PENERAPAN PEMBELAJARAN REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS VII SMP NEGERI SAKRA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN PEMBELAJARAN REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS VII SMP NEGERI SAKRA"

Transkripsi

1 Fakulta Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univerita Sebela Maret Surakarta PENERAPAN PEMBELAJARAN REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS VII SMP NEGERI SAKRA KANZUL AINI HADIKATUL ILMI ABSTRACT Economic Studie in junior lead to learning that emphaize the development of creativity and knowledge of learner. Thi mean that the learning proce ha been implemented reflecting multidirectional communication and refer to the active participation of tudent in learning activitie, o that the teacher' kill in managing an effective learning are indipenable. For the achievement of thee effort will require learning innovation, one of them by applying realitic learning in the learning proce. Thi tudy aim to determine the application of realitic learning to improve learning achievement Integrated IPS tudent of cla VII SMP Sakra. Thi type of reearch i conducted action reearch. In thi tudy, the ample of all tudent in a cla i VIIc SMP Sakra chool year 2012/2013 the number of tudent 22.. Baed on the reult of reearch carried out in the econd cycle in the firt cycle of learning ha been quite active with tudent activity core firt meeting obtained by 2, 25 and to the econd meeting at 2.85, while the reult of the evaluation tudy obtained average value of and reached 77.27% claical completene. While in the econd cycle, the tudent activity core in the firt meeting at 3.93 and at -2 pertemuanke of 4.2. and tudent achievement core increaed by an average of and at 90.91% claical completene. Thu, the application of realitic learning can improve tudent achievement in ocial tudie Integrated. One arternatif to improve tudent achievement i to apply the learning method that i capable of motivating tudent. Keyword: Realitic learning and learning achievement ABSTRAK Pembelajaran Ekonomi di SMP mengarah pada pembelajaran yang menekankan pada kreatifita dan pengembangan pengetahuan peerta didik. Hal ini berarti bahwa proe pembelajaran yang telah dilakanakan mencerminkan komunikai multi arah dan mengacu pada partiipai aktif iwa dalam kegiatan pembelajaran, ehingga keterampilan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran yang efektif angat diperlukan. Untuk tercapainya uaha terebut maka diperlukan inovai pembelajaran, alah atunya dengan menerapkan pembelajaran realitik dalam proe pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan pembelajaran realitik dalam meningkatkan pretai belajar IPS Terpadu iwa kela VII SMPN SAKRA. Jeni penelitian yang dilakanakan adalah penelitian tindakan kela. Dalam penelitian ini yang menjadi empel adalah eluruh iwa kela VIIc SMPN SAKRA tahun pelajaran 2012/2013 dengan jumlah iwa 22 orang.. Berdaarkan hail penelitian yang dilakanakan dalam II iklu pada iklu I pembelajaran udah cukup aktif dengan kor aktivita iwa Pertemuan pertama yang diperoleh ebear 2,25 dan pertemuan ke 2 ebear 2,85, ementara dari hail evaluai belajar diperoleh nilai rata-rata 82,45 dan ketuntaan klaikal mencapai 77,27 %. Sementara pada iklu II, kor aktivita iwa pada pertemuan pertama ebear 3,93 dan

2 Fakulta Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univerita Sebela Maret Surakarta pada pertemuanke -2 ebear 4,2. dan pretai belajar iwa meningkat dengan kor rata-rata 85,27 dan ketuntaan klaikal ebear 90,91%.. Jadi, penerapan pembelajaran realitik dapat meningkatkan pretai belajar iwa pada mata pelajaran IPS Terpadu. Salah atu arternatif untuk meningkatkan pretai belajar iwa adalah dengan menerapkan metode pembelajaran yang mampu membangkitkan motivai iwa. Kata kunci : Pembelajaran Realitik dan pretai belajar I. PENDAHULUAN Sebagai Negara yang edang berkembang, indoneia teru mengupayakan untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan menitikberatkan pada faktor-faktor yang ecara langung dapat mempengaruhi kualita pendidikan itu endiri. Upaya meningkatkan pendidikan teru dikembangkan demi terwujutnya tujuan pendidikan naional yang menjadi cita-cita naional banga Indoneia ebagaimana termakjub dalam pembukaan UUD elanjutnya euai dengan Undang undang Sitem Pendidikan Naional nomor 20 Tahun 2003 paal 1 bab 1 tentang pendidikan yaitu uaha adar dan terencana untuk mewujudkan uaana dan proe pembelajaran agar peerta didik ecara aktif mengembangkan poteni dirinya untuk memiliki kekuatan piritual keagamaan mengendalikan diri. Kecerdaan, akhlak mulia erta keterampilan yang diperlukan dirinya, mayarakat dan negara. Agar tujuan terebut dapat tercapai eperti apa yang diharapkan maka emua komponen-komponen penting yang terkait dengan pendidikan haru dapat melakukan funginya emakimal mungkin. Sala atu komponen penting yang perlu mendapat perhatian adalah komponen guru, karena nengingat tuga guru dalam mengajar, mendidik dan membimbing peerta didik agar dapat menjadi individuindividu yang euai dengan tujuan yang diharapkan dalam pendidikan. Dalam proe pembelajaran pati terjadi interaki balajar dan mengajar. Proe interaki mengajar diartikan ebagai proe membimbing, mengajar dan melatih peerta didik untuk memberikan bekal kemampuan daar, apek intelektual, oial dan peronal euai dengan karakteritik perkembangan, ehingga dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Sekolah merupakan tempat berlangungnya pembelajaran formal.pembelajaran terebut merupakan uatu proe pemindahan tingkah laku dan pemahaman uatu ilmu pengetahuan dari eorang guru kepada peerta didiknya. Diharapkan dalam proe pembelajaran terebut tujuan pendidikan naional dapat tercapai untuk menyaingi negara-negara maju dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Untuk mengatai hal terebut di ata berbagai upaya telah dilakanakan oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan mutu pengajaran IPSTerpadu di kela yakni: perubahan atau pembaharuan kurikulum, penyediaan buku paket ekonomi hingga pada peningkatan kemampuan profeionalime guru, baik melalui kegiatan pelatihan atau penataran. Uaha terebut belum menjamin perbaikan kualita pendidikan ebagaimana yang diharapkan. Salah atu penyebabnya adalah maih rendahnya pretai belajar iwa terhadap mata pelajaran ekonomi. Dari hail wawancara dengan guru bidang tudi ekonomi (IPS Terpadu) kela VIIc SMP Negeri SAKRA, diperoleh informai bahwa banyak faktor yang menjadi penyebab kurangnya pretai belajar materi pelajaran ekonomi yang telah diajarkan oleh guru. Diantaranya, elama proe belajar mengajar berlangung, banyak dijumpai anak yang mala, tidak enang belajar, apabila iwa ditanya ada aja alaan yang mereka kemukakan untuk menghindari pertanyaan terebut, eperti: mata pelajaran ekonomi yang ulit, tidak bia menjawab, takut diuruh kedepan, dan lain ebagainya. Dari faktor orang tua juga mempengaruhi mialnya cara mendidik anak, hubungan antara anggota keluarga, keadaan ekonomi, uaana hubungan guru dengan

3 Fakulta Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univerita Sebela Maret Surakarta iwa, penerapan kurikulum, kediplinan ekolah, pelajaran dan waktu ekolah, media pembelajaran, dan lain ebagainya. Dalam hal ini faktor yang mempengaruhi adalah guru. Dimana profeionalime guru yang kurang berkembang, ehingga pembelajaran didominai belajar menghafal fakta-fakta atau proedur - proedur yang akibatnya, luluan lemah dalam bahaa, keterampilan dalam pemecahan maalah dan tidak mempunyai kreativita dalam menghadapi maalah ehari-hari yang menantang. Karena itu ebagai antiipai diperlukan adanya inovai yang berhubungan dengan metode dan model pembelajaran yang diharapkan mampu meningkatkan pretai belajar terhadap mata pelajaran ekonomi, erta meningkat pula kriteria ketuntaan belajar baik ecara individual maupun klaikal. Kami menilai bahwa metode yang elama ini diterapkan tidak memotivitai mereka untuk lebih aktif. Hal inilah yang diperkirakan menjadi penyebab rendahnya pretai belajar iwa. Lebih dari 50% iwa mengatakan bahwa ekonomi merupakan alah atu mata pelajaran yang ulit. Keadaan ini hendaknya egera direpon ecara aktif dengan mencari alternatif model pembelajaran yang efektif, yang membuat iwa mudah memahami materi ekonomi. Guru ebagai failitator dituntut dapat memodifikai atau menerapkan metode-metode baru yang lebih diukai iwa dan dapat meningkatkan keaktifannya. Salah atu peran guru yang terpenting adalah bagaimana mereka dapat mencerdakan dan memperiapkan maa depan peerta didik melalui kegiatan belajar yang benar-benar kreatif, terbuka dan menyenangkan (joyfull learning). Berdaarkan uraian terebut, maka penuli ingin memberikan uatu alternatif dalam mengatai permaalahan terebut. Sebagai alternatif adalah dengan menggunakan pembelajaran realitik. Pembelajaran realitik menjadi pilihan karena pembelajaran ini dirancang untuk meningkatkan pretai belajar iwa, karena terkait dengan lingkungan keeharian iwa. Di amping itu guru haru menciptakan item oial dalam lingkungan belajar yang dicirikan dengan proedur demokrai dan ilmiah. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model pembelajaran realitik karena model pembelajaran ini paling ederhana dan jarang digunakan. Di amping itu, model pembelajaran ini tidak hanya unggul dalam membantu iwa memahami konep konep ulit, tetapi juga angat berguna untuk menumbuhkembangkan kemampuan interaki antar guru dan iwa, meningkatkan kerjaama, kreativita, berpikir kriti erta ada kemauan dalam berbagi ilmu dengan eama teman. Rumuan Maalah Berdaarkan latar belakang dan identifikai maalah di ata, maka dapat dirumukan maalahnya dalam penelitian ini ebagai berikut : Apakah dengan penerapan pembelajaran realitik dapat meningkatkan pretai belajarpada mata pelajaran ekonomi pada pokok bahaan tindakan, motif dan prinip ekonomi iwa kela VII SMPN SAKRA. tahun pelajaran 2012/2013 Tujuan Penelitian Berdaarkan rumuan maalah di ata, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh pembelajaran realitik dalam meningkatkan pretai belajar iwa pada pokok bahaan tindakan, motif dan prinip ekonomi pada iwa kela VII SMPN SAKR.tahun pelajaran 2012/2013. Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh (Rohmiati : 2007) yang berjudul tentang meningkatkan pretai belajar iwa pada pokok bahaan organ manuia dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontektual berbai maalah pada kela XI IPA SMA NW Pancor tahun pelajaran 2006/2007 menyimpulkan bahwa : dari perhitungan tatitik dapat diperoleh t hitung = 2,15 dan t tabel = 1,67 berarti t hitung > t tabel = 2,145 > 1,67,ehingga hipotei yang diajukan (Ha) diterim a yaitu pelajaran biologi dengan menggunakan pendekatan kontektual berbai maalah dapat memberikan pengaruh ecara poitif dan ignifikani terhadap

4 Fakulta Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univerita Sebela Maret Surakarta penguaaan iwa dibandingkan dengan tanpa menggunakan pendekatan kontektual berbai maalah pada iwa kela XI IPA SMA NW Pancor tahun pelajaran 2006/2007. Penelitian yang dilakukan oleh (Aiyah : 2004) yang penelitiannya tentang pengaruh pembelajaran realitik terhadap peningkatan pretai belajar pada iwa kela 1 SMP Negeri 8 Mataram. Hail penelitian terebut menyimpulkan bahwa pembelajaran realitik dapat memberikan pengaruh ecara poitif dan ignifikan dalam meningkatkan pretai belajar iwa. Penelitian yang dilakukan oleh (Laila Fitrianingih : 2003) yang berjudul efektifita pembelajaran realitik dapat meningkatkan pretai belajar matematika pada iwa kela VIII di SMP Negeri 2 Mataram. hail penelitian terebut menyimpulkan bahwa pembelajaran realitik memberikan efek yang poitif ini dilihat dari ketuntaan belajar iwa yaitu 88% artinya udah euai dengan ketentuan kurikulum yaitu 85%. Kajian Putaka Model-Model Pembelajaran a. Model Pembelajaran Kooperatif Merupakan pembelajaran iwa belajar ecara berama-ama ehigga mengembangkan pikiran dan bertanggung jawab terhadap pencapaian hail belajar ecara individu maupun kelompok.pembelajaran kooperatif menekankan pada apek tuga-tuga kolektif yang haru dikerjakan ecara berama-ama dalam kelompok dan pendelegaian wewenang dari guru kepada iwa. Guru ebagai pailitator dalam pembelajaran wa dalam menyeleaikan tuga-tuganya.(robert E Slavin, 1995 : 71).Macam-macam tipe pembelajaran kooperatif 1. Tipe Jiqaw 2. Tipe STAD (Student Team Achievement Diviion ) 3. Tipe GI (Group Invetigation) 4. Tipe Struktur (trogtur) 5. Tipe TAI (Team Aitend Individualization ) b. Model Pembelajaran CTL (contektual teaching and learning ) Merupakan konep mengajar yang membantu guru mengaitkan dengan materi yang diajarkannya dengan dunia nyata iwa dan mendorong iwa membuat hubungan antara pengatahuan yang dimiliki dengan penerapannya dengan kehidupan mereka ebagai anggota keluarga dan maarakat (Dr. Nurhadi :2002). Pembelajaran kontektual juga merupakan pengajaran yang terjadi dalam hubungan yang erat dengan yang eungguhnya.(prof. Dr. Mohammad Nur tahun 2002). c. Model Pembelajaran Everyone i a teacher here Merupakan trategi pembelajaran dalam model pembelajaran aktif yang betujuan untuk memperoleh partiipai kela dalam keaktifan individu yang bear, uatu trategi yang mudah untuk memperoleh partiipai kela bear dan tanggung jawab individu. Strategi ini memberikan keempatan kepada iwa untuk bertindak ebagai eorang pengajar terhadap iwa lainya. (Mel Silberman : 163). d. Pembelajaran Realitik Pembelajaran realitik adalah pembelajaran yang dimulai dengan ajian atau tanya jawab lian (ramah, terbuka, negoiai) yang terkait dengan dunia nyata kehidupan iwa ( daily life modeling), ehingga akan teraa manfaat dari materi yang akan diajikan, motivai belajar muncul, dunia pikiran iwa menjadi konkret, dan uaana menjadi konduif-nyaman dan menyenangkan. Prinip pembelajaran kontektual adalah aktivita iwa.

5 Fakulta Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univerita Sebela Maret Surakarta Pembelajaran ekonomi realitik yaitu pembelajaran ekonomi dengan pendekatan realitik yang pada daarnya memanfaatkan realita atau kenyataan di lingkungan yang dipahami oleh peerta didik untuk memperlancar proe pembelajaran ekonomi ehingga mencapai tujuan pendidikan ekonomi ecara lebih baik (W.J.S Poerwarminta, 2003 : 441). Menurut johnon dalam Nurhadi Sendok (2002), realitik merupakan konep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan ituai dunia nyata iwa dan mendorong iwa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka ehingga perlu mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya, dalam tatu apa mereka dan bagaimana mencapainya ehingga mereka adar bahwa yang mereka pelajari berguna bagi hidupnya nanti. Realita yang dimakud adalah hal-hal yang nyata atau kongkrit yang dapat diamati dan difahami peerta didik lewat membayangkan. Sedangkanlingkungan yang dimakud adalah lingkungan yang dapat difahami peera didik yang berada dalam kehidupan ehari-hari. Sedangkan konep adalah ide atau gagaan yang memungkinkan eeoang untuk mengklaifikaikan apakah uatu objek atau kejadian tertentu merupakan uatu contoh atau bukan contoh dari ide abtrak terebut (Robert M.Gagne) jadi pemahaman konep memberikan pengertian bahwa konep yang diajarkan pada iwa bukan ebagai hafalan aja melainkan juga haru dipahami ehingga dalam pemacahan maalah, iwa akan menggunakan aturan-aturan yang berdaarkan pada konep yang telah dipahami dan dieleaikan dengan baik dan benar. Beberapa karakteritik pembelajaran realiatik yang dikemukakan oleh parah ahli:. Menurut Johnon dalam Nurhadi Sendok (2002) mengatakan bahwa ada beberapa komponen utama dalam item pembelajaran realitik ebagai berikut: 1. Melakukan hubungan yang bermakna ( meking meaningfullcaunection). Siwa dapat mengatur diri endiri ebagai orang yang belajar ecara aktif dalam mengembangkan minatnya ecara individual. Orang yang dapat bekerja endiri atau bekerja dalam kelompok, dan orang yang dapat belajar ambil berbuat (learning by doing). 2. Melakukan kegiatan yang ignifikan ( doing inificance work). Siwa membuat hubungan-hubungannya dengan penentuan pilihan, dan produknya atau hail yang ifatnya nyata. 3. Bekerja ama ( colaborating). Siwa dapat bekerjaama. Guru membantu iwa bekerja ama ecara efektif dalam kelompok, membantu mereka memahami bagaimana mereka aling memahami dan berkomunikai. 4. Berfikir kriti dan kreatif ( critical and creative thinking). Siwa dapat menggunakan tingkat berfikir yang lebih tinggi ecara kriti dan kreatif: dapat menggunakan, membuat intei, memecahkan maalah, membuat keputuan dan menggunakan logika dan bukti. 5. Mengauh atau memelihara pribadi iwa ( nurturing the individual). Siwa memelihara pribadinya: mempengaruhi, memberi perhatian, memiliki harapan yang tinggi, memotivai dan memperkuat diri endiri, iwa tidak dapat berhail tanpa dukungan orang dewaa, iwa menghormati temannya dan juga orang dewaa. 6. Menggunakan penelitian autotentik ( uing authentic aeement). Siwa menggunakan pengetahuan akademi dalam kontek dunia nyata untuk uatu tujuan yang bermakna. Mialnya iwa boleh menggambarkan informai akademi yang telah mereka pelajari dalam pelajaran. 1. PretaiBelajar Siwa Pretai belajar menurut Yapir Gandhi Wirawan dalam Murjono (1996:178) adalah: Hail yang dicapai eorang iwa dalam uaha belajarnya ebagaimana dicantumkan di dalam nilai raportnya. Melalui pretai belajar eorang iwa dapat mengetahui kemajuan-kemajuan yang telah dicapainya dalam belajar.

