KABUPATEN NGAWI RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KABUPATEN NGAWI RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016"

Transkripsi

1 Lampiran VII : Peraturan Daerah Nomor : 5 Tahun 2016 Tanggal : 5 Agustus 2016 KABUPATEN NGAWI RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

2 BUPATI NGAWI PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Ngawi yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggran Lebih, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2016 sebagaimana terlampir adalah tanggung jawab kami. Laporan Keuangan tersebut telah disusun berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai, dan isinya telah menyajikan informasi pelaksanaan anggaran, posisi keuangan dan catatan atas laporan keuangan secara layak sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan. Ngawi, 31 Dmber 2015 BUPATI NGAWI, / BUDI SULISTYONO

3 DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan Dasar Hukum Penyusunan Laporan Keuangan Sistematika Penulisan Catatan atas Laporan Keuangan 4 BAB 2 EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN 6 TARGET KINERJA APBD 2.1 Ekonomi Makro Kebijakan Keuangan Indikator Pencapaian Target Kinerja APBD 14 BAB 3 IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan Hambatan dan Kendala Dalam Pencapaian Target Kinerja Keuangan 28 BAB 4 KEBIJAKAN AKUNTANSI Entitas Pelaporan Keuangan Daerah Basis Akuntansi 34 BAB 5 PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN Laporan Realisasi Anggaran ( LRA ) Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih Neraca Laporan Operasional 5.5 Laporan Arus Kas 5.6 Laporan Perubahan Ekuitas BAB 6 INFORMASI NON KEUANGAN 141 BAB 7 PENUTUP 143 Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun Anggaran 2014 i

4 DAFTAR TABEL No Tabel Keterangan 1. Tabel b.1 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan (2000) Kabupaten Ngawi Tahun ( Juta Rupiah ) 2. Tabel b.2 Laju Pertumbuhan PDRB Sektoral Kabupaten Ngawi Tahun (persen) 3. Tabel c.1 Pendapatan Daerah Kabupaten Ngawi Tahun Anggaran 2015 dan Tabel c.2 Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Tahun Anggaran Tabel c.3 Target dan Realisasi Hasil Pajak Daerah Tahun Anggaran Tabel c.4 Target dan Realisasi Hasil Retribusi Daerah Tahun Anggaran Tabel c.5 Target dan Realisasi Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Tahun Anggaran Tabel c.6 Target dan Realisasi Lain-Lain PAD yang Sah Tahun Anggaran Tabel c.7 Target dan Realisasi Belanja Kabupaten Ngawi Tahun Anggaran Tabel c.8 Target dan Realisasi APBD Kapubaten Ngawi Tahun Anggaran Tabel e.1 Realisasi Pendapatan Hasil Pajak Daerah Tahun Anggaran 2016 dan Tabel e.2 Realisasi Pendapatan Hasil Retribusi Daerah Tahun Anggaran 2016 dan Tabel e.3 Realisasi Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Tahun Anggaran 2016 dan Tabel e.4 Realisasi Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah Tahun Anggaran 2016 dan Tabel e.5 Realisasi Bagi Hasil Pajak Tahun Anggaran 2016 dan Tabel e.6 Realisasi Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber Daya Alam) Tahun Anggaran 2016 dan Tabel e.7 Realisasi Dana Alokasi Umum Tahun Anggaran 2016 dan Tabel e.8 Realisasi Dana Alokasi Khusus Tahun Anggaran 2016 dan Tabel e.9 Realisasi Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat Lainnya Tahun Anggaran 2016 dan Tabel e.10 Realisasi Pendapatan Bagi Hasil Pajak-Pemerintah Provinsi Tahun Anggaran 2016 dan Tabel e.11 Realisasi Pendapatan Hibah Tahun Anggaran 2016 dan Tabel e.12 Realisasi Pendapatan Lainnya Tahun Anggaran 2016 dan Tabel e.13 Bantuan Keuangan dari Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran Tabel e.14 Realisasi Belanja Pegawai Tahun Anggaran 2016 dan Tabel e.15 Realisasi Belanja Barang Tahun Anggaran 2016 dan Tabel e.16 Realisasi Belanja Bunga Tahun Anggaran 2016 dan Tabel e.17 Realisasi Belanja Subsidi Tahun Anggaran 2016 dan Tabel e.18 Realisasi Belanja Hibah Tahun Anggaran 2016 dan Tabel e.19 Realisasi Belanja Bantuan Sosial Tahun Anggaran 2016 dan Tabel e.20 Realisasi Belanja Bantuan Keuangan Tahun Anggaran 2016 dan Tabel e.21 Realisasi Belanja Bagi Hasil Tahun Anggaran 2016 dan Tabel e.22 Realisasi Belanja Modal Tanah Tahun Anggaran 2016 dan Tabel e.23 Realisasi Belanja Peralatan Dan Mesin Tahun Anggaran 2016 dan 2015 Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun Anggaran 2014 ii

5 34. Tabel e.24 Realisasi Belanja Gedung dan Bangunan Tahun Anggaran 2016 dan Tabel e.25 Realisasi Belanja Jalan, Irigasi & Jembatan Tahun Anggaran 2016 dan Table e.26 Realisasi Belanja Asset Tetap Lainnya Tahun Anggaran 2016 dan Tabel e.27 Realisasi Belanja Aset Lainnya Tahun Anggaran 2016 dan Tabel e.28 Realisasi Belanja Tak Terduga Tahun Anggaran 2016 dan Tabel e.29 Realisasi Belanja Bagi Hasil Retribusi Tahun Anggaran 2016 dan Tabel e.30 Realisasi Belanja Bantuan Keuangan kepada Desa Bersifat Umum Tahun Anggaran 2016 dan Tabel e.31 Realisasi Pencairan Dana Cadangan Tahun Anggaran 2016 dan Tabel e.32 Realisasi Penyertaan Modal Pemerintah Daerah Tahun Anggaran 2016 dan Tabel e.33 Realisasi Pembiayaan Netto Tahun Anggaran 2016 dan Tabel e.34 Kas di Kas Daerah Per 31 Desember 2016 dan 31 Desember Tabel e.35 Kas di Bendahara Pengeluaran Per 31 Desember 2016 dan 31 Desember Tabel e.36 Rincian Saldo Kas pada Rekening - rekening Lain Per 31 Desember 2015 dan 31 Desember Tabel e.37 Kas di Bendahara Penerimaan Per 31 Desember 2016 dan 31 Desember Tabel e.38 Kas di Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) RSUD dr Soeroto Per 31 Desember 2016 dan 31 Desember Tabel e.39 Kas di Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Puskesmas Geneng Per 31 Desember 2016 dan 31 Desember Tabel e.40 Kas di Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Puskesmas Padas Per 31 Desember 2016 dan 31 Desember Tabel e.41 Kas di Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Puskesmas Karangjati Per 31 Desember 2016 dan 31 Desember Tabel e.42 Kas di Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Puskesmas Kwadungan Per 31 Desember 2016 dan 31 Desember Tabel e.43 Kas di Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Puskesmas Mantingan Per 31 Desember 2016 dan 31 Desember Tabel e.44 Kas di Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Puskesmas Ngrambe Per 31 Desember 2016 dan 31 Desember Tabel e.45 Kas di Bendahara FKTP Puskesmas Per 31 Desember 2016 dan 31 Desember Tabel e.46 Rincian Kas di Bendahara FKTP Puskesmas Per 31 Desember 2016 dan 31 Desember Tabel e.47 Kas Lainnya Sisa Dana BOS Per 31 Desember 2016 dan 31 Desember Tabel e.48 Kas Lainnya Potongan Pajak Bendahara Per 31 Desember 2016 dan 31 Desember Tabel e.49 Piutang Pajak Per 31 Desember 2016 dan 31 Desember Tabel e.50 Penyisihan Piutang Pajak Per 31 Desember 2016 dan 31 Desember Tabel e.51 Piutang Pajak Netto Per 31 Desember Tabel e.52 Piutang Retribusi Per 31 Desember 2016 dan 31 Desember Tabel e.53 Penyisihan Piutang retribusi Per 31 Desember 2016 dan 31 Desember 2015 Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun Anggaran 2014 iii

6 65. Tabel e.54 Piutang Retribusi Netto Per 31 Desember Tabel e.55 Rincian Piutang Lain-lain Per 31 Desember 2016 dan 31 Desember Tabel e.56 Piutang Lain-lain Netto Per 31 Desember Tabel e.57 Persediaan Per 31 Desember 2016 dan 31 Desember Tabel e.58 Rincian Persediaan Per 31 Desember Tabel e.59 Investasi Jangka Panjang Per 31 Desember 2016 dan 31 Desember Tabel e.60 Rincian Investasi Non Permanen Lainnya Per 31 Desember 2016 dan 31 Desember Tabel e.61 Rincian Aging Schedule Investasi Non Permanen Lainnya Per 31 Desember Tabel e.62 Investasi Non Permanen Dinas Koperasi, UMKM dan Perindustrian Per 31 Desember 2016 dan 31 Desember Tabel e.63 Investasi Non Permanen Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Per 31 Desember 2016 dan 31 Desember Tabel e.64 Investasi Non Permanen Dinas Perikanan dan Peternakan Per 31 Desember 2016 dan Per 31 Desember Tabel e.65 Investasi Permanen Per 31 Desember 2016 dan 31 Desember Tabel e.66 Perhitungan Metode Ekuitas PDAM Per 31 Desember Tabel e.67 Perhitungan Metode Ekuitas PD Sumber Bhakti Per 31 Desember Tabel e.68 Aset Tetap Per 31 Desember 2016 dan 31 Desember Tabel e.69 Tanah Per 31 Desember 2016 dan 31 Desember Tabel e.70 Rincian Tanah Per 31 Desember 2016 dan 31 Desember Tabel e.71 Rincian Mutasi Tambah Tanah Per 31 Desember Tabel e.72 Peralatan dan Mesin Per 31 Desember 2016 dan 31 Desember Tabel e.73 Daftar Rincian Mutasi Tambah Peralatan dan Mesin Per 31 Desember Tabel e.74 Daftar Rincian Mutasi Tambah Belanja Modal Peralatan dan Mesin Per 31 Desember Tabel e.75 Daftar Rincian Mutasi Tambah Reklasifikasi dari Golongan Gedung dan Bangunan Per 31 Desember Tabel e.76 Daftar Rincian Mutasi Tambah Sebab Lain dan Bangunan Per 31 Desember Tabel e.77 Daftar Rincian Mutasi Kurang Peralatan dan Mesin Per 31 Desember Tabel e.78 Daftar Rincian Penghapusan Peralatan dan Mesin Per 31 Desember Tabel e.79 Rincian Belanja Modal Barang Ekstrakompatible Per 31 Desember Tabel e.80 Rincian Penghapusan Barang Ekstrakompatable Per 31 Desember Tabel e.81 Gedung dan Bangunan Per 31 Desember 2016 dan 31 Desember Tabel e.82 Daftar Rincian Mutasi Tambah Gedung dan Bangunan Per 31 Desember Tabel e.83 Daftar Rincian Mutasi Tambah Belanja Modal Gedung dan Bangunan Per 31 Desember Tabel e.84 Daftar Rincian Mutasi Kurang Gedung dan Bangunan Per 31 Desember Tabel e.85 Daftar Rincian Mutasi Kurang Penghapusan Gedung dan Bangunan Per 31 Desember 2016 Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun Anggaran 2014 iv

7 97 Tabel e.86 Daftar Rincian Mutasi Kurang Penghapusan Gedung dan Bangunan Reklasifikasi ke Golongan Perlatan dan MesinPer 31 Desember Tabel e.87 Daftar Rincian Mutasi Kurang Penghapusan Gedung dan Bangunan Reklasifikasi ke Jalan, Irigasi dan Jaringan Per 31 Desember Tabel e.88 Jalan, Irigasi dan Jaringan Per 31 Desember 2016 dan 31 Desember Tabel e.89 Rincian Mutasi Tambah Aset Jalan, Irigasi dan Jaringan Per 31 Desember Tabel e.90 Rincian Mutasi Tambah Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan Per 31 Desember Tabel e.91 Rincian Mutasi Tambah Aset Jalan, Irigasi dan Jaringan Reklasifiksi dari Golongan Gedung dan Bangunan per 31 Desember Tabel e.92 Rincian Mutasi Kurang Aset Jalan, Irigasi dan Jaringan Per 31 Desember Tabel e.93 Aset Tetap Lainnya Per 31 Desember 2016 dan 31 Desember Tabel e.94 Daftar Mutasi Tambah Aset Tetap Lainnya Per 31 Desember Tabel e.95 Daftar Mutasi Kurang Aset Tetap Lainnya Per 31 Desember Tabel e.96 Daftar Mutasi Kurang Ekstrakompatible 2016 Per 31 Desember Tabel e.97 Konstruksi dalam Pengerjaan Per 31 Desember 2016 dan 31 Desember Tabel e.98 Dana Cadangan Per 31 Desember 2016 dan 31 Desember Tabel e.99 Aset Lainnya Per 31 Desember 2016 dan 31 Desember Tabel e.100 Aset Tak Berwujud Tahun Anggaran 2016 dan Tabel e.101 Amortisasi Aset Tak Berwujud Tahun Anggaran Tabel e.102 Aset Lain-Lain Per 31 Desember 2016 dan 31 Desember Tabel e.103 Kewajiban Per 31 Desember 2016 dan 31 Desember Tabel e.104 Kewajiban Jangka Pendek Per 31 Desember 2016 dan 31 Desember Tabel e.105 Utang Belanja Per 31 Desember Tabel e.106 Kewajiban Jangka Panjang Per 31 Desember 2016 dan 31 Desember Tabel e.107 Ekuitas Akhir Per 31 Desember 2016 dan 31 Desember Tabel e.108 Pendapatan LO Per 31 Desember 2016 dan 31 Desember Tabel e.109 Pendapatan Asli Daerah LO Per 31 Desember 2016 dan 31 Desember Tabel e.110 Pajak Daerah - LO Per 31 Desember Tabel e.111 Retribusi Daerah LO Per 31 Desember Tabel e.112 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Dipisahkan LO Per 31 Desember Tabel e.113 Lain-Lain PAD yang Sah LO Per 31 Desember Tabel e.114 Pendapatan Transfer LO Per 31 Desember Tabel e.115 Dana Perimbangan LO Per 31 Desember Tabel e.116 Bagi Hasil Pajak LO Per 31 Desember Tabel e.117 Bagi Hasil Bukan Pajak ( Sumber Dya Alam) LO Per 31 Desember Tabel e.118 Dana Alokasi Umum LO Per 31 Desember Tabel e.119 Dana Alokasi Khusus LO Per 31 Desember Tabel e.120 Transfer Pemerintah Pusat Lainnya LO Per 31 Desember 2016 Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun Anggaran 2014 v

