ABSTRAK STRUKTUR DAN PERAN SEMANTIS VERBA MENYENTUH BAHASA BALI: KAJIAN METABAHASA SEMANTIK ALAMI (MSA)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ABSTRAK STRUKTUR DAN PERAN SEMANTIS VERBA MENYENTUH BAHASA BALI: KAJIAN METABAHASA SEMANTIK ALAMI (MSA)"

Transkripsi

1 x ABSTRAK STRUKTUR DAN PERAN SEMANTIS VERBA MENYENTUH BAHASA BALI: KAJIAN METABAHASA SEMANTIK ALAMI (MSA) Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis struktur semantik verba menyentuh bahasa Bali, dan peran semantis verba menyentuh bahasa Bali. Sumber data pada penelitian ini adalah penutur bahasa Bali. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode cakap dengan teknik pancing, teknik cakap semuka, dan teknik catat. Jenis data dalam penelitian ini adalah tuturan bahasa Bali. Data dianalisis secara kualitatif dengan menggunakan teroi Metabahasa Semantik Alami (MSA) untuk struktur semantik dan teori Peran Umum untuk peran semantik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa verba menyentuh bahasa Bali (VMBB) memiliki butir makna asali melakukan. VMBB tipe tindakan memiliki polisemi makna melakukan-terjadi dan melakukan-berpindah. VMBB pada bagian kepala leksikon terdiri atas 3 leksikon. VMBB bagian wajah terdiri atas 12 leksikon. VMBB pada bagian tangan terdiri atas 61 leksikon. VMBB pada bagian badan terdiri atas 4 leksikon. VMBB pada bagian kaki terdiri atas 9 leksikon. Peran semantik argumen berupa peran umum VMBB yang membawahi peran-peran khusus. Peran umum VMBB terdiri dari actor dan undergoer. Peran umum Actor memiliki peran khusus agen dan peran umum undergoer memiliki peran khusus pasien. Peran agen menunjukan bahwa argumen tersebut mengendalikan dan menyebabkan peristiwa tersebut terjadi. Peran khusus pengalam menunjukan bahwa argumen yang menjadi sasaran menerima pengaruh dari tindakan yang tidak mengubahnya secara fisik. Peran khusus tema menunjukkan bahwa argument mengalami perpindahan. Kata Kunci: MSA, struktur semantik, peran semantik, menyentuh, bahasa Bali x

2 xi ABSTRACT SEMANTIC STRUCTURES AND SEMANTIC ROLES OF VERB TOUCH IN BALINESE LANGUAGES: NATURAL SEMANTIC METALANGUAGES (NSM) This study is aimed to analyze semantic structure and semantic roles of verb touch in Balinese language. The data source in this research is spoken data of Balinese speakers. Data was collected by applying conversation method in the form of elicitation techniques, face to face conversation technique, and note-taking technique. The distributional and identity method were applied with theory Natural Semantic Metalanguage (NSM) to analyze semantic structures and theory Macroroles and Macro-roles to analyze semantic roles. The results of this research shows that verb touch in Balinese Languages (VTIBL) consists of semantics primes do. VTIBL contains of polisemy do-happen and do-move. VTIBL on the head consisted of 2 lexicons. VTIBL on the face consisted of 12 lexicons. VTIBL on the hands consisted of 61 lexicons. VTIBL on the body consisted of 4 lexicons. VTIBL on the foot consisted of 9 lexicons. The semantic role is macro-roles of VTIBL which consist of thematic-roles. The macro-roles are divided into actor and undergoer. The thematic roles agent is agent and the thematic role of undergoer is patient. The agent-roles showed that the argument caused and controlled the event that occurred. The thematic role of experiencer shows that the argument becomes the target that receives effect of the event directly. The thematic role of theme shows that the argument moves into different place. Keywords: NSM, Semantic structure, Semantic roles, touch, Balinese language xi

3 xii DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i PRASYARAT GELAR... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iv PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT...v UCAPAN TERIMAKASIH... vi ABSTRAK...x ABSTRACT... xi DAFTAR ISI... xii DAFTAR BAGAN... xiv DAFTAR TABEL...xv DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN... xvi DAFTAR LAMPIRAN... xix BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Tujuan Umum Tujuan Khusus Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis Manfaat Praktis...7 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN Kajian Pustaka Konsep Verba Makna Asali (Semantic Primes) Polisemi Tak-Komposisi Peran Semantik Pivot Landasan Teori Teori Metabahasa Semantik Alami (MSA) Teori Peran Semantik Model Penelitian...26 BAB III METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis dan Sumber Data...29 xii

4 xiii Jenis Data Sumber Data Instrumen Penelitian Metode dan Teknik Pengumpulan Data Metode dan Teknik Analisis Data Metode Penyajian Hasil Analisis Data...39 BAB IV STRUKTUR DAN PERAN SEMANTIK VERBA MENYENTUH BAHASA BALI (VMBB) Struktur Semantik VMBB VMBB Bagian Kepala VMBB Bagian Wajah Verba Menyentuh bagain Bibir Verba Menyentuh bagian Lidah Verba Menyentuh bagian Gigi Verba Menyentuh bagian Paruh VMBB Bagian Tangan Verba Menyentuh bagian Jari Hingga Telapak Tangan Verba Menyentuh dengan Tangan Dikepal Verba Menyentuh dengan Dua Tangan Verba Menyentuh dengn Siku Verba Menyentuh bagian Kuku Verba Menyentuh bagian Tangan dengan Instrumen Verba Menyentuh pada Bagian Badan Verba Menyentuh pada Bagian Kaki Peran Argumen Semantik VMBB Peran Umum Argumen VMBB Peran Khusus Argumen VMBB BAB V SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xiii

5 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Palmer (1981:1) menegaskan bahwa semantik merupakan cabang ilmu yang mengkaji tentang makna. Makna merupakan ide atau konsep yang dapat dialihkan dari pemikiran penutur ke pemikiran pendengar (Lyons, 1968:136). Keberterimaan terhadap suatu ide yang disampaikan oleh penutur kepada pendengar ditinjau dari tindak responsif antara penutur dengan pendengar. Pendapat Lyons diperkuat oleh Allan (2001:3) yang menyatakan bahwa makna dalam sebuah bahasa alami memiliki nilai penting sebab menunjukkan tingkat responsif serta refleksi terhadap persepsi dan konsep dari manusia. Makna menegaskan hubungan pikiran antara penutur dengan pendengar memiliki kesamaan bahasa. Hal ini merupakan salah satu aspek makna yaitu aspek pengertian. Aspek lain makna yaitu aspek nada, aspek perasaan, dan aspek tujuan (Pateda, 1990: 50-53). Bagian ilmu semantik yang lebih mengkhusus menelaah makna yang alamiah adalah kajian Metabahasa Semantik Alami (MSA). MSA dipelopori oleh Anna Wierzbicka melalui penelitian lintas bahasa. Wierzbicka (1996: 31) menyatakan bahwa bahasa alamiah merupakan satu-satunya sistem ekplanatori dalam representasi makna. Hal ini didukung oleh keunggulan yakni parafrasa metabahasa berasal dari bahasa alamiah sebagai asumsi dasar sehingga dapat diterima oleh penutur. Teori MSA memiliki sifat yang terbuka jika disesuaikan dengan bahasa penuturnya serta representasi makna 1

6 2 yang dapat dimodifikasi. Perangkat makna asali menjadi acuan dasar untuk memulai analisis makna melalui MSA. Perangkat makna asali yang terkandung dalam sebuah verba dianalisis melalui teknik parafrasa untuk mengkaji makna tersebut menjadi makna yang sederhana. Seperti contoh yang dikutip dari Sudipa (2004:240): Anak-ē lingsir ento nyidayang makecog di undag-ē Seseorang-DEF bisa melompat tempat-def Orang itu bisa melompat di tangga itu. Pada contoh di atas, verba makecog dianalisis dengan seperangkat makna asali. Makecog merupakan verba tindakan tipe gerakan yang menunjukkan perpindahan entitas dari satu lokasi ke lokasi lain. Makecog ditinjau dari cara gerakan yang memiliki fitur semantik antara cara gerakan yangberlangsung cepat dan arah gerakan turun naik, dan horizontal atau antara cara gerakan lamban, naik turun, dan vertikal (Sudipa, 2004: ). Eksplikasi makecog sebagai berikut: Makecog melompat Pada waktu itu, X melakukan gerakan ke suatu tempat X menggerakan kedua kakinya naik turun dan vertikal X melakukan gerakan dalam waktu yang lama X menginginkan ini X melakukan gerakan seperti ini. Contoh analisis Sudipa (2004: ) menunjukkan verba yang diambil dari bahasa Bali dieksplikasikan dengan makna asali MELAKUKAN dan BERPINDAH. Verba makecog menjadi lebih sederhana dan tidak berputar-putar. MSA membuktikan bahwa verba bahasa Bali makecog yang memiliki arti melompat juga ditemukan dalam leksikon makecos. Leksikon makecos atau makecog memiliki arti secara umum melompat. Penelitian makna asali 2

7 3 mendeskripsikan secara jelas eksplikasi makna verba tersebut membedakan antara satu leksikon dengan leksikon lain akan tetapi tetap berada dalam wadah yang sama. Keberagaman penggunaan leksikon bahasa Bali dilatarbelakangi karena jati diri bahasa tersebut sebagai bahasa daerah. Bahasa Bali menjadi bahasa ibu bagi sebagaian besar penutur asli bahasa Bali disamping sebagai bahasa daerah. Bahasa Bali memiliki nilai kebudayaan yang tinggi, lingkungan sosial yang beragam, serta adat istiadat penutur yang mempengaruhi fitur-fitur semantik (Sudipa dan Jayantini, 2010:3). Verba BB memiliki peranan penting seperti verba pada umumnya. Sudipa dan Jayantini (2010:4) menjelaskan verba BB selalu hadir dalam tuturan. Verba BB menentukan kehadiran argumennya bila ditinjau dari sisi semantik serta memiliki kewenangan dalam menentukan peran-peran semantik. Sebagian besar penggunaan leksikon verba bahasa Bali dan pemahaman makna leksikon verba tersebut masih menunjukkan keraguan. Seperti contoh, antara penggunaan leksikon ngaplak dengan nyontok yang kedua leksikon tersebut memiliki arti yang umum memukul. Penjabaran yang membedakan kedua leksikon tersebut akan menyulitkan penutur ketika penutur diharuskan menyederhanakan perbedaan makna leksikon tersebut. Verba BB yang masih memiliki leksikon yang dapatt dianalisis melalui kajian MSA adalah verba menyentuh bahasa Bali (VMBB). Verba menyentuh memiliki dua tipe verba yakni verba tindakan dan verba ujaran. Verba menyentuh tipe tindakan menunjukkan peristiwa yang dilakukan oleh seseorang dengan adanya sentuhan atau persinggungan dua bidang entitas dan entitas merasakan tindakan tersebut. Verba menyentuh tipe ujaran lebih menekankan kepada piranti emosi 3

8 4 yang bersifat kejiwaan atau mental dengan tuturan dan berkaitan dengan makna ilokusi. VMBB tipe tindakan lebih menarik dianalisis karena hasil yang diterima oleh entitas beragam serta cara melakukan tindakan tersebut. Fitur semantik lain yang terkandung dalam VMBB ini menjadi daya tarik sebagai objek penelitian MSA. Verba menyentuh tidak hanya ditunjukkan oleh kegiatan menyentuh seperti nundik dan ngusud yang berarti menyentuh tetapi dapat ditinjau dari komponen hasil dari tindakan tersebut dan cara melakukannya seperti pada leksikon nundik dan ngusud. Kedua leksikon memiliki arti sama yakni menyentuh. Perbedaan kedua leksikon tersebut dilihat dari cara melakukan, bagian jari yang terlibat, serta kecepatan gerakan. Secara umum, nundik lebih cepat gerakannya dan hanya menggunakan bagian jari telunjuk. Hal ini berbeda dengan ngusud yang menggunakan hampir keseluruhan jari-jari tangan dan gerakannya lebih pelan. VMBB tidak hanya terbatas dari tindakan sentuhan atau menjamah dalam intntitas kecil, tetapi menyentuh dalam penelitian ini diperluas hingga tindakan yang memiliki medan makna sentuhan dalam tindakan pukulan, dorongan atau tindakan lain yang ditinjau dari sudut makna asali dan komponen semantik yang berkaitan dengaan tindakan tersebut. Perangkat makna asali tersebut menentukan struktur semantik dan fitur semantik yang mungkin ditemukan dalam setiap leksikon verba. Penelitian Putra (2014) membuktikan keunggulan MSA menganalisis verba memotong bahasa Bali. Putra (2014:4) menetapkan verba memotong yang berarti tindakan yang menyebabkan entitas menjadi dua. Leksikon yang dianalisis 4

9 5 oleh Putra menunjukkan perbedaan leksikon yang ditemukan dengan asumsi dasar teori MSA dan meninjau fitur-fitur yang membedakan dalam ruang lingkup verba memotong. Penelitian-penelitian MSA semakin berkembang mengingat keunggulan teori tersebut dalam membedah makna tersebut menjadi sederhana dan mudah dimengerti. Mengingat bahwa MSA berlaku untuk verba keadaan, verba proses, dan verba tindakan, penelitian ini dikhususkan untuk meneliti verba tindakan dalam leksikon menyentuh bahasa Bali. 1.2 Rumusan Masalah Beranjak dari latar belakang tersebut ditarik beberapa pokok permasalahan yang mendukung pembahasan secara khusus verba menyentuh yang diangkat dari penutur bahasa Bali. Perumusan masalah merupakan fokus bagi peneliti dalam melakukan penelitian. Rumusan masalah yang akan menjadi dasar penelitian sebagai berikut. 1. Bagaimanakah struktur semantik dan makna asali VMBB? 2. Bagaimanakah peran semantik argumen VMBB? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan sesuatu yang ingin dicapai melalui sebuah proses penelitian. Penelitian ini akan mengkaji permasalahan khusus dalam kajian metabahasa semantik alami (MSA) dengan data bahasa Bali. Tujuan penelitian ini dikelompokkan menjadi dua, yakni tujuan umum dan tujuan khusus. 5

10 Tujuan Umum Metabahasa Semantik Alami (MSA) adalah sebuah kajian di bidang semantik yang dapat mengeksplikasikan makna yang kompleks menjadi sederhana dengan menerapkan teroi MSA. Leksikon-leksikon verba bahasa Bali memiliki keberagaman makna yang dapat dijabarkan dengan kaidah yang sederhana sehingga lebih mudah berterima. Leksikon-leksikon verba yang beragam dapat dikelompokkan dengan memperhatikan kedekatan ciri leksikon tersebut. Tujuan umum dari kajian ini adalah untuk mengkaji leksikon verba menyentuh dalam bahasa Bali dengan mengaplikasikan teori MSA Tujuan Khusus Tujuan khusus adalah tumpuan dalam kajian pelaksanaan penelitian ini. Tujuan khusus penelitian ini adalah: 1. mememerikan truktur semantik dan makna asali VMBB; dan 2. menganalisis peran argumen semantik VMBB 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian menunjukkan nilai guna dari temuan penelitian yang akan dilaksanakan. Manfaat penelitian dibagi menjadi dua, yakni manfaat teoretis dan manfaat praktis Manfaat Teoretis Penelitian MSA ini diharapkan memperkaya konsep yang terkait dengan perkembangan ilmu semantik khususnya dalam kajian metabahasa semantik alami 6

11 7 dalam mengkaji dan menganlisis makna-makna dari berbagai bahasa. Penelitian ini diharapkan mengembangkan konsep makna asali dalam menganalisis makna dari leksikon-leksikon verba bahasa Bali yang memiliki keberagaman fitur semantik Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran dalam kajian semantik khususnya analisais Metabahasa Semantik Alami dan peran semantik. Metabahasa semantik alami (MSA) mewahanai analisis makna yang dirasa kompleks menjadi makna sederhana dengan prinsip-prinsip kedekatan fitur dari leksikon tersebut dan kandungan makna asalinya. Dengan demikian, penelitian ini dapat memberikan masukan bagi upaya peningkatan pemahaman analisis makna. Selanjutnya hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi penyusunan penelitian-penelitian yang berkaitan dengan analisis makna melalui konsep makna asali. 7

ABSTRAK MAKNA IDIOM BAHASA JEPANG: KAJIAN METABAHASA SEMANTIK ALAMI

ABSTRAK MAKNA IDIOM BAHASA JEPANG: KAJIAN METABAHASA SEMANTIK ALAMI ABSTRAK MAKNA IDIOM BAHASA JEPANG: KAJIAN METABAHASA SEMANTIK ALAMI Tesis ini membahas mengenai makna idiom bahasa Jepang. Idiom bahasa Jepang yang digunakan dibatasi pada idiom yang memakai nama anggota

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ada beberapa konsep yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu verba AMBIL, komponen semantis, kategorisasi, makna, polisemi, dan sintaksis

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. kejadian, komponen semantis, kategorisasi, dan makna.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. kejadian, komponen semantis, kategorisasi, dan makna. BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ada beberapa konsep yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu verba kejadian, komponen semantis, kategorisasi, dan makna. Verba kejadian

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Ada beberapa konsep yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu verba, verba

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Ada beberapa konsep yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu verba, verba BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ada beberapa konsep yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu verba, verba ujaran, tipe semantis, makna, dan struktur semantis. Konsep-konsep

Lebih terperinci

STRUKTUR DAN PERAN SEMANTIK VERBA MENYENTUH BAHASA BALI SUBTIPE MELAKUKAN-TERJADI: KAJIAN METABAHASA SEMANTIK ALAMI (MSA)

STRUKTUR DAN PERAN SEMANTIK VERBA MENYENTUH BAHASA BALI SUBTIPE MELAKUKAN-TERJADI: KAJIAN METABAHASA SEMANTIK ALAMI (MSA) STRUKTUR DAN PERAN SEMANTIK VERBA MENYENTUH BAHASA BALI SUBTIPE MELAKUKAN-TERJADI: KAJIAN METABAHASA SEMANTIK ALAMI (MSA) Anak Agung Alit Novita Dewi 1, I Nengah Sudipa 2, Ida Bagus Rai Putra 3 1,2,3 Program

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep 2.1.1 Semantik Semantik adalah studi tentang makna, pusat penyelidikan bahasa untuk memahami hakikat bahasa dan kemampuan bahasa manusia (Goddard

Lebih terperinci

VERBA MEMOTONG DALAM BAHASA BALI KAJIAN METABAHASA SEMANTIK ALAMI ABSTRAK

VERBA MEMOTONG DALAM BAHASA BALI KAJIAN METABAHASA SEMANTIK ALAMI ABSTRAK VERBA MEMOTONG DALAM BAHASA BALI KAJIAN METABAHASA SEMANTIK ALAMI ABSTRAK Penelitian yang berjudul Verba Memotong dalam Bahasa Bali: Kajian Metabahasa Semantik Alami ini mengangkat tiga masalah pokok yang

Lebih terperinci

STRUKTUR SEMANTIK PRONOMINA PERSONA DALAM SISTEM SAPAAN BAHASA BALI

STRUKTUR SEMANTIK PRONOMINA PERSONA DALAM SISTEM SAPAAN BAHASA BALI STRUKTUR SEMANTIK PRONOMINA PERSONA DALAM SISTEM SAPAAN BAHASA BALI I Ketut Agus Adi Kamajaya Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar Jalan Nusa Indah Denpasar Ponsel; 081337186467 gdeujus@yahoo.co.id ABSTRACT

Lebih terperinci

MAKNA MEMANCING BAHASA BALI DIALEK DESA LEMBONGAN: KAJIAN METABAHASA SEMANTIK ALAMI

MAKNA MEMANCING BAHASA BALI DIALEK DESA LEMBONGAN: KAJIAN METABAHASA SEMANTIK ALAMI MAKNA MEMANCING BAHASA BALI DIALEK DESA LEMBONGAN: KAJIAN METABAHASA SEMANTIK ALAMI I Wayan Ana Fakultas Sastra, Universitas Warmadewa ana.wayan@gmail.com ABSTRACT The word memancing (fishing) can be found

Lebih terperinci

STRUKTUR SEMANTIS VERBA UJARAN BAHASA SIMALUNGUN

STRUKTUR SEMANTIS VERBA UJARAN BAHASA SIMALUNGUN STRUKTUR SEMANTIS VERBA UJARAN BAHASA SIMALUNGUN SKRIPSI OLEH ROHFINTA OKTORIA SINAGA NIM 100701024 DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014 STRUKTUR SEMANTIS

