Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Identitas Ego Definisi identitas Erikson (dalam Santrock, 2011) berpendapat bahwa identitas merupakan sebuah aspek kunci dari perkembangan remaja. Identitas merupakan potret diri yang terdiri atas banyak bagian seperti identitas karir, identitas politik, identitas agama, identitas intelektual, minat, budaya, kepribadian, dan lain-lain (Santrock, 2011). Identitas juga dapat diartikan sebagai konsep diri yang terdiri dari tujuan, nilai-nilai dan keyakinan seseorang yang memiliki komitmen (Papalia, Olds, & Feldman, 2007). Dalam penjelasan mengenai perkembangan identitas yang dikembangkannya, Erikson (dalam Moshman, 2011) menempatkan identitas sebagai dimensi dengan berbagai pengetahuan tentang diri dan mengemukakan bahwa adanya identitas selalu berdampingan dengan adanya ego. Menurut Erikson (dalam Moshman, 2011), ego berkembang karena berhasil menyelesaikan tahap krisis sosial. Tahap tersebut dapat dilalui dengan membangun rasa percaya pada orang lain, mengembangkan identitas dalam masyarakat, dan membantu generasi berikutnya mempersiapkan untuk masa depan (McLeod, 2013). Dari berbagai sumber dapat disimpulkan bahwa identitas adalah gambaran mengenai diri yang didapat melalui keyakinan serta komitmen Definisi identitas ego Identitas ego dapat digambarkan sebagai komponen kepribadian pada masa remaja dari waktu ke waktu (Schwartz, Mullis, Waterman, & Dunham, 2000). Erikson (dalam Moshman, 2011) menyatakan bahwa identitas ego merupakan rasa diri yang sadar dari manusia yang berkembang melalui interaksi sosial. Identitas ego merupakan akumulasi pengalaman yang ada, keterampilan, bakat serta peluang yang ditawarkan oleh berbagai peran sosial menjadi satu identitas yang kompleks untuk individu (Subrahmanyam & Šmahel, 2011). Secara konstan, identitas ego dapat berubah karena adanya pengalaman baru dan informasi yang diperoleh dalam interaksi dengan orang lain. Erikson (dalam Mandja, 2014) berpendapat bahwa identitas ego merupakan perkembangan yang dialami oleh setiap individu dimana mereka berada di dalam 7

2 8 kerangka lingkungan masyarakat dan budaya dan setiap individu dapat menemukan siapa dirinya yang sebenarnya. Adanya pembentukan identitas pada umumnya berada pada masa remaja dan merupakan sebuah kunci dalam teori pengembangan kepribadian Erickson (dalam Moshman, 2011). Menurut Purwadi (2004) pembentukan identitas remaja menjadi sangat penting karena krisis identitas bila tidak segera selesai akan menimbulkan terbentuknya kepribadian yang tidak jelas. Steinberg (dalam Purwadi, 2004) mengungkapkan bahwa perkembangan dan pembentukan identitas pada remaja dipengaruhi oleh konteks tempat mereka berada serta latar belakang lingkungan, sosiokultur masyarakat sekitar maupun keluarga memberikan arah proses perkembangan maupun proses pembentukan identias diri remaja tersebut. Dapat disimpulkan bahwa identitas ego merupakan identitas yang selalu berkembang dan dipengaruhi oleh interaksi sosial di lingkungan Dimensi identitas ego Berdasarkan teori Erikson yang dikembangkan oleh Marcia (dalam Schwartz, Luyckx, Vignoles, 2011) ada 2 kriteria atau dimensi dalam status identitas atau sering disebut identitas ego yaitu eksplorasi dan komitmen. 1. Eksplorasi Eksplorasi merupakan periode berpikir, memilih, serta mencoba peran dan rencana hidup kedepannya (Schwartz, Luyckx, & Vignoles, 2011). Menurut Marcia (dalam Santrock, 2003) eksplorasi adalah suatu masa perkembangan identitas dimana remaja memilah alternatif yang berarti dan tersedia. Menurut Soenens (dalam Purnama, 2009) mengatakan bahwa eksplorasi adalah ketertarikan individu dalam mencari jati diri mengenai nilai, kepercayaan, tujuan dan proses eksplorasi menunjukkan percobaan dengan perbedaan aturan sosial, rencana dan ideologi. Eksplorasi melibatkan pertimbangan terhadap elemen identitas dengan kemungkinan alternatif dalam pencarian yang lebih lengkap terhadap diri (Purwadi, 2004). Meeus, Ledema, et al. (dalam Luyckx, Goossens, Soenens, & Beyers, 2006) berpendapat bahwa eksplorasi merupakan sejauh mana seorang remaja berpikir dan mengumpulkan informasi tentang komitmen yang akan mereka pilih dan eksplorasi mempertimbangkan berbagai alternatif sebelum membuat sebuah pilihan. Eksplorasi juga dipergunakan untuk mengevaluasi kembali komitmen yang telah dibuat (Bosma dalam Luyckx, Goossens,

3 9 Soenens, & Beyers, 2006, Cote dalam Luyckx, Goossens, Soenens, & Beyers, 2006, Levine dalam Luyckx, Goossens, Soenens, & Beyers, 2006, dan Kerpelman dkk, dalam Luyckx, Goossens, Soenens, & Beyers, 2006). Dengan kata lain, eksplorasi merupakan bagaimana individu mencari informasi lebih jauh tentang siapa dirinya dan mencoba berbagai hal untuk mencari indentitas yang benar-benar sesuai dengan dirinya, terutama dalam media sosial. 2. Komitmen Komitmen mengacu pada tingkat investasi pribadi individu yang dinyatakan dalam suatu tindakan atau keyakinan (Schwartz, Luyckx, & Vignoles, 2011). Sedangkan komitmen menurut Marcia (dalam Santrock, 2003), merupakan bagian dari perkembangan identitas dimana remaja menunjukan adanya suatu investasi pribadi pada apa yang akan mereka lakukan. Komitmen merupakan keputusan untuk mematuhi set tertentu seperti tujuan, nilai-nilai, dan keyakinan, apakah diri dimulai atau diadaptasi dari orang lain (Purwadi, 2004). Menurut Whitbourne (2012) komitmen merupakan individu yang memiliki rasa yang kuat, mengetahui siapa mereka, dan merasa yakin dengan pilihan yang telah mereka buat. Dapat disimpulkan bahwa komitmen merupakan suatu keputusan yang didasari dengan keyakinan bahwa individu telah menemukan identitas yang sesuai dengan dirinya Presentasi diri Definisi presentasi diri Goffman (1959) berpendapat bahwa individu dapat mempresentasikan dirinya kepada orang lain yang berinteraksi dengannya. Menurut Goffman (dalam Rui & Stefanone, 2013) presentasi diri merupakan cara berekspresi secara selektif dengan memberikan informasi tentang diri mereka sendiri dan berhati-hati untuk menanggapi informasi dari orang lain. Tujuan dari presentasi diri adalah untuk membuat orang lain menerima gambaran seorang individu, dan untuk mencapai tujuan ini, individu harus menampilkan diri mereka sesuai dengan peran sosial dan memastikan bahwa individu lainnya menilai secara positif memahami gambaran diri mereka (Goffman, dalam Rui & Stefanone, 2013). Menurut Baumeister & Hutton (1987) presentasi diri merupakan perilaku yang mencoba untuk menyampaikan beberapa informasi tentang diri sendiri atau beberapa gambar dari diri sendiri kepada orang lain. Definisi tersebut sama halnya

4 10 dengan yang diutarakan oleh Aronson, Wilson & Akert (2010) bahwa presentasi diri merupakan sebuah upaya individu untuk membuat orang lain melihat mereka karena mereka ingin terlihat Strategi presentasi diri Dalam presentasi diri, ada beberapa strategi yang dapat dipergunakan untuk menunjukan siapa diri dari seorang individu. Menurut Brown (1998) presentasi diri memiliki 5 strategi yang dapat dipergunakan, yaitu : 1. Ingratiation Merupakan salah satu strategi yang terbilang sukses untuk dilaksanakan. Hal tersebut dapat dikatakan karena ingratiation merupakan bentuk mempresentasikan diri seorang individu agar individu lain menyukai hal-hal yang ada dalam diri (Jones dan Wortman, dalam Brown, 1998). Menurut Lewis dan Neighbors (2005), ingratiation merupakan memberikan pujian atau ucapan kepada orang lain agar mendapatkan perhatian dari individu yang mengamati. Prilaku tersebut tidak lain adalah motif tersembunyi yang ditampilkan untuk mengambil simpati individu lain dan menempatkan agar individu tersebut dapat dipercaya dan memiliki perhatian yang lebih pada orang disekitarnya (Jones & Wortman, dalam Brown, 1998). 2. Self-Promotion Menurut Rosenfeld (dalam Soran & Balkan, 2013) Self-Promotion sering digunakan ketika individu merasa di tantang atau direndahkan oleh orang lain. Selfpromotion atau promosi diri merupakan suatu bentuk usaha yang meyakinkan individu lain tentang kompetensi yang dimiliki. Menurut Lewis dan Neighbors (2005), presentasi diri merupakan usaha yang dilakukan oleh seorang individu untuk meyakinkan orang lain bahwa ia mampu melakukan suatu hal. Tujuan dari selfpromotion ini adalah mempresentasikan kemampuan atau kompetensi yang dimiliki agar orang disekitar berfikir bahwa individu ini cerdas, berkompeten, berbakat dan mampu melakukan apa yang Ia yakini dapat dilakukan (Brown, 1998). 3. Intimidation Menurut Brown (1998) intimidasi merupakan suatu hal yang ditunjukan oleh seorang individu mengenai dirinya yang memiliki bentuk kekuasaan tertentu agar mendapat perhatian lebih dari individu lainnya. Hal tersebut diyakini oleh seorang individu yang memahami strategi ini agar dirinya dapat dipandang sebagai individu

5 11 yang memiliki tekad, kebijaksanaan dan merasa layak untuk dihormati serta disegani banyak orang. 4. Exemplification Exemplification merupakan individu yang selalu berusaha menciptakan suatu kesan bahwa mereka unggul secara moral, berbakti, memiliki kemampuan lebih dan dipandang sebagai individu yang selalu benar dalam segala hal (Brown, 1998). Menurut Lewis dan Neighbors (2005) adanya exemplification menunjukan adanya komitmen atas apa yang akan ditunjukkan pada orang lain. 5. Supplication Menurut Brown (1998) supplication merupakan tindakan mempresentasikan diri dalam hal melebih-lebihkan kelemahan atau kekurangan yang dimiliki. Biasanya individu yang menggunakan strategi presentasi diri ini memiliki latar belakang kasus yang tidak berkenan dalam hidupnya seperti merasa depresi atau memiliki permasalahan secara psikologis ( Gove, Hughes & Geerken, 1980 dalam Brown 1998). Menurut Lewis dan Neighbors (2005), supplication merupakan tindakan yang bertujuan untuk meminta dan menerima kasih sayang, perhatian dan bantuan dari orang lain. Maka dari itu individu yang menggunakan strategi ini lebih ingin menjadi pusat perhatian dari kelemahan atau kekurangan yang dimiliki dan dapat bergantung pada orang lain Online presentasi diri Subrahmanyam & Šmahel (2011) berpendapat bahwa disamping presentasi diri ada satu hal bernama presentasi diri secara online. Presentasi diri secara onlinemerupakan suatu cara yang berbeda yang dipergunakan oleh seorang individu untuk menampilkan dirinya dalam lingkup pengguna online (Subrahmanyam & Šmahel, 2011). Presentasi diri secara online merupakan sebuah subjek yang kompleks yang membentuk sebuah presentasi diri untuk diperlihatkan keseluruh individu lain secara online. Adanya teman di jejaring sosial, adanya testimonial, sharing tentang keseharian, foto, video dan semua tentang satu individu kepada orang lain merupakan unsur penting dalam presentasi diri secara online (Counts & Stecher, 2009). Dari pengertian yang ada dapat disimpulkan, presentasi diri secara online merupakan sebuah cara untuk menarik perhatian individu lain dalam konteks online.

6 Remaja Definisi remaja Menurut Marcia (dalam Purwadi, 2004) remaja merupakan salah satu tahapan tentang hidup manusia yang sangat penting untuk pembentukan identitas. Menurut Erikson (1959) masa remaja merupakan masa yang paling penting dari seluruh tahapan perkembangan. Remaja merupakan sebuah tahapan utama dimana dari masa transisi anak-anak hingga dewasa, mereka harus belajar dan menempatkan diri menjadi individu yang dewasa. Para remaja akan mencari identitasnya dan mencoba mencari tahu kebenaran akan dirinya (McLeod, 2013). Dapat disimpulkan bahwa remaja merupakan sebuah masa dimana mereka terus mencari jati diri yang sesuai selama tahap perkembangannya Tahapan remaja Selama dalam perkembangan hidup, remaja merupakan tahapan dimana mereka mencari tau siapa mereka dan dimana mereka akan hidup. Hal tersebut sejalan dengan tahapan perkembangan Erickson (dalam Santrock, 2012) yaitu identity vs role confusion. Masa remaja adalah masa perubahan besar yang dimulai dari perubahan bentuk tubuh, penyesuaian sosial dan akademik hingga mendapatkan Self-Image (Fleming, 2004). Masa remaja merupakan permulaan terjadinya krisis identitas, atau dalam istilah Erikson (1968) yaitu "titik balik dari peningkatan kerentanan dan peningkatan potensi" (Fleming, 2004). Tahap ini adalah sebuah tahap dimana individu akan memilih nilai-nilai dan keyakinan untuk diri sendiri. Individu tersebut akan mengalami masa krisis dalam pencarian identitas mereka. Masa krisis yang ditandai dengan kebingungan terhadap identitas mereka akan berakhir apabila orang tua mencoba untuk menyesuaikan pemikiran mereka dengan pemikiran remaja pada saat itu (Lint, 2011). Erickson (dalam McLeod, 2013) mengemukakan bahwa di tahap identity vs role confusion, para remaja akan membentuk identitas mereka sendiri berdasarkan hasil eksplorasi. Dalam bereksplorasi, munculnya kegagalan dapat mengakibatkan kebingungan dan memunculkan rasa tidak yakin pada diri sendiri. Untuk menanggapi adanya kebingungan tersebut (biasa disebut dengan krisis identitas), para remaja akan bereksperimen dalam hal gaya hidup hingga mendapatkan identitas yang sesuai dengan dirinya.

7 Kerangka berfikir Media sosial merupakan sebuah wadah dimana pengguna dapat dengan mudah berpartisipasi di dalamnya, berbagi dan menciptakan konten, termasuk blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual (Meyfield, 2008). Saat ini, penggunaan media sosial dikalangan remaja sangat dibutuhkan untuk bertukar informasi, mulai dari informasi seputar sekolah atau pembelajaran hingga informasi seputar hobi, gossip hingga berita-berita terbaru yang menjadi perhatian semua orang. DKI Jakarta sebagai Ibu Kota negara merupakan salah satu dari berbagai kota yang ada di seluruh dunia yang termasuk dalam pengguna aktif media sosial. Menurut Fauzi (2015) berdasarkan penelitian yang dilakukan, di Indonesia, rata-rata pengguna media sosial adalah remaja umur 9-13 tahun dengan tolak ukur 10 media sosial yang sering dipergunakan. Media sosial saat ini menjadi sebuah kebutuhan. Kebutuhan tersebut antara lain adalah kebutuhan bertukar informasi yang beredar luas di kalangan masyarakat. Beberapa media sosial yang sering dipergunakan oleh para remaja saat ini adalah Line, Facebook, BBM, YouTube dan Twitter yang menempati posisi 5 peringkat teratas pengguna media sosial di Indonesia (Fauzi, 2015). Adanya internet di zaman modern ini disusul dengan banyaknya penggunaan smartphone dikalangan remaja membuat banyak individu berkeinginan untuk mempresentasikan dirinya agar diketahui oleh banyak orang, baik yang dikenal maupun yang tidak dikenal. Meningkatnya penggunaan media sosial saat ini menjadi salah satu pilihan untuk mempresentasikan diri individu kepada orang lain. Tingginya angka penggunaan media sosial di Indonesia membuat para remaja pengguna media sosial mengeksplorasi segala informasi yang terbaru dalam lingkungan masyarakat, mulai dari pendidikan, politik hingga hobi. Banyak remaja yang menggunakan media sosial mulai menunjukan siapa dirinya kepada followers atau teman-teman di media sosial dengan menunjukan identitasnya. Beragam media sosial yang ada memfasilitasi remaja untuk mencari tahu tentang identitasnya. Dalam fase ini, remaja merupakan tahap ke 5 dari 8 tahap Erikson yaitu tahap yang disebut dengan identity vs role confusion. Fase tersebut melatar belakangi tahapan remaja yang mencari identitas yang pas bagi dirinya diantara banyak kebingungan atau krisis yang dirasakan. Untuk mencari tahu tentang identitas seorang individu melalui media sosial yang dimiliki atau di lingkungan sosial, para remaja biasa melakukan presentasi diri. Menurut

8 14 Baumeister dan Hutton (1987) presentasi diri merupakan perilaku yang mencoba untuk menyampaikan beberapa informasi tentang diri sendiri atau beberapa gambar dari diri sendiri kepada orang lain. Presentasi diri dapat dilakukan menggunakan berbagai strategi presentasi diri. Banyak strategi yang dapat dipergunakan oleh individu untuk mempresentasikan dirinya agar mendapat tanggapan dan perhatian dari orang disekitarnya. Pertama adalah ingratiation yang dapat membuat orang lain menjadi simpati dan percaya agar dirinya mendapat perhatian lebih. Contoh yang dapat disajikan oleh ingratiation adalah memberikan ucapan kepada teman yang berulang tahun melalui facebook, dengan tujuan agar individu yang memberi pujian terlihat memiliki perhatian lebih pada temannya dengan mengingat hari ulang tahunnya. Kedua adalah self-promotion, yaitu mempresentasikan kemampuan yang dimiliki agar orang lain mengakui bahwa dirinya pintar, berbakat dan cerdas. Sebagai contoh, menunjunjukan riwayat pendidikan di lembaga pendidikan internasional dalam media sosial yang dimiliki agar dianggap pintar dan beruntung bisa menempuh pendidikan di lembaga pendidikan tersebut. Ketiga adalah intimidation. Yang dimaksud dengan intimidation yaitu membuat orang lain merasa bahwa dirinya adalah orang yang berkuasa dan disegani banyak orang. Sebagai contoh, seorang pria mengunggah fotonya yang sedang menggunakan pakaian dinas TNI lengkap di media sosial dengan tujuan bila suatu saat bertemu di lingkungan sosial, dirinya merasa disegani banyak orang dan merasa dihormati. Yang keempat adalah exemplification, yaitu menciptakan suatu kesan bahwa dirinya adalah individu yang berkemampuan lebih dan selalu benar dalam bertindak. Dapat diambil contoh yaitu seorang pelajar mengunggah foto dan memperikan kata-kata dibawah fotonya ketika Ia menang Lomba Cerdas Cermat di sekolahnya. Hal tersebut dilakukan karena pelajar tersebut ingin dikenal sebagai pribadi yang berkemampuan lebih dalam segala hal. Yang kelima adalah supplication. Supplication merupakan suatu tindakan dengan cara melebih-lebihkan kekurangan yang dimiliki agar orang lain memperhatikannya. Sebagai contoh, X mengunggah foto bila Ia sedang sakit. Hal tersebut dilakukan untuk melihat apakah banyak orang yang memperhatikannya atau tidak.

9 15 Strategi tersebut dapat dilakukan apabila dirinya melakukan banyak melakukan eksplorasi dalam mencari informasi seputar dirinya yang akan dipesentasikan kepada individu lainnya. Contoh dari eksplorasi yang sering dilakukan oleh remaja adalah membuat banyak akun dari berbagai media sosial yang sedang melambung popularitasnya karena sering dipergunakan para remaja. Membuat berbagai macam akun media sosial yang dilakukan juga sama dengan bereksplorasi dalam mencari sosial media mana yang pas untuk dirinya. Selain melakukan banyak eksplorasi, remaja saat ini juga harus memiliki komitmen untuk memilih salah satu dari apa yang ingin dibagikan secara luas pada pengguna media sosial lainnya seputar dirinya. Contoh dari komitmen pada remaja adalah dengan menampilkan seluruh data diri di media sosial yang telah ditentukan. Remaja tersebut telah mengambil keputusan untuk menampilkan data dirinya di media sosial agar dapat diketahui oleh teman-teman yang ada di media sosialnya. Dengan melakukan presentasi diri, remaja akan mendapat tanggapan baik positif maupun negatif dari orang disekitarnya. Dari tanggapan tersebut, identitas remaja dapat terbentuk. Ia akan mengetahui siapa dirinya dan seperti apa dirinya dari pendapat orang lain. Untuk mengetahui hal tersebut, digunakanlah berbagai strategi yang dapat menghasilkan informasi mengenai dirinya. Hal tersebut sejalan dengan identitas ego yang dikembangkan oleh Erikson (dalam Moshman, 2011) yang menyatakan bahwa identitas ego merupakan rasa diri yang sadar dari manusia yang berkembang melalui interaksi sosial. Dengan adanya interaksi sosial, identitas seseorang remaja akan berkembang dan remaja akan membentuk identitasnya untuk meminimalisir terjadinya krisis identitas yang dapat menimbulkan sebuah kebingungan atau ketidak pastian atas identitas yang akan dipilih. Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat apakah ada hubungannya antara eksplorasi dan komitmen sebagai dimensi identitas ego dengan penggunaan strategi presentasi diri pada remaja, dan yang akan diukur dalam penelitian ini adalah dimensi eksplorasi dan komitmen serta beberapa strategi presentasi diri sepert ingratiation, selfpromotion, intimidation, exemplification dan supplication. Pada penelitian ini, peneliti memiliki asumsi bahwa remaja yang bereksplorasi di media sosial cenderung menggunakan strategi ingratiation, strategi self-promotion, strategi intimidation, strategi exemplification, dan strategi supplication. Dengan kata lain, adanya eksplorasi

10 16 yang dilakukan oleh remaja memiliki hubungan dengan salah satu atau beberapa strategi presentasi diri. Banyaknya strategi presentasi diri yang dipergunakan menandakan ada hubungannya dengan remaja yang masih melakukan eksplorasi dalam mencari identitas atau jati diri yang pas dengan dirinya. Sedangkan, apabila remaja telah memiliki komitmen dalam menggunakan media sosial cenderung menggunakan strategi ingratiation, strategi self-promotion, strategi intimidation, strategi exemplification, dan strategi supplication. Dengan kata lain, bila remaja sudah memiliki komitmen maka terdapat hubungan dalam penggunaan media sosial dengan salah satu atau beberapa strategi presentasi diri. Namun, banyaknya strategi presentasi diri yang dipergunakan belum tentu memiliki hubungan timbal balik dengan adanya komitmen yang dimiliki oleh remaja. Eksplorasi Komitmen Ingratiation Self-Promotion Intimidation Exemplification Supplication Gambar 2.1 Kerangka berpikir Sumber : Tabel Peneliti

Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di zaman modern ini, internet merupakan sebuah kebutuhan yang dapat dikatakan wajib bagi setiap orang. Menurut Shelly dan Campbell (2012) internet merupakan jaringan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Identitas Ego 2.1.1. Definisi Identitas Menurut Erikson (dalam Corsini, 2002), identitas adalah suatu perasaan tentang menjadi seseorang yang sama, perasaan tersebut melibatkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PENELITIAN BAB 2 TINJAUAN PENELITIAN 2.1. Ego Development Definisi identitas menurut Erikson (dalam Subrahmanyam & Smahel, 2011) adalah perasaan subjektif terhadap diri sendiri yang konsisten dan berkembang dari

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. Dari hasil yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, dapat diberikan

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. Dari hasil yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, dapat diberikan BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari hasil yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, dapat diberikan beberapa kesimpulan dalam penelitian ini. Terdapat hubungan antara selfmonitoring dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan adanya perubahan-perubahan fisik, kognitif, dan psikososial

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan adanya perubahan-perubahan fisik, kognitif, dan psikososial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Remaja merupakan masa transisi antara masa anak-anak dan masa dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan-perubahan fisik, kognitif, dan psikososial (Papalia,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Media sosial merupakan salah satu elemen di era globalisasi yang paling berkembang berdasarkan segi fitur dan populasi pemakai. Berdasarkan data dari US Census Bureau

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Identitas Ego 2.1.1 Definisi Identitas Ego Untuk dapat memenuhi semua tugas perkembangan remaja harus dapat mencapai kejelasan identitas (sense of identity) yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 1986). Mark Snyder (1974) mengajukan konsep self-monitoring, yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 1986). Mark Snyder (1974) mengajukan konsep self-monitoring, yang BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Self-monitoring 2.1.1 Definisi Self-monitoring Self-monitoring merupakan sebuah konsep yang berhubungan dengan impression management atau konsep pengaturan diri (Snyder & Gangestad,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI EKSTRINSIK PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DENGAN STRATEGI PRESENTASI DIRI DI MEDIA SOSIAL PADA REMAJA JABODETABEK

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI EKSTRINSIK PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DENGAN STRATEGI PRESENTASI DIRI DI MEDIA SOSIAL PADA REMAJA JABODETABEK HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI EKSTRINSIK PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DENGAN STRATEGI PRESENTASI DIRI DI MEDIA SOSIAL PADA REMAJA JABODETABEK Ardini Galuh Mustika tikatikoo30@gmail.com Dosen Pembimbing : Raymond

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah suatu masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah suatu masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah suatu masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Di masa remaja, individu mengalami peningkatan drastis terhadap berbagai fungsi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Identitas Ego 2.1.1 Definisi Identitas Erikson (dalam Papalia & Feldman, 2014 ) mendefinisikan identitas sebagai konsep yang berhubungan tentang diri yang membuat tujuan-tujuan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pada penelitian ini, peneliti akan mengetahui pengaruh intensitas penggunaan media sosial terhadap pembentukan identitas diri remaja, sehingga pendekatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Intimacy (Keintiman) 2.1.1 Definisi Intimacy Menurut Erikson (dalam Valentini, & Nisfiannoor, 2006) intimacy sebagai kemampuan untuk berkomunikasi dan juga berperan penting

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DATA. Peneliti akan menjelaskan gambaran umum mengenai hasil perolehan data dan

BAB 4 ANALISA DATA. Peneliti akan menjelaskan gambaran umum mengenai hasil perolehan data dan BAB 4 ANALISA DATA 1.1 Gambaran Umum Resaponden Peneliti akan menjelaskan gambaran umum mengenai hasil perolehan data dan gambaran umum 300 partisipan yang dilakukan pada siswa SMA yang berada di DKI Jakarta.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Self-monitoring merupakan kemampuan individu dalam. menampilkan dirinya terhadap orang lain dengan menggunakan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Self-monitoring merupakan kemampuan individu dalam. menampilkan dirinya terhadap orang lain dengan menggunakan BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1 Definisi Operasional Self-monitoring Self-monitoring merupakan kemampuan individu dalam menampilkan dirinya terhadap orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai kebutuhan yang paling dasar

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai kebutuhan yang paling dasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai kebutuhan yang paling dasar untuk berkomunikasi dan terhubung dengan manusia lain. Manusia cenderung berkumpul dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. itu kebutuhan fisik maupun psikologis. Untuk kebutuhan fisik seperti makan,

BAB I PENDAHULUAN. itu kebutuhan fisik maupun psikologis. Untuk kebutuhan fisik seperti makan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia memiliki serangkaian kebutuhan yang harus dipenuhi baik itu kebutuhan fisik maupun psikologis. Untuk kebutuhan fisik seperti makan, minum, pakaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara majemuk yang terdiri atas berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara majemuk yang terdiri atas berbagai macam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara majemuk yang terdiri atas berbagai macam suku, ras dan agama, hal ini yang memungkinkan terjadinya perkawinan antar suku, ras

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Fokus Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Peneltian...

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Fokus Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Peneltian... 9 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. i LEMBAR PERSETUJUAN. ii PERNYATAAN ORISINALITAS. iii LEMBAR PENGESAHAN. iv KATA PENGANTAR. v HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH vii ABSTRAK viii ABSTRACT.. ix DAFTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saling mengasihi, saling mengenal, dan juga merupakan sebuah aktifitas sosial dimana dua

BAB I PENDAHULUAN. saling mengasihi, saling mengenal, dan juga merupakan sebuah aktifitas sosial dimana dua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pacaran merupakan sebuah konsep "membina" hubungan dengan orang lain dengan saling mengasihi, saling mengenal, dan juga merupakan sebuah aktifitas sosial dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa ini menimbulkan perubahan-perubahan baik itu secara fisik maupun

BAB I PENDAHULUAN. Masa ini menimbulkan perubahan-perubahan baik itu secara fisik maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan transisi dari masa kanak-kanak dan masa dewasa. Masa ini menimbulkan perubahan-perubahan baik itu secara fisik maupun psikologis menuju

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Gambar spoiler media sosial ask.fm Sumber :

Gambar 1.1 Gambar spoiler media sosial ask.fm Sumber : BAB I PENDAHULUAN Media sosial adalah sebuah teknologi komunikasi yang saat ini marak digunakan oleh manusia (khususnya remaja) dalam beriteraksi sehari-hari. Dilansir dari website smartbisnis.com, Pengguna

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pengaruhi oleh kematangan emosi baik dari suami maupun istri. dengan tanggungjawab dan pemenuhan peran masing-masing pihak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pengaruhi oleh kematangan emosi baik dari suami maupun istri. dengan tanggungjawab dan pemenuhan peran masing-masing pihak yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pernikahan bagi manusia merupakan hal yang penting, karena dengan menikah seseorang akan memperoleh keseimbangan hidup baik secara biologis, psikologis maupun secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Maraknya dunia jejaring sosial terutama facebook yang muncul pertama kali

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Maraknya dunia jejaring sosial terutama facebook yang muncul pertama kali BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maraknya dunia jejaring sosial terutama facebook yang muncul pertama kali tahun 2004 oleh Mark Zuckerberg dan mulai resmi dapat di akses secara umum pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Media sosial hadir sebagai media baru dalam berkomunikasi dimana saat ini berkomunikasi tidak hanya secara tatap muka tetapi juga melalui saluran media. Media sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Keberadaan internet sebagai media komunikasi baru memiliki kelebihan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Keberadaan internet sebagai media komunikasi baru memiliki kelebihan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan internet sebagai media komunikasi baru memiliki kelebihan dalam menyajikan berbagai informasi secara aktual. Pesatnya perkembangan internet saat ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari masa anak menuju masa dewasa, dan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari masa anak menuju masa dewasa, dan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa transisi dari masa anak menuju masa dewasa, dan dalam masa transisi itu remaja menjajaki alternatif dan mencoba berbagai pilihan sebagai

Lebih terperinci

PERSONAL BRANDING MELALUI MEDIA SOSIAL

PERSONAL BRANDING MELALUI MEDIA SOSIAL PERSONAL BRANDING MELALUI MEDIA SOSIAL Elda Franzia 1) 1) Prodi Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Universitas Trisakti E-mail: eldafranzia@gmail.com Abstrak Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa Remaja merupakan suatu fase transisi dari anak-anak menjadi dewasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa Remaja merupakan suatu fase transisi dari anak-anak menjadi dewasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa Remaja merupakan suatu fase transisi dari anak-anak menjadi dewasa (Passer & Smith, 2008). Fase remaja menunjukkan perkembangan transisional yang pesat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan menguraikan beberapa teori terkait dengan judul yang peneliti sampaikan diatas. Di dalam bab ini akan menguraikan teori mengenai identitas diri pada remaja beserta

Lebih terperinci

Teknologi sudah bukan merupakan hal yang tabu atau hanya orang tertentu saja yang

Teknologi sudah bukan merupakan hal yang tabu atau hanya orang tertentu saja yang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Teknologi sudah bukan merupakan hal yang tabu atau hanya orang tertentu saja yang membutuhkan, namun sebagian besar orang dari semua kalangan diseluruh dunia. Teknologi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. KEMATANGAN KARIR 1. Pengertian Kematangan Karir Crites (dalam Salami, 2008) menyatakan bahwa kematangan karir sebagai sejauh mana individu dapat menguasai tugas-tugas perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan inovasi untuk pengembangan produknya dan. mempertahankan konsumennya. Perusahaan yang tidak mampu bersaing akan

BAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan inovasi untuk pengembangan produknya dan. mempertahankan konsumennya. Perusahaan yang tidak mampu bersaing akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Kebutuhan dan selera pasar terus berkembang seiring waktu dan perkembangan jaman. Hal inilah yang mendasari perusahaan untuk bersaing dengan melakukan inovasi untuk pengembangan

Lebih terperinci

Perkembangan Sepanjang Hayat

Perkembangan Sepanjang Hayat Modul ke: Perkembangan Sepanjang Hayat Memahami Masa Perkembangan Remaja dalam Aspek Psikososial Fakultas PSIKOLOGI Hanifah, M.Psi, Psikolog Program Studi Psikologi http://mercubuana.ac.id Memahami Masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan teknologi informasi dari tahun ke tahun berjalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan teknologi informasi dari tahun ke tahun berjalan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Perkembangan teknologi informasi dari tahun ke tahun berjalan dengan sangat pesat.penggunaan internet pun digunakan dari berbagai kalangan mulai dari mulai dari anak-anak,

Lebih terperinci

2013 PROGRAM BIMBINGAN KARIR BERDASARKAN PROFIL PEMBUATAN KEPUTUSAN KARIR SISWA

2013 PROGRAM BIMBINGAN KARIR BERDASARKAN PROFIL PEMBUATAN KEPUTUSAN KARIR SISWA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian dan kemampuan siswa. Sekolah juga sebagai salah satu wadah untuk mewujudkan pembentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu untuk menuju kedewasaan atau kematangan adalah masa remaja

BAB I PENDAHULUAN. individu untuk menuju kedewasaan atau kematangan adalah masa remaja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu periode perkembangan yang harus dilalui oleh seorang individu untuk menuju kedewasaan atau kematangan adalah masa remaja (Yusuf, 2006). Masa remaja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan. dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan. dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang diselenggarakan di dalamnya.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Remaja

TINJAUAN PUSTAKA Remaja TINJAUAN PUSTAKA Remaja Remaja berasal dari bahasa latin yaitu adolescent yang mempunyai arti tumbuh menjadi dewasa. Masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan penggunanya untuk membuat profil, melihat daftar

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan penggunanya untuk membuat profil, melihat daftar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Situs jejaring sosial merupakan sebuah web berbasis pelayanan yang memungkinkan penggunanya untuk membuat profil, melihat daftar pengguna yang tersedia, serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya perkembangan pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan yang terjadi tersebut menuntut

Lebih terperinci

2015 PENGGUNAAN MEDIA TWITTER UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA MENGEMUKAKAN PENDAPAT DALAM PEMBELAJARAN IPS

2015 PENGGUNAAN MEDIA TWITTER UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA MENGEMUKAKAN PENDAPAT DALAM PEMBELAJARAN IPS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penelitian ini berangkat dari hasil observasi awal yang telah dilakukan peneliti di SMP Negeri 10 Bandung kelas VII-C selama 2 kali pertemuan pada mata pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dari konvensional ke digital membuat. pekerjaan manusia menjadi lebih mudah dan cepat.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dari konvensional ke digital membuat. pekerjaan manusia menjadi lebih mudah dan cepat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dari konvensional ke digital membuat pekerjaan manusia menjadi lebih mudah dan cepat. Adanya internet menjadi bukti mempermudah pekerjaan manusia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja dapat diidentikkan sebagai psychological moratorium yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja dapat diidentikkan sebagai psychological moratorium yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja dapat diidentikkan sebagai psychological moratorium yaitu kesenjangan antara rasa aman di masa kanak-kanak dan kemandirian orang dewasa yang dialami remaja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas beberapa hal terkait penelitian termasuk latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan organisasi skripsi. A. Latar Belakang Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian No.Daftar : 056/S/PPB/2012 Desi nur hidayati,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian No.Daftar : 056/S/PPB/2012 Desi nur hidayati,2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi yang semakin berkembang, perlu dipersiapkan sumber daya manusia yang semakin kompeten dan berkualitas yang mampu menghadapi tantangan

Lebih terperinci

negeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih.

negeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persoalan politik di Indonesia saat ini adalah kurangnya kesadaran politik dalam masyarakat khususnya generasi pemuda untuk terlibat dalam partisipasi politik. Tuntutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar yang sudah terfasilitasi oleh provider jaringan-jaringan internet.

BAB I PENDAHULUAN. besar yang sudah terfasilitasi oleh provider jaringan-jaringan internet. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini internet sudah menjadi kebutuhan primer bagi masyarakat secara umum. Kebutuhan akan internet sudah sangat tinggi, terutama di kotakota besar yang sudah terfasilitasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era informasi saat ini, informasi menjadi sangat berharga dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era informasi saat ini, informasi menjadi sangat berharga dan menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era informasi saat ini, informasi menjadi sangat berharga dan menjadi titik tolak perkembangan dan kemajuan suatu masyarakat. Teknologi informasi menawarkan peluang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak situs di dalamnya termasuk situs jejaring social. Mendengar kata-kata

BAB I PENDAHULUAN. banyak situs di dalamnya termasuk situs jejaring social. Mendengar kata-kata 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman era digital seperti sekarang, semuanya bergantung kepada teknologi, salah satu hasil dari teknologi adalah internet, yang mengandung banyak situs di dalamnya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu movere, yang berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu movere, yang berarti BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Motivasi Belajar 2.1.1 Pengertian Motivasi Belajar Kata motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu movere, yang berarti bergerak (move). Motivasi menjelaskan apa yang membuat orang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Normative Social Influence 2.1.1 Definisi Normative Social Influence Pada awalnya, Solomon Asch (1952, dalam Hogg & Vaughan, 2005) meyakini bahwa konformitas merefleksikan sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang memiliki tujuan sama dengan tujuan pendidikan nasional, yaitu untuk membantu individu dalam mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Internet atau interconnection networking telah membentuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Internet atau interconnection networking telah membentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan arus globalisasi perkembangan informasi dan telekomunikasi di dunia semakin canggih. Salah satu contoh produk teknologi tersebut adalah internet.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil penelitian Yahoo!-TNSNet Index, aktivitas internet yang paling

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil penelitian Yahoo!-TNSNet Index, aktivitas internet yang paling BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi menjadi salah satu bagian penting bagi kehidupan manusia. Seiring dengan perkembangan jaman, beragam media komunikasi dan cara berinteraksi mulai berubah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jejaring sosial. Direktur Pelayanan Informasi Internasional Ditjen Informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jejaring sosial. Direktur Pelayanan Informasi Internasional Ditjen Informasi dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengungkapkan pengguna internet di Indonesia saat ini mencapai 63 juta orang. Dari angka tersebut, 95

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan salah satu bentuk interaksi antar manusia, yaitu antara seorang pria dengan seorang wanita (Cox, 1978). Menurut Hurlock (1999) salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web

BAB I PENDAHULUAN. berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media sosial saat ini telah menjadi trend dalam komunikasi pemasaran. Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Awal September 2015, pemerintah menerbitkan paket kebijakan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Awal September 2015, pemerintah menerbitkan paket kebijakan ekonomi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Awal September 2015, pemerintah menerbitkan paket kebijakan ekonomi untuk mendorong perekonomian nasional. Salah satu poin kebijakan tersebut ditujukan bagi pemberdayaan

Lebih terperinci

Perkembangan Sepanjang Hayat

Perkembangan Sepanjang Hayat MODUL PERKULIAHAN Perkembangan Sepanjang Hayat Adolescence: Perkembangan Psikososial Fakultas Program Studi TatapMuka Kode MK DisusunOleh Psikologi Psikologi 03 61095 Abstract Kompetensi Masa remaja merupakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini terdiri atas kesimpulan dan saran penelitian. Kesimpulan diharapkan dapat memberikan gambaran secara menyeluruh terhadap temuan dan analisis data terkait pokok permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah suatu masa bagi individu untuk mempersiapkan diri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah suatu masa bagi individu untuk mempersiapkan diri 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah suatu masa bagi individu untuk mempersiapkan diri guna memasuki masa dewasa. Remaja memiliki tugas-tugas perkembangan, salah satu tugas

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang

BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Masa remaja, menurut Stanley Hall, seorang bapak pelopor psikologi perkembangan remaja, dianggap sebagai masa topan-badai dan stres (storm and stress), karena mereka

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DENGAN STRATEGI SELF PRESENTATION DI TWITTER PADA REMAJA JAKARTA

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DENGAN STRATEGI SELF PRESENTATION DI TWITTER PADA REMAJA JAKARTA HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DENGAN STRATEGI SELF PRESENTATION DI TWITTER PADA REMAJA JAKARTA Aldi Indra Rahman Bina Nusantara Univeristy, Jl. K. H. Syahdan No. 9 Kemanggisan/Palmerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Internet merupakan suatu hal yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat modern, termasuk masyarakat Indonesia. Tentu masyarakat masih mengingat bahwa pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Memasuki era globalisasi yang identik dengan istilah modernisasi, hampir semua aspek kehidupan manusia pada masa kini mengalami berbagai perubahan.

Lebih terperinci

Self Presentation Model Androgini dalam Lingkungan Pertemanan

Self Presentation Model Androgini dalam Lingkungan Pertemanan JURNAL E-KOMUNIKASI PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS KRISTEN PETRA, SURABAYA Self Presentation Model Androgini dalam Lingkungan Pertemanan Alvernas Aningpasca, Prodi Ilmu Komunikasi, Universitas

Lebih terperinci

materi tambahan dari diskusi kelas PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN oleh Dr. Triana Noor Edwina D.S., M.Si Fakultas Psikologi Mercu Buana Yogyakarta

materi tambahan dari diskusi kelas PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN oleh Dr. Triana Noor Edwina D.S., M.Si Fakultas Psikologi Mercu Buana Yogyakarta materi tambahan dari diskusi kelas PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN oleh Dr. Triana Noor Edwina D.S., M.Si Fakultas Psikologi Mercu Buana Yogyakarta DIRI Pemahaman Diri Pemahaman diri remaja merupakan konstruksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Siapakah saya? Apa potensi saya? Apa tujuan yang ingin saya capai di

BAB 1 PENDAHULUAN. Siapakah saya? Apa potensi saya? Apa tujuan yang ingin saya capai di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Siapakah saya? Apa potensi saya? Apa tujuan yang ingin saya capai di masa depan? Apa peranan saya bagi dunia? Mungkin pertanyaan-pertanyaannya tersebut merupakan pertanyaan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, SARAN

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, SARAN BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, SARAN Dalam bab ini, peneliti akan menguraikan mengenai kesimpulan, dan diskusi mengenai penelitian yang telah dilakukan, dan saran-saran yang akan berguna bagi penelitian selanjutnya.

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pembantu rumah tangga (PRT) sudah tidak asing lagi keberadaannya di tengah masyarakat Indonesia, dan diantara pembantu tersebut masih banyak yang berada dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Harga Diri. Harris, 2009; dalam Gaspard, 2010; dalam Getachew, 2011; dalam Hsu,2013) harga diri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Harga Diri. Harris, 2009; dalam Gaspard, 2010; dalam Getachew, 2011; dalam Hsu,2013) harga diri BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Harga Diri 1. Pengertian Harga Diri Menurut Coopersmith (1967 ; dalam Sert, 2003; dalam Challenger, 2005; dalam Harris, 2009; dalam Gaspard, 2010; dalam Getachew, 2011; dalam

Lebih terperinci

kalangan masyarakat, tak terkecuali di kalangan remaja. Beberapa kejadian misalnya; kehilangan orang yang dicintai, konflik keluarga,

kalangan masyarakat, tak terkecuali di kalangan remaja. Beberapa kejadian misalnya; kehilangan orang yang dicintai, konflik keluarga, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini stres menjadi problematika yang cukup menggejala di kalangan masyarakat, tak terkecuali di kalangan remaja. Beberapa kejadian misalnya; kehilangan orang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman membuat manusia harus bisa beradaptasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman membuat manusia harus bisa beradaptasi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman membuat manusia harus bisa beradaptasi dengan lingkungannya agar mampu bertahan dalam berbagai aspek kehidupan. Individu dituntut mampu menjadi manusia

Lebih terperinci

Perkembangan Sepanjang Hayat

Perkembangan Sepanjang Hayat Modul ke: Perkembangan Sepanjang Hayat Memahami Masa Perkembangan Dewasa Madya dalam Aspek Psikososial Fakultas PSIKOLOGI Hanifah, M.Psi, Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Setiap fase

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Teknologi komunikasi yang semakin maju dan berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Teknologi komunikasi yang semakin maju dan berkembang pesat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Teknologi komunikasi yang semakin maju dan berkembang pesat memberikan berbagai pengaruh bagi para penggunanya. Dalam perkembangannya, teknologi memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi diciptakan untuk mempermudah setiap kegiatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi diciptakan untuk mempermudah setiap kegiatan manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi diciptakan untuk mempermudah setiap kegiatan manusia. Dengan telah berkembang pesat dan semakin canggihnya teknologi sehingga terjadi penambahan fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Saat ini pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Saat ini pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Karena termasuk kebutuhan dasar, maka pemenuhan terhadap pangan menjadi hal mutlak jika manusia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan kata lain SMK dapat menghasilkan lulusan yang siap kerja.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan kata lain SMK dapat menghasilkan lulusan yang siap kerja. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah menengah kejuruan (SMK) merupakan salah satu jenjang pendidikan yang bisa ditempuh oleh siswa yang telah menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Menengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Interaksi sosial merupakan sebuah syarat terjadinya aktivitas sosial. Dalam melakukan interaksi terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu kontak sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadikan individu lebih baik karena secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadikan individu lebih baik karena secara aktif 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan menjadikan individu lebih baik karena secara aktif mengembangkan potensi peserta didik. Pendidikan mendorong peserta didik untuk memiliki kekuatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagi pengguna media sosial, memeriksa dan meng-update aktifitas terbaru ke dalam media sosial adalah sebuah aktifitas yang lazim dilakukan. Seseorang yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. teknologi informasi yang saat ini sering digunakan oleh banyak orang ialah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. teknologi informasi yang saat ini sering digunakan oleh banyak orang ialah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat. Salah satu pemanfaatan teknologi informasi yang saat ini sering digunakan oleh banyak orang ialah internet. Menurut data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga diharapkan dapat memiliki kecerdasan dan mengerti nilai-nilai baik dan

BAB I PENDAHULUAN. juga diharapkan dapat memiliki kecerdasan dan mengerti nilai-nilai baik dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan dilaksanakan dengan tujuan untuk membentuk karakteristik seseorang agar menjadi lebih baik. Melalui jalur pendidikan formal, warga negara juga diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada zaman modern ini muncul berbagai perkembangan teknologi yang telah mengubah cara masyarakat dalam mengakses dan menggunakan berbagai informasi untuk berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan seseorang memasuki masa dewasa. Masa ini merupakan, masa transisi dari masa anak-anak menuju dewasa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah jam hanya untuk mengakses internet dan layanan teknologi baru lainnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah jam hanya untuk mengakses internet dan layanan teknologi baru lainnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penggunaan media sosial sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia, saat ini individu tidak hanya hidup di dunia nyata, tetapi juga memiliki kehidupan di dunia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. manusia dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal relationship). Pergaulan

I. PENDAHULUAN. manusia dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal relationship). Pergaulan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pergaulan adalah salah satu kebutuhan manusia, sebab manusia adalah makhluk sosial yang dalam kesehariannya membutuhkan orang lain, dan hubungan antar manusia dibina melalui

Lebih terperinci

Selamat Membaca dan Memahami Materi Perkembangan Kepribadian Rentang Perkembangan Manusia II

Selamat Membaca dan Memahami Materi Perkembangan Kepribadian Rentang Perkembangan Manusia II Selamat Membaca dan Memahami Materi Perkembangan Kepribadian Rentang Perkembangan Manusia II PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN oleh Dr Triana Noor Edwina DS, M.Si Fak Psikologi UMBY DIRI Pemahaman Diri Pemahaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saat ini pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Karena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saat ini pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Karena termasuk kebutuhan dasar, maka pemenuhan terhadap pangan menjadi hal mutlak jika manusia ingin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada masa transisi yang terjadi di kalangan masyarakat, secara khusus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada masa transisi yang terjadi di kalangan masyarakat, secara khusus 16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada masa transisi yang terjadi di kalangan masyarakat, secara khusus remaja seakan-akan merasa terjepit antara norma-norma yang baru dimana secara sosiologis, remaja

Lebih terperinci

PSIKOLOGI SEPANJANG HAYAT

PSIKOLOGI SEPANJANG HAYAT Modul ke: PSIKOLOGI SEPANJANG HAYAT Perkembangan Remaja Fakultas Psikologi Tenny Septiani Rachman, M. Psi, Psi Program Studi Psikologi http://www.mercubuana.ac.id Preface Masa remaja sering disebut sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah masyarakat. Manusia senantiasa berhubungan dengan manusia lain untuk memenuhi berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internet yang Anda pakai untuk mengirim dan menjelajahi interenet,

BAB I PENDAHULUAN. internet yang Anda pakai untuk mengirim  dan menjelajahi interenet, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Whatsapp adalah sebuah aplikasi chatting pada yang biasanya tersedia di bursa smartphone yang memungkinkan penggunanya berbagi gambar dan pesan. Whatsapp adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Saat ini perkembangan teknologi informasi berjalan sangat pesat. Kecanggihan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Saat ini perkembangan teknologi informasi berjalan sangat pesat. Kecanggihan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Saat ini perkembangan teknologi informasi berjalan sangat pesat. Kecanggihan teknologi membuat facebook dapat diakses dimana saja, kapan saja dan melalui apa saja. Perkembangan

Lebih terperinci

dasar peran 1. Kepercayaan dasar >< Ketidakpercayaan

dasar peran 1. Kepercayaan dasar >< Ketidakpercayaan 1. Kepercayaan dasar >< Ketidakpercayaan dasar 2. Otonomi >< Rasa malu dan ragu-ragu 3. Inisiatif >< Rasa bersalah 4. Industri (kerajinan) >< inferioritas 5. Mencapai identitas diri >< Kebingungan peran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentunya. Salah satu dampak negatif dari era globalisasi adalah munculnya gaya

BAB I PENDAHULUAN. tentunya. Salah satu dampak negatif dari era globalisasi adalah munculnya gaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial yaitu makhluk yang membutuhkan orang lain untuk pemenuhan kebutuhan hidup dan kelangsungan hidup, untuk itu manusia hidup

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Identity Achievement. (Kartono dan Gulo, 2003). Panuju dan Umami (2005) menjelaskan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Identity Achievement. (Kartono dan Gulo, 2003). Panuju dan Umami (2005) menjelaskan bahwa BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Identity Achievement 1. Definisi Identity Achievement Identitas merupakan prinsip kesatuan yang membedakan diri seseorang dengan orang lain. Individu harus memutuskan siapakah

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SELF-MONITORING DENGAN STRATEGI SELF-PRESENTATION DI MEDIA SOSIAL TWITTER PADA REMAJA JAKARTA

HUBUNGAN ANTARA SELF-MONITORING DENGAN STRATEGI SELF-PRESENTATION DI MEDIA SOSIAL TWITTER PADA REMAJA JAKARTA HUBUNGAN ANTARA SELF-MONITORING DENGAN STRATEGI SELF-PRESENTATION DI MEDIA SOSIAL TWITTER PADA REMAJA JAKARTA Marsha Philia Syafar Marsha.syafar@gmail.com Dosen Pembimbing : Raymond Godwin, S. Psi., M.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang penuh konflik. Pada masa ini remaja tumbuh dan berkembang baik secara fisik maupun psikis, perubahan terhadap pola perilaku dan juga

Lebih terperinci