswa, Telp_siswa

70 70 Ketergantungan tabel diatas adalah : NIS Nm_siswa,Alm_siswa,Kota_siswa, Telp_siswa Nm_siswa Alm_siswa,Kota_siswa,Telp_siswa. Alm_siswa Kota_siswa Telp_siswa Kota_siswa,Telp_siswa,Nm_siswa. Telp_siswa,Nm_siswa,Alm_siswa. Nm_siswa,Alm_siswa,Kota_siswa. Tabel Siswa memenuhi 3-NF karena tidak ada atribut yang bukan kunci utama saling tergantung secara fungsional. 2. Tabel Progdi Tabel Progdi Kd_ Progdi Nm_ Progdi Bobot_ Profile_ eksakta Bobot_ Profile_ Non_ Eksakta Bobot_ Profile_ Kompetensi Tabel Progdi memenuhi 1 NF (First Normal Form) Setiap data dibentuk dalam file-file dari satu record demi satu record dan field-fieldnya berupa atomic value (tidak dipecah lagi) serta tidak ada atribut yang berulang-ulang. Sudah memenuhi criteria untuk 1 NF dan atribut bukan kunci harus bergantung secara fungsi pada kunci utama serta kunci field harus unik dan dapat mewakili atribut lain yang menjadi anggotanya. Tabel Progdi memenuhi 2 NF (Second Normal Form) Tabel Progdi : Kd_Progdi,Nm_Progdi,Bobot_Profile_ eksakta,bobot_profile_non_eksakta,bobot_profile_kompetensi

71 71 Kd_Progdi Nm_Progdi, Bobot_Profile_eksakta, bobot_profile_non_eksakta, Bobot_Profile_Kompetensi. Tabel Progdi memenuhi normal II (2NF) karena pada Tabel Progdi, semua atribut yang tidak termasuk dalam key primer (Nm_Progdi, Bobot_Profile_eksakta, bobot_profile_non_ eksakta, Bobot_Profile_Kompetensi) mempunyai ketergantungan fungsional (KF) pada key primer (Kd_Progdi) secara utuh. Tabel Progdi memenuhi 3 NF (Third Normal Form) -Memenuhi syarat atau berada dalam normal kedua -Setiap atribut kunci tidak tergantung secara fungsional kepada atribut bukan kunci yang lain. Tabel Progdi : Kd_Progdi,Nm_Progdi, Bobot_Profile_eksakta, bobot_profile_non_eksakta, Bobot_Profile_Kompetensi. Ketergantungan tabel diatas adalah : Kd_Progdi Nm_Progdi Bobot_ Profile_ Eksakta Bobot_Profil e_non_ eksakta Bobot_ Profile_ Nm_Progdi,Bobot_Profile_eksakta, Bobot_non_Profile_eksakta,Bobot_Profi le_kompetensi Kd_Progdi,Bobot_Profile_eksakta,Bobot _Profile_non_eksakta,Bobot_Profile_Ko mpetensi Kd_Progdi, Nm_Progdi,Bobot_ Profile_non_eksakta,Bobot_Profile_Kom petensi. Kd_Progdi,Nm_Progdi,Bobot_Profile_ eksakta,bobot_ Profile_ Kompetensi. Kd_Progdi, Nm_Progdi,Bobot_ Profile_eksakta,Bobot_Profile_non_eksa

72 72 Kompetensi kta. Tabel Progdi memenuhi 3-NF karena tidak ada atribut yang bukan kunci utama saling tergantung secara fungsional. 3. Tabel Memilih NIS Kd_ Progdi Nil_ Eksakta Nil_ Non_ Eksakta Nil_ Kompetensi Tabel Memilih memenuhi 1 NF (First Normal Form) Setiap data dibentuk dalam file-file dari satu record demi satu record dan field-fieldnya berupa atomic value (tidak dipecah lagi) serta tidak ada atribut yang berulang-ulang. Sudah memenuhi criteria untuk 1 NF dan atribut bukan kunci harus bergantung secara fungsi pada kunci utama serta kunci field harus unik dan dapat mewakili atribut lain yang menjadi anggotanya. Tabel Memilih memenuhi 2 NF (Second Normal Form) TabelMemilih:NIS,Kd_Progdi,Nil_Eksakta, Nil_Non_Eksakta, Nil_Kompetensi. NIS Kd_Progdi,Nil_Eksakta, Nil_Non_Eksakta, Nil_Kompetensi, Tabel Memilih memenuhi normal II (2NF) karena pada Tabel Memilih, semua atribut yang tidak termasuk dalam key primer (Kd_Progdi,Nil_Nilai,Nil_Eksakta, Nil_Non_Eksakta, Nil_Kompetensi) mempunyai ketergantungan fungsional (KF) pada key primer (NIS) secara utuh. Tabel Memilih memenuhi 3 NF (Third Normal Form) -Memenuhi syarat atau berada dalam normal kedua

73 73 -Setiap atribut kunci tidak tergantung secara fungsional kepada atribut bukan kunci yang lain. TabelMemilih:NIS,Kd_Progdi,Nil_Eksakta, Nil_Non_Eksakta, Nil_Kompetensi. Ketergantungan tabel diatas adalah : NIS Kd_Progdi, Nil_eksakta, Nil_non_ eksakta, Nil_Kompetensi Kd_Progdi NIS, Nil_eksakta, Nil_non_ eksakta, Nil_Kompetensi Nil _ Eksakta NIS, Kd_Progdi, Nm_Progdi, Nil_non_ eksakta, Nil_Kompetensi Nil_non_ NIS, Kd_Progdi, Nil_eksakta, eksakta Nil_Kompetensi. Nil_ NIS, Kd_Progdi, Nm_Progdi, Kompetensi Nil_eksakta, Nil_non_eksakta. Tabel Memilih memenuhi 3-NF karena tidak ada atribut yang bukan kunci utama saling tergantung secara fungsional. 4. Tabel Analisa No analisa NIS Kd_ progdi Bobot_ eksakta Bobot_ Non_ Eksakta Bobot_ Kompetensi Tabel Analisa memenuhi 1 NF (First Normal Form) Setiap data dibentuk dalam file-file dari satu record demi satu record dan field-fieldnya berupa atomic value (tidak dipecah lagi) serta tidak ada atribut yang berulang-ulang. Sudah memenuhi criteria untuk 1 NF dan atribut bukan kunci harus bergantung secara fungsi pada kunci utama serta kunci