8 132 Tabel e.121 Transfer Pemerintah Provinsi Per 31 Desember Tabel e.122 Pendapatan Bagi Hasil Pajak-Pemerintah Provinsi Per 31 Desember Tabel e.123 Lain-lain Pendapatan yang Sah Per 31 Desember Tabel e.124 Pendapatan Hibah Per 31 Desember Tabel e.125 Beban Pegawai Per 31 Desember Tabel e.126 Beban Persediaan Per 31 Desember Tabel e.127 Beban Jasa Per 31 Desember Tabel e.128 Beban Pemeliharaan Per 31 Desember Tabel e.129 Beban Perjalanan Dinas Per 31 Desember Tabel e.130 Beban Hibah Per 31 Desember Tabel e.131 Beban Bantuan Sosial Per 31 Desember Tabel e.132 Beban Bantuan Keuangan Per 31 Desember Tabel e.133 Beban Penyusutan Per 31 Desember Tabel e.134 Beban Amortisasi Per 31 Desember Tabel e.135 Beban Penyisihan Piutang Pajak Per 31 Desember Tabel e.136 Beban Penyisihan Piutang Retribusi Per 31 Desember Tabel e.137 Beban Penyisihan Piutang Lain-lain Per 31 Desember Tabel e.138 Beban Cadangan Kerugin Piutang Investasi Non Permanen Per 31 Desember Tabel e.139 Beban Transfer Per 31 Desember Tabel e.140 Kas di Kas Daerah Awal Tahun Anggaran 2016 dan Tabel e.141 Pendapatan Pajak Daerah Tahun Anggaran 2016 dan Tabel e.142 Pendapatan Retribusi Daerah Tahun Anggaran 2016 dan Tabel e.143 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Tahun Anggaran 2016 dan Tabel e.144 Lain-lain PAD yang Sah Tahun Anggaran 2016 dan Tabel e.145 Dana Transfer Bagi Hasil Pajak Tahun Anggaran 2015 dan Tabel e.146 Pendapatan Transfer Bagi Hasil Sumber Daya Alam Tahun Anggaran 2016 dan Tabel e.147 Pendapatan Transfer Dana Alokasi Umum Tahun Anggaran 2016 dan Tabel e.148 Pendapatan Transfer Dana Alokasi Khusus Tahun Anggaran 2016 dan Tabel e.149 Dana Penyesuaian Tahun Anggaran 2016 dan Tabel e.150 Pendapatan Bagi Hasil Pajak Pemerintah Propinsi Tahun Anggaran 2016 dan Tabel e.151 Realisasi Pendapatan Hibah Tahun Anggaran 2016 dan Tabel e.152 Penerimaan Pendapatan Lainnya Tahun Anggaran 2016 dan Tabel e.153 Arus Keluar Kas dari Aktivitas Operasi Tahun Anggaran 2016 dan Tabel e.154 Arus Masuk Kas dari Aktivitas Investasi Tahun Anggaran 2016 dan 2015 Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun Anggaran 2014 vi

9 166 Tabel e.155 Arus Keluar Kas dari Aktivitas Investasi Tahun Anggaran 2016 dan Tabel e.156 Arus Masuk Kas dari Aktivitas Pendanaan/Pembiayaan Tahun Anggaran 2016 dan Tabel e.157 Arus Keluar Kas dari Aktivitas Pendanaan/Pembiayaan Tahun Anggaran 2016 dan Tabel e.158 Arus Masuk Kas dari Aktivitas Non Anggaran Tahun Anggaran 2016 dan Tabel e.159 Arus Keluar Kas dari Aktivitas Non Anggaran Tahun Anggaran 2016 dan Tabel e.160 Kenaikan / Penurunan Bersih Kas Tahun Anggaran 2016 dan Tabel e.161 Rincian Kas di BUD TA 2016 dan Tabel e.162 Ringkasan LAK BUD Tahun Anggaran Tabel e.163 Saldo Akhir Kas Tahun Anggaran 2016 dan Tabel e.164 Koreksi Kesalahan 176 Tabel e.165 Koreksi Kesalahan Aset Sebab Lain Per 31 Desember Tabel e.166 Koreksi Kesalahan Nilai Barang ekstrakompatible Per 31 Desember 2016 Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun Anggaran 2014 vii

10 DAFTAR GAMBAR No Gambar Keterangan 1. Gambar b.1 Struktur Ekonomi Kabupaten Ngawi Tahun Gambar b.2 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Ngawi Tahun (Persen) 3. Gambar b.3 PDRB Per Kapita Kabupaten Ngawi Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun Anggaran 2014 viii

11 DAFTAR LAMPIRAN N o Lampiran Keterangan 1. Lampiran 1 Laporan Realisasi Pendapatan dan Pengeluaran BLUS RSUD dr. Soeroto TA Lampiran 2 Laporan Realisasi Pendapatan dan Pengeluaran BLUD Puskesmas Padas TA Lampiran 3 Laporan Realisasi Pendapatan dan Pengeluaran BLUD Puskesmas Karangjati TA Lampiran 4 Laporan Realisasi Pendapatan dan Pengeluaran BLUD Puskesmas Geneng TA Lampiran 5 Laporan Realisasi Pendapatan dan Pengeluaran BLUD Puskesmas Mantingan TA Lampiran 6 Laporan Realisasi Pendapatan dan Pengeluaran BLUD Puskesmas Kwadungan TA Lampiran 7 Laporan Realisasi Pendapatan dan Pengeluaran BLUD Puskesmas Ngrambe TA Lampiran 8 Ikhtisar Laporan Realisasi Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa TA Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun Anggaran 2014 ix

12 Bab 1 PENDAHULUAN Catatan Atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keseluruhan Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun Anggaran Catatan atas laporan keuangan dimaksudkan agar laporan keuangan dapat dipahami oleh pemakai informasi laporan keuangan secara luas dan tidak terbatas hanya untuk pembaca tertentu ataupun manajemen entitas pelaporan Pemerintah Kabupaten Ngawi secara keseluruhan. Oleh sebab itu laporan keuangan mungkin mengandung informasi yang dapat mempunyai potensi kesalahpahaman diantara pembacanya. Untuk menghindari kesalahpahaman, laporan keuangan dilengkapi dengan catatan atas laporan keuangan yang berisi informasi untuk memudahkan pengguna dalam memahami laporan keuangan. Kesalahpahaman dapat saja disebabkan oleh persepsi dari pembaca laporan keuangan. Pembaca yang terbiasa dengan orientasi anggaran mempunyai potensi kesalahpahaman dalam memahami konsep akuntansi akrual. Pembaca yang terbiasa dengan laporan keuangan sektor komersial cenderung melihat laporan keuangan pemerintah seperti laporan keuangan perusahaan. Untuk itu catatan atas laporan keuangan manjadi sangat penting bagi pengguna laporan keuangan pemerintah. Selain itu, pengungkapan basis akuntansi dan kebijakan akuntansi yang diterapkan akan membantu pengguna laporan keuangan untuk dapat menghindari kesalahpahaman dalam membaca laporan keuangan. 1) Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun Anggaran 2016 disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah selama Tahun Anggaran 2016, terutama digunakan untuk membandingkan realisasi pendapatan, belanja dan pembiayaan dengan anggaran yang telah ditetapkan; menilai kondisi keuangan; menilai efektivitas dan efisiensi pemerintah daerah dan membantu menentukan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun Anggaran 2016 memiliki beberapa peranan, antara lain : a) Akuntabilitas. Laporan Keuangan disusun untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada Pemerintah Kabupaten Ngawi oleh masyarakat dan DPRD dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik. b) Manajerial. Laporan Keuangan disusun untuk membantu para pengguna laporan keuangan (user) dalam mengevaluasi pelaksanaan program dan kegiatan Pemerintah Kabupaten Ngawi dalam periode pelaporan sehingga memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan pengendalian atas seluruh aset, kewajiban dan ekuitas dana pemerintah untuk kepentingan masyarakat.

13 c) Transparansi Laporan Keuangan disusun untuk memberikan informasi yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah kabupaten Ngawi dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan serta ketaatan pada peraturan perundang-undangan. d) Keseimbangan Antar Generasi (Intergenerational Equity) Laporan Keuangan disusun untuk membantu para pengguna laporan keuangan guna mengetahui apakah penerimaan pemerintah daerah pada periode pelaporan cukup untuk membiayai seluruh pengeluaran yang dialokasikan dan apakah generasi yang akan datang diasumsikan akan ikut menanggung beban pengeluaran tersebut. Sedangkan secara umum tujuan dari penyusunan Laporan Keuangan tahun 2016 adalah untuk menyediakan informasi tentang : a) Menyediakan informasi mengenai apakah penerimaan periode berjalan cukup untuk membiayai seluruh pengeluaran. b) Menyediakan informasi mengenai apakah cara memperoleh sumber daya ekonomi dan alokasinya telah sesuai dengan anggaran yang ditetapkan dan peraturan perundangundangan. c) Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam kegiatan pemerintah daerah serta hasil-hasil yang telah dicapai. d) Menyediakan informasi mengenai bagaimana pemerintah daerah mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya. e) Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi pemerintah daerah berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman. f) Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan pemerintah daerah, apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan. 2) Dasar Hukum Penyusunan Laporan Keuangan a) Undang-undang Nomor 12 Tahun 1950 Tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 19, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor 09); b) Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); c) Undang-undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 206, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952); d) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun Anggaran

14 e) Undang-undang Nomor 01 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); f) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 66, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); g) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4438); h) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049); i) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaiman telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); j) Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 202, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4022); k) Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2000 tentang Tata Cara Pertanggungjawaban Kepala Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 209, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4027); l) Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2000 tentang Kedudukan Keuangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 210, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4028); m) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); n) Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575); o) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); p) Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2007 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah ( lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4712); q) Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah; r) Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5165); s) Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2010 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 110); Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun Anggaran

15 t) Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2011 tentang Pinjaman Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5219); u) Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2012 tentang Hibah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5272); v) Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502); w) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011; x) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2009 tentang Pedoman Tatacara Perhitungan, Pengganggaran dalam APBD, Pengajuan Penyaluran dan Laporan Pertanggungjawaban Penggunaan Bantuan Keuangan Partai Politik; y) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengelolaan Investasi Pemerintah Daerah; z) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan SAP Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah; aa) Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri Nomor 10 Tahun 2014 dan Menteri Keuangan Nomor 15/PMK.07/ 2014 tentang Tahapan Persiapan Pengalihan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Perdesaan dan Perkotaan Sebagai Pajak Daerah; bb) Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi Nomor 7 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Ngawi Tahun 2007 Nomor 07); cc) Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi Nomor 3 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten Ngawi; dd) Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah, Staf Ahli dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah; ee) Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi Nomor 8 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah; ff) Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah; gg) Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja; hh) Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi Nomor 11 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan; ii) Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi Nomor 17 Tahun 2010 tentang Anggaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun (Lembaran Daerah Kabupaten Ngawi Tahun 2010 Nomor 17); jj) Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi Nomor 21 Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016; kk) Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi Nomor 11 Tahun 2016 tentang Modal Disetor Pemerintah Kabupaten Ngawi Kepada Perusahaan Daerah Sumber Bhakti Tahun Anggaran 2016 ( Berita Daerah Kabupaten Ngawi Tahun 2016 Nomor 11); Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun Anggaran

