BAB I PENDAHULUAN. yaitu: pendidikan internasional diwujudkan dalam bentuk mobilitas mahasiswa
|
|
- Ida Kurniawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Fenomena institusi pendidikan tinggi menempuh berbagai cara untuk memenuhi tuntutan global, bahwa mahasiswa harus dibekali dengan kemampuan, pengetahuan, dan pemahaman silang budaya dalam rangka memenuhi kebutuhan pasar kerja internasional. Kecenderungan yang muncul dalam manajemen pendidikan tinggi adalah menyusun strategi internasionalisasi melalui kerjasama akademik untuk memenuhi kebutuhan pendidikan internasional (Doyle, et al., 2010). Bentuk kerjasama akademik, yaitu: pendidikan internasional diwujudkan dalam bentuk mobilitas mahasiswa (student mobility). Program mobilitas mahasiswa memungkinkan mahasiswa untuk dapat mengenyam dan mendapatkan pengalaman pendidikan internasional dengan berbagai bentuk, seperti: program gelar ganda, pertukaran, perkuliahan musim panas (summer school), konferensi, pelatihan selama satu semester atau lebih. Internasionalisasi melalui program mobilitas dapat dilakukan dengan universitas-universitas terkemuka di Eropa, Australia, Asia, dan Amerika Serikat. Program mobilitas memungkinkan terbentuknya sebuah pendidikan internasional yang mengakomodasi kebutuhan mahasiswa untuk menempuh pendidikan di luar negeri. Mahasiswa yang menempuh program mobilitas dan 1
2 2 memutuskan untuk mengikuti studi pendidikan sarjana maupun pasca sarjana di luar negeri dianggap sebagai mahasiswa internasional. Pengertian mahasiswa internasional menurut Institute of International Education (IIE) adalah mahasiswa yang menempuh sebagian atau seluruh pengalaman pendidikan tingginya di negara yang berbeda dengan negara asal atau mahasiswa yang menempuh perjalanan menyeberang batas negara untuk mendapatkan pengalaman belajar yang berbeda dengan negara asal (Institute of International Education, 2014). Terbentuknya pendidikan internasional sebagai salah satu hasil dari pengembangan kerjasama akademik tersebut terlihat dari pengembangan kurikulum berkelanjutan yang disetarakan dengan universitas-universitas terkemuka, dalam rangka mendorong kemajuan pendidikan dan pengajaran. Program mobilitas antara universitas dalam negeri dengan universitas di luar negeri didukung oleh pemerintah, dalam hal ini dengan menyediakan dana beasiswa pendidikan studi ke luar negeri. Dikti menyediakan 1000 beasiswa pendidikan ke luar negeri setiap tahun, namun tidak dapat diserap sepenuhnya (Antaranews, 2013). Departemen Pendidikan, Pekerjaan, dan Penempatan Kerja (Department of Education, Employment and Workplace), Australia menyalurkan 2,9 juta dolar melalui program UMAP (University Mobility in Asia and the Pasific) untuk mengakomodasi sekitar 580 mahasiswa dalam program mobilitas (Daly, 2011). Ketersediaan beasiswa pemerintah dan penyerapan yang kurang menimbulkan permasalahan bagi beberapa universitas
3 3 baik di dalam maupun di luar negeri. Permasalahan tersebut perlu diinvestigasi apakah kurangnya penyerapan beasiswa karena tidak ada sosialisasi yang tepat sasaran atau sumber daya manusia atau mahasiswa yang tidak memiliki kompetensi yang memenuhi persyaratan beasiswa ke luar negeri. Mendapatkan pengalaman belajar di luar negeri merupakan modal yang diperlukan bagi mahasiswa untuk menentukan karir berikutnya setelah menyelesaikan jenjang pendidikan tinggi. Pendidikan tinggi berperan untuk membentuk lulusan yang mampu bersaing dalam keberagaman, mudah beradaptasi dengan lingkungan bisnis global, memiliki pemikiran global dan mampu menangani berbagai situasi yang kompleks ketika berbagai nilai dan prinsip saling bertemu (Bakalis & Foiner, 2004). Strategi mencetak lulusan yang diharapkan seperti di atas, melibatkan mahasiswa dalam proses penentuan atau pengambilan keputusan karena pengalaman mendapatkan pendidikan internasional di negara-negara maju tidak dapat diperoleh secara mudah. Permasalahan pengambilan keputusan studi ke luar negeri menjadi penting untuk diteliti karena adanya tuntutan kuat dari Dikti. Penunjukkan FEB UGM sebagai bagian dari program ASEAN International Mobility for Students (AIMS) pada tahun 2012 oleh Dikti, mewajibkan untuk mengirimkan 20 mahasiswa FEB UGM dalam program pertukaran mahasiswa ke negara-negara ASEAN dengan bantuan beasiswa dari Dikti. FEB UGM belum dapat
4 4 memenuhi kuota tersebut (Dikti, 2014). Program Trans ASEAN Global Agenda (TAG) yang diluncurkan oleh Dikti negara-negara ASEAN dengan Japan MEXT ( Ministry of Education, Culture, Sports, and Science and Technology) mengalokasikan 48 juta yen per tahun untuk mengakomodasi 100 mahasiswa Indonesia dalam program pertukaran (MEXT, 2014). Kurangnya penyerapan beasiswa dan tidak adanya ketertarikan mahasiswa untuk mengikuti program AIMS tersebut menjadi isu yang penting diteliti untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan studi ke luar negeri. Mahasiswa akan terlibat dalam pengambilan keputusan dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kelanjutan studi di perguruan tinggi. Apakah mengambil keputusan itu?. Mengambil keputusan merupakan proses untuk menentukan pilihan berdasarkan alternatif dan pertimbangan-pertimbangan. Proses penentuan pilihan tersebut melibatkan proses menilai tantangan yang akan dilalui, mencari dan menimbang alternatif pilihan, berunding dengan komitmen, mempertimbangkan masukan-masukan negatif (Janis & Mann, 1977). Mahasiswa mengambil keputusan untuk melanjutkan studi ke luar negeri karena bermanfaat untuk karir masa depan, berupa pengetahuan silang budaya yang tercermin dari perkuliahan yang mengusung kasus-kasus ekonomi global menjadi bekal penting untuk masuk ke dalam pasar kerja global. Mahasiswa mendapatkan pengalaman budaya dan prinsip dari berbagai multietnis yang
5 5 memungkinkan mereka terbuka terhadap perubahan dan siap menghadapi situasi yang kompleks (Lauermann, 2012). Selain itu, alasan mahasiswa memutuskan melanjutkan studi di luar negeri dengan harapan mahasiswa akan memiliki keunggulan dan kemudahan akses masuk ke dalam pasar kerja karena memiliki kemampuan tinggi beradaptasi dengan lingkungan bisnis global multikultur. Pengalaman belajar dalam iklim pendidikan di luar negeri memberikan kontribusi pengetahuan kepada komunitas-komunitas bisnis global bahwa kesadaran keterkaitan antar negara dan implikasi peristiwa lokal dan tindakan yang diambil dalam konteks bisnis dan ekonomi akan saling berpengaruh (SER FEB, 2013). Manfaat pengambilan keputusan melanjutkan studi di luar negeri adalah mencantumkan pengalaman belajar di universitas terkemuka di luar negeri di dalam resume pekerjaan, dan prestise mengikuti pembelajaran di universitas top di luar negeri (Doyle, et al., 2010). Doyle dan kawan-kawan (2010) melakukan penelitian yang berjudul Investigasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Studi ke Luar Negeri. Penelitian tersebut menginvestigasi faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa dari lima institusi pendidikan tinggi di New Zealand dalam memilih program studi pertukaran atau gelar ganda di luar negeri. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan adalah: faktor finansial, faktor institusional, dan faktor modal individual. Gonzales dan Mesanza (2010) membuktikan secara empiris dalam jurnal Faktor Penentu Alur Mobilitas Mahasiswa Internasional: Studi Kasus Program Erasmus bahwa
6 6 pengambilan keputusan studi di luar negeri dalam studi kasus mobilitas mahasiswa internasional yang mengikuti progam Erasmus dipengaruhi oleh faktor politik, faktor finansial, dan faktor sosial. Lane-Toomey dan Lane (2013) melakukan penelitian mahasiswa AS yang melakukan program pertukaran ke Timur Tengah/Afrika Utara berjudul Studi Keluar Negeri Mahasiswa AS di Timur Tengah/Afrika Utara: Faktor yang Mempengaruhi Peningkatan Jumlah Mahasiswa. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa mengambil keputusan untuk berpartisipasi dalam program pertukaran di Timur Tengah/Afrika Utara dipengaruhi faktor budaya, faktor sosial, faktor ekonomi (finansial), faktor motivasi. Forsey, Broomhal dan Davis (2012) menginvestigasi faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa sarjana S1 di University of Western Australia (UWA) dalam jurnal Memperluas Wawasan?. Refleksi Mahasiswa Australia terhadap Pengalaman Belajar di Luar Negeri untuk mengikuti program pertukaran ke luar negeri (outbound exchange). Keputusan mengikuti program tersebut dipengaruhi oleh faktor institusional dan faktor budaya. Maringe dan Carter (2007) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa Afrika untuk melanjutkan studi sarjana atau master di institusi pendidikan di Inggris di dalam jurnal Motivasi Mahasiswa Internasional untuk Mengambil Pendidikan Tinggi di Inggris Raya. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan adalah faktor politik, faktor finansial, faktor sosial.
7 7 Penelitian-penelitian tersebut di atas menunjukkan bahwa sebagian besar membuktikan bahwa pengambilan keputusan untuk studi ke luar negeri dalam bentuk program pertukaran atau gelar ganda dipengaruhi oleh faktor finansial, budaya, sosial, modal individual, institusional, motivasi, dan politik. Berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan studi ke luar negeri pada penelitian sebelumnya, fokus penelitian ini adalah faktor modal sosial (Maringe: 2007, Lane-Toomey & Lane: 2013, Gonzales & Mezansa: 2010) dan modal individual (Doyle, et al.: 2010). Penelitian yang memfokuskan pada kedua faktor; modal individual dan sosial diperlukan dalam rangka menunjang pengembangan program internasional yang dilakukan oleh FEB UGM. Penelitian ini akan membantu pengelola program untuk memprediksikan hasil (outcome) lulusan S1 program internasional dilihat dari modal silang budaya yang diperlukan ketika terjun di dalam pasar kerja. Penelitian ini akan bermanfaat untuk mengembangkan lulusan S1 FEB UGM karena pendidikan lintas negara (cross-border education) mampu memperkuat modal budaya, yaitu kemampuan bahasa Inggris yang terasah, mengembangkan jejaring sosial yang diperlukan untuk mendapatkan pekerjaan yang bergengsi (Bodycott & Lai, 2012). Mengikuti pendidikan ke luar negeri memberikan manfaat berupa kemampuan untuk memahami, berbicara, membangun relasi, dan bekerja dengan orang lain yang berbeda secara politik, kepercayaan (religiousity), dan sosial ekonomi (Sobania & Braskamp, 2009).
8 8 FEB sebagai institusi pendidikan yang sudah mendapatkan akreditasi internasional dari AACSB (The Association to Advance Collegiate School of Business), harus mendorong pertumbuhan studi ke luar negeri bagi mahasiswa. Hal ini harus dilakukan agar terekspose terhadap berbagai lingkungan, mendapatkan kemampuan lebih untuk bersaing di pasar kerja global, menyediakan lingkungan pendidikan akademik internasional yang memenuhi standar AACSB (AACSB, 2014; Mills, 2010). Kedua variabel faktor modal individual dan modal sosial akan digunakan untuk menginvestigasi pengambilan keputusan studi pertukaran/gelar ganda ke luar negeri pada mahasiswa program S1 FEB UGM. Kedua variabel tersebut di atas dipilih berdasarkan pra penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti bahwa mobilitas mahasiswa program S1 FEB UGM pada program keluar negeri dalam rangka pertukaran atau gelar ganda dipengaruhi oleh faktorfaktor tersebut di atas. Pemilihan lokasi penelitian di FEB UGM karena FEB UGM secara aktif melakukan program pertukaran atau gelar ganda. Pelaksanaan program tersebut merupakan bagian kurikulum pembelajaran program S1. FEB UGM merupakan salah satu pelopor di UGM yang melaksanakan program belajar ke luar negeri (outbound) dan menerima mahasiswa asing masuk (inbound) dalam pertukaran atau gelar ganda. Fakultas Kedokteran UGM hanya menerima mahasiswa internasional masuk dalam program sarjana, sedangkan Fakultas Ilmu Budaya, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) memiliki
9 9 program S1 internasional, namun belum melakukan sepenuhnya program pertukaran masuk maupun keluar. Fakultas Hukum dan Fisipol UGM memiliki program S1 internasional dan belum secara aktif melakukan program keluar negeri ataupun menerima mahasiswa internasional dalam program pertukaran atau gelar ganda. Kedua fakultas tersebut menerima mahasiswa internasional program pertukaran dari universitas mitra di luar negeri. Oleh karena itu, FEB UGM merupakan lokasi yang tepat untuk melaksanakan penelitian ini dengan pertimbangan bahwa kegiatan mobilitas keluar dan masuk pada program pertukaran atau gelar ganda berjalan aktif setiap tahun. FEB UGM menjadi lokasi penelitian yang tepat karena pihak manajemen fakultas secara jelas mengatur kegiatan mobilitas ke luar negeri untuk program pertukaran atau gelar ganda melalui Surat Keputusan Dekan Nomor: 4197/J /KP/2009 tentang Kewajiban Mengikuti Program Belajar atau Kunjungan Luar Negeri bagi Mahasiswa IUP (International Undergraduate Program) FEB UGM. Surat keputusan tersebut menekankan bahwa mahasiswa IUP FEB UGM mulai tahun 2010 diwajibkan mengikuti salah satu bentuk program belajar, seperti program gelar ganda, pertukaran, summer school, kunjungan ke perusahaan di luar negeri, atau kunjungan ke universitas luar negeri. Implikasi positif dari surat keputusan tersebut adalah peningkatan jumlah mahasiswa FEB UGM yang mengikuti ekspose internasional dalam bentuk perkuliahan musim panas (summer school) ataupun ekspose akademik internasional (academic international exposure) yang diselenggarakan oleh