74 74 field harus unik dan dapat mewakili atribut lain yang menjadi anggotanya. Tabel Analisa memenuhi 2 NF (Second Normal Form) Tabel Analisa:No_Analisa, Nis, Kd_Progdi, Bobot_Eksakta, Bobot_Non_Eksakta, Bobot _Kompetensi. No_Analisa Nis,Kd_Progdi,Bobot_Eksakta, Bobot _Non_Eksakta, Bobot _Kompetensi, Tabel Analisa memenuhi normal II (2NF) karena pada Tabel Analisa, semua atribut yang tidak termasuk dalam key primer (Nis, Kd_Progdi,Bobot_Eksakta, Bobot_Non_Eksakta, Bobot_Kompetensi) mempunyai ketergantungan fungsional (KF) pada key primer (No_Analisa) secara utuh. Tabel Analisa memenuhi 3 NF (Third Normal Form) -Memenuhi syarat atau berada dalam normal kedua -Setiap atribut kunci tidak tergantung secara fungsional kepada atribut bukan kunci yang lain. TabelAnalisa:No_Analisa, Nis, Kd_Progdi,Bobot_Eksakta, Bobot_Non_Eksakta, Bobot_Kompetensi. Ketergantungan tabel diatas adalah : No_Analisa Nis, Kd_Progdi, Bobot_eksakta, Bobot_non_eksakta, Bobot_Kompetensi Nis No_Analisa, Kd_Progdi, Bobot_eksakta, Bobot_non_eksakta, Bobot_Kompetensi Kd_Progdi No_Analisa, Nis, Bobot_eksakta, Bobot_non_eksakta, Bobot_ Kompetensi Bobot _ No_Analisa, Nis, Eksakta Kd_Progdi,Bobot_non_eksakta, Bobot_Kompetensi Bobot_non_ No_Analisa, Nis, Kd_Progdi, eksakta Bobot_eksakta, Bobot_ Kompetensi. Bobot_ No_Analisa, Nis, Kd_Progdi,

75 75 Kompetensi Nm_Progdi,Bobot_eksakta,bobot_non_e ksakta, Tabel Analisa memenuhi 3-NF karena tidak ada atribut yang bukan kunci utama saling tergantung secara fungsional.

76 76 d. Tabel Relasional SISWA * NIS Nm_Siswa Alm_Siswa Kota_Siswa Tepl_siswa MEMILIH * NIS **Kd_ProgdiNil_ Eksakta Nil_Non_Eksakta Nil_Kompetensi PROGDI *Kd_Progdi Nm_Progdi Bobot_Profile_eksakta Bobot_Profile_non_eksakta Bobot_profile_Kompetensi *No_analisa **NIS **Kd_Progdi ANALISA Bobot_Profile_eksakta Bobot_Profile_non_eksakta Bobot_profile_Kompetensi Gambar 4.10 : Tabel Relasional

77 Kamus Data (Data Dictionary) 1. Data Siswa Siswa=NIS+Nm_Siswa+Alm_Siswa+Kota_Siswa+Telp_Siswa NIS : 4{numeric}4 Merupakan NIS yang diisi dengan format 9999 Karakter yang digunakan [0-9]Contoh : 101 Nm_Siswa : 1{character}25 Merupakan nama siswa yang diisi dengan format Xxxxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxx Karakter yang digunakan [A-Z az.].contoh = Sarahwati Alm_Siswa : 6{ character}30 Merupakan alamat siswa yang diisi dengan format Xxxxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxx Karakter yang digunakan [A-Z az ].Contoh : Jl. Mutadi Raya Kota_Siswa : 4{character}15 Merupakan kota siswa yang diisi denganformat [A-Z a-z ].Contoh : Jogja Telp_Siswa : 9 {numeric} 12 Merupakan nomer telepon siswa yang diisi dengan format Karakter yang digunakan [0-9].Contoh :

78 78 2. Data Progdi Progdi = Kd_Progdi + Nm_Progdi + Bobot _ Profile _ eksakta + bobot _ Profile _ non _ eksakta + Bobot _ Profile _ Kompetensi. Kd_Progdi Nm_Progdi Bobot_Profile_ eksakta Bobot_Profile_ non_ Eksakta Bobot_Profile_ Kompetensi : 5{char}15 Merupakan Kode progdi yang diisi dengan format xx999 xx merupakan kode yang mengartikan bahwa itu progdi dan 999 adalah urutan progdi. Karakter yang digunakan digunakan [A-Z az.].[0-9] Contoh : PR001 : 1{character}25 Merupakan nama program studi yang diisi denganformatxxxxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxx. Karakter yang digunakan [A-Z a-z.].contoh = Sistem informasi. : 1{decimal}1 Merupakan Bobot Profile_Eksakta skala dari eksakta dengan format 9 Karakter yang digunakan [0-5]Contoh : 1 : 1{decimal}1 Merupakan Bobot_Profile_non_Eksakta skala dari non eksakta dengan format 9 Karakter yang digunakan [0-5]Contoh : 3 1{decimal}1 Merupakan Bobot_ Profile_Kompetensi skala dari kompetensi organisasi dengan format

79 79 9 Karakter yang digunakan [0-5]Contoh : 5 3. Data Memilih Memilih=NIS+Kd_Progdi + Nil_Eksakta+Nil_Non_Eksakta+Nil_Kompetensi NIS Kd_Progdi Nil_eksakta Nil_non_ Eksakta Nil_ Kompetensi : 4{numeric}4 Merupakan NIS yang diisi dengan format Karakter yang digunakan [0-9] Contoh : 101 : 5{char}15 Merupakan Kode progdi yang diisi dengan format xx999 xx merupakan kode yang mengartikan bahwa itu progdi dan 999 adalah urutan progdi. Karakter yang digunakan digunakan [A-Z az.].[0-9] Contoh : PR001 : 1{decimal}1 Merupakan Nilai skala dari eksakta dengan format 9. Karakter yang digunakan [0-5]Contoh : 1 : 1{decimal}1 Merupakan Nilai skala dari non eksakta dengan format 9. Karakter yang digunakan [0-5]Contoh : 3 1{decimal}1 Merupakan Nilai skala dari kompetensi organisasi dengan format 9. Karakter yang digunakan [0-5]Contoh : 5

80 80 4. Data Analisa Analisa = No_Analisa+ Nis + Kd_Progdi + Bobot_Eksakta + Bobot_Non_Eksakta + Bobot _Kompetensi. No_analisa : 4{numeric}4 Merupakan No urut dari prosers analisa yang diisi dengan format Karakter yang digunakan [0-9] Contoh : NIS : 4{numeric}4 Merupakan NIS yang diisi dengan format Karakter yang digunakan [0-9] Contoh : 1001 Kd_Progdi : 5{char}15 Merupakan Kode progdi yang diisi dengan format xx999 xx merupakan kode yang mengartikan bahwa itu progdi dan 999 adalah urutan progdi. Karakter yang digunakan digunakan [A-Z az.].[0-9] Contoh : PR001 Bobot_Profile_ : 1{decimal}1 eksakta Merupakan Bobot_Profile_Eksakta skala dari eksakta dengan format 9. Karakter yang digunakan [0-5]Contoh : 1 Bobot_Profile_ : 1{decimal}1 non_ Merupakan Bobot_Profile_non_Eksakta Eksakta skala dari non eksakta dengan format 9. Karakter yang digunakan [0-5]Contoh : 3

81 81 Bobot_Profile_ Kompetensi 1{decimal}1 Merupakan Bobot_ Profile_Kompetensi skala dari kompetensi organisasi dengan format 9. Karakter yang digunakan [0-5]Contoh : 5

