BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Menurut Daft dan Marcic (2013) manajemen adalah upaya pencapaian tujuan organisasi dengan efektif dan efisien melalui perencanaan, pengaturan, kepemimpinan, dan pengawasan sumber organisasional. Manajemen juga diartikan sebagai mengkoordinasikan dan mengawasi kegiatan kerja orang lain agar pekerjaan tersebut dapat diselesaikan dengan efektif dan efisien (Robbins dan Coulter, 2014:33). Mengkoordinasi dan mengawasi pekerjaan orang lain merupakan hal yang membedakan posisi manajerial dari posisi non managerial. Dimana yang mengkoordinasi serta mengawasi adalah supervisor, dan yang dikoordinasi serta diawasi adalah karyawan. Namun, ini tidak berarti bahwa manajer (supervisor) dapat melakukan apa yang mereka inginkan kapan saja, di mana saja, atau dengan cara apapun. Sebaliknya, manajemen memastikan bahwa aktivitas pekerjaan selesai dengan efisien dan efektif oleh orang yang bertanggung jawab, dapat melakukannya dengan baik. Supervisor setidaknya hanya menginsipirasi mereka tentang apa yang akan mereka lakukan. Efficiency (Means) Effectiveness (Ends) Resource Usage Goal Attainment Low Waste High Attainment Management Strives for: Low Resource Waste (high efficiency) High Goal Attainment (high effectiveness) Gambar 2.1 Efisien and Efektif di Manajemen Sumber : Robbins dan Coulter Manajamen yang baik adalah manajemen yang bisa efektif dan efisien. Efisiensi mengacu pada output lebih banyak dibanding input (Robbins dan Coulter, 2014:34). Jadi, dengan input yang sedikit bisa menghasilkan output yang banyak. Efisien mengelola sumber daya seperti orang, uang dan peralatan secara bijaksana 7

2 8 dan hemat sehingga produk atau jasa yang dihasilkan berkualitas tinggi namun dengan biaya yang relatif. Gambar 2.2 Proses Inputs to Outputs Sumber : Robbins dan Coulter Tidak cukup hanya untuk bisa efisien, manajemen juga fokus untuk bagaimana bisa efektif dalam menyelesaikan kegiatan agar tujuan organisasi dapat tercapai. Efektif berarti membuat keputusan yang tepat dan melakukan hal yang benar dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan kerja yang akan membantu mencapai tujuan organisasi (Robbins dan Coulter, 2014:34). Dalam organisasi yang sukses, effieciency tinggi dan effectiveness yang tinggi biasanya berjalan seiringan (Robbins dan Coulter, 2014:35). Manajemen yang buruk mengarah ke kinerja yang buruk, biasanya melibatkan menjadi tidak efisien dan tidak efektif atau menjadi efektif tetapi tidak efisien. Menurut pendekatan fungsi, manajer melakukan kegiatan atau fungsi tertentu karena mereka secara efisien dan efektif mengkoordinasikan pekerjaan orang lain. Terdapat empat fungsi manajemen yang harus dilakukan (Robbins dan Coulter, 2014:35), fungsi-fungsi tersebut meliputi: Planning (perencanaan) adalah fungsi manajemen yang mencakup proses mendefinisikan tujuan, menetapkan strategi, dan mengembangkan rencana untuk mengkoordinasikan kegiatan agar bisa mencapai sasaran itu. Organizing (pengorganisasian) adalah fungsi manajemen yang melibatkan kegiatan menyusun dan menstrukturisasi pekerjaan agar tujuan dapat tercapai. Pengorganisasian mencakup proses menentukan tugas apa yang harus dilakukan, siapa yang melakukan, menentukan hal yang perlu dilakukan, bagaimana cara mengelompokkan tugas-tugas itu, siapa harus melapor ke siapa, dan di mana keputusan harus dibuat. Leading (kepemimpinan) adalah fungsi manajemen yang melibatkan memotivasi, memimpin, dan mempengaruhi orang lain dengan tujuan untuk mencapai tujuan organisasi. Seperti memotivasi bawahan, mempengaruhi

3 9 individu atau tim supaya mereka bekerja dengan baik, merancang komunikasi yang efektif, membantu menyelesaikan konflik kelompok kerja, memperbaiki masalah perilaku karyawan. Controlling (pengendalian), setelah tujuan dan rencana yang ditetapkan (planning), pengaturan tugas (organizing), dan menentukan pekerja, pelatihan untuk pekerja, dan memotivasi pekerja (leading), harus ada beberapa evaluasi untuk memastikan bahwa tujuan terpenuhi dan pekerjaan yang dilakukan sesuai sebagaimana mestinya. Supervisor (pemimpin) harus memantau dan mengevaluasi kinerja. Hasil kinerja harus dibandingkan dengan tujuan yang ditetapkan. Jika tujuan tersebut tidak tercapai, proses kerja harus diulang dan dibuat berjalan sebagaimana mestinya. Proses ini pemantauan, membandingkan, dan mengoreksi adalah fungsi pengawasan. Planning Organizing Leading Controlling Lead to Achieving the organization s stated purposes 2.2 Kepemimpinan Gambar 2.3 Management Functions Sumber : Robbins dan Coulter Kepemimpinan merupakan tindakan, bukan jabatan (McGannon, DH dalam Hughes, Ginnett, Curphy, 2009:261). Kepemimpinan merupakan hal yang penting (Raelin, 2006 dalam Achua, 2010:4). Karena kepemimpinan memungkinkan organisasi untuk bisa menjadi lebih produktif dan bisa memperoleh laba lebih, keberhasilan itu tergantung pada gaya pemimpin dan lingkungan yang diciptakan untuk membuat karyawan berfungsi dengan baik (Puni, Ofei, Okoe, 2014:177). Kepemimpinan adalah perilaku dari seorang individu yang memimpin aktifitasaktifitas suatu kelompok kesuatu tujuan yang ingin dicapai bersama (share goal) (Hemphill & Coons, 1957:7 dalam Soekanto, 2012). Kepemimpinan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok ke arah tercapainya tujuan (Robbins, 2001). Dimana kepemimpinan itu harus melibatkan orang lain, yaitu leader (supervisor) atau followers (karyawan), karyawan bersedia menerima