6 Fakulta Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univerita Sebela Maret Surakarta Penilaian terhadap hail belajar iwa untuk mengetahui ejauhmana ia telah mencapai aaran belajar inilah yang diebut ebagai pretai belajar. Seperti yang dikatakan oleh Winkel (1997:168) bahwa proe belajar yang dialami oleh iwa menghailkan perubahan-perubahan dalam bidang pengetahuan dan pemahaman, dalam bidang nilai, ikap dan keterampilan. Dalam hal mencapai tujuan dalam belajar tentu ada faktor-faktor yang mempengaruhinya, baik poitif maupun negatif ehingga pretai yang diperolehnya mungkin baik atau mungkin juga ebaliknya. Menurut Alece Crow (1988: 65) keberhailan eeorang tergantung dari tiga hal yaitu poteni yang dibawa ejak lahir, ii atau materi pelajaran, dan minat belajar. Menurut Bimo Walgito (1982 : 124) dalam bukunya Bimbingan dan Penyuluhan di ekolah menjelakan bahwa faktor faktor yang terdapat dalam belajar adalah ebagai berikut: a. Faktor Yang Beraal Dari Dalam Diri Individu (Internal) 1. Pembawaan atau Bakat 2. Kematangan (Maturation) 3. Intelegenia a. Motif b. Minat. c. Ingatan. d. Percayadiri (SelfConfidence) b. FaktorFaktorYangBeraalDariLuarIndividu (External) 1. Lingkungan Keluarga 2. Lingkungan Sekolah 3. Lingkungan Mayarakat II. Metode Penelitian a. Jeni Penelitian Metode dalam penelitian merupakan bagian yang angat penting dalam penyuunan karya ilmiah mempunyai tujuan yang jela erta diuun ecara itemati dengan metode atau item yang tepat untuk mencapai kebenaran ilmiah.suatu penelitian tanpa menggunakan metode yang jela dan pati, maka nilai ilmiah yang diperolehperlu diragukan atau diangikan (IB Netra, 1974). Jadi metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kela (PTK).Karena peneliti udah tahu permaalahannya dan ingin melakukan pendekatan untuk menyeleaikan maalah terebut. Penelitian tindakan kela adalah penelitian yang dilakukan oleh guru atau peneliti didalam kelanya endiri untuk melakukan refleki diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya ebagai guru, ehingga hail belajar iwa menjadi lebih meningkat, (Wardhani, dkk; 2007). Metode penelitian kela ini menekankan pada atu kajian yang benar dari ituai alamiah kela. b. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yaitu emua proe yang dilakukan dalam perencanaan dan pelakanaan penelitian, (Nazir, 1999). Rancangan penelitian tindakan kela terdiri dari 2 iklu dengan beberapa tahapan dalam etiap iklunya, yaitu perencanaan, pelakanaan tindakan, obervai, evaluai dan refleki. Tiap iklu dilakanakan euai dengan perubahan yang ingin dicapai pada faktor-faktor yang ingin dielidiki. Secara rinci, rancangan tindakan untuk etiap tahap, dapat dijabarkan ebagai berikut:

7 Fakulta Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univerita Sebela Maret Surakarta a. Perencanaan Perencanaan merupakan prakondii belajar tunta yang dikenal ebagai trategi Bloom Block, (Oemar Hamalik,2009; 88). Pada tahap perencanaan dilakukan kegiatan ebagai berikut: 1) Membuat kenario pembelajaran. 2) Membuat rencana pembelajaran pembelajaran ekonomi. 3) Menyiapkan lembar obervai. 4) Menyiapkan te hail belajar dalam bentuk eay untuk mengetahui hail belajar iwa. b. Pelakanaan tindakan Pelakanaan tindakan yaitu euatu yang dilakukan dalam melakanakan ebuah tindakan. Kegiatan kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah: 1) Melakanakan pembelajaran tatap muka dengan berpedoman pada kenario pembelajaran. 2) Memberikan permaalahan yang akan di baha. 3) Melakanakan obervai pada etiap tahap. 4) Menganalii hail obervai dan hail evaluai pada etiap tahap. c. Obervai Obervai adalah pengamatan atau peninjauan ecara cermat. Semua aktivita iwa yang dicatat dalam lembar obervai yang telah diiapkan., pencatatan dilakukan oleh guru pendamping. Untuk perilaku iwa yang ama muncul lebih dari atu kali dianggap atu kali. Pada tahap akhir dilakukan evaluai hail belajar untuk mengetahui pemahaman atau penguaaan iwa terhadap konep yang dipelajari ecara individu. d. Evaluai Evaluai adalah penilaian, dimana etelah pelakanaan kegiatan belajar mengajar dilakukan evaluai untuk mengetahui kemampuan iwa dalam menyeleaikan oal-oal ulangan. e. Refleki Refleki adalah timbal balik atau pantulan di luar rencana atau kemauan; pantulan di luar keadaran ebagai jawaban uatu hal ata kegiatan yang dating dari luar. Refleki dilakukan dengan memperhatikan analii data obervai dan evaluai erta mengkaji kelebihan, kekurangan, dan hambatan yang muncul erta untuk mendapatkan alternatif pemecahan maalah yang terbaik. Adapun kekurangan dan hambatan-hambatan elama proe pembelajaran, elanjutnya diadakan perbaikan untuk pelakanaan proe pembelajaran pada tahap berikutnya. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan kela (PTK) ini dilakanakan dalam dua iklu yang bertujuan untuk mendekripikan peningkatan hail belajar iwa dan untuk meningkatkan pretai belajar erta pemahaman pada pokok bahaan motif dan prinip ekonomi pada iwa kela VII SMPN SAKRA,yang terdiri dari 22 iwa dengan menggunakan penerapan pembelajaran realitik.adapun analii data dari tiap-tiap iklu dipaparkan ebagai berikut: 1. Siklu I a. Perencanaan Pada tahap ini dilakukan beberapa periapan ebelum penelitian tindakan kela dilakukan, periapan itu meliputi pembuatan : 1. Skenario pembelajaran 2. Lembar kerja iwa 3. Lembar obervai 4. Merencanakan analii hail te

8 Fakulta Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univerita Sebela Maret Surakarta b. Pelakanaan Tindakan 1. Pertemuan Pertama Dalam pertemuan pertama peneliti membaha mengenai tindakan ekonomi berdaarkan motif ekonomi dalam berbagai kegiatan ehari-hari, diini guru menyampaikan materi berdaarkan kanario pembelajaran yang telah diuun ebelumnya dalam tahap perencanaan.dalam menerapkan pembelajaran realitik kegiatan pembelajaran ini berpuat pada guru, artinya bagaimana guru untuk memberikan contoh-contoh yang ada hubungannya dengan kehidupan nyata iwa, ehingga iwa lebih mudah untuk memahaminya. Diini iwa dibagi dalam beberapa kelompok yang pembagiannya berdaarkan kenerja akademik, mereka dalam hal ini adalah nilai raport dan tiap-tiap kelompok beranggotakan lima atau enam orang. Dengan menerapkan pembelajaran realitik materi yang diberikan hanyalah gari bearnya aja, artinya iwa dituntut untuk menemukan endiri dengan mengkaitkan materi terebut dengan kehidupan mereka ehari-hari. 2. Pertemuan Kedua Pada pertemuan kedua, peneliti memberikan tuga berupa latihan-latihan oal yang maih berkiar pada pertemuan ebelumnya, yaitu maalah pembagian tindakan ekonomi dalan berbagai kegiatan ehari-hari, dimana guru memberikan oal-oal dan iwa mengerjakan oal terebut. c. Hail Obervai Hail obevai diperoleh dari pengamatan yang dilakukan guru pendamping dengan mengii belangko koong berupa lembar obervai untuk merekam jalannya proe pembelajaran. Dari hail analii pembelajaran iwa pada iklu pertama, elama proe belajar mengajar berlangung yang terdiri dari 2 kali pertemuan dapat diperoleh hail aktifita iwa ebagai berikut: Siwa kurang aktif = 20 % Siwa cukup aktif = 60 % Siwa aktif = 20 % d. Hail Evaluai Tet evaluai hail pretai belajar dilakanakan hari rabu tanggal 12 juli 2012, dengan hail ebagai berikut : Tabel 4.1 Data hail evaluai iklu I N0 Nilai Rata-Rata Siwa Jumlah Siwa Jumlah iwa yang tunta Jumlah iwa yang tidak tunta Daya erap klaikal 82, ,27 % Sumber: hail evaluai iwa Hail ini belum mencapai. 85% yang menunjukkan bahwa ketuntaan belajar kleikal belum tercapai, hail lengkapnya bia dilihat pada lampiran analii hail evaluai (terlampir) e. Refleki Dilihat dari hail yang diperoleh dari iklu I, maih belum mencapai hail yang diharapkan. Adapun kekurangan-kekurangan yang terdapat pada iklu I dan akan diperbaiki pada iklu yang ke- 2 diantaranya yaitu : 1. Menggunakan waktu haru euai dengan rencana kegiatan yang dilakukan 2. Contoh oal yang diberikan akan ditambak dan berpariai.