82 Database File 1. Tabel Siswa Nama File : Siswa Key Field : NIS Nama Index : NIS.cdx Type File : Master Fungsi : Mencatat data siswa Tabel 4.1 : Tabel Siswa No. Nama Jenis Lebar Des Keterangan 1 NIS Char 4 - Nomor Induk Siswa 2 Nm_Siswa Char 25 - Nama Siswa 3 Alm_ Siswa Char 30 - Alamat Siswa 4 Kota_ Siswa Char 7 - Kota Siswa 5 Telp_ Siswa Numeric 12 - Telpon Siswa 2. Tabel Progdi Nama File : Progdi Key Field : Kd_Progdi Nama Index : Kd_Progdi.cdx Type File : Master Fungsi : Mencatat data Progdi Tabel 4.2 : Tabel Progdi No. Nama Jenis Lebar Des Keterangan 1 Kd_Progdi Char 5 - Kode Program Studi 2 Nm_Progdi Char 25 - Nama Program Studi 3 Bobot_ Profile_eksakta Numeric 1 Bobot Profile eksakta 4 Bobot_ Profile_non_eksakta Numeric 1 Bobot Profile non eksakta 5 Bobot_ Profile_kompetensi Numeric 1 Bobot Profile kompetensi

83 83 3. Tabel Memilih Nama File : Memilih Key Field : NIS Nama Index : NIS.cdx Type File : Transaksi Fungsi : Mencatat data Memilih Tabel 4.3 : Tabel Memilih No. Nama Jenis Lebar Des Keterangan 1 NIS Char 4 - Nomor Induk Siswa 2 Kd_Progdi Char 5 - Kode Program Studi 3 Nil_eksakta Numeric 1 - Nilai skala dari eksakta 4 Nil_Non_eksakta Numeric 1 - Nilai skala dari non eksakta 5 Nil_Kompetensi Numeric 1 - Nilai skala dari Kompetensi 4. Tabel Analisa Nama File : Analisa Key Field : NIS Nama Index : NIS.cdx Type File : Transaksi Fungsi : Mencatat data Memilih Tabel 4.3 : Tabel Memilih No. Nama Jenis Lebar Des Keterangan 1 No_analisa Numeric 5 - No urut dari proses analisa 1 NIS Char 4 - Nomor Induk Siswa 2 Kd_Progdi Char 5 - Kode Program Studi 3 Bobot _eksakta Numeric 1 - Bobot dari eksakta 4 Bobot _Non_eksakta Numeric 1 - Bobot dari non eksakta 5 Bobot_Kompetensi Numeric 1 - Bobot dari Kompetensi

84 Desain Input Output Desain Input Pendataan Siswa FORM PENDATAAN SISWA NIS NAMA ALAMAT KOTA TELEPON 9999 Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Xxxxxxx Tambah Ubah Simpan Hapus Batal Keluar NIS Nama Alamat Kota Telepon 9999 Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Xxxxxxx Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Xxxxxxx Gambar 4.11 :Desain Input Pendataan Siswa Desain Input Pendataan Progdi FORM PROGDI KODE PROGDI NAMA PROGDI XX999 Xxxxxx Tambah Ubah Simpan Hapus Batal Keluar Kode_progdi XX999 XX999 Nama_progdi Xxxxxx Xxxxxx Gambar 4.12 : Desain Input Pendataan Progdi

85 Desain Input Pendataan Kriteria FORM SET PROFIL KRITERIA NILAI EKSAKTA NILAI NON EKSAKTA NILAI KOMPETENSI Simpan Keluar Gambar 4.13 : Desain Input Pendataan Kriteria Desain Input Data Memilih FORM PEMILIHAN NO. ANALISA 9999 NIS NAMA 9999 Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx NILAI EKSAKTA 99 NILAI NON EKSAKTA 99 NILAI KOMPETENSI 99 BOBOT EKSAKTA 99 BOBOT NON EKSAKTA 99 BOBOT KOMPETENSI 99 Tambah Ubah Simpan Hapus Batal Keluar NO. ANALISA NIS Nama Profile Eksakta 9999 Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Profile Non Eksakta Profile Kompetensi Gambar 4.14 : Desain Input Data Memilih

86 Desain Output Laporan Pendataan Siswa LOGO SMA NEGERI 9 JALAN CEMARA RAYA SEMARANG (024) LAPORAN PENDATAAN SISWA NIS Nama Alamat Kota Telepon 9999 Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Xxxxxxx Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Xxxxxxx Semarang,99 Xxxxx 9999 Guru Bimbingan Konseling ( ) Gambar 4.15 : Desain Output Laporan Pendataan Siswa Desain Output Laporan Pendataan Progdi LOGO SMA NEGERI 9 JALAN CEMARA RAYA SEMARANG (024) LAPORAN PENDATAAN PROGDI Kode_progdi XX999 XX-999 Nama_progdi Xxxxxx Xxxxxx Semarang,99 Xxxxx 9999 Guru Bimbingan Konseling ( ) Gambar 4.16 : Desain Output Laporan Pendataan Progdi

87 Desain Output Laporan Hasil Analisa LOGO SMA NEGERI 9 JALAN CEMARA RAYA SEMARANG (024) LAPORAN HASIL ANALISA NIS Nama NCF 9999 Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx 99 NSF NI Semarang,99 Xxxxx 9999 Guru Bimbingan Konseling ( ) Gambar 4.17 : Desain Output Laporan Hasil Analisa Laporan Progdi yang sesuai LOGO SMA NEGERI 9 JALAN CEMARA RAYA SEMARANG (024) LAPORAN PROGDI yang sesuai NIS Nama Kode Progdi 9999 Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx XX Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx XX999 Nama Progdi Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Semarang,99 Xxxxx 9999 Guru Bimbingan Konseling ( ) Gambar 4.18 : Desain Output Laporan Progdi yang sesuai 4.9 Implementasi Program Implementasi sistem merupakan tahap dimana sistem informasi sudah digunakan oleh pengguna. Sebelum benar-benar bisa digunakan dengan baik oleh pengguna, sistem harus melalui tahap pengujian terlebih dahulu untuk menjamin tidak ada kendala pada saat pengguna memanfaatkan sistemnya.

88 Form Login Gambar 4.19 :Form login Tampilan login berfungsi untuk masuk ke menu utama dengan mengisi user dan password, apabila pengisian user dan password salah maka akan ada konfirmasi kesalahan dan jika benar maka akan menampilkan form menu utama.

89 Tampilan Menu Utama Gambar 4.20 Menu Utama Tampilan menu utama berisi icon-icon yang berfungsi untuk masuk ke submenu yang diinginkan. Submenu dilengkapi dengan bentuk icon yang bertujuan untuk memudahkan pengguna dalam mengakses form serta informasi yang diperlukan.