Lebih terperinci

ACKNOWLEDGEMENTS. this thesis. I express my greatest thank to my first supervisor, Prof. Dr. Ni Luh Sutjiati Beratha,

ACKNOWLEDGEMENTS. this thesis. I express my greatest thank to my first supervisor, Prof. Dr. Ni Luh Sutjiati Beratha, ACKNOWLEDGEMENTS First, I would like to thank the Almighty God for supporting me during the completion of this thesis. I express my greatest thank to my first supervisor, Prof. Dr. Ni Luh Sutjiati Beratha,

Lebih terperinci

KEARIFAN LOKAL VERBA "MAKAN" DALAM BAHASA BALI: KAJIAN METABAHASA SEMANTIK ALAMI (MSA)

KEARIFAN LOKAL VERBA MAKAN DALAM BAHASA BALI: KAJIAN METABAHASA SEMANTIK ALAMI (MSA) KEARIFAN LOKAL VERBA "MAKAN" DALAM BAHASA BALI: KAJIAN METABAHASA SEMANTIK ALAMI (MSA) Gek Diah Desi Sentana Dosen Fakultas Dharma Acarya IHDN Denpasar Email: gekdiahdesisentana@gmail.com Abstrak The semantic

Lebih terperinci

PERANAN METABAHASA SEMANTIK ALAMI DALAM PENCARIAN MAKNA VERBA BAHASA BALI RASA PADA ANGGOTA TUBUH

PERANAN METABAHASA SEMANTIK ALAMI DALAM PENCARIAN MAKNA VERBA BAHASA BALI RASA PADA ANGGOTA TUBUH PERANAN METABAHASA SEMANTIK ALAMI DALAM PENCARIAN MAKNA VERBA BAHASA BALI RASA PADA ANGGOTA TUBUH Ni Nyoman Tri Sukarsih & Ni Made Diana Erfiani Universitas Dhyana Pura ABSTRACT The Balinese verb 'to feel'

Lebih terperinci

Irma Setiawan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Muhammadiyah Mataram Pos-el:

Irma Setiawan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Muhammadiyah Mataram Pos-el: VERBA LEMPAR BAHASA SASAK: KAJIAN METABAHASA SEMANTIK ALAMI Irma Setiawan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Muhammadiyah Mataram Pos-el: Irmasetiawan9@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Allan, Keith Natural Language Semantics. Massachusetts: Blackwell.

DAFTAR PUSTAKA. Allan, Keith Natural Language Semantics. Massachusetts: Blackwell. DAFTAR PUSTAKA Allan, Keith. 2001. Natural Language Semantics. Massachusetts: Blackwell. Artawa, Ketut. 2004. Balinese Language : A Typological Description. Denpasar: CV Bali Media Adhikarsa. Bagus, I

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Ada beberapa konsep yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu verba,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Ada beberapa konsep yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu verba, BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ada beberapa konsep yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu verba, verba gerakan agentif, komponen semantis, kategorisasi semantis, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Bali merupakan bahasa daerah yang masih hidup karena masih

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Bali merupakan bahasa daerah yang masih hidup karena masih 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Bali merupakan bahasa daerah yang masih hidup karena masih dipelihara, dibina, dan digunakan oleh pendukungnya dalam berbagai aspek kehidupan. Bahasa Bali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem lambang bunyi yang bermakna dan dihasilkan oleh alat ucap manusia (Keraf, 2004:1), sedangkan

Lebih terperinci

VERBA MEMOTONG BAHASA ROTE DIALEK DENGKA: KAJIAN META SEMANTIK ALAMI (MSA)

VERBA MEMOTONG BAHASA ROTE DIALEK DENGKA: KAJIAN META SEMANTIK ALAMI (MSA) RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 1, No. 2 Oktober 2015, 403-412 Available Online at http://ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/jret VERBA MEMOTONG BAHASA ROTE DIALEK DENGKA: KAJIAN META SEMANTIK ALAMI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berjalan, berlari, dan pergi. Tidak hanya manusia, hewan juga melakukan

BAB I PENDAHULUAN. berjalan, berlari, dan pergi. Tidak hanya manusia, hewan juga melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gerakan merupakan suatu peristiwa yang paling mendasar dalam sebuah bahasa. Setiap manusia pasti melakukan gerakan dalam hidupnya, seperti berjalan, berlari, dan pergi.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: analisis kontrastif, kalimat aktif, kalimat pasif

ABSTRAK. Kata Kunci: analisis kontrastif, kalimat aktif, kalimat pasif ABSTRAK ANALISIS KONTRASTIF POLA KALIMAT AKTIF DAN KALIMAT PASIF BAHASA ARAB DENGAN BAHASA INDONESIA SERTA IMPLIKASINYA DALAM PEMBUATAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN BAHASA Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep merupakan gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa digunakan manusia untuk mengungkapkan ide, gagasan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa digunakan manusia untuk mengungkapkan ide, gagasan, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa digunakan manusia untuk mengungkapkan ide, gagasan, dan maksud yang tersimpan di dalam pikirannya kepada orang lain. Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. tersebut perlu dibatasi untuk menghindari salah tafsir bagi pembaca.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. tersebut perlu dibatasi untuk menghindari salah tafsir bagi pembaca. BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ada beberapa konsep yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu verba, verba POTONG, komponen semantis, kategorisasi, dan makna. Konsep-konsep

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK..i. ABSTRACT...ii. KATA PENGANTAR...iii. DAFTAR ISI...vi. DAFTAR GAMBAR. xi. DAFTAR TABEL..xv. DAFTAR SIMBOL xvii

DAFTAR ISI. ABSTRAK..i. ABSTRACT...ii. KATA PENGANTAR...iii. DAFTAR ISI...vi. DAFTAR GAMBAR. xi. DAFTAR TABEL..xv. DAFTAR SIMBOL xvii DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK..i ABSTRACT...ii KATA PENGANTAR...iii DAFTAR ISI...vi DAFTAR GAMBAR. xi DAFTAR TABEL..xv DAFTAR SIMBOL xvii DAFTAR LAMPIRAN...xviii BAB I. PENDAHULUAN.1

Lebih terperinci

PENGENALAN AKSARA BALI MENGGUNAKAN METODE ZONING DAN KNN

PENGENALAN AKSARA BALI MENGGUNAKAN METODE ZONING DAN KNN TESIS PENGENALAN AKSARA BALI MENGGUNAKAN METODE ZONING DAN KNN I WAYAN AGUS SURYA DARMA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015 TESIS PENGENALAN AKSARA BALI MENGGUNAKAN METODE ZONING DAN

Lebih terperinci

2016 PEMEROLEHAN KALIMAT PASIF BAHASA SUND A PAD A ANAK USIA PRASEKOLAH

2016 PEMEROLEHAN KALIMAT PASIF BAHASA SUND A PAD A ANAK USIA PRASEKOLAH 1 BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan digambarkan mengenai latar belakang masalah penelitian, rumusan masalah yang terdiri dari identifikasi masalah penelitian dan pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pelatihan dalam cabang olahraga renang adalah salah satu upaya untuk meningkatkan olahraga sebagai sarana meraih prestasi. Pelatihan olahraga merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Verba gerakan, seperti pindah, datang, dan berlari dapat ditemukan pada

BAB I PENDAHULUAN. Verba gerakan, seperti pindah, datang, dan berlari dapat ditemukan pada BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Verba gerakan, seperti pindah, datang, dan berlari dapat ditemukan pada semua bahasa. Hal itu juga terdapat pada bahasa-bahasa daerah di Indonesia, termasuk bahasa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAFTAR ISI Halaman COVER HALAMAN SAMPUL DALAM... i HALAMAN PRASYARAT GELAR... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iv HALAMAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT... v UCAPAN TERIMA KASIH...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam kehidupannya mulai dari bangun tidur, melakukan aktivitas, menyampaikan pendapat dan informasi melalui bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam kehidupannya mulai dari bangun tidur, melakukan aktivitas, menyampaikan pendapat dan informasi melalui bahasa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa mempunyai fungsi dan peranan yang besar dalam kehidupan manusia. Fungsi bahasa utama yaitu sebagai alat

Lebih terperinci

VERBA AMBIL DALAM BAHASA BATAK TOBA:

VERBA AMBIL DALAM BAHASA BATAK TOBA: VERBA AMBIL DALAM BAHASA BATAK TOBA: KAJIAN METABAHASA SEMANTIK ALAMI SKRIPSI OLEH PESTARIA SINAGA NIM 130701065 PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi, manusia dapat memenuhi

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS RECOUNT TEXT MELALUI METODE PEMBELAJARAN PPP (PRESENTATION, PRACTICE, AND PRODUCTION) SISWA KELAS VIII SMP PGRI 4 DENPASAR

KEMAMPUAN MENULIS RECOUNT TEXT MELALUI METODE PEMBELAJARAN PPP (PRESENTATION, PRACTICE, AND PRODUCTION) SISWA KELAS VIII SMP PGRI 4 DENPASAR TESIS KEMAMPUAN MENULIS RECOUNT TEXT MELALUI METODE PEMBELAJARAN PPP (PRESENTATION, PRACTICE, AND PRODUCTION) SISWA KELAS VIII SMP PGRI 4 DENPASAR I KETUT OKA RIBAWA NIM 1390161015 PROGRAM MAGISTER PROGRAM

Lebih terperinci

POLA HUBUNGAN PERAN SEMANTIS DALAM KALIMAT IMPERATIF PADA SPANDUK DAN BALIHO DI PURWOKERTO TAHUN 2016

POLA HUBUNGAN PERAN SEMANTIS DALAM KALIMAT IMPERATIF PADA SPANDUK DAN BALIHO DI PURWOKERTO TAHUN 2016 1 POLA HUBUNGAN PERAN SEMANTIS DALAM KALIMAT IMPERATIF PADA SPANDUK DAN BALIHO DI PURWOKERTO TAHUN 2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan oleh: AMRAN TAFTAZAKI

Lebih terperinci

KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA BALI PADA MASYARAKAT ISLAM DI BANJAR CANDIKUNING II KECAMATAN BATURITI KABUPATEN TABANAN

KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA BALI PADA MASYARAKAT ISLAM DI BANJAR CANDIKUNING II KECAMATAN BATURITI KABUPATEN TABANAN 1 KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA BALI PADA MASYARAKAT ISLAM DI BANJAR CANDIKUNING II KECAMATAN BATURITI KABUPATEN TABANAN Putu Sosiawan Sastra Bali Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana Abstrak The

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan ciri yang paling khas manusia yang membedakan dengan makhluk-makhluk lain. Dengan bahasa manusia dapat mengadakan komunikasi, sebab bahasa adalah alat

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat mencapai drajat sarjana S-1. Oleh: AAH KUSWATI

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat mencapai drajat sarjana S-1. Oleh: AAH KUSWATI PENGARUH INFORMASI AKUNTANSI, KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN, KETIDAKPASTIAN TUGAS DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA BANK RAKYAT INDONESIA DI KABUPATEN CILACAP SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

Abstrak. v Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. v Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran optimisme pada pengamen di Komunitas "X" di Kota Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai optimisme dilihat dari dimensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lompat jauh merupakan salah satu nomor lompat dari cabang atletik. Lompat jauh merupakan suatu gerakan melompat menggunakan tumpuan satu kaki untuk mendarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32)

BAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa mempunyai fungsi dan peranan yang besar dalam kehidupan manusia. Pada umumnya seluruh kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan tulisanya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan tulisanya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuturan manusia dapat diekspresikan melalui media masa baik lisan maupun tulisan. Dalam media lisan, pihak yang melakukan tindak tutur adalah penutur (pembicara)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kegiatan manusia sehari-hari seperti jalan, lari, lompat, dan lempar

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kegiatan manusia sehari-hari seperti jalan, lari, lompat, dan lempar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu faktor pendukung kehidupan manusia yang sehat dan berkualitas adalah melalui olahraga. Hal ini disebabkan karena kondisi jasmani dan rohani yang kuat akan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lain, sehingga orang lain mengetahui informasi untuk memenuhi kebutuhan

I. PENDAHULUAN. lain, sehingga orang lain mengetahui informasi untuk memenuhi kebutuhan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa berperan penting di dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial, hampir semua kegiatan manusia bergantung pada dan bertaut dengan bahasa. Tanpa adanya bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari peristiwa komunikasi. Di dalam berkomunikasi manusia memerlukan. komunikator (pembicara atau penulis) maupun sebagai komunikan

BAB I PENDAHULUAN. dari peristiwa komunikasi. Di dalam berkomunikasi manusia memerlukan. komunikator (pembicara atau penulis) maupun sebagai komunikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam berkomunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas komunikasi tidak lepas dari kehidupan manusia sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas komunikasi tidak lepas dari kehidupan manusia sehari-hari. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas komunikasi tidak lepas dari kehidupan manusia sehari-hari. Manusia dalam mempertahankan hidupnya manusia tidak dapat hidup tanpa orang lain. Interaksi mempunyai

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRACT...

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRACT... DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMAKASIH... ABSTRAK... ABSTRACT... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR FOTO... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

INTERFERENSI BAHASA INDONESIA PADA WH- QUESTIONS KARANGAN DIALOG BAHASA INGGRIS MAHASISWA SEMESTER V SASTRA INGGRIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MALANG

INTERFERENSI BAHASA INDONESIA PADA WH- QUESTIONS KARANGAN DIALOG BAHASA INGGRIS MAHASISWA SEMESTER V SASTRA INGGRIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MALANG INTERFERENSI BAHASA INDONESIA PADA WH- QUESTIONS KARANGAN DIALOG BAHASA INGGRIS MAHASISWA SEMESTER V SASTRA INGGRIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MALANG Tesis untuk memeroleh Gelar Magister pada Program Magister

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sistem simbol bunyi bermakna dan berartikulasi oleh alat ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi oleh sekelompok

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: perceived deception, consumer satisfaction, consumer s loyalty intentions, consumer attitude toward internet.

ABSTRACT. Keywords: perceived deception, consumer satisfaction, consumer s loyalty intentions, consumer attitude toward internet. ABSTRACT Consumer perception arises because of his experience to an event. Consumer dissatisfaction because negative perceptions will impact on consumer loyalty intentions. This study aimed to determine

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, MODEL PENELITIAN, DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, MODEL PENELITIAN, DAN HIPOTESIS DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... i PRASYARAT GELAR... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iv LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN... v LEMBAR UCAPAN TERIMA KASIH... vi ABSTRAK... ix ABSTRACT...

Lebih terperinci

ABSTRACT. This research was conducted to determine the degree of self-compassion

ABSTRACT. This research was conducted to determine the degree of self-compassion ABSTRACT This research was conducted to determine the degree of self-compassion in nursing inpatient at Regional General Hospital "X" in the City "Y". The method which was used in this research is descriptive

Lebih terperinci

Kinanti Putri Utami ( ) Makalah Akhir Semester Semantik dan Pragmatik Indonesia

Kinanti Putri Utami ( ) Makalah Akhir Semester Semantik dan Pragmatik Indonesia Kinanti Putri Utami (0606085410) Makalah Akhir Semester Semantik dan Pragmatik Indonesia HIERARKI TAKSONOMI DARI VERBA Leksem-leksem atau kata-kata dalam setiap bahasa dapat dikelompokkan dalam suatu kategori

Lebih terperinci

PENGGUNAAN BAHASA BALI DALAM KELUARGA KAWIN CAMPUR BALI-JAWA DI KELURAHAN KEROBOKAN KELOD, KECAMATAN KUTA UTARA, KABUPATEN BADUNG

PENGGUNAAN BAHASA BALI DALAM KELUARGA KAWIN CAMPUR BALI-JAWA DI KELURAHAN KEROBOKAN KELOD, KECAMATAN KUTA UTARA, KABUPATEN BADUNG PENGGUNAAN BAHASA BALI DALAM KELUARGA KAWIN CAMPUR BALI-JAWA DI KELURAHAN KEROBOKAN KELOD, KECAMATAN KUTA UTARA, KABUPATEN BADUNG OLEH: NI LUH MERITA SARI NIM: 1101215004 PROGRAM STUDI SASTRA BALI FAKULTAS

Lebih terperinci

: Komitmen Organsasi, Multilevel Marketing

: Komitmen Organsasi, Multilevel Marketing ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui komponen komitmen organisasi yang dominan. Judul dari penelitian ini adalah Studi Deskriptif Mengenai Komitmen Organisasi Multilevel Marketing Pada Top

Lebih terperinci

Verba Emosi Bahasa Rote Dialek Dengka : Suatu Tinjauan MSA. Mirsa Umiyati Universitas Warmadewa. Abstrak

Verba Emosi Bahasa Rote Dialek Dengka : Suatu Tinjauan MSA. Mirsa Umiyati Universitas Warmadewa. Abstrak JLT Jurnal Linguistik Terapan Volume 5, Nomor 2, November 2015 Politeknik Negeri Malang ISSN: 2088-2025 Verba Emosi Bahasa Rote Dialek Dengka : Suatu Tinjauan MSA Mirsa Umiyati Universitas Warmadewa Abstrak

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR KAMUS UMUM MONOLINGUAL BAHASA INDONESIA ARTIKEL E-JOURNAL

ANALISIS STRUKTUR KAMUS UMUM MONOLINGUAL BAHASA INDONESIA ARTIKEL E-JOURNAL ANALISIS STRUKTUR KAMUS UMUM MONOLINGUAL BAHASA INDONESIA ARTIKEL E-JOURNAL Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

K A N D A I. PERAN SEMANTIS VERBA BAHASA ABUN (Semantical Role of the Verb of Abun Language)

K A N D A I. PERAN SEMANTIS VERBA BAHASA ABUN (Semantical Role of the Verb of Abun Language) K A N D A I Volume 12 No. 1, Mei 2016 Halaman 17 37 PERAN SEMANTIS VERBA BAHASA ABUN (Semantical Role of the Verb of Abun Language) Antonius Maturbongs Balai Bahasa Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sosial masyarakat karena tanpa bahasa masyarakat akan sulit untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sosial masyarakat karena tanpa bahasa masyarakat akan sulit untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi yang memiliki peranan penting dalam kehidupan sosial masyarakat karena tanpa bahasa masyarakat akan sulit untuk melanjutkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kalimat. Objek dalam sebuah kalimat adalah tuturan. Suatu tuturan dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. kalimat. Objek dalam sebuah kalimat adalah tuturan. Suatu tuturan dapat dilihat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Levinson (dalam Manaf 2009:6) Bahasa dapat dikaji, berdasarkan pragmatik, pragmatik adalah cabang linguistik yang membahas pemakaian bentuk bahasa untuk fungsi komunikasi.

Lebih terperinci

KATA MENANGIS : BENTUK, PERILAKU, DAN MAKNA. Kumairoh. Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya. Universitas Dipnegoro. Abstrak

KATA MENANGIS : BENTUK, PERILAKU, DAN MAKNA. Kumairoh. Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya. Universitas Dipnegoro. Abstrak KATA MENANGIS : BENTUK, PERILAKU, DAN MAKNA Kumairoh Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Dipnegoro Abstrak Bahasa Indonesia merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh masyarakat dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kekayaan alam yang sangat menakjubkan. Summer Institute of

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kekayaan alam yang sangat menakjubkan. Summer Institute of 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kajian bahasa dimulai setelah manusia menyadari keberagaman bahasa merupakan kekayaan alam yang sangat menakjubkan. Summer Institute of Linguistics menyebutkan bahwa

Lebih terperinci

ABSTRACT. This study aimed to identify the effect of interpersonal communication to

ABSTRACT. This study aimed to identify the effect of interpersonal communication to ABSTRACT This study aimed to identify the effect of interpersonal communication to organizational commitment. Organizational Commitment variable in this research divided into two dimension (Affective Commitment

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena interferensi bahasa sangat lumrah terjadi pada masyarakat yang menggunakan dua bahasa atau yang juga disebut dwibahasa. Fenomena tersebut dalam sosiolinguistik

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA. Konsep dipandang sebagai definisi operasional untuk menegaskan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA. Konsep dipandang sebagai definisi operasional untuk menegaskan BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep dipandang sebagai definisi operasional untuk menegaskan pengertian sesuai dengan pijakan teori yang dianut dalam suatu penelitian. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sains atau Ilmu Pengetahuan Alam (selanjutnya disebut IPA) diartikan

BAB I PENDAHULUAN. Sains atau Ilmu Pengetahuan Alam (selanjutnya disebut IPA) diartikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sains atau Ilmu Pengetahuan Alam (selanjutnya disebut IPA) diartikan oleh Conant (Pusat Kurikulum, 2007: 8) sebagai serangkaian konsep yang saling berkaitan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki sejumlah verba yang bermakna dasar AMBIL

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki sejumlah verba yang bermakna dasar AMBIL BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap bahasa memiliki sejumlah verba yang bermakna dasar AMBIL artinya semua bahasa memiliki verba AMBIL yang membedakannya hanyalah bahasa dan maknanya. Misalnya,

Lebih terperinci

STRUKTUR DAN PERAN SEMANTIS VERBA AMBIL DALAM BAHASA ACEH TESIS. Oleh RIDHA REHANA /LNG

STRUKTUR DAN PERAN SEMANTIS VERBA AMBIL DALAM BAHASA ACEH TESIS. Oleh RIDHA REHANA /LNG STRUKTUR DAN PERAN SEMANTIS VERBA AMBIL DALAM BAHASA ACEH TESIS Oleh RIDHA REHANA 147009003/LNG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016 1 STRUKTUR DAN PERAN SEMANTIS VERBA AMBIL DALAM

Lebih terperinci

ABSTRAK HUBUNGAN EARLY CHILDHOOD CARIES (ECC) DENGAN STATUS GIZI ANAK UMUR 3-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MENGWI III BADUNG

ABSTRAK HUBUNGAN EARLY CHILDHOOD CARIES (ECC) DENGAN STATUS GIZI ANAK UMUR 3-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MENGWI III BADUNG ABSTRAK HUBUNGAN EARLY CHILDHOOD CARIES (ECC) DENGAN STATUS GIZI ANAK UMUR 3-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MENGWI III BADUNG Early childhool caries (ECC) merupakan penyakit yang dapat menyebabkan

Lebih terperinci

CULTURAL SCRIPTS IN BALINESE LANGUAGE By: I Made Netra Faculty of Arts-Udayana University ABSTRACT

CULTURAL SCRIPTS IN BALINESE LANGUAGE By: I Made Netra Faculty of Arts-Udayana University ABSTRACT CULTURAL SCRIPTS IN BALINESE LANGUAGE By: I Made Netra Faculty of Arts-Udayana University ABSTRACT This article is based on Wierzbicka s and Goddard s claims suggesting that cultural scripts approach is

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. apabila kondisi fisik baik, maka ia akan cepat menguasai teknik-teknik gerakan

BAB I PENDAHULUAN. apabila kondisi fisik baik, maka ia akan cepat menguasai teknik-teknik gerakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prestasi olahraga yang tertinggi tentu selalu didambakan oleh setiap atlet, terutama bagi atlet atau mereka yang menekuninya dengan baik secara individu atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan komponen terpenting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan komponen terpenting dalam kehidupan manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan komponen terpenting dalam kehidupan manusia. Manusia tidak akan melanjutkan hidup ini dengan baik dan teratur tanpa ada bahasa. Bisa dikatakan bahwa

Lebih terperinci

KEAMBIGUITASAN MAKNA DALAM BERITA PENDIDIKAN DI SURAT KABAR PADANG EKSPRES (KAJIAN SEMANTIK) ABSTRACT

KEAMBIGUITASAN MAKNA DALAM BERITA PENDIDIKAN DI SURAT KABAR PADANG EKSPRES (KAJIAN SEMANTIK) ABSTRACT KEAMBIGUITASAN MAKNA DALAM BERITA PENDIDIKAN DI SURAT KABAR PADANG EKSPRES (KAJIAN SEMANTIK) Doretha Amaya Dhori 1, Wahyudi Rahmat², Ria Satini² 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

Diajukan Oleh: MUHSINATUL MILLAH NIM

Diajukan Oleh: MUHSINATUL MILLAH NIM PENGARUH SUMBER DAYA MANUSIA, SISTEM INFORMASI KEUANGAN DAERAH, SISTEM PENGENDALIAN INTERN, STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH, DAN PERAN INTERNAL AUDIT TERHADAP KUALITAS INFORMASI PELAPORAN KEUANGAN (STUDI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian sangat dibutuhkan karena bertujuan untuk memecahkan suatu masalah yang diteliti tersebut, agar apa yang diharapkan dapat tercapai. Metode yang digunakan dalam

Lebih terperinci

PENANDA HUBUNGAN REFERENSI DALAM WACANA BERITA PADA SITUS SKRIPSI

PENANDA HUBUNGAN REFERENSI DALAM WACANA BERITA PADA SITUS  SKRIPSI PENANDA HUBUNGAN REFERENSI DALAM WACANA BERITA PADA SITUS HTTP://WWW.LIPUTAN6.COM SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu di dalam kehidupan pasti tidak akan terlepas untuk melakukan komunikasi dengan individu lainnya. Dalam berkomunikasi diperlukan adanya sarana

Lebih terperinci

MAKIAN DALAM BAHASA MADURA: KAJIAN METABAHASA SEMANTIK ALAMI

MAKIAN DALAM BAHASA MADURA: KAJIAN METABAHASA SEMANTIK ALAMI MAKIAN DALAM BAHASA MADURA: KAJIAN METABAHASA SEMANTIK ALAMI Dianita Indrawati Universitas? Abstrak While the concept of cursing is found in every language, its verbal expression is unique in each language.

Lebih terperinci

Abstrak. ix Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. ix Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini studi deskriptif mengenai gaya kepemimpinan section head PT. Daya Adira Mustika Bandung khususnya pada divisi H1, H2, dan H3. Tujuan penelitian ini adalah memberikan gambaran mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut sengaja dipadukan pengarang dan dibuat

BAB I PENDAHULUAN. beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut sengaja dipadukan pengarang dan dibuat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu bentuk karya sastra berupa novel. Novel dibangun melalui beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut sengaja dipadukan pengarang dan dibuat mirip dengan dunia nyata

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG VERBAL ABUSE (KEKERASAN VERBAL) PADA ANAK

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG VERBAL ABUSE (KEKERASAN VERBAL) PADA ANAK KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG VERBAL ABUSE (KEKERASAN VERBAL) PADA ANAK Di TK Dharma Wanita I Dukuh Sabil Desa Pomahan Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo Oleh: WIFQI NISYROKHAH NIM

Lebih terperinci

3. Menambah referensi dalam penelitian lainnya yang sejenis.

3. Menambah referensi dalam penelitian lainnya yang sejenis. 1.4.1 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan kategori verba yang terdapat pada kolom Singkat Ekonomi harian Analisa edisi Maret 2013. 2. Mendeskripsikan

Lebih terperinci

FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014 PEMEROLEHAN LEKSIKON ANAK-ANAK USIA 7 TAHUN DI SD NEGERI 067690 MEDAN TESIS OLEH NOVITA SARI NIM: 127009023/LNG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014 PEMEROLEHAN LEKSIKON ANAK-ANAK

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KERJA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH AKHMAD MUSLIK

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KERJA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH AKHMAD MUSLIK ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA KERJA MENGGUNAKAN METODE KNOWLEDGE GRAPH AKHMAD MUSLIK SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikator kepada komunikan. Pesan tersebut dapat berupa pikiran, ide,

BAB I PENDAHULUAN. komunikator kepada komunikan. Pesan tersebut dapat berupa pikiran, ide, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan manusia terjadi interaksi satu sama lain. Proses interaksi tersebut terjadi karena adanya komunikasi antar sesama anggota masyarakat. Komunikasi merupakan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Logo, citra perusahaan, identitas merek, manajemen merek.

ABSTRAK. Kata kunci : Logo, citra perusahaan, identitas merek, manajemen merek. ABSTRAK Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana logo baru XL memberikan pengaruh terhadap citra perusahaan XL berdasarkan persepsi masyarakat kota Bandung. Penelitian ini menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

MEDAN MAKNA VERBA BERJALAN DALAM BAHASA MELAYU DIALEK SAMBAS

MEDAN MAKNA VERBA BERJALAN DALAM BAHASA MELAYU DIALEK SAMBAS MEDAN MAKNA VERBA BERJALAN DALAM BAHASA MELAYU DIALEK SAMBAS Lily, Firman Susilo, Amriani Amir Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Untan Email: lily_zurman89@yahoo.com Abstrak: Penelitian

Lebih terperinci

PELATIHAN PLYOMETRIC BROAD JUMP

PELATIHAN PLYOMETRIC BROAD JUMP PELATIHAN PLYOMETRIC BROAD JUMP LEBIH MENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH DARI PADA PELATIHAN PLYOMETRIC BOX JUMP PADA SISWA PUTRA KELAS VII SMP PGRI 2 DENPASAR ABSTRAK Lompat jauh merupakan cabang atletik

Lebih terperinci

ABSTRAK. sistem pengendalian internal, efektivitas dan efisiensi, siklus persediaan.

ABSTRAK. sistem pengendalian internal, efektivitas dan efisiensi, siklus persediaan. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan sistem pengendalian internal, efektivitas dan efisiensi pada siklus persediaan PT. Tobindo Kencana, dan untuk mengetahui pengaruh sistem pengendalian

Lebih terperinci

TESIS PENAMAAN KERETA API DI PULAU JAWA: KAJIAN LINGUISTIK KEBUDAYAAN

TESIS PENAMAAN KERETA API DI PULAU JAWA: KAJIAN LINGUISTIK KEBUDAYAAN TESIS PENAMAAN KERETA API DI PULAU JAWA: KAJIAN LINGUISTIK KEBUDAYAAN RISDHYTA TIARA ROSA 121324253008 PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU LINGUISTIK FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS AIRLANGGA 2016 PENAMAAN KERETA

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : brand awareness, brand attachment, brand loyalty, perceived quality, compulsive buying. viii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci : brand awareness, brand attachment, brand loyalty, perceived quality, compulsive buying. viii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini berjudul Pengaruh Fenomena Merek (Brand Awareness, Brand Attachment, Brand Loyalty, dan Perceived Quality) terhadap Compulsive Buying. Latar belakang dari penelitian ini adalah terjadinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Levinson (1987: 60) disebut dengan FTA (Face Threatening Act). Menurut Yule

BAB I PENDAHULUAN. Levinson (1987: 60) disebut dengan FTA (Face Threatening Act). Menurut Yule BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia dikenal adanya bahasa yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari, terutama kehidupan bermasyarakat yang menuntut manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia. Ungkapan tersebut berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, semangat, dan keyakinan dalam suatu kehidupan, sehingga

Lebih terperinci

DAFTAR SINGKATAN DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR SINGKATAN DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... i PRASYARAT GELAR... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS... iv PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT... v UCAPAN TERIMA KASIH... vi ABSTRAK... viii ABSTRACT...

Lebih terperinci

PENGARUH KEADILAN ORGANISASIONAL TERHADAP KOMITMEN ORGANISASIONAL MELALUI KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL MEDIASI PADA KARYAWAN CV

PENGARUH KEADILAN ORGANISASIONAL TERHADAP KOMITMEN ORGANISASIONAL MELALUI KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL MEDIASI PADA KARYAWAN CV PENGARUH KEADILAN ORGANISASIONAL TERHADAP KOMITMEN ORGANISASIONAL MELALUI KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL MEDIASI PADA KARYAWAN CV.GUNUNG JATI DI JOMBANG SKRIPSI S-1 OLEH: DENY AP 3103012166 JURUSAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

TESIS KAJIAN TEORETIS UJIAN NASIONAL BAHASA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) Oleh: ISNAINI NIM

TESIS KAJIAN TEORETIS UJIAN NASIONAL BAHASA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) Oleh: ISNAINI NIM TESIS KAJIAN TEORETIS UJIAN NASIONAL BAHASA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) 2015 Oleh: ISNAINI NIM 1320104026 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB I PENDAHULUAN. untuk dibicarakan karena bahasa telah menjadi bagian dari kehidupan manusia.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB I PENDAHULUAN. untuk dibicarakan karena bahasa telah menjadi bagian dari kehidupan manusia. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 42 5.1 KESIMPULAN... 42 5.2 SARAN... 43 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kajian mengenai bahasa menjadi suatu kajian yang tidak pernah habis untuk dibicarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu ciri pembeda utama antara manusia dengan makhluk hidup lainnya. Selain

BAB I PENDAHULUAN. satu ciri pembeda utama antara manusia dengan makhluk hidup lainnya. Selain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia mempergunakan bahasa sebagai sarana komunikasi dalam hidup ini. Bahasa merupakan sebuah lambang dalam berkomunikasi. Bahasa menjadi salah satu ciri pembeda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Metafora berperan penting dalam penggunaan bahasa sehari-hari. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Metafora berperan penting dalam penggunaan bahasa sehari-hari. Untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Metafora berperan penting dalam penggunaan bahasa sehari-hari. Untuk menarik perhatian pembaca, judul-judul berita pada surat kabar, tabloid, atau majalah sering dinyatakan

Lebih terperinci

PENGARUH ELECTRONIC-WORD-OF-MOUTH TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN YANG MENGIKUTI AKUN KULINER DI INSTAGRAM ABSTRAK

PENGARUH ELECTRONIC-WORD-OF-MOUTH TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN YANG MENGIKUTI AKUN KULINER DI INSTAGRAM ABSTRAK PENGARUH ELECTRONIC-WORD-OF-MOUTH TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN YANG MENGIKUTI AKUN KULINER DI INSTAGRAM ABSTRAK Pertumbuhan dalam jejaring sosial online yang berjumlah besar telah memperluas potensi

Lebih terperinci