BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. darah dipompa keluar dari jantung keseluruh tubuh (Palmer, 2007), sedangkan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. darah dipompa keluar dari jantung keseluruh tubuh (Palmer, 2007), sedangkan"

Transkripsi

1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Tekanan Darah 1.1 Pengertian Tekanan Darah Tekanan darah adalah gaya atau dorongan darah ke dinding arteri saat darah dipompa keluar dari jantung keseluruh tubuh (Palmer, 2007), sedangkan menurut Sheps (2005) tekanan darah adalah tenaga yang terdapat pada dinding arteri saat darah dialirkan. Tenaga ini mempertahankan aliran darah dalam arteri agar tetap lancar. Rata-rata tekanan darah normal biasanya 120/80 (Smeltzer & Bare, 2001) dan diukur dalam satuan milimeter air raksa (mmhg) (Palmer, 2007). 1.2 Pengukuran Tekanan Darah Menurut Joewono (2003) tekanan darah biasanya diukur secara tidak langsung dengan sphygmomanometer air raksa pada posisi duduk atau terlentang. Pada saat mengukur tekakana darah, perhatian utama harus ditujukan pada hal-hal berikut : Sebelum pengukuran penderita istirahat beberapa menit di ruangan yang tenang Ukuran manset lebar cm serta panjang 35 cm, ukurannya lebih kecil pada anak-anak dan lebih besar pada orang gemuk (ukuran sekitar 2/3 lengan) Diperiksa pada fosa cubiti dengan cuff setinggi jantung (ruang antar iga IV). 6

2 1.2.4 Tekanan darah dapat diukur pada keadaan duduk atau terlentang Tekanan darah dinaikkan sampai 30 mmhg (4,0 kpa) di atas tekanan sistolik (palpasi), kemudian turunkan 2 mmhg/detik (0,3 kpa/detik) dan di monitor di atas brakhialis Tekanan sistolik adalah tekanan pada saat terdengar suara korotkoff I sedangkan tekanan diastolik pada saat korotkoff V menghilang., bila suara tetap tedengar, dipakai patokan korotkoff IV (muffling sound) Pada pengukuran pertama dianjurkan pada kedua lengan terutama bila terdapat penyakit pembuluh darah perifer Perlu pengukuran pada posisi duduk atau terlentang dan berdiri untuk mengetahui ada tidaknya hipotensi postural terutama pada orang tua, diabetes mellitus dan keadaan lainnya yang menimbulkan hal tersebut. Smeltzer & Bare (2001) mengatakan adapun cara pengukuran tekanan darah dimulai dengan membalutkan manset dengan kencang dan lembut pada lengan atas dan dikembangkan dengan pompa. Tekanan dalam manset dinaikkan sampai denyut radial atau brakial menghilang. Hilangnya denyutan menunjukkan bahwa tekanan sistolik darah telah dilampaui dan arteri brakialis telah tertutup. Manset dikembangkan lagi sebesar 20 sampai 30 mmhg diatas titik hilangnya denyutan radial, kemudian manset dikempiskan perlahan dan dilakukan pembacaan secara auskultasi maupun palpasi dengan palpasi kita hanya dapat mengukur tekanan sistolik, sedangkan dengan auskultasi kita dapat mengukur tekanan sistolik dan diastolik dengan lebih akurat.

3 Mengauskultasi tekanan darah yaitu dengan cara ujung stetoskop yang berbentuk corong atau diafragma diletakkan pada arteri brakialis, tepat di bawah lipatan siku (rongga ante kubital), yang merupakan titik dimana arteri brakialis muncul diantara kedua kaput otot biseps. Manset dikempiskan dengan kecepatan 2 sampai 3 mmhg per detik, sementara kita mendengarkan bunyi berdetak, yang menunjukkan tekanan darah sistolik. Bunyi tersebut dikenal sebagai bunyi korotkoff yang terjadi bersamaan dengan detak jantung, dan akan terus terdengar dari arteri brachialis sampai tekanan dalam manset turun di bawah tekanan diastolik dan pada titik tersebut, bunyi akan menghilang (Smeltzer & Bare, 2001). 1.3 Mekanisme Pemeliharaan Tekanan Darah Pemeliharaan tekanan darah agar tidak terlalu tinggi ataupun terlalu rendah merupakan faktor yang penting, beberapa sistem terlibat dalam pengontrolan tekanan darah yaitu jantung, arteri, ginjal, berbagai hormon, enzim dan juga sistem saraf (sheps, 2005). Untuk mengatur aliran darah yang datang dari jantung, arteri dilapisi otot halus yang memungkinkan arteri mengembang dan mengerut pada saat darah mengalir, makin lentur arteri semakin sedikit tahanannya terhadap aliran darah sehingga sedikit tenaga dibebankan pada dindingnya, jika arteri kehilangan kelenturannya atau terjadi penyempitan maka tahanan terhadap aliran darah meningkat dan diperlukan tenaga yang lebih besar untuk memompa darah keseluruh tubuh. Peningkatan tenaga ini dapat berperan pada kenaikan tekanan darah (Sheps, 2005).

4 Ginjal mengatur jumlah natrium dan volume air yang beredar dalam tubuh. Natrium bersifat menahan air, jadi makin tinggi kadar natrium dalam tubuh, semakin banyak pula kandungan air dalam darah kita. Kelebihan air ini dapat meningkatkan tekanan darah, selain itu kelebihan natrium dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan sistem susunan saraf pusat dibarengi dengan hormon, enzim dan zat-zat kimia lain juga mempengaruhi tekanan darah (Sheps, 2005). 2. Hipertensi 2.1 Pengertian Tekanan darah tinggi disebut juga hipertensi adalah dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmhg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmhg (Palmer, 2007), sedangkan menurut Muhammadun (2010) tekanan darah tinggi merupakan tekanan tinggi di dalam arteri. Arteri adalah pembuluh darah yang mengangkut darah dari jantung dan memompakannya keseluruh jaringan dan organ-organ tubuh. Menurut Ruhyanuddin (2007) secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri yang dapat menyebabkan peningkatan resiko terhadap stroke, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal. 2.2 Klasifikasi Hipertensi Klasifikasi hipertensi dapat dibedakan menjadi dua yaitu : hipertensi bedasarkan penyebab dah hipertensi berdasarkan tekanan darah.

5 Hipertensi berdasarkan penyebab Hipertensi berdasarkan penyebab dapat dikelompokkan dalam dua kategori besar, yaitu hipertensi esensial (primer) dan hipertensi skunder (Palmer, 2007). a. Hipertensi primer Hipertensi primer adalah suatu kondisi dimana terjadinya tekanan darah sebagai akibat dari gaya hidup individu dan faktor lingkungan (Muhammadun, 2010). Palmer (2007) mengatakan hipertensi primer merupakan tipe yang terjadi sekitar 95% pada sebahagian besar kasus tekanan darah tinggi. Hipertensi esensial (primer) biasanya dikaitkan dengan kombinasi faktor gaya hidup seperti kurang bergerak (inaktivitas) dan pola makan. b. Hipertensi sekunder Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan akibat dari adanya penyakit lain (Muhammadun, 2010). Palmer (2007) mengatakan bahwa hipertensi sekunder lebih jarang terjadi hanya sekitar 5%, hipertensi sekunder disebabkan oleh kondisi medis lain misalnya penyakit jantung atau reaksi terhadap obat - obatan tertentu Hipertensi berdasarkan tekanan darah Klasifikasi hipertensi dilihat berdasarkan tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik dalam satuan mmhg dibagi menjadi beberapa stadium.

6 Tabel 1. Klasifikasi tekanan darah pada penderita hipertensi Kategori Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik Normal Dibawah 130 mmhg Di bawah 85 mmhg Hipertensi perbatasan mmhg mmhg Hipertensi Ringan (stadium 1) mmhg mmhg Hipertensi Sedang (stadium 2) mmhg mmhg Hipertensi Berat (stadium 3) mmhg mmhg Hipertensi Maligna (stadium 4) 210 mmhg atau lebih 120 mmhg atau lebih Diambil dari Ruhyanuddin, F (2007). Asuahan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskulerl. Malang: UMM press 2.3 Faktor Resiko Ada empat faktor resiko utama yang tidak dapat diubah dan tidak dapat dikendalikan pada hipertensi Ras Data dari Third National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES III, ) menunjukkan bahwa jumlah penderita hipertensi berkulit hitam 40% lebih tinggi dibandingkan dengan yang berkulit putih. Diantara orang berusia 18 tahun ke atas, perbandingan jumlah penderita hipertensinya adalah 32,4% berkulit hitam dan 23,3% berkulit putih (Sheps, 2005). Di Amerika Serikat, angka tertinggi untuk penyakit hipertensi adalah pada orang berulit hitam yang tinggal di negara - negara bagian sebelah tenggara. Pada golongan ini, hipertensi biasanya timbul pada usia lebih muda dibandingkan dengan orang berkulit putih, bahkan perkembangannya cenderung lebih cepat dan menonjol (Sheps, 2005).

7 2.3.2 Usia Usia merupakan salah satu faktor terjadinya peningkatan tekanan darah, seiring bertambahnya usia maka resiko untuk menderita penyakit hipertensi juga semakin meningkat, meskipun penyakit hipertensi bisa terjadi pada segala usia, namun paling sering dijumpai pada orang berusia 35 tahun ke atas. Diantara orang Amerika baik yang berkulit hitam maupun berkulit putih yang berusia 65 tahun ke atas, setengahnya menderita penyakit hipertensi (Sheps, 2005). Peningkatan tekanan darah sesuai dengan pertambahan usia merupakan hal yang fisiologis dari tubuh. Peningkatan tekanan darah ini disebabkan oleh perubahan fisiologis pada jantung, pembuluh darah, dan hormon (Sheps, 2005) Riwayat keluarga Riwayat keluarga cenderung merupakan faktor terjadi timbulnya hipertensi, karena hipertensi cenderung merupakan penyakit keturunan, jika salah satu dari orang tua menderita penyakit hipertensi maka sepanjang hidup anaknya akan mempunyai 25% kemungkinan menderita hipertensi dan jika kedua orang tua menderita penyakit hipertensi maka kemungkinan anaknya menderita penyakit hipertensi menjadi 60%. Penelitian terhadap penderita hipertensi pada orang yang kembar dan anggota keluarga yang sama menunjukkan bahwa kasus-kasus tertentu terdapat komponen keturunan yang berperan (Sheps, 2005) Jenis kelamin Jenis kelamin salah satu yang mempengaruhi terjadinya hipertensi, hipertensi banyak diderita pada jenis kelamin laki-laki, baik pada dewasa awal

8 maupun dewasa tengah, namun setelah usia 55 tahun ketika wanita mengalami menopause, hipertensi menjadi lebih lazim dijumpai pada wanita. Diantara penduduk Amerika yang berusia 18 tahun keatas, 34% pria dan 31% wanita berkulit hitam menderita penyakit hipertensi. Pada pria berkulit putih 25% dan pada wanita berkulit putih 21% menderita penyakit hipertensi, sedangkan pada keturunan Asia dan suku-suku di kepulauan Pasifik ditemukan hanya 10% pria dan 8% wanita menderita penyakit hipertensi (Sheps, 2005). 2.4 Bahaya Hipertensi Penyebab dari tekanan darah tinggi yaitu pertama yang disebabkan oleh tekanan darah tinggi esensial yang disebut juga tekanan darah tinggi primer yaitu tekanan darah tinggi yang penyebabnya tidak diketahui. Tekanan darah tinggi esensial kemungkinan disebabkan oleh beberapa perubahan pada jantung dan pembuluh darah yang menyebabkan meningkatnya tekanan darah (Ruhyanuddin, 2007) Kedua yaitu tekanan darah tinggi sekunder, penyebab tekanan darah tinggi sekunder sekitar 5-10% penderita hipertensi yang disebabkan oleh penyakit ginjal seperti stenosis arteri renalis, pielonefritis, glomerulonefritis, tumor-tumor ginjal, penyakit ginjal polikista, trauma pada ginjal, terapi penyinaran pada ginjal dan sekitar 1-2% disebabkan oleh kelainan pada hormonal seperti hiperaldosteronisme, syndrome cushing dan feokromositoma atau pemakaian obat-obat tertentu seperti pil KB, kortikosteroid, siklosporin, eritropoitin, kokain dan penyalahgunaan alkohol (Ruhyanuddin, 2006).

9 2.5 Patofisiologi Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat vasomotor pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula dari saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen (Smeltzer & Bare, 2001). Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokontriktor. Individu dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi (Smeltzer & Bare, 2001). Pada saat bersamaan, sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Medula adrenal mengsekresi epinefrin yang menyebabkan vasokontriksi. Korteks adrenal mengsekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respon vasokontriktor pembuluh darah (Smeltzer & Bare, 2001). Vasokontriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I

10 yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. Semua faktor tersebut cenderung mencetus keadaan hipertensi (Smeltzer & Bare, 2001). Perubahan struktural dan fungsional pada sistem pembuluh darah perifer bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada lanjut usia. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung, mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan perifer (Smeltzer & Bare, 2001). 2.6 Gejala Klinis Sebahagian besar klien dengan hipertensi biasanya tidak mempunyai gejala spesifik yang menunjukkan kenaikan tekanan darahnya dan hanya diidentifikasi dengan pemeriksaan fisik saja (Kurt, 2000), kadang - kadang seseorang menganggap sakit kepala, pusing atau hidung berdarah merupakan tanda-tanda meningkatnya tekanan darah, padahal itu sebahagian kecil yang terjadi (Sheps, 2005). Sebuah penelitian menemukan tidak ada hubungan antara sakit kepala dengan meningkatnya tekanan darah, bahkan sebahagian orang tidak merasakan

11 tanda atau gejala apapun. Tanda dan gejala lain yang sering dihubungkan dengan Hipertensi seperti keringat berlebihan, kejang otot, sering berkemih dan denyut jantung yang cepat dan tidak beraturan atau palpitasi (Sheps, 2005). 2.7 Penatalaksanaan Hipertensi Penatalaksanaan untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi dapat dilakukan dengan dua jenis yaitu penatalaksanaan farmakologis atau dengan penatalaksanaan non-farmakologis Penatalaksanaan Farmakologis Penatalaksanaan farmakologis adalah penatalaksanaan hipertensi dengan menggunakan obat - obatan kimiawi, seperti jenis obat anti hipertensi. Ada berbagai macam jenis obat anti hipertensi pada penatalaksanaan farmakologis, yaitu: a. Diuretik Diuretik adalah obat yang pertama sekali diberikan untuk mengobati hipertensi dan biasanya digunakan bersamaan dengan obat lain (Sheps, 2005). Diuretik bekerja membantu ginjal membuang garam dan air yang akan mengurangi volume cairan diseluruh tubuh sehingga menurunkan tekanan darah (Ruhyanuddin, 2007), sedangkan menurut Palmer (2007) diuretik dapat menurunkan tekanan darah dengan bekerja pada ginjal. Diuretik dapat menyebabkan ginjal mengeluarkan kelebihan garam dalam darah melalui urin. Hal ini menguramgi volume cairan dalam sirkulasi dan kemudian menurunkan tekanan darah.

12 b. Penghambat Andrenergik Penghambat andrenergik merupakan sekelompok obat yang terdiri dari alfa-blocker, beta blocker, alfa-beta-blocker labetalol, yang bekerja menghambat efek sistem saraf yang dengan segera akan memberiakn respon terhadap stres dengan cara menurunkan tekanan darah (Ruhyanuddin, 2007). Obat ini dapat menurunkan tekanan darah dengan menghambat kerja hormon epinefrin yang dikenal dengan sebutan adrenalin ynag menyebabkan jantung berdenyut lebih cepat dan menyempitnya pembuluh darah. Obat ini bekerja memperlambat denyut jantung dan menurunkan denyutannya, sehingga membantu menurunkan tekanan darah. Obat ini juga memperlambat pengeluaran enzim renin dari ginjal. Renin ikut berperan dalam produksi angiostensin II, yaitu suatu zat lain yang juga menyebabkan pembuluh darah menyempit dan meningkatkan tekanan darah (Sheps, 2005). c. Angiotensin converting enzyme inhibitor (ACE-inhibitor) Angiotensin converting enzyme inhibitor adalah merupakan obat yang umumnya dipilih dokter untuk mengobati hipertensi, obat ini cukup efektif dan hanya menimbulkan sedikit efek samping (Sheps, 2005). Obat ini dapat menurunkan tekanan darah dengan cara melebarkan arteri (Ruhyanuddin, 2007). Menurut Palmer (2007) obat ini bekerja menurunkan tekanan darah dengan cara memblokade produksi hormon angiotensin II yang menyebabkan konstriksi pembuluh darah, dengan demikian obat ini dapat memperlebar pembuluh darah dan mengurangi tekanan darah.

13 d. Vasodilatator Vasodilator adalah golongan obat yang kuat, biasanya digunakan untuk mengobati kasus - kasus hipertensi berat yang tidak memberikan respon terhadap obat lain. Obat ini bekerja secara langsung pada dinding otot dinding pembuluh darah arteri dengan mencegah otot untuk berkontraksi dan mencegah pembuluh darah menyempit (Sheps, 2005). Menurut Ruhyanuddin (2007) obat ini bekerja secara langsung terhadap obat lain dapat secara langsung memperlebar pembuluh darah e. Antagonis kalsium Antagonis kalsium adalah golongan obat yang efektif dan secara umum dapat ditoleransi dengan baik (Sheps, 2005). Obat ini berkerja mempengaruhi jalan masuk kalsium ke sel - sel dan mengendurkan otot - otot di dalam dinding pembuluh darah sehingga menurunkan perlawanan terhadap aliran darah dan tekanan darah. Antagonis kalsium bertindak sebagai vasodilator atau pelebar pembuluh darah (Hayens, 2003) Penatalaksanaan Non-Farmakologis Menurut Palmer (2007) perubahan gaya hidup secara global berperan besar dalam meningkatkan angka kejadian hipertensi, terlebih lagi perubahan ini disertai penurunan aktivitas fisik sehingga menyebabkan peningkatan jumlah populasi orang yang kelebihan berat badan dan resiko menyandang diabetes, oleh karena itu faktor yang menentukan dan membantu kesembuhan pada dasarnya adalah diri sendiri.

14 Langkah-langkah dalam perubahan gaya hidup yang sehat bagi para penderita hipertensi yaitu: a. Mengontrol pola makan Makanan merupakan faktor yang penting dalam menentukan tekanan darah. Menerapkan pola makan yang rendah lemak jenuh, kolesterol, dan total lemak serta kaya akan buah, sayur, serta produk susu rendah lemak yang telah terbukti secara klinis dapat menurunkan tekanan darah. Pola makan tersebut sebaiknya juga menyertai produk gandum, ikan, unggas dan kacang-kacangan, serta mengurangi jumlah daging merah, makanan manis dan minuman yang megandung gula (Palmer, 2007). b. Mengurangi asupan garam Mengurangi asupan garam merupakan salah satu pencegahan dari peningkatan tekanan darah. Penelitian ilmiah bertahun-tahun menunjukkan bahwa asupan garam dalam makanan kita terlalu banyak, dengan membatasi asupan garam, kita dapat menurunkan tekanan darah secara signifikan. Anjuran pengurangan asupan garam yang terbaru adalah dibawah 6 gram per hari sekitar 1 sendok teh (Palmer, 2007). c. Olah raga atau aktivitas Individu yang gaya hidupnya tidak aktif akan lebih rentan terhadap tekanan darah tinggi. Olah raga secara teratur tidak hanya menjaga tubuh dan berat badan, tetapi juga dapat menurunkan tekanan darah tinggi. Latihan aerobik sedang selama 30 menit sehari dapat menurunkan tekanan darah, jenis olah raga lainnya yaitu berjalan kaki, bersepeda dan berenang (Palmer, 2007),

15 tetapi olah raga yang harus dihindari pada penderita hipertensi yaitu latihan fisik isometrik seperti angkat besi karena latihan tersebut dapat meningkatkan tekanan darah (Joewono, 2003). Palmer (2007) mengatakan bahwa ada delapan cara untuk meningkatkan aktivitas fisik yaitu: dengan menyempatkan berjalan kaki misalnya mengantar anak kesekolah, sisihkan waktu 30 menit sebelum berangkat bekerja untuk berenang di kolam renang terdekat, gunakan sepeda untuk pergi kerja selama 2 sampai 3 hari dalam satu minggu, mulailah berlari setiap hari dimana melakukan latihan ringan pada awalnya dan tingkatkan secara perlahan-lahan, pada saat istirahat makan siang tinggalkan meja kerja anda dan mulailah berjalan, pergilah bermain ice-skating, roller-blade atau bersepeda bersama keluarga atau teman, satu hari dalam satu minggu, lakukan aktivitas baru misalnya bergabung dengan klub tenis atau bulu tangkis atau belajar dansa, yang terakhir pilih tangga dibandingkan lift atau eskalator. d. Penurunan berat badan Perunanan berat badan merupakan salah satu penanganan dalam menurunkan tekanan darah. Secara umum semakin tinggi berat badan seseorang maka semakin tinggi pula tekanan darahnya (Palmer, 2007). Menurut Joewono (2003) obesitas merupakan faktor predisposisi yang mengakibatkan terjadinya hipertensi. Penurunan berat badan sebesar 5kg pada penderita hipertensi dengan obesitas kelebihan berat badan lebih dari 10kg dapat menurunkan tekanan darah. Penurunan berat badan juga bermanfaat untuk memperbaiki faktor resiko yang lain seperti : resistensi insulin, diabetes melitus dan hiperlipidemia.

16 e. Berhenti merokok Berhenti merokok merupakan salah satu penanganan dalam penurunan tekanan darah. Zat - zat kimia dalam tembakau dapat merusak lapisan dalam dinding arteri sehingga arteri lebih rentan terhadap penumpukan plak. Nikotin dalam tembakau juga membuat jantung bekerja lebih keras penyempitan pembuluh darah untuk sementara dan meningkatkan frekuensi denyut jantung serta tekanan darah (Sheps, 2002), maka dengan berhentinya merokok merupakan gaya hidup yang paling kuat untuk mencegah penyakit kardiovaskuler dan non kardiovaskuler pada penderita hipertensi (Joewono, 2003). f. Membatasi konsumsi alkohol Diperkirakan konsumsi alkohol yang berlebihan menjadi penyebab sekitar 5-20% dari semua kasus hipertensi. Bagaimana dan mengapa alkohol meningkatkan tekanan darah belum diketahui dengan jelas, namun sudah menjadi kenyataan bahwa dalam jangka panjang, minum - minuman beralkohol berlebihan akan merusak jantung dan organ-organ, maka paling aman adalah minum secukupnya ataupun tidak sama sekali (Sheps, 2002). 2.8 Komplikasi Hipertensi harus dikendalikan sebab semakin lama tekanan yang berlebihan pada dinding arteri dapat merusak banyak organ vital dalam tubuh. Tempat-tempat utama yang paling dipengaruhi hipertensi adalah pembuluh arteri, jantung, otak, ginjal dan mata (Sheps, 2005).

17 2.8.1 Sistem kardiovaskuler Hipertensi dapat mempengaruhi sistem kardiovaskuler dan dapat menimbulkan arteriosklerosis, aterosklerosis, aneurisma, penyakit arteri koronoria dan gagal jantung. a. Arteriosklerosis Sklerosis merupakan kata yang berasal dari bahasa Yunani yang artinya pengerasan, jadi arteriosklerosis adalah pengerasan yang terjadi pada arteri. Arteri yang sehat adalah arteri yang fleksibel, kuat dan elastis. Lapisan dalamnya mulus sehingga darah dapat melaluinya tanpa hambatan. Setelah bertahun-tahun, dengan banyaknya tekanan pada arteri maka dinding arteri akan menjadi tebal dan kaku, terkadang arteri yang kaku di lengan bawah dapat teraba dan terasa seperti pipa-pipa kecil yang keras (Sheps, 2005). b. Aterosklerosis Kata aterosklerosis berasal dari bahasa Yunani yang kata ather berarti bubur, yang merupakan timbunan lemak di dalam pembuluh darah yang lembek seperti bubur. Hipertensi dapat mempercepat penumpukan lemak di dalam dan di bawah lapisan dinding arteri, penumpukan lemak dalam jumlah besar disebut plak, lama-kelamaan plak dapat mengeras dan dapat mengakibatkan penyempitan pembuluh darah (Sheps, 2005). c. Aneurisma Aneurisma adalah pembuluh darah yang tidak elastis lagi dan melemah dan akan menimbulkan titik-titik tertentu pada dindingnya yang

18 menggelembung seperti balon. Pada awalnya aneurisma tidak menimbulkan gejala apa - apa, namun pada tahap lanjut, aneurisma pada arteri otak dapat menimbulkan gejala sakit kepala hebat yang tidak bisa hilang. Aneurisma di arteri perut dapat menyebabkan sakit perut yang berkepanjangan dan sakit pinggang pada bagian bawah. Bahaya paling besar pada aneurisma adalah kemungkinan bocor atau pecahnya pembuluh darah sehingga terjadi perdarahan yang fatal (Sheps, 2005). d. Penyakit arteri koronaria Penyakit arteri koronaria adalah penyait akibat dari kerusakan pada arteri utama yang memberi pasokan darah pada otot jantung. Penimbunan plak dalam arteri sering dijumpai pada seseorang dengan tekanan darah tinggi. Plak mengurangi aliran darah ke otot jantung sehingga dapat menyebabkan serangan jantung (Sheps, 2005). e. Gagal jantung Gagal jantung yaitu dimana jantung tidak kuat memompa darah yang kembali ke jantung dengan cepat, akibatnya cairan terkumpul di dalam paruparu, kaki dan jaringan lainnya, keadaan ini disebut edema. Cairan dalam paruparu menyebabkan sesak nafas, sedangkan cairan yang di tungkai menyebabkan kaki membengkak (Sheps, 2005) Otak Hipertensi dapat menganggu sistem kerja otak dan dapat menyebabkan stroke iskemik, stroke hemoragis dan dimensia.

19 a. Stroke iskemik Stroke iskemik adalah stroke yang biasanya mengenai bagian otak serebrum yaitu bagian yang mengatur gerakan, bahasa dan rasa. Stroke ini disebabkan oleh penyumbatan yang terjadi di pembuluh darah akibat menumpuknya plak dalam arteri, sehingga terjadi pusaran aliran darah di sekitar plak yang merangsang terjadinya pembentukan berupa gumpalan darah (Sheps, 2005). b. Stroke hemoragis Stroke hemoragis yaitu stroke yang terjadi akibat bocor atau pecahnya pembuluh darah di dalam otak. Darah yang mengalir keluar menggenangi jaringan otak sekitarnya, sehingga merusak jaringan tersebut. Sel - sel otak yang jauh dari lokasi kebocoran ataupun robekan itu juga ikut rusak karena kekurangan darah (Sheps, 2005). c. Dimensia Dimensia yaitu hilangnya daya ingat dan kemampuan mental. Hasil penelitian menyatakan bahwa hipertensi dapat menyebabkan dimensia. Resiko demensia ini meningkat secara tajam pada usia 70 tahun ke atas. Sejak saat hipertensi didiagnosa, dimensia dapat timbul beberapa tahun kemudian (Sheps, 2005) Ginjal Ginjal berfungsi mengatur keseimbangan mineral, derajat asam dan air dalam darah. Ginjal juga menghasilkan zat-zat kimia yang mengontrol ukuran pembuluh darah dan fungsinya, jika pembuluh darah dalam ginjal mengalami

20 aterosklerosis karena tekanan darah yang terlalu tinggi, maka aliran darah ke nefron (jaringan penyaring yang sangat halus dalam ginjal) akan menurun sehingga ginjal tidak dapat membuang semua produk sisa dari dalam darah, lama - kelamaan produk sisa akan menumpuk di dalam darah mengakibatkan ginjal akan mengecil dan berhenti berfungsi ( Sheps, 2005) Mata Tekanan darah tinggi dapat mempersempit atau menyumbat arteri di mata, sehingga menyebabkan kerusakan retina (area mata yang sensitif terhadap cahaya). Keadaan ini disebut penyakit vaskular retina, penyakit ini dapat menyebabkan kebutaan (Palmer, 2007). 3. Buah Mengkudu (Morinda citrifolis) 3.1. Pengertian Mengkudu (Morinda citrifolis) adalah termasuk suku rubiaceae yang mempunyai banyak manfaat, buahnya berwana putih keruh berbentuk bulat, permukaannya berbenjol - benjol, berbiji banyak, daging buahnya yang masak lunak dan banyak mengandung air dan rasanya agak masam, digunakan sebagai obat peluruh kencing dan dapat menurunkan tekanan darah tinggi, daunnya digunakan sebagai obat sakit perut, akar dan kulit batangnya mengandung zat warna merah yang digunakan dalam pembantikan (Sjabana & Bahalwan, 2002). Menurut Rukmana (2002) tanaman mengkudu termasuk suku (famili) kopi - kopian (Rubiaceae) dan terdiri atas sekitar 80 species tanaman. Tanaman lain yang termasuk dalam famili Rubiaceae antara lain adalah kopi dan kina.

21 Morfologi tanaman mengkudu dapat diamati pada bagian batang, cabang, buah dan biji. Secara alami pertumbuhan tanaman mengkudu sangat cepat serta berbuah sangat lebat tanpa mengenal musim. 3.2 Kandungan Mengkudu (Morinda citrifolis) Buah mengkudu mampunayai rasa sedikit pahit, tetapi mempunyai kandungan vitamin A yang tinggi. Vitamin A tidak larut dalam air, tetapi larut dalam lemak (Rukmana, 2002). Beberapa senyawa kimia yang terdapat dalam kandungan mengkudu (Morinda citrifolis) telah diketahui berkhasiat obat adalah senyawa terpenoid, scopoletin, xeronin, acubin, alizrin, dan antraquinon. Senyawa terpenoid adalah hidrokarbon isomerik yang berfungsi untuk membantu tubuh dalam proses sintesis organik dan pemulihan sel-sel tubuh. Scopoletin berfungsi untuk memperlebar saluran pembuluh darah dan memperlancar peredaran darah, serta berkhasiat sebagai anti - bakteri, anti - alergi, dan anti - radang. Xeronin adalah salah satu alkaloid yang berfungsi untuk mengaktifkan enzim-enzim dan mengatur serta membentuk struktur protein (Rukmana, 2002). Senyawa kimia yang bermanfaat dalam penurunan tekanan darah tinggi adalah senyawa scopoletin. Solomon (1999) dalam Muhammadun (2010) menuliskan bahwa mengkudu mengandung scopoletin yang mampu mengikat serotonin yaitu senyawa kimia yang menjadi penyebab terjadinya penyempitan pembuluh darah sehingga tekanan darah meningkat. Adanya senyawa scopoletin dalam buah mengkudu menjadikan buah mengkudu dapat dijadikan obat alternatif untuk penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi.

22 Menurut Rukmana (2002) senyawa scopoletin yang terdapat dalam buah mengkudu berfungsi untuk memperlebar saluran pembuluh darah dan memperlancar peredaran darah sehingga berkhasiat mengatasi penyempitan pembuluh darah dan menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. Scopoletin diyakini berperan dalam efek antihipertensi dalam buah mengkudu, ternyata scopeletin juga dapat bekerja secara sinergis dalam efek adaptogenik yaitu dimana efekya tidak saja dapat menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi tetapi juga dapat menaikkan tekanan darah pada penderita hipotensi. Dalam hal ini berarti scopoletin memiliki efek menormalkan tekanan darah (Sjabana & Bahalwan, 2002). 3.3 Pemanfaatan Mengkudu terhadap Tekanan Darah Tinggi Pemanfaatan buah mengkudu yaitu dengan cara meramu atau membuat jus mengkudu. Pada penderita hipertensi disediakan 2 buah mengkudu masak dihilangkan bijinya, kemudian daging buahnya dihancurkan dan diperas kemudian diambil airnya, kemudian tambah 20 ml madu asli dan diaduk kemudian disaring kembali, serta air saringannya ditambah air masak 100 ml, maka larutan inilah yang kemudian diminum sebagai obat (indomedia.com/intisari/2000). Menurut resep atau ramuan Wijayakusuma yang dikutip oleh Rukmana (2002) cara membuat jus mengkudu untuk penderita tekanan darah tinggi yaitu : sediakan 1 buah mengkudu matang dan 1 buah belimbing manis dibersihkan terlebih dahulu kemudian dihancurkan hingga menjadi jus kemudian diminum, selain itu menurut Muhammadun (2010) bisa juga disediakann 2 buah mengkudu masak dihilangkan bijinya, kemudian daging buahnya dihancurkan, diperas dan

23 disaring kemudin ditambahkan 20 ml madu diaduk dan disaring kembali, air saringannya ditambah air masak 100 ml. Cara menggunakan: diminum dan diulangi dua kali sehari. Secara normal takaran jus mengkudu yang diberiakan sebanyak 15ml/50kg berat badan, diberiakn 2 kali sehari pada pagi dan malam hari, kira - kira setengah jam sebelum makan nasi atau 2 jam sesudah makan nasi (Muhammadun, 2010).

TEKANAN DARAH TINGGI (Hipertensi)

TEKANAN DARAH TINGGI (Hipertensi) TEKANAN DARAH TINGGI (Hipertensi) DEFINISI Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi di masyarakat dewasa ini. Di tengah jaman yang semakin global,

BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi di masyarakat dewasa ini. Di tengah jaman yang semakin global, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai macam penyakit akibat gaya hidup yang tidak sehat sangat sering terjadi di masyarakat dewasa ini. Di tengah jaman yang semakin global, banyak stresor dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. melebihi 140/90 mmhg. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. melebihi 140/90 mmhg. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Hipertensi adalah peningkatan tekanan diastolik dan sistolik yang melebihi 140/90 mmhg. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu masalah kesehatan

Lebih terperinci

Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) Data menunjukkan bahwa ratusan juta orang di seluruh dunia menderita penyakit hipertensi, sementara hampir 50% dari para manula dan 20-30% dari penduduk paruh baya di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan jaman dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi pola hidup masyarakat. Banyak masyarakat saat ini sering melakukan pola hidup yang kurang baik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A BAB II TINJAUAN PUSTAKA A Remaja 1 Definisi Remaja Menurut WHO, remaja adalah masa di mana individu berkembang dari saat pertama kali menunjukkan tanda tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hipertensi 1. Definisi Hipertensi Menurut WHO menetapkan bahwa tekanan darah seseorang adalah tinggi bila tekanan sistolik (sewaktu bilik jantung mengerut) melewati batas lebih

Lebih terperinci

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan PENGANTAR KESEHATAN DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY PENGANTAR Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan meningkatkan kesehatan, cara mencegah penyakit, cara menyembuhkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. darah arteri meningkat melebihi batas normal.menurut World. (2001) seseorang dikatakan hipertensi apabila tekanan

BAB II TINJAUAN TEORITIS. darah arteri meningkat melebihi batas normal.menurut World. (2001) seseorang dikatakan hipertensi apabila tekanan BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Hipertensi Hipertensi merupakan kondisi medis dimana tekanan darah arteri meningkat melebihi batas normal.menurut World Health Organization (WHO) dalam Soenardi & Soetarjo

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. antara curah jantung (Cardiac Output = CO) dan tekanan vaskuler

BAB II TINJAUAN TEORITIS. antara curah jantung (Cardiac Output = CO) dan tekanan vaskuler BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Hipertensi Tekanan darah (Blood Pressure = BP) adalah perkalian antara curah jantung (Cardiac Output = CO) dan tekanan vaskuler perifer (Pheripheral Vascular Resistance

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sustrani, dkk (2009) dalam Putra (2014) mengatakan hipertensi sering

BAB 1 PENDAHULUAN. Sustrani, dkk (2009) dalam Putra (2014) mengatakan hipertensi sering BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sustrani, dkk (2009) dalam Putra (2014) mengatakan hipertensi sering kali disebut sebagai pembunuh perlahan-lahan (silent killer) karena termasuk penyakit yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Meningkatnya prevalensi penyakit kardiovaskuler setiap tahun menjadi masalah utama di negara berkembang dan negara maju. Berdasarkan data Global Burden of

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Penyakit hipertensi merupakan penyakit nomor satu di Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American Heart Association (2001) terjadi peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis dimana terjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis dimana terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis dimana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang mempunyai

Lebih terperinci

5/30/2013. dr. Annisa Fitria. Hipertensi. 140 mmhg / 90 mmhg

5/30/2013. dr. Annisa Fitria. Hipertensi. 140 mmhg / 90 mmhg dr. Annisa Fitria Hipertensi 140 mmhg / 90 mmhg 1 Hipertensi Primer sekunder Faktor risiko : genetik obesitas merokok alkoholisme aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan manusia di seluruh dunia saat ini ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain, demografi penuaan, urbanisasi yang cepat, dan gaya hidup tidak sehat. Salah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Hipertensi a. Pengertian Hipertensi Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dengan tekanan sistolik di atas 140 mmhg dan tekanan diastolik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Hipertensi dikenal secara umum sebagai penyakit kardiovaskular. Penyakit

I. PENDAHULUAN. Hipertensi dikenal secara umum sebagai penyakit kardiovaskular. Penyakit 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hipertensi dikenal secara umum sebagai penyakit kardiovaskular. Penyakit ini diperkirakan menyebabkan 4,5% dari beban penyakit secara global dan prevalensinya hampir

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembunuh sejati, tetapi penyakit ini digolongkan sebagai the silent killer

BAB 1 PENDAHULUAN. pembunuh sejati, tetapi penyakit ini digolongkan sebagai the silent killer BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penyakit darah tinggi yang lebih dikenal sebagai hipertensi memang bukan pembunuh sejati, tetapi penyakit ini digolongkan sebagai the silent killer (Myrank, 2009). Penyakit

Lebih terperinci

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya Diabetes type 2: apa artinya? Diabetes tipe 2 menyerang orang dari segala usia, dan dengan gejala-gejala awal tidak diketahui. Bahkan, sekitar satu dari tiga orang dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi menurut JNC 7 adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmhg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmhg. Hipertensi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bertambahnya umur manusia, terjadi proses penuaan secara degeneratif yang akan berdampak pada perubahan-perubahan pada diri manusia tersebut, tidak hanya perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri, mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi menurut kriteria JNC VII (The Seventh Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and treatment of High Blood Pressure), 2003, didefinisikan

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. menggunakan uji One Way Anova. Rerata tekanan darah sistolik kelompok

BAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. menggunakan uji One Way Anova. Rerata tekanan darah sistolik kelompok BAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 6.1 Data Hasil Penelitian Uji perbandingan antara keempat kelompok sebelum perlakuan menggunakan uji One Way Anova. Rerata tekanan darah sistolik kelompok kontrol adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keadaan cukup istirahat maupun dalam keadaan tenang. 2

BAB I PENDAHULUAN. keadaan cukup istirahat maupun dalam keadaan tenang. 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberhasilan pembangunan nasional, khususnya di bidang kesehatan, menghasilkan dampak positif, yakni meningkatnya harapan hidup penduduk di Indonesia, yaitu

Lebih terperinci

STROKE Penuntun untuk memahami Stroke

STROKE Penuntun untuk memahami Stroke STROKE Penuntun untuk memahami Stroke Apakah stroke itu? Stroke merupakan keadaan darurat medis dan penyebab kematian ketiga di Amerika Serikat. Terjadi bila pembuluh darah di otak pecah, atau yang lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal yang terpenting di dambakan oleh setiap umat

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal yang terpenting di dambakan oleh setiap umat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang terpenting di dambakan oleh setiap umat manusia. Apabila kesehatan terganggu, maka semua aktivitas akan tergangggu. Penyebab terganggunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tekanan darah adalah gaya yang diberikan oleh darah kepada dinding pembuluh darah yang dipengaruhi oleh volume darah, kelenturan dinding, dan diameter pembuluh darah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. milimeter air raksa (mmhg) (Guyton, 2014). Berdasarkan Seventh Joint National

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. milimeter air raksa (mmhg) (Guyton, 2014). Berdasarkan Seventh Joint National BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tekanan Darah 1. Definisi Tekanan Darah Menurut Guyton, tekanan darah adalah daya yang dihasilkan oleh darah terhadap setiap satuan luas dinding pembuluh yang dinyatakan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi merupakan faktor risiko utama penyakit kardiovaskuler yang merupakan penyebab utama kematian di seluruh dunia. Penyakit ini berkaitan dengan pola makan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian kerena payah jantung, infark miocardium, stroke, atau gagal. ginjal (Pierece, 2005 dalam Cahyani 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian kerena payah jantung, infark miocardium, stroke, atau gagal. ginjal (Pierece, 2005 dalam Cahyani 2012). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Lataar Belakang Masalah Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmhg atau diastolik sedikitnya 90 mmhg. Perjalanan penyakit hipertensi sangat perlahan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas) (Purwanto,

BAB I PENDAHULUAN. angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas) (Purwanto, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi adalah suatu keadaan di mana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (morbiditas)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan sangat serius saat ini. Hipertensi disebut juga sebagai the silent killer. Hipertensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. batas-batas tekanan darah normal yaitu 120/80 mmhg. Penyebab hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. batas-batas tekanan darah normal yaitu 120/80 mmhg. Penyebab hipertensi BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Hipertensi adalah kondisi tekanan darah seseorang yang berada di atas batas-batas tekanan darah normal yaitu 120/80 mmhg. Penyebab hipertensi beragam diantaranya

Lebih terperinci

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN. Pemanfaatan Mengkudu (morinda cirifolis) pada Tekanan Darah Tinggi

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN. Pemanfaatan Mengkudu (morinda cirifolis) pada Tekanan Darah Tinggi Lampiran 1 FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN Pemanfaatan Mengkudu (morinda cirifolis) pada Tekanan Darah Tinggi di Desa Beringin Pasar VII Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Oleh : Farah Indah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, gagal jantung, serangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, gagal jantung, serangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Hipertensi Hipertensi adalah suatu peningkatan dalam darah yang terdapat di dalam arteri yaitu tekanan sistolik yang mencapai angka 140 mmhg atau lebih,dan tekanan diastolik

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik responden yang mempengaruhi tekanan darah. rentang tahun dan lansia akhir pada rentang tahun.

BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik responden yang mempengaruhi tekanan darah. rentang tahun dan lansia akhir pada rentang tahun. BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik responden yang mempengaruhi tekanan darah Seluruh responden pada penelitian ini memiliki rentang usia 45-65 tahun di posyandu Lansia RW 18 dan RW 19 Kelurahan Jebres,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang harus diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi di negara maju maupun negara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. HIPERTENSI 1. Pengertian Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang tetap di atas batas normal. Seseorang dianggap terkena darah tinggi bila angka tekanan darahnya menunjukkan

Lebih terperinci

DISLIPIDEM IA. Gangguan Metabolisme Lemak (Kolesterol, Trigliserid)

DISLIPIDEM IA. Gangguan Metabolisme Lemak (Kolesterol, Trigliserid) DISLIPIDEM IA Gangguan Metabolisme Lemak (Kolesterol, Trigliserid) DISLIPIDEMIA DIS = Salah ; Gangguan LIPID = Lemak (Kolesterol, Trigliserid) DISLIPIDEMIA : gangguan metabolisme lemak Metabolisme lemak

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Tekanan darah adalah desakan darah terhadap dinding-dinding arteri ketika

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Tekanan darah adalah desakan darah terhadap dinding-dinding arteri ketika BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Tekanan Darah dan Hipertensi 2.1.1. Pengertian Tekanan Darah Tekanan darah adalah desakan darah terhadap dinding-dinding arteri ketika darah tersebut dipompa dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hipertensi 1. Definisi Hipertensi adalah tekanan darah sistolik 140 mmhg dan tekanan darah diastolic 90 mmhg atau buila pasien memakai obat hipertensi. (7) 2. Manifestasi Klinis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami berbagai perkembangan penyakit yang bersifat degeneratif.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami berbagai perkembangan penyakit yang bersifat degeneratif. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi alam dan masyarakat saat ini sangat kompleks sehingga banyak masalah kesehatan yang muncul. Saat ini masyarakat modern banyak mengalami berbagai perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. degeneratif seperti jantung koroner dan stroke sekarang ini banyak terjadi

BAB I PENDAHULUAN. degeneratif seperti jantung koroner dan stroke sekarang ini banyak terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemasalahan kesehatan yang berkaitan dengan penyakit degeneratif seperti jantung koroner dan stroke sekarang ini banyak terjadi di dunia. Stroke merupakan penyakit neurologi

Lebih terperinci

MAKALAH FARMAKAKOLOGI

MAKALAH FARMAKAKOLOGI MAKALAH FARMAKAKOLOGI TENTANG HIPERTENSI DISUSUN OLEH ISMARDANI SAFITRI DI BIMBING OLEH SUMARYATI, S.Farm AKADEMI KEPERAWATAN DHARMA HUSADA PEKANBARU T.A 2013 i Kata Pengantar Puji dan Syukur Penulis Panjatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Jantung Koroner 1. Definisi Jantung Koroner Jantung koroner adalah suatu penyakit kelainan yang disebabkan oleh penyempitan atau penghambatan pembuluh arteri yang mengalirkan

Lebih terperinci

Penyumbatan Pembuluh Darah

Penyumbatan Pembuluh Darah Penyumbatan Pembuluh Darah Penyumbatan pada syaraf otak dikarenakan adanya plak pada pembuluh darah. Plak pada pembuluh darah diakibatkan oleh: 1. Kadar kolesterol total dan LDL tinggi. Selain asupan makanan,

Lebih terperinci

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009 BAB V KOLESTEROL TINGGI Kolesterol selalu menjadi topik perbincangan hangat mengingat jumlah penderitanya semakin tinggi di Indonesia. Kebiasaan dan jenis makanan yang dikonsumsi sehari-hari berperan penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah secara kronik. Joint National Committee VII (the Seventh US National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Glukosa Darah Glukosa darah adalah istilah yang mengacu kepada tingkat glukosa di dalam darah. Konsentrasi gula darah, atau tingkat glukosa serum, diatur dengan ketat di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi merupakan masalah yang sering dijumpai baik pada negara maju maupun negara berkembang dan menjadi salah satu penyebab kematian paling sering di dunia. Hipertensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tekanan darah adalah gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap dinding pembuluh darah, bergantung pada volume darah dan distensibilitas dinding pembuluh darah (Sherwood,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 29 orang, PNS yang mengajar di SD N Pujokusuman 1 Yogyakarta sebanyak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 29 orang, PNS yang mengajar di SD N Pujokusuman 1 Yogyakarta sebanyak BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Responden Penelitian mengambil tempat di dalam ruangan kerja karyawan kantor dan ruang guru di sekolah-sekolah negeri. Responden dalam penelitian ini terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada beban Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 1. Masalah penyakit menular masih merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat karena banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi adalah salah satu penyakit yang paling umum melanda dunia. Hipertensi merupakan tantangan kesehatan masyarakat, karena dapat mempengaruhi resiko penyakit

Lebih terperinci

POLA PERESEPAN OBAT PADA PENDERITA HIPERTENSI DI APOTEK SEHAT FARMA KLATEN TAHUN 2010

POLA PERESEPAN OBAT PADA PENDERITA HIPERTENSI DI APOTEK SEHAT FARMA KLATEN TAHUN 2010 POLA PERESEPAN OBAT PADA PENDERITA HIPERTENSI DI APOTEK SEHAT FARMA KLATEN TAHUN 2010 Farida Rahmawati, Anita Agustina INTISARI Hipertensi adalah kenaikan tekanan darah arteri melebihi normal dan kenaikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ginjal Ginjal merupakan organ ekskresi utama pada manusia. Ginjal mempunyai peran penting dalam mempertahankan kestabilan tubuh. Ginjal memiliki fungsi yaitu mempertahankan keseimbangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tekanan darah secara umum dapat diartikan sebagai gaya dorong darah terhadap dinding pembuluh darah arteri. Tekanan darah dicatat dengan dua angka yaitu angka tekanan

Lebih terperinci

SISTEM CARDIOVASCULAR

SISTEM CARDIOVASCULAR SISTEM CARDIOVASCULAR Forewords Jantung (bahasa Latin, cor) adalah sebuah rongga, rongga, organ berotot yang memompa darah lewat pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang berulang. Istilah kardiak berarti

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN A. PENGARUH PEMBERIAN PISANG AMBON TERHADAP. kelompok kontrol pemberian pisang ambon, rata-rata tekanan darah sistolik

BAB V PEMBAHASAN A. PENGARUH PEMBERIAN PISANG AMBON TERHADAP. kelompok kontrol pemberian pisang ambon, rata-rata tekanan darah sistolik BAB V PEMBAHASAN A. PENGARUH PEMBERIAN PISANG AMBON TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kepada 20 responden pada kelompok kontrol pemberian pisang ambon, rata-rata

Lebih terperinci

Manfaat Terapi Ozon Manfaat Terapi Ozon Pengobatan / Terapi alternatif / komplementer diabetes, kanker, stroke, dll

Manfaat Terapi Ozon Manfaat Terapi Ozon Pengobatan / Terapi alternatif / komplementer diabetes, kanker, stroke, dll Manfaat Terapi Ozon Sebagai Pengobatan / Terapi alternatif / komplementer untuk berbagai penyakit. Penyakit yang banyak diderita seperti diabetes, kanker, stroke, dll. Keterangan Rinci tentang manfaat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam tekanan darah setiap hari. Tekanan darah merupakan. faktor yang amat penting pada sistem sirkulasi.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam tekanan darah setiap hari. Tekanan darah merupakan. faktor yang amat penting pada sistem sirkulasi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada masyarakat modern, semua orang akan berhadapan dengan berbagai macam tekanan darah setiap hari. Tekanan darah merupakan faktor yang amat penting pada sistem sirkulasi.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat melaksanakan masing-masing tugasnya (Kertohoesodo, 1979).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat melaksanakan masing-masing tugasnya (Kertohoesodo, 1979). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi 2.1.1 Tekanan Darah Tekanan darah adalah gaya atau dorongan darah ke dinding arteri saat darah dipompa keluar dari jantung ke seluruh tubuh. Gaya yang menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada populasi umum, pria lebih banyak yang menderita penyakit ini dari pada wanita (pria 39 % dan wanita

Lebih terperinci

Tips kesehatan, berikut ini 7 makanan yang menurunkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh anda :

Tips kesehatan, berikut ini 7 makanan yang menurunkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh anda : Tips Alami Turunkan Kolestrol Dengan Cepat Sahabat, tips kesehatan. Dalam keadaan normal atau stabil, kolesterol memang memiliki beberapa fungsi penting dalam tubuh manusia. Beberapa fungsi kolesterol

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan teoritik A.1. Hipertensi a. Definisi : Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang adalah 140 mmhg (tekanan sistolik) dan atau 90 mmhg (tekanan darah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya regang atau distensibilitas dinding pembuluh (seberapa mudah pembuluh tersebut

BAB I PENDAHULUAN. daya regang atau distensibilitas dinding pembuluh (seberapa mudah pembuluh tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tekanan darah merupakan gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap dinding pembuluh, bergantung pada volume darah yang terkandung di dalam pembuluh dan daya regang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyakit kronis yang paling sering terjadi baik pada negara maju maupun negara berkembang. Menurut klasifikasi JNC VII

Lebih terperinci

Prevalensi hipertensi berdasarkan yang telah terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan pengukuran tekanan darah terlihat meningkat dengan bertambahnya

Prevalensi hipertensi berdasarkan yang telah terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan pengukuran tekanan darah terlihat meningkat dengan bertambahnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit hipertensi atau disebut juga tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan ketika tekanan darah di pembuluh darah meningkat secara kronis. Tekanan darah pasien

Lebih terperinci

PERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO

PERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO PERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO PADA FOTO THORAX STANDAR USIA DI BAWAH 60 TAHUN DAN DI ATAS 60 TAHUN PADA PENYAKIT HIPERTENSI DI RS. PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI PENGUNJUNG PUSKESMAS MANAHAN DI KOTA SURAKARTA

FAKTOR-FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI PENGUNJUNG PUSKESMAS MANAHAN DI KOTA SURAKARTA FAKTOR-FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI PENGUNJUNG PUSKESMAS MANAHAN DI KOTA SURAKARTA Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijasah S1 Kesehatan Masyarakat Disusun Oleh:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering

BAB I PENDAHULUAN. penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan penurunan fungsi organ tubuh, maka resiko terjadinya penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering terjadi pada lansia antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat yang terutama tinggal di kota-kota besar cenderung mempunyai pola makan yang tidak sehat, karena sering mengonsumsi makanan siap saji, hal ini meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Pemeliharaan Kesehatan terhadap Penyakit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Pemeliharaan Kesehatan terhadap Penyakit BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Pemeliharaan Kesehatan terhadap Penyakit Sindrom Metabolik Upaya pemeliharaan kesehatan meliputi aspekaspek promotif, preventif, kuratif, serta rehabilitatif secara tidak

Lebih terperinci

Mitos dan Fakta Kolesterol

Mitos dan Fakta Kolesterol Mitos dan Fakta Kolesterol Oleh admin Selasa, 01 Juli 2008 09:19:20 Apakah mengonsumsi makanan yang mengandung kolesterol tidak baik bagi tubuh? Apakah kita tak boleh mengonsumsi makanan berkolesterol?

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. Hipertensi didefinisikan sebagai kenaikan secara pasti tekanan darah arteri

BAB II TINJAUAN TEORI. Hipertensi didefinisikan sebagai kenaikan secara pasti tekanan darah arteri BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Hipertensi didefinisikan sebagai kenaikan secara pasti tekanan darah arteri pada angka 140/90 mmhg atau lebih. Dibedakan bahwa hipertensi sistolik mengarah pada tekanan

Lebih terperinci

Sistem Ekskresi Manusia

Sistem Ekskresi Manusia Sistem Ekskresi Manusia Sistem ekskresi merupakan sistem dalam tubuh kita yang berfungsi mengeluarkan zatzat yang tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh dan zat yang keberadaannya dalam tubuh akan mengganggu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Tekanan diastolik adalah tekanan terendah yang terjadi saat jantung beristirahat.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Tekanan diastolik adalah tekanan terendah yang terjadi saat jantung beristirahat. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Tekanan Darah 1.1 Pengertian Tekanan Darah Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri. Tekanan puncakterjadi saat ventrikel berkontraksi dan disebut tekanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kebiasaan adalah perilaku yang sering kita ulang-ulang baik secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kebiasaan adalah perilaku yang sering kita ulang-ulang baik secara BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kebiasaan 1. Pengertian Kebiasaan adalah perilaku yang sering kita ulang-ulang baik secara sengaja atapun tidak sengaja dan perilaku atau kebiasaan tersebut sudah kita lakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahun 2000, World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa dari statistik kematian didunia, 57 juta kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jeanny Ivones (G2B ) Ilmu Keperawatan Universitas Diponegoro Page 1

BAB I PENDAHULUAN. Jeanny Ivones (G2B ) Ilmu Keperawatan Universitas Diponegoro Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hampir semua reaksi biokimia yang terjadi di dalam tubuh tergantung dari keseimbangan air dan elektrolit. Konsentrasi cairan di dalam sel (cairan intra sel) dan di luar

Lebih terperinci

SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA

SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA A. GINJAL SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA Sebagian besar produk sisa metabolisme sel berasal dari perombakan protein, misalnya amonia dan urea. Kedua senyawa tersebut beracun bagi tubuh dan harus dikeluarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rokok Pengetahuan tentang merokok yang perlu diketahui antara lain meliputi definisi merokok, racun yang terkandung dalam rokok dan penyakit yang dapat ditimbulkan oleh rokok.

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik Responden yang Memengaruhi Tekanan Darah

BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik Responden yang Memengaruhi Tekanan Darah BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden yang Memengaruhi Tekanan Darah Beberapa faktor yang memengaruhi tekanan darah antara lain usia, riwayat hipertensi, dan aktivitas atau pekerjaan. Menurut tabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam waktu mendatang jumlah golongan usia lanjut akan semakin bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang, termasuk Indonesia. Bertambahnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan penyakit yang terjadi akibat peningkatan tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari sama dengan 90mmHg untuk diastolik.

Lebih terperinci

Bab 1: Mengenal Hipertensi. Daftar Isi

Bab 1: Mengenal Hipertensi. Daftar Isi Bab 1: Mengenal Hipertensi Daftar Isi Pengantar... vii Bab 1. Mengenal Hipertensi... 1 Bab 2. Faktor Risiko... 11 Bab 3. Diagnosis... 17 Bab 4. Komplikasi Hipertensi... 27 Kiat Menghindari Stroke... 33

Lebih terperinci

Gejala Awal Stroke. Link Terkait: Penyumbatan Pembuluh Darah

Gejala Awal Stroke. Link Terkait: Penyumbatan Pembuluh Darah Gejala Awal Stroke Link Terkait: Penyumbatan Pembuluh Darah Bermula dari musibah yang menimpa sahabat saya ketika masih SMA di Yogyakarta, namanya Susiana umur 52 tahun. Dia sudah 4 hari ini dirawat di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan gaya hidup seperti merokok, inaktivitas fisik, stres psikososial, dan pola makan siap saji membawa konsekuensi terhadap berkembangnya penyakit degeneratif

Lebih terperinci

PENGATURAN JANGKA PENDEK. perannya sebagian besar dilakukan oleh pembuluh darah itu sendiri dan hanya berpengaruh di daerah sekitarnya

PENGATURAN JANGKA PENDEK. perannya sebagian besar dilakukan oleh pembuluh darah itu sendiri dan hanya berpengaruh di daerah sekitarnya MAPPING CONCEPT PENGATURAN SIRKULASI Salah satu prinsip paling mendasar dari sirkulasi adalah kemampuan setiap jaringan untuk mengatur alirannya sesuai dengan kebutuhan metaboliknya. Terbagi ke dalam pengaturan

Lebih terperinci

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB II TINJUAN PUSTAKA BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Kebugaran Jasmani. a. Definisi Kebugaran Jasmani. Kebugaran jasmani adalah kemampuan untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan sehari-hari dan adaptasi terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. disebut the silence disease. Penyakit ini juga dikenal sebagai heterogenous

BAB I PENDAHULUAN UKDW. disebut the silence disease. Penyakit ini juga dikenal sebagai heterogenous BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Salah satu penyakit yang sering dijumpai di masyarakat adalah tekanan darah tinggi atau hipertensi. Hipertensi adalah kondisi medis dimana terjadi peningkatan tekanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap tahun lebih dari 36 juta orang meninggal karena penyakit tidak menular (PTM) (63% dari seluruh kematian) di dunia. Lebih dari 9 juta kematian yang disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diseluruh dunia baik di negara berkembang maupun negara yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. diseluruh dunia baik di negara berkembang maupun negara yang sedang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbagai laporan terkini mengindikasikan bahwa prevalensi obesitas diseluruh dunia baik di negara berkembang maupun negara yang sedang berkembang telah meningkat dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi di Indonesia rata-rata meliputi 17% - 21% dari keseluruhan populasi orang dewasa artinya, 1 di antara 5 orang dewasa menderita hipertensi. Penderita hipertensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kanan/left ventricle hypertrophy (untuk otot jantung). Dengan target organ di otak

BAB I PENDAHULUAN. kanan/left ventricle hypertrophy (untuk otot jantung). Dengan target organ di otak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi adalah keadaan peningkatan tekanan darah yang memberi gejala yang akan berlanjut ke suatu organ target seperti stroke (untuk otak), penyakit jantung koroner

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain pada penelitian ini adalah penelitian korelasi yang menunjukkan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain pada penelitian ini adalah penelitian korelasi yang menunjukkan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain pada penelitian ini adalah penelitian korelasi yang menunjukkan hubungan antara tingkat kebugaran jasmani dengan tekanan darah sistolik pada mahasiswa

Lebih terperinci

1 Universitas Kristen Maranatha

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tekanan darah merupakan salah satu tanda vital kehidupan manusia. Tekanan darah dibagi menjadi tekanan sistolik yaitu tekanan dalam arteri saat jantung berdenyut (ketika

Lebih terperinci