90 Tampilan Input Siswa Gambar 4.21 Form Input Data Siswa Form data siswa digunakan untuk mengisi data siswa yang ada di dalam proses pemilihan program studi. Di dalam form data siswa terdapat 6 buah tombol, yaitu tombol tambah ubah, simpan, hapus, batal dan keluar. a. Tombol tambah Tombol tambah digunakan untuk menambah siswa yang ada didalam form siswa. b. Tombol ubah Tombol edit digunakan untuk mengubah data yang ada di dalam form siswa apabila terjadi perubahan pada data siswa. c. Tombol simpan Tombol simpan digunakan untuk menyimpan data siswa. d. Tombol hapus Tombol hapus digunakan untuk menghapus inputan yang salah atau sudah tidak terpakai lagi. e. Tombol batal Tombol batal dipakai apabila tidak jadi melakukan pengisian atau eksekusi.

91 91 f. Tombol keluar Tombol keluar digunakan untuk keluar dari form siswa Tampilan Daftar Siswa Gambar 4.22 Form Daftar Siswa Tampilan cari datasiswa berfungsi untuk melihat daftar siswa dan melakukan pencarian data siswa dengan menggunakan kategori nis atau nama.

92 Tampilan Input Program Studi Gambar 4.23 Form Input Data Progdi Form data progdi digunakan untuk mengisi data Progdi yang ada di dalam proses pemilihan progdi. Data yang dimasukan yaitu kode progdi, nama progdi, nilai progdi, nilai progdi mengacu pada berapa banyak siswa yang memilih progdi tersebut dengan skala Di dalam form data progdi terdapat 6 buah tombol, yaitu tombol tambah ubah, simpan, hapus, batal dan keluar. a. Tombol tambah Tombol tambah digunakan untuk menambah progdi yang ada didalam form progdi. b. Tombol ubah Tombol edit digunakan untuk mengubah data yang ada di dalam form progdi apabila terjadi perubahan pada data progdi. c. Tombol simpan Tombol simpan digunakan untuk menyimpan data progdi. d. Tombol hapus Tombol hapus digunakan untuk menghapus inputan yang salah atau sudah tidak terpakai lagi.

93 93 e. Tombol batal Tombol batal dipakai apabila tidak jadi melakukan pengisian atau eksekusi. f. Tombol keluar Tombol keluar digunakan untuk keluar dari form progdi Tampilan Daftar Progdi Gambar 4.24 Form Daftar Progdi Tampilan cari dataprogdiberfungsi untuk melihat daftar progdi dan melakukan pencarian data progdi dengan menggunakan kategori kode progdi atau nama progdi.

94 Tampilan Input Set Profile Kriteria Gambar 4.25 Form Input Set Profile Kriteria Form data set profile kriteria digunakan untuk mengisi data profil kriteria yang menjadi standart pemilihan program studi bagi siswa. Di dalam form data set profile kriteria terdapat 2 buah tombolsimpan dan keluar. a. Tombol simpan Tombol simpan digunakan untuk menyimpan data profile kriteria. b. Tombol keluar Tombol keluar digunakan untuk keluar dari form profile kriteria.

95 Tampilan Analisa Gambar 4.26 Form Input Data Analisa Form data analisa digunakan untuk mengisi data analisa yang ada di dalam proses pemilihan program studi. Dalam analisa pemilihan program studi dinilai berdasarkan 4 kriteria yaitu nilai eksakta, nilai non eksakta, dan nilai kompetensi. Untuk mengisi form analisa, user memilih nis yang diajukan dan mengisi nilai pada semua kriteriadari profil lalu akan keluar bobot profile secara otomatis. Di dalam form data analisa terdapat 6 buah tombol, yaitu tombol tambah ubah, simpan, hapus, batal dan keluar. a. Tombol tambah Tombol tambah digunakan untuk menambah analisa yang ada didalam form analisa. b. Tombol ubah Tombol edit digunakan untuk mengubah data yang ada di dalam form analisa apabila terjadi perubahan pada data analisa. c. Tombol simpan Tombol simpan digunakan untuk menyimpan data analisa.

96 96 d. Tombol hapus Tombol hapus digunakan untuk menghapus inputan yang salah atau sudah tidak terpakai lagi. e. Tombol batal Tombol batal dipakai apabila tidak jadi melakukan pengisian atau eksekusi. f. Tombol keluar Tombol keluar digunakan untuk keluar dari form analisa Tampilan Pengelompokan Gap Gambar 4.27 Pengelompokan Gap Pengelompokan Gap digunakan untuk mengetahui hasil Gap antara Profile Siswa dan Profil Progdi yang sudah diinputkan sebelumnya.

97 Tampilan Pembobotan Gap Gambar 4.28 Pembobotan Gap Pembobotan Gap digunakan untuk mengetahui hasil bobot gap dari pengelompokan gap antara Profile Siswa dan Profil Progdi yang sudah diinputkan sebelumnya.

98 Tampilan Core Factor Gambar 4.29 Core Factor Core Factor digunakan untuk mengetahui hasil penghitungan Core Factor dari pembobotan gap antara Profile Siswa dan Profil Progdi yang sudah diinputkan sebelumnya. Penghitungan dari Core factor ini yaitu bobot eksak dijumlahkan dengan bobot non eksak lalu diambil 60%.

99 Tampilan Secondary Factor Gambar 4.30 Secondary Factor Secondary Factor digunakan untuk mengetahui hasilpenghitungan Secondary Factor dari pembobotan gap antara Profile Siswa dan Profil Progdi yang sudah diinputkan sebelumnya.penghitungan dari Secondary factor ini yaitu bobot kompetensi lalu diambil 40%.

100 Tampilan Hasil Analisa Gambar 4.31 Hasil Analisa Hasil analisa digunakan untuk mengetahui hasil pemilihan jurusan yang cocok bagi siswa. Dengan menyorot nis / nama siswa maka dibawahnya akan muncul program studi yang lebih cocok dipilih bagi siswa tersebut.

101 Laporan Pendataan Siswa Gambar 4.32 Laporan Pendataan Siswa Laporan Pendataan Progdi Gambar 4.33 Laporan Pendataan Progdi

102 Laporan Hasil Analisa Gambar 4.34 Laporan Hasil Analisa Laporan Progdi yang sesuai Gambar 4.35 Laporan Progdi yang sesuai

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Program Studi Perguruan Tinggi Menggunakan metode Profile Matching pada SMA Negeri 9 Semarang

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Program Studi Perguruan Tinggi Menggunakan metode Profile Matching pada SMA Negeri 9 Semarang Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Program Studi Perguruan Tinggi Menggunakan metode Profile Matching pada SMA Negeri 9 Semarang Bania Aldilas Noviana Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penulis melakukan penelitian pada Toko Nada Bandung yang beralamat di

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penulis melakukan penelitian pada Toko Nada Bandung yang beralamat di BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Penulis melakukan penelitian pada Toko Nada Bandung yang beralamat di Jl. Naripan No.111 Bandung 40112 Toko ini masih menggunakan sosial media

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penulis melakukan penelitian pada toko AP Music Gallery Bandung yang

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penulis melakukan penelitian pada toko AP Music Gallery Bandung yang BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penulis melakukan penelitian pada toko AP Music Gallery Bandung yang beralamat di Jalan Jl. Surapati No.235. Toko ini belum memiliki media dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Definisi sistem dapat dibagi menjadi dua pendekatan yaitu pendekatan secara prosedur dan pendekatan secara komponen. Berdasarkan pendekatan prosedur, sistem didefinisikan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Berikut akan dijelaskan mengenai objek penelitian.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Berikut akan dijelaskan mengenai objek penelitian. 25 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Berikut akan dijelaskan mengenai objek penelitian. 3.1.1 Sejarah Tentang Sekolah SMU PGII 2 Bandung merupakan SMU yang terletak di jalan Pahlawan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN UNTUK KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGRI SIPIL PADA INSPEKTORAT KABUPATEN BANJARNEGARA

SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN UNTUK KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGRI SIPIL PADA INSPEKTORAT KABUPATEN BANJARNEGARA SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN UNTUK KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGRI SIPIL PADA INSPEKTORAT KABUPATEN BANJARNEGARA ABSTRAK Dalam pengelolaan dokumen yang berhubungan dengan kepegawaian, selama ini sudah menggunakan

Lebih terperinci

kapabilitas komputer untuk meningkatkan kualitas keputusan.

kapabilitas komputer untuk meningkatkan kualitas keputusan. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Sistem Penjurusan Sistem Penjurusan merupakan proses penyeleksian peserta didik dalam menentukan jurusan. Proses penjurusan ini peserta didik diberi kesempatan memilih jurusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang sama untuk mencapai suatu tujuan RAY[6]. dan lebih berarti bagi yang menerimanya RAY[6].

BAB II LANDASAN TEORI. yang sama untuk mencapai suatu tujuan RAY[6]. dan lebih berarti bagi yang menerimanya RAY[6]. 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar Sistem Informasi Sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan RAY[6]. Informasi adalah data

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjelasaan Tentang Arti Sistem Sistem dapat diartikan sesuatu jaringan kerja yang terdiri dari prosedur-prosedur untuk saling berhubungan, saat melakukan suatu kegiatan agar

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. (sumber:

BAB III LANDASAN TEORI. (sumber: BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Koperasi Menurut UU No. 25/1992 Pasal 1 Ayat 1 tentang Perkoperasian, Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam analisis sistem ini akan diuraikan sejarah singkat dari Apotek 55 yang

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam analisis sistem ini akan diuraikan sejarah singkat dari Apotek 55 yang BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Dalam analisis sistem ini akan diuraikan sejarah singkat dari Apotek 55 yang berlokasi di jalan Moh.Toha No.127 Bandung, Visi dan Misi dari apotek,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. disebut dengan Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SHPS). SHPS adalah. dijelaskan langkah-langkah yang terdapat pada SHPS.

BAB II LANDASAN TEORI. disebut dengan Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SHPS). SHPS adalah. dijelaskan langkah-langkah yang terdapat pada SHPS. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Siklus Hidup Pengembangan Sistem Dalam melakukan kegiatan berupa analisa dan merancang sistem informasi, dibutuhkan sebuah pendekatan yang sistematis yaitu melalui cara yang disebut

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut UU No. 25/1992 Pasal 1 Ayat 1 tentang Perkoperasian,

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut UU No. 25/1992 Pasal 1 Ayat 1 tentang Perkoperasian, BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Koperasi Menurut UU No. 25/1992 Pasal 1 Ayat 1 tentang Perkoperasian, Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. yang beralamat di Jl. Kaliurang KM 62. No.55 Sambirejo Yogyakarta. Adapun

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. yang beralamat di Jl. Kaliurang KM 62. No.55 Sambirejo Yogyakarta. Adapun 27 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian yang diteliti oleh penulis adalah CV.Golden Exchanger yang beralamat di Jl. Kaliurang KM 62. No.55 Sambirejo Yogyakarta. Adapun

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI KENAIKAN JABATAN, PERENCANAAN KARIR MENGGUNAKAN METODE PROFILE MATCHING PADA PT.SANDRATEX

SISTEM INFORMASI KENAIKAN JABATAN, PERENCANAAN KARIR MENGGUNAKAN METODE PROFILE MATCHING PADA PT.SANDRATEX Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2015, pp. 181~187 SISTEM INFORMASI KENAIKAN JABATAN, PERENCANAAN KARIR MENGGUNAKAN METODE PROFILE MATCHING PADA PT.SANDRATEX Euis Widanengsih AMIK

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian 3.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan berperan dominan di dalam menentukan keberhasilan pelayanan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Sistem Pendukung Keputusan Sistem pendukung keputusan (SPK) adalah salah satu produk software yang dikembangkan secara khusus untuk membantu manajemen dalam proses pengambilan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Menentukan objek penelitian adalah langkah awal yang harus diputuskan oleh seorang peneliti, karena objek penelitian adalah tempat dimana peneliti

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. CV. Kayu Laris adalah suatu usaha yang bergerak dibidang perdangangan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. CV. Kayu Laris adalah suatu usaha yang bergerak dibidang perdangangan BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penyusunan skripsi ini penulis menggunakan objek penelititan pada CV. Kayu Laris. 3.1.1 Sejarah Singkat CV.Kayu Laris CV. Kayu Laris adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berinteraksi, saling ketergantungan satu sama lainnya dan terpadu.

BAB II LANDASAN TEORI. berinteraksi, saling ketergantungan satu sama lainnya dan terpadu. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Secara sederhana suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen atau variabel-variabel yang terorganisir, saling berinteraksi,

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek data penulis adalah Sistem Informasi Penjualan Produk untuk

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek data penulis adalah Sistem Informasi Penjualan Produk untuk BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek data penulis adalah Sistem Informasi Penjualan Produk untuk Wanita Berbasis Web pada Butik Rumah Azka Cimahi yang berlokasi di Jalan Terusan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM

BAB III ANALISIS SISTEM BAB III ANALISIS SISTEM 3.1 Objek Penelitian Objek data penulis adalah Program Aplikasi Penjualan pada Butik Sally Lovely Berbasis Web Menggunakan PHP yang berlokasi di Jalan Bidadari No. 9 Flores NTT.

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. pada tahun 1942, setelah beliau selesai belajar di pesantren Allanah Cianjur.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. pada tahun 1942, setelah beliau selesai belajar di pesantren Allanah Cianjur. BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Adapun prmbahasan mengenai Objek Penelitian dapat dilihat pada penjelasan di bawah ini. 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaaan Cikal bakal Yayasan Darul

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek peneletian dimana penulis melakukan penelitian yaitu di PT.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek peneletian dimana penulis melakukan penelitian yaitu di PT. BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek peneletian dimana penulis melakukan penelitian yaitu di PT. Indonesia Mastite Gasket (PT. IMG) yang berada di Jl. Soekarno-Hatta 159 Bandung-Indonesia.

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. akan di pergunakan sebagai bahan penulisan laporan tugas akhir.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. akan di pergunakan sebagai bahan penulisan laporan tugas akhir. BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam melakukan penelitian ini menggunakan suatu metode yang membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Sutabri (2004), sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama

Lebih terperinci

: ENDRO HASSRIE NIM : MATKUL : REKAYASA PERANGKAT LUNAK PEMODELAN DATA

: ENDRO HASSRIE NIM : MATKUL : REKAYASA PERANGKAT LUNAK PEMODELAN DATA NAMA : ENDRO HASSRIE NIM : 41813120047 MATKUL : REKAYASA PERANGKAT LUNAK PEMODELAN DATA Pemodelan data (ER Diagram) adalah proses yang digunakan untuk mendefinisikan dan menganalisis kebutuhan data yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi perencanaan karir pegawai dan juga untuk meremajakan suatu posisi

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi perencanaan karir pegawai dan juga untuk meremajakan suatu posisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia di dalam suatu organisasi perusahaan merupakan hal yang sangat penting untuk mendukung kemajuan dan kualitas perusahaan dalam mencapai tujuan.

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian pada penyusunan proposal pengajuan skripsi adalah pada Puskesmas Majalaya Baru. 3.1.1 Sejarah Puskesmas Puskesmas Majalaya baru

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Apotek Bio-Syifa yang bertempat di jalan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Apotek Bio-Syifa yang bertempat di jalan 27 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Apotek Bio-Syifa yang bertempat di jalan Warung Kandang No. D52 Desa Sindangsari, Plered, Purwakarta. 3.1.1 Sejarah

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Definisi Data Data merupakan fakta atau bagian dari fakta yang digambarkan dengan simbol-simbol, gambar-gambar, nilai-nilai, uraian karakter yang mempunyai arti pada suatu konteks

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Institut merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan

BAB II LANDASAN TEORI. Institut merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Informasi Umum Pendidikan Tinggi Berdasarkan undang-undang Republik Indonesia dijabarkan bahawa Institut merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Untuk mendukung penulis dalam melakukan penelitian dan pengumpulan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Untuk mendukung penulis dalam melakukan penelitian dan pengumpulan 24 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Untuk mendukung penulis dalam melakukan penelitian dan pengumpulan data, penulis memilih bagian penjualan dan pembelian bertempat di Distro

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah bagian pengolahan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah bagian pengolahan BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah bagian pengolahan data dan penyimpanan data barang pada Apotek Martanegara. 3.1.1. Sejarah

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Sistem Informasi

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Sistem Informasi BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian berisi tentang gambaran objek yang ada dalam suatu penelitian. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Sistem Informasi Pemesanan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. khususnya di bidang perbidanan dalam suatu wilayah kerja. BPS hanya

BAB III LANDASAN TEORI. khususnya di bidang perbidanan dalam suatu wilayah kerja. BPS hanya BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Bidan Praktek Swasta Bidan Praktek Swasta (BPS), merupakan penyedia layanan kesehatan, yang memiliki kontribusi cukup besar dalam memberikan pelayanan, khususnya dalam meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang dirancang untuk menyediakan informasi yang diperlukan untuk pengambilan

BAB II LANDASAN TEORI. yang dirancang untuk menyediakan informasi yang diperlukan untuk pengambilan BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SISDM) adalah sistem integrasi yang dirancang untuk menyediakan informasi yang diperlukan untuk pengambilan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. berlokasi di Jl. Leuwi Panjang No. 111 Bandung Telpon Terbaik dalam pelayanan servis di bengkel.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. berlokasi di Jl. Leuwi Panjang No. 111 Bandung Telpon Terbaik dalam pelayanan servis di bengkel. BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Penulis melakukan penelitian di Bengkel Trijaya Motor Bandung yang berlokasi di Jl. Leuwi Panjang No. 111 Bandung Telpon 022-70221812 3.1.1. Sejarah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Pendukung Keputusan 1. Definisi Sistem Pendukung Keputusan Pada dasarnya pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis suatu masalah dengan pengumpulan fakta,

Lebih terperinci

I R A P R A S E T Y A N I N G R U M

I R A P R A S E T Y A N I N G R U M I R A P R A S E T Y A N I N G R U M 1 Pengertian SPK 1. Menurut Turban (1990) dan Turban & Aronson (2001), SPK adalah suatu sistem interaktif berbasis komputer yg dapat membantu pengambil keputusan dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Antrian sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari contohnya dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Antrian sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari contohnya dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Antrian (Queue) Antrian sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari contohnya dalam sistem pembelian karcis kereta api atau bioskop, dimana orang yang datang pertama akan diberi

Lebih terperinci

bergantung pada keberadaan entitas lainnya[9]. relasi yang merekatkan dua entitas adalah bersifat

bergantung pada keberadaan entitas lainnya[9]. relasi yang merekatkan dua entitas adalah bersifat a. Istilah Basis Data Ada beberapa istilah yang berkaitan dengan database[4], yaitu : Entity Entity adalah orang, tempat, kejadian atau konsep yang informasinya direkam. Pada bidang administrasi siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Bimbingan Konseling yang dilaksanakan atau dipraktekan sebagai upaya untuk membantu individu-individu yang memerlukan bantuan diperlukan adanya berbagai persiapan-persiapan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam analisis sistem ini akan diuraikan sejarah singkat PB. PUTRA

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam analisis sistem ini akan diuraikan sejarah singkat PB. PUTRA BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Dalam analisis sistem ini akan diuraikan sejarah singkat PB. PUTRA MANDIRI, Visi dan Misi, Struktur Organisasi, Deskripsi Tugas, Metode Pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. yaitu di BORASPATI BANDUNG, Jl. Sukamantri no. 109 Bandung, adapun

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. yaitu di BORASPATI BANDUNG, Jl. Sukamantri no. 109 Bandung, adapun 25 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan lokasi dimana penelitian berlangsung yaitu di BORASPATI BANDUNG, Jl. Sukamantri no. 109 Bandung, adapun sejarah singkat

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan oleh penulis adalah di TOKO GRAHA MUSIC HOUSE yang beralamat di jl. Pasir luyu Buah Batu No. 153/A5 Bandung. Adapun

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Basis Data 2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban (2003, p2), data ialah fakta yang belum diolah atau gambaran dari transaksi yang ditangkap, direkam, disimpan dan diklasifikasikan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Sutabri (2004) Sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi saat ini sudah sedemikian pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi saat ini sudah sedemikian pesat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi saat ini sudah sedemikian pesat. Perkembangan yang pesat tidak hanya teknologi perangkat keras dan perangkat lunak saja, tetapi

Lebih terperinci

2.1 Sistem Pendukung Keputusan

2.1 Sistem Pendukung Keputusan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Merupakan sistem pengolahan data dengan komputer yang menghasilkan suatu Informasi yang dapat digunakan oleh manusia dalam mendukung keputusan mereka.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan unsur atau komponen yang saling berinteraksi, terkait serta saling bergantung satu dengan yang lain. Kumpulan unsur tersebut

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.2 Sistem Suku Bunga Secara umum terdapat dua metode dalam perhitungan bunga, yaitu metode Flat dan Efektif.

BAB II DASAR TEORI. 2.2 Sistem Suku Bunga Secara umum terdapat dua metode dalam perhitungan bunga, yaitu metode Flat dan Efektif. BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Kredit Pengertian kredit mempunyai dimensi yang beraneka ragam, dimulai kata kredit yang berasal dari bahasa Yunani credere yang berarti kepercayaan. Maksudnya pemberi

Lebih terperinci

SISTEM PEMBAYARAN SPP BERBASIS KOMPUTER PADA SMA KESATRIAN I SEMARANG

SISTEM PEMBAYARAN SPP BERBASIS KOMPUTER PADA SMA KESATRIAN I SEMARANG SISTEM PEMBAYARAN SPP BERBASIS KOMPUTER PADA SMA KESATRIAN I SEMARANG Oleh : Aji Raino Baswananda Pembimbing : Dr St. Dwiarso Utomo, SE, M.Kom, Akt. PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER

Lebih terperinci

Decision Support System (DSS)

Decision Support System (DSS) Decision Support System (DSS) source : http://nextgeneration.web.id/?p=48 Seiring perkembangan zaman, manusia dituntut membuat berbagai keputusan yang tepat dalam menghadapi permasalahan yang semakin kompleks.

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian penulis ialah Universitas Komputer Indonesia

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian penulis ialah Universitas Komputer Indonesia 24 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian penulis ialah Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung. Jl. Dipati Ukur No. 112 114 Kampus IV Bandung, yakni pada Jurusan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. bertempat di jalan Raya Batujajar Cimareme Padalarang.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. bertempat di jalan Raya Batujajar Cimareme Padalarang. 39 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Balai Pengobatan Sumber Medika yaitu suatu Yayasan yang bergerak dalam bidang kesehatan masyarakat,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 1.1 Sistem Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan kegiatan atau untuk melakukan sasaran tertentu

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. pendaftaran, registrasi, pembagian kelas, penjadwalan dan pemberian nilai di

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. pendaftaran, registrasi, pembagian kelas, penjadwalan dan pemberian nilai di BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah bagian pendaftaran, registrasi, pembagian kelas, penjadwalan dan pemberian nilai di SMK

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian dilakukan di Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat, dengan alamat di Jalan Tamansari No. 55 Bandung, berikut penjelasan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. dalam kertas atau lainnya. Tujuan utama seseorang menulis surat tidak lain

BAB III LANDASAN TEORI. dalam kertas atau lainnya. Tujuan utama seseorang menulis surat tidak lain BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Surat Surat adalah alat komunikasi antara dua pihak yang berupa tulisan dalam kertas atau lainnya. Tujuan utama seseorang menulis surat tidak lain adalah untuk mengkomunikasikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sutabri (2004), sistem adalah sekelompok unsur yang erat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sutabri (2004), sistem adalah sekelompok unsur yang erat 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Sutabri (2004), sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama

Lebih terperinci

ANALISIS PERANCANGAN SISTEM

ANALISIS PERANCANGAN SISTEM ANALISIS PERANCANGAN SISTEM A. Pengantar Sistem adalah kumpulan elemen yang masing-masing elemen tersebut memiliki fungsi masingmasing, namun secara bersama-sama bekerja untuk mencapai tujuan dari adanya

Lebih terperinci

BAB III TEORI PENUNJANG. semua bentuk kegiatan pencatatan yang berkaitan dengan pemanfaatan,

BAB III TEORI PENUNJANG. semua bentuk kegiatan pencatatan yang berkaitan dengan pemanfaatan, 10 BAB III TEORI PENUNJANG 3.1 Sirkulasi Perpustakaan Kata sirkulasi berasal dari bahasa inggris Circulation yang berarti perputaran atau peredaran. Dalam ilmu perpustakaan, sirkulasi dikenal dengan peminjaman

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Sistem seperti yang ditulis dalam buku analisis dan disain sistem informasi Jogianto HM didefinisikan sebagai kumpulan dari elemenelemen yang berinteraksi untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. konsep dasar dan definisi-definisi yang berkaitan dengan perangkat lunak yang

BAB II LANDASAN TEORI. konsep dasar dan definisi-definisi yang berkaitan dengan perangkat lunak yang BAB II LANDASAN TEORI Pada landasan teori ini diuraikan sejumlah teori untuk membantu dan memecahkan permasalahan yang ada. Beberapa landasan teori tersebut meliputi konsep dasar dan definisi-definisi

Lebih terperinci

MAKALAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( PEMODELAN DATA )

MAKALAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( PEMODELAN DATA ) MAKALAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( PEMODELAN DATA ) Disusun Oleh : MUKHAMAT JAFAR 41813120014 MATA KULIAH : REKAYASA PERANGKAT LUNAK DOSEN : WACHYU HARI HAJI, S.KOM, MM UNIVERSITAS MERCUBUANA 2015 Mukhamat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Sistem Perhitungan Penjualan PT Panca Patriot Prima

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Sistem Perhitungan Penjualan PT Panca Patriot Prima BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Perhitungan Penjualan PT Panca Patriot Prima Sistem penjualan pada PT Panca Patriot Prima memiliki rumus perhitungan sendiri mengenai proses transaksi penjualan, rumus

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang di ambil penulis adalah Gudang Royal Abadi

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang di ambil penulis adalah Gudang Royal Abadi BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang di ambil penulis adalah Gudang Royal Abadi Sejahtera II Padalarang yang beralamat di Jl. Gadobangkong 145 Cimareme Padalarang.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. ini, adapun teori-teori yang digunakan adalah sebagai berikut :

BAB III LANDASAN TEORI. ini, adapun teori-teori yang digunakan adalah sebagai berikut : BAB III LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan dasar-dasar teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas. Hal ini sangat penting karena teoriteori tersebut digunakan sebagai landasan pemikiran

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Pengertian sistem pendukung keputusan adalah sistem penghasil informasi spesifik yang ditujukan untuk memecahkan suatu masalah tertentu yang harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan sekolah merupakan faktor penunjang dalam proses belajarmengajar,

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan sekolah merupakan faktor penunjang dalam proses belajarmengajar, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perpustakaan sekolah merupakan faktor penunjang dalam proses belajarmengajar, dimana perpustakaan dapat dijadikan sumber referensi bagi para penggunanya. Namun

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. permasalahan yang dibahas. Hal ini sangat penting karena teori-teori tersebut

BAB III LANDASAN TEORI. permasalahan yang dibahas. Hal ini sangat penting karena teori-teori tersebut BAB III LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan dasar-dasar teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas. Hal ini sangat penting karena teori-teori tersebut digunakan sebagai landasan pemikiran

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang diteliti oleh penulis adalah

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang diteliti oleh penulis adalah BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang diteliti oleh penulis adalah Yakina Art Shop yang beralamat di Jl. Raya Pasekon No.47 Cipanas Cianjur, Jawa Barat. Adapun

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN 3 SKS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN 3 SKS SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN 3 SKS Deskripsi Mata Kuliah Pengampu : Rahmat Robi Waliyansyah, M.Kom. Buku Pegangan : Dadan Umar Daihani, Komputerisasi Pengambilan Keputusan, Elex Media Komputindo, 2001. D.

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. struktur organisasi dan uraian tugas unit-unit organisasi Koperasi Karyawan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. struktur organisasi dan uraian tugas unit-unit organisasi Koperasi Karyawan 38 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Pada bagian objek penelitian ini dijelaskan mengenai profil, sejarah, struktur organisasi dan uraian tugas unit-unit organisasi Koperasi Karyawan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. informasi (Information System) atau disebut juga processing system atau

BAB III LANDASAN TEORI. informasi (Information System) atau disebut juga processing system atau BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. (Davis, 1995, hal.68). Informasi menurut Gordon B. Davis adalah data yang telah

BAB II LANDASAN TEORI. (Davis, 1995, hal.68). Informasi menurut Gordon B. Davis adalah data yang telah BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Manajemen Sistem menurut Gordon B. Davis adalah terdiri dari bagian-bagian yang saling berkaitan yang beroperasi bersama untuk mencapai beberapa sasaran

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Dalam membangun aplikasi ini, terdapat teori-teori ilmu terkait yang digunakan untuk membantu penelitian serta menyelesaikan permasalahan yang ada berkaitan dengan sistem yang akan

Lebih terperinci

1 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

1 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 1 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan hal awal (suatu permasalahan) yang harus ditentukan dalam kegiatan penelitian sehingga penelitian dapat dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Penggajian. yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Penggajian. yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan tertentu. BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Penggajian 3.1.1. Sistem Pengertian Sistem menurut Jogianto (2005:2) mengemukakan bahwa sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Dikatakan oleh Kristanto (2008) bahwa Sistem informasi merupakan kumpulan dari perangkat keras dan perangkat lunak

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang di ambil penulis adalah Apotek Century Jalan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang di ambil penulis adalah Apotek Century Jalan 23 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang di ambil penulis adalah Apotek Century Jalan Sukajadi No. 137-139 Bandung. 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Apotek Century

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBUKAAN CABANG BIRO PERJALANAN WISATA PADA SURYA WISATA DI KAB. PEKALONGAN

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBUKAAN CABANG BIRO PERJALANAN WISATA PADA SURYA WISATA DI KAB. PEKALONGAN LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBUKAAN CABANG BIRO PERJALANAN WISATA PADA SURYA WISATA DI KAB. PEKALONGAN Novandhani Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Informasi Dan Data Informasi di jaman modern seperti ini sangat dibutuhkan oleh setiap individu maupun suatu organisasi. Karena informasi dapat digunakan sebagai bahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang

BAB II LANDASAN TEORI. Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Data Pengertian data adalah : Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang tidak mempunyai makna atau tidak berpengaruh langsung

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini dilaksanakan pada event organizer Putra Gembira

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini dilaksanakan pada event organizer Putra Gembira BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian ini dilaksanakan pada event organizer Putra Gembira Bandung di bagian pendaftaran konsumen. Yang berlokasi di jalan rajawali timur

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. bercerita banyak, sehingga perlu diolah lanjut. Informasi dapat dihasilkan dari

BAB III LANDASAN TEORI. bercerita banyak, sehingga perlu diolah lanjut. Informasi dapat dihasilkan dari BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Sistem Informasi Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Sistem informasi secara umum memiliki tiga kegiatan utama, yaitu menerima data sebagai masukan/input, kemudian memprosesnya dengan penggabungan unsur data dan

Lebih terperinci

c. Pembangunan sistem Berdasarkan analisa sistem yang telah dilakukan, dibuat rancangan/desain sistem yang selanjutnya diterjemahkan kedalam bentuk

c. Pembangunan sistem Berdasarkan analisa sistem yang telah dilakukan, dibuat rancangan/desain sistem yang selanjutnya diterjemahkan kedalam bentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, tujuan sistem perencanaan pembangunan adalah untuk mendukung koordinasi

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. yaitu di Toko Anis Cell Handphone. Adapun sejarah singkat perusahaan, visi,

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. yaitu di Toko Anis Cell Handphone. Adapun sejarah singkat perusahaan, visi, BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitiaan Objek penelitian merupakan lokasi dimana penelitian berlangsung yaitu di Toko Anis Cell Handphone. Adapun sejarah singkat perusahaan, visi, misi,

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG DI MINIMARKET xxx. Oleh : SITI EKA WAHYUNI Nim : SISTEM INFORMASI

SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG DI MINIMARKET xxx. Oleh : SITI EKA WAHYUNI Nim : SISTEM INFORMASI SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG DI MINIMARKET xxx Oleh : SITI EKA WAHYUNI Nim : 04203059 SISTEM INFORMASI ABSTRAK Tujuan dari pembuatan sistem informasi pembelian dan persedian barang yaitu Membuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan untuk kelangsungan produksi perusahaan, lembaga maupun kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan untuk kelangsungan produksi perusahaan, lembaga maupun kemajuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu Teknik Informatika adalah suatu ilmu yang sangat berhubungan erat dengan teknologi informasi, dimana penerapannya mengarah kepada kemajuan teknologi masa depan.

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE. Toko Primatech merupakan sebuah toko yang menjual berbagai macam

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE. Toko Primatech merupakan sebuah toko yang menjual berbagai macam BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE 3.1 Objek Penelitian Toko Primatech merupakan sebuah toko yang menjual berbagai macam peralatan komputer dan peralatan lainya yang berhubungan dengan komputer. Selain

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah d ComPutarE Volume 2 Juni 2012

Jurnal Ilmiah d ComPutarE Volume 2 Juni 2012 APLIKASI KEBERHASILAN DATA PETANI PENGOLAH LAHAN PESERTA LAPANG PHT DI LABORATORIUM WALENRANG Rika 1, Ruhamah 2 Universitas Cokroaminoto Palopo 1,2 e-mail : rica_1988@yahoo.com, ruhamah_uma@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Informasi 3.1.1 Pengertian Sistem Suatu sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang di ambil penulis adalah PT. Royal Abadi Sejahtera

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang di ambil penulis adalah PT. Royal Abadi Sejahtera BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang di ambil penulis adalah PT. Royal Abadi Sejahtera II Padalarang yang beralamat di Jl. Gadobangkong 145 Cimareme Padalarang.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Studi literatur mengenai decision support system serta beberapa metode yang digunakan untuk pengambilan keputusan dengan banyak kriteria, yaitu: metode

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Sistem Terdapat dua kelompok pendekatan di dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan menekankan pada komponen atau elemennya (Jogiyanto

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan

BAB II LANDASAN TEORI. yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Terdapat dua kelompok pendekatan dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponen atau elemennya. Pendekatan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI.. vii. DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI.. vii. DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah... DAFTAR ISI Halaman ABSTRAKSI. KATA PENGANTAR... iv v DAFTAR ISI.. vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR. xii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Rumusan Masalah... 3 1.3 Batasan Masalah...

Lebih terperinci