Peranan UPBS BPTP Bali dalam Produksi dan Distribusi Benih Sumber Padi Mendukung Kedaulatan Pangan di Provinsi Bali

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Peranan UPBS BPTP Bali dalam Produksi dan Distribusi Benih Sumber Padi Mendukung Kedaulatan Pangan di Provinsi Bali"

Transkripsi

1 Peranan UPBS BPTP Bali dalam Produksi dan Distribusi Benih Sumber Padi Mendukung Kedaulatan Pangan di Provinsi Bali I.B.K. Suastika, A.A.N.B. Kamandalu, dan S.A.N. Aryawati Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bali Jln. By Pass Ngurah Rai Pesanggaran, Denpasar. Abstrak Kegiatan produksi dan distribusi benih sumber padi oleh UPBS BPTP Bali dilaksanakan bekerjasama dengan produsen benih/kelompok penangkar di beberapa kabupaten/kota di Bali. Tujuan dari kegiatan ini adalah peranan UPBS BPTP Bali dalam produksi dan distribusi benih sumber untuk mempercepat penyebaran VUB ketingkat pengguna agar konsep gilir varietas dapat terlaksana mendukung peningkatkan produksi, produktivitas dan mutu hasil. Kegiatan ini dilaksnakan dari tahun 2008 sampai dengan tahun Pengkajian menggunakan rancangan acak kelompok dengan varietas sebagai parlakuan dan petani sebagai ulangan. Parameter yang diukur adalah produksi calon benih ton/ha dari hasil prosesing calon benih kering sawah yang mengacu pada pedoman umum produksi benih sumber Badan Litbang Hasil kegiatan menunjukkan bahwa produksi benih sumber padi yang dihasilkan melalui kegiatan produksi benih sumber yang dilaksanakan UPBS BPTP Bali bekerjasama dengan produsen benih/kelompok penangkar dari tahun 2013 sampai 2015 mampu menghasilkan benih unggul bermutu secara cepat dan tepat serta berkelanjutan dengan produksi benih masing-masing kg, kg, dan kg. Melalui kegiatan ini juga mampu mempercepat pengembangan dan penyebarluasan VUB selain Ciherang dan Cigeulis ketingkat pengguna seperti VUB Inpari 6 Jete, Inpari 7 Lanrang, Inpari 10 Laeya, Inpari 13, Inpari 14 Pakuan, Inpari 15 Parahyangan, Inpari 16 Pasundan, Inpari 18, Inpari 19, Inpari 20, Inpari 24 Gabusan, Inpari 28 Kerinci, dan Inpari 30 Ciherang Sub-1. Luas sebaran VUB melalui kegiatan produksi benih sumber oleh UPBS BPTP Bali bekerjasama dengan produsen benih/kelompok penangkar dari tahun 2008 sampai 2015 mencapai ,38 ha diantaranya VUB Cigeulis mencapai sebaran paling luas yaitu ,22 ha, kemudian disusul oleh sebaran VUB Ciherang yaitu seluas 6.683,66 ha. Disamping dapat menyebarkan VUB Cigeulis dan Ciherang, melalui kegiatan ini dapat mempercepat penyebaran VUB Inpari seperti Inpari 6 Jete, Inpari 7 Lanrang, Inpari 10 Laeya, Inpari 13, Inpari 14 Pakuan, Inpari 15 Parahyangan, Inpari 16 Pasundan, Inpari 18, Inpari 19, Inpari 20, Inpari 24 Gabusan, Inpari 28 Kerinci, dan Inpari 30 Ciherang Sub-1 masing-masing seluas 222,6 ha, 219 ha, 382,4 ha, 1328,66 ha, 255,2 ha, 61,6 ha, 108 ha, 59,46 ha, 81,8 ha, 471,56 ha, 323,6 ha, 170 ha, dan 345,6 ha. Kata kunci: benih padi, unit pengelola benih sumber Pendahuluan Latar Belakang Benih merupakan bagian dari sub sistem agro-input dalam sistem agribisnis. Benih berkualitas menjadi hal yang penting diperhatikan karena akan menunjang kesuksesan berusaha tani. Benih yang berkualitas baik akan mampu menghasilkan produk yang tinggi berdasarkan karakter agronomi dan komponen hasil yang baik. Penyediaan benih berkualitas seperti varietas unggul bermutu melalui program revitalisasi perbenihan diharapkan mampu menunjang pencapaian empat sukses pembangunan pertanian seperti yang telah dicanangkan oleh pemerintah. Ketersediaan dan pemanfaatan benih berkualitas sangat diperlukan guna mendukung program ketahanan pangan dalam pembangunan pertanian. Nugraha (2004) menyatakan bahwa benih tidak semata-mata sebagai bahan tanam, tetapi juga mencerminkan sarana pembawa teknologi (delivery system) yang mengandung potensi genetik untuk meningkatkan produksi tanaman. Program perbenihan tidak saja menyangkut penerapan teknologi dalam kegiatan perbanyakannya, namun juga meliputi jaminan kualitas, ketersediaan dan sistem distribusinya. Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian 437

2 Adri (2010) menyatakan bahwa keberhasilan penye diaan benih berkualitas tidak terlepas dari empat subsistem perbenihan yaitu: 1) penelitian, pemuliaan dan pelepasan varietas; 2) produksi dan distribusi; 3) pengawasan mutu dan sertifikasi benih; 4) sarana dan prasarana penunjang berupa kelembagaan dan infrastruktur. Penelitian dan penemuan suatu varietas unggul baru (VUB) merupakan langkah awal dari subsistem perbenihan disusul dengan kegiatan produksi benih penjenis (Breeder Seed/BS) dan turunannya yaitu benih dasar/bd dan benih pokok (BP), yang biasa di sebut benih sumber. Penggunaan benih sumber adalah persyaratan untuk memproduksi benih komersial atau benih sebar/br (Kamarudin, 2012). Di sisi lain, keunggulan suatu varietas baru dapat dirasakan manfaatnya dalam peningkatan produksi dan mutu beras bila tersedia benih dalam jumlah cukup untuk ditanam oleh petani (Nugraha dkk. 2007). Ruskandar dkk (2008) melaporkan, pembangunan pertanian dengan target mencapai swasembada beras dimulai dengan membenahi perbenihan padi pada tahun 1969 melalui kegiatan proyek seed year campaign. Balai benih dengan kebun-kebunnya yang ada di kabupaten/kecamatan direhabilitasi dan mulai tahun 1971 terjadi perubahan mendasar di bidang perbenihan. Orientasi dari benih yang dihasilkan sendiri diubah menjadi benih dibeli petani. Oleh karena itu, sistem perbenihan yang tanggunh (produktif, efisien, berdaya saing, dan berkelanjutan) sangat diperlukan untuk mendukung upaya peningkatan penyediaan benih padi dan peningkatan produksi beras nasional. Peningkatan produktivitas dan mutu hasil pertanian semakin penting sejalan dengan laju pertumbuhan penduduk yang masih tinggi dan dampak dari anomali iklim global yang kurang bersahabat, maka program peningkatan produksi pangan nasional melalui penerapan inovasi teknologi merupakan langkah penting dalam upaya penyediaan pangan. Penggunaan varietas unggul merupakan salah satu komponen inovasi teknologi yang sangat penting artinya dalam upaya meningkatkan produktivitas tanaman padi (Darman dan Maesti, 2007), namun ketersediaan benih dengan kondisi enam tepat (varietas, jumlah, mutu, waktu, tempat dan harga) masih belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat petani/pengguna lainnya. Ketersediaan benih berkualitas yang diperlukan petani merupakan hal strategis yang perlu dicermati oleh pemangku kepentingan termasuk pengambil kebijakan guna mendukung keberhasilan budi daya tanaman. Mengingat pentingnya fungsi benih dalam ketahanan pangan, maka penggunaan varietas unggul yang sesuai dengan agroklimat dan preferensi konsumen serta sistem produksi benih bermutu secara berkelanjutan menjadi semakin penting. Sistem pengadaan dan distribusi benih bermutu meliputi berbagai aspek kegiatan yang saling terkait dan berjenjang mulai dari tingkat nasional sampai ke petani pengguna yang mengadopsi benih bermutu. Sistem pengadaan dan distribusi benih bermutu memerlukan langkah yang berkelanjutan mulai dari aspek penelitian dan pengembangan varietas, penilaian dan pelepasan varietas, produksi dan distribusi benih, pengawasan mutu dan sertifikasi benih, serta petani pengguna benih. Hal ini terkait dengan peranan kelembagaan dan sumberdaya manusia (SDM) baik yang melibatkan instansi pemerintah maupun swasta. Peranan kelembagaan pertanian dipandang penting dalam akselerasi pembangunan pertanian karena di dalamnya tercermin kebijakan pemerintah dan program yang mendukung organisasi petani. Untuk menghasilkan inovasi pertanian spesefik lokasi yang lebih mendekat pada kebutuhan petani dan berbasis pada keunggulan sumberdaya lokal, maka dipandang perlu untuk dilakukan kegiatan pernyediaan dan perbanyakan benih unggul guna membantu memenuhi ketersediaan benih unggul bermutu secara berkelanjutan. 438 Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian

3 Keberadaan kelembagaan produsen/penangkar benih di Bali yang relatif masih sedikit serta produksi benih yang dihasilkan masih rendah dibandingkan potensi luas tanam yang tersedia, sehingga pegembangan penangkar benih melalui pemberdayaan kelompok tani (subak) yang ada di Bali menjadi sangat penting. Karena itu sistem perbenihan nasional perlu direvitalisasi sesuai dengan dinamika dan perkembangan tuntutan konsumen (Hidayat, 2006; Departemen Pertanian, 2006). Oleh karena itu dukungan program penyediaan dan perbanyakan benih unggul sangat dibutuhkan guna membantu memenuhi ketersediaan benih unggul bermutu secara berkelanjutan. Sebagian besar kelompok penangkar yang ada di Bali tidak mampu menyediakan kebutuhan benih dalam jumlah besar dibandingkan dengan potensi luas tanam yang tersedia karena keterbatasan teknis, sarana dan prasarana pendukung serta permodalan. Sertifikasi benih pada tahun 2012 di provinsi Bali baru mencapai 43,55% dari kebutuhan benih berkualitas sebanyak ton per tahun (BPS BTPH Bali, 2012). Hal ini menggambarkan bahwa sebanyak 56,45% kebutuhan benih di Provinsi Bali belum bisa dipenuhi oleh penangkar yang ada di Bali. Hal ini disebabkan karena sebagian besar kelompok penangkar yang ada di Bali tidak mampu menyediakan kebutuhan benih dalam jumlah besar dibandingkan dengan potensi luas tanam yang tersedia karena keterbatasan teknis, sarana dan prasarana pendukung serta permodalan. Gambaran ini juga memberikan paparan bahwa Provinsi Bali memiliki peluang untuk mengembangkan usahatani benih padi berkualitas untuk memenuhi kebutuhan benih padi. Hal ini perlu mendapat perhatian pada tahun mendatang dalam rangka meningkatkan jumlah penangkar dan luas penangkaran untuk menghasilkan benih berkualitas dengan prinsip ketersediaan benih dengan kondisi enam tepat yaitu varietas, jumlah, mutu, waktu, tempat dan harga. Peranan penangkar di daerah menjadi sangat strategis dalam upaya membantu pemenuhan kebutuhan benih unggul bermutu padi mendukung program pemerintah dalam upaya khusus (UPSUS) pajale di Bali. Oleh karena itu, kedepan penumbuhan/penguatan kelembagaan kelompok tani penangkar di tingkat daerah sangat diharapkan sebagai penghasil benih untuk dapat membantu memenuhi kebutuhan benih unggul bermutu padi di tingkat daerah secara berkelanjutan guna mendukung program pemerintah dalam upaya peningkatan produksi padi. Hal ini dapat dilakukan melalui penguatan kelembagaan kelompok penangkar yang sudah ada dengan melibatkan instansi terkait di daerah melalui pembinaan dan pelatihan secara intensif serta dengan memberikan dukungan sarana prasarana yang memadai. Malalui kegiatan ini diharapkan dapat membantu memecahkan masalah kelangkaan benih bermutu yang terjadi selama ini di Bali baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Disamping itu program ini diharapkan dapat mendukung percepatan penyebaran dan pengembangan varietasvarietas unggul baru di daerah, juga dimaksudkan agar konsep gilir varietas dapat dilaksanakan. Tujuan dari kegiatan ini adalah peranan UPBS BPTP Bali dalam produksi dan distribusi benih sumber untuk mempercepat penyebaran VUB ketingkat pengguna agar konsep gilir varietas dapat terlaksana mendukung peningkatkan produksi, produktivitas dan mutu hasil. Metodologi Kegiatan dilaksaakan di lahan sawah milik petani bekerjasama dengan kelompok penangkar antara lain : (1) kelompok penangkar KUAT Subak Guama yang berlokasi di Desa Selanbawak, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan; (2) Subak Dlod Sema yang berlokasi di Desa Sading, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung; (3) Subak Kumpul yang berlokasi di Desa Bone, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar; (4) Subak Kusamba yang berlokasi di Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung; (5) Subak Jagaraga yang berlokasi di Desa Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian 439

4 Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana dari tahun 2013 sampai Pengkajian menggunakan rancangan acak kelompok dengan varietas sebagai parlakuan dan petani sebagai ulangan. Parameter yang diukur adalah produksi calon benih ton/ha dari hasil prosesing calon benih kering sawah yang mengacu pada pedoman umum produksi benih sumber Badan Litbang 2007 dan Benih sumber padi yang digunakan pada kegiatan ini berasal dari Balai Besar Peneitian Tanaman Padi di Sukamandi atau benih sumber dari hasil penangkaran kelompok tani penangkar yang ada di Bali seperti Ciherang, Cigeulis, Inpari 1, Inpari 6 Jete, Inpari 7 Lanrang, Inpari 13, Inpari 14 Pakuan, Inpari 16 Pasundan, Inpari 18, Inpari19, Inpari 20, Inpari 23, Inpari 24 Gabusan, Inpari 28 Kerinci dan Inpari 30 Ciherang Sub-1 kelas BS, BD dan BP. Pengumpulan dan analisis data Parameter yang diukur adalah produksi calon benih ton/ha dari hasil prosesing calon benih kering sawah yang mengacu pada pedoman umum produksi benih sumber Badan tahun 2007 dan Litbang Data distribusi benih yang dicatat meliputi: jenis varietas, kelas, jumlah (kg), dan lokasi penyaluran/distribusi (Kabupaten/Kota). Data yang dikumpulkan dalam kegiatan ini yang meliputi produksi dan distribusi/penyaluran benih dari masing-masing kelompok tani penangkar/produsen benih kemudian ditabulasi dan selanjutnya dianaisis secara deskriptip. Hasil dan Pembahasan Produksi benih (FS,SS,ES) yang dihasilkan melalui kegiatan produksi benih sumber bekerjasama antara UPBS BPTP Bali dengan produsen benih/kelompok penangkar selain ditentukan oleh realisasi luas panen, juga diduga ditentukan oleh produksi calon kering benih sawah (CBKS) per hektar yang dapat diproses menjadi benih. Pada tahun 2013 produksi benih (FS,SS,ES) yang dihasilkan dari luas panen 17,87 Ha sebanyak kg, lebih banyak dibanding dengan produksi benih (FS,SS,ES) yang dihasilkan dari kegiatan produksi benih sumber tahun 2014 yaitu sebanyak kg dari luas panen 16,5 Ha seperti terlihat pada Tabel 2. Dalam hal ini bukan luas panen saja yang menentukan terhadap jumlah produksi benih yang akan dihasilkan, tetapi lebih ditentukan oleh jumlah CBKS yang dapat diproses menjadi benih. Hal ini ditunjukkan bahwa pada kegiatan produksi benih pada tahun 2013 terlihat terdapat sebagian besar CBKS dari beberapa varietas padi yang dipanen tidak diproses menjadi benih (sebagian besar dikonsumsi) seperti Inpari 6 Jete FS, Inpari 7 Lanrang SS, Inpari 13 FS/ES dan hanya dihasilkan benih 200 kg 230 kg per hektar, diduga karena produsen benih/kelompok penangkar belum berani mengambil resiko karena benih tidak laku terjual apabila memproduksi benih VUB Inpari terlalu banyak. Jadi jumlah produksi CBKS yang dapat diproses menjadi benih sangat menentukan dibanding dengan luasan panen dalam kegiatan produksi benih sumber padi yang pelaksanaannya dilakukan bekerjasama dengan kelompok penangkar. Kondisi ini mempengaruhi terhadap produksi benih yang akan dihasilkan dan menjadi hambatan dalam produksi benih sumber padi yang selama ini terjadi di UPBS BPTP Bali dibanding dengan UPBS BPTP lain di Indonesia yang memiliki sarana kebun sendiri untuk melaksanakan kegiatan produksi benih sumber padi. Dalam kondisi demikian tidak mempengaruhi terhadap kinerja UPBS BPTP Bali dalam memproduksi benih sumber padi yang pelaksanaannya dilakuakan bekerjasama dengan kelompok penangkar sebagai penyedia lahan. Hal ini ditunjukkan melalui kegiatan produksi benih padi pada tahun 2015 dimana produksi benih yang dihasilkan mengalami peningkatan dibanding produksi benih tahun 2013 dan 2014 yaitu sebanyak kg dari luas panen 20,9 Ha dibanding dengan kg dan kg. 440 Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian

5 Pada tahun 2013 rincian benih (FS,SS,ES) yang dihasilkan UPBS BPTP Bali dar i kerjasama kegiatan produksi benih padi dengan kelompok penangkar sebanyak kg dengan rincian kg menjadi milik UPBS BPTP Bali dan kg menjadi milik kelompok penangkar (mitra). Adapun rincian benih milik UPBS BPTP Bali yaitu 250 kg Cigeulis FS, kg Ciherang SS, 700 kg Ciherang ES, 226 kg Inpari 6 Jete FS, 216 kg Inpari 7 Lanrang ES, 228 kg Inpari 13 FS, 216 Inpari 13 ES, 100 kg Inpari 18 SS, 100 kg Inpari 19 SS, 400 kg Inpari 19 ES, 200 kg Inpari 20 SS, 100 kg Inpari 23 FS, 200 kg Inpari 24 Gabusan FS, dan 400 kg Inpari 24 Gabusan SS. Sedangkan rincian benih milik kelompok penangkar yaitu kg Cigeulis FS, kg Ciherang SS, kg Ciherang ES, 675 kg Inpari 18 SS, 740 kg Inpari 19 SS, kg Inpari 19 ES, kg Inpari 20 SS, 90 kg Inpari 23 FS, 550 kg Inpari 24 Gabusan FS, dan kg Inpari 24 Gabusan SS. Pada tahun 2014 rincian benih (FS,SS,ES) yang dihasilkan UPBS BPTP Bali dari kerjasama kegiatan produksi benih padi dengan kelompok penangkar sebanyak kg dengan rincian kg menjadi milik UPBS BPTP Bali dan kg menjadi milik kelompok penangkar. Adapun rincian benih milik UPBS BPTP Bali yaitu 200 kg Cigeulis FS, Cigeulis ES, kg Ciherang SS, 700 kg Ciherang ES, 150 kg Inpari 13 FS, 500 kg Inpari 13 SS, 200 kg Inpari 14 Pakuan FS, kg Inpari 16 Pasundan ES, 150 kg Inpari 20 FS, kg Inpari 20 ES, dan 30 kg Inpari 24 Gabusan ES. Sedangkan rincian benih milik kelompok penangkar yaitu kg Cigeulis FS, Cigeulis ES, kg Ciherang SS, kg Ciherang ES, kg Inpari 13 FS, kg Inpari 13 SS, kg Inpari 14 Pakuan FS, kg Inpari 16 Pasundan ES, kg Inpari 20 FS, 520 kg Inpari 20 ES, dan 950 kg Inpari 24 Gabusan ES. Pada tahun 2015 rincian benih ( FS,SS,ES) yang dihasilkan UPBS BPTP Bali dari kerjasama kegiatan produksi benih padi dengan kelompok penangkar sebanyak kg dengan rincian menjadi milik UPBS BPTP Bali dan kg menjadi milik kelompok penangkar. Adapun rincian benih milik UPBS BPTP Bali yaitu 250 kg Cigeulis FS, kg Cigeulis SS, 400 kg Cigeulis ES, 500 kg Ciherang FS, 300 kg Ciherang SS, 100 kg Inpari 13 SS, 200 kg Inpari 14 Pakuan FS, 200 kg Inpari 14 Pakuan SS, 100 kg Inpari 15 Parahyangan FS, 200 kg Inpari 16 Pasundan FS, 350 Inpari 16 Pasundan SS, 200 kg Inpari 20 FS, 200 Inpari 20 SS, 500 kg Inpari 24 Gbusan FS, 500 Inpari 28 Kerinci FS, 300 kg Inpari 30 Ciherang Sub-1 FS, dan kg Inpari 30 Ciherang Sub-1 SS. Sedangkan rincian benih milik kelompok penangkar yaitu kg Cigeulis FS, kg Cigeulis SS, kg Cigeulis ES, kg Ciherang FS, kg Ciherang SS, kg Inpari 13 SS, 850 kg Inpari 14 Pakuan FS, kg Inpari 14 Pakuan SS, kg Inpari 15 Parahyangan FS, 700 kg Inpari 16 Pasundan FS, Inpari 16 Pasundan SS, kg Inpari 20 FS, Inpari 20 SS, kg Inpari 24 Gbusan FS, Inpari 28 Kerinci FS, kg Inpari 30 Ciherang Sub-1 FS, dan kg Inpari 30 Ciherang Sub-1 SS. Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian 441

6 442 Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian

7 Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian 443

8 Distribusi Benih di Provinsi Bali Distribusi/penyaluran benih UPBS BPTP Bali dari tahun 2013, 2014, dan 2015 dilakukan bekerjasama dengan produsen benih/kelompok penangkar disajikan pada Tabel 11, 12, dan 13. Dalam upaya mempercepat pendistribusian/penyaluran benih dan penyebaran VUB oleh UPBS BPTP Bali ke tingkat pengguna didukung dengan kegiatan promosi melalui : (1) kegiatan sosialisasi benih VUB kepada dinas pertanian, badan pelaksana penyuluhan; (2) kunjungan lapang dan panen bersama; (3) bantuan benih kepada petani melalui dinas pertanian kabupaten/kota setempat untuk dimanfaatkan dalam uji adaptasi varietas, demplot, display, kaji terap; (4) temu lapang; (5) menjadi peserta pameran dalam rangka hari krida pertanian, pamera n pembangunan dan HUT kabupaten/kota; (5) bantuan benih VUB kepada penangkar benih. Benih yang tersalur/terdistribusi dari tahun 2013, 2014, dan 2015 berpluktuasi masingmasing mencapai 98,95% ( kg), 99,08% ( kg), dan 83,7% ( kg) dari total benih masing-masing sebanyak kg, , dan kg ke kelompok tani, kios/pedagang benih, PT SHS dan PT pertani, BBI/BBU, dan kelompok penangkar di beberapa Kabupaten/kota di Bali (Tabel 3, 4, 5). Sebagian besar benih tersalur ke kelompok tani dan mengalami peningkatan dari tahun 2013, 2014, dan 2015 yaitu sebanyak 47,61% ( kg), 45,88% ( kg), dan 63,13% (59.283) dimanfaatkan untuk mendukung program swasembada beras melaluli kegiatan Sekolah Lapang (SL)-PTT dan Gerakan Penerapan (GP)-PTT. Dan hanya sebagian kecil benih tersalur ke produsen benih/kelompok penangkar dimanfaatkan sebagai benih sumber yaitu sebesar 4,15% (2.579 kg), 1,96% (990 kg), dan 2,89% (2.715 kg) masing -masing dari tahun 2013, 2014, dan Pada tahun 2013 dan 2014 benih yang dimanfaatkan oleh produsen benih/kelompok penangkar sebagai benih sumber masih lebih banyak menngunakan VUB Ciherang dan Cigeulis serta sebagian menggunakan VUB Inpari 13, Inpari 14 Pakuan, Inpari 18, Inpari 19, Inpari 20, dan Inpai 24 Gabusan. Pada tahun 2015 produsen benih/kelompok penangkar lebih banyak mengembangkan VUB Inpari dibanding dengan VUB Ciherang dan Cigeulis dengan perbandingan 65,38% (1.775 kg) dibanding dengan 34,62% (940 kg). VUB Inpari yang dikembangkan meliputi Inpari 14 Pakuan, Inpari 16 Pasundan Inpari 20, dan Inpari 30 Ciherang Sub-1. Diduga bahwa produsen benih/kelompok penangkar terlihat mulai berminat mengembangkan VUB Inpari dibanding VUB Ciherang dan Cigeulis. VUB tersebut mempunyai keunggulan yang spesifik yaitu produksi tinggi antara 8-10 t/ha GKP dibanding dengan VUB ciherang dan Cigeulis yang hanya menghasilkan 7-8 t/ha GKP dengan tekstur nasi pulen. Dua VUB diantaranya yaitu Inpari 16 Pasundan dan Inpari 30 Ciherang Sub-1 dengan produksi GKG lebih tinggi dibanding potensi hasil yang tertera dalam deskripsi varietas dimana hasil GKP Inpari 16 Pasundan dan Inpari 30 Ciherang Sub-1 8,5 t/ha dan 9,6 t/ha dibanding dengan 7,6 t/ha dan 9,5 t/ha. Kelemahannya VUB Inpari 30 Ciherang Sub-1 rentan terhadap penyakit blas dan hawar daun bakteri. Di tingkat kelompok tani Inpari 30 Ciherang Sub-1 lebih dikenal dengan sebutan Ciherang super. Sebagian benih tersalur/ terdistribusi ke PT. SHS/Pertani, Kios/pedagang, dan BBI/BBU. Pada tahun 2013 benih yang tersalur ke PT SHS/Pertani, kios/pedagang, dan BBI/BBU dengan rincian 40,90% ( kg), 6,15% (3.820 kg), 0,14% ( 90 kg). Sebagian produksi benih tahun 2014 yang tersalur/terdistribusi ke PT SHS/Pertani dan kios/pedagang masing-masing dengan rincian 2,96% (1.500 kg) dan 48,28% ( kg). Sedangkan sebagian produksi benih tahun 2015 yang tersalur/terdistribusi ke PT SHS/Pertani dan kios/pedagang masing-masing dengan rincian 5,01% (4.700 kg) dan 12,67% ( kg). Dan hanya sebagian kecil benih produksi tahun 2013 dan tahun 2014 tidak tersalur dan tidak layak (kedaluarsa) yaitu sebanyak 1,05% (655 kg) dan 0,92% (465 kg). Sedangkan benih produksi tahun 2015 yang belum tersalur dan layak adalah 444 Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian

9 sebanyak 16,03% ( kg) yang terdiri dari 979 kg Inpari 13 SS, 675 Inpari 14 Pakuan SS, Inpari 16 Pasundan FS, kg Inpari 19 FS, dan Inpari 20 FS/SS. Tabel 3. Distribusi/penyaluran benih kegiatan penyediaan dan perbanyakan benih unggul mendukung SL-PTT di Bali T.A No. Varietas Benih Masuk Kelas Benih Jumlah (kg) PT. SHS/ Pertani BBI/ BBU Benih Keluar (kg) Kelompok tani Kios/ pedagang Stok (kg) 1. Inpari 6 FS Inpari 7 ES Inpari 13 FS Inpari 13 ES Inpari 18 SS Inpari 19 SS Inpari 19 ES Inpari 20 SS Inpari 23 FS Inpari 24 FS Inpari 24 SS Cigeulis FS Ciherang SS Ciherang ES Jumlah Persentase (%) 40,90 0,14 4,15 47,61 6,15 1,05 Tabel 4. Distribusi/penyaluran benih kegiatan penyediaan dan perbanyakan benih unggul mendukung PTT Padi di Bali T.A No. Varietas Benih Masuk Kelas Benih Jumlah (kg) PT. SHS/ Pertani BBI/ BBU Benih Keluar (kg) Penangkar Penangkar Kelompok tani Kios/ pedagang Stok (kg) 1. Ciherang BP Ciherang BR Inpari 19 BR * 4. Inpari 24 BP Inpari 24 BR Cigeulis BR Cigeulis BD Inpari 13 BD Inpari 13 BP Inpari 14 BD Inpari 16 BR Inpari 20 BD Inpari 20 BR Jumlah Persentase (%) Keterangan: *) Jadi Konsumsi 2,96 1,96 45,88 48,28 0,92 Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian 445

10 Tabel 5. Distribusi/penyaluran benih kegiatan produksi benih sumber padi di Bali T.A No. Varietas Benih Masuk Kelas Benih Jumlah (kg) PT. SHS/ Pertani BBI/ BBU Benih Keluar (kg) Penangkar Kelompok tani Kios/ pedagang Stok (kg) 1. Ciherang BD Ciherang BP Cigeulis BD Cigeulis BP Cigeulis ES Inpari 13 BP Inpari 14 BD Pakuan 7. Inpari 14 BP Pakuan 8. Inpari 15 BD Parahyangan 9. Inpari 16 BD Pasundan 10. Inpari 16 BP Pasundan 11. Inpari 19 BD Inpari 20 BD Inpari 20 BP Inpari 24 Gabusan 15. Inpari 28 Kerinci 16. Inpari 30 Ciherang Sub Inpari 30 Ciherang Sub 1 BD BD * BD BP Jumlah Persentase (%) 5,01 2,89 63,13 12,67 16,30 Keterangan: *= benih kedaluarsa Sebaran Varietas Kegiatan produksi benih padi yang dilakukan UPBS BPTP Bali bekerjasama dengan produsen benih/kelompok penangkar disamping dapat mendukung ketersedian benih unggul bersertifikat secara berkelanjutan juga dapat mempercepat penyebaran VUB ke tingkat pengguna di kabupaten/kota di Bali. Adapun sebaran VUB dari hasil produksi benih dari tahun 2008 sampai 2015 tersebar ke kelompok tani/pengguna lainnya di berbagai kabuapten/kota di Bali mencapai ,38 hektar disajikan pada Tabel 6. VUB yang mampu disebarkan melalui kegiatan ini meliputi Ciherang, Cigeulis, Inpari 6 Jete, Inpari 7 Lanrang, Inpari 10 Laeya, Inpari 13, Inpari 14 Pakuan, Inpari 15 Parahyangan, Inpari 16 Pasundan, Inpari 18, Inpari 19, Inpari 20, Inpari 24 Gabusan, Inpari 28 Kerinci, dan Inpari 30 Ciherang Sub-1. Diantara sebaran VUB seluas ,38 hektar, varietas Cigeulis tersebar paling luas yaitu mencapai ,22 hektar, kemudian disusul oleh VUB Ciherang 6.683,66 hektar. Disamping dapat menyebarkan VUB Cigeulis dan Ciherang, melalui kegiatan ini dapat mempercepat penyebaran VUB Inpari seperti 446 Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian

11 Inpari 6 Jete, Inpari 7 Lanrang, Inpari 10 Laeya, Inpari 13, Inpari 14 Pakuan, Inpari 15 Parahyangan, Inpari 16 Pasundan, Inpari 18, Inpari 19, Inpari 20, Inpari 24 Gabusan, Inpari 28 Kerinci, dan Inpari 30 Ciherang Sub-1 masing-masing seluas 222,6 ha, 219 ha, 382,4 ha, 1328,66 ha, 255,2 ha, 61,6 ha, 108 ha, 59,46 ha, 81,8 ha, 471,56 ha, 323,6 ha, 170 ha, dan 345,6 ha. Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian 447

12 448 Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian

13 Kesimpulan 1. Produksi benih sumber padi oleh UPBS BPTP Bali yang dilaksanakan dari tahun 2013, 2014, dan 2015 bekerjasama dengan produsen benih/kelompok penangkar mampu menghasilkan benih unggul bersertifikat secara cepat dan tepat serta berkelanjutan dengan produksi benih masing-masing kg, kg, dan kg. 2. Produksi benih sumber padi oleh UPBS BPTP Bali yang dilaksanakan dari tahun 2013, 2014, dan 2015 bekerjasama dengan produsen benih/ kelompok penangkar mampu mempercepat diseminasi VUB Inpari selain Ciherang dan Cigeulis seperti Inpari 6 Jete, Inpari 7 Lanrang, Inpari 10 Laeya, Inpari 13, Inpari 14 Pakuan, Inpari 15 Parahyangan, Inpari 6 Pasundan, Inpari 18, Inpari 19, Inpari 20, Inpari 24 Gabusan, Inpari 28 Kerinci, dan Inpari 30 Ciherang Sub Luas sebaran VUB melalui kegiatan produksi benih sumber oleh UPBS BPTP Bali bekerjasama dengan produsen benih/kelompom penangkar dari tahun 2008 sampai 2015 mencapai ,38 ha diantaranya VUB Cigeulis mencapai sebaran paling luas yaitu ,22 ha, kemudian disusul oleh sebaran VUB Ciherang yaitu seluas 6.683,66 ha. Disamping dapat menyebarkan VUB Cigeulis dan Ciherang, melalui kegiatan ini dapat mempercepat penyebaran VUB Inpari seperti Inpari 6 Jete, Inpari 7 Lanrang, Inpari 10 Laeya, Inpari 13, Inpari 14 Pakuan, Inpari 15 Parahyangan, Inpari 16 Pasundan, Inpari 18, Inpari 19, Inpari 20, Inpari 24 Gabusan, Inpari 28 Kerinci, dan Inpari 30 Ciherang Sub-1 masing-masing seluas 222,6 ha, 219 ha, 382,4 ha, 1328,66 ha, 255,2 ha, 61,6 ha, 108 ha, 59,46 ha, 81,8 ha, 471,56 ha, 323,6 ha, 170 ha, dan 345,6 ha. Daftar Pustaka Adri, Kuntoro Boga Pengkajian Sistem Penyediaan (>90%) Kebutuhan Benih Unggul Bermutu (Padi, Jagung, Kedelai) yang Lebih Murah (>20%) secara Berkelanjutan untuk Mendukung Program Strategis Peningkatan Produksi Padi (>10%), Jagung (>20%), dan Kedelai (>20%) di Wilayah Jawa Timur. Laporan Akhir. BPTP Jawa Timur. Malang. Badan Litbang Pertanian, Pedoman Umum Produksi Benih Sumber Padi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Badan Litbang Pertanian, Petunjuk teknis unit pengelolaan benih sumber Pedoman Umum Pengelolaan Benih Sumber. Kementerian Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. BPSBTPH Provinsi Bali, Realisasi Sertifikasi Benih Padi Non Hibrida Tahun BPSBTPH Bali. Denpasar. BPTP Bali Laporan Akhir Pengembangan Pengelolaan Tanaman Terpadi (PTT) dan Benih Padi. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Badan Litbang Pertanian. BPTP Bali, Laporan Akhir Pengembangan Pengelolaan Tanaman Terpadi (PTT) dan Benih Padi. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Badan Litbang Pertanian. BPTP Bali Laporan Akhir Demplot Perbenihan VUB Padi Sawah untuk Memenuhi 80% Kebutuhan Benih Unggul Secara Berkelanjutan. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Badan Litbang Pertanian. Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian 449

14 BPTP Bali Laporan Akhir demplot perbenihan padi mendukung SL-PTT di Kabupaten Tabanan. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Badan Litbang Pertanian. BPTP Bali Laporan akhir penyediaan dan perbanyakan benih unggul mendukung SL-PTT di Bali. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Badan Litbang Pertanian. BPTP Bali Laporan akhir penyediaan dan perbanyakan benih unggul mendukung SL-PTT di Bali. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Badan Litbang Pertanian. BPTP Bali Laporan akhir penyediaan dan perbanyakan benih unggul mendukung PTT padi di Bali. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Badan Litbang Pertanian. Departemen Pertanian, Arah dan Strategi Sistem Perbenihan Tanaman Nasional Darman M. Arsyad dan Maesti M., Pemberdayaan kelompok tani sebagai penangkar benih padi dan palawija. Prosiding Lokakarya Regional Akselerasi Diseminasi Inovasi Teknologi Pertanian Mendukung Pembangunan berawal dari Desa. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Bogor. Hidayat J.R Konsepsi revitalisasi sistem perbenihan tanaman. Iptek Tanaman Pangan. Vol 1(2) Kamaruddin, N.St.2012 Membangun jejaring agribisnis perbenihan padi dan palawija berbasis gapoktan. Buletin No. 5 Tahun Diunduh dari tanggal 25 Juni Nugraha, U.S Legalisasi, Kebijakan, dan Kelembagaan Pembangunan Perbenihan. Perkembangan Teknologi TRO. 26(1). RPKK Revitalisasi Pertanian. Nugraha, U.S., S. Wahyuni, M.Y. Samaullah, dan A. Ruskandar Perbenihan di Indonesia. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (dalam proses pubilkasi) Ruskandar A., Sri Wahyuni, Sri Hari Mulya, dan Tita Rustiati Respon petani di pulai Jawa terhadap benih bersertifikat. Prosiding Seminar Apresiasi Hasil Penelitian Padi Menunjang P2BN. Buku 2. Penyunting Bambang Suprihatno, Aan A. Dradjat, Hendarsih Suharto, Husin M. Toha, Agus Setyono, Suprihatno, Agus S. Yahya. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Hal Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian

Upaya dan Kendala Penyediaan Benih Padi dari Pemerintah dan Petani Penangkar Mendukung Kedaulatan Pangan di Propinsi Bali

Upaya dan Kendala Penyediaan Benih Padi dari Pemerintah dan Petani Penangkar Mendukung Kedaulatan Pangan di Propinsi Bali Upaya dan Kendala Penyediaan Benih Padi dari Pemerintah dan Petani Penangkar Mendukung Kedaulatan Pangan di Propinsi Bali Ni Putu Sutami, I Made Londra dan IBK Suastika Balai pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

Keragaan Beberapa Varietas Unggul Baru (VUB) Inpari di Subak Dlod Sema Badung Bali

Keragaan Beberapa Varietas Unggul Baru (VUB) Inpari di Subak Dlod Sema Badung Bali Keragaan Beberapa Varietas Unggul Baru (VUB) Inpari di Subak Dlod Sema Badung Bali I.B.K. Suastika, dan Putu Suratmini Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bali Jl. By Pass Ngurah Rai Denpasar Bali

Lebih terperinci

Kajian Produksi Benih Sumber Padi UPBS BPTP Kalimantan Tengah

Kajian Produksi Benih Sumber Padi UPBS BPTP Kalimantan Tengah Kajian Produksi Benih Sumber Padi UPBS BPTP Kalimantan Tengah Suparman BPTP Kalimantan Tengah Jl. G. Obos Km. 5 Palangka Raya E-mail : arman.litbang@gmail.com Abstrak Ketersediaan benih dengan prinsip

Lebih terperinci

PENGUATAN KELEMBAGAAN PENANGKAR BENIH UNTUK MENDUKUNG KEMANDIRIAN BENIH PADI DAN KEDELAI

PENGUATAN KELEMBAGAAN PENANGKAR BENIH UNTUK MENDUKUNG KEMANDIRIAN BENIH PADI DAN KEDELAI Policy Brief PENGUATAN KELEMBAGAAN PENANGKAR BENIH UNTUK MENDUKUNG KEMANDIRIAN BENIH PADI DAN KEDELAI Pendahuluan 1. Produksi benih tanaman pangan saat ini, termasuk benih padi dan benih kedelai, merupakan

Lebih terperinci

PERAN UNIT PENGELOLA BENIH SUMBER DALAM PENGUATAN SISTEM PERBENIHAN DI KALIMANTAN TENGAH

PERAN UNIT PENGELOLA BENIH SUMBER DALAM PENGUATAN SISTEM PERBENIHAN DI KALIMANTAN TENGAH non SL-PTT dan dapat memberikan alternatif pilihan varietas yang dapat digunakan untuk pergiliran varietas. 3. Pada lahan rawa pasang surut/rawa lebak melalui pengawalan ini telah diadopsi beberapa varietas

Lebih terperinci

ADOPSI PETANI PADI SAWAH TERHADAP VARIETAS UNGGUL PADI DI KECAMATAN ARGAMAKMUR, KABUPATEN BENGKULU UTARA, PROVINSI BENGKULU

ADOPSI PETANI PADI SAWAH TERHADAP VARIETAS UNGGUL PADI DI KECAMATAN ARGAMAKMUR, KABUPATEN BENGKULU UTARA, PROVINSI BENGKULU ADOPSI PETANI PADI SAWAH TERHADAP VARIETAS UNGGUL PADI DI KECAMATAN ARGAMAKMUR, KABUPATEN BENGKULU UTARA, PROVINSI BENGKULU Andi Ishak, Dedi Sugandi, dan Miswarti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

Lebih terperinci

PERBANYAKAN BENIH SUMBER PADI DI SUMATERA UTARA MELALUI UPBS 2015

PERBANYAKAN BENIH SUMBER PADI DI SUMATERA UTARA MELALUI UPBS 2015 PERBANYAKAN BENIH SUMBER PADI DI SUMATERA UTARA MELALUI UPBS 2015 Latar Belakang PENDAHULUAN Pembangunan pertanian dewasa ini diarahkan kepada ketahanan pangan serta pembangunan sistem dan usaha agribisnis

Lebih terperinci

PERBANYAKAN BENIH SUMBER PADI DAN KEDELAI DI SUMATERA UTARA MELALUI UPBS

PERBANYAKAN BENIH SUMBER PADI DAN KEDELAI DI SUMATERA UTARA MELALUI UPBS PERBANYAKAN BENIH SUMBER PADI DAN KEDELAI DI SUMATERA UTARA MELALUI UPBS CATUR HERMANTO dan Tim Disampaikan pada seminar proposal kegiatan BPTP Sumatera Utara TA. 2014 Kamis, 9 Januari 2014 OUTLINE 1.

Lebih terperinci

KAJIAN PENGGUNAAN VARIETAS UNGGUL PADI BERLABEL DI KECAMATAN CURUP SELATAN KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU

KAJIAN PENGGUNAAN VARIETAS UNGGUL PADI BERLABEL DI KECAMATAN CURUP SELATAN KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU KAJIAN PENGGUNAAN VARIETAS UNGGUL PADI BERLABEL DI KECAMATAN CURUP SELATAN KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU Yartiwi dan Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jalan Irian km

Lebih terperinci

SEBARAN DAN POTENSI PRODUSEN BENIH PADI UNGGUL MENDUKUNG PENYEDIAAN BENIH BERMUTU DI KALIMANTAN SELATAN

SEBARAN DAN POTENSI PRODUSEN BENIH PADI UNGGUL MENDUKUNG PENYEDIAAN BENIH BERMUTU DI KALIMANTAN SELATAN SEBARAN DAN POTENSI PRODUSEN BENIH PADI UNGGUL MENDUKUNG PENYEDIAAN BENIH BERMUTU DI KALIMANTAN SELATAN Fakhrina dan Agus Hasbianto Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Selatan Jl. P.

Lebih terperinci

Keragaan Produksi Benih Jagung di Tingkat Penangkar di Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara

Keragaan Produksi Benih Jagung di Tingkat Penangkar di Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara Keragaan Produksi Benih Jagung di Tingkat Penangkar di Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara Idris Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tenggara Bptp-sultra@litbang.deptan.go.id Abstrak Penyebaran

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERBENIHAN (UPBS) PADI DI SUMATERA UTARA. Tim UPBS BPTP Sumatera Utara

PENGEMBANGAN PERBENIHAN (UPBS) PADI DI SUMATERA UTARA. Tim UPBS BPTP Sumatera Utara PENGEMBANGAN PERBENIHAN (UPBS) PADI DI SUMATERA UTARA Tim UPBS BPTP Sumatera Utara LATAR BELAKANG Pencapaian swasembada beras berkelanjutan dapat terwujud melalui peningkatan produksi padi nasional. Secara

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PERBENIHAN TANAMAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. struktur pembangunan perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi

I. PENDAHULUAN. struktur pembangunan perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan,

Lebih terperinci

POTENSI PENGEMBANGAN PRODUSEN/PENANGKAR BENIH KEDELAI BERSERTIFIKAT DI JAWA TENGAH ABSTRAK

POTENSI PENGEMBANGAN PRODUSEN/PENANGKAR BENIH KEDELAI BERSERTIFIKAT DI JAWA TENGAH ABSTRAK POTENSI PENGEMBANGAN PRODUSEN/PENANGKAR BENIH KEDELAI BERSERTIFIKAT DI JAWA TENGAH Abdul Choliq, Sri Rustini, dan Yulianto Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah Bukit Tegal Lepek, Sidomulyo,

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PERBENIHAN TANAMAN

Lebih terperinci

PELUANG AGRIBISNIS BENIH JAGUNG KOMPOSIT DI JAWA TENGAH

PELUANG AGRIBISNIS BENIH JAGUNG KOMPOSIT DI JAWA TENGAH PELUANG AGRIBISNIS BENIH JAGUNG KOMPOSIT DI JAWA TENGAH Endang Iriani, Joko Handoyo dan Cahyati Setiani Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah Abstrak. Di Jawa Tengah, pada umumnya tanaman jagung

Lebih terperinci

Adopsi dan Dampak Penggunaan Benih Berlabel di Tingkat Petani.

Adopsi dan Dampak Penggunaan Benih Berlabel di Tingkat Petani. 28 Adopsi dan Dampak Penggunaan Benih Berlabel di Tingkat Petani. Pendahuluan Kebutuhan benih bermutu untuk produksi tanaman pangan dan perkebunan relatif tinggi seiring dengan tujuan produksi yang lebih

Lebih terperinci

Kinerja Lembaga Perbenihan dalam Mendukung Penyediaan Benih Padi Berkualitas di Provinsi Bangka Belitung

Kinerja Lembaga Perbenihan dalam Mendukung Penyediaan Benih Padi Berkualitas di Provinsi Bangka Belitung Kinerja Lembaga Perbenihan dalam Mendukung Penyediaan Benih Padi Berkualitas di Provinsi Bangka Belitung Ahmadi dan Dede Rusmawan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Bangka Belitung Jalan Mentok

Lebih terperinci

KAJIAN POLA PENDAMPINGAN PROGRAM SL-PTT DI KABUPATEN LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN

KAJIAN POLA PENDAMPINGAN PROGRAM SL-PTT DI KABUPATEN LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian, 2013 KAJIAN POLA PENDAMPINGAN PROGRAM SL-PTT DI KABUPATEN LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN Sahardi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan ABSTRAK

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2006 ANALISIS SISTEM PERBENIHAN KOMODITAS PANGAN DAN PERKEBUNAN UTAMA

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2006 ANALISIS SISTEM PERBENIHAN KOMODITAS PANGAN DAN PERKEBUNAN UTAMA LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2006 ANALISIS SISTEM PERBENIHAN KOMODITAS PANGAN DAN PERKEBUNAN UTAMA Oleh : Bambang Sayaka I Ketut Kariyasa Waluyo Yuni Marisa Tjetjep Nurasa PUSAT ANALISIS SOSIAL EKONOMI

Lebih terperinci

Varietas Padi Unggulan. Badan Litbang Pertanian. Gambar 1. Varietas Inpari 19 di areal persawahan KP. Sukamandi, Jawa Barat.

