34 Dinamika : Vol. II, No. 2, Juli - Desember 2017

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "34 Dinamika : Vol. II, No. 2, Juli - Desember 2017"

Transkripsi

1 34 Dinamika : Vol. II, No. 2, Juli - Desember 2017 PENGELOLAAN PUSAT SUMBER BELAJAR (LABORATORIUM AGAMA DAN LINGKUNGAN) Oleh: Fulan Puspita,M.Pd.I fulan.puspita@gmail.com (Dosen IAIN Salatiga) ABSTRAK Laboratorium agama merupakan sarana dan tempat untuk mendukung proses pembelajaran yang di dalamnya terkait dengan pengembangan pemahaman, keterampilan dan inovasi bidang ilmu sesuai dengan bidang keagamaan. Lingkungan sangat berperan dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Lingkungan tersebut dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dan keefektifan belajar. Itulah sebabnya, lingkungan belajar dalam hal ini lingkungan belajar agama perlu ditata kembali. Menata lingkungan belajar di kelas erat kaitannya dengan keadaan fisik kelas (suhu, kebersihan, sirkulasi udara, interior dan sebagainya), pengaturan ruangan, pengelolaan dan pemanfaatan sumber belajar. Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa klasifikasi macam-macam sumber belajar yaitu bahan, alat dan perlengkapan, orang dan setting/tempat. Kategori sumber belajar dibagi ke dalam dua pola, yaitu by design dan by utilization. Sumber belajar by design adalah sumber belajar yang sengaja dirancang untuk tujuan pembelajaran khusus, sedangkan by utilization (real world resources) adalah hal-hal yang tidak secara khusus dirancang untuk tujuan pembelajaran tetapi dapat membantu proses belajar. Pusat sumber belajar merupakan lingkungan (setting) dimana sumbersumber belajar dikelola dan dikembangkan untuk membantu meningkatkan efektifitas, efisiensi dan kualitas belajar manusia. Tujuan umumnya meningkatkan efektifitas dan efisiensi kegiatan proses pembelajaran melalui pengembangan sistem instruksional. Lingkungan sebagai sumber belajar, kita dapat menganggap bahwa lingkungan sekitar merupakan laboratorium tanpa batas. Laboratorium agama adalah salah satu bentuk lingkungan buatan sebagai sumber belajar. Key Word: Laboratorium, Agama, Lingkungan dan Sumber Belajar. A. PENDAHULUAN Pembelajaran merupakan suatu sistem atau proses membelajarkan peserta didik yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan dan dievaluasi secara sistematis agar dapat mencapai tujuan-tujuan

2 35 Dinamika : Vol. II, No. 2, Juli - Desember 2017 pembelajaran secara efektif dan efisien. 1 Makna pembelajaran ini menunjukkan bahwa proses mentransfer pengetahuan dibutuhkan desain yang sistematis agar berhasil secara efektif dan efisien. Dalam medesain pembelajaran, sumber belajar dan lingkungan menjadi salah satu aspek penting untuk disiapkan dan dikelola secara matang. Sumber belajar adalah sumber-sumber yang mendukung pembelajaran termasuk sistem penunjang, materi dan lingkungan pembelajaran. 2 Bicara tentang sumber belajar memang masih belum banyak menarik perhatian, sebagian besar proses pembelajaran masih dilakukan dengan menggunakan guru sebagai sumber belajar utama. Dilain pihak para guru masih enggan untuk memperluas dan meningkatkan cakrawala pengetahuannya dengan cara mencari dan mempelajari sumber belajar yang ada. 3 Padahal agar peserta didik kreatif, perlu diberi lebih banyak kebebasan di luar kelas dengan pemberian tugas dan latihan. Dengan demikian ia mampu mengembangkan sendiri apa yang ia peroleh dari kelas. Pusat sumber belajar adalah wadah terdekat untuk mengembangkan bakat dan kreasi peserta didik tersebut. Makin lengkap kebutuhan peserta didik yang dapat dipenuhi oleh pusat sumber belajar, makin meningkatlah minat dan kegiatan peserta didik sehingga hasil belajarnya menjadi lebih efektif dan efisien. 4 Laboratorium harus ada di setiap satuan pendidikan yang merupakan sumber belajar. Bagi satuan pendidikan, laboratorium merupakan sarana yang penting pada setiap program pendidikan dan pengajaran. Sebagai sumber belajar, idealnya sebuah laboratorium harus mampu memenuhi kebutuhan peserta didik, yaitu menyangkut kebutuhan 1 Kokom Komalasari. Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi (Bandung: Refika Aditama, 2011 cet. 2), hal. 3 2 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta: Rajawali Pers, 2006), hal Arif Sukadi Sudiman, Beberapa Aspek Pengembangan Sumber Belajar (Jakarta: Mediyatma Sarana Perkasa, 1998 ), hal Mudhoffir, Prinsip-Prinsip Pengelolaan Pusat Sumber Belajar (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992), hal. viii.

3 36 Dinamika : Vol. II, No. 2, Juli - Desember 2017 akan informasi pengetahuan dan teknologi. Untuk menunjang fungsi dan tugas pokok tersebut, maka fasilitas yang ada, serta tim pengajarnya harus selalu mengupdate style dan perkembangan dunia modern. Selain itu, laboratorium agama merupakan sarana dan tempat untuk mendukung proses pembelajaran yang di dalamnya terkait dengan pengembangan pemahaman, keterampilan dan inovasi bidang ilmu sesuai dengan bidang keagamaan. Lingkungan sangat berperan dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Lingkungan tersebut dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dan keefektifan belajar. Itulah sebabnya, lingkungan belajar perlu ditata kembali. Menata lingkungan belajar di kelas erat kaitannya dengan keadaan fisik kelas (suhu, kebersihan, sirkulasi udara, interior dan sebagainya), pengaturan ruangan, pengelolaan dan pemanfaatan sumber belajar. B. PEMBAHASAN 1. Sumber Belajar Pada hakekatnya setiap objek atau gejala yang mengandung peran dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar. Sumber belajar adalah semua objek yang dapat digunakan untuk memperoleh pengalaman belajar peserta didik tentang permasalahan tertentu. 5 Secara sederhana sumber belajar dapat dirumuskan sebagai segala sesuatu yang dapat memberikan kemudahan pada peserta didik dalam memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman dan keterampilan dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini nampak adanya beraneka ragam sumber belajar yang masing-masing memiliki kegunaan tertentu yang mungkin sama atau bahkan berbeda dengan sumber belajar lainnya. 6 Ely mengklasifikasi macam-macam sumber belajar ke dalam empat kategori yaitu bahan, alat dan perlengkapan, orang dan setting/tempat. 5 Djohar, Meningkatkan Daya Guna dan Hasil Guna Pemanfaatan Sumber Belajar (Yogyakarta: IKIP, 1984), hal Djohar, Dimensi Pendidikan Sain Menyongsong Tahun 2004 (Yogyakarta: IKIP, 1989), hal. 120.

4 37 Dinamika : Vol. II, No. 2, Juli - Desember 2017 Secara teknis, pengadaan sumber belajar ini dibagi ke dalam dua pola, yaitu by design dan by utilization. Sumber belajar jenis by utilization kadangkala disebut dengan real world resources, karena tidak khusus dirancang untuk kepentingan suatu pembelajaran tetapi memanfaatkan sumber belajar yang tersedia dalam dunia nyata untuk membantu proses pembelajaran. Sedangkan, maksud sumber belajar jenis by design adalah berbagai sumber belajar yang dirancang dan diproduksi pengadaannya untuk kepentingan penyelenggaraan pembelajaran. 7 Melalui sumber belajar ini diharapkan dapat mengurangi kedudukan guru sebagai transmitter of information penyampai informasi, akan tetapi menjadi pengajar yang dapat memberi kemudahan kepada peserta didik untuk mencari dan memperoleh informasi yang luas dan banyak sesuai dengan topik yang sedang dipelajarinya. Berbagai sumber belajar yang ada dan dikembangkan dalam pembelajaran secara garis besar dapat dikelompokkan sebagai berikut: a. Manusia, yaitu orang yang menyampaikan pesan secara langsung, seperti guru, konselor, administrator yang diniati secara khusus dan disengaja untuk kepentingan belajar (by design). Adapula orang yang tidak diniati untuk kepentingan proses pembelajaran tetapi memiliki suatu keahlian yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan proses pembelajarn, misalnya penyuluh kesehatan, pemimpin perusahaan, pengurus koperasi dan sebagainya. Orang-orang tersebut tidak diniati tetapi sewaktu-waktu bisa dimanfaatkan untuk kepentingan belajar (by utilization). b. Bahan, yaitu sesuatu yang mengandung pesan pembelajaran baik yang diniati secara khusus seperti film pendidikan, peta, grafik, buku paket dan sebagainya yang biasanya disebut media 7 Ely, Sejarah Teknologi Pendidikan dalam diakses tanggal 18 April 2014.

5 38 Dinamika : Vol. II, No. 2, Juli - Desember 2017 pengajaran (instruksional media), maupun bahan yang bersifat umum, seperti film keluarga berencana bisa dimanfaatkan untuk kepentingan belajar. c. Lingkungan, yaitu ruang dan tempat dimana sumber-sumber belajar dapat berinteraki dengan para peserta didik. Ruang dan tempat yang diniati secara sengaja untuk kepentingan belajar, misalnya perpustakaan, ruang kelas, laboratorium, ruang micro teaching dan sebagainya. Adapula yang tidak diniati untuk kepentingan belajar, namun bisa dimanfaatkan, misalnya musium, kebun binatang, kebun raya dan sebagainya. d. Alat dan peralatan, yaitu sumber belajar untuk produksi atau sumber-sumber lain. e. Aktivitas, yaitu sumber belajar yang biasanya merupakan kombinasi antara suatu teknik dengan sumber lain untuk memudahkan pembelajaran. 8 Kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien dalam usaha pencapaian tujuan instruksional, jika melibatkan komponen sumber belajar secara terencana. Hal terebut dikarenakan sumber belajar sebagai komponen sangat penting dan besar manfaatnya, sebagai berikut: 9 a. Memberi pengalaman belajar secara langung dan konkret kepada peserta didik. b. Dapat menyajikan sesuatu yang tidak mungkin diadakan, dikunjungi atau dilihat secara langsung dan konkret. c. Dapat menambah dan memperluas cakrawala sajian yang ada dalam kelas. d. Dapat memberi informasi yang akurat dan terbaru, misalnya bukubuku bacaan, encyclopedia dan majalah. 8 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik dan Implementasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), hal Ahmad Rohani, Media Instruksional Edukatif (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hal

6 39 Dinamika : Vol. II, No. 2, Juli - Desember 2017 e. Dapat memberi motivasi yang positif, apabila diatur dan direncanakan pemanfaatannya secara tepat. f. Dapat merangsang untuk berpikir, bersikap dan berkembang lebih lanjut, misal buku teks, buku bacaan, film dan lain-lain yang mengandung daya penalaran sehingga dapat merangsang peserta didik untuk berpikir, menganalisis dan berkembang lebih lanjut. 2. Pusat Sumber Belajar Tucher mendefinisikan pusat sumber belajar dengan istilah media center, dengan pengertian suatu departemen yang memberikan fasilitas pendidikan, latihan dan pengenalan melalui produksi bahan media (seperti slide, transparasi overhead, flim strip, video tape dan lain-lain) dan pemberian pelayanan penunjang seperti sirkulasi peralatan audiovisual, penyajian program-program video, pembuatan catalog dan pemanfaatan pelayanan sumber-sumber belajar. 10 Apabila pusat sumber belajar kita hubungkan dengan kawasan teknologi instruksional, maka tampak bahwa sebenarnya itu dibentuk dan dipengaruhi oleh lingkungan yang erat hubungannya dengan kawasan tersebut. Lingkungan yang mempengaruhi tersebut dapat berupa klien, pengelolaan, staf, politik, fasilitas, peralatan dan dana. 11 Yang dimaksud dengan pengelolaan adalah bagaimana pengelolaan pusat sumber belajar tersebut. Pusat sumber belajar merupakan lingkungan (setting) dimana sumber-sumber belajar dikelola dan dikembangkan untuk membantu meningkatkan efektifitas, efisiensi dan kualitas belajar manusia. 12 Sedangkan learning resources center (LRC) adalah pusat jaringan pelayanan informasi sumber belajar yang dikelola dengan prinsip 10 Mudhoffir, Prinsip-Prinsip Pengelolaan, hal Ibid., hal Abdul Gafur, Pegembangan Program PSB dalam diakses tanggal 18 April 2014.

7 40 Dinamika : Vol. II, No. 2, Juli - Desember 2017 kemitraan baik yang berupa informasi SDM, sumber daya bahan belajar dan sumber daya alat bantu pembelajaran. 13 a. Tujuan umum pusat sumber belajar Pusat sumber belajar bertujuan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kegiatan proses pembelajaran melalui pengembangan sitem instruksional. 14 b. Tujuan khusus pusat sumber belajar Secara khusus pusat sumber belajar bertujuan untuk: 1) Menyediakan berbagai macam pilihan komunikasi. 2) Mendorong penggunaan cara-cara belajar baru yang paling cocok untuk mencapai tujuan program akademis dan kewajiban-kewajiban institusonal lainnya. 3) Memberikan layanan dalam perencanaan, produksi, operasional dan tindakan lanjutan untuk pengembangan sistem instruksional. 4) Melaksanakan latihan kepada para staf tenaga pengajar mengenai pengembangan sistem instruksional dan integrasi teknologi dalam proses pembelajaran. 5) Memajukan usaha penelitian yang perlu tentang penggunaan media pembelajaran. 6) Menyebarkan informasi yang akan membantu memajukan penggunaan berbagai macam sumber belajar dengan lebih efektif dan efisien. 7) Menyediakan pelayanan produksi bahan pembelajaran. 8) Memberikan konsultasi untuk modifikasi dan desain fasilitas sumber belajar. 9) Membantu mengembangkan standar penggunaan sumber-sumber belajar. 13 Ibid., 14 Mudhoffir, Prinsip-Prinsip Pengelolaan, hal. 10.

8 41 Dinamika : Vol. II, No. 2, Juli - Desember ) Menyediakan pelayanan pemeliharaan atas berbagai macam alat. 11) Membantu dalam pemilihan dan pengadaan bahanbahan media dan peralatannya. 12) Menyediakan pelayanan evaluasi untuk membantu menentukan efektivitas berbagai cara pembelajaran. 15 Dari uraian tentang tujuan di atas, jelaslah bahwa pusat sumber belajar mempunyai peranan yang cukup menentukan di dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran. Dengan demikian misi yang terutama dari pusat sumber belajar adalah pengembangan sistem instruksional yang merupakan sarana utama untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kegiatan pembelajaran 3. Laboratorium Agama sebagai Pusat Sumber Belajar Menurut KBBI laboratorium adalah tempat atau kamar dan sebagainya tertentu yang dilengkapi dengan peralatan untuk mengadakan percobaan (penyelidikan). 16 Sedangkan Menurut Permenpan No. 3 Tahun 2010 laboratorium adalah unit penunjang akademik pada lembaga pendidikan, berupa ruangan tertutup atau terbuka, bersifat permanen atau bergerak, dikelola secara sistematis untuk kegiatan pengujian, kalibrasi atau produksi dalam skala terbatas dengan menggunakan peralatan dan bahan berdasarkan metode keilmuan tertentu, dalam rangka pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. 17 Sedangkan laboratorium agama adalah segala macam tempat yang dapat memungkinkan untuk menjadi media belajar materi-materi keagamaan untuk peserta didik. Tempat yang dimaksud bukan terbatas hanya ruang kelas saja, namun dapat di masjid, mushola dan tempat-tempat lainnya. Dari kedua pengertian di atas dapat dilihat 15 Ibid., 16 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2000), hal Permenpan No. 3 Tahun 2010

9 42 Dinamika : Vol. II, No. 2, Juli - Desember 2017 bahwa laboratorium agama adalah salah satu bentuk lingkungan buatan. Meskipun bisa juga termasuk dalam lingkungan alam, namun penggunaan laboratorium agama yang langsung bersentuhan dengan alam jumlahnya masih jauh lebih sedikit dari pada penggunaan lingkungan buatan, seperti kelas dan masjid, sebagai salah satu bentuk laboratorium agama. Dapat disimpulkan bahwa fungsi laboratorium agama sebagai salah satu bentuk lingkungan buatan dapat memperkaya materi pengajaran, memperjelas prinsip dan konsep yang dipelajari dalam bidang studi serta sebagai laboratorium belajar bagi peserta didik. 18 Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa laboratorium agama adalah suatu bangunan yang di dalamnya dilengkapi dengan peralatan dan bahan-bahan berdasarkan metode keilmuan tertentu untuk melakukan percobaan ilmiah, penelitian, praktek pembelajaran, kegiatan pengujian, kalibrasi, dan produksi bahan tertentu dalam hal kaitannya dengan persoalan Agama. 4. Konsep Pengelolaan Laboratorium Agama Ada 3 bidang pembinaan yang harus dilaksanakan, yaitu: 19 a. Pembinaan bidang idarah (manajemen) Dengan luasnya fungsi masjid, pengelolaan masjid harus dilakukan dengan manajemen modern dan professional, jika masjid hanya dikelola secara tradisional maka masjid tidak akan mengalami kemajuan dan akan tertinggal. Untuk itu perlu adanya manajemen masjid atau Idarah dengan meningkatkan kualitas dalam pengorganisasian kepengurusan masjid dan pengadministrasian yang rapi, transparan, mendorong 18 Alwi Imawan, Pengelolaan Laboratorium Agama Sebagai Media Pembelajara dalam diunduh tanggal 23 Mei Arie Nurdiansyah, Pengelolaan Laboratorium Agama dalam diunduh tanggal 22 Mei 2014.

10 43 Dinamika : Vol. II, No. 2, Juli - Desember 2017 partisipasi sehingga tidak terjadi penyalahgunaan wewenang di dalam kepengurusan. b. Pembinaan bidang imarah (memakmurkan masjid) Memakmurkan masjid menjadi kewajiban setiap muslim yang mengharapkan untuk memperoleh bimbingan dan petunjuk Allah SWT. c. Pembinaan bidang riayah (pemeliharaan masjid) Dengan adanya pembinaan bidang riayah, masjid akan tampak bersih, indah dan mulia sehingga dapat memberikan daya tarik rasa nyaman dan menyenangkan bagi siapa saja yang memandang, memasuki dan beribadah didalamnya. Dalam managemen kepengurusan, beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain: 20 1) Memilih dan menyusun pengurus, 2) Penjabaran program kerja, 3) Rapat dan notulen, 4) Kepanitiaan, 5) Rencana kerja dan anggaran pengelolaan (RKAP) tahunan, 6) Laporan pertanggungjawaban pengurus, 7) Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga, 8) Pedoman-pedoman organisasi dan implementasinya, 9) Yayasan masjid. 5. Fungsi dan Peranan Laboratorium Agama hal Fungsi laboratorium yaitu sebagai sumber belajar, sebagai metode pengamatan dan metode percobaan, sebagai prasarana pendidikan atau sebagai wadah dalam proses pembelajaran. Secara umum fungsi semua laboratorium adalah antara lain sebagai: 21 a. Tempat dilakukannya percobaan 20 Ibid., 21 Basyiruddin Usman, Media Pendidikan Agama, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002),

11 44 Dinamika : Vol. II, No. 2, Juli - Desember 2017 Alat-alat laboratorium dan bahan-bahan praktikum tidak mungkin semuanya diletakkan dalam kelas, oleh karena itu percobaan dilakukan di dalam laboratorium. b. Tempat penunjang kegiatan kelas Dengan adanya kegiatan pembelajaran di laboratorium, peserta didik dapat mengamati gejala-gejala yang terjadi dalam percobaan secara langsung dan tidak hanya belajar menurut teori-teori yang ada. c. Tempat display/pameran Laboratorium juga dapat digunakan sebagai tempat pameran atau display dari hasil-hasil percobaan atau penelitian yang telah dilakukan, agar memberi gambaran lebih dan dapat memotivasi untuk penelitian atau percobaan yang lebih baik. d. Tempat koleksi sejumlah species langka Dengan adanya koleksi sejumlah species memudahkan peserta didik mengamati secara langsung spesies yang mungkin sulit untuk menemukannya. e. Museum kecil Hasil-hasil penelitian dan sejumlah species langka di kumpulkan dan diklasifikasikan, sehingga laboratorium dapat digunakan sebagai museum kecil. f. Perpustakaan masjid Membaca merupakan bagian paling penting dari proses menuntut ilmu. Dengan membaca kita jadi tahu apa yang selama ini tidak kita ketahui. Dengan membaca inilah ilmu kita dapatkan, amal bisa kita tegakkan, dan dakwah bisa kita suarakan, Perpustakaan masjid sebagai perpustakaan komunitas bisa menjadi sebuah alternatif yang sangat bagus jika dikelola dengan baik. Adapun tujuan dengan adanya laboratorium agama bagi peserta didik yaitu:

12 45 Dinamika : Vol. II, No. 2, Juli - Desember 2017 a. Digunakan untuk tempat ibadah b. Untuk memberikan lebih pemahaman dalam keagamaan c. Untuk kegiatan para peserta didik seperti pengajian d. Untuk kegiatan rohis e. Memberi keterampilan dan pelatihan mengajar f. Membuat media pembelajaran agama g. Mengevaluasi proses pembelajaran PAI dan mengembangkannya h. Pengajian halaqoh, dan lain lain. 6. Lingkungan sebagai Sumber Belajar Lingkungan dapat diartikan sebagai suatu tempat atau suasana (keadaan) yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan seseorang. 22 Selain buku dan laboratorium, lingkungan juga dapat digunakan sebagai sumber belajar. Kita dapat menganggap bahwa lingkungan sekitar merupakan laboratorium tanpa batas, sehingga di dalam laboratorium ini kita dapat melakukan eksperimen-eksperimen yang menurut ukuran dan bentuknya tidak mungkin dilakukan dalam gedung. Karena lingkungan belajar dapat diartikan sebagai laboratorium atau tempat bagi peserta didik untuk bereksplorasi, bereksperimen dan mengekspresikan diri untuk mendapatkan konsep dan informasi baru sebagai wujud dari hasil belajar. 23 Sumber belajar dapat terdiri dari beberapa macam: a. Sumber belajar alami atau masyarakat. b. Sumber belajar laboratorium. c. Sumber belajar yang tersedia, misal kebun binatang. d. Sumber belajar cetak, misalnya buku, koran, majalah. e. Pengalaman peserta didik dan lain-lain. hal Rita Mariyana, dkk, Pengelolaan Lingkungan Belajar (Jakarta: Kencana, 2010), 23 Ibid., hal.17.

13 46 Dinamika : Vol. II, No. 2, Juli - Desember 2017 Lingkungan yang berada di sekitar kita baik di sekolah maupun di luar sekolah dapat dijadikan sebagai sumber belajar. Lingkungan meliputi: 24 a. Masyarakat di sekeliling sekolah. b. Lingkungan fisik di sekitar sekolah. c. Bahan-bahan yang tersisa atau tidak terpakai dan bahan bekas yang bila diolah dapat dimanfaatkan sebagai sumber dan alat bantu dalam belajar. d. Peristiwa alam dan peristiwa yang terjadi dalam masyarakat. Masyarakat merupakan salah satu aspek lingkungan yang besar manfaatnya untuk dijadikan sumber belajar. 25 Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar mempunyai banyak keuntungan antara lain murah dan mudah dijangkau, objek persoalan beragam, peserta didik lebih mengenal lingkungan sekitar dan memperoleh pengetahuan yang nyata dan otentik serta lebih banyak berlatih observasi dan ekperimen. 26 Kecenderungan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar juga memberi motivasi yang tinggi kepada peserta didik untuk mencapai prestasi yang tinggi. Dengan demikian timbul rasa bahwa yang dipelajari tersebut bermakna dan mereka tidak sulit menggali masalah-masalah yang ada di dalamnya. Pendekatan pembelajaran sebenarnya sangat memungkinkan kita menggunakan objek persoalan yang ada di lingkungan peserta didik. Semakin sering peserta didik bergaul dengan persoalan lingkungan maka akan semakin menyatukan dirinya dengan lingkungan sekitar sehingga peserta didik memperoleh pengalaman nyata dengan lingkungan sekitar yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran (Jakarta: Intermasa, 2002), hal Ibid., hal Suthardi, Pemanfaatan Alam Sekitar sebagai Sumber Belajar Anak dalam Ilmu Hayat (Jakarta: Depdikbud, 1981), hal Djohar, Pengembangan IKIP Yogyakarta Berwawasan Kebudayaan dalam Cakrawala Pendidikan Tahun X/Mei (Yogyakarta: IKIP Yogyakarta, 1991), hal. 17.

14 47 Dinamika : Vol. II, No. 2, Juli - Desember 2017 Penggunaan metode observasi memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menggunakan semua indera berperan dalam proses pembelajaran. Indera ini digunakan untuk menangkap gejala-gejala dan selanjutnya hasil observasi itu dapat diekspresikan dalam berbagai bentuk dan cara, antara lain laporan lisan, laporan tertulis, visualiasi dalam bentuk gambar, tabel atau grafik. Jadi, selain buku pelajaran dan laboratorium, penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar sangat memungkinkan. Lingkungan dapat dijadikan laboratorium yang murah, mudah dijangkau dan tidak cepat habis. Selain interaksi guru dengan peserta didik, perlu diperhatikan pula masalah efisiensi yang berkaitan dengan penggunaan waktu yang dimiliki oleh peserta didik, fasilitas dan peralatan yang ada. Jika telah jelas mengenai nilai dan potensinya sebagai sumber belajar, maka selanjutnya perlu dikaji mengenai efektifitasnya dalam kegiatan instruksional. 28 Gunakanlah lingkungan dan situasi kehidupan riil terdekat sebagai sumber dan media pembelajaran bagi peserta didik. Belajarkanlah peserta didik dengan memanfaatkan sumber dan media pembelajaran dan situasi kehidupan riil terdekat dengan kehidupan mereka. 29 Lingkungan seperti lingkungan kegiatan usaha agraria baik pertanian, peternakan dan perkebunan, kegiatan industri, perdagangan dan jasa. Lingkungan juga bisa berupa alam, sosial, sekolah, lingkungan rumah dan sebagainya. 30 Dapat dicontohkan, guru PAI mengajak peserta didik pergi ke pasar untuk mempelajari praktek-praktek jual beli yang terjadi di masyarakat dalam pembelajaran mu amalah. Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar sedapat mungkin dilakukan secara efektif. Dalam hal ini kemampuan guru sangat diperlukan. 28 Djohar, Pendidikan dan Implementasi Bagi Pengembangan Konsep Belajar Mengajar (Yogyakarta: IKIP Yogyakarta, 1985), hal Sa dun Akbar, Instrumen Perangkat Pembelajaran (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), hal Ibid., hal. 117.

15 48 Dinamika : Vol. II, No. 2, Juli - Desember 2017 Dalam pembelajaran PAI, guru harus mampu menyusun organisasi instruksional termasuk di dalamnya kemampuan seleksi sumber belajar, seleksi kondisi untuk penerapan program instruksional disamping penguasaan pinsip-prinsip PAI. Maka yang terpenting adalah bagaimana guru mampu untuk menyeleksi sumber belajar dan selanjutnya menuangkannya dalam bentuk kegiatan pembelajaran. Guru harus dapat bertindak sebagai organisator kerja, dalam PAI, yakni meliputi seperti aspek materi dan aspek teknologi. C. PENUTUP Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa klasifikasi macam-macam sumber belajar yaitu bahan, alat dan perlengkapan, orang dan setting/tempat. Kategori sumber belajar dibagi ke dalam dua pola, yaitu by design dan by utilization. Sumber belajar by design adalah sumber belajar yang sengaja dirancang untuk tujuan pembelajaran khusus, sedangkan by utilization (real world resources) adalah hal-hal yang tidak secara khusus dirancang untuk tujuan pembelajaran tetapi dapat membantu proses belajar. Pusat sumber belajar merupakan lingkungan (setting) dimana sumbersumber belajar dikelola dan dikembangkan untuk membantu meningkatkan efektifitas, efisiensi dan kualitas belajar manusia. Tujuan umumnya meningkatkan efektifitas dan efisiensi kegiatan proses pembelajaran melalui pengembangan sistem instruksional. Lingkungan sebagai sumber belajar, kita dapat menganggap bahwa lingkungan sekitar merupakan laboratorium tanpa batas. Laboratorium agama adalah salah satu bentuk lingkungan buatan sebagai sumber belajar.

16 49 Dinamika : Vol. II, No. 2, Juli - Desember 2017 DAFTAR PUSTAKA Abdul Gafur, Pengembanaan Program PSB dalam Program-PSB.pdf, diakses tanggal 18 April Ahmad Rohani, Media Instruksional Edukatif, Jakarta: Rineka Cipta, Arif Sukadi Sudiman, Beberapa Aspek Pengembangan Sumber Belajar, Jakarta: Mediyatma Sarana Perkasa, Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, Jakarta: Intermasa, Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta: Rajawali Pers, Djohar, Dimensi Pendidikan Sain Menyongsong Tahun 2004, Yogyakarta: IKIP, 1989., Meningkatkan Daya Guna dan Hasil Guna Pemanfaatan Sumber Belajar, Yogyakarta: IKIP, 1984., Pendidikan dan Implementasi Bagi Pengembangan Konsep Belajar Mengajar, Yogyakarta: IKIP Yogyakarta, 1985., Pengembangan IKIP Yogyakarta Berwawasan Kebudayaan dalam Cakrawala Pendidikan Tahun X/Mei, Yogyakarta: IKIP Yogyakarta, E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik dan Implementasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003.

17 50 Dinamika : Vol. II, No. 2, Juli - Desember 2017 Kokom Komalasari. Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi, Bandung: Refika Aditama, Mudhoffir, Prinsip-Prinsip Pengelolaan Pusat Sumber Belajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, Rita Mariyana, dkk, Pengelolaan Lingkungan Belajar, Jakarta: Kencana, Sa dun Akbar, Instrumen Perangkat Pembelajaran, Bandung: Remaja Rosdakarya, Suthardi, Pemanfaatan Alam Sekitar sebagai Sumber Belajar Anak dalam Ilmu Hayat, Jakarta: Depdikbud, 1981.

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Pengertian Pendidikan Pendidikan berarti lembaga yang bertanggungjawab menetapkan cita-cita atau tujuan pendidikan, isi, sistem dan organisasi pendidikan.

Lebih terperinci

MANAJEMEN SUMBER BELAJAR

MANAJEMEN SUMBER BELAJAR MANAJEMEN SUMBER BELAJAR DOSEN : Dr. Ali Muhtadi, M.Pd. PRODI TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2006 Tujuan Mata Kuliah Tujuan umum : Setelah menempuh mata kuliah

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LINGKUNGAN DALAM PEMBELAJARAN Yuni Wibowo, S.Pd.

PEMANFAATAN LINGKUNGAN DALAM PEMBELAJARAN Yuni Wibowo, S.Pd. PEMANFAATAN LINGKUNGAN DALAM PEMBELAJARAN Yuni Wibowo, S.Pd. PENDAHULUAN Kurikulum berbasis kompetensi memberikan keleluasaan kepada sekolah untuk menyusun dan mengembangkan silabus mata pelajaran sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita setiap bangsa di dunia. Salah satu faktor pendukung utama bagi kemajuan suatu negara adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. inggris perpustakaan dikenal dengan nama library. Library berasal dari bahasa Latin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. inggris perpustakaan dikenal dengan nama library. Library berasal dari bahasa Latin BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Perpustakaan Perpustakaan berasal dari kata dasar pustaka. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia kata pustaka memiliki arti kitab atau buku. Sedangkan dalam bahasa inggris

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA SUBTEMA HEWAN DAN TUMBUHAN DI LINGKUNGAN RUMAHKU KELAS IV SD NEGERI 3 JEUMPA KABUPATEN BIREUEN

PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA SUBTEMA HEWAN DAN TUMBUHAN DI LINGKUNGAN RUMAHKU KELAS IV SD NEGERI 3 JEUMPA KABUPATEN BIREUEN PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA SUBTEMA HEWAN DAN TUMBUHAN DI LINGKUNGAN RUMAHKU KELAS IV SD NEGERI 3 JEUMPA KABUPATEN BIREUEN Istialina Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas

Lebih terperinci

KONSEP DASAR SUMBER BELAJAR

KONSEP DASAR SUMBER BELAJAR KONSEP DASAR SUMBER BELAJAR Pengertian Sumber Belajar Segala sesuatu yang mendukung terjadinya proses belajar, termasuk sistem pelayanan, bahan pembelajaran, dan lingkungan, yang dapat digunakan baik secara

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN DIKTAT MENGGUNAKAN PERKAKAS TANGAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL. Artikel. Oleh RIYANTO NIM

PENGEMBANGAN DIKTAT MENGGUNAKAN PERKAKAS TANGAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL. Artikel. Oleh RIYANTO NIM PENGEMBANGAN DIKTAT MENGGUNAKAN PERKAKAS TANGAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL Artikel Oleh RIYANTO NIM. 08503242008 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA MARET

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PUSAT SUMBER BELAJAR DI PERGURUAN TINGGI. Pudji Muljono

PENGELOLAAN PUSAT SUMBER BELAJAR DI PERGURUAN TINGGI. Pudji Muljono PENGELOLAAN PUSAT SUMBER BELAJAR DI PERGURUAN TINGGI Pudji Muljono PENDAHULUAN Sebelum kita membahas tentang sumber belajar, terlebih dahulu kita mengerti apa yang dimaksud dengan teknologi instruksional,

Lebih terperinci

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR SISWA SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR SISWA SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR SISWA SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Pendidikan Agama Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi atau penjelasan yang berkaitan dengan pembelajaran, pada sistem

BAB I PENDAHULUAN. informasi atau penjelasan yang berkaitan dengan pembelajaran, pada sistem BAB I PENDAHULUAN A. Alasan pemilihan judul Sumber belajar merupakan segala sesuatu yang dapat memberikan informasi atau penjelasan yang berkaitan dengan pembelajaran, pada sistem pengajaran tradisional,

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. berkaitan dengan indera pendengar, dimana pesan yang disampaikan

BAB V PEMBAHASAN. Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. berkaitan dengan indera pendengar, dimana pesan yang disampaikan BAB V PEMBAHASAN A. Keterampilan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Menggunakan Media Pembelajaran Audio untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. Dalam

Lebih terperinci

BAB V. dan pembahasan dari data yang telah ditemukan dilapangan. Tulungagung untuk meningkatkan kualitas pembelajaran PAI meliputi pada

BAB V. dan pembahasan dari data yang telah ditemukan dilapangan. Tulungagung untuk meningkatkan kualitas pembelajaran PAI meliputi pada BAB V Dalam bab ini peneliti akan menjelaskan lebih lanjut tentang analisis data dan pembahasan dari data yang telah ditemukan dilapangan. 1. ANALISIS DATA Pelaksanaan strategi pembelajaran oleh guru-guru

Lebih terperinci

MANAJEMEN SUMBER BELAJAR. Oleh: ESTU MIYARSO, M.Pd.

MANAJEMEN SUMBER BELAJAR. Oleh: ESTU MIYARSO, M.Pd. MANAJEMEN SUMBER BELAJAR Oleh: ESTU MIYARSO, M.Pd. PENDAHULUAN Pada hakekatnya manusia merupakan mahluk yang berpikir - homo homini logus Dengan daya pikirnya, manusia dapat belajar kapan dan di mana saja.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan suatu usaha sadar, terencana, dan disengaja untuk mengembangkan dan membina sumber daya manusia. Pendidikan dilaksanakan dalam bentuk

Lebih terperinci

Perubahan perilaku karena interaksi antara individu dengan sumber belajar. Meliputi kawasan kognitif, psikomotor

Perubahan perilaku karena interaksi antara individu dengan sumber belajar. Meliputi kawasan kognitif, psikomotor Belajar? Perubahan perilaku karena interaksi antara individu dengan sumber belajar. Meliputi kawasan kognitif, psikomotor maupun afektif. Bisa terjadi kapan saja, di mana saja, dengan siapa/apa saja. Settingnya:

Lebih terperinci

PENGELOAAN SUMBER BELAJAR MASYARAKAT. Oleh: Fitta Ummaya Santi Pendidikan Luar Sekolah UNY

PENGELOAAN SUMBER BELAJAR MASYARAKAT. Oleh: Fitta Ummaya Santi Pendidikan Luar Sekolah UNY PENGELOAAN SUMBER BELAJAR MASYARAKAT Oleh: Fitta Ummaya Santi Pendidikan Luar Sekolah UNY Program Studi : Pendidikan Luar Sekolah Nama mata kuliah : Pendidikan Kesetaraan Kode : PNF6244 Jumlah SKS : 2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan yang bersifat mendasar dalam menghadapi tantangan global salah satunya perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR. Dalam usaha meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan hasil pembelajaran, kita

SUMBER BELAJAR. Dalam usaha meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan hasil pembelajaran, kita SUMBER BELAJAR Belajar-mengajar sebagai suatu proses merupakan suatu sistem yang tidak terlepas dari komponen-komponen lain yang saling berinteraksi di dalamnya. Salah satu komponen dalam proses tersebut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. ini memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada

BAB II KAJIAN TEORI. ini memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Pengertian Implementasi Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nonformal merupakan jalur pendidikan di luar pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nonformal merupakan jalur pendidikan di luar pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nonformal merupakan jalur pendidikan di luar pendidikan formal untuk melayani kebutuhan pendidikan masyarakat dalam rangka meningkatkan pengetahuan,

Lebih terperinci

14. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.

14. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri. KOMPETENSI INTI 14. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri. PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN Saat ini komputer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Tanpa adanya pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Tanpa adanya pendidikan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek terpenting dalam kehidupan guna membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Tanpa adanya pendidikan, manusia tidak akan pernah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan belajar siswa ditentukan oleh banyak faktor pendukung, di

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan belajar siswa ditentukan oleh banyak faktor pendukung, di BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATARBELAKANG MASALAH Tujuan pembelajaran yang dilakukan di sekolah-sekolah secara umum adalah mentransfer ilmu dalam bentuk pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik melalui

Lebih terperinci

TEMA PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR JUDUL : PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER ILMU MAKALAH

TEMA PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR JUDUL : PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER ILMU MAKALAH TEMA PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR JUDUL : PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER ILMU MAKALAH Disusun sebagai UJIAN UAS Mata Kuliah : Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan Dosen Pengampu : Nanik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satuan pendidikan, dan pelibatan masyarakat dalam rangka. mengelola sumber daya, sumber dana, sumber belajar dan

BAB I PENDAHULUAN. satuan pendidikan, dan pelibatan masyarakat dalam rangka. mengelola sumber daya, sumber dana, sumber belajar dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Mulyasa (2010:21), KTSP merupakan paradigma baru pengembangan kurikulum, yang memberikan otonomi luas pada setiap satuan pendidikan, dan pelibatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pendidikan di Indonesia terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pendidikan di Indonesia terus berkembang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia. Selain itu, pendidikan merupakan bagian integral

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dapat membawa kita kepada situasi belajar dimana learning with effort

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dapat membawa kita kepada situasi belajar dimana learning with effort BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi baru terutama multimedia mempunyai peranan semakin penting dalam proses pembelajaran. Banyak orang percaya bahwa multimedia akan dapat membawa kita

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Kompetensi profesional guru dalam penguasaan materi pembelajaran. untuk meningkatkan minat belajar Al-Qur an Hadits siswa di MTs

BAB V PEMBAHASAN. A. Kompetensi profesional guru dalam penguasaan materi pembelajaran. untuk meningkatkan minat belajar Al-Qur an Hadits siswa di MTs BAB V PEMBAHASAN A. Kompetensi profesional guru dalam penguasaan materi pembelajaran untuk meningkatkan minat belajar Al-Qur an Hadits siswa di MTs Sultan Agung Jabalsari Tulungagung. Sebagai upaya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan berarti membimbing atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan berarti membimbing atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia dalam membina kepribadian yang sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat, budaya, agama. dalam perkembanganya istilah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya proses belajar mengajar adalah proses komunikasi. Kegiatan belajar mengajar di kelas merupakan suatu dunia komunikasi tersendiri di mana guru

Lebih terperinci

Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah sebagai Pusat Sumber Belajar bagi Siswa

Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah sebagai Pusat Sumber Belajar bagi Siswa Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah sebagai Pusat Sumber Belajar bagi Siswa Dosen Pengampu : Nanik Arkiyah, M.IP Oleh : Novie Arista 1300005306/ 7A PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, berketerampilan, dan berakhlak mulia. hubungan ini tepat sekali ajaran agama Islam yang menjunjung tinggi ilmu

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, berketerampilan, dan berakhlak mulia. hubungan ini tepat sekali ajaran agama Islam yang menjunjung tinggi ilmu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penentu kemajuan bangsa dan negara. Pendidikan berusaha untuk membentuk manusia yang berilmu pengetahuan, berketerampilan,

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS DIGITAL STORYTELLING PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DIKELAS XI IPS DI SMA NEGERI 15 PADANG.

EFEKTIVITAS MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS DIGITAL STORYTELLING PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DIKELAS XI IPS DI SMA NEGERI 15 PADANG. EFEKTIVITAS MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS DIGITAL STORYTELLING PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DIKELAS XI IPS DI SMA NEGERI 15 PADANG. JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1996), hlm

BAB I PENDAHULUAN. Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1996), hlm BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era informasi dan komunikasi yang kian maju telah mempengaruhi kehidupan manusia di segala bidang tidak terkecuali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran, dimana dalam proses pembelajaran anak kurang didorong untuk

Lebih terperinci

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEEBAGAI SUMBER BELAJAR

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEEBAGAI SUMBER BELAJAR PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEEBAGAI SUMBER BELAJAR PENYUSUN NOVI TESTA PAMUNGKAS 1300005017 VII A PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA Kata Pengantar Dengan menyebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijelaskan pula pada batang tubuh Undang-undang Dasar 1945 bab XII

BAB I PENDAHULUAN. dijelaskan pula pada batang tubuh Undang-undang Dasar 1945 bab XII BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan salah satu prioritas pemerintah dalam ikut serta memajukan kehidupan bangsa Indonesia. Hal ini tertuang dalam pembukaan Undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sangat dibutuhkan oleh manusia dalam menjalani kehidupannya, sebagai pembimbing dalam memecahkan setiap persoalan yang ada. Sehingga dengan pendidikan akan

Lebih terperinci

PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SARANA PUSAT SUMBER BELAJAR

PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SARANA PUSAT SUMBER BELAJAR PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SARANA PUSAT SUMBER BELAJAR Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan Dosen Pengampu: Nanik Arkiyah, M.IP Di Susun Oleh : Yolan Dari ( 1300005121)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan penerapannya (teknologi), termasuk sikap dan nilai yang terdapat didalamnya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan penerapannya (teknologi), termasuk sikap dan nilai yang terdapat didalamnya. 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Pembelajaran IPA Dalam berbagai sumber dinyatakan bahwa hakikat sains adalah produk, proses, dan penerapannya (teknologi), termasuk sikap dan nilai yang terdapat didalamnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) telah membawa perubahan yang sangat signifikan terhadap berbagai dimensi kehidupan baik dalam ekonomi, sosial,

Lebih terperinci

BAB I A. Latar Belakang Masalah

BAB I A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di tengah kemelut dunia pendidikan Indonesia yang tak kunjung selesai, kahdiaran tekhnologi informasi menjadi salah satu titik cerah yang diharapkan mampu memberi

Lebih terperinci

JURNAL PENGARUH PENERAPAN METODE EKSPERIMEN PADA POKOK BAHASAN STRUKTUR TUMBUHAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP DHARMA WANITA PARE

JURNAL PENGARUH PENERAPAN METODE EKSPERIMEN PADA POKOK BAHASAN STRUKTUR TUMBUHAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP DHARMA WANITA PARE JURNAL PENGARUH PENERAPAN METODE EKSPERIMEN PADA POKOK BAHASAN STRUKTUR TUMBUHAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP DHARMA WANITA PARE EFFECT OF APPLICATION OF EXPERIMENTAL METHODS IN COST STRUCTURE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penigkatan kualitas sumber daya manusia. Sebab tanpa pendidikan manusia

BAB I PENDAHULUAN. penigkatan kualitas sumber daya manusia. Sebab tanpa pendidikan manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah suatu usaha membina dan mengembangkan pribadi manusia, baik menyangkut aspek ruhaniyah dan jasmaniyah. 2 Keberhasilan proses pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konvensional, ke arah paradigma konstruktivisme. Menurut pandangan ini

BAB I PENDAHULUAN. konvensional, ke arah paradigma konstruktivisme. Menurut pandangan ini BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Seiring dengan berkembangnya teknologi transportasi dan informasi, dunia pendidikan juga mengalami hal serupa. Menurut Ketut Juliantara, dewasa ini, telah terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Bab I berisikan pendahuluan penelitian, adapun yang disampaikan pada Bab ini diantaranya, (A) Latar Belakang, (B) Perumusan Masalah, (C) Tujuan Penelitian, (D) Manfaat Penelitian, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan inti dan arah penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan inti dan arah penelitian, 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan inti dan arah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan asumsi penelitian, hipotesis, metode penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak diperoleh begitu saja dalam waktu yang singkat, namun

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak diperoleh begitu saja dalam waktu yang singkat, namun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok manusia

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH DASAR PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH DASAR Nina Sundari 1 ABSTRAK Tujuan artikel ini yaitu untuk mengetahui langkah-langkah dalam

Lebih terperinci

MEDIA SENI RUPA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN. Tim Dosen Media

MEDIA SENI RUPA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN. Tim Dosen Media MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN SENI RUPA Tim Dosen Media TUJUAN PENDIDIKAN Mengantarkan siswa (peserta didik) menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku, baik intelektual, moral maupun sosial. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan pra syarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber

Lebih terperinci

adalah proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun

adalah proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi Persepsi menurut Irwanto, et al (dalam Rangkuti & Anggaraeni, 2005), adalah proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun peristiwa) sampai

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR DALAM KEGIATAN INSTRUKSIONAL PADA IAIN-SU MEDAN. Khatibah. Abstract

PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR DALAM KEGIATAN INSTRUKSIONAL PADA IAIN-SU MEDAN. Khatibah. Abstract PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR DALAM KEGIATAN INSTRUKSIONAL PADA IAIN-SU MEDAN Khatibah Abstract Library is one of the places to develop formal and non-formal education, in other

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Usaha sadar BAB I A. Latar Belakang PENDAHULUAN Pendidikan merupakan usaha manusia dalam membina kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

Olahairullah. Kata Kunci:Media Penugasan Proyek, Keterampilan Proses Mengkomunikasikan Hasil, Hasil Belajar

Olahairullah. Kata Kunci:Media Penugasan Proyek, Keterampilan Proses Mengkomunikasikan Hasil, Hasil Belajar Efektifitas Penggunaan Penugasan Proyek Dalam Meningkatkan Keterampilan Proses Mengkomunikasikan Hasil Dan Peningkatan Hasil Belajar IPA Terpadu Siswa Kelas VII SMPN 7 Kota Bima Olahairullah Abstrak:Penelitian

Lebih terperinci

LEARNING RECOURSES DALAM PEMBELAJARAN

LEARNING RECOURSES DALAM PEMBELAJARAN LEARNING RECOURSES DALAM PEMBELAJARAN Oleh: Gusyanti Pendahuluan Berkembangnya ilmu dan teknologi mengimplikasikan perubahan terhadap konsep pembelajaran. Paradigma guru yang diartikan di gugu (Jawa: di

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV MIS Tompo Melalui Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar IPA

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV MIS Tompo Melalui Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar IPA Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV MIS Tompo Melalui Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar IPA Djelesia, Mestawaty Ahmad, dan MuchlisDjirimu Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. penerus yang akan melahirkan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai landasan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. penerus yang akan melahirkan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai landasan digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan merupakan suatu wadah untuk membangun generasi penerus yang akan melahirkan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai landasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi baru terutama multimedia, mempunyai peranan semakin penting dalam proses pembelajaran. Banyak orang percaya bahwa multimedia akan dapat membawa peserta

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran tematik merupakan salah satu model dari pembelajaran. penting dalam membangun kompetensi peserta didik.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran tematik merupakan salah satu model dari pembelajaran. penting dalam membangun kompetensi peserta didik. 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teoritis 1. Pengertian Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik merupakan salah satu model dari pembelajaran terpadu. Pembelajaran tematik sebagai model pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH Perpustakaan sebagai media sumber belajar peserta didik berperan penting terhadap mutu pendidikan peserta didik. Implementasi manajemen perpustakaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. melaksanakan pendidikan. Sebab pendidikan tidak pernah terpisah dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. melaksanakan pendidikan. Sebab pendidikan tidak pernah terpisah dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan adalah suatu proses kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Hampir semua orang akan dikenai pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan yang bermutu akan menghasilkan individu yang cerdas, sehat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan yang bermutu akan menghasilkan individu yang cerdas, sehat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang bermutu akan menghasilkan individu yang cerdas, sehat dan berakhlak mulia, karena pada dasarnya dengan pendidikan individu akan mengenal dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. resmi. 1 Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertangung jawab terhadap

BAB I PENDAHULUAN. resmi. 1 Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertangung jawab terhadap resmi. 1 Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertangung jawab terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru adalah orang yang sangat berpengaruh dalam kegiatan proses belajar mengajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia sangat berperan penting perannya bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia sangat berperan penting perannya bagi kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia sangat berperan penting perannya bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Selain itu, bahasa Indonesia juga memiliki peranan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR. Dosen Pengampu : Nanik Arkiyah, M.IP

EFEKTIVITAS PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR. Dosen Pengampu : Nanik Arkiyah, M.IP EFEKTIVITAS PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR Dosen Pengampu : Nanik Arkiyah, M.IP Disusun oleh : Nurma Hudya Putri 1300005113 KELAS VII B PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan meningkat dan bervariasinya kebutuhan manusia. Hal tersebut mendorong tumbuhnya

Lebih terperinci

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.)

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.) PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.) 1. PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENDIDIKAN IPS DI SMP 1.1. Latar Belakang Pembelajaran Kontekstual Ada kecenderungan dewasa ini utnuk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keterampilan proses sains dapat diartikan sebagai keterampilan intelektual,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keterampilan proses sains dapat diartikan sebagai keterampilan intelektual, 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Keterampilan Proses Sains Keterampilan proses sains dapat diartikan sebagai keterampilan intelektual, sosial maupun fisik yang diperlukan untuk mengembangkan lebih lanjut pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan berasal dari Bahasa Yunani, yaitu paedagogik. Pais artinya anak,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan berasal dari Bahasa Yunani, yaitu paedagogik. Pais artinya anak, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makna pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha sadar yang dilakukan oleh manusia dewasa untuk membina kepribadian anak didik yang belum dewasa sesuai

Lebih terperinci

MAKALAH MANFAAT PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR

MAKALAH MANFAAT PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR MAKALAH MANFAAT PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan Dosen Pengampu : Nanik Arkiyah, M.IP Disusun oleh

Lebih terperinci

TUGAS INDIVIDU PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan

TUGAS INDIVIDU PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan TUGAS INDIVIDU PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan Dosen Pengampu: Nanik Arkiyah, M. IP Disusun oleh: Nama : Siska

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepibadian yang utama. 1. professional yang dituntut untuk melakukan transformasi pengetahuan agar

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepibadian yang utama. 1. professional yang dituntut untuk melakukan transformasi pengetahuan agar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan masalah yang sangat penting dalam kehidupan bangsa dan negara, maka hampir seluruh negara didunia ini menangani secara langsung masalah-masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan proses interaksi antara peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan proses interaksi antara peserta didik 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pusat Sumber Belajar merupakan faktor penting yang menentukan hasil pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan proses interaksi antara peserta didik dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. biasanya berlangsung pada tempat dan waktu tertentu. Proses pembelajaran

I. PENDAHULUAN. biasanya berlangsung pada tempat dan waktu tertentu. Proses pembelajaran I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketika teknologi khususnya teknologi informasi belum berkembang seperti saat ini, ketika ilmu pengetahuan belum sepesat ini, proses pembelajaran biasanya berlangsung

Lebih terperinci

MEDIA GAMBAR SEBAGAI ALAT BANTU PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI PADA SISWA SEKOLAH DASAR Oleh: Arif Mustofa*

MEDIA GAMBAR SEBAGAI ALAT BANTU PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI PADA SISWA SEKOLAH DASAR Oleh: Arif Mustofa* MEDIA GAMBAR SEBAGAI ALAT BANTU PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI PADA SISWA SEKOLAH DASAR Oleh: Arif Mustofa* Abstrak Selama ini, pembelajaran apresiasi puisi sering menjadi momok yang menakutkan bagi siswa.

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN MENYIMAK INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB PADA SISWA KELAS X SMK SETIA BAKTI GARUT TAHUN PELAJARAN

MODEL PEMBELAJARAN MENYIMAK INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB PADA SISWA KELAS X SMK SETIA BAKTI GARUT TAHUN PELAJARAN MODEL PEMBELAJARAN MENYIMAK INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB PADA SISWA KELAS X SMK SETIA BAKTI GARUT TAHUN PELAJARAN 2011-2012 NENI TRISNANINGSIH 1021.0995 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA

Lebih terperinci

BANK KATA: Ide Media Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Oleh: Asri Musandi Waraulia, M.Pd.

BANK KATA: Ide Media Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Oleh: Asri Musandi Waraulia, M.Pd. BANK KATA: Ide Media Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Oleh: Asri Musandi Waraulia, M.Pd. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia mempunyai empat keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menulis,

Lebih terperinci

UJIAN AKHIR SEMESTER PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN PENDIDIKAN PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR

UJIAN AKHIR SEMESTER PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN PENDIDIKAN PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR UJIAN AKHIR SEMESTER PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN PENDIDIKAN PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR Disusun oleh : Atha Azaria Dhera Callista 1300005012 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Lebih terperinci

Mata Kuliah Media Pembelajaran PBD semester 6 Pengampu: Nurhidayati, M. Hum.

Mata Kuliah Media Pembelajaran PBD semester 6 Pengampu: Nurhidayati, M. Hum. Mata Kuliah Media Pembelajaran PBD semester 6 Pengampu: Nurhidayati, M. Hum. Paradigma pembelajaran student center Guru bukan satu-satunya sumber belajar Peran guru: fasilitator, motivator, organisator,

Lebih terperinci

TUJUAN PENDIDIKAN: LINGKUNGAN BELAJAR: kognitif psikomotorik afektif TUJUAN PEMBELAJARAN : BAHAN PEMBELAJARAN :

TUJUAN PENDIDIKAN: LINGKUNGAN BELAJAR: kognitif psikomotorik afektif TUJUAN PEMBELAJARAN : BAHAN PEMBELAJARAN : TUJUAN PENDIDIKAN: Mengantarkan siswa (peserta didik) menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku, baik intelektual, moral maupun sosial. Dalam mencapai tujuan tersebut siswa berinteraksi dengan lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar para siswa atau sering disebut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Kemampuan adalah kecakapan untuk melakukan suatu tugas khusus dalam

BAB II KAJIAN TEORI. Kemampuan adalah kecakapan untuk melakukan suatu tugas khusus dalam BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Sebuah soal pemecahan masalah biasanya memuat suatu situasi yang dapat mendorong seseorang untuk menyelesaikanya akan tetapi tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak hanya berasal dari kata-kata yang dikeluarkan oleh ucapan (vokal)

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak hanya berasal dari kata-kata yang dikeluarkan oleh ucapan (vokal) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahasa tidak hanya berasal dari kata-kata yang dikeluarkan oleh ucapan (vokal) namun juga menggunakan, isyarat atau bahasa gambar. Peradapan manusia kuno sebelum mengenal

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN SDM GURU DAN KARYAWAN DI SDIT HIDAYATURRAHMAN MASARAN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011

MANAJEMEN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN SDM GURU DAN KARYAWAN DI SDIT HIDAYATURRAHMAN MASARAN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011 MANAJEMEN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN SDM GURU DAN KARYAWAN DI SDIT HIDAYATURRAHMAN MASARAN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan formal merupakan upaya sadar yang dilakukan sekolah dengan berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan kemampuan kognitif,

Lebih terperinci

TUGAS INDIVIDU PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan

TUGAS INDIVIDU PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan TUGAS INDIVIDU PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan Dosen Pengampu: Nanik Arkiyah, M.IP Di Susun oleh: Nama : Lita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diberikan kepada siswa di semua jenjang pendidikan. Siswa dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. diberikan kepada siswa di semua jenjang pendidikan. Siswa dituntut untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu pengetahuan dasar yang harus dimiliki dan diberikan kepada siswa di semua jenjang pendidikan. Siswa dituntut untuk memiliki pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting untuk mempersiapkan kesuksesan masa depan pada zaman globalisasi. Manusia tidak bisa lepas dari pendidikan,

Lebih terperinci

Multimedia Center di Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Latar Belakang Ekistensi Proyek

Multimedia Center di Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Latar Belakang Ekistensi Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1.1.1. Latar Belakang Ekistensi Proyek Perkembangan tekonologi khusunya di bidang informasi di dunia dewasa ini telah memacu peningkatan pendayagunaan sarana dan prasarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Perpustakaan Sekolah. 1. Pengertian Perpustakaan Sekolah. Perpustakaan merupakan salah satu bagian penting terutama bagi

BAB II KAJIAN TEORI. A. Perpustakaan Sekolah. 1. Pengertian Perpustakaan Sekolah. Perpustakaan merupakan salah satu bagian penting terutama bagi 4 BAB II KAJIAN TEORI A. Perpustakaan Sekolah 1. Pengertian Perpustakaan Sekolah Perpustakaan merupakan salah satu bagian penting terutama bagi sekolah dan besar pengaruhnya terhadap mutu pendidikan. Dalam

Lebih terperinci

PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH TERHADAP PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SEKOLAH

PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH TERHADAP PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SEKOLAH PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH TERHADAP PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SEKOLAH Makalah Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan Dosen Pengampu :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia. Dengan pendidikan seseorang dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang dapat menjamin kelangsungan kehidupan

Lebih terperinci

UNIT 8. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR Unik Ambar Wati PENDAHULUAN

UNIT 8. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR Unik Ambar Wati PENDAHULUAN 1 UNIT 8 MEDIA DAN SUMBER BELAJAR Unik Ambar Wati PENDAHULUAN Saudara-saudara mahasiswa saat ini terjadi pergeseran paradigma pengajaran menjadi paradigma pembelajaran yang mempunyai implikasi terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik serta psikologis siswa (Peraturan Pemerintah, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik serta psikologis siswa (Peraturan Pemerintah, 2005). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembelajaran merupakan aktivitas pendidik atau guru secara terprogram melalui desain instruksional agar peserta didik dapat belajar secara aktif dan lebih menekankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kegiatan universal pada kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kegiatan universal pada kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kegiatan universal pada kehidupan manusia untuk menjadikan manusia yang berkualitas. Salah satu upaya pembangunan pendidikan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kimia merupakan salah satu mata pelajaran dari cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau yang sering disebut juga sebagai Sains. IPA bukan hanya penguasaan kumpulan

Lebih terperinci