BAB IV HASIL PENELITIAN. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Kuntum Mekar Desa Talulobutu Kecamatan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Kuntum Mekar Desa Talulobutu Kecamatan"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Kondisi Objektif Lokasi Penelitian Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Kuntum Mekar Desa Talulobutu Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango pada tahun 2005, dengan Nomor izin operasional: 420/DP- BB/PNFI/01-b/2010, Tanggal, 20 Januari Dari awal pendiriannya, PKBM ini hanya melaksanakan dua program Paket yaitu Paket B dan C, serta 4 jenis keterampilan life skill, yaitu; Keterampilan Merangkai Bunga Sinetron, Keterampilan Menganyam, Keterampilan Perbengkelan Las, dan Keterampilan Sablon Digital. Untuk keterampilan merangkai bunga, tempat pelaksanaannya di pusatkan pada Paket C di Desa Talulobutu Kelas IX dan Paket C di Desa Langge Kelas VIII, sedangkan Adapun untuk keterampilan menganyam, perbengkelan las, dan keterampilan sablon digital di pusatkan pada Program Paket B dan Paket C di Desa Talumopatu. Unttuk lebih obyektifnya penelitian ini, berikut ini peneliti akan deskrisikan data-data pendukungnya: 1. Visi, Misi, dan tujuan pengelolaannya. VISI : Jauhkan keragu-raguanmu dalam belajar dan berkarya untuk bekal nanti dimasa depan MISI : - Menjadikan manusia cerdas dan mandiri - Menjadikan manusia menjunjung tinggi agama dan kepribadiannya - Menjadikan kreativitas WB bagi kelangsungan hidup

2 TUJUAN : Membantu, menyelenggarakan program Keaksaraan, Program Kesetaraan dan Program Keterampilan Life Skill demi kelangsungan pendidikan bagi warga belajar sepanjang hayat. 2. Struktur Organisasi Lembaga PKBM Kuntum mekar Ketua PKBM RITHA GANI,S.Pd Sekretaris Abdul Azis Hilala Bendahara Sarco Usman Penanggung Jawab Program Paket B Penanggung Jawab Program Paket C Penanggung Jawab Program Life Skill Warga Belajar 3. Keadaan Warga Belajar tahun 2012 No Jenis Program Tahun Jumlah Warga Belajar L P Ket 1 Paket A Paket B Kelompok 3 Paket C Kelompok 4 Keadaan Tutor NO Nama Pendidikan Terakhir Jenis Kela min L P Jenis Program yang diajar 1 MAHMUD SUPU SMA L PAKET B 2 ABDUL AZIS HILALA SMK L PAKET B

3 3 JEFRI KASIM, SE, S.Kom S1 L PAKET C 4 SUWARNI KASIM SMA P PAKET B 5 MINARSY YUSUF GANI SMA P PAKET B 6 NAPSIAWATY PANTO,S.Pd S1 P PAKET B 7 RUNI PADJA, S.Pd S1 P PAKET C 8 Dra. AMINAH ANWAR S1 P PAKET B 9 NIKSWANTO HAPULU, S.Pd S1 L PAKET C 10 FAISAL RADJAK, S.Pd S1 L PAKET B 11 YUNUS PODUNGGE, S.Pd, M.Pub S2 L PAKET C 12 Dra. DORIS ISHAK S1 P PAKET C 13 Dra. LOLY GOBEL S1 P PAKET B 14 KARTIN KIBA SMA P PAKET B 15 EMA AKUBA SMA P PAKET B 16 Dra. MARIYATI ANI S1 P PAKET B 17 KARTIN POLIHITO SMA P PAKET B 18 JAKRