D3 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN BAB I PENDAHULUAN
|
|
- Siska Atmadja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sungai Citarum merupakan salah satu sungai terpanjang di Pulau Jawa. Sungai ini mengalir dari hulu di daerah Gunung Wayang, di sebelah selatan kota Bandung menuju ke utara dan bermuara di Kerawang. Dengan panjang sekitar 225 kilometer, sungai Citarum merupakan sungai terpanjang di Jawa Barat. Sungai Citarum saat ini dimanfaatkan oleh sedikitnya 25 juta penduduk di Jawa Barat dan DKI Jakarta, dengan jumlah populasi di sepanjang sungai mencapai 10 juta penduduk. Selain itu, Sungai Citarum sendiri memiliki peranan yang sangat penting, karena dipergunakan untuk mengairi Ha areal irigasi, mensuplai air untuk 80 persen penduduk Jakarta, serta menghasilkan tenaga listrik hingga mencapai Mega Watt. Untuk tetap mempertahankan dan memperkuat keadaan Sungai Citarum sehingga tetap dapat dimanfaatkan oleh warga, pemerintah telah beberapa kali melakukan proses normalisasi dengan beberapa langkah, diantaranya peninggian tanggul dengan Concrete Structure System, perkuatan tanggul dengan Sheet Pile System (Normalisasi Sungai Citarum, Pemkab Karawang Gelar Sosialisasi, 2012). Perkuatan tanggul harus direncanakan dan diperhitungkan dengan baik dan cermat, karena jika tanggul yang dibangun tidak cukup kuat, maka akan terjadi kelongsoran yang mengakibatkan kerugian materiil maupun moril. Seperti yang dilansir oleh Ci Tarum (2011) Keadaan lingkungan di sekitar Citarum telah banyak berubah sejak tahun Industrialisasi yang pesat di kawasan sekitar sungai ini sejak akhir tahun 1980 telah menyebabkan menumpuknya sampah buangan pabrik-pabrik di sungai ini. Bahkan sungai dengan nilai sejarah, ekonomi, dan sosial yang penting ini sejak 2007 menjadi salah satu dari sungai dengan tingkat ketercemaran tertinggi di dunia. (Ci Tarum, 2011). Ninin Yuniar dan Silmi Azmi Lestari, Perancangan Sheet Pile..1
2 Kemudian setiap musim hujan di sepanjang Citarum di wilayah Bandung Selatan selalu dilanda banjir yang merugikan berbagai pihak, khususnya para warga sipil yang tinggal di daerah tersebut. Sumber : Google.com Gambar 1.1 Daerah Bale Endah yang Terendam Banjir Untuk menanggulangi bencana banjir yang diakibatkan oleh meluapnya Sungai Citarum, maka pemerintah membuat proyek normalisasi sungai Citarum dengan mengeruk dan melebarkan sungai serta memperkuat tanggul dengan sistem Sheet Pile. Perkuatan tanggul dengan sistem Sheet Pile dipilih karena beberapa keuntungan yang dimilikinya, yaitu sesuai dengan kondisi geometrik di daerah setempat. Beberapa keuntungan yang dimiliki oleh Sheet Pile diantaranya adalah bentuknya yang ramping sehingga tidak memakan tempat yang banyak dan proses pelaksanaannya yang cukup mudah dan cepat dilakukan. Proses pengerukan dan pelebaran sungai dapat dilihat pada Gambar 1.2 berikut. Ninin Yuniar dan Silmi Azmi Lestari, Perancangan Sheet Pile..2
3 Sumber : tarungnews.com Gambar 1.2 Proses Pelebaran Sungai Citarum Sumber : tarungnews.com Gambar 1.3 Proses Pengerukan Anak Sungai Citarum Proses normalisasi ini pun dilakukan dalam beberapa tahap. Untuk proyek normalisasi tahap pertama, , dan dilanjutkan dengan proyek tahap kedua selama (Normalisasi Sungai Citarum Jadi Ladang Proyek Pejabat, 2011). Selain itu, alur Citarum juga diluruskan, supaya alirannya lancar. Proyek tersebut mencakup pengerukan Sembilan anak sungai, yang total panjangnya adalah 44,3 km. Ninin Yuniar dan Silmi Azmi Lestari, Perancangan Sheet Pile..3
4 Namun hal tersebut tidak sepenuhnya memberikan solusi dalam jangka panjang karena volume erosi dari bagian hulu Sungai Citarum sangat tinggi. Oleh karena itu pemerintah pun melakukan kembali proyek normalisasi yang terdiri dari beberapa paket yang rencananya akan berlangsung selama tiga tahun yaitu dari tahun 2011 sampai tahun Dengan dilaksanakannya proyek Normalisai Sungai Citarum yang akan berlangsung selama tiga tahun, diharapkan dapat mencegah kelongsoran dan mengurangi intensitas kebanjiran di daerah setempat. Agar tujuan tersebut tercapai, maka perencanaan pekerjaan perkuatan tanggul dengan menggunakan sheet pile harus dirancang dengan baik, cermat dan teliti. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk menjadikan perancangan sheet pile pada Proyek Normalisasi Sungai Citarum, khususnya pada Proyek Normalisasi Sungai Citarum Paket V yang berlokasi di Bale Endah Sapananjung, sebagai topik Tugas Akhir penulis. Dalam Tugas Akhir ini, secara ringkas, penulis akan melakukan tahap - tahap pengerjaan diantaranya adalah menghitung gaya-gaya dan tekanan tanah (aktif dan pasif) yang bekerja pada sheet pile, menghitung kedalaman pemancanan sheet pile tersebut dan terakhir memilih dimensinya. 1.2 Tujuan Setiap penulisan karya tulis, baik itu yang bersifat ilmiah maupun nonilmiah memiliki tujuan yang ingin dicapai. Begitu juga dengan penulisan Tugas Akhir ini. Adapun tujuan-tujuan yang ingin dicapai dengan penulisan Tugas Akhir dengan topik perancangan sheet pile pada proyek normalisasi Sungai Citarum adalah: 1. Mendapatkan kedalaman pemancangan sheet pile dengan menghitung kebutuhan pemancangannya. 2. Mengetahui dimensi sheet pile yang akan digunakan yang sesuai dengan kebutuhan. 3. Mengetahui parameter desain perkuatan lereng yang dapat menopang tanah timbunan dan mencegah material agar tidak terjadi kelongsoran. Ninin Yuniar dan Silmi Azmi Lestari, Perancangan Sheet Pile..4
5 1.3 Lokasi Proyek Untuk menyusun Tugas Akhir dengan topik perancangan sheet pile ini pada proyek normalisasi Sungai Citarum, penulis melakukan pengamatan di lokasi proyek tersebut berlangsung. Lokasi yang diamati adalah di daerah Bale Endah, Kabupaten Bandung seperti yang dapat dilihat pada gambar di bawah. Sumber : Google Maps Gambar 1.4 Peta lokasi proyek 1.4 Rumusan Masalah Permasalahan yang dibahas dalam penulisan Tugas Akhir ini diantaranya menghitung gaya-gaya antara tanah dan sheet pile, menghitung kedalaman sheet pile, menganalisis stabilitas lereng baik sebelum dan sesudah dipasang sheet pile, memeriksa faktor keamanan dari kemungkinan terjadi penggelembungan didaerah hilir dan menentukan dimensi sheet pile yang benar, sesuai dengan analisa faktor keamanan sehingga dapat menahan tanah timbunan agar tidak terjadi kelongsoran. 1.5 Ruang Lingkup Bahasan Ruang lingkup pembahasan yang akan disajikan pada penulisan Tugas Akhir ini sebagai berikut: 1. Menghitung tekanan tanah lateral yang terjadi pada sheet pile berdasarkan parameter tanah di lapangan. Ninin Yuniar dan Silmi Azmi Lestari, Perancangan Sheet Pile..5
6 2. Menghitung kedalaman pemancangan sheet pile (D) yang dibutuhkan. 3. Perencanaan sheet pile dengan model konstruksi perencanaan sheet pile tanpa angker. 4. Menghitung kebutuhan pemancangan sheet pile tanpa angker sehingga diketahui kedalaman pemancangan yang diperlukan berdasarkan gayagaya yang bekerja antara tanah dan sheet pile. 5. Pemilihan dimensi sheet pile sesuai dengan hasil perhitungan dan analisa faktor keamanan (stabilitas lereng dan penggelembungan daerah hilir). 1.6 Sistematika Penulisan Untuk mempermudah pemahaman mengenai laporan Tugas Akhir ini, maka penulis menyajikan laporan ini dalam beberapa bab, yang terdiri dari : BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan berisi uraian tentang Judul Laporan, Latar Balakang, Lokasi Pengamatan, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Ruang Lingkup Bahasan, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Pustaka berisikan uraian teori yang mendasari masalah dan metoda perhitungan yang berkaitan dengan perkuatan lereng dengan menggunakan sheet pile. BAB III METODOLOGI Metode Penelitian berisi tentang prosedur penelitian, baik yang dilakukan dengan mencari referensi-referensi, maupun pengumpulan data di lapangan. BAB IV PERENCANAAN SHEET PILE Perencanaan sheet pile dimulai dengan menghitung stabilitas lereng, menghitung gaya-gaya lateral yang terjadi, kemudian dilanjutkan dengan menghitung Ninin Yuniar dan Silmi Azmi Lestari, Perancangan Sheet Pile..6
7 kedalaman pemancangan sheet pile, langkah selajutnya adalah menentukan dimensi sheet pile yang akan digunakan dan yang terakhir adalah menghitung analisa global. BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dan saran dari keseluruhan isi laporan tugas akhir. Ninin Yuniar dan Silmi Azmi Lestari, Perancangan Sheet Pile..7
BAB I PENDAHULUAN. Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Karakteristik Hidrologi Di SUB DAS CIRASEA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan suatu kawasan yang berfungsi untuk menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan sampai akhirnya bermuara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
I-1 BAB I 1.1 Latar Belakang Daerah Aliran Sungai (DAS) Pemali merupakan bagian dari Satuan Wilayah Sungai (SWS) Pemali-Comal yang secara administratif berada di wilayah Kabupaten Brebes Provinsi Jawa
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ABSTRAK UCAPAN TERIMA KASIH
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ABSTRAK i UCAPAN TERIMA KASIH ii DAFTAR ISI iii DAFTAR GAMBAR vi DAFTAR TABEL viii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Rumusan Masalah 2 1.3 Tujuan Penelitian 3 1.4 Manfaat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Umum 1.2 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Umum Sungai Sragi terletak pada perbatasan antara Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Pemalang. Di bagian hulu sungai, terdapat percabangan membentuk dua alur sungai yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pekalongan dibagi menjadi dua wilayah administratif yaitu wilayah Kabupaten Pekalongan dan wilayah Kotamadya Pekalongan. Di Kabupaten Pekalongan mengalir beberapa sungai
Lebih terperinciContents BAB I... 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pokok Permasalahan Lingkup Pembahasan Maksud Dan Tujuan...
Contents BAB I... 1 PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2 Pokok Permasalahan... 2 1.3 Lingkup Pembahasan... 3 1.4 Maksud Dan Tujuan... 3 1.5 Lokasi... 4 1.6 Sistematika Penulisan... 4 BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Daerah sekitar Kali Bodri di Kabupaten Kendal merupakan areal tambak, pemukiman, dan kegiatan nelayan sehingga mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi. Sayangnya daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sungai Citarum merupakan gabungan beberapa wilayah luas sungai dengan luas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sungai Citarum merupakan gabungan beberapa wilayah luas sungai dengan luas sekitar 13.000 km2. Sumber daya air ini telah digunakan untuk mensuplai kebutuhan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Berdasarkan data Bappenas 2007, kota Jakarta dilanda banjir sejak tahun
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan data Bappenas 2007, kota Jakarta dilanda banjir sejak tahun 1621, 1654 dan 1918, kemudian pada tahun 1976, 1997, 2002 dan 2007. Banjir di Jakarta yang terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bengawan Solo merupakan sungai terbesar di pulau Jawa. Menampung air dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bengawan Solo merupakan sungai terbesar di pulau Jawa. Menampung air dari area seluas 16,000 km 2 dan mengalirkannya ke laut Jawa (Jawa Timur) setelah mengalir sepanjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan adalah suatu proses menentukan apa yang ingin dicapai di masa yang akan datang serta menetapkan tahapan-tahapan yang dibutuhkan untuk mencapainya. Perencanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Di Indonesia banyak sekali terdapat gunung berapi, baik yang masih aktif maupun yang sudah tidak aktif. Gunung berapi teraktif di Indonesia sekarang ini adalah Gunung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN - 1 -
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG DAN PERMASALAHAN Kota Semarang sebagai ibukota propinsi Jawa Tengah merupakan sebuah kota yang setiap tahun mengalami perkembangan dan pembangunan yang begitu pesat.
Lebih terperinciD3 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN BAB II DASAR TEORI
BAB II DASAR TEORI 2.1 Stabilitas Talud (Stabilitas Lereng) Suatu tempat yang memiliki dua permukaan tanah yang memiliki ketinggian yang berbeda dan dihubungkan oleh suatu permukaan disebut lereng (Vidayanti,
Lebih terperinciPendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sungai Bengawan Solo yang merupakan sungai terbesar di Pulau Jawa adalah sebuah simbol (landmark) Pulau Jawa. Banyak masyarakat di sekitarnya yang tergantung dari
Lebih terperinciSolusi Aspiratif Penanganan Masalah Sungai Mati (Kasus: Desa Andir Kecamatan Bale Endah Kabupaten Bandung)
Solusi Aspiratif Penanganan Masalah Sungai Mati (Kasus: Desa Andir Kecamatan Bale Endah Kabupaten Bandung) (Dimuat pada Jurnal GEA, 2009) Oleh : Dr. Ir. Dede Rohmat, M.T. Letktor Kepala pada Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciKEBERADAAN, POTENSI DAN GAGASAN PEMANFAATAN SUNGAI MATI DI SEPANJANG SUNGAI CITARUM DAERAH BANDUNG
KEBERADAAN, POTENSI DAN GAGASAN PEMANFAATAN SUNGAI MATI DI SEPANJANG SUNGAI CITARUM DAERAH BANDUNG Dede Rohmat 1, Mudjiadi 2, Hendra Ahyadi 3 1. Guru Besar Bidang Konservasi SDA pada Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jakarta merupakan ibukota Negara Indonesia dan pusat pemerintahan,
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jakarta merupakan ibukota Negara Indonesia dan pusat pemerintahan, dimana hampir semua aktifitas ekonomi dipusatkan di Jakarta. Hal ini secara tidak langsung menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan daerah yang berfungsi sebagai daerah resapan, daerah penyimpanan air, penampung air hujan dan pengaliran air. Yaitu daerah dimana
Lebih terperinciPREDIKSI KAPASITAS TAMPUNG SEDIMEN KALI GENDOL TERHADAP MATERIAL ERUPSI GUNUNG MERAPI 2006
PREDIKSI KAPASITAS TAMPUNG SEDIMEN KALI GENDOL TERHADAP MATERIAL ERUPSI GUNUNG MERAPI 2006 Tiny Mananoma tmananoma@yahoo.com Mahasiswa S3 - Program Studi Teknik Sipil - Sekolah Pascasarjana - Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang pada era globalisasi ini. Sebagai negara berkembang Indonesia membutuhkan jaringan infrastruktur yang menunjang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I 1.1. LATAR BELAKANG Banjir yang sering terjadi di beberapa daerah merupakan peristiwa alam yang tidak dapat dicegah. Peristiwa banjir merupakan akibat misalnya curah hujan yang tinggi dan berlangsung
Lebih terperinciDINAS PENGAIRAN Kabupaten Malang Latar Belakang
1.1. Latar Belakang yang terletak sekitar 120 km sebelah selatan Kota Surabaya merupakan dataran alluvial Kali Brantas. Penduduk di Kabupaten ini berjumlah sekitar 1.101.853 juta jiwa pada tahun 2001 yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Salah satu fungsi pembangunan sabo dam adalah untuk
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Salah satu fungsi pembangunan sabo dam adalah untuk mengendalikan aliran sedimen akibat erupsi gunung api. Daerah aliran sungai bagian hulu di sekitar gunung api aktif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pengembangan sumber daya air merupakan salah satu faktor penting dalam menunjang berbagai sektor pembangunan seperti pertanian, industri, penyediaan sumber energi disamping
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. juga tidak luput dari terjadinya bencana alam, mulai dari gempa bumi, banjir,
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Akhir-akhir ini banyak bencana alam yang terjadi di dunia. Indonesia pun juga tidak luput dari terjadinya bencana alam, mulai dari gempa bumi, banjir, tanah longsor,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG. Gambar 1.1 Pulau Obi, Maluku Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang terkenal dengan kekayaan alamnya. Salah satu kekayaan tersebut yaitu nikel. Nikel adalah hasil tambang yang bila diolah dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan nasional dan meminimalkan perbedaan distribusi pengembangan sumber daya air di daerahdaerah, maka Pemerintah Indonesia telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan Umum
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan Umum Kali Tuntang mempuyai peran yang penting sebagai saluran drainase yang terbentuk secara alamiah dan berfungsi sebagai saluran penampung hujan di empat Kabupaten yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Jakarta sebagai ibukota negara Indonesia memiliki peranan yang sangat penting sebagai pusat administrasi, pusat ekonomi dan pusat pemerintahan. Secara topografi, 40
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Definisi banjir ialah aliran air sungai yang tingginya melebih muka air normal, sehinga melimpas dari palung sungai menyebabkan adanya genangan pada lahan rendah di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Provinsi DKI Jakarta terletak pada posisi Lintang Selatan dan Bujur
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Provinsi DKI Jakarta terletak pada posisi 6 0 12 Lintang Selatan dan 106 0 48 Bujur Timur. Sebelah Utara Propinsi DKI Jakarta terbentang pantai dari Barat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Satuan Wilayah Sungai (SWS) Serayu Bogowonto merupakan salah satu SWS di Pulau Jawa disamping SWS Cimanuk, SWS Pemali Comal, SWS Jratun Seluna, SWS Bengawan Solo,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. DKI Jakarta terletak di daerah dataran rendah di tepi pantai utara Pulau
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang DKI Jakarta terletak di daerah dataran rendah di tepi pantai utara Pulau Jawa, dilintasi oleh 13 sungai, sekitar 40% wilayah DKI berada di dataran banjir dan sebagian
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1 BAB I. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banjir merupakan peristiwa alam yang tidak bisa dicegah namun bisa dikendalikan. Secara umum banjir disebabkan karena kurangnya resapan air di daerah hulu, sementara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN Uraian Umum
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Uraian Umum Banjir besar yang terjadi hampir bersamaan di beberapa wilayah di Indonesia telah menelan korban jiwa dan harta benda. Kerugian mencapai trilyunan rupiah berupa rumah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banjir sudah menjadi masalah umum yang dihadapi oleh negaranegara di dunia, seperti di negara tetangga Myanmar, Thailand, Filipina, Malaysia, Singapore, Pakistan serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Wilayah BPSDA Pemali Comal
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Satuan Wilayah Sungai (SWS) Pemali-Comal merupakan salah satu Satuan Wilayah Sungai yang ada di Pulau Jawa disamping SWS Cimanuk, SWS Serayu Bogowonto, SWS Bengawan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banjir merupakan salah satu permasalahan yang terjadi pada saat musim hujan. Hal ini terjadi hampir di seluruh kota di Indonesia. Peristiwa ini hampir setiap tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi aliran sungai pada saat musim hujan mempunyai debit yang sangat besar. Besaran debit yang lewat tersebut tidak ada manfaatnya bahkan sering sekali menjadi masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Banjir adalah peristiwa meluapnya air hingga ke daratan. Banjir juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banjir adalah peristiwa meluapnya air hingga ke daratan. Banjir juga dapat terjadi di sungai, ketika alirannya melebihi kapasitas saluran air, terutama di kelokan sungai.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang, Bendung Krapyak berada di Dusun Krapyak, Desa Seloboro, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Secara geografis terletak pada posisi 7 36 33 Lintang Selatan
Lebih terperinciMETODE PENELPTIAN. menggunakan metode yang dapat menganalisa besaran curah hujan yang tejadi
METODE PENELPTIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sungai Mookernart berawal dari Pintu Air Sewan Gate Cisadane Kodya Tangerang hingga bertemu dengan Cengkareng Drain Wilayah Jakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Daerah Aliran Sungai (DAS) Cikeruh adalah merupakan Daerah Aliran
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Daerah Aliran Sungai (DAS) Cikeruh adalah merupakan Daerah Aliran Sungai yang mengalir meliputi dua Kabupaten yaitu Kabupaten Bandung dan Sumedang yang mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khusunya di kawasan perumahan Pondok Arum, meskipun berbagai upaya
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kota Tanggerang setiap tahunnya mengalami permasalahan bencana banjir, khusunya di kawasan perumahan Pondok Arum, meskipun berbagai upaya penanganan telah dilakukan.
Lebih terperinciPenggalian dengan menggunakan metode kerja yang menjamin stabilitas kemiringan lereng samping dan tidak membahayakan
METODE PELAKSANAAN Proyek Normalisasi Kali Sunter Paket I 1. Kisdam dan Dewatering Dilaksanakan pada bangunan yang memerlukan kisdam dan pengeringan dengan sebelumnya dilakukan perhitungan dimensi kisdam/struktur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sungai adalah aliran air yang besar dan memanjang yang mengalir secara terus-menerus dari hulu (sumber) menuju hilir (muara). Dalam perkembangannya, sungai bukan hanya
Lebih terperinciPENGENDALIAN DAYA RUSAK AIR
PENGENDALIAN DAYA RUSAK AIR Oke, kali ini aku akan nge-jelasin tentang pengendalian daya rusak air, yang sumber asli dari UU No.7 th. 2004 tentang SUmber Daya Air. Semoga bermanfaat! tinggalkan komentar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dayeuhkolot merupakan kawasan perkotaan di Kabupaten Bandung yang berada di sisi Sungai Citarum. Berdasarkan sejarah, Dayeuhkolot yang dalam bahasa sunda berarti kota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I - 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Indonesia yang merupakan daerah katulistiwa mempunyai letak geografis pada 8 0 LU dan 11 0 LS, dimana hanya mempunyai dua musim saja yaitu musim hujan dan musim kemarau.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Bendungan adalah sebuah struktur konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air sungai sehingga terbentuk tampungan air yang disebut waduk. Bendungan pada umumnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prinsip yang akan menjadi pedoman pengembangan suatu kawasan potensial untuk menjadi daerah irigasi yang bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat selalu akan diawali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bawah tanah atau disebut sebagai underground river, misalnya sungai bawah tanah di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sungai merupakan suatu aliran air yang besar dan memanjang yang mengalir secara terus-menerus dari hulu (sumber) menuju hilir (muara). Berdasarkan perletakkan sungai,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam rangka untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat salah satunya adalah perlu adanya penyediaan air yang cukup. Maka perlu kiranya untuk menyeimbangkan antara
Lebih terperinciBAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bendung, embung ataupun bendungan merupakan bangunan air yang banyak dibangun sebagai salah satu solusi dalam berbagai masalah yang berhubungan dengan sumber daya
Lebih terperinciOPINI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM PENGELOLAAN SUNGAI DI DAERAH HILIR SUNGAI BERINGIN KOTA SEMARANG
OPINI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM PENGELOLAAN SUNGAI DI DAERAH HILIR SUNGAI BERINGIN KOTA SEMARANG (Studi Kasus: Kelurahan Mangunharjo dan Kelurahan Mangkang Wetan) T U G A S A K H I R Oleh : LYSA DEWI
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KONSERVASI LAHAN TERHADAP EROSI PARIT/JURANG (GULLY EROSION) PADA SUB DAS LESTI DI KABUPATEN MALANG
Konservasi Lahan Sub DAS Lesti Erni Yulianti PENGEMBANGAN KONSERVASI LAHAN TERHADAP EROSI PARIT/JURANG (GULLY EROSION) PADA SUB DAS LESTI DI KABUPATEN MALANG Erni Yulianti Dosen Teknik Pengairan FTSP ITN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sejalan dengan hujan yang tidak merata sepanjang tahun menyebabkan persediaan air yang berlebihan dimusim penghujan dan kekurangan dimusim kemarau. Hal ini menimbulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Waduk Saguling merupakan waduk yang di terletak di Kabupaten Bandung Barat pada ketinggian 643 m diatas permukaan laut. Saguling sendiri dibangun pada agustus 1981
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terus-menerus dari hulu (sumber) menuju hilir (muara). Sungai merupakan salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan Umum Sungai adalah aliran air yang besar dan memanjang yang mengalir secara terus-menerus dari hulu (sumber) menuju hilir (muara). Sungai merupakan salah satu bagian dari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Kudus adalah sebuah Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang terletak di jalur pantai timur laut Jawa. Sebagian besar masyarakat Kudus menggantungkan mata pencahariannya
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan kondisi hidrologi DAS sebagai dampak perluasan lahan kawasan budidaya yang tidak terkendali tanpa memperhatikan kaidah-kaidah konservasi tanah dan air seringkali
Lebih terperinciIII - 1 BAB III METODOLOGI BAB III METODOLOGI
III - 1 BAB III 3.1 Tinjauan Umum Dalam penulisan laporan Tugas Akhir memerlukan metode atau tahapan/tata cara penulisan untuk mendapatkan hasil yang baik dan optimal mengenai pengendalian banjir sungai
Lebih terperincikuantitas sungai sangat dipengaruhi oleh perubahan-perubahan iklim komponen tersebut mengalami gangguan maka akan terjadi perubahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sungai merupakan sumber air yang sangat penting untuk menunjang kehidupan manusia. Sungai juga menjadi jalan air alami untuk dapat mengalir dari mata air melewati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada musim hujan di Indonesia sering terjadi tanah longsor. Pada umumnya terjadi pada daerah perbukitan. Tanah longsor tersebut seringkali membawa kerugian
Lebih terperinciPERENCANAAN BENDUNGAN PAMUTIH KECAMATAN KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN BAB III METODOLOGI
BAB III METODOLOGI 3.1 TINJAUAN UMUM Dalam suatu perencanaan bendungan, terlebih dahulu harus dilakukan survey dan investigasi dari lokasi yang bersangkutan guna memperoleh data perencanaan yang lengkap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan mencari nafkah di Jakarta. Namun, hampir di setiap awal tahun, ada saja
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai pusat bisnis dan ekonomi Indonesia, banyak orang tergiur untuk tinggal dan mencari nafkah di Jakarta. Namun, hampir di setiap awal tahun, ada saja cerita banjir
Lebih terperinciABSTRAK ANALISIS PERENCANAAN DINDING PENAHAN TANAH TANGGUL MUARA SUNGAI TANJUNG ORI DESA TAMBAK KECAMATAN TAMBAK KABUPATEN GRESIK
ABSTRAK ANALISIS PERENCANAAN DINDING PENAHAN TANAH TANGGUL MUARA SUNGAI TANJUNG ORI DESA TAMBAK KECAMATAN TAMBAK KABUPATEN GRESIK SURYANI 1), SAPTO BUDI WASONO,ST.MT 2) 1). Mahasiswa Tehnik Sipil, 2) Dosen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah daerah dataran yang dibatasi oleh punggung bukit yang berfungsi sebagai daerah resapan, penyimpanan air hujan dan juga sebagai pengaliran
Lebih terperinciBAB III METODA ANALISIS. desa. Jumlah desa di setiap kecamatan berkisar antara 6 hingga 13 desa.
BAB III METODA ANALISIS 3.1 Lokasi Penelitian Kabupaten Bekasi dengan luas 127.388 Ha terbagi menjadi 23 kecamatan dengan 187 desa. Jumlah desa di setiap kecamatan berkisar antara 6 hingga 13 desa. Sungai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Wilayahnya meliputi bagian hulu, bagian hilir, bagian pesisir dan dapat berupa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Daerah Aliran Sungai (DAS) berfungsi sebagai penampung air hujan, daerah resapan, daerah penyimpanan air, penangkap air hujan dan pengaliran air. Wilayahnya meliputi
Lebih terperinciABSTRAK Faris Afif.O,
ABSTRAK Faris Afif.O, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, November 2014, Studi Perencanaan Bangunan Utama Embung Guworejo Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Dosen Pembimbing : Ir. Pudyono,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia dikenal sebagai sebuah negara kepulauan. Secara geografis letak Indonesia terletak pada 06 04' 30"LU - 11 00' 36"LS, yang dikelilingi oleh lautan, sehingga
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemanfaatan sumber daya alam yang semakin meningkat tanpa memperhitungkan kemampuan lingkungan telah menimbulkan berbagai masalah. Salah satu masalah lingkungan di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Bandung sejak jaman kolonial Belanda identik dengan keindahan dan kenyamanannya, dikenal sebagai kota yang indah, sejuk dan nyaman hingga diberi julukan
Lebih terperinciSMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL 7.4
1. Pernyataan : SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL 7.4 1. lindungi kepala dan badan serta tempat berpijak 2. belajar menggunakan alat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I - 1
I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana banjir yang terjadi di beberapa wilayah Brebes dirasakan semakin meningkat. Salah satu penyebab terjadinya banjir adalah karena tidak lancarnya aliran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG MASALAH Seiring dengan pertumbuhan penduduk di kota Semarang, maka diperlukan sarana jalan raya yang aman dan nyaman. Dengan semakin bertambahnya volume lalu lintas,
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sungai Belik merupakan anak Sungai Gajahwong yang mengalir melintasi tiga pedukuhan, yaitu Pedukuhan Karangwuni, Pedukuhan Karanggayam, dan Pedukuhan Kocoran. Sungai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada akhir tahun 2013 hingga awal tahun 2014 Indonesia dilanda berbagai bencana alam meliputi banjir, tanah longsor, amblesan tanah, erupsi gunung api, dan gempa bumi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menyebabkan pembangunan berkembang secara cepat. Pembangunan khususnya pada daerah-daerah yang curam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Danau Toba merupakan hulu dari Sungai Asahan dimana sungai tersebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Danau Toba merupakan hulu dari Sungai Asahan dimana sungai tersebut berasal dari perairan Danau Toba. DAS Asahan berada sebagian besar di wilayah Kabupaten Asahan
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 93
DAFTAR ISI Halaman RINGKASAN... v ABSTRAK... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1
Lebih terperinci3 BAB III METODOLOGI
3-1 3 BAB III METODOLOGI 3.1 PENGUMPULAN DATA Untuk pengumpulan data yang dipergunakan dalam Tugas Akhir ini didapatkan dari data sekunder. Data sekunder merupakan data yang diperoleh langsung dari catatancatatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Partisipasi Masyarakat Dalam..., Faizal Utomo, FKIP, UMP, 2016
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wilayah Indonesia terletak di daerah iklim tropis dengan dua musim yaitu panas dan hujan dengan ciri-ciri adanya perubahan cuaca, suhu dan arah angin yang cukup ekstrim.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I - 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang mempunyai lebih dari 3.700 pulau dengan luas daratan ± 1.900. 000 km 2 dan lautan ± 3.270.000 km 2.Garis
Lebih terperinciPERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENGGUNAAN DAN PELESTARIAN AIR DI LINGKUNGANNYA (Studi kasus di Daerah Aliran Sungai Garang, Semarang) Purwadi Suhandini
PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENGGUNAAN DAN PELESTARIAN AIR DI LINGKUNGANNYA (Studi kasus di Daerah Aliran Sungai Garang, Semarang) Purwadi Suhandini Abstract Key words PENDAHULUAN Air merupakan sumberdaya
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Bila suatu saat Waduk Jatiluhur mengalami kekeringan dan tidak lagi mampu memberikan pasokan air sebagaimana biasanya, maka dampaknya tidak saja pada wilayah pantai utara (Pantura)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanah lempung adalah tanah yang memiliki partikel-partikel mineral tertentu
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanah Lempung Tanah lempung adalah tanah yang memiliki partikel-partikel mineral tertentu yang menghasilkan sifat-sifat plastis pada tanah bila dicampur dengan air (Grim,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya yang sangat penting untuk kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan sumber daya yang sangat penting untuk kehidupan makhluk hidup khususnya manusia, antara lain untuk kebutuhan rumah tangga, pertanian, industri dan tenaga
Lebih terperinciBUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG GARIS SEMPADAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG GARIS SEMPADAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciPERENCANAAN BENDUNGAN PAMUTIH KECAMATAN KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. TINJAUAN UMUM Air merupakan salah satu unsur utama untuk kelangsungan hidup manusia, disamping itu air juga mempunyai arti penting dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu dan teknologi sekarang ini telah merambah di segala bidang, demikian pula dengan ilmu teknik sipil. Sebagai contohnya dalam bidang teknik konstruksi,
Lebih terperinciPERSYARATAN JARINGAN DRAINASE
PERSYARATAN JARINGAN DRAINASE Untuk merancang suatu sistem drainase, yang harus diketahui adalah jumlah air yang harus dibuang dari lahan dalam jangka waktu tertentu, hal ini dilakukan untuk menghindari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN Bab I menjelaskan mengenai latar belakang masalah yang diangkat, perumusan masalah, tujuan, batasan masalah, manfaat dari penulisan serta penelitian Tugas Akhir ini. 1.1 LATAR BELAKANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Desa Cantilan, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat pada tahun-tahun 2000 hingga sekarang apabila musim penghujan, sering menimbulkan permasalahan gerakan tanah. Sejak beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG MASALAH Kota Semarang merupakan Ibukota Provinsi Jawa Tengah. Sebagai kota yang terletak di pesisir utara pulau Jawa, Semarang mempunyai kondisi topografi berupa daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I 1.1 LATAR BELAKANG Sebagian besar air hujan yang turun ke permukan tanah, mengalir ke tempattempat yang lebih rendah dan bermuara ke danau atau ke laut, sebagian lagi diserap oleh tanah untuk kemudian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG
1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. LATAR BELAKANG Gunungpati merupakan daerah berbukit di sisi utara Gunung Ungaran dengan kemiringan dan panjang yang bervariasi. Sungai utama yang melintas dan mengalir melalui
Lebih terperinciGambar 1.1 Jalur tektonik di Indonesia (Sumber: Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, 2015)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak di antara pertemuan tiga lempeng tektonik yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia, dan lempeng Pasific. Pada
Lebih terperinci