9 Fakulta Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univerita Sebela Maret Surakarta 3. Akan memberikan bimbingan yang optimal kepada kelmpok-kelompok yang mengalami keulitan dalam menyelaikan oal-oal yang didikuikan. 4. Guru akan menanyakan rangkuman materi yang telah dipelajari kepada iwa. 2. Siklu II Proe belajar mengajar pada iklu II berlangung dalam dua kali pertemuan, dimana tiaptiap pertemuan berlangung elama 2 jam pelajaran, adapun kegiatan pada iklu I yang terdiri dari 5 tahap yaitu : a. Perencanaan Pada tahap ini dilakukan beberapa periapan ebelum penelitian tindakan kela dilakukan, periapan itu meliputi pembuatan : 1. Lembar kerja iwa 2. Lembar obervai 3. merencanakan analii hail te b. Pelakanaan Tindakan Proe belajar mengajar dilakanakan 2 kali pertemuan, tiap kali pertemuan terdiri dari 2 jam pelajaran atau 2 x 40 menit, adapun materi yang dibaha dalam iklu II adalah : a. Pertemuan Pertama Dalam pertemuan pertama untuk iklu ke-ii peneliti membaha mengenai prinip-prinip ekonomi dalam kegiatan ehari-hari. Seperti hari-hari ebelumnya, guru ebelum menyampaikan materi elalu berdo a dan memberikan motivai kepada iwa. Di dalam iklu II ini, guru beruaha memperbaiki diri dari kekurangan-kekurangan pembelajaran ebelumnya, yang alhamdulillah apa yang dilakanakan euai dengan yang direncana. Di dalam pembelajaran iwa dibagikan ke dalam beberapa kelompok, dimana tiap-tiap kelompok terdiri dari 5 atau 6 orang iwa dan elama dikui kelompok berlangung peneliti elalu mengarahkan iwa tentang manfaat kita dalam bekerja ama dan mendekati kelompok-kelompok yang mengalami keulitan dalam dikui terebut, dan iwa pun beremangat dan berlombah-lombah dalam memperoleh hail dikui mungkin karena apa yang mereka dapatkan pengin mengetahui lebih jauh tentang materi yang diajarkan. b. Pertemuan Kedua Pada pertemuan kedua, ebelum memulai pelajaran peneliti menanyakan kepada iwa tentang hail pekerjaan rumah yang diberikan pada pertemuan ebelumnya dan iwa pun mengutarakan kendala-kendala yang dihadapi dalam mengerjakan tuga terebut dan permaalahan terebut dibaha ecara berama-ama di papan tuli, dan etelah itu peneliti memberikan tuga berupa latihan-latihan oal yang maih berkiar pada pertemuan ebelumnya, yaitu maalah-maalah yang berkaitan dengan prinip ekonomi, dimana guru memberikan oal-oal dan iwa mengerjakan oal terebut. c. Hail Obervai Hail obevai diperoleh dari pengamatan yang dilakukan guru pendamping dengan mengii belangko koong berupa lembar oberpai untuk merekam jalannya proe pembelajaran. Adapun hail yang diperoleh :Membangkitkan minat belajar iwa ehingga lebih termotivai dan lebih iap dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh guru. 1. Komuniki dan kerja ama pada kelompok akan dtingkatkan, dan iwa yang berkemampuan tinggi akan bekerja ama dengan temannya yang berkemampuan rendah. Demikian juga ebaliknya yang berkemampuan rendah akan bertanya kepada teman yang berkemampuan, maka pada iklu yang ke-iii menekankan kepada tiap-tiap kelompok agar mau membantu atau mengajari temannya. 2. Pemberian tuga dalam kelompok akan terlihat ehingga tuga kelompok tidak dikuaai oleh atu orang aja, dan diharapkan guru dapat menjalankan tentang pembagian tuga dalam kelompok agar emua anggota dalam kelompok memiliki tanggung jawab berama. 3. Guru akan pemberian motipai atau penghargaan kepada kelompok-kelompok yang aktif di dalam berdikui.

10 Fakulta Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univerita Sebela Maret Surakarta Dari hail analii pembelajaran iwa pada iklu kedua, elama proe belajar mengajar berlangung yang terdiri dari 2 kali pertemuan dapat diperoleh hail aktifita iwa ebagai berikut: iwa kurang aktif = 5 % iwa cukup aktif = 50 % iwa aktif = 45 % d. Hail Evaluai Tet evaluai hail pretai belajar dilakanakan hari rabu tanggal 26 juli 2012, dengan hail ebagai berikut : Tabel 4.2 Data hail evaluai iklu II N0 Nilai Rata-Rata Siwa Jumlah Siwa Jumlah iwa yang tunta Jumlah iwa yang tidak tunta Daya erap klaikal 1 85, ,91 % Sumber: hail evaluai iwa Dari hail tabel evaluai di ata menunjukan bahwa daya erap ecara klakikal udah melebihi dari target yang ditetapkan yaitu 85% ini menunjukkan bahwa penelitian udah berhail dan iklupun udah diberhentikan ampai diini, dan hail leengkapnya bia dilihat pada lampiran analii hail evaluai (terlampir) e. Refleki Setelah melihat dari hail obervai yang diperoleh pada iklu II, kekurangankekurangan pada iklu ke-i dapat teratai, ehingga hail evaluai iklu ke II lebih bear dari tandar ketuntaan klaikal 85 % dan aktifita iwa tergolong aktif, maka tujuan penelitian ini dinyatakan tercapai, ehingga hipotii diterima dan iklu penelitian ini dihentikan. A. PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan euai dengan proedur penelitian tindakan kela yang telah ditetapkan yaitu diawali dengan perencanaan, pelakanaan, obervai, evaluai dan refleki yang telah dipaparkan pada hail penelitian. Dari hail obervai terlihat bahwa iwa lebih cepat memahami mata pelajaran yang diajarkan, hal ini diebabkan karena dengan menerapkan prembelajaran realitik, artinya dengan contoh-contoh yang berhubungan dengan kehidupan nyata. iwa angat cepat menangkap inti dari pelajaran yang diajarkan. Rata-rata tiap kelompok aktif dalam kerjaama dengan teman-temannya, mekipun ada beberapa kelompok yang anggotanya kurang aktif, hal ini diebabkan karma ada iwa yang bermaalah dan tidak mau berbagi tuga dengan teman kelompoknya. Seuai hail pengembangan yang telah dilakukandari iklu I ampai dengn iklu II terdapat peningkatan pretai belajar pada iwa kela VII SMPN SAKRA. Pada iklu 1 ketuntaan klaikalnya mencapai 77,27% dan pada iklu ke 2 ketuntaan klaikalnya meningkat dari 77,27% menjadi 90,91% hal ini ejalan dengan meningkatnya motivai belajar iwa, meningkatkan aktivita dan keterlibatan iwa dalam proe pembelajaran, adanya dorongan kepada iwa untuk enantiaa elalu aktif berinteraki dengan guru dan eama kelompok dikui ehingga mampu untuk membuat keimpulan endiri erta kemampuan guru mengelola kela dengan baik dan menciptakan uaana kela yang konduif. Digambarkan oleh hail keaktifan iwa dari 20% pada iklu I menjadi 45%pada iklu ke II

11 Fakulta Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univerita Sebela Maret Surakarta Dari uraian diata dapat diketaahui bahwa dengan menerapkan pembelajaran realitik dapat meningkatkan pretai belajar iwa, Sebab melalui penerapan pembelajaran realitik, iwa dapat memahami maalah pembelajaran terutama untuk konep-konep yang ulit, karena iwa dihadapkan pada maalah-maalah yang berkaitan langung dengan kehidupan ehari-hari ehingga pada akhirnya iwa tidak lagi keulitan menghadapi oal-oal cerita yang berhubungan dengan prinip ekonomi. DAFTAR PUSTAKA Aiyah maningkakan pretai belajar iwa pada pokok bahaan organ manuia drngan menggunakan pembelajaran kontektual. Skripi STKIP. Arikonto Suharimi Proedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, Syaifulbahri Pretai dan Kompeteni Guru. Surabaya : Uaha Naional Depdikna Pembelajaran Motif dan Prinip Ekonomi. Jakarta : Balitbang Haan, Alwi Kamu Bear Bahaa Indoneia. Jakarta : Balai Putaka Kamu bear Bahaa Indoneia, Jakarta : Balai Putaka Laila Fitrianingih efektifita pembelajaran kontektual dapat meningkatkan pretai belajar matematika :Skripi STKIP

12 Fakulta Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univerita Sebela Maret Surakarta Madya, Suwarih Teori dan Praktek Penelitian Tindakan. Jakarta : CV. Rajawali. Moejono tentang pretai belajar, jakarta : S.P. Rajawali Muhzana Pengantar Statitik Pendidikan. Selong : STKIP Hamzanwadi Numan, Sumantri, Muhammad Pembaruan Pendidikan IPS. Bandung : PT Remaja Roda Karya. Nurkanca, wayan evaluai hail belajar, urabaya : Uaha Naional Purwanto, Ngalih, M Prinip-prinip dan Tehnik Evaluai Pengajaran. Bandung : PT Remaja Roda Karya Purwanto Ngalim, Pikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rodakarya Roetiyah, N. K Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rieneka Cipta Sardiman Interaki dan Motivai Belajar Mengajar. Jakarta : CV. Rajawali Suryabrata, Sumadi Pikologi Pendidikan. Jakrta : CV. Rajawali Syamudin, Abidin Pikologi Kependidikan. Jakarta : PT. Bumi Akara Sardiman Interaki dan Motivai Belajar Mengajar. Jakarta: Raja grafindo Perada Wiriaatmadja, Rochiani Metode Penelitian Tindakan kela. Bandung: Remaja Rodakarya Wijaya Beljar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta : Rieneka Cipta

13 Fakulta Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univerita Sebela Maret Surakarta

PENERAPAN PEMBELAJARAN REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS VII SMP NEGERI SAKRA LOMBOK TIMUR

PENERAPAN PEMBELAJARAN REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS VII SMP NEGERI SAKRA LOMBOK TIMUR PENERAPAN PEMBELAJARAN REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS VII SMP NEGERI SAKRA LOMBOK TIMUR Kanzul Aini Hadikatu Ilmi, Dini Ayu Lestari Universitas Sebelas

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP MATERI GEOMETRI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP MATERI GEOMETRI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP MATERI GEOMETRI Arief Aulia Rahman 1 Atria Yunita 2 1 STKIP Bina Banga Meulaboh, Jl. Naional

Lebih terperinci

PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA SD KELAS III TERHADAP HASIL BELAJAR

PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA SD KELAS III TERHADAP HASIL BELAJAR Tuga Matakuliah Pengembangan Pembelajaran Matematika SD Doen Pengampu Mohammad Faizal Amir, M.Pd. S-1 PGSD Univerita Muhammadiyah Sidoarjo PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN

Lebih terperinci

Oleh: Siswanto SMP Negeri 1 Pogalan, Trenggalek

Oleh: Siswanto SMP Negeri 1 Pogalan, Trenggalek JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016 181 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI IPS TENTANG KEADAAN ALAM DAN AKTIVITAS PENDUDUK INDONESIA DI KELAS VII-A SMP NEGERI 1

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A III METODOLOGI PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, di mana penelitian langung dilakukan di lapangan yang berifat kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

ISSN Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016

ISSN Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016 ISSN 5-9063 Volume 5, Nomor, Tahun 06 PENGARUH E-MODUL BERBASIS SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI SISWA PADA MATA PELAJARAN ANIMASI 3 DIMENSI (STUDI KASUS : KELAS XI MULTIMEDIA SMK NEGERI 3

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela XI IPA SMA YP Unila Bandar Lampung tahun ajaran 01/013 yang berjumlah 38 iwa dan terebar dalam enam kela yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian. Waktu Penelitian Penelitian dilakanakan pada 4 Februari 5 Maret 0.. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakanakan di SMP Ilam Al-Kautar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Menurut Sugiyono, metode penelitian pendidikan dapat diartikan ebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. penelitian quasi experimental. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi

METODE PENELITIAN. penelitian quasi experimental. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penelitian quai experimental. Deain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang akan dilakukan merupakan metode ekperimen dengan deain Pottet-Only Control Deign. Adapun pola deain penelitian

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Dekripi Data Penelitian ini menggunakan penelitian ekperimen. Subyek penelitiannya dibedakan menjadi kela ekperimen dan kela kontrol. Kela ekperimen diberi perlakuan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA semester genap SMA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA semester genap SMA III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian Populai dalam penelitian ini adalah iwa kela XI IPA emeter genap SMA Negeri 0 Bandar Lampung tahun pelajaran 04/05 yang berjumlah 5 iwa. Kemampuan

Lebih terperinci

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 03 Tahun 2014, ISSN:

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 03 Tahun 2014, ISSN: PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS KECERDASAN MAJEMUK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS KELAS X MAN MOJOKERTO Lia Ni matul Maula, Alimufi Arief Juruan Fiika,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, dimana penelitian langung langung dilakukan di lapangan yang berifat kuantitatif. Metode yang digunakan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANIMENGGUNAKAN PERMAINAN BERANGKAIEMPAT POSSISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR NEGERI 14 INDRALAYA

UPAYA MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANIMENGGUNAKAN PERMAINAN BERANGKAIEMPAT POSSISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR NEGERI 14 INDRALAYA UPAYA MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANIMENGGUNAKAN PERMAINAN BERANGKAIEMPAT POSSISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR NEGERI 4 INDRALAYA Rukmini, Mutia Mawardah 2, Martinu 3 Doen Univerita Bina Darma 2, Mahaiwa Univerita

Lebih terperinci

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MAHASISWA YANG MASUK MELALUI JALUR SNMPTN DAN JALUR UMB PADA MATAKULIAH KALKULUS II DI JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIMED

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MAHASISWA YANG MASUK MELALUI JALUR SNMPTN DAN JALUR UMB PADA MATAKULIAH KALKULUS II DI JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIMED 54 PERBEDAAN HASIL BELAJAR MAHASISWA YANG MASUK MELALUI JALUR SNMPTN DAN JALUR UMB PADA MATAKULIAH KALKULUS II DI JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIMED Abil Manyur Abtrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

Metode Group Investigation Dengan Strategi Belajar Strategi Organisasi

Metode Group Investigation Dengan Strategi Belajar Strategi Organisasi Metode Group Invetigation Dengan Strategi Belajar Strategi Organiai PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN METODE GROUP INVESTIGATION DENGAN STRATEGI BELAJAR STRATEGI ORGANISASI PADA STANDAR KOMPETENSI MEMPERBAIKI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian adalah alah atu media yang digunakan dalam menuli dengan proedur yang telah ditentukan. Penelitian pada hakekatnya adalah uatu upaya dan bukan hanya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Dekripi Data Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media Audio Viual dengan metode Reading Aloud terhadap hail belajar iwa materi العنوان, maka penuli melakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat matematika menjadi angat penting artinya, bahkan dapat dikatakan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DEPAN. i SAMPUL DALAM... ii PRASYARAT GELAR. iii LEMBAR PERSETUJUAN.. iv PENETAPAN PANITIA PENGUJI.. v UCAPAN TERIMA KASIH... vi ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii RINGKASAN. ix

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah, siswa kelas X semester genap, sebanyak

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah, siswa kelas X semester genap, sebanyak III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Populai dalam penelitian ini adalah, iwa kela X emeter genap, ebanyak enam kela di SMA Taman Siwa Bandar Lampung tahun pelajaran 010-011. Teknik ampling yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman yang cepat seperti sekarang ini, perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman yang cepat seperti sekarang ini, perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan jaman yang cepat eperti ekarang ini, peruahaan dituntut untuk memberikan laporan keuangan yang benar dan akurat. Laporan keuangan terebut

Lebih terperinci

Penerapan Strategi Belajar Analogi

Penerapan Strategi Belajar Analogi PENERAPAN STRATEGI BELAJAR ANALOGI DALAM MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG PADA STANDAR KOMPETENSI MENERAPKAN DASAR-DASAR TEKNIK DIGITAL DI SMK NEGERI 5 SURABAYA Ibnu Hajar Program Studi S Pend. Teknik Elektro,

Lebih terperinci

Pendidikan Sistem Ganda

Pendidikan Sistem Ganda Pendidikan Sitem Ganda PENGARUH PENDDIKAN SISTEM GANDA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PADA MATA DIKLAT TEKNIK AUDIO VIDEO SISWA KELAS XI DI SMK NEGERI 5 SURABAYA Rr.Prihantini Trianingih, Ekohariadi

Lebih terperinci

Oleh: Anjariyah SD Negeri 2 Baruharjo, Durenan, Trenggalek

Oleh: Anjariyah SD Negeri 2 Baruharjo, Durenan, Trenggalek 146 Anjariyah, Melalui Model Belajar Kooperatif Tipe Jigaw... MELALUI MODEL BELAJAR KOOPERATIF TIPE JIGSAW MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI SIFAT JAIZ ALLAH SWT DI KELAS IV SD

Lebih terperinci

Pengaruh Penerapan Media Pembelajaran Berbasis Komputer Terhadap Model Pembelajaran Active Learning

Pengaruh Penerapan Media Pembelajaran Berbasis Komputer Terhadap Model Pembelajaran Active Learning Pengaruh Penerapan Media Pembelajaran Berbai Komputer Terhadap Model Pembelajaran Active Learning Pengaruh Penerapan Media Pembelajaran Berbai Komputer Terhadap Model Pembelajaran Active Learning Pada

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning

Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Penerapan Model Pembelajaran Dicovery Learning PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X TAV PADA STANDAR KOMPETENSI MELAKUKAN INSTALASI SOUND SYSTEM DI SMK NEGERI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan ekperimental. Deain penelitian ini adalah Pottet-Only Control Deign. Dalam deain ini terdapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Deain Penelitian yaitu: Pengertian deain penelitian menurut chuman dalam Nazir (999 : 99), Deain penelitian adalah emua proe yang diperlukan dalam perencanaan dan pelakanaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 88 BAB IV HASIL PEELITIA DA PEMBAHASA Dalam bab ini dipaparkan; a) hail penelitian, b) pembahaan. A. Hail Penelitian 1. Dekripi Data Dekripi hail penelitian yang diperoleh dari pengumpulan data menggunakan

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS POTENSI PESISIR SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA SMP

PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS POTENSI PESISIR SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA SMP PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS POTENSI PESISIR SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA SMP 1) Kadir 1), Wahyudin 2), Yaya S. Kuumah 2), dan Jarnawi A. Dahlan 2) Kampu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung kelas VII

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung kelas VII III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian ini dilakanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung kela VII emeter genap Tahun Pelajaran 0/0, SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung memiliki jumlah

Lebih terperinci

Pengaruh Metode Pembelajaran Tanya Jawab Probing-Prompting

Pengaruh Metode Pembelajaran Tanya Jawab Probing-Prompting Pengaruh Metode Pembelajaran Tanya Jawab Probing-Prompting PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TANYA JAWAB PROBING-PROMPTING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI MENERAPKAN DASAR-DASAR ELEKTRONIKA

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA GURU SMP NEGERI

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA GURU SMP NEGERI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA GURU SMP NEGERI Mahyunir SMP Negeri Kota Bengkulu e-mail: mahyunir@gmail.com Abtract: The objective of thi reearch i to find out

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Vii V ii Dina Pendidikan Kabupaten Way Kanan tidak lepa dari vii Pemerintah Kabupaten Way Kanan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Dekripi Data Kegiatan penelitian dilakanakan pada tanggal ampai dengan 4 April 03 di Madraah Ibtidaiyah Infarul Ghoy Plamonganari Pedurungan Semarang. Dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena ingin mengetahui

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena ingin mengetahui 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A Jeni Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena ingin mengetahui perbedaan hail belajar matematika iwa menggunakan trategi team teaching dan trategi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS BAB II LANDASAN TEOI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Putaka 1. Skripi karya Tri Adi Setyawan (4214000012), Program Studi Pendidikan Fiika, Fakulta Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Univerita Negeri

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Persada

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Persada 0 III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela XI IPA SMA Perada Bandar Lampung tahun ajaran 0/0 yang berjumlah 07 iwa dan terebar dalam 3 kela.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni dan Pendekatan Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafiran

Lebih terperinci

Penentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa

Penentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa Penentuan Jalur Terpendek Ditribui Barang di Pulau Jawa Stanley Santoo /13512086 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Intitut Teknologi Bandung, Jl. Ganeha 10 Bandung

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PENGORGANISASIAN ELABORASI DAN GAYA KOGNITIF SPASIAL MAHASISWA TERHADAP HASIL BELAJAR GAMBAR MESIN

PENGARUH STRATEGI PENGORGANISASIAN ELABORASI DAN GAYA KOGNITIF SPASIAL MAHASISWA TERHADAP HASIL BELAJAR GAMBAR MESIN Pengaruh Strategi Pengorganiaian (Aan Ardian, Zainur Rofiq) 17 PENGARUH STRATEGI PENGORGANISASIAN ELABORASI DAN GAYA KOGNITIF SPASIAL MAHASISWA TERHADAP HASIL BELAJAR GAMBAR MESIN Aan Ardian 1, Zainur

Lebih terperinci

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR 6 BAB VIII METODA TEMPAT EDUDUAN AAR Dekripi : Bab ini memberikan gambaran ecara umum mengenai diagram tempat kedudukan akar dan ringkaan aturan umum untuk menggambarkan tempat kedudukan akar erta contohcontoh

Lebih terperinci

Mahutma Gandhi dan Jamilah Dosen UT UPBJJ Banjarmasin ABSTRAK

Mahutma Gandhi dan Jamilah Dosen UT UPBJJ Banjarmasin   ABSTRAK Jurnal Pendidik Kewargegara: Volume, Nomor, Mei 20 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS VI SD NEGERI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan ekperimental. Deain penelitian ini adalah Pottet-Only Control Deign. Dalam deain ini terdapat

Lebih terperinci

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER PERTEMUAN PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER Setelah dapat membuat Model Matematika (merumukan) peroalan Program Linier, maka untuk menentukan penyeleaian Peroalan Program Linier dapat menggunakan metode,

Lebih terperinci

SISTEM PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN METODE ADDIE

SISTEM PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN METODE ADDIE SISEM PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MEODE ADDIE Dian Letari Naution 1,Fahrul Rozi Lubi Sekolah inggi eknik Harapan Medan Juruan Sitem Informai Jl. HM Jhoni No 70 Medan, Indoneia dianletarint91@gmail.om Abtrak

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 2 Metro

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 2 Metro 3 III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela X SMA Negeri Metro Tahun Pelajaran 03-04 yang berjumlah 56 iwa. Siwa terebut merupakan atu keatuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini, yaitu seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Kedondong

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini, yaitu seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Kedondong III. METODE PENELITIAN A. Populai Penelitian Populai penelitian ini, yaitu eluruh ia kela X SMA Negeri Kedondong pada emeter genap Tahun Pelajaran 0/03 yang terdiri ata 7 kela berjumlah 4 ia. B. Sampel

Lebih terperinci

PENGARUH PENGAWASAN TEKNIS DINAS OLAHRAGA DAN PEMUDA TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA SARJANA PENGGERAK PEMBANGUNAN PERDESAAN (SP-3)

PENGARUH PENGAWASAN TEKNIS DINAS OLAHRAGA DAN PEMUDA TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA SARJANA PENGGERAK PEMBANGUNAN PERDESAAN (SP-3) } Halaman 301 310 PENGARUH PENGAWASAN TEKNIS DINAS OLAHRAGA DAN PEMUDA TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA SARJANA PENGGERAK PEMBANGUNAN PERDESAAN (SP-3) Siti Widharetno Muralim Doen Univerita Sanggabuana YPKP

Lebih terperinci

s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s ssssssssssssssssssssssssssssssssssss

s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s ssssssssssssssssssssssssssssssssssss Yuuf al-uqari Cara Efektif Membebakan Diri dari Lupa & Lemah Ingatam Judul Ali : Kayfa Tatakhallah Min Al-Niyan Wa Dha f Al-Dzakirah Penuli : Yuuf al-uqari Penerbit : Darul Lathif lin Nayr wat Tazwi, Kairo

Lebih terperinci

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS 2. TEGANGAN IMPULS Tegangan Impul (impule voltage) adalah tegangan yang naik dalam waktu ingkat ekali kemudian diuul dengan penurunan yang relatif lambat menuju nol. Ada tiga

Lebih terperinci

TEORI ANTRIAN. Pertemuan Ke-12. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia

TEORI ANTRIAN. Pertemuan Ke-12. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia TEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-12 Riani Lubi Juruan Teknik Informatika Univerita Komputer Indoneia Pendahuluan (1) Pertamakali dipublikaikan pada tahun 1909 oleh Agner Kraup Erlang

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF Pr RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF 5.1 Program dan Kegiatan Indikatif 1. Program Peningkatan Pendidikan Anak Uia Dini, dengan aaran program yaitu:

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PELAYANAN NASABAH BERDASARKAN METODE ANTRIAN (QUEUING SYSTEM)

MODEL OPTIMASI PELAYANAN NASABAH BERDASARKAN METODE ANTRIAN (QUEUING SYSTEM) Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol.5, No. Januari 0, hlm. 5 58 Terakreditai SK. No. 64a/DIKTI/Kep/00 MODEL OPTIMASI PELAYANAN NASABAH BERDASARKAN METODE ANTRIAN (QUEUING SYSTEM) Irmayanti Haan Juruan Fakulta

Lebih terperinci

Nina membeli sebuah aksesoris komputer sebagai hadiah ulang tahun. Kubus dan Balok. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com

Nina membeli sebuah aksesoris komputer sebagai hadiah ulang tahun. Kubus dan Balok. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com Bab Kubu dan Balok ujuan embelajaran etelah mempelajari bab ini iwa diharapkan mampu: Mengenal dan menyebutkan bidang, ruuk, diagonal bidang, diagonal ruang, bidang diagonal kubu dan balok; Menggambar

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH SEMARANG ABSTRACT

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH SEMARANG ABSTRACT ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 791-800 Online di: http://ejournal-1.undip.ac.id/index.php/gauian ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH

Lebih terperinci

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang Kurikulum 2013 FIika K e l a XI KARAKTERISTIK GELOMBANG Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami pengertian gelombang dan jeni-jeninya.

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI PENCAIRAN BIAYA BERBASIS WEB PADA PT PEGADAIN (Persero) KANTOR WILAYAH X BANDUNG

PERANCANGAN APLIKASI PENCAIRAN BIAYA BERBASIS WEB PADA PT PEGADAIN (Persero) KANTOR WILAYAH X BANDUNG PERANCANGAN APLIKASI PENCAIRAN BIAYA BERBASIS WEB PADA PT PEGADAIN (Perero) KANTOR WILAYAH X BANDUNG Heri Purwanto, M.M., M.T 1, Intan Nurlaily, Amd 2 1 Program Studi Manajemen Informatika, STMIK LPKIA

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. langsung melalui wakil-wakilnya (Komaruddin, 2004:18). jangkauan yang hendak dicapai mencakup tiga aspek dasar, yaitu:

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. langsung melalui wakil-wakilnya (Komaruddin, 2004:18). jangkauan yang hendak dicapai mencakup tiga aspek dasar, yaitu: BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoriti 2.1.1 Bura Efek Menurut J.Bogen bura efek adalah uatu item yang terorganiir dengan mekanime remi untuk mempertemukan penjual dan pembeli efek ecara langung

Lebih terperinci

MASALAH PENGEPAKAN BANGUN DATAR

MASALAH PENGEPAKAN BANGUN DATAR MASALAH PENGEPAKAN BANGUN DATAR Sumardyono, M.Pd. Maalah pengepakan (packing) adalah maalah meletakkan objek-objek yang aling beringgungan dengan cara tertentu dan di dalam uatu wadah dengan peifikai tertentu

Lebih terperinci

Nama : Perli Iswanto KLS : 4EA04 NPM :

Nama : Perli Iswanto KLS : 4EA04 NPM : SURVEI HARGA, KUALITAS PELAYANAN DAN TINGKAT BUNGA KREDIT, PADA KONSUMEN LEASING PT KEMBANG 88 MULTIFINANCE. Nama : Perli Iwanto KLS : 4EA04 NPM : 13209929 Latar Belakang LATAR BELAKANG Menurut alah eorang

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka 1. Pendahuluan Komunikai merupakan kebutuhan paling menonjol pada kehidupan manuia. Pada awal perkembangannya ebuah pean diampaikan ecara langung kepada komunikan. Namun maalah mulai muncul ketika jarak

Lebih terperinci

BAB III NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA

BAB III NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA BAB III EACA ZAT DALAM SISTIM YAG MELIBATKA EAKSI KIMIA Pada Bab II telah dibaha neraca zat dalam yang melibatkan atu atau multi unit tanpa reaki. Pada Bab ini akan dibaha neraca zat yang melibatkan reaki

Lebih terperinci

Bola Nirgesekan: Analisis Hukum Kelestarian Pusa pada Peristiwa Tumbukan Dua Dimensi

Bola Nirgesekan: Analisis Hukum Kelestarian Pusa pada Peristiwa Tumbukan Dua Dimensi Bola Nirgeekan: Analii Hukum Keletarian Pua pada Peritiwa Tumbukan Dua Dimeni Akhmad Yuuf 1,a), Toni Ku Indratno 2,b) 1,2 Laboratorium Teknologi Pembelajaran Sain, Fakulta Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PROSES VARIABILITAS MULTIVARIATE MELALUI VEKTOR VARIANSI CONTROL ON MULTIVARIATE VARIABILITY PROCESS THROUGH VARIANCE VECTOR

PENGENDALIAN PROSES VARIABILITAS MULTIVARIATE MELALUI VEKTOR VARIANSI CONTROL ON MULTIVARIATE VARIABILITY PROCESS THROUGH VARIANCE VECTOR PENGENDALIAN PROSES VARIABILITAS MULTIVARIATE MELALUI VEKTOR VARIANSI CONTROL ON MULTIVARIATE VARIABILITY PROCESS THROUGH VARIANCE VECTOR Sahabuddin, Erna Herdiani, Armin Lawi Bagian Matematika Terapan,

Lebih terperinci

Kajian Solusi Numerik Metode Runge-Kutta Nystrom Orde Empat Dalam Menyelesaikan Persamaan Diferensial Linier Homogen Orde Dua

Kajian Solusi Numerik Metode Runge-Kutta Nystrom Orde Empat Dalam Menyelesaikan Persamaan Diferensial Linier Homogen Orde Dua Jurnal Gradien Vol. No. Juli 0 : -70 Kajian Solui Numerik Metode Runge-Kutta Nytrom Empat Dalam Menyeleaikan Peramaan Diferenial Linier Homogen Dua Zulfia Memi Mayaari, Yulian Fauzi, Cici Ratna Putri Jelita

Lebih terperinci

awalnya bergerak hanya pada bidang RT/RW net. Pada awalnya cakupan daerah dari sekarang cakupan daerah dari perusahaan ini telah mencapai Sentul.

awalnya bergerak hanya pada bidang RT/RW net. Pada awalnya cakupan daerah dari sekarang cakupan daerah dari perusahaan ini telah mencapai Sentul. BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Peruahaan CV Innovation Network berdiri pada tahun 2006 di Jakarta. Peruahaan ini pada awalnya bergerak hanya pada bidang RT/RW net. Pada awalnya cakupan

Lebih terperinci

Korelasi Genetik Antara Bobot Sapih dengan Bobot Satu Tahun dan Laju Pertumbuhan Pasca Sapih Sapi Brahman Cross

Korelasi Genetik Antara Bobot Sapih dengan Bobot Satu Tahun dan Laju Pertumbuhan Pasca Sapih Sapi Brahman Cross Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan November, 009, Vol. XII No. 4 Korelai Genetik Antara Bobot Sapih dengan Bobot Satu Tahun dan Laju Pertumbuhan Paca Guhairiyanto dan Depion 1 Intiari Peningkatan produki

Lebih terperinci

MENENTUKAN INDEKS KOMPOSIT MENGGUNAKAN METODE LAGRANGE UNTUK MENGUKUR TINGKAT INDUSTRIALISASI

MENENTUKAN INDEKS KOMPOSIT MENGGUNAKAN METODE LAGRANGE UNTUK MENGUKUR TINGKAT INDUSTRIALISASI Jurnal Matematika Vol.6 No. Nopember 6 [ 9 : 8 ] MENENTUKAN INDEKS KOMPOSIT MENGGUNAKAN METODE LAGRANGE UNTUK MENGUKUR TINGKAT INDUSTRIALISASI DI PROPINSI JAWA BARAT Juruan Matematika, Uiverita Ilam Bandung,

Lebih terperinci

sangga buana sakti sangga buana sakti company profile General Supplier and Contractor S B WORK BACKBONE BACKHAUL

sangga buana sakti sangga buana sakti company profile General Supplier and Contractor S B WORK BACKBONE BACKHAUL company profile General upplier and Contractor angga buana akti Jl. Raya Pondok Gede No. H14 Lubang uaya Cipayung Jakarta Timur 13810. Telp. : +6221-9126 2668 Fax : +6221-8087 3400 Email : info@anggabuanaakti.com

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI BAB VIII DESAIN SISEM ENDALI MELALUI ANGGAPAN FREUENSI Dalam bab ini akan diuraikan langkah-langkah peranangan dan kompenai dari item kendali linier maukan-tunggal keluaran-tunggal yang tidak berubah dengan

Lebih terperinci

SIMULASI SISTEM PEGAS MASSA

SIMULASI SISTEM PEGAS MASSA SIMULASI SISTEM PEGAS MASSA TESIS Diajukan guna melengkapi tuga akhir dan memenuhi alah atu yarat untuk menyeleaikan Program Studi Magiter Matematika dan mencapai gelar Magiter Sain oleh DWI CANDRA VITALOKA

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN TARIK SERAT PELEPAH PISANG EPOKSI

ANALISA PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN TARIK SERAT PELEPAH PISANG EPOKSI ANALISA PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN TARIK SERAT PELEPAH PISANG EPOKSI Nanang Endriatno Staf Pengajar Program Studi Teknik Mein Fakulta Teknik Univerita Halu Oleo, Kendari

Lebih terperinci

PENGARUH SELF-EFFICACY, LOCUS OF CONTROL DAN FAKTOR DEMOGRAFIS TERHADAP KEMATANGAN KARIR MAHASISWA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

PENGARUH SELF-EFFICACY, LOCUS OF CONTROL DAN FAKTOR DEMOGRAFIS TERHADAP KEMATANGAN KARIR MAHASISWA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH SELF-EFFICACY, LOCUS OF CONTROL DAN FAKTOR DEMOGRAFIS TERHADAP KEMATANGAN KARIR MAHASISWA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Skripi Diajukan untuk Memenuhi Peryaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pikologi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUANN PRINSIP PERANCANGAN MUSEUM

BAB II TINJAUANN PRINSIP PERANCANGAN MUSEUM BAB II TINJAUANN PRINSIP PERANCANGAN MUSEUM 2.1. Pengertian Mueum Kata mueum beraal dari bahaa Yunani Mueion yang berarti tempat memuja (kuil) bagi para mue (9 dewi yang dijadikan lambing ebagai ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sistem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tanks

Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sistem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tanks JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No., (07) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) B-4 Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sitem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tank Boby Dwi Apriyadi

Lebih terperinci

Nilai Kebajikan pada Anak

Nilai Kebajikan pada Anak Seni Menanamkan Nilai Kebajikan pada Anak Judul Ali :... Penuli :... Penerbit :... Tahun Terbit : Cetakan..., tahun... H /... M Penerjemah :... PT. Kuwai International Jl. Bambu Wulung No. 10, Bambu Apu

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS Bab VI: DESAIN SISEM ENDALI MELALUI OO LOCUS oot Lou dapat digunakan untuk mengamati perpindahan pole-pole (lup tertutup) dengan mengubah-ubah parameter penguatan item lup terbukanya ebagaimana telah ditunjukkan

Lebih terperinci

ALGORITMA THRESHOLDING ADAPTIF BERDASARKAN DETEKSI BLOK TERHADAP CITRA DOKUMEN TERDEGRADASI Agus Zainal Arifin, Arya Yudhi Wijaya, Laili Cahyani 1

ALGORITMA THRESHOLDING ADAPTIF BERDASARKAN DETEKSI BLOK TERHADAP CITRA DOKUMEN TERDEGRADASI Agus Zainal Arifin, Arya Yudhi Wijaya, Laili Cahyani 1 ALGORITMA THRESHOLDING ADAPTIF BERDASARKAN DETEKSI BLOK TERHADAP CITRA DOKUMEN TERDEGRADASI Agu Zainal Arifin, Arya Yudhi Wijaya, Laili Cahyani Fakulta Teknologi Informai, Intitut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Team Doen Riet Operaional rogram Studi Teknik Informatika Univerita Komputer Indoneia ertamakali dipublikaikan pada tahun 909 oleh Agner Kraup Erlang yang mengamati maalah kepadatan penggunaan telepon

Lebih terperinci

SISTEM KIPAS ANGIN MENGGUNAKAN BLUETOOTH

SISTEM KIPAS ANGIN MENGGUNAKAN BLUETOOTH SISTEM KIPAS ANGIN MENGGUNAKAN BLUETOOTH Benny Raharjo *), Munawar Agu Riyadi, and Achmad Hidayatno Departemen Teknik Elektro, Fakulta Teknik, Univerita Diponegoro, Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampu UNDIP

Lebih terperinci

ANALISA STRUKTUR TIKUNGAN JALAN RAYA BERBENTUK SPIRAL-SPIRAL DENGAN PENDEKATAN GEOMETRI

ANALISA STRUKTUR TIKUNGAN JALAN RAYA BERBENTUK SPIRAL-SPIRAL DENGAN PENDEKATAN GEOMETRI ANALISA STRUKTUR TIKUNGAN JALAN RAYA BERBENTUK SPIRAL-SPIRAL DENGAN PENDEKATAN GEOMETRI Edi Sutomo Program Studi Magiter Pendidikan Matematika Program Paca Sarjana Univerita Muhammadiyah Malang Jln Raya

Lebih terperinci

Evaluasi Hasil Pelaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca di Jawa Barat Menggunakan Analisis Data Curah Hujan

Evaluasi Hasil Pelaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca di Jawa Barat Menggunakan Analisis Data Curah Hujan Evaluai Hail Pelakanaan Teknologi Modifikai Cuaca di Jawa Barat Menggunakan Analii Data Curah Hujan Budi Haroyo 1, Untung Haryanto 1, Tri Handoko Seto 1, Sunu Tikno 1, Tukiyat 1, Samul Bahri 1 1. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA

BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA 227 BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA. Apakah cahaya terebut? 2. Bagaimana ifat perambatan cahaya? 3. Bagaimana ifat pemantulan cahaya? 4. Bagaimana pembentukan dan ifat bayangan pada cermin? 5. Bagaimana

Lebih terperinci

BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI

BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI 26 BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI Pada tei ini akan dilakukan pemodelan matemati peramaan lingkar tertutup dari item pembangkit litrik tenaga nuklir. Pemodelan matemati dibentuk dari pemodelan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah kondii alami dengan kepadatan rendah hingga edang cenderung mengalami deformai yang bear bila dilintai beban berulang kendaraan. Untuk itu, dibutuhkan uatu truktur

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA 2.1 Umum Motor litrik merupakan beban litrik yang paling banyak digunakan di dunia, Motor induki tiga faa adalah uatu mein litrik yang mengubah energi litrik menjadi energi

Lebih terperinci

ANALISIS SIMULASI STARTING MOTOR INDUKSI ROTOR SANGKAR DENGAN AUTOTRANSFORMATOR

ANALISIS SIMULASI STARTING MOTOR INDUKSI ROTOR SANGKAR DENGAN AUTOTRANSFORMATOR ANALSS SMULAS SARNG MOOR NDUKS ROOR SANGKAR DENGAN AUORANSFORMAOR Aprido Silalahi, Riwan Dinzi Konentrai eknik Energi Litrik, Departemen eknik Elektro Fakulta eknik Univerita Sumatera Utara (USU) Jl. Almamater

Lebih terperinci

BAB XV PEMBIASAN CAHAYA

BAB XV PEMBIASAN CAHAYA 243 BAB XV PEMBIASAN CAHAYA. Apakah yang dimakud dengan pembiaan cahaya? 2. Apakah yang dimakud indek bia? 3. Bagaimana iat-iat pembiaan cahaya? 4. Bagaimana pembentukan dan iat bayangan pada lena? 5.

Lebih terperinci

Pengaruh Model Pembelajaran Berdasarkan Pengalaman Berbasis Inkuiri

Pengaruh Model Pembelajaran Berdasarkan Pengalaman Berbasis Inkuiri Pengaruh Model Pembelajaran Berdaarkan Pengalaman Berbai Inkuiri PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN PENGALAMANBERBASIS INKURITERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA STANDAR KOMPETENSIMELAKUKANINSTALASI

Lebih terperinci

ROOT LOCUS. 5.1 Pendahuluan. Bab V:

ROOT LOCUS. 5.1 Pendahuluan. Bab V: Bab V: ROOT LOCUS Root Locu yang menggambarkan pergeeran letak pole-pole lup tertutup item dengan berubahnya nilai penguatan lup terbuka item yb memberikan gambaran lengkap tentang perubahan karakteritik

Lebih terperinci

KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE. Oleh: Gondo Puspito

KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE. Oleh: Gondo Puspito KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE Oleh: Gondo Pupito Staf Pengajar Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, PSP - IPB Abtrak Pada penelitian

Lebih terperinci

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN MODUL SISTEM KENDALI KECEPATAN Kurniawan Praetya Nugroho (804005) Aiten: Muhammad Luthfan Tanggal Percobaan: 30/09/06 EL35-Praktikum Sitem Kendali Laboratorium Sitem Kendali dan Komputer STEI ITB Abtrak

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RETURN ON INVESTMENT (ROI)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RETURN ON INVESTMENT (ROI) Analii Faktor-Faktor... (Nujumun Niwahyuning Pamungka) 1 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RETURN ON INVESTMENT (ROI) ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING RETURN ON INVESTMENT Oleh: Nujumun Niwahyuning

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS VARIABEL MEDIATOR BERDASARKAN KONTRIBUSINYA DALAM MODEL MEDIASI SEDERHANA

EFEKTIVITAS VARIABEL MEDIATOR BERDASARKAN KONTRIBUSINYA DALAM MODEL MEDIASI SEDERHANA EFEKTIVITAS VARIABEL MEDIATOR BERDASARKAN KONTRIBUSINYA DALAM MODEL MEDIASI SEDERHANA Deddy A. Suhardi (deddy_a@mail.ut.ac.id) Ifarudi (ifarudi@mail.ut.ac.id) Juruan Statitika, FMIPA, Univerita Terbuka

Lebih terperinci

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN DAN ANGGARAN BIAYA RUAS JALAN CEMPAKA WANARAJA KECAMATAN GARUT KOTA

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN DAN ANGGARAN BIAYA RUAS JALAN CEMPAKA WANARAJA KECAMATAN GARUT KOTA PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN DAN ANGGARAN BIAYA RUAS JALAN CEMPAKA WANARAJA KECAMATAN GARUT KOTA Aceng Badrujaman Jurnal Kontruki Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamu No. 1 Jayaraga Garut 44151

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN APLIKASI ENSIKLOPEDIA WAYANG BERBASIS ANDROID

RANCANG BANGUN APLIKASI ENSIKLOPEDIA WAYANG BERBASIS ANDROID RANCANG BANGUN APLIKASI ENSIKLOPEDIA WAYANG BERBASIS ANDROID Sani Cahyadi Firdau, R.Reza El Akbar, Huni Mubarok Teknik Informatika Univerita Siliwangi Taikmalaya Email : ani.cahyadi@tudent.unil.ac.id ABSTRACT

Lebih terperinci