16 ll) Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi Nomor 22 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi Nomor 12 Tahun 2011 tentang Penyertaan Modal Pada Perusahaan Daerah Air Minum ( Lembaran Daerah Kabupaten Ngawi Tahun 2013 Nomor 22); mm) Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi Nomor 7 Tahun 2016 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016; nn) Peraturan Bupati Ngawi Nomor 36 Tahun 2009 tentang Sistem dan Prosedur Penatausahaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Ngawi Tahun 2009 Nomor 36) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati Ngawi Nomor 40 Tahun 2014 tentang Sistem dan Prosedur Penatausahaan Keuangan Daerah ; oo) Peraturan Bupati Ngawi Nomor 209 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Ngawi; pp) Peraturan Bupati Ngawi Nomor 141 Tahun 2011 tentang Pedoman Batas Minimal Kapitalisasi sebagaimana telah diubah beberapa kali dengan Peraturan Bupati Nomor 45 Tahun qq) Peraturan Bupati Ngawi Nomor 42 Tahun 2014 tentang Kebijakan Akuntansi di Pemerintah Kabupaten Ngawi (Lembaran Daerah Kabupaten Ngawi Tahun 2014 Nomor 42); rr) Peraturan Bupati Ngawi Nomor 43 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Pemerintah Kabupaten Ngawi (Lembaran Daerah Kabupaten Ngawi Tahun 2014 Nomor 43); ss) Peraturan Bupati Nomor 27 Tahun 2015 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati Nomor 9 Tahun 2016 tentang penjabaran Perubahan Atas Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016 ; tt) Peraturan Bupati Ngawi Nomor 21 Tahun 2016 tentang Penjabaran Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016; 1) Sistematika Penulisan Catatan Atas Laporan Keuangan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) berisi penjelasan atau daftar-daftar terinci atau analisis atas suatu pos yang disajikan di dalam laporan realisasi anggaran, neraca dan laporan arus kas. Termasuk pula dalam CaLK menyajikan informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) serta pengungkapanpengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan. Catatan atas Laporan Keuangan disusun dengan sistematika sebagai berikut : Bab I : PENDAHULUAN 1. Maksud dan tujuan penyusunan laporan keuangan 2. Landasan hukum penyusunan laporan keuangan 3. Sistematika penulisan catatan atas laporan keuangan Bab II : EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD 1. Ekonomi makro 2. Kebijakan keuangan 3. Indikator pencapaian target kinerja APBD Bab III : IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN 1. Ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja keuangan 2. Hambatan dan kendala dalam pencapaian target kinerja keuangan. Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun Anggaran

17 Bab IV : KEBIJAKAN AKUNTANSI 1. Entitas Pelaporan Keuangan Daerah 2. Basis Akuntansi Bab V : PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN 1. Laporan Realisasi Anggaran ( LRA ) 2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih 3. Neraca 4. Laporan Operasional 5. Laporan Arus Kas 6. Laporan Perubahan Ekuitas Bab VI : PENJELASAN ATAS INFORMASI NON KEUANGAN Bab VII : PENUTUP Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun Anggaran

18 Bab 2 EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD 1) Ekonomi Makro Kondisi perekonomian suatu wilayah dapat diamati melalui beberapa indikator makro, diantaranya nilai tambah yang dihasilkan oleh setiap sektor produksi yang dikenal dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB menurut lapangan usaha, atau menurut sektor produksi merupakan penjumlahan nilai tambah bruto yang dihasilkan oleh seluruh unit kegiatan ekonomi yang beroperasi di wilayah yang bersangkutan pada suatu periode waktu tertentu. Asumsi variabel makro ekonomi Kabupaten Ngawi pada saat penyusunan APBD dan perkembangannya tahun 2016 dapat diukur dari produk domestik regional bruto (PDRB), pertumbuhan ekonomi dan income per capita dan tingkat laju inflasi sebagaimana dijabarkan pada penjelasan berikut. Dari angka PDRB dapat diketahui struktur perekonomian, laju pertumbuhan, perkembangan harga dan PDRB perkapita sebagai pendekatan dari pendapatan perkapita. Selain itu, pendapatan regional dapat dipakai sebagai bahan evaluasi hasil pembangunan ekonomi yang telah dilaksanakan oleh berbagai pihak. Baik pihak pemerintah maupun swasta. Pihak pemerintah berkepentingan mengetahui hasil kebijaksanaan pembangunan ekonomi yang telah diambil pada masa lalu dengan segala implikasi, pihak swasta ingin mengetahui aspek-aspek dan perannya. Dengan demikian, data Statistik Pendapatan Regional diperlukan untuk memberikan gambaran tentang keadaan masa lalu dan masa kini, serta sasaran yang akan dicapai dimasa mendatang. a) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) PDRB Kabupaten Ngawi tahun 2016 diukur berdasarkan harga berlaku menurut sembilan sektor usaha meliputi : (1) Pertanian; (2) Pertambangan dan Penggalian; (3) Industri Pengolahan; (4) Listrik, Gas dan Air Bersih; (5) Kontruksi / Bangunan; (6) Perdagangan, Hotel dan Restoran; (7) Pengangkutan dan Komunikasi; (8) Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan; (9) Jasa-jasa Kinerja ekonomi Kabupaten Ngawi tahun 2016 lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya, hal ini tercermin dari besaran PDRB baik atas dasar harga berlaku (adhb) maupun atas dasar harga konstan (adhk) menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun 2015 (lihat Tabel b.1). Besaran PDRB merupakan jumlah seluruh nilai tambah dari produk barang dan jasa yang dasar pengukurannya timbul akibat adanya berbagai aktivitas ekonomi. PDRB adhb Kabupaten Ngawi tahun 2015 mencapai ,60 Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun Anggaran

19 juta rupiah, meningkat sebesar 13% dibandingkan tahun Sedangkan PDRB adhk (2000) pada tahun 2015 mencapai ,30 juta rupiah atau meningkat sebesar 5% dari tahun sebelumnya. Kenaikan PDRB adhk sebesar 5% tersebut dikenal dengan pertumbuhan ekonomi tahun Tabel b.1 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan (2000) Kabupaten Ngawi Tahun ( Juta Rupiah ) Tahun Harga Berlaku Harga Konstan (1) (2) (3) , , , , , , , , , ,30 Sumber: Data PDRB Kabupaten Ngawi Tahun dari Bappeda. PDRB berlaku dan konstan mempunyai pola pertumbuhan masing-masing, PDRB atas dasar harga berlaku mempunyai kecepatan pertumbuhan lebih tinggi. Hal ini karena di dalamnya masih dipengaruhi oleh faktor harga, sedangkan pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan lebih lambat karena angka tersebut murni menggambarkan kenaikan produksi yang terjadi dari tahun ke tahun. b) StrukturEkonomi Struktur lapangan usaha sebagian masyarakat Ngawi masih dominan pada sector pertanian, kehutanan dan perikanan. Hal ini dapat dilihat dari besarnya peranan masing-masing lapangan usaha terhadap total PDRB. Gambar b.1 Struktur Ekonomi Kabupaten Ngawi Tahun 2015 Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun Anggaran

20 Sumbangan terbesar pada tahun 2015 dihasilkan oleh lapangan usaha kategori Pertanian, Kehutanan dan Perikanan sebesar 39,77 persen; kemudian lapangan usaha kategori Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Motor sebesar 15,04 persen; lapangan usaha kategori Industri Pengolahan sebesar 8,59 persen; lapangan usaha kategori Konstruksi sebesar 7,5 persen; lapangan informasi dan komunikasi 6,12 persen; lapangan usaha kategori Jasa Pendidikan sebesar 5,54 dan lapangan usaha kategori Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib sebesar 5,27 persen. Sementara peranan lapangan usaha kategori yang lain kontribusinya di bawah 5 persen. c) Pertumbuhan Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi Ngawi tahun 2015 sebesar 5,44persen, melambat dibanding tahun 2014 yang mencapai 5,86 persen. Perlambatan tersebut utamanyadisebabkan adanya perlambatan sektor perdagangan yang terjadi secara nasional. Di sisilain sektor pertanian yang mempunyai andil paling besar hanya tumbuh 0,01 persen dantidak mampu membendung perlambatan sektor lainnya. Pertumbuhan ekonomi tertinggidicapai oleh lapangan usaha Pertambangan dan Penggalian sebesar 9,1 persen. Disusullapangan usaha Penyedia Akomodasi dan Makan Minum sebesar 8,93 persen, lapanganusaha Informasi dan Komunikasi sebesar 7,79 persen dan lapangan usaha Transportasidan Pergudangan sebesar 7,27 persen. Tingginya pertumbuhan lapangan usahapertambangan dan Penggalian yang tinggi disumbang oleh penggalian tanah urug yangdigunakan pengurukan proyek jalan tol Solo Kertosono di wilayah Kabupaten Ngawi. Adapun lapangan usaha lainnya yang mengalami pertumbuhan di atas 5 persen ialah lapangan usaha Jasa Keuangan dan Asuransi sebesar 7,05 persen; Perdagangan Besar dan Eceran ; reparasi Mobil sebesar 7,04 persen; Jasa Perusahaan sebesar 6,50 persen; Jasa Pendidikan sebesar 6,10 persen; Real estat sebesar 5,75 persen dan Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah sebesar 5,59 persen dan Jasa Lainnya sebesar 5,24 persen. Sedangkan lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan rendah tahun ini adalah kategori Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial sebesar 4,21 persen, Industri Pengolahan sebesar 4,07 persen, Kontruksi sebesar 3,56 persen, Pertanian, Kehutanan dan Perikanan sebesar 3,54 persen, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 2,72 persen dan kategori Pengadaan Listrik dan Gas yang memiliki pertumbuhan paling kecil yaitu sebesar 1,03 persen. Gambar b.2 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Ngawi Tahun (Persen) 6,44 6,63 6,08 5,86 Ngawi 5, Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun Anggaran

21 Berdasarkan Gambar b.2 memperlihatkan bahwa 5 tahun terakhir pertumbuhan ekonomi Ngawi melambat. Perlambatan pertumbuhan ekonomi Ngawi seiring dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi yang dialami oleh Jawa timur. Tabel b.2 Laju Pertumbuhan PDRB Sektoral Kabupaten Ngawi Tahun (persen) Sektor Pertanian 4,04 7,14 3,22 3,53 3,54 2 Pertambangan & Penggalian 3,53 1,22 2,53 3,43 9,10 3 Industri Pengolahan 5,96 5,23 5,14 5,97 4,07 4 Listrik, Gas & Air 10,18 13,12 4,70 4,21 1,03 5 Pengadaan Air, Pengolahan Sampah dan Limbah 4,68 7,36 3,35 5,91 5,59 6 Konstruksi 6,71 5,99 6,67 6,19 3,56 7 Perdagangan Besar dan Eceran 8,78 9,28 7,95 8,07 7,04 8 Transportasi dan Oergudangan 6,34 6,65 7,93 9,97 7,27 9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 8,29 7,62 6,93 8,74 8,93 10 Informasi dan Komunikasi 10,80 8,13 10,87 10,22 7,79 11 Jasa Keuangan dan Asuransi 8,09 8,40 12,26 9,13 7,05 12 Real Estate 4,86 4,90 6,04 7,09 5,75 13 Jasa Perusahaan 6,17 4,66 7,33 8,23 6,50 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan 14 Jaminan Sosial Wajib 3,57 1,23 1,18 0,12 4,21 15 Jasa Pendidikan 7,89 4,91 6,93 8,74 6,10 16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 15,62 7,97 8,28 14,63 2,72 17 Jasa jasa lainnya 5,81 4,33 5,67 6,26 5,24 PDRB Sumber: Data PDRB Kabupaten Ngawi Tahun dari Bappeda. d) PDRB per Kapita dan Pendapatan Regional per Kapita 6,11 6,63 5,50 5,82 5,08 Total nilai PDRB atas dasar harga berlaku suatu daerah dibagi dengan jumlah penduduk yang tinggal di daerah tersebut, maka akan dihasilkan PDRB Per kapita. PDRB Per kapita menunjukkan nilai PDRB per kepala atau per satu orang penduduk. Pada tahun 2015,PDRB per kapita Ngawi mencapai Rp ,00 atau meningkat persen dibanding tahun sebelumnya. Dari gambar b.3 di bawah tampak, bahwa PDRB per kapita Ngawi lima tahun terakhir selalu meningkat. Hal ini menunjukkan, bahwa secara umum kesejahteraan masyarakat Ngawi dari tahun ke tahun semakin membaik. Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun Anggaran

22 Gambar b.3 PDRB per Kapita Kabupaten Ngawi Tahun Sumber: Data PDRB Kabupaten Ngawi Tahun dari Bappeda. 2) Kebijakan Keuangan Dalam rangka mencapai visi dan misi pembangunan di Kabupaten Ngawi sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Daerah (Perda) Nomor 7 tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Ngawi tahun , maka prioritas pembangunan daerah di Kabupaten Ngawi tahun 2016, diarahkan pada 6 (enam) kebijakan sebagai berikut: a) Penanggulangan Kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan; b) Peningkatan pelayanan dasar bidang pendidikan dan kesehatan yang berkualitas serta berdaya saing; c) Pengembangan iklim usaha dan ekonomi kerakyatan berbasis agraris; d) Pembaharuan tata kelola pemerintahan daerah dan desa serta pelayanan publik yang baik, bersih dan akuntabel; e) Peningkatan kualitas infrastruktur sesuai dengan daya dukung lingkungan dan fungsi ruang Pembangunan Kesehatan; f) Meningkatkan budaya yang berlandaskan kearifan dan keagamaan dalam suasana yang kondusif. a) Kebijakan Umum Pendapatan Daerah Pendapatan daerah sebagaimana yang dianggarkan di dalam APBD diperoleh dari tiga sumber, antara lain : - Pendapatan asli daerah (PAD) - Dana Perimbangan - Lain-lain pendapatan yang sah Pendapatan asli daerah merupakan pendapatan yang diperoleh dan di gali dari potensi yang ada di daerah, meliputi pendapatan pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain PAD yang sah. Dalam rangka merealisasikan PAD, pemerintah daerah khususnya SKPD penghasil mempunyai Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun Anggaran

23 peran yang sangat penting, karena target pendapatan yang sudah ditetapkan di dalam APBD akan dapat terpenuhi atau tidak sangat tergantung pada bagaimana upaya SKPD yangbersangkutan dalam merealisasikannya. Hal ini sangat berbeda dengan jenis pendapatan selain PAD yaitu pendapatan transfer dan lain-lain pendapatan yang sah. Untuk kedua jenis pendapatan tersebut, pemerintah daerah bersifat pasif, dalam arti besar kecilnya realisasi sangat tergantung pada kebijakan pihak yang memberi yaitu pemerintah pusat/propinsi atau pihak lainnya. Oleh sebab itu orientasi kebijakan pemerintah daerah terkait dengan peningkatan pendapatan lebih ditekankan pada upaya bagaimana meningkatkan perolehan PAD secara realistis dan terukur berdasarkan potensi dan kemampuan masyarakat. Namun demikian bukan berarti pemerintah daerah mengabaikan upaya peningkatan perolehan pendapatan selain PAD, seperti dana perimbangan maupun dana bagi hasil dari propinsi. Upaya pendekatan melalui komunikasi dan koordinasi dengan pemerintah pusat/propinsi maupun pihak lainnya tetap dilakukan guna mendapatkan dana perimbangan maupun dana bagi hasil secara proporsional dan rasional. Realisasi PAD tahun 2016 sebesar Rp ,70jumlah tersebut hanya 9,89 persen dari total pendapatan daerah sebesar Rp ,70. Hal ini mengindikasikan bahwa PAD masih belum bisa diandalkan dalam menunjang pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan di Kabupaten Ngawi. Beberapa faktor yang mempengaruhi pengelolaan pendapatan daerah meliputi kemampuan aparat dalam mengelola pendapatan daerah, laju pertumbuhan penduduk, laju inflasi, laju pertumbuhan ekonomi dan tingkat suku bunga daerah, serta PDRB (produk domestik regional brutto) perkapita. Untuk mewujudkan peningkatan pendapatan daerah beberapa kebijakan pengelolaan pendapatan daerah diarahkan untuk : (1) Menggali sumber pendapatan baru disesuaikan dengan Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah; (2) Meningkatkan intensifiikasi pajak daerah dan retribusi daerah; (3) Meningkatkan intensifiikasi pajak daerah dan retribusi daerah (4) Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam memenuhi pembayaran pajak dan retribusi daerah dengan lebih mengintensifkan pembinaan dan penyuluhan; (5) Mengadakan reformasi dan restrukturisasi terhadap Peraturan Daerah tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dengan melakukan kajian, evaluasi dan perubahan yang disesuaikan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta disesuaikan dengan kemampuan potensi pendapatan; (6) Meningkatkan sarana aparatur dan kualitas sumber daya manusia dengan menyederhanakan sistem dan prosedur pelayanan masyarakat. (7) Melakukan pendataan potensi sumber-sumber pendapatan daerah (8) Melakukan pendekatan ke pemerintah yang lebih atas untuk mendapatkan kucuran (bantuan) dana pembangunan daerah; (9) Memberikan kemudahan berusaha bagi pelaku ekonomi dengan penyederhanaan sistem dan prosedur administrasi pemungutan pajak dan retribusi daerah; (10) Meningkatkan pengendalian dan pengawasan atas pungutan PAD b) Kebijakan Umum Belanja Daerah Klasifikasi belanja menurut pemerintahan terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan, sedangkan menurut kelompok belanja (Pasal 36 Permendagri Nomor 13 Tahun 2006) terdiri dari belanja tidak langsung dan belanja langsung. Belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan yang terdiri dari belanja pegawai, belanja barang dan jasa, belanja modal. Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun Anggaran

24 Sedangkan untuk Belanja Tidak Langsung antara lain terdiri dari: belanja pegawai, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan, dan belanja tak terduga. Dalam rangka mencapai efisiensi belanja sebagaimana diproyeksikan tersebut, perlu beberapa kebijakan belanja daerah yang diarahkan antara lain untuk : 1. Merencanakan Alokasi Belanja urusan wajib dan urusan pilihan bersifat skala prioritas yang menjadi perhatian dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). 2. Menyelaraskan keterpaduan dan sinkronisasi kebijakan program dan kegiatan yang pro poor, pro job dan pro growth dengan dilakukan upaya penyatuan persepsi terhadap tantangan, dan kebijakan pembangunan. 3. Mengidentifikasi, menganalisis dan menyusun anggaran belanja sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 4. Menyusun anggaran belanja dengan memperhatikan faktor efisiensi dan efektivitas terhadap pencapaian sasaran maupun targetnya, sesuai dengan tugas pokok dan fungsi serta indikator kinerja yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan. 5. Menyusun anggaran belanja sesuai dengan kebutuhan pemerintah daerah untuk maju dan berkembang, namun tetap bertumpu pada kemampuan daerah dalam menyediakan sumber-sumber dana untuk penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan. 6. Menyusun anggaran belanja berdasarkan pendekatan prestasi kerja yang hendak dicapai oleh masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan pemerintah daerah. 7. Menyusun perencanaan anggaran belanja secara matang dengan mempertimbangkan sisi kebutuhan yang penting dan mendesak sesuai dengan kemampuan keuangan daerah. 8. Menggunakan anggaran belanja semaksimal mungkin dengan memperhatikan azasazas efisiensi, efektifitas dan manfaat, sehingga pada akhirnya pengukuran terhadap kinerja dari masing-masing satuan kerja dapat dilakukan secara lebih jelas. c) Kebijakan Umum Pembiayaan Daerah Munculnya pembiayaan daerah merupakan konsekuensi logis dari adanya pos pendapatan dan belanja daerah. Jika pendapatan daerah melebihi belanja daerah atau surplus, kebijakan pembiayaan daerah diarahkan untuk meningkatkan dana cadangan daerah, membayar defisit dan untuk investasi. Pembiayaan daerah terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan. Penerimaan pembiayaan mencakup sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya (Silpa), Pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman daerah, penerimaan kembali pemberian pinjaman dan penerimaan piutang daerah. Pengeluaran pembiayaan meliputi pembentukan dana cadangan, penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah, pembayaran pokok utang dan pemberian pinjaman daerah. d) Implikasi Kebijakan Keuangan terhadap Posisi Keuangan Implikasi dari berbagai kebijakan keuangan pemerintah daerah terhadap perubahan posisi keuangan tahun anggaran 2016 adalah sebagai berikut : Secara keseluruhan terjadi kenaikan sebesar Rp ,48 terhadap jumlah aset pemerintah daerah atau naik 0.06% dari tahun 2015 dimana total aset Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun Anggaran

25 pemerintah daerah sebesar Rp ,23 dan tahun 2016 naik menjadi sebesar Rp ,71 Secara riil pada sisi kewajiban di neraca 2016 tidak terjadi penambahan, hal ini disebabkan karena pemerintah daerah tidak membuat kebijakan melakukan penambahan pinjaman. Kebijakan ini ditempuh karena pemerintah daerah cukup realistis dengan kemampuan dan kondisi keuangan, sehingga tidak membuat program dan kegiatan yang sekiranya mengakibatkan harus melakukan pinjaman. Sebagai konsekuensi atas penurunan jumlah aset daerah, maka jumlah ekuitas dana pemerintah juga mengalami penurunan dibanding tahun penurunan tersebut sebanding dengan penurunan jumlah aset daerah yang tercermin di neraca. Jumlah ekuitas dana pemerintah daerah mencerminkan jumlah aset pemerintah daerah yang tertanam di dalam ekuitas dana lancar, dan ekuitas dana investasi. 3) Indikator Pencapaian Target Kinerja APBD Pencapaian target kinerja APBD tahun anggaran 2016 secara umum dapat dijabarkan dalam tiap urusan pemerintah, baik urusan wajib maupun urusan pilihan. Berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang telah sempurnakan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Daerah Ngawi Nomor 07 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah, pada tahun anggaran 2013 Pemerintah Kabupaten Ngawi melaksanakan Urusan Pemerintahan yang terdiri dari 26 Urusan wajib dan 7 urusan pilihan sebagaimana tercantum dalam Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2016 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran Rincian urusan wajib dan urusan pilihan, diantaranya: Urusan Wajib : 1. Pendidikan 2. Kesehatan 3. Pekerjaan Umum 4. Perumahan 5. Penataan Ruang 6. Perencanaan Pembangunan 7. Perhubungan 8. Lingkungan Hidup 9. Pertanahan 10. Kependudukan dan Catatan Sipil 11. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 12. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera 13. Sosial 14. Ketenagakerjaan 15. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah 16. Penanaman Modal 17. Kebudayaan 18. Pemuda dan Olah Raga 19. Kesatuan Bangsa dan Politik dalam Negeri 20. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat, Kepegawaian dan Persandian. Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun Anggaran

26 21. Ketahanan Pangan 22. Pemberdayaan Masyarakat Desa 23. Statistik 24. Kearsipan 25. Komunikasi dan Informatika 26. Perpustakaan Urusan Pilihan : 1. Pertanian 2. Kehutanan 3. Energi dan Sumber Daya Mineral 4. Pariwisata 5. Kelautan dan Perikanan 6. Perdagangan 7. Industri 8. Ketransmigrasian Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun Anggaran

27 Bab 3 IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN 1) Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan a) Dalam Pengelolaan Pendapatan Dalam pengelolaan pendapatan daerah Kabupaten Ngawi Tahun Anggaran 2016 diarahkan pada peningkatan penerimaan daerah melalui optimalisasi pendapatan daerah sesuai dengan aspek legalitas dan karakteristik daerah, peningkatan ketrampilan Aparat Pengelola Pendapatan Daerah untuk mendukung tingkat produktifitas yang tinggi, meningkatkan intensitas hubungan perimbangan keuangan pusat dan daerah secara adil dan proporsional berdasarkan potensi dan pemerataan, serta meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memenuhi kewajibannya kepada Daerah/Negara dengan berbagai kebijakan yang terkait dengan pengelolaan pendapatan daerah. Adapun arah kebijakan pengelolaan pendapatan daerah,adalah: (1) Menggali sumber pendapatan baru disesuaikan dengan Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah; (2) Meningkatkan intensifiikasi pajak daerah dan retribusi daerah; (3) Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam memenuhi pembayaran pajak dan retribusi daerah dengan lebih mengintensifkan pembinaan dan penyuluhan; (4) Mengadakan reformasi dan restrukturisasi terhadap Peraturan Daerah tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dengan melakukan kajian, evaluasi dan perubahan yang disesuaikan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta disesuaikan dengan kemampuan potensi pendapatan; (5) Meningkatkan sarana aparatur dan kualitas sumber daya manusia dengan menyederhanakan sistem dan prosedur pelayanan masyarakat; (6) Melakukan pendataan potensi sumber-sumber pendapatan daerah; (7) Melakukan pendekatan ke pemerintah yang lebih atas untuk mendapatkan kucuran (bantuan) dana pembangunan daerah; (8) Memberikan kemudahan berusaha bagi pelaku ekonomi dengan penyederhanaan sistem dan prosedur administrasi pemungutan pajak dan retribusi daerah; (9) Meningkatkan pengendalian dan pengawasan atas pungutan PAD; Melakukan Berbagai kebijakan yang dilakukan untuk mewujudkan penerimaan daerah yang optimal, maka kesinambungan program/ kegiatan dalam rangka penyediaan sarana dan prasarana, guna peningkatan pelayanan masyarakat dengan memperhatikan aspek kepentingan umum, tetap menjadi landasan utama dalam merealisir target pendapatan. Oleh karena itu pendapatan daerah yang dianggarkan dalam APBD merupakan perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan. Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun Anggaran

28 (1) Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan Daerah Pendapatan Daerah Kabupaten Ngawi sesuai target yang telah ditetapkan pada Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi Nomor 7 Tahun 2016 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016 telah ditetapkan sebesarrp ,26 dan dapat terealisasi sebesar Rp ,70 melebihi target sebesar Rp ,44 atau mencapai %. Apabila dibanding dengan pencapaian target periode yang sama tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp ,40 berarti telah mengalami kenaikan sebesar Rp ,30 atau 3,44%. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaiman telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011, Sumber-sumber pendapatan daerah terdiri dari (a) Pendapatan Asli Daerah ( PAD) Pendapatan Asli Daerah yang terdiri dari penerimaan Hasil Pajak Daerah, Hasil Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan, dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah memegang peranan penting dalam Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dari target sebesar Rp ,50 realisasinya sebesar Rp ,70 sehingga terjadi pelampauan realisasi sebesar Rp ,20 atau 7,68%. Apabila dibanding dengan realisasi periode yang sama tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp ,40 berarti telah mengalami kenaikan sebesar Rp ,30 atau 2,38%. Untuk memaksimalkan penerimaan tersebut langkah-langkah yang ditempuh dalam mengelola Pendapatan Asli Daerah,adalah: Penetapan Produk hukum daerah tentang pajak daerah dan retribusi daerah dilakukan dengan berpedoman pada ketentuan yang diatur dalam Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah; Upaya peningkatan penerimaan Pendapatan Asli Daerah, tidak dilakukan dengan kebijakan yang memberatkan dunia usaha dan masyarakat. Upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah ditempuh melalui kegiatan intensifikasi dan ekstensifikasi pemungutan pajak dan retribusi daerah, law enforcement dalam upaya membangun ketaatan wajib pajak dan wajib retribusi daerah serta peningkatan pengendalian dan pengawasan atas pemungutan pendapatan asli daerah untuk terciptanya efektifitas dan efisiensi yang dibarengi dengan peningkatan kualitas, kemudahan, ketepatan dan kecepatan pelayanan dengan biaya murah; Terus berupaya menggali potensi sumber-sumber pendapatan daerah; Mendorong investasi yang berdampak pada peningkatan pendapatan daerah; Melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan daerah. (b) Pendapatan Transfer Pendapatan Transfer terdiri dari Transfer Pemerintah Pusat Dana Perimbangan,Tranfer Pemerintah Pusat Lainnya dan transfer Pemerintah Propinsi. Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun Anggaran

29 Transfer Pemerintah Pusat Dana perimbangan sangat terkait dengan pelaksanaan desentralisasi kewenangan dan fiskal yang diserahkan kepada daerah, komponen dana perimbangan bersumber dari Bagi Hasi Pajak, Bagi Hasil Bukan Pajak/SDA, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus. Penerimaan Dana Perimbangan yang telah dicapai atas dasar formulasi bagi hasil yang telah ditetapkan dengan kemampuan optimal pemungutan yang di lakukan di daerah. Dari target sebesar Rp ,00 terealisasi sebesar Rp ,00 sehingga terjadi pelampauan realisasi sebesar Rp ,00 atau sebesar 0,38%. Apabila dibanding dengan pencapaian target periode yang sama tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp ,00 berarti telah mengalami kenaikan sebesar Rp ,00 atau 26,08%. Transfer Pemerintah Pusat Lainnya terdiri dari Dana Penyesuaian. Dari target sebesar Rp ,00 terealisasi sebesar Rp ,00 sehingga terjadi pelampauan realisasi sebesar Rp ,00 atau sebesar 1,66%. Apabila dibanding dengan pencapaian target periode yang sama tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp ,00 berarti telah mengalami penurunan sebesar Rp ,00 atau 52.97%. Tranfer Pemerintah Propinsi terdiri dari Pendapatan Bagi Hasil Pajak dan Pendapatan Bagi Hasil Lainnya. Dari target sebesar Rp ,00 terealisasi Rp ,00 sehingga terjadi pelampauan realisasisebesar Rp ,00 atau sebesar 7,94%. Apabila dibanding dengan pencapaian target periode yang sama tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp ,00, berarti telah mengalami kenaikan sebesar Rp ,00 atau 7,23%. Langkah-langkah yang ditempuh dalam mengelola Dana Perimbangan, adalah: Penetapan pagu dana perimbangan yang ditetapkan berdasarkan alokasi definitif yang sudah ditetapkan oleh pemerintah pusat, dengan terus melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat untuk peningkatan setiap tahunnya, yang meliputi Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Dana Bagi Hasil pajak dan bukan pajak. Melakukan kerjasama dengan KPP Pratama untuk melakukan intensifikasi dan Ekstensifikasi Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21. (c) Lain-Lain Pendapatan yang Sah Lain-lain Pendapatan Yang Sah dalam struktur APBD adalah merupakan jenis penerimaan yang bersumber dari Pendapatan Hibah, Pendapatan Darurat dan Pendapatan Lainnya. Dari target sebesarrp ,76 realisasinya sebesar Rp ,00 atau sebesar 100%. Apabila dibanding dengan pencapaian target periode yang sama tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp ,00 berarti telah mengalami penurunan sebesar Rp ,00 atau sebesar 52,54%. Secara lengkap Pendapatan Daerah Kabupaten Ngawi Tahun Anggaran 2015 dan 2016, dapat disajikan tabel sebagai berikut: Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun Anggaran

30 Tabel c.1 PendapatanDaerah Kabupaten Ngawi Tahun Anggaran 2015 dan 2016 NO URAIAN TAHUN Jumlah % Jumlah % Growth PENDAPATAN ASLI DAERAH ,40 10, ,70 9,90 2,33 HASIL PAJAK DAERAH ,00 2, ,00 2,12 7,95 HASIL RETRIBUSI DAERAH ,20 0, ,50 0,79-2, HASIL PENGELOLAAN KEKAYAAN DAERAH YANG DIPISAHKAN LAIN - LAIN PENDAPATAN ASLI DAERAH YANG SAH ,70 0, ,00 0,47 2, ,50 6, ,20 6,84 1,01 PENDAPATAN TRANSFER ,00 85, ,00 88,14 5,98 TRANSFER PEMERINTAH PUSAT - DANA PERIMBANGAN TRANSFER PEMERINTAH PUSAT - LAINNYA TRANSFER PEMERINTAH PROPINSI 1.3 LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH ,00 60, ,00 74, ,00 20, ,00 9, ,00 4, ,00 4,68 20,68-112,62 6, ,00 4, ,00 1,97-110, PENDAPATAN HIBAH 0,00 0, ,00 0,85 100, PENDAPATAN DANA 0,00 0,00 0,00 0,00 DARURAT 0, PENDAPATAN LAINNYA ,00 4, ,00 1,11-272,32 JUMLAH PENDAPATAN , ,70 100,00 3,33 Dari data diatas dapat dilihat bahwa berdasarkan struktur pendapatan daerah, Pendapatan Asli Daerah ( PAD) yang terdiri Hasil Pajak Daerah, Hasil Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah menyumbang yaitu sebesar 9,90% dari total Pendapatan Daerah, namun seiring dengan bertambahnya potensi yang digali dan penerapan manajemen yang terus diperbaiki dapat menghasilkan PAD pada setiap tahunnya mengalami peningkatan, dimana kenaikan tersebut dangat dipengaruhi upaya yang dilakukan dalam memacu peningkatan PAD melalui kegiatan intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah, adapun kegiatan yang telah dilakukan antara lain: Kerjasama dengan pihak ketiga Menambah objek dan subjek pajak dan retribusi daerah; Perluasan basis pajak/ retribusi daerah; Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun Anggaran

31 Menambah jumlah wajib pajak/retribusi pajak; Meningkatkan besarnya penetapan pajak/ retribusi daerah; Meningkatnya dan memperbaiki sistem dan prosedur pemungutan; Penyuluhan wajib pajak/retribusi daerah. Dana Perimbangan yang terdiri dari: Dana Bagi Hasil Pajak, Bagi Hasil Bukan Pajak/SDA yang merupakan pajak pemerintah pusat yang di bagikan kepada pemerintah propinsi/ kabupaten/kota. Dana Alokasi Umum (DAU) yang merupakan dana dari pemerintah pusat yang dialokasikan kepada pemerintah propinsi/ kabupaten/ kota dan dihitung berdasarkan Alokasi dasar di tambah celah fiskal, dimana dananya sebagian besar dipergunakan untuk belanja Gaji PNSD yang dalam penghitungan Dana Alokasi Umum (DAU) menjadi alokasi dasar dan sisanya digunakan untuk mendukung program dan kegiatan yang tertuang dalam APBD. Dimana Alokasi Dasar adalah jumlah belanja pegawai, sedangkan celah fiskal adalah kebutuhan fiskal dikurangi kapasitas fiskal.kebutuhan fiskal terdiri dari luas wilayah,jumlah penduduk,jumlah penduduk miskin, Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK), Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan PDRB. Sedangkan kapasitas fiskal terdiri dari Pendapatan Asli Daerah, Dana Bagi Hasil Pajak, Bagi Hasil Bukan Pajak (SDA) dan Lain-Lain Pendapatan Yang Sah. Dana Alokasi Khusus (DAK) merupakan dana dari pemerintah pusat yang sifatnya spesifik yaitu penggunaan anggarannya sesuai dengan petunjuk teknis yang ditetapkan oleh pemerintah pusat sesuai bidangnya. Dana Perimbangan pada struktur APBD Tahun Anggaran 2016 memberikan kontribusi paling besar yaitu 74,23 % terhadap total pendapatan daerah. Dimana dari dana perimbangan sebagian besar berasal dari Dana Alokasi Umum yang setiap tahunnya mengalami kenaikan, namun kenaikan tersebut tidak seimbang dengan bertambahnya kebutuhan belanja daerah yang sebagian besar dipergunakan untuk belanja pegawai. Lain-Lain Pendapatan yang Sah yang terdiri dari Pendapatan Hibah, Pendapatan Dana Darurat, dan Pendapatan Lainnya memiliki kontribusi terhadap total pendapatan daerah sebesar 1,97% dari total pendapatan daerah. (2) Target dan Realisasi Pendapatan Realisasi pendapatan daerah kabupaten Ngawi pada tahun anggaran 2016 sebesar Rp ,70atau mencapai 101,50% dari target yang telah ditetapkan sebesar Rp ,70 sebagaimana dapat dilihat pada berikut: Tabel c.2 Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Tahun Anggaran 2016 KODE URAIAN ANGGARAN REALISASI TAMBAH/ KURANG (Rp) CAPAIAN 4 PENDAPATAN , ,70 ( ,44) 101, PENDAPATAN ASLI DAERAH , ,70 ( ,20) 107, Hasil Pajak Daerah , ,00 ( ,00) 112,77 (%) Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun Anggaran

32 TAMBAH/ KURANG CAPAIAN KODE URAIAN ANGGARAN REALISASI (Rp) (%) Hasil Retribusi Daerah , ,50 ( ,50) 105, Hasil Pengelolaan Kekayaan , ,00 0,00 100,00 Daerah Yang Dipisahkan Lain-lain Pendapatan Asli , ,20 ( ,70) 106,84 Daerah Yang Sah 4.2 DANA PERIMBANGAN , ,00 ( ,00) 100, Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak , ,00 ( ,00) 127, Dana Alokasi Umum , ,00 0,00 100, Dana Alokasi Khusus , , ,00 96, LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH , ,00 ( ,24) 103,22 4,3,1 Pendapatan Hibah , ,00 (1,24) 100, Dana Bagi Hasil Pajak dari , ,00 Provinsi dan Pemerintah ( ,00) 107,94 Daerah Lainnya Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus , ,00 ( ,00) 101,66 Bantuan Keuangan dari , , Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya 0,00 100,00 JUMLAH PENDAPATAN , ,70 ( ,44) 101,50 Dari data diatas dapat dilihat bahwa realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Ngawi pada Tahun Anggaran 2016 adalah sebesar Rp ,70 atau mencapai % dari target yang telah ditetapkan sebesar Rp ,50 Realisasi penerimaan PAD tersebut berasal dari: Hasil Pajak Daerah sebesar Rp ,00 Hasil Retribusi Daerah sebesar Rp ,50 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan sebesar Rp ,00 Lain-lain PAD Yang Sah sebesar Rp ,20 Komposisi target dan realisasi masing-masing jenis pendapatan pada tahun anggaran 2016 dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel c.3 Target dan Realisasi Hasil Pajak Daerah Tahun Anggaran 2016 KODE URAIAN ANGGARAN REALISASI CAPAIAN Hasil Pajak Daerah , ,00 112, Pajak Hotel , ,00 117, Pajak Restoran , ,00 169, Pajak Hiburan , ,00 113, Pajak Reklame , ,00 109, Pajak Penerangan Jalan , ,00 103, Pajak Parkir , ,00 110,52 Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun Anggaran

33 KODE URAIAN ANGGARAN REALISASI CAPAIAN Pajak Air tanah , ,00 109, Pajak Sarang Burung Walet , ,00 92, Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan , ,00 89, Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan , ,00 115, Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan , ,00 130,57 JUMLAH HASIL PAJAK DAERAH , ,00 112,77 Tabel c.4 Target dan Realisasi Hasil Retribusi Daerah Tahun Anggaran 2016 KODE URAIAN ANGGARAN REALISASI CAPAIAN Retribusi Jasa Umum , ,00 104, Retribusi Pelayanan Kesehatan , ,00 89, Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan , ,00 100, Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat , ,00 224, Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum , ,00 110, Retribusi Pelayanan Pasar , ,00 106, Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor , ,00 134, Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi , ,00 192, Retribusi Sewa Fasilitas Pasar , ,00 137, Retribusi Jasa Usaha , ,80 112, Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah , ,00 113, Retribusi Terminal , ,80 115, Retribusi Tempat Khusus Parkir , ,00 106, Retribusi Rumah Potong Hewan , ,00 110, Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga , ,00 113, Retribusi Penyeberangan di Air , ,00 127, Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah , ,00 102, Retribusi Perizinan Tertentu , ,70 130, Retribusi Izin Mendirikan Bangunan , ,70 112, Retribusi Izin Gangguan , ,00 139, Retribusi Izin Trayek , ,00 70,42 JUMLAH RETRIBUSI DAERAH , ,50 105,82 Tabel c.5 Target dan Realisasi Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Tahun Anggaran 2016 KODE URAIAN ANGGARAN REALISASI CAPAIAN Bagian Laba Atas Penyertaan Modal Pada Perusahaan Milik Daerah/BUMD , ,00 100, BUMD Bank Jatim , ,00 100, PD Sumber Bhakti 0,00 0,00 0, Bagian Laba Atas Penyertaan Modal Pada Perusahaan Patungan / Milik Swasta , ,00 100,00 Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun Anggaran

34 KODE URAIAN ANGGARAN REALISASI CAPAIAN Perusahaan Milik Swasta , ,00 100,00 JUMLAH HASIL KEKAYAAN DAERAH YANG DIPISAHKAN , ,00 100,00 Tabel c.6 Target dan Realisasi Lain-Lain PAD yang Sah Tahun Anggaran 2016 KODE URAIAN ANGGARAN REALISASI CAPAIAN Hasil Penjualan Aset Daerah Yang Tidak Dipisahkan , , Penjualan Drum Bekas Penjualan Hasil Penebangan Pohon Penjualan Bahan-bahan Bekas Bangunan Penjualan Hasil Pertanian Penjualan Hasil Lelang Jasa Giro Jasa Giro Kas Daerah Jasa Giro Bendahara Pengeluaran Jasa Giro BPJS Kesehatan Pendapatan Bunga Deposito Rekening Deposito Pada Bank JATIM , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,57 150,49 175,00 100,00 257,83 100,00 153,52 112,03 107,51 257,15 343,86 129,07 129, Pendapatan Denda atas Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan , ,64 31, Bidang Pekerjaan Umum Pendapatan dari Pengembalian Pendapatan dari Pengembalian Kelebihan pembayaran Gaji dan Tunjangan Pendapatan dari Pengembalian Kelebihan pembayaran Perjalanan Dinas Pendapatan dari Pengembalian dari Uang Muka Pendapatan dari Pengembalian Belanja Pegawai Belanja Langsung , , , ,26 31,97 222,64 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, Pendapatan dari Belanja Tidak Langsung , , , Pendapatan dari Pengembalian Belanja Barang dan Jasa , ,37 108, Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum Fasilitas Umum , , , ,00 105,78 105, Hasil Pengelolaan Dana Bergulir , , ,00 Hasil Pengelolaan Dana Bergulir Kelompok ,37 Masyarakat , ,00 Pendapatan Badan Layanan Umum ,65 106,08 Daerah (BLUD) , Pendapatan dari BLUD Rumah Sakit Pendapatan dari BLUD Puskesmas Geneng , , , ,98 107,87 100,66 Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun Anggaran

35 KODE URAIAN ANGGARAN REALISASI CAPAIAN Pendapatan dari BLUD Puskesmas Padas , , Pendapatan dari BLUD Puskesmas Karangjati , , Pendapatan dari BLUD Puskesmas Kwadungan , , Pendapatan dari BLUD Puskesmas Mantingan , , Pendapatan dari BLUD Puskesmas Ngrambe , , Dana Kapitasi JKN Dana Kapitasi JKN Pada Puskesmas , , , ,00 111,18 101,65 101,67 96,75 93,21 100,41 100,41 JUMLAH LAIN-LAIN PAD YANG SAH , ,20 106,94 b) Dalam Pengelolaan Belanja Daerah Secara definif belanja daerah adalah kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih. Belanja Daerah Kabupaten Ngawi diarahkan pada peningkatan proporsi belanja untuk memihak kepentingan publik, disamping tetap menjaga eksistensi penyelenggaraan Pemerintah. Dalam penggunaanya, belanja daerah harus tetap mengedepankan efisiensi,efektivitas dan penghematan sesuai dengan prioritas, yang diharapkan dapat memberikan dukungan program-program pembangunan daerah. Agar keuangan Pemerintah Kabupaten Ngawi dapat dikelola dengan baik, maka perlu dilakukan perencanaan keuangan,dengan selalu menggali potensi pendapatan, melakukan efisiensi belanja serta mengembangkan sumber pembiayaan. Pedoman pengelolaan belanja daerah yang dianggarkan dalam APBD meliputi: (1) Belanja daerah yang di prioritaskan untuk pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Kabupaten/Kota yang terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan yang ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan; (2) Belanja daerah dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib digunakan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan,fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial masyarakat; (3) Belanja daerah disusun berdasarkan pendekatan prestasi kerja yang berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan anggaran serta memperjelas efektifitas dan efisiensi penggunaan anggaran baik terhadap administrasi maupun terhadap masyarakat. Kuantitas belanja daerah merupakan bagian tak terpisahkan dari bagian pendapatan maupun pembiayaan dalam sistem APBD berbasis kinerja. Struktur belanja daerah yang tercantum dalam pasal 27 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 diklasifikasikan menurut organisasi, fungsi, program, kegiatan dan jenis belanja. Dalam pencapaian penyusunan APBD, belanja daerah harus didukung oleh adanya kepastian ketersediaan penerimaan dalam jumlah yang cukup. Hal ini didasarkan atas analisa logis dan rasional bahwa setiap kelompok belanja di biayai oleh sumber-sumber penerimaan daerah, baik dari pendapatan asli daerah maupun dari dana perimbangan. Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun Anggaran

36 Kebijakan pengelolaan belanja daerah pada tahun 2016 diarahkan pada peningkatan proporsi daerah untuk memihak kepentingan dan kebutuhan masyarakat lokal, disamping tetap menjaga eksistensi penyelenggaraan pemerintahan. Pada tahun anggaran 2016 proporsi belanja langsung mendapat alokasi sebesar 36,10 % dari total belanja. Target dan Realisasi Belanja Daerah Target dan realisasi belanja Kabupaten Ngawi tahun anggaran 2016 sebesar Rp ,09 realisasinya mencapai Rp ,93sehingga masih terdapat penghematan sebesar Rp ,16 atau 10,01 % dalam bentuk sisa lebih anggaran. Komponen belanja daerah terdiri kelompok belanja tidak langsung dan belanja langsung. Dari kelompok belanja tidak langsung selain dipergunakan untuk belanja pegawai padatahun 2016, juga dialokasikan: (1) Belanja Bunga yang harus dikeluarkan untuk membayar bunga atas pinjaman kepada lembaga keuangan bukan bank (2) Belanja Hibah yang diberikan secara selektif dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah, rasional dan ditetapkan dengan keputusan kepala daerah dengan tujuan untuk meningkatkan partisipasi dalam rangka penyelenggaraan pembangunan. (3) Belanja Bantuan Sosial diberikan secara selektif, tidak terus menerus / tidak mengikat serta memiliki kejelasan peruntukan penggunaannya dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah (4) Belanja Bagi Hasil Kepada Propinsi/ Kabupaten/ Kota dan Pemerintah Desa, digunakan untuk menganggarkan dana bagi hasil yang bersumber dari pendapatan kabupaten/kota kepada pemerintah desa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Belana bagi hasil tersebut diarahkan sebagai kompensasi pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang masuk ke Pemerintah Daerah; (5) Belanja Bantuan Keuangan Propinsi/ Kabupaten/ Kota, Pemerintah Desa dan Partai Politik. Belanja Bantuan Keuangan Pemerintah Desatersebut digunakan untuk menganggarkan bantuan keuangan yang bersifat umum atau khusus kabupaten kepada pemerintah desa dalam rangka pemerataan dan peningkatan kemampuan keuangan. Sedangkan belanja bantuan keuangan untuk partai politik dianggarkan untuk 11 partai politik yang duduk di DPRD Kabupaten Ngawi. (6) Belanja Tidak Terduga merupakan belanja untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan berulang-ulang seperti penanggulangan bencana alam dan bencana sosial yang tidak diperkirakan sebelumnya. Sedangkan dari kelompok belanja langsung dialokasikan untuk : (1) Belanja Pegawai yaitu untuk pengeluaran honorarium/upah dalam melaksanakan program dan kegiatan (2) Belanja barang dan jasa digunakan untuk menganggarkan pengadaan barang dan jasa yang nilai manfaatnya kurang dari 12 (dua belas) bulan dalam melaksanakan program dan kegiatan pemerintah daerah; (3) Belanja Modal digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pengadaan aset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 (dua Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun Anggaran

37 belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah daerah dan memenuhi batas minimal kapitalisasi aset. Sebagai bentuk implementasi otonomi daerah maka kebijakan umum belanja langsung diarahkan pada: (1) Belanja Penyelenggaraan Program Pembangunan yang berdampak luas pada kepentingan publik. (2) Belanja prioritas SKPD yakni untuk membiayai kegiatan sesuai dengan tupoksi dan urusan pemerintahan. (3) Menitikberatkan pada Urusan Wajib dan Urusan Pilihan yang sesuai dengan Prioritas Pembangunan Daerah. (4) Meningkatkanalokasi anggaran pada bidang-bidang yang langsung menyentuh kepentingan masyakarat. (5) Menjalankan program partisipasi penganggaran untuk isu-isu yang dominan antara lain: pendidikan, kesehatan, kemiskinan, prasarana dasar, isolasi wilayah serta lapangan kerja. (6) Melakukan efisiensi belanja melalui: Meminimalkan belanja yang tidak langsung dirasakan pada masyarakat. Melakukan analisis cost benefit dan tingkat efektifitas setiap program dan pemetaan profil resiko atas setiap belanja kegiatan beserta perencanaan antisipasinya. Target dan realisasi belanja TahunAnggaran 2016 secara rinci diuraikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel c.7 Target dan Realisasi Belanja Kabupaten Ngawi Tahun Anggaran 2016 KODE URAIAN TARGET REALISASI CAPAIAN (Rp) (Rp) (%) 5.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG , ,54 91, Belanja Pegawai , ,15 90, Belanja Bunga 0,00 0,00 0, Belanja Subsidi 0,00 0,00 0, Belanja Hibah , ,00 72, Belanja Bantuan Sosial , ,00 74, Belanja Bagi Hasil Kepada , ,00 93,41 Propinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa Belanja Bantuan Keuangan , ,39 99,60 Kepada Propinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa Belanja Tidak Terduga , ,00 1, BELANJA LANGSUNG , ,39 82, Belanja Pegawai , ,00 89, Belanja Barang dan Jasa , ,00 82, Belanja Modal , ,39 92,03 JUMLAH BELANJA , ,93 89,99 Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun Anggaran

38 Berdasarkan kondisi pendapatan dan belanja daerah serta pembiayaan daerah yang ada, maka target dan realisasi APBD Kabupaten Ngawi Tahun Anggaran 2016 dapat disajikan sebagaimana tabel berikut: Tabel c.8 Target dan Realisasi APBD Kapubaten Ngawi Tahun Anggaran 2016 KODE URAIAN TARGET (Rp) REALISASI (Rp) CAPAIAN (%) 4.1 Pendapatan Asli Daerah , ,70 107, Dana Perimbangan , ,00 100, Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah , ,00 103,22 JUMLAH PENDAPATAN , ,70 101, Belanja Tidak Langsung , ,54 91, Belanja Langsung , ,39 86,85 JUMLAH BELANJA , ,93 89,99 SURPLUS (DEFISIT) ( ,83) ( ,23) 0,00 6 PEMBIAYAAN , ,83 102, Penerimaan Pembiayaan , ,59 100, Pengeluaran Pembiayaan , ,76 69,95 PEMBIAYAAN NETTO , ,83 3,18 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Berkenaan (SILPA) 0, ,60 0,00 c) Aset Kemitraan Pihak Ketiga Temuan Audit Badan Pemeriksa Keuangan Tahun Anggaran 2011 atas Aset Kemitraan Pihak Ketiga sebesar Rp ,00 yang belum masuk Neraca, telah ditindak lanjuti dengan : (1) Untuk aset Tanah Terminal d senilai Rp ,00 sudah dicatat di KIB A pada Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Ngawi, sedangkan untuk Tanah Plaza Ngawi senilai Rp ,00 telah dicatat pada KIB pada Sekretariat Daerah Kabupaten Ngawi tahun 2012 sesuai dengan Berita Acara Perubahan Nilai Aset Tanah Nomor:028/13.04/ /2012 tanggal 29 Juni 2012 sebagai aset tetap-kemitraan dengan Pihak Ketiga. (2) Surat dari Ketua Paguyuban Pedagang Sub Terminal Ngrambe kepada Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi tanggal 1 Agustus 2012, tentang pemberitahuan selesainya pembangunan kios Sub Terminal Ngrambe; (3) Surat Kuasa penyerahan bangunan kios dari 15 orang pengguna kios, tertanggal September 2012, sebagai lampiran dari Surat Ketua Paguyuban Pedagang Sub Terminal Ngrambe tentang pemberitahuan selesainya pembangunan kios Sub Terminal Ngrambe; (4) Surat dari Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi kepada Kepala DPPKA No. 551/18.36/ /2012, tanggal 17 Oktober 2012 tentang tindak lanjut Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun Anggaran

39 penyerahan kios Sub Terminal Ngrambe dari Ketua Paguyuban Pedagang Sub Terminal Ngrambe; (5) Surat Kepala DPPKA kepada Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi No. 028/6481/ /2012 tanggal 13 November 2012 tentang Tanggapan Surat diatas agar penyerahan kios Sub Terminal Ngrambe dilakukan dengan proses Bangun Guna Serah atau Build Operate Transfer (BOT), sesuai Permendagri 17 Tahun 2007 dan rekomendasi BPK. (6) Akan segera dibentuk Tim Penyelesaian Permasalahan Aset Kemitraan Pihak Ketiga (Kios Sub Terminal Ngrambe dan Plaza Ngawi) untuk melakukan koordinasi dengan pemilik Ruko pada Plaza Ngawi dan Kios Terminal Ngrambe dan membuat perjanjian kerjasama sehingga pada masa perjanjian berakhir bisa diakui sebagai Aset Bangunan Pemerintah Kabupaten Ngawi. 2) Hambatan Dan Kendala Dalam Pencapaian Target Kinerja Keuangan a) Dalam Pengelolaan Pendapatan (1) Permasalahan Pelaksanaan pengelolaan Pendapatan Daerah terdapat beberapa kendala diantaranya: (a) Belum optimalnya pengelolaan pendapatan pada BLUD Puskesmas, karena sebagian BLUD Puskesmas baru ditetapkan sebagai Badan Layanan Umum Daerah pada tahun 2016 sehingga masih dalam tahap penyesuaian dalam pengelolaan keuangannya. (b) Sarana dan Prasarana yang kurang mendukung, khusunya akses jalan yang menghubungkan antar wilayah dalam Kabupaten Ngawi yang berdampak pada sedikitnya investor yang mau menanamkan modalnya di Kabupaten Ngawi. (c) Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak dan Retribusi Daerah sebagai konsekuensi pelaksanaan otonomi daerah terdapat pembatasan jenis pajak dan retribusi daerah yang dilimpahkan kepada pemerintah daerah, sehingga mengakibatkan pada: Jenis pajak maupun retribusi daerah yang sebelumnya menjadi kewenangan pemerintah kabupaten/kota banyak yang dipangkas sehingga mengakibatkan berkurangnya jenis pajak dan retribusi daerah yang dipungut pemerintah kabupaten/kota; Jenis pajak dan retribusi daerah yang dilimpahkan kepada pemerintah kabupaten/kota (khususnya Kabupaten Ngawi) ada sebagian sulit untuk dilaksanakan karena keterbatasan sumber daya manusia yang ada, disamping potensinya tidak ada juga membutuhkan biaya pengelolaan yang cukup besar. Sebagian objek wisata di Kabupaten Ngawi sebagai sumber PAD cenderung memerlukan biaya pengelolaan dan pembiayaan yang lebih besar daripada kontribusinya terhadap pendapatan daerah. Masih adanya dampak krisis keuangan global, mengakibatkan rendahnya tingkat pertumbuhan ekonomi dan pendapatan nasional, sehingga mempengaruhi rendahnya alokasi anggaran dana perimbangan dan bagi hasil pajak/bukan pajak dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah. Belum Optimalnya kegiatan investasi yang berpengaruh terhadap penerimaan pendapatan daerah. (d) Dengan diberlakukannya Peraturan Bersama Menteri Keuangan Menteri Dalam Negeri Nomor 213/PMK.07/2010 dan Nomor 58 Tahun 2010 tentang Tahapan Persiapan Pengalihan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan sebagai Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun Anggaran

40 Pajak Daerah dan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-61/PJ/2010 tentang Tata Cara Persiapan Pengalihan PBB Perdesaan dan Perkotaan sebagai Pajak Daerah sebagai konsekuensi Pemerintah Kabupaten Ngawi melaksanakan pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan (PBB P2) yang dilimpahkan dari Kantor Pajak Pratama kepada Pemerintah Daerah, sehingga mengakibatkan pada Belum optimalnya kegiatan pemungutan pajak akibat dari data yang digunakan dalam penilaian NJOP masih menggunakan hasil survey yang belum di perbarui (Up to date). (2) Solusi Sebagai upaya mengatasi permasalahan peningkatan Pendapatan Daerah telah dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: (a) Meningkatkan pengelolaan pemeliharaan secara maksimal terhadap objek-objek wisata yang diharapkan pada tahun-tahun mendatang penerimaan dari objek pariwisata menjadi andalan penerimaan PAD Kabupaten Ngawi. (b) Mengoptimalkan kinerja dan pengelolaan keuangan RSUD sebagai Badan Layanan Umum Daerah, karena pola pengelolaan keuangan ini memberikan fleksibilitas berupa keleluasan untuk menerapkan praktek-praktek bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. (c) Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana transportasi (utamanya transportasi jalan) untuk mendukung masuknya investor ke Kabupaten Ngawi. (d) Penggalian sumber-sumber pendapatan daerah yang baru yang belum menjadi kewenangan pemerintah propinsi maupun pemerintah pusat. (e) Senantiasa terus berupaya meningkatkan penerimaan pajak dan retribusi daerah melalui inovasi terhadap sumber-sumber pendapatan yang sudah ada.dapat berupa stimulan bagi hasil ataupun peningkatan sarana prasarana pendukung fasilitas umum. (f) Melaksanakan kerjasama pengelolaan objek pariwisata dengan pihak ketiga, sehingga kontribusi yang masuk sebagai PAD tidak terbebani dengan biaya pengelolaan dan pemeliharaan karena sudah menjadi tanggungjawab pihak ketiga (g) Memberikan kemudahan kepada wajib pajak dan insentif kepada para investor. (h) Melakukan penilaian kembali atas Objek Pajak untuk menentukan NJOP (Nilai Jual Objek Pajak). b) Dalam Pengelolaan Belanja (1) Permasalahan (a) Sering terjadinya perubahan Peraturan Perundang-undangan mengenai Pengelolaan Keuangan Daerah dari Pemerintah Pusat sangat menyulitkan bagi para pelaksanan di daerah. (b) Terbatasnya jumlah personil di Satuan Kerja Perangkat Daerah ( SKPD) yang memahami dan atau meiliki kemampuan terhadap pengelolaan keuangan daerah (c) Terbatasnya jumlah personil yang memiliki sertifikasi pengadaan barang dan jasa di masing-masing SKPD, sehingga masih ada yang sebagian besar SKPD sulit memenuhi persyaratan sesuai dengan yang diamanatkan dalam Keputusan Presiden Nomor 8 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah. (d) Bersamaan waktu berlakunya Tahun Anggaran Pemerintah Pusat dan Daerah menyulitkan daerah dalam penyusunan APBD sudah di mulai pada bulan Juni Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun Anggaran

41 sedangkan perkiraan alokasi dana perimbangan dan dana bagi hasil pajak/ bukan pajak dari pemerintah pusat baru diterima sekitar bulan Nopember. (2) Solusi (a) Mengadakan koordinasi dan konsultasi dengan pemerintah pusat terkait dengan perubahan peraturan perundang-undangan terkait pengelolaan keuangan dari pemerintah pusat (b) Aktif mengirimkan karyawan/ karyawati untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan, baik yang diadakan oleh pemerintah pusat maupun propinsi mengenai Pengelolaan Keuangan Daerah Maupun Pengelolaan Barang dan Jasa. (c) Sering menyelenggarakan pelatihan dan ujian sertifikasi Panitia Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Daerah di Kapubaten Ngawi. (d) Diharapkan kegiatan-kegiatan yang dibiayai dengan dana dekonsentrasi sudah dapat diinformasikan pada saat awal penyusunan agar tidak terjasi duplikasi alokasi belanja pada objek belanja daerah yang sama. Deangan demikian akan mampu mensinergikan alokasi belanja daerah dengan dana dekonsentrasi, bail lokasi, volume maupun satuan kerja yang menjadi sasaran alokasi belanja daerah. (e) Selalu aktif melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat untuk meminta informasi perkiraan alokasi dana perimbangan maupun dana bagi hasil pajak/bukan pajak dari pemerintah pusat dan propinsi sehingga angka perkiraan pendapatan yang dicantumkan dalam penyusunan APBD tidak terlalu jauh berbeda dengan pagu definitif yang ditetapkan. Secara global beberapa permasalahan yang menjadi penghambat dalam upaya pencapaian target kinerja keuangan sebagai berikut : a) Masalah Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam upaya pencapaian target kinerja keuangan. Kondisi SDM yang ada pada saat ini secara umum masih terbatas jumlahnya khususnya yang memiliki kualitas atau skill sesuai kebutuhan, sehingga penerapan the right man on the right place belum sepenuhnya dapat dilaksanakan. Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan mengoptimalkan SDM yang ada dengan jalan meningkatkan kemampuannya melalui pendidikan dan pelatihan, bimbingan teknis, pembinaan-pembinaan secara intensif dan lain-lain baik formal maupun non formal yang diselenggarakan sendiri maupun yang diselenggarakan oleh pemerintah pusat/propinsi dan institusi lain sesuai dengan bidang kewenanggannya. b) Masalah Sarana dan Prasarana Disamping SDM, sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam manajemen dalam upaya pencapaian target kinerja keuangan. Kondisi sarana dan prasarana pendukung pelaksanaan program dan kegiatan dalam upaya pencapaian target kinerja keuangan pada setiap bidang pemerintahan secara umum masih kurang memadai baik dari kualitas maupun kuantitas. Untuk mengatasinya pemerintah kabupaten Ngawi berusaha melakukan penambahan sarana dan prasarana sesuai kebutuhan secara bertahap mengingat kemampuan anggaran yang terbatas, dimana penambahan-penambahan tersebut disesuaikan dengan standar kualitas yang dibutuhkan. Disamping itu pemeliharan secara rutin dan berkala juga dilakukan agar Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun Anggaran

42 sarana dan prasarana tetap dapat dimanfaatkan sesuai fungsinya dalam upaya menunjang pelaksanaan program dan kegiatan guna mencapai target kinerja keuangan yang efektif dan efisien. c) Masalah Sistem dan Prosedur Sebagaimana diketahui bersama bahwa beberapa tahun terakhir ini telah terjadi beberapa kali perubahan terhadap peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang pengelolaan keuangan daerah. Adanya perubahan-perubahan tersebut berdampak secara langsung terhadap pelaksanaan program dan kegiatan. Pengaruh yang sangat nyata terkait dengan adanya perubahan sistem dan prosedur adalah berubahnya dari sistem UUDP ke sistem UYHD atau sistem uang persediaan. Bagi pemerintah daerah khususnya kabupaten Ngawi, sistem uang persediaan merupakan sistem baru yang mulai dilaksanakan pada tahun anggaran Untuk dapat memahami sistem tersebut memerlukan waktu secara bertahap. Adanya perbedaan dalam pemahaman sistem dan prosedur yang baru berpengaruh pada pelaksanaan program kegiatan dan pada akhirnya berpengaruh pula terhadap pencapaian target kinerja keuangan. Upaya yang telah dilakukan dalam rangka meningkatkan pemahanan terhadap sistem dan prosedur yang baru adalah dengan jalan melakukan bimbingan teknis dan pembinaan-pembinaan secara rutin dan berkala serta melakukan konsultasi-konsultasi kepada instansi yang berkompeten misalnya Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Prop. Jatim, Kementrian Dalam Negeri, Kementrian Keuangan maupun Badan Pemeriksa Keuangan. d) Masalah Sistem Pengendalian Intern Salah satu syarat untuk dapat melaksanakan program dan kegiatan guna mencapai efektifitas dan efesiensi target kinerja keuangan adalah adanya sistem pengendalian intern yang memadai. Sistem pengedalian intern yang memadai akan dapat menjamin adanya pelaksanaan program dan kegiatan sesuai dengan sistem dan prosedur yang telah ditetapkan serta terlindunginya aset-aset pemerintah daerah. Permasalahannya adalah bahwa sampai dengan saat ini peraturan pemerintah maupun peraturan menteri yang mengatur sistem pengendalian intern untuk dijadikan pedoman bagi pemerintah daerah masih belum ada. Namun demikian, dalam pelaksanaan pencapaian target kinerja keuangan pengendalian tetap dilakukan secara ketat sesuai dengan ketentuan yang berlaku, sehingga efektifitas dan efisiensi pencapaian target kinerja keuangan tetap terpenuhi. Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun Anggaran

43 Bab 4 KEBIJAKAN AKUNTANSI KERANGKA KONSEPTUAL KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI Akuntansi dan Pelaporan Keuangan dimaksudkan sebagai ketentuan yang harus dipahami dan ditaati oleh entitas akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah daerah dalam melakukan kegiatannya, serta oleh pengguna laporan keuangan yang disajikan. Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Ngawi tertuang di dalam Peraturan Bupati Nomor 42 Tahun 2014 tentang Kebijakan Akuntansi di Pemerintah Kabupaten Ngawi dan Peraturan Bupati Nomor 43 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Pemerintah Kabupaten Ngawi. 1) Entitas Akuntansi dan entitas pelaporan keuangan daerah. Entitas pelaporan merupakan Pemerintah Daerah yang terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan perundang-undangan wajib menyampaikan LAporan Pertanggungjawaban beupa Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Sedangkan entitas akuntansi Satuan Kerja Perangkat Daerah yang karena tugas dan fungsinya wajib menyelenggarakanakuntansi dan menyusun Laporan Keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan. Entitas akuntansi memiliki kewajiban untuk menyusun laporan keuangan yang terdiri dari LRA, LO, LPE. Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan untuk dgabungkan pada entitas pelaporan. 2) Basis Akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan. Berdasarkan PP Nomor 71 Tahun 2010 tentng Standar Akuntansi Pemerintahan, basis akuntansi yang digunakan dalam penyusuna Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Tahun 2015 adalah basis akrual. Dimana pengakuan pendapatan, beban, aset, utang dan ekuitas dalam pelaporan financial berbasis akrual, serta pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam APBD. Berpedoman kepada Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah Nomor 10 tentang koreksi Kesalahan Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasu Akuntansi dan Operasi yang Tidak Dilanjutkan serta Interpretasi Pernyataan Satndar Akuntansi Pemerintah No.4, adapun dampak kumulatif dari perubahan Kebijakan Akuntansi dan koreksi kesalahan yang berdampak pada laporan keuangan periode sebelumnya disajikan dalam laporan perubahan ekuitas dan disajikan dalam Calk dalam rangka memberikan informasi keterbandingan atas laporan keuangan. 3) Basis pengukuran yang mendasari penyusunan laporan keuangan. Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk setiap transaksi yang terjadi baik lewat transaksi kas maupun non kas. Pencatatan Pos-pos dalam laporan keuangan menggunakan nilai historis yaitu nilai perolehan atau nilai wajar yang diakui pada saat aset atau kewajiban diperoleh pemerintah daerah. Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun Anggaran

44 Sedangkan Basis Akrual pada nerava berarti bahwa aset, kewajiban dan ekuitas dana diakui dan dicatat pada saaat terjadinya transaksi atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan opemerintah tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Pengukuran aset diatur sebagai berikut: Kas dicatat sebesar nilai nominal Investasi jangka pendek dicatat sebesar nilai perolehan; Piutang dicatat sebesar nilai nominal dan nilai bersih yang dapat direalisasikan; Persediaan dinilai pada akhir periode akuntansi berdasarkan hasil inventarisasi Fisik dengan metode FIFO; Investasi Jangka Panjang dicatat sebesar biaya perolehan serta metode perolehannya menggunakan metode ekuitas; Aset tetap dicatat sebesar biaya perolehan; Untuk kewajiban dicatat sebesar nilai nominal. 4) Penerapan kebijakan akuntansi berkaitan dengan ketentuan yang ada dalam Standar Akuntansi Pemerintahan. Secara Keseluruhan, kebijakan akuntansi yang mendasari penyusunan Laporan Keuangan di lingkup Pemerintah Kabupaten Ngawi telah sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan sebagaimana termaktub dalam Peraturan Bupati Nomor 42 Tahun 2014 tentang Kebijakan Akuntansi di Pemerintah Kabupaten Ngawi dan Peraturan Bupati Nomor 43 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Pemerintah Kabupaten Ngawi. Dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan penerapannya di Pemerintah Kabupaten Ngawi maka telah sesuai dengan Peraturan menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah. Kabupaten Ngawi baru menerapkan akuntansi berbasis akrual pada tahun 2015 untuk penyusunan LKPD TA Standar Akuntansi Pemerintahan menyatakan bahwa perubahan kebijakan harus disajikan pada laporan perubahan ekuitas dan diungkapkan dalam Catatn atas Laporan Keuangan (CaLK). Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun Anggaran

45 Bab 5 PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN I. LAPORAN REALISASI ANGGARAN PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2016 DAN 2015 ( dalam Rupiah) KODE URAIAN ANGGARAN 2016 REALISASI 2016 % REALISASI PENDAPATAN , ,70 101, , Pendapatan Asli Daerah , ,70 107, , Hasil Pajak Daerah , ,00 112, , Hasil Retribusi Daerah , ,50 105, , Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan , ,00 100, , Lain-lain PAD yang Sah , ,20 106, , Pendapatan Transfer , ,00 100, , Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan , ,00 100, , Bagi Hasil Pajak , ,00 131, , Bagi Hasil Bukan Pajak ( Sumber Daya Alam) , ,00 117, , Dana Alokasi Umum , ,00 100, , Dana Alokasi Khusus , ,00 96, , Transfer pemerintah Pusat - Lainnya , ,00 101, , Dana Otonomi Khusus 0,00 0,00 0,00 0, Dana Penyesuaian , ,00 101, , Tambahan Penghasilan Bagi PNS Guru 0,00 0,00 0,00 0, Tunjangan Profesi Guru PNSD 0,00 0,00 0,00 0, Transfer Pemerintah Propinsi , ,00 107, , Pendapatan Bagi Hasil Pajak , ,00 107, , Pendapatan Bagi Hasil Lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00 Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Ngawi Tahun Anggaran

1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN Maksud penyusunan Laporan Keuangan Dinas Dikpora Provinsi NTB adalah untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN. Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Kinerja Keuangan Masa Lalu Sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah,

Lebih terperinci

KEBIJAKAN AKUNTANSI PELAPORAN KEUANGAN

KEBIJAKAN AKUNTANSI PELAPORAN KEUANGAN LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KEBIJAKAN AKUNTANSI PELAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan. daerah sebagai penyelenggara pemerintah daerah.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan. daerah sebagai penyelenggara pemerintah daerah. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah merupakan penyelenggara seluruh urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut azas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

PEMERINTAH KOTA KEDIRI PEMERINTAH KOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA KEDIRI TAHUN ANGGARAN 2008 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJ0 NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman I. DAFTAR ISI... i II. DAFTAR TABEL... iii III. DAFTAR LAMPIRAN... iv

DAFTAR ISI. Halaman I. DAFTAR ISI... i II. DAFTAR TABEL... iii III. DAFTAR LAMPIRAN... iv DAFTAR ISI Halaman I. DAFTAR ISI... i II. DAFTAR TABEL... iii III. DAFTAR LAMPIRAN... iv Bab I Pendahuluan Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015... 1 1.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Provinsi Bali disusun dengan pendekatan kinerja

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 10 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 10 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 10 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

WALIKOTA MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG WALIKOTA MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 WALIKOTA MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG

Lebih terperinci

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Berdasarkan Pasal 18 Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, bahwa dalam rangka penyusunan Rancangan APBD diperlukan penyusunan Kebijakan

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN 1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN

LAPORAN KEUANGAN 1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN [ AUDITED ] LAPORAN KEUANGAN 1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2010

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2010 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kualitatif 1. Basis Akuntansi Di dalam catatan atas laporan keuangan Pemerintah Kota Depok telah disebutkan bahwa laporan keuangan Pemerintah Kota Depok

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016

PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYA NERACA Per 31 Desember 2015 dan 2014

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYA NERACA Per 31 Desember 2015 dan 2014 A. NERACA NERACA Per 31 Desember 2015 dan 2014 Uraian Reff 2015 2014 ASET G.5.1.1 ASET LANCAR G.5.1.1.1 Kas di Kas Daerah G.5.1.1.1.1 135.348.133.135,77 93.099.242.994,09 Kas di Bendahara Pengeluaran G.5.1.1.1.2

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Kerangka ekonomi makro daerah akan memberikan gambaran mengenai kemajuan ekonomi yang telah dicapai pada tahun 2010 dan perkiraan tahun

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG, BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu 3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD 3.1.1.1. Sumber Pendapatan Daerah Sumber pendapatan daerah terdiri

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEMERINTAH KOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2008 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 3 TAHUN 2010

PEMERINTAH KOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 3 TAHUN 2010 PEMERINTAH KOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2009 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAGIAN HUKUM DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.2. MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.2. MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. UMUM Catatan Atas Laporan Keuangan merupakan komponen laporan keuangan yang berkedudukan menggantikan Nota Perhitungan Anggaran, sebagaimana yang dimaksud dan diatur dalam Peraturan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BATU

PEMERINTAH KOTA BATU PEMERINTAH KOTA BATU PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 1 TAHUN 2009 T E N T A N G ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2009 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang :

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN BERBASIS AKRUAL SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN BERBASIS AKRUAL SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN LAPORAN KEUANGAN BERBASIS AKRUAL SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2016 DAFTAR ISI Daftar Isi i Pernyataan Tanggung Jawab ii Ringkasan Eksekutif 5 A. Laporan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG 31 Januari 2011 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO 1 PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2011

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO RANCANGAN PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Binjai, 27 Februari 2017 Pengguna Anggaran. Ir. Dewi Anggeriani NIP

Kata Pengantar. Binjai, 27 Februari 2017 Pengguna Anggaran. Ir. Dewi Anggeriani NIP LAPORAN KEUANGAN SKPD TAHUN ANGGARAN 06 PEMERINTAH KOTA BINJAI DINAS PERTANIAN DAN PERIKANAN Kata Pengantar Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 00 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

Lebih terperinci

Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851);

Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851); SALINAN BUPATI TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN 1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN

LAPORAN KEUANGAN 1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN LAPORAN KEUANGAN 1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2016 DAN 2015 (Dalam

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Dalam upaya reformasi pengelolaan keuangan daerah, Pemerintah telah menerbitkan paket peraturan perundang undangan bidang pengelolaan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA LAPORAN REALISASI ANGGARAN

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA LAPORAN REALISASI ANGGARAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 (dalam Rupiah) No URAIAN CATATAN ANGGARAN 2015 REALISASI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 9 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN ANGGARAN 2008

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2009 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2009 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2009 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2009 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2009 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 SALINAN WALIKOTA MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN LEBAK TAHUN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SEMARANG NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Audited)

PEMERINTAH KOTA SEMARANG NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Audited) ASET PEMERINTAH KOTA SEMARANG NERACA PER 3 DESEMBER 24 DAN 23 (Audited) 24 23 Kenaikan /Penurunan (Rp) (Rp) (Rp) ASET LANCAR Kas di Kas Daerah - - - Bank 3,926,359,944 656,5,79,88 (345,23,79,936) Deposito

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2010

PERATURAN DAERAH NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2010 . PERATURAN DAERAH NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG Menimbang : a.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 LAMPIRAN I : PERATURAN DAERAH NOMOR : 1 TAHUN 2015 TANGGAL : 24 AGUSTUS 2015 PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT LD. 25 2011 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3262) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3262) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang SALINAN BUPATI TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SEMARANG NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Audited)

PEMERINTAH KOTA SEMARANG NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Audited) ASET PEMERINTAH KOTA SEMARANG NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Audited) 2014 2013 Kenaikan /Penurunan (Rp) (Rp) (Rp) ASET LANCAR Kas di Kas Daerah - - - Bank 310,926,359,944 656,050,079,880 (345,123,719,936)

Lebih terperinci

BAB III PENGELOLAAN KEUANGAN DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III PENGELOLAAN KEUANGAN DAN KERANGKA PENDANAAN BAB III PENGELOLAAN KEUANGAN DAN KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Perkembangan kinerja keuangan pemerintah daerah tidak terlepas dari batasan pengelolaan keuangan daerah sebagaimana

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Berdasarkan strategi dan arah kebijakan pembangunan ekonomi Kabupaten Polewali Mandar dalam Rencana

Lebih terperinci

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 7 TAHUN 2017

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 7 TAHUN 2017 BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO RANCANGAN PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT LD. 8 2013 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 6 TAHUN 2014

BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 6 TAHUN 2014 BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENJABARAN PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 BUPATI TOLITOLI Menimbang : a.

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 4 TAHUN 2014

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 4 TAHUN 2014 BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN WONOSOBO TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2014 REALISASI (Rp)

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2014 REALISASI (Rp) LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 NO URAIAN REFF ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2014 REALISASI 2014 LEBIH/ (KURANG)

Lebih terperinci

BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2015

BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2015 BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2011

PEMERINTAH KOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2011 PEMERINTAH KOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG, Menimbang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BLITAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI BLITAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN KLATEN LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 NO. URUT URAIAN ANGGARAN REALISASI REF (%) 2015 2015

Lebih terperinci

Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan Mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam

Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan Mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam SALINAN BUPATI TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 7 TAHUN 2013

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 7 TAHUN 2013 BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI SELATAN,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LD. 6 2011 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN UKM PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN UKM PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN UKM PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO Laporan keuangan Tahun Anggaran 2016 ini kami sajikan secara lengkap sebagai salah satu wujud

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAGIAN HUMAS SETDA KABUPATEN KUDUS

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAGIAN HUMAS SETDA KABUPATEN KUDUS CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAGIAN HUMAS SETDA KABUPATEN KUDUS BAB I PENDAHULUAN 1.1. Maksud dan tujuan penyusunan laporan keuangan Laporan Keuangan SKPD menyajikan informasi mengenai jumlah sumber daya

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT NOMOR : 03 TAHUN 2013

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT NOMOR : 03 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAHAT, Menimbang

Lebih terperinci

Pemerintah Provinsi Bali

Pemerintah Provinsi Bali BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintah dan kemampuan pendapatan daerah yang memiliki fungsi sebagai

Lebih terperinci

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2015 (Rp)

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2015 (Rp) LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 NO URAIAN REFF ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2015 REALISASI 2015 LEBIH/ (KURANG)

Lebih terperinci

BUPATI PAMEKASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

BUPATI PAMEKASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 BUPATI PAMEKASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PAMEKASAN, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II PERUBAHAN KEBIJAKAN UMUM APBD Perubahan Asumsi Dasar Kebijakan Umum APBD

BAB II PERUBAHAN KEBIJAKAN UMUM APBD Perubahan Asumsi Dasar Kebijakan Umum APBD BAB II PERUBAHAN KEBIJAKAN UMUM APBD 2.1. Perubahan Asumsi Dasar Kebijakan Umum APBD Dalam penyusunan Kebijakan Umum Perubahan APBD ini, perhatian atas perkembangan kondisi perekonomian Kabupaten Lombok

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG PEMERINTAH KABUPATEN MALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA BUPATI PURWAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR :d3 TAHUN 2014 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT,

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... iii Peraturan Gubernur

Lebih terperinci

1.3 Sistematika penulisan catatan atas laporan SKPD

1.3 Sistematika penulisan catatan atas laporan SKPD CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO Laporan keuangan Tahun Anggaran 2016 ini kami sajikan secara lengkap sebagai salah satu wujud transparansi

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Billions RPJMD Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016-2021 BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu Kinerja pelaksanaan APBD Provinsi Kepulauan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LD. 1 2009 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN ANGGARAN 2009 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

14 Januari 2013 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO 1

14 Januari 2013 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO 1 14 Januari 2013 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851); Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara

Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851); Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 2013 PERDA KOTA PASURUAN NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 13 HLM, LD No. 23 ABSTRAK : -

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PEMALANG TAHUN ANGGARAN 2008

Lebih terperinci

BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN ANGGARAN 2016

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 2 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 2 TAHUN 2014

LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 2 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 2 TAHUN 2014 LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 2 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013

BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 SALINAN BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG, Menimbang : a. bahwa memenuhi

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah menggambarkan kondisi dan analisis perekonomian daerah, sebagai

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NERACA Per 31 Desember 2015 dan 2014

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NERACA Per 31 Desember 2015 dan 2014 PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NERACA Per 31 Desember 2015 dan 2014 URAIAN Cat. NERACA 2015 2014 1 2 3 4 ASET 5.5.1 ASET LANCAR 5.5.1.a Kas 5.5.1.a. 124,037,218,752.14 381,022,519,212.75 Kas di Kas

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA TAHUN ANGGARAN 2016

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA TAHUN ANGGARAN 2016 BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PEMERINTAH KOTA TEGAL LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 NO. URUT URAIAN ANGGARAN 2014 REALISASI 2014 (%) REALISASI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 1 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN ANGGARAN 2009

Lebih terperinci

TAR== LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG

TAR== LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG NOMOR 3 TAR== LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2013 SERI A PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON 2 NOMOR 9 TAHUN 2011 SERI A PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA CIREBON TAHUN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012

PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 1 PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SAWAHLUNTO, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TAHUN ANGGARAN 2013

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TAHUN ANGGARAN 2013 B U P A T I P U R W O R E J O PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci