TRANSFER NILAI PENDIDIKAN DAN KETERAMPILAN DI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TRANSFER NILAI PENDIDIKAN DAN KETERAMPILAN DI"

Transkripsi

1 TRANSFER NILAI PENDIDIKAN DAN KETERAMPILAN DI SENI KERAJINAN LOGAM ALUMUNIUM NUANSA DUKUH TUMANG TEGALREJO, DESA CEPOGO, KECAMATAN CEPOGO, KABUPATEN BOYOLALI Skripsi oleh : DHANAR WIYANTI SETYOANGGRAHENI NIM. K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014 commit to user

2 TRANSFER NILAI PENDIDIKAN DAN KETERAMPILAN DI SENI KERAJINAN LOGAM ALUMUNIUM NUANSA DUKUH TUMANG TEGALREJO, DESA CEPOGO, KECAMATAN CEPOGO, KABUPATEN BOYOLALI Dhanar Wiyanti Setyoanggraheni Universitas Sebelas Maret Surakarta The purpose of this research are: (1) to find out the implementation of education value and art skill of aluminium metal craft Nuansa, (2) to find out many kind of skill aluminium metal craft Nuansa, (3) to find out of design which used aluminium metal craft Nuansa. This research used a qualitative descriptive. The strategy that was used of this research is a single case strategy stake. Data sources are informant, place, occasion, document and archive. Data collection technique used interview and observation. The sampling technique is purposive sampling. Data validity reached by using data triangulation and review informant. Data analytical technique used is flow model analysis, including: data reduction, data presentation, and conclusion pulling or verification. The results of this research can be concluded that 1) the implementation of education value transfer is derived from the all work activities ranging from knowledge of tools and materials, the implementation of the manufacturing process as well and the attitude of doing any work, the education value transfer consist of a form discipline value, persistence value, accuracy value, responsibility value, affection value, and respectful value. 2) the kinds of skill which applied to aluminium metal craft are skill of cutting plat, making the form, burning, making jabung, engraving, and finishing 3) the kinds of design at aluminium metal craft Nuansa are geometric shapes design which in the product such as bowls, jars, lamps, table, sink keychain and calligraphy, the natural design and at the design of the whole work architectures and the design of the bowl wall lamp in the form of leaf and flower shape, free form designs found in the form of products wall lamp decoration exclusive tune decoration of Surakarta and the imitation mountain shape. Keyword: education value, skill, craft, design. commit to user

3 PENDAHULUAN Nilai menurut Gordon Allport (Mulyana R, 2004: 9) adalah keyakinan yang membuat seseorang bertindak atas dasar pilihannya. Peranan nilai dalam kehidupan manusia dapat dijadikan sebuah pembelajaran hidup bagi setiap orang sehingga dapat dijadikan upaya mendewasakan dirinya. Di dalam kehidupan manusia, nilai selalu disertakan baik dalam bentuk presepsi, sikap, keyakinan dan tindakan manusia. Pendidikan adalah wahana untuk memperoleh sebuah nilai sehingga peranan pendidikan adalah memberikan prioritas penting untuk membangkitkan nilai-nilai kehidupan. Menurut UU no dan PP No.73 Tahun 1991 (Abdulhak,I dkk, 2012: 17) untuk mendapatkan pendidikan, seseorang dapat menempuh melalui berbagai macam cara pendidikan, berdasarkan ruang lingkupnya pendidikan dapat dikelompokkan ke dalam tiga jenis yaitu pendidikan formal, pendidikan nonformal, dan pendidikan informal. Untuk mendapatkan pendidikan, pendidikan formal bukan satu-satunya yang dapat dijadikan tempat untuk mendapatkan pendidikan, pendidikan informal juga dapat menjadi salah satu jalur pendidikan. Pendidikan informal merupakan pendidikan yang berlangsung seumur hidup dan dalam proses itu setiap orang memperoleh nilai, sikap keterampilan, dan pengetahuan yang berasal dari pengalaman hidup sehari-hari dan pengaruh sumber-sumber pendidikan dalam lingkungan hidupnya seperti dari keluarga, teman sepermainan, tetangga, pekerjaan, perpustakaan, pasar, media massa, dan sebagainya (Coombs dalam Abdulhak,I dkk, 2012: 18). Oleh karena itu pendidikan informal mampu mengembangkan nilai, pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mewujudkan pendidikan sepanjang hayat. Nuansa merupakan salah satu Home Industri di Dukuh Tumang, Kabupaten Boyolali yang memberikan kontribusi pendidikan untuk menyediakan tempat untuk pemindahan dan mengembangkan nilai pendidikan dan keterampilan bagi masyarakat sekitar desa Tumang. Dengan peranan sebagian pengrajin, mereka mampu memindahkan nilai pendidikan dan keterampilan tersebut kepada peserta baru (pengrajin baru) yang masih membutuhkan suatu keahlian. Hal tersebut dilakukan agar nantinya keahlian tersebut dapat dijadikan bekal hidup tentang commit to user

4 pengalaman lapangan kerja yang mungkin dapat ditekuni sebagai pilihan hidup dikemudian hari. Seni kerajinan merupakan salah satu sarana penggunaan keterampilan yang erat kaitannya dengan kebutuhan masyarakat. Menurut Soegeng Toekio (1996:18) kerajinan merupakan hasil kegiatan manusia yang berkaitan dengan bebarang guna untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Berbagai macam kerajinan sudah banyak lahir dari berbagai keterampilan tangan kreatif manusia. Banyak diantaranya yang menghasilkan kerajinan indah dalam berbagai bahan seperti keranjang, tembikar, kerajinan kayu, kerajinan logam. Kerajinan logam alumunium merupakan salah kerajinan yang terbuat dari bahan baku kerajinan yang relatif murah dan mampu dijadikan sumber mata pencaharian bagi warga masyarakat Tumang. Pada awalnya penggunaan alumunium hanya digunakan untuk keperluan sehari-hari, misalnya panci-panci masak, perabotan rumah tangga, kertas-kertas perak untuk pembungkus makanan, tutup-tutup botol susu dan makanan. Namun seiring perkembangan teknologi, bahan alumunium juga berubah dan berkembang menjadi produk kerajinan. Melihat potensi Nuansa dalam memberikan kontribusi pendidikan menjadi ketertarikan bahwa seni kerajinan alumunium dapat dijadikan pembelajaran bagi masyarakat luas terutama warga Tumang. Dengan terus berkembangnya nilai pendidikan dan keterampilan pada seni kerajinan logam alumunium maka akan memberikan sumbangan ilmu bagi masyarakat. Nilai pendidikan dan keterampilan yang terdapat dalam produk seni kerajinan alumunium yang dibuat dari tangan pengrajin yang terus mengembangkan keterampilan baik dilihat dari segi penggunaan alat dan bahan, proses pembuatan, keterampilan kualitas ragam desain produk yang dihasilkan. Dengan melihat latar belakang tentang kesuksesan yang diraih oleh Home Industri Nuansa dapat dijadikan sebagai contoh bagi pengrajin yang lainnya dalam mengembangkan keterampilan dalam usaha- usaha kerajinan, maka masalah penelitian yang dirumuskan adalah (1) bagaimana pelaksanaan transfer nilai pendidikan dan keterampilan seni kerajinan logam alumunium Nuansa Dukuh Tumang Tegalrejo, Desa Cepogo, Kecamatan commit Cepogo, to user Kabupaten Boyolali? (2) apa saja

5 jenis keterampilan yang diterapkan pada seni kerajinan logam alumunium Nuansa Dukuh Tumang Tegalrejo, Desa Cepogo, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali? (3) bagaimana ragam desain produk seni kerajinan logam alumunium Nuansa Dukuh Tumang Tegalrejo, Desa Cepogo, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali?. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) untuk mengetahui pelaksanaan transfer nilai pendidikan dan keterampilan seni kerajinan logam alumunium Nuansa Dukuh Tumang Tegalrejo, Desa Cepogo, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali (2) untuk mengetahui jenis keterampilan yang diterapkan pada seni kerajinan logam alumunium Nuansa Dukuh Tumang Tegalrejo, Desa Cepogo, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali (3) untuk mengetahui ragam desain yang diterapkan pada seni kerajinan logam alumunium Nuansa Dukuh Tumang Tegalrejo, Desa Cepogo, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali. METODE PENELITIAN Penelitian ini mengambil lokasi di Home Industri Nuansa di Dukuh Tumang, Tegalrejo, Rt.01 Rw.09, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali. Pemilihan lokasi tersebut berdasarkan pertimbangan bahwa lokasi tersebut merupakan salah satu Home industri yang memiliki tenaga pengrajin cukup banyak dan produk kerajinannya telah mampu menembus pasar ekspor, sehingga membuktikan bahwa produk- produk dari Nuansa sudah mampu menunjukkan kualitas yang baik sehingga mampu bersaing dengan produk dari pengrajin lain baik dari dalam maupun luar negeri. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang menghasilkan data berupa kata-kata tertulis dari orang, pelaku, peristiwa atau kejadian yang diamati. Penelitian ini merupakan jenis studi kasus tunggal karena yang diteliti hanya dilakukan pada satu lokasi penelitian. Sumber data yang digunakan berupa informan, tempat dan peristiwa, serta dokumen dan arsip. Teknik pengumpulan data yang digunakan wawancara, observasi (pengamatan) dan dokumentasi. Teknik sampling yang digunakan purposive sampling. Validitas data commit dicapai to user dengan menggunakan triangulasi

6 sumber dan review informan. Digunakan analisis model mengalir (flow model of analisis), dimana analisis ini dilakukan bagi penelitian studi kasus tunggal dan pada setiap kasusnya proses analisis yang digunakan adalah model analisis flow model of analisis. Dalam melakukan proses ini, terdapat tiga komponen analisis yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasinya, aktivitasnya dilakukan secara bersama sama sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data dan ketiga unsur tersebut merupakan sesuatu saling jalin menjalin. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi / Objek Penelitian Nuansa merupakan salah satu Home Industri kerajinan logam yang berada di Dukuh Tumang, Tegalrejo, Rt.01 Rw.09, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali. Akses jalan dapat ditempuh dari jalan Cepogo-Selo kurang lebih 1 km. Kondisi lingkungan sekitar Home Industri Nuansa berupa area pemukiman penduduk cukup padat. Walaupun Home Industri Nuansa berada di daerah pegunungan namun bangunan rumah sudah menerapkan gaya modern. B. Pelaksanaan Transfer Nilai Pendidikan dan Keterampilan Seni Kerajinan Logam Alumunium Nuansa Proses pembelajaran dilaksanakan pada saat bekerja yaitu setiap hari Senin sampai Sabtu mulai pukul WIB sampai pukul WIB. Waktu bekerja akan bertambah pada hari Minggu apabila banyak pesanan produk kerajinan. Selama bekerja, pengrajin dibebaskan untuk menggunakan pakaian kerja, selama pakaian tersebut nyaman dan tidak mengganggu aktivitas bekerja. Peserta pembelajaran di Home Industri Nuansa dilakukan oleh pengrajin senior dan pengrajin junior. Semua pengrajin yang bekerja di Home Industri Nuansa merupakan peserta pelaksanaan transfer nilai pendidikan. Bukan hanya pengrajin saja yang menjadi peserta, akan tetapi warga masyarakat yang ingin belajar di Home Industri Nuansa dapat menjadi peserta baru dalam pelaksanaan transfer nilai pendidikan. Bagi peserta baru yang ingin belajar keterampilan di Home Industri Nuansa, tidak ada persyaratan khusus seperti tingkat commit pendidikan, to user tingkat usia dan status sosial.

7 Selama pemilik masih mengizinkan untuk membantu pekerjaan pengrajin, setiap orang yang ingin menjadi peserta baru untuk bekerja diperbolehkan dengan senang hati. Akan tetapi selama masih dalam tahap belajar, peserta baru belum diberi upah seperti layaknya pengrajin tetap, tetapi untuk makan siang selalu disediakan dari tempat kerja. Awal mula proses pelaksanaan pembelajaran diberikan dari oleh 2 pengrajin senior yaitu Jumeri dan Suyarno. Jumeri merupakan salah satu warga desa Tumang sekaligus salah satu tetangga dari pemilik Home Industri Nuansa. Jumeri bertugas untuk memotong bahan, membentuk pola produk, pembakaran serta finishing produk. Sedangkan Suyarno merupakan pengrajin senior yang bekerja di Home Industri Nuansa yang bertugas untuk membuat jabung dan membuat hiasan kerajinan dengan ukir. Materi pembelajaran berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh pengrajin Home Industri Nuansa dalam membuat kerajinan logam. Dalam pelaksanaan pembelajaran, materi pembelajaran yang didapatkan selama mengikuti kegiatan bekerja yaitu berupa aspek keterampilan, aspek pengetahuan dan aspek sikap. Materi pembelajaran tersebut yaitu: 1. Aspek Pengetahuan Aspek pengetahuan merupakan aspek yang berkaitan dengan informasi untuk memperoleh pemahaman. Aspek pengetahuan tidak secara langsung diberikan kepada peserta baru, tetapi peserta baru secara mandiri mengetahui pengetahuan tersebut selama membantu pekerjaan pengrajin. Semakin bertambahnya pekerjaan yang dibantu, maka pengetahuan yang diperoleh juga bertambah. Aspek pengetahuan yang diperoleh adalah pengetahuan tentang bahan dan alat yang digunakan untuk membuat kerajinan. Alat dab bahan tersebut yaitu: Ondel, Suwul dan Jantur, Ganden, Jangka Besi, Gunting Besi, Pahat yang terdiri dari pahat ukir terdapat 5 pahat baku yaitu pahat pengawi, pahat pemplaku, pahat dop, pahat ulir dan pahat lemahan, Tabung Las Karbit, Blander (Torch), Mesin Gerinda commit Tangan, to user Amplas, Alat Blower, Kompor gas,

8 Kawat Alumunium, Plat alumunium, H2SO4, Larutan Pijer, Jabung, Batu Bara, Batu Hijau atau Langsol. 2. Aspek Keterampilan Awal pembelajaran pada aspek keterampilan dilakukan dengan memberikan keterampilan berupa kegiatan-kegiatan yang biasa dilakukan pengrajin pada saat bekerja. Pekerjaan yang dilakukan oleh peserta baru masih dalam kategori ringan dan masih dalam pengawasan pengrajin karena masih belum terampil dan masih dalam proses belajar. Selanjutnya, apabila peserta sudah beradaptasi dengan baik, peserta baru diberi kesempatan pengrajin untuk melakukan pekerjaan tanpa di bimbing oleh pengrajin. Kegiatan keterampilan dapat berupa kegiatan dalam membuat produk kerajinan dari awal sampai akhir. Proses pembuatan kerajinan ada beberapa tahapan antara lain: a. Persiapan alat dan bahan Langkah awal dalam proses pembuatan kerajinan logam alumunium adalah menyiapkan bahan dan alat. Bahan meliputi plat alumunium, kawat alumunium, larutan H2SO4, air pijer, batu hijau atau langsol. Selain bahan tersebut disiapkan, maka perlu disiapkan juga alat-alat yang diperlukan dalam proses pembuatan kerajinan logam alumunium. Peralatan tersebut antara lain penggaris besi, meteran, jangka besi, ondel, ganden, suwul dan jantur, tabung las pijar, blander, korek api, perapian batubara, blower, gerinda, dan amplas. b. Pembuatan Pola Bentuk Tahap pembuatan pola bentuk dilakukan dengan merancang desain produk pada selembar kertas dengan menggunakan spidol atau pensil. Rancangan desain produk tersebut berupa ukuran produk, sketsa kasar bentuk dan motif hiasan. c. Pembentukan Proses pembentukan terdiri dari beberapa tahapan proses yang harus dilalui. commit Tahapan to pembentukan user merupakan tahapan yang

9 harus dilakukan dengan telaten dan memerlukan waktu yang lama. Kesulitan pembentukan tergantung pada kesulitan pola desain yang dibuat. Tahapan pembentukan terdiri dari beberapa tahapan antara lain: 1) Penyambungan Pertama Tahapan pertama yang harus dilakukan dalam pembentukan yaitu penyambungan pola bentuk. Tahapan penyambungan bertujuan agar pelat logam satu dengan lainnya dapat tersambung sehingga dapat terbentuk konstruksi sesuai desain agar nantinya lebih mudah untuk dipukul. 2) Pembakaran Tahapan ini dilakukan apabila kontruksi pola bentuk logam telah selesai dibuat. Kontruksi pola bentuk dipanaskan diatas tempat perapian. Dalam tempat perapian bahan baku yang digunakan adalah batu bara dan dibantu alat blower sebagai alat penghasil udara agar batu bara dapat panas lebih cepat. 3) Pemukulan Tahapan pemukulan dilakukan dengan memukul permukaan kontruksi plat logam dengan menggunakan alat ganden, ondel, suwul, dan Jantur. Proses pemukulan dilakukan sampai kontruksi plat logam terbentuk sempurna. Pukulan harus tepat pada permukaan plat logam, hal ini agar hasil pukulan dapat berurutan sesuai dengan intruksi pukulan dari pengrajin. 4) Penyambungan Kedua Proses penyambungan kedua dilakukan apabila konstruksi masing-masing bagian bentuk telah terbentuk. Penyambungan kedua ini bertujuan agar setiap bagian kontruksi pola bentuk menjadi satu kesatuan agar apabila masuk proses menghias kontruksi bentuk lebih mudah untuk diukir. d. Menghias commit to user

10 Proses menghias dilakukan dengan memberikan hiasan pahat berupa ukiran pada kontruksi bentuk kerajinan logam telah selesai. Tahapan menghias terdiri dari beberapa tahapan yaitu: 1) Penuangan Jabung Penuangan jabung dilakukan sebelum proses menghias dikerjakan. Tahapan ini bertujuan untuk membuat bidang alas pada kontruksi bentuk untuk mengukir. Jabung yang telah dimasak langsung dimasukkan kedalam bentuk produk yang bentuk kontruksi bentuk telah selesai dibuat. 2) Pembuatan Sketsa Motif Ukiran Pembuatan sketsa motif ukiran dilakukan dengan cara menggambar motif ukiran di atas kertas dengan menggunakan pensil atau spidol. Bentuk motif ukiran dibuat oleh pengrajin sesuai dengan pesanan, dan ragam motif ukiran biasanya berupa motif ragam hias berbentuk obyek alami seperti bentuk bunga, buah, dan daun. Ada pula bentuk geometris seperti lingkaran, persegi panjang, segitiga, dan setengah lingkaran. 3) Pemahatan Proses pemahatan dilakukan dengan menggunakan alat pahat berupa pahat baja dengan berbagai bentuk ujung pahat dan menggunakan martil besi sebagai pemukul pahat. Proses memahat berlangsung 1-7 hari dan tidak menutup kemungkinan waktu pemahatan lebih lama sesuai dengan tingkat kesulitan bentuk motif ukiran. 4) Pencopotan Jabung Tahapan pencopotan jabung dilakukan apabila proses pemahatan sudah selesai. Proses pencopotan jabung dilakukan dengan cara membakar hasil ukiran dengan menggunakan kompor. Untuk memudahkan dalam pencopotan jabung, kontruksi bentuk ukiran diberi pengait agar dapat digantung sehingga lebih commit memudahkan to user dalam proses pencopotan. Apabila

11 bentuk kerajinan tersebut tidak dapat diberi pengait, maka hanya perlu di kaitan pada tangkai besi saja. e. Pembersihan Awal Pembersihan awal merupakan tahapan yang dilakukan apabila jabung selesai dicopot. Tahapan pembersihan bertujuan untuk menghilangkan lelehan jabung yang masih menempel di plat alumunium. Tahapan selanjutnya adalah pemolesan larutan H2SO4 pada seluruh permukaan bentuk produk. Tahapan tersebut bertujuan agar larutan H2SO4 dapat membantu menghilangkan lelehan jabung secara menyeluruh. Setelah larutan H2SO4 telah selesai dioleskan, maka kontruksi bentuk produk kembali dibakar agar lelehan jabung yang tersisa menjadi lebih bersih. f. Pembersihan Kedua Pembersihan kedua dilakukan setelah proses pembakaran produk kerajinan dengan larutan H2SO4 selesai. Sifat larutan H2SO4 yang dapat mengikis kerak dan sisa larutan jabung sehingga setelah pembakaran selesai, produk tersebut disiram air dan dicuci dengan deterjen agar proses pengikisan pada plat alumunium dapat langsung dihentikan. g. Penyempurnaan Bentuk Penyempurnaan bentuk kerajinan dilakukan dengan memukul kembali bagian-bagian bentuk yang belum sempurna dengan alat ondel. Penyempurnaan bentuk bertujuan agar bentuk bagian-bagian yang masih kasar dapat diperbaiki kembali. Proses penyempurnaan dilakukan dengan cara memukul bagian-bagian pada permukaan kerajinan yang kasar dengan menggunakan alat ondel agar bentuk yang kurang sempurna bisa sempurna. h. Penghalusan Tahapan ini dilakukan dengan menghaluskan bagianbagian bentuk kerajinan commit to dengan user menggunakan kertas amplas.

12 Tahapan tersebut dilakukan bertujuan agar menghaluskan bentuk produk yang tadinya masih kasar menjadi lebih halus. Kertas amplas yang dapat mengikis permukaan benda dapat membantu untuk menghaluskan sebelum nantinya produk dipoles. i. Pemolesan Tahapan pemolesan adalah tahapan terakhir untuk membuat produk kerajinan. Tahapan pemolesan adalah tahapan dimana bentuk akhir kerajinan yang telah selesai, dipoles menggunakan mesin gerinda. Mesin gerinda dipasang piringan berupa kardus bekas yang di geruskan pada langsol atau batu hijau pada bagian yang cacat/lecet dapat menipis dan hilang. Pemberian pembelajaran membuat kerajinan dilaksanakan tidak sesuai dengan urutan dan pedoman, melainkan pemberian pembelajaran dilaksanakan apabila pengrajin melakukan pekerjaan. Pemberian pembelajaran disesuaikan dengan pekerjaan yang sedang dilakukan oleh pengrajin dalam membuat kerajinan logam alumunium. Tahapan pembuatan logam yaitu memotong bahan plat, tahap membentuk, pembuatan landasan ukir, membuat hiasan kerajinan dengan teknik ukir, pembersihan lelehan jabung, serta pemolesan. Apabila tahap awal adalah pemotongan bahan logam, namun pengrajin telah memasuki tahapan membentuk maka peserta baru juga harus mengikuti pembuatan pola bentuk 3. Aspek sikap Aspek yang disalurkan oleh pengrajin kepada peserta baru berupa nilai sikap rasa tanggung jawab, nilai kedisiplinan, nilai kesabaran dan ketelitian. Nilai kedisiplinan (discipline) diperoleh dengan memberikan pembelajaran berupa kedisiplinan waktu selama bekerja Nilai Ketekunan (diligence) diperoleh dengan memberikan kesempatan bertanya dan berlatih membuat kerajinan logam alumunium secara berkesinambungan. Nilai Ketelitian (carefulness) diperoleh dari kegiatan bekerja dimana pada saat melakukan pekerjaan commit dituntut to user ketelitian agar kerajinan logam

13 alumunium yang dibuat tidak terdapat kesalahan dalam proses pembuatan. Nilai tanggungjawab diperoleh dengan memberikan pembelajaran berupa tanggungjawab merawat dan menggunakan alat-alat yang telah digunakan dalam membuat kerajinan logam alumunium. Nilai kasih sayang diperoleh dengan memberikan kasih sayang yaitu mengayomi dan membimbing pengrajin junior (peserta baru) yang masih dalam tahap belajar bekerja. Nilai hormat kepada orang yang lebih tua dengan memberikan pembelajaran berupa selalu menghormati, mematuhi nasehat yang diberikan dan selalu menghargai perkataan yang dikatakan pengrajin senior. Nilai-nilai tersebut merupakan bentuk nilai nilai pendidikan yang diberikan oleh pengrajin senior kepada pengrajin junior (peserta baru). Kegiatan tersebut dapat membimbing peserta baru agar memiliki sikap disiplin, tanggung jawab, ketelitian, ketekunan. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan transfer nilai pendidikan dan keterampilan dapat berupa pemindahan keahlian berupa nilai pengetahuan, nilai sikap dan keterampilan dari pengrajin senior kepada pengrajinpengrajin lainnya di lingkungan Home Industri Nuansa dan pemilik Home Industri Nuansa tidak ikut terlibat dalam proses pelaksanaan transfer nilai pendidikan dan keterampilan. Semua nilai pendidikan dan keterampilan yang diperoleh akan di transfer atau dipindahkan kepada pengrajin-pengrajin junior yang masih perlu pengalaman dalam membuat kerajinan logam alumunium. Jenis-jenis Keterampilan Seni Kerajinan Logam Alumunium Nuansa Keterampilan dalam membuat kerajinan logam dapat dipelajari oleh siapa saja yang ingin mempelajarinya. Mengingat bahwa Home Industri Nuansa lebih banyak menghasilkan kerajinan logam alumunium sehingga keterampilan yang ada merupakan keterampilan membuat kerajinan logam berbahan alumunium. Jenisjenis keterampilan yang diterapkan pada seni kerajinan logam alumunium yaitu: commit to user

14 1. Keterampilan Memotong Plat Memotong bahan baku plat merupakan salah satu keterampilan yang penting dimiliki seorang pengrajin untuk memulai proses pembuatan bentuk produk kerajinan. Keterampilan memotong plat dilakukan dengan cara memotong bagian plat logam yang terpola dengan menggunakan gunting besi. Jenis gunting yang digunakan merupakan jenis gunting lurus, lengkung. Gunting lurus dipergunakan untuk menggunting tepi-tepi lurus dan lengkunganlengkungan dalam. Sedangkan gunting lengkung dipergunakan untuk lengkungan-lengkungan dalam saja. 2. Keterampilan Membentuk Keterampilan membentuk merupakan keterampilan dalam membentuk kontruksi pola bentuk kerajinan logam alumunium. Keterampilan membentuk terdiri dari beberapa keterampilan yaitu keterampilan mengetok (memukul) dan keterampilan membuat bentuk cekung. Kedua keterampilan tersebut menggunakan alat ondel sebagai pemukul serta alat suwul sebagai landasan. a. Keterampilan Mengetok (Memukul) Keterampilan mengetok (memukul) merupakan keterampilan membentuk plat logam tipis dengan cara memukul pada seluruh permukaannya dengan menggunakan martil atau martil kayu. Martil disini lebih dikenal dengan nama Ondel, sedangkan martil kayu lebih dikenal dengan nama ganden. Keterampilan mengetok dilakukan dengan cara melakukan pukulan-pukulan ringan dengan pergelangan tangan dimulai dari tengah-tengah bentuk ke arah tepi bentuk. b. Keterampilan Membuat Bentuk Cekung Keterampilan mencekung merupakan keterampilan dalam membuat kontruksi produk kerajinan logam dimana bentuk yang dibuat adalah bentuk cekung. Keterampilan mencekung dilakukan dengan memukul terus menerus dengan menggunakan alat ganden dan ondel sehingga nantinya akan terbentuk kontruksi bentuk melengkung. Keterampilan ini dilakukan commit dengan to user membentuk cekungan dengan

15 memukulkan ganden tepat diluar titik penopang. Pengerjaanya dilakukan dengan memutarkan bentuk plat berlawanan jarum jam setelah setiap pukulan. 3. Keterampilan Membakar Keterampilan membakar merupakan keterampilan dalam membakar plat diatas perapian. Keterampilan membakar dimaksudkan agar pori-pori plat logam dapat terbuka sehingga saat plat alumunium dipukul, tekstur plat alumunium dapat lebih lunak. Hal yang paling terpenting untuk mengetahui plat logam alumunium sudah lunak atau belum adalah dengan memberikan pasir. Pasir memberikan tanda pada plat logam pada saat proses pembakaran apabila pelat logam telah panas sempurna. Pasir akan berwarna kemerahan tanda panas apabila plat logam telah panas sempurna. 4. Keterampilan Menyambung Keterampilan menyambung merupakan keterampilan membuat sambungan pada saat akan membuat kontruksi bentuk kerajinan logam alumunium. Keterampilan menyambung plat logam dilakukan dengan menggunakan teknik las karbit. Keterampilan mengelas berupa keterampilan menggunakan alat las dan keterampilan membuat sambungan. 5. Keterampilan Membuat Jabung Keterampilan membuat jabung terdiri dari beberapa keterampilan antara lain keterampilan mengukur takaran bahan jabung, memasak jabung, dan melepas jabung. Ketiga keterampilan tersebut dilakukan berurutan sampai keterampilan jabung benar-benar siap digunakan menjadi landasan bidang ukiran. Keterampilan tersebut yaitu keterampilan Mengukur Takaran Bahan, Keterampilan Memasak, Keterampilan Menuangkan Jabung. Keterampilan Melepas Jabung 6. Keterampilan Mengukir. commit to user

16 Keterampilan mengukir sejatinya terdiri dari beberapa keterampilan, keterampilan tersebut yaitu berupa keterampilan memindahkan gambar motif pada bidang ukir, keterampilan memegang pahat, keterampilan membuat alur pahat, dan keterampilan ukir. 7. Keterampilan Finishing Keterampilan finishing merupakan keterampilan dimana bentuk kerajinan masuk dalam tahapan penyelesaian. Keterampilan ini sangat penting dikuasai karena keterampilan ini merupakan keterampilan terakhir sebelum produk yang dibuat selesai diproduksi. Keterampilan tersebut yaitu Keterampilan Pembersihan, Keterampilan Memoles. Ragam Desain yang Diterapkan pada Seni Kerajinan Logam Alumunium Nuansa Ragam desain dalam kerajinan logam Alumunium Nuansa berupa perkembangan dari produk perabotan rumah tangga yang terdiri produk dekorasi dan produk terapan. 1. Produk dekorasi Produk dekorasi berupa produk yang digunakan untuk pajangan dan dapat digunakan sebagai hiasan ruang. Desain produk dekorasi tersebut berupa a) mangkuk (Bowl ) yang terbagi menjadi mangkuk untuk tempat meletakkan pot bunga dan tempat meletakkan buah b) Guci (Guci) c) lampu (lamp) yang terbagi menjadi lampu gantung, lampu dinding (Wall Lamp), lampu meja (table lamp) d) kaligrafi e) gantungan kunci. Bentuk produk mangkuk (bowl), guci, lampu gantung, lampu meja, lampu dinding kebanyakan memiliki bentuk geometris dengan perpaduan bentuk seperti persegi panjang, segi banyak, lingkaran, setengah lingkaran, oval, balok, kubus, serta tabung dengan panjang berbeda dan banyak variasi. Khusus untuk hiasan lampu dinding terdapat bentuk produk ragam hias khas Surakarta dan bentuk gunungan wayang. Tekstur yang terdapat pada permukaan desain produk hiasan terbagi menjadi 2 tekstur, yaitu tekstur kasar berupa ukiran timbul dan berlubang, serta tekstur halus berupa efek mengkilat pada permukaan kerajinan. Motif ornamen yang pada desain produk hiasan commit bagian to besar user menampilkan bentuk ornamental

17 dengan mengambil bentuk alami seperti bunga, ikan, daun, dan buah. Tetapi terdapat pula bentuk ornamen geometris seperti lingkaran, oval, persegi dan segi banyak. Desain produk hiasan juga dapat disesuaikan dengan selera pelanggan. 2. Gambar 1. Desain Bowl (Mangkuk) Sebagai Tempat Buah dengan Motif Ornamen Bentuk (a) Bunga (b) Daun (c) Tanpa Ukiran (Mengkilat) (Sumber: Dokumentasi Dhanar Wiyanti, 2014) 3. Bentuk produk terapan Bentuk produk terapan yang di buat Home Industri Nuansa berupa produk perabotan rumah tangga, meja dan bak cuci. Bentuk desain yang dibuat antara lain berupa a) Desain perabotan rumah tangga memiliki bentuk dengan macam variasi bentuk teko, dandang, wajan b) Desain bak cuci yang memiliki bentuk oval dengan berbagai ukuran c) Desain meja memiliki bentuk volume padat dengan raut volume silindris dan raut volume variasi. Sebagian besar tekstur desain produk terapan yang dibuat memiliki tekstur halus. Tetapi untuk desain bak cuci dan meja juga terdapat tekstur kasar berupa ukiran. Motif ornamen ukiran tersebut lebih banyak menampilkan bentuk ornamental dengan mengambil bentuk bebas dan kombinasi bentuk alami seperti bunga, daun, dan buah, commit to user

18 PENUTUP Kesimpulan Gambar 2. Desain meja (a) Tekstur halus (b) Tekstur kasar (Sumber: Dokumentasi Dhanar Wiyanti, 2014) 1. Pelaksanaan transfer nilai pendidikan berisi tentang pemindahan proses pembelajaran yang berasal dari pengrajin senior kepada pengrajin junior (peserta baru) di Home Industri Nuansa. Proses pembelajaran tersebut berupa nilai-nilai pendidikan antara lain nilai tentang aspek nilai pengetahuan, nilai sikap dan nilai keterampilan. Jenis-jenis keterampilan yang diterapkan pada seni kerajinan logam alumunium berasal antara lain a) keterampilan memotong plat b) keterampilan membentuk c) keterampilan membakar e) keterampilan mengukir f) keterampilan finishing. Ragam desain pada kerajinan logam Alumunium Nuansa berupa desain bentuk geometris, bentuk alami dan bentuk bebas. Desain bentuk geometris terdapat pada bentuk produk mangkuk (bowl), guci, lampu, meja, bak cuci gantungan kunci dan kaligrafi commit to user dengan perpaduan bentuk seperti persegi panjang, segi banyak, lingkaran,

19 setengah lingkaran, oval, balok, kubus, serta tabung dengan ukuran yang berbeda dan banyak variasi. Desain bentuk alami terdapat pada bentuk desain lampu dinding dan mangkuk berupa bentuk daun dan bunga. Desain bentuk bebas terdapat pada bentuk produk lampu dinding berupa bentuk ragam hias khas Surakarta dan bentuk gunungan wayang. Implikasi Berdasarkan simpulan yang telah diambil dalam penelitian ini didapatkan yang mengungkap tentang transfer nilai nilai pendidikan dan keterampilan pada seni kerajinan logam alumunium sehingga penelitian ini berimplikasi sebagai media pelestarian nilai-nilai budaya lokal, pelestarian nilai-nilai estetis. Bagi masyarakat pada umumnya dapat menambah tempat tujuan baru sebagai destinasi wisata kerajinan logam, memberi kontribusi yang yang berkaitan dengan pengembangan teknologi. Bagi peneliti lain berimplikasi sebagai dasar untuk mengembangkan penelitian selanjutnya mengenai transfer nilai nilai pendidikan dan keterampilan pada seni kerajinan logam alumunium Saran Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disampaikan saran yang berkaitan dengan transfer nilai pendidikan dan keterampilan seni kerajinan logam alumunium, diharapkan pengrajin Home Industri Nuansa lebih meningkatkan nilai tanggungjawab terhadap kerapian ruangan sehingga setelah pemakaian ruangan dapat sedikit lebih tertata dan bersih, diharapkan pengrajin junior yang masih dalam tahap belajar di Home Industri Nuansa lebih meningkatkan nilai kedisiplinan agar tepat waktu dalam memulai pekerjaan sehingga proses pelaksanaan pembelajaran dapat berlangsung dengan teratur dan diharapkan Home Industri Nuansa lebih meningkatkan bentuk ragam desain bukan hanya bentuk geometris dan bentuk alam saja akan tetapi dapat bentuk lainnya dengan lebih sering mengikuti pameran sehingga wawasan bentuk ragam desain lebih banyak. commit to user

20 DAFTAR PUSTAKA Abdulhak,I & Suprayogi,U. (2011). Penelitian Dalam Pendidikan Nonformal. Jakarta: PT.Raja grafindo Persada Mulyana, R. (2004). Mengartikulasikan Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta Soegeng Toekio (1996). Tinjauan Kekriyaan Indonesia. Surakarta: Sekolah Tinggi Seni Indonesia Sudjana, N. & Ibrahim. (1988). Penelitian dan Penilaian. Bandung: Sinar Sutopo H.B. (1984). Metoologi Penelitian Kualitatif. Surakarta.UNS Press. Sachari A., &Suryana Y.Y. (2000). Desain dan Dunia Kesenirupaan Indonesia dalam Wacana Transformasi Budaya. Bandung: ITB. commit to user

Skripsi. oleh : DHANAR WIYANTI SETYOANGGRAHENI NIM. K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Skripsi. oleh : DHANAR WIYANTI SETYOANGGRAHENI NIM. K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA TRANSFER NILAI PENDIDIKAN DAN KETERAMPILAN DI SENI KERAJINAN LOGAM ALUMUNIUM NUANSA DUKUH TUMANG TEGALREJO, DESA CEPOGO, KECAMATAN CEPOGO, KABUPATEN BOYOLALI Skripsi oleh : DHANAR WIYANTI SETYOANGGRAHENI

Lebih terperinci

Siapa Kami. Visi & Misi. Visi Menjadi Perusahaan Yang Bergerak di Bidang Kerajinan Tembaga Yang Professional. Misi

Siapa Kami. Visi & Misi. Visi Menjadi Perusahaan Yang Bergerak di Bidang Kerajinan Tembaga Yang Professional. Misi AA Gallery 081225444111-081225444222 ari.boyolali@gmail.com info@aagallery.co.id Showroom: Tumang Kupo Cepogo Boyolali 57362 Central Java PIN BB : 26A2CFAD Fax : 0276-323405 www.aagallery.co.id Siapa Kami

Lebih terperinci

KAJIAN TENTANG SENI LUKIS KACA DI DWI HASTA GLASS DUKUH PULE DESA NGRICIK KECAMATAN SELOGIRI KABUPATEN WONOGIRI

KAJIAN TENTANG SENI LUKIS KACA DI DWI HASTA GLASS DUKUH PULE DESA NGRICIK KECAMATAN SELOGIRI KABUPATEN WONOGIRI KAJIAN TENTANG SENI LUKIS KACA DI DWI HASTA GLASS DUKUH PULE DESA NGRICIK KECAMATAN SELOGIRI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Oleh: YONATAN RIANANTAKA K3209048 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Ditinjau dari macam pekerjan yang dilakukan, dapat disebut antara lain: 1. Memotong

Ditinjau dari macam pekerjan yang dilakukan, dapat disebut antara lain: 1. Memotong Pengertian bengkel Ialah tempat (bangunan atau ruangan) untuk perawatan / pemeliharaan, perbaikan, modifikasi alt dan mesin, tempat pembuatan bagian mesin dan perakitan alsin. Pentingnya bengkel pada suatu

Lebih terperinci

SKRIPSI PEMBELAJARAN KREASI SPONGE CUTTING PADA MATA PELAJARAN SENI BUDAYA DI SMA NEGERI 1 POLOKARTO PADA KELAS X IPA 4 TAHUN AJARAN 2014/2015

SKRIPSI PEMBELAJARAN KREASI SPONGE CUTTING PADA MATA PELAJARAN SENI BUDAYA DI SMA NEGERI 1 POLOKARTO PADA KELAS X IPA 4 TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI PEMBELAJARAN KREASI SPONGE CUTTING PADA MATA PELAJARAN SENI BUDAYA DI SMA NEGERI 1 POLOKARTO PADA KELAS X IPA 4 TAHUN AJARAN 2014/2015 oleh: ARIF BAYU NUGROHO K3210007 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

1. PENGENALAN ALAT KERJA BANGKU

1. PENGENALAN ALAT KERJA BANGKU 1. PENGENALAN ALAT KERJA BANGKU A. Tujuan 1. Menyebutkan macam-macam jenis alat tangan dan fungsinya. 2. Menyebutkan bagian-bagian dari alat-alat tangan pada kerja bangku. 3. Mengetahui bagaimana cara

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah...

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MENGGAMBAR ORNAMEN PADA SISWA KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI WANGON KABUPATEN BANYUMAS TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MENGGAMBAR ORNAMEN PADA SISWA KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI WANGON KABUPATEN BANYUMAS TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MENGGAMBAR ORNAMEN PADA SISWA KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI WANGON KABUPATEN BANYUMAS TAHUN PELAJARAN 2014/2015. SKRIPSI Oleh : MAHMUDI NIM X3211012 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Desain furnitur yang berkualitas mengandung kompleksitas nilai, ketrampilan teknik, muatan filosofi maupun metodologi. Pertimbangan perencanaan desain lampu hias

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. 1. Tempat Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. 1. Tempat Penelitian digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Perusahaan Kerajinan Tembaga Muda Tama. Bapak Supri Haryanto selaku

Lebih terperinci

SOAL PENGAYAAN A. FLORA, FAUNA DAN ALAM BENDA

SOAL PENGAYAAN A. FLORA, FAUNA DAN ALAM BENDA SOAL PENGAYAAN A. FLORA, FAUNA DAN ALAM BENDA 1 Jelaskan apa yang dimaksud dengan aktivitas fisik dan mental dalam menggambar! 2 Sebutkan dan jelaskan dua komposisi dalam menggambar! 3 Sebutkan contoh

Lebih terperinci

KRIYA LOGAM. Oleh: B Muria Zuhdi JURUSAN PENDIKAN SENI RUPA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

KRIYA LOGAM. Oleh: B Muria Zuhdi JURUSAN PENDIKAN SENI RUPA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA KRIYA LOGAM Oleh: B Muria Zuhdi JURUSAN PENDIKAN SENI RUPA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PERALATAN DAN BAHAN BAHAN 1. Aluminium 2. Baja 3. Besi 4. Emas 5. Kuningan/Loyang 6. Monel

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SIFAT HANTARAN DAN KEGUNAAN BENDA

HUBUNGAN ANTARA SIFAT HANTARAN DAN KEGUNAAN BENDA BAB 5 HUBUNGAN ANTARA SIFAT HANTARAN DAN KEGUNAAN BENDA Tujuan Pembelajaran: Setelah mempelajari bab ini, kalian diharapkan dapat: 1. Membandingkan sifat kemampuan berbagai benda dalam menghantarkan panas.

Lebih terperinci

Tugas Akhir ANALISIS NETWORK DALAM PROSES PEMBUATAN KERAJINAN BOKOR PADA MUDA TAMA GALLERY BOYOLALI WAWAN TRI HARYANTO F

Tugas Akhir ANALISIS NETWORK DALAM PROSES PEMBUATAN KERAJINAN BOKOR PADA MUDA TAMA GALLERY BOYOLALI WAWAN TRI HARYANTO F Tugas Akhir ANALISIS NETWORK DALAM PROSES PEMBUATAN KERAJINAN BOKOR PADA MUDA TAMA GALLERY BOYOLALI WAWAN TRI HARYANTO F3506058 PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN INDUSTRI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... v. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xiv. A. Latar Belakang Masalah...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... v. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xiv. A. Latar Belakang Masalah... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i ABSTRAK... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv BAB I. PENDAHULUAN1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 3 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian...

Lebih terperinci

SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI

SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI Disusun Oleh : Nama : Kelas : X Mipa 6 Pelajaran : Seni Budaya SMA TAHUN AJARAN 2016/2017 Seni Rupa Seni rupa adalah salah satu cabang seni yang membentuk sebuah karya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permukaannya. Misalnya furniture sebagai tempat penyimpan biasanya

BAB I PENDAHULUAN. permukaannya. Misalnya furniture sebagai tempat penyimpan biasanya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Furniture adalah istilah yang digunakan untuk perabot rumah tangga yang berfungsi sebagai tempat penyimpan barang, tempat duduk, tempat tidur, tempat mengerjakan

Lebih terperinci

b. Karya seni rupa tiga dimensi atau trimatra, contoh; patung, monumen, mebel. rumah, pesawat, sepatu, sandal, tas, dll.

b. Karya seni rupa tiga dimensi atau trimatra, contoh; patung, monumen, mebel. rumah, pesawat, sepatu, sandal, tas, dll. SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI 1. PEMBAGIAN BERDASARKAN DIMENSI Pengertian dimensi adalah ukuran yang meliputi panjang, lebar, dan tinggi. Karya seni rupa yang hanya memiliki panjang dan lebar disebut

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM LAS DAN TEMPA

LAPORAN PRAKTIKUM LAS DAN TEMPA LAPORAN PRAKTIKUM LAS DAN TEMPA Disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktek Las dan Tempa Disusun Oleh: FAJAR RIZKI SAPUTRA K2513021 PTM A PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Dalam pemilihan material yang akan digunakan untuk membuat sebuah rak, perlu memperhatikan juga unsur kelestarian bagi lingkungan. Penggunaan kayu

Lebih terperinci

RPP KRIYA LOGAM III. Bahan Kajian. (materi ajar)

RPP KRIYA LOGAM III. Bahan Kajian. (materi ajar) RPP KRIYA LOGAM III Program Studi Mata Kuliah : S I Kriya Seni. : Kriya Logam III. Smt, Sks : VI, Sks: 4. Kode Mata Kuliah MKKB 016202 MKK 13102. Dosen : Drs. Sumadi, M.Sn. AriSupriyanta., S.Sn, MA. Kompetensi

Lebih terperinci

BUNGA MAWAR SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN PERABOT RUANG TERAS TUGAS AKHIR KARYA SENI

BUNGA MAWAR SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN PERABOT RUANG TERAS TUGAS AKHIR KARYA SENI BUNGA MAWAR SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN PERABOT RUANG TERAS TUGAS AKHIR KARYA SENI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MENGGAMBAR RAGAM HIAS PADA KELAS VIIIC DI SMP NEGERI 1 KALIGONDANG PURBALINGGA SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MENGGAMBAR RAGAM HIAS PADA KELAS VIIIC DI SMP NEGERI 1 KALIGONDANG PURBALINGGA SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016 PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MENGGAMBAR RAGAM HIAS PADA KELAS VIIIC DI SMP NEGERI 1 KALIGONDANG PURBALINGGA SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016 Oleh : Nursitinah NIM. X3211017 Skripsi Diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN Batik merupakan warisan budaya dari Indonesia yang sudah disahkan oleh pihak UNESCO. Batik Yogyakarta atau Batik Jogja merupakan bagian dari budaya Jawa.

Lebih terperinci

MACAM MACAM SAMBUNGAN

MACAM MACAM SAMBUNGAN BAB 2 MACAM MACAM SAMBUNGAN Kompetensi Dasar Indikator : Memahami Dasar dasar Mesin : Menerangkan komponen/elemen mesin sesuai konsep keilmuan yang terkait Materi : 1. Sambungan tetap 2. Sambungan tidak

Lebih terperinci

Pengertian 8/22/2015. Oleh Maria Etik Sulistiyani. Kerajinan

Pengertian 8/22/2015. Oleh Maria Etik Sulistiyani. Kerajinan Kerajinan dari Bahan Alam Oleh Maria Etik Sulistiyani Pembuatan Produk Kerajinan dari bahan alam Tanah Liat Serat Kayu Bambu Kulit Logam Batu Rotan Kemasan Produk Berdasarkan teknik, bahan, alat, dan prodesur

Lebih terperinci

Pemuaian adalah bertambahnya volume suatu zat akibat meningkatnya suhu zat. Semua zat umumnya akan memuai jika dipanaskan.

Pemuaian adalah bertambahnya volume suatu zat akibat meningkatnya suhu zat. Semua zat umumnya akan memuai jika dipanaskan. Pemuaian Zat Pemuaian adalah bertambahnya volume suatu zat akibat meningkatnya suhu zat. Semua zat umumnya akan memuai jika dipanaskan. Pemuaian zat padat, zat cair, dan gas menunjukkan karakteristik yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik. Sepanjang sejarah, manusia tidak terlepas dari seni. Karena seni adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan Pengembangan ragam hias batik Banten memiliki keterkaitan dengan lingkungan non fisik. Dimana ragam hias batik banten memiliki ciri khas dan nilainilai budaya

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH KAYU SEBAGAI BAHAN PENCIPTAAN JAM LAMPU DINDING DENGAN MOTIF HIAS KLASIK JAWA DAN BALI

PEMANFAATAN LIMBAH KAYU SEBAGAI BAHAN PENCIPTAAN JAM LAMPU DINDING DENGAN MOTIF HIAS KLASIK JAWA DAN BALI PEMANFAATAN LIMBAH KAYU SEBAGAI BAHAN PENCIPTAAN JAM LAMPU DINDING DENGAN MOTIF HIAS KLASIK JAWA DAN BALI 547 UTILIZATION OF WOOD WASTE AS MATERIAL OF LAMP CLOCK CREATION WITH CLASSIC JAVA AND BALI MOTIF

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KREASI PAPER QUILLING PADA SISWA KELAS X MIA 3 SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PEMBELAJARAN KREASI PAPER QUILLING PADA SISWA KELAS X MIA 3 SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PEMBELAJARAN KREASI PAPER QUILLING PADA SISWA KELAS X MIA 3 SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Oleh : BELA FITRIA BOUNTY K3210011 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN : KETERAMPILAN JENJANG PENDIDIKAN : SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

MATA PELAJARAN : KETERAMPILAN JENJANG PENDIDIKAN : SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) MATA PELAJARAN : KETERAMPILAN JENJANG PENDIDIKAN : SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) Kompetensi guru Pedagogik Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran keterampilan. Memahami berbagai teori belajar

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI TEKNOLOGI DALAM PROSES PENCIPTAAN SENI KRIYA KAYU I WAYAN JAGRI DI DESA SINGAPADU

IMPLEMENTASI TEKNOLOGI DALAM PROSES PENCIPTAAN SENI KRIYA KAYU I WAYAN JAGRI DI DESA SINGAPADU IMPLEMENTASI TEKNOLOGI DALAM PROSES PENCIPTAAN SENI KRIYA KAYU I WAYAN JAGRI DI DESA SINGAPADU 1. Pendahuluan Oleh Nama: I Wayan Arissusila Nim : 201 121 001 Minat: Penciptaan Seni Seni kriya merupakan

Lebih terperinci

3. Scren halus, yang cocok untuk bahan plastic dan mika mempunyai kerapatan:

3. Scren halus, yang cocok untuk bahan plastic dan mika mempunyai kerapatan: PILIHLAH JAWABAN YANG PALING TEPAT! 1. Bahan yang digunakan untuk menutup screen disebut a. larutan b. H2SO4 c. emulsi d. ulano e. Ulano 5 2. Bahan untuk menghapus penutup screen ialah a. larutan b. H2SO4

Lebih terperinci

SOAL TES. Pilihlah satu jawaban yang anda anggap paling benar dengan memberikan tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d.

SOAL TES. Pilihlah satu jawaban yang anda anggap paling benar dengan memberikan tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d. Lampiran 1. Instrumen Penelitian 69 SOAL TES Mata pelajaran Kelas Alokasi waktu : Fabrikasi Las Gas : X : 30 menit Pilihlah satu jawaban yang anda anggap paling benar dengan memberikan tanda silang (X)

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Gambar 1. Meja Kopi Stainless (Sumber dari internet: http://desaininteriorrumah.info) Pada desain ini mengutamakan kesan minimalis dan modern dengan pengkombinasian

Lebih terperinci

commit to user BAB II DASAR TEORI

commit to user BAB II DASAR TEORI 3 BAB II DASAR TEORI 2.1 Kerja Bangku Kerja Bangku adalah teknik dasar yang harus dikuasai oleh seseorang dalam mengerjakan benda kerja. Pekerjaan kerja bangku menekankan pada pembuatan benda kerja dengan

Lebih terperinci

III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. Kelompok Data Berkaitan Dengan Aspek Fungsi Produk Rancangan Mainan pedal airplane merupakan suatu produk mainan yang sederhana yang terbuat dari bahan bekas plat besi,

Lebih terperinci

Pengertian. Ragam hias. Teknik. Pada pelajaran Bab 4, peserta didik diharapkan peduli dan melakukan aktivitas berkesenian,

Pengertian. Ragam hias. Teknik. Pada pelajaran Bab 4, peserta didik diharapkan peduli dan melakukan aktivitas berkesenian, Bab 4 Menerapkan Ragam Hias pada Bahan Kayu Alur Pembelajaran Pengertian Menerapkan Ragam Hias pada Bahan Kayu Ragam hias Teknik Menggambar Ragam Hias Ukiran Melukis Ragam Hias di Atas Bahan Kayu Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini mengalami kemajuan yang semakin pesat. Perkembangan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. ini mengalami kemajuan yang semakin pesat. Perkembangan tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu dan teknologi khususnya di dunia industri saat ini mengalami kemajuan yang semakin pesat. Perkembangan tersebut menyangkut juga di bidang pengelasan.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN digilib.uns.ac.id BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Skema Alur Kerja Pembuatan - Skema proses pembuatan alat pneumatik transfer station adalah alur kerja proses pembuatan alat pneumatik transfer station

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Seni kriya merupakan bagian dari kehidupan perajin sebagai perwujudan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Seni kriya merupakan bagian dari kehidupan perajin sebagai perwujudan 149 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Seni kriya merupakan bagian dari kehidupan perajin sebagai perwujudan imajinasi keindahan telah direspon positif oleh masyarakat sebagai apresiator dan

Lebih terperinci

MAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW)

MAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW) MAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW) PROGRAM IbPE KELOMPOK USAHA KERAJINAN ENCENG GONDOK DI SENTOLO, KABUPATEN KULONPROGO Oleh : Aan Ardian ardian@uny.ac.id FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kartika Dian Pratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kartika Dian Pratiwi, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Bahan alam telah dimanfaatkan manusia sejak zaman prasejarah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Bahan alam banyak digunakan untuk menunjang keperluan sehari-hari mulai

Lebih terperinci

STUDI PEMBELAJARAN SENI RUPA MATA PELAJARAN SENI BUDAYA BERBASIS KEWIRAUSAHAAN DI MADRASAH ALIYAH AL ISLAM SURAKARTA SEMESTER 2 TAHUN AJARAN 2012/2013

STUDI PEMBELAJARAN SENI RUPA MATA PELAJARAN SENI BUDAYA BERBASIS KEWIRAUSAHAAN DI MADRASAH ALIYAH AL ISLAM SURAKARTA SEMESTER 2 TAHUN AJARAN 2012/2013 STUDI PEMBELAJARAN SENI RUPA MATA PELAJARAN SENI BUDAYA BERBASIS KEWIRAUSAHAAN DI MADRASAH ALIYAH AL ISLAM SURAKARTA SEMESTER 2 TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh : SARINARULITA K3209039 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

TINGKATAN II MODUL TEMA 3

TINGKATAN II MODUL TEMA 3 TINGKATAN II MODUL TEMA 3 TINGKATAN II MODUL TEMA 3 Peralatan Rumah Tangga i Kata Pengantar Daftar Isi Pendidikan kesetaraan sebagai pendidikan alternatif memberikan layanan kepada mayarakat yang karena

Lebih terperinci

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya PENERAPAN DESAIN DALAM RANGKAIAN BUNGA SEBAGAI PELENGKAP DEKORASI RUANG Arita Puspitorini PKK Abstrak, Bunga sejak dulu hingga kini memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, karena bunga dirangkai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Mulai Studi Literatur Persiapan Bahan Pengecoran Dengan Penambahan Ti-B Coran dg suhu cetakan 200 o C Coran dg suhu cetakan 300 o C Coran dg suhu cetakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Enggis Kartikawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Enggis Kartikawati, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar yang diarahkan untuk mengembangkan potensi peserta didik kearah peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap, sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahanbahan yang

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH SEDOTAN AQUA GELAS UNTUK PENINGKATAN KETRAMPILAN BAGI ANAK PANTI ASUHAN REKSO PUTRO YOGYAKARTA

PEMANFAATAN LIMBAH SEDOTAN AQUA GELAS UNTUK PENINGKATAN KETRAMPILAN BAGI ANAK PANTI ASUHAN REKSO PUTRO YOGYAKARTA PEMANFAATAN LIMBAH SEDOTAN AQUA GELAS UNTUK PENINGKATAN KETRAMPILAN BAGI ANAK PANTI ASUHAN REKSO PUTRO YOGYAKARTA Oleh : Widyabakti Sabatari, M.Sn Staf Pengajar di Jurusan PTBB Prodi Teknik Busana FT UNY

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMAKASIH... ii ABSTRAK... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR BAGAN... x DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMAKASIH... ii ABSTRAK... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR BAGAN... x DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMAKASIH... ii ABSTRAK... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR BAGAN... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PENGARUH TEKANAN UDARA TERHADAP NILAI KEKASARAN PADA BENDA KERJA PLAT DENGAN BAHAN ST 37 PADA PROSES SANDBLASTING

TUGAS AKHIR PENGARUH TEKANAN UDARA TERHADAP NILAI KEKASARAN PADA BENDA KERJA PLAT DENGAN BAHAN ST 37 PADA PROSES SANDBLASTING TUGAS AKHIR PENGARUH TEKANAN UDARA TERHADAP NILAI KEKASARAN PADA BENDA KERJA PLAT DENGAN BAHAN ST 37 PADA PROSES SANDBLASTING Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Srata Satu Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA DALAM MENGGAMBAR RAGAM HIAS PADA SISWA KELAS VII-C SMP NEGERI 2 MOJOLABAN SUKOHARJO SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Oleh : ACHMADI

Lebih terperinci

Desain dan Pembuatan Tungku Bakar Arang untuk Proses Pemanasan dan Pembersihan bagi Industri Ukir Tembaga dan Kuningan

Desain dan Pembuatan Tungku Bakar Arang untuk Proses Pemanasan dan Pembersihan bagi Industri Ukir Tembaga dan Kuningan Desain dan Pembuatan Tungku Bakar Arang untuk Proses Pemanasan dan Pembersihan bagi Industri Ukir Tembaga dan Kuningan Seno Darmanto 1, Adi Nugroho 2, Yusuf Umardani 3, Sutanto 4 Departemen Teknologi Industri,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahanbahan yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. mengutamakan keterampilan tangan. Seni kriya termasuk ke dalam seni rupa terapan,

BAB V KESIMPULAN. mengutamakan keterampilan tangan. Seni kriya termasuk ke dalam seni rupa terapan, BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan Seni kriya merupakan seni kerajinan yang berwujud tiga dimensi dan sering disebut dengan kerajinan tangan, karena memang dalam proses pembuatannya lebih mengutamakan keterampilan

Lebih terperinci

Pada pembuatan produk kriya kulit kertas karton digunakan pada pembuatan

Pada pembuatan produk kriya kulit kertas karton digunakan pada pembuatan PILIHLAH JAWABAN YANG PALING TEPAT! 1. Langkah pertama dalam pembuatan produk kriya kulit adalah a. Membuat pola b. Memotong c. Menyeset d. Menjahit e. Mendesain 7. 8. 9. 2. 3. 4. 5. 6. Lipatan tengah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Visualisasi Proses Pembuatan Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih dahulu harus mengetahui masalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Lebih terperinci

Gambar 1 : Tempat Tidur Bayi Dari Kayu

Gambar 1 : Tempat Tidur Bayi Dari Kayu BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Gambar 1 : Tempat Tidur Bayi Dari Kayu Gambar di atas adalah Tempat tidur karya sejenis dari segi bahan dan materialnya produk di atas menggunakan bahan baku kayu,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DI MADRASAH ALIYAH

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DI MADRASAH ALIYAH IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DI MADRASAH ALIYAH PESANTREN PUTRI AL-MAWADDAH PONOROGO (Studi Kasus di Madrasah Aliyah Pesantren Putri Al-Mawaddah Ponorogo 2014) SKRIPSI Oleh: ANNISA RIF ATUN NOOR AZIZAH

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan Bentuk dari Meja kopi ini dibuat berdasarkan pertimbangan material dan sifat velg bekas yang sudah berbentuk lingkaran dengan mengeksplorasi dari bentuk

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Kuliah : MENGGAMBAR ETNIS Semester : I Kode : - SKS : 4 Jurusan : Desain Komunikasi Visual Dosen : Anton Rosanto, Asmoro Nurhadi Panindias Kompetensi : Mahasiswa mampu

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. KEASLIAN (ORISINILITAS) Dekoratif berbahan dasar limbah botol kaca akhir akhir ini menjadi salah satu yang banyak diminati oleh para desainer produk, banyak hal yang dibuat

Lebih terperinci

BAB 2 PROSES-PROSES DASAR PEMBENTUKAN LOGAM

BAB 2 PROSES-PROSES DASAR PEMBENTUKAN LOGAM BAB 2 PROSES-PROSES DASAR PEMBENTUKAN LOGAM pengecoran masih membutuhkan pekerjaan pekerjaan lanjutan. Benda benda dari logam yang sering kita lihat tidaklah ditemukan dalam bentuknya seperti itu, akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seni kriya sebagai bagian yang tumbuh dan berkembang bersama

BAB I PENDAHULUAN. Seni kriya sebagai bagian yang tumbuh dan berkembang bersama 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Seni kriya sebagai bagian yang tumbuh dan berkembang bersama kehidupan masyarakat mempunyai andil besar dalam menopang perekonomian. Hasil yang diperoleh umumnya

Lebih terperinci

BAB 1 SENI RUPA TIGA DIMENSI

BAB 1 SENI RUPA TIGA DIMENSI BAB 1 SENI RUPA TIGA DIMENSI A. Latar Belakang Latar belakang kami menulis makalah ini ialah untuk menjelaskan karya seni rupa tiga dimensi secara lebih rinci. Penjelasan karya seni rupa tiga dimensi akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Desain mebel termasuk dalam kategori desain fungsional, yaitu desain

BAB I PENDAHULUAN. Desain mebel termasuk dalam kategori desain fungsional, yaitu desain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desain mebel termasuk dalam kategori desain fungsional, yaitu desain yang memberikan pelayanan atau fasilitas pada kegiatan hidup manusia. Membuat desain mebel

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN : KETERAMPILAN JENJANG PENDIDIKAN : SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN : KETERAMPILAN JENJANG PENDIDIKAN : SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MATA PELAJARAN : KETERAMPILAN JENJANG PENDIDIKAN : SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) Kompetensi guru Pedagogik 1. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran keterampilan. 2.Memberikan perlakukan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. termasuk kegiatan rancang bangun industri dan perekayasaan industri. Industri dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. termasuk kegiatan rancang bangun industri dan perekayasaan industri. Industri dapat II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Rumah Tangga Menurut Kartasapoetra (2000), pengertian industri adalah kegiatan ekonomiyang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi dan atau barang jadi

Lebih terperinci

BAB 7 PERUBAHAN SIFAT BENDA. Kamu dapat menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap.

BAB 7 PERUBAHAN SIFAT BENDA. Kamu dapat menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap. BAB 7 PERUBAHAN SIFAT BENDA Tujuan Pembelajaran Kamu dapat menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap. Di sekitar kita terdapat bermacam-macam benda, antara

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN SEKOLAH MATA PELAJARAN KELAS SEMESTER STANDAR KOMPETENSI : : SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN : IV : 1 (Ganjil) : 1. Mengapresiasi karya seni rupa Kompetensi Dasar 1.1. Menjelaskan makna

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PEMBUATAN PATUNG KAYU

BAB III METODOLOGI PEMBUATAN PATUNG KAYU BAB III METODOLOGI PEMBUATAN PATUNG KAYU A. Bagan Proses Penciptaan Ide Studi Literatur Eksplorasi - Observasi - Dokumentasi - Pemilihan Media - Teknik Improvisasi Perancangan Bentuk Proses Pembentukan

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK USIA DINI MELALUI PEMBELAJARAN SENI RUPA DI PAUD 'AISYIYAH III KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER

PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK USIA DINI MELALUI PEMBELAJARAN SENI RUPA DI PAUD 'AISYIYAH III KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER 1 PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK USIA DINI MELALUI PEMBELAJARAN SENI RUPA DI PAUD 'AISYIYAH III KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER THE CREATION OF THE CHARACTER IN EARLY CHILHOOD LEARNING THROUGH FINE ARTS

Lebih terperinci

BENDA DAN KEGUNAANNYA

BENDA DAN KEGUNAANNYA BAB VI BENDA DAN KEGUNAANNYA Sumber: Dokumen penerbit Apa yang akan kamu pelajari pada bab enam ini? Pada bab ini akan mempelajari: A. Bahan penyusun benda B. Kegunaan benda Bab VI Benda dan Kegunaannya

Lebih terperinci

KERAJINAN LIMBAH DRUM BEKAS DAN PERANCANGAN ULANG TATALETAK FASILITAS PRODUKSI

KERAJINAN LIMBAH DRUM BEKAS DAN PERANCANGAN ULANG TATALETAK FASILITAS PRODUKSI KERAJINAN LIMBAH DRUM BEKAS DAN PERANCANGAN ULANG TATALETAK FASILITAS PRODUKSI I Made Rajendra ¹. I Ketut Suherman ². Ni Kadek Dessy Hariyanti ³ ¹ Teknik Mesin, Politeknik Negeri Bali ² Teknik Mesin, Politeknik

Lebih terperinci

Indikator Esensial Mengindentifikasi tahapan dalam membuat benda kerajinan

Indikator Esensial Mengindentifikasi tahapan dalam membuat benda kerajinan KISI- KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL KETRAMPILAN (KERAJINAN) Kompetensi Inti Guru (Standar Kompetensi) 1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang meliputi apresiasi dan membuat

Lebih terperinci

Sejarah Berdirinya Home Industry Aryani Art

Sejarah Berdirinya Home Industry Aryani Art 10 METODE PENELITIAN Metode penelitian digunakan untuk memahami objek penelitian dan dapat mengarahkan peneliti dalam melakukan analisis, sehingga dapat memberikan solusi dalam menjawab persoalan penelitian

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN. A. Kelompok Data Berkaitan Dengan Aspek Fungsi Produk Rancangan

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN. A. Kelompok Data Berkaitan Dengan Aspek Fungsi Produk Rancangan BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. Kelompok Data Berkaitan Dengan Aspek Fungsi Produk Rancangan Mainan Tunggangan pedal car train merupakan suatu produk mainan yang sederhana yang terbuat dari bahan

Lebih terperinci

PENERAPAN IPTEKS. IbM PENINGKATAN PENDAPATAN IBU-IBU PKK MELALUI PEMBUATAN KERAJINAN MANIK-MANIK. Oleh Herlina Jasa Putri Harahap

PENERAPAN IPTEKS. IbM PENINGKATAN PENDAPATAN IBU-IBU PKK MELALUI PEMBUATAN KERAJINAN MANIK-MANIK. Oleh Herlina Jasa Putri Harahap IbM PENINGKATAN PENDAPATAN IBU-IBU PKK MELALUI PEMBUATAN KERAJINAN MANIK-MANIK Oleh Herlina Jasa Putri Harahap ABSTRAK Permasalahan yang dipecahkan dalam kegiatan pengabdian ini adalah(1) untuk meningkatkan

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS TEKNIK Semester II PENCAIRAN LOGAM INDUK 300 menit JST/MES/MES315/01 Revisi : 01 Tgl: 21 Juni 2010 Hal : 1 dari 3 1. KOMPETENSI Mahasiswa mampu membuat jalur lasan dengan ketentuan a. Menggunakan

Lebih terperinci

Melalui sedikit kelebihan gas dalam api dapat dicegah terjadinya suatu penyerapan arang (jika memang dikehendaki) dicapai sedikit penambahan

Melalui sedikit kelebihan gas dalam api dapat dicegah terjadinya suatu penyerapan arang (jika memang dikehendaki) dicapai sedikit penambahan Flame Hardening Flame hardening atau pengerasan dengan nyala api terbuka adalah pengerasan yang dilakukan dengan memanaskan benda kerja pada nyala api. Nyala api tersebut dapat menggunakan Elpiji + Udara

Lebih terperinci

Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar dan Indikator Kompetensi Inti 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam

Lebih terperinci

ANALISIS LAY OUT USAHA HANDYCRAFT BERBAHAN BESI

ANALISIS LAY OUT USAHA HANDYCRAFT BERBAHAN BESI ANALISIS LAY OUT USAHA HANDYCRAFT BERBAHAN BESI Ni Gst.Ag. Gde Eka Martiningsih ¹. I Made Sudana ². I Gede Nyoman Suta Waisnawa ³ ¹Fakultas Pertanian, Universitas Mahasaraswasti Denpasar 2.,3 Teknik Mesin,

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. identifikasi dari masing-masing komponen Mesin Pemoles pada casing

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. identifikasi dari masing-masing komponen Mesin Pemoles pada casing BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Identifikasi Gambar Kerja 1. Identifikasi Ukuran Identifikasi ukuran komponen merupakan langkah untuk menentukan ukuran dalam pembuatan casing mesin pemoles. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Indonesia saat ini membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas dalam upaya menghadapi perkembangan zaman yang semakin berkembang. Perkembangan suatu bangsa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kualitatif mengarahkan peneliti menjelajahi kancah dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kualitatif mengarahkan peneliti menjelajahi kancah dan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian kualitatif mengarahkan peneliti menjelajahi kancah dan menggunakan sebagian besar waktunya dalam mengumpulkan data secara langsung, dan data yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga membentuk suatu sambungan/kampuh. pateri dan mematri keras. Untuk mengelas yang baik dan benar terlebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga membentuk suatu sambungan/kampuh. pateri dan mematri keras. Untuk mengelas yang baik dan benar terlebih BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pengelasan Pengelasan adalah menyambung dua benda kerja atau lebih, tanpa menggunakan atau dengan menggunakan bahan tambah dengan cara memanasi benda kerja tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN A. Ide Berkarya BAB III METODE PENCIPTAAN Pengolahan ide berkarya adalah proses pengolahan konsep, selanjutnya terwujudkan kedalam sebuah karya yang dimulai dengan mengolah rasa, kepekaan, memperhatikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Area terhadap hasil rancang bangun alat Uji Konduktivitas Thermal Material.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Area terhadap hasil rancang bangun alat Uji Konduktivitas Thermal Material. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu 3.1.1. TEMPAT Pengujian dilakukan di laboratorium Prestasi Mesin Universitas Medan Area terhadap hasil rancang bangun alat Uji Konduktivitas Thermal Material.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Galeri Seni Kriya Logam, Kulit dan Rotan di Denpasar

KATA PENGANTAR Galeri Seni Kriya Logam, Kulit dan Rotan di Denpasar KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatnya, penyusunan landasan konseptual perancangan tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. Mewah Indah Jaya merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. Mewah Indah Jaya merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Mewah Indah Jaya merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri pengolahan alat-alat kebutuhan rumah tangga. Perusahaan ini didirikan

Lebih terperinci

KINERJA KEPALA DESA DALAM MEWUJUDKAN TATA KELOLA

KINERJA KEPALA DESA DALAM MEWUJUDKAN TATA KELOLA i KINERJA KEPALA DESA DALAM MEWUJUDKAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK (GOOD GOVERNANCE) (Studi pada Pemerintahan Desa Trosemi, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo) Skripsi Oleh: Rina Mardiyah K6406049

Lebih terperinci

Bahan Baku Peralatan dan Proses Pembuatan Gerabah II Oleh: Drs. I Made Mertanadi, M.Si., Dosen PS Kriya Seni

Bahan Baku Peralatan dan Proses Pembuatan Gerabah II Oleh: Drs. I Made Mertanadi, M.Si., Dosen PS Kriya Seni Bahan Baku Peralatan dan Proses Pembuatan Gerabah II Oleh: Drs. I Made Mertanadi, M.Si., Dosen PS Kriya Seni (8) Pisau raut Pisau raut yaitu suatu alat berbentuk pisau kecil terbuat dari lempengan besi

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN 1. Orisinalitas Casing kayu gaya klasik BAB II METODE PERANCANGAN Gambar 2. Five Wood Computer Case (Sumber : Google) Casing PC material kayu dengan model ini lebih mengutamakan sisi bentuk elegan namun

Lebih terperinci

Benda dan Sifatnya. Peta Konsep. Benda. Berdasarkan sifat daya hantar panasnya. Penggunaan benda yang bersifat konduktor dan isolator

Benda dan Sifatnya. Peta Konsep. Benda. Berdasarkan sifat daya hantar panasnya. Penggunaan benda yang bersifat konduktor dan isolator Bab V Benda dan Sifatnya Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini, kamu diharapkan mampu: - membandingkan sifat kemampuan menghantarkan panas dari berbagai benda, - menjelaskan alasan pemilihan

Lebih terperinci

BAB III METOLOGI PENELITIAN

BAB III METOLOGI PENELITIAN BAB III METOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Metode yang digunakan adalah untuk mendekatkan permasalahan yang diteliti sehingga menjelaskan dan membahas permasalahan secara tepat. Skripsi ini menggunakan

Lebih terperinci

PRAKARYA. by F. Denie Wahana

PRAKARYA. by F. Denie Wahana PRAKARYA by F. Denie Wahana (Produk Sederhana dengan Teknologi) Kompetensi Inti (KI) 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Pengaruh Tekanan Udara Terhadap Laju Pengikisan Plat Baja ST 37 Pada Proses Sandblasting

TUGAS AKHIR. Pengaruh Tekanan Udara Terhadap Laju Pengikisan Plat Baja ST 37 Pada Proses Sandblasting TUGAS AKHIR Pengaruh Tekanan Udara Terhadap Laju Pengikisan Plat Baja ST 37 Pada Proses Sandblasting Diajukan untuk memenuhi tugas dan syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan ini dilakukan dalam praktek pembelajaran dikelas V SD Negeri Sumogawe 04, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang dengan jumlah

Lebih terperinci