BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM"

Transkripsi

1 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3. Gambaran Umum Sistem Peramal Data mentah yang dimasukan oleh user akan masuk ke dalam preprocessing terlebih dahulu, dalam pre-processing ini data mentah akan diubah menjadi nilai-nilai yang sesuai dengan criteria JST, hasilnya adalah pasangan data pelatihan dan data input pelatihan. Pasangan data pelatihan akan dimasukkan ke dalam jaringan syaraf dan di-training untuk mendapatkan nilai weight yang nantinya akan digunakan untuk melakukan peramalan dari data input pelatihan. Adapun diagram balok dari sistem JST dapat dilihat pada Gambar 3.. Training Data mentah Pre-processing dat a Data pelati han MLFN dengan algoritma bac k- propagation Weight hasil training Data peramalan Forecasting Hasil Peramalan Database hasil peramalan Gambar 3. Diagram peramal nilai kurs dolar Amerika terhadap rupiah berbasis JST 43

2 Analisis Sistem Sebuah program aplikasi yang digunakan untuk melakukan peramalan membutuhkan dua langkah dasar, kemampuan menganalisis data runtut waktu (time series data) dan memilih metode peramalan terbaik yang sesuai dengan data runtut waktu tersebut. Dalam bidang forex, data runtut waktu yang diperlukan merupakan data historikal mengenai nilai pertukaran selama beberapa waktu terakhir, selain data-data historikal diperlukan pula data historikal lain yang mempengaruhi perubahan nilai forex yang terjadi, misalnya adalah data mengenai indeks harga saham, cadangan devisa, produk domestik bruto, volume ekspor-impor dan lainnya. Lewat data-data yang sudah dikumpulkan maka proses analisis data dapat dilakukan sesuai dengan metode yang telah ditentukan. Ada banyak metode yang dapat digunakan dalam meramalkan nilai forex di masa mendatang, misalnya adalah metode statistik, stokastik, maupun metode moving average. Metode-metode ini dahulu banyak dipakai ketika nilai pertukaran mata uang hanya dipengaruhi penawaran terhadap mata uang domestik dan permintaan terhadap mata uang luar negeri. Tetapi kini banyak hal yang mempengaruhi nilai mata uang selain permintaan dan penawaran antara dua mata uang yang bersangkutan, misalnya seperti faktor fundamental negara, permintaan dan penawaran antara mata uang lainnya, harga barang-barang dunia (minyak dan gas), serta lainnya. Hal ini telah menyebabkan metode-metode tadi tidak dapat memberikan peramalan yang memuaskan, sebab pola yang terjadi pada nilai pertukaran bukan lagi bersifat linear atau polynomial semata, juga bukan random namun bersifat sangat dinamis.

3 45 JST dalam kemampuannya mempelajari data-data input dan melihat hubungannya lewat weight dengan output merupakan metode pendekatan yang jauh lebih baik dan akan dapat memberikan hasil peramalan yang lebih baik daripada metode-metode lainnya. Dalam JST, input yang diperlukan untuk umpan bukan merupakan data mentah semata (penggunaan data mentah sebagai input juga dapat dilakukan namun bukan cara yang baik) tetapi data yang sudah diolah. Dalam pengolahannya dapat menggunakan metode-metode seperti stokastik maupun moving average, jadi pada dasarnya penggunaan metodemetode tradisional sebagai umpan bagi JST akan meningkatkan performa JST. Dalam menganalisis sistem peramalan nilai kurs mata uang dolar Amerika terhadap rupiah, penulis menganalisis hal-hal penting diantaranya :. Perancangan aplikasi yang user interface. Dengan tampilan yang user interface maka pengguna dapat dengan mudah mengoperasi sistem. 2. Metode-metode yang dipakai dalam peramalan, penulis menggunakan metode moving average. 3. Data-data yang dipakai sebagai inputan yang dapat memberikan output yang lebih baik. Data yang digunakan diantaranya indeks saham gabungan, cadangan devisa, suku bunga BI dan lain-lain. 4. Proses peramalan memakan waktu yang lama apabila data-data yang dipakai sangat banyak dan peramalan dalam jangka waktu yang beberapa minggu. Dengan data sebagai inputan yang banyak maka hasil yang didapat akan lebih akurat.

4 46 Beberapa hal yang diperlukan di dalam analisa sistem JST agar dapat memberikan peramalan yang baik adalah feasibility study, penentuan variabel input, penentuan fungsi aktivasi, jumlah hidden layer yang dipakai dan model arsitektur jaringan yang sesuai Analisa Kebutuhan Sistem Beberapa hal telah dipelajari berkaitan dengan adanya program-program aplikasi dan metode-metode serupa yang bertujuan untuk melakukan peramalan, berikut ini didapati beberapa kesimpulan seperti:. Program aplikasi yang dibuat di luar negeri telah cukup dapat dipercaya untuk dapat memberikan proses pengambilan keputusan dengan tingkat kepercayaan yang tinggi. 2. Program aplikasi yang dibuat di dalam negeri belum dapat memberikan peramalan yang cukup akurat malahan seringkali merugikan transaksi pasar uang yang terjadi. 3. Metode-metode lainnya yang umum dipakai adalah metode Moving Average, MACD, RSI, Momentum, Stochastic, ATR, CCI. Sama seperti program, metode ini dapat dipakai dengan baik untuk meramal nilai kurs mata uang asing terhadap mata uang asing lainnya sementara didalam negeri metode ini masih kurang baik. ( Berikut ini beberapa perbandingan hasil peramalan yang pernah dilakukan terhadap nilai tukar kurs Dolar Amerika terhadap Rupiah:

5 47. Menurut Laporan Global Forex Outlook kuartal pertama tahun 2005 oleh IDEA Global ( Periode Hasil perkiraan Hasil sesungguhnya Kuartal ke Kuartal ke Kuartal ke Hasil antara perkiraan dan kenyataan ini sangat jauh berbeda, untuk nilai tukar yang diperkirakan menguat namun kenyataan nilai tukar melemah, kerugian yang dialami akibat kesalahan peramalan sangatlah besar. 2. Menurut Bank of Montreal Research, data diambil dari situs resminya ( Periode Hasil perkiraan Hasil sesungguhnya September Desember Hasil ini juga kurang baik, untuk perkiraan akhir tahun bulan Desember memang mendekati, tetapi untuk bulan September hasilnya masih jauh berbeda dan hal ini juga akan menyebabkan kerugian yang cukup besar pula. Dari dua contoh hasil peramalan yang tidak akurat ini mendorong penulis untuk melanjutkan penelitian dan membuat alat peramal dengan harapan bisa memiliki tingkat akurasi yang lebih baik.

6 Penentuan Variabel Input Variabel input yang akan dipakai untuk melatih sistem JST merupakan hal yang sangat signifikan dan amat berpengaruh terhadap unjuk kerja (performance) yang akan dihasilkan oleh sistem JST nantinya, bila variabel input tidak memiliki tingkat korelasi yang tinggi terhadap outputnya, maka sekalipun proses pelatihan telah dilakukan dan tingkat kesalahan sistem (system error) telah lebih kecil dari yang tingkat kesalahan yang diharapkan (target error), proses peramalan yang dilakukan akan menghasilkan sesuatu yang kurang sesuai dari harapan, bahkan akan memberikan hasil yang merugikan. Pemilihan variabel input harus didasarkan dengan tingkat korelasi yang tinggi dengan output; dimana dalam hal ini (peramalan kurs) yang diperlukan secara pasti adalah data historikal nilai kurs selama beberapa periode terakhir (disini penulis memakai data historikal satu tahun terakhir). Selain itu, perlu juga diperhitungkan hal-hal lain seperti faktor makro ekonomi dan faktor landasan ekonomi negara. Semenjak sistem JST merupakan sistem yang sangat bergantung terhadap fungsi aktivasi neuron, maka input yang akan diumpankan kepada sistem JST juga harus sesuai dengan nilai output dari fungsi aktivasi, disini penulis menggunakan fungsi aktivasi tangen hiperbolik dimana output dari fungsi ini adalah nilai antara - sampai, sehingga nilai input (sebagai sinyal pada layer pertama) haruslah memiliki nilai antara - sampai juga, bila hasil yang diberikan diluar range nilai tersebut maka hal ini akan menyebabkan proses training berjalan dengan lebih lambat dari seharusnya bahkan memungkinkan terjadinya proses pelatihan yang tidak berhenti.

7 49 Adapun pada akhirnya kami memutuskan hal-hal utama yang menjadi indikator kurs selain data historikal daripada nilai tukar kurs sendiri, hal-hal tersebut adalah:. Cadangan devisa dalam suata negara, data ini menunjukkan transaksi permintaan dan penawaran (ekspor-impor) antarnegara, data ini sangat mempengaruhi nilai kurs. Secara sederhana hubungan antara cadangan devisa dan nilai tukar kurs adalah semakin besar devisa berarti nilai tukar kurs akan semakin menguat (Yao, 2000) 2. Tingkat inflasi, data ini menunjukkan stabil-tidaknya perekonomian suatu negara secara keseluruhan, bila terjadi inflasi terus-menerus maka hal ini menandakan perekonomian yang sedang bergejolak 3. Suku bunga SBI menunjukkan kemampuan pemerintah dalam memberikan kebijakan berkaitan dengan turunnya nilai tukar kurs, bila terjadi peningkatan suku bunga berarti nilai tukar melemah 4. Transaksi pasar uang, menggambarkan hidup tidaknya pasar uang yang berada di suatu negara, bila nilai transaksi makin besar berarti menunjukkan tingkat kepercayaan yang semakin tinggi dan secara tidak langsung hal ini akan menyebabkan menguatnya nilai tukar 5. Nilai IHSG juga menjadi indikator, bila IHSG menguat berarti perekonomian dapat dikatakan membaik dan akan membawa nilai tukar kurs menguat Masih banyak faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi pergerakan forex, namun karena kesulitan mendapatkan data-data kami hanya menggunakan

8 50 faktor-faktor yang kami anggap benar-benar mempengaruhi forex dengan tingkat signifikansi yang tinggi Penentuan Jumlah Hidden Layer Dalam arsitektur sistem seperti yang dapat dilihat pada Gambar 3.2, terlihat bahwa hidden layer hanya berjumlah satu dengan tiga neuron. Keberadaan hidden layer pada JST memiliki tujuan meningkatkan proses training dan meningkatkan performance JST secara signifikan, lantas mengapa hidden layer yang ada hanya satu dan bukan dua atau tiga? Hal ini diakibatkan beberapa hal, yaitu: a. Program aplikasi berbasis JST yang dibuat merupakan sistem dengan skala kecil (small scale system). b. Hasil penelitian membuktikan bahwa penambahan jumlah hidden layer belum tentu meningkatkan performance dari JST, hal ini disebabkan perulangan perhitungan nilai yang sebenarnya tidak diperlukan (Haykin,998). c. Dengan adanya penambahan hidden layer pada sistem berskala kecil berarti kita mencoba untuk memaksakan peningkatan korelasi antar satu input dengan input yang lain, input harus berkorelasi dengan output namun input tidak perlu berkorelasi dengan input lainnya Penentuan Output Output berhubungan langsung dengan fungsi aktivasi, sehingga target output dari pasangan data pelatihan juga harus memiliki range nilai yang sama

9 5 dengan output fungsi aktivasi yakni antara - sampai. Output pada sistem JST ini memiliki nilai yang malar (malar dalam hal ini bukan benar atau salah), nilai yang berarti secara kuantitatif, sehingga hasil akhir dari sistem ini adalah suatu angka prediksi yang mendekati angka nyata (Muis, 2006). Selain itu, hal ini juga menyebabkan kesimpulan yang didapat dari hasil output tidak dapat menyatakan trend pergerakan yang sedang berlangsung dalam jangka panjang. Salah satu hal yang tersulit dalam merancang sistem JST adalah mengubah data mentah menjadi input / output dengan nilai range - sampai. Dalam hal ini, banyak cara ditawarkan untuk mengkonversi data menjadi nilai yang sesuai, beberapa diantaranya adalah normalisasi, statistika, moving average dan penyekalaan (pembahasan mengenai hal ini ada pada Bab 2). Disini data output dari pasangan data pelatihan yang kami gunakan adalah persentase perubahan dari nilai kurs; nilai antara nol sampai maksimal positif satu untuk nilai kurs yang melemah (nilai Rupiah melemah terhadap Dollar Amerika) dan nilai lebih kecil dari nol sampai minimal negatif satu untuk nilai kurs yang menguat (nilai Rupiah menguat terhadap Dollar Amerika) Penentuan Fungsi Aktivasi Fungsi aktivasi yang dipakai dalam JST harus disesuaikan dengan kebutuhan JST itu sendiri, dalam implementasinya untuk melakukan prediksi kurs, dimana nilai kurs bisa melemah (nilai persentase positif) maupun menguat (nilai persentase negatif) maka fungsi aktivasi yang dipakai harus mencakup range negatif (-) dan positif (+).

10 52 Fungsi aktivasi yang biasa digunakan untuk kebutuhan ini adalah fungsi logistik (sigmoid bipolar) dan tangen hiperbolik, namun disini penulis menggunakan tangen hiperbolik karena penggunaan dua variabel bebas akan meningkatkan unjuk kerja, berikut ini persamaannya: f ( x) = a tanh( bx), (, b) > 0 a (3.) dimana a dan b adalah bilangan konstan bebas. Pada kenyataannya, fungsi tangen hiperbolik ini hanyalah merupakan fungsi logistik yang diskalakan dan dibiaskan, bila dibandingkan dengan fungsi logistik yang hanya memiliki satu variabel bebas maka fungsi ini lebih baik (LeCun,993). Turunan pertama dari fungsi ini dinyatakan dalam persamaan: dimana penyederhanaannya adalah: b f '( x) = [ a f ( x) ][ a + f ( x) ] (3.2) a f ' [ ] b = (3.3) a 2 2 ( x) a f ( x) Fungsi tangen hiperbolik memiliki dua variabel konstan bebas dalam persamaan, sehingga diperlukan penentuan nilai bagi kedua variabel tersebut. Nilai yang paling cocok untuk a dan b adalah (LeCun,993): a =.759 dan Dengan nilai ini maka () = 2 b = 3 f dan f ( ) =, pemetaan fungsi antara input dan output sangat tepat. Hasil adopsi nilai variabel a dan b menggantikan persamaan 3. menjadi: f 2 (3.4) 3 ( x) =.759 tanh x

11 53 dan persamaan 3.3 menjadi: f ' [ ] 2 ( x) f ( x) = (3.5) Parameter Input Tiga dari lima parameter input jaringan syaraf ini menggunakan menggunakan metode MA yakni metode Exponential Moving Average (EMA) dan Moving Average Convergence Divergence (MACD), sementara dua parameter lagi merupakan faktor X dan faktor X 2. Faktor X merupakan nilai gabungan rata-rata ternormalisasi dari inflasi, kurs dan suku bunga SBI, sementara faktor X 2 adalah nilai gabungan rata-rata ternormalisasi dari cadangan devisa, indeks harga saham gabungan (IHSG) dan transaksi pasar uang Arsitektur JST Beserta Parameter EMA(n ) EMA(n 2 ) MACD(n 3 ) X X2 Lapisan Lapisan 2 Input Layer Hidden Lay er Output Layer Gambar 3.2 Arsitektur JST dan parameter

12 54 Arsitektur dari sistem yang dibuat dapat dilukiskan seperti pada Gambar 3.2 berikut ini, parameter-parameter ini bukanlah harga mati melainkan dapat diganti-ganti sesuai perkembangan dari data historikal misalnya apabila trend berubah menjadi trend-trend jangka panjang, maka parameter input pertama dan kedua yang menggunakan metode EMA harus diganti dengan metode WMA sehingga peramalan akan berlangsung lebih baik. 3.3 Rumusan Permasalahan Berikut ini adalah rumusan daripada permasalahan-permasalahan yang ditemukan, yakni:. Tingkat akurasi peramalan Dolar Amerika Rupiah dengan metodemetode lain masihlah rendah. 2. Penggunaan metode backpropagasi (jaringan syaraf) memerlukan datadata input yang secara signifikan mempengaruhi perubahan nilai, sehingga perlu diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut. 3. Jaringan syaraf yang dibuat haruslah memiliki arsitektur dan fungsi aktivasi yang sesuai untuk melakukan pelatihan 4. Kebutuhan terhadap penggunaan aplikasi yang mudah (antarmuka yang bersahabat), mengingat kalangan pengguna yang sebagian besar tidak bergelut dalam bidang komputer. 3.4 Usaha Pemecahan Masalah Setelah melakukan analisa kebutuhan dan memperhatikan keberadaan permasalahan ini maka penulis mengusulkan usaha pemecahan masalah dengan

13 55 membuat sebuah program aplikasi peramal mata uang dengan menggunakan jaringan syaraf metode backpropagasi, program aplikasi ini diharapkan akan dapat melakukan peramalan dengan tingkat akurasi yang lebih baik daripada program aplikasi serupa lainnya ( tingkat akurasi > 60%). 3.5 Database Sistem Dalam analisa sistem JST ini, kami juga berpikir mengenai pentingnya keberadaan sebuah database yang berguna sebagai penyimpan data setelah peramalan selesai dilakukan. Beberapa pertimbangan dibutuhkannya database adalah: 5. Peramalan yang dilakukan akan berjalan lambat, membutuhkan waktu berjam-jam, sehingga apabila pengguna meninggalkan komputer saat melakukan peramalan maka database ini berguna untuk menyimpan data hasil peramalan. 6. Bila peramalan selesai dilakukan dan pengguna lupa mencatat hasil peramalan yang telah dilakukan atau menutup program sengaja maupun tidak maka database ini sudah menyimpan hasil peramalan dan dapat dibuka untuk melihat hasil peramalan tanpa perlu melakukan proses peramalan yang memakan waktu lama. Adapun database ini kami buat secara sederhana karena database berguna hanya sebagai penyimpan data yang berukuran kecil, database ini merupakan sebuah textfile. Berikut ini, tabel database pada perancangan sistem aplikasi kami:

14 56 No. Nama Field Tipe Data Deskripsi Periode Small Integer Periode peramalan 2 Nilai Peramalan Float Nilai peramalan Dolar terhadap Rupiah 3 Persentase Kenaikan Float Nilai persentase kenaikan dari harga sebelumnya 3.6 Desain Sistem Dalam pembuatan program aplikasi ini, kami memakai pendekatan berorientasi objek, sehingga desain piranti lunak yang kami buat ini kami sajikan dalam bentuk pemodelan Unified Modeling Language (UML) yaitu use case diagram, static structure diagrams (conceptual dan class diagram) dan interaction diagrams (sequence dan collaboration diagram). Dalam pendekatan berorientasi objek ini kami membuat beberapa kelas untuk dapat menggambarkan pemodelan dari piranti lunak ini, kelas-kelas yang dibuat adalah:. Kelas Proyek Skripsi Kelas ini berupa kelas yang mengatur keseluruhan dari program aplikasi ini, kelas ini membuat tampilan, memiliki atribut utama berupa objek dari kelas Data Pelatihan dan objek dari kelas Jaringan serta objek dari kelas Tampilan untuk mengatur tampilan windows. 2. Kelas Tampilan Kelas ini berfungsi untuk mengatur tampilan program aplikasi agar program aplikasi ini memiliki tampilan yang serupa dengan program aplikasi windows, kelas ini dipakai hanya sebagai pelengkap.

15 57 3. Kelas Data Pelatihan Kelas ini berfungsi untuk mengatur data-data yang dipakai dalam program, yakni: membaca data, mengkonversi dan menormalisasi data mentah agar menjadi pasangan data pelatihan yang valid; menghasilkan data yang akan menjadi input untuk melakukan proses peramalan, serta menyimpan hasil peramalan kedalam database. 4. Kelas Jaringan Kelas Jaringan ini digunakan untuk membuat jaringan syaraf, kelas inilah yang melakukan inisialisasi weight dan melakukan proses pelatihan (forward dan backward). 5. Kelas Neuron Kelas yang terakhir ini tidak berhubungan langsung dengan kelas Peramalan, namun objek dari kelas ini akan menjadi bagian dari kelas Jaringan. Kelas ini berisi nilai-nilai x input, x output dan juga nilai error. Selain itu kelas ini memiliki method untuk melakukan perhitungan fungsi aktivasi dan juga fungsi turunannya.

16 Use Case Diagram JST System Giv e Input Pre-Processing «extends» User Data Processing «extends» Training «extends» Giv e Output Forecasting Sav e to Database Gambar 3.3 Use Case Diagram

17 Conceptual Diagram peramal Jaringan DataPelatihan Tampilan * Neuron Gambar 3.4 Conceptual Diagram

18 Sequence Diagram peramal tampilan data jaringan neuron gantitampilan Message cekinputerror() message Error konversi() hasil konversi normalisasi() hasil normalisasi inv erse() hasil inv erse cariinput_output() InputTraining & Output Training inisialisasiweight buatneuron:=buatneuron() forward backward forecast savetodatabase message Error Gambar 3.5 Sequence Diagram

19 Collaboration Diagram g a n ti T a m p i l a n ( ) tampilan c e ki n p u te r r o r ( ) Peramal i n i s i a li s a b fo si a r w W fo ck a r e r e w d ( i g ca a ) h r d t ( s ( ) t ( ) ) ko n ve r s i () n o r m a l i sa si () i n ve r s e () c a r i I n p u t_ O u t s p u t a v () e T o D a t a b a s e data b u a tne u r o n : = b u a t N e u r o n () neuron jaringan Gambar 3.6 Collaboration Diagram

20 Class Diagram Peram al Jaringan #neuron : Neuron #weight : double #jmllayer : i nt #jmllapisanweight : int #jmlneuron : int #sys temerrortemp : doubl e #sys temerror : double #alpha : doubl e +forecast() +forward() +bac kward() +inisialisasiweight() -is part of -consists -consists -jaringan : Jaringan -data : Dat apelatihan -tampilan : Tampilan +buat PanelHor() +buat PanelVer() +buatgui() +setenabled() +actionperformed() +cekkondisilanjut() : bool +main() * Tampilan +gantitampilan() -is part of -consists -is part of -consists -is part of DataPelatihan #nilai #inputtraining #outputtraining #inputperamalan #jmldat ainput +cariinput _Output() +normalisasi() +konversi() +carimacd() +cariema() +rata_rat a() +inverse() +cekinputerror() +savetodat abase() Neuron #x_in : double #x_out : doubl e #error : double +buatneuron() : N euron +fungsi() +fungsiturunan() : double Gambar 3.7 Class Diagram

21 Rancangan Layar Rancangan layer ini merupakan gambaran kasar dari halaman-halaman yang dirancang dalam suatu sistem dalam penulisan skripsi ini, seperti terlihat pada gambar 3.6. Rancangan layer dalam sistem yang dibuat terbagi dalam 2 bagian yaitu: Proyek Skripsi : Program Per amalan Kurs D ollar Amerika - Rupiah Peramalan Hasil Peramalan Input ke- Inputan ke- Minggu ke- Output A Output B Output C Input ke- 2 Inputan ke-2 Grafik Hasil Peramalan Input ke Input ke- n Inputan ke-3 Inputan ke-n Periode Dat a Input A minggu Periode Peramalan Input B minggu FORECAST Gambar 3.8 Rancangan Layar Program Peramalan Keterangan:. Inputan ke- sampai inputan ke-n adalah input yang dimasukkan oleh user, user memasukkan file berisi data-data mentah seperti data historikal kurs, transaksi pasar uang, dan lainnya. Tipe input ini adalah file browser.

22 64 2. Input A adalah inputan user mengenai lama data yang menjadi input untuk training, satuan dalam minggu. Tipe input ini adalah drop down menu (combo box). 3. Input B adalah inputan user mengenai lama peramalan yang mau dilakukan, satuan dalam minggu. Tipe input ini adalah drop down menu (combo box), nilainya antara satu sampai delapan. 4. FORECAST adalah tombol untuk memulai training dan melakukan peramalan sekaligus. Setelah proses peramalan selesai dilakukan maka pada bagian kanan akan keluar hasil peramalan. 5. Output A adalah output seperti dengan Input C, nilai dipilih oleh user untuk mengetahui peramalan dalam waktu kedepan. Tipenya adalah drop down menu dengan nilai antara satu sampai dengan nilai yang dipilih di Input C. 6. Output B adalah output berupa hasil peramalan dalam nilai kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika. Tipenya adalah textfield yang tidak dapat diedit. 7. Output C adalah output berupa hasil peramalan dalam nilai persentase sesuai perubahan terhadap kurs yang terjadi. Tipenya adalah textfield yang tidak dapat di-edit..

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar pertukaran mata uang merupakan pasar keuangan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar pertukaran mata uang merupakan pasar keuangan dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar pertukaran mata uang merupakan pasar keuangan dengan pergerakan arus uang terbesar yakni sekitar 1,5 triliun dollar US tiap harinya di seluruh dunia. Selain itu

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka berpikir Perubahan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing tidak dapat dihindari. Untuk mengatasi perubahan yang tidak pasti ini diperlukan suatu prediksi.

Lebih terperinci

Aplikasi yang dibuat adalah aplikasi untuk menghitung. prediksi jumlah dalam hal ini diambil studi kasus data balita

Aplikasi yang dibuat adalah aplikasi untuk menghitung. prediksi jumlah dalam hal ini diambil studi kasus data balita BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. Analisa dan Kebutuhan Sistem Analisa sistem merupakan penjabaran deskripsi dari sistem yang akan dibangun kali ini. Sistem berfungsi untuk membantu menganalisis

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pasar valuta asing telah mengalami perkembangan yang tak terduga selama beberapa dekade terakhir, dunia bergerak ke konsep "desa global" dan telah menjadi salah satu pasar

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini menguraikan analisa penelitian terhadap metode Backpropagation yang

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini menguraikan analisa penelitian terhadap metode Backpropagation yang BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Bab ini menguraikan analisa penelitian terhadap metode Backpropagation yang diimplementasikan sebagai model estimasi harga saham. Analisis yang dilakukan adalah menguraikan penjelasan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan suatu rangkaian tindakan menanamkan sejumlah dana dengan tujuan mendapatkan nilai tambah berupa keuntungan dimasa yang akan datang. Dalam perkembangannya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semua negara mempunyai mata uang sebagai alat tukar. Pertukaran uang dengan barang yang terjadi disetiap negara tidak akan menimbulkan masalah mengingat nilai uang

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI NILAI KURS JUAL SGD-IDR

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI NILAI KURS JUAL SGD-IDR Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 205 STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 205 IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 32 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN Pada bab ini akan dibahas tentang analisis sistem melalui pendekatan secara terstruktur dan perancangan yang akan dibangun dengan tujuan menghasilkan model atau representasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indeks harga saham merupakan suatu indikator yang menunjukkan pergerakan harga saham dalam suatu periode, dengan adanya indeks maka dapat diketahui tren yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan utama dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat dilihat dari maraknya

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan utama dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat dilihat dari maraknya BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Terutama internet merupakan sarana teknologi yang lazim digunakan dan menjadi kebutuhan utama

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Data Yang Digunakan Dalam melakukan penelitian ini, penulis membutuhkan data input dalam proses jaringan saraf tiruan backpropagation. Data tersebut akan digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI 3.1 Analisis Program Aplikasi 3.1.1. Definisi masalah Perubahan nilai indeks harga saham yang begitu dinamis, mempersulit pengambilan keputusan yang tepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Saham adalah surat berharga yang merupakan tanda kepemilikan seseorang atau badan terhadap suatu perusahaan. Pemegang saham merupakan pemlik sebenarnya dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini pasar modal merupakan suatu alternatif investasi yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini pasar modal merupakan suatu alternatif investasi yang dapat 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini pasar modal merupakan suatu alternatif investasi yang dapat mendatangkan keuntungan finansial bagi investor individual maupun institusional. Perkembangan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM Ayu Trimulya 1, Syaifurrahman 2, Fatma Agus Setyaningsih 3 1,3 Jurusan Sistem Komputer, Fakultas MIPA Universitas

Lebih terperinci

Prediksi Pergerakan Harga Harian Nilai Tukar Rupiah (IDR) Terhadap Dollar Amerika (USD) Menggunakan Metode Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation

Prediksi Pergerakan Harga Harian Nilai Tukar Rupiah (IDR) Terhadap Dollar Amerika (USD) Menggunakan Metode Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation 1 Prediksi Pergerakan Harga Harian Nilai Tukar Rupiah (IDR) Terhadap Dollar Amerika (USD) Menggunakan Metode Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation Reza Subintara Teknik Informatika, Ilmu Komputer, Universitas

Lebih terperinci

Pengembangan Aplikasi Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dengan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation

Pengembangan Aplikasi Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dengan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation Erlangga, Sukmawati Nur Endah dan Eko Adi Sarwoko Pengembangan Aplikasi Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dengan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation Erlangga, Sukmawati Nur Endah dan Eko Adi Sarwoko

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM. 3.1 Alasan digunakan Metode Exponential Smoothing. Banyak metode peramalan yang dapat digunakan dalam memprediksi tingkat

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM. 3.1 Alasan digunakan Metode Exponential Smoothing. Banyak metode peramalan yang dapat digunakan dalam memprediksi tingkat BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM 3.1 Alasan digunakan Metode Exponential Smoothing Banyak metode peramalan yang dapat digunakan dalam memprediksi tingkat penjualan untuk beberapa periode ke depan. Biasanya untuk

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 68 BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Bab ini membahas tentang program yang telah dianalisis dan dirancang atau realisasi program yang telah dibuat. Pada bab ini juga akan dilakukan pengujian program. 4.1

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Peramalan merupakan upaya memperkirakan apa yang terjadi pada masa mendatang berdasarkan data pada masa lalu, berbasis pada metode ilmiah dan kualitatif yang dilakukan

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI

PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI Oleh Nama : Januar Wiguna Nim : 0700717655 PROGRAM GANDA TEKNIK INFORMATIKA DAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III. 1. Analisa Sistem Yang Berjalan Analisa sistem dilakukan guna mengetahui gambaran umum sistem informasi geografis letak lokasi baliho di Kota Medan, yakni menganalisis

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI VOLUME PEMAKAIAN AIR BERSIH DI KOTA PONTIANAK

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI VOLUME PEMAKAIAN AIR BERSIH DI KOTA PONTIANAK APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI VOLUME PEMAKAIAN AIR BERSIH DI KOTA PONTIANAK [1] Meishytah Eka Aprilianti, [2] Dedi Triyanto, [3] Ilhamsyah [1] [2] [3] Jurusan Sistem Komputer, Fakultas

Lebih terperinci

VOL. 01 NO. 02 [JURNAL ILMIAH BINARY] ISSN :

VOL. 01 NO. 02 [JURNAL ILMIAH BINARY] ISSN : PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH PRODUKSI AIR MINUM MENGGUNAKAN ALGORITMA BACKPROPAGATION (STUDI KASUS : PDAM TIRTA BUKIT SULAP KOTA LUBUKLINGGAU) Robi Yanto STMIK Bina Nusantara

Lebih terperinci

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT Havid Syafwan Program Studi Manajemen Informatika, Amik Royal, Kisaran E-mail: havid_syafwan@yahoo.com ABSTRAK:

Lebih terperinci

Bab III PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

Bab III PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI 35 Bab III PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI 3.1 Spesifikasi Rumusan Rancangan Perancangan program aplikasi ini terbagi menjadi dua bagian yaitu proses, yaitu : proses input dan hasil keluaran atau output Proses

Lebih terperinci

PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Yudhi Andrian 1, Erlinda Ningsih 2 1 Dosen Teknik Informatika, STMIK Potensi Utama 2 Mahasiswa Sistem Informasi, STMIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peramalan ialah memperkirakan apa yang akan terjadi masa datang (Armstrong, 2001). Peramalan merupakan alat bantu yang penting dalam suatu perencanaan. Peramalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pasar modal di Indonesia, ada beberapa kelompok saham yang paling banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham tersebut

Lebih terperinci

Pemodelan Jaringan Syaraf Tiruan dengan Algoritma One Step Secant Backpropagation dalam Return Kurs Rupiah Terhadap Dolar Amerika Serikat

Pemodelan Jaringan Syaraf Tiruan dengan Algoritma One Step Secant Backpropagation dalam Return Kurs Rupiah Terhadap Dolar Amerika Serikat Pemodelan Jaringan Syaraf Tiruan dengan Algoritma One Step Secant Backpropagation dalam Return Kurs Rupiah Terhadap Dolar Amerika Serikat SKRIPSI Disusun oleh: MAULIDA NAJWA 24010212130028 DEPARTEMEN STATISTIKA

Lebih terperinci

BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK

BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK 2.1 KONSEP DASAR Pada penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teori yang dijadikan acuan untuk menyelesaikan penelitian. Berikut ini teori yang akan digunakan penulis

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Forecasting Forecasting (peramalan) adalah seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa yang akan datang. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan data historis dan memproyeksikannya

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI JARINGAN SARAF TIRUAN UNTUK PREDIKSI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP MATA UANG ASING

PERANCANGAN APLIKASI JARINGAN SARAF TIRUAN UNTUK PREDIKSI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP MATA UANG ASING PERANCANGAN APLIKASI JARINGAN SARAF TIRUAN UNTUK PREDIKSI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP MATA UANG ASING Danny Horia Komp. Duta Harapan Indah Blok JJ no 52 021-6682844 dannybinuz@gmail.com Binus University

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau investor.kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN. atau investor.kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi. Pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Emas merupakan suatu komoditas tambang yang paling diminati oleh semua orang. Dari dahulu kala emas sudah menjadi media investasi yang sangat menjanjikan,

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR SISTEM PREDIKSI KURS MATA UANG MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN METODE QUICKPROPAGATION

TUGAS AKHIR SISTEM PREDIKSI KURS MATA UANG MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN METODE QUICKPROPAGATION TUGAS AKHIR SISTEM PREDIKSI KURS MATA UANG MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN METODE QUICKPROPAGATION Oleh : GANDHI NOVANTO PRABOWO 0534010038 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kecerdasan buatan yang semakin pesat dewasa ini ditunjukkan oleh aplikasinya diberbagai bidang. Salah satu cabang dari kecerdasan buatan yang sudah dikenal

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, jenis disain penelitian yang adalah kausalitas. Kausalitas

BAB IV METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, jenis disain penelitian yang adalah kausalitas. Kausalitas BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Disain Penelitian Pada penelitian ini, jenis disain penelitian yang adalah kausalitas. Kausalitas merupakan prinsip sebab akibat. Ruang lingkup dari penelitian ini adalah

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Perusahaan dalam era globalisasi pada saat ini, banyak tumbuh dan berkembang, baik dalam bidang perdagangan, jasa maupun industri manufaktur. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan masyarakat demokratis, yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini, banyak jenis-jenis usaha dan bisnis yang mulai

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini, banyak jenis-jenis usaha dan bisnis yang mulai 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini, banyak jenis-jenis usaha dan bisnis yang mulai dikembangkan oleh banyak orang terutama dalam hal bisnis investasi. Salah satu bisnis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan satu definisi variabel operasional yaitu ratarata temperatur bumi periode tahun 1880 sampai dengan tahun 2012. 3.2 Jenis dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Uji Asumsi Klasik Untuk menghasilkan hasil penelitian yang baik, pada metode regresi diperlukan adanya uji asumsi klasik untuk mengetahui apakah

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Gambar 3.1 Desain Penelitian METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Studi Literatur: Permalan Time Series, Harga Minyak Bumi, Jaringan Syaraf Tiruan, Backpropagation Pengumpulan Data Harga Minyak Bumi di Indonesia Perancangan

Lebih terperinci

ANALISIS JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH RESERVASI KAMAR HOTEL DENGAN METODE BACKPROPAGATION (Studi Kasus Hotel Grand Zuri Padang)

ANALISIS JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH RESERVASI KAMAR HOTEL DENGAN METODE BACKPROPAGATION (Studi Kasus Hotel Grand Zuri Padang) ANALISIS JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH RESERVASI KAMAR HOTEL DENGAN METODE BACKPROPAGATION (Studi Kasus Hotel Grand Zuri Padang) 1 Musli Yanto, 2 Sarjon Defit, 3 Gunadi Widi Nurcahyo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Nominal perbandingan antara mata uang asing dengan mata uang dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Nominal perbandingan antara mata uang asing dengan mata uang dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nominal perbandingan antara mata uang asing dengan mata uang dalam negeri biasa sering dikenal sebagai kurs atau nilai tukar. Menurut Bergen, nilai tukar mata uang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dari berbagai Negara. Mata uang memegang peranan yang sangat penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. dari berbagai Negara. Mata uang memegang peranan yang sangat penting dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Valuta asing (valas) atau yang lebih dikenal oleh sebagian banyak orang dengan sebutan foreign exchange (forex) adalah perdagangan nilai mata uang asing

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Penelitian pada karya akhir ini membahas mengenai pengembangan model Artificial Neural Network serta menganalisa kemampuan Artificial Neural Network sebagai alat peramalan. Obyek yang

Lebih terperinci

PREDIKSI PENDAPATAN ASLI DAERAH KALIMANTAN BARAT MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

PREDIKSI PENDAPATAN ASLI DAERAH KALIMANTAN BARAT MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION PREDIKSI PENDAPATAN ASLI DAERAH KALIMANTAN BARAT MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION Dwi Marisa Midyanti Sistem Komputer Universitas Tanjungpura Pontianak Jl Prof.Dr.Hadari Nawawi, Pontianak

Lebih terperinci

Bab V SIMPULAN DAN SARAN

Bab V SIMPULAN DAN SARAN Bab V SIMPULAN DAN SARAN V.1 Ringkasan Penelitian ini dilakukan untuk menguji prediksi menggunakan metode ARIMA. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data IHSG penutupan harian IHSG mulai periode

Lebih terperinci

Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6

Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6 Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6 Sari Indah Anatta Setiawan SofTech, Tangerang, Indonesia cu.softech@gmail.com Diterima 30 November 2011 Disetujui 14 Desember 2011

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan prediksi semakin meningkat pada era globalisasi saat ini sejalan dengan keinginan masyarakat khususnya pelaku bisnis untuk memberikan tanggapan

Lebih terperinci

3. BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Sakit Petrokimia Gresik Menggunakan Metode Trend Exponential.

3. BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Sakit Petrokimia Gresik Menggunakan Metode Trend Exponential. 3. BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini dijelaskan mengenai analisis dari permsalahan yang diambil pada Rumah Sakit Petrokimia Gresik. Selain itu, bab ini juga merancang desain sistem dari

Lebih terperinci

T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX

T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX Oleh: Intan Widya Kusuma Program Studi Matematika, FMIPA Universitas Negeri yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan tersebut sangat terbatas. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut setiap manusia tidak dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki persediaan, minimal dalam bentuk persediaan bahan-bahan pembantu

BAB I PENDAHULUAN. memiliki persediaan, minimal dalam bentuk persediaan bahan-bahan pembantu BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Setiap perusahaan baik yang bergerak di bidang manufaktur, perdagangan maupun jasa pasti memiliki persediaan dalam menjalankan operasional usahanya. Perusahaan memiliki

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Kegiatan peramalan mempunyai peranan yang sangat penting bagi perusahaan untuk memprediksi masa yang akan datang. Dalam hal ini perusahaan ingin memprediksi kenaikan harga mata uang asing terhadap

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Studi Literatur Studi ini dilakukan dengan cara mencari dan membaca berbagai literatur serta karya-karya penelitian mengenai topik penelitian yang sudah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.6. Jaringan Syaraf Tiruan Jaringan syaraf tiruan atau neural network merupakan suatu sistem informasi yang mempunyai cara kerja dan karakteristik menyerupai jaringan syaraf pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makro adalah pandangan bahwa sistem pasar bebas tidak dapat mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. makro adalah pandangan bahwa sistem pasar bebas tidak dapat mewujudkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan perekonomian setiap negara tidak selalu stabil, tetapi berubahubah akibat berbagai masalah ekonomi yang timbul. Salah satu aspek penting dari kegiatan

Lebih terperinci

PELATIHAN FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA DENGAN METODE SELEKSI TURNAMEN UNTUK DATA TIME SERIES

PELATIHAN FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA DENGAN METODE SELEKSI TURNAMEN UNTUK DATA TIME SERIES JURNAL GAUSSIAN, Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 65-72 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PELATIHAN FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA DENGAN METODE

Lebih terperinci

PREDIKSI TINGKAT INFLASI DI INDONESIA BERBASIS JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN ALGORITMA GENETIKA. Rita Rismala 1, Said Al Faraby 2

PREDIKSI TINGKAT INFLASI DI INDONESIA BERBASIS JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN ALGORITMA GENETIKA. Rita Rismala 1, Said Al Faraby 2 PREDIKSI TINGKAT INFLASI DI INDONESIA BERBASIS JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN ALGORITMA GENETIKA Rita Rismala 1, Said Al Faraby 2 1,2 Prodi S1 Informatika, Fakultas Informatika, Universitas Telkom 1 ritaris@telkomuniversity.ac.id,

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisa Masalah Mini market adalah sebuah toko yang menjual segala macam barang dan makanan, seperti perlengkapan rumah sehari hari dan juga makanan pokok. Berbeda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kali lelang SBI tidak lagi diinterpretasikan oleh stakeholders sebagai sinyal

BAB I PENDAHULUAN. kali lelang SBI tidak lagi diinterpretasikan oleh stakeholders sebagai sinyal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Respon (stance) kebijakan moneter ditetapkan untuk menjamin agar pergerakan inflasi dan ekonomi ke depan tetap berada pada jalur pencapaian sasaran inflasi

Lebih terperinci

ABSTRAK PERAMALAN KURS RUPIAH TERHADAP US DOLLAR MENGGUNAKAN METODE HIBRID

ABSTRAK PERAMALAN KURS RUPIAH TERHADAP US DOLLAR MENGGUNAKAN METODE HIBRID ABSTRAK PERAMALAN KURS RUPIAH TERHADAP US DOLLAR MENGGUNAKAN METODE HIBRID Peramalan adalah bagian integral dari kegiatan pengambilan keputusan manajemen. Ramalan yang dilakukan umumnya berdasarkan pada

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007 Peramalan Harga Indeks Saham Hang Seng dengan Menggunakan Jaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mencari dana atau penghasilan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tak melulu dengan cara perdagangan, bekerja di sebuah instansi pemerintah maupun swasta, membuat

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN PERANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN PERANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN PERANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai Penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yaitu nilai tukar (exchange rate) atau yang biasa dikenal dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yaitu nilai tukar (exchange rate) atau yang biasa dikenal dengan BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Berkembangnya proses globalisasi, dimana seperti tidak adanya batas antar negara di dunia serta nampaknya setiap negara menjadi terintegrasi, maka kegiatan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi tidak perlu dipertanyakan lagi. Dengan tidak tersedianya sumber daya alam seperti migas, hasil hutan ataupun industri manufaktur

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk pemakaian aplikasi yang

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk pemakaian aplikasi yang 57 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Dalam bab ini, selain menjelaskan mengenai kebutuhan minimum untuk perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk pemakaian aplikasi yang dihasilkan, juga akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan tersebut muncul dari faktor internal maupun faktor eksternal. Namun saat ini, permasalahan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) A347 Pembangunan Aplikasi Berbasis Web Untuk Peramalan Harga Saham Dengan Metode Moving Average, Exponential Smoothing, Dan Artificial Neural Network Ruben A. Siregar, Edwin Riksakomara S.Kom., M.T. Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi dunia berdampak luas tidak hanya pada hubungan perdagangan antar negara tetapi juga pada kondisi perekonomian antar negara. Hal ini terbukti dengan meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan 1997, kinerja pasar modal mengalami penurunan tajam bahkan diantaranya mengalami kerugian. Kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. finansial (financial assets) dan investasi pada aset-aset riil (real assets). Investasi pada

BAB I PENDAHULUAN. finansial (financial assets) dan investasi pada aset-aset riil (real assets). Investasi pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi pada hakikatnya merupakan komitmen terhadap sejumlah sumber daya pada saat ini dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan di masa depan (Abdul halim,

Lebih terperinci

PENENTUAN MODEL RETURN HARGA SAHAM DENGAN MULTI LAYER FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILENT BACKPROPAGATION SKRIPSI

PENENTUAN MODEL RETURN HARGA SAHAM DENGAN MULTI LAYER FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILENT BACKPROPAGATION SKRIPSI PENENTUAN MODEL RETURN HARGA SAHAM DENGAN MULTI LAYER FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILENT BACKPROPAGATION (Studi Kasus : Harga Penutupan Saham Unilever Indonesia Tbk. Periode September

Lebih terperinci

OPTIMASI FUZZY BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK DENGAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MEMPREDIKSI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA

OPTIMASI FUZZY BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK DENGAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MEMPREDIKSI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA OPTIMASI FUZZY BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK DENGAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MEMPREDIKSI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Per Dollar AS, Tingkat Inflasi, dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia.

Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Per Dollar AS, Tingkat Inflasi, dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia. i ABSTRAK Fella (0552228) Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Per Dollar AS, Tingkat Inflasi, dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia. Krisis moneter yang terjadi sejak tahun 1997, berakibat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pikir Dalam tesis ini penulis berusaha untuk memberikan gambaran dari hasil keseluruhan penelitian yang dilakukan dalam penyelesaian masalah pokok yang dibahas,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Objek 3.1.1 Sejarah Perusahaan Perusahaan yang dijadikan penelitian oleh penulis adalah PT. Satriamandiri Citramulia yang berlokasi di Jl. Pangeran Tubagus

Lebih terperinci

BAB III PERUMUSAN MASALAH

BAB III PERUMUSAN MASALAH BAB III PERUMUSAN MASALAH 3.1 Latar Belakang Masalah Setelah dilanda berbagai krisis di tahun 1997, perekonomian Indonesia mulai menunjukkan tanda tanda pemulihan. Tingkat suku bunga yang mulai menurun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peran yang penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal memiliki dua fungsi penting yaitu pertama sebagai sarana pendanaan atau sebagai

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PROGRAM APLIKASI HANDS RECOGNIZER

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PROGRAM APLIKASI HANDS RECOGNIZER BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PROGRAM APLIKASI HANDS RECOGNIZER Dalam analisis dan perancangan sistem program aplikasi ini, disajikan mengenai analisis kebutuhan sistem yang digunakan, diagram

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Emas dahulu merupakan alat pembayaran transaksi ekonomi yang digunakan di suatu negara dengan negara lainnya. Sebagai alat tukar, emas dahulu memegang pengaruh yang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN PERANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN PERANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN PERANCANGAN PROGRAM III.1 Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Sistem perancangan pembelajaran matematika ini hanya menyediakan struktur untuk tingkat SD dan SMP. Bagi seseorang

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh inflasi di Indonesia, rasio Bank Indonesia (BI rate) dan nilai tuka rupiah (kurs) terhadap Jakarta Islamic Index (JII).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan oleh adanya currency turmoil, yang melanda Thailand dan menyebar

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan oleh adanya currency turmoil, yang melanda Thailand dan menyebar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tinggi rendahnya nilai mata uang ditentukan oleh besar kecilnya jumlah penawaran dan permintaan terhadap mata uang tersebut (Hadiwinata, 2004:163). Kurs

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Automatic Teller Machine (ATM) merupakan salah satu teknologi sistem informasi yang digunakan oleh bank. Kasmir (2007) menyatakan ATM merupakan mesin yang memberikan

Lebih terperinci

PENENTUAN MODEL RETURN HARGA SAHAM DENGAN MULTI LAYER FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILENT BACKPROPAGATION

PENENTUAN MODEL RETURN HARGA SAHAM DENGAN MULTI LAYER FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILENT BACKPROPAGATION ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016, Halaman 203-209 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PENENTUAN MODEL RETURN HARGA SAHAM DENGAN MULTI LAYER FEED FORWARD

Lebih terperinci

PERAMALAN HARGA MINYAK MENTAH DUNIA NEURAL NETWORK

PERAMALAN HARGA MINYAK MENTAH DUNIA NEURAL NETWORK PERAMALAN HARGA MINYAK MENTAH DUNIA MENGGUNAKAN METODE RADIAL BASIS FUNCTION NEURAL NETWORK SKRIPSI Disusun oleh: Rahafattri Ariya Fauzannissa 24010211140092 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada semua pemegang

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada semua pemegang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekspektasi atau motivasi setiap investor adalah mendapatkan keuntungan dari transaksi investasi yang dilakukan. Para investor yang bertransaksi di pasar modal, khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kabupaten Purworejo adalah daerah agraris karena sebagian besar penggunaan lahannya adalah pertanian. Dalam struktur perekonomian daerah, potensi daya dukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lia Saputri, 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lia Saputri, 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Foreign Exchange (forex) saat ini berkembang pesat sebagai salah satu model investasi yang menggiurkan, karena forex trading memiliki tingkat pengembalian yang tinggi.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN APLIKASI PREDIKSI NILAI TUKAR MATA UANG. Skripsi

PENGEMBANGAN APLIKASI PREDIKSI NILAI TUKAR MATA UANG. Skripsi PENGEMBANGAN APLIKASI PREDIKSI NILAI TUKAR MATA UANG Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Teknik Informatika Oleh: Rosalia Yustin Ervinasari NIM: 04 07 04217 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Sistem informasi pengolahan petty cash yang berjalan saat ini di PT. Langkat Nusantara Kepong dapat memberikan hasil yang cukup akurat, namun dari

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses yang sedang berjalan dalam sistem informasi geografis lokasi kantor telkom di kota medan masih bersifat manual. Bentuk manual

Lebih terperinci

3.2.3 Resiko, Keuntungan dan Kerugian Forex Metode Prediksi dalam Forex MetaTrader 4 sebagai Platform Trading dalam Forex...

3.2.3 Resiko, Keuntungan dan Kerugian Forex Metode Prediksi dalam Forex MetaTrader 4 sebagai Platform Trading dalam Forex... DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... iii PERNYATAAN... iv HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v PRAKATA... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR PERSAMAAN... xv DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

Model Prediksi Berbasis Neural Network untuk Pengujian Perangkat Lunak Metode Black-Box

Model Prediksi Berbasis Neural Network untuk Pengujian Perangkat Lunak Metode Black-Box Model Prediksi Berbasis Neural Network untuk Pengujian Perangkat Lunak Metode Black-Box Zulkifli Program Studi Teknik Informatika STMIK Teknokrat Bandar Lampung, Indonesia zulkiflist34@yahoo.co.id Abstrak

Lebih terperinci