DESAIN PEMBELAJARAN IPA TERPADU DENGAN TOPIK PERISTIWA RESPIRASI MANUSIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DESAIN PEMBELAJARAN IPA TERPADU DENGAN TOPIK PERISTIWA RESPIRASI MANUSIA"

Transkripsi

1 DESAIN PEMBELAJARAN IPA TERPADU DENGAN TOPIK PERISTIWA RESPIRASI MANUSIA Oleh: CINTYA DAMAYANTI PURBA NIM : TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2016 i

2

3

4

5 DesainPembelajaran IPA Terpadu dengan Topik Peristiwa Respirasi Manusia Cintya D. Purba [1], Jodelin Muninggar [2], Debora N. Sudjito [1] Mahasiswa S1 Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Kristen Satya Wacana, [1] Dosen S1 Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Kristen Satya Wacana, dedeb.sudjito@gmail.com [1] Dosen S1 Fisika, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Kristen Satya Wacana, dr.jodelinmuninggar@gmail.com [2] Abstrak Memadukan materi biologi, kimia dan fisika secara terpadu merupakan masalah yang ditemukan oleh guru, sekalipun pemerintah telah membuat RPP namun, RPP tersebut tidak dibuat secara terperinci dan tidak saling berhubungan. Penelitian ini menyelidiki (1) bagaimana desain pembelajaran IPA Terpadu tentang repirasi manusia dan (2) bagaimana efektivitas desain pembelajaran tersebut terhadap pemahaman siswa. Penelitian ini bertujuan membuat contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) IPA Terpadu Peristiwa Respirasi Manusia. RPP ini akan diterapkan dalam kegiatan pembelajaran di kelas dan digunakan untuk mengetahui hasil akhir pembelajaran siswa. Metode penelitian menggunakan Penelitian Tindakan Kelas tipe guru sebagai peneliti. Sampel yang digunakan adalah siswa SMP LAB Satya Wacana, Salatiga Kelas VIII sebanyak 23 orang. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi, lembar kuisioner, dan soal evaluasi. Hasil tes evaluasi, lembar observasi dan kuesioner dianalisa secara deskriptif kualitatif. Berdasarkan data yang diperoleh, sebanyak 82% siswa berhasil mendapatkan nilai tes 70 dan 90% siswa antusias terlibat dalam proses kegiatan pembelajaran. Desain pembelajaran IPA Terpadu dengan topik Peristiwa Respirasi Manusia efektif membantu siswa lebih aktif belajar dan dapat memadukan biologi, kimia, dan fisika sehingga membantu siswa memahami materi pembelajaran IPA Terpadu. Dengan demikian desain pembelajaran ini efektif digunakan untuk pembelajaran IPA Terpadu. Kata Kunci : Desain Pembelajaran, IPA Terpadu, Respirasi Manusia Abstract Integrating biological materials, chemistry and physics has been considered a problem by teachers. Even though the government has created lesson plan, it doesn t record the details of the lesson and is unrelated. This study analyzed (1) the design of Integrated Science learning about respiration system and (2) the effectiveness of the instructional design for student understanding. This study aims to make an example of Integrated Science "Human Respiration Process" lesson plan (RPP). The lesson plan will be applied in a classroom learning activities and used to determine student learning outcomes. The research method used was a Class Action Research, where teacher acted as a researcher. The samples observed were the 8th grade junior high school students of Lab Satya Wacana, Salatiga 23 people in number. The data were collected through observation sheets, sheet questionnaires, and evaluation questions, and later were analyzed by a descriptive qualitative method. The data showed 82% students managed to score 70 and 90% students enthusiastically involved in the learning activities. The design of Integrated science on the topic of Human Respiration Process effectively helps students to actively involve in the learning activity, and are able to integrate biology, chemistry, and physics to help students understand the Integrated Science learning materials. Thus this instructional design is effective to be used for Integrated Science teaching. Keywords: Learning Design, Integrated Science, Human Respiration PENDAHULUAN Penyempurnaan kurikulum merupakan langkah untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yang berdasar pada UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 pasal (3), maka pada tahun 2013 Pemerintah melakukan perubahan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi Kurikulum 2013 (Imas dkk., 2014:21). Dalam pedoman pengembangan Kurikulum 2013 disebutkan bahwa pembelajaran IPA dilaksanakan berbasis keterpaduan yaitu memadukan aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (Kemendikbud, 2013). Konsep keterpaduan ini dinyatakan dalam Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) pembelajaran IPA. Jadi di dalam satu KD sudah memadukan konsep- 1

6 konsep IPA dari bidang ilmu fisika, kimia, dan biologi karena IPA Terpadu merupakan pengetahuan IPA yang disajikan sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Pembelajaran IPA Terpadu menuntut guru IPA yang profesional, mampu menguasai materi IPA secara terpadu, mampu mengemas dan mengembangkan materi dengan menggunakan sarana dan prasarana yang memadai. Pembelajaran IPA Terpadu merupakan konsep pembelajaran yang mendorong siswa membuat hubungan antar cabang IPA dengan pengetahuan yang dimilikinya serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran IPA terpadu mengangkat suatu topik tertentu untuk menghubungkan beberapa konsep dari Fisika, Kimia, dan Biologi yang dikemas menjadi sebuah kesatuan yang utuh, sehingga para siswa mendapatkan pengetahuan IPA yang menyeluruh dan berhubungan satu sama lain. Pembelajaran IPA Terpadu di SMP merupakan hal yang masih baru untuk para guru dan siswa, sehingga dalam proses pelaksanaannya masih belum sesuai dengan yang diharapkan. Masalah yang dihadapi yaitu guru hanya mengajar mata pelajaran yang sesuai dengan latar belakang pendidikannya, yaitu Fisika saja, Kimia saja, atau Biologi saja (Kemendiknas 2011: 10). Faktor inilah yang menyebabkan para guru masih mengalami kesulitan dalam mengaitkan dan memadukan materi ajar dari ketiga bidang ilmu alam tersebut. Untuk membantu guru memadukan bahan ajar dari ketiga mata pelajaran tersebut, Pemerintah telah menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tetapi RPP ini masih belum terperinci, sehingga penelitian ini bertujuan mendesain pembelajaran yang sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran Kurikulum Penelitian ini menyelidiki (1) Bagaimana desain pembelajaran IPA Terpadu tentang repirasi manusia dan (2) Bagaimana efektivitas desain pembelajaran tersebut terhadap pemahaman siswa? Desain pembelajaran IPA Terpadu yang dirancangkan lebih mendetail dengan membuat contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang detail (terperinci) yaitu memasukkan persiapan catatan ke dalam RPP, agar kerja ilmiah yang merupakan ciri pembelajaran IPA Terpadu dapat terlihat jelas. Desain pembelajaran ini dapat menjadi contoh bagi guru untuk membuat RPP yang lebih detail dan membantu mempermudah guru melaksanakan kegiatan pembelajaran khususnya pada topik Peristiwa Respirasi manusia. METODE PENELITIAN Metode penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tipe guru sebagai peneliti. Sampel yang digunakan adalah 23 siswa kelas VIII SMP Laboratorium Satya Wacana, Salatiga. penelitian dilaksanakan pada tanggal 19, 21 dan 26 Oktober 2015 pada saat jam pelajaran di sekolah. Instrumen penelitian berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar observasi, kuesioner, dan soal evaluasi. Prosedur penelitian terdiri dari 4 tahap yaitu (1) Persiapan, (2) Pelaksanaan, (3) Observasi, dan (4) Refleksi. Tahap persiapan yaitu pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan topik Peristiwa Respirasi Manusia, lembar observasi, soal evaluasi, dan kuesioner. Pada tahap pelaksanaan dan observasi, kegiatan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan RPP yang sudah disusun, kemudian selama kegiatan pembelajaran berlangsung, lembar observasi diisi oleh observer lain, dan setelah kegiatan pembelajaran selesai, siswa diberi soal evaluasi dan kuesioner untuk diisi. Pada tahap refleksi, semua data dari lembar observasi, soal evaluasi, dan kuesioner yang terkumpul dianalisa. Jika kriteria keberhasilan penelitian tercapai, maka penelitian dikatakan berhasil dan dihentikan. Jika kriteria keberhasilan penelitian belum tercapai, maka penelitian harus diulang di siklus berikutnya sampai penelitian berhasil. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. 1. Lembar Observasi Lembar observasi merupakan rekaman Kegiatan Belajar Menagajar (KBM) yang berisi jumlah siswa yang antusias merespon langkah pembelajaran. Jika minimal 70% siswa (16 orang) antusias merespon setiap langkah pembelajaran yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan (langkah 5M), maka desain pembelajaran ini dikatakan berhasil membuat siswa antusias dan dapat memahami materi yang diajarkan guru. 2. Lembar Kuesioner Jika minimal 70% siswa (16 orang) menyatakan senang, tertarik dengan pembelajaran yang dilaksanakan serta tidak mengalami kesulitan saat mengikuti kegiatan pembelajaran, maka dapat 2

7 dikatakan bahwa desain pembelajaran IPA Terpadu ini efektif membantu siswa memahami materi dan memadukan IPA dalam satu topik pembelajaran. 3. Lembar Evaluasi Jika minimal 70% siswa (16 orang) mendapatkan nilai minimal 70 pada tes evaluasi, maka dapat dikatakan bahwa siswa memahami materi yang disajikan dan desain pembelajaran ini efektif membantu siswa memahami materi. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan 1: Alat Pernapasan Manusia dan Fungsinya Mengamati Kegiatan pembelajaran dimulai dengan seluruh siswa melakukan kegiatan pengamatan, siswa ditugaskan untuk bernapas dengan 3 jenis perlakuan yaitu: hidung terbuka dan mulut tertutup, hidung tertutup dan mulut terbuka, mulut tertutup dan hidung tertutup, kemudian siswa mengamati apakah hidung dan mulut dapat digunakan sebagai alat pernapasan, jika hidung dan mulut dapat digunakan untuk bernapas, organ mana yang lebih baik digunakan untuk bernapas. Seluruh siswa 100% menjawab bahwa organ yang lebih baik digunakan untuk bernapas adalah hidung. Siswa bersemangat melakukan kegiatan pengamatan dan menjawab semua pertanyaan yang diberikan. Hal ini berarti siswa antusias mengikuti pembelajaran. Dari kegiatan ini dapat disimpulkan bahwa langkah mengamati dalam RPP ini efektif menarik perhatian siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Menanya Siswa diberi masalah yaitu apa saja alat alat pernapasan manusia dan fungsinya?. Sebanyak 17 siswa (74 %) menjawab alat - alat pernapasan manusia adalah hidung dan paru paru; beberapa siswa yang lain menjawab hidung, faring, laring, brounkus dan alveolus. Akan tetapi beberapa siswa belum dapat menjawab dengan benar fungsi dari faring, laring, trakea, bronkiolus karena jawaban tentang fungsi alat pernapasan terbolak balik. Hal ini berarti siswa dapat memberikan hipotesa mereka. Jadi kegiatan menanya efektif untuk menggali hipotesa atau prakonsep siswa tentang alat pernapasan dan fungsinya. Mencoba Siswa dikelompokkan dalam beberapa kelompok kecil kemudian diberikan potongan potongan gambar alat pernapasan manusia. Siswa ditugaskan untuk menyusun alat pernapasan manusia dan mendiskusikan fungsi dari setiap alat pernapasan tersebut dengan teman teman sekelompoknya. Siswa diarahkan dengan diberikan pertanyaan menggiring mengamati Bagaimana susunan alat pernapasan manusia?, Bagaimana fungsi dari alat-alat tersebut?. Siswa dan teman sekelompoknya bersama sama mencoba menyusun potongan gambar. Dalam proses penyusunan gambar, 2 dari 6 kelompok masih salah menyusun : urutan faring, laring, dan trakea terbolak-balik. Hal ini terjadi karena gambar ketiganya mirip. Sebagian besar siswa dapat menyusun gambar alat pernapasan manusia dengan lancar, sebagian lainnya masih kebingungan menyusun gambar. Siswa yang dapat menyusun dengan benar susunan alat pernapasan manusia dapat membayangkan gambaran jalannya udara yang melewati alat pernapasan, sehingga mereka dapat menyebutkan fungsi alat-alat pernapasan dengan benar, sedangkan di kelompok yang belum dapat menyusun gambar dengan benar, walaupun mereka salah menyusun (susunan gambarnya terbolak balik), ternyata di dalam kelompok tersebut, ada siswa yang dapat menyebutkan fungsi alat pernapasan dengan benar. Jadi kegiatan mencoba ini efektif untuk memfasilitasi siswa belajar bekerja sama dalam kelompok dan melihat konsep awal siswa tentang susunan alat pernapasan manusia dan fungsinya. Menalar Setelah menyusun dan mendapatkan jawaban melalui diskusi dengan teman sekelompoknya, siswa ditugaskan melakukan studi pustaka dengan buku IPA Terpadu dan mencocokkan hasil jawabannya dengan teori yang ada didalam buku IPA Terpadu. Saat terdapat kesalahan jawaban, siswa mengganti dengan jawaban yang benar sesuai dengan teori dalam buku. Dari hasil mencocokkan jawaban dengan buku, seluruh 3

