Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Fiqih Siswa Kelas V MI Darussalam Palembang
|
|
- Vera Muljana
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Fiqih Siswa Kelas V MI Darussalam Palembang Nurchafsah dan Mardiah MI Darussalam Palembang japridiah@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini berangkat dari latar belakang perlunya dilakukan pembaharuan dalam proses pembelajaran fiqih sebagai respons karena rendahnya hasil belajar siswa. Dalam proses pembelajaran fiqih, guru terlalu menitikberatkan pembelajaran fiqih pada fiqih sebagai produk, maksudnya adalah guru langsung memberikan kepada siswa hukum-hukum yang telah tersusun secara lengkap dan sistematis dalam bentuk buku teks, sehingga pembelajaran fiqih terasa kaku, kurang menarik, siswa menjadi bosan dan kurang aktif dalam pembelajaran, akibatnya berpengaruh pada hasil belajar siswa, hal ini dilihat dari nilai tes formatif yang tidak sesuai dengan standar ketuntasan belajar. Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah penerapan pendekatan saintifik dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V MI Darussalam Palembang, adapun tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan pendekatan saintifik dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V MI Darussalam Palembang. Penelitian ini dilaksanakan di kelas V MI Darussalam Palembang pada semester ganjil tahun ajaran 2015/ dengan jumlah siswa 21 orang, yaitu siswa laki-laki 10 orang dan siswa perempuan 11 orang dalam mata pelajaran fiqih dengan kriteria ketuntasan minimal 75. Cara pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan dilakukan tes formatif dan observasi. Dari hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan, diperoleh hasil yaitu siswa yang mendapat nilai sesuai KKM, pada saat prasiklus 29 % atau 6 siswa, meningkat menjadi 81 % atau 17 siswa pada siklus 1, dan pada siklus 2 mencapai 100 % atau 21 siswa dan rata-rata hasil tes formatif siswa dari 66,8 (prasiklus) sebelum menerapkan pendekatan saintifik menjadi 75,9 (siklus 1) dan 82,8 (siklus 2) setelah menerapkan pendekatan saintifik. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan saintifik dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih kelas V MI Darussalam. Kata kunci: Hasil Belajar, Pembelajaran Fiqih, Pendekatan Saintifik. A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pendidikan menjadi sarana utama yang perlu dikelola secara sistematis dan konsisten berdasarkan berbagai pandangan teori dan praktik yang berkembang dalam kehidupan. Semakin tinggi cita-cita manusia semakin menuntut peningkatan mutu pendidikan sebagai sarana mencapai cita-citanya. Akan tetapi dibalik itu, semakin tinggi cita-cita yang hendak
2 diraih, maka semakin kompleks jiwa manusia itu, karena didorong oleh tuntutan hidup (rising demands) yang meningkat pula (Rusmaini: 2014). Berdasarkan peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 67 Tahun 2013, kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Secara umum pembelajaran fiqih bertujuan untuk menerapkan aturanaturan atau hukum-hukum syari ah dalam kehidupan. Sedangkan tujuan dari aturan-aturan itu untuk mendidik manusia agar memiliki sikap dan karakter taqwa dan menciptakan kemaslahatan bagi manusia. Kata Taqwa adalah kata yang memiliki makna yang luas yang mencakup semua karakter dan sikap yang baik. Dengan demikian pembelajaran fiqih dapat digunakan untuk membentuk karakter (Zain:2012). Berdasarkan pengalaman penulis selama mengajar fiqih di MI Darussalam Palembang, guru terlalu menitikberatkan pembelajaran fiqih pada fiqih sebagai produk, maksudnya adalah dalam proses pembelajaran fiqih guru langsung memberikan kepada siswa hukum-hukum yang telah tersusun secara lengkap dan sistematis dalam bentuk buku teks, sehingga pembelajaran fiqih terasa kaku, kurang menarik, siswa menjadi bosan dan kurang aktif dalam pembelajaran, akibatnya berpengaruh pada hasil belajar siswa, hal ini dilihat dari nilai ulangan harian yang tidak sesuai dengan standar ketuntasan belajar. Untuk mengatasi masalah di atas maka dibutuhkan inovasi dalam pembelajaran fiqih. Salah satu pembelajaran yang sesuai dengan standar isi kurikulum 2013 yaitu dengan meninggalkan pendekatan tradisional dan beralih ke pendekatan ilmiah (Kemdikbud: 2013). Oleh karena itu penulis tertarik dengan proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi, bukan hanya diberi tahu. Berdasarkan teori Dyer dapat dikembangkan pendekatan saintifik dalam pembelajaran yang memiliki komponen proses pembelajaran antara lain : 1) mengamati; 2) menanya; 3) mencoba/mengumpulkan informasi; 4) menalar/asosiasi, membentuk jejaring (melakukan komunikasi). Penulis berharap dengan menggunakan Pendekatan Saintifik dalam proses pembelajaran fiqih di Kelas V MI Darussalam Palembang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 2. MATERI Menurut Rusmaini pendekatan dalam bahasa Inggris, disebut dengan approach dan dalam bahasa Arab disebut dengan madkhal. Dalam bahasa Indonesia, pendekatan adalah: 1) proses perbuatan, cara mendekati; 2) usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti; metode-metode untuk mencapai pengertian tentang masalah penelitian. Pembelajaran pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik berikut ini dijabarkan masingmasing aktivitas yang dilakukan dalam pembelajaran saintifik.
3 a. Mengamati Kegiatan pertama pada pendekatan ilmiah (scientific approach) adalah pada langkah pembelajaran mengamati/observing. Menurut Ridwan, observasi adalah menggunakan panca indra untuk memperoleh informasi. Dengan metode observasi, siswa akan merasa tertantang mengeksplorasi rasa ingin tahunya tentang fenomena dan rahasia alam yang menantang. Dalam proses pembelajaran, aktivitas belajar siswa meliputi melihat, mengamati, membaca, mendengar, menyimak. b. Menanya Langkah kedua dalam pendekatan saintifik adalah menanya. Kegiatan belajarnya adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati. Kompetensi yang dikembangkan adalah kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat. Dalam kegiatan menanya, guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang dilihat, disimak, dibaca atau dilihat. c. Mencoba/mengumpulkan informasi Mengumpulkan informasi merupakan tidak lanjut dari bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca buku lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperiman. Dalam Permendikbud Nomor 81a tahun 2013, aktivitas mengumpulkan informasi dilakukan melalui eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek/kajian/aktivitas wawancara dengan narasumber, dan sebagainya. Menurut Ridwan, metode yang digunakan siswa adalah dengan mengajukan pertanyaan yang dapat mengembangkan ide mereka dan membantu siswa berfikir mendalam. d. Menalar/mengasosiasikan Langkah selanjutnya pada pendekatan saintifik adalah mengasosiasikan/mengolah informasi/menalar. Dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana Permendikbud Nomor 81a tahun 2013, adalah memproses informasi yang sudah dikumpulkan, baik terbatas dari hasil kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Kegiatan ini dilakukan untuk menentukan keterkaitan informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi tersebut. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berfikir induktif serta deduktif dan menyimpulkan (Daryanto: 2013) e. Membentuk jejaring/mengkomunikasikan Dalam kegiatan mengkomunikasikan, peserta didik diharapkan sudah dapat mempresentasikan hasil temuannya untuk kemudian ditampilkan di depan khalayak ramai sehingga rasa berani dan percaya diri nya lebih terasah. Peserta didik lain pun dapat memberikan komentar, saran, atau perbaikan mengenai apa yang dipresentasikan oleh rekannya. Dalam Permendikbud Nomor 81a tahun2013, kegiatan mengkomunikasikan adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah mengembangkan
4 sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berfikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.adapun langkah-langkah pendekatan saintifik dalam pembelajaran Fiqih yakni: f. Proses Mengamati Dalam rangka menerapkan pendekatan saintifik, proses pembelajaran diawali dengan berlatih membaca dalil naqli yang terkait dengan makanan/minuman yang halal dan yang haram, dilanjutkan dengan mengamati gambar-gambar makanan dan minuman yang halal. 1) Proses Menanya Setelah membaca dalil naqli yang terkait dengan makanan/minuman yang halal dan yang haram, dan mengamati setiap gambar yang ditampilkan. Guru membimbing siswa untuk dapat mengajukan pertanyaan yang relevan dengan permasalahan. Pertanyaan tersebut berfungsi sebagai pertanyaan penuntun seperti pada tabel berikut: Tabel 1. Pertanyaan Penuntun 2) Proses Mencoba/mengumpulkan informasi Pada proses mencoba, siswa diberi kesempatan menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh pada proses mengamati, dan menanya. Pada proses ini siswa secara berkelompok mendiskusikan lembar aktivitas yang diberikan, menganalisis kriteria makanan dan minuman yang halal dan haram dan menyimpulkan pengertian makanan dan minuman yang halal dan haram. 3) Proses Menalar/mengasosiasikan Proses menalar Proses penalaran dilakukan secara induktif dan melibatkan proses tanya jawab yang dapat terjadi antara guru-siswa, siswa-siswa, siswa-guru. Dalam proses penalaran terjadi terjadi proses menganalisis terhadap data yang diperoleh dari jawaban-jawaban pertanyaan. Tabel 2 ini merupakan salah satu contoh proses penalaran siswa dengan dibantu dengan pertanyaan penuntun dari guru.
