Ujian Nasional dalam Implementasi Kurikulum 2013 : H.E. Mulyasa...

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Ujian Nasional dalam Implementasi Kurikulum 2013 : H.E. Mulyasa..."

Transkripsi

1

2 DAFTAR ISI "Sembilan Puluh Sembilan Nama" foto : Sjuaibun lljas Ujian Nasional dalam Implementasi Kurikulum 2013 : H.E. Mulyasa... Model Literasi Membaca bagi Siswa SMP di Jawa Barat : Suhendra Yusuf dan Wachyu Sundayana Pengelolaan Lingkungan Sosial Budaya Sekolah Berbasis Karakter (PLSBSBK) : Djem Bangun Mulya dan Eka Jayadipura... Manusia Sebagai Makhluk Biologis Dalam Al-Quran (Studi Analisis Tafsir Tematik) : Asep Ahmad Fathurrohman Istinbath Ahkam Al-Qur thubi dalam Ibadah Haji : H. Ahmad Yasa Copyright Infringement on Translated Book Related to Moral Rights in Cyberspace : Edy Santoso dan Imas Rosidawati... Penetrasi Sosial Komunitas Literer dalam Meningkatkan Budaya Literasi Masyarakat : Bukan Impian Biasa : Susanti Agustina Mitos Dasar Kepastian Hukum : Sayid M. Rifqi N.... Sistem Penyimpanan dan Temu Kembali Informasi : Resmaya... Implementasi Manajemen Mutu Terpadu (TQM) Di Sekolah : Imam Asrofi Kemampuan Pendidik PAUD Dalam Mengimplementasikan Hasil Pendidikan Dan Pelatihan Dasar Profesi Pendidik : Ikka Kartika A. Fauzi... Manajemen Pembelajaran Keaksaraan Usaha Mandiri Dalam Meningkatkan Taraf Ekonomi Warga Belajar : Oo Suherman Membangun Minat Baca : Undang Sudarsana

3 KEMAMPUAN PENDIDIK PAUD DALAM MENGIMPLEMENTASI HASIL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DASAR PROFESI PENDIDIK Ikka Kartika A.Fauzi *) Abstract One effort to improve seseoreng bias acquired through training. But not all alumni of the training were able to apply their training due to various factors, even though the purpose of training is to improve the knowledge and skills and change attitudes that can have a positive impact on performance improvement is concerned. The main factor the ability to apply the results of the learning process begins training in training, motivation of the speakers or facilitators as well as from the participants own self. Kata Kunci: Professional Competence, Competence Pedagogy, Applicability Pendahuluan Dalam pelatihan, seringkali penyelenggara maupun peserta lebih fokus pada pencapaian yang diperoleh pada saat pelatihan atau keluaran pelatihan (outcome) daripada dampak dari pelatihan terhadap kinerja peserta. Dari hasil penelitian awal terhadap 291 orang yang pernah mengikuti pelatihan di beberapa lembaga penyelenggara pelatihan, ratarata 53,71 % masih belum paham tentang beberapa aspek dalam kompetensi paedagogik dan kompetensi profesional sehingga sering mengalami kesulitan saat menerapkannya. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa hanya 46,29 % yang mampu memahami namun masih kesulitan untuk menerapkannya dalam kegiatan belajar mengajar. Jika dana yang dibutuhkan oleh penyelenggaraan pelatihan tersebut relatif rendah, mungkin masih bisa dimaklumi karena bisa saja pelatihannya hanya diselenggarakan dalam waktu singkat dengan nara sumber atau fasilitator seadanya. Namun, jika dana yang digunakan adalah dana pemerintah yang jumlahnya mencapai antara 75 s.d. 100 juta untuk 50 peserta, atau antara 1,5 s.d. 2 juta per peserta, maka sangat disayangkan sekali karena hasilnya ternyata kurang efektif. Sebenarnya dengan dana sebesar itu dapat dilatih sejumlah dua hingga tiga kali lipat peserta dan hasilnyapun bisa lebih efektif. *) Dosen FKIP dan PPs UNINUS

4 Berangkat dari permasalahan tersebut, maka dilakukan penelitian terhadap kemampuan pendidik PAUD yang mengikuti Diklat swadana, dalam mengimplementasikan hasil pelatihannya, terutama yang berkaitan dengan kompetensi profesional dan kompetensi paedagogik. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui proses pembelajaran dalam pelatihan, faktor pendukung dan penghambat pelatihan serta kemampuan mereka dalam mengimplementasikan basil pelatihan yang berkaitan dengan kompetensi professional dan kompetensi paedagogik. Beberapa konsep yang mendasari penelitian ini didasarkan pada pengertian pelatihan yang disampaikan oleh beberapa akhli (dalam Kartika, 2011: 8), yaitu untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan karyawan/pekerja agar dapat mengerjakan suatu pekerjaan tertentu (Flippo, 1961; Yucius, 1962 dan Mills, 1973). Selanjutnya, secara lebih rinci Moekijat(1993) menjelaskan tujuan pelatihan, yaitu untuk: (1) mengembangkan keahlian, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih cepat dan lebih efektif; (2) mengembangkan pengetahuan, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan secara rasional; dan (3) mengembangkan sikap, sehingga menimbulkan kemauan kerjasama dengan temanteman, pegawai dan pimpinan. Penambahan pengetahuan, penambahan keterampilan dan perubahan sikap tidak berarti apa-apa bila tidak bisa dikembangkan di bidang pekerjaannya sehingga memberi manfaat yang berarti bagi kinerja peserta pelatihan. Hal inilah yang menjadi penekanan bagi Sudjana (2001) bahwa keluaran atau output bukanlah tujuan akhir pelatihan, tapi pengaruh (outcome atau impact) merupakan tujuan akhir pendidikan non formal (di dalamnya termasuk pelatihan) yang antara lain meliputi perubahan dalam taraf hidup dan kemampuan untuk membelajarkan orang lain berdasarkan basil belajar yang telah dirasakan manfaatnya oleh peserta pelatihan, maka manfaat dapat diidentikkan dengan pengaruh tersebut. Lebih jauh Sudjana (2000) menguraikan bahwa perubahan taraf hidup lulusan ditandai antara lain dengan perolehan pekerjaan, perolehan atau peningkatan pendapatan dan penampilan diri. Oleh karena itu menurut Robinson dalam Marjuki (1992:28) sebuah organisasi pelatihan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: (1) Pelatihan sebagai alat untuk memperbaiki penampilan/kemampuan individu atau kelompok dengan harapan memperbaiki performance organisasi. Perbaikan perbaikan itu dapat dilaksanakan dengan berbagai cara. Pelatihan yang efektif dapat menghasilkan pengetahuan dalam pekerjaan/tugas, pengetahuan tentang struktur dan tujuan organisasi, tujuan-tujuan bagianbagian tugas masing-masing karyawan dan sasaranya tentang sistem dan prosedur, dan lainlain; (2) Keterampilan tertentu diajarkan agar para karyawan dapat melaksanakan tugastugas sesuai dengan standar yang diinginkan; (3) Pelatihan juga dapat memperbaiki sikapsikap terhadap pekerjaan, terhadap pimpinan atau karyawan, sering kali juga sikap-sikap yang tidak produktif timbul dari salah pengertian yang disebabkan oleh informasi yang membingungkan; (4) Bahwa pelatihan dapat memperbaiki standar keselamatan kerja. Standar pendidik PAUD saat ini mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak usia Dini. Peraturan ini sudah disebarluaskan bahkan sudah dilaksanakan dan dijadikan acuan dalam menyusun materi-materi pelatihan. Standar kompetensi yang harus dimiliki mereka meliputi :

5 1. Kompetensi kepribadian, mencakup sub kompetensi: (a) Bersikap dan berperilaku sesuai dengan kebutuhan psikologis anak. Indikatornya adalah: Menyayangi anak secara tulus; Berperilaku sabar, tenang, ceria, serta penuh perhatian; Memiliki kepekaan, responsif dan humoris terhadap perilaku anak; Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif, dan bijaksana; Berpenampilan bersih, sehat, dan rapi; Berperilaku sopan santun, menghargai, dan melindungi anak; (b) Bersikap dan berperilaku sesuai dengan norma agama, budaya dan keyakinan anak. Indikatornya adalah: Menghargai peserta didik tanpa membedakan keyakinan yang dianut, suku, budaya, dan lender; Bersikap sesuai dengan norma agama yang dianut, hukum, dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat; Mengembangkan sikap anak didik untuk menghargai agama dan budaya lain; (c) Menampilkan diri sebagai pribadi yang berbudi pekerti luhur. Indikatornya adalah: Berperilaku jujur; Bertanggungjawab terhadap tugas. Berperilaku sebagai teladan. 2. Kompetensi professional mencakup sub kompetensi: (a) Memahami tahapan perkembangan anak. Indikatornya adalah : Memahami kesinambungan tingkat perkembangan anak usia 0-6 tahun; Memahami standar tingkat pencapaian perkembangan anak; Memahami bahwa setiap anak mempunyai tingkat kecepatan pencapaian perkembangan yang berbeda; Memahami faktor penghambat dan pendukung tingkat pencapaian perkembangan; (b) Memahami pertumbuhan dan perkembangan anak. Indikatornya: Memahami aspek-aspek perkembangan fisikmotorik, kognitif, bahasa, sosial-emosi, dan moral agama; Memahami faktorfaktor yang menghambat dan mendukung aspek-aspek perkembangan di atas; Memahami tanda-tanda kelainan pada tiap aspek perkembangan anak; Mengenal kebutuhan gizi anak sesuai dengan usia; Memahami cara memantau nutrisi, kesehatan dan keselamatan anak; Mengetahui pola asuh yang sesuai dengan usia anak; Mengenal keunikan anak; (c) Memahami pemberian rangsangan pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan. Indikatornya adalah: Mengenal cara-cara pemberian rangsangan dalam pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan secara umum; Memiliki keterampilan dalam melakukan pemberian rangsangan pada setiap aspek perkembangan; (c) membangun kerjasama dengan orang tua dalam pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan anak. Indikatornya adalah Mengenal faktor-faktor pengasuhan anak, sosial ekonomi keluarga, dan sosial kemasyarakatan yang mendukung dan menghambat perkembangan anak; Mengkomunikasikan program lembaga (pendidikan, pengasuhan, dan perlidungan anak) kepada orang tua; Meningkatkan keterlibatan orang tua dalam program di lembaga; Meningkatkan kesinambungan progran lembaga dengan lingkungan keluarga. 3. Kompetensi Pedagogik mencakup sub kompetensi :(a) Merencanakan kegiatan program pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan. Indikatornya adalah: Menyusun rencana kegiatan tahunan, semesteran, bulanan, mingguan, dan harian; Menetapkan kegiatan bermain yang mendukung tingkat pencapaian perkembangan anak; Merencanakan kegiatan yang disusun berdasarkan kelompok usia; (b) Melaksanakan proses pendidikan, pengasuhan_ dan perlindungan. Indikatornya adalah: Mengelola kegiatan sesuai dengan rencana yang disusun berdasarkan kelompok usia; Menggunakan metode pembelajaran melalui bermain sesuai dengan

6 karakteristik anak; Memilih dan menggunakan media yang sesuai dengan kegiatan dan kondisi anak. Memberikan motivasi untuk meningkatkan keterlibatan anak dalam kegiatan: Memberikan bimbingan sesuai dengan kebutuhan anak; (c) Melaksanakan penilaian terhadap proses dan hasil pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan. Indikatornya adalah: Memilih cara-cara penilaian yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai; Melalukan kegiatan penilaian sesuai dengan cara-cara yang telah ditetapkan; Mengolah basil penilaian; Menggunakan hasil-hasil penilaian untuk berbagai kepentingan pendidikan; Mendokumentasikan hasil-hasil penilaian. 4. Kompetensi social mencakup sub kompetensi: (a) Beradaptasi dengan lingkungan. Indikatornya adalah : Menyesuaikan diri dengan teman sejawat; Menaati aturan lembaga; Menyesuaikan diri dengan masyarakat sekitar; Akomodatif terhadap anak didik, orang tua, teman sejawat dari berbagai latar belakang budaya dan social ekonomi; (b) Berkomunikasi secara efektif. Indikatornva adalah: Berkomunikasi secara empatik dengan orang tua peserta didik; Berkomunikasi efektif dengan anak didik, baik secara fisik, verbal maupun non verbal. Penelitian ini menggunakan metoda deskriptif dengan alat pengumpul data observasi, angket, wawancara dan studi dokumentasi. Populasi terdiri dari alumni peserta Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Dasar Profesi pendidik PAUD yang diselenggarakan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Islam nusantara (LPPM UNINUS) selama tahun Kriteria populasi adalah: (1) pendidik PAUD yang sudah bekerja antara 0 s.d. 5 tahun; (2) berada dalam usia produktif, yaitu berusia antara 20 s.d. 40 tahun; (3) berdomisili di dalam maupun di luar kota Bandung. Berdasarkan kriteria tersebut diperoleh jumlah populasi sebanyak 247 orang. Sampel diambil secara acak sebanyak 50 % atau 124 orang. Analisis data menggunakan statistik sederhana dengan rumus : P = x100% Keterangan : P = prosentase jawaban f = jumlah frekuensi jawaban yang diberikan n = jumlah responden 100 % = bilangan tetap (konstanta) Untuk keseragaman dan memudahkan dalam penafsiran data dan membuat kesimpulan (fakta), prosentase yang tersebar dari 0% sampai dengan 100%. Penulis klasifikasikan sebagai berikut: 0 % = tak seorangpun memberikan jawaban 1% - 24% = sebagian kecil memberikan jawaban 25% - 49% = hampir setengahnya memberikan jawaban 50% = setengahnya memberikan jawaban 51% - 74% = lebih dari setengahnya memberikan jawaban 75% - 99% = sebagian besar memberikan jawaban 100% = seluruhnya memberikan jawaban

7 Pembahasan Berdasarkan basil analis data diperoleh profil alumni peserta Diklat sebagian besar (87,1 %) perempuan dan 12,9 % laki-laki. Lebih dari setengahnya (54,83 %) berusia antara 31 s.d. 40 tahun. Lebih dari setengahnya (66,1 %) bekerja sebagai pendidik PAUD antara 1 s.d. 5 tahun. Pendidikan mereka sebagian besar (79,03 %) berasar dari SLTA/sederajat dan sebagian kecil (8,06 %) lulusan program SL Sebagian kecil sisanya (12,91 %) berasal dari program D1, D2 dan D3 PGTK. Tujuan mereka mengikuti Diktat adalah untuk meningkatkan kompetensi selaku pendidik PAUD.Lebih dari setengahnya (72,73 %) adalah pendidik PAUD yang bekerja di Kelompok Bermain (Kober) dan POSPAUD, dan hampir setengahnya (27,27 %) adalah pendidik TK dan RA. Diklat dilaksanakan lebih kurang 5 (lima) bulan, setiap minggu selama 10 jam atau 4 pertmmuan per minggu, sebanyak 840 JP Materi yang diberikan berupa: (1) Materi Dasar, yang terdiri dari: Dasar-Dasar Kependidikan, Perkembangan Peserta Didik/Anak serta Konsep dasar PAUD; (2) Materi Pokok, yang terdiri dari: Rencana Pembelajaran dan Pengembangan Bahan Belajar; Strategi Pembelajaran; Evaluasi Pembelajaran; Bermain dan Penataan Lingkungan Main serta Pemanfaatan Permainan dan Sumber Belajar Sekitar; Kesehatan dan Gizi Anak usia Dini; (3) Materi Pendukung terdiri dari Deteksi Anak usia Dini, Etika Profesi Pendiclik PAUD dan Orientasi Lapangan. Nara sumber dan fasilitator lebih dari setengahnya (56,45 %) berasal dari dosen tetap Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNINUS, dan sisanva (43,55) terdiri dari para praktisi PAUD yang berasal dari Kober, TK dan RA. Pendekatan pembelajaran didasarkan pada: (1) pendekatan partisipatif, yaitu pendekatan pembelajaran yang mehbatkan keberadaan peserta pelatihan dalam kegiatan pembelajaran. Pelibatan peserta pelatihan dilakukan pada saat perencanaan, proses pembelajaran dan penilaian hasil belajar; (2) pendekatan Fungsional, yaitu peserta pelatihan langsung menerapakn hasil belajarnya dalam kondisi nyata sehingga materi yang dipelajarinya memiliki keberfungsian bagi peningkatan kualitas kehidupan dan penghidupannya. Metoda pembelajar yang digunakan cenderung andragogy, antara lain menggunakan metoda-metoda pembelajaran orang dewasa seperti: ceramah, diskusi clan tanya jawab, penugasan, persentasi kelompok, curah pendapat, simulasi dan kunjungan lapangan. Media pembelajaran yang digunakan antara lain: LCD Projector/laptop,White Board/Spidol, radio cassete, film, modul dan hand out. Evaluasi dilakukan terhadap aspek kehadiran, tugas mingguan, mid tes, partisipasi kelas serta evaluasi akhir. Kelulusan Diklat ditentukan berdasarkan akumulasi pcncapaian pada aspek-aspek tersebut. Tingkat kehadiran sebagian besar responden (82,25 %) antara 85 s.d. 100 % Sebagian besar responden (85,48 %) memperoleh rata-rata nilai 'B'. Faktor pendukung keberhasilan mereka sebagian besar (82,25 %) menyatakan karena motivasi dari para nara sumber dan fasilitator disamping motivasi dari dirinya. Disamping itu

8 seluruh responden menyatakan dukungan dari keluarga dan pengelola lembaga/kepala sekolah sangat berarti sekali. Faktor penghambat lebih dari setengahnya responden (72,73 %) terutama dari masalah waktu karena harus berbagi dengan pekerjaan dan tugas-tugas rumah tangga, kurang dari setengahnya (27,27 %) karena terlalu banyak tugas. Kemampuan mereka dalam mengimplementasikan basil pelatihan yang berkaitan dengan kompetensi professional, dapat dilihat pada table 1 berikut ini. No Kompetensi/ Sub Kompetensi Tabel 1. Kompetensi Profesional yang mampu diimplementasikan Indikator Diterapkan Sudah Belum Sulit 1 Memahami Memahami kesinambungan tingkat 90, ,00 tahapan perkembangan perkembangan anak usia 0-6 tahun Memahami standar tingkat pencapaian 92,38 4,84 3,22 anak perkembangan anak Memahami bahwa setiap anak mempunyai tingkat kecepatan pencapaian perkembangan yang berbeda 90,33 6,45 3,22 Memahami faktor penghambat dan pendu- 77,4 11,30 11,30 kung tingkat pencapaian perkembangan 2 Memahami Memahami aspek-aspek perkembangan fisik 67,74 16,12 16,14 pertumbuhan dan motorik, kognitif, bahasa, social-emosi, dan moral agama perkembangan anak Memahami faktor-faktor yang menghambat dan mendukung aspek-aspek perkembangan diatas 85,48 11, Memahami pemberian rangsangan pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan Memahami tanda-tanda kelainan pada tiap 67,74 24,20 8,06 aspek perkembangan anak Mengenal kebutuhan gizi anak sesuai dengan 80,66 16, usia Memahami cara memantau nutrisi, kesehat- 64,52 30,64 4,84 an dan keselamatan anak Mengetahui pola asuh yang sesuai dengan 87,1 12,90 0,00 usia anak Mengenal keunikan anak 90, ,61 Mengenal cara-cara pemberian rangsangan 83,88 16,12 0,00 dalam pendidikan, pengasuhan dan perlindungan secara umum Memiliki keterampilan dalam melakukan pemberian rangsangan pada setiap aspek perkembangan 74,19 14,51 11,30 Jumlah 1.051,47 208,66 39,87 Rata-rata 80,88 16,05 3,07

9 Data di atas menunjukkan bahwa rata-rata sebagian besar responden (80,88%) mampu menerapkan hasil pelatihan. Pencapaian ini dianggap berhasil, apalagi hanya 4 indikator atau 30,77 % yang menunjukkan jumlahnya kurang dari setengah responden, yaitu indikator: (1) Memiliki keterampilan dalam melakukan pemberian rangsangan pada setiap aspek perkembangan (74,19%); (2) Memahami aspek-aspek perkembangan fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial-emosi, dan moral agama (67,74 %); (3) Memahami tanda-tanda kelainan pada tiap aspek perkembangan anak (67,74 %); (4) Memahami cara memantau nutrisi, kesehatan dan keselamatan anak (64,52 %). Keempat indicator menurut para praktisi yang menjadi fasilitator Diklat, memang agak sulit menerapkannya, apalagi lebih dari setengahnya responden (72,73 %) berasal dari Kelompok Bermain dan Pos PAUD yang relative baru dan sebagian besar dari mereka lulusan SLTA/sederajat.Dalam hal ini diperlukan ada Diklat Lanjutan. ini. Selanjutnya, pencapaian kompetensi paedagogik dapat dilihat pada Tabel 2 berikut Tabel 2. Kompetensi Paedagogik yang mampu diimplementasikan No Kompetensi/ Sub Kompetensi 1 Merencanakan kegiatan program pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan 2 Melaksanakan proses pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan 3 Melaksanakan penilaian terhadap proses dan hasil pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan. Indikator Diterapkan Sudah Belum Sulit Menyusun rencana kegiatan tahunan, 93,55 4,84 1,61 semesteran, bulanan, mingguan, dan harian Menetapkan kegiatan bermain yang 82,19 16,12 1,61 mendukungtingkat pencapaian perkembangan anak. Merencanakan kegiatan yang disusun 90,33 8,06 1,61 berdasarkan kelompok usia. Mengelola kegiatan sesuai dengan rencana 90,33 6,45 3,22 yang disusun berdasarkan kelompok usia. Menggunakan metode pembelajaran melalui 77,43 16,12 6,45 bermain sesuai dengan karakteristik anak. Memilih dan menggunakan media yang 85, ,45 sesuai dengan kegiatan dan kondisi anak. Memberikan motivasi untuk meningkat kan 87,09 11,30 1,61 keterlibatan anak dalam kegiatan. Memberikan bimbingan sesuai dengan 93,55 1,61 4,84 kebutuhan anak. Memilih cara-cara penilaian yang sesuai 82, ,22 dengan tujuan yang akan dicapai. Melalukan kegiatan penilaian sesuai dengan 85,49 12,90 1,61 cara-cara yang telah ditetapkan Mengolah hasil penilaian 70,97 22,58 6,45 Menggunakan metode pembelajaran melalui 72,59 20,96 6,45 bermain sesuai dengan karakteristik anak.. Mendokumentasikan hasil-hasil penilaian 93,55 1,61 4,84 Jumlah 1.96, ,97 Rata-rata 84,37 10,21 3,84

10 Data di atas menunjukkan bahwa rata-rata sebagian besar responden (84,37%) mampu menerapkan hasil pelatihan. Paling tinggi terdapat pada indikator : Menyusun rencana kegiatan tahunan, semesteran, bulanan, mingguan, dan harian serta mendokumentasikan hasil-hasil penilaian serta memberikan bimbingan sesuai dengankebutuhan anakmasingmasing 93,55 % : Merencanakan kegiatan yang disusun berdasarkan kelompok usia (90,33 %). Sedangkan kurang dari setengahnya responden menjawab: Menggunakan metode pembelajaran melalui bermain sesuai dengan karakteristik anak (72,59%); dan kurang dari setengahnya lagi (70,97%) mengolah hasil penilaian. Apabila dihubungkan dengan jawaban pada Table 1 tentang pencapaian kompetensi profesional, di mana hanva lebih dari setengahnva yang memiliki keterampilan dalam melakukan pemberian rangsangan pada setiap aspek perkembangan, maka wajarlah bila mereka juga mengalami kesulitan saat menggunakan metode pembelajaran melalui bermain sesuai dengan karakteristik anak. Apalagi lebih dari setengahnya yang mampu memahami aspek-aspek perkembangan fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial-emosi, dan moral agama. Sementara itu alas an mereka yang mengalami kesulitan dalam mengolah hasil penilaian karena berdasarkan aspek perkembangan anak penilaian tidak boleh menggunakan nilai tapi menggunakan narasi. Para pendidik yang masih menggunakan nilai angka selama ini tentunya mengalami kesulitan sehingga perlu ada proses penyesuaian. Apabila kedua penerapan kompetensi ini dibandingkan, terlihat bahwa lebih banyak pendidik PAUD yang mampu menerapkan hasil pelatihan yang berkaitan dengan kompetensi paedagogik. Memang perbedaannya hanya sekitar 3,49%. Perbedaan yang cukup besar terdapat pada rata-rata jumlah responden yang belum menerapkan hasil pelatihan, yaitu sekitar 5,84%. Simpulan Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan responden dalam menerapkan hasil pelatihan cenderung positif karena hanya sebagian kecil saja, vaitu berkisar antara 3,07 % s.d. 16,05 %. Pencapaian ini tidak lepas dari berbagai dukungan yang berasal dari aspek-aspek proses pelatihan maupun pihak-pihak yang berhubungan dengan responden. Dari aspek proses pelatihan nampak pada komponen-komponen pelatihan, seperti materi Diklat yang cukup menyeluruh, waktu yang relatif banyak yaitu sekitar 840 JP atau 700 jam efektif, metoda dan media yang relatif memadai, aspek-aspek evaluasi yang dapat mengasah responden agar lebih memahami apa yang dipelajarinva, serta motivasi dari nara sumber dan facilitator. Hambatan terutama berkaitan dengan dirinya sendiri seperti kekurangan waktu dan kesulitan untuk membuat tugas karena dirasakan terlalu banyak. Hambatan lainnya adalah ketidak-samaan latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja. Namun, hambatan itu menjadi tidak terasa karena adanya dukungan dari nara sumber dan facilitator yang sangat dirasakan sekali manfaatnva dalam menyelesaikan kegiatan Diklat.

11 Daftar Pustaka Flippo, Edwin B Principles of Personnel Managemen. New York: McGraw-Hill Book Company, Inc, New York - Toronto, London Kartika, Ikka A.Fauzi, Mengelola Pelatihan Partisipatif. Bandung: Alfabeta Mills, H.R.(1977). Teaching and Training. A Handbook for Instruction, McMillan Moekijat Latihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung : Mandar Maju Sudjana, D. (2000). Pendidikan Luar Sekolah: Wawasan, Sejarah Perkembangan, Falsafah dan Teori Pendukung serta Azas. Bandung: Fallah Production. Sudjana, D Sistem & Manajemen Pelatihan. Bandung: Falah Production

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 58 TAHUN 2009 TANGGAL 17 SEPTEMBER 2009 STANDAR PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 58 TAHUN 2009 TANGGAL 17 SEPTEMBER 2009 STANDAR PENDIDIKAN ANAK USIA DINI SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 58 TAHUN 2009 TANGGAL 17 SEPTEMBER 2009 STANDAR PENDIDIKAN ANAK USIA DINI III. STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN Pendidik anak usia dini

Lebih terperinci

KOMPETENSI PENDIDIK (GURU PAUD, GURU PENDAMPING, GURU PENDAMPING MUDA) 1 KOMPETENSI GURU PAUD

KOMPETENSI PENDIDIK (GURU PAUD, GURU PENDAMPING, GURU PENDAMPING MUDA) 1 KOMPETENSI GURU PAUD LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 137 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI KOMPETENSI PENDIDIK (GURU PAUD, GURU PENDAMPING, GURU

Lebih terperinci

JENIS-JENIS KOMPETENSI GURU TK

JENIS-JENIS KOMPETENSI GURU TK JENIS-JENIS KOMPETENSI GURU TK NO KOMPETENSI SUB KOMPETENSI INDIKATOR 1. Kompetensi a. Memahami wawasan dan landasan 1) Mengetahui wawasan kependidikan TK Pedagogik kependidikan. 2) Mengetahui landasan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Profesi Guru Suatu pekerjaan dapat menjadi profesi guru harus memenuhi kriteria atau persyaratan tertentu yang melekat dalam pribadinya sebagai tuntutan melaksanakan

Lebih terperinci

No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU TK/ PAUD Kompetensi Pedagodik

No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU TK/ PAUD Kompetensi Pedagodik STANDAR KOMPETENSI GURU PAUD/TK/RA No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU TK/ PAUD Kompetensi Pedagodik Menguasai karakteristik peserta 1. Memahami karakteristik peserta didik usia didik dari aspek fisik,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG KRITERIA DAN PERANGKAT AKREDITASI TAMAN KANAK-KANAK/RAUDHATUL ATHFAL (TK/RA)

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG KRITERIA DAN PERANGKAT AKREDITASI TAMAN KANAK-KANAK/RAUDHATUL ATHFAL (TK/RA) SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 009 TENTANG KRITERIA DAN PERANGKAT AKREDITASI TAMAN KANAK-KANAK/RAUDHATUL ATHFAL (TK/RA) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

A. KUALIFIKASI PEMBIMBING

A. KUALIFIKASI PEMBIMBING LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 41 TAHUN 2009 TANGGAL 30 JULI 2009 A. KUALIFIKASI PEMBIMBING STANDAR PEMBIMBING PADA KURSUS DAN PELATIHAN Standar kualifikasi pembimbing pada kursus

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PEMBIMBING PADA KURSUS DAN PELATIHAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PEMBIMBING PADA KURSUS DAN PELATIHAN SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PEMBIMBING PADA KURSUS DAN PELATIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Lebih terperinci

Kata Kunci : Supervisi Akademik, Kompetensi Guru Dalam Mengelola KBM, PAIKEM

Kata Kunci : Supervisi Akademik, Kompetensi Guru Dalam Mengelola KBM, PAIKEM PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DALAM MENGELOLA KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR BERBASIS PAIKEM DI SD NEGERI 2 GROBOGAN, KECAMATAN GROBOGAN, KABUPATEN GROBOGAN SEMESTER I TAHUN

Lebih terperinci

OLEH : NINING SRININGSIH, M.PD NIP

OLEH : NINING SRININGSIH, M.PD NIP HAND OUT MATA KULIAH KELOMPOK BERMAIN KODE MK/SKS : UD 408/2 SKS OLEH : NINING SRININGSIH, M.PD NIP. 132 316 930 1 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

DIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN NONFORMAL DIREKTORAL JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

DIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN NONFORMAL DIREKTORAL JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN Standar Kompetensi PENGELOLA PAUD DIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN NONFORMAL DIREKTORAL JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2007 A. LATAR

Lebih terperinci

BAB IV STANDAR KOMPETENSI GURU. Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami standar

BAB IV STANDAR KOMPETENSI GURU. Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami standar Profesi Keguruan Rulam Ahmadi BAB IV STANDAR KOMPETENSI GURU A. Kompetensi Dasar Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami standar kompetensi guru yang meliputi guru PAUD/TK/RA, guru SD/MI,

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU MELALUI SUPERVISI KLINIS DI SMP NEGERI 5 SUBANG. Drs. Us Us Ridwan Kusmayadi SMP Negeri 5 Subang

MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU MELALUI SUPERVISI KLINIS DI SMP NEGERI 5 SUBANG. Drs. Us Us Ridwan Kusmayadi SMP Negeri 5 Subang MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU MELALUI SUPERVISI KLINIS DI SMP NEGERI 5 SUBANG Drs. Us Us Ridwan Kusmayadi SMP Negeri 5 Subang ABSTRAK Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian tindakan sekolah (PTS).

Lebih terperinci

UPAYA PENGEMBANGAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TAMAN KANAK-KANAK DI KECAMATAN BANTUL, KABUPATEN BANTUL ARTIKEL JURNAL

UPAYA PENGEMBANGAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TAMAN KANAK-KANAK DI KECAMATAN BANTUL, KABUPATEN BANTUL ARTIKEL JURNAL UPAYA PENGEMBANGAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TAMAN KANAK-KANAK DI KECAMATAN BANTUL, KABUPATEN BANTUL ARTIKEL JURNAL Oleh : Andita Fitriana NIM 09101241017 PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN ADMINISTRASI

Lebih terperinci

Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan.

Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan. 1. Visi, Misi, Strategi dan Tujuan Universitas Dhyana Pura Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan. Misi Bertolak dari visi tersebut, maka misi universitas adalah

Lebih terperinci

KRITERIA PENILAIAN KINERJA GURU PEMULA PADA PROGRAM INDUKSI GURU PEMULA (PIGP)

KRITERIA PENILAIAN KINERJA GURU PEMULA PADA PROGRAM INDUKSI GURU PEMULA (PIGP) KRITERIA PENILAIAN KINERJA GURU PEMULA PADA PROGRAM INDUKSI GURU PEMULA (PIGP) Kompetensi Elemen Kompetensi Deskripsi Kompetensi. Pedagogik. Memahami latar belakang siswa Guru memahami karakteristik siswa

Lebih terperinci

LOGO. Manajemen Kelembagaan dan Pembiayaan Pelatihan

LOGO. Manajemen Kelembagaan dan Pembiayaan Pelatihan LOGO Manajemen Kelembagaan dan Pembiayaan Pelatihan Orientasi Program Perkuliahan Tujuan Substansi Isi Jurusan Pendidikan Luar Sekolah. Kebijakan Perkuliahan 16 kali pertemuan tatap muka, termasuk Ujian

Lebih terperinci

USIA MENJELANG REMAJA MERUPAKAN MASA TRANSISI YANG KRUSIAL

USIA MENJELANG REMAJA MERUPAKAN MASA TRANSISI YANG KRUSIAL USIA MENJELANG REMAJA MERUPAKAN MASA TRANSISI YANG KRUSIAL Oleh: Nunung NS Undang-undang Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa tujuan pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan Indonesia merupakan inti utama untuk menunjang pengembangan sumber daya manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan

Lebih terperinci

MENJADI KONSELOR PROFESIONAL : SUATU PENGHARAPAN Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd

MENJADI KONSELOR PROFESIONAL : SUATU PENGHARAPAN Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd MENJADI KONSELOR PROFESIONAL : SUATU PENGHARAPAN Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd A. PENDAHULUAN Banyak pertanyaan dari mahasiswa tentang, bagaimana menjadi konselor professional? Apa yang harus disiapkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Implikasi kompetensi guru dapat dilihat antara lain meliputi : penguasaan bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Implikasi kompetensi guru dapat dilihat antara lain meliputi : penguasaan bahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Guru Implikasi kompetensi guru dapat dilihat antara lain meliputi : penguasaan bahan pelajaran, pengelolaan program pembelajaran, kegiatan belajar mengajar, mengukur

Lebih terperinci

LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2009 TANGGAL 11 SEPTEMBER 2009

LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2009 TANGGAL 11 SEPTEMBER 2009 LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR TAHUN 009 TANGGAL SEPTEMBER 009 INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA DAN INFORMASI PENDUKUNG AKREDITASI. Instrumen Pengumpulan Data dan Informasi Pendukung

Lebih terperinci

ANALISIS INSTRUKSIONAL GURU DALAM PEMBELAJARAN DI PAUD GUGUS ANGGREK KECAMATAN DENPASAR UTARA

ANALISIS INSTRUKSIONAL GURU DALAM PEMBELAJARAN DI PAUD GUGUS ANGGREK KECAMATAN DENPASAR UTARA ANALISIS INSTRUKSIONAL GURU DALAM PEMBELAJARAN DI PAUD GUGUS ANGGREK KECAMATAN DENPASAR UTARA Ni Wayan Dewi Adiyani, Nyoman Dantes, A.A.I.N Marhaeni Program Studi Pendidikan Dasar,Program Pasca Sarjana

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. usia tersebut otak anak tidak mendapat rangsangan yang maksimal, maka potensi otak anak

BAB I. Pendahuluan. usia tersebut otak anak tidak mendapat rangsangan yang maksimal, maka potensi otak anak BAB I Pendahuluan A. Latar Belang Masalah Hasil penelitian di bidang neurologi oleh Osborn, White dan Bloom menyebutkan bahwa pada usia 4 tahun pertama separuh kapasitas kecerdasan manusia sudah terbentuk.

Lebih terperinci

PENGARUH PERMAINAN PETAK UMPET TERHADAP KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK

PENGARUH PERMAINAN PETAK UMPET TERHADAP KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK PENGARUH PERMAINAN PETAK UMPET TERHADAP KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK Rosalia Widya Hananta Mas udah PG-PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya Jalan Teratai 4 Surabaya 60136. (Email

Lebih terperinci

HAND OUT MATA KULIAH KONSEP DASAR PENDIDIKAN ANAK USIA DIN KODE MK/SKS : UD 100/3 SKS

HAND OUT MATA KULIAH KONSEP DASAR PENDIDIKAN ANAK USIA DIN KODE MK/SKS : UD 100/3 SKS HAND OUT MATA KULIAH KONSEP DASAR PENDIDIKAN ANAK USIA DIN KODE MK/SKS : UD 100/3 SKS Oleh : Nining Sriningsih, M.Pd NIP. 197912112006042001 1 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN PENGUATAN TERHADAP PERKEMBANGAN MORAL ANAK Di KELOMPOK B3 TK NEGERI PEMBINA PALU. Zulfitri 1

PENGARUH PEMBERIAN PENGUATAN TERHADAP PERKEMBANGAN MORAL ANAK Di KELOMPOK B3 TK NEGERI PEMBINA PALU. Zulfitri 1 1 PENGARUH PEMBERIAN PENGUATAN TERHADAP PERKEMBANGAN MORAL ANAK Di KELOMPOK B3 TK NEGERI PEMBINA PALU Zulfitri 1 ABSTRAK Permasalah pokok dalam penelitian ini adalah perkembangan moral anak belum berkembang

Lebih terperinci

STUDI KORELASI ANTARA MOTIVASI BELAJAR, MEDIA PEMBELAJARAN, KEMAMPUAN AWAL, DENGAN HASIL BELAJAR. Oleh :

STUDI KORELASI ANTARA MOTIVASI BELAJAR, MEDIA PEMBELAJARAN, KEMAMPUAN AWAL, DENGAN HASIL BELAJAR. Oleh : STUDI KORELASI ANTARA MOTIVASI BELAJAR, MEDIA PEMBELAJARAN, KEMAMPUAN AWAL, DENGAN HASIL BELAJAR Oleh : Riyanto MT, Sudjarwo dan Herpratiwi FKIP UNILA, Jl. Sumantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung email

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. Penelitian dan pengembangan model pembelajaran ini telah mencapai

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. Penelitian dan pengembangan model pembelajaran ini telah mencapai 293 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Penelitian dan pengembangan model pembelajaran ini telah mencapai tujuan, yakni menghasilkan model pembelajaran berlatar budaya lokal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap

Lebih terperinci

PROCEEDINGS INTERNATIONAL SEMINAR

PROCEEDINGS INTERNATIONAL SEMINAR PROCEEDINGS INTERNATIONAL SEMINAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KAMPUS CIBIRU 2016 37 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Oleh Ujiati Cahyaningsih Ujiati.dikdas13.uny@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kecakapan hidup (life skills) sehingga mendorong tegaknya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kecakapan hidup (life skills) sehingga mendorong tegaknya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dinyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Republik Indonesia adalah mencerdaskan

Lebih terperinci

PERATURAN DEKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 62 TAHUN 2015

PERATURAN DEKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 62 TAHUN 2015 PERATURAN DEKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 62 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PENYELENGGARAAN KEGIATAN PEMBINAAN KARAKTER BERBASIS RELIGI(PKBR) BAGI MAHASISWA BARU DI FAKULTAS PETERNAKAN

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MEDIA PEMBELAJARAN SIMULATOR BASIC PNEUMATIC PADA MATA KULIAH PNEUMATIK HIDROLIK

IMPLEMENTASI MEDIA PEMBELAJARAN SIMULATOR BASIC PNEUMATIC PADA MATA KULIAH PNEUMATIK HIDROLIK IMPLEMENTASI MEDIA PEMBELAJARAN SIMULATOR BASIC PNEUMATIC PADA MATA KULIAH PNEUMATIK HIDROLIK Ngatou Rohman Program Studi Pendidikan Teknik Mesin JPTK FKIP UNS, ngatourohman@fkip.uns.ac.id ABSTRAK Metodologi

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN MUATAN LOKAL KABUPATEN BANJARNEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Analisis Kebutuhan Pelatihan Kompetensi Guru Sekolah Dasar di Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang

Analisis Kebutuhan Pelatihan Kompetensi Guru Sekolah Dasar di Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang Analisis Kebutuhan Pelatihan Kompetensi Guru Sekolah Dasar di Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang Aah Ahmad Syahid, M.Pd. Universitas Pendidikan Indonesia Email: syahid@upi.edu ABSTRAK Analisis kebutuhan

Lebih terperinci

A. KUALIFIKASI PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN

A. KUALIFIKASI PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 40 TAHUN 2009 TANGGAL 30 JULI 2009 STANDAR PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN A. KUALIFIKASI PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN 1. Kualifikasi Penguji

Lebih terperinci

2 Menetapkan : Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas P

2 Menetapkan : Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas P BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1314, 2014 KEMENDIKBUD. Instruktur. Kursus Dan Pelatihan. Kompetensi. Kualifikasi. Standar. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN

Lebih terperinci

Dewi Amaliah Nafiati *) ABSTRAK. Kata Kunci: kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL).

Dewi Amaliah Nafiati *) ABSTRAK. Kata Kunci: kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL). 1 KECERDASAN INTELEKTUAL DAN EMOSIONAL SEBAGAI PENENTU KEBERHASILAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) (Studi Kasus Pada Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pancasakti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Implementasi Pembelajaran Orang Dewasa Dalam Penyelenggaraan Program Parenting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Implementasi Pembelajaran Orang Dewasa Dalam Penyelenggaraan Program Parenting BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah, dikarenakan pendidikan adalah salah satu pondasi dasar, yang bertujuan membentuk

Lebih terperinci

PEMETAAN PROFIL DAN KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN TINGKAT SEKOLAH DASAR DI KOTA BENGKULU

PEMETAAN PROFIL DAN KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN TINGKAT SEKOLAH DASAR DI KOTA BENGKULU Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia Volume 10, Nomor 1, April 2014 Dian Pujianto & Bayu Insanistyo Diterbitkan Oleh: Jurusan Pendidikan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA MAHASISWA PADA KEGIATAN WORKSHOP SSP DAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) PROGRAM PPG SM3T

INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA MAHASISWA PADA KEGIATAN WORKSHOP SSP DAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) PROGRAM PPG SM3T Pengantar INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA MAHASISWA PADA KEGIATAN WORKSHOP SSP DAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) PROGRAM PPG SM3T A. Instrumen penilaian kinerja mahasiswa PPG SM3T pada kegiatan Praktik

Lebih terperinci

KOMPETENSI ALUMNI PG PAUD FIP UNNES DI LEMBAGA PENDIDIKAN

KOMPETENSI ALUMNI PG PAUD FIP UNNES DI LEMBAGA PENDIDIKAN Penelitian KOMPETENSI ALUMNI PG PAUD FIP UNNES DI LEMBAGA PENDIDIKAN Edi Waluyo, Lita Latiana, & Decik Dian Pratiwi e-mail: waluyowulan@gmail.com PG PAUD FIP Universitas Negeri Semarang Abstrak: Pendidikan

Lebih terperinci

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2006

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2006 1 LAPORAN KEGIATAN PPM SOSIALISASI MENGENAI PENTINGNYA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI BAGI PARA IBU MUDA Oleh: Ririn Darini, M.Hum. Puji Lestari, M.Hum. Dyah Kumalasari, M.Pd. FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI

Lebih terperinci

PENGARUH SERTIFIKASI TERHADAP KINERJA GURU DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMK NEGERI 4 PEKANBARU JURNAL

PENGARUH SERTIFIKASI TERHADAP KINERJA GURU DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMK NEGERI 4 PEKANBARU JURNAL PENGARUH SERTIFIKASI TERHADAP KINERJA GURU DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMK NEGERI 4 PEKANBARU JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Ujian Sarjana Guru Memperoleh

Lebih terperinci

KODE ETIK DOSEN, TENAGA KEPENDIDIKAN & MAHASISWA UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

KODE ETIK DOSEN, TENAGA KEPENDIDIKAN & MAHASISWA UNIVERSITAS NGUDI WALUYO KODE ETIK DOSEN, TENAGA KEPENDIDIKAN & MAHASISWA UNIVERSITAS NGUDI WALUYO KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayahnya Kode Etik Dosen, Tenaga Kependidikan dan Mahasiswa

Lebih terperinci

PENGARUH METODE BERCERITA TERHADAP PERILAKU MORAL ANAK DI KELOMPOK B TK KARYA THAYYIBAH II DESA WOMBO KABUPATEN DONGGALA DIAN MITRAWATI 1 ABSTRAK

PENGARUH METODE BERCERITA TERHADAP PERILAKU MORAL ANAK DI KELOMPOK B TK KARYA THAYYIBAH II DESA WOMBO KABUPATEN DONGGALA DIAN MITRAWATI 1 ABSTRAK PENGARUH METODE BERCERITA TERHADAP PERILAKU MORAL ANAK DI KELOMPOK B TK KARYA THAYYIBAH II DESA WOMBO KABUPATEN DONGGALA DIAN MITRAWATI 1 ABSTRAK Masalah dalam kajian ini adalah apakah ada pengaruh metode

Lebih terperinci

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL STANDAR KOMPETENSI GURU KURIKULUM 2006 (KTSP)

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL STANDAR KOMPETENSI GURU KURIKULUM 2006 (KTSP) SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL STANDAR KOMPETENSI GURU KURIKULUM 2006 (KTSP) UU No. 14/2005 (UUGD) Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan

Lebih terperinci

PROGRAM PEMBELAJARAN BERBASIS BIMBINGAN DI TAMAN KANAK-KANAK. Disusun oleh : Rita Mariyana, M.Pd, dkk.

PROGRAM PEMBELAJARAN BERBASIS BIMBINGAN DI TAMAN KANAK-KANAK. Disusun oleh : Rita Mariyana, M.Pd, dkk. PROGRAM PEMBELAJARAN BERBASIS BIMBINGAN DI TAMAN KANAK-KANAK Disusun oleh : Rita Mariyana, M.Pd, dkk. JURUSAN PEDAGOGIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Jurnal Buana Pendidikan Tahun XII, No. 23. Februari 2017 KOMPETENSI GURU PAUD DI KELURAHAN BALAS KLUMPRIK DALAM MENGEMBANGKAN PERANGKAT PEMBELAJARAN

Jurnal Buana Pendidikan Tahun XII, No. 23. Februari 2017 KOMPETENSI GURU PAUD DI KELURAHAN BALAS KLUMPRIK DALAM MENGEMBANGKAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KOMPETENSI GURU PAUD DI KELURAHAN BALAS KLUMPRIK DALAM MENGEMBANGKAN PERANGKAT PEMBELAJARAN Made Ayu Anggreni Program studi PG-PAUD Universitas PGRI Adi Buana Surabaya yudekayu@gmail.com ABSTRAK Perangkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang diprioritaskan, dalam pembangunan di

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang diprioritaskan, dalam pembangunan di BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan salah satu aspek yang diprioritaskan, dalam pembangunan di Indonesia sekarang ini. Pendidikan pada dasarnya merupakan, suatu proses untuk membantu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Novita Kostianissa, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Novita Kostianissa, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian ini menggunakan Explanatory Survey Method dimana penelitian ini dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak

Lebih terperinci

PERAN PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QURAN SEBAGAI MUATAN LOKAL DALAM UPAYA MEMBENTUK KARAKTER KEPRIBADIAN SISWA STUDI DI SMP TRI BHAKTI NAGREG

PERAN PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QURAN SEBAGAI MUATAN LOKAL DALAM UPAYA MEMBENTUK KARAKTER KEPRIBADIAN SISWA STUDI DI SMP TRI BHAKTI NAGREG PERAN PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QURAN SEBAGAI MUATAN LOKAL DALAM UPAYA MEMBENTUK KARAKTER KEPRIBADIAN SISWA STUDI DI SMP TRI BHAKTI NAGREG IRA YUMIRA EMAIL: http // i.yumira@yahoo.co.id STKIP SILIWANGI

Lebih terperinci

KOMPETENSI GURU 1. Kompetensi Profesional 2. Kompetensi Kepribadian

KOMPETENSI GURU 1. Kompetensi Profesional 2. Kompetensi Kepribadian KOMPETENSI GURU Seorang guru harus memiliki 4 Kompetensi Dasar yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru.(lampiran PERATURAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 (enam) tahun yang dilakukan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal yang penting untuk diberikan sejak usia dini. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. hal yang penting untuk diberikan sejak usia dini. Pendidikan merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan investasi yang sangat penting bagi penyiapan sumber daya manusia (SDM) di masa depan. Dalam rangka mempersiapakan SDM yang berkualitas untuk masa

Lebih terperinci

PROFIL GURU SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL. Tatat Hartati

PROFIL GURU SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL. Tatat Hartati PROFIL GURU SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL Tatat Hartati Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (2003) mengemukakan bahwa standar nasional pendidikan terdiri atas: standar isi, proses, kompetensi lulusan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUA N. pernah tuntas dimanapun, termasuk di Negara yang sudah maju sekalipun.

BAB I PENDAHULUA N. pernah tuntas dimanapun, termasuk di Negara yang sudah maju sekalipun. BAB I PENDAHULUA N 1.1 Latar Belakang Penelitian Kualitas dan kuantitas pendidikan sampai saat ini masih tetap merupakan suatu masalah yang paling menonjol dalam setiap usaha pembaharuan sistem pendidikan

Lebih terperinci

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TK

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TK KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TK Oleh : Rita Mariyana, M.Pd UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2010 APA ITU KOMPETENSI? Istilah kompetensi (competence) dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai kecakapan atau

Lebih terperinci

Permendiknas No.16 Tahun 2007 Standar Kualifikasi Akademik Dan Kopetensi Guru

Permendiknas No.16 Tahun 2007 Standar Kualifikasi Akademik Dan Kopetensi Guru Permendiknas No.16 Tahun 2007 Standar Kualifikasi Akademik Dan Kopetensi Guru DIREKTORAT PEMBINAAN SMA DITJEN MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL KUALIFIKASI AKADEMIK

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas tentang hasil penelitian yang telah diperoleh sekaligus pembahasannya. Hasil penelitian ini menjawab masalah penelitian pada Bab I yaitu bagaimana

Lebih terperinci

Penanaman Nilai-Nilai Moral Pada Anak Usia Dini

Penanaman Nilai-Nilai Moral Pada Anak Usia Dini Penanaman Nilai-Nilai Moral Pada Anak Usia Dini Oleh: Lia Yuliana, M.Pd*) Pendahuluan Pendidikan moral diberikan di berbagai macam lembaga pendidikan, salah satunya di lembaga Pendidikan Anak Usia Dini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyempurnakan diri melalui proses belajar. Tentu sangat logis bagi manusia memilih jalur

BAB I PENDAHULUAN. menyempurnakan diri melalui proses belajar. Tentu sangat logis bagi manusia memilih jalur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan selalu berkaitan dengan manusia karena hanya manusia yang dapat mendidik. Manusia adalah satu-satunya makhluk yang dikaruniai potensi untuk selalu menyempurnakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan Tutor Oleh Gugus PAUD Dalam Rangka Meningkatkan Kinerja Tutor PAUD Di Desa Cangkuang Rancaekek

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan Tutor Oleh Gugus PAUD Dalam Rangka Meningkatkan Kinerja Tutor PAUD Di Desa Cangkuang Rancaekek BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Anak Usia Dini non formal dipandang memiliki peran penting dalam pembentukan sumber daya manusia ke depan. Namun kesiapan tenaga pendidik di lembaga PAUD

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penanganan terhadap kualitas Sumberdaya Manusia, khususnya pada. tingkatan organisasi. Sumberdaya Manusia yang besar apabila dapat

BAB I PENDAHULUAN. penanganan terhadap kualitas Sumberdaya Manusia, khususnya pada. tingkatan organisasi. Sumberdaya Manusia yang besar apabila dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu masalah dunia pendidikan saat ini adalah rendahnya penanganan terhadap kualitas Sumberdaya Manusia, khususnya pada tingkatan organisasi. Sumberdaya

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA ANAK USIA DINI MELALUI SENTRA BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK ESTER MANEMBO KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

OPTIMALISASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA ANAK USIA DINI MELALUI SENTRA BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK ESTER MANEMBO KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW OPTIMALISASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA ANAK USIA DINI MELALUI SENTRA BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK ESTER MANEMBO KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW Oleh KARTIKA SANI A. PENGATAR Pendidikan karakter menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siswa. Matematika beragam manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. siswa. Matematika beragam manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang wajib dikuasai oleh siswa. Matematika beragam manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, konsep

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan menerapkan model pembelajaran make a match. Elliot (Zainal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan menerapkan model pembelajaran make a match. Elliot (Zainal BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Kristen Satya Wacana Salatiga Semester Gasal Tahun Ajaran 2011/2012. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI MELALUI SENTRA MAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG ARTIKEL

OPTIMALISASI PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI MELALUI SENTRA MAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG ARTIKEL 1 OPTIMALISASI PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI MELALUI SENTRA MAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG ARTIKEL Oleh Vivit Risnawati NIM : 2009/51093 JURUSAN PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga bagi setiap Negara. Indonesia yang memiliki jumlah penduduk terbanyak ke-3 di dunia, memiliki

Lebih terperinci

Kata Kunci: Hasil Belajar, Keterampilan Proses,, Media Lingkungan,, Metode Eksperimen, Pembelajaran IPA. Abstract

Kata Kunci: Hasil Belajar, Keterampilan Proses,, Media Lingkungan,, Metode Eksperimen, Pembelajaran IPA. Abstract 1 Peningkatan Keterampilan Proses dan Hasil Belajar pada Pelajaran IPA Pokok Bahasan Energi Panas dan Bunyi Menggunakan Metode Eksperimen dengan Media Lingkungan pada Siswa Kelas IV SDN Sukowiryo 01 Jelbuk

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Simpulan Agustinus Tanggu Daga, 2014

BAB V PENUTUP A. Simpulan Agustinus Tanggu Daga, 2014 BAB V PENUTUP Bagian ini mengemukakan dua pokok pembahasan yaitu simpulan hasil penelitian, dan saran kepada pihak-pihak terkait. A. Simpulan Mengacu pada hasil evaluasi kurikulum mata kuliah Pendidikan

Lebih terperinci

KOMPETENSI TENAGA KEPENDIDIKAN 1. KOMPETENSI PENGAWAS/PENILIK PAUD

KOMPETENSI TENAGA KEPENDIDIKAN 1. KOMPETENSI PENGAWAS/PENILIK PAUD LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 137 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI KOMPETENSI TENAGA KEPENDIDIKAN 1. KOMPETENSI PENGAWAS/PENILIK

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PENELITIAN. mengemukakan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik,

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PENELITIAN. mengemukakan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PENELITIAN A. Pembelajaran Tematik 1. Pengertian Pembelajaran Tematik Pembelaran tematik merupakan salah satu model dalam pembelajaran terpadu yang merupakan sistem pembelajaran

Lebih terperinci

Standard Guru Penjas Nasional (Rumusan BSNP)

Standard Guru Penjas Nasional (Rumusan BSNP) Standar Guru Penjas Standard Guru Penjas Nasional (Rumusan BSNP) 1. Kompetensi Pedagogik 2. Kompetensi Kepribadian 3. Kompetensi Sosial 4. Kompetensi Profesional Kompetensi Pedagogik Menguasai karakteristik

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI GURU (Permendiknas No. 16 Tahun 2007)

STANDAR KOMPETENSI GURU (Permendiknas No. 16 Tahun 2007) STANDAR KOMPETENSI (Permendiknas No. 16 Tahun 2007) Standar Kompetensi Guru Mata Pelajaran di SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK* KOMPETENSI INTI Kompetensi Pedagodik 1. Menguasai karakteristik peserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara historis, pendidikan dalam arti luas telah mulai dilaksanakan sejak

BAB I PENDAHULUAN. Secara historis, pendidikan dalam arti luas telah mulai dilaksanakan sejak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara historis, pendidikan dalam arti luas telah mulai dilaksanakan sejak manusia berada di muka bumi ini. Adanya pendidikan adalah setua dengan adanya kehidupan

Lebih terperinci

STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI INSTRUKTUR

STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI INSTRUKTUR SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 90 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI DAN KOMPETENSI INSTRUKTUR PADA KURSUS DAN PELATIHAN STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Rencana pelaksanaan pembelajaran harus dibuat sebelum pelaksanaan pembelajaran Rencana pembelajaran harus mengacu kepada karakteristik

Lebih terperinci

Guru mencoba mengetahui penyebab penyimpangan perilaku peserta didik untuk mencegah agar perilaku tersebut tidak merugikan peserta didik lainnya,

Guru mencoba mengetahui penyebab penyimpangan perilaku peserta didik untuk mencegah agar perilaku tersebut tidak merugikan peserta didik lainnya, Kata 'Pedagogik' tidak akan asing di telinga guru, tetapi apakah semua guru memahami apa yang dimaksud dengan Kompetensi Pedagogik walau sebenarnya sudah pernah di lakukannya. Kompetensi Pedagogik pada

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 4 No. 1 Maret 2017, hal 39-44 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT Hj. Annisa NIP.

Lebih terperinci

PENDAMPINGAN PEMANFAATAN SAMPAH PLASTIK DAN KERTAS UNTUK MEDIA PEMBELAJARAN INOVATIF BAGI GURU DI SDN 5 BAE, KUDUS

PENDAMPINGAN PEMANFAATAN SAMPAH PLASTIK DAN KERTAS UNTUK MEDIA PEMBELAJARAN INOVATIF BAGI GURU DI SDN 5 BAE, KUDUS JURNAL PENGABDIAN Pendampingan PADA Pemanfaatan MASYARAKAT Sampah Plastik dan Kertas Untuk Media Volume 1, No. 1, Desember Pembelajaran 2016: Inovatif Page 48-55 Bagi Guru di SDN 5 Bae, Kudus P-ISSN: 2540-8739

Lebih terperinci

KARTU BIMBINGAN PPL DI SEKOLAH MITRA TAHUN AKADEMIK 2014/2015

KARTU BIMBINGAN PPL DI SEKOLAH MITRA TAHUN AKADEMIK 2014/2015 KARTU BIMBINGAN PPL DI SEKOLAH MITRA TAHUN AKADEMIK 2014/2015 No Hari, tanggal Materi Bimbingan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. Tanda tangan Pembimbing LEMBAR OBSERVASI

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET PEDOMAN PERKULIAHAN (HAND OUT) PENGAJARAN MIKRO PROGRAM STUDI PPKN SEMESTER VI/ 2 sks DR. WINARNO, SPD, MSI Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

THE EFFCT OF TEACHERS PROFESSIONAL COMPETENCE CIVIC EDUCATION TO INTEREST STUDEN LEARNING SMPN IN KECAMATAN BONJOL

THE EFFCT OF TEACHERS PROFESSIONAL COMPETENCE CIVIC EDUCATION TO INTEREST STUDEN LEARNING SMPN IN KECAMATAN BONJOL THE EFFCT OF TEACHERS PROFESSIONAL COMPETENCE CIVIC EDUCATION TO INTEREST STUDEN LEARNING SMPN IN KECAMATAN BONJOL Hijir Kurniati1, Muslim1, Hendrizal1 1Program Pancasila The Educational and citizenship

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KOMPETENSI KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIK ANAK USIA DINI DI KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR

PENGEMBANGAN KOMPETENSI KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIK ANAK USIA DINI DI KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR E-ISSN: 2528-7427 1 PENGEMBANGAN KOMPETENSI KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIK ANAK USIA DINI DI KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR Nanik Dwi Nurhayati Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

PENDAMPINGAN PEMANFAATAN SAMPAH PLASTIK DAN KERTAS UNTUK MEDIA PEMBELAJARAN INOVATIF BAGI GURU DI SDN 5 BAE, KUDUS

PENDAMPINGAN PEMANFAATAN SAMPAH PLASTIK DAN KERTAS UNTUK MEDIA PEMBELAJARAN INOVATIF BAGI GURU DI SDN 5 BAE, KUDUS JURNAL PENGABDIAN PADA MASYARAKAT Volume Pendampingan 1, No. 1, Desember Pemanfaatan 2016: Page Sampah 48-55 Plastik dan Kertas Untuk Media Pembelajaran P-ISSN: 2540-8739 E-ISSN: 2540-8747 PENDAMPINGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting, yaitu untuk menjamin kelangsungan kehidupan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting, yaitu untuk menjamin kelangsungan kehidupan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, pendidikan memiliki peranan yang sangat penting, yaitu untuk menjamin kelangsungan kehidupan dan perkembangan bangsa

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATERI PEDAGOGIK GURU KELAS PAUD/TK BAB I PENDAHULUAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATERI PEDAGOGIK GURU KELAS PAUD/TK BAB I PENDAHULUAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATERI PEDAGOGIK GURU KELAS PAUD/TK BAB I PENDAHULUAN Prof. Dr. Sunardi, M.Sc Dr. Imam Sujadi, M.Si Dr. Bachtiar S. Bachri, M.Pd. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

PEMBINAAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU OLEH KEPALA SEKOLAH DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN

PEMBINAAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU OLEH KEPALA SEKOLAH DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN 38 Jurnal Hanata Widya, Vol. 5 No. 7 Tahun 2016 PEMBINAAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU OLEH KEPALA SEKOLAH DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN COMPETENCY PROFESSIONAL TEACHER GUIDANCE BY

Lebih terperinci

Petunjuk Teknis Pelaksanaan In Service Learning 1 Tahun 2012

Petunjuk Teknis Pelaksanaan In Service Learning 1 Tahun 2012 i Pelaksanaan In Service Learning 1 Tahun 2012 LPPKS INDONESIA 2013 ii Pelaksanaan In-Service Learning 1 Diklat Calon Kepala Sekolah/Madrasah Tahun 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat

Lebih terperinci

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar Sasaran dan Pengembangan Sikap Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu memahami Sasaran dan Pengembangan Sikap Indikator: Pengertian Sikap Guru Pengertian Kinerja Guru Sasaran Sikap Guru Pengembangan Sikap Kinerja

Lebih terperinci

KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN BABY SITTER JENJANG 3

KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN BABY SITTER JENJANG 3 KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN BABY SITTER JENJANG 3 Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Lebih terperinci

Kompetensi 1 : Mengenal karakteristik peserta didik Jenis dan cara penilaian : Kompetensi Pedagogik (Pengamatan dan Pemantauan)

Kompetensi 1 : Mengenal karakteristik peserta didik Jenis dan cara penilaian : Kompetensi Pedagogik (Pengamatan dan Pemantauan) Kompetensi 1 : Mengenal karakteristik peserta didik Jenis dan cara penilaian : Kompetensi Pedagogik (Pengamatan dan Pemantauan) Pernyataan : Guru mencatat dan menggunakan informasi tentang karakteristik

Lebih terperinci

Dewi Amaliah Nafiati Universitas Pancasakti Tegal

Dewi Amaliah Nafiati Universitas Pancasakti Tegal KECERDASAN INTELEKTUAL DAN EMOSIONAL SEBAGAI PENENTU KEBERHASILAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) (Studi Kasus pada Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pancasakti

Lebih terperinci

PENINGKATAN KINERJA GURU PAUD PAUD DALAM RANGKA PENGEMBANGAN KARAKTER PESERTA DIDIK. Oleh: Dwi Prasetiyawati Diyah Hariyanti

PENINGKATAN KINERJA GURU PAUD PAUD DALAM RANGKA PENGEMBANGAN KARAKTER PESERTA DIDIK. Oleh: Dwi Prasetiyawati Diyah Hariyanti PENINGKATAN KINERJA GURU PAUD PAUD DALAM RANGKA PENGEMBANGAN KARAKTER PESERTA DIDIK Oleh: Dwi Prasetiyawati Diyah Hariyanti Email: duik_pdh@yahoo.com Abstrak Kinerja guru PAUD merupakan suatu upaya untuk

Lebih terperinci