8 siswa (100%) dapat menjelaskan alat pernapasan manusia beserta fungsinya dengan benar. Hal ini berarti siswa dapat menentukan kebenaran jawaban mereka dan mengoreksi jawaban yang salah. Jadi kegiatan menalar ini efektif untuk memfasilitasi siswa menentukan kebenaran jawaban mereka dan merekonstruksi pemahaman mereka yang salah. Kegiatan 2 :Jalannya Udara Melewati Alat Pernapasan Mengamati Siswa melakukan pengamatan pada gambar susunan alat pernapasan manusia untuk melihat jalannya udara saat melewati alat pernapasan saat manusia bernapas. Seluruh siswa (100%) melakukan kegiatan pengamatan terhadap susunan gambar alat pernapasan manusia. Hal ini berarti siswa antusias melakukan kegiatan pengamatan. Jadi dapat disimpulkan kegiatan mengamati efektif untuk merangsang siswa antusias mengikuti kegiatan pembelajaran. Menanya Setelah melihat gambar susunan alat pernapasan manusia, siswa diberikan sebuah masalah yaitu: Bagaimana jalannya udara melewati alat pernapasan saat kita bernapas?. Seluruh siswa (100%) menjawab saat manusia bernapas, udara yang masuk akan melewati hidung tenggorokan (faring laring trakea) paru-paru (broukus brounkiolus alveoulus). Hal ini berarti seluruh siswa memberikan hipotesa mereka. Jadi dapat disimpulkan bahwa kegiatan menanya efektif menggali hipotesa siswa. Mencoba Siswa ditugaskan untuk mengamati video jalannya udara saat manusia bernapas, bersamaan dengan itu siswa digiring dengan pertanyaan mengamati : Melalui apakah udara dapat masuk ke dalam tubuh manusia? Setelah melewati hidung, ke manakah udara bergerak? Saat di tenggorokan, organ apa saja yang dilewati udara? Setelah melewati tenggorokan ke manakah udara bergerak lagi? Saat di paru-paru, organ apa saja yang dilewati udara? Berdasarkan gambar dalam video, ke mana udara bergerak setelah melewati bronkus? Kemudian ke mana udara bergerak setelah dari bronkiolus? Dari hasil pengamatan terhadap video jalannya udara saat bernapas, didapatkan jawaban siswa: urutan jalannya udara pada proses pernapasan yaitu : hidung tenggorokan (faring laring trakea) paru-paru (bronkus bronkiolus alveolus). Saat melakukan kegiatan ini seluruh siswa (100%) sangat antusias memperhatikan video sehingga siswa dapat menjawab pertanyaan penggiring mengamati yang diberikan dan memahami urutan jalannya pernapasan. Hal ini berarti siswa antusias melakukan pengamatan untuk melihat proses jalannya udara saat bernapas. Jadi kegiatan mencoba ini sangat efektif untuk menarik perhatian siswa melakukan kegiatan pembelajaran. Menalar Setelah mendapatkan hasil pengamatan, siswa ditugaskan untuk melakukan studi pustaka dan berdiskusi dengan teman sekelompoknya untuk mencocokkan hasil pengamatan mereka dengan buku IPA Terpadu. Dari hasil mencocokkan hipotesa mereka dengan teori yang ada di dalam buku IPA Terpadu, seluruh siswa (100 %) dapat menjawab dengan benar jalannya udara saat melewati alat pernapasan. Hal ini berarti hipotesa yang mereka berikan sesuai dengan teori yang ada di dalam buku IPA Terpadu dan siswa dapat menjelaskan urutan jalannya udara sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa urutan jalannya udara pada proses pernapasan yaitu: hidung tenggorokan (faring laring trakea) paru-paru (bronkus bronkiolus alveolus). Jadi kegiatan menalar ini efektif membantu siswa untuk mengkonfirmasi kebenaran prakonsep sebelum mengamati video dan konsep yang didapat ketika mengamati video pernapasan manusia. Kegiatan 3 : Hukum Boyle Gay Lussac (pv=nrt) Mengamati Siswa melakukan kegiatan pengamatan terhadap tabung erlemeyer yang ditutup dengan balon kemudian dipanaskan dan ditugaskan untuk mengamati apa yang akan terjadi saat dipanaskan. Saat siswa mengamati, 4

9 siswa diarahkan dengan diberikan pertanyaan menggiring Apa yang terjadi pada balon sebelum elemeyer dipanaskan? Apa yang terjadi pada balon setelah erlenmeyer dipanaskan? Bagaimana volume udara dalam balon saat erlemeyer dipanaskan? Bagaimana suhu udara dalam balon saat erlemeyer dipanaskan? Bagaimana tekanan udara dalam balon saat erlemeyer dipanaskan? Saat melakukan kegiatan pengamatan ini seluruh siswa (100%) antusias memperhatikan perubahan yang terjadi pada balon saat tabung erlemeyer dipanaskan dan mereka dapat menjawab semua pertanyaan penggiring yang diberikan. Hal ini berarti siswa antusias mengikuti kegiatan pembelajaran. Dari kegiatan ini dapat disimpulkan bahwa langkah mengamati efektif untuk merangsang antusiasme siswa mengikuti kegiatan pembelajaran. Menanya Setelah melakukan kegiatan pengamatan selanjutnya, siswa diberi masalah yaitu Bagaimana hubungan suhu, volume, dan tekanan pada gas ideal? Sebanyak 20 siswa (80%) menjawab bahwa perubahan suhu yang semakin tinggi menyebabkan volume gas dalam balon membesar, sedangkan sisanya menjawab suhu yang semakin tinggi menyebabkan perubahan tekanan gas. Hal ini berarti siswa dapat memberikan hipotesa mereka. Jadi kegiatan menanya efektif untuk menggali hipotesa siswa. Mencoba 3A : Hubungan tekanan terhadap volume pada suhu konstan Dalam kegiatan ini siswa ditugaskan mengamati simulasi Physics in Flash (Gas Law) yang dioperasikan oleh guru. Siswa diarahkan untuk menyelidiki hubungan tekanan terhadap volume pada suhu konstan dengan melihat variabel apa saja yang dapat mempengaruhinya. Siswa diberikan pertanyaan penggiring merancang percobaan Variabel apa yang dibuat tetap (variabel kontrol)? Variabel apa yang diubah-ubah (variabel bebas)? Variabel apa yang diamati (variabel terikat)? Setelah mengatur variabel kontrol (suhu), variabel bebas (tekanan), dan variabel terikat (volume), kemudian guru mengoperasikan simulasi Physics in Flash serta mengubah-ubah variabel bebasnya (tekanan), sedangkan siswa mengamati hubungannya dengan variabel yang diamati (volume) dan varibel yang dikontrol (suhu). Untuk mendapatkan jawaban dari hubungan antara variabel bebas, variabel yang diamati dan variabel kontrol, siswa diarahkan dengan diberikan pertanyaan menggiring mengamati Bagaimana volume gas (V 1 ) saat tekanannya rendah (p 1 )? Bagaimana volume gas (V 2 ) saat tekanannya tinggi (p 2 )? Dari hasil percobaan ini seluruh siswa (100%) menjawab bahwa saat p 1 rendah, maka V 1 besar dan saat p 2 tinggi, maka V 2 kecil. Hal ini berarti siswa teliti melakukan pengamatan untuk melihat hubungan tekanan terhadap volume pada suhu konstan. Jadi kegiatan mencoba efektif untuk membantu siswa menemukan hubungan variabel variabel yang diamati oleh mereka dan menarik perhatian siswa untuk mempelajarinya. Menalar 3A Setelah menemukan hubungan antara variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol, siswa diarahkan untuk menarik kesimpulan dengan diberi pertanyaan menarik kesimpulan Bagaimana hubungan antara tekanan (p) terhadap volume (V) pada suhu (T) konstan, berbanding lurus atau berbanding terbalik? Bagaimana tepatnya hubungan antara tekanan (p) terhadap volume (V) pada suhu (T) konstan? Seluruh siswa (100%) menjawab pada suhu konstan : semakin besar tekanan, semakin kecil volumenya (secara matematis: p~ ). Hal ini berarti siswa dapat menemukan hubungan tekanan terhadap volume pada suhu konstan. Jadi kegiatan menalar efektif untuk membantu siswa menarik kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan yang didapatkan dari simulasi Physics in Flash. Mencoba 3B : Hubungan volume terhadap suhu pada tekanan konstan Siswa kembali diberikan pertanyaan penggiring merancang percobaan yang sama seperti kegiatan sebelumnya (3A) untuk menyelidiki hubungan volume terhadap suhu pada tekanan konstan. Siswa ditanya 5

10 untuk menentukan lagi variabel apa yang menjadi variabel kontrol (tekanan), variabel bebas (suhu) dan variabel terikat (volume). Kemudian guru mengoperasikan simulasi Physics in Flash dengan mengubah-ubah variabel bebasnya (suhu) dan para siswa mengamati hubungannya dengan variabel yang diamati (volume) dan varibel kontrolnya (tekanan). Siswa diarahkan dengan diberi pertanyaan menggiring mengamati: Bagaimana volume gas (V 1 ) saat suhunya rendah (T 1 )? Bagaimana volume gas (V 2 ) saat suhunya tinggi (T 2 )? Dari hasil percobaan ini seluruh siswa (100%) menjawab saat T 1 rendah maka V 1 kecil dan saat T 2 tinggi maka V 2 besar. Hal ini berarti siswa teliti melakukan pengamatan untuk melihat hubungan volume terhadap suhu pada tekanan konstan. Jadi kegiatan mencoba efektif untuk membantu siswa menemukan hubungan variable-variabel yang diamati oleh mereka dan menarik perhatian siswa untuk mempelajarinya. Menalar 3B Dari hasil pengamatan yang didapat tadi siswa digiring untuk menarik kesimpulan dengan diberikan pertanyaan menggiring menarik kesimpulan: Bagaimana hubungan antara volume (V) terhadap suhu (T) pada tekanan (p) konstan, berbanding lurus atau berbanding terbalik? Bagaimana tepatnya hubungan antara volume (V) terhadap suhu (T) pada tekanan (p) konstan? (Semakin tinggi suhu, semakin besar volumenya). Seluruh siswa (100%) menjawab pada tekanan konstan : semakin besar suhu, semakin besar volumenya (secara matematis: V~ T). Hal ini berarti siswa dapat menemukan hubungan volume terhadap suhu pada tekanan konstan. Jadi kegiatan menalar efektif untuk membantu siswa menarik kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan yang didapatkan saat percobaan mengamati simulasi Physics in Flash. Mencoba 3C : Hubungan tekanan terhadap suhu pada volume konstan. Siswa kembali diberikan pertanyaan penggiring percobaan yang sama seperti kegiatan 3A dan 3B dan untuk menyelidiki hubungan tekanan terhadap suhu pada tekanan konstan. Siswa mengatur ulang variabel apa yang menjadi variabel kontrol (volume), variabel bebas (suhu), dan variabel terikat (tekanan). Kemudian guru mengoperasikan simulasi Physics in Law dengan mengubah-ubah variabel bebasnya (suhu) dan para siswa mengamati hubungannya dengan variabel yang diamati (tekanan). Siswa diarahkan dengan diberi pertanyaan menggiring mengamati Bagaimana tekanan gas (p 1 ) saat suhunya rendah (T 1 )? Bagaimana tekanan gas (p 2 ) saat suhunya rendah (T 2 )? Dari hasil percobaan ini seluruh siswa (100%) mendapatkan hasil pengamatan yaitu : saat T 1 rendah, maka p 2 rendah dan saat T 2 tinggi, maka p 2 tinggi. Hal ini berarti siswa teliti melakukan pengamatan untuk melihat hubungan volume terhadap suhu pada tekanan konstan. Jadi kegiatan mencoba efektif untuk membantu siswa menemukan hubungan variabel variabel yang diamati oleh mereka dan menarik perhatian siswa mempelajarinya. Menalar 3C Dari hasil pengamatan yang didapat, siswa digiring untuk menarik kesimpulan dengan diberikan pertanyaan menggiring menarik kesimpulan Bagaimana hubungan antara tekanan (p) terhadap suhu (T) pada volume (V) konstan, berbanding lurus atau berbanding terbalik? Bagaimana tepatnya hubungan antara tekanan (p) terhadap suhu (T) pada volume (V) konstan? (Semakin tinggi suhu, semakin besar tekanannya). Seluruh siswa (100%) menjawab pada volume konstan: semakin tinggi suhu, semakin besar tekanannya (Secara matematis : p ~ T). Hal ini berarti siswa teliti melakukan pengamatan untuk menemukan hubungan tekanan terhadap suhu pada volume konstan. Seluruh siswa bersama-sama diarahkan untuk merangkum seluruh kesimpulan yang didapat dari hasil pengamatan dengan diberi pertanyaan menggiring merangkum Bagaimana hubungan tekanan (p), Volume (V) dan suhu (T) pada gas ideal? Siswa dapat menjawab bahwa hubungan tekanan (p), volume (V), dan suhu (T) pada gas ideal: 1. Pada suhu konstan : semakin besar tekanan, semakin kecil volumenya. 6

11 2. Pada tekanan konstan : semakin tinggi suhu, semakin besar volumenya. 3. Pada volume konstan : semakin tinggi suhu, semakin besar tekanannya ~ 1 (1) ~ (2) ~ (3) Dari ketiga persamaan diatas akan menghasilkan persamaan: ~ = Siswa diberi penjelasan bahwa persamaan ini disebut persamaan gas ideal atau Hukum Boyle-Gay Lussac. Hal ini berarti siswa dapat menemukan hubungan suhu, volume, dan tekanan pada gas ideal. Jadi kegiatan menalar efektif untuk membantu siswa menemukan hubungan suhu (T), volume (V) dan tekanan (p) dalam gas ideal. Kegiatan 4 : Inspirasi dan Ekspirasi Mengamati Siswa ditugaskan untuk menyilangkan tangan kiri di depan dada dan tangan kanan ditaruh ke perut agar siswa dapat merasakan adanya pergerakan tulang rusuk saat siswa menarik napas dan menghembuskan napas sekuat-kuatnya. Setelah itu siswa diberi pertanyaan menggiring Saat menarik napas, apa yang terjadi pada dada dan tulang rusuk kalian? Saat menghembuskan napas, apa yang terjadi pada dada dan tulang rusuk kalian? Seluruh siswa (100%) menjawab saat mereka menarik napas, dada dan tulang rusuk mereka terangkat dan saat mereka menghembuskan napas, dada dan tulang rusuk mereka turun kembali ke posisi semula. Hal ini berarti siswa antusias mengikuti kegiatan pembelajaran. Jadi kegiatan mengamati efektif untuk merangsang siswa antusias mengikuti kegiatan pembelajaran. Menanya Siswa diberi suatu masalah yaitu Bagaimana proses respirasi (pernapasan) pada manusia?. Sebanyak (75%) siswa menjawab proses respirasi terjadi karena adanya udara yang masuk ke dalam paru-paru dan dan keluar dari dalam paru-paru. Hal ini berarti siswa dapat memberikan hipotesa mereka. Jadi kegiatan menanya efektif untuk menggali hipotesa siswa. Mencoba Siswa dikelompokkan dalam beberapa kelompok kecil kemudian siswa ditugaskan untuk membuat alat peraga sederhana sistem pernapasan sesuai dengan langkah percobaan yang diberikan (lihat Gambar 1). Gambar 1. Alat peraga sederhana : Sistem Pernapasan Manusia Seluruh kelompok dapat membuat alat peraga sederhana sesuai dengan petunjuk yang diberikan. Setelah selesai membuat alat peraga tersebut, siswa ditugaskan untuk menarik plastik pada bagian dasar toples, kemudian siswa diarahkan untuk mengamati apa yang terjadi pada balon dan toples tersebut. Siswa diarahkan dengan diberi pertanyaan menggiring mengamati yaitu Apa yang akan terjadi pada balon ketika karet pada dasar gelas aqua ditarik ke bawah? Apa yang terjadi pada rongga gelas aqua ketika karet pada dasar gelas aqua ditarik ke bawah? Melalui pengamatan dengan percobaan menggunakan alat peraga sederhana, seluruh siswa (100%) menjawab ketika plastik pada bagian bawah toples ditarik ke bawah, balon akan mengembang dan rongga toples juga membesar. Hal ini berarti siswa sangat antusias mencoba membuat alat peraga sistem pernapasan dan mengamati mengapa balon yang berada dalam toples dapat mengembang. Jadi kegiatan mencoba efektif membantu siswa merancang alat peraga sederhana secara mandiri dan dapat menarik perhatian siswa untuk menyelidiki respirasi. Menalar Siswa diberi informasi bahwa alat peraga sederhana yang dibuat sebelumnya merupakan analogi dari alat 7

12 pernapasan manusia yaitu: selang: trakea, selang yang bercabang : bronkus, dua balon dalam toples: paruparu, toples : rongga dada, karet di dasar toples : diafragma. Siswa diarahkan untuk menarik kesimpulan dengan diberi pertanyaan menggiring menyimpulkan Saat plastik ditarik ke bawah, bagaimana volume udara di dalam balon? (bertambah) Kalau begitu, berdasarkan Hukum Boyle-Gay Lussac, bagaimana tekanan udara di dalam balon? (mengecil) Bagaimana tekanan udara di luar toples dibandingkan tekanan udara di dalam toples? (tekanan udara di luar lebih besar dari pada tekanan udara di dalam toples). Siswa diberi penjelasan bahwa udara mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan rendah. Jadi, udara masuk ke atau keluar dari toples? (udara masuk) Jika dianalogikan dengan alat pernapasan manusia, bagaimana jalannya udara? (udara masuk ke dalam paru paru). Siswa diberi penjelasan saat udara masuk ke dalam paru-paru, terjadi peristiwa inspirasi. Bagaimana proses inspirasi terjadi? (saat terjadi perbedaan tekanan udara, jika tekanan udara di luar paru-paru lebih tinggi dari pada tekanan udara di dalam paru-paru, maka udara (oksigen) masuk ke dalam paru-paru). Saat plastik dilepaskan ke posisi awal, bagaimana volume di dalam toples? (berkurang), kalau begitu berdasarkan Hukum Boyle-Gay Lussac, bagaimana tekanan udara di dalam toples? (membesar) Bagaimana tekanan udara di luar dibandingkan tekanan udara di dalam toples? (tekanan udara di luar lebih kecil daripada tekanan udara di dalam toples). Siswa diberi penjelasan bahwa udara mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan rendah. Jadi, udara masuk ke dalam atau keluar dari toples? (udara keluar) Jika dianalogikan dengan alat pernapasan manusia, bagaimana jalannya udara? (udara keluar dari paru-paru). Siswa diberi penjelasan bahwa saat udara keluar dari paru-paru, terjadi peristiwa ekspirasi. Bagaimana proses ekspirasi dapat terjadi? (Saat terjadi perbedaan tekanan udara, jika tekanan udara di luar paru-paru lebih kecil daripada tekanan udara di dalam paru-paru maka udara (karbon dioksida) akan keluar dari dalam paru-paru. Siswa diberi penjelasan bahwa proses respirasi manusia terdiri dari inspirasi dan ekspirasi. Seluruh siswa (100%) dapat menjawab pertanyaan penggiring yang diberikan dan menarik kesimpulan bahwa proses respirasi manusia terdiri dari inspirasi dan ekspirasi. Inspirasi : Saat terjadi perbedaan tekanan udara di mana tekanan udara di luar paru-paru lebih tinggi dari pada tekanan udara di dalam paru-paru, udara (oksigen) masuk ke dalam paru-paru. Ekspirasi : Saat terjadi perbedaan tekanan udara di mana tekanan udara di luar paru-paru lebih kecil daripada tekanan udara di dalam paru-paru, udara (karbon dioksida) akan keluar dari dalam paru-paru. Hal ini berarti siswa dapat menjelaskan proses pernapasan (respirasi) yang terjadi pada manusia. Di akhir langkah ini siswa diberi informasi bahwa pernapasan yang menggunakan tulang rusuk merupakan pernapasan dada, sedangkan pernapasan yang menggunakan diagfragma merupakan pernapasan perut. Jadi kegiatan menalar ini efektif membantu siswa menemukan mekanisme inspirasi dan ekspirasi melalui percobaan alat peraga sederhana. Pada bagian inilah tampak keterpaduan Fisika dan Biologi. Siswa digiring menjelaskan mekanisme inspirasi dan ekspirasi menggunakan Hukum Boyle- Gay Lusac. Kegiatan 5 : Proses Difusi Oksigen dari Alveolus ke Pembuluh Darah Kapiler Mengamati Siswa ditugaskan untuk mengamati gambar sistem peredaran darah manusia khususnya saat darah melewati paru-paru dan jantung. Siswa diarahkan dengan diberikan pertanyaan menggiring mengamati Saat kita melakukan proses inspirasi, maka udara akan masuk ke mana? Di paru-paru bagian manakah terjadi pertukaran oksigen dan karbon dioksida? Alveoli berbatasan langsung dengan apa? Apa saja pembuluh darah kapiler pada manusia? Seluruh siswa (100%) menjawab saat manusia melakukan proses inspirasi, udara akan masuk ke dalam paru-paru kemudian pada bagian alveolus terjadi pertukaran oksigen dan karbon dioksida, alveolus tersebut berbatasan langsung dengan pembuluh kapiler. Siswa diberikan penjelasan bahwa 8