4 10 pengarahan dari supervisor. Menurut Peter Northouse (2010) dalam PabuÇcu (2015:7) Kepemimpinan fokus pada bagaimana pemimpin (supervisor) mempengaruhi para pengikut (karyawan). Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi para pemimpin dan pengikut untuk mencapai tujuan organisasi melalui perubahan. Kepemimpinan mencakup distribusi kekuasaan yang tidak sama diantara pemimpin dan anggota kelompok. Supervisor mempunyai wewenang untuk mengarahkan beberapa aktivitas anggota kelompok (karyawan). Leader (supervisor) bisa mempengaruhi followers (karyawan) dan bisa mengarahkannya sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai (Jacobs dan Jacques, 1990 dalam Pramudito dan Yunianto, 2009). Kepemimpinan juga merupakan proses supervisor dalam mempengaruhi orang lain (karyawan) agar upaya pekerjaan mereka mengarah pada pencapaian tujuan organisasi (Dyck and Neubert, 2009:480). Sebagai suatu proses, penggunaan pengaruh tanpa paksaan saat mengarahkan dan mengkoordinasikan kegiatan anggota kelompok untuk mencapai tujuan. Sedangkan sebagai properti, kepemimpinan adalah seperangkat karakteristik dikaitkan dengan orang-orang yang dianggap menggunakan pengaruh dalam mencapai keberhasilan (Arthur 1982 dalam Griffin, 2010:308). Keberhasilan karir individu dan kesuksesan organisasi juga ditentukan oleh seberapa efektif perilaku pemimpin (Achua, 2010:4). Kepemimpinan dianggap hal penting untuk bisa mencapai sukses, dan beberapa peneliti berpendapat bahwa perilaku kepemimpinan adalah hal yang paling penting. Dengan kata lain, kinerja karyawan didasarkan pada perilaku, bagaimana perilaku karyawan bisa mencapai tujuan organisasi dengan efisien dan efektif, untuk itu perilaku kepemimpinan perlu agar dapat memotivasi karyawan. Efisiensi itu tentang bagaimana meminimumkan jumlah sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan organisasi. Hal ini didasarkan pada jumlah bahan baku, uang (biaya produksi) dan karyawan yang diperlukan untuk menghasilkan tingkat output tertentu. Sedangkan, efektivitas adalah istilah yang lebih luas, yang berarti sejauh mana organisasi mencapai tujuannya (Daft, 2010:22). Kepemimpinan yang baik dapat dilihat dari hasilnya, beberapa supervisor memiliki catatan bahwa dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik di berbagai situasi sementara supervisor yang lain tampaknya memiliki kesulitan untuk dapat menyelesaikan pekerjaan yang sama. Kunci dari cara kita membedakan antara

5 11 supervisor yang efektif dan tidak efektif adalah dengan melihat apa yang mereka lakukan sehari-hari. Beberapa supervisor melakukan pekerjaan dengan baik, seperti membuat keputusan, memberikan arahan, membuat rencana, memberikan umpan balik, dan mendapatkan karyawan yang sesuai kebutuhan kemudian bisa membangun tim yang kompak sehingga tujuan dapat tercapai. Namun, supervisor lain mengalami kesulitan dalam membuat keputusan, menetapkan tujuan dengan samar-samar atau tidak jelas, dan mengabaikan permintaan karyawan untuk peralatan kerja dan kemudian tidak bisa membangun tim yang kompak. Nilai-nilai yang dimiliki seorang supervisor seperti kepribadian, dan kecerdasan memang penting, variabel seperti ini memang memiliki hubungan langsung dengan efektivitas kepemimpinan. Namun, perilaku pemimpin (supervisor) dapat membuat supervisor berhubungan langsung dengan karyawannya, kemudian bisa membangun tim dan supervisor dapat mencapai tujuan melalui karyawan (Hughes, Ginnett, Curphy, 2009:261). Sebagai supervisor kita bisa memilih untuk mengubah perilaku kita, jika kita ingin karena perilaku merupakan hal yang dilakukan dalam keadaan sadar dan itu dapat dikendalikan. Penting untuk diketahui, perilaku kita menunjukkan value, personality dan intelligence. Supervisor dengan sifat-sifat, nilai-nilai, atau sikap tertentu mungkin akan lebih mudah untuk secara efektif melakukan beberapa perilaku kepemimpinan dari pada yang lain. Misalnya, para supervisor dengan skor agreeableness lebih tinggi mungkin merasa relatif mudah untuk menunjukkan kepedulian dan dukungan terhadap karyawan tetapi juga mungkin merasa sulit untuk mendisiplinkan karyawan. Sedangkan, supervisor dengan nilai affiliation rendah, sifat kepribadian sosialisasinya rendah yang membuatnya akan lebih suka bekerja sendiri dibandingkan bekerja sama dengan orang lain. 2.3 Perilaku Kepemimpinan Perilaku kepemimpinan faktor untuk mencapai misi organisasi (Karantiano, 2013:1637). Perilaku kepemimpinan (leadership behavior), merupakan perilakuperilaku tertentu yang membedakan antara pemimpin dan non-pemimpin (Robbins dan Judge, 2005:359). Dan, menurut Achua and Lussier (2010:16) perilaku kepemimpinan merupakan teori yang menjelaskan gaya khas yang digunakan oleh para pemimpin yang efektif, atau untuk menentukan sifat pekerjaan mereka. Sebuah sasaran utama dari penelitian kepemimpinan ini adalah untuk mengidentifikasi

6 12 perilaku kepemimpinan yang efektif. Jika anda bertanya bagaimana untuk mempelajari dan mengidentifikasi perilaku yang terbaik, yang membedakan pemimpin yang efektif dan tidak efektif? Anda dapat melakukannya dengan melakukan wawancara, observasi perilaku, dan teknik kertas dan pensil (kuesioner). Dengan itu, anda bisa mengetahui apa yang mereka lakukan, mengetahui bagaimana perilaku pemimpin (supervisor), perilaku seperti apa yang mereka (supervisor) sering lakukan. The Ohio State University mengembangkan serangkaian kuesioner untuk mengukur perilaku pemimpin yang berbeda dalam lingkungan kerja. Penelitian itu dahulu dimulai dengan mengumpulkan sebuah daftar mengenai perilaku kepemimpinan kurang lebih dari contoh, kemudian mengurangi daftar tersebut sampai 150 hal yang kelihatannya merupakan contoh yang baik mengenai fungsifungsi kepemimpinan yang penting, dan daftar pernyataan ini kemudian dikenal dengan istilah Leadership Behavior Description Questionnaire. Leadership Behavior Description Questionnaire digunakan untuk mendapatkan informasi tentang perilaku pemimpin tertentu, dengan cara followers diminta untuk menilai sejauh mana leader melakukan perilaku-perilaku seperti berikut, ia membiarkan karyawan tahu ketika mereka (karyawan) telah menyelesaikan pekerjaan dengan baik, ia menetapkan expectations yang jelas tentang kinerja, ia menunjukkan perhatian ke bawahan sebagai individu, ia membuat bawahan merasa nyaman. Dari hasil menganalisis jawaban kuesioner memberi indikasi bahwa para bawahan (karyawan) memandang perilaku atasannya pertama-tama dalam kaitannya dengan dua dimensi atau kategori arti dari perilaku, yang kita kemudian sebut sebagai consideration dan initiating structure. Menurut Hughes, Ginnett, Curphy (2009: ) perilaku kepemimpinan juga dapat digambarkan dalam dua dimensi yang bersifat independen, yaitu consideration dan initiating structure Initiating Structure & Consideration Consideration behavior (pertimbangan), supervisor berperilaku cenderung lebih mengutamakan kepentingan karyawan, di mana hal ini ditunjukkan dengan supervisor menjalin hubungan yang akrab dengan karyawan. Menurut Robbins dan Judge (2005:359) Consideration behavior mengenai sejauh mana perilaku pemimpin yang memiliki hubungan kerja dengan adanya rasa saling percaya, menghormati ide karyawan, dan memperhatikan keadaan karyawan. Consideration behavior mengacu

7 13 pada seberapa ramah dan sifat mendukungnya pimpinan terhadap bawahan. Pemimpin yang memiliki consideration yang tinggi akan mengupah dengan cara yang berbeda, memberikan dukungan dan perhatian, seperti berbicara untuk kepentingan bawahan, peduli tentang masalah pribadi mereka, dan memberikan penghargaan untuk pekerjaan mereka (Hughes, Ginnett, Curphy, 2009:266). Initiating structure (struktur prakarsa) supervisor berperilaku menjalin hubungan dengan karyawan dan membentuk komunikasi yang baik agar dapat mengkoordinasi karyawan dengan mudah dan dapat menginformasikan cara-cara penyelesaian pekerjaan. Pertimbangan menyangkut perilaku yang menunjukkan hubungan timbal balik antara pemimpin dan pengikut. Menurut Robbins dan Judge (2005:359) initiating structure menjelaskan sejauh mana perilaku pemimpin untuk mendefinisikan peran dan posisi karyawan dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Perilaku kepemimpinan initiating structure cenderung lebih mementingkan tujuan organisasi daripada mementingkan karyawan. Supervisor berperilaku mengatur, menentukan pola organisasi, saluran komunikasi, struktur peran dalam pencapaian tujuan organisasi dan cara pelaksanaannya. Perilaku supervisor yang high initiating structure, berperilaku seperti menetapkan tenggat waktu, menetapkan standar kinerja, dan memantau tingkat kinerja (Hughes, Ginnett, Curphy, 2009:266). Dari dua dimensi perilaku tersebut, kemudian diidentifikasikan lagi menjadi empat gaya kepemimpinan utama yaitu low structure and high consideration, high structure and high consideration, low structure and low consideration, dan high structure and low consideration. Perilaku kepemimpinan dengan high structure and low consideration, pemimpin berkomunikasi satu arah, dimana keputusan ditentukan sendiri oleh pemimpin. Sedangkan, perilaku kepemimpinan dengan high consideration dan low structure komunikasi yang terjalin dua arah, adanya feedback dari atasan ke bawahan dan bawahan ke atasan. Sebagaimana yang telah diuraikan diatas, maka peneliti dalam penelitian ini mendefinisikan consideration behavior adalah gaya kepemimpinan yang pada dasarnya sama dengan gaya kepemimpinan employee centered, berfokus pada pemenuhan kebutuhan orang (karyawan) dan mempererat hubungan (Achua dan Lussier, 2010:68). Dan, untuk pengertian initiating structure dalam penelitian ini penulis mendefinisikan intiating structure merupakan gaya kepemimpinan yang pada

8 14 dasarnya sama dengan gaya kepemimpinan job centered, berfokus untuk dapat menyelesaikan pekerjaan (Achua dan Lussier, 2010:68) Leadership Grid The Ohio State merupakan langkah pertama yang menggambarkan perilaku kepemimpinan yang sebenarnya dilakukan oleh supervisor saat bekerja. Leadership Grid melakukan adaptasi dan pengembangan data penelitian kelompok perkembangan teori The Ohio State dan University of Michigan. Leadership Grid mengkategorikan perilaku kepemimpinan pada dua dimensi yaitu concern for people dan concern for production. Teori kepemimpinan yang dikenal dengan kisi-kisi manajerial atau Leadership Grid yang merupakan tulisan Robert R.Blake dan Jane Srygley Mouton pada tahun 1964 membagi dua dimensi model kepemimpinan dalam sebuah matriks, di mana garis vertikal atau ordinat melihat pada pertimbangan manusia dan garis horizontal melihat pada produksi. Untuk menentukan garis atau ordinat itu, sebelumnya harus mengetahui hasil responden terlebih dahulu. Setelah mengetahui hasilnya, hasilnya tersebut harus dikelompokkan antara hasil yang menunjukkan concern for people dan concern for production. Kemudian menunjukkan hasil tersebut kedalam range skor mulai dari 1 sampai 9 di kedua pertimbangan terhadap manusia (employee) atau pertimbangan pada produksi, tanggapan karyawan terhadap kuesioner kepemimpinan. Kedua nilai tersebut kemudian diplot pada Leadership Grid. Leadership Grid menggambarkan dua dimensi model dalam 5 gaya kepemimpinan utama, yaitu (1) The improvished leader (1,1), supervisor sedikit sekali usahanya untuk memikirkan orang-orang yang bekerja dengannya, dan produksi yang seharusnya dihasilkan oleh organisasinya. Dalam menjalankan tugas supervisor menganggap dirinya sebagai perantara yang hanya mengkomunikasikan informasi dari atasan kepada bawahan, (2) The authoritycompliance leader (9,1) supervisor menjalankan tugas secara otokratis. Supervisor hanya memikirkan tentang usaha peningkatan efisiensi pelaksanaan kerja, tidak mempunyai rasa tanggung jawabnya pada orang-orang yang bekerja dalam organisasinya, (3) The middle-of-the-road leader (5,5), supervisor memiliki pemikiran yang belum maksimal, baik pada produksi maupun pada orang-orang yang bekerja padanya. Supervisor berusaha mencoba menciptakan dan membina moral orang-orang yang bekerja dalam organisasi yang dipimpinnya, dan produksi dalam