10 10 mitra universitas luar negeri maupun program ekspose internasional yang dirancang khusus bagi mahasiswa IUP oleh FEB UGM. Sebelumnya jumlah total mahasiswa yang tidak mengambil ekspose internasional pada angkatan adalah 166 mahasiswa, kemudian jumlah total mahasiswa yang mengambil program ekspose internasional selain program pertukaran atau gelar ganda (jumlah kumulatif angkatan ) adalah 74 mahasiswa. Jumlah total mahasiswa yang tidak memenuhi kewajiban ekspose internasional adalah 92 mahasiswa. Deskripsi tersebut dapat menunjukkan perbandingan jumlah mahasiswa IUP FEB UGM angkatan yang telah memenuhi kewajiban ekspose internasional dalam bentuk program program pertukaran atau gelar ganda, perkuliahan musim panas, dan kompetisi bisnis adalah 155 mahasiswa, sedangkan 166 mahasiswa tidak memenuhi kewajiban ekspose internasional. 1.2 Permasalahan Penelitian Memenuhi tuntutan global terhadap lulusan sekolah bisnis di kawasan Asia dan sekitarnya, kesinambungan program internasionalisasi FEB UGM, dan kesuksesan untuk memenuhi standar-standar akreditasi internasional AACSB merupakan isu penting untuk pengembangan program, sekaligus merupakan permasalahan yang penting untuk diselesaikan. Visi FEB UGM untuk menjadi sekolah terdepan dan disegani di bidang pengajaran dan pengembangan ilmu ekonomi dan bisnis di kawasan Asia tidak akan tercapai. Dalam rangka
11 11 mencapai visi dan memenuhi standar akreditasi internasional AACSB, FEB UGM harus mempersiapkan mahasiswanya untuk dapat memenuhi hal-hal tersebut di atas. Berdasarkan paparan latar belakang di atas dapat ditarik pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Faktor modal individual tiap mahasiswa apakah berpengaruh terhadap pengambilan keputusan studi ke luar negeri? 2. Faktor modal sosial yang berada di antara mahasiswa apakah berpengaruh terhadap pengambilan keputusan studi ke luar negeri? 1.3 Tujuan Penelitian Penyediaan pendidikan internasional sebagai syarat untuk memenuhi standar akreditasi internasional AACSB sangat penting diupayakan dalam rangka meningkatkan luaran lulusan S1 FEB yang mampu berkompetisi di pasar kerja. Selain itu, visi FEB sebagai sekolah bisnis terdepan dalam bidang pengajaran dan penelitian ekonomi dan bisnis di kawasan Asia akan terancam, jika penelitian tentang studi ke luar negeri ini tidak dilakukan. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk: 1. Untuk mengidentifikasi bahwa faktor modal individual berpengaruh terhadap pengambilan keputusan untuk melakukan studi ke luar negeri dalam bentuk program pertukaran atau gelar ganda pada mahasiswa program S1 FEB.
12 12 2. Untuk mengidentifikasi bahwa faktor modal sosial berpengaruh terhadap pengambilan keputusan untuk melakukan studi ke luar negeri dalam bentuk program pertukaran, gelar ganda, atau program singkat pada mahasiswa program S1 FEB. 1.4 Keaslian penelitian Penelitian yang terkait dengan pengambilan keputusan studi di luar negeri pernah dilakukan sebelumnya oleh beberapa peneliti. Para peneliti sebelumnya menyoroti beberapa faktor yang mempengaruhi mahasiswa untuk mengambil studi ke luar negeri. Doyle dan kawan-kawan (2010) melakukan penelitian yang berjudul Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Studi ke Luar Negeri. Penelitian tersebut menginvestigasi faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa dari lima institusi pendidikan tinggi di New Zealand dalam memilih program pertukaran atau gelar ganda di luar negeri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan studi di luar negeri adalah: (1) faktor finansial, bahwa faktor tersebut menentukan apakah mobilitas mahasiswa keluar melalui program pertukaran mendapatkan bantuan biaya pendidikan (beasiswa), baik dari universitas tujuan maupun dari universitas asal, atau mengambil pekerjaan paruh waktu selama masa belajar, (2) faktor institusional, hasil penelitian membuktikan bahwa universitas asal tidak memberikan bantuan konseling atau promosi program pertukaran atau gelar ganda untuk diikuti, sehingga
13 13 mahasiswa harus mencari informasi sendiri, (3) faktor modal individual, yaitu mahasiswa memutuskan studi ke luar negeri karena manfaat program pertukaran atau gelar ganda penting untuk kemajuan akademik, pengembangan karir di masa depan, mendapatkan akses kualitas pendidikan yang jauh lebih baik daripada kualitas pendidikan di New Zealand, dan mengembangkan jejaring internasional. Gonzales dan Mesanza (2010) membuktikan secara empiris dalam jurnal Faktor Penentu Alur Mobilitas Mahasiswa Internasional: Studi Kasus Program Erasmus bahwa pengambilan keputusan studi ke luar negeri dalam studi kasus mobilitas mahasiswa internasional yang mengikuti program Erasmus dipengaruhi oleh (1) faktor politik, mobilitas mahasiswa untuk mengikuti program ke luar negeri bertujuan untuk mendapatkan kesempatan migrasi ke negara tujuan demi kesempatan hidup dan pekerjaan lebih baik daripada di negara asal, (2) faktor finansial, penelitian membuktikan bahwa latar belakang keuangan orang tua mahasiswa yang kuat akan mempengaruhi kelanjutan studi ke luar negeri, karena mahasiswa menyimpulkan bahwa program mobilitas akan tercapai dengan dukungan finansial yang kuat, (3) Faktor sosial, pengambilan keputusan seorang mahasiswa untuk mengikuti program Erasmus adalah pengaruh dari teman dekat, teman sebaya yang pernah tinggal atau mengikuti pendidikan serupa di negara tujuan, mahasiswa akan memutuskan mengikuti program pertukaran atau gelar ganda dalam program Erasmus karena mereka pernah tinggal sebelumnya,
14 14 Lane-Toomey dan Lane (2013) melakukan penelitian mahasiswa AS yang melakukan program pertukaran ke Timur Tengah/Afrika Utara berjudul Studi Keluar Negeri Mahasiswa AS di Timur Tengah/Afrika Utara: Faktor yang Mempengaruhi Peningkatan Jumlah Mahasiswa. Hasil penelitian mengungkap bahwa mahasiswa AS mengambil keputusan untuk berpartisipasi dalam program pertukaran di Timur Tengah/Afrika Utara dipengaruhi oleh (1) faktor budaya, yaitu mahasiswa memutuskan untuk mengikuti program pertukaran karena mereka sebelumnya telah melakukan perjalanan ke negara Timur Tengah/Afrika Utara, dan mengambil kursus bahasa asing, (2) faktor sosial, mahasiswa memutuskan mengikuti program tersebut sebagai hasil diskusi dengan para dosen/profesor di universitas asal tentang isu-isu internasional yang bermanfaat setelah lulus, (3) faktor ekonomi (finansial), pemerintah negara asal memberikan beasiswa karena biaya akomodasi dan hidup yang lebih rendah dibandingkan negara asal, (4) faktor motivasi, mahasiswa memiliki tujuan akhir untuk mendapatkan karir pekerjaan yang lebih baik di negara-negara Timur Tengah/Afrika Utara, keamanan dan kemudahan proses keimigrasian merupakan alasan belajar di negara tersebut. Forsey, Broomhal dan Davis (2012) menginvestigasi faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa sarjana S1 di UWA untuk mengikuti program outbound exchange dalam jurnal Memperluas Wawasan?. Refleksi Mahasiswa Australia terhadap Pengalaman Belajar di Luar Negeri. Hasil riset menunjukkan bahwa (1) faktor institusional mendukung program mobilitas
15 15 pertukaran keluar negeri mahasiswa UWA dalam pengambilan keputusan studi di luar negeri melalui laman universitas dan program pembekalan (in-support preparation), (2) faktor budaya, mahasiswa tertarik dengan program pertukaran karena adanya kesadaran silang budaya didapatkan setelah program selesai, kesempatan untuk bersenang-senang di negara tujuan (having fun), mendapatkan petualangan (adventure), dan merasakan tradisi yang berbeda, independen, merasakan iklim belajar, menjalani kehidupan dalam budaya yang berbeda. Maringe (2007) dalam jurnal Motivasi Mahasiswa Internasional untuk menempuh pendidikan tinggi di Inggris Raya meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa Afrika untuk melanjutkan studi sarjana atau master di institusi pendidikan di Inggris. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) faktor politik sangat berperan dalam pengambilan keputusan studi di Inggris karena situasi negara asal yang tidak mendukung, (2) faktor finansial, pengambilan keputusan dipengaruhi adanya beasiswa studi lanjut di Inggris, mahasiswa akan mendapatkan jabatan strategis di negara asal ketika mendapatkan ijazah dari institusi pendidikan di Inggris, (3) faktor sosial, reputasi dan kualitas pendidikan di Inggris yang terbukti baik, sehingga belajar di Inggris menjadi investasi dan kesempatan yang tidak dapat dilewatkan seumur hidup. McCarthy, Sen, dan Garrity (2012) menginvestigasi secara empiris faktorfaktor yang mempengaruhi mahasiswa Kanada belajar ke AS dalam jurnal
16 16 berjudul Faktor-faktor yang mempengaruhi Mahasiswa Kanada memilih institusi pendidikan tinggi di Amerika Serikat. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan studi ke luar negeri menggunakan pengujian kerangka konsep pendorong (push) dan penarik (pull) yang dikembangkan oleh Mazzarol dan Soutar (1998) bahwa mahasiswa yang berasal dari Kanada bermigrasi dalam rangka belajar. Fenomena ini dipengaruhi oleh faktor pendorong (push factor), yaitu syarat masuk ke universitas yang sangat kompetitif di Kanada, memperluas pengalaman diri (personal experience), ketidaksesuaian program studi seperti yang diinginkan oleh mahasiswa di negara asal. Sedangkan, faktor penarik (pull factor) yang mempengaruhi pengambilan keputusan belajar ke luar negara asal Kanada adalah pengakuan internasional terhadap institusi pendidikan tinggi di AS, kedekatan geografis, biaya pendidikan yang terjangkau, jejaring sosial, lingkungan, dan rekomendasi dari keluarga dan teman. Bodycott (2009) meneliti motivasi mahasiswa China untuk studi ke luar negeri dalam jurnal berjudul Memilih pendidikan tinggi di luar negeri: Apa yang Dinilai Penting oleh Orangtua dan Mahasiswa China. Hasil investigasi secara empiris menunjukkan bahwa mahasiswa China memutuskan studi ke luar negeri karena dipengaruhi oleh faktor pendorong berupa faktor sosial, yaitu keadaan sosial dan politik negara asal yang tidak menguntungkan untuk lulusan universitas dalam negeri. Oleh karena itu, mereka terdorong untuk meninggalkan China. Faktor modal individual bahwa motivasi belajar di luar
17 17 negeri karena pengaruh dari kebijakan negara satu keluarga satu anak sehingga mempengaruhi orang tua untuk mengirim anaknya untuk mendapatkan pendidikan terbaik. Sedangkan, faktor penarik berupa faktor sosial ketika mahasiswa memutuskan studi di luar negeri akibat pengaruh keluarga dan teman dekat yang berdomisili atau belajar di negara tujuan. Selain itu, mahasiswa memutuskan studi ke luar negeri karena lingkungan di negara tujuan mendukung iklim belajar dan prospek bekerja setelah lulus. Berdasarkan penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya bahwa faktor-faktor yang berpengaruh untuk pengambilan keputusan sangat bervariasi mulai dari dorongan faktor modal individual, politik, ekonomi/finansial, sosial, budaya, institusional, namun penelitian ini akan memfokuskan pada faktor modal individual dan modal sosial. Kedua variabel independen tersebut dipilih untuk diteliti di dalam penelitian ini. 1.5 Manfaat penelitian Penelitian tersebut diharapkan memberikan kontribusi baik secara empiris maupun kebijakan. Manfaat penelitian tersebut dibagi menjadi dua: Kontribusi Praktis Penelitian ini dapat dipakai sebagai masukan pengembangan program berupa pengembangan lulusan program S1 FEB UGM untuk dapat bersaing di dalam pasar kerja global multikultur. Pengembangan lulusan S1 yang dilengkapi dengan kemampuan non teknis (softskill) menjadi masukan utama
18 18 hasil penelitian ini. Selain itu, hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai masukan terhadap kebijakan kewajiban mahasiswa IUP FEB UGM untuk melakukan ekspose internasional Kontribusi Empiris Memperkaya penelitian empiris dengan menganalisis faktor-faktor modal individual kompetensi silang budaya dan modal sosial dalam mengambil keputusan studi ke luar negeri dalam bentuk program pertukaran atau gelar ganda.
PANDUAN PROGRAM TRANSFER KREDIT BELMAWA
PANDUAN PROGRAM TRANSFER KREDIT BELMAWA DIREKTORAT PEMBELAJARAN DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2016 1 BAB
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR LINGKUNGAN BINAAN
PROGRAM MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR LINGKUNGAN BINAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR LINGKUNGAN BINAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012-2017 KATA PENGANTAR
Lebih terperinciMAGISTER SAINS FEB UGM
MAGISTER SAINS FEB UGM Pembangunan perekonomian Indonesia telah berhasil menumbuhkan perekonomian secara signifikan yang disertai dengan perubahan struktur perekonomian. Seperti diketahui bahwa perekonomian
Lebih terperinciBAB. I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang secara umum dianggap penting
BAB. I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu hal yang secara umum dianggap penting dalam kehidupan seseorang. Pendidikan sejatinya bisa didapat dari mana saja dan kapan saja; formal
Lebih terperinciKERJASAMA INTERNASIONAL PERGURUAN TINGGI: Pengalaman di Universitas Negeri Yogyakarta
KERJASAMA INTERNASIONAL PERGURUAN TINGGI: Pengalaman di Universitas Negeri Yogyakarta Oleh: Satoto E. Nayono Kantor Urusan Internasional dan Kemitraan - Universitas Negeri Yogyakarta Jalan Colombo 1, Yogyakarta
Lebih terperinciAustralia Awards Indonesia. Australia Awards Indonesia. Paket Aplikasi Studi Singkat. Pembiakan dan Manajemen Sapi di Indonesia.
Australia Awards Paket Aplikasi Studi Singkat Pembiakan dan Manajemen Sapi di Page 2 Pengantar Program kemitraan -Australia Partnership on Food Security in the Red Meat and Cattle Sector diumumkan oleh
Lebih terperinciPANDUAN PROGRAM TRANSFER KREDIT LUAR NEGERI BELMAWA
PANDUAN PROGRAM TRANSFER KREDIT LUAR NEGERI BELMAWA DIREKTORAT PEMBELAJARAN DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA TAHUN
Lebih terperinciSTANDAR INTERNASIONAL UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM
UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM STANDAR INTERNASIONAL Kode/No. : STD/SPMI-UIB/04.07 Tanggal : 1 September Revisi : 2 Halaman : 1 dari 7 STANDAR INTERNASIONAL UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM Proses Penanggung
Lebih terperinciSTANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN
STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran serta Strategi Pencapaian 1.1.1 Jelaskan mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program
Lebih terperinciInternasionalisasi Bahasa Indonesia melalui Program Pembelajaran BIPA Berbasis Budaya
Internasionalisasi Bahasa Indonesia melalui Program Pembelajaran BIPA Berbasis Budaya Jimat Susilo Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon jimatsusilo@fkip-unswagati.ac.id Abstrak Sampai saat ini, bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat dilakukan melalui pengelolaan strategi pendidikan dan pelatihan, karena itu pembangunan
Lebih terperinciAustralia Awards Indonesia
Australia Awards Paket Aplikasi Studi Singkat Kepemimpinan Organisasi dan Praktek-praktek Manajemen untuk Organisasi Penyandang Disabilitas (OPD) Page 1 Maksud dan tujuan Australia Awards Australia Awards
Lebih terperinciID No EQUIS Input Proses Output Predecessors. Membuat Visi. 3 N/A Membuat Misi 2
ID No EQUIS Input Proses Output Predecessors 1 N/A Perencanaan Visi, Misi, Nilai 2 1.d.2 Daftar pemegang kepentingan, deskripsi organisasi induk, situasi industri tenaga kerja, dokumen hasil evaluasi visi
Lebih terperinciPENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KELAS KHUSUS INTERNASIONAL DI UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA,
Menimbang KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA Nomor : 547/SK/R/UI/2005 Tentang PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KELAS KHUSUS INTERNASIONAL DI UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA,
Lebih terperinciPROPOSAL PENGAJUAN BEASISWA UNGGULAN PASCASARJANA DALAM NEGERI BIRO PERENCANAAN DAN KERJASAMA LUAR NEGERI
PROPOSAL PENGAJUAN BEASISWA UNGGULAN PASCASARJANA DALAM NEGERI BIRO PERENCANAAN DAN KERJASAMA LUAR NEGERI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA A. Pendahuluan Indonesia adalah negara
Lebih terperinciProgram Sarjana/S1 selama 4 tahun dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Jepang di salah satu "Top Global Universities di Jepang mulai bulan Oktober 2017.
Program Sarjana/S1 selama 4 tahun dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Jepang di salah satu "Top Global Universities di Jepang mulai bulan Oktober 2017. Membuka kesempatan Untuk meraih masa depan dan karir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasca kekalahannya dalam Perang Dunia II, Jepang berusaha untuk bangkit kembali menjadi salah satu kekuatan besar di dunia. Usaha Jepang untuk bangkit kembali dilakukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) / ASEAN Economic Community (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini merupakan agenda utama negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semua aspek kehidupan masyarakat termasuk di bidang pendidikan. Kemajuan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi yang saat ini terjadi di Indonesia mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan masyarakat termasuk di bidang pendidikan. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
Lebih terperinciBAB III ANALISIS SWOT DAN ASUMSI-ASUMSI
BAB III ANALISIS SWOT DAN ASUMSI-ASUMSI 3.1. Kekuatan 1. STMIK AMIKOM YOGYAKARTA saat ini telah meraih 6 penghargaan dalam bidang penelitian bertaraf internasional, yang dapat meningkatkan reputasi STMIK
Lebih terperinciDunia bersatu, belajar bersama
Dunia bersatu, belajar bersama Dalam situasi ekonomi yang selalu berubah, tak akan ada orang yang memiliki pekerjaan seumur hidup. Tetapi community colleges merupakan sarana untuk bisa bekerja seumur hidup.
Lebih terperinciSTANDAR 1 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN
STANDAR 1 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran serta Strategi Pencapaian 1.1.1 Mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program studi,
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PROGRAM STUDI VOKASI PARIWISATA UNIVERSITAS INDONESIA
BAB II DESKRIPSI PROGRAM STUDI VOKASI PARIWISATA UNIVERSITAS INDONESIA 2.1 Sejarah Program Studi Vokasi Universitas Indonesia Program Vokasi Universitas Indonesia atau disingkat Vokasi UI dibentuk tahun
Lebih terperinciAUN-ACTS Student Exchange Program. International Office Universitas Indonesia
AUN-ACTS Student Exchange Program International Office Universitas Indonesia AUN-ACTS STUDENT EXCHANGE PROGRAM TENTANG AUN-ACTS STUDENT EXCHANGE PROGRAM Program pertukaran mahasiswa antar universitas anggota
Lebih terperinciKajian Program Beasiswa Unggulan BPKLN Kemendikbud 2011
Kajian Program Beasiswa Unggulan BPKLN Kemendikbud 2011 Bandung, 18 Januari 2012 1 Sekilas tentang Beasiswa Unggulan Program Beasiswa Ungggulan merupakan program yang bersifat stimulan bagi program studi
Lebih terperinciBAB II PROGRAM STUDI VOKASI PARIWISATA UNIVERSITAS INDONESIA
BAB II PROGRAM STUDI VOKASI PARIWISATA UNIVERSITAS INDONESIA 2.1 Sejarah Program Studi Vokasi Universitas Indonesia Universitas Indonesia (UI) secara internasional diakui sebagai salah satu universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS, 2013) melaporkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS, 2013) melaporkan bahwa terdapat negara dengan beban Human Immunodeficiency Virus (HIV) tertinggi dan kasus
Lebih terperinciVISI, MISI DAN PROGRAM KERJA
VISI, MISI DAN PROGRAM KERJA Oleh Prof. Dr. Herri CALON DEKAN FEUA PERIODE TAHUN 2016-2020 Visi Menjadi Fakultas Ekonomi yang menghasilkan sumber daya insani yang kreatif, inovatif, profesional dan kompetitif,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia tidak dapat lepas dari
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia tidak dapat lepas dari pengaruh perkembangan global, di mana ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang secara pesat. Era
Lebih terperinciRKAT PENGEMBANGAN FH UII 2018: OPTIMALISASI INTEGRASI BERBASIS STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI PRA RAKORJA TENDIK FH UII 1 AGUSTUS 2017
RKAT PENGEMBANGAN FH UII 2018: OPTIMALISASI INTEGRASI BERBASIS STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI PRA RAKORJA TENDIK FH UII 1 AGUSTUS 2017 ISU AKTUAL ~ nilai-nilai moral belum tergarap dengan optimal dalam
Lebih terperinciBIPA Pendukung Internasionalisasi Bahasa Indonesia
BIPA Pendukung Internasionalisasi Bahasa Indonesia Liliana Muliastuti, Ketua Umum Afiliasi Pengajar dan Pegiat BIPA Pengantar Optimisme terhadap peluang bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional cenderung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ASEAN yang akan diberlakukan mulai tahun ini, tidak hanya membuka arus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesepakatan untuk menjadi bagian dari MEA atau masyarakat ekonomi ASEAN yang akan diberlakukan mulai tahun ini, tidak hanya membuka arus perdagangan barang
Lebih terperinciBELAJAR DI JANTUNG NEGERI BELANDA
BELAJAR DI JANTUNG NEGERI BELANDA WWW.INTERNATIONAL.HU.NL UNIVERSITAS ILMU TERAPAN HU UTRECHT (HU) HU UNIVERSITY OF APPLIED SCIENCES UTRECHT (HU) HU University of Applied Sciences Utrecht (HU) merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kewirausahaan merupakan kendaraan untuk pertumbuhan ekonomi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor kewirausahaan sedang gencar digalakan oleh pemerintah Indonesia karena mampu menstimulasi pertumbuhan ekonomi nasional, mengurangi tingkat pengangguran
Lebih terperinciRENCANA PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI
PROGRAM DOKTOR BIOLOGI RENCANA PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI 2010-2014 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2010 Pendahuluan Rencana pengembangan prodi adalah
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA
RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2014-2018 Kata Pengantar RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
Lebih terperinciRENCANA OPERASIONAL AKADEMI ANALIS FARMASI DAN MAKANAN (AKAFARMA) YAYASAN HARAPAN BANGSA BANDA ACEH TAHUN
RENCANA OPERASIONAL AKADEMI ANALIS FARMASI DAN MAKANAN (AKAFARMA) YAYASAN HARAPAN BANGSA BANDA ACEH TAHUN 2017 2020 Strategi: 1. Peningkatan relevansi melalui peningkatan kemampuan pengetahuan, keahlian
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Paradigma baru dalam sistem pendidikan tinggi yang tertuang dalam Higher Education Long Term Strategy (HELTS) 2003-2010 dan kemudian diamanahkan dalam beberapa peraturan
Lebih terperinciPROGRAM KERJA JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIBRAW TAHUN
PROGRAM KERJA JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIBRAW TAHUN -2011 Bagian : Ilmu Keperawatan FKUB Tujuan Sasaran Cara Mencapai Tujuan dan Sasaran Keterangan Uraian Indikator Kebijakan Program 1
Lebih terperinciBAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan
BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan Akuntansi merupakan satu-satunya bahasa bisnis utama di pasar modal. Tanpa standar akuntansi yang baik, pasar modal tidak akan pernah berjalan dengan baik pula karena laporan
Lebih terperinci1.1 Sejarah Perusahaan ITB School of Business and Management (SBM-ITB)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Sejarah Perusahaan 1.1.1 ITB School of Business and Management (SBM-ITB) ITB mulai merencanakan membuka program bisnis dan manajemen sejak tahun 1970. Pada akhir tahun 1980, Departemen
Lebih terperinciPEMBEKALAN STUDI LANJUT LUAR NEGERI: STUDI LANJUT PASCA SARJANA DI REPUBLIK FEDERAL JERMAN
PEMBEKALAN STUDI LANJUT LUAR NEGERI: STUDI LANJUT PASCA SARJANA DI REPUBLIK FEDERAL JERMAN Oleh: Satoto E. Nayono Fakultas Teknik-Universitas Negeri Yogyakarta Disampaikan dalam: Workshop Peningkatan Wawasan
Lebih terperinciCOVER MAGANG. Judul. Logo UMS. Nama Mahasiswa NIM. Program Studi Ilmu Komunikasi. Fakultas Komunikasi dan Informatika
COVER MAGANG Judul Logo UMS Nama Mahasiswa NIM Fakultas Komunikasi dan Informatika Tahun... 1 HALAMAN PENGESAHAN MAGANG Proposal Magang Judul Magang : 1. Nama Instansi yang dituju : 2. Ketua Tim MAGANG
Lebih terperinciFAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS Program Kerja Calon Dekan Dr. Hefrizal Handra Mendukung Pencapaian Visi Universitas dan Fakultas Sesuai Renstra Fakultas Visi Universitas Andalas Menjadi Universitas
Lebih terperinciBeasiswa Afirmasi. 1. Overview
Beasiswa Afirmasi 1. Overview Indonesia memiliki wilayah luas dengan karakteristik geografis dan sosiokultural yang heterogen. Oleh sebab itu, diperlukan kontribusi dari sumber daya berkualitas untuk menjadi
Lebih terperinciProgram Beasiswa Erasmus Lifelong Learning Programme
Program Beasiswa Erasmus Lifelong Learning Programme Program Erasmus (EuRopean Community Action Scheme for the Mobility of University Students) atau Erasmus Project adalah program pertukaran pelajar di
Lebih terperinciSEBUAH AWAL BARU: PERTEMUAN TINGKAT TINGGI TENTANG KEWIRAUSAHAAN
SEBUAH AWAL BARU: PERTEMUAN TINGKAT TINGGI TENTANG KEWIRAUSAHAAN Pertemuan Tingkat Tinggi Tentang Kewirausahaan akan menyoroti peran penting yang dapat dimainkan kewirausahaan dalam memperluas kesempatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekonomi global merujuk kepada ekonomi yang berdasarkan ekonomi nasional masing-masing negara yang ada di belahan dunia. Saat ini, fenomena krisis global menunjukkan
Lebih terperinciKOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015
KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015 Topik #10 Wajib Belajar 12 Tahun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Menjawab Daya Saing Nasional Latar Belakang Program Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. <http://www.japantimes.co.jp/news/2013/06/01/world/the-evolution-of-ticad-since-its-inception-in-1993/>, diakses 16 Juni 2016.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak kebijakan ODA Jepang mulai dijalankan pada tahun 1954 1, ODA pertama kali diberikan kepada benua Asia (khususnya Asia Tenggara) berupa pembayaran kerusakan akibat
Lebih terperinciFakultas Sastra Program Studi S-1 SASTRA JEPANG
Fakultas Sastra Program Studi S-1 SASTRA JEPANG Tak Hanya Tentang Bahasa, Tapi Juga Budaya Jepang 144 8 Semester Gelar Akademik Sarjana Sastra SKS Program Studi S-1 Sastra Jepang berfokus pada kompetensi
Lebih terperinciKERANGKA STRATEGIS Jejaring Asia-Pasifik untuk Kepemimpinan Global
KERANGKA STRATEGIS 2012-2015 Jejaring Asia-Pasifik untuk Kepemimpinan Global Pertemuan Tahunan Para Presiden APRU ke 16 Universitas Oregon 27-29 Juni 2012 Draf per 24 Mei 2012 APRU: Sekilas Pandang 42
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia pada periode 24 28 mulai menunjukkan perkembangan yang pesat. Kondisi ini sangat memengaruhi perekonomian dunia. Tabel 1 menunjukkan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. Kesimpulan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Menjelang Pemilihan Umum 2014, lahir gerakan-gerakan yang diinisiasi oleh masyarakat untuk mendukung jalannya pemilihan umum. Aktivitas gerakan-gerakan tersebut beragam, mulai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara, meningkatkan output dunia, serta menyajikan akses ke sumber-sumber
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan merupakan faktor penting untuk merangsang pertumbuhan ekonomi suatu negara. Perdagangan akan memperbesar kapasitas konsumsi suatu negara, meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semua aspek kehidupan masyarakat termasuk di bidang pendidikan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi yang saat ini terjadi di Indonesia mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan masyarakat termasuk di bidang pendidikan. Kemajuan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi professional accountant khususnya di era ASEAN Economic
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jurusan akuntansi merupakan salah satu jurusan ilmu sosial di perguruan tinggi yang masih banyak diminati hingga saat ini. Sejalan dengan kemajuan dunia teknologi
Lebih terperinciMATA KULIAH JAPANESE TEACHING DALAM KURIKULUM NON-KEGURUAN. Diah Soelistyowati ) Universitas Dian Nuswantoro Semarang
MATA KULIAH JAPANESE TEACHING DALAM KURIKULUM NON-KEGURUAN Diah Soelistyowati (ddiecan@yahoo.com ) Universitas Dian Nuswantoro Semarang Abstract: In recent years, Japanese studies in Indonesia has increased
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi sebagai intitusi penyelenggara pendidikan tinggi merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perguruan tinggi sebagai intitusi penyelenggara pendidikan tinggi merupakan salah satu industri jasa yang penting, karena tidak hanya sekedar menyelenggarakan jasa
Lebih terperinciHandbook ini hanya untuk siswa SchoolingMe.com HANDBOOK ESAI LPDP ESAI: RENCANA STUDI
1 HANDBOOK ESAI LPDP ESAI: RENCANA STUDI 2 Pada tulisan kali ini, saya akan mencoba memberikan panduan bagaimana menulis satu esai lainnya yang juga menjadi salah satu persyaratan mendaftar beasiswa LPDP,
Lebih terperinciPANDUAN PENGUSULAN PROGRAM BANTUAN SEMINAR INTERNASIONAL DI LUAR NEGERI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Tahun 2014
PANDUAN PENGUSULAN PROGRAM BANTUAN SEMINAR INTERNASIONAL DI LUAR NEGERI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Tahun 2014 LATAR BELAKANG Salah satu indikator yang menunjukkan reputasi internasional sebuah perguruan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Banyaknya skandal keuangan yang dilakukan oleh pihak-pihak internal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyaknya skandal keuangan yang dilakukan oleh pihak-pihak internal perusahaan mengindikasikan pentingnya pengajaran etika bisnis kepada para mahasiswa fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin berat. Tantangan tersebut adalah diberlakukannya perdagangan bebas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Profesi akuntan di Indonesia sekarang ini menghadapi tantangan yang semakin berat. Tantangan tersebut adalah diberlakukannya perdagangan bebas diantara negara-negara
Lebih terperinciRENCANA OPERASIONAL (RENOP) FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
RENCANA OPERASIONAL (RENOP) FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN UNIVERSITAS AIRANGGA 2016 BAB I PENDAHULUAN Rencana Operasional (RENOP) Fakultas merupakan penjabaran dari Rencana
Lebih terperinciSambutan Rektor ITB pada Wisuda Lulusan ITB MEMANTAPKAN AKUNTABILITAS DAN MUTU ITB
Sambutan Rektor ITB pada Wisuda Lulusan ITB MEMANTAPKAN AKUNTABILITAS DAN MUTU ITB Sasana Budaya Ganesha, Kampus ITB, 11 November 2006 Yang terhormat, Pimpinan dan Anggota Majelis Wali Amanat, Pimpinan
Lebih terperinci2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar manusia dalam mewujudkan suasana belajar dengan melakukan proses pembelajaran didalamnya menjadikan peserta didik aktif mengembangkan
Lebih terperinciStrategi Kepemimpinan Perguruan Tinggi di Era Informasi
Strategi Kepemimpinan Perguruan Tinggi di Era Informasi Lukito Edi Nugroho Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada Agenda Presentasi Pendahuluan Era informasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Robita Ika Annisa, 2013
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia kini sudah tidak lagi hanya diajarkan untuk warga negara Indonesia. Bahasa Indonesia sekarang ini diajarkan juga kepada orang asing yang ingin mempelajarinya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman dan tuntutan seseorang untuk dapat berinteraksi serta beradaptasi dengan lingkungan baru terkadang menimbulkan perubahan identitas
Lebih terperinciAustralia Awards Indonesia. Australia Awards Indonesia. Paket Aplikasi Studi Singkat. Peternakan dan Produksi Ternak. Page 2
Australia Awards Paket Aplikasi Studi Singkat Peternakan dan Produksi Ternak Page 2 Pengantar Program kemitraan -Australia Partnership on Food Security in the Red Meat and Cattle Sector diumumkan oleh
Lebih terperinciRKAT PENGEMBANGAN FH UII 2018: OPTIMALISASI INTEGRASI BERBASIS STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI PRA RAKORJA TENDIK & DOSEN FH UII 1 & 2 AGUSTUS 2017
RKAT PENGEMBANGAN FH UII 2018: OPTIMALISASI INTEGRASI BERBASIS STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI PRA RAKORJA TENDIK & DOSEN FH UII 1 & 2 AGUSTUS 2017 ISU AKTUAL ~ saat IT berkembang pesat ~ nilai-nilai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seorang mahasiswa yang belajar di perguruan tinggi akan mendapatkan bekal berupa teori yang telah diterima selama perkuliahan, yang nantinya setelah lulus dari
Lebih terperinciAustralia Awards Indonesia. Paket Aplikasi Studi Singkat
Australia Awards Paket Aplikasi Studi Singkat Pencegahan dan Pengobatan Malaria untuk Bayi, Anak-Anak dan Wanita Hamil di Bagian Timur Page 1 Maksud dan tujuan Australia Awards Australia Awards adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Setiap bangsa dan generasi memiliki dasar dan tujuan pendidikan tertentu. Tentunya dasar
Lebih terperincidapat menghadapi satu sama lain secara fisik, legal, kultural, dan psikologis. Maka dari itu, pendidikan dengan adanya keragaman budaya memberikan keu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adanya keragaman budaya dalam dunia pendidikan memberikan berbagai keuntungan, seperti yang diungkapkan oleh Gurin, Nagda, dan Lopez (2004, 19) bahwa para pelajar
Lebih terperinciDUTA PERTAMINA MENGABDI
PROPOSAL KULIAH PRAKTEK (MAGANG) DUTA PERTAMINA MENGABDI Oleh: Ahmad Munir, Duta Pertamina Tahun 2008 DEPARTEMEN GEOGRAFI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA TAHUN 2010
Lebih terperinciKEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 263/SK/R/UI/2004. Tentang PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR DI UNIVERSITAS INDONESIA
KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 263/SK/R/UI/2004 Tentang PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR DI UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Universitas Indonesia berdasarkan
Lebih terperinciSTANDAR 1. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, serta strategi pencapaian
STANDAR 1. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, serta strategi pencapaian 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran serta Strategi Pencapaian 1.1.1 Jelaskan mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program
Lebih terperinciProyek TPSA Terus Memberikan Pelatihan Bisnis Internasional untuk Memperkuat Pelayanan Ekspor Pemerintah Indonesia
RI N G K ASA N KEG IATA N AGUSTUS SEPTEMBER 2016, JAKARTA TPSA CANADA INDONESIA TRADE AND PRIVATE SECTOR ASSISTANCE PROJECT Proyek TPSA Terus Memberikan Pelatihan Bisnis Internasional untuk Memperkuat
Lebih terperinciLaporan ini terdiri dari Pendahuluan, Pelaksanaan Kegiatan, Penutup disertai Lampiran.
LAPORAN KEIKUTSERTAAN UNIVERSITAS INDONESIA DALAM THE 7 th CONFERENCE OF ASIA UNIVERSITY PRESIDENTS DAN NATIONAL TAIWAN UNIVERSITY 80 th ANNIVERSARY TAIPEI, 12 16 NOVEMBER 2008 I. PENDAHULUAN Memenuhi
Lebih terperinciPENINGKATAN MUTU PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING (BIPA) YANG PROFESIONAL
PENINGKATAN MUTU PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING (BIPA) YANG PROFESIONAL Oleh: Khaerudin Kurniawan FPBS Universitas Pendidikan Indonesia Ketika tingkat peradaban manusia
Lebih terperinciPengembangan Kerjasama Perguruan Tinggi Menuju Internasionalisasi Pendidikan Tinggi
Pengembangan Kerjasama Perguruan Tinggi Menuju Internasionalisasi Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Kelembagaan Perguruan Tinggi Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek Dikti Global Competitiveness
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP Kesimpulan 1. Implementasi Kebijakan Penjaminan Mutu Pada Perguruan Tinggi
BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan 1. Implementasi Kebijakan Penjaminan Mutu Pada Perguruan Tinggi Swasta Di Kota Semarang. Implementasi kebijakan penjaminan mutu pada perguruan tinggi swasta di Kota Semarang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia yang terdiri dari bangsa yang multikultural disatukan oleh satu bahasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang arbiter, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasi
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. Sastra, Fakultas MIPA, dan Program Pascasarjana.
BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan Pada tanggal 8 Agustus 1996, Binus University berdiri dan secara sah diakui oleh pemerintah. STMIK Bina Nusantara kemudian melebur ke dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini kemajuan perekonomian bangsa ditambah dengan perkembangan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini kemajuan perekonomian bangsa ditambah dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah meningkatkan kesadaran berbagai pihak seperti pemerintah,
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH
BAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH Perencanaan dan implementasi pelaksanaan rencana pembangunan kota tahun 2011-2015 akan dipengaruhi oleh lingkungan strategis yang diperkirakan akan terjadi dalam 5 (lima)
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PENELITIAN KEMITRAAN
PETUNJUK TEKNIS PENELITIAN KEMITRAAN A. Latarbelakang Minat penelitian di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dari tahun ke tahun mengalami peningkatan secara kuantitas. Ini bisa dilihat dengan banyaknya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan dalam berbagai bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi
Lebih terperinciBeri putra putri Anda awal yang tepat untuk masuk universitas
Monash University Foundation Year Beri putra putri Anda awal yang tepat untuk masuk universitas www.monashcollege.edu.au Mengapa memilih Foundation Year kami yang berbasis di Melbourne? Persiapan terbaik
Lebih terperinciRobert James Bintaryo, Alumnus Manajemen Jadi Kepala KDEI Taiwan
Robert James Bintaryo, Alumnus Manajemen Jadi Kepala KDEI Taiwan UNAIR NEWS Robert James Bintaryo merupakan alumnus Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga. Kini menjadi Kepala Kantor Dagang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Hierarki Kebutuhan Terdapat berbagai macam teori motivasi, salah satu teori motivasi yang umum dan banyak digunakan adalah Teori Hierarki Kebutuhan. Teori
Lebih terperinciPROPOSAL INNOVATION AWARD Analisis Kepuasan Akademik Mahasiswa Universitas Bina Nusantara dengan Metode Cluster
PROPOSAL INNOVATION AWARD 2016 Analisis Kepuasan Akademik Mahasiswa Universitas Bina Nusantara dengan Metode Cluster RINGKASAN PROYEK (PROJECT SUMMARY) Peningkatan kualitas pendidikan menjadi hal yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu hal pokok di dalam mendukung serta menunjang demi terciptanya kemajuan suatu bangsa. Melalui pendidikan, kualitas dari suatu individu atau
Lebih terperinciDRAFT RENCANA STRATEGIS
DRAFT RENCANA STRATEGIS UNIVERSITAS GADJAH MADA TAHUN 2012-2017 DISCLAIMER: Draft ini diedarkan dalam mailing list DosenUGM dalam rangka mensukseskan Pemilihan Dekan di lingkungan UGM Tahun 2012. Materi
Lebih terperinciPendidikan Tinggi Dalam Persaingan Global
Pendidikan Tinggi Dalam Persaingan Global Kuliah #4 Manajemen dan Kepemimpinan Perguruan Tinggi MMPT Universitas Gadjah Mada Topik Bahasan 1. Tugas dosen: mengajar, meneliti, menulis, mengabdi pd masyarakat.
Lebih terperinciBeasiswa, Bukti Komitmen Kemendag dalam Meningkatkan Kualitas SDMnya
Beasiswa, Bukti Komitmen Kemendag dalam Meningkatkan Kualitas SDMnya Juli 2013 - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyediakan Rp 52,6 Milyar untuk program beasiswa stafnya di tahun 2013, diluar bantuan
Lebih terperinciProgram Admisi Beasiswa Sarjana ASEAN Universitas Sun Yat-sen Tahun 2017
Program Admisi Beasiswa Sarjana ASEAN Universitas Sun Yat-sen Tahun 2017 Sebagai pusat studi, akademik, dan kebudayaan sekaligus juga basis penting untuk pengembangan bakat di Tiongkok Selatan, Universitas
Lebih terperinciMARI BELAJAR DI INDIA. Bab 4 Dewan India untuk Hubungan Budaya / Indian Council for Cultural Relations (ICCR)
Bab 4 Dewan India untuk Hubungan Budaya / Indian Council for Cultural Relations (ICCR) 31 Dewan India untuk Hubungan Budaya / Indian Council for Cultural Relations (ICCR) Dewan India untuk Hubungan Budaya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Purnama Adek, 2014
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan atau kemunduran suatu negara ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya, dan sumber daya manusia yang berkualitas dapat diperoleh melalui pendidikan
Lebih terperinci