Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN: e-issn: Vol. 2, No 8 Agustus 2017

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN: e-issn: Vol. 2, No 8 Agustus 2017"

Transkripsi

1 Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN: e-issn: Vol. 2, No 8 Agustus 2017 PENINGKATKAN KEMAMPUAN INTERPRETASI DATA DAN KOMUNIKASI DENGAN MENGGUNAKAN LKS EKSPERIMEN DAN NON EKSPERIMEN PADA KONSEP LARUTAN ELEKTROLIT DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI Totong Muslihat SMA Negeri 2 Cirebon Totongmuslihat@gmail.com Abstrak Penelitian tindakan kelas ini menerapkan model pembelajaran inkuiri dengan menggunakan media yaitu lembar kerja peserta didik (LKS) eksperimen dan non eksperimen, sehingga diharapkan peserta didik mampu menginterpretasi data dan kemudian mengkomunikasikannya dalam diskusi kelompok maupun diskusi kelas. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan selama dua kali pertemuan dan setiap kali pertemuan (tindakan) terdiri dari empat fase, yaitu berhadapan dengan masalah, pengumpulan data (dari hasil eksperimen), perumusan penjelasan, dan menganalisis hasil temuan. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Cirebon, subyek penelitian peserta didik kelas X-7 MIPA yang berjumlah 44 orang terdiri dari 26 perempuan dan 18 laki-laki dan terlibat 1 orang guru kimia yang bertugas sebagai pengamat. Hasil refleksi siklus ke 1 yang digunakan sebagai bahan perencanaan pada siklus ke 2 adalah penekanan pada pengurangan dominasi guru atau teacher center agar interaksi dapat berlangsung dengan lebih terarah. Hasil penelitian menunjukkan telah adanya peningkatan kemampuan interpretasi data dan komunikasi selama dua siklus dengan hasil pada siklus ke 1 40 %, dan pada siklus ke 2 meningkat menjadi 63 %. Kendala utama yang dihadapi guru adalah peserta didik masih kesulitan menemukan sendiri konsep yang dipelajari sehingga peran guru yang seharusnya hanya sebagai fasilitator belum maksimal. Kata kunci: Model Pembelajaran Inkuiri, LKS Eksperimen, LKS Non Eksperiman Pendahuluan Tujuan mata pelajaran Kimia dicapai oleh peserta didik melalui berbagai model atau metode, antara lain model pembelajaran inkuiri. Model pembelajaran inkuiri menciptakan kemampuan berfikir peserta didik dan mampu bersikap ilmiah dan komunikasi Oleh sebab itu pembelajaran kimia mempunyai ciri khas dalam pelaksanaan pembelajaranya yaitu pemberian pengalaman secara langsung di laboratorium melalui pengembangan proses dan sikap ilmiah. 124

2 Peningkatkan Kemampuan Interpretasi Data Dan Komunikasi Inkuiri sendiri adalah metode pembelajaran yang digunakan pada pembelajaran modern. Pembelajaran bermodel inkuiri umumnya mengarahkan peserta didik untuk meneliti masalah dan pertanyaan dengan merujuk pada fakta yang tersedia (Kardi dan Nur, 2003: 3). Sedangkan Cleaf dalam Putrayasa (2009: 2) berpendapat bahwa model pembelajaran inkuiri adalah model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Model pembelajaran ini mengarahkan peserta didik untuk cermat dan terampil dalam menyelidiki masalah dan mengumpulkan informasi. Lebih lanjut, dalam bukunya Sanjaya (2006: 201) mengungkapkan bahwa terdapat langkah yang dapat dilakukan untuk menggunakan model pembelajaran inkuiri. Langkah-langkah yang dimaksud adalah melakukan orientasi masalah, merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan merumuskan kesimpulan. Dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri, peserta didik akan mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai ilmiah sehingga tindakan dalam proses pembelajaran akan menciptakan kondisi yang melibatkan peserta didik secara aktif. Gagne dalam Dahar (1986: 18) menjelaskan bahwa melalui mengembangkan keterampilan IPA peserta didik akan dibuat kreatif, mereka akan mampu dan bisa mempelajari IPA di level yang lebih tinggi dalam waktu yang lebih singkat. Dalam National Science Education Standard (1996: 20), dikatakan bahwa belajar sains adalah sesuatu yang harus dilakukan peserta didik, bukan sesuatu yang dilakukan pada mereka. Dengan demikian pembelajaran sains adalah salah satu proses aktif, yang melibatkan peserta didik berinteraksi bersama guru dan sesama peserta didik. Pada saat pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan keterampilan IPA, para guru seharusnya membuat rencana pembelajaran atau model yang sesuai dan dibantu dengan media pembelajaran sehingga keterampilan proses yang akan dikembangkan dapat berjalan. Pada pengelolaan kegiatan pembelajaran di kelas X, penulis menemukan rendahnya penguasaan keterampilan proses peserta didik baik itu melalui metode diskusi, demonstrasi, ataupun metoda eksperimen, sehingga perlu perbaikan dalam kegiatan pembelajaran. Keterampilan proses yang masih perlu ditingkatkan yaitu, interpretasi data dan komunikasi. Syntax Literate, Vol. 2, No. 8 Agustus

3 Wawat Hermawati Usaha meningkatkan keterampilan interpretasi data dan komunikasi pada kelas ini, yaitu dengan menerapkan model pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan interpretasi dan komunikasi. Dari sekian model pembelajaran yang ada salah satu alternatif yang dipilih penulis adalah model pembelajaran yang termasuk dalam kategori model pembelajaran pemrosesan informasi yaitu model inkuiri yang dikembangkan oleh Richard Suchman. Model ini dibentuk untuk membuat peserta didik terlatih dalam melaksanakan penelitian ilmiah yang membutuhkan rasa ingin tahu dan ingin berkembang, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bereksplorasi sehingga pengetahuan baru dapat tereksplorasi dengan lebih baik. Model pembelajaran ini diharapkan dapat merangsang peserta didik dalam mengembangkan keterampilan proses, seperti keterampilan pengamatan, klasifikasi, prediksi, komunikasi dan interpretasi data. Metodologi Penelitian Populasi dan sampel penelitian ini adalah peserta didik kelas X-7 MIPA SMA Negeri 2 Cirebon Tahun Pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 44 orang, yang terdiri dari 26 perempuan dan 18 laki-laki. Prosedur atau langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini dilaksanakan dalam kegiatan yang berbentuk siklus dengan mengacu pada model yang diadopsi dari Hopkins (1993: 48). Setiap siklus terdiri dari empat kegiatan pokok yaitu, perencanaan, tindakan pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Selanjutnya empat kegiatan itu berlangsung terus, namun ada modifikasi pada tahap perencanaan yaitu perbaikan perencanaan. Prosedur penelitian tindakan kelas mengikuti tahapan kegiatan sebagai berikut (model Lewin yang ditafsirkan oleh Kemmis, Rochiati Wiraatmadja): (1) Refleksi awal Penelitian diawali dengan adanya masalah rendahnya kemampuan peserta didik menginterpretasi data dan komunikasi untuk memahami konsep larutan elektrolit dan non elektrolit, (2) Perencanaan tindakan 1 dilakukan untuk mengatasi masalah diatas, maka disusun beberapa instrumen untuk melakukan penelitian antara lain, penyusunan rencana pembelajaran (RP), menyusun Lembar Kerja Peserta didik (LKS), soal tes, lembar observasi dan angket respon peserta didik, (3) Pelaksanaan tindakan 1 dilalui 126 Syntax Literate, Vol. 2, No. 8 Agustus 2017

4 Peningkatkan Kemampuan Interpretasi Data Dan Komunikasi dengan praktikum eksperimen dengan menggunakan media alat-alat praktikum dan LKS eksperimen, larutan elektrolit dan non elektrolit untuk mengumpulkan data hasil eksperimen dan menginterpretasi data (4) Observasi dan refleksi tindakan 1. Dari hasil observasi, kemudian dianalisa untuk merencanakan tindakan ke 2, agar indikator yang diharapkan peneliti tercapai, peserta didik melaksanakan tes siklus ke 1, (5) Pelaksanaan tindakan 2 dilakukan melalui kegiatan dengan media LKS non eksperimen, larutan elektrolit dan non elektrolit dan peserta didik melakukan interpretasi data dari data-data yang terdapat pada LKS dan mengkomunikasikannya, (6) Observasi dan refleksi tindakan 2 dilakukan dengan kegiatan guru yang mengobservasi masing-masing tindak tanduk peserta didik lalu hasil observasi tersebut dianalisa untuk mengukur ketercapaian indikator yang diharapkan. Setelah proses KBM berakhir, peserta didik melaksanakan tes siklus ke 2 dan mengisi angket tentang sikap/respon peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran, sedangkan untuk memperoleh data prestasi hasil belajar, dapat diketahui dari pos tes. Untuk mengumpulkan data penelitian dilakukan dengan cara menentukan sumber data, jenis data, teknik pengumpulan data, dan instrumen yang digunakan. Seperti yang telah disebutkan, melalui teknik pengumpulan data observasi, instrumen penelitian yang digunakan disini adalah lembar observasi. Sedang data yang terkumpul adalah data primer yang didapat langsung dari subjek penelitian. Hasil dan Pembahasan 1. Kemampuan Interpretasi Data dan Komunikasi selama Pembelajaran Kemampuan Interpretasi Data dan Komunikasi selama Pembelajaran Berdasarkan analisis lembar observasi kemampuan interpretasi data dan komunikasi pada setiap siklus didapat hasil yang dinyatakan pada tabel 1. Siklus ke Tabel 1 Prosentase Kemampuan Interpretasi Data dan Komunikasi Peserta didik perempuan % Peserta didik laki-laki % Jumlah % Syntax Literate, Vol. 2, No. 8 Agustus

5 Wawat Hermawati Berdasarkan tabel 1 di atas, maka dapat dilihat bahwa pada siklus ke-1 jumlah peserta didik yang mampu dalam menginterpretasi data dan komunikasi berjumlah 20 orang atau 45 % (terdiri dari 12 peserta didik perempuan atau 27 % dan 8 peserta didik laki-laki atau 18 %), dan pada siklus ke-2 terjadi peningkatan menjadi 27 orang atau 61 % (terdiri dari 15 peserta didik perempuan atau 34 % dan 12 peserta didik laki-laki atau 27 %). Pada siklus ke-1 jumlah peserta didik yang mampu menginterpretasi data dan komunikasi baru 20 orang peserta didik (45 %) dari jumlah peserta didik 44 orang. Hal ini menggambarkan bahwa pada siklus ke-1 penggunaan lembar kerja peserta didik dengan model inkuiri belum menunjukkan hasil yang optimal. Pada siklus ke-2 jumlah peserta didik yang mampu menginterpretasi data dan komunikasi menjadi 27 orang peserta didik (61 %) dari jumlah peserta didik yang hadir 44 orang berarti terjadi peningkatan 16 %. Hal ini terjadi dikarenakan guru telah mengubah tindakan dengan melakukan penegasan-penegasan kembali pada data pengamatan, dan guru tidak lagi mendominasi kegiatan pembelajaran, serta guru sudah memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada kelompok peserta didik yang kurang. Secara keseluruhan dari siklus ke-1 sampai siklus ke-2 penelitian tindakan kelas pada pembelajaran konsep larutan elektrolit dan non elektrolit telah berhasil meningkatkan kemampuan interpretasi data dan komunikasi yaitu terjadi peningkatan dari 45 % menjadi 61 %, berarti lebih dari separuh peserta didik kelas X-7 MIPA telah mampu menginterpretasi data dan komunikasi. 2. Aktivitas Belajar Peserta didik Berdasarkan hasil observasi kegiatan peserta didik pada saat siklus 1 sampai 2 pada konsep larutan elektrolit dan non elektrolit dengan menggunakan alat bantu LKS dengan model pembelajaran inkuiri mempunyai perubahan yang signifikan yaitu adanya peningkatan aktivitas peserta didik. Peningkatan aktivitas peserta didik pada siklus 1 sampai siklus 2 dapat dilihat pada tabel Syntax Literate, Vol. 2, No. 8 Agustus 2017

6 Peningkatkan Kemampuan Interpretasi Data Dan Komunikasi Tabel 2 Prosentase Keaktifan PESERTA DIDIK Prosentase Siklus ke keaktifan peserta didik 1 64% 2 77% Rata-rata 71% Dari tabel 2 di atas terlihat bahwa pada siklus ke-1 aktivitas peserta didik 64 % (28 orang peserta didik), dan meningkat pada siklus ke-2 menjadi 77 % (34 orang peserta didik) dan rata-rata keaktifan 71 %. Hal ini terjadi karena guru telah mengubah tindakan dengan memberikan latihan-latihan dan pertanyaan-pertanyaan kepada peserta didik yang kurang aktif. Aktivitas peserta didik meningkat pada pembelajaran konsep larutan elektrolit dan non elektrolit melalui kegiatan yang sudah dirancang oleh guru pada setiap fase dalam model pembelajaran inkuiri. 3. Ketuntasan Hasil Belajar Peserta didik Siklus 1 Berdasarkan analisis hasil tes peserta didik pada siklus 1, maka didapat hasil yang dinyatakan pada tabel 3. Tabel 3 Ketercapaian Penguasaan Konsep Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit No Soal Ketercapaian Keterangan 1 47% Tidak 2 77% Tercapai 3 70% Tercapai 4 70% Tercapai 5 70% Tercapai 6 70% Tercapai 7 67% Tercapai 8 47% Tidak 9 50% Tidak 10 77% Tercapai Rerata 64,5% Berdasarkan analisis dari lembar ketuntasan pada siklus 1 dapat diketahui bahwa ketuntasan hasil belajar konsep larutan elektrolit dan non elektrolit, dengan KKM 76, jumlah peserta didik yang sudah tuntas 28 orang peserta didik (63,6 %) dan yang belum tuntas 16 orang peserta didik. Dari tabel 3 terlihat bahwa untuk konsep larutan elektrolit dan non elektrolit ketercapaian penguasaan konsep hanya mencapai 64,5 %. Konsep yang belum Syntax Literate, Vol. 2, No. 8 Agustus

7 Wawat Hermawati dikuasai peserta didik berdasarkan hasil tes terdapat pada soal nomor 1, 8, dan 9 yaitu tentang merumuskan penjelasan atau menginterpretasi data dan menganalisis hasil temuan dari data-data percobaan. Berarti keterampilan interpretasi data dan komunikasi belum dikuasai peserta didik. 4. Ketuntasan Hasil Belajar Siklus 2 Berdasarkan analisis hasil tes peserta didik pada siklus 2 maka didapat hasil yang dinyatakan pada tabel 4. Tabel 4 Ketercapaian Penguasaan Konsep Larutan Elektrolit dan non elektrolit No Soal Ketercapaian Keterangan 1 83% Tercapai 2 93% Tercapai 3 90% Tercapai 4 73% Tercapai 5 47% Tidak 6 77% Tercapai 7 97% Tercapai 8 97% Tercapai 9 67% Tercapai 10 37% Tidak Rerata 76,1% Berdasarkan analisis dari lembar ketuntasan pada siklus 2 dapat diketahui bahwa ketuntasan hasil belajar konsep larutan elektrolit dan non elektrolit, dengan KKM 76. Jumlah peserta didik yang sudah tuntas 34 orang peserta didik (77,3%) dan yang belum tuntas 10 orang peserta didik. Dari tabel 4 terlihat bahwa untuk konsep larutan elektrolit dan non elektrolit ketercapaian penguasaan konsep hanya mencapai 76,1 %. Konsep yang belum dikuasai peserta didik berdasarkan hasil tes terdapat pada soal nomor 5 dan 10 yaitu tentang menuliskan reaksi ionisasi larutan elektrolit. 5. Kendala yang Dihadapi Oleh Guru Kendala atau hambatan yang dihadapi oleh guru pada saat melaksanakan pembelajaran konsep larutan elektrolit dan non elektrolit adalah: a. Peserta didik kurang terampil merangkai alat untuk praktikum larutan elektrolit dan non elektrolit. Guru harus memberikan contoh atau penjelasan pada pra 130 Syntax Literate, Vol. 2, No. 8 Agustus 2017

8 Peningkatkan Kemampuan Interpretasi Data Dan Komunikasi eksperimen secara detail, hal ini berpengaruh pada alokasi waktu yang telah ditentukan. b. Pengetahuan prasyarat peserta didik masih kurang terutama pada senyawa ion dan senyawa kovalen polar. Sehingga perlu waktu tambahan untuk mengetahui prasyarat pengetahuan, akibatnya berpengaruh pada alokasi waktu yang telah disediakan untuk fase-fase yang lain. c. Keaktifan peserta didik masih rendah yaitu pada siklus ke-1 53 %. Untuk itu komunikasi guru harus lebih ditingkatkan yaitu pada saat peserta didik melakukan percobaan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan terutama kepada peserta didik yang kurang aktif. d. Kemampuan interpretasi data masih rendah, peserta didik sulit untuk menemukan sendiri konsep yang sedang dipelajari, karena peserta didik belum memahami materi yang sedang dipelajari. e. Kemampuan komunikasi peserta didik masih kurang pada saat diskusi kelas, peserta didik masih malu-malu untuk mengemukakan pendapatnya atau bertanya. Untuk itu guru harus membimbing teknik bertanya dan cara mengemukakan pendapat dalam diskusi kelas. 6. Respon Peserta didik Berdasarkan angket respon peserta didik yang disebarkan kepada peserta didik setelah selesai melaksanakan pembelajaran pada siklus ke 2, dapat dinyatakan bahwa pada umumnya peserta didik kelas X-7 MIPA bersikap positif terhadap penggunaan media lembar kerja peserta didik dengan model pembelajaran inkuiri sebab penemuan konsep menjadi lebih mudah karena dalam LKS tersebut disusun pertanyaan-pertanyaan yang menuntun peserta didik. Respon peserta didik dapat dilihat seperti yang tertera pada tabel 5. Tabel 5 Respon Peserta didik No. Pernyataan SS S KS TS 1 Kesan saya selama mengikuti pembelajaran kimia konsep larutan elektrolit dan non elektrolit dengan menggunakan media LKS eksperimen dan non eksperimen dengan model pembelajaran inkuiri 20% 70% 10% 0% Syntax Literate, Vol. 2, No. 8 Agustus

9 Wawat Hermawati No. Pernyataan SS S KS TS merasa lebih mudah. 2 Saya senang dan antusias mengikuti tahapan-tahapan penemuan konsep yang disajikan dalam LKS. 23% 60% 17% 0% 3 Bimbingan guru pada saat pembelajaran konsep larutan elektrolit dan non elektrolit dapat 33% 63% 4% 0% mengarahkan saya memahami materi pembelajaran. 4 Adanya media LKS eksperimen dan non eksperimen memudahkan saya dalam pemahaman konsep larutan elektrolit dan non elektrolit. 33% 53% 14% 0% 5 Pemahaman saya terhadap pembelajaran larutan elektrolit dan non elektrolit lebih baik setelah kegiatan pembelajaran. 27% 67% 6% 0% Prosentase rata-rata 27,2% 62,6% 10,2% 0% Keterangan: SS = sangat setuju S = setuju KS = kurang setuju TS = tidak setuju Dari tabel respon peserta didik dapat dinyatakan bahwa peserta didik yang sangat setuju dan setuju dengan menggunakan media LKS dengan model pembelajaran inkuiri prosentase rata-rata yang memilih sangat setuju 27,2 % yang memilih setuju 62,6 %, yang memilih kurang setuju 10,2 % dan yang memilih tidak setuju 0 %, berarti peserta didik dapat menerima penerapan media lembar kerja peserta didik eksperimen dan non eksperimen dengan model pembelajaran inkuiri. Kesimpulan Penelitian tentang meningkatkan kemampuan interpretasi data dan komunikasi dengan menggunakan alat bantu LKS eksperimen dan non eksperimen pada konsep larutan elektrolit dan non elektrolit dengan model pembelajaran inkuiri selama 2 siklus menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: (1) Guru telah mampu mengupayakan peningkatan kemampuan interpretasi data dan komunikasi. Hal ini dapat dilihat dari 132 Syntax Literate, Vol. 2, No. 8 Agustus 2017

10 Peningkatkan Kemampuan Interpretasi Data Dan Komunikasi analisis data yang menunjukkan kemampuan interpretasi data dan komunikasi pada siklus ke 1 sebesar 45 % (20 orang), meningkat menjadi 61 % (27 orang) pada siklus ke 2, berarti ada peningkatan 16 %. (2) Keaktifan peserta didik dalam mengikuti tahaptahap pembelajaran meningkat, yaitu pada siklus ke 1 aktivitas peserta didik 64 % (28 orang peserta didik), dan meningkat pada siklus ke 2 menjadi 77 % (34 orang peserta didik) dan rata-rata keaktifan 71 %. Hal ini terjadi karena guru telah mengubah tindakan dengan memberikan latihan-latihan dan pertanyaan-pertanyaan kepada peserta didik yang kurang aktif. Aktivitas peserta didik meningkat pada pembelajaran konsep larutan elektrolit dan non elektrolit melalui kegiatan yang sudah dirancang oleh guru pada setiap fase dalam model pembelajaran inkuiri; (3) Kendala yang utama dihadapi oleh guru pada saat melaksanakan pembelajaran adalah sulit memotivasi peserta didik agar dapat membangun dan menemukan sendiri konsep larutan elektrolit dan non elektrolit yang sedang dipelajari dari fakta-fakta percobaan; (4) Ketuntasan hasil belajar peserta didik dari aspek kognitif pada konsep larutan elektrolit dan non elektrolit dengan menggunakan media LKS eksperimen dan non eksperimen dalam model pembelajaran inkuiri meningkat, yaitu ketuntasan belajar peserta didik meningkat 16,6 %, yaitu 56,7 % pada silus 1 menjadi 73,3 % pada siklus 2. Dan Adanya peningkatan penguasaan konsep sebesar 11,6 %, yaitu 64,5 % pada siklus 1, menjadi 76,1 pada siklus 2; (5) Sikap/respon peserta didik terhadap pembelajaran konsep larutan elektrolit dan non elektrolit dengan menggunakan media LKS eksperimen dan non eksperimen dengan model pembelajaran inkuiri cukup positif, yaitu prosentase rata-rata yang memilih sangat setuju 27,2 % yang memilih setuju 62,6 %, yang memilih kurang setuju 10,2 % dan yang memilih tidak setuju 0 %, artinya model pembelajaran ini mendapat tanggapan yang baik oleh peserta didik. Syntax Literate, Vol. 2, No. 8 Agustus

11 Wawat Hermawati BIBLIOGRAFI Dahar, R. W Pengelolaan Pengajaran Kimia. Bandung: Universitas Terbuka. David Hopkins A Teacher s Guide to Classroom Research. Philadelphia: Open University Press. Kardi, S., dan M. Nur Pengajaran Langsung. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya. National Research Council National Science Education Standards. United Stante of Amerika: National Academy of Science Putrayasa Model Pembelajaran Inkuiri. Disudur dari tanggal 27 Juli 2017 Pukul WIB. Sanjaya, W Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 134 Syntax Literate, Vol. 2, No. 8 Agustus 2017

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data 1. Persiapan Penelitian Persiapan penelitian yang dilakukan meliputi: a. Melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi masalah yang meliputi wawancara

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI

PENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : 2541-0849 e-issn : 2548-1398 Vol. 2, No 11 November 2017 PENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

Lebih terperinci

Jurnal Bio-Natural (Jurnal Pendidikan Biologi) Vol. 1, No. 2, September-Februari 2015, hlm 1-32

Jurnal Bio-Natural (Jurnal Pendidikan Biologi) Vol. 1, No. 2, September-Februari 2015, hlm 1-32 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN IPA-KIMIA DENGAN MENGGUNAKAN PERCOBAAN SEDERHANA BERBASIS BAHAN ALAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMPN 2 MUARA BATU Juwairiah 1) 1 Prodi Pendidikan Matematika,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran kimia di sekolah, umumnya masih berorientasi kepada materi yang tercantum pada kurikulum. Bagi para siswa, belajar kimia hanya untuk keperluan menghadapi ulangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia dan sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu bangsa. Pemerintah terus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pembelajaran kimia diarahkan pada pendekatan saintifik dimana ketrampilan proses sains dilakukan melalui percobaan untuk membuktikan sebuah kebenaran sehingga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kimia kelas XI IPA 2 SMA

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kimia kelas XI IPA 2 SMA I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kimia kelas XI IPA 2 SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung nilai penguasaan konsep pada materi pokok asam basa pada tahun pelajaran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Sains berkaitan dengan cara mencari

I. PENDAHULUAN. kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Sains berkaitan dengan cara mencari I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kimia merupakan salah satu mata pelajaran dalam rumpun sains yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Sains berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DENGAN STRATEGI PROBLEM POSING

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DENGAN STRATEGI PROBLEM POSING MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DENGAN STRATEGI PROBLEM POSING PADA MATERI POKOK IKATAN KIMIA DI KELAS X SMAN 3 LAMONGAN Meiliyah Ulfa, Muchlis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas ( PTK ). Prendergast ( 2002 ) menyatakan penelitian tindakan kelas merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema. Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai Upaya Meningkatkan Science

BAB III METODE PENELITIAN. IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema. Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai Upaya Meningkatkan Science BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini berjudul Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE 7E UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PROSES DAUR AIR

PENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE 7E UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PROSES DAUR AIR Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE 7E UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PROSES DAUR AIR Yeti Sumiyati 1, Atep Sujana 2, Dadan Djuanda 3 1,2,3 Program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian menurut Furchan dalam Hatimah, I (2007:81) adalah strategi umum yang dianut dalam pengumpulan dan analisis data yang diperlukan, guna

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas XI IPA1 SMA PGRI 1

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas XI IPA1 SMA PGRI 1 19 III. METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas XI IPA1 SMA PGRI 1 Tumijajar semester ganjil pada pokok bahasan Impuls dan Momentum tahun pelajaran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA3 SMA Perintis I Bandar Lampung

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA3 SMA Perintis I Bandar Lampung III. METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA3 SMA Perintis I Bandar Lampung dengan jumlah siswa 39 orang, terdiri dari 13 orang siswa laki-laki dan 26 orang

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN KERJA ILMIAH DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X MIA-2 SMA N 6 MALANG

PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN KERJA ILMIAH DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X MIA-2 SMA N 6 MALANG 1 PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN KERJA ILMIAH DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X MIA-2 SMA N 6 MALANG Suhartik Wahyuni ¹, Dwi Haryoto², Sumarjono³, 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING Fatmawaty Sekolah Dasar Negeri Hikun Tanjung Tabalong Kalimantan Selatan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu kimia merupakan experimental science, tidak dapat dipelajari hanya dengan membaca, menulis, atau mendengarkan. Mempelajari ilmu kimia bukan hanya menguasai kumpulan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. semester genap Tahun Pelajaran Kelas yang dijadikan subjek

III. METODE PENELITIAN. semester genap Tahun Pelajaran Kelas yang dijadikan subjek III. METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Swadhipa Bumisari Natar, semester genap Tahun Pelajaran 2009-2010. Kelas yang dijadikan subjek penelitian

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Lokasi Penelitian kelas ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Lokasi Penelitian kelas ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. LOKASI PENELITIAN Lokasi Penelitian kelas ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Laboratorium UPI. Bandung Kelas XI semester II tahun ajaran 2006/2007, dengan hanya mengambil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. PERSIAPAN PENELITIAN Sebelum penelitian dilakukan, peneliti mengadakan persiapan penelitian sebagai berikut: a. Peneliti meminta persetujuan Kepala SMA Islam Jepara

Lebih terperinci

Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene

Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene Muh. Jupriadi, Bustamin, dan Lilies Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE DEMONSTRATIF EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN SENI RUPA TERAPAN

PENERAPAN METODE DEMONSTRATIF EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN SENI RUPA TERAPAN Action Research Literate ISSN : 2613-9898 Vol. 1, No 1 Desember 2017 PENERAPAN METODE DEMONSTRATIF EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN SENI RUPA TERAPAN Tusliawati

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Lampung Tahun Ajaran 2009/2010 dengan jumlah siswa 29 orang yang terdiri

III. METODE PENELITIAN. Lampung Tahun Ajaran 2009/2010 dengan jumlah siswa 29 orang yang terdiri III. METODE PEELITIA A. Setting Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 4 SMA egeri 10 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2009/2010 dengan jumlah siswa 29 orang yang terdiri dari 10 orang siswa

Lebih terperinci

Lu luin Nur Hasanah 1 *, Endang Susilowati 2, dan Budi Utami 2. * HP:

Lu luin Nur Hasanah 1 *, Endang Susilowati 2, dan Budi Utami 2. * HP: Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 3 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com PENERAPAN SIKLUS BELAJAR 5E DISERTAI STRATEGI DIAGRAM

Lebih terperinci

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia 2. Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia 2. Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 5 No. 2 Tahun 2016 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. 89-97 ISSN 2337-9995 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

PENERAPAN TIPE LEARNING CYCLE MELALUI MODEL PENGAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENERAPAN TIPE LEARNING CYCLE MELALUI MODEL PENGAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PENERAPAN TIPE LEARNING CYCLE MELALUI MODEL PENGAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Rakhmatun Nisa, Zainuddin, Suriasa Pendidikan Fisika FKIP Universitas Lambung Mangkurat Rakhmatunnisa@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK DIANA MANURUNG Guru SMPN 1 Patumbak Email : chairini.nurdin@gmail.com

Lebih terperinci

PENERAPAN TIPE LEARNING CYCLE MELALUI MODEL PENGAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENERAPAN TIPE LEARNING CYCLE MELALUI MODEL PENGAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PENERAPAN TIPE LEARNING CYCLE MELALUI MODEL PENGAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Rakhmatun Nisa, Zainuddin, Suriasa Pendidikan Fisika FKIP Universitas Lambung Mangkurat Rakhmatunnisa@yahoo.co.id

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Setting penelitian ini adalah di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung dengan jumlah

III. METODE PENELITIAN. Setting penelitian ini adalah di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung dengan jumlah 29 III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Setting penelitian ini adalah di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung dengan jumlah siswa kelas X3 SMA Al-Kautsar Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011 adalah

Lebih terperinci

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data berupa nilai pretest dan

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data berupa nilai pretest dan IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian dan Analisis Data Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data berupa nilai pretest dan posstest keterampilan memprediksi dan penguasaan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL INQUIRY-DISCOVERY LEARNING (IDL) TERBIMBING

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL INQUIRY-DISCOVERY LEARNING (IDL) TERBIMBING MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL INQUIRY-DISCOVERY LEARNING (IDL) TERBIMBING Bahrudin, Zainuddin, dan Suyidno Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Unlam Banjarmasin

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini digunakan metode penelitian tindakan kelas ( Classroom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini digunakan metode penelitian tindakan kelas ( Classroom BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Penelitian ini digunakan metode penelitian tindakan kelas ( Classroom Action Research ) dengan penekanan terhadap proses pembelajaran Matematika di

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Metode Diskusi Pada Mata Pelajaran IPA Terpadu Bagi Siswa Kelas VIII-B SMP Negeri 2 Galang

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Metode Diskusi Pada Mata Pelajaran IPA Terpadu Bagi Siswa Kelas VIII-B SMP Negeri 2 Galang JURNAL PELITA PENDIDIKAN VOL. 3 NO. 4 ISSN : 2338 3003 Dhani, R DESEMBER 2015 Halaman: 247-255 Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Metode Diskusi Pada Mata Pelajaran IPA Terpadu Bagi Siswa Kelas VIII-B

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI IPA DI KELAS VI SD BK TANAPOBUNTI.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI IPA DI KELAS VI SD BK TANAPOBUNTI. MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI IPA DI KELAS VI SD BK TANAPOBUNTI Oskar Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan : 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD Negeri Wringingintung 01 yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Berdasarkan

Lebih terperinci

Puspa Handaru Rachmadhani, Muhardjito, Dwi Haryoto Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang

Puspa Handaru Rachmadhani, Muhardjito, Dwi Haryoto Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X-MIA 1 SMA Negeri 1 Gondang Tulungagung Puspa Handaru Rachmadhani,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ditumbuhkan dalam diri siswa SMA sesuai dengan taraf perkembangannya.

I. PENDAHULUAN. ditumbuhkan dalam diri siswa SMA sesuai dengan taraf perkembangannya. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu kimia merupakan bagian dari IPA yang mempelajari struktur, susunan, sifat, dan perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan materi. Ilmu kimia disusun

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan MIPA Pancasakti

Jurnal Pendidikan MIPA Pancasakti Jurnal Pendidikan MIPA Pancasakti, 2 (1), Januari 218- (59) JPMP Volume 2 Nomor 1, Januari 218, (Hal. 54-6) Jurnal Pendidikan MIPA Pancasakti http://e-journal.ups.ac.id/index.php/jpmp email: adminjpmp@upstegal.ac.id

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR Ulfatun Rohmah 1, Suhartono 2, Ngatman 3 PGSD FKIP Universitas Negeri Sebelas Maret, Jalan Kepodang 67A Panjer Kebumen

Lebih terperinci

*keperluan korespondensi, tel/fax : ,

*keperluan korespondensi, tel/fax : , Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 3 No. 4 Tahun 2014 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com STUDI KOMPARASI MEDIA VIRTUAL DAN RIIL PADA PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X 1 semester ganjil SMA N 10

III. METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X 1 semester ganjil SMA N 10 III. METODE PENELITIAN A. Subjek dan Tempat Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X 1 semester ganjil SMA N 10 Bandar Lampung tahun pelajaran 2010-2011 dengan jumlah siswa 33 orang

Lebih terperinci

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

*Keperluan Korespondensi, telp: , Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 2 No. 1 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret 1-6 PENERAPAN SIKLUS BELAJAR 5E (LEARNING CYCLE 5E) DENGAN PENILAIAN PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada siswa untuk memahami nilai-nilai, norma, dan pedoman bertingkah laku karena

BAB I PENDAHULUAN. kepada siswa untuk memahami nilai-nilai, norma, dan pedoman bertingkah laku karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah konsep yang memberikan apresiasi dan pemahaman yang luas kepada siswa untuk memahami nilai-nilai, norma, dan pedoman bertingkah laku karena pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pada bagian ini akan diuraikan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penjelasan istilah, dan struktur organisasi

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 1 ISSN 2354-614X Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu Nuriati, Najamuddin Laganing, dan Yusdin

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Kondisi Awal Sebelum pelaksanaan penelitian dengan menggunakan metode demonstrasi, rata-rata hasil belajar IPA semester I kelas III SD Negeri Karangwotan

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 14 Ampana

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 14 Ampana Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN 2354-614X Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 14 Ampana Hadijah S. Pago, I Nengah Kundera,

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 10 BANJARMASIN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 10 BANJARMASIN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 10 BANJARMASIN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING Muhammad Abdul Karim, Zainuddin, dan Mastuang Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

mengobservasi, membandingkan, menemukan kesamaan-kesamaan dan 3. Aktivitas-aktivitas peserta didik sepenuhnya didasarkan pada pengkajian.

mengobservasi, membandingkan, menemukan kesamaan-kesamaan dan 3. Aktivitas-aktivitas peserta didik sepenuhnya didasarkan pada pengkajian. 9 Ada beberapa ciri pembelajaran efektif yang dirumuskan oleh Eggen & Kauchak (Warsita, 2008) adalah: 1. Peserta didik menjadi pengkaji yang aktif terhadap lingkungannya melalui mengobservasi, membandingkan,

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS VIII-B SMPN 4 MADIUN

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS VIII-B SMPN 4 MADIUN PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS VIII-B SMPN 4 MADIUN Dwi Muchindasari SMP Negeri 4 Madiun E-mail: dwimuchin@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LISTRIK DINAMIS DENGAN MODEL CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) DISERTAI METODE DEMONSTRASI SISWA KELAS X-2 SMAN 1 PAKUSARI JEMBER TAHUN 2014 1) Kiftiyah, 2) Sutarto,

Lebih terperinci

PENYESUAIAN MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGAN. Ani Yuliastuti

PENYESUAIAN MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGAN. Ani Yuliastuti Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6, No. 5, Oktober 2016 ISSN 0854-2172 SD Negeri Lemahabang 01 Tanjung Brebes Abstrak Hasil belajar siswa tentang pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metoda Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Menurut Hopkins (Komalasari, 2010: 270) penelitian tindakan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KIMIA DI KELAS X MIPA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KIMIA DI KELAS X MIPA Ni Made Susanti, I Nyoman Suardana, Made Suwenten. Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Kimia di Kelas X MIPA. Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia. Volume

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. A. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III. METODE PENELITIAN. A. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian 1 BAB III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian 1. Setting Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas

Lebih terperinci

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK Jurnal Dinamika, September 2011, halaman 74-90 ISSN 2087-7889 Vol. 02. No. 2 Peningkatan Motivasi, Aktivitas, dan Hasil Belajar Biologi Siswa melalui Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. didapatkan nilai rata-rata tes formatif materi pokok larutan elektrolit dan redoks kelas

1. PENDAHULUAN. didapatkan nilai rata-rata tes formatif materi pokok larutan elektrolit dan redoks kelas 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil wawancara dan observasi dengan guru kimia di SMA Negeri 4 Bandar Lampung didapatkan nilai rata-rata tes formatif materi pokok larutan elektrolit dan redoks kelas

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DILENGKAPI MACROMEDIA FLASH

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DILENGKAPI MACROMEDIA FLASH Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 3 No. 1 Tahun 2014 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DILENGKAPI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran kimia di sekolah, umumnya masih berorientasi kepada materi yang

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran kimia di sekolah, umumnya masih berorientasi kepada materi yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran kimia di sekolah, umumnya masih berorientasi kepada materi yang tercantum pada kurikulum. Bagi para siswa, belajar kimia hanya untuk keperluan menghadapi ulangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan mix methode dengan desain

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan mix methode dengan desain BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan mix methode dengan desain embedded di mana metode kualitatif dan kuantitatif dipergunakan untuk mendapatkan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICTION, OBSERVATION AND EXPLANATION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICTION, OBSERVATION AND EXPLANATION Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 3 No. 1 Tahun 2014 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICTION, OBSERVATION

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN POE DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMA PADA MATERI Ksp

PENERAPAN PEMBELAJARAN POE DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMA PADA MATERI Ksp G PENERAPAN PEMBELAJARAN POE DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMA PADA MATERI Ksp Muhammad Sodikin, Masriani, Rody Putra Sartika Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Untan, Pontianak.

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG BIOLOGI DI KELAS VIII SMP NEGERI 6 BANAWA Nurmah nurmaharsyad@gmail.com

Lebih terperinci

JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN April 2017

JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN April 2017 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN ARCS (ATTENTION, RELEVANCE, CONFIDENCE, SATISFACTION) UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IX-E MTS NEGERI 2 MATARAM PADA MATERI PELUANG TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersedia tidak memadai, kurang dana, keterbatasan keterampilan guru dalam

BAB I PENDAHULUAN. tersedia tidak memadai, kurang dana, keterbatasan keterampilan guru dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan sains dan teknologi yang demikian pesat pada era informasi kini, menjadikan pendidikan IPA sangat penting bagi semua individu. Kemampuan siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilakukan di kelas 5 SD Negeri Sukorejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Jumlah siswa di kelas 5 sebanyak 19 terdiri dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu usaha untuk memperbaiki kualitas pendidikan

Lebih terperinci

pembelajaran. Sedangkan guru dalam pembelajaran ini hanya membantu dan mengarahkan siswa dalam melakukan eksperimen jika siswa mengalami kesulitan.

pembelajaran. Sedangkan guru dalam pembelajaran ini hanya membantu dan mengarahkan siswa dalam melakukan eksperimen jika siswa mengalami kesulitan. 134 BAB V ANALISA Pembelajaran dengan model GIL adalah pembelajaran yang bersifat mandiri yang dilakukan sendiri oleh siswa dalam melakukan suatu eksperimen. Adapun subjek pembelajaran pada pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas ( classroom. bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas ( classroom. bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas ( classroom action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY MENGGUNAKAN HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY MENGGUNAKAN HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY MENGGUNAKAN HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA YANTI REFITA Guru SMP Negeri 3 Dumai yantirefita3@gmail.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 PALU

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 PALU PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 PALU Hadi Guru Matematika SMP Negeri 1 Palu Abstrak: Penelitian ini

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PEMASARAN ONLINE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PEMASARAN ONLINE Action Research Literate ISSN : 2613-9898 Vol. 1, No 1 Desember 2017 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PEMASARAN ONLINE Taufik Ridwan 1

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Pra Siklus Dari hasil observasi awal, siswa MA Darussa adah kendal dalam kegiatan pembelajaran Kimia sebelum tindakan Lesson Study menunjukkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini menggunakan metode PTK dikarenakan guru

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 57 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dipaparkan tentang penerapan strategi pembelajaran inkuiri dalam meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) siswa

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SDN 14 BONEGUNU DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TGT

PENINGKATAN HASIL DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SDN 14 BONEGUNU DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TGT Prosiding Seminar Nasional Volume 02, Nomor 1 ISSN 2443-1109 PENINGKATAN HASIL DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SDN 14 BONEGUNU DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TGT Farida

Lebih terperinci

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Fisika sebagai salah satu cabang dari IPA yang mempelajari gejala-gejala alam dan peristiwa alam baik yang dapat dilihat maupun yang bersifat abstrak. Dalam

Lebih terperinci

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI 164519 KOTA TEBING TINGGI Syarigfah Guru SD Negeri 164519 Kota Tebing Tinggi Surel : syarigfah16@gmail.com

Lebih terperinci

Tutik Daryati 22. Kata kunci : Diskusi, TTS, Hasil Belajar, Ikatan Kimia. Guru SMA Negeri 4 Jember

Tutik Daryati 22. Kata kunci : Diskusi, TTS, Hasil Belajar, Ikatan Kimia. Guru SMA Negeri 4 Jember PENERAPAN METODE DISKUSI DAN PENUGASAN MODEL TTS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA DI KELAS X MIPA 3 SMA NEGERI 4 JEMBER TAHUN AJARAN 2015-2016 Tutik Daryati 22 Abstrak.

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Peningkatan Kualitas Pembelajaran Sains dan Kompetensi Guru melalui Penelitian & Pengembangan dalam Menghadapi Tantangan Abad-21 Surakarta, 22 Oktober 2016 PENERAPAN MODEL

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR Ulfatun Rohmah 1, Suhartono 2, Ngatman 3 PGSD FKIP Universitas Negeri Sebelas Maret, Jalan Kepodang 67A Panjer Kebumen

Lebih terperinci

PENINGKATAN KERJASAMA PADA MATERI PERUBAHAN BENDA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN. Ida Wati

PENINGKATAN KERJASAMA PADA MATERI PERUBAHAN BENDA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN. Ida Wati Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1, No. 1, Januari 2016 ISSN 2477-2240 PENINGKATAN KERJASAMA PADA MATERI PERUBAHAN BENDA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE STAD SMP Negeri

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM Tri Sari Wijayanti Guru IPA SMAN 7 Mataram E-mail:- ABSTRAK:

Lebih terperinci

Elok Mufidah dan Amaria Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya Tlp: , Abstrak

Elok Mufidah dan Amaria Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya Tlp: ,   Abstrak PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH (PBI) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ASAM BASA DAN GARAM Elok Mufidah dan Amaria Jurusan Kimia FMIPA Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas atau Classroom Action Research (CAR). Menurut (Arikunto dkk, 2009,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan ilmu yang sangat dekat dengan manusia.

I. PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan ilmu yang sangat dekat dengan manusia. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan ilmu yang sangat dekat dengan manusia. Ilmu ini mempelajari alam sekitar beserta isinya, mulai dari benda-benda yang berada di alam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi memberikan dampak yang besar dalam perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Munculnya berbagai macam teknologi hasil karya manusia

Lebih terperinci

PENERAPAN TEKNIK KUPANG LIGITARANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 4 B SDN SIDOMEKAR 08 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER

PENERAPAN TEKNIK KUPANG LIGITARANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 4 B SDN SIDOMEKAR 08 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER PENERAPAN TEKNIK KUPANG LIGITARANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 4 B SDN SIDOMEKAR 08 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER Suprapto 27 Abstrak. Matematika merupakan ilmu terstruktur yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian. Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Menurut Ebbutt (1985, dalam Hopkins,

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMAN 1 SUNGAI AMBAWANG MELALUI PEMBELAJARAN MODEL ADVANCE ORGANIZER

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMAN 1 SUNGAI AMBAWANG MELALUI PEMBELAJARAN MODEL ADVANCE ORGANIZER Jurnal Visi Ilmu Pendidikan halaman 619 MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMAN 1 SUNGAI AMBAWANG MELALUI PEMBELAJARAN MODEL ADVANCE ORGANIZER BERLATAR NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA MATERI

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING. Eko Wahyuningtyas 1, Aminuddin PP 2

MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING. Eko Wahyuningtyas 1, Aminuddin PP 2 Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : 2443-3608 Vol. 1 No.2 (2015) : 17-25 MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING Eko Wahyuningtyas 1, Aminuddin PP 2 1

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau Harsono M. Timumun, Muchlis L. Djirimu, Lestari M.P. Alibasyah Mahasiswa

Lebih terperinci

Action Research Literate ISSN : Vol. 1, No 1 Desember 2017

Action Research Literate ISSN : Vol. 1, No 1 Desember 2017 Action Research Literate ISSN : 2613-9898 Vol. 1, No 1 Desember 2017 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TYPE PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN JARINGAN

Lebih terperinci

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 2 No. 3 ISSN 2354-614X Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar Ni Wayan Ratnawathi, Fatmah Dhafir

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X 5 SMA Perintis 2 Bandar

III. METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X 5 SMA Perintis 2 Bandar III. METODE PENELITIAN A. Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X 5 SMA Perintis 2 Bandar Lampung, semester genap Tahun Pelajaran 2009-2010, yang berjumlah 40 orang terdiri dari

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KUWARASAN TAHUN AJARAN 2013/2014

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KUWARASAN TAHUN AJARAN 2013/2014 PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KUWARASAN TAHUN AJARAN 2013/2014 Sutrisni 1, M. Chamdani 2, Warsiti 3 PGSD FKIP Universitas

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa di Kelas IV SD Inpres Pedanda

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa di Kelas IV SD Inpres Pedanda Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa di Kelas IV SD Inpres Pedanda Lisna Selfi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

57126, Indonesia. *Keperluan Korespondensi, telp: , ABSTRAK

57126, Indonesia. *Keperluan Korespondensi, telp: ,   ABSTRAK Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 4 No. 4 Tahun 2015 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. 95-102 ISSN 2337-9995 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

Dosen Pendidikan Kimia FKIP UNS, Surakarta, Indonesia ABSTRAK

Dosen Pendidikan Kimia FKIP UNS, Surakarta, Indonesia ABSTRAK Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 5 No. 2 Tahun 2016 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. 1-9 ISSN 2337-9995 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN

Lebih terperinci