9 15 tingkat yang memadai, tidak terlampau mencolok. Supervisor tidak menciptakan target terlampau tinggi sehingga sulit dicapai dan berbaik hati mendorong orangorang untuk bekerja lebih baik, (4) The country-club leader (1,9) gaya kepemimpinan dari supervisor ini mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi untuk selalu memikirkan orang-orang yang bekerja dalam organisasinya, tetapi pemikirannya mengenai produksi rendah. Supervisor ini berusaha menciptakan suasana lingkungan yang semua orang bisa bekerja santai, bersahabat, dan bahagia bekerja dalam organisasinya. Dalam suasana seperti ini tidak ada satu orangpun yang mau memikirkan tentang usaha-usaha koordinasi guna mencapai tujuan organisasi, (5) The team leader (9,9) supervisor mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi untuk memikirkan dengan baik produksi maupun orang-orang yang bekerja dengannya. Supervisor mencoba merencanakan semua usaha-usahanya dengan senantiasa memikirkan dedikasinya pada produksi dan nasib orang-orang yang bekerja dalam organisasinya. Supervisor mampu memadukan kebutuhan-kebutuhan produksi dengan kebutuhan-kebutuhan orang-orang secara individu. 2.4 Kerangka Pemikiran Setiap organisasi atau perusahaan memerlukan sumber daya untuk mencapai tujuannya. Sumber daya merupakan sumber energi, tenaga, kekuatan (power) yang diperlukan untuk menciptakan daya, gerakan, aktifitas, kegiatan, dan tindakan. Sumber daya tersebut antara lain terdiri atas sumber daya alam, sumber daya finansial, sumber daya manusia, sumber daya ilmu pengetahuan, dan sumber daya ilmu teknologi. Di antara sumber daya tersebut, sumber daya terpenting adalah sumber daya manusia (SDM-human resources). SDM merupakan sumber daya yang yang digunakan untuk menggerakkan dan menyinergikan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan organisasi. Tanpa SDM, sumber daya lainnya mengganggur (idle) dan kurang bermanfaat dalam mencapai tujuan organisasi. Untuk itu dikatakan, modal manusia merupakan modal yang menentukan keunggulan kompetitif dan keberhasilan untuk mencapai tujuan organisasi. Penting bagi perusahaan untuk memperhatikan kinerja karyawan. Kinerja karyawan dapat dilihat sebagai fungsi dari kemampuan untuk melakukan, kesempatan untuk melakukan, dan kemauan untuk melakukan (Bohlander, Snell, & Sherman, 2001; Eysenck, 1998). Pada penelitian ini kinerja karyawan dilihat dari kuantitas dari hasil kinerja karyawan. Seperti yang

10 16 diungkapkan oleh Mathis dan Jackson (2006) bahwa kinerja juga dapat dilihat dari kuantitas dari hasil, kualitas dari hasil, ketepatan waktu dari hasil, kehadiran atau absensi, dan kemampuan bekerja sama. CV. Citra Mandiri Sejati saat memperhatikan kinerja karyawan, ditemukan masalah di divisi produksi CV. Citra Mandiri Sejati bahwa selama satu tahun terakhir, kuantitas produk yang dihasilkan oleh karyawan belum dapat memenuhi target. Hal ini terjadi diduga penyebabnya karena supervisor belum bisa mengkoordinasikan sumber daya manusia (employee). Perilaku kepemimpinan supervisor belum efektif sehingga tujuan (target) tidak dapat terpenuhi. Padahal, keberhasilan individu dan nasib organisasi ditentukan oleh efektifitas perilaku pemimpin (Kaiser dan Kaplan, 2006 dalam Achua, 2010). Permasalah ini tidak boleh diabaikan begitu saja, masalah ini harus segera diselesaikan, agar perusahaan tidak terus mengalami kerugian karena harus membayar penalty. Untuk itu penelitian ini ingin mengetahui bagaimana perilaku kepemimpinan. Dalam penelitian ini, peneliti mempelajari perilaku kepemimpinan (supervisor) berdasarkan teori The Ohio State, yang mengidentifikasi perilaku supervisor dengan 2 perilaku kepemimpinan, yaitu perilaku kepemimpinan consideration dan perilaku kepemimpinan initiating structure. Setelah itu mengidentifikasi perilaku kepemimpinan apa yang efektif dan tidak efektif diantara perilaku kepemimpinan consideration dan perilaku kepemimpinan initiating structure, peneliti akan mengklasifikasi kembali perilaku kepemimpinan tersebut dalam leadership grid. Kemudian peneliti memberikan informasi tentang bagaimana perilaku kepemimpinan supervisor dan memberikan informasi tentang bagaimana perilaku kepemimpinan yang efektif supaya penelitian ini dapat memberikan saran dan manfaat yang berguna bagi CV. Citra Mandiri Sejati untuk kemajuan perusahaan di masa yang akan datang.

11 17

Penggunaan Leadership Behavior Description Questionnaire (LBDQ) Untuk Mengukur Efektifitas Kepemimpinan Supervisor (Kasus CV. Citra Mandiri Sejati)

Penggunaan Leadership Behavior Description Questionnaire (LBDQ) Untuk Mengukur Efektifitas Kepemimpinan Supervisor (Kasus CV. Citra Mandiri Sejati) Penggunaan Leadership Behavior Description Questionnaire (LBDQ) Untuk Mengukur Efektifitas Kepemimpinan Supervisor (Kasus CV. Citra Mandiri Sejati) Vrimayora Rezekhy Anandha Universitas Bina Nusantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai macam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai macam komponen yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan perusahaan. Komponen-komponen yang

Lebih terperinci

TEORI PERILAKU ( Peranan Pemimpin) IKA RUHANA

TEORI PERILAKU ( Peranan Pemimpin) IKA RUHANA TEORI PERILAKU ( Peranan Pemimpin) IKA RUHANA Dua Pandangan Teori Perilaku 1. Apa yang senyatanya dilakukan pemimpin, disini berarti berbicara fungsi-fungsi atau peranan pemimpin di dalam kelompok. 2.

Lebih terperinci

KEPEMIMPINAN. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia Bandung

KEPEMIMPINAN. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia Bandung KEPEMIMPINAN Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia Bandung 2010 1-1 Tujuan Pengajaran Definisi Leadership Traits theories Behavioral theories Contingency

Lebih terperinci

TUGAS KEPEMIMPINAN. Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijawa Malang

TUGAS KEPEMIMPINAN. Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijawa Malang TUGAS KEPEMIMPINAN Oleh: Amalia Hasanah (125030400111059) Daniel Avianto Karuniawan (125030405111005) Ryan Astri Kurniawan (125030405111001) Hari Mahardika Sembiring (125030400111097) Nicola Putra Pratama

Lebih terperinci

Manajemen : Pendahuluan

Manajemen : Pendahuluan Manajemen : Pendahuluan Pengantar Manajemen Pertemuan Ke-1 MERY CITRA SONDARI,SE.,MSi FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PADJADJARAN Mengapa Anda belajar Manajemen? Silakan sampaikan pendapat anda Mengapa Belajar

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKA. Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya

KAJIAN PUSTAKA. Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Manajemen Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Mathis dan Jackson (2006:3), Manajemen Sumber Daya Manusia adalah rancangan sistem-sistem formal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemajuan perekonomian yang semakin pesat dewasa ini membuat sumber daya manusia menjadi unsur yang sangat penting bagi kemajuan perusahaan dalam arti sumber

Lebih terperinci

PENGERTIAN MANAJEMEN Manajemen sebagai ilmu pengatahuan (management as a science) adalah bersifat interdisipliner yang mana mempergunakan bantuan dari

PENGERTIAN MANAJEMEN Manajemen sebagai ilmu pengatahuan (management as a science) adalah bersifat interdisipliner yang mana mempergunakan bantuan dari PENGERTIAN MANAJEMEN Manajemen sebagai ilmu pengatahuan (management as a science) adalah bersifat interdisipliner yang mana mempergunakan bantuan dari ilmu-ilmu sosial, filsafat dan matematika Manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Manajemen Manajemen adalah suatu proses yang terdiri dari serangkaian kegiatan seperti perencanaan, pengendalian/pengawasan, yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai

Lebih terperinci

MANAGING WORK EFFECTIVELY

MANAGING WORK EFFECTIVELY SUPERVISORY DEVELOPMENT PROGRAM MANAGING WORK EFFECTIVELY BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI SASARAN PELATIHAN Setelah mengikuti pelatihan ini peserta diharapkan dapat : 1. Mengidentifikasi fungsi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan selalu berusaha untuk mencapai tingkat laba tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan selalu berusaha untuk mencapai tingkat laba tertentu yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Penelitian Perusahaan selalu berusaha untuk mencapai tingkat laba tertentu yang diinginkan. Laba merupakan sisa dari selisih antara total pendapatan yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan yang jelas untuk dijadikan sebagai landasan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan yang jelas untuk dijadikan sebagai landasan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan memiliki tujuan yang jelas untuk dijadikan sebagai landasan dalam membuat kebijakan dan melaksanakan usahanya sehingga dapat mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gaya Kepemimpinan Transaksional Definisi Gaya kepemimpinan Transaksional

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gaya Kepemimpinan Transaksional Definisi Gaya kepemimpinan Transaksional BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gaya Kepemimpinan Transaksional 2.1.1 Definisi Gaya kepemimpinan Transaksional Menurut Bass dalam Robbins & Judge (2009:90) gaya kepemimpinan transaksional adalah model kepemimpinan

Lebih terperinci

GROUPS EFFECTIVENESS ORGANIZATIONAL EFFECTIVENESS INDIVIDUAL EFFECTIVENESS. Source : Gibson

GROUPS EFFECTIVENESS ORGANIZATIONAL EFFECTIVENESS INDIVIDUAL EFFECTIVENESS. Source : Gibson EFECTIVITY IN ORGANIZATION Dosen Pembina: Prof. Dr. Umi Narimawati, Dra., SE.,M.Si. Program Pascasarjana Magister Management Universitas Komputer Indonesia Bandung 2009 1 Tujuan Pengajaran Perspektif mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah salah satu unsur produksi selain itu juga faktor penting dan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah salah satu unsur produksi selain itu juga faktor penting dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah salah satu unsur produksi selain itu juga faktor penting dan utama di dalam segala bentuk organisasi. Sehingga perlu mendapatkan perhatian, penanganan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter dalam bukunya

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter dalam bukunya BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Manajemen Menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter dalam bukunya Manajemen (edisi ketujuh, 2004, p6), manajemen adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Proyek Konsep manajemen menurut Stoner, Freeman, dan Gilbert,Jr. (1996) adalah proses merencanakan, mengorganisasian, memimpin, dan mengendalikan pekerjaan anggota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gaya kepemimpinan suatu organisasi merupakan salah satu faktor lingkungan intern yang sangat jelas mempunyai pengaruh terhadap perumusan kebijaksanaan dan penentuan

Lebih terperinci

Pengantar Manajemen KEPEMIMPINAN. Amelia Christyani Dirtaniawan SE.,MBA. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Pengantar Manajemen KEPEMIMPINAN. Amelia Christyani Dirtaniawan SE.,MBA. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen Modul ke: Pengantar Manajemen KEPEMIMPINAN Fakultas Ekonomi dan Bisnis Amelia Christyani Dirtaniawan SE.,MBA. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id 1. Pengertian Kepemimpinan proses dalam mengarahkan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Kinerja di Balai Ternak Embrio Bogor. Hasil penelitian ini menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, maka segala upaya terus dilakukan untuk menciptakan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, maka segala upaya terus dilakukan untuk menciptakan sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan yang serba modern ini setiap perusahaan dituntut untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar dapat mengatasi persaingan yang semakin ketat

Lebih terperinci

Manajemen. Pengantar. Manajemen. dan Organisasi. Bab. edisi kesepuluh. Penerbit Erlangga

Manajemen. Pengantar. Manajemen. dan Organisasi. Bab. edisi kesepuluh. Penerbit Erlangga Manajemen edisi kesepuluh Stephen P. Robbins Mary Coulter Bab 1 Pengantar Manajemen dan Organisasi Penerbit Erlangga 1 Kerangka Pembelajaran Ikuti Kerangka Pembelajaran ini ketika membaca dan mempelajari

Lebih terperinci

Leadership Karakteristik, Kompetensi, Perilaku

Leadership Karakteristik, Kompetensi, Perilaku Leadership Karakteristik, Kompetensi, Perilaku Teori Kepemimpinan Awal Teori kepemimpinan Awal berfokus pd pemimpin (Teori Ciri) & cara pemimpin berinteraksi dg anggota kelompok (teori perilaku) 6 ciri

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Wijayanto (2012:10) manajemen merupakan ilmu dan seni. Manajemen sebagai ilmu disusun melalui proses pengkajian yang panjang oleh para ilmuwan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Manajemen Robbins & Coulter (2011) manajemen melibatkan aktivitas aktivitas koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang lain, sehingga pekerjaan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dan pada saat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dan pada saat BAB I Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dan pada saat ini sedang giat-giatnya melakukan pengembangan di segala bidang, guna meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Goal Setting Theory Grand theory yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengenai manajemen. Menurut Robbins dan Coulter (2012)

Lebih terperinci

Nama : Burhanudin Indra NIM :

Nama : Burhanudin Indra NIM : Nama : Burhanudin Indra NIM : 14122030 1. Pengertian Organisasi Organisasi berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani yang berarti alat.pengertian organisasi telah banyak disampaikan para ahli, tetapi

Lebih terperinci

LEADERSHIP DI SUSUN OLEH : HARRY SATRIA PUTRA ERPEN JUANDA

LEADERSHIP DI SUSUN OLEH : HARRY SATRIA PUTRA ERPEN JUANDA LEADERSHIP DI SUSUN OLEH : HARRY SATRIA PUTRA 112.6211.060 ERPEN JUANDA 112.6211.068 Manajer Vs Pemimpin Manajer Ditunjuk untuk posisinya. Dapat mempengaruhi didasarkan pada wewenang formal yang melekat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepemimpinan (Ali, 2010). Sedangkan menurut Ivancevich, Konopaske, dan

BAB I PENDAHULUAN. kepemimpinan (Ali, 2010). Sedangkan menurut Ivancevich, Konopaske, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pimpinan merupakan suatu figur yang diteladani oleh para bawahan, anggota atau orang lain dalam pencapaian suatu tujuan. Oleh karena itu seorang pemimpin harus berperilaku

Lebih terperinci

PERTEMUAN 13 dan 14: KEPEMIMPINAN. DIKTAT KULIAH: TEORI ORGANISASI UMUM 1 Dosen: Ati Harmoni 1

PERTEMUAN 13 dan 14: KEPEMIMPINAN. DIKTAT KULIAH: TEORI ORGANISASI UMUM 1 Dosen: Ati Harmoni 1 Dosen: Ati Harmoni 1 PERTEMUAN 13 dan 14: KEPEMIMPINAN TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah memelajari Bab ini mahasiswa dapat memahami tentang teori dan tipe kepemimpinan SASARAN BELAJAR: Setelah memelajari Bab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun internasional harus bekerja secara kompetitif dengan meningkatkan efektifitas dan efisiensi

Lebih terperinci

PENDEKATAN STUDI KEPEMIMPINAN

PENDEKATAN STUDI KEPEMIMPINAN PENDEKATAN STUDI KEPEMIMPINAN PENDEKATAN UNTUK MEMPELAJARI KEPEMIMPINAN Fred E. Fiedler dan Martin M. Chamars, dalam kata pengantar bukunya yang berjudul Leadership in Effectives Management mengemukakan

Lebih terperinci

PEDOMAN KERJA BERBASIS STRUKTUR ORGANISASI

PEDOMAN KERJA BERBASIS STRUKTUR ORGANISASI PEDOMAN KERJA BERBASIS STRUKTUR ORGANISASI Hanny Siagian STIE Mikroskil Jl. Thamrin No. 112, 124, 140 Medan 20212 hanny@mikroskil.ac.id Abstrak Kehadiran struktur organisasi mutlak ada didalam suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi keberhasilan seorang pemimpin dalam mempengaruhi. mempengaruhi kondisi kerja, dimana akan berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi keberhasilan seorang pemimpin dalam mempengaruhi. mempengaruhi kondisi kerja, dimana akan berhubungan dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang dipergunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain. Gaya kepemimpinan banyak

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka merupakan peninjauan kembali teori-teori yang berkaitan dengan variabel sehingga dapat membuktikan bahwa teori dan masalah yang terjadi saling berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentuk karyawan untuk berfikir, bersikap dan berperilaku. Budaya organisasi

BAB I PENDAHULUAN. membentuk karyawan untuk berfikir, bersikap dan berperilaku. Budaya organisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Budaya dapat membantu organisasi agar dapat terus bertahan dengan menyediakan standar yang tepat. Secara tidak langsung budaya organisasi dapat membentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan memiliki struktur yang membantu karyawannya agar dapat bekerja untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan memiliki struktur yang membantu karyawannya agar dapat bekerja untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Organisasi merupakan suatu pengaturan yang tersusun terhadap sejumlah orang untuk mencapai tujuan tertentu. Seseorang yang bekerja sendirian bukanlah

Lebih terperinci

Materi Konsep Dasar Perilaku Oganisasi

Materi Konsep Dasar Perilaku Oganisasi Materi - 01 Konsep Dasar Perilaku Oganisasi P O K O K B A H A S A N 1. Pekerjaan manajer 2. Definisi perilaku organisasi 3. Disiplin ilmu yang mendukung perilaku organisasi 4. Tantangan dan peluang perilaku

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang karyawan agar karyawan tersebut dapat tergerak untuk melakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang karyawan agar karyawan tersebut dapat tergerak untuk melakukan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motivasi Kerja 2.1.1 Pengertian Motivasi Kerja Motivasi merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam diri seorang karyawan agar karyawan tersebut dapat tergerak untuk

Lebih terperinci

PENGANTAR MANAJEMEN USAHA KECIL DAN MENENGAH

PENGANTAR MANAJEMEN USAHA KECIL DAN MENENGAH PENGANTAR MANAJEMEN USAHA KECIL DAN MENENGAH ENDRA YUAFANEDI ARIFIANTO TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MATERI MUKM PENGANTAR MANAJEMEN UKM PENGERTIAN UKM KONSEP DASAR USAHA KECIL

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Arikunto (2002: 75), berpendapat bahwa, Pada dasarnya metode

BAB III METODE PENELITIAN. Arikunto (2002: 75), berpendapat bahwa, Pada dasarnya metode BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Arikunto (2002: 75), berpendapat bahwa, Pada dasarnya metode pendekatan dalam penelitian dibagi dalam tiga golongan, yaitu pendekatan deskriptif, historis

Lebih terperinci

MOTIVASI, PENGELOLAAN INDIVIDU DAN KELOMPOK DALAM ORGANISASI BISNIS. Minggu ke tujuh

MOTIVASI, PENGELOLAAN INDIVIDU DAN KELOMPOK DALAM ORGANISASI BISNIS. Minggu ke tujuh MOTIVASI, PENGELOLAAN INDIVIDU DAN KELOMPOK DALAM ORGANISASI BISNIS Minggu ke tujuh MOTIVASI Dalam melaksanakan fungsi penggerakan (actuating) seorang manajer harus memotivasi para bawahannya agar mau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam segala aktivitas perusahaan karena manusia adalah faktor yang dapat Latar belakang penelitian

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam segala aktivitas perusahaan karena manusia adalah faktor yang dapat Latar belakang penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Pada era globalisasi banyak sekali persaingan yang terjadi baik dalam bidang industri maupun jasa, perusahaan dituntut dapat memberikan kualitas yang baik

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. data yang saya perlukan sehubungan dengan masalah yang diteliti.

KATA PENGANTAR. data yang saya perlukan sehubungan dengan masalah yang diteliti. Lampiran 1 Alat Ukur Iklim Kerja KATA PENGANTAR Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk menempuh gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) di Universitas Kristen Maranatha Bandung, saya membutuhkan beberapa informasi

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Setelah dilakukan pengolahan data dan penganalisisan hasil pengolahan data maka dapat diambil beberapa kesimpulan. Dimana kesimpulan ini dibuat berdasarkan masing-masing

Lebih terperinci

Penempatan Pegawai. School of Communication & Business Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)

Penempatan Pegawai. School of Communication & Business Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Penempatan Pegawai School of Communication & Business Inspiring Creative Innovation Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Penempatan Pegawai School of Communication & Business Inspiring Creative

Lebih terperinci

KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN

KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN PENGERTIAN KEPEMIMPINAN Seorang yang mempunyai kemampuan untuk memengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN Seni memengaruhi dan mengarahkan orang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang yang memimpin, yang tergantung dari macam-macam faktor, baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang yang memimpin, yang tergantung dari macam-macam faktor, baik BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Kepemimpinan Kepemimpinan merupakan suatu kemampuan yang melekat pada diri seseorang yang memimpin, yang tergantung dari macam-macam faktor, baik faktor-faktor

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PENELITIAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PENELITIAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PENELITIAN DAN HIPOTESIS 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1. Pengertian Manajemen SDM Mananjemen Sumber Daya Manusia adalah kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen mempunyai arti penting bagi kelangsungan hidup perusahaan dan pencapaian tujuan perusahaan. Karena perusahaan merupakan suatu organisasi besar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Tenaga Kerja BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tenaga kerja adalah salah satu komponen dari perusahaan dan mempunyai peranan yang sangat penting di dalam operasional perusahaan. Menurut Biro Pusat Statistik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Suatu perusahaan memiliki tujuan untuk mencapai keunggulan, baik

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Suatu perusahaan memiliki tujuan untuk mencapai keunggulan, baik BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan memiliki tujuan untuk mencapai keunggulan, baik keunggulan untuk bersaing dengan organisasi lain maupun untuk tetap dapat survive. Usaha untuk

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya dapat disimpulkan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya dapat disimpulkan BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut. 1. Persepsi karyawan mengenai gaya kepemimpinan yang paling

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Pada dasarnya manusia adalah individu yang tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan usaha sendiri. Manusia membutuhkan peran individu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen yang berkaitan dengan pengelolaan kegiatan pemberdayaan sumber daya manusia disebut manajemen sumber daya manusia. Pada umumnya,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan. Menurut Mangkunegara (2005) manajemen adalah suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan. Menurut Mangkunegara (2005) manajemen adalah suatu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Fungsi Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen adalah sebuah disiplin ilmu yang berkaitan dengan pengelolaan. Menurut Mangkunegara (2005) manajemen adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sejarah Budaya Organisasi Organisasi telah ada sejak ratusan tahun lalu dimuka bumi, tidak ada literatur yang secara jelas menjelaskan asal muasal terjadinya organisasi. Berdasarkan

Lebih terperinci

Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team

Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team Anda mungkin memiliki banyak pengalaman bekerja dalam kelompok, seperti halnya tugas kelompok, tim olahraga dan lain sebagainya. Kelompok kerja merupakan

Lebih terperinci

RAHMAD GURUSINGA, Ns., M.Kep.-

RAHMAD GURUSINGA, Ns., M.Kep.- KEPEMIMPINAN RAHMAD GURUSINGA, Ns., M.Kep.- We have been trying to push BEM UNNAR from the top. But to move BEM faster, we also need to push from the base, and we require management motivate and organization

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 FAKTOR-FAKTOR KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PD RAJAWALI SAKTI PONTIANAK

Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 FAKTOR-FAKTOR KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PD RAJAWALI SAKTI PONTIANAK FAKTOR-FAKTOR KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PD RAJAWALI SAKTI PONTIANAK Suparno Email: suparnosie92@yahoo.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk

Lebih terperinci

MANAJEMEN DALAM KOPERASI

MANAJEMEN DALAM KOPERASI MANAJEMEN DALAM KOPERASI APA ITU MANAJEMEN? Pemahaman konsep manajemen tidak dapat dipisahkan dari pemahaman konsep organisasi. Organisasi adalah tempat orang-orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertentu dengan jalan menggunakan sumber-sumber yang telah tersedia

BAB I PENDAHULUAN. tertentu dengan jalan menggunakan sumber-sumber yang telah tersedia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen berhubungan dengan suatu usaha untuk mencapai sasaransaran tertentu dengan jalan menggunakan sumber-sumber yang telah tersedia dengan sebaik-baiknya,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Motivasi 2.1.1 Pengertian Motivasi Kerja Motivasi adalah tindakan yang dilakukan orang untuk memenuhi kebutuhan yang belum terpenuhi. Hal ini adalah keinginan untuk melakukan

Lebih terperinci

HP : Bisa diunduh di: teguhfp.wordpress.com

HP : Bisa diunduh di: teguhfp.wordpress.com e-mail : sitisyamsiar@yahoo.com HP : 081-1286833 Bisa diunduh di: teguhfp.wordpress.com Kepemimpinan pada dasarnya, dapat dikemukakan 4 hal penting, yaitu : 1)Melibatkan orang lain 2)Melibatkan distribusi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori Landasan teori merupakan bagian yang akan membahas tentang uraian pemecahan masalah yang akan ditemukan pemecahannya melalui pembahasanpembahasan secara teoritis.

Lebih terperinci

We have been trying to push BEM UNNAR from the top.

We have been trying to push BEM UNNAR from the top. KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI We have been trying to push BEM UNNAR from the top. But to move BEM faster, we also need to push from the base, and we require management motivate and organization KEPEMIMPINAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu, dan peningkatan kinerja perusahaan yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu, dan peningkatan kinerja perusahaan yang mampu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era sekarang ini, hanya perusahaan yang mampu melakukan efisiensi, peningkatan mutu, dan peningkatan kinerja perusahaan yang mampu mempertahankan kelangsungan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian terpenting dari sebuah organisasi. Dengan adanya MSDM maka hal-hal yang menyangkut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Setelah mengemukakan latar belakang penelitian yang diantaranya memuat rumusan masalah dan ruang lingkup

Lebih terperinci

Pertemuan ke- 11 kepemimpinan. Pengertian Kepemimpinan Gaya gaya Kepemimpinan

Pertemuan ke- 11 kepemimpinan. Pengertian Kepemimpinan Gaya gaya Kepemimpinan Pertemuan ke- 11 kepemimpinan i Pengertian Kepemimpinan Gaya gaya Kepemimpinan i KEPEMIMPINAN Pengertian Kepemimpinan : Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok ke arah tercapainya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembang pesat membawa dampak pada persaingan usaha yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembang pesat membawa dampak pada persaingan usaha yang semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha dalam bidang properti dirasakan semakin maju dan berkembang pesat membawa dampak pada persaingan usaha yang semakin kompetitif.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja 2.1.1. Pengertian Kinerja Mangkunegara (2000) mengartikan kinerja sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Management berasal dari kata to manage yang berarti mengatur. Dalam hal mengatur akan timbul masalah, mengapa harus diatur, dan apa tujuan pengaturan tersebut.

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II KERANGKA TEORITIS BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1. Teori tentang Kinerja Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja individu dari seorang karyawan, mengacu dari sejumlah studi empiris, beberapa ahli berpendapat sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memusatkan perhatian pada pengembangan SDM. soft skill yang di dalamnya terdapat unsur behavior dan attitude.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memusatkan perhatian pada pengembangan SDM. soft skill yang di dalamnya terdapat unsur behavior dan attitude. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap organisasi selalu berdiri disertai dengan suatu tujuan atau pencapaian. Guna mencapai tujuan tertentu organisasi membutuhkan beberapa faktor yang akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan organisasi mengatasi berbagai tantangan dan berhasil

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan organisasi mengatasi berbagai tantangan dan berhasil 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keberhasilan organisasi mengatasi berbagai tantangan dan berhasil meraih kesuksesan bergantung pada berbagai faktor. Misalnya mengelola sumber daya manusia

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 11, Maret 2017 GAYA KEPEMIMPINAN DAN KINERJA KARYAWAN PADA PT SUMBER FAJAR INTI ABADI DI PONTIANAK

Bisma, Vol 1, No. 11, Maret 2017 GAYA KEPEMIMPINAN DAN KINERJA KARYAWAN PADA PT SUMBER FAJAR INTI ABADI DI PONTIANAK GAYA KEPEMIMPINAN DAN KINERJA KARYAWAN PADA PT SUMBER FAJAR INTI ABADI DI PONTIANAK Abstraksi Suhendi Email: Zhouhendi@gmail.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak Penulis membatasi masalah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian lapangan dan pembahasan, maka kesimpulan penelitian sebagai berikut:

Lebih terperinci

FUNGSI PENGARAHAN ATAU PELAKSANAAN

FUNGSI PENGARAHAN ATAU PELAKSANAAN FUNGSI PENGARAHAN ATAU v Motivasi v Kepemimpinan PELAKSANAAN Oleh M.S.HUSEIN PULUNGAN 1-1 KEPEMIMPINAN 1-2 Konsep Dasar Kepemimpinan v Pengertian Kepemimpinan vprosesproses dalam mengarahkan dan mempengaruhi

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 1, Mei 2016 SEMANGAT DAN KEGAIRAHAN KERJA KARYAWAN PADA SUPERMARKET KAISAR CABANG SIANTAN

Bisma, Vol 1, No. 1, Mei 2016 SEMANGAT DAN KEGAIRAHAN KERJA KARYAWAN PADA SUPERMARKET KAISAR CABANG SIANTAN SEMANGAT DAN KEGAIRAHAN KERJA KARYAWAN PADA SUPERMARKET KAISAR CABANG SIANTAN Andriyana Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak Email: christhelina888@gmail.com ABSTRAK Kajian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh komunitas sekolah, baik secara bersama-sama maupun masingmasing.

BAB I PENDAHULUAN. seluruh komunitas sekolah, baik secara bersama-sama maupun masingmasing. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan mutu pendidikan pada dasarnya sangat di tentukan oleh operasionalisasi manajemen di tingkat sekolah. Peran utama dalam menjalankan roda manajemen sekolah

Lebih terperinci

Disusun Oleh Lista Kuspriatni. Universitas Gunadarma 2014

Disusun Oleh Lista Kuspriatni. Universitas Gunadarma 2014 Disusun Oleh Lista Kuspriatni Universitas Gunadarma 2014 Manajer mempunyai kegiatan yang lebih luas daripada pemimpin. Manajer melakukan assesment, melaksanakan kewenangan dan tanggung jawab untuk menggunakan

Lebih terperinci

PSIKOLOGI KEPEMIMPINAN

PSIKOLOGI KEPEMIMPINAN Modul ke: PSIKOLOGI KEPEMIMPINAN Perspektif pada perilaku kepemimpinan yang efektif Fakultas PSIKOLOGI Dian Din Astuti Mulia, S.Psi., M.A Program Studi PSIKOLOGI www.mercubuana.ac.id PERSPEKTIF PERILAKU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus selalu beradaptasi kembali dengan guru baru yang mengajarnya. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. harus selalu beradaptasi kembali dengan guru baru yang mengajarnya. Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru memegang peranan sentral dalam proses belajar mengajar. Jika komitmen guru terhadap organisasi rendah, maka akan terjadi kemangkiran guru yang akan berimplikasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. aplikasi sesuai dengan tujuan penelitian yang diharapkan. Aplikasi Penilaian Kinerja Karyawan ini antara lain sebagai berikut.

BAB II LANDASAN TEORI. aplikasi sesuai dengan tujuan penelitian yang diharapkan. Aplikasi Penilaian Kinerja Karyawan ini antara lain sebagai berikut. BAB II LANDASAN TEORI Dalam merancang dan membangun suatu sistem informasi, sangatlah penting untuk mengetahui terlebih dahulu dasar-dasar teori yang digunakan. Dasar-dasar teori tersebut digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Fungsi Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Organisasi merupakan suatu sistem sosial yang terdiri dari berbagai individu yang memiliki berbagai tingkah laku,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2012), manajemen adalah proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan, sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efektif dan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI SDM. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

SISTEM INFORMASI SDM. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. SISTEM INFORMASI SDM WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 4 SI SDM Subsistem Manajemen Tenaga Kerja Pengendalian Posisi. Pelatihan dan Pengembangan SDM. Penilaian Kinerja. Pengendalian Posisi Arief Suadi,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS. pembentukan kerangka pemikiran untuk perumusan hipotesis.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS. pembentukan kerangka pemikiran untuk perumusan hipotesis. 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang mendukung penelitian ini. Teori-teori tersebut akan membantu dalam proses

Lebih terperinci

Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)

Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Penempatan School of Communication Pegawai & Business Inspiring Creative Innovation Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) PERILAKU ORGANISASI 1 Penempatan School of Communication Pegawai & Business

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya dalam melakukan tugastugas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya dalam melakukan tugastugas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu organisasi ataupun perusahaan diciptakan memiliki sebuah tujuan. Tujuan tersebut akan dicapai apabila sumber daya manusianya memiliki produktivitas atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam manajemen sumber daya manusia. Hal ini secara langsung maupun

BAB I PENDAHULUAN. dalam manajemen sumber daya manusia. Hal ini secara langsung maupun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepuasan kerja (job satisfaction) guru merupakan sarana penting dalam manajemen sumber daya manusia. Hal ini secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia sangat berperan dalam usaha organisasi dalam mencapai

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia sangat berperan dalam usaha organisasi dalam mencapai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia masih menjadi sorotan bagi organisasi dalam usaha organisasi untuk bertahan dan dalam persaingan yang semakin kompetitif. Salah satu fokus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ditahun ini semakin banyak perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Ditahun ini semakin banyak perusahaan-perusahaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ditahun 2006-2007 ini semakin banyak perusahaan-perusahaan yang saling berusaha bersaing dengan perusahaan lainnya. Keadaan yang demikian menuntut pengelolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan perusahaan. Setiap perusahaan pasti mempunyai tujuan masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. dengan perusahaan. Setiap perusahaan pasti mempunyai tujuan masing-masing. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi didirikan berdasarkan tujuan dan target tertentu. Begitu pula dengan perusahaan. Setiap perusahaan pasti mempunyai tujuan masing-masing. Tujuan itu

Lebih terperinci