Hubungan Olahraga Rutin dengan Tingkat Depresi pada Lansia di Kecamatan Coblong Kota Bandung
|
|
- Ade Indradjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X Hubungan Olahraga Rutin dengan Tingkat Depresi pada Lansia di Kecamatan Coblong Kota Bandung 1 Fitri Afifah Nurullah, 2 Gemah Nuripah, 3 Miranti Kania Dewi 1,2,3 Pendidikan Dokter, Universitas Islam Bandung, Jl. Hariangbangga No.20 Bandung pipoafifah@gmail.com, 2 gemahnuripah@ymail.com, 3 mkaniadewi@yahoo.com Abstrak. Depresi pada usia lanjut sering dianggap sebagai perkembangan mental normal dan biasanya tidak terdeteksi sehingga penatalaksanaannya jarang dilakukan. Aktivitas fisik diketahui memberikan efek positif terhadap kesehatan mental, termasuk mencegah timbulnya gejala-gejala depresi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat adanya hubungan antara olahraga rutin dengan tingkat depresi pada lansia. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Coblong Kota Bandung pada bulan Desember 2014 hingga bulan Juli tahun 2015 menggunakan uji komparatif dengan pendekatan cross-sectional yang dilakukan sewaktu. Data diperoleh melalui hasil wawancara pada 78 orang yang terbagi dalam dua kelompok yang rutin berolahraga dan yang tidak rutin berolahraga menggunakan kuesioner dan Skala Depresi Geriatri (SDG) untuk menentukan tingkat depresi pada lansia. Hasil penelitian menunjukkan pada kelompok lansia yang rutin berolahraga 26,92% tidak depresi, 12,82% depresi ringan, 6,41% depresi sedang dan 3,84% depresi berat; sedangkan pada kelompok yang tidak rutin berolahraga terdapat 10,26% tidak depresi, 14,10% depresi ringan, 15,39% depresi sedang dan 10,26% depresi berat. Jadi lansia tanpa depresi terbanyak terdapat pada kelompok yang rutin berolahraga. Hasil ini menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara olahraga rutin dengan tingkat depresi pada lansia dengan nilai p=0,001<0,05. Teori thermogenic, teori Endorpin dan teori Brain Derived Neurotrophic Factor (BDNF) menjelaskan bahwa olahraga secara rutin dapat memberikan efek langsung pada otak seperti merelaksasikan otot, menurunkan ketegangan, meningkatkan sensasi sehat dan bugar, menstabilkan emosi dan menurunkan kecemasan. Keywords : depression, elders, elderly, physical activities. A. Pendahuluan Lanjut usia (lansia) adalah perkembangan terakhir dari siklus kehidupan. Terdapat beberapa siklus kehidupan menurut Erik Erikson, salah satunya adalah siklus kehidupan pada umur lebih dari 65 tahun. 1 Lansia merupakan siklus kehidupan dengan stadium integritas, lawan keputusasaan dan isolasi. Lansia yang berada dalam keadaan normal seharusnya akan menerima atau merasa puas bahwa kehidupannya sangat berharga dan harus dijadikan cerminan, akan tetapi bila tidak dapat menerima kehidupan maka akan memasuki keadaan keputusasaan dan ketidakberdayaan yang dapat menyebabkan gangguan depresi. 2 Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2010 prevalensi keseluruhan gangguan depresi di kalangan lansia di dunia bervariasi antara 10% hingga 20% yaitu sekitar dari 7 juta dari 39 juta. Prevalensi depresi di Indonesia cukup tinggi yaitu sebesar 17,8% dan hasil sensus tahun 2010 menunjukkan jumlah lansia yang tinggal di perkotaan lebih besar yaitu sebanyak (11,20%) dibandingkan dengan yang tinggal di pedesaan yaitu sebesar (10,21%). 4 Permasalahan yang dialami lansia adalah gangguan fisik, mental, dan sosial. Gangguan mental yang paling sering terjadi pada lansia adalah depresi. 5 Gangguan depresi pada lanjut usia biasanya disebabkan oleh kematian anggota keluarga dan teman-teman yang menimbulkan duka cita, kurangnya dukungan sosial dari keluarga, hidup menyendiri tanpa pasangan, hidup penuh tekanan, rasa kurang dihargai keberadaannya, kurangnya aktivitas serta stres yang ditimbulkan oleh lingkungan. 6 Lingkungan dengan kebisingan, kepadatan penduduk, suhu panas dan 694
2 Hubungan Olahraga Rutin Dengan Tingkat Depresi Pada Lansia Di Kecamatan Coblong Kota Bandung 695 pencemaran udara menyebabkan stres pada penduduk di lingkungan itu, yang umumnya terjadi pada lingkungan perkotaan. Dari sisi sosial, stres di perkotaan seringkali disebabkan karena menurunnya kecenderungan masyarakat perkotaan untuk bersosialisasi dengan orang-orang di sekitar tempat tinggalnya. Resiko munculnya depresi meningkat seiring dengan tingginya tingkat stres di kota-kota besar dibandingkan dengan daerah pedesaan. Kehidupan di kota Bandung sebagai salah satu kota besar di Indonesia turut pula memberikan tekanan hidup yang besar pada penduduknya, tidak terkecuali lansia. 5 Olahraga yang dilakukan sebagai rutinitas banyak memberikan efek positif pada semua kalangan, termasuk lansia. Aktivitas fisik akan memberikan efek apabila dilakukan secara rutin, minimal tiga kali seminggu, dan terus menerus. Aktivitas fisik juga dapat menstimulasi otak melalui peningkatkan protein di otak yang disebut Brain Derived Neurotrophic Factor (BDNF) yang menjaga sel saraf tetap bugar dan sehat. Berbagai fakta menunjukkan olahraga dapat meningkatkan kadar BDNF. Latihan fisik juga merangsang peningkatan kemampuan jantung dalam memompa darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh terhadap oksigen, tekanan darah dan frekuensi nafas stabil. Seiring dengan emosi yang menjadi stabil, rasa percaya diri dapat meningkat, kecemasan dan stres pun dapat menurun. Lansia yang rutin berolahraga cenderung untuk tidak mudah cemas sehingga secara tidak langsung dapat menurunkan ataupun mencegah terjadinya gejala-gejala depresi. Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan olahraga rutin terhadap tingkat depresi pada lansia. B. Kajian Pustaka Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun. Perubahan yang terjadi pada lansia berasal dari aspek fisik, mental dan sosial. Depresi adalah masalah yang sering diderita oleh lansia. depresi adalah Depresi merupakan salah satu gangguan mood ditandai oleh hilangnya perasaan kendali dan pengalaman subjektif adanya penderitaan berat. Mood adalah perasaan yang menetap dan berkelanjutan yang dialami secara internal dan yang mempengaruhi perilaku serta persepsi seseorang terhadap dunia. Salah satu hal yang diketahui dapat mencegah timbulnya depresi adalah olahraga rutin. Olahraga adalah salah satu aktivitas fisik maupun psikis seseorang yang berguna untuk menjaga dan meningkatkan kualitas kesehatan seseorang. Beberapa fungsi olahraga rutin adalah menjaga berat badan; mengurangi resiko penyakit kardiovaskular, diabetes, sindroma metabolik dan kanker; memperkuat tulang dan otot; meningkatkan kesehatan mental dan mood; menstabilkan stamina untuk melakukan aktivitas sehari-hari; mencegah seseorang jatuh sakit, bahkan pada lansia. 8 C. Bahan Dan Metode Penelitian ini dilakukan dengan metode analitik melalui pendekatan cross sectional. Pengambilan data dilakukan pada 78 lanisa di Kecamatan Coblong Kota Bandung yang dibagi menjadi dua kelompok, yaitu yang rutin berolahraga dan yang tidak rutin berolahraga masing-masing terdiri dari 38 lansia, menggunakan kuesioner riwayat kesehatan dan olahraga, dan kuesioner Skala Depresi Geriatri (SGD). Hasil penelitian dianalisis menggunakan Statistical Package for the Social Science (SPSS) D. Hasil Pendidikan Dokter, Gelombang 2, Tahun Akademik
3 696 Fitri Afifah Nurullah, et al. Distribusi tingkat depresi pada lansia di Kecamatan Coblong Kota Bandung dapat dijelaskan tabel dibawah ini : Tabel 1 Distribusi Tingkat Depresi pada Lansia di Kecamatan Coblong Kota Bandung Tingkat Depresi n % Tidak depresi 29 37,18 Depresi Ringan 21 26,92 Depresi Sedang 17 21,80 Depresi Berat 11 14,10 Total Dari 49 orang yang mengalami depresi didapatkan bahwa jumlah terbanyak ada pada kelompok depresi ringan, yaitu sebanyak 21 orang (26,92%), sedangkan yang terkecil adalah kelompok depresi berat, yaitu sebanyak 11 orang (14,10%). Distribusi tingkat depresi pada lansia dalam kelompok yang rutin berolahraga dapat dijelaskan pada tabel dibawah ini : Tabel 2 Distribusi Tingkat Depresi pada Lansia dalam Kelompok yang Rutin Berolahraga Tingkat Depresi n % Tidak Depresi 21 71,05 Depresi Ringan 10 26,31 Depresi Sedang 5 13,15 Depresi Berat 3 7,89 Total Distribusi tingkat depresi pada lansia dalam kelompok yang rutin berolahraga dapat dijelaskan pada tabel dibawah ini : Tabel 3 Distribusi Tingkat Depresi pada Lansia dalam Kelompok yang Tidak Rutin Berolahraga Tingkat Depresi n % Tidak Depresi 8 21,05 Depresi Ringan 11 28,94 Depresi Sedang 12 31,57 Depresi Berat 8 21,05 Total Berdasarkan tabel diatas, lansia yang tidak rutin berolahraga paling banyak menderita depresi sedang, yaitu sebanyak 12 orang (31,57%) dan terkecil adalah lansia yang tidak depresi dan yang mengalami depresi berat, masing-masing sebanyak 8 orang (21,05%). Hubungan tingkat kejadian depresi pada dua kelompok lansia dengan olahraga rutin dapat dilihat dari tabel berikut ini. Tabel 3 Hubungan Olahraga Rutin dengan Tingkat Depresi pada Lansia Tingkat Depresi Rutin Olahraga Tidak Rutin Olahraga Total p-value Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba (Kesehatan)
4 Hubungan Olahraga Rutin Dengan Tingkat Depresi Pada Lansia Di Kecamatan Coblong Kota Bandung 697 n % n % N % Tidak Depresi 21 26, , ,18 Depresi Ringan 10 12, , ,92 Depresi Sedang 5 6, , ,80 Depresi Berat 3 3, , ,10 Total ,01 Dari tabel tersebut diatas dapat dilihat bahwa jumlah lansia terbanyak baik pada kelompok yang rutin berolahraga dan tidak rutin berolahraga adalah lansia tanpa depresi yaitu sebanyak 21 orang (26,92%). Sedangkan pada kelompok yang tidak rutin olahraga lebih banyak lansia yang termasuk dalam kategori depresi sedang yaitu sebanyak 12 orang (15,39%). Hal tersebut diperkuat berdasarkan uji statistik yang menunjukkan terdapatnya hubungan yang bermakna antara rutin berolahraga dan tidak rutin berolahraga dengan tingkat depresi (p=0,01<0,05). E. PEMBAHASAN Depresi merupakan gangguan yang umum terjadi di kalangan lansia. Berdasarkan hasil penelitian ini ditemukan bahwa terdapat 49 lansia (62,82%) mengalami depresi, dengan jumlah terbanyak pada kelompok depresi ringan (26,92%) dan sebanyak 29 orang yang tidak mengalami depresi (37,18%). Pada lansia, depresi merupakan gangguan yang umum. Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2010 prevalensi terjadinya depresi pada lansia bervariasi, antara 25% hingga 50%, walaupun pada kasus ini depresi berat jarang terjadi. 6 Angka kejadian depresi di Indonesia cenderung tinggi dibanding negara-negara Asia lainnya, yaitu sebesar 33,8%. Pada penelitian ini didapatkan jumlah depresi pada lansia cukup tinggi, sesuai dengan tabel 4.2, yaitu sebesar 62,82%. Hal ini kemungkinan dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti kehilangan anggota keluarga atau kerabat terdekat, tinggal sendirian tanpa pasangan hidup, rasa kurang dihargai karena tidak memiliki peran penting di lingkungan sosial, kurangnya aktivitas dan stres yang ditimbulkan oleh lingkungan. Angka kejadian depresi pada penelitian ini cenderung lebih tinggi dibandingkan rata-rata kejadian depresi di Indonesia. Gaya hidup individual di kota besar, seperti di Kota Bandung; keluarga yang memiliki kesibukan masing-masing; kurangnya kegiatan yang dapat dilakukan oleh lansia dan stres yang ditimbulkan dari lingkungan merupakan faktorfaktor penyebab meningkatnya angka kejadian depresi. Seiring dengan banyaknya faktor resiko yang menyebabkan timbulnya depresi pada lansia diperlukan hal-hal yang dapat membantu lansia agar terhindar dari depresi. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mencegah timbulnya depresi, salah satunya adalah dengan olahraga secara rutin. Teori thermogenic menjelaskan bahwa kenaikan suhu tubuh setelah melakukan olahraga berguna untuk menurunkan gejala-gejala depresi. Kenaikan suhu pada regio batang otak akan menyebabkan relaksasi dan menurunkan tegangan otot. 20 Teori endorpin menjelaskan bahwa olahraga akan memberikan efek positif sehubungan dengan pelepasan β-endorpin setelah berolahraga. Endorpin berhubungan dengan perasaan positif dan secara keseluruhan meningkatkan perasaan sehat dan sejahtera. 22 Teori lainnya menjelaskan bahwa olahraga yang dilakukan secara rutin mampu menstimulasi otak melalui peningkatan protein Brain Derived Neurotrophic Factor (BDNF). Protein ini berfungsi meningkatkan availabilitas neurotransmiter, seperti Pendidikan Dokter, Gelombang 2, Tahun Akademik
5 698 Fitri Afifah Nurullah, et al. serotonin, dopamin dan norepinefrin yang menurun pada keadaan depresi, sehingga akan memberi efek emosi menjadi stabil dan menurunkan kecemasan dan stres. Sedangkan efek olahraga dari segi psikologi juga membuktikan bahwa olahraga akan meningkatkan semangat, penghargaan terhadap diri, rasa puas terhadap kehidupan dan rasa percaya diri terhadap kemampuan fisik. Teori-teori tersebut diatas secara bersamaan dapat mencegah timbulnya depresi dan membantu menurunkan gejala-gejala yang mengarah kepada depresi. 20 Berdasarkan tabel 4.5 didapatkan hasil jumlah lansia terbanyak adalah lansia yang tidak menderita depresi dan rutin berolahraga yaitu sebanyak 21 orang (26,92%), jumlah ini jauh lebih banyak dibandingkan dengan kelompok lansia yang tidak menderita depresi di kelompok yang tidak rutin berolahraga yaitu 8 orang (10,26%). Lansia dengan depresi paling banyak ditemukan pada kelompok lansia yang tidak rutin berolahraga (39,74%). Pada kelompok ini depresi yang paling banyak adalah depresi sedang, yaitu sebesar 15,39%. Secara keseluruhan dapat dilihat bahwa lansia dengan depresi baik ringan, sedang dan berat tidak berolahraga secara rutin. Penelitianpenelitian sebelumnya yang menyebutkan bahwa olahraga memberi efek positif terhadap kejadian depresi pada lansia. Hasil ini juga diperkuat oleh uji statistik yang membuktikan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara olahraga rutin dengan tingkat depresi pada lansia (p = 0,01 < 0,05). Pada kelompok yang melakukan olahraga secara rutin ditemukan adanya lansia yang menderita depresi yaitu 12,82% depresi ringan, 6,41% depresi sedang dan 3,84% depresi berat. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang dapat memicu depresi seperti tinggal sendirian, keadaan sosial ekonomi rendah, baru saja kehilangan salah satu anggota keluarga atau perasaan tidak dihargai di lingkungan sosial yang terjadi secara bersamaan. Faktor-faktor ini tentunya memberikan efek yang lebih besar dibandingkan dengan efek protektif terhadap depresi yang ditimbulkan oleh olahraga rutin sehingga kejadian depresi pada lansia tetap dapat terjadi. Penelitian ini tidak meneliti tentang berbagai faktor lain yang dapat menyebabkan terjadinya depresi pada lansia sehingga faktor-faktor tersebut akan menjadi faktor perancu penelitian ini. F. Simpulan Terdapat hubungan yang bermakna antara olahraga rutin dengan tingkat depresi pada lansia (p=0,01 < 0,05) DAFTAR PUSTAKA Papper B, WHO Publication. Overview Of Vulnerabilities And Risk Factors Risks to mental health Background paper by WHO secretariat for the development of a comprehensive mental health action plan. 2012; Maj M. Psychiatry in Society [Online] Modern Psychiatry 2002 UK: John Wiley & Sons, Ltd Tersedia dari: BPS. Badan Pusat Statistik [Internet]. Statistik Indonesia p Tersedia dari: [diakses 4 desember 2014] Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia [Internet] Tersedia dari : t=8&ved=0ccuqfjab&url= sdatin/buletin/buletin-lansia.pdf [Diakses 4 Desember 2014] Haggerty J. Psych Central Journal. Risk Factors for Depression Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba (Kesehatan)
6 Hubungan Olahraga Rutin Dengan Tingkat Depresi Pada Lansia Di Kecamatan Coblong Kota Bandung 699 Sadock BJ. Kaplan and Sadock s Synopsis of Psychiatry : Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry. Lippincott Williams & Wilkins Pusat data dan informasi kementerian kesehatan RI. Informasi Kesehatan. Buletin Jendela Data & informasi Kesehatan CDC. Physical Activity [Internet]. Physical Activity for Elderly. Centers for Disease Control and Prevention Tersedia dari : [Diakses 29 Januari 2015] CDC. Public Health [Internet] Promotes public health approach to address depression among older adults. Centers for Disease Control and Prevention [Internet]. 2009;1 16. Tersedia dari : c+health+approach+to+address+depression+among+older+adults#3 CDC. The Benefits of Physical Activity [Internet]. Centers for Disease Control and Prevention tersedia dari : Diakses tanggal 15 Januari 2015 World Health Organization. Global recommendations on physical activity for health. Geneva World Heal Organ [Internet]. 2010;60. Tersedia dari: ivity+for+health#0 Marcus M. WHO Publication. Depression. WHO. 2012; p 6 8. Cacioppo JT, Hughes ME, Waite LJ, Hawkley LC, Thisted R a. Loneliness as a specific risk factor for depressive symptoms: cross-sectional and longitudinal analyses. Psychol Aging [Internet] Mar ;21(1): Tersedia dari : [diakses pada 14 desember 2014] Halverson JL. Depression [Internet]. Medscape tersedia dari : [diakses pada 5 januari 2015] Fahy TJ. New Oxford Textbook of Psychiatry [Internet]. The British Journal of Psychiatry p. 385 a 386. Tersedia dari: Hirschfeld RMA, Weissman MM. Depression and Bipolar Disorder. Neuropsychopharmacology. 2010; Qaseem A, Snow V, Denberg TD, Forciea MA, Owens DK. Using second-generation antidepressants to treat depressive disorders: a clinical practice guideline from the American College of Physicians. Ann InternMed. 2011;149(July): Hattori H. Depression in the elderly. Nippon Ronen Igakkai Zasshi Japanese Geriatri. 2008;45(5): McGovern MK. The Effects of Exercise on the Brain. Serendip [Internet]. 2007; Tersedia dari: Craft LL, Perna FM. The Benefits of Exercise for the Clinically Depressed. Prim Care Companion J Clin Psychiatry. 2009;6(3): Rishnan. Exercise Treatment for Major Depression : Maintenance of Therapeutic Benefit at 10 Months. 2000;638(21): Dimeo F, Bauer M, Varahram I. Benefits from aerobic exercise in patients with major depression. [Internet]. 2001;35: Tersedia dari : entrez&rendertype=abstract\nhttp://bjsportmed.com/content/35/2/114.short Pendidikan Dokter, Gelombang 2, Tahun Akademik
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Lanjut usia (lansia) adalah perkembangan terakhir dari siklus kehidupan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Lanjut usia (lansia) adalah perkembangan terakhir dari siklus kehidupan. Terdapat beberapa siklus kehidupan menurut Erik Erikson, salah satunya adalah siklus
Lebih terperinciPerbedaan Kadar Hemoglobin yang Berolahraga Futsal dan Tidak Berolahraga. Jl. Hariangbangga No.20 Bandung
Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Perbedaan Kadar Hemoglobin yang Berolahraga Futsal dan Tidak Berolahraga Bayu Ewangga 1, Ieva B. Akbar 2, Rika Nilapsari 3 1 Pedidikan Dokter, Fakultas Kedokteran,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. mencapai di atas 7% dari keseluruhan penduduk Indonesia. 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1 Lansia Menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13 Tahun 1998 tentang Kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional, telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan tahap krusial bagi pertumbuhan dan perkembangan manusia. Banyak tugas yang harus dicapai seorang remaja pada fase ini yang seringkali menjadi masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Faktor umur harapan hidup masyarakat Indonesia saat ini memerlukan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Faktor umur harapan hidup masyarakat Indonesia saat ini memerlukan perhatian khusus dalam bidang kesehatan. Pihak pemerintah, dalam hal ini Departemen Kesehatan,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. (Nugroho, 2008). Lanjut usia bukanlah suatu penyakit. Lanjut usia adalah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia (lansia) merupakan suatu keadaan atau proses alamiah yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Memasuki usia tua terjadi banyak perubahan baik itu perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. remote control, komputer, lift, escalator dan peralatan canggih lainnya
16 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi yang semakin berkembang dan peningkatan berbagai macam teknologi yang memudahkan semua kegiatan, seperti diciptakannya remote control, komputer,
Lebih terperinciPerbandingan Jarak Tempuh Uji Jalan 6 Menit antara Lansia yang Rutin Senam Lansia dengan Lansia yang Tidak Rutin Senam Lansia
Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Perbandingan Jarak Tempuh Uji Jalan 6 Menit antara Lansia yang Rutin Senam Lansia dengan Lansia yang Tidak Rutin Senam Lansia 1 Aidil Akbar Nurshal, 2 Widayanti,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di seluruh dunia saat ini terjadi transisi demografi dimana proporsi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di seluruh dunia saat ini terjadi transisi demografi dimana proporsi penduduk berusia lanjut (lansia) bertambah, sedangkan proporsi penduduk berusia muda menetap atau
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelahiran. Meningkatnya proporsi penduduk lanjut usia (lansia) ini, berkaitan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penuaan populasi (population aging) atau peningkatan proporsi penduduk usia tua dari total populasi penduduk telah terjadi di seluruh dunia. Perubahan struktur demografi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sebagai istilah bergesernya umur sebuah populasi menuju usia tua. (1)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Fenomena penuaan populasi (population aging) merupakan fenomena yang telah terjadi di seluruh dunia, istilah ini digunakan sebagai istilah bergesernya umur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. canggih yang biasa digunakan selain pemakaian tenaga sumber daya manusia. Mesinmesin
1 BAB I PENDAHULUAN Teknologi dalam industri diterapkan untuk mempermudah pekerjaan dan meningkatkan hasil kerja. Mesin-mesin dalam industri merupakan terapan dari teknologi canggih yang biasa digunakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) [2], usia lanjut dibagi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Populasi warga lanjut usia (lansia) di Indonesia semakin bertambah setiap tahun, hal tersebut karena keberhasilan pembangunan di berbagai bidang terutama bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa anak-anak merupakan masa penting dalam proses pertumbuhan. Dalam kehidupan sehari-hari dunia anak tidak terlepas dari bermain dan belajar. bermain merupakan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Statistik (2013), angka harapan hidup perempuan Indonesia dalam rentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan berdampak pada penurunan angka kelahiran, angka kesakitan dan angka kematian serta peningkatan angka harapan hidup penduduk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit jantung dan pembuluh darah. Berdasarkan laporan WHO tahun 2005, dari 58 juta kematian di dunia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan perhatian lebih dalam setiap pendekatannya. Berdasarkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penduduk lanjut usia merupakan bagian dari anggota keluarga dan masyarakat yang membutuhkan perhatian lebih dalam setiap pendekatannya. Berdasarkan definisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dapat dihindari oleh setiap orang. Sekarang ini banyak orang yang bertahan dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penuaan merupakan sebuah proses yang terjadi secara alami dan tidak dapat dihindari oleh setiap orang. Sekarang ini banyak orang yang bertahan dari tantangan kehidupan
Lebih terperinciANALISIS HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DAN GAYA HIDUP SEHAT TERHADAP INDEKS PRESTASI PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNISSULA
ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DAN GAYA HIDUP SEHAT TERHADAP INDEKS PRESTASI PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNISSULA Uswatun Nisaa Arum Darjono, Musri Amurwaningsih Dosen Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dan kemajuan di berbagai bidang, khususnya bidang perekonomian, kesehatan, dan teknologi menyebabkan peningkatan usia harapan hidup. Meningkatnya usia harapan
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Depresi merupakan salah satu bentuk gangguan kejiwaan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Depresi merupakan salah satu bentuk gangguan kejiwaan yang termasuk ke dalam kelompok mood disorder. Pada sebagian besar survey, major depressive disorder memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fisiologis maupun psikologis. Segala yang dibutuhkan manusia untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia memiliki kebutuhan tertentu yang harus dipenuhi, baik dari segi fisiologis maupun psikologis. Segala yang dibutuhkan manusia untuk mempertahankan hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia lanjut merupakan tahap akhir kehidupan manusia. Seseorang pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia lanjut merupakan tahap akhir kehidupan manusia. Seseorang pada tahap ini ditandai dengan menurunnya kemampuan kerja tubuh (Nugroho, 2007). Semakin bertambahnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Depresi merupakan salah satu masalah psikologis yang sering terjadi pada masa remaja dan onsetnya meningkat seiring dengan meningkatnya usia (Al- Qaisy, 2011). Depresi
Lebih terperinciProsiding Pendidikan Dokter ISSN: X
Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Hubungan Kualitas Tidur dengan Kebiasaan Senam Lansia di Lembaga Lanjut Usia Indonesia Provinsi Jawa Barat Relationship Of Sleep Quality With Elderly Gymnastic
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua masalah ganda (double burden). Disamping masalah penyakit menular dan kekurangan gizi terjadi pula peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mulai masuk ke dalam kelompok negara berstruktur tua (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari semakin tingginya usia rata-rata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Aktivitas fisik merupakan salah satu aktivitas yang didapatkan dari adanya pergerakan tubuh manusia.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Aktivitas fisik merupakan salah satu aktivitas yang didapatkan dari adanya pergerakan tubuh manusia. Aktivitas ini memenuhi semua kehidupan manusia. Menurut WHO (2010),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. Infeksi Toxoplasma gondii (T. gondii) dan Cytomegalovirus (CMV) pada
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Infeksi Toxoplasma gondii (T. gondii) dan Cytomegalovirus (CMV) pada manusia merupakan infeksi yang memberikan efek membahayakan umumnya pada ibu dan anak.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fungsi kehidupan dan memiliki kemampuan akal dan fisik yang. menurun. Menurut World Health Organization (WHO) lansia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lansia merupakan tahap akhir manusia mengalami penurunan fungsi kehidupan dan memiliki kemampuan akal dan fisik yang menurun. Menurut World Health Organization
Lebih terperinciUKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan sejak bayi,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan sejak bayi, dewasa, hingga menjadi tua. Lanjut usia (Lansia) merupakan suatu proses fisiologis yang pasti akan
Lebih terperinci2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba
1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan gaya hidup masyarakat menjadi pola hidup tidak sehat telah mendorong terjadinya berbagai penyakit yang mempengaruhi metabolisme tubuh. Penyakit akibat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tahun 2013 menjelaskan. HIV atau Human Immunodefisiensi Virus merupakan virus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tahun 2013 menjelaskan HIV atau Human Immunodefisiensi Virus merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Menurut Center
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membedakan menjadi dua macam usia, yaitu usia kronologis dan usia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lansia adalah seseorang yang mengalami usia lanjut. Para ahli membedakan menjadi dua macam usia, yaitu usia kronologis dan usia biologis (Nawawi, 2009). Pada lansia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan adalah hal yang paling penting bagi masyarakat, terutama remaja yang memiliki aktivitas yang padat. Salah satu cara agar tubuh tetap sehat adalah
Lebih terperinciProsiding Pendidikan Dokter ISSN: X
Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Hubungan Antara Usia dan Jenis Kelamin dengan Tingkat pada Lansia di Panti Jompo Kabupaten Karawang Jawa Barat Correlation Between Age and Gender With The Level
Lebih terperinciHubungan antara Olahraga Futsal dengan Konsentrasi
Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Hubungan antara Olahraga Futsal dengan Konsentrasi Gianita Yulia Lestari 1, Widayanti 2, Ike Rahmawaty 3 1 Pedidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. meningkat hingga dua kali lipat pada tahun 2025 (Depkes, 2013). Hal ini
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia termasuk lima besar negara dengan jumlah penduduk lanjut usia terbanyak di dunia yakni mencapai 18,1 juta jiwa pada tahun 2010 atau 9,6 persen dari jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan suatu gangguan disfungsi neurologist akut yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah, dan terjadi secara mendadak (dalam beberapa detik) atau setidak-tidaknya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proporsi penduduk dunia berusia 60 tahun ke atas tumbuh lebih
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proporsi penduduk dunia berusia 60 tahun ke atas tumbuh lebih cepat kelompok usia lainnya. Antara tahun 1970 dan 2025 pertumbuhan penduduk lanjut usia (lansia) di dunia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain. Indonesia menurut survey Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lansia merupakan istilah bagi individu yang telah memasuki periode dewasa akhir atau usia tua. Periode ini merupakan periode penutup bagi rentang kehidupan seseorang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan jumlah penduduk terjadi secara global, tidak terkecuali di Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut usia (lansia), yakni
Lebih terperinciPERBEDAAN TINGKAT DEPRESI PADA MURID YANG AKTIF DAN TIDAK AKTIF BEROLAHRAGA DI KELAS II SMA AL-ISLAM I SURAKARTA TAHUN SKRIPSI
PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI PADA MURID YANG AKTIF DAN TIDAK AKTIF BEROLAHRAGA DI KELAS II SMA AL-ISLAM I SURAKARTA TAHUN 2009-2010 SKRIPSI Diajukan oleh : ANDI PRADANA PUTRA J 500 050 055 FAKULTAS KEDOKTERAN
Lebih terperinciPriyoto Dosen S1 Keperawatan STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun ABSTRAK
PERBEDAAN TINGKAT STRES PADA LANSIA YANG TINGGAL BERSAMA KELUARGA DI DESA TEBON KECAMATAN BARAT KABUPATEN MAGETAN DAN DI UPT PSLU (PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA) KECAMATAN SELOSARI KABUPATEN MAGETAN Priyoto
Lebih terperinciHubungan Karakteristik Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan Kejadian Dengue Syok Sindrom (DSS) pada Anak
Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Hubungan Karakteristik Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan Kejadian Dengue Sindrom (DSS) pada Anak 1 Ryanka R, 2 Trusda SAD, 3 Yuniarti L 1 Pedidikan Dokter,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia Indonesia seutuhnya. Visi Indonesia sehat yang diharapkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia memiliki visi menciptakan masyarakat yang mempunyai kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat sehingga tercapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah satu diagnosis kardiovaskular yang paling cepat meningkat jumlahnya (Schilling, 2014). Di dunia,
Lebih terperincipopulasi yang rentan atau vulnerable sebagai akibat terpajan risiko atau akibat buruk dari masalah kesehatan dari keseluruhan populasi (Stanhope dan
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia menarik diamati. Dari tahun ke tahun jumlahnya cenderung meningkat. Berdasarkan data
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN survei rutin yang dilakukan rutin sejak tahun 1991 oleh National Sleep
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap tahun angka kejadian insomnia terus meningkat, diperkirakan sekitar 20% sampai 50% orang dewasa melaporkan adanya gangguan tidur atau insomnia, dan sekitar 17%
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kronik adalah suatu kondisi dimana terjadi keterbatasan pada kemampuan fisik, psikologis atau kognitif dalam melakukan fungsi harian atau kondisi yang memerlukan
Lebih terperinciHUBUNGAN POLA KOMUNIKASI KELUARGA DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN
HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI KELUARGA DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN Normalisa *, Hariadi Widodo 1, Nurhamidi 2 1 STIKES Sari Mulia Banjarmasin 2 Politeknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatnya tekanan darah arteri lebih dari normal. Tekanan darah sistolik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan meningkatnya tekanan darah arteri lebih dari normal. Tekanan darah sistolik 140 mmhg dan Diastolik 85 mmhg merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lansia merupakan bagian dari anggota keluarga dan anggota masyarakat yang semakin bertambah jumlahnya sejalan dengan peningkatan usia harapan hidup. Jumlah lansia meningkat
Lebih terperinciBEDA PERSEPSI DOKTER PUSKESMAS INTEGRASI DAN NON INTEGRASI DI KABUPATEN KLATEN TERHADAP PENDERITA SKIZOFRENIA
BEDA PERSEPSI DOKTER INTEGRASI DAN NON INTEGRASI DI KABUPATEN KLATEN TERHADAP PENDERITA SKIZOFRENIA DIFFERENT PERCEPTION BETWEEN INTEGRATION AND NON-INTEGRATION PRIMARY CARE DOCTOR IN KLATEN REGENCY TOWARDS
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tahunnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan. mendatang diperkirakan sekitar 29% warga dunia menderita
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hipertensi telah membunuh 9,4 juta warga di dunia setiap tahunnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Balai Kesehatan dan Olahraga untuk Lanjut Usia Di Solo. a. Balai. b. Kesehatan. c. Olahraga. d. Lanjut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Judul laporan Dasar Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (DP3A) yang diangkat adalah Balai Kesehatan dan Olahraga untuk Lanjut Usia Di Solo. Untuk dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hipertensi merupakan suatu kondisi apabila individu memiliki tekanan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan suatu kondisi apabila individu memiliki tekanan darah tinggi > 140/90 mmhg selama beberapa minggu dan dalam jangka waktu yang lama (Sarafino,
Lebih terperinciBAB II PEMBAHASAN. 2.1 Definisi
BAB I PENDAHULUAN Pasca melahirkan adalah periode dimana ibu menjalani hari yang melelahkan. Kelelahan ini terkait dengan keadaan sang bayi maupun perubahan kondisi fisik dan psikis ibu, dan hal ini dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkelanjutan terhadap golongan pelajar ini dapat menyebabkan pola tidur-bangun. berdampak negatif terhadap prestasi belajarnya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mahasiswa kedokteran merupakan golongan dewasa muda yang unik, yang memiliki komitmen akademik dan gaya hidup yang dapat berimbas pada kebiasaan tidurnya dan mengakibatkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. WHO akan mengalami peningkatan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indikator keberhasilan pembangunan suatu negara adalah semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk. Meningkatnya usia harapan hidup penduduk, menyebabkan jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di tahun 2004 (Dieren et al., 2010). DM merupakan kelompok penyakit degeneratif
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) termasuk dalam kelompok 8 besar penyakit yang menyumbang kematian di dunia. Terdapat 2,3 juta kematian yang diakibatkan oleh DM di tahun 2004 (Dieren
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Definisi sehat sendiri ada beberapa macam. Menurut World Health. produktif secara sosial dan ekonomis.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kesehatan merupakan dambaan setiap manusia. Kesehatan menjadi syarat utama agar individu bisa mengoptimalkan potensi-potensi yang dimilikinya. Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Hipertensi atau yang lebih dikenal penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang adalah >140 mm Hg (tekanan sistolik) dan/ atau
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Jumlah penduduk Indonesia sangat melaju pesat dari tahun ke tahun. Data
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia sangat melaju pesat dari tahun ke tahun. Data sensus penduduk tahun 2010 menyebutkan, jumlah penduduk Indonesia adalah 237.641.326 jiwa dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rutinitas yang padat dan sangat jarang melakukan aktifitas olahraga akan. penyakit termasuk salah satunya adalah penyakit stroke.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bertambahnya usia, kondisi lingkungan yang tidak sehat, baik karena polusi udara serta pola konsumsi yang serba instan ditambah lagi dengan pola rutinitas yang padat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. lain. Keadaan tersebut sangat berpotensi menimbulkan masalah secara
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transisi demografi sedang terjadi di seluruh dunia, sehingga terjadi penambahan proporsi penduduk lanjut usia, sedangkan proporsi penduduk berusia muda menetap atau berkurang.
Lebih terperinciPutu Arysta Dewi, 1 dr. I Gusti Ayu Indah Ardani, SpKJ 2
Angka Kejadian serta Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gangguan tidur (Insomnia) Pada Lansia di Panti Sosial Tresna Werda Wana Seraya Denpasar Bali Tahun 2013 Putu Arysta Dewi, 1 dr. I Gusti Ayu Indah Ardani,
Lebih terperinciUniversitas Muhammadiyah Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta * ABSTRAK
Hubungan Senam Lansia Terhadap Kualitas Tidur Pada Lansia Berdasarkan Skor Pittsburgh Sleep Quality Index di Panti Sosial Tresna Werdha Budhi Luhur Bantul Yogyakarta RELATIONSHIP BETWEEN ELDERLY GYMNASTIC
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berumur 60 tahun atau lebih. Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut WHO lanjut usia (lansia) adalah kelompok penduduk yang berumur 60 tahun atau lebih. Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (lebih dari 60 tahun) diperkirakan mengalami peningkatan pada tahun 2000 hingga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization (2014) menyebutkan bahwa populasi lanjut usia (lebih dari 60 tahun) diperkirakan mengalami peningkatan pada tahun 2000 hingga 2050 yaitu 11%
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka kematian, membaiknya status gizi, dan Usia Harapan Hidup. (1) Penyakit degeneratif adalah salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang berlangsung kronik progresif, dengan manifestasi gangguan metabolisme glukosa dan lipid, disertai oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) manusia. Indonesia. Hampir setiap tahunnya negara Indonesia selalu menempati
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu indikator keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) manusia Indonesia. Hampir setiap tahunnya negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian. penduduk dunia seluruhnya, bahkan relatif akan lebih besar di negara-negara sedang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang penelitian Populasi lanjut usia (lansia) di dunia akan bertambah dengan cepat dibanding penduduk dunia seluruhnya, bahkan relatif akan lebih besar di negara-negara sedang
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan di Puskesmas Wonosari pada bulan September-Oktober 2016.
47 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Lokasi Penelitian Penelitian tentang Hubungan Antara Faktor Demografi dengan Pada Penderita Hipertensi di Kabupaten Gunungkidul DIY telah dilakukan di Puskesmas
Lebih terperinciDisusun Oleh : SARI INDAH ASTUTI F
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KESTABILAN EMOSI PADA PENDERITA PASCA STROKE DI RSUD UNDATA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu kelompok penyakit metabolik yang ditandai oleh hiperglikemia karena gangguan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin dan kerja dari insulin tidak optimal (WHO, 2006).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Diabetes Melitus (DM) adalah sindrom kelainan metabolik dengan tanda terjadinya hiperglikemi yang disebabkan karena kelainan dari kerja insulin, sekresi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suplai darah dan oksigen ke otak (Smeltzer et al, 2002). Menurut World
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyakit serebrovaskuler (pembuluh darah otak) yang ditandai dengan kematian jaringan otak, hal ini disebabkan oleh berhentinya suplai darah dan oksigen
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. melakukan olahraga senam aerobic. Namun masih banyak penderita DM. WHO (World Health Organization) kasus penyakit DM meningkat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Millitus (DM) yang lebih dikenal sebagai penyakit kencing manis adalah suatu kondisi terganggunya metabolisme didalam tubuh karena ketidakmampuan tubuh membuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan kategori penyakit tidak menular (PTM) yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara global, regional, nasional maupun lokal.
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai 237,64 juta jiwa. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai 237,64 juta jiwa. Hal ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah populasi terbanyak keempat setelah China, India,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Data WHO (World Health Organization) menunjukkan bahwa 78%
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara menjadi salah satu penyebab kematian utama di dunia dan di Indonesia. Kanker ini dapat terjadi pada usia kapan saja dan menyerang wanita umur 40-50 tahun,
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014
PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014 1* Gumarang Malau, 2 Johannes 1 Akademi Keperawatan Prima Jambi 2 STIKes
Lebih terperinciANGKA KEJADIAN DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI TRESNA WERDHA WANA SERAYA DENPASAR BALI TAHUN 2013
ANGKA KEJADIAN DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI TRESNA WERDHA WANA SERAYA DENPASAR BALI TAHUN 2013 1 Ida Ayu Asri Wedhari, 2 I Gusti Ayu Indah Ardani 1 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Jalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok menimbulkan berbagai masalah, baik di bidang kesehatan maupun sosio-ekonomi. Rokok menimbulkan berbagai masalah kesehatan seperti gangguan respirasi, gangguan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang. telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menurut World Health
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia memiliki siklus hidup yang terus berjalan dari waktu ke waktu dan usia lanjut merupakan tahap akhir dari siklus tersebut yang merupakan kenyataan nyata yang
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. mobilitas, perawatan diri sendiri, interaksi sosial atau aktivitas sehari-hari. (1)
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fungsi kognitif merupakan bagian dari fungsi kortikal luhur, dimana pengetahuan fungsi kognitif luhur mengaitkan tingkah laku manusia dengan sistem saraf. Fungsi
Lebih terperinciKarakteristik Demografi Pasien Depresi di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar Bali Periode
Karakteristik Demografi Pasien Depresi di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar Bali Periode 2011-2013 Nyoman Ari Yoga Wirawan Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membuatnya depresi. Depresi menjadi masalah kesehatan jiwa yang sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang pasti akan mengalami kesulitan hidup, terkadang hal tersebut menjadi penyebab beberapa orang mengalami putus asa dan membuatnya depresi. Depresi menjadi
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh darah arteri koroner dimana terdapat penebalan dalam dinding pembuluh darah disertai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masih banyak ditemukan di Indonesia maupun di dunia. Penderita hipertensi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perawatan kesehatan masyarakat, keluarga sebagai unit utama yang menjadi sasaran pelayanan. Apabila salah satu di antara anggota keluarga mempunyai masalah keperawatan
Lebih terperinciUdayana/Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, Denpasar.
Angka Kejadian serta Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gangguan Tidur (Insomnia) Pada Lansia di Panti Sosial Tresna Werda Wana Seraya Denpasar Bali Tahun 2013 Putu Arysta Dewi 1, I Gusti Ayu Indah Ardani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cukup besar. Di samping populasi yang terus meningkat, Indonesia juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang dengan populasi penduduk yang cukup besar. Di samping populasi yang terus meningkat, Indonesia juga mengalami peningkatan angka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat. World Health Organization (WHO) memperkirakan akan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai macam penyakit yang dapat membahayakan. kesehatan manusia, salah satu diantanranya stroke.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern menimbulkan berbagai macam penyakit yang dapat membahayakan kesehatan manusia, salah satu diantanranya stroke.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia. Dimana pada usia lanjut tubuh akan mencapai titik perkembangan yang maksimal, setelah
Lebih terperinci