BAB I PENDAHULUAN. juga bahasa asal novel yang berbeda dengan bahasa-bahasa di negara lain.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. juga bahasa asal novel yang berbeda dengan bahasa-bahasa di negara lain."

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra dalam bentuk novel masih terus tumbuh dan berkembang pesat hingga sekarang. Banyak penulis-penulis baru yang bermunculan. Meskipun demikian, tidak sedikit karya-karya lama yang masih terus dibaca dan dikaji hingga kini, termasuk karya sastra yang berasal dari Prancis yang tersebar di seluruh dunia. Masuknya karya-karya sastra Prancis, khususnya novel, ke berbagai negara membuatnya dikategorikan ke dalam novel mancanegara atau novel asing. Pelabelan tersebut tidak hanya dikarenakan asal negaranya, tetapi juga bahasa asal novel yang berbeda dengan bahasa-bahasa di negara lain. Maka dari itu, dalam linguistik terdapat salah satu cabang ilmu terapan yang disebut terjemahan. Dalam bukunya yang berjudul A Linguistic Theory of Translation (1965:20), J.C. Catford mendefinisikan terjemahan sebagai proses penggantian suatu naskah dari bahasa sumber (BSu) ke dalam bahasa sasaran (BSa) secara sepadan. Ilmu terjemahan tersebut kemudian semakin berkembang dan diterapkan di berbagai negara, termasuk Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya buku hasil terjemahan di toko-toko buku Indonesia yang berasal dari berbagai negara, termasuk Prancis. Novel yang tergolong dalam sastra Prancis klasik merupakan novel berbahasa Prancis yang banyak diterjemahkan karena sastra Prancis klasik memang sangat termasyhur dan diakui kebesarannya di 1

2 2 seluruh dunia. Selain sastra klasik, beberapa karya sastra Prancis modern juga telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Sastra modern merupakan karya sastra yang lahir pada abad dua puluh, salah satunya adalah karya Antoine de Saint-Exupéry yang berjudul Le Petit Prince (Girard, 1968:11 15). Penulis yang juga berprofesi sebagai pilot ini memiliki nama lengkap Antoine-Marie-Roger de Saint-Exupéry. Ia lahir di Lyon, Prancis, pada 29 Juni Le Petit Prince merupakan karya keenamnya yang diterbitkan pada tahun Melalui novel tersebut, Saint-Exupéry bercerita tentang seorang pilot yang jatuh ketika sedang menerbangkan pesawatnya di tengah Gurun Sahara yang jauh dari pemukiman. Pilot tersebut kemudian bertemu dengan Pangeran Cilik yang berasal dari planet lain. Semenjak pertemuan itu, si pilot mendapat banyak pelajaran berharga dari Pangeran Cilik. Melalui tokoh-tokoh yang terdapat dalam novel tersebut, Saint-Exupéry secara tidak langsung menggambarkan sekaligus mengkritik orang-orang dewasa dengan segala problematika yang tidak mereka sadari. Terdapat beberapa permasalahan yang sering dijumpai pada kegiatan penerjemahan, antara lain pergeseran bentuk, pergeseran kategori kata, dan pergeseran makna (Simatupang, 1999:88 96). Pada penelitian ini, akan dibahas secara khusus mengenai pergeseran makna yang terdapat pada penerjemahan novel Le Petit Prince yang berjudul Pangeran Cilik. Berikut ini merupakan salah satu contoh pergeseran makna yang dimaksud. (1) TSu : - Je fais là un métier terrible. (LPP.XIV.58) TSa : Pekerjaanku sangat menyiksa. (PC.XIV.61)

3 3 Pada contoh di atas, terdapat pergeseran makna pada adjektiva terrible. Dalam bahasa Indonesia, adjektiva tersebut dapat diartikan secara literal menjadi mengerikan (Arifin dan Soemargono, 1999:1026). Namun, pada TSa adjektiva terrible diterjemahkan menjadi menyiksa supaya lebih berterima dalam BSa. Apabila dikategorikan, contoh di atas termasuk dalam pergeseran dari makna generik ke makna spesifik atau pergeseran dari makna umum ke makna khusus. Pergeseran makna dipilih menjadi objek formal pada penelitian ini karena makna merupakan aspek yang sangat penting dan berpengaruh dalam kegiatan penerjemahan yang mengedepankan kesepadanan makna antara BSu dan BSa. Di Indonesia, Le Petit Prince sudah diterjemahkan beberapa kali oleh sejumlah penerjemah, antara lain Pangeran Kecil oleh Wing Kardjo pada tahun 1979 (Penerbit Pustaka Jaya), Pangeran Kecil oleh Hendrik Muntu (Penerbit Jendela) pada tahun 2003, Pangeran Kecil oleh Listiana Srisanti pada tahun 2003 (Penerbit Gramedia Pustaka Utama), Pangeran Cilik oleh Henri Chambert-Loir pada tahun 2011 (Penerbit Gramedia Pustaka Utama), dan Si Pangeran Kecil oleh Kuncoro Wastuwibowo pada tahun Dari sekian banyak edisi terjemahan tersebut, novel hasil terjemahan Le Petit Prince yang berjudul Pangeran Cilik oleh Henri Chambert-Loir akan digunakan sebagai objek material. Edisi terjemahan yang berjudul Pangeran Cilik dipilih karena Henri Chambert-Loir merupakan penerjemah yang berpengalaman. Ia adalah seorang peneliti di École Française d'extrême-orient sejak 1971 yang telah lama 1 Kuncoro Wastuwibowo menerjemahkan Le Petit Prince ke dalam 2 versi bahasa, yaitu Si Pangeran Kecil dalam bahasa Indonesia dan Sang Pengeran Ketjil dalam bahasa Indonesia ejaan lama (sebelum tahun 1940).

4 4 mempelajari bahasa dan sastra Indonesia. Banyak buku berbahasa Indonesia yang sudah ia terjemahkan ke bahasa Prancis, dua di antaranya adalah novel Para Priyayi karya Umar Kayam dan Perjalanan Penganten karya Ajip Rosidi, serta salah satu karya ilmiah Prancis berjudul Le Candi Sewu karya Jacques Dumarsay yang telah ia terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia 2. Selain itu, tidak seperti beberapa penerjemah lain yang menerjemahkan Le Petit Prince dari versi bahasa Inggris, Henri Chambert-Loir menerjemahkan novel tersebut langsung dari BSu, yaitu bahasa Prancis. Chambert-Loir berusaha menggunakan kalimat-kalimat yang lebih natural dan lugas karena ia ingin menyampaikan maksud dari Saint- Exupéry dengan sebaik mungkin (Saint-Exupéry, 2011: ). Pemilihan novel Le Petit Prince karya Antoine de Saint-Exupéry sebagai objek material acuan juga bukan tanpa alasan. Sejak kemunculannya, Le Petit Prince mendapatkan banyak pujian dan telah menginspirasi berbagai kalangan tanpa terbatas umur dan kebangsaan. Hal itu menyebabkan Le Petit Prince masuk ke dalam kategori buku yang paling banyak diterjemahkan. Sejauh ini, Le Petit Prince sudah diterjemahkan ke dalam lebih dari 230 bahasa di dunia, termasuk bahasa Indonesia. Meskipun novel tersebut sangat sering dijadikan objek penelitian karena ketenaran dan keunikannya, penelitian mengenai Le Petit Prince dari segi linguistik belum banyak ditemukan, terutama dari segi penerjemahan ke bahasa Indonesia. 2 Sumber: (diakses 1 Februari 2016 pukul 19.35)

5 5 1.2 Rumusan Masalah Dari ulasan latar belakang di atas, dapat diketahui bahwa pada penelitian ini akan menggunakan novel Le Petit Prince karya Antoine de Saint-Exupéry dan terjemahannya yang berjudul Pangeran Cilik oleh Henri Chambert-Loir. Unsur yang akan diteliti dari novel tersebut adalah pergeseran makna yang terdapat pada teks terjemahannya. Dengan demikian, permasalahan yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut: a) Apa saja jenis pergeseran makna yang terdapat pada penerjemahan novel Le Petit Prince yang berjudul Pangeran Cilik? b) Faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya pergeseran makna pada penerjemahan novel Le Petit Prince yang berjudul Pangeran Cilik? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memberikan tambahan wawasan di bidang linguistik mengenai pergeseran makna, semantik, dan terjemahan. Berdasarkan pada sumber data dan masalah yang telah dirumuskan, penelitian ini juga diharapkan dapat mencapai tujuan sebagai berikut: a) Mengungkapkan berbagai jenis pergeseran makna yang terdapat pada penerjemahan novel Le Petit Prince yang berjudul Pangeran Cilik. b) Memaparkan berbagai faktor yang menyebabkan terjadinya pergeseran makna pada penerjemahan novel Le Petit Prince yang berjudul Pangeran Cilik.

6 6 1.4 Tinjauan Pustaka Pergeseran makna pada terjemahan sudah seringkali diteliti oleh berbagai khalayak dari berbagai kalangan. Bentuk laporan penelitian yang dihasilkan pun bermacam-macam, mulai dari skripsi hingga jurnal di media elektronik. Sampai sebelum penelitian ini dimulai, sudah ada beberapa penelitian mengenai pergeseran makna pada terjemahan (atau permasalahan serupa) yang berhasil ditemukan. Pada tahun 2013, Suta Wijaya, seorang mahasiswa Universitas Brawijaya menulis sebuah artikel ilmiah yang berjudul Analisis Perbandingan Pola Makna Idiomatikal Bahasa Prancis dan Bahasa Indonesia dalam Novel Le Petit Prince dan Pangeran Kecil. Dalam penelitiannya tersebut, Suta Wijaya menggunakan metode deskriptif komparatif. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa idiom lebih banyak digunakan pada Pangeran Kecil daripada idiom pada Le Petit Prince. Perbedaan penelitian Suta Wijaya dengan penelitian ini terletak pada teori yang digunakan. Pada tahun 2013, Arrosy Nilasari menyelesaikan skripsi yang berjudul Pergeseran Makna dalam Penerjemahan Komik Ilmu Pengetahuan Chodeung- Haksaeng Kkok Arayahal Yaejol 50 Gaji ke '50 Etiquettes'. Dalam skrpsinya tersebut, Nilasari menganalisis bentuk-bentuk pergeseran makna beserta faktorfaktor yang menyebabkannya. Penelitian yang dilakukan oleh Nilasari tersebut menggunakan teori pergeseran makna terjemahan dan semantik. Hasil penelitiannya menunjukkan hanya ada tiga bentuk dan dua faktor penyebab pergeseran makna pada sumber data yang diambil. Perbedaan skripsi Nilasari

7 7 dengan penelitian ini adalah pada skripsi tersebut menggunakan sumber data berupa komik dan BSu dalam bahasa Korea. Pada tahun yang sama, Novika Sastriani menyelesaikan skripsi dengan judul Pergeseran Makna dalam Komik L Agent 212 dan dalam Terjemahannya Agen 212. Teori dan permasalahan yang diangkat pun hampir sama dengan skripsi karya Arrosy Nilasari. Satu hal yang membedakan adalah, skripsi ini juga menganalisis tentang akibat yang ditimbulkan dari pergeseran makna pada terjemahan komik. Walaupun keduanya mengangkat topik dan teori yang sama, namun penelitian mereka tetap berbeda dengan penelitian ini karena objek material dan sumber bahasa acuan yang berbeda. Pada tahun 2012, Sanityas Suryobroto menulis skripsi berjudul Humanisme dalam Novel Le Petit Prince Karya Antoine de Saint-Exupéry yang mengupas tentang novel Le Petit Prince yang sarat akan nilai-nilai kemanusiaan. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui arti humanism versi Antoine de Saint-Exupéry yang dituangkan dalam karyanya tersebut. Hal yang membedakan dengan penelitian ini yaitu, Suryobroto melakukan penelitian pada bidang ilmu sastra dengan humanisme sebagai teori dasarnya. Selain keempat contoh penelitian mengenai terjemahan di atas, masih banyak penelitian lain yang mengulas hal serupa. Namun hinga kini belum ada yang membahas mengenai pergeseran makna pada penerjemahan novel Le Petit Prince ke dalam berbahasa Indonesia.

8 8 1.5 Landasan Teori Terjemahan Pada subbab latar belakang telah dipaparkan definisi J.C. Catford mengenai terjemahan, yaitu penggantian naskah berbahasa sumber dengan naskah berbahasa sasaran secara sepadan. Dalam bukunya yang berjudul Teori dan Seni Menerjemahkan, Nurachman Hanafi (1986:22) menyebutkan bahwa praktik menerjemahkan merupakan seni menyampaikan pesan. Dapat dikatakan demikian karena tugas seorang penerjemah adalah untuk memahami pesan dalam BSu untuk kemudian disampaikan ke dalam BSa. Butuh keahlian dan kesabaran khusus untuk dapat menerjemahkan dengan baik karena pesan yang dihasilkan harus sepadan dengan pesan dalam BSu, seperti yang diutarakan oleh Eugene A. Nida (1969:12): Translating consists in producing in the receptor language the closest natural equivalent to the message of the source language, first in meaning and secondly in style. Menerjemahkan berarti menciptakan padanan yang paling dekat dalam bahasa sasaran terhadap pesan bahasa sumber, pertama dalam hal makna dan kedua dalam hal gaya bahasa. Beberapa pendapat di atas mengandung inti yang sama bahwa terjemahan adalah praktik pemindahan teks dari BSu ke BSa dengan memerhatikan pesan yang terkandung di dalam teks tersebut agar terjemahan yang dihasilkan bisa sepadan.

9 Pergeseran dalam Penerjemahan Perbedaan sistem pada setiap bahasa menyebabkan penerjemahan tidak bisa benar-benar utuh dari BSu ke BSa. Pada hasil terjemahan sering ditemui perbedaan susunan kata atau bahkan perbedaan makna dari BSu. Hal inilah yang sering disebut dengan pergeseran dalam penerjemahan. Dalam bukunya yang berjudul Pedoman bagi Penerjemah, Rochayah Machali (2000:63) mengatakan bahwa dalam prosedur penerjemahan terdapat dua jenis pergeseran, yaitu pergeseran bentuk dan pergeseran makna. Sependapat dengan Machali, Maurits Simatupang menyebutkan pada bukunya yang berjudul Pengantar Teori Terjemahan (2000:88 92) bahwa pergeseran dalam terjemahan terdiri dari tiga tataran, yaitu: 1) Pergeseran pada Tataran Bentuk Pada tataran ini, pergeseran penerjemahan terjadi pada bentuk suatu kata. Hal ini disebabkan karena setiap bahasa memiliki aturan masing-masing dalam pembentukan katanya. Pergeseran pada tataran bentuk dibagi menjadi dua, yaitu pergeseran pada tataran morfem dan pergeseran pada tataran sintaksis. 2) Pergeseran Kategori Kata Pergeseran penerjemahan pada tataran ini menekankan pada pergeseran kategori kata yang seringkali berubah sejalan dengan proses penerjemahan. Pergeseran yang dapat terjadi pada tataran ini meliputi pergeseran dari nomina ke adjektiva, pergeseran dari nomina ke verba, dan sebaliknya.

10 10 3) Pergeseran pada Tataran Semantik Selain pergeseran pada tataran bentuk dan kategori kata, pergeseran pada tataran semantik juga sangat rawan terjadi pada proses penerjemahan. Pergeseran pada tataran ini terjadi karena perbedaan sudut pandang budaya antara bahasa sumber dan bahasa sasaran. Selain itu, penerjemahan setiap kata maupun kalimat dari BSu seringkali tidak dapat diterjemahkan secara utuh dan harfiah ke dalam BSa. Perlu ada berbagai penyesuaian agar hasil terjemahan dapat berterima dalam BSa. Terdapat tiga spesifikasi dari pergeseran pada tataran ini, antara lain pergeseran dari makna generik ke makna spesifik, pergeseran dari makna spesifik ke makna generik, dan pergeseran makna karena perbedaan sudut pandang budaya Strategi Penerjemahan Strategi penerjemahan dapat juga disebut sebagai teknik penerjemahan. Hal inilah yang digunakan para penerjemah untuk menerjemahkan suatu kata, frasa, klausa, atau bahkan kalimat. Dalam bukunya yang berjudul Translation; Bahasan Teori & Penuntun Praktis Menerjemahkan, Hariyanto dan Suryawinata (200:67) mengategorikan strategi penerjemahan menjadi dua, yaitu strategi struktural dan strategi semantis.

11 11 1) Strategi Struktural Strategi struktural pada penerjemahan menekankan pada struktur kalimat. Strategi ini wajib dilakukan demi menghasilkan terjemahan yang berterima secara struktural dalam BSa. Tiga strategi dasar yang terkait dengan masalah struktur adalah penambahan, pengurangan, dan transposisi. Pada strategi penambahan, penerjemahan kata-kata dari BSu disesuaikan dengan struktur dalam BSa dengan cara menambahkan unsur-unsur dalam suatu kata atau kalimat. Sebaliknya, strategi pengurangan dilakukan dengan cara mengurangi unsur-unsur yang ada dalam suatu kata atau kalimat. Contohnya seperti frasa bahasa Indonesia saya guru yang diterjemahkan menjadi I am a teacher pada bahasa Inggris. Unsur frasa yang bergaris bawah merupakan unsur yang ditambahkan supaya frasa tersebut sesuai dan berterima dalam struktur BSa (Hariyanto dan Suryawinata, 2007:68). Strategi penerjemahan selanjutnya yang terkait dengan struktur adalah transposisi. Strategi ini sedikit berbeda dengan dua strategi sebelumnya karena digunakan untuk menerjemahkan klausa atau kalimat. Transposisi seringkali diterapkan atas alasan gaya bahasa yang lebih sesuai dengan BSa. Strategi ini diaplikasikan dengan cara pemisahan dan penggabungan kalimat, atau mengubah susunan kalimat dalam teks. 2) Strategi Semantis Pada strategi ini, penerjemahan dilakukan dengan mempertimbangkan makna dalam BSu dan BSa. Selain itu, pemilihan strategi yang diaplikasikan pada

12 12 penerjemahan juga didasarkan pada konteks cerita atau teks pada BSu. Strategi semantis terdiri dari sembilan strategi turunan yang dapat diaplikasikan baik pada kata, frasa, klausa, maupun kalimat. Kesembilan strategi tersebut adalah sebagai berikut. a) Pungutan Pada strategi ini, penerjemah membawa kata dari BSu ke dalam teks BSa. Strategi pungutan mencakup transliterasi, yaitu kata-kata BSu dipertahankan secara utuh baik bunyi maupun tulisan, dan naturalisasi atau adaptasi, yaitu katakata BSu yang ditulis dan diucapkan sesuai dengan aturan BSa. (2) BSu : ambition BSa : ambisi (Hariyanto dan Suryawinata, 2007:71) b) Padanan Budaya Pada strategi ini digunakan kata yang khas dalam BSa untuk menerjemahkan kata khasa pada BSu. (3) BSu : Minggu depan Jaksa Agung Andi Ghalib akan berkunjung ke Swiss. BSa : Next week the Attorney General Andi Ghalib will visit Switserland. (Hariyanto dan Suryawinata, 2007:72) c) Padanan Deskriptif dan Analisis Komponensial Pada strategi padanan deskriptif, penerjemah mendeskripsikan makna BSu secara lebih jelas pada BSa. Strategi ini seringkali ditempatkan pada daftar katakata atau glosarium.

13 13 (4) BSu : Samurai BSa : aristrokrat Jepang pada abad XI sampai XIX yang menjadi pegawai pemerintahan (Hariyanto dan Suryawinata, 2007:73) Sedikit berbeda dengan padanan deskriptif, pada strategi analisis komponensial kata dalam BSu diterjemahkan denngan cara merinci komponenkomponen makna dari kata tersebut. (5) BSu : Gadis itu menari dengan luwesnya. BSa : The girl is dancing with great fluidity and grace. (Hariyanto dan Suryawinata, 2007:73) d) Sinonim Pada strategi ini, penerjemah menggunakan padanan kata dalam BSa yang kurang lebih sama dan bersifat umum untuk menerjemahkan BSu. (6) BSu : What a cute baby you ve got! BSa : Alangkah lucunya bayi Anda! (Hariyanto dan Suryawinata, 2007:73) e) Terjemahan Resmi Pada strategi ini digunakan padanan atau terjemahan resmi yang sudah dibakukan dalam buku Pengindonesiaan Nama dan Kata Asing yang dikeluarkan oleh Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (7) BSu : read-only memory BSa : memori simpan tetap (Hariyanto dan Suryawinata, 2007:74)

14 14 f) Penyusutan Pada prosesnya, strategi penerjemahan ini mengakibatkan adanya penyusutan komponen kata dari BSu. (8) BSu : automobile BSa : mobil (Hariyanto dan Suryawinata, 2007:74) g) Perluasan Bertolak belakang dengan penyusutan, pada strategi ini dilakukan perluasan kata saat proses penerjemahannya. (9) BSu : whale BSa : ikan paus (Hariyanto dan Suryawinata, 2007:74) h) Penambahan Strategi penambahan dilakukan untuk memperjelas makna dengan cara mencantumkan informasi tambahan. (10) BSu : The skin, which is hard and scaly, is greyish in color, thus helping to camouflage it from predators when underwater. BSa : Kulitnya, yang keras dan bersisik, berwarna abu-abu. Dengan demikian, kulit ini membantunya berkamuflase, menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan untuk menyelamatka diri dari predator, hewan pemangsa, jika berada di dalam air. (Hariyanto dan Suryawinata, 2007:75) i) Penghapusan Pada strategi ini dilakukan penghapusan bagian dari TSu, baik penghapusan kata, klausa, atau kalimat karena unsur tersebut dianggap tidak terlalu berpengaruh.

15 15 (11) BSu : Sama dengan raden ayu ibunya, katanya lirih. BSa : Just like her mother, she wispered. (Hariyanto dan Suryawinata, 2007:75) j) Modulasi Strategi penerjemahan ini biasa digunakan untuk menerjemahkan frasa, klausa, atau kalimat. Modulasi terdiri dari modulasi wajib yang dilakukan karena pada BSa tidak ditemukan padanan yang sesuai dan modulasi bebas yang dilakukan untuk memperjelas makna sekaligus menghasilkan TSa yang luwes dan berterima (Machali, 2000:69 70). Berikut contoh modulasi bebas. (12) BSu : I broke my leg. BSa : Kakiku patah. (Hariyanto dan Suryawinata, 2007:76) Semantik Semantik adalah salah satu cabang ilmu linguistik yang mempelajari makna atau arti dari sebuah bahasa (Verhaar, 1996:385). Semantik dibagi menjadi dua, yaitu semantik gramatikal dan semantik leksikal. Semantik gramatikal adalah makna yang muncul akibat adanya proses afiksasi, reduplikasi, dan komposisi. Sedangkan semantik leksikal adalah bentuk ajektif yang diturunkan dari bentuk nomina leksikon (Chaer, 2009:60 62). Mempelajari semantik berarti mempelajari makna kata yang telah disepakati oleh masyarakat pengguna bahasa. Makna memiliki tiga tingkatan keberadaan, yaitu (1) makna menjadi isi dari suatu bentuk kebahasaan, (2) makna menjadi isi dari suatu bahasa, dan (3) makna menjadi isi komunikasi yang mampu menghasilkan informasi tertentu (Djajasudarma, 1999:5).

16 16 Berdasarkan uraian teori yang telah dipaparkan di atas, penelitian ini akan menggunakan teori semantik dan terjemahan sebagai induknya. Kemudian, teori yang akan diterapkan pada analisis data adalah teori pergeseran dalam penerjemahan yang akan digunakan untuk mengungkapkan jenis-jenis pergeseran makna yang ada di dalam novel terjemahan Le Petit Prince dan strategi penerjemahan yang akan digunakan untuk mengetahui faktor penyebab pergeseran makna yang terjadi. Teori-teori tersebut dipilih karena dapat menjawab permasalahan yang ada dalam penelitian ini secara relevan. 1.6 Metode Penelitian dan Analisis Data Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu tahap pengumpulan data, tahap analisis data, dan tahap penyajian hasil analisis data. Pada tahap pengumpulan data dilakukan metode simak dengan membaca dan memahami Le Petit Prince dan Pangeran Cilik. Setelah itu, data dalam bahasa Prancis dan bahasa Indonesia dicatat dan dikelompokkan dalam kartu data kemudian diklasifikasikan ke dalam setiap kategori pergeseran makna semantik. Data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis untuk mengetahui bentukbentuk pergeseran makna yang terjadi serta faktor penyebabnya. Analisis data menggunakan gabungan metode agih dan padan. Metode agih adalah metode analisis data yang alat penentunya bagian dari bahasa itu sendiri, gunanya adalah untuk meneliti aspek kebahasaan yang terdapat pada data. Sedangkan metode padan adalah metode analisis data yang alat penentunya bukan merupakan bagian

17 17 dari bahasa tersebut (Sudaryanto, 1993:13 16). Salah satu contoh penerapan metode agih adalah penggunaan tabel komponen makna, sedangkan metode padan berhubungan dengan konteks cerita di dalam novel. Kemudian, tahap terakhir dari metode penelitian ini adalah pemaparan hasil penelitian dalam bentuk tugas akhir atau skripsi. 1.7 Sistematika Penyajian Penelitian ini tersaji dalam tiga bab yang terdiri dari: penyampaian latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, dan metode penelitian yang akan dipaparkan pada bab I. Selanjutnya pada bab II akan mengupas teori dan analisis pergeseran makna beserta faktor penyebabnya terhadap sumber data yang sudah dipilih. Bab III akan memaparkan hasil dan kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, merupakan sebuah ilmu yang mepelajari tentang bahasa secara

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, merupakan sebuah ilmu yang mepelajari tentang bahasa secara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Linguistik, merupakan sebuah ilmu yang mepelajari tentang bahasa secara verbal. Tentunya ilmu bahasa atau sering disebut linguistik memiliki cabangcabang ilmu bahasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesan yang disampaikan dapat melalui karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. Pesan yang disampaikan dapat melalui karya sastra. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bahasa memiliki peranan penting dalam hal berkomunikasi. Fungsi penting dari bahasa adalah menyampaikan pesan dengan baik secara verbal atau tulisan. Pesan yang disampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi atau berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Bahasa sangat

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi atau berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Bahasa sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia yang digunakan untuk berkomunikasi atau berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Bahasa sangat beranekaragam

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diperoleh pada bab-bab

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diperoleh pada bab-bab BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini, penulis akan memberikan kesimpulan serta saran berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diperoleh pada bab-bab sebelumnya. 5.1 Kesimpulan 5.1.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seorang anak yang sudah terbiasa dibacakan ataupun membaca buku cerita

BAB I PENDAHULUAN. Seorang anak yang sudah terbiasa dibacakan ataupun membaca buku cerita BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seorang anak yang sudah terbiasa dibacakan ataupun membaca buku cerita sendiri bisa menjadikannya sebagai sahabat. Buku cerita memberikan informasi kepada anak tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bernama Hamuro Rin. Pria kelahiran Kitakyushu, Jepang ini memulai debutnya

BAB I PENDAHULUAN. bernama Hamuro Rin. Pria kelahiran Kitakyushu, Jepang ini memulai debutnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Novel Higurashi no Ki merupakan salah satu karya penulis terkenal bernama Hamuro Rin. Pria kelahiran Kitakyushu, Jepang ini memulai debutnya sebagai penulis pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sesuatu yang bersifat universal karena tidak memedulikan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sesuatu yang bersifat universal karena tidak memedulikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sesuatu yang bersifat universal karena tidak memedulikan warna kulit, ras, agama, bangsa dan negara. Bahasa merupakan perwujudan suatu konsep

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini, penulis akan menjabarkan teori-teori yang digunakan penulis dalam menerjemahkan Komik Indonesia Nusantaranger karya Tim Nusantaranger. Agar dapat menerjemahkan komik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia. Bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang tidak. kegiatan manusia yang tidak disertai oleh bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia. Bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang tidak. kegiatan manusia yang tidak disertai oleh bahasa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam berkomunikasi antar manusia dibutuhkan bahasa yang disepakati oleh pengguna bahasa itu sendiri. Bahasa mempunyai keterikatan dan keterkaitan dalam kehidupan manusia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kata deiksis berasal dari bahasa Yunani deiktikos yang memiliki arti

BAB I PENDAHULUAN. Kata deiksis berasal dari bahasa Yunani deiktikos yang memiliki arti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kata deiksis berasal dari bahasa Yunani deiktikos yang memiliki arti penunjukan secara langsung (Purwo, 1984: 2). Dardjowidjojo (1988: 35) bersama beberapa ahli bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi pertukaran ilmu pengetahuan dan teknologi dari satu

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi pertukaran ilmu pengetahuan dan teknologi dari satu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi pertukaran ilmu pengetahuan dan teknologi dari satu negara ke negara yang lain semakin mudah dan berkembang pesat. Akan tetapi, ada satu hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan. BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan. 1.1 Latar Belakang Penelitian Masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda. Berbagai macam problematika pada proses komunikasi juga turut

BAB I PENDAHULUAN. berbeda. Berbagai macam problematika pada proses komunikasi juga turut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat mendukung terjalinnya komunikasi di antara semua orang dari berbagai belahan dunia yang berbeda. Berbagai macam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan kalimat pada suatu karya tulis biasanya diterjemahkan secara

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan kalimat pada suatu karya tulis biasanya diterjemahkan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerjemahan kalimat pada suatu karya tulis biasanya diterjemahkan secara semantik atau pragmatik. Kajian makna bahasa seharusnya tidak terlepas dari konteks mengingat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah bahan utama kesusastraan. Harus disadari bahwa bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah bahan utama kesusastraan. Harus disadari bahwa bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahasa adalah bahan utama kesusastraan. Harus disadari bahwa bahasa adalah ciptaan manusia dan mempunyai muatan budaya dan linguistik dari kelompok pemakai bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjangkau ke berbagai kalangan dan usia. Sebagian orang telah menganggap

BAB I PENDAHULUAN. menjangkau ke berbagai kalangan dan usia. Sebagian orang telah menganggap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komik sebagai salah satu media hiburan maupun pendidikan mampu menjangkau ke berbagai kalangan dan usia. Sebagian orang telah menganggap komik sebagai bagian dari hidupnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu dengan yang lainnya, yang kemudian disebut dengan komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan pesan secara tertulis dari teks suatu

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan pesan secara tertulis dari teks suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan pesan secara tertulis dari teks suatu bahasa ke bahasa yang lain. Teks yang diterjemahkan disebut Teks Sumber (Tsu) dan bahasanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerjemah tersebut adalah teks sastra berupa novel dengan judul Madame

BAB I PENDAHULUAN. penerjemah tersebut adalah teks sastra berupa novel dengan judul Madame BAB I PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG Karya sastra terjemahan merupakan peluang yang menjanjikan di abad ke- ini. Varietas karya sastra terjemahan yang diminati oleh masyarakat Indonesia terdiri atas empat

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga membentuk kata dengan aturan sintaks untuk membentuk kalimat yang memiliki arti. Bahasa memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diminati oleh masyarakat Indonesia terutama para remaja setelah merebaknya

BAB I PENDAHULUAN. diminati oleh masyarakat Indonesia terutama para remaja setelah merebaknya BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Akhir-akhir ini segala hal yang berkaitan dengan Korea menjadi begitu diminati oleh masyarakat Indonesia terutama para remaja setelah merebaknya Korean wave (Gelombang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan transformasi bentuk yakni

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan transformasi bentuk yakni BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penerjemahan merupakan suatu kegiatan transformasi bentuk yakni kegiatan mengubah bentuk bahasa yang satu ke bahasa yang lain. Dalam The Merriam Webster Dictionary

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanah liat, clay juga ada yang terbuat dari bermacam-macam bahan tetapi adonannya

BAB I PENDAHULUAN. tanah liat, clay juga ada yang terbuat dari bermacam-macam bahan tetapi adonannya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Clay dalam arti yang sesungguhnya adalah tanah liat, namun selain terbuat dari tanah liat, clay juga ada yang terbuat dari bermacam-macam bahan tetapi adonannya memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dirasakannya melalui hasil karya tulisnya kepada para pembacanya. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. yang dirasakannya melalui hasil karya tulisnya kepada para pembacanya. Banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komik merupakan salah satu karya sastra. Dengan membaca karya sastra termasuk melakukan proses komunikasi antara pengarang dengan pembaca. Pengarang komik ingin menyampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif; biasanya

BAB I PENDAHULUAN. Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif; biasanya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif; biasanya dalam bentuk cerita (sumber: wikipedia.com). Penulis novel disebut novelis. Kata novel

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Berdasarkan data-data yang dikumpulkan baik berupa penelitian, jurnal

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Berdasarkan data-data yang dikumpulkan baik berupa penelitian, jurnal BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Berdasarkan data-data yang dikumpulkan baik berupa penelitian, jurnal maupun hasil penelitian lainnya, ditemukan beberapa penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Dewasa ini, bahasa semakin berkembang pesat. Oleh karena itu, manusia

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Dewasa ini, bahasa semakin berkembang pesat. Oleh karena itu, manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah salah satu unsur penting dalam kehidupan manusia yaitu sebagai sarana dalam berkomunikasi antara individu yang satu dengan lainnya. Dewasa ini,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda. Dalam menghadapi masalah ini, kegiatan penerjemahan memberikan solusi karena

BAB I PENDAHULUAN. berbeda. Dalam menghadapi masalah ini, kegiatan penerjemahan memberikan solusi karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa, baik lisan maupun tulisan merupakan alat yang penting dalam mendukung terjalinnya komunikasi antar individu. Dalam kegiatan komunikasi, tujuan dari kegiatan

Lebih terperinci

BAB 6 PENUTUP. Terjemahan yang baik memiliki tiga kriteria, yakni ketepatan, kejelasan, dan

BAB 6 PENUTUP. Terjemahan yang baik memiliki tiga kriteria, yakni ketepatan, kejelasan, dan 192 BAB 6 PENUTUP Terjemahan yang baik memiliki tiga kriteria, yakni ketepatan, kejelasan, dan kewajaran (Larson, 1989:53). Ketepatan berarti bahwa terjemahan harus menyampaikan pesan sesuai dengan yang

Lebih terperinci

Bab II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Bell (1991:13) terdapat tiga 3 makna kata terjemahan. Yang pertama

Bab II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Bell (1991:13) terdapat tiga 3 makna kata terjemahan. Yang pertama Bab II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Terjemahan dan Penerjemahan Menurut Bell (1991:13) terdapat tiga 3 makna kata terjemahan. Yang pertama terjemahan mengacu kepada proses menerjemahkan (kegiatan menerjemahkan).

Lebih terperinci

ANALISIS BUDAYA MATERIAL DALAM TERJEMAHAN KUMPULAN CERITA PENDEK MADEMOISELLE FIFI KARYA GUY DE MAUPASSANT

ANALISIS BUDAYA MATERIAL DALAM TERJEMAHAN KUMPULAN CERITA PENDEK MADEMOISELLE FIFI KARYA GUY DE MAUPASSANT BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam berinteraksi antara sesamanya, manusia menggunakan bahasa untuk menyampaikan informasi, gagasan, pendapat serta untuk mengekspresikan diri dan perasaan. Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Negara Jepang adalah salah satu negara yang kerap dijadikan acuan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Negara Jepang adalah salah satu negara yang kerap dijadikan acuan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Jepang adalah salah satu negara yang kerap dijadikan acuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Akan tetapi, dibalik kemajuan teknologinya yang pesat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dari tingkat kata, frasa hingga teks untuk menyampaikan makna teks

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dari tingkat kata, frasa hingga teks untuk menyampaikan makna teks BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era kemajuan teknologi dewasa ini semakin banyak terjemahan bahasa dari tingkat kata, frasa hingga teks untuk menyampaikan makna teks bahasa sumber (TSu) ke dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah salah satu alat yang digunakan untuk mengekspresikan. sesuatu, baik untuk menyatakan pendapat, pengalaman atau untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah salah satu alat yang digunakan untuk mengekspresikan. sesuatu, baik untuk menyatakan pendapat, pengalaman atau untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah salah satu alat yang digunakan untuk mengekspresikan sesuatu, baik untuk menyatakan pendapat, pengalaman atau untuk mengekspresikan perasaan atau emosi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah ciri utama manusia dan merupakan alat komunikasi paling

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah ciri utama manusia dan merupakan alat komunikasi paling 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah ciri utama manusia dan merupakan alat komunikasi paling penting dalam kehidupan manusia. Manusia dapat mengungkapkan buah pikirannya, perasaannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setidaknya jika itu mengacu pada data yang dirilis oleh UNESCO ditahun 2011.

BAB I PENDAHULUAN. setidaknya jika itu mengacu pada data yang dirilis oleh UNESCO ditahun 2011. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara dengan minat baca paling rendah di dunia, setidaknya jika itu mengacu pada data yang dirilis oleh UNESCO ditahun 2011. Selain itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerima dan bahasa menjadi media dalam penyampaian informasi tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. penerima dan bahasa menjadi media dalam penyampaian informasi tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Komunikasi menjadi tali penghubung dalam hubungan antar manusia. Dalam berkomunikasi, dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Pada kajian pustaka dicantumkan beberapa penelitian terdahulu yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Pada kajian pustaka dicantumkan beberapa penelitian terdahulu yang BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Pada kajian pustaka dicantumkan beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan referensi dalam penelitian ini. Penelitian-penelitian tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jika kita membaca berbagai macam karya sastra Jawa, maka di antaranya ada

BAB I PENDAHULUAN. Jika kita membaca berbagai macam karya sastra Jawa, maka di antaranya ada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jika kita membaca berbagai macam karya sastra Jawa, maka di antaranya ada karya sastra berbentuk puisi yang dikenal sebagai těmbang macapat atau disebut juga těmbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbeda dengan sintaksis yang mempelajari bagaimana satuan bahasa terbentuk,

BAB I PENDAHULUAN. Berbeda dengan sintaksis yang mempelajari bagaimana satuan bahasa terbentuk, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam mempelajari bahasa Inggris terutama yang berkenaan dengan makna yang terkandung dalam setiap unsur suatu bahasa, semantik merupakan ilmu yang menjadi pengukur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keniscayaan karena kebutuhan informasi dan ilmu pengetahuan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. keniscayaan karena kebutuhan informasi dan ilmu pengetahuan yang semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pada zaman globalisasi ini, penerjemahan merupakan sebuah keniscayaan karena kebutuhan informasi dan ilmu pengetahuan yang semakin meningkat sehingga penerjemahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hyde mulai dari masa anak-anak hingga dewasa, yang awalnya ingin menjadi. seorang komikus kemudian beralih menjadi seorang pemusik.

BAB I PENDAHULUAN. Hyde mulai dari masa anak-anak hingga dewasa, yang awalnya ingin menjadi. seorang komikus kemudian beralih menjadi seorang pemusik. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Autobiografi atau otobiografi adalah sebuah biografi atau riwayat hidup yang ditulis oleh pemiliknya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia otobiografi adalah riwayat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Era globalisasi saat ini yang bercirikan keterbukaaan, persaingan, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Era globalisasi saat ini yang bercirikan keterbukaaan, persaingan, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi saat ini yang bercirikan keterbukaaan, persaingan, dan kesalingtergantungan antar bangsa serta derasnya arus informasi yang menembus batas-batas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gramatikal dalam bahasa berkaitan dengan telaah struktur bahasa yang berkaitan. dengan sistem kata, frasa, klausa, dan kalimat.

BAB I PENDAHULUAN. gramatikal dalam bahasa berkaitan dengan telaah struktur bahasa yang berkaitan. dengan sistem kata, frasa, klausa, dan kalimat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian dalam bidang linguistik berkaitan dengan bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa tulis memiliki hubungan dengan tataran gramatikal. Tataran gramatikal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alam pikiran sehingga terwujud suatu aktivitas. dalam pikiran pendengar atau pembaca.

BAB I PENDAHULUAN. alam pikiran sehingga terwujud suatu aktivitas. dalam pikiran pendengar atau pembaca. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi sehari-hari oleh para penuturnya. Bahasa merupakan sesuatu yang sangat penting dalam proses berpikir maupun dalam kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif - Tales for Creative

BAB I PENDAHULUAN. Buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif - Tales for Creative BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif - Tales for Creative Children merupakan buku cerita bilingual yang menggunakan dua bahasa yaitu bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, semantik adalah bidang yang fokus mempelajari tentang makna baik yang berupa text

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, semantik adalah bidang yang fokus mempelajari tentang makna baik yang berupa text BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh manusia dalam kehidupan seharihari. Ketika berbahasa ada bentuk nyata dari pikiran yang ingin disampaikan kepada mitra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Humor merupakan suatu budaya yang bersifat universal. Humor adalah

BAB I PENDAHULUAN. Humor merupakan suatu budaya yang bersifat universal. Humor adalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Humor merupakan suatu budaya yang bersifat universal. Humor adalah sesuatu yang bersifat lucu dan menghibur sehingga dapat menghilangkan stres dan membuat suasana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan suatu media terpenting untuk berkomunikasi baik

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan suatu media terpenting untuk berkomunikasi baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu media terpenting untuk berkomunikasi baik melalui lisan maupun tulisan. Salah satu bahasa yang digunakan adalah bahasa Inggris. Bahasa

Lebih terperinci

Contoh: (1) Tsu : A, a kibun onsenyado da ne korya. (CMCJ. Tsa Wah, nikmatnya scpcrti scdang berlibur ke pemandian air paiias saja (CMCI5:42)

Contoh: (1) Tsu : A, a kibun onsenyado da ne korya. (CMCJ. Tsa Wah, nikmatnya scpcrti scdang berlibur ke pemandian air paiias saja (CMCI5:42) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa menurut Koentjaraningrat merapakan salah satu dari tujuh unsur kebudayaan yang bersifat universal. Unsur-unsur yang lainnya adalah sistem pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sasaran (selanjutnya disingkat Bsa) se-alami mungkin baik secara arti dan secara

BAB I PENDAHULUAN. sasaran (selanjutnya disingkat Bsa) se-alami mungkin baik secara arti dan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, perbedaan bahasa sudah tidak lagi menjadi hambatan untuk mendapatkan informasi dari berbagai belahan dunia. Tuntutan mendapatkan informasi inilah yang memunculkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam menggunakan bahasa saat berkomunikasi baik bahasa lisan maupun bahasa tulisan. Di dalam berbahasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang lain baik menggunakan kata maupun gerakan. Setiap negara pasti memiliki

BAB I PENDAHULUAN. orang lain baik menggunakan kata maupun gerakan. Setiap negara pasti memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang berperan penting dalam kehidupan bersosial. Bahasa memudahkan manusia memahami maksud dan tujuan orang lain baik menggunakan kata

Lebih terperinci

IDEOLOGI DALAM PENERJEMAHAN (Farida Amalia Universitas Pendidikan Indonesia)

IDEOLOGI DALAM PENERJEMAHAN (Farida Amalia Universitas Pendidikan Indonesia) IDEOLOGI DALAM PENERJEMAHAN (Farida Amalia Universitas Pendidikan Indonesia) A. Pendahuluam Penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan secara tertulis pesan dari teks suatu bahasa ke dalam teks bahasa lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan bisa mencakup beberapa pengertian. Ahli linguistik telah

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan bisa mencakup beberapa pengertian. Ahli linguistik telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penerjemahan bisa mencakup beberapa pengertian. Ahli linguistik telah memberi banyak definisi tentang penerjemahan, diantaranya: (1) bidang ilmu secara umum,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki sistem fonologi dan tata bahasanya sendiri, yang membedakannya dari bahasa lain. Oleh karena itu, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki sistem fonologi dan tata bahasanya sendiri, yang membedakannya dari bahasa lain. Oleh karena itu, masyarakat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap bahasa memiliki sistem fonologi dan tata bahasanya sendiri, yang membedakannya dari bahasa lain. Oleh karena itu, masyarakat pemakai bahasa membutuhkan satu

Lebih terperinci

TEKNIK PENERJEMAHAN BSu BSa

TEKNIK PENERJEMAHAN BSu BSa TEKNIK PENERJEMAHAN Teknik penerjemahan ialah cara yang digunakan untuk mengalihkan pesan dari ke, diterapkan pada tataran kata, frasa, klausa maupun kalimat. Menurut Molina dan Albir (2002), teknik penerjemahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengusung permasalahan keilmuan. Materi yang dituangkan dalam tulisan ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. mengusung permasalahan keilmuan. Materi yang dituangkan dalam tulisan ilmiah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya ilmiah adalah karangan yang berisi gagasan ilmiah yang disajikan secara ilmiah serta menggunakan bentuk dan bahasa ilmiah. Karya tulis ilmiah mengusung permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai pembelajar bahasa asing pada pendidikan formal, sudah sewajarnya

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai pembelajar bahasa asing pada pendidikan formal, sudah sewajarnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai pembelajar bahasa asing pada pendidikan formal, sudah sewajarnya dituntut untuk memiliki kemampuan lebih baik dalam memahami bahasa asing tersebut dibandingkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Bahasa Mandarin

BAB II LANDASAN TEORI. A. Bahasa Mandarin BAB II LANDASAN TEORI A. Bahasa Mandarin 1. Definisi Bahasa Mandarin Bahasa mandarin merupakan salah satu bahasa yang paling sering bei digunakan di dunia ini. Dalam pengertian luas, Mandarin berarti 北

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. Penerjemahan teks, buku-buku dan informasi lain ke dalam bahasa Inggris

Bab I PENDAHULUAN. Penerjemahan teks, buku-buku dan informasi lain ke dalam bahasa Inggris Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerjemahan teks, buku-buku dan informasi lain ke dalam bahasa Inggris telah dilakukan oleh praktisi atau pakar-pakar terjemahan untuk penyebaran informasi dari satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kaidah sebuah bahasa. Unsur-unsur atau satuan dari kalimat itu tersusun

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kaidah sebuah bahasa. Unsur-unsur atau satuan dari kalimat itu tersusun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap kalimat memiliki unsur-unsur atau satuan yang lebih kecil yang tersusun sesuai dengan kaidah sebuah bahasa. Unsur-unsur atau satuan dari kalimat itu tersusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pergeseran. Pergeseran makna yang belum begitu jauh memungkinkan penutur

BAB I PENDAHULUAN. pergeseran. Pergeseran makna yang belum begitu jauh memungkinkan penutur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Luasnya pemakaian bahasa menyebabkan makna sebuah kata mengalami pergeseran. Pergeseran makna yang belum begitu jauh memungkinkan penutur atau peneliti bahasa akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hobi adalah kegemaran; kesenangan istimewa pada waktu senggang,

BAB I PENDAHULUAN. Hobi adalah kegemaran; kesenangan istimewa pada waktu senggang, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hobi adalah kegemaran; kesenangan istimewa pada waktu senggang, bukan pekerjaan utama. 1 Tujuan hobi adalah untuk memenuhi keinginan dan mendapatkan kesenangan. 2 Terdapat

Lebih terperinci

BAB 2 KONSEP IDIOM DAN PENERJEMAHAN

BAB 2 KONSEP IDIOM DAN PENERJEMAHAN 7 BAB 2 KONSEP IDIOM DAN PENERJEMAHAN Salah satu kajian ilmu linguistik adalah semantik. Semantik berhubungan dengan makna yang ada pada setiap bahasa. Pada bab ini akan dibahas mengenai makna dari Palmer,

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini Penulis akan menjabarkan tentang teori yang digunakan Penulis

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini Penulis akan menjabarkan tentang teori yang digunakan Penulis Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini Penulis akan menjabarkan tentang teori yang digunakan Penulis dalam menerjemahkan lirik lagu Sepasang Mata Bola karya Ismail Marzuki. Penerjemahan lirik lagu ini membutuhkan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa merupakan alat untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat, dan

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa merupakan alat untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat, dan Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat, dan keinginan kepada orang lain, sehingga bahasa menjadi sesuatu alat yang tidak dapat dipisahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhasil menerjemahkan suatu teks dari bahasa sumber ke bahasa sasaran jika ia

BAB I PENDAHULUAN. berhasil menerjemahkan suatu teks dari bahasa sumber ke bahasa sasaran jika ia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses penerjemahan bahasa sumber terhadap bahasa sasaran bukanlah merupakan suatu hal yang mudah untuk dilakukan. Seorang penerjemah dikatakan berhasil menerjemahkan

Lebih terperinci

MANUAL PROSEDUR DAN FORMAT PENULISAN TUGAS AKHIR PROGRAM DIPLOMA BAHASA PRANCIS SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS GADJAH MADA

MANUAL PROSEDUR DAN FORMAT PENULISAN TUGAS AKHIR PROGRAM DIPLOMA BAHASA PRANCIS SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS GADJAH MADA MANUAL PROSEDUR DAN FORMAT PENULISAN TUGAS AKHIR PROGRAM DIPLOMA BAHASA PRANCIS SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS GADJAH MADA A. Manual Prosedur Tugas akhir Tugas akhir merupakan salah satu syarat untuk penyelesaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia yang masih belum mempunyai kemampuan untuk. kehidupan sehari-hari baik secara lisan maupun tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia yang masih belum mempunyai kemampuan untuk. kehidupan sehari-hari baik secara lisan maupun tulisan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar orang menggunakan bahasa Inggris sebagai alat komunikasi dengan Negara lain di seluruh dunia. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk mengerti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Membaca buku bermanfaat bagi manusia, mulai dari anak-anak hingga

BAB I PENDAHULUAN. Membaca buku bermanfaat bagi manusia, mulai dari anak-anak hingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Membaca buku bermanfaat bagi manusia, mulai dari anak-anak hingga dewasa sekalipun. Manfaat yang dapat diperoleh antara lain sebagai hiburan, penghilang stres, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, buku telah menjadi bagian dari kebudayaan masyarakat Indonesia, baik dalam bentuk komik, novel, maupun majalah. Akan tetapi, sungguh disayangkan hal ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penerjemahan merupakan suatu proses komunikasi antar dua bahasa. Maksudnya adalah menyampaikan kembali maksud atau isi pesan dalam teks sumber sehingga dapat dimengerti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pokok musik yaitu irama, melodi, harmoni, dan bentuk atau struktur lagu

BAB I PENDAHULUAN. pokok musik yaitu irama, melodi, harmoni, dan bentuk atau struktur lagu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik adalah suatu hasil karya seni berupa bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsurunsur pokok musik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang yang masuk ke Indonesia tidak hanya animasi, komik, dan musik namun juga

BAB I PENDAHULUAN. Jepang yang masuk ke Indonesia tidak hanya animasi, komik, dan musik namun juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya populer dari Jepang saat ini menjadi tren di beberapa kalangan masyarakat Indonesia. Seiring dengan perkembangan akses informasi, produk budaya Jepang yang masuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kenali adalah surat perjanjian, sertifikat, buku ilmu pengetahuan bidang hukum

BAB 1 PENDAHULUAN. kenali adalah surat perjanjian, sertifikat, buku ilmu pengetahuan bidang hukum BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teks hukum merupakan jenis teks yang bersifat sangat formal dan sangat terstruktur. Teks hukum ini sangat beragam macamnya, yang paling mudah kita kenali adalah surat

Lebih terperinci

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, penerjemah lebih banyak

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, penerjemah lebih banyak BAB IV SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, penerjemah lebih banyak menggunakan metode penerjemahan sama makna dan bentuk dengan total 208 kalimat. Metode penerjemahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Kridalaksana, 1982: 17). Dalam ilmu pengetahuan, bahasa merupakan objek

BAB I PENDAHULUAN. (Kridalaksana, 1982: 17). Dalam ilmu pengetahuan, bahasa merupakan objek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sistem lambang yang arbitrer yang dipergunakan oleh suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasikan diri (Kridalaksana,

Lebih terperinci

PENINGKATAN PROFESIONALISME WIDYAISWARA MELALUI PENGENALAN TEORI PENERJEMAHAN TEKS BAHASA INGGRIS (SEBUAH KAJIAN TEORITIS)

PENINGKATAN PROFESIONALISME WIDYAISWARA MELALUI PENGENALAN TEORI PENERJEMAHAN TEKS BAHASA INGGRIS (SEBUAH KAJIAN TEORITIS) 1 PENINGKATAN PROFESIONALISME WIDYAISWARA MELALUI PENGENALAN TEORI PENERJEMAHAN TEKS BAHASA INGGRIS (SEBUAH KAJIAN TEORITIS) Oleh : Muchamad Latief Fahmi,SS,MSE (Widyaiswara Muda Balai Diklat Industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terus meninggi, ragam inovasi media terus bermunculan. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN. yang terus meninggi, ragam inovasi media terus bermunculan. Berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, lalu lintas informasi berada pada tingkat kecepatan yang belum pernah dicapai sebelumnya. Demi memenuhi hasrat masyarakat akan informasi yang terus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia. Perbedaan bahasa kini sudah tidak menjadi pengahalang lagi

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia. Perbedaan bahasa kini sudah tidak menjadi pengahalang lagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini semakin banyak cara yang digunakan untuk mengetahui keadaan di seluruh dunia. Perbedaan bahasa kini sudah tidak menjadi pengahalang lagi bagi kita.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan mediator utama dalam mengekspresikan segala bentuk gagasan, ide, visi, misi, maupun pemikiran seseorang. Bagai sepasang dua mata koin yang selalu beriringan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konjungsi adalah kata yang berfungsi untuk menghubungkan kata dengan kata, frasa

BAB I PENDAHULUAN. Konjungsi adalah kata yang berfungsi untuk menghubungkan kata dengan kata, frasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konjungsi adalah kata yang berfungsi untuk menghubungkan kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa (Ramlan, 2008:39). Tanpa kehadiran konjungsi, adakalanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam teks yang sepadan dengan bahasa sasaran. Munday (2001) mendefinisikan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam teks yang sepadan dengan bahasa sasaran. Munday (2001) mendefinisikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerjemahan merupakan upaya untuk mengganti teks bahasa sumber ke dalam teks yang sepadan dengan bahasa sasaran. Munday (2001) mendefinisikan penerjemahan as changing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat komunikasi secara tidak langsung yakni dalam bentuk tulisan. Pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat komunikasi secara tidak langsung yakni dalam bentuk tulisan. Pada dasarnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai alat komunikasi, bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan. Selain digunakan sebagai alat komunikasi secara langsung, bahasa juga dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masuknya istilah-istilah asing, terutama dari bahasa Inggris ke dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Masuknya istilah-istilah asing, terutama dari bahasa Inggris ke dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masuknya istilah-istilah asing, terutama dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia sudah tidak bisa ditahan lagi. Arus komunikasi kian global seiring berkembangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. Cabang-cabang itu diantaranya adalah fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, pragmatik,

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa, yang digunakan pleh akal budi

BAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa, yang digunakan pleh akal budi BAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Konsep menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007 :588) gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan pengalihan makna atau pengungkapan

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan pengalihan makna atau pengungkapan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penerjemahan merupakan suatu kegiatan pengalihan makna atau pengungkapan kembali isi suatu teks ke bahasa lain. Mengalihkan dan memindahkan makna serta memilih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tinjauan sintak..., Vandra Risky, FIB UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. Tinjauan sintak..., Vandra Risky, FIB UI, 2009 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Pokok Bahasan Bahasa adalah sebuah perangkat yang digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi. Adapun definisinya secara umum, adalah sistem tanda bunyi yang disepakati untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengertian Penerjemahan. Penerjemahan menurut Eugene A. Nida dan Charles R. Taber dalam buku

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengertian Penerjemahan. Penerjemahan menurut Eugene A. Nida dan Charles R. Taber dalam buku 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Penerjemahan Penerjemahan menurut Eugene A. Nida dan Charles R. Taber dalam buku yang berjudul Panggilan Menjadi Penerjemah adalah translating consists in reproducing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari masyarakat. Dalam bahasa Indonesia contoh onomatope misalnya

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari masyarakat. Dalam bahasa Indonesia contoh onomatope misalnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Onomatope secara tidak sadar sangat sering digunakan dalam percakapan sehari-hari masyarakat. Dalam bahasa Indonesia contoh onomatope misalnya suara ayam, suara anjing,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan memerlukan energi dari alam. Makhluk hidup memiliki karakteristik

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan memerlukan energi dari alam. Makhluk hidup memiliki karakteristik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makhluk hidup merupakan organisme yang memiliki kemampuan, bernafas, berpindah tempat, merespon perubahan di diri mereka dan lingkungannya 1. Makhluk hidup terdiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Adapun Penelitian tentang makna kata dalam Al-Qur an sudah pernah diteliti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Adapun Penelitian tentang makna kata dalam Al-Qur an sudah pernah diteliti BAB II TINJAUAN PUSTAKA Adapun Penelitian tentang makna kata dalam Al-Qur an sudah pernah diteliti oleh peneliti- peneliti sebelumnya antara lain tentang analisis makna kata Ruh oleh Uswatun Hasanah (990704023),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media seperti buku, radio, televisi dan sebagainya. buku atau referensi dalam bahasa asing. Hal ini mengisyaratkan bahwa bangsa

BAB I PENDAHULUAN. media seperti buku, radio, televisi dan sebagainya. buku atau referensi dalam bahasa asing. Hal ini mengisyaratkan bahwa bangsa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sejalan dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka banyak hal baru yang disampaikan kepada masyarakat melalui berbagai macam media seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Surat kabar atau dapat disebut koran merupakan lembaran-lembaran kertas

BAB I PENDAHULUAN. Surat kabar atau dapat disebut koran merupakan lembaran-lembaran kertas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Surat kabar atau dapat disebut koran merupakan lembaran-lembaran kertas yang bertuliskan berita-berita dan sebagainya (Sugono ed., 2015:872). Beritaberita dalam surat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pergaulan dan mempengaruhi kehidupan untuk berkomunikasi dalam masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. pergaulan dan mempengaruhi kehidupan untuk berkomunikasi dalam masyarakat. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Bahasa sangatlah penting, karena merupakan penghubung dalam setiap pergaulan dan mempengaruhi kehidupan untuk berkomunikasi dalam masyarakat. Pada setiap bangsa,

Lebih terperinci

MAKNA PENERJEMAHAN IDIOM BAHASA JEPANG PADA KOMIK DORAEMON EDISI SEBELAS

MAKNA PENERJEMAHAN IDIOM BAHASA JEPANG PADA KOMIK DORAEMON EDISI SEBELAS MAKNA PENERJEMAHAN IDIOM BAHASA JEPANG PADA KOMIK DORAEMON EDISI SEBELAS Penulis : Nuraini 1 Anggota : 1. Nana Rahayu 2 2. Arza Aibonotika 3 Email: shinsetsu@ymail.com, hand: 082391098036 ABSTRACT This

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan yang sangat penting bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penerjemahan merupakan suatu kegiatan yang sangat penting bagi manusia karena dapat memberikan daya tarik bagi para ahli bahasa ataupun para peminat bahasa

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses atau apa pun yang ada di luar

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses atau apa pun yang ada di luar BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses atau apa pun yang ada di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci