BAB III SISTEM PENGELOLAAN DANA INVESTASI ASURANSI SYARI AH DI PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA SEMARANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III SISTEM PENGELOLAAN DANA INVESTASI ASURANSI SYARI AH DI PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA SEMARANG"

Transkripsi

1 BAB III SISTEM PENGELOLAAN DANA INVESTASI ASURANSI SYARI AH DI PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA SEMARANG A. Gambaran Umum PT. Asuransi Takaful Keluarga Semarang Pada tanggal 27 Juli 1993 Tim Pembentukan Asuransi Modern (TEPATI) menargetkan dalam waktu satu tahun, Asuransi Takaful Indonesia sudah harus terbentuk di Indonesia. Anggota TEPATI terdiri: wakil dari yayasan Abdi Bangsa, Bank Muamalat Indonesia dan Asuransi Jiwa Tugu Muda Mandiri juga mengikutsertakan beberapa pejabat dari Departemen Keuangan. Setelah melakukan berbagai persiapan, termasuk sebuah seminar nasional di hotel Indonesia, akhirnya berdirilah PT. Syarikat Takaful Indonesia (STI) sebagai holding company pada tanggal 24 Februari Kemudian STI mendirikan dua anak perusahaan yakni PT. Asuransi Takaful Keluarga dan PT. Asuransi Takaful Keluarga Umum. PT. Asuransi Takaful Keluarga diresmikan oleh Menteri Keuangan Mar ie Muhammad di Puri Hotel Sahid Jaya, Jakarta pada tanggal 25 Agustus 1994 dengan modal setor lima milyar rupiah. Izin operasinya keluar pada tanggal 4 Agustus 1994 melalui SK Menkeu No. Kep 385/KMK.017/1994. Dalam menjalankan usahanya secara syari ah perusahaan asuransi dan reasuransi syari ah hanya menggunakan pedoman yang dikeluarkan oleh Dewan Syari ah Nasional Majelis Ulama Indonesia No. 21/DSN MUI/X/

2 27 tentang Pedoman Umum Asuransi Syari ah. Fatwa tersebut dikeluarkan karena regulasi yang ada dan tidak dapat dijadikan pedoman untuk menjalankan asuransi secara syari ah. Namun demikian, fatwa dari Dewan Syari ah Nasional MUI ini tidak mempunyai kekuatan hukum dalam Hukum Nasional karena tidak masuk dalam jenis peraturan perundang-undangan di Indonesia. Agar ketentuan dalam fatwa Dewan Syari ah Nasional MUI tersebut memiliki kekuatan hukum, maka perlu dibentuk peraturan perundang-undangan yang telah dikeluarkan pemerintah berkaitan dengan Asuransi Syari ah. 1 Adapun peraturan perundang-undangan yang telah dikeluarkan pemerintah berkaitan dengan asuransi Islam yaitu: 1. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 426/KMK.06/2003 tentang Perizinan Usaha dan Kelembagaan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi. 2. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 424/KMK.06/2003 tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi. 3. Keputusan Direktur Jendral Lembaga Keuangan Nomor Kep. 4499/LK/2000 tentang Jenis, Penilaian, dan Pembatasan Investasi Perusahaan Reasuransi dengan sistem syari ah. 2 Salah satu perusahaan dari asuransi konvensional, bahwa pada asuransi syari ah terdapat yang namanya Dewan Pengawas Syari ah (DPS), 1 Wirdyaningsih, Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, Jakarta: Kencana, 2005, hlm Ibid, hlm. 255.

3 28 yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Dewan Syari ah Nasional (DSN MUI). Peran utama para ulama dalam Dewan Pengawas Syari ah adalah mengawasi jalannya operasional sehari-hari lembaga keuangan syari ah (seperti Bank, Asuransi, Obligasi, Pasar Modal, Leasing, dan sebagainya), agar transaksi dibandingkan dengan lembaga yang sama (konvensional). Karena itu, diperlukan garis panduan (guide lines) yang mengaturnya. Garis panduan ini disusun dan ditentukan oleh Dewan Syari ah Nasional. 3 Fungsi Dewan Pengawas Syari ah adalah: 1. Melakukan pengawasan secara periodik pada lembaga keuangan syari ah yang berada di bawah pengawasanya. 2. Berkewajiban mengajukan usul-usul pengembangan lembaga keuangan syari ah kepada pimpinan lembaga yang bersangkutan dan Dewan Syari ah Nasional (DSN) 3. Melaporkan perkembangan produk dan operasional lembaga keuangan syari ah yang diawasinya kepada Dewan Syari ah Nasional sekurangkurangnya dua kali dalam satu tahun anggaran. 4. Merumuskan permasalahan-permasalahan yang memerlukan pembahasanpembahasan Dewan Syari ah Nasional. 4 3 Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syari ah Wacana Ulama dan Cendekiawan, Jakarta: Tazkia Institut, 1999, hlm Muhammad Syahir Sula, Asuransi Syari ah, Jakarta: Gema Insani, 2004, hlm. 300.

4 29 Struktur Organisasi Branch Manager Inkaso & Keuangan Bagian Teknik Kolektor Bagian Umum Eksekutif Financial Consultan Unit Manager Unit Manager UnitManager Financial Consultan Financial Consultan Financial Consultan Financial Consultan Financial Consultan Berikut ini adalah tugas masing-masing bagian dalam struktur organisasi PT. Asuransi Takaful Keluarga Semarang: 1. Branch Manager/Kepala Cabang a. Mengawasi langsung pada bagian dibawahnya, pengawasan dilakukan dengan tujuan untuk mencapai keberhasilan kinerja, kelancaran dan ketertiban perusahaan. b. Mengadakan hubungan kerja sama baik ke dalam maupun ke luar. 2. Bagian Administrasi dan Keuangan a. Menyusun data keuangan yang diperlukan oleh Kepala Cabang b. Membuat daftar gaji c. Mengadakan kalkulasi dan penyusunan neraca d. Melakukan pembayaran gaji kepada karyawan e. Memberikan bonus pada bagian marketing

5 30 3. Kolektor Melaksanakan penagihan kepada nasabah yang telah jatuh tempo 4. Bagian Umum Melaksanakan tugas-tugas pekerjaan di kantor secara umum 5. Marketing Bertanggung jawab dalam pemasaran produk takaful 6. Financial Consultant Bertugas memasarkan produk takaful baik dengan mendatangi calon nasabah langsung, melalui brosur maupun dengan cara lainnya. Misalnya melalui Takaful Authorized Agency, yaitu pemasaran dilakukan oleh pihak luar dengan sistem bagi hasil. 5 Produk-produk yang dimiliki oleh PT. Asuransi Takaful Keluarga Semarang, berbeda dengan asuransi lain. Sebab asuransi ini berdasarkan syari ah Islam. Jadi asuransi tidak melakukan kegiatan produksi atau jasa yang melanggar sayri ah Islam. Karena PT. Asuransi Takaful Keluarga Semarang ada pengawasanya yang bertugas meninjau apakah produk-produk yang akan disosialisasikan kepada masyarakat sesuai dengan konsep syari ah. Pengawasanya adalah Prof. KH. DR. H. M. Syfi i Antonio, M. SSc., Prof. Dr. Quraish Shihab, MA., dan KH. Didin Hafifuddin. 6 B. Prinsip-Prinsip PT. Asuransi Takaful Keluarga Semarang 5 Wawancara dengan Bapak Abdurrahman selaku Bagian Administrasi Keuangan tanggal 26 Juli 2006, di PT. Asuransi Takaful Keluarga Semarang. 6 Basic Training Modul, 2004, Asuransi Takaful, hlm. 3.

6 31 Keberadaan produk asuransi syari ah selain karena tuntutan pasar juga dikarenakan keberadaan suatu produk diperlukan dalam rangka menjaga komitmen terhadap prinsip-prinsip syari ah, terutama kemaslahatan umat dan rahmat bagi alam. Kondisi ini menunjukkan bahwa selain karena orientasi bisnis, asuransi syari ah juga berorientasi pada syi ar Islam. Hal inilah yang menjadikan asuransi syari ah dituntut lebih aktif, kreatif, dan inovatif terhadap berbagai perkembangan di dalam kehidupan masyarakat. Produk asuransi syari ah ditawarkan kepada seluruh masyarakat, bukan saja muslim tetapi juga non muslim. Prinsip tolong menolong (Takaful) dalam asuransi syari ah bermakna universal, tolong menolong bukan saja ditujukan kepada sesama muslim tetapi seluruh manusia. Dimana satu diantara lain sebagai sesama manusia mempunyai potensi mendapatkan resiko yang sama dalam hidup ini. Prinsip tolong menolong inilah yang menjadi kelebihan sistem asuransi syari ah dibanding sistem asuransi konvensional. Dan hal ini yang menjadikan alasan bagi masyarakat untuk tertarik menjadi bagian dari penyelenggaraan asuransi syari ah. 7 Asuransi Takaful Keluarga Semarang tegak diatas tiga prinsip, yaitu: 1. Saling bertanggungjawab Rasa bertanggungjawab warga masyarakat dengan yang lainnya merupakan faktor yang mempererat rasa kesatuan dan persaudaraan serta mengukuhkan masyarakat bersangkutan. 2. Saling bekerjasama atau bantu membantu 7 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syari ah, Deskripsi dan Ilustrasi, Yogyakarta: Adipura, 2003, hlm. 112.

7 32 Tolong menolong sesama manusia dalam kebajikan dan taqwa merupkan suatu kewajiban. Anugerah harta yang berasal dari Allah hendaklah digunakan untuk meringankan beban penderitaan atau memenuhi kebutuhan keluarga, anak yatim, fakir miskin, dan kaum dhua fa. 3. Saling melindungi penderitaan satu sama lain Keselamatan dan keamanan merupakan tuntutan alami dalam hidup manusia. Orang miskin satu memberikan keselamatan hidup kepada sesama muslim dari gangguan perkataan dan perbuatannya. Tiga landasan prinsip takaful tersebut tidak mungkin terealisasi dalam kehidupan nyata jika tidak dilandasi iman dan taqwa kepada Allah. Niat yang ikhlas untuk membantu sesama manusia yang mengalami penderitaan karena musibah atau meringankan mereka dengan berbagai resiko dengan mengalami musibah, merupakan landasan awal dalam Asuransi Takaful. 8 Dan dapat dipertegas takaful dipandang dari segi muamalah bermakna saling memikul resiko diantara sesama orang, sehingga antara satu dengan yang lain saling menjadi penanggung atas resiko yang muncul. Saling pikul resiko ini dilakukan atas dasar tolong menolong dalam kebaikan. Caranya masing-masing mengeluarkan dana tabarru atau dana ibadah. Jadi filsaft takaful didasarkan pada prinsip-prinsip tauhid, saling menyayangi, saling membantu serta saling melindungi dan bertanggung jawab sesama muslim dan manusia Muhammad, Lembaga-Lembaga Keuangan Umat Kontemporer, Yogyakarta: UII Press, 9 Suhrawardi, K. Lubis, Hukum Ekonomi Islam, Jakarta: Sinar Grafika hlm. 82.

8 33 Adapun takaful dapat didefinisikan sebagai pertanggungan yang berbentuk tolong menolong atau disebut juga dengan perbuatan kafal, yaitu perbuatan saling menolong dalam menghadapi suatu resiko yang tidak diperkirakan sebelumnya. 10 Dalam operasionalnya, lembaga ini mensyaratkan adanya pihak yang mengikatkan diri untuk bekerjasama saling menanggung (peserta), pihak yang diberi amanah untuk mengatur kerjasama tersebut (perusahaan), serta ketentuan-ketentuan hukum berdasarkan syari ah. Secara umum asuransi takful Keluarga Semarang mempunyai makna kehidupan Islam yaitu tolong menolong, investasi atau mata pencaharian dan derma atau infaq. 11 Asumsi bahwa asuransi termasuk masalah muamalah yang baru dikenal. Sebab pada saat Rasulullah SAW. masalah ini tidak ada contohnya karena itulah hukum asuransi dicari melalui ijtihad. Ada empat kelompok ulama dalam memandang asuransi, yaitu: 1. Mengharamkan asuransi dalam segala macam dan bentuknya; 2. Membolehkan semua bentuk asuransi; 3. Membolehkan asuransi yang bersifat sosial dan mengharamkan asuransi yang bersifat komersial; 4. Meragukan (termasuk sesuatu yang syubhat). 12 Prinsip-prinsip asuransi adalah unsur-unsur penting dalam perjanjian yang mengatur hubungan, hak, dan kewajiban para pihak agar perjanjian 10 Ibid. 11 Wawancara dengan bapak Abdurrahman selaku Bagian Administrasi dan Keuangan, tanggal 26 Juli 2006, di PT. Asuransi Takaful Keluarga Semarang. 12 Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah, Jakarta: Gunung Agung, 1997, hlm. 128.

9 34 pertanggungan dapat berjalan dan berlaku. Dalam hal ini Asuransi Takful Keluarga memiliki peran dalam kehidupan umat manusia, diantaranya: 1. Proteksi bagi keluarga a. Pendapatan keluarga b. Dana penyesuaian c. Dana pemutihan 2. Menabung a. Dana hari tua b. Dana pendidikan 3. Alat bisnis a. Proteksi kredit b. Proteksi hipotik c. Key person d. Kelangsungan usaha e. Kesejahteraan karyawan Berikut adalah contoh sederhana dari manfaat/peran asuransi yang diharapkan dapat memberikan gambaran dan pemahaman dari peranan asuransi: Kebutuhan dan Kesejahteraan Keluarga Pendapatan Pencari nafkah

10 35 Bila pencari nafkah ditakdirkan meninggal atau cacat, maka kebutuhan dan kesejahteraan keluarganya akan kurang terjamin. Kebutuhan dan Kesejahteraan Keluarga Hasil Investasi Manfaat asuransi Rp Dengan menjadi peserta asuransi diharapkan pada saat terjadinya resiko, hasil investasi dari manfaat asuransi dapat menggantikan pendapatan atau sebagai dana penyesuaian bagi keluarga, sehingga kebutuhan dan kesejahteraan keluarganya insya Allah akan terjamin. C. Pengelolaan Dana Investasi Asuransi Takaful Keluarga Semarang Sistem ta awun yang telah diatur dengan sistem yang rapih antara sejumlah besar peserta, semuanya telah siap mengantisipasi suatu peristiwa. Jika sebagian peserta mengalami peristiwa tersebut, maka semuanya saling menolong dalam menghadapi peristiwa itu dengan sedikit pemberian (derma) yang diberikan oleh setiap individu. Asuransi bentuk ini yang biasa digunakan oleh asuransi lainnya dengan premi tepat. Ada tiga landasan dalam pendirian Asuransi Takaful yang sangat besar pengaruhnya dalam pengelolaan dana Asuransi, yaitu: 1. Gharar (ketidakpastian) Ada beberapa pertanyaan yang menghalalkan Asuransi Takaful menurut al-ustadz al-fadhil Asy ari, syeikh Alirah al-khatif:

11 36 Hanya melihat suatu segi saja, yaitu adanya hubungan antara penanggung dengan seorang tertanggung tertentu, tanpa melihat segi lain, yaitu segi hubungan antara penanggung dengan sekelompok tertanggung, yang pada saat itu penanggung hanya berperan sebagai wasit atau perantara yang mengumpulkan premi-premi mereka dan mengatur ta awunnya untuk menghadapi dan menutupi kerugian yang menimpa sebagian mereka. 13 Sedangkan al-ustadz Musthafa az-zarqa juga berkata: Semua azas asuransi bersandarkan dan beredar kepada satu poros yaitu mewujudkan tadhamun dintara sekelompok manusia yang diancam oleh peristiwa-peristiwa tertentu yang sama. Disampingn itu tujuan pokok asuransi jiwa hanya kesepakatan semata untuk memberikan bantuan (subsidi) yang tlah dibatasi yang dapat menghibur keluarga yang ditimpa musibah kematian tertanggung. 14 Dan tujuan akad asuransi diselenggarakan oleh perusahaanperusahaan asuransi adalah memindahkan kerugian yang ditimbulkan oleh kejadian-kejadian peristiwa dari tanggung jawab orang yang ditimpa kepada tanggung jawab para tertanggung yang lain, dengan cara mengganti kerugian yang menimpa salah seorang diantara mereka melalui premi-premi yang mereka bayar. Inilah jenis ta awun. 13 Ibid. 14 Ibid.

12 37 2. Maisir (untung-untungan) Salah satu dari ciri judi adalah keuntungan sepihak dengan mengalahkan pihak lainnya. Dan jika memperoleh kekalahan maka kekalahannya tersebut sebagai pengganti dari kemungkinan menang. Beranjak dari pengertian di atas asuransi/takaful sendiri tidak membuka keuntungan sepihak. Parameter keuntungan bagi tertanggung yakni berdasarkan pada angsuran tetapi sesuai dengan jumlah selam waktu yang telah disepakati ditambah dengan bagi hasil. Akad asuransi berdasarkan atas nama memperbaiki akibat-akibat bencana peristiwa jiwa atau harta seseorang dalam lapangan aktifitas tertanggung dari kerugian-kerugian yang menimpanya sebelum kejadian peristiwa-peristiwa tersebut. Dalam aspek tadhamun, takaful dan ta awun syari ah Islam telah menetapkan sistem yang bijaksana dan hukum-hukum yang adil. Dalam perspektif Islam negara (pemerintah) wajib menjamin orang yang sudah tidak mampu bekerja dengan memberikan pangan, sandang. Sebagaimana yang dikatakan oleh sebagian mujtahid (syarat dengan kemaslahatan). 3. Riba (bunga) Nilai ta awun (derma) tidak dimaksudkan memperoleh suatu keuntungan dan tidak menunggu pengganti yang bernilai uang. Tabarru yang katanya ada dalam asuransi yang berdasarkan suatu hipotesis bahwa ada pemufakatan atau akad din antara semua manusia. Pendekatan ini menciptakan suatu hubungan diantara peserta, yang berdasarkan kepada

13 38 niat memberi, berkorban dan tabarru dengan premi-premi yang peserta. Tujuannya adalah menutupi atau mengganti kerugian-kerugian akibat kejadian peristiwa yang menimpa salah seorang diantara peserta. Orang yang berhak memperoleh pengganti tidak mengambilnya dari uang yang ditabarru kan sebagai pengganti premi-premi atau iuran yang dibayarnya. Tetapi dia mengambilnya karena termasuk orang yang telah memiliki sifat atau syarat pemilikan uang yang ditabarru kan tersebut. Dengan satu kaidah Orang yang berderma kepada suatu kelompok yang memiliki satu ciri/sifat, maka ia berhak memperoleh bagian dalam uang derma tersebut jika ia masih menjadi anggota kelompok tersebut. Menurut Dawam Raharjo, komitmen nilai-nilai Asuransi Takaful Keluarga adalah sebagai berikut: Taqwa merupakan landasan utama dalam mengelola lembaga keuangan syari ah. Amanah terhadap kepercayaan pemegang saham dan investor Kepuasan dan manfaat selalu dirasakan oleh para nasabah dan relasi Budi pekerti yang luhur melandasi etos kerja para pemimpin dan karyawan Forum pembinaan sumber daya manusia yang ditujukan untuk mencapai profesionalisme yang berdasarkan nilai-nilai Islam. Ukhuwah merupakan landasan komunikasi internal dan eksternal

14 39 Lingkungan dan negara insya Allah mendapatkan amanah. 15 Operasionalisasi takaful keluarga Semarang yang sebenarnya terjadi adalah saling bertanggung jawab, saling membantu dan melindungi oleh para peserta sendiri. Keuntungan perusahaan takaful diperoleh dari bagian keuntungan dana para peserta yang dikembangkan dengan prinsip mudharabah bagi laba rugi. Bagi hasil (profit and lost sharing) sudah dimulai sejak diresmikannya Bank Mu amalat Indonesia, yang sudah termasuk sebagai Undang-Undang Perbankan, sebagai pengganti bunga. 16 Keuntungan yang diperoleh para peserta berkedudukan sebagai pemilik modal, sedangkan perusahaan takaful sebagai pengembangan dana bagi peseta sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati. Takaful Keluarga adalah bentuk takaful yang memberikan perlindungan dalam menghadapi musibah kematian dan kecelakaan atas diri peserta takaful. Dalam musibah kematian yang akan menerima santunan sesuai perjanjian adalah keluarga/ahli waris atau yang ditunjuk. Dalam musibah kecelakaan mengakibatkan kematian yang akan menerima adalah keluarga peserta yang mengalami musibah. 17 Beberapa hal yang menjadi perhatian pihak Asuransi Takaful Keluarga Semarang adalah sebagai berikut: 15 Dawam Rahajo, Ulumul Qur an, Perspektif Takaful di Indonesia, no. 2 edisi viii/1996, Jakarta, hlm Ibid, hlm Muhammad, Lembaga-Lembaga Keuangan Umat Kontemporer, Op. Cit.

15 40 1. Angsuran (premi) akan disalurkan ke dalam Kumpulan Uang Peserta untuk selanjutnya diinvestasikan dalam pembiayaan-pembiayaan proyek yang dibenarkan syari ah. 2. Keuntungan yang diperoleh akan dibagikan sesuai dengan perjanjian mudharabah yang telah disepakati sebelumnya. Misalnya 60 % untuk peserta dan 40 % untuk perusahaan takaful. 3. Bagian keuntungan 60 % akan dikreditkan ke dalam rekening peserta dan rekening khusus peserta secara proporsional. Santunan takaful keluarga diberikan kepada peserta takaful, apabila: - Peserta meninggal dunia sebelum jatuh tempo (masih dalam masa pertanggungan), jika peserta takaful meninggal dunia maka ahli waris akan menerima pembayaran santunan takaful sebesar jumlah nominal premi yang telah disetorkan oleh peserta, yang masuk dalam rekening peserta ditambah dengan bagian keuntungan hasil investasi. Disamping itu ahli waris akan menerima sisa angsuran takaful yang seharusnya dilunasi oleh peserta. Jumlah sisa ini terhitung mulai tanggal meninggalnya hingga berakhir masa pertangungannya. - Peserta masih hidup hingga jatuh tempo (masa pertanggungan berakhir). Apabila peserta masih hidup hingga masa pertangungan berakhir, maka yang bersangkutan sebagai berikut: a. Menerima kembali seluruh angsuran yang pernah disetorkan, yang terkumpul dalam rekening peserta, ditambah dengan bagian keuntungan hasil investasi.

16 41 b. Menerima kelebihan dari rekening khusus peserta. Kelebihan ini akan diperoleh, jika dikurangi oleh biaya operasional perusahaan dan biaya pembayaran santunan takaful keluarga, masih terdapat kelebihan. 18 c. Peserta mengundurkan diri sebelum jatuh tempo (sebelum masa/klaim berakhir). Apabila peserta takaful mengundurkan diri karena suatu sebab yang tidak dapat terelakkan, sedang masa pertanggungan belum berakhir, maka yang bersangkutan akan menerima kembali semua uang premi yang pernah disetorkan, yang terkumpul dalam rekening peserta, ditambah dengan bagian keuntungan hasil investasi. Sebagai contoh: Pak Irfan membayar premi Rp ,- kemudian pak Irfan dipanggil Allah, sehingga dana yang sudah diberikan di takaful (menabung), ahli waris akan mendapatkan Rp ,- (dana tersebut berasal dari derma seluruh peserta takaful di seluruh Indonesia). 19 Jadi dari uraian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa Asuransi Takaful Keluarga adalah asuransi yang dalam pengelolaan dananya bertumpu pada konsep tolong menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan serta perlindungan dan menjadikan semua peserta sebagai keluarga besar yang saling menanggung satu sama lain. Gambaran umum mengenai pengertian Asuransi Takaful, prinsip/landasan filosofi, komitmen dan lain sebagainya tersebut di Asuransi 18 Basic Modul 2004, Asuransi Takaful. 19 Wawancara dengan Bapak Imam Selaku Financial consultant, tanggal 27 Juli 2006, di PT. Asuransi Takaful Keluarga Semarang.

17 42 Keluarga Semarang pada dasarnya sama dengan Asuransi Takaful secara keseluruhan. Sehingga referensi yang penulis pakai masih bersifat universal. Mekanisme pengelolaan dana Asuransi Takaful Keluarga Semarang pada dasarnya juga sama dengan Asuransi Takaful secara keseluruhan, sehingga tidak ada perbedaan yang signifikan diantara keduanya. Adapun mekanisme pengelolaan dana investasi Asuransi Takaful Keluarga Semarang dapat dilihat dalam skema sebagai berikut: 1. Mekanisme Pengelolaan Dana Kontribusi (Premi) dengan Tabungan Perusahaan Biaya Operasional Hubungan mudharabah Investasi Hasil Investasi Peserta Tabungan Tabungan Tabungan Premi Takaful Total Dana Premi Risiko/ Rekening Khusus Tabungan Tabungan Keterangan: Rekening tabungan yaitu kumpulan dana yang merupakan milik peserta, dibayarkan bila perjanjian berakhir, peserta mengundurkan diri atau meninggal dunia.

18 43 Rekening khusus, yaitu kumpulan dana yang diniatkan oleh peseta sebagai derma untuk tujuan saling membantu dan dibayarkan bila peserta meninggal dunia atau perjanjian telah berakhir, jika ada surplus dana. 20 Seluruh dana yang terkumpul dari peserta asuransi diinvestasikan sesuai dengan prinsip syari ah. Hasil investasi dibagikan menurut sistem bagi hasil (mudharabah) yaitu 60 % peserta dan 40 % perusahaan. 2. Mekanisme pengelolaan dana kontribusi (premi) tanpa unsur tabungan. 21 Perusahaan Biaya Operasional Hubungan mudharabah Investasi Hasil Investasi Peserta Bagian Perusahaa Premi Takaful Total Dana Total Dana Beban Asuransi Surplus Operasion 40 % 60 % Bagian Peserta Keterangan: Setiap premi yang dibayar peserta setelah dikurangi biaya pengelolaan dimasukkan ke dalam rekening khusus (kumpulan dana) 20 Brosur Takaful Indonesia (Asuransi Syari ah). 21 Basic Training Modul, 2004, Asuransi Takaful Keluarga, Jakarta, hlm. 37.

19 44 Kumpulan dana peserta diinvestasikan sesuai dengan prinsip syari ah Hasil investasi dimasukkan ke dalam dana peserta, kemudian dikurangi dengan beban asuransi (klaim dan premi perusahaan) Surplus kumpulan dana peserta dengan sistem bagi hasil (al- Mudharabah) 60 % peserta dan 40 % perusahaan. Asuransi Takaful Keluarga Semarang mempunyai keunggulan adalah adanya Dewan Pengawas Syari ah, aqad kepesertaan tolong menolong, adanya mudahrabah (bagi hasil) untuk tabungan peserta, perusahaan merupakan pemegang dari dana peserta (sehingga jika klaim tidak terjadi kesulitan pengambilan dana oleh peserta), tidak adanya uang hangus (loss premi), kapan saja perjanjian dibatalkan tabungan hak peserta harus mengikhlaskan derma dari premi (dana kebajikan untuk tolong menolong jika terjadi musibah) dan biaya administrasi hanya pertama. Operasionalisasi Asuransi Takaful Keluarga Semarang ini adalah pad prinsipnya peserta menabung (saving) untuk perlindungannya bila terjadi kecelakaan, bila meninggal dunia, bila sakit, dan bila terjadi kecelakaan lalu mengalami cacat ringan. Dalam mengikuti atau masuk takaful keluarga Semarang kontrak dua tahun. Maka dari itu Asuransi Takaful memahami sistem bagi hasil yaitu 60 % untuk peserta dan 40 % untuk perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi yang di selenggarakan sesuai dengan syariah.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi yang di selenggarakan sesuai dengan syariah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asuransi syariah merupakan prinsip perjanjian berdasarkan hukum islam antara perusahaan asuransi atau perusahaan reasuransi dengan pihak lain, dalam menerima amanah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi. Tidak hanya untuk kepentingan pribadi dan keluarga, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. terjadi. Tidak hanya untuk kepentingan pribadi dan keluarga, tetapi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asuransi sebagai salah satu lembaga keuangan non bank yang bergerak dalam bidang usaha (bisnis) pengelolaan atau penanggulangan risiko, pada hakikatnya bertujuan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. A. Pengelolaan dana tabarru pada AJB Bumiputra 1912 kantor cabang

BAB IV ANALISIS. A. Pengelolaan dana tabarru pada AJB Bumiputra 1912 kantor cabang 52 BAB IV ANALISIS A. Pengelolaan dana tabarru pada AJB Bumiputra 1912 kantor cabang syariah di Semarang Berikut ini akan dijelaskan pengelolaan dana tabarru yang terdapat pada AJB Bumiputera Unit Syariah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS SISTEM BAGI HASIL PRODUK ASURANSI HAJI MITRA MABRUR. A. Pembiayaan Dana Haji Mitra Mabrur AJB Bumiputera 1912 Syari ah

BAB IV ANALISIS SISTEM BAGI HASIL PRODUK ASURANSI HAJI MITRA MABRUR. A. Pembiayaan Dana Haji Mitra Mabrur AJB Bumiputera 1912 Syari ah BAB IV ANALISIS SISTEM BAGI HASIL PRODUK ASURANSI HAJI MITRA MABRUR A. Pembiayaan Dana Haji Mitra Mabrur AJB Bumiputera 1912 Syari ah Setiap umat Islam dimanapun berada tidak ada yang tidak rindu untuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. A. Pelaksanaan Akad Tabarru Pada PT. Asuransi Takaful Keluarga

BAB IV ANALISIS. A. Pelaksanaan Akad Tabarru Pada PT. Asuransi Takaful Keluarga 91 BAB IV ANALISIS A. Pelaksanaan Akad Tabarru Pada PT. Asuransi Takaful Keluarga Bandar Lampung Harta Hak milik dalam arti sebenarnya tidak hanya sekedar aset biasa, akan tetapi memiliki arti yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Islam yang menjadi bagian tak terpisahkan dari agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Islam yang menjadi bagian tak terpisahkan dari agama Islam BAB I PENDAHULUAN Hukum Islam yang menjadi bagian tak terpisahkan dari agama Islam merupakan hukum yang secara empirik hidup dalam masyarakat Indonesia (the living law) sejak masuknya Islam ke Nusantara.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan Industri Asuransi Jiwa Di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan Industri Asuransi Jiwa Di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan industri asuransi jiwa di Indonesia berkembang cukup pesat dan memainkan peranan yang cukup besar dalam perekonomian di Indonesia dewasa ini. Seiring dengan

Lebih terperinci

PRAKTIK ASURANSI SYARIAH DALAM PERSPEKTIF FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJELIS ULAMA INDONESIA DAN KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARIAH

PRAKTIK ASURANSI SYARIAH DALAM PERSPEKTIF FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJELIS ULAMA INDONESIA DAN KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARIAH 0 PRAKTIK ASURANSI SYARIAH DALAM PERSPEKTIF FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJELIS ULAMA INDONESIA DAN KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARIAH (Studi Multi Situs pada Asuransi Bumiputera Syariah dan Asuransi Manulife

Lebih terperinci

Asuransi Syariah. Insurance Goes To Campus. Oleh: Subchan Al Rasjid. Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 17 Oktober 2013

Asuransi Syariah. Insurance Goes To Campus. Oleh: Subchan Al Rasjid. Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 17 Oktober 2013 Insurance Goes To Campus Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 17 Oktober 2013 Asuransi Syariah Oleh: Subchan Al Rasjid Sharia Division Sharia - Marketing Manager PT. BNI Life Insurance Pengertian Asuransi-text

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAYARAN KLAIM ASURANSI JIWA AKIBAT TERTANGGUNG BUNUH DIRI

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAYARAN KLAIM ASURANSI JIWA AKIBAT TERTANGGUNG BUNUH DIRI BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAYARAN KLAIM ASURANSI JIWA AKIBAT TERTANGGUNG BUNUH DIRI (studi tentang ketentuan yang berlaku pada PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Surabaya) A. Analisis Hukum

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN SISTEM MUD{A>RABAH MUSYA>RAKAH PADA PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA SURABAYA

BAB III PELAKSANAAN SISTEM MUD{A>RABAH MUSYA>RAKAH PADA PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA SURABAYA BAB III PELAKSANAAN SISTEM MUD{A>RABAH MUSYA>RAKAH PADA PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA SURABAYA A. PENJELASAN SINGKAT TENTANG PT. ASURANSI TAKAFUL SURABAYA 1. Sejarah berdirinya PT. Asuransi Takaful Keluarga

Lebih terperinci

AKUNTANSI ASURANSI SYARIAH. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

AKUNTANSI ASURANSI SYARIAH. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si. AKUNTANSI ASURANSI SYARIAH Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si. Pengertian Asuransi Syariah Asuransi dalam bahasa Arab disebut At ta min yang berasal dari kata amanah yang berarti memberikan perlindungan,

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Operasional Produk Mitra Mabrur Plus. masyarakat sebagai calon peserta asuransi.

BAB V PEMBAHASAN. A. Operasional Produk Mitra Mabrur Plus. masyarakat sebagai calon peserta asuransi. BAB V PEMBAHASAN A. Operasional Produk Mitra Mabrur Plus Sebagai sebuah perusahaan asuransi, maka asuransi syariah menawarkan produk-produk perasuransiannya. Produk asuransi yang dimaksud di sini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat kehidupan manusia tidak dapat terlepaskan dari risiko. Risiko

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat kehidupan manusia tidak dapat terlepaskan dari risiko. Risiko BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hakikat kehidupan manusia tidak dapat terlepaskan dari risiko. Risiko dapat terjadi pada perseorangan maupun kelompok organisasi atau perusahaan. Setiap tahap

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN SISTEM MUD{A>RABAH MUSYA>RAKAH PADA PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA SURABAYA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN SISTEM MUD{A>RABAH MUSYA>RAKAH PADA PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA SURABAYA BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN SISTEM MUD{A>RABAH MUSYA>RAKAH PADA PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA SURABAYA A. Analisa Terhadap Penerapan Sistem Mud{a>rabah Musya>rakah Pada PT. Asuransi

Lebih terperinci

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH SESI 11: Akuntansi Pengelola Dana Asuransi Syariah Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA 2 DEFINISI : FATWA DSN NO 21/DSN-MUI/X/2001 TENTANG PEDOMAN UMUM ASURANSI SYARIAH Asuransi

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian serta analisis hasil penelitian yang telah dikemukakan

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian serta analisis hasil penelitian yang telah dikemukakan BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian serta analisis hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka pada bagian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Konsep

Lebih terperinci

BAB 1V REASURANSI PADA TABUNGAN INVESTASI DI BANK SYARIAH BUKOPIN SIDOARJO DITINJAU DARI HUKUM ISLAM

BAB 1V REASURANSI PADA TABUNGAN INVESTASI DI BANK SYARIAH BUKOPIN SIDOARJO DITINJAU DARI HUKUM ISLAM BAB 1V REASURANSI PADA TABUNGAN INVESTASI DI BANK SYARIAH BUKOPIN SIDOARJO DITINJAU DARI HUKUM ISLAM A. Aplikasi Reasuransi pada Tabungan Investasi di Bank Syariah Bukopin Sidoarjo PT Bank Syariah Bukopin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2014, hlm.viii. 2 Nurul Ichsan Hasan, Pengantar Perbankan Syariah, Gaung Persada Pers Group, Cet ke-1, Jakarta, 2014, hlm.100.

BAB I PENDAHULUAN. 2014, hlm.viii. 2 Nurul Ichsan Hasan, Pengantar Perbankan Syariah, Gaung Persada Pers Group, Cet ke-1, Jakarta, 2014, hlm.100. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Umat Islam pada zaman sekarang ini semakin bersemangat untuk merealisasikan syariat di dalam kehidupan mereka sehingga dapat sesuai dengan tuntutan al-qur an dan al-sunnah.

Lebih terperinci

BAB III KLAIM ASURANSI PADA PT ASURANSI TAKAFUL UMUM SURABAYA

BAB III KLAIM ASURANSI PADA PT ASURANSI TAKAFUL UMUM SURABAYA 48 BAB III KLAIM ASURANSI PADA PT ASURANSI TAKAFUL UMUM SURABAYA A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Berdirinya PT. Asuransi Takaful Umum Surabaya PT Syarikat Takaful Indonesia (perusahaan) berdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketidakmengertianya akan masalah metafisis. Manusia tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. ketidakmengertianya akan masalah metafisis. Manusia tidak dapat BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusiasaat ini sudah sedemikian sarat dengan beragam ancaman dan resiko bahaya, yang dipicu sendiri oleh kelemahanya, kesalahan-kesalahanya, kealpaanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alat analisis. Hal ini disebabkan karena di masa datang penuh dengan

BAB I PENDAHULUAN. alat analisis. Hal ini disebabkan karena di masa datang penuh dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kita sebagai manusia tidak seorangpun mengetahui tentang apa yang akan terjadi di masa datang secara sempurna walaupun menggunakan berbagai alat analisis. Hal ini

Lebih terperinci

BAB IV. IMPLEMENTASI FATWA DSN-MUI No 52/DSN-MUI/III/2006 TENTANG AKAD WAKALAH BIL UJRAH PADA ASURANSI MOBIL

BAB IV. IMPLEMENTASI FATWA DSN-MUI No 52/DSN-MUI/III/2006 TENTANG AKAD WAKALAH BIL UJRAH PADA ASURANSI MOBIL BAB IV IMPLEMENTASI FATWA DSN-MUI No 52/DSN-MUI/III/2006 TENTANG AKAD WAKALAH BIL UJRAH PADA ASURANSI MOBIL DI PT ASURANSI SINAR MAS SYARIAH PEKALONGAN Dalam bab ini akan dipaparkan mengenai akad yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahaya.resiko yang mengancam manusia sangatlah beragam, mulai dari kecelakaan

BAB I PENDAHULUAN. bahaya.resiko yang mengancam manusia sangatlah beragam, mulai dari kecelakaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia pada zaman modern ini sarat dengan beragam macam resiko dan bahaya.resiko yang mengancam manusia sangatlah beragam, mulai dari kecelakaan transportasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan khususnya kehidupan ekonomi sangat besar baik itu

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan khususnya kehidupan ekonomi sangat besar baik itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini bahaya kerusakan dan kerugian adalah kenyataan yang harus dihadapi manusia di dunia. Sehingga kemungkinan terjadi risiko dalam kehidupan khususnya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI JIWA PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG LARANGAN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI JIWA PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG LARANGAN SIDOARJO BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI JIWA PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG LARANGAN SIDOARJO A. Aplikasi Akad Mura>bah}ah pada Pembiayaan di BMT UGT Sidogiri Cabang Larangan

Lebih terperinci

PT PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE KONSEP SYARIAH

PT PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE KONSEP SYARIAH PT PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE KONSEP SYARIAH Always Listening, Always Understanding 10 PENGENALAN SYARIAH Syariah Syariah = Undang-undang Islam Definisi : Jalan yang lurus Sumber : Al Quran (45:18) ~ kemudian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS APLIKASI MANAJEMEN RISIKO DALAM PENGELOLAAN DANA TAKAFUL PENDIDIKAN PADA PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA CABANG SEMARANG

BAB IV ANALISIS APLIKASI MANAJEMEN RISIKO DALAM PENGELOLAAN DANA TAKAFUL PENDIDIKAN PADA PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA CABANG SEMARANG BAB IV ANALISIS APLIKASI MANAJEMEN RISIKO DALAM PENGELOLAAN DANA TAKAFUL PENDIDIKAN PADA PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA CABANG SEMARANG A. Analisis Aplikasi Manajemen Risiko Dalam Pengelolaan Dana Takaful

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persiapan yang dibuat oleh sekelompok orang yang masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. persiapan yang dibuat oleh sekelompok orang yang masing-masing BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada awalnya asuransi adalah suatu kelompok yang bertujuan membentuk arisan untuk meringankan beban keuangan individu dan menghindari kesulitan pembiayaan. Secara

Lebih terperinci

Unsur Fatwa Ketentuan dalam fatwa Implementasi di AJB tijarah tabarru

Unsur Fatwa Ketentuan dalam fatwa Implementasi di AJB tijarah tabarru Asuransi Syariah (Ta min, Takaful atau Tadhamun) adalah usaha saling melindungi dan tolong-menolong di antara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan / atau tabarru yang memberikan

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. 10 Tahun 1998 tentang perbankan syariah yang telah memberikan andil besar dalam

BAB I. Pendahuluan. 10 Tahun 1998 tentang perbankan syariah yang telah memberikan andil besar dalam BAB I Pendahuluan Latar Belakang Perkembangan perbankan di Indonesia sejak adanya revisi UU No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan syariah yang telah memberikan andil besar dalam perkembangan perbankan syariah

Lebih terperinci

BAB II Konsep Umum Tentang Asuransi Syari ah

BAB II Konsep Umum Tentang Asuransi Syari ah BAB II Konsep Umum Tentang Asuransi Syari ah A. Konsep Umum Tentang Asuransi Syari ah 1. Pengertian dan Sejarah Asuransi Syari ah Asuransi dalam arti bahasa disebut sebagai pertanggungan adapun dalam arti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. misalnya kematian, sakit atau risiko dipecat dari pekerjaannya. Dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. misalnya kematian, sakit atau risiko dipecat dari pekerjaannya. Dalam dunia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan sehari-hari manusia tidak akan terlepas dari risiko, karena tidak seorangpun yang dapat meramalkan apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang secara

Lebih terperinci

BAB II ASURANSI JIWA DALAM HUKUM ISLAM

BAB II ASURANSI JIWA DALAM HUKUM ISLAM BAB II ASURANSI JIWA DALAM HUKUM ISLAM A. Pengertian Asuransi Jiwa Dalam bahasa Arab, asuransi dikenal dengan istilah at-ta mi>n, penanggung disebut mu ammin, tertanggung disebut mu amman lahu atau musta

Lebih terperinci

Sharing (berbagi resiko). Cara pembayarannya sesuai dengan kebutuhan

Sharing (berbagi resiko). Cara pembayarannya sesuai dengan kebutuhan 62 BAB IV ANALISIS FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO. 81/DSN- MUI/III/2011 TERHADAP MEKANISME PENGEMBALIAN DANA TABARRU BAGI PESERTA YANG BERHENTI SEBELUM MASA PEMBAYARAN BERAKHIR PADA PRODUK PRULINK SYARIAH

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR Desentralisasi/ Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi

LAPORAN AKHIR Desentralisasi/ Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi LAPORAN AKHIR Desentralisasi/ Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi Urgensi Sertifikasi Kelembagaan Asuransi Syariah (Takaful) Dalam Rangka Perlindungan Hukum Nasabah Tahun ke 1 dari Rencana 2 Tahun Dr.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hal muamalah, selain hubungan sesama manusia yang bersifat keduniaan juga

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hal muamalah, selain hubungan sesama manusia yang bersifat keduniaan juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam hal muamalah, selain hubungan sesama manusia yang bersifat keduniaan juga memiliki konsekuensi di hari kiamat, sesuai dengan pertanggungjawaban amal perbuatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jadi wajar jika terjadinya sesuatu di masa datang hanya dapat direkayasa semata.

BAB I PENDAHULUAN. Jadi wajar jika terjadinya sesuatu di masa datang hanya dapat direkayasa semata. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kita sebagai manusia tak seorang pun mengetahui tentang apa yang akan terjadi di masa datang secara sempurna walaupun menggunakan berbagai alat analisis. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, itulah cita-cita Negara dan

BAB I PENDAHULUAN. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, itulah cita-cita Negara dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, itulah cita-cita Negara dan Bangsa Indonesia yang tercantum dalam Pancasila pasal ke-5. Tentunya adalah keadilan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah :

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah : BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah : Asuransi kerugian mempunyai sejarah yang cukup panjang di Indonesia. Riwayat perjalanan sejarah berdirinya asuransi kerugian di Indonesia sama tuanya dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDHULUAN. ancaman dan resiko bahaya, yang dipicu sendiri oleh kelemahanya, kesalahankesalahanya,

BAB I PENDHULUAN. ancaman dan resiko bahaya, yang dipicu sendiri oleh kelemahanya, kesalahankesalahanya, 1 BAB I PENDHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia saat ini sudah sedemikian sarat dengan beragam ancaman dan resiko bahaya, yang dipicu sendiri oleh kelemahanya, kesalahankesalahanya, kealpaanya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian, definisi asuransi adalah:

BAB II LANDASAN TEORI. Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian, definisi asuransi adalah: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Asuransi Syariah II.1.1. Pengertian Asuransi Sesuai dengan ketetapan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian, definisi asuransi adalah:

Lebih terperinci

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya PT.Takaful Keluarga Bandar Lampung

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya PT.Takaful Keluarga Bandar Lampung 66 BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya PT.Takaful Keluarga Bandar Lampung Berawal dari sebuah kepedulian yang tulus, beberapa pihak bersepakat untuk membangun perekonomian syariah di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kehadiran bank syariah ditengah-tengah perbankan konvensional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kehadiran bank syariah ditengah-tengah perbankan konvensional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehadiran bank syariah ditengah-tengah perbankan konvensional adalah untuk menawarkan sistem perbankan alternatif bagi umat Islam yang membutuhkan atau ingin memperoleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS PENERAPAN AKAD WADI AH PADA PRODUK TABUNGAN ZIARAH DI KOPENA PEKALONGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS PENERAPAN AKAD WADI AH PADA PRODUK TABUNGAN ZIARAH DI KOPENA PEKALONGAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS PENERAPAN AKAD WADI AH PADA PRODUK TABUNGAN ZIARAH DI KOPENA PEKALONGAN Produk Tabungan Ziarah di KOPENA Pekalongan menggunakan akad Wadiah dengan prosedur

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PENGELOLAAN DANA PREMI DAN BENTUK PERTANGGUNGAN PADA PT. ASURANSI ASTRA BUANA MOTOR SYARIAH SEMARANG

BAB III SISTEM PENGELOLAAN DANA PREMI DAN BENTUK PERTANGGUNGAN PADA PT. ASURANSI ASTRA BUANA MOTOR SYARIAH SEMARANG BAB III SISTEM PENGELOLAAN DANA PREMI DAN BENTUK PERTANGGUNGAN PADA PT. ASURANSI ASTRA BUANA MOTOR SYARIAH SEMARANG A. Gambaran Umum PT. Asuransi Astra Buana Motor Syariah Semarang. Asuransi Astra Buana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ialah meningkatnya kesadaran masyarakat tentang perencanaan dan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. ialah meningkatnya kesadaran masyarakat tentang perencanaan dan kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu di antara pengaruh kemajuan di bidang teknologi informasi, ialah meningkatnya kesadaran masyarakat tentang perencanaan dan kebutuhan adanya suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan bermuamalah dari zaman ke zaman semakin bervariasi karena adanya kebutuhan yang memaksakan manusia untuk melakukan hal tersebut. Salah satu kegiatan transaksi

Lebih terperinci

Jenis jenis akad yang akan digunakan di takaful dalam rangka mengeliminir adanya gharar dan maisir adalah :

Jenis jenis akad yang akan digunakan di takaful dalam rangka mengeliminir adanya gharar dan maisir adalah : 4. Akad Tabarru Tabarru artinya dana kebajikan; seperti yang telah dijelaskan di depan bahwa akad merupakan salah satu permasalahn pokok yang masih dipersoalkan sebagian besar ulama diasuransi kompensional.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PT. ASURANSI TAKAFUL KANTOR PEMASARAN PEKANBARU

BAB II GAMBARAN UMUM PT. ASURANSI TAKAFUL KANTOR PEMASARAN PEKANBARU 13 BAB II GAMBARAN UMUM PT. ASURANSI TAKAFUL KANTOR PEMASARAN PEKANBARU A. Sejarah Perusahaan PT.Asuransi takaful keluarga adalah perusahaan jiwa yang beroperasi berlandaskan nilai-nilai syari ah. Beroperasi

Lebih terperinci

BAB IV. Prudential Life Assurance Kantor Agency Cabang Kudus 1 yaitu PRUlink. Syariah Assurance Account (PAA Syariah) dan PRUlink syariah investor

BAB IV. Prudential Life Assurance Kantor Agency Cabang Kudus 1 yaitu PRUlink. Syariah Assurance Account (PAA Syariah) dan PRUlink syariah investor 53 BAB IV ANALISIS KEUNGGULAN KOMPETITIF SISTEM ASURANSI PRUSYARIAH DALAM PERSPEKTIF PEMEGANG POLIS PADA PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE KANTOR AGENCY CABANG KUDUS 1 A. Analisis Diferensiasi Produk Dari

Lebih terperinci

BAB IV. oleh Baitul mal wat Tamwil kepada para anggota, yang bertujuan agar anggota

BAB IV. oleh Baitul mal wat Tamwil kepada para anggota, yang bertujuan agar anggota BAB IV PRODUK SANTUNAN MUAWANAH BMT UGT SIDOGIRI DITINJAU DARI HUKUM ISLAM DAN KEPMEN NO 91 TAHUN 2004 (PETUNJUK KEGIATAN KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH) 1. Analisis Produk Santunan Muawanah dan Asuransi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada saat ini umat Islam dihadapkan pada persoalan-persoalan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada saat ini umat Islam dihadapkan pada persoalan-persoalan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini umat Islam dihadapkan pada persoalan-persoalan ekonomi kontemporer, akibat dari perkembangan peradaban manusia dan iptek (ilmu pengetahuan dan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KJKS CEMERLANG WELERI

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KJKS CEMERLANG WELERI BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KJKS CEMERLANG WELERI KENDAL Dikeluarkannya Undang-undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah

Lebih terperinci

BAB IV. keuangan dengan bingkai syariah Islam yang berkaitan dengan masalah. keuangan perusahaan. Secara garis besar, fungsi-fungsi perusahaan bisa

BAB IV. keuangan dengan bingkai syariah Islam yang berkaitan dengan masalah. keuangan perusahaan. Secara garis besar, fungsi-fungsi perusahaan bisa BAB IV ANALISIS MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH PADA SISTEM PENGELOLAAN DANA JAMINAN DAN PEMBAYARAN KLAIM PADA PT. BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR CABANG MOJOKERTO A. Sistem Pengelolaan Dana Jaminan BPJS Ketenagakerjaan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. A. Latar Belakang Berdirinya PT. Asuransi Takaful Keluarga Cabang

BAB III GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. A. Latar Belakang Berdirinya PT. Asuransi Takaful Keluarga Cabang BAB III GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Latar Belakang Berdirinya PT. Asuransi Takaful Keluarga Cabang Semarang Indonesia sebagai negara yang berdaulat telah menjadi satu kekuatan tersendiri bagi perkembangan

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG POLIS ASURANSI JIWA DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH PRODUK UNIT LINK SYARIAH

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG POLIS ASURANSI JIWA DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH PRODUK UNIT LINK SYARIAH Destri Budi Nugraheni dan Haniah Ilhami Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada Jl. Socio Justicia No.1 Bulaksumur, Sleman Yogyakarta PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG POLIS ASURANSI JIWA DALAM AKAD WAKALAH

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM INSTANSI. A. Sejarah Berdirinya BPR Syariah Bangun Drajat Warga. SAW, dimana Baitulmal didirikan oleh Rasulullah sebagai lembaga

BAB III GAMBARAN UMUM INSTANSI. A. Sejarah Berdirinya BPR Syariah Bangun Drajat Warga. SAW, dimana Baitulmal didirikan oleh Rasulullah sebagai lembaga BAB III GAMBARAN UMUM INSTANSI A. Sejarah Berdirinya BPR Syariah Bangun Drajat Warga Lembaga keuangan syariah sudah ada sejak masa Nabi Muhammad SAW, dimana Baitulmal didirikan oleh Rasulullah sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga aspek ekonomi. Dalam aspek ekonomi Islam melarang adanya praktek. menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.

BAB I PENDAHULUAN. juga aspek ekonomi. Dalam aspek ekonomi Islam melarang adanya praktek. menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah ajaran yang mengatur segala aspek kehidupan termasuk juga aspek ekonomi. Dalam aspek ekonomi Islam melarang adanya praktek riba. Di dalam Al-Qur

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Asuransi pada dasarnya merupakan persiapan yang dibuat oleh sekelompok orang

I. PENDAHULUAN. Asuransi pada dasarnya merupakan persiapan yang dibuat oleh sekelompok orang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asuransi pada dasarnya merupakan persiapan yang dibuat oleh sekelompok orang yang masing-masing menghadapi kerugian kecil sebagai sesuatu yang tidak dapat diduga. Apabila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang membuat pemanfaatan lembaga keuangan baik bank maupun non bank sulit

BAB I PENDAHULUAN. yang membuat pemanfaatan lembaga keuangan baik bank maupun non bank sulit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia selalu dihadapkan pada berbagai persoalan hidup yang di dalamnya mengandung berbagai kemungkinan risiko yang harus dihadapi, baik yang bersifat material

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Baitul Mal Wa Tamwil (BMT) sebagai lembaga keuangan mikro syariah mempunyai peran yang cukup penting dalam mengembangkan aspek-aspek produksi dan investasi untuk meningkatkan

Lebih terperinci

SALINAN NOMOR 18 /PMK.010/2010 TENTANG PENERAPAN PRINSIP DASAR PENYELENGGARAAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH

SALINAN NOMOR 18 /PMK.010/2010 TENTANG PENERAPAN PRINSIP DASAR PENYELENGGARAAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN NOMOR 18 /PMK.010/2010 TENTANG PENERAPAN PRINSIP DASAR PENYELENGGARAAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. asuransi syariah karena produk tersebut tidak mengandung unsur riba yang

BAB 1 PENDAHULUAN. asuransi syariah karena produk tersebut tidak mengandung unsur riba yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Banyak masyarakat Indonesia yang menginginkan produk-produk syariah untuk berinvestasi seperti perbankan syariah, saham syariah, sampai asuransi syariah

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran : Fatwa Dewan Syariah Nasional NO: 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah.

LAMPIRAN. Lampiran : Fatwa Dewan Syariah Nasional NO: 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah. LAMPIRAN Lampiran : Fatwa Dewan Syariah Nasional NO: 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah. FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 20/DSN-MUI/IV/2001 Tentang PEDOMAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menghadapi ancaman yang sama (Alfred Manes, 1930). sesungguhnya asuransi bertujuan memberikan perlindungan (proteksi) atas

BAB I PENDAHULUAN. yang menghadapi ancaman yang sama (Alfred Manes, 1930). sesungguhnya asuransi bertujuan memberikan perlindungan (proteksi) atas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jika rumusan ekonomi secara singkat sebagai ilmu tentang usaha manusia mencari kepuasan memenuhi kebutuhannya menuju kesejahteraan, maka jelas, bahwa asuransi yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN FATWA NO. 21/DSN- MUI/X/2001 TENTANG PEDOMAN UMUM ASURANSI SYARI AH

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN FATWA NO. 21/DSN- MUI/X/2001 TENTANG PEDOMAN UMUM ASURANSI SYARI AH BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN FATWA NO. 21/DSN- MUI/X/2001 TENTANG PEDOMAN UMUM ASURANSI SYARI AH A. Analisis Terhadap Implementasi Fatwa DSN-MUI Di Asuransi Syari ah Bumiputera Cabang Semarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1991 diawali dengan pelaksanaan perbankan syariah 1. kebidang kegiatan ekonomi lainnya, salah satunya yaitu asuransi syariah.

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1991 diawali dengan pelaksanaan perbankan syariah 1. kebidang kegiatan ekonomi lainnya, salah satunya yaitu asuransi syariah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan kegiatan ekonomi syariah di Indonesia yang dimulai sejak tahun 1991 diawali dengan pelaksanaan perbankan syariah 1 dan merebak kebidang kegiatan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. syariah yaitu Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia Nomor

BAB V PENUTUP. syariah yaitu Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia Nomor BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Keberadaaan prinsip indemnitas pada asuransi syariah sesuai dengan ketentuan hukum Islam. Hal ini berdasarkan fatwa-fatwa yang terkait dengan asuransi syariah yaitu Fatwa

Lebih terperinci

MAQA>S{ID SHARI> AH DALAM MENINGKATKAN KEPERCAYAAN

MAQA>S{ID SHARI> AH DALAM MENINGKATKAN KEPERCAYAAN BAB IV ANALISIS PENYELESAIAN KLAIM ASURANSI DENGAN PERSPEKTIF MAQA>S{ID SHARI> AH DALAM MENINGKATKAN KEPERCAYAAN NASABAH PRODUK TAKAFULINK SALAM DI PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA SURABAYA A. Penyelesaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keimanan dan ketakwaan melahirkan krisis politik sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keimanan dan ketakwaan melahirkan krisis politik sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Krisis keimanan dan ketakwaan melahirkan krisis politik sehingga mewujudkan krisis ekonomi dan moneter yang melanda bangsa Indonesia pada akhir tahun 1997. 1 Akibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini banyak sekali bermunculan produk asuransi berbasis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini banyak sekali bermunculan produk asuransi berbasis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhir-akhir ini banyak sekali bermunculan produk asuransi berbasis syariah. Fenomena ini ditandai dengan munculnya PT Syarikat Takaful Indonesia yang berdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu yang diutamakan, karena hal itu yang menentukan berhasil atau gagalnya

BAB I PENDAHULUAN. satu yang diutamakan, karena hal itu yang menentukan berhasil atau gagalnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia bisnis perbankan kepuasan nasabah adalah menjadi salah satu yang diutamakan, karena hal itu yang menentukan berhasil atau gagalnya suatu usaha perbankan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank menurut istilah adalah

Lebih terperinci

BAB IV. ANALISIS IMPLEMENTASI FATWA DSN NO. 03/DSN-MUI/IV/2000 TENTANG DEPOSITO PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA MUDHARABAH di BMT MASJID AGUNG DEMAK

BAB IV. ANALISIS IMPLEMENTASI FATWA DSN NO. 03/DSN-MUI/IV/2000 TENTANG DEPOSITO PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA MUDHARABAH di BMT MASJID AGUNG DEMAK BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI FATWA DSN NO. 03/DSN-MUI/IV/2000 TENTANG DEPOSITO PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA MUDHARABAH di BMT MASJID AGUNG DEMAK A. Analisis Perhitungan Nisbah Bagi Hasil Produk Simpanan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penerapan Prinsip Syariah Dalam Akad/Kontrak Pada Asuaransi. Jiwa Bersama (AJB) Syariah Cabang Yogyakarta.

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penerapan Prinsip Syariah Dalam Akad/Kontrak Pada Asuaransi. Jiwa Bersama (AJB) Syariah Cabang Yogyakarta. BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penerapan Prinsip Syariah Dalam Akad/Kontrak Pada Asuaransi Jiwa Bersama (AJB) Syariah Cabang Yogyakarta. Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera syariah, dalam akad dijelaskan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO A. Analisis terhadap praktik utang piutang berhadiah di Desa Sugihwaras Kecamatan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. sebelumnya adalah sebagai berikut: 1. Bahwa Prinsip syariah yang di tuangkan dalam akad Dalam hal ini

BAB V PENUTUP. sebelumnya adalah sebagai berikut: 1. Bahwa Prinsip syariah yang di tuangkan dalam akad Dalam hal ini BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya maka kini sampailah pada kesimpulan. Adapun kesimpulan yang dapat di tarik dari pembahasan pada bab sebelumnya adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia pasti akan mengalami musibah, dan ia tidak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia pasti akan mengalami musibah, dan ia tidak memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia pasti akan mengalami musibah, dan ia tidak memiliki sedikit pun kemampuan untuk menolak kedatangannya. Salah satu usaha yang dapat dilakukannya

Lebih terperinci

Usulan Penelitian Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

Usulan Penelitian Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi NASKAH PUBLIKASI ANALISIS PENGELOLAAN DANA SIMPANAN SYARI AH ANGGOTA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM TAHUN 2015 (STUDI KASUS DI KJKS BMT SURYA MADANI BOYOLALI) Usulan Penelitian Diajukan Untuk Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Risiko akan selalu ada dan mengikuti kehidupan manusia. Salah satu. pembangunan, terbakarnya bangunan dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. Risiko akan selalu ada dan mengikuti kehidupan manusia. Salah satu. pembangunan, terbakarnya bangunan dan lain sebagainya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Risiko akan selalu ada dan mengikuti kehidupan manusia. Salah satu risiko yang kerap terjadi dan menimpa kehidupan manusia adalah terkait harta benda. Adapun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Simpanan Pelajar (SIMPEL) KSPPS BMT Al-Hikmah Ungaran

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Simpanan Pelajar (SIMPEL) KSPPS BMT Al-Hikmah Ungaran BAB II LANDASAN TEORI 1. Simpanan Pelajar (SIMPEL) KSPPS BMT Al-Hikmah Ungaran Menabung adalah tindakan yang di anjurkan oleh Islam, karena dengan menabung seorang muslim mempersiapkan diri untuk pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB II PASAR MODAL SYARIAH DAN PROSES SCREENING DES

BAB II PASAR MODAL SYARIAH DAN PROSES SCREENING DES 20 BAB II PASAR MODAL SYARIAH DAN PROSES SCREENING DES A. Pasar Modal Syariah 1. Pengertian Pasar Modal Syariah Definisi pasar modal sesuai dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UUPM)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Padang sebagai urat nadi perekonomian Propinsi Sumatera barat mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Padang sebagai urat nadi perekonomian Propinsi Sumatera barat mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Padang sebagai urat nadi perekonomian Propinsi Sumatera barat mengalami pertumbuhan ekonomi yang positif yaitu sebesar 4,8 persen pada tahun 2009 yang sebelumnya hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan tumbuhnya pemahaman masyarakat bahwa bunga (interest) dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan tumbuhnya pemahaman masyarakat bahwa bunga (interest) dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan Bank syariah di Indonesia saat ini sangat pesat, seiring dengan tumbuhnya pemahaman masyarakat bahwa bunga (interest) dan modal yang hasilnya telah

Lebih terperinci

yang berakad dapat mengambil pengganti dari apa yang telah diberikannya.

yang berakad dapat mengambil pengganti dari apa yang telah diberikannya. Definisi asuransi adalah sebuah akad yang mengharuskan perusahaan asuransi (muammin) untuk memberikan kepada nasabah/klien-nya (muamman) sejumlah harta sebagai konsekuensi dari pada akad itu, baik itu

Lebih terperinci

Lahirnya ini disebabkan munculnya perbedaan pendapat

Lahirnya ini disebabkan munculnya perbedaan pendapat BAB IV ANALISIS PANDANGAN TOKOH NAHDLATUL ULAMA (NU) DAN MUHAMMADIYAH KOTA MADIUN TENTANG BPJS KESEHATAN A. Analisis Hukum Islam Terhadap Pandangan Tokoh Nahdlatul Ulama NU) Dan Muhammadiyah Kota Madiun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang kita ketahui sistem perekonomian negara-negara di dunia. Tidak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. yang kita ketahui sistem perekonomian negara-negara di dunia. Tidak lepas dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank menduduki posisi yang sangat vital dalam perekonomian seperti yang kita ketahui sistem perekonomian negara-negara di dunia. Tidak lepas dari peran serta

Lebih terperinci

Musha>rakah di BMT MUDA Kedinding Surabaya

Musha>rakah di BMT MUDA Kedinding Surabaya BAB IV ANALISIS FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO: 08/DSN-MUI/IV/2000 TERHADAP PENANGGUNGAN RISIKO OLEH NASABAH DALAM AKAD PEMBIAYAAN MUSHᾹRAKAH DI BMT MUDA KEDINDING SURABAYA A. Analisis Aplikasi Penanggungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ASURANSI. Kata asuransi berasal dari bahasa Inggris, insurance yang memiliki

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ASURANSI. Kata asuransi berasal dari bahasa Inggris, insurance yang memiliki BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ASURANSI A. Pengertian Asuransi Kata asuransi berasal dari bahasa Inggris, insurance yang memiliki pengertian asuransi dan jaminan. Wirjono Prodjodikoro mengatakan bahwa asuransi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Buku Pintar, 2012, h Hasan Ali, Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam, Jakarta: Prenada Media, 2004, h. 60.

BAB I PENDAHULUAN. Buku Pintar, 2012, h Hasan Ali, Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam, Jakarta: Prenada Media, 2004, h. 60. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan di dunia, manusia selalu dihadapkan pada sejumlah ketidakpastian yang bisa menyebabkan kerugian finansial di masa yang akan datang. Manusia tidak dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konvensional. Namun, orang awam dan orang-orang mengenal bank syari ah dari

BAB I PENDAHULUAN. konvensional. Namun, orang awam dan orang-orang mengenal bank syari ah dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tidak dapat dibantah, bahwa bank syariah tidaklah sama dengan bank konvensional. Namun, orang awam dan orang-orang mengenal bank syari ah dari kulit saja, selalu berpandangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah sebagai penuntun memiliki daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah sebagai penuntun memiliki daya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah sebagai penuntun memiliki daya jangkau dan daya atur yang universal, artinya meliputi segenap aspek kehidupan umat manusia dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hidupnya, manusia akan selalu dihadapkan pada peristiwa yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hidupnya, manusia akan selalu dihadapkan pada peristiwa yang tidak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Setiap manusia tidak akan pernah lepas dari suatu masalah dan resiko. Dalam hidupnya, manusia akan selalu dihadapkan pada peristiwa yang tidak terduga yang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pembinaan dan pendanaan yang berdasarkan sistem syari ah. Peran

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pembinaan dan pendanaan yang berdasarkan sistem syari ah. Peran BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Peran umum BMT (Baitul Maal Wat Tamwil) yang dilakukan adalah melakukan pembinaan dan pendanaan yang berdasarkan sistem syari ah. Peran ini menegaskan arti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap manusia dalam hidupnya tidak terlepas dari risiko, bahaya atau kerugian

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap manusia dalam hidupnya tidak terlepas dari risiko, bahaya atau kerugian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asuransi merupakan salah satu lembaga yang memiliki peran penting, karena setiap manusia dalam hidupnya tidak terlepas dari risiko, bahaya atau kerugian material dan

Lebih terperinci

Perkembangan Asuransi Syariah di Indonesia

Perkembangan Asuransi Syariah di Indonesia Perkembangan Asuransi Syariah Perkembangan Asuransi Syariah di Indonesia Ratu Humaemah, M.Si Abstrak Pertumbuhan bisnis Asuransi Syariah di Indonesia diprediksi akan semakin berkilau dari tahun ke tahun.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PEMBAYARAN IMBALAN. A. Analisis Terhadap Mekanisme Pembayaran Imbalan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PEMBAYARAN IMBALAN. A. Analisis Terhadap Mekanisme Pembayaran Imbalan BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PEMBAYARAN IMBALAN A. Analisis Terhadap Mekanisme Pembayaran Imbalan Pembayaran Imbalan yaitu Sukuk Negara Ritel mencerminkan besaran sewa yang mejadi hak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. moral dan menghargai bila ia meninggalkannya. Tindakan yang diambil olehnya

BAB I PENDAHULUAN. moral dan menghargai bila ia meninggalkannya. Tindakan yang diambil olehnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Etika bagi seseorang terwujud dalam kesadaran moral yang memuat keyakinan benar dan tidak sesuatu perasaan yang muncul bahwa ia akan salah melakukan sesuatu

Lebih terperinci