BAB II KAJIAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Konsep Perdagangan Internasional Ekonomi perdagangan di awal peradaban manusia terlihat sangat sederhana. Saat itu, setiap kegiatan perekonomian dilakukan secara barter. Seiring dengan perkembangan teknologi, terbentuknya spesialisasi, dan semakin banyaknya macam barang yang dibutuhkan manusia, menimbulkan kondisi perdagangan semakin meluas. Hal ini menjadikan perdagangan tidak hanya antar masyarakat disuatu daerah atau suatu negara, tapi meluas pada perdagangan internasional (Murni, 2006 : 215). Menurut Tambunan (2001 : 1), perdagangan internasional adalah perdagangan antara atau lintas negara yang yang meliputi kegiatan ekspor dan impor. Perdagangan internasional dibagi menjadi 2 kategori, yakni perdagangan barang (fisik) dan perdagangan jasa. Perdagangan jasa antara lain, terdiri dari biaya transportasi, perjalanan (travel), asuransi, pembayaran bunga. Nopirin (2000 : 26) mengatakan perdagangan antar dua negara akan timbul karena adanya perbedaan permintaan dan penawaran. Perbedaan permintaan tersebut disebabkan oleh jumlah dan jenis kebutuhan, jumlah pendapatan, kebudayaan, selera, dan sebagainya. Segi penawaran, 14

2 disebabkan oleh perbedaan faktor produksi baik kualitas, kuantitas maupun dalam hal komposisi faktor-faktor produksi tersebut. Perbedaan faktor produksi akan membedakan tingkat produktivitas tiap negara. Faktor harga juga menentukan adanya perbedaan harga komparatif antar negara menyebabkan timbulnya arus persaingan perdagangan internasional. Secara umum, perdagangan internasional dapat dibedakan menjadi dua, yaitu ekspor dan impor. Ekspor adalah penjualan barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara ke negara lainnya. Impor adalah arus kebalikan daripada ekspor, yaitu barang dari luar negeri yang masuk ke suatu negara (Samuelson, dkk. 1997:481). Impor Indonesia dibedakan menjadi dua sektor yaitu migas dan non migas Terjadinya Perdagangan Antar Negara Dari sudut lain dapat pula dilihat bahwa perdagangan internasional itu dapat dipergunakan untuk melihat apakah pemenuhan akan barang dan jasa sudah terpenuhi atau tidak. Sebenarnya pemerintah mempunyai kewajiban untuk menyediakan barang dan jasa yang diperlukan oleh penduduknya. Namun tidak dapat dihindarkan bahwa negara tersebut belum bisa memenuhi kebutuhan atau ada kemungkinan alat pemuas belum bisa dihasilkan didalam negeri, sehingga harus didatangkan dari luar negeri. Kondisi inilah yang melahirkan adanya transaksi oleh suatu negara ke negara lain. 15

3 Negara sebenarnya tidak melakukan pertukaran atau perdagangan, yang melakukannya adalah penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain. Penduduk ini bisa seorang warga biasa, bisa sebuah perusahaan ekspor, bisa sebuah perusahaan impor, bisa sebuah perusahaan industri, bisa sebuah perusahaan negara, dan bisa pula sebuah departemen pemerintahan (Boediono, 2000 : 9). Seiring dengan berkembangnya kebutuhan dan keterbatasan sumber daya serta teknologi yang dimiliki oleh masing-masing Negara dalam menghasilkan barang dan jasa mendorong adanya hubungan ekonomi atau hubungan dagang antarnegara Teori-teori Perdagangan Internasional Menurut Boediono (2000 : 10), perdagangan merupakan suatu proses tukar menukar yang didasarkan atas kehendak sukarela dari masing-masing pihak. Pertukaran yang terjadi karena pasaan, ancaman perang dan sebagainya tidak termasuk dalam arti perdagangan yang dimaksud. Masingmasing harus mempunyai kebebasan untuk menentukan untung rugi pertukaran tersebut dari sudut kepentingan masing-masing dan kemudian menentukan apakah ia mau melakukan pertukaran atau tidak. Boediono (2000 : 9) juga menjelaskan bahwa, negara sebetulnya tidak berdagang dengan negara lain, tetapi yang melakukan perdagangan atau pertukaran adalah penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain. Penduduk ini bisa seorang warga biasa, bisa sebuah perusahaan ekspor, bisa sebuah perusahaan impor, bisa sebuaah perusahaan industri, bisa sebuah 16

4 perusahaan negara, dan bisa pula sebuah departemen pemerintahan. Perdagangan luar negeri hanyalah sebuah kependekan bagi kegiatan pertukaran antar penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain. Perdagangan Internasional dapat diartikan sebagai transaksi dagang antara subyek ekonomi negara yang satu dengan subyek ekonomi negara yang lain, baik mengenai barang atupun jasa-jasa. Adapun subyek ekonomi yang dimaksud adalah penduduk yang terdiri dari warga negara biasa, perusahaan ekspor, perusahaan impor, perusahaan industri, perusahaan negara ataupun departemen pemerintah yang dapat dilihat dari neraca perdagangan (Sobri, 2001:2 dalam Yuliarmi, 2006). Perdagangan internasional memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik produksi yang lebih modern dan cara-cara memimpin perusahaan yang lebih modern. Yang lebih penting lagi perdagangan luar negeri memungkinkan negara tersebut mengimpor mesin atau alat-alat yang lebih modern untuk mewujudkan teknik produksi dan cara produksi yang lebih baik. Keuntungan ini terutama akan dinikmati oleh negara-negara berkembang. Sebab di negara-negara tersebut kegiatan ekonominya masih menggunakan teknik produksi dan manajemen tradisional. Oleh karena produktivitasnya masih sangat rendah dan produksinya terbatas. Dengan mengimpor teknologi yang lebih modern negara tersebut dapat menaikan tingkat produktivitasnya dan akan dapat mempercepat pertumbuhan produksi nasional (Sukirno, 1994 : 34). 17

5 Teori-teori dalam perdagangan internasional dapat membantu menjelaskan arah serta komposisi perdagangan antara beberapa negara serta bagaimana pengaruh-pengaruh terhadap perekonomian suatu negara. Beberapa teori yang menerangkan tentang timbulnya perdagangan internasional pada dasarnya adalah sebagai berikut: a. Teori Klasik Menurut Adam Smith, suatu negara akan mengekspor barang tertentu karena negara tersebut bisa menghasilkan barang dengan biaya yang secara mutlak lebih murah daripada negara lain, yaitu karena memiliki keunggulan mutlak dalam produksi brang tersebut. Keunggulan mutlak oleh Adam Smith merupakan kemampuan suatu negara untuk menghasilkan suatu barang dan jasa per unit dengan menggunakan sumber daya yang lebih sedikit dibanding dengan kemampuan negara-negara lain (Deliarnov, 1995 : 1998). Dalam hal kita menghadapi kasus dimana suatu negara memiliki keunggulan mutlak dalam produksi semua barang, selalu apakah ini berarti negara tersebut akan mengekspor semua barang dan jasa dan sama negara tersebut sama sekali tidak mengimpor? Teori keunggulan mutlak akan menjawab ya. Tetapi ekonomi klasik lainnya David Ricardo mengatakan tidak. Dalam hal ini, Ricardo memiliki teori keunggulan komparatif. Ricardo menyatakan bahwa suatu negara hanya akan mengekspor barang yang mempunyai keunggulan komparatif tinggi dan mengimpor barang yang memiliki keunggulan komparatif 18

6 rendah, yaitu suatu barang yang dapat dihasilkan dengan lebih murah dan mengimpor barang yang kalau dihasilkan sendiri memerlukan biaya yang besar (Boediono, 2000 : 21). b. Teori Modern : Hecksher Ohlin Perkembangan teori perdagangan internasional selanjutnya dikembangkan oleh ahli ekonomi Swedia yaitu Eli Hecksher dan Berti Ohlin, dimana kedua ahli ekonomi ini terkenal, dan teori Hecksher Ohlin ini adalah teori faktor proporsi. Teori yang lebih modern yang mengatakan bahwa terjadinya perdagangan internasional disebabkan karena adanya perbedaan relatif faktor-faktor pemberian dan intensitas penggunaan faktor produksi (Lindert, 2003 : 35). Hecksher Ohlin yang menyatakan bahwa setiap negara akan mengekspor barang diproduksinya menggunakan faktor produksi yang persediannya melimpah dan murah serta menyimpan barang yang produksinya menggunakan sektor produksi yang persediannya langka dan mahal secara intensif Teori Impor Secara umum dalam perdagangan internasional ada dua macam kegiatan yaitu, ekspor dan impor. Impor adalah pembelian barang atau jasa asing atau barang dan jasa yang masuk ke suatu Negara. Jika perusahaan menjual produknya secara lokal, mereka dapat manfaat karena harga lebih murah dan kualitas lebih tinggi dibandingkan pasokan dari dalam negeri. 19

7 Impor juga sangat dipengaruhi 2 faktor yakni, pajak dan kuota. Tingkat impor dipengaruhi oleh hambatan peraturan perdagangan. Pemerintah mengenakan tariff (pajak) pada produk impor. Pajak itu biasanya dibayar langsung oleh importir, yang kemudian akan membebankan kepada konsumen berupa harga lebih tinggi dari produknya. Demikianlah sebuah produk mungkin berharga terlalu tinggi dibandingkan produk yang berasal dari dalam negeri. Ketika pemerintah asing menerapkan tariff, kemampuan perusahaan asing untuk bersaing di Negara-negara itu dibatasi. Pemerintah juga dapat menerapkan kuota pada produk impor, yang membatasi jumlah produk yang dapat diimpor. Jenis hambatan perdagangan seperti ini bahkan lebih membatasi dibandingkan tarif, karena secara eskpilit menetapkan batas jumlah yang dapat diimpor. Impor mempunyai sifat yang berlawanan dengan ekspor, dimana makin besar impor dari satu sisi baik, karena berguna untuk menyediakan kebutuhan akan barang dan jasa untuk kebutuhan penduduk suatu negara, namun di sisi lain bisa mematikan produk dan jasa sejenis dalam negeri, dan yang paling mendasar adalah dapat mengurangi pendapatan negara yang bersangkutan. Dalam melakukan kegiatan impor diperlukan suatu tata cara impor agar kegiatan perdagangan internacional dapat berjalan dengan lancar. Tata cara atau prosedur pelaksanaan impor adalah sebagai berikut. 20

8 Gambar 2.1 : Tata Cara atau Prosedur Pelaksanaan Impor B Supplier Seller Bank luar 3 Negeri 4 G Luar negeri 1 Dalam negeri 5 2 Maskapai 6 8 Importer Bank dalam pelayaran C A Buyer 10 Negeri F 7 9 Pabean D Sumber : Hutabarat ( ) Asuransi E Keterangan : 1) IMPORTIR menempatkan order (pesanan) kepada eksportir di luar negeri (A-B). 2) IMPORTIR membuka LETTER OF CREDIT untuk dan atas nama EKSPORTIR di luar negeri melalui bank di luar negeri (opening bank) (A-F). 21

9 3) Bank menyelenggarakan pembukaan L/C untuk EKSPORTIR melalui KORESPONDENNYA di negara eksportir (F-G). 4) SHIPPING DOCUMENTS diterima oleh bank di dalam negeri dari korespondennya di luar negeri (G-F). 5) Bank di dalam negeri mengakseptir dan menghonorir WESEL yang ditarik oleh eksportir dan yang dikirimkan dengan shipping documents kepada importir (F-A). 6) Importir menyerahkan Bill of lading kepada maskapai pelayaran ( atau agennya) yang menyangkut barang-barang itu untuk ditukarkan dengan DO ( Delivery Order) ( A-C). 7) Importir menyelesaikan bea-bea masuk dengan PABEAN ( A-D). 8) Importir mengambil barang-barang dari maskapai pelayaran setelah semua formalitas impor terpenuhi ( A-C). 9) Importir mengajukan claims ( ganti rugi) kepada eksportir/kepada maskapai asuransi, dalam hal kedapatan kerusakan atau kekurangan ( A-E dan A-B). 10) Melunasi WESEL pada hari jatuh temponya, kalau hal itu belum diselesaikan sebelumnya dengan baik (A-F) 22

10 Berdasarkan laporan indikator Indonesia komposisi impor menurut golongan penggunaan barang ekonomi dapat dibedakan atas tiga kelompok, yaitu: 1) Impor barang-barang konsumsi, terutama untuk barang-barang yang belum dapat dihasilkan di dalam negeri atau untuk memenuhi tambahan permintaan yang belum mencukupi dan produksi dalam negeri, yang meliputi makanan dan minuman untuk rumah tangga, bahan bakar dan pelumas olahan, alat angkut bukan industri, barang tahan lama serta barang tidak tahan lama. 2) Impor bahan baku dan bahan penolong, yang meliputi makanan dan minuman untuk industri, bahan bakar dan pelumas serta suku cadang dan perlengkapan. 3) Impor barang modal, yang meliputi barang modal selain alat angkut, mobil penumpang dan alat angkut untuk industry Teori produksi Produksi adalah suatu kegiatan yang mengubah input menjadi output (Sugiarto, 2002:202). Input dapat terdiri dari barang atau jasa yang digunakan dalam proses produksi dan output adalah barang atau jasa yang dihasilkan dari suatu proses produksi. Faktor-faktor produksi adalah bendabenda yang disediakan oleh alam atau diciptakan oleh manusia yang dapat 23

11 digunakan untuk memproduksi barang-barang dan jasa. Faktor-faktor produksi dalam perekonomian dibedakan dalam empat jenis: 1) Tanah dan sumber alam Faktor produksi ini disediakan oleh alam meliputi tanah berbagai barang tambang dan hasil hutan serta sumber alam yang dapat dijadikan modal. 2) Tenaga kerja Faktor produksi tenaga kerja dikategorikan sebagai faktor produksi asli. Dalam faktor produksi tenaga kerja, terkandung unsur fisik, pikiran, serta kemampuan yang dimiliki oleh tenaga kerja. 3) Modal Yang dimaksud dengan modal adalah barang-barang atau peralatan yang dapat digunakan untuk melakukan proses produksi. 1) Keahlian Faktor kewirausahaan adalah keahlian atau keterampilan yang digunakan seseorang dalam mengkoordinasikan faktorfaktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Sebaik apapun faktor produksi alam, tenaga manusia, serta modal yang dipergunakan dalam proses produksi, jika dikelola dengan tidak baik, hasilnya tidak akan maksimal. Dalam masyarakat Negara-negara berkembang, faktor-faktor produksi yang tersedia relative terbatas jumlahnya. Kemampuan untuk memproduksi barang dan jasa adalah jauh lebih rendah 24

12 daripada kebutuhan masyarakat tersebut. Di beberapa Negara berkembang seperti Indonesia, hasil kelautan lebih kecil daripada penduduknya. Maka dari itu diperlukan suatu perdagangan dalam mencukupi kebutuhan tersebut Hubungan Produksi dengan Impor Impor merupakan kebocoran dalam pendapatan nasional. Jumlah impor ditentukan oleh kesanggupan atau kemampuan dalam menghasilakan barang-barang yang bersaing dengan buatan luar negeri. Kalau kemampuan produksi rendah, jumlah impor akan naik begitu juga sebaliknya (Deliarnov, 1995: 204). Dalam hal ini, hubungan antara produksi dengan impor memiliki hubungan negativ. Dimana peningkatan produksi akan mengurangi impor Teori Konsumsi Konsumsi merupakan terjemahan dari bahasa inggris consumption yang berarti perbelanjaan yang dilakukan oleh rumah tangga ke atas barangbarang akhir perbelanjaan tersebut. Dalam analisis Makro Ekonomi, pergantian konsumsi perlu dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah. Apabila suatu keluarga membeli peralatan rumah seperti meja makan dan tempat tidur, maka pengeluaran ini digolongkan sebagai konsumsi rumah tangga. Dan apabila pemerintah 25

13 membeli kertas, alat-alat tulis dan peralatan kantor, pengeluaran seperti ini digolongkan sebagai konsumsi pemerintas. Konsumsi rumah tangga memberikan sumbangan yang paling besar kepada pendapatan nasional. Dibanyak negara, pengeluaran konsumsi sekitar persen dari pendapatan nasional. Konsumsi rumah tangga mempunyai pengaruh yang sangat penting dalam menentukan fluktuasi kegiatan ekonomi. Dimana besar multiplier dalam perekonomian sangat bergantung kepada kecondongan konsumsi marginal (MPC). Makin tinggi MPC makin tinggi besar perubahan kegiatan ekonomi dan pendapatan nasional yang akan berlaku sebagai akibat dari sejumlah perubahan dalam pengeluaran atau pembelanjaan agregat. Dalam perekonomian terbuka pengeluaran konsumsi terpecah menjadi dua, yaitu pengeluaran konsumsi untuk barang-barang buatan dalam negeri dan barang-barang buatan luar negeri (impor). Jelas disini bahwa sebagian kenaikan konsumsi mengakibatkan kenaikan impor Hubungan Konsumsi dengan Impor Peningkatan agregat (dari sisi konsumsi) di dalam negeri dapat meningkatkan impor melalui peningkatan pendapatan nasional (Lindert,2003:315). Lindert mengatakan bahwa impor mengikuti pengeluaran nyata secara keseluruhan atau penyerapan dalam perekonomian. Semakin banyak berbelanja barang dan jasa, maka terdapat 26

14 kecendrungan untuk berbelanja dari luar negeri ( barang impor 0. Dalam hal ini antar komsumsi dan impor memiliki hubungan positif, dimana peningkatan konsumsi akan diikuti dengan peningkatan impor Teori Produk Domestik Bruto (PDB) PDB diyakini sebagai indikator ekonomi terbaik dalam menilai perkembangan ekonomi suatu negara. Perhitungan pendapatan nasional ini mempunyai ukuran makro utama tentang kondisi suatu negara. Pada umumnya perbandingan kondisi antar negara dapat dilihat dari pendapatan nasionalnya sebagai gambaran, Bank Dunia menentukan apakah suatu negara berada dalam kelompok negara maju atau berkembang melalui pengelompokan besarnya PDB, dan PDB suatu negara sama dengan total pengeluaran atas barang dan jasa dalam perekonomian (Herlambang dkk, 2001:16). Pendapatan nasional merupakan nilai yang diterima oleh semua lapisan masyarakat di negara yang bersangkutan selama kurun tahun waktu tertentu (biasanya satu tahun) yang diperoleh sebagai balas jasa atas faktor produksi yang disumbangkan atau dijual kepada perusahaan (Deliarnov, 1995:34). Menurut (Sukirno, 2004:34) pendapatan nasional adalah jumlah dari pendapatan faktor faktor produksi yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa dalam satu tahun tertentu. Adapun cara untuk menghitung besarnya pendapatan nasional yang diciptakan oleh 27

15 perekonomian suatu negara dapat menggunakan tiga cara perhitungan, yaitu. 1) Metode Produksi (Production approach) Yaitu menghitung besarnya pendapatan nasional dengan cara menjumlahkan seluruh nilai produksi dari barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai sektor ekonomi dalam suatu negara berdasarkan harga yang berlaku selama periode tertentu (satu tahun). Sektor industri dapat diklasifikasikan menjadi 11 sektor industri, yang biasanya terbagi menjadi 3 kelompok besar, antara lain : 1. sektor primer 2. sektor sekunder 3. sektor tersier Biasanya value added tiap sektor yi : Vas = Ops Ips.. (1) Sedangkan PDBnya diperoleh dengan : PDB = VAsp + Vass + Vast. (2) 2) Metode Pendapatan (Income Approach) Yaitu menghitung besarnya pendapatan nasional denga cara menjumlahkan seluruh pendapatan yang diterima oleh pemilik faktor produksi yang telah dipergunakan dalam proses produksi pada suatu negara selama periode tertentu (satu tahun). PDB = sewa + upah + bunga + laba.(3) 28

16 Dimana sewa adalah pendapatan pemilik faktor produksi tetap seperti timah, upah untuk tenaga kerja, bunga untuk pemilik modal dan laba untuk pengusaha. 3) Metode Pengeluaran (Expenditure Approach) Yaitu menghitung besarnya pendapatan nasional dengan cara menjumlahkan seluruh pengeluaran atas barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara selama periode tertentu (satu tahun). Pengeluaran tersebut meliputi pengeluaran konsumsi rumah tangga, investasi perusahaan, pengeluaran konsumsi/belanja pemerintah dan ekspor netto. PDB = C + I + G + (X-M)...(4) Keterangan : C = Konsumsi Rumah Tangga I = Investasi G = Pengeluaran Pemerintah (konsumsi/belanja pemerintah) (X-M) = Ekspor Impor Produk Domestik Bruto (gross domestic product, GDP) adalah total nilai atau harga pasar (market prices) dari seluruh barang dan jasa akhir (final goods and services) yang dihasilkan oleh suatu perekonomian selama kurun waktu tertentu (biasanya 1 tahun). Produk Domestik Bruto merupakan salah satu ukuran atau indicator yang secara luas digunakan untuk mengukur kinerja ekonomi (economic performance) atau kegiatan makro ekonomi dari suatu negara (Nanga Muana, 2005 : 13). Produk Domestik Bruto (PDB) diyakini sebagai indikator ekonomi terbaik dalam menilai perkembangan ekonomi suatu negara. Perhitungan pendapatan nasional ini mempunyai ukuran makro utama tentang kondisi 29

17 suatu negara. Pada umunya perbandingan kondisi antar negara dapat dilihat dari pendapatan nasionalnya. Sebagai gambaran, Bank dunia menentukan apakah suatu negara berada dalam kelompok negara maju atau berkembang melalui pengelompoka besarnya PDB dan PDB suatu negara sama dengan total pengeluaran atas barang dan jasa dalam perekonomian (Herlambang, dkk. 2001:16). Menurut Samuelson,dkk(1995:112), PDB adalah jumlah output total yang dihasilkan dalam batas wilayah suatu negara dalam satu tahun. PDB mengukur nilai barang dan jasa yang di produksi di wilayah suatu negara tanpa membedakan kewarganegaraan pada suatu periode waktu tertentu. Dengan demikian warga negara yang bekerja di negara lain, pendapatan tidak di masukkan ke dalam PDB. Sukirno (2001:33) mendefinisikan PDB sebagai nilai barang dan jasa dalam suatu negara yang di produksi oleh faktor faktor produksi milik warga negara tersebut dan warga negara asing. Sedangkan Wijaya (1997:13) menyatakan bahwa PDB adalah nilai uang berdasarkan harga pasar dari semua barang barang dan jasa jasa yang di produksi oleh suatu perekonomian dalam suatu periode waktu tertentu biasanya satu tahun. Secara umum PDB dapat diartikan sebagai nilai akhir barang dan jasa yang diproduksi di dalam suatu negara selama periode tertentu (biasanya satu tahun). Pendapatan nasional dapat dihitung berdasarkan dua harga yang telah ditetapkan pasar yaitu sebagai berikut. 30

18 1) PDB harga berlaku Pendapatan nasional pada harga berlaku adalah nilai barangbarang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam periode tertentu menurut atau berdasarkan harga yang berlaku pada periode tersebut. 2) PDB harga konstan Pendapatan nasional pada harga konstan adalah nilai barang barang dan jasa yang dihasilkan oleh negara dalam periode tertentu, berdasarkan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu yang dipakai dasar untuk dipergunakan seterusnya dalam menilai barangbarang dan jasa yang dihasilkan pada periode tertentu atau tahun berikutnya. Pendapatan nasional pada harga konstan sama dengan Pendapatan Nasional Riil. Pendapatan nasional pada harga konstan dapat diperoleh melalui persamaan berikut. PDB harga berlaku PDB harga konstan = x (5) Indeks harga Indeks harga yang digunakan untuk mendefinisikan PDB harga berlaku adalah Implicit Price Deflator. Implicit Price Deflator = PDB Harga berlaku x (6) PDB Harga konstan 31

19 Hubungan Produk Domestik Bruto dengan Impor Realisasi impor juga ditentukan oleh kemampuan masyarakat suatu negara untuk membeli barang-barang buatan luar negeri, yang berarti besarnya impor tergantung dari tingkat pendapatan nasional negara tesebut. Makin tinggi tingkat pendapatan, serta makin rendah kemampuan negara dalam menghasilkan barang-barang tersebut, maka impor makin tinggi dan makin banyak terdapat kebocoran dalam pendapat nasional (Deliarnov, 1995:204 dalam Yuliarmi, 2006). Dengan adanya impor yang dilakukan oleh masyarakat dalam suatu Negara untuk membeli barang-barang yang dihasilkan oleh luar negeri dimana besar impor tergantung pada tingkat pendapatan komponen otonom (Mo) yang fungsi eksplisitnya dapat ditulis sebagai berikut : M = Mo + my (7) Keterangan: M = Jumlah Impor Mo = Jumlah m yang nilainya tidak ditentukan oleh pendapatan m = Kecenderungan untuk impor Y = Pendapatan Nasional Dimana konstanta dengan nilai antara 0 dan 1 adalah marginal propensity to import, atau bagian tetap dari pendapatan yang digunakan untuk membeli produk-produk asing (Tambunan, 2001 : 8). Jadi, dalam hal ini PDB berpengaruh positif terhadap nilai impor. 32

20 Teori kurs valuta asing Valas atau foreign exchange (forex) atau foreign currency diartikan sebagai mata uang asing dan alat pembayaran lainnya yag digunakan untuk melakukan atau membiayai transaksi ekonomi dan keuangan internasional atau luar negeri dan biasanya mempunyai catatan kurs resmi pada Bank Sentral atau bank Indonesia (Hady, 2004 : 240). Penetapan sistem kurs valuta asing : Berdasarkan perkembangan Sistem Moneter Internasional sejak berlakunya Bretton Woods System pada tahun 1947, pada umumnya di kenal tiga macam sistem penetapan kurs valas atau forex rate : 1) Sistem kurs Tetap atau stabil ( Fixed Exchange Rate System ) Berdasarkan Articles of Agreement yang tentang IMF atau yang dikenal dengan Bretton Woods System yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Maret 1947 hingga 15 Agustus 1971 ( Dekrit Nixon) telah ditetapkan sistem moneter internasional dengan beberapa ketentuan sebagai berikut : 2) Floating Exchange Rate Floating Exchange Rate adalah sistem kurs mengambang yag ditetapkan melalui mekanisme kekuatan permintaan dan penawaran pada bursa valas. 3) Pegged Exchange Rate System 33

21 Sistem niali tukar ini ditetapkan dengan cara mengaitkan nilai mata uang suatu negara dengan nilai tukar mata uang negara lain atau sejumlah mata uang tertentu Hubungan Kurs Dollar Amerika Serikat dengan Impor Hukum permintaan menjelaskan sifat perkara di antara permintaan suatu barang dengan harganya, hukum permintaan pada hakekatnya merupakan suatu hipotesa yang menyatakan bahwa semakin rendah harga suatu barang, maka semakin banyak jumlah barang yang diminta atas barang tersebut, dan sebaliknya apabila semakin tinggi harga suatu barang maka semakin sedikit jumlah barang yang di minta, dengan asumsi cateris paribus (Sukirno, 2000 : 76). Harga yang dimaksud adalah kurs valuta asing, sedangkan permintaan adalah jumlah impor dari negara yang bersangkutan. Jadi, kurs Dollar memiliki hubungan yang negatif terhadap impor. 2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya Penelitian sebelumnya mengenai Impor dilakukan oleh I Ketut Andi Wijaya dengan judul Analisis Pengaruh Produk Domestik Bruto, Kurs Dollar Amerika Serikat dan Jumlah Penduduk Terhadap Kebijakan Impor Beras Indonesia Tahun Teknik analisis yag digunakan adalah analisis regresi linier berganda dan analisis koefisien determinasi. Hasil regresi menggunakan analisis t-test ternyata Produk Domestik Bruto (PDB) dimana variabel lain dianggap konstan memberikan pengaruh 34

22 tidak nyata dan positif terhadap kebijakan impor beras Indonesia dengan nilai t-hitung (0,641) < t-tabel (1,782). Kurs dollar Amerika Serikat bila variabel lain di anggap konstan memberikan pengaruh nyata dan positif terhadap kebijakan impor beras dengan nilai t-hitung (-1,013) < t-tabel (- 1,782). Jumlah penduduk tidak berpengaruh nyata dan positif terhadap kebijakan impor beras dengan t-hitung (1,5) < t-tabel (1,782). Uji serempak menunjukan PDB, kurs dollar Amerika Serikat, dan jumlah penduduk secara serempak berpengaruh signifikan dan positif terhadap kebijakan impor beras dengan F hitung (9,98) > F tabel (3,49). Selanjutnya koefisien determinasi (R 2 ) yang diperoleh sebesar 0,714 yang berarti 71,4 persen variasi kebijakan impor beras dipengaruhi oleh varian PDB, kurs dollar Amerika Serikat dan jumlah penduduk sedangkan 28,6 persen sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah terletak pada variabel terkait, dimana dalam penelitian sebelumnya menggunakan kebijakan impor beras sedangkan pada penelitian ini menggunakan impor gula. Perbadaan lainnya adalah pada variabel bebas dimana penelitian sebelumnya menggunakan PDB dan jumlah penduduk sedangkan penelitian ini menggunakan produksi, konsumsi, harga eceran gula, dan kurs dollar Amerika Serikat sebagai variabel bebas. Persamaan penelitian ini denga sebelumnya adalah sama-sama menggunakan impor sebagai variabel terikat dan kurs dollar Amerika serikat sebagai variabel bebas dan persamaan 35

23 lainnya adalah pada teknik analisis datanya yaitu menggunakan teknik regresi linier berganda ( uji t dan uji F) dan analisis koefisien regresi determinasi. Panca (2007), dengan penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh Jumlah Produksi, Tingkat Kebutuhan dan Harga Minyak Dunia Terhadap Volume Impor BBM Indonesia Tahun membahas mengenai jumlah produksi, tingkat kebutuhan dan harga minyak dunia terhadap volume impor BBM Indonesia. Persamaan regresinya: Ln Y = -4,861 0,257 Ln X1 + 1,486 Ln X2 + 0,110 Ln X3 Dengan menggunakan teknik analisis statistic yaitu t test dan F test, diperoleh hasil: pengaruh produksi terhadap volume impor BBM Indonesia adalah tidak berpengaruh signifikan dengan t hitung (0,361) > t tabel (- 1,833). Pengujian terhadap tingkat kebutuhan berpengaruh positif dan signifikan terhadap volume impor BBM Indonesia dengan t hitung (3,409) > t tabel (1,833). Pengujian terhadap harga minyak dunia tidak berpengaruh signifikan terhadap volume impor BBM Indonesia dengan t hitung (-0,896) > t tabel (-1,833). Uji F menunjukkan bahwa jumlah produksi, tingkat kebutuhan dan harga minyak dunia berpengaruh serempak terhadap volume impor BBM Indonesia tahun dengan F hitung (17,710) > F tabel (4,76). Selanjutnya kooefisien determinasi (R 2 ) yang diperoleh sebesar 0,899 yang artinya 89,9 persen variasi/perubahan volume impor BBM Indonesia dipengaruhi oleh jumlah produksi, tingkat kebutuhan dan harga 36

24 minyak dunia, sedangkan sisanya 10,1 persen dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah samsama menggunakan variabel bebas produksi serta menggunakan teknik analisis linier berganda. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada variabel bebas lain yang digunakan, dalam penelitian ini selain menggunakan variabel bebas produksi juga menggunakan variabel bebas Produk Domestik Bruto (PDB) dan kurs dollar Amerika Serikat. Sedangkan variabel bebas lain yang digunakan dalam penelitian sebelumnya adalah tingkat kebutuhan dan harga. Perbedaan yang lain antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada variabel terikat yang digunakan, dimana pada penelitian ini menggunakan variabel terikat volume impor gula sedangkan pada penelitian sebelumnya menggunakan variabel terikat volume impor BBM. Kurun waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah dari tahun sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan kurun waktu Hipotesis Berdasarkan pokok masalah dan kajian pustaka yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan hipotesis yang akan diuji pada penelitian ini, yaitu. 37

25 1) Diduga, bahwa produksi, konsumsi, produk domestik bruto, dan kurs dollar Amerika Serikat secara serempak berpengaruh signifikan terhadap volume impor gula Indonesia tahun ) Diduga bahwa produksi dan kurs dollar Amerika Serikat secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap volume impor gula Indonesia tahun Sedangkan konsumsi dan produk domestik bruto secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap volume impor gula Indonesia tahun

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perdagangan Internasional Perdagangan internasional adalah transaksi dagang antar subyek ekonomi Negara yang satu dengan subyek ekonomi Negara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori perdagangan internasional Perdagangan internasional adalah transaksi dagang antara subyek ekonomi negara yang satu dengan subyek ekonomi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS Pengertian Perdagangan Internasional

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS Pengertian Perdagangan Internasional BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perdagangan Internasional Menurut Boediono (2005:10) perdagangan diartika n sebagai proses tukar menukar yang didasarkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. kebutuhannya sendiri tanpa mengimpor barang dan jasa dari negara lain.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. kebutuhannya sendiri tanpa mengimpor barang dan jasa dari negara lain. BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Perdagangan Internasional Dewasa ini perdagangan internasional tidak dapat dihindari oleh setiap negara di dunia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. yang didasarkan atas kehendak sukarela dari masing-masing pihak. Masingmasing

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. yang didasarkan atas kehendak sukarela dari masing-masing pihak. Masingmasing BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori perdagangan internasional Perdagangan atau pertukaran dapat diartikan sebagai proses tukar menukar yang didasarkan atas kehendak sukarela

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Perdagangan Internasional Ilmu ekonomi internasional mempelajari alokasi sumber daya yang langka guna memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS P ENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS P ENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS P ENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.2.1 Tinjauan tentang Impor Menurut Tambunan (2001:1), perdagangan internasional diartikan sebagai perdagangan antar atau

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. negara atau lintas negara yang mencakup ekspor dan impor. Tambunan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. negara atau lintas negara yang mencakup ekspor dan impor. Tambunan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Perdagangan Internasional Perdagangan Internasional dapat didefinisikan sebagai perdagangan antar negara atau lintas negara yang mencakup ekspor dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Perdagangan atau pertukaran mempunyai arti khusus dalam ilmu ekonomi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Perdagangan atau pertukaran mempunyai arti khusus dalam ilmu ekonomi. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Perdagangan Internasional Perdagangan atau pertukaran mempunyai arti khusus dalam ilmu ekonomi. Perdagangan diartikan sebagai proses tukar-menukar yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tidaknya pembangunan ekonomi adalah dengan menentukan besarnya Produk

BAB II LANDASAN TEORI. tidaknya pembangunan ekonomi adalah dengan menentukan besarnya Produk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Impor dan Pembangunan Ekonomi Selain ekspor, impor juga berperan penting dalam proses pembangunan ekonomi. Salah satu tolak ukur yang digunakan untuk menentukan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Perdagangan Internasional Komposisi dan arah pandangan antara beberapa negara serta bagaimana pengaruhnya terhadap perekonomian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. bagi Indonesia. Persaingan dalam perdagangan global merupakan tantangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. bagi Indonesia. Persaingan dalam perdagangan global merupakan tantangan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Perdagangan Internasional Persaingan dalam perdagangan global merupakan tantangan dan kendala bagi Indonesia. Persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan masyarakat demokratis, yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kurs (Nilai Tukar) a. Pengertian Kurs Beberapa pengertian kurs di kemukakan beberapa tokoh antara lain, menurut Krugman (1999) kurs atau exchange rate adalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Makroekonomi Makroekonomi adalah teori dasar kedua dalam ilmu ekonomi, setelah mikroekonomi. Teori mikroekonomi menganalisis mengenai kegiatan di dalam perekonomian dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Perdagangan Internasional Perdagangan internasional merupakan kegiatan ekonomi antarnegara yang diwujudkan dengan adanya proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saling mempengaruhi suatu negara dengan negara lain serta lalu lintas barang dan

BAB I PENDAHULUAN. saling mempengaruhi suatu negara dengan negara lain serta lalu lintas barang dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam perekonomian setiap negara di dunia. Dengan perdagangan internasional, perekonomian akan saling terjalin

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. perdagangan antar negara. Nopirin (1996:26) mengatakan bahwa perdagangan internasional

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. perdagangan antar negara. Nopirin (1996:26) mengatakan bahwa perdagangan internasional BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Perdagangan Internasional Permintaan dan penawaran pada dasarnya merupakan penyebab terjadinya perdagangan antar negara.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Teori ini dikenal dengan sebutan teori Heksher-Ohlin (H-O). Nama teori ini

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Teori ini dikenal dengan sebutan teori Heksher-Ohlin (H-O). Nama teori ini BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Teori Modern (H-O) Teori ini dikenal dengan sebutan teori Heksher-Ohlin (H-O). Nama teori ini diambil dari kedua pencetusnya yang berasal dari

Lebih terperinci

Proses dan Prosedur Impor. Pertemuan ke-9

Proses dan Prosedur Impor. Pertemuan ke-9 Proses dan Prosedur Impor Pertemuan ke-9 1. Tahapan impor 2. Bagan proses permohonan perizinan impor via on-line dan secara manual 3. Proses Importasi 4. Prosedur Impor DEFINISI IMPORTIR Badan usaha

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dibahas mengenai teori yang mendasari penelitian ini dan juga studi yang dilakukan oleh peneliti-peneliti lain yang terkait dengan penelitian ini. Teori ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Uang mempermudah manusia untuk saling memenuhi kebutuhan hidup dengan cara melakukan

Lebih terperinci

PENGARUH EKSPOR, IMPOR DAN KURS TERHADAP CADANGAN DEVISA NASIONAL PERIODE

PENGARUH EKSPOR, IMPOR DAN KURS TERHADAP CADANGAN DEVISA NASIONAL PERIODE PENGARUH EKSPOR, IMPOR DAN KURS TERHADAP CADANGAN DEVISA NASIONAL PERIODE 1999-2010 I Putu Kusuma Juniantara Made Kembar Sri Budhi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Udayana Abstrak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. bahwa setiap manusia memiliki kebutuhan. Karena adanya kebutuhan ini, maka

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. bahwa setiap manusia memiliki kebutuhan. Karena adanya kebutuhan ini, maka BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori Permintaan Menurut Sugiarto (2002), pengertian permintaan dapat diartikan sebagai jumlah barang atau jasa yang diminta

Lebih terperinci

ekonomi KTSP & K-13 PERDAGANGAN INTERNASIONAL K e l a s A. Konsep Dasar Tujuan Pembelajaran

ekonomi KTSP & K-13 PERDAGANGAN INTERNASIONAL K e l a s A. Konsep Dasar Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 ekonomi K e l a s XI PERDAGANGAN INTERNASIONAL Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami tentang teori perdagangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang nantinya digunakan untuk membiayai impor. Ekspor suatu negara

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang nantinya digunakan untuk membiayai impor. Ekspor suatu negara BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Konsep Perdagangan Internasional Pada dasarnya perdagangan internasional merupakan kegiatan yang menyangkut penawaran (ekspor) dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dapat meningkatkan perekonomian di negaranya masing-masing, dimana bagi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dapat meningkatkan perekonomian di negaranya masing-masing, dimana bagi BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsepsi 2.1.1 Teori Perdagangan Internasional Perdagangan internasional adalah proses jual beli baik berupa barang maupun jasa yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perdagangan Antarnegara Tingkat perekonomian yang paling maju ialah perekonomian terbuka, di mana dalam perekonomian terbuka ini selain sektor rumah tangga, sektor perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mata uang domestik terhadap mata uang asing. (Iskandar Simorangkir dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mata uang domestik terhadap mata uang asing. (Iskandar Simorangkir dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nilai Tukar 2.1.1 Pengertian Fluktuasi Nilai Tukar Nilai tukar mata uang atau sering di sebut dengan kurs adalah harga satu unit mata uang asing dalam mata uang domestik atau

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Produk Domestik Bruto Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu negara sebagai ukuran utama bagi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Penelitian Terdahulu Terdapat penelitian terdahulu yang memiliki kesamaan topik dan perbedaan objek dalam penelitian. Ini membantu penulis

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1. Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa dokumen-dokumen yang terkait dengan judul penelitian, diantaranya

Lebih terperinci

Universitas Bina Darma

Universitas Bina Darma Mata Kuliah Kelas Hari/Tanggal Dosen Universitas Bina Darma Petunjuk mengerjakan soal: Tulislah Nama, NIM dan Kelas. ( Berdoa dahulu sebelum mengerjakan soal ) Kerjakan di KERTAS A. PILIHAN GANDA 1. Perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Small open economic, merupakan gambaran bagi perekonomian Indonesia saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap perekonomian dunia,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Perdagangan Internasional Perdagangan internasional dapat diartikan sebagai transaksi perdagangan antara subyek ekonomi negara yang satu dengan subyek ekonomi

Lebih terperinci

Pengantar Makro Ekonomi. Pengantar Ilmu Ekonomi

Pengantar Makro Ekonomi. Pengantar Ilmu Ekonomi Pengantar Makro Ekonomi Pengantar Ilmu Ekonomi Makroekonomi Mengkhususkan mempelajari mekanisme bekerjanya perekonomian secara keseluruhan Bertujuan memahami peristiwa ekonomi dan memperbaiki kebijakan

Lebih terperinci

Wednesday, November 16, 2011 IPS SMP. S. Efiaty, S.Pd. SMP Negeri 5 Yogyakarta S. Efiaty, S.Pd.

Wednesday, November 16, 2011 IPS SMP. S. Efiaty, S.Pd. SMP Negeri 5 Yogyakarta S. Efiaty, S.Pd. Wednesday, November IPS SMP S. Efiaty, S.Pd SMP Negeri 5 Yogyakarta. Bab VIII Perdagangan Internasional Perdagangan Internasional Perdagangan internasional adalah proses tukar menukar barang atau jasa

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi, BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA 4.1 Perkembangan Laju Inflasi di Indonesia Tingkat inflasi merupakan salah satu indikator fundamental ekonomi suatu negara selain faktor-faktor lainnya seperti

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS III. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS 3.1. Teori Perdagangan Internasional Teori tentang perdagangan internasional telah mengalami perkembangan yang sangat maju, yaitu dimulai dengan teori klasik tentang keunggulan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. menukar yang didasarkan atas kehendak suka rela dari masing-masing pihak.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. menukar yang didasarkan atas kehendak suka rela dari masing-masing pihak. BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Konsep Perdagangan Internasional Menurut Boediono (1994 : 10) perdagangan diartikan sebagai proses tukar menukar yang didasarkan atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang paling umum adalah berupa perdagangan atau transaksi barang.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang paling umum adalah berupa perdagangan atau transaksi barang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hubungan ekonomi antarbangsa dan lintas wilayah negara sudah berlangsung selama berabad-abad. Di masa lampau, bentuk hubungan ekonomi yang paling umum adalah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Perdagangan Internasional Perdagangan internasional adalah kegiatan pertukaran barang ataupun jasa yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Konsep Perdagangan Internasional Perdagangan internasional adalah kegiatan perdagangan barang-barang dan jasa, yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. diambil dari mata uang India Rupee. Sebelumnya di daerah yang sekarang disebut

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. diambil dari mata uang India Rupee. Sebelumnya di daerah yang sekarang disebut BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Rupiah Rupiah (Rp) adalah mata uang Indonesia (kodenya adalah IDR). Nama ini diambil dari mata uang India Rupee. Sebelumnya di daerah yang sekarang disebut Indonesia menggunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang mengimpor maupun mengekspor akan menimbulkan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang mengimpor maupun mengekspor akan menimbulkan suatu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi dalam bidang ekonomi, menyebabkan berkembangnya sistem perekonomian ke arah yang lebih terbuka antar negara. Perekonomian terbuka membawa suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan tersebut sangat terbatas. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut setiap manusia tidak dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dihasilkannya (Hariyani dan Serfianto, 2010 : 1). Menurut Tri Wibowo dan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dihasilkannya (Hariyani dan Serfianto, 2010 : 1). Menurut Tri Wibowo dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi perdagangan saat ini, kemajuan suatu negara tidak dapat dilepaskan dari keberhasilan negara tersebut melakukan ekspor barang dan jasa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga,

BAB I PENDAHULUAN. iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap negara selalu berbeda bila ditinjau dari sumber daya alamnya, iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga, keadaan struktur

Lebih terperinci

Perekonomian Terbuka

Perekonomian Terbuka Perekonomian Terbuka Perekonomian Terbuka Perekonomian empat sektor (perekonomian terbuka) adalah suatu perekonomian yang didalamnya sudah terdapat perdagangan luar negeri (ekpor-impor). Pengeluaran agregat

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: PDB, Kurs, Impor, Utang luar negeri

ABSTRAK. Kata kunci: PDB, Kurs, Impor, Utang luar negeri Judul : Pengaruh Kurs dan Impor Terhadap Produk Domestik Bruto Melalui Utang Luar Negeri di Indonesia Tahun 1996-2015 Nama : Nur Hamimah Nim : 1306105143 ABSTRAK Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat

Lebih terperinci

NERACA PEMBAYARAN, PENDAPATAN NASIONAL, GDP DAN GNP

NERACA PEMBAYARAN, PENDAPATAN NASIONAL, GDP DAN GNP NERACA PEMBAYARAN, PENDAPATAN NASIONAL, GDP DAN GNP BAB I PENDAHULUAN Berita di media masa tentang neraca pembayaran (BOP): fenomena Cina sebagai kekuatan ekonomi dunia yang baru. Ada tiga alasan mempelajari

Lebih terperinci

Pembahasan Soal UTS PTE Makro 2016/2017

Pembahasan Soal UTS PTE Makro 2016/2017 Pembahasan Soal UTS PTE Makro 2016/2017 1. Ekonomi makro adalah cabang dari ilmu ekonomi yang membahas? : C. Perekonomian secara agregatif Alasan : Teori Ekonomi Makro adalah suatu cabang ilmu ekonomi

Lebih terperinci

PEREKONOMIAN INDONESIA

PEREKONOMIAN INDONESIA Modul ke: 03Fakultas Ekonomi & Bisnis PEREKONOMIAN INDONESIA PENDAPATAN NASIONAL DAN PERTUMBUHAN EKONOMI Yayan Hendayana, SE, MM. Program Studi Akuntansi Pengertian Pendapatan Nasional Dalam arti sempit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada tinjauan pustaka ini akan disampaikan teori-teori yang digunakan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada tinjauan pustaka ini akan disampaikan teori-teori yang digunakan untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada tinjauan pustaka ini akan disampaikan teori-teori yang digunakan untuk menerangkan pengaruh Produk Domestik Bruto (PDB), kurs, cadangan devisa, tingkat suku bunga riil, dan

Lebih terperinci

Produk Domestik Bruto (PDB)

Produk Domestik Bruto (PDB) Produk Domestik Bruto (PDB) Gross Domestic Product (GDP) Jumlah nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unitunit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun.

Lebih terperinci

PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN DAMPAKNYA

PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN DAMPAKNYA PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN DAMPAKNYA PERDAGANGAN INTERNASIONAL Proses tukar menukar atau jual beli barang atau jasa antar satu negara dengan yang lainnya untuk memenuhi kebutuhan bersama dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negeri, seperti tercermin dari terdapatnya kegiatan ekspor dan impor (Simorangkir dan Suseno, 2004, p.1)

BAB 1 PENDAHULUAN. negeri, seperti tercermin dari terdapatnya kegiatan ekspor dan impor (Simorangkir dan Suseno, 2004, p.1) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi internasional semakin pesat sehingga hubungan ekonomi antar negara menjadi saling terkait dan mengakibatkan peningkatan arus perdagangan barang,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini ditunjukkan dengan hubungan multilateral dengan beberapa negara lain di dunia. Realisasi dari

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. dengan kekuatan permintaan dan penawaran (Waluya, 2003)

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. dengan kekuatan permintaan dan penawaran (Waluya, 2003) TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Tinjauan Pustaka Harga suatu barang ekspor dan impor merupakan variabel penting dalam merncanakan suatu perdagangan internasional. Harga barang ekspor berhadapan dengan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Permintaan Permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang rela dan mampu dibeli oleh konsumen selama periode tertentu (Pappas & Hirschey

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. kahendak sukarela dari masing-masing pihak. Pertukaran yang terjadi karena

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. kahendak sukarela dari masing-masing pihak. Pertukaran yang terjadi karena BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Perdagangan Internasional Perdagangan atau pertukaran mempunyai arti khusus dalam ilmu ekonomi. Perdagangan diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan ekonomi suatu negara pada dewasa ini tidak dapat dipisahkan dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan negara lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, seperti Indonesia serta dalam era globalisasi sekarang ini, suatu negara tidak terlepas dari kegiatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Tambunan (2001 : 1), perdagangan internasional diartikan sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Tambunan (2001 : 1), perdagangan internasional diartikan sebagai BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Perdagangan Internasional Menurut Tambunan (2001 : 1), perdagangan internasional diartikan sebagai perdagangan antara atau lintas negara yang meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas dalam perdagangan internasional seperti ekspor dan impor sangat

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas dalam perdagangan internasional seperti ekspor dan impor sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Aktivitas dalam perdagangan internasional seperti ekspor dan impor sangat diperlukan terutama untuk negara-negara yang memiliki bentuk perekonomian terbuka.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saling mempengaruhi suatu negara dengan negara lain serta lalu lintas barang dan

BAB I PENDAHULUAN. saling mempengaruhi suatu negara dengan negara lain serta lalu lintas barang dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam perekonomian setiap negara di dunia. Adanya perdagangan internasional, perekonomian akan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Joesron dan Fathorozzi (2003) produksi adalah berkaitan dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Joesron dan Fathorozzi (2003) produksi adalah berkaitan dengan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Produksi Menurut Joesron dan Fathorozzi (2003) produksi adalah berkaitan dengan bagaimana sumber daya (input) digunakan

Lebih terperinci

NERACA PERDAGANGAN DAN NERACA PEMBAYARAN

NERACA PERDAGANGAN DAN NERACA PEMBAYARAN NERACA PERDAGANGAN DAN NERACA PEMBAYARAN 1. Untuk meningkatkan kerjasama ekonomi internasional, terutama menarik lebih banyak investasi asing di Indonesia perlu diusahakan antara lain : a. Membatasi tingkat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Mata uang asing (valuta asing) merupakan suatu komoditas yang memiliki nilai

I. PENDAHULUAN. Mata uang asing (valuta asing) merupakan suatu komoditas yang memiliki nilai I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Mata uang asing (valuta asing) merupakan suatu komoditas yang memiliki nilai ekonomis. Hal ini dikarenakan adanya permintaan yang timbul karena adanya kepentingan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. variabel yang dianalisis, maka dalam penelitian ini teori-teori yang digunakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. variabel yang dianalisis, maka dalam penelitian ini teori-teori yang digunakan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori Teori-teori yang digunakan sebagai bahan pedoman penelitian ini dianggap sebagai landasan teori. Sehubungan arah penelitian yang fokus pada

Lebih terperinci

Perdagangan, Globalisai, dan Neraca Pembayaran Internasional. Pengantar Ilmu Ekonomi

Perdagangan, Globalisai, dan Neraca Pembayaran Internasional. Pengantar Ilmu Ekonomi Perdagangan, Globalisai, dan Neraca Pembayaran Internasional. Pengantar Ilmu Ekonomi Pokok bahasan pertemuan ke-13 Manfaat perdagangan internasional. Keunggulan dalam perdagangan internasional. Globalisasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. ketentuan yang berlaku (Rinaldy, 2000: 77). Dalam aktivitas ekspor ada beberapa tahapan - tahapan yang

BAB II LANDASAN TEORI. ketentuan yang berlaku (Rinaldy, 2000: 77). Dalam aktivitas ekspor ada beberapa tahapan - tahapan yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Ekspor Ekspor adalah perdagangan dengan cara mengeluarkan barang dari dalam keluar wilayah pabean Indonesia dengan memenuhi ketentuan yang berlaku (Rinaldy, 2000: 77). Dalam aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut di banding dengan mata uang negara lain. Semakin tinggi nilai tukar mata

BAB I PENDAHULUAN. tersebut di banding dengan mata uang negara lain. Semakin tinggi nilai tukar mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu indikator yang menunjukan bahwa perekonomian sebuah negara lebih baik dari negara lain adalah melihat nilai tukar atau kurs mata uang negara tersebut

Lebih terperinci

Herdiansyah Eka Putra B

Herdiansyah Eka Putra B ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI EKSPOR INDONESIA SEBELUM DAN SESUDAH KRISIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE CHOW TEST PERIODE TAHUN 1991.1-2005.4 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-syarat

Lebih terperinci

Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan: Peserta PPG kompeten dalam menganalisis Pendapatan Nasional.

Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan: Peserta PPG kompeten dalam menganalisis Pendapatan Nasional. PENDAPATAN NASIONAL Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan: Peserta PPG kompeten dalam menganalisis Pendapatan Nasional. Pokok-pokok Materi: 1. Konsep Pendapatan Nasional 2. Komponen Pendapatan Nasional 3.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Inflasi Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus maksudnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan global merupakan aspek penting dalam perekonomian di setiap

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan global merupakan aspek penting dalam perekonomian di setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perdagangan global merupakan aspek penting dalam perekonomian di setiap negara. Perdagangan global dapat menjalin dan menciptakan suatu hubungan ekonomi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. teori perdagangan internasional perdagangan internasional dapat diartikan sebagai transaksi perdagangan antara subyek ekonomi negara yang satu dengan subyek ekonomi negara

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 10 Ekonomi

Antiremed Kelas 10 Ekonomi Antiremed Kelas 10 Ekonomi Pendapatan Nasional - Soal Halaman 1 01. Pada metode pendapatan, besar pendapatan nasional suatu negara akan sama dengan (A) jumlah produksi ditambah upah (B) jumlah investasi

Lebih terperinci

PERTEMUAN 5 dan 6 PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI

PERTEMUAN 5 dan 6 PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI PERTEMUAN 5 dan 6 PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI Pendahuluan Pembangunan ekonomi merupakan salah satu bagian penting dari pembangunan nasional dengan tujuan utama untuk meningkatkan

Lebih terperinci

KAJIAN TEORI 1. NilaiTukar Rupiah

KAJIAN TEORI 1. NilaiTukar Rupiah PENDAHULUAN Di zaman era globalisasi ini persaingan perekonomian antar negara semakin ketat, ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu negara akan menjadi kabur dan keterkaitan antara ekonomi

Lebih terperinci

BAB VII Pendapatan Nasional

BAB VII Pendapatan Nasional BAB VII Pendapatan Nasional 7.1. Konsep Pendapatan Nasional Kinerja perekonomian dari suatu negara dalam periode tertentu dapat diukur melalui satu indikator penting yakni data pendapatan nasional. Perhitungan

Lebih terperinci

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik BAB V Kesimpulan dan Saran 5. 1 Kesimpulan 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik bruto. Indonesia merupakan negara pengekspor energi seperti batu bara dan gas alam. Seiring

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 38 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan memilih lokasi Kota Cirebon. Hal tersebut karena Kota Cirebon merupakan salah satu kota tujuan wisata di Jawa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Konsep Perdagangan Internasional Boediono (2005:10) perdagangan atau pertukaran mempunyai arti khusus dalam ilmu ekonomi. Perdagangan diartikan

Lebih terperinci

MATERI PERDAGANGAN LUAR NEGERI

MATERI PERDAGANGAN LUAR NEGERI MATERI PERDAGANGAN LUAR NEGERI A. Definisi Pengertian perdagangan internasional merupakan hubungan kegiatan ekonomi antarnegara yang diwujudkan dengan adanya proses pertukaran barang atau jasa atas dasar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang. dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang. dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Nilai Tukar ( Exchange Rate

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Nilai Tukar ( Exchange Rate 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam hubungan dengan penelitian ini, maka beberapa teori yang digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yangn memengaruhi impor di kawasan ASEAN+6 dan non

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan membangunan ekonomi setiap negara adalah tercapainya. pembangunan ekonomi yang adil dan merata. Pembangunan ekonomi adalah

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan membangunan ekonomi setiap negara adalah tercapainya. pembangunan ekonomi yang adil dan merata. Pembangunan ekonomi adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan membangunan ekonomi setiap negara adalah tercapainya pembangunan ekonomi yang adil dan merata. Pembangunan ekonomi adalah sebuah usaha untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS Konsep dan Teori Perdagangan Internasional

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS Konsep dan Teori Perdagangan Internasional BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Konsep dan Teori Perdagangan Internasional Boediono (1993 : 10), mendefinisikan perdagangan sebagai proses tukar menukar yang didasarkan

Lebih terperinci

IV. FLUKTUASI MAKROEKONOMI INDONESIA

IV. FLUKTUASI MAKROEKONOMI INDONESIA 49 IV. FLUKTUASI MAKROEKONOMI INDONESIA 4.1 Produk Domestik Bruto (PDB) PDB atas dasar harga konstan merupakan salah satu indikator makroekonomi yang menunjukkan aktivitas perekonomian agregat suatu negara

Lebih terperinci

ekonomi Sesi PERDAGANGAN INTERNASIONAL A. KONSEP DASAR a. Faktor Pendorong Perdagangan Internasional

ekonomi Sesi PERDAGANGAN INTERNASIONAL A. KONSEP DASAR a. Faktor Pendorong Perdagangan Internasional ekonomi KELAS XII IPS - KURIKULUM 2013 01 Sesi PERDAGANGAN INTERNASIONAL A. KONSEP DASAR Perdagangan internasional merupakan kegiatan ekonomi yang dilakukan antara negara satu dengan negara lainnya dengan

Lebih terperinci

Arus Lingkar Pendapatan dalam Perekonomian

Arus Lingkar Pendapatan dalam Perekonomian Arus Lingkar Pendapatan dalam Perekonomian Putri Irene Kanny Thursday, April 28, 2016 Pokok bahasan pertemuan ke-4 Arus lingkar pendapatan dalam perekonomian tertutup dua sektor Arus lingkar pendapatan

Lebih terperinci

PENDAPATAN NASIONAL. Andri Wijanarko,SE,ME. 1

PENDAPATAN NASIONAL. Andri Wijanarko,SE,ME. 1 PENDAPATAN NASIONAL Andri Wijanarko,SE,ME andri_wijanarko@yahoo.com 1 Output Nasional 2 Output Nasional (#1) Merupakan gambaran awal tentang seberapa efisien sumber daya yang ada dalam perekonomian untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL

BAB 1 PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL BAB 1 PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL 1.1 Pengukuran Pendapatan Nasional Untuk mempermudah perhitungan pendapatan nasional terdapat tiga metode yang digunakan yaitu : 1. Metode Produksi (Production Approach)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi dalam bidang ekonomi menyebabkan berkembangnya sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi dalam bidang ekonomi menyebabkan berkembangnya sistem BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi dalam bidang ekonomi menyebabkan berkembangnya sistem perekonomian ke arah yang lebih terbuka antar negara.perekonomian terbuka membawa suatu dampak ekonomis

Lebih terperinci

1. Pengertian dan fungsi ekonomi, 2. MAKRO. 3. MIKRO

1. Pengertian dan fungsi ekonomi, 2. MAKRO. 3. MIKRO Silabus: 1. Pengertian dan fungsi ekonomi, 2. MAKRO. 3. MIKRO Peran pemerintah dalam bidang ekonomi. Organisasi Bisnis dan Keuangan Produksi dan Pendapatan Nasional. Uang dan Lembaga Keuangan Bank Indonesia.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan Pengaruh Tingkat Suku Bunga Deposito, Gross Domestic Product (GDP), Nilai Kurs, Tingkat Inflasi, dan Jumlah Uang Beredar

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH EKSPOR NETO TERHADAP NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA SERIKAT DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA

ANALISIS PENGARUH EKSPOR NETO TERHADAP NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA SERIKAT DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA Halaman Tulisan Jurnal ( Judul dan Abstraksi ) ANALISIS PENGARUH EKSPOR NETO TERHADAP NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA SERIKAT DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA Oleh : Candra Mustika,SE,Msi,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian masih sangat bergantung pada negara lain. Teori David Ricardo menerangkan perdagangan

Lebih terperinci