13 arteri pulmonari adalah pembuluh darah yang membawa sel-sel darah merah yang banyak mengandung karbon dioksida sedangkan vena pulmonari adalah pembuluh darah yang membawa selsel darah merah yang banyak mengandung oksigen. Oksigen yang masuk melalui respirasi akan diikat oleh sel darah merah (oleh hemoglobin dalam darah) untuk disebarkan ke seluruh tubuh. Seluruh siswa (100%) menjawab semua pertanyaan penggiring yang diberikan. Hal ini berarti siswa antusias mengikuti kegiatan pembelajaran. Jadi kegiatan mengamati efektif membatu siswa untuk menarik perhatian siswa mengikuti kegiatan pembelajaran. Menanya Dari kegiatan pengamatan terhadap gambar peredaran darah dalam jantung dan paru-paru, siswa diberi masalah yaitu bagaimana proses pengikatan oksigen ke dalam sel darah merah saat respirasi? Seluruh siswa (100%) menjawab proses pengikatan oksigen ke dalam sel darah merah yaitu saat oksigen masuk ke dalam paru-paru (alveolus), akan terjadi pertukaran oksigen dan karbon dioksida karena dinding alveolus berbatasan langsung dengan pembuluh kapiler darah. Hal ini berarti siswa dapat memberikan hipotesa mereka. Jadi kegiatan menanya efektif untuk menggali hipotesa siswa. Mencoba Siswa ditugaskan untuk mengamati kegiatan demonstrasi yang diperagakan di depan kelas menggunakan alat percobaan sederhana yaitu air dan sirup yang dimasukkan ke dalam sebuah wadah yang dipisah dengan sebuah sekat kaca. Siswa ditugaskan untuk mengamati larutan sirup dan air bening ketika diberi sekat dan sesudah sekat diangkat, apa yang terjadi pada larutan sirup. Siswa diarahkan dengan diberi pertanyaan menggiring mengamati yaitu: Apa warna air dalam wadah sebelum sekat diangkat? Bagaimana perbedaan konsentrasi sirup dan air sebelum keduanya bercampur? Apa yang terjadi saat sekat diangkat? Apa warna air dalam wadah setelah sekat diangkat? Seluruh siswa (100%) sangat antusias memperhatikan kegiatan demonstrasi di depan kelas dan mereka dapat menjawab semua pertanyaan penggiring yang diberi. Seluruh siswa menjawab sebelum sekat diangkat, warna air bening dan sirup berwarna merah, serta ada perbedaan konsentrasi (konsentrasi sirup>>konsentrasi air). Setelah sekat diangkat, warna air dan sirup bercampur, sehingga warna air yang tadinya bening menjadi merah seperti warna sirup. Hal ini berarti siswa teliti mengamati kegiatan demonstrasi yang dilakukan di depan kelas. Siswa diberikan informasi tentang difusi yaitu difusi merupakan perpindahan zat terlarut dari konsentrasi tinggi dan tekanan tinggi ke konsentrasi rendah dan tekanan rendah. Syarat terjadinya difusi adalah ada perbedaan konsentrasi dan perbedaan tekanan. Kemudian siswa kembali ditanya Apakah peristiwa larutnya sirup saat bercampur dengan air termasuk peristiwa difusi? (Ya). Di akhir kegiatan ini siswa diberikan informasi tambahan bahwa percobaan larutan sirup dan air yang dipisahkan dengan sebuah sekat merupakan analogi dari peristiwa difusi oksigen dan karbon dioksida dari alveoli ke darah. Larutan sirup dianalogikan dengan oksigen, air bening dianalogikan dengan karbon dioksida, sedangkan sekat dianologikan dengan perbatasan antara alveoli dan pembuluh kapiler. Jadi kegiatan mencoba efektif untuk membantu siswa mendapatkan gambaran analogi proses difusi secara langsung dan menarik perhatian siswa mempelajarinya. Menalar Selanjutnya siswa diarahkan untuk menarik kesimpulan berdasarkan kegiatan demonstrasi yang dilakukan sebelumnya. Siswa diarahkan dengan diberikan pertanyaan menggiring menarik kesimpulan Bagaimana konsentrasi CO 2 dan konsentrasi O 2 pada sel darah merah di arteri pulmonari? (Konsentrasi CO 2 >>konsentrasi O 2 ) Bagaimana konsentrasi CO 2 dan konsentrasi O 2 pada alveoli? (konsentrasi O 2 >>konsentrasi CO 2 ) Siswa diberi penjelasan bahwa tekanan parsial ialah tekanan yang diberikan gas tertentu dalam campuran gas tersebut. Semakin tinggi konsentrasi zat, semakin tinggi tekanan parsialnya. Kemudian siswa kembali ditanya Apakah tinggi 9

14 rendahnya konsentrasi zat akan mempengaruhi tekanan parsial dari zat itu sendiri? (Ya) Bagaimana dengan tekanan parsial dari CO 2 dan O 2, jika konsentrasi CO 2 >>O 2 dalam pembuluh darah arteri pulmonari? (tekanan parsial CO 2 >>O 2 ) Bagaimana dengan tekanan parsial dari O 2 dan CO 2, jika konsentrasi O 2 >>CO 2 dalam alveoli? (tekanan parsial O 2 >> CO 2 ) Apa yang akan terjadi di dalam alveoli jika konsentrasi dan tekanan parsial CO 2 lebih tinggi di arteri pulmonari (pembuluh kapiler)? (Saat konsentrasi CO 2 dalam sel darah sangat tinggi maka CO 2 akan berdifusi dari darah dengan O 2 yang berada di dalam alveoli, dan O 2 yang berada di alveoli akan berdifusi ke dalam darah) Bagaimana jalannya O 2 setelah berdifusi ke dalam darah? (Saat O 2 telah berdifusi ke dalam darah maka sel darah akan banyak mengandung oksigen, yang akan dibawa oleh pembuluh darah vena pulmonari menuju jantung dan akan dipompakan ke seluruh tubuh). Seluruh siswa (100%) menjawab semua pertanyaan menggiring menyimpulkan. Hal ini berarti siswa antusias mengikuti kegiatan pembelajaran. Seluruh siswa bersama sama menarik kesimpulan yaitu : Saat inspirasi yaitu oksigen (O 2 ) masuk ke dalam paru-paru melewati (alveolus) yang berbatasan dengan pembuluh kapiler darah, konsentrasi O 2 yang masuk ke dalam alveoli lebih tinggi dari pada konsentrasi CO 2, sedangkan di dalam pembuluh kapiler (arteri pulmonari) sel-sel darah banyak mengandung karbon dioksida sehingga konsentrasi CO 2 >>O 2 dan tekanan parsial CO 2 >>O 2 dibandingkan di dalam alveoli sehingga terjadi pertukaran oksigen dan karbon dioksida secara difusi yaitu sel-sel darah akan mengikat dan melepaskan oksigen dan karbon dioksida. Seluruh siswa bersama-sama dapat menjelaskan kesimpulan dari proses pertukaran oksigen dan karbon dioksida secara difusi ke dalam sel darah saat manusia melakukan inspirasi. Jadi kegiatan menalar ini efektif merangsang siswa untuk menghubungkan konsep proses difusi air dan sirup dengan difusi oksigen dan karbon dioksida dalam paru-paru. Pada bagian ini tampak keterpaduan Kimia dan Biologi. Siswa digiring menjelaskan difusi oksigen dari alveolus ke pembuluh darah kapiler dengan mengamati perbedaan konsentrasi oksigen dan karbon dioksida. Kegiatan 6 : Kapasitas Total Paru-Paru Mengamati Siswa ditugaskan untuk menarik dan menghembuskan napas sekuat tenaga, kemudian menghembuskan napas beberapa kali lagi. Kemudian siswa ditanya Apakah kita dapat menghembuskan napas beberapa kali lagi sekalipun kita tidak menarik napas lagi? Seluruh siswa (100%) menjawab bahwa mereka masih dapat menghembuskan napas beberapa kali lagi walaupun tidak menarik napas. Hal ini berarti siswa antusias mengikuti kegiatan pembelajaran. Di akhir kegiatan ini siswa diberi informasi baru bahwa kemampuan paruparu menampung udara disebut kapasitas paru paru. Jadi kegiatan mengamati efektif untuk menarik antusias siswa mengikuti kegiatan pembelajaran. Menanya Dari kegiatan pengamatan di atas, siswa diberikan suatu masalah yaitu: Berapa kapasitas total paru-paru? Sebagian besar (95%) siswa yang menjawab kapasital total paru menampung udara sangat banyak, mereka belum dapat menjawab secara besaran angka yang pasti, sedangkan ada beberapa siswa menyebutkan sebesar 5 liter udara yang berada di paru-paru. Hal ini berarti siswa dapat memberikan hipotesa mereka. Jadi kegiatan menanya efektif untuk menggali hipotesa awal siswa dan untuk menarik perhatian siswa mengikuti kegiatan pembelajaran. Mencoba Siswa ditugaskan untuk mengamati video kapasitas paru-paru yang diputar oleh guru, sambil mengamati video siswa diarahkan dengan diberi pertanyaan menggiring mengamati yaitu: Berapa volume udara saat masuk dan keluar dari paru paru? Siswa diberi penjelasan bahwa udara yang masuk dan keluar dari paru-paru (saat pernapasan biasa tanpa bantuan otot pernapasan ekstra) disebut volume tidal. Kemudian siswa kembali ditanya Berapa volume udara yang masuk dan keluar dari paru paru saat kita menarik dan 10