Varietas Padi Unggulan. Badan Litbang Pertanian. Gambar 1. Varietas Inpari 19 di areal persawahan KP. Sukamandi, Jawa Barat. AgroinovasI Varietas Padi Unggulan Gambar 1. Varietas Inpari 19 di areal persawahan KP. Sukamandi, Jawa Barat. Padi..semua sudah tak asing lagi dengan jenis tanaman pangan yang satu ini. Bila sudah diubah

Lebih terperinci

POTENSI LEMBAGA PERBENIHAN DALAM PENYEDIAAN BENIH PADI DI PROVINSI BENGKULU PENDAHULUAN

POTENSI LEMBAGA PERBENIHAN DALAM PENYEDIAAN BENIH PADI DI PROVINSI BENGKULU PENDAHULUAN POTENSI LEMBAGA PERBENIHAN DALAM PENYEDIAAN BENIH PADI DI PROVINSI BENGKULU Wahyu Wibawa dan Yesmawati Pengkajian Teknologi Bengkulu Jl. Irian Km. 6,5. Telp. 0736 23030 E-mail bptp_bengkulu@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan perekonomian nasional. Selain mampu menyerap tenaga kerja, sektor pertanian juga berperan penting

Lebih terperinci

TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI PTT PADI DAN PENDAMPINGAN SL-PTT DI KALIMANTAN TENGAH

TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI PTT PADI DAN PENDAMPINGAN SL-PTT DI KALIMANTAN TENGAH BULETIN INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN LITKAJIBANGRAP Susilawati., B.S. Purwoko, H. Aswidinnoor dan E. Santosa. 2012. Tingkat Produksi Ratun berdasarkan Tinggi Pemotongan Batang Padi Sawah Saat Panen. J.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan dalam pembangunan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan dalam pembangunan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan dalam pembangunan ekonomi nasional karena memiliki kontribusi yang dominan, baik secara langsung maupun secara tidak

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL JUDUL KEGIATAN PENDAMPINGAN PROGRAM SL-PTT DI KABUPATEN GOWA. Andi Ella, dkk

LAPORAN HASIL JUDUL KEGIATAN PENDAMPINGAN PROGRAM SL-PTT DI KABUPATEN GOWA. Andi Ella, dkk LAPORAN HASIL JUDUL KEGIATAN PENDAMPINGAN PROGRAM SL-PTT DI KABUPATEN GOWA Andi Ella, dkk PENDAHULUAN Program strategis Kementerian Pertanian telah mendorong Badan Litbang Pertanian untuk memberikan dukungan

Lebih terperinci

Pembinaan Penangkar dan Perbanyakan Benih Sumber Varietas Unggul Padi, Jagung dan Kedelai (APBN

Pembinaan Penangkar dan Perbanyakan Benih Sumber Varietas Unggul Padi, Jagung dan Kedelai (APBN <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:wingdings; panose-1:5 0 0 0 0 0 0 0 0 0; mso-font-charset:2; mso-generic-font-family:auto; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:0 268435456

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR LAMPIRAN... RINGKASAN EKSEKUTIF... I. PENDAHULUAN...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR LAMPIRAN... RINGKASAN EKSEKUTIF... I. PENDAHULUAN... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR LAMPIRAN... RINGKASAN EKSEKUTIF... i ii iii iv v iv I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Kedudukan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia berhasil meningkatkan produksi padi secara terus-menerus. Selama

I. PENDAHULUAN. Indonesia berhasil meningkatkan produksi padi secara terus-menerus. Selama I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Produksi padi nasional terus menerus mengalami peningkatan sepanjang empat tahun terakhir. Pada saat dunia mengalami penurunan produksi pangan, Indonesia berhasil meningkatkan

Lebih terperinci

Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (m-p3mi) Berbasis Padi Palawija

Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (m-p3mi) Berbasis Padi Palawija Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (m-p3mi) Berbasis Padi Palawija Badan Litbang Pertanian mulai tahun 2011 mencanangkan Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (M-P3MI)

Lebih terperinci

Kata kunci : Adopsi, VUB padi, Produktivitas, Jawa Timur

Kata kunci : Adopsi, VUB padi, Produktivitas, Jawa Timur Juni, 202 PERCEPATAN ADOPSI VARIETAS UNGGUL BARU UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PADI DI JAWA TIMUR Purwanto ), Dwi Wahyu Astuti 2), dan Herman Subagio 3),2) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pokok sebagian besar penduduk di Indonesia. karbohidrat lainnya, antara lain: (1) memiliki sifat produktivitas tinggi, (2) dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. pokok sebagian besar penduduk di Indonesia. karbohidrat lainnya, antara lain: (1) memiliki sifat produktivitas tinggi, (2) dapat 18 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningkatnya angka pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia merupakan salah satu tantangan berat yang harus dihadapi oleh sektor pertanian karena dengan pertambahan

Lebih terperinci

DAYA HASIL DAN POTENSI LIMBAH UNTUK PAKAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU (VUB) PADA SISTEM TANAM LEGOWO 2:1. I NYOMAN ADIJAYA dan I MADE RAI YASA

DAYA HASIL DAN POTENSI LIMBAH UNTUK PAKAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU (VUB) PADA SISTEM TANAM LEGOWO 2:1. I NYOMAN ADIJAYA dan I MADE RAI YASA DAYA HASIL DAN POTENSI LIMBAH UNTUK PAKAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU (VUB) PADA SISTEM TANAM LEGOWO 2:1 I NYOMAN ADIJAYA dan I MADE RAI YASA Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali ABSTRAK Selama

Lebih terperinci

KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR

KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR Charles Y. Bora 1 dan Buang Abdullah 1.Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Timur. Balai Besar Penelitian

Lebih terperinci

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS PADI. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS PADI. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005 Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS PADI Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005 MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN Atas perkenan dan ridho

Lebih terperinci

KERAGAAN KINERJA DAN KAPASITAS BALAI BENIH INDUK (BBI) DALAM PENYEDIAAN BENIH PADI DI PROVINSI BANTEN

KERAGAAN KINERJA DAN KAPASITAS BALAI BENIH INDUK (BBI) DALAM PENYEDIAAN BENIH PADI DI PROVINSI BANTEN KERAGAAN KINERJA DAN KAPASITAS BALAI BENIH INDUK (BBI) DALAM PENYEDIAAN BENIH PADI DI PROVINSI BANTEN Silvia Yuniarti, Resmayeti Purba, Andy Saryoko, Tian Mulyaqin Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

PENGUATAN KELEMBAGAAN PENANGKAR BENIH UNTUK MENDUKUNG KEMANDIRIAN BENIH PADI DAN KEDELAI

PENGUATAN KELEMBAGAAN PENANGKAR BENIH UNTUK MENDUKUNG KEMANDIRIAN BENIH PADI DAN KEDELAI LAPORAN AKHIR TA 2015 PENGUATAN KELEMBAGAAN PENANGKAR BENIH UNTUK MENDUKUNG KEMANDIRIAN BENIH PADI DAN KEDELAI Oleh: Bambang Sayaka Hermanto Muchjidin Rachmat Valeriana Darwis Frans B.M Dabukke Sri Suharyono

Lebih terperinci

KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU PADI PENANGKARAN SEBAGAI BENIH SUMBER DI LAMPUNG

KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU PADI PENANGKARAN SEBAGAI BENIH SUMBER DI LAMPUNG KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU PADI PENANGKARAN SEBAGAI BENIH SUMBER DI LAMPUNG Rr. Ernawati Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung Jl. Z.A. Pagar Alam No. 1ª Bandar lampung E-mail: ernawati

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN (RODHP) PENDAMPINGAN PTT PADI DI PROVINSI BENGKULU

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN (RODHP) PENDAMPINGAN PTT PADI DI PROVINSI BENGKULU RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN (RODHP) PENDAMPINGAN PTT PADI DI PROVINSI BENGKULU BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu usahatani diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana mengalokasikan sumberdaya yang dimiliki secara efektif dan efisien dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan jumlah penduduk di dunia semakin meningkat dari tahun ketahun. Jumlah penduduk dunia mencapai tujuh miliar saat ini, akan melonjak menjadi sembilan miliar pada

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian nasional. Peran strategis pertanian tersebut digambarkan melalui kontribusi yang nyata melalui pembentukan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis 1 Pendahuluan (1) Permintaan terhadap berbagai komoditas pangan akan terus meningkat: Inovasi teknologi dan penerapan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 206 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA SELATAN No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target. Tersedianya teknologi pertanian spesifik 2. Dihasilkannya rumusan rekomendasi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penyuluhan pertanian mempunyai peranan strategis dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia (petani) sebagai pelaku utama usahatani. Hal ini ditegaskan dalam Undang-Undang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan komoditas yang sedang dikembangkan di Indonesia. besar mengimpor karena kebutuhan kedelai yang tinggi.

I. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan komoditas yang sedang dikembangkan di Indonesia. besar mengimpor karena kebutuhan kedelai yang tinggi. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai merupakan komoditas yang sedang dikembangkan di Indonesia karena menjadi salah satu tanaman pangan penting setelah beras dan jagung, sehingga kedelai menjadi sumber

Lebih terperinci

KAJIAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH UNGGUL BERMUTU KEDELE DALAM MENDUKUNG PROGRAM STRATEGIS PENINGKATAN PRODUKSI KEDELE DI WILAYAH BALI

KAJIAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH UNGGUL BERMUTU KEDELE DALAM MENDUKUNG PROGRAM STRATEGIS PENINGKATAN PRODUKSI KEDELE DI WILAYAH BALI Seminar Nasional : Kedaulatan Pangan dan Energi Juni, 2012 KAJIAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH UNGGUL BERMUTU KEDELE DALAM MENDUKUNG PROGRAM STRATEGIS PENINGKATAN PRODUKSI KEDELE DI WILAYAH BALI I.B. Suastika

Lebih terperinci

X.82. Pengembangan tanaman jagung yang adaptif di lahan masam dengan potensi hasil 9,0 t/ha. Zubachtirodin

X.82. Pengembangan tanaman jagung yang adaptif di lahan masam dengan potensi hasil 9,0 t/ha. Zubachtirodin X.82 Pengembangan tanaman jagung yang adaptif di lahan masam dengan potensi hasil 9,0 t/ha Zubachtirodin BALAI PENELITIAN TANAMAN SEREALIA 2012 LATAR BELAKANG PROGRAM KEMTAN 2010-2014 - EMPAT SUKSES: SWASEMBADA

Lebih terperinci

Abstrak

Abstrak Peningkatan Produktivitas dan Finansial Petani Padi Sawah dengan Penerapan Komponen Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) (Studi Kasus di Desa Kandai I Kec. Dompu Kab. Dompu) Yuliana Susanti, Hiryana

Lebih terperinci

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS PADI. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS PADI. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS PADI Edisi Kedua Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2007 AGRO INOVASI MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH MELALUI PENERAPAN KOMPONEN TEKNOLOGI PTT DI SULAWESI TENGGARA

PENINGKATAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH MELALUI PENERAPAN KOMPONEN TEKNOLOGI PTT DI SULAWESI TENGGARA PENINGKATAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH MELALUI PENERAPAN KOMPONEN TEKNOLOGI PTT DI SULAWESI TENGGARA Sri Bananiek 1, Agussalim 1 dan Retna Qomariah 2 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN. No Lampiran Halaman

DAFTAR LAMPIRAN. No Lampiran Halaman DAFTAR LAMPIRAN No Lampiran Halaman 1 Foto-Foto Penelitian... 81 xvi 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan visi dan misi Provinsi Bali tahun 2009, prioritas pembangunan Provinsi Bali sesuai

Lebih terperinci

UPAYA PERCEPATAN ADOPSI VARIETAS UNGGUL BARU PADI INPARI

UPAYA PERCEPATAN ADOPSI VARIETAS UNGGUL BARU PADI INPARI UPAYA PERCEPATAN ADOPSI VARIETAS UNGGUL BARU PADI INPARI Made J. Mejaya dan L. Hakim Puslitbang Tanaman Pangan Ringkasan Pada tahun 2017, sasaran produksi padi sebesar 80,76 juta ton GKG dengan produktivitas

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI GOGO DAN PENDAPATAN PETANI LAHAN KERING MELALUI PERUBAHAN PENERAPAN SISTEM TANAM TANAM DI KABUPATEN BANJARNEGARA

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI GOGO DAN PENDAPATAN PETANI LAHAN KERING MELALUI PERUBAHAN PENERAPAN SISTEM TANAM TANAM DI KABUPATEN BANJARNEGARA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI GOGO DAN PENDAPATAN PETANI LAHAN KERING MELALUI PERUBAHAN PENERAPAN SISTEM TANAM TANAM DI KABUPATEN BANJARNEGARA Tota Suhendrata dan Setyo Budiyanto Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN PENANGKARAN BENIH UNTUK PERCEPATAN DISTRIBUSI BENIH VARIETAS JAGUNG NASIONAL

PEMBENTUKAN PENANGKARAN BENIH UNTUK PERCEPATAN DISTRIBUSI BENIH VARIETAS JAGUNG NASIONAL PEMBENTUKAN PENANGKARAN BENIH UNTUK PERCEPATAN DISTRIBUSI BENIH VARIETAS JAGUNG NASIONAL Margaretha S.L. dan Sania Saenong Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Penelitian ini dilaksanakan pada Kelompok

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sektor-sektor yang berpotensi besar bagi kelangsungan perekonomian

I. PENDAHULUAN. sektor-sektor yang berpotensi besar bagi kelangsungan perekonomian I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Memasuki era perdagangan bebas, Indonesia harus mampu mengantisipasi persaingan ekonomi yang semakin ketat di segala bidang dengan menggali sektor-sektor yang

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PENDAMPINGAN SL-PTT PADI DAN JAGUNG DI PROVINSI BENGKULU

PETUNJUK PELAKSANAAN PENDAMPINGAN SL-PTT PADI DAN JAGUNG DI PROVINSI BENGKULU PETUNJUK PELAKSANAAN PENDAMPINGAN SL-PTT PADI DAN JAGUNG DI PROVINSI BENGKULU BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2012 1 PETUNJUK PELAKSANAAN NOMOR : 26/1801.019/011/A/JUKLAK/2012 1. JUDUL ROPP

Lebih terperinci

POLICY BRIEF MENDUKUNG GERAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (GP-PTT) MELALUI TINJAUAN KRITIS SL-PTT

POLICY BRIEF MENDUKUNG GERAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (GP-PTT) MELALUI TINJAUAN KRITIS SL-PTT POLICY BRIEF MENDUKUNG GERAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (GP-PTT) MELALUI TINJAUAN KRITIS SL-PTT Ir. Mewa Ariani, MS Pendahuluan 1. Upaya pencapaian swasembada pangan sudah menjadi salah satu

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 206 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan

Lebih terperinci

SISTEM PRODUKSI JAGUNG DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT. Muhammad Aqil dan Bunyamin Z. ABSTRAK

SISTEM PRODUKSI JAGUNG DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT. Muhammad Aqil dan Bunyamin Z. ABSTRAK Muhammad Aqil dan Bunyamin Z.: Sistem Produksi Jagung... SISTEM PRODUKSI JAGUNG DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Muhammad Aqil dan Bunyamin Z. Balai Penelitian Tanaman Serealia Jl. Dr. Ratulangi No. 274

Lebih terperinci

TERCAPAINYA SWASEMBADA BENIH PADI UNGGUL BERSERITIFIKAT SEBAGAI SALAH SATU PENCIRI KABUPATEN BOGOR TERMAJU DI INDONESIA TAHUN 2015

TERCAPAINYA SWASEMBADA BENIH PADI UNGGUL BERSERITIFIKAT SEBAGAI SALAH SATU PENCIRI KABUPATEN BOGOR TERMAJU DI INDONESIA TAHUN 2015 TERCAPAINYA SWASEMBADA BENIH PADI UNGGUL BERSERITIFIKAT SEBAGAI SALAH SATU PENCIRI KABUPATEN BOGOR TERMAJU DI INDONESIA TAHUN 2015 Ir. Siti Nurianty, MM Kadistanhut Kab.Bogor Pemerintah Kabupaten Bogor

Lebih terperinci

Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara

Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara Bahtiar 1), J. W. Rembang 1), dan Andi Tenrirawe 2) Peneliti pada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Utara 1) Balai Penelitian

Lebih terperinci

REKOMENDASI VARIETAS JAGUNG TOLERAN TERHADAP HAMA PENYAKIT DI PROVINSI BENGKULU. Wahyu Wibawa

REKOMENDASI VARIETAS JAGUNG TOLERAN TERHADAP HAMA PENYAKIT DI PROVINSI BENGKULU. Wahyu Wibawa REKOMENDASI VARIETAS JAGUNG TOLERAN TERHADAP HAMA PENYAKIT DI PROVINSI BENGKULU Wahyu Wibawa Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian Km. 6,5 Bengkulu Telp. (0736) 23030 e-mail :

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Pedoman Umum Produksi Benih Sumber Kedelai 1

PENDAHULUAN. Pedoman Umum Produksi Benih Sumber Kedelai 1 PENDAHULUAN 8ebagai sarana produksi yang membawa sifat-sifat varietas tanaman, benih berperan penting dalam menentukan tingkat hasil yang akan diperoleh. Varietas unggul kedelai umumnya dirakit untuk memiliki

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian sangat diandalkan sebagai salah satu tumpuan. dalam memulihkan kondisi perekonomian masyarakat, bahkan secara

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian sangat diandalkan sebagai salah satu tumpuan. dalam memulihkan kondisi perekonomian masyarakat, bahkan secara I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian sangat diandalkan sebagai salah satu tumpuan dalam memulihkan kondisi perekonomian masyarakat, bahkan secara bertahap sektor pertanian diharapkan mampu

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Beras merupakan komoditas strategis yang berperan penting dalam perekonomian dan ketahanan pangan nasional, dan menjadi basis utama dalam revitalisasi pertanian. Sejalan dengan

Lebih terperinci

Andi Ishak dan Dedi Sugandi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jalan Irian km 6,5 Bengkulu ABSTRACT ABSTRAK

Andi Ishak dan Dedi Sugandi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jalan Irian km 6,5 Bengkulu   ABSTRACT ABSTRAK RESPONS PETANI TERHADAP PENGGUNAAN VARIETAS UNGGUL PADI DI PROVINSI BENGKULU (FARMERS RESPONSE IN UTILIZATION OF SUPERIOR RICE VARIETIES IN BENGKULU PROVINCE) Andi Ishak dan Dedi Sugandi Balai Pengkajian

Lebih terperinci

PELUANG DAN MASALAH PENGEMBANGAN JAGUNG PADA LAHAN KERING DENGAN PTT JAGUNG DI SULAWESI SELATAN. M. Arsyad Biba Balai Penelitian Tanaman Serealia

PELUANG DAN MASALAH PENGEMBANGAN JAGUNG PADA LAHAN KERING DENGAN PTT JAGUNG DI SULAWESI SELATAN. M. Arsyad Biba Balai Penelitian Tanaman Serealia PELUANG DAN MASALAH PENGEMBANGAN JAGUNG PADA LAHAN KERING DENGAN PTT JAGUNG DI SULAWESI SELATAN M. Arsyad Biba Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK adalah terkenal sebagai penghasil utama jagung di

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. peradaban manusia. Padi adalah komoditas tanaman pangan yang menghasilkan

I. PENDAHULUAN. peradaban manusia. Padi adalah komoditas tanaman pangan yang menghasilkan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman terpenting dalam peradaban manusia. Padi adalah komoditas tanaman pangan yang menghasilkan beras. Produksi padi dunia

Lebih terperinci

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG Edisi Kedua Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2007 AGRO INOVASI MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN

Lebih terperinci

PERAN PENYULUH DAN MAHASISWA DALAM UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI PADI JAGUNG DAN KEDELAI

PERAN PENYULUH DAN MAHASISWA DALAM UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI PADI JAGUNG DAN KEDELAI PERAN PENYULUH DAN MAHASISWA DALAM UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI PADI JAGUNG DAN KEDELAI (Studi Kasus Pelaksanaan Program Upsus Pajale Di Kabupaten Grobogan) Abdul Rohman Artita Devi Maharani (Staff Pengajar

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Kedelai merupakan tanaman pangan terpenting ketiga setelah padi dan jagung dan kaya protein nabati yang diperlukan untuk meningkatkan gizi masyarakat, aman dikonsumsi, serta

Lebih terperinci

Varietas Unggul Mendukung Usahatani Padi di Lahan Lebak. Morphological Characterization and Content of Sugar Some Sweet Potato Germplasm Local Lampung

Varietas Unggul Mendukung Usahatani Padi di Lahan Lebak. Morphological Characterization and Content of Sugar Some Sweet Potato Germplasm Local Lampung Prosiding Seminar Nasional Swasembada Pangan Politeknik Negeri Lampung 29 April 2015 ISBN 978-602-70530-2-1 halaman 125-130 Varietas Unggul Mendukung Usahatani Padi di Lahan Lebak Morphological Characterization

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kedelai

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kedelai TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kedelai Tanaman kedelai merupakan salah satu komoditas pangan penghasil protein nabati yang sudah dikenal oleh masyarakat. Sejalan dengan perkembangan tanaman kedelai, maka industri

Lebih terperinci

PROSPEK BALAI PENGEMBANGAN BENIH PALAWIJA UNTUK MENDUKUNG SWASEMBADA KEDELAI DAN JAGUNG

PROSPEK BALAI PENGEMBANGAN BENIH PALAWIJA UNTUK MENDUKUNG SWASEMBADA KEDELAI DAN JAGUNG PROSPEK BALAI PENGEMBANGAN BENIH PALAWIJA UNTUK MENDUKUNG SWASEMBADA KEDELAI DAN JAGUNG PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN UPTD BALAI PENGEMBANGAN BENIH PALAWIJA Jalan Raya Plumbon

Lebih terperinci

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KEDELAI. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KEDELAI. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KEDELAI Edisi Kedua Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2007 AGRO INOVASI MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN

Lebih terperinci

Kebijakan PSO/Subidi Benih Untuk Padi, Kedelai dan Jagung

Kebijakan PSO/Subidi Benih Untuk Padi, Kedelai dan Jagung 12 Kebijakan PSO/Subidi Benih Untuk Padi, Kedelai dan Jagung I. Pendahuluan Penggunaan benih bermutu dari varietas unggul dapat memberikan berbagai keuntungan, karena dapat meningkatkan produktivitas dan

Lebih terperinci

PERAN SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL- PTT) DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI DI KABUPATEN PURBALINGGA

PERAN SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL- PTT) DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI DI KABUPATEN PURBALINGGA PERAN SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL- PTT) DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI DI KABUPATEN PURBALINGGA M. Eti Wulanjari dan Seno Basuki Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. saat Revolusi Hijau pada tahun 1980-an. Revolusi hijau merupakan teknik

I. PENDAHULUAN. saat Revolusi Hijau pada tahun 1980-an. Revolusi hijau merupakan teknik 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Praktik bertani di Indonesia saat ini masih serupa dengan praktik bertani saat Revolusi Hijau pada tahun 1980-an. Revolusi hijau merupakan teknik usahatani yang mengutamakan

Lebih terperinci

9.b PENGUKURAN PENCAPAIAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN SIAK TAHUN 2016 (CAPAIAN KINERJA SKPD BERDASARKAN TARGET RPJMD)

9.b PENGUKURAN PENCAPAIAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN SIAK TAHUN 2016 (CAPAIAN KINERJA SKPD BERDASARKAN TARGET RPJMD) 9.b PENGUKURAN PENCAPAIAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN SIAK TAHUN 2016 (CAPAIAN KINERJA SKPD BERDASARKAN TARGET RPJMD) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK PENGUKURAN PENCAPAIAN PERJANJIAN

Lebih terperinci

SISTEM PRODUKSI DAN DISTRIBUSI

SISTEM PRODUKSI DAN DISTRIBUSI SISTEM PRODUKSI DAN DISTRIBUSI Klasifikasi Benih Berdasarkan fungsi dan cara produksi, benih terdiri alas benih inti (nuc/eous seed), benih sumber, dan benih sebar. Benih inti adalah benih awal yang penyediaannya

Lebih terperinci

TAMPILAN VARIETAS UNGGUL BARU INPARI 7 DI LAHAN SAWAH DATARAN MEDIUM BERIKLIM BASAH DI BALI

TAMPILAN VARIETAS UNGGUL BARU INPARI 7 DI LAHAN SAWAH DATARAN MEDIUM BERIKLIM BASAH DI BALI TAMPILAN VARIETAS UNGGUL BARU INPARI 7 DI LAHAN SAWAH DATARAN MEDIUM BERIKLIM BASAH DI BALI I Made Londra dan IB. Aribawa Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bali Jl. By Pass Ngurah Rai Denpasar

Lebih terperinci

Analisa Ekonomi Usaha Penangkar Benih Padi Ciherang (di Kelurahan Tamanan Kec. Tulungagung Kab. Tulungagung) Oleh : Yuniar Hajar Prasekti

Analisa Ekonomi Usaha Penangkar Benih Padi Ciherang (di Kelurahan Tamanan Kec. Tulungagung Kab. Tulungagung) Oleh : Yuniar Hajar Prasekti Analisa Ekonomi Usaha Penangkar Benih Padi Ciherang (di Kelurahan Tamanan Kec. Tulungagung Kab. Tulungagung) Oleh : Yuniar Hajar Prasekti ABSTRAK Padi merupakan sumber makanan pokok penduduk Indonesia.

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN PERTANIAN DI SULAWESI SELATAN:

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN PERTANIAN DI SULAWESI SELATAN: 1 RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN PERTANIAN DI SULAWESI SELATAN: PENDAMPINGAN PROGRAM SLPTT PADI DAN JAGUNG DI KABUPATEN BANTAENG LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor agribisnis merupakan sektor ekonomi terbesar dan terpenting dalam perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah kemampuannya dalam menyerap

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. karena pangan menempati urutan terbesar pengeluaran rumah tangga. Tanaman

I. PENDAHULUAN. karena pangan menempati urutan terbesar pengeluaran rumah tangga. Tanaman I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan paling mendasar bagi manusia. Ketahanan pangan sangat erat kaitannya dengan ketahanan sosial, stabilitas politik dan keamanan atau ketahanan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Padi (Oryza sativa) merupakan salah satu bahan pangan pokok bagi masyarakat Indonesia. Sejak Indonesia merdeka, perkembangan perpadian (perberasan) di Indonesia telah mengalami

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA RAMALAN I TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA RAMALAN I TAHUN 2015) No. 47/07/51/Th. IX, 1 Juli 2015 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA RAMALAN I TAHUN 2015) PRODUKSI PADI TAHUN 2015 (ARAM I) DIPERKIRAKAN NAIK 0,39 PERSEN A. PADI Produksi padi di Bali pada tahun

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Padi merupakan sumber bahan makanan pokok bagi sebagian masyarakat Indonesia. Apalagi setelah adanya kebijakan pembangunan masa lalu, yang menyebabkan perubahan sosial

Lebih terperinci

UJI DAYA HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH DI SUBAK DANGIN UMAH GIANYAR BALI

UJI DAYA HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH DI SUBAK DANGIN UMAH GIANYAR BALI UJI DAYA HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH DI SUBAK DANGIN UMAH GIANYAR BALI AANB. Kamandalu dan S.A.N. Aryawati Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali ABSTRAK Uji daya hasil beberapa galur harapan

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci : inovasi, padi sawah, peningkatan, produktivitas. Pendahuluan

Abstrak. Kata kunci : inovasi, padi sawah, peningkatan, produktivitas. Pendahuluan Keragaan Hasil Penerapan Komponen Pengelolaan Tanaman Terpadu pada Program Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi di Jawa Tengah (Studi Kasus di Wilayah Pantura Barat) Joko Pramono, D.M. Yuwono, dan Anggi

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGGARA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGGARA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGGARA JALAN PROF. MUH. YAMIN NO. 89 KENDARI 93114 KOTAK POS 55 TELEPON : (0401)325871

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Penetapan visi sebagai bagian dari perencanaan strategi, merupakan satu langkah penting dalam perjalanan suatu organisasi karena

Lebih terperinci

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS KEDELAI. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS KEDELAI. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005 Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS KEDELAI Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005 MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN Atas perkenan dan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Tahun. Pusat Statistik 2011.htpp://www.BPS.go.id/ind/pdffiles/pdf [Diakses Tanggal 9 Juli 2011]

BAB I. PENDAHULUAN. Tahun. Pusat Statistik 2011.htpp://www.BPS.go.id/ind/pdffiles/pdf [Diakses Tanggal 9 Juli 2011] BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan sumber mata pencaharian masyarakat Indonesia. Sektor pertanian yang meliputi pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan merupakan kegiatan

Lebih terperinci

SELEKSI POTENSI HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI GOGO DI DESA SIDOMULYO KABUPATEN KULON PROGO

SELEKSI POTENSI HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI GOGO DI DESA SIDOMULYO KABUPATEN KULON PROGO SELEKSI POTENSI HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI GOGO DI DESA SIDOMULYO KABUPATEN KULON PROGO Sutardi, Kristamtini dan Setyorini Widyayanti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta ABSTRAK Luas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang hal-hal yang mendasari penelitian diantaranya yaitu latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan.

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Produksi dan Konsumsi Beras Nasional, Tahun

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Produksi dan Konsumsi Beras Nasional, Tahun I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terpadat keempat setelah Cina, India dan Amerika Serikat. Setiap tahunnya jumlah penduduk di Indonesia terus meningkat

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH MENDUKUNG PROGRAM KEMANDIRIAN BENIH KEDELAI DI DAERAH SENTRA PRODUKSI

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH MENDUKUNG PROGRAM KEMANDIRIAN BENIH KEDELAI DI DAERAH SENTRA PRODUKSI TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH MENDUKUNG PROGRAM KEMANDIRIAN BENIH KEDELAI DI DAERAH SENTRA PRODUKSI Benih memiliki peran strategis sebagai sarana pembawa teknologi baru berupa keunggulan yang dimiliki varietas

Lebih terperinci