5 Tabel 2. Pertanyaan Proses Menalar 4) Proses Membentuk Jejaring/mengkomunikasikan Pada langkah ini siswa membentuk jejaring melalui pembelajaran kolaboratif yang dapat dibangun sejak siswa melakukan langkah awal. Dalam hal ini, pembelajaran kolaboratif akan tampak pada saat siswa secara berkelompok mencari kriteria makanan dan minuman yang halal dan haram pada langkah mencoba, lalu secara bergantian setiap anggota dalam kelompok wajib menyampaikan hasil pencarian mereka dan diharapkan setiap siswa mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh teman sekelasnya. Pembelajaran Fiqih adalah pembelajaran seperangkat pengetahuan tentang hukum-hukum syari ah (agama) tentang perbuatan manusia yang digali atau ditemukan dari dalil-dalil terperinci (Zain: 2012). Tujuan pembelajaran fiqih di MI menurut Ibid adalah untuk menjadikan siswa mampu mengetahui, memahami, mengamalkan dan menerapkan hukum Islam dalam kehidupan seharihari aspek ibadah maupun muamalah. Untuk lebih memahami pembelajaran Fiqih di MI dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3. Kurikulum Mata Pelajaran Fiqih di MI kelas V
6 3. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V MI Darussalam Palembang tahun ajaran dalam pembelajaran fiqih pokok bahasan binatang halal dan haram menggunakan pendekatan saintifik, dengan jumlah siswa sebanyak 21 orang yaitu siswa laki-laki berjumlah 10 orang dan siswi perempuan berjumlah 11 orang. Penelitian ini berlokasi di MI Darussalam Kecamatan Kertapati Palembang. Fokus dalam penelitian ini adalah hasil belajar Fiqih siswa yang dapat diukur dengan menggunakan tes setiap akhir siklus. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode tes dimana untuk mengukur hasil belajar secara kognitif siswa setelah tes akhir siklus dan penilaian sikap dan kinerja guru dalam melakukan pembelajaran apakah sudah sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun berdasarkan pendekatan saintifik dinilai melalui lembar observasi. Indikator kinerja pada penelitian ini adalah bahwa penelitian akan dinyatakan berhasil apabila hasil belajar pada siswa kelas V pada pokok bahasan binatang halal dan haram secara individu memperoleh nilai minimal 75. Dikatakan tuntas belajar klasikal apabila dari siswa satu kelas yang memperoleh nilai 75 atau lebih mencapai 85%. Untuk ketuntasan hasil belajar psikomotor dan afekti secara klasikal persentase minimal yang diharapkan sebesar 85% sedangkan secara individu diharapkan 80% siswa aktif mengikuti proses pembelajaran untuk setiap aspek yang diamati. 4. HASIL PENELITIAN Hasil belajar siswa pada prasiklus masih berasa di bawah standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) seperti dalam tabel berikut ini. Tabel 4. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Prasiklus Dari hasil belajar kognitif siswa ditunjukkan dengan nilai yang diperoleh siswa setelah mengikuti tes akhir siklus I dan siklus II. Data rata-rata hasil belajar kognitif siswa dari prasiklus sampai siklus II pada grafik 1 berikut ini.
7 Grafik 1. Data Rekapitulasi Nilai Rata-rata Hasil Belajar Siswa pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II Untuk penilaian sikap dilihat dari lembar observasi (pengamatan) ditunjukkan dengan pengamatan dengan acuan lembar observasi pada setiap pertemuan. Berikut tabel data rekapitulasi nilai rata-rata sikap siswa. Tabel 5. Data Rekapitulasi Nilai Rata-rata Sikap Siswa Hasil penilaian dari sikap siswa selama pembelajaran berlangsung disajikan dalam tabel 2 berikut ini.
8 Tabel 6. Data Rekapitulasi Peningkatan Kriteria Penilaian Sikap Siswa Data hasil observasi kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung diperoleh dari observasi yang dilakukan oleh observer. B. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa penggunaan Pendekatan Saintifik dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dikarenakan dengan menggunakan Pendekatan Saintifik, siswa tidak hanya mendengarkan ceramah yang monoton saja namun siswa ikut terlibat dalam pembelajaran melalui kegiatan kelompok. Melalui kegiatan kelompok ini juga menciptakan adanya interaksi antar siswa sehingga nuansa pembelajaran menjadi lebih aktif. Pembelajaran yang dilaksanakan dengan pendekatan saintifik juga berhasil merangsang sikap ingin tahu siswa. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu prasiklus, siklus 1, dan siklus II. Prasiklus Dari tabel 4 dapat diketahui bahwa dari 21 siswa hanya 6 siswa yang tuntas atau 29%, sedangkan siswa yang tidak tuntas berjumlah 15 siswa atau 71%. Dimana, pelakasanaan pembelajaran pada prasiklus berlangsung seperti biasanya yaitu dengan metode ceramah. Dengan demikian tingkat keberhasilan belajar siswa pada prasiklus masih sangat rendah, oleh karena itu perbaikan pembelajaran perlu dilakukan. a. Siklus I Pelaksanaan siklus I ini membutuhkan waktu 2 jam pelajaran (2x35 menit) yang diakhiri dengan tes akhir siklus I. Pada awal pertemuan guru juga membagi kelompok yang nantinya digunakan untuk kelompok diskusi dimana satu kelompokj terdiri dari 4-5 siswa. Guru juga membagikan Lembar Aktivitas Siswa (LAS) yang berisi langkah-langkah dalam memahami ciri-ciri dari makanan dan minuman yang halal atau haram. Setelah kelompok terbentuk, maka mereka berdiskusi dalam melakukan setiap langkah-langkah yang terdapat dalam LAS. Beberapa kelompok memaparkan hasil diskusi dan menyimpulkan tentang ciri-ciri makanan dan minuman yang halal dan haram. Kemudian, siswa dibantu guru menyimpulkan dan merangkum isi pembelajaran terkait materi tersebut. Kemudian, guru memberikan tes formatif yang terdiri dari 10 pertanyaan sesuai dengan indicator pembelajaran. Setelah itu, siswa bersama guru membahas hasil tes tersebut.
9 Dari hasil tes akhir pada siklus 1 diperoleh hasil belajar siswa secara kognitif yaitu rata-ratanya 75,9. Dengan rincian 17 siswa tuntas atau 81% dan 4 siswa belum tuntas atau 19%. Dari hasil ini diketahui bahwa tingkat keberhasilan belajar siswa pada siklus I ini mengalami peningkatan yang cukup besar. Untuk hasil observasi terhadap sikap siswa pada saat proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru sebagai peneliti dan dibantu oleh observer yang dapat dilihat pada tabel 5. Berdasarkan data tersebut maka sikap siswa dalam proses pembelajaran berada dalam kategori sangat baik dan baik. Rata-rata tersebut menunjukkan tidak ada siswa yang memperoleh kriteria cukup maupun kurang. Pada saat awal siklus I pelakasanaan belum sesuai dengan rencana. Hal ini disebabkan karena sebagian siswa belum terbiasa menyesuaikan diri dengan anggota kelompok lainnya untuk berinteraksi dalam proses pembelajaran. Untuk mengatasi masalah tersebut guru dengan insentif memberikan pengertian kepada siswa pentingnya kerjasama dalam kelompok. b. Siklus II Pelakasanaan siklus II ini membutuhkan waktu 2 jam pelajaran (2x35 menit) yang diakhiri dengan tes akhir siklus I. Siklus I diawali dengan apersepsi terkait ciri-ciri makanan dan minuman yang halal dan haram. Kemudian, pada langkah mengamati, siswa diberikan gambar-gambar yang berkaitan dengan hewan yang halal dan haram yang disertai pertanyaan-pertanyaan penuntun dari guru mengenai hewan yang boleh dimakan dan tidak boleh dimakan. Langkah mencoba atau mengumpulkan informasi guru membagi kelompok yang berbeda dengan kelompok pada siklus I. kemudian, siswa bersama kelompok melakukan kegiatan yang telah disusun dalam LAS. LAS ini berisi terkait hewan yang halal dan haram. Kemudian beberapa kelompok memaparkan hasil kegiatan diskusi mereka dan menyimpulkan tentang hewan yang halal dan haram. Setelah itu, siswa dengan dibantu guru menyimpulkan dan merangkum isi pembelajaran tentang pengertian makanan dan minuman yang halal atau haram serta guru memberikan latihan soal-soal terkait ketentuan hewan yang halal dan haram. Kegiatan pada siklus II diakhiri dengan pembahasan hasil tes. Pada saat siklus II, hasil belajar siswa semuanya sidah mencapai KKM, bahkan ada yang nilainya lebih dari KKM. Seperti yang terlihat pada grafik 1 dimana rata-rata siswa mencapai 82,8. Sehingga siklus II ini menjadi siklus terakhir. Berdasarkan hasil observasi pada tabel 5, sikap siswa dalam proses mengalami peningkatan yaitu sikap disiplin siswa pada saat siklus 1 adalah 3,29 menjadi 3,58 pada saat siklus 2, sikap tanggung jawab pada saat siklus 1 adalah 3,58 menjadi 3,72 pada siklus 2, dan sikap percaya diri pada saat siklus 1 adalah 2,54 menjadi 3,4 pada siklus 2. C. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data mengenai Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Fiqih, maka peneliti memperoleh kesimpulan bahwa melalui Pendekatan Saintifik dapat meningkatkan hasil belajar siswa di MI Darussalam Palembang.
10 DAFTAR PUSTAKA Abdullah Sani, Ridwan Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013, Jakarta : PT Bumi Aksara. Daryanto, Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013, Yogyakarta: Gava Media, Kemdikbud Materi Pelatihan Guru Implementasi kurikulum Jakarta: Kemdikbud Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2013 Tentang Kompetensi Dasar dan Struktur Kurikulum SD-MI. Jakarta: Kemdikbud Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81a Tahun 2013 Jakarta: Kemdikbud. Rusmaini Ilmu Pendidikan. Palembang: PT Raja Grafindo Persada. Zain, Lukman Pembelajaran Fiqih, Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Agama Islam Kementerian Agama RI..
BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran tematik merupakan kegiatan pembelajaran dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran tematik merupakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan tema sebagai dasar pembelajaran untuk mengikat materi pelajaran yang terdiri dari beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. B. Perumusan Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak rintangan dalam masalah kualitas pendidikan, salah satunya dalam program pendidikan di Indonesia atau kurikulum.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga Negara yang beriman, produktif kreatif,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
25 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum penelitian dilakukan, dalam kegiatan pembelajaran IPS di Kelas 4 guru masih menggunakan metode pembelajaran tradisional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belajar sehingga siswa memiliki pengalaman dan kemandirian belajar.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru sebagai komponen pendidikan turut berupaya menyiapkan peserta didik agar mampu menjalani perannya dikehidupan nyata. Guru diharapkan mampu memfasilitasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi pada masa sekarang ini pendidikan memegang peranan yang sangat penting. Seseorang tanpa pendidikan dianggap tidak mampu memasuki era globalisasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses pengembangan dan pembentukan manusia melalui tuntunan dan petunjuk yang tepat disepanjang kehidupan, melalui berbagai upaya yang berlangsung
Lebih terperinciPENERAPAN TEKNIK KUPANG LIGITARANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 4 B SDN SIDOMEKAR 08 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER
PENERAPAN TEKNIK KUPANG LIGITARANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 4 B SDN SIDOMEKAR 08 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER Suprapto 27 Abstrak. Matematika merupakan ilmu terstruktur yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan formal pertama sistem pendidikan di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan formal pertama sistem pendidikan di Indonesia mempunyai tujuan memberikan kemampuan dasar baca, tulis, hitung, pengetahuan
Lebih terperinciPENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MEDIA GRAFIS DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS IV SDN 2 JEMBANGAN TAHUN AJARAN 2014/2015
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MEDIA GRAFIS DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS IV SDN 2 JEMBANGAN TAHUN AJARAN 2014/2015 Oleh: Habib Amin Nurrokhman 1), Suripto 2), Joharman 3)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
Lebih terperinciKONSEP PENDEKATAN SAINTIFIK
KONSEP PENDEKATAN SAINTIFIK PPT 2.1 BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Esensi Pendekatan Saintifik Proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tujuan Pendidikan Nasional adalah untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman bertaqwa kepada Tuhan Yang
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang
37 III. METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang lebih familiar disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Agung (2012: 63) menyatakan bahwa
Lebih terperinciPENERAPAN DISCOVERY LEARNING DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RUANG DIMENSI TIGA PADA SISWA SMAN 8 MATARAM
PENERAPAN DISCOVERY LEARNING DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RUANG DIMENSI TIGA PADA SISWA SMAN 8 MATARAM Tari Asdiati 1 & Agusfianuddin 2 1 Pemerhati Pendidikan Matematika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat berperan aktif dalam pembangunan negara. Untuk mengimbangi pembangunan di perlukan sumber daya manusia yang berkualitas. Salah satu cara untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengalaman merupakan hal yang penting bagi generasi muda, bukan hanya sekedar diingat tetapi juga sebagai cara bagi anak-anak untuk berkenalan dengan nilai-nilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dengan kata lain, peran pendidikan sangat penting untuk. pendidikan yang adaptif terhadap perubahan zaman.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia, sedangkan kualitas sumber daya manusia tergantung pada kualitas pendidikannya. Dengan
Lebih terperinciX f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :
40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD Negeri Wringingintung 01 yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Berdasarkan
Lebih terperinciMENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING Fatmawaty Sekolah Dasar Negeri Hikun Tanjung Tabalong Kalimantan Selatan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciKata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA
Jurnal PGSD : FKIP UMUS ISSN : 2442-3432 e-issn : 2442-3432 Vol. 3, no 1Februari2016 PERANAN PENGGUNAAN METODE DISKUSI KELOMPOKDENGAN MEDIA BELAJAR GAMBARTERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan proses pembelajaran merupakan hal utama yang didambakan dalam melaksanakan pendidikan di sekolah. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
1 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subyek dari penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VIII E SMP 1 Negeri Lasem tahun pelajaran 2009/2010 dengan jumlah siswa sebanyak 33 anak, terdiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kurikulum 2013 diimplementasikan di sekolah secara bertahap mulai tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurikulum 2013 diimplementasikan di sekolah secara bertahap mulai tahun pelajaran 2013/2014. Komponen terpenting implementasi kurikulum adalah pelaksanaan pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di sekolah tidaklah semata-mata
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di sekolah tidaklah semata-mata hanya menyampaikan berbagai keterampilan dan pengetahuan kepada siswa, melainkan memberi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinciPENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWAKELAS VIII U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWAKELAS VIII U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM Rustini Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Lubuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar
Lebih terperinciPENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NI KOMANG MEGASARI SARENGAT MUNCARNO
PENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL Oleh NI KOMANG MEGASARI SARENGAT MUNCARNO FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hidup adalah pendidikan dan pendidikan adalah kehidupan. Di dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada hakikatnya adalah bertujuan untuk membentuk karakter. Orang-orang terdidik adalah orang yang berkarakter yaitu orang yang bertindak mulia. Tindakan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan uraian pembahasan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Penerapan model pembelajaran kooperatif
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan 4.1.1. Kondisi Awal Sebelum penelitian dilakukan perlu diketahui kondisi pembelajaran Matematika di kelas 3 dalam materi operasi hitung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan cara manusia untuk menggunakan akal /rasional mereka untuk jawaban dalam menghadapi berbagai masalah yang timbul dimasa yang akan datang
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau lebih
35 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau lebih familiar disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Arikunto, dkk (2006: 16) dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Pendidikan nasional, sebagai salah satu sektor pembangunan nasional dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Refleksi Awal Proses Pengembangan Perangkat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas V B SD Negeri 19 Kota Bengkulu. Subjek dalam penelitian ini adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Niat pemerintah untuk perbaikan system pendidikan yaitu dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Niat pemerintah untuk perbaikan system pendidikan yaitu dengan melaksanakan perubahan kurikulum. Meskipun pada kenyataannya setiap kurikulum pastilah memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Perubahan yang terjadi pada dunia pendidikan pada saat ini adalah pergantian kurikulum 2013 dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya. Kurikulum merupakan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan cara untuk mencerdaskan bangsa yang sesuai dengan pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan
Lebih terperinciJurnal Bidang Pendidikan Dasar (JBPD) Vol. 1 No. 1 Januari 2017
PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK DAN PENDEKATA KETERAMPILAN PROSES PADA MATA PELAJARAN IPA. Oka Sandya Santi Email: ida.yani37@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sebagai suatu segmen kurikulum, strategi pembelajaran, media. pengajaran, dan evaluasi pembelajaran.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran adalah suatu sistem, artinya suatu keseluruhan yang terdiri dari komponen-komponen yang berinterelasi dan berinteraksi antara satu dengan yang lainnya
Lebih terperinciDaenah. Kata Kunci: Tujuan Pembelajatan, Kooperatif, Model Jigsaw, Minat, Hasil Belajar PENDAHULUAN
PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN METODE KOOPERATIF (JIGSAW) PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG ENERGI DAN PENGGUNAANNYA DI KELAS IV SD NEGERI SEPANJANG JAYA II TAHUN 2015 Daenah ABSTRAK
Lebih terperinciNASKAH ARTIKEL PUBLIKASI. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Diajukan Oleh: Eliana Rahmawati
UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE PERMAINAN BERBANTUAN MEDIA MONOPOLI ISLAMI PADA SISWA KELAS I SD MUHAMMADIYAH NGUPASAN I KOTA YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Lebih terperinciMondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE THINK PAIR SHARE PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA MATERI PECAHAN DI KELAS IV SDN MAROMBUN UJUNG JAWI
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA MATERI PECAHAN DI KELAS IV SDN 105400 MAROMBUN UJUNG JAWI Usrek Sarwini Guru SDN 105400 Marombun Ujung Jawi Surel : Rizkiandriani21@yahoo.com
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 2008: 58). Sedangkan menurut Kunandar (2010: 46) PTK dapat juga
26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan di SD. Menurut
6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Matematika di SD 1. Pengertian Matematika Matematika merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan di SD. Menurut Subariah (2006:1) Matematika merupakan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Refleksi Awal Proses Pengembangan Perangkat Penelitian
60 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Refleksi Awal Proses Pengembangan Perangkat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas VA SD Negeri 1 Kota Bengkulu. Subyek dalam penelitian ini adalah
Lebih terperinciP N E D N A D H A U H L U U L A U N
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembaharuan program pembelajaran dewasa ini memberikan fenomena baru yang muncul dalam dunia pendidikan. Program pengajaran, metode, dan pendekatan dalam mengajar
Lebih terperinciPENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TENTANG MAKHLUK HIDUP DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING. Rochimah
Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1, No. 4, Juli 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2477-2240 (Media Cetak) 2477-3921 (Media Online) PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TENTANG MAKHLUK HIDUP SD Negeri
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. (PTK). Penelitian Tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom
32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom Action Research,
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK DI KELAS IV A SD NEGERI NO 55/1 SRIDADI
1 ARTIKEL ILMIAH MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK DI KELAS IV A SD NEGERI NO 55/1 SRIDADI Oleh ONENG TRI MULYA A1D113016 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH
Lebih terperinciDESAIN DAN PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SAINTIFIK PROBLEM SOLVING TEORI SEMIKONDUKTOR
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kurikulum sebagai suatu rancangan dalam pendidikan memiliki posisi yang penting karena seluruh kegiatan pendidikan bermuara pada kurikulum. Kurikulum dikatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangatlah beragam, antara lain: kurikulum 2013 hanya akan memberi beban
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Sejak wacana pengembangan kurikulum 2013 digulirkan muncul tanggapan pro dan kontra dari kalangan masyarakat, khususnya dari kalangan pendidikan. Alasan penolakan
Lebih terperinciAprillia Fitriana 1, Dwi Haryoto 2, Sumarjono 3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang.
1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII-A MTs MIFTAHUL ULUM BATOK, MADIUN Aprillia Fitriana 1, Dwi Haryoto 2, Sumarjono
Lebih terperinciINOVASI KOOPERATIF MODEL STAD MATERI POKOK MEMAHAMI KEPUTUSAN BERSAMA
Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Vol. 2, No. 1, Maret 2017 ISSN 2541-0393 (Media Online) 2541-0385 (Media Cetak ) SD Negeri Wanatawang 03 Songgom Brebes *Diterima September 2016, disetujui November
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan manusia dalam rangka mencapai cita-cita dan tujuan yang diharapkan karena itu pendidikan
Lebih terperinciPENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN KURIKULUM Oleh: M. Lazim
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 Oleh: M. Lazim A. PENDAHULUAN Pendekatan Saintifik adalah konsep dasar yang mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari pemikiran
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus (Kondisi Awal) Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN 2 Pajerukan, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas. Pada semester II
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. HASIL 1. Hasil Kesesuaian antar Panelis Kehandalan data dari masing-masing panelis diuji menggunakan uji
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Hasil Kesesuaian antar Panelis Kehandalan data dari masing-masing panelis diuji menggunakan uji kehandalan data menurut Krippendorf dengan menghitung koefisien alpha
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom Action Research.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa. Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menjadi salah satu sarana untuk membantu manusia menjadi insan yang lebih baik. Adapun tujuan pendidikan nasional menurut UUD Negara Republik Indonesia
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab I yaitu seberapa baik penggunaan pendekatan saintifik dalam rencana
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini akan membahas tentang hasil penelitian yang telah diperoleh sekaligus pembahasannya. Hasil penelitian ini menjawab masalah penelitian pada Bab I yaitu seberapa baik
Lebih terperinciPEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6, No. 2, April 2016 ISSN 0854-2172 PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN SD Negeri 02 Wuluh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan, terutama ditingkat sekolah dasar (SD).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran matematika sudah menjadi pembelajaran yang paling penting bila dibandingkan mata pelajaran lain. Selain diujikan dalam ujian nasional sebagai salah satu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dengan jumlah siswa 20 anak yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 11. Lugusari Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu.
BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian a. Subjek Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan terhadap siswa kelas III SDN I Lugusari Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu Semester Dua
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY
1 PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY PADA PEMBELAJARAN IPS DI SDN 28 PAINAN TIMUR KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN Mardalinda 1, Muhammad Sahnan 1, Khairul 2.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan menurut Nuh pada hakikatnya bertujuan untuk menghilangkan tiga penyakit masyarakat yaitu kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan peradaban (Kompas, 2015).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pondasi utama dalam upaya memajukan bangsa.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan pondasi utama dalam upaya memajukan bangsa. Suatu bangsa dapat dikatakan maju apabila pendidikan di negara tersebut maju dan dapat mengelola
Lebih terperinciMENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DENGAN PERMAINAN TEMBAR PADA SISWA KELAS 4 A SDN SEMBORO 01 JEMBER
MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DENGAN PERMAINAN TEMBAR PADA SISWA KELAS 4 A SDN SEMBORO 01 JEMBER Suparmini 31 Abstrak. Hasil belajar IPS siswa kelas 4 A SDN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran harus mengacu pada kurikulum yang telah ditentukan, agar dapat tercapainya suatu tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dalam undang-undang.
Lebih terperinciBAB II. Tinjauan Pustaka. perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan (Arsyad,
BAB II Tinjauan Pustaka A. Media Pembelajaran Interaktif Media berasal dari bahasa latin yaitu medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Dalam bahas Arab, media adalah perantara
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan melalui praktik pembelajaran di kelas 6 SD Negeri 2 Getas Kecamatan Kradenan Kabupaten Blora, dengan jumlah siswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya.
Lebih terperinciIKLAN. File bisa dikirim Via ataupun Paket CD yang dikirim langsung ke alamat anda.
IKLAN Kami menyediakan Paket Perangkat Pembelajaran Kurikulum 2013 lengkap untuk semua mata pelajaran tingkat SMA/Ma/SMK, SMP/MTs, dan SD/Mi lengkap Semester 1 dan 2. File bisa dikirim Via email ataupun
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA Kelas/Semester : X/1 Mata Pelajaran : Matematika-Wajib Topik : Determinan dan Invers suatu Matriks Waktu : 2 45 menit A. Kompetensi Inti SMA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase. operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siswa Sekolah Dasar (SD) umurnya berkisar antara 6 atau 7 tahun, sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase operasional konkret. Kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting didalam pembangunan suatu bangsa. Pendidikan yang berkualitas dapat digunakan sebagai tolak ukur yang paling mendasar
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason &
37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain dan Jenis Penelitian Desain atau jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research).
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. teknologi, pergeseran kekuatan ekonomi dunia serta dimulainya perdagangan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia yang begitu pesat ditandai dengan kemajuan ilmu dan teknologi, pergeseran kekuatan ekonomi dunia serta dimulainya perdagangan antarnegara
Lebih terperinciMENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR KELAS VII C SMP NEGERI 1 KUSAN HILIR DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA KONSEP EKOSISTEM
Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : 2443-3608 Vol. 3 No.1 (2017) : 26-30 MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR KELAS VII C SMP NEGERI 1 KUSAN HILIR DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA KONSEP
Lebih terperinciVOL. 8 NO. 1 MARET 2018 ISSN: ISSN: RIYANTON
40 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PPKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS III A SEMESTER II SD MUHAMMADIYAH SLAWI KABUPATEN TEGAL TAHUN PELAJARAN
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembahasan. Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai penerapan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian akan dikaitkan dengan tujuan penelitian sebagaimana yang telah dikemukakan pada Bab I, maka dapat diuraikan dengan hasil penelitian dan pembahasan.
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMP... Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : VII / 1 Materi Pokok : Perbandingan dan Skala Alokasi Waktu : 1 JP x 30 Menit ( 1 kali pertemuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Tujuan pembelajaran matematika di tingkat SD adalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di lembaga pendidikan atau sekolah dan perlu dipelajari sejak tingkat sekolah dasar karena matematika
Lebih terperinciMENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS I.A SD NEGERI 9 KABANGKA TAHUN AJARAN 2014/2015 Nur
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori Hasil Belajar. Sudjana, (2004:22) berpendapat hasil Belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1. Hasil Belajar. Sudjana, (2004:22) berpendapat hasil Belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 Bab I Pasal I Ayat 1 menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam peningkatan sumber daya manusia dan salah satu kunci keberhasilan dalam pembangunan nasional di Indonesia.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat dipisahkan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Melalui pendidikan, seseorang dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SDN Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang terletak di lingkungan rumah warga dan jauh dari pasar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar (2011: 46) PTK adalah suatu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
42 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Arikunto, S (2006: 58) berpendapat bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan kelangsungan hidup bangsa. Sasaran pendidikan adalah manusia, dengan tujuan menumbuhkembangkan
Lebih terperinciSri Andayani 5. Kata kunci: model pembelajaran TAI (Team-Assisted-Individualization), hasil belajar. Guru SDN Gadingrejo 01 Umbulsari Jember
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION ) PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SDN GADINGREJO 01 KECAMATAN UMBULSARI KABUPATEN JEMBER Sri
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING
PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI SDN SEMBORO 01 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER TAHUN AJARAN 2014/2015 Wiwik Kusumawat 1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal. Dalam era globalisasi yang ditandai dengan. masyarakat, dan berdaya saing tinggi dalam kehidupan global.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang bersifat umum bagi setiap manusia dimuka bumi ini. Pendidikan merupakan modal suatu bangsa untuk dapat berkembang secara optimal.
Lebih terperinciJURNAL DAYA MATEMATIS, Volume 3 No. 3 November 2015
PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA MATERI TRIGONOMETRI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA KELAS X SMA NEGERI 11 MAKASSAR Habriah Ahmad Guru
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom
36 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Prosedur penelitian dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur,
Lebih terperinci