15 menghembuskan napas sekuat-kuatnya? Siswa diberi penjelasan kembali bahwa volume udara saat kita menghirup dan menghembuskan napas sekuat-kuatnya disebut kapasitas vital paru-paru. Berapa volume udara yang masih tersisa dialam paru setelah kita menghembuskan napas sekuat-kuatnya? Siswa diberi penjelasan bahwa udara yang masih tersisa di dalam paru paru saat kita telah menghembuskan udara sekuat kuatnya disebut dengan udara residu. Dari hasil pengamatan siswa terhadap video kapasitas total paru, seluruh siswa (100%) mendapatkan hasil pengamatan yaitu volume udara tidal : 500 ml, volume udara inspirasi/ekspirasi : 4000 ml, volume udara residu : 1500 ml. Saat melakukan kegiatan ini seluruh siswa (100%) sangat antusias memperhatikan video sehingga siswa dapat menjawab pertanyaan penggiring mengamati yang diberikan dan menyebutkan besarnya volume udara tidal, inspirasi/ekspirasi, dan residu. Hal ini berarti siswa antusias melakukan pengamatan untuk mengetahui besarnya volume udara yang dapat ditampung paru-paru. Jadi kegiatan mencoba ini sangat efektif untuk menarik perhatian siswa melakukan kegiatan pembelajaran. Menalar Siswa diarahkan masing-masing untuk membuat 3 buah gambar koordinat garis sumbu y (volume) terhadap sumbu x (waktu), kemudian siswa ditugaskan untuk mengarsir semua daerah koordinat bernilai 500 ml untuk volume tidal, 4000 ml untuk volume inspirasi/ekspirasi, dan 1500 ml untuk volume residu. Seluruh siswa (100%) dapat menggambarkan dan mengarsir semua kurva untuk masing-masing nilai volume udara. Hal ini berarti siswa dapat menggambarkan bentuk kurva sesuai dengan jenis nilai volume udaranya. Selanjutnya siswa diberi penjelasan bahwa kapasitas total paru-paru adalah volume tidal + volume inspirasi/ekspirasi + volume residu. Siswa diarahkan untuk menarik kesimpulan dari hasil pengamatan yang telah didapatkan saat mengamati video kapasistas total paru-paru. Siswa diarahkan dengan diberi pertanyaan menggiring menarik kesimpulan Jika kapaistas total paru-paru adalah volume tidal + volume inspirasi/ekspirasicadangan + volume residu berapakah total keseluruhan volume udara yang dapat masuk dan keluar? Seluruh siswa menjawab kapasitas total paru-paru adalah ± 6000 ml. Kemudian siswa ditugaskan untuk menggabungkan semua gambar kurva di atas menjadi satu kurva kapasitas total yang terdiri dari volume tidal, residu dan kapasitas vital paru. Seluruh siswa (100%) dapat menggabungkan gambar-gambar kurva volume tidal, inspirasi/ekspirasi dan residu menjadi satu gambar kurva kapasitas total paru-paru. Gambar 2. Kurva kapasitas total paru-paru. Hal ini berarti siswa dapat menggambar gabungan kurva-kurva menjadi satu dan mengetahui kapasitas total paru-paru. Jadi kegiatan ini efektif membantu siswa untuk menjelaskan besarnya nilai kapasitas total paru-paru berdasarkan gambar kurva dan menarik antusias siswa mengikuti kegiatan pembelajaran. Mengomunikasikan Perwakilan beberapa siswa diminta untuk menjelaskan kembali fungsi alat-alat pernapasan manusia dan proses respirasi yang telah dipelajari. Perwakilan siswa tersebut dapat menjelaskan kembali dengan benar. Hal ini berarti siswa telah benar-benar memahami materi yang diberikan. Jadi kegiatan mengomunikasikan ini efektif untuk melihat pemahaman konsep siswa. Hasil Evaluasi Setelah kegiatan pembelajaran selesai dilaksanakan, siswa diberikan soal evaluasi sebanyak 6 soal. Dari 23 siswa, sebanyak 19 siswa berhasil memperoleh nilai di atas standar minimal ketuntasan yaitu 70. Dengan demikian prosentasi keberhasilan kegiatan pembelajaran adalah : 11

16 % = 82% 23 Berdasarkan prosentase hasil yang diperoleh, lebih dari 70% siswa, yaitu (82%) 19 siswa yang mendapatkan nilai minimal 70 sehingga dapat dikatakan bahwa pembelajaran yang dilakukan berhasil membuat siswa paham tentang proses respirasi pada manusia. Tanggapan Siswa Tanggapan siswa terhadap desain pembelajaran IPA Terpadu dengan topik Respirasi pada Manusia berdasarkan kuesioner yang diberikan kepada siswa adalah: (1) 80% siswa menjawab bahwa materi pembelajaran yang diajarkan, mudah untuk dipahami karena penjelasan yang diberikan sudah membantu mereka untuk menjawab permasalahan. (2) Sebanyak 100% siswa berpendapat bahwa pembelajaran IPA Terpadu yang diajarkan menarik dan menyenangkan karena saat kegiatan pembelajaran siswa melakukan kegiatan percobaan dan pengamatan secara langsung. (3) Sebanyak 90% siswa berpendapat bahwa mereka dapat memahami keterpaduan materi fisika dan biologi yang diajarkan karena mereka menemukan hubungan dari tekanan dan volume yang merupakan faktor faktor yang mempengaruhi proses respirasi dapat terjadi dan proses difusi oksigen dan karbon dioksida dalam sel darah. 12% siswa lainnya berpendapat masih mengalami kesulitan memahami hubungan tekanan parsial dan konsentrasi zat saat proses difusi karena mereka masih bingung membedakan besarnya tekanan parsial saat di pembuluh darah dan di dalam alveolus. Secara keseluruhan, siswa merasa senang mengikuti proses pembelajaran karena siswa senang melakukan kegiatan percobaan dan pengamatan secara langsung. Kegiatan pembelajaran ini tidak hanya mendengarkan penjelasan dari guru saja sehingga siswa tidak cepat merasa bosan. Hal ini berarti pembelajaran IPA Terpadu berhasil merangsang kertarikan siswa untuk antusias mengikuti kegiatan pembelajaran. Berdasarkan analisa hasil tes, lembar observasi, dan kuesioner, maka diperoleh hasil sbb: (i) 82% siswa memperoleh nilai post-test minimal 70. (ii) 90% siswa merespon kegiatan pembelajaran (langkah 5M) sehingga siswa antusias mengikuti kegiatan pembelajaran dan dapat memahami materi pembelajaran yang diberikan. (iii) 90% siswa menyatakan bahwa mereka dapat memahami materi yang diajarkan, merasa tertarik dan senang mengikuti kegiatan pembelajaran, serta siswa dapat memahami keterpaduan materi biologi, kimia, dan fisika dalam pembelajaran IPA Terpadu. Dengan demikian semua kriteria keberhasilan tercapai dan penelitian dinyatakan berhasil. PENUTUP Simpulan Berdasarkan dari data yang diperoleh, dapat ditarik kesimpulan bahwa (i) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat sudah terperinci untuk pembelajaran IPA Terpadu dan (ii) desain pembelajaran ini efektif digunakan untuk pembelajaran IPA Terpadu karena berdasarkan dari hasil evaluasi pembelajaran yang dilaksanakan, sebanyak 82% siswa dapat mencapai nilai tes di atas standar minimal ketuntasan yaitu 70, 90% siswa aktif merespon dalam proses kegiatan pembelajaran (langkah 5M), dan 90% siswa menyatakan bahwa mereka dapat memahami materi yang diajarkan, merasa tertarik dan senang mengikuti kegiatan pembelajaran, serta siswa dapat memahami keterpaduan materi biologi, kimia, dan fisika dalam pembelajaran IPA Terpadu. Saran Untuk penelitian berikutnya dapat menggunakan desain pembelajaran IPA Terpadu ini untuk topik-topik lain DAFTAR PUSTAKA Kurniasih, I dan Sani B Implementasi Kurikulum 2013 Konsep dan Penerapan. Jakarta: Kata Pena. Kementrian Dinas Pendidikan Nasional Panduan Pengembangan Pembelajaran IPA Secara Terpadu. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Dasar, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum

17 SMP/MTS Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Politeknik Negeri Media Kreatif. Rahayu, P dkk. Pengembangan Pembelajaran IPA Terpadu dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem Base Melalui Lesson Study. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia vol. 1, Saleha, dkk. Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA terpadu Tema Es Lolosari Rasa Durian Kelas VII Di SMP Negeri 2 Wonogiri. Jurnal Inkuiri vol. 3, No , pp: Febryana, M, dkk. Desain Pembelajaran IPA Terpadu Pada Siswa SMP Dengan Topik Pemanasan Global. Jurnal Radiasi vol. 6 No , pp: Setiawati, I, dkk. Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Berbasis SETS Untuk Meningkatkan Scientific Literacy dan Foundational Knowledge. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA vol. 1 No. 2, 2015, pp: Saraswati, Y, dkk. Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Terpadu Model Integrated Pada Sub Pokok Bahasan Mata Sebagai Alat Optik Di Kelas VIII SMP. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika vol Budhiarti, R, dkk. Pengembagan Sintax Blended Learing IPA Terpadu Berbasis Sets Pada Tema Pelestarian Lingkungan di SMP. Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF) vol. 4 No , hal : Tim IPA Terpadu. Panduan Pengembangan Model Pembelajaran IPA Terpadu. Depdiknas Ucapan Terima Kasih Ucapan terima kasih peneliti sampaikan kepada Ibu Debora dan Ibu Inggar selaku dosen pembimbing, yang telah memberikan bimbingan hingga penelitian ini selesai dengan baik. Terima kasih juga kepada Siswa kelas VIII SMP LAB Satya Wacana Salatiga yang telah bersedia menjadi sampel penelitian ini. 13

5. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang dinamakan... a. pleura b. bronkus c. alveolus d. trakea

5. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang dinamakan... a. pleura b. bronkus c. alveolus d. trakea 1. Terjadinya inspirasi pada proses pernapasan manusia adalah karena diafragma.... a. melengkung, tulang rusuk dan dada terangkat b. melengkung, tulang rusuk dan dada turun c. mendatar, tulang rusuk dan

Lebih terperinci

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PERNAPASAN MANUSIA. A. Organ-Organ Pernapasan

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PERNAPASAN MANUSIA. A. Organ-Organ Pernapasan JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMP IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PERNAPASAN MANUSIA A. Organ-Organ Pernapasan Bernapas merupakan proses yang sangat penting bagi manusia.

Lebih terperinci

DESAIN PEMBELAJARAN IPA TERPADU PADA TOPIK JANTUNG SEBAGAI PEMOMPA DARAH

DESAIN PEMBELAJARAN IPA TERPADU PADA TOPIK JANTUNG SEBAGAI PEMOMPA DARAH DESAIN PEMBELAJARAN IPA TERPADU PADA TOPIK JANTUNG SEBAGAI PEMOMPA DARAH Margaretha T. Weru, Marmi Sudarmi, Diane Noviandini Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen

Lebih terperinci

BAB VII SISTEM PERNAPASAN

BAB VII SISTEM PERNAPASAN BAB VII SISTEM PERNAPASAN PERNAPASAN / RESPIRASI PROSES PERTUKARAN GAS OKSIGEN DAN KARBON DIOKSIDA DALAM TUBUH ORGANISME FUNGSI Mensuplai oksigen ke dalam sel-sel jaringan tubuh dan mengeluarkan karbondioksida

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALATIHAN SOAL

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALATIHAN SOAL 1. Perhatikan gambar berikut! SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALATIHAN SOAL Bagian yang ditunjukan nomor 2 dan 4 adalah... Bronkiolus dan alveolus Bronkus danalveolus Bronkus

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 18. SISTEM PERNAPASANLATIHAN SOAL BAB 18

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 18. SISTEM PERNAPASANLATIHAN SOAL BAB 18 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 18. SISTEM PERNAPASANLATIHAN SOAL BAB 18 1. Perhatikan gambar berikut! Image not found http://www.primemobile.co.id/assets/uploads/materi/bio9-18-01.png Bagian yang ditunjukkan

Lebih terperinci

Bab. Peta Konsep. Gambar 4.1 Orang sedang melakukan pernapasan. Pernapasan dada. terdiri dari. - Inspirasi - Ekspirasi. Mekanisme pernapasan

Bab. Peta Konsep. Gambar 4.1 Orang sedang melakukan pernapasan. Pernapasan dada. terdiri dari. - Inspirasi - Ekspirasi. Mekanisme pernapasan Bab 4 Sistem Pernapasan Sumber: Dokumen Penerbit Gambar 4.1 Orang sedang melakukan pernapasan Hidung merupakan salah satu alat pernapasan. Melalui hidung, udara dapat keluar atau masuk ke dalam tubuh.

Lebih terperinci

SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA

SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA Pernapasan manusia meliputi proses inspirasi dan ekspirasi Inspirasi : pemasukan udara luar ke dalam tubuh melalui alat pernapasan Ekspirasi :pengeluaran udara pernapasan

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.1

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.1 SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.1 1. Urutan organ pernapasan yang benar dari dalam ke luar adalah... paru-paru, tenggororkan mulut paru-paru kerongkongan, hidung

Lebih terperinci

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatian soal 12.3

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatian soal 12.3 SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatian soal 12.3 1. Bagian paru-paru yang berfungsi sebagai tempat pertukaran gas oksigen dan karbondioksida adalah... Alveolus

Lebih terperinci

mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan.

mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Bab 4 Sumber: www.brighamandwomans.org Sistem Pernapasan pada Manusia Hasil yang harus kamu capai: memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia. Setelah mempelajari bab ini, kamu harus mampu: mendeskripsikan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMAN 1 SUMBER Mata Pelajaran : BIOLOGI Kelas / Semester : XI/2 Topik : SISTEM RESPIRASI Sub Topik : SISTEM RESPIRASI PADA MANUSIA Pertemuan Ke

Lebih terperinci

Sistem Respirasi Manusia L/O/G/O

Sistem Respirasi Manusia L/O/G/O Sistem Respirasi Manusia L/O/G/O Apersepsi Kegiatan Siswa menarik napas kemudian menghembuskan napas Pertanyaan Melalui kegiatan bernapas yang telah kamu lakukan, dapatkah kamu memprediksikan organ apa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Teori BAB II KAJIAN TEORITIS 1. Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses yang berkaitan dengan kependidikan, yang pada dasarnya belajar merupakan proses menuju perubahan yang lebih baik.

Lebih terperinci

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA. Laporan. Disusun untuk memenuhi tugas. Mata kuliah Anatomi Fisiologi Manusia.

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA. Laporan. Disusun untuk memenuhi tugas. Mata kuliah Anatomi Fisiologi Manusia. ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA Laporan Disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah Anatomi Fisiologi Manusia Oleh SAUSAN NAZHIRA 1206103010064 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Sistem Pernafasan Manusia

Sistem Pernafasan Manusia Sistem Pernafasan Manusia Udara masuk kedalam sepasang rongga hidung melalui lubang hidung. Rongga hidung dilengkapi oleh rongga-rongga kecil (silia) dan selaput lendir. Dalam rongga hidung, udara dilembabkan,

Lebih terperinci

Pertukaran gas antara sel dengan lingkungannya

Pertukaran gas antara sel dengan lingkungannya Rahmy Sari S.Pd PERNAPASAN/RESPIRASI Proses pengambilan oksigen, pengeluaran karbondioksida (CO 2 ), dan menghasilkan energi yang dibutuhkan tubuh) Pertukaran gas antara sel dengan lingkungannya Pernapasan

Lebih terperinci

SURAT IJIN PENELITIAN. NIP : Pangkat/Gol. Ruang : Pembina, IV/a

SURAT IJIN PENELITIAN. NIP : Pangkat/Gol. Ruang : Pembina, IV/a 45 Lampiran 1 PEMERINTAH KABUPATEN BATANG DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA UPTD KECAMATAN TULIS SEKOLAH DASAR NEGERI SEMBOJO Alamat: Desa Sembojo kec. Tulis Batang 51261 SURAT IJIN PENELITIAN Yang

Lebih terperinci

TUTORIAL 2 SISTEM TUBUH 2. Sistem Respirasi Manusia

TUTORIAL 2 SISTEM TUBUH 2. Sistem Respirasi Manusia TUTORIAL 2 SISTEM TUBUH 2 Sistem Respirasi Manusia Sistem Respirasi Manusia Isilah bernapas, seringkali diarikan dengan respirasi, walaupun secara hariah sebenarnya kedua isilah tersebut berbeda. Pernapasan

Lebih terperinci

Unnes Science Education Journal

Unnes Science Education Journal USEJ 5 (1) (2016) Unnes Science Education Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/usej DESAIN PEMBELAJARAN IPA TERPADU DENGAN TOPIK TUAS PADA TUBUH MANUSIA Pujo Setyo Waluyo, Debora Natalia Sudjito,

Lebih terperinci

Pendidikan Fisika IPA TERPADU Pengikatan O2 dan Pelepasan CO2 pada Paru-paru

Pendidikan Fisika IPA TERPADU Pengikatan O2 dan Pelepasan CO2 pada Paru-paru i Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-nya kami dapat menyusun buku ajar IPA Terpadu tema Pengikatan O2 dan Pelepasan untuk siswa SMP/MTs kelas VIII sebagai pemenuhan

Lebih terperinci

MODUL MATA PELAJARAN IPA

MODUL MATA PELAJARAN IPA KERJASAMA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA DENGAN FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MODUL MATA PELAJARAN IPA Sistem pernapasan untuk kegiatan PELATIHAN PENINGKATAN MUTU GURU DINAS PENDIDIKAN KOTA

Lebih terperinci

Kamu dapat mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Sistem Pernapasan. artinya

Kamu dapat mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Sistem Pernapasan. artinya Bab V SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA Tujuan Pembelajaran Kamu dapat mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Peta Konsep Sistem Pernapasan artinya Proses perolehan

Lebih terperinci

SILABUS. Pengalaman Belajar Indikator Penilaian Alokasi

SILABUS. Pengalaman Belajar Indikator Penilaian Alokasi LAMPIRAN 34 34 SILABUS Nama Sekolah : Sekolah Dasar Negeri 2 Way Kepayang Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : V/II Standar Kompetensi : 2 Mengidentifikasi fungsi organ tubuh manusia dan hewan Kompetensi

Lebih terperinci

Desain Pembelajaran IPA Terpadu Pada Siswa SMP dengan Topik Pemanasan Global

Desain Pembelajaran IPA Terpadu Pada Siswa SMP dengan Topik Pemanasan Global Desain Pembelajaran IPA Terpadu Pada Siswa SMP dengan Topik Pemanasan Global Martha Febryana, Marmi Sudarmi, Ferdy S. Rondonuwu Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Sains dan Matematika Universitas

Lebih terperinci

menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas.

menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas. Bab 6 Sumber: Biology: Sumber: Realm www.legevakten.no of Life, 2006 Pada proses inspirasi, tulang-tulang rusuk akan terangkat ke atas untuk memperbesar rongga dada. Sistem Pernapasan Hasil yang harus

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.4

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.4 SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.4 1. Pasang yang tepat antara alat ekskresi dan zat yang dikeluarkan adalah... Hati menghasilkan hormon Paru-paru mengeluarkan uap air

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada bulan September November

METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada bulan September November 18 III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada bulan September November 2010 di kelas VIIIF semester ganjil SMP Negeri 1 Padangratu Tahun Pelajaran 2010/2011.

Lebih terperinci

- - SISTEM PERNAFASAN MANUSIA

- - SISTEM PERNAFASAN MANUSIA - - SISTEM PERNAFASAN MANUSIA - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Store di HP Kamu, ketik di pencarian dlp4nafas Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tentor bagaimana cara

Lebih terperinci

SISTEM PERNAFASAN PADA MANUSIA. Drs. Refli., MSc

SISTEM PERNAFASAN PADA MANUSIA. Drs. Refli., MSc SISTEM PERNAFASAN PADA MANUSIA Drs. Refli., MSc PENDAHULUAN HIDUNG CO2 O 2 SISTEM PERNAFASAN PARU-PARU Respirasi Eksternal O 2 CO2 SISTEM PEREDARAN DARAH SEL ENERGI Respirasi Internal ALAT PERNAFASAN Hidung/rongga

Lebih terperinci

DESAIN PEMBELAJARAN IPA TERPADU DENGAN TOPIK SISTEM KAPILARITAS MEMBANTU PROSES FOTOSINTESIS PADA TUMBUHAN

DESAIN PEMBELAJARAN IPA TERPADU DENGAN TOPIK SISTEM KAPILARITAS MEMBANTU PROSES FOTOSINTESIS PADA TUMBUHAN DESAIN PEMBELAJARAN IPA TERPADU DENGAN TOPIK SISTEM KAPILARITAS MEMBANTU PROSES FOTOSINTESIS PADA TUMBUHAN Angellina Christy, Marmi Sudarmi, Debora Natalia Sudjito Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas

Lebih terperinci

Peta Konsep. Kata Kunci. respirasi udara pernapasan pernapasan dada udara cadangan pernapasan perut udara residu. 68 IPA SMP/MTs Kelas VIII.

Peta Konsep. Kata Kunci. respirasi udara pernapasan pernapasan dada udara cadangan pernapasan perut udara residu. 68 IPA SMP/MTs Kelas VIII. Peta Konsep Alat-alat pernapasan Hidung Pernapasan Manusia Mekanisme pernapasan Volume pernapasan Trakea Pangkal tenggorok Paru Udara pernapasan Udara komplementer Udara cadangan Pernapasan dada Pernapasan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Mata Pelajaran : Biologi Kelas / Semester : XI / Semester 2 Sub Materi Pokok : Sistem Pernapasan Alokasi Waktu : 2 x 10

Lebih terperinci

Organ yang Berperan dalam Sistem Pernapasan Manusia. Hidung. Faring. Laring. Trakea. Bronkus. Bronkiolus. Alveolus. Paru-paru

Organ yang Berperan dalam Sistem Pernapasan Manusia. Hidung. Faring. Laring. Trakea. Bronkus. Bronkiolus. Alveolus. Paru-paru Exit Hidung Faring Organ yang Berperan dalam Sistem Pernapasan Manusia Laring Trakea Bronkus Bronkiolus Alveolus Paru-paru Hidung Hidung berfungsi sebagai alat pernapasan dan indra pembau. Pada hidung

Lebih terperinci

UJIAN TENGAH SEMESTER RPP KOMIK SISTEM PERNAFASAN KELAS XI

UJIAN TENGAH SEMESTER RPP KOMIK SISTEM PERNAFASAN KELAS XI UJIAN TENGAH SEMESTER RPP KOMIK SISTEM PERNAFASAN KELAS XI Diajukan untuk memenuhi tugas mandiri Mata Kuliah : Inovasi Pembelajaran Biologi Dosen Pengampu : Ipin Arifin, M.Pd Disusun oleh: Nurul Syiam

Lebih terperinci

KISI KISI SOAL PRETEST DAN POST TEST. Ranah Kognitif Deskripsi Soal Jawaban

KISI KISI SOAL PRETEST DAN POST TEST. Ranah Kognitif Deskripsi Soal Jawaban KISI KISI SOAL PRETEST DAN POST TEST No Tujuan Pembelajaran 1 1. Menjelaskan pengertian sistem. 2. Menuliskan organ-organ 3. Menjelaskan fungsi organorgan yang terlibat dalam sistem Ranah Kognitif Deskripsi

Lebih terperinci

Lampiran : 1 77

Lampiran : 1 77 76 76 Lampiran : 1 77 Lampiran : 2 78 Lampiran : 3 79 Lampiran : 4 80 81 Lampiran : 5 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Siklus I Nama Sekolah : SDN Mangunsari 03 Mata Pelajaran : Ilmu Pendidikan Alam

Lebih terperinci

Amelia dan Syahmani. Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Scientific 32

Amelia dan Syahmani. Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Scientific 32 Amelia dan Syahmani. Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Scientific 32 MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC

Lebih terperinci

RAHASIA 1 BAGAIMANA PROSES PERNAPASAN ITU TERJADI? ILMU PENGETAHUAN ALAM TULISKAN HIPOTESIS KALIAN! APA TUJUAN DARI PERCOBAAN INI?

RAHASIA 1 BAGAIMANA PROSES PERNAPASAN ITU TERJADI? ILMU PENGETAHUAN ALAM TULISKAN HIPOTESIS KALIAN! APA TUJUAN DARI PERCOBAAN INI? ILMU PENGETAHUAN ALAM RAHASIA 1 Bernapas merupakan proses masuknya udara pernapasan ke paru-paru dan keluarnya udara pernapasan dari paruparu. Bernapas terdiri dari dua proses yaitu proses inspirasi (menarik

Lebih terperinci

MODEL INKUIRI DENGAN TIPE INTEGRATED PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP ARTIKEL. Oleh. Etik Khoirun Nisa NIM

MODEL INKUIRI DENGAN TIPE INTEGRATED PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP ARTIKEL. Oleh. Etik Khoirun Nisa NIM MODEL INKUIRI DENGAN TIPE INTEGRATED PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP ARTIKEL Oleh Etik Khoirun Nisa NIM 090210102023 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan menghadapi hal-hal darurat tak terduga (McGowan, 2001). Lutan. tahan dan fleksibilitas, berbagai unsur kebugaran jasmani saling

I. PENDAHULUAN. dan menghadapi hal-hal darurat tak terduga (McGowan, 2001). Lutan. tahan dan fleksibilitas, berbagai unsur kebugaran jasmani saling I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebugaran jasmani adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas seharihari dengan giat dan penuh kewaspadaan tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan dengan energi yang cukup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A.Mekanisma ini terbahagi kepada tarikan nafas dan hembusan nafas. B.Ia melibatkan perubahan kepada :

BAB I PENDAHULUAN. A.Mekanisma ini terbahagi kepada tarikan nafas dan hembusan nafas. B.Ia melibatkan perubahan kepada : KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan

Lebih terperinci

LOMBA PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN GEBYAR TIK 2013 BTIKP PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2013

LOMBA PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN GEBYAR TIK 2013 BTIKP PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2013 TRIYANTA, S.PD.M.M.. LOMBA PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN GEBYAR TIK 2013 BTIKP PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2013 Kotabaru. 28 April 2013 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TUMIJAJAR

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TUMIJAJAR PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TUMIJAJAR Oleh Janatun Naim Nurlaksana Eko Rusminto Eka Sofia Agustina Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail : Jannaim21@yahoo.com

Lebih terperinci

Sistem Pernapasan - 2

Sistem Pernapasan - 2 Anatomi sistem pernapasan Proses inspirasi dan ekspirasi Definisi pernapasan Eksternal Internal Mekanik pernapasan Inspirasi dan ekspirasi Peran otot pernapasan Transport gas pernapasan Ventilasi, difusi,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian analisis kesinambungan konsep dalam buku pelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian analisis kesinambungan konsep dalam buku pelajaran BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian analisis kesinambungan konsep dalam buku pelajaran Tematik pada jenjang SD, buku pelajaran IPA pada jenjang SMP, dan buku Biologi

Lebih terperinci

REFERAT WSD. Oleh : Ayu Witia Ningrum Pembimbing : Dr. Fachry, Sp.P

REFERAT WSD. Oleh : Ayu Witia Ningrum Pembimbing : Dr. Fachry, Sp.P REFERAT WSD ( Water Seal Drainage ) Oleh : Ayu Witia Ningrum 2007730022 Pembimbing : Dr. Fachry, Sp.P Tugas Kepaniteraan Klinik Rumah Sakit Islan Jakarta Utara, Sukapura Stase Ilmu Penyakit Dalam 2012

Lebih terperinci

diketahui. Jika hasil belajar siswa jelek maka guru memberikan umpan balik yang sesuai dengan masalah yang ditemukan pada siswa.

diketahui. Jika hasil belajar siswa jelek maka guru memberikan umpan balik yang sesuai dengan masalah yang ditemukan pada siswa. 2 diketahui. Jika hasil belajar siswa jelek maka guru memberikan umpan balik yang sesuai dengan masalah yang ditemukan pada siswa. Berdasarkan pengalaman peneliti pada Program Pengalaman Lapangan (PPL)

Lebih terperinci

Sistem Respirasi Pada Hewan

Sistem Respirasi Pada Hewan Sistem Respirasi Pada Hewan Alat respirasi adalah alat atau bagian tubuh tempat 02 dapat berdifusi masuk dan sebaliknya C02 dapat berdifusi keluar. Alat respirasi pada hewan bervariasi antara hewan yang

Lebih terperinci

PENERAPAN KURIKULUM 2013 PADA PEMBELAJARAN TEMATIK SAINTIFIK DENGAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA

PENERAPAN KURIKULUM 2013 PADA PEMBELAJARAN TEMATIK SAINTIFIK DENGAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PENERAPAN KURIKULUM 2013 PADA PEMBELAJARAN TEMATIK SAINTIFIK DENGAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA M. Minan Chusni 1), Astuti Mahardika 2) dan Dhuta Sukmarani

Lebih terperinci

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LISTRIK DINAMIS DENGAN MODEL CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) DISERTAI METODE DEMONSTRASI SISWA KELAS X-2 SMAN 1 PAKUSARI JEMBER TAHUN 2014 1) Kiftiyah, 2) Sutarto,

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS X IPA 1 SMA NEGERI 1 MARABAHAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS X IPA 1 SMA NEGERI 1 MARABAHAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS X IPA 1 SMA NEGERI 1 MARABAHAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY Berlinda Agustina AS, Muhammad Arifuddin Jamal, Sarah Miriam Program Studi

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Disusunoleh: Nama : Devi Kusumaningrum NIM :

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Disusunoleh: Nama : Devi Kusumaningrum NIM : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Disusunoleh: Nama : Devi Kusumaningrum NIM : 13108244002 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2016 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

J. Ind. Soc. Integ. Chem., 2014, Volume 6, Nomor 2

J. Ind. Soc. Integ. Chem., 2014, Volume 6, Nomor 2 PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) NON EKSPERIMEN UNTUK MATERI KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI IPA SMA N 8 MUARO JAMBI Syamsurizal *, Epinur * dan Devi Marzelina * * Program Studi Pendidikan Kimia,

Lebih terperinci

Anggun Triana *), Ahmad Hamid, Tarmizi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Unsyiah

Anggun Triana *), Ahmad Hamid, Tarmizi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Unsyiah 196 Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan Fisika. Vol. 2 No.2 April 2017, 196-201 UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X-c DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE

Lebih terperinci

Kurnia Eka Wijayanti

Kurnia Eka Wijayanti Kurnia Eka Wijayanti Pernafasan dibagi menjadi beberapa peristiwa: 1. Ventilasi paru 2. Difusi oksigen dan co2 di alveoli 3. Transpor oksigen dari darah ke dalam sel Udara masuk ke paru-paru karena ada

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS INKUIRI DAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN INKUIRI BERBASIS KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS XA SMA NEGERI PASIRIAN LUMAJANG Intan Fitriani 1, Dewi Iriana 2,

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Vol. I, Edisi, Desember 203 PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA Nuri Annisa Prodi Pendidikan Guru Sekolah

Lebih terperinci

Kompetensi Memahami mekanisme kerja fisiologis organ-organ pernafasan

Kompetensi Memahami mekanisme kerja fisiologis organ-organ pernafasan SISTEM PERNAFASAN Kompetensi Memahami mekanisme kerja fisiologis organ-organ pernafasan 1. Pernafasan Eksternal 2. Pernafasan Internal EXIT Mengapa harus bernafas? Butuh energi Butuh Oksigen C 6 H 12 O

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Standar Kompetensi 1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia. Jenjang Sekolah : S M P/MTs... Mata Pelajaran : IPA Terpadu Kelas / Semester : VIII / I

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Mengamati 1 Proses pembelajaran diawali dengan siswa diminta untuk menggenggam sebongkah es di depan kelas sambil menutup rapat-rapat

Lebih terperinci

Disusun Oleh : Intan Nirmala Hasibuan

Disusun Oleh : Intan Nirmala Hasibuan RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA SLIDE MASTER SUB TOPIK : SISTEM RESPIRASI PADA MANUSIA MATERI KELAS 8 SMP MENGGUNAKAN KURIKULUM 2013 (RPP) Disusun Oleh : Intan Nirmala Hasibuan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) IPA MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMP KELAS VII JURNAL

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) IPA MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMP KELAS VII JURNAL PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) IPA MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMP KELAS VII JURNAL Oleh : Dewi Astuti 10315244010 Pembimbing I Dr.Paidi, M.Si

Lebih terperinci

MATERI VI SISTEM RESPIRASI MAHLUK HIDUP

MATERI VI SISTEM RESPIRASI MAHLUK HIDUP Indikator Pencapaian: MATERI VI SISTEM RESPIRASI MAHLUK HIDUP 1. Mahasiswa dapat memahami proses pernafasan tumbuhan melalui percobaan 2. Mahasiswa dapat memahami proses pernafasan hewan 3. Mahasiswa dapat

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III Bainen, Syamsiati, Suryani PGSD, FKIP Universitas Tanjungpura Pontianak Email : ibu.bainen@yahoo.com Abstrak:

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Oleh Evy Astuti NIM

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Oleh Evy Astuti NIM RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Oleh Evy Astuti NIM. 13108241071 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2016 Rencana Pelaksanaan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM MENINGKATKAN AKTIFITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR FISIKA

PENGGUNAAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM MENINGKATKAN AKTIFITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR FISIKA PENGGUNAAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM MENINGKATKAN AKTIFITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR FISIKA Rouli Pardede SMP Negeri 1 Secanggang, kab. Langkat Abstract: The purpose of this study to determine the increase

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI REDOKS

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI REDOKS QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol. 8, No.1, 2017, 43-51 43 MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI REDOKS Improving Students

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP ARTIKEL PENELITIAN Oleh : ULLY FAKHRUNI NIM : F15111023 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PENDEKATAN TEMATIK ARTIKEL. Oleh SYARIFAH PAUJIAH F

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PENDEKATAN TEMATIK ARTIKEL. Oleh SYARIFAH PAUJIAH F PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PENDEKATAN TEMATIK ARTIKEL Oleh SYARIFAH PAUJIAH F211062 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN DASAR FAKULTAS

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing disertai diskusi dalam Pembelajaran Fisika Kelas VII di SMP

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing disertai diskusi dalam Pembelajaran Fisika Kelas VII di SMP Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing disertai diskusi dalam Pembelajaran Fisika Kelas VII di SMP Ida Purwati, Sri Astutik, Nuriman Program Studi Pendidikan Fisika jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

Media Interaktif Pembelajaran Sistem Pernapasan Manusia

Media Interaktif Pembelajaran Sistem Pernapasan Manusia Media Interaktif Pembelajaran Sistem Manusia Irvan Putra Ganiartha 1, Liliana 2, Kristo Radion 3 Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. DEFINISI OPERASIONAL 1. Pemahaman siswa adalah Penguasaan konsep yang diperoleh siswa setelah penerapan pertanyaan produktif pada pembelajaran kooperatif tipe STAD (Students

Lebih terperinci

PENERAPAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD N SABDODADI KEYONGAN

PENERAPAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD N SABDODADI KEYONGAN Peningkatan Contextual Teaching... (Marfianingsih) 229 PENERAPAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD N SABDODADI KEYONGAN APPLICATION OF CONTEXTUAL

Lebih terperinci

SISTEM PERNAPASAN. Dr. Refli., MSc JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEHNIK UNIVERSITAS NUSA CENDANA PENDAHULUAN SISTEM PERNAPASAN PARU-PARU O 2 SEL

SISTEM PERNAPASAN. Dr. Refli., MSc JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEHNIK UNIVERSITAS NUSA CENDANA PENDAHULUAN SISTEM PERNAPASAN PARU-PARU O 2 SEL SISTEM PERNAPASAN Dr. Refli., MSc JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEHNIK UNIVERSITAS NUSA CENDANA PENDAHULUAN HIDUNG CO 2 O 2 SISTEM PERNAPASAN PARU-PARU Respirasi Eksternal O 2 CO 2 SISTEM PEREDARAN

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 GADINGREJO. Oleh

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 GADINGREJO. Oleh PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 GADINGREJO Oleh Yuni Setiawati Iqbal Hilal Mulyanto Widodo Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail: yunisetiawati520@yahoo.com Abstract

Lebih terperinci

METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED SNOWBALL THROWING PADA MATERI GELOMBANG TRANSVERSAL DAN GELOMBANG LONGITUDINAL

METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED SNOWBALL THROWING PADA MATERI GELOMBANG TRANSVERSAL DAN GELOMBANG LONGITUDINAL METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED SNOWBALL THROWING PADA MATERI GELOMBANG TRANSVERSAL DAN GELOMBANG LONGITUDINAL Aldofina Kristin Muniarti, Ferdy S. Rondonuwu, Marmi Sudarmi Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB VI SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA

BAB VI SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA BAB VI SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA Sistem pernapasan didasarkan pada keteraturan yang rumit. Udara dingin atau kotor yang kita hirup dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Oleh karena itu, udara harus

Lebih terperinci

POSTER KIMIA UNSUR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA SMA NEGERI 1 PEKANBARU. Abstract

POSTER KIMIA UNSUR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA SMA NEGERI 1 PEKANBARU.   Abstract POSTER KIMIA UNSUR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA SMA NEGERI 1 PEKANBARU Agustina 1, Uji Niantari 2, Roza Linda 3* 1 SMA Negeri 1 Pekanbaru Riau 2 PPG SM 3 T Prodi Pendidikan Kimia FKIP Universitas

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI SNOWBALLING PADA MATERI ATOM, ION, MOLEKUL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 19 SURABAYA

PENERAPAN STRATEGI SNOWBALLING PADA MATERI ATOM, ION, MOLEKUL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 19 SURABAYA Vol. 3, No. 3, pp. 81-86, September. 2014 PENERAPAN STRATEGI SNOWBALLING PADA MATERI ATOM, ION, MOLEKUL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 19 SURABAYA IMPLEMENTATION OF SNOWBALLING

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VI SD NEGERI 30 SUNGAI NANAM KABUPATEN SOLOK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VI SD NEGERI 30 SUNGAI NANAM KABUPATEN SOLOK PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VI SD NEGERI 30 SUNGAI NANAM KABUPATEN SOLOK Suzana 1), Gusmaweti 2), Erwinsyah Satria 1) 1) Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI Aliran Daeli SMP Negeri 4 Gunungsitoli, kota Gunungsitoli Abstract: Problems in this study is the low quality and student

Lebih terperinci

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, 1-5 ISSN:

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, 1-5 ISSN: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERBASIS KEGIATAN LABORATORIUM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ELASTISITAS KELAS X SMA NEGERI 2 SIDOARJO Jufita Ratnasari, Wasis Jurusan

Lebih terperinci

Sistem Pernapasan dan Peredaran Darah Manusia BAB 4. A. Susunan dan Fungsi Sistem Pernapasan B. Susunan dan Fungsi Sistem Peredaran Darah

Sistem Pernapasan dan Peredaran Darah Manusia BAB 4. A. Susunan dan Fungsi Sistem Pernapasan B. Susunan dan Fungsi Sistem Peredaran Darah BAB 4 Sistem Pernapasan dan Peredaran Darah Manusia A. Susunan dan Fungsi Sistem Pernapasan B. Susunan dan Fungsi Sistem Peredaran Darah Bab 4 Sistem Pernapasan dan Peredaran Darah Manusia 73 Peta Konsep

Lebih terperinci

Penerapan Model Problem Based Learning dengan Pendekatan Scientific untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

Penerapan Model Problem Based Learning dengan Pendekatan Scientific untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa JURNAL APLIKASI FISIKA VOLUME 12 NOMOR 1 PEBRUARI 2016 Penerapan Model Problem Based Learning dengan Pendekatan Scientific untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Hunaidah, Luh Sukariasih

Lebih terperinci

Agus Awitama, Made Sri Indriani, Sang Ayu Putu Sriasih. Jurusan Pendidikan Bahasa Bali Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

Agus Awitama, Made Sri Indriani, Sang Ayu Putu Sriasih. Jurusan Pendidikan Bahasa Bali Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER ) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN WACANA BAHASA BALI BERHURUF LATIN SISWA KELAS VII 4 SMP LAB. UNDIKSHA SINGARAJA

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN RASA INGIN TAHU MENGGUNAKAN METODE SQ4R PADA MATA PELAJARAN IPA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN RASA INGIN TAHU MENGGUNAKAN METODE SQ4R PADA MATA PELAJARAN IPA PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN RASA INGIN TAHU MENGGUNAKAN METODE SQ4R PADA MATA PELAJARAN IPA ARTIKEL PENELITIAN Oleh: WIWIN SUGIANTO NIM F15111024 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ORGANISASI KEHIDUPAN DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK, TALK, WRITE

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ORGANISASI KEHIDUPAN DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK, TALK, WRITE UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ORGANISASI KEHIDUPAN DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK, TALK, WRITE Burhanuddin, Syamswisna, Reni Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UNTAN Pontianak

Lebih terperinci

J. Pijar MIPA, Vol. X No.1, Maret 2015: ISSN (Cetak) ISSN (Online)

J. Pijar MIPA, Vol. X No.1, Maret 2015: ISSN (Cetak) ISSN (Online) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (THINK PAIR SHARE) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA BIOLOGI KELAS VIII.5 SMPN 4 MATARAM Mahyaeny Guru IPA SMPN 4 Mataram Email : Mahya.yeni@yahoo.com.

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW, STAD, HASIL BELAJAR DAN SISTEM PEREDARAN DARAH

BAB II PENDEKATAN PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW, STAD, HASIL BELAJAR DAN SISTEM PEREDARAN DARAH BAB II PENDEKATAN PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW, STAD, HASIL BELAJAR DAN SISTEM PEREDARAN DARAH Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang menitikberatkan pada pengelompokkan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TERPADU

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TERPADU PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TERPADU APPLICATION METHODS DEMONSTRATION TO IMPROVE STUDENT LEARNING OUTCOMES IN LEARNING IPA INTEGRATED Dahyana

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA BIOLOGI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI METODE DEMONSTRASI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA BIOLOGI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI METODE DEMONSTRASI PENINGKATAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA BIOLOGI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI METODE DEMONSTRASI 1 Ota Mulyono, 2 Yakobus Bustami, dan 3 Hendrikus Julung 123 Program studi Pendidikan Biologi, STKIP

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU TEMA LETUSAN GUNUNG BERAPI KELAS VII DI SMP NEGERI 1 KAMAL

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU TEMA LETUSAN GUNUNG BERAPI KELAS VII DI SMP NEGERI 1 KAMAL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU TEMA LETUSAN GUNUNG BERAPI KELAS VII DI SMP NEGERI 1 KAMAL Amaliya Kurniawati Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sains FMIPA Universitas Negeri Surabaya Email: www.melja_luve@yahoo.com

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING PADA PEMBELAJARAN IPA SMP POKOK BAHASAN PEMUAIAN ZAT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING PADA PEMBELAJARAN IPA SMP POKOK BAHASAN PEMUAIAN ZAT QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.2, No.1, April 2011, hlm. 19-24 19 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING PADA PEMBELAJARAN IPA SMP POKOK BAHASAN PEMUAIAN ZAT Mustika Wati dan Lisda

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS II MIS NAHDATUL UMMAH

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS II MIS NAHDATUL UMMAH PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS II MIS NAHDATUL UMMAH M. Sopian Zainudin dan Paridjo PGSD FKIP Universitas Tanjungpura Abstrak: Masalah dalam penelitian ini

Lebih terperinci

Zat Cair. Gas 12/14/2011

Zat Cair. Gas 12/14/2011 Fluida adalah zat yang dapat mengalir atau sering disebut Zat Alir. Jadi perkataan fluida dapat mencakup zat cair atau gas. Dewi Baririet Baroroh Basic Science of Nursing 1 Free FIKES Powerpoint UMMTemplates

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LKS IPA TERPADU MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI SISTEM PERNAFASAN KELAS VIII SMP N 6 TAMBUSAI

PENGEMBANGAN LKS IPA TERPADU MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI SISTEM PERNAFASAN KELAS VIII SMP N 6 TAMBUSAI PENGEMBANGAN LKS IPA TERPADU MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI SISTEM PERNAFASAN KELAS VIII SMP N 6 TAMBUSAI Masrani (1), Nurul afifah (2), Rena Lestari (3) 1 Fakultas keguruan

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN INSTRUCTION, DOING, DAN EVALUATING (MPIDE) DENGAN MODUL SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

MODEL PEMBELAJARAN INSTRUCTION, DOING, DAN EVALUATING (MPIDE) DENGAN MODUL SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA MODEL PEMBELAJARAN INSTRUCTION, DOING, DAN EVALUATING (MPIDE) DENGAN MODUL SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA 1) Insani Mahardika, 2) Sutarto, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD Oleh: Anggit Sriwidodo, A.Y. Soegeng IKIP PGRI SEMARANG Abstract Learning

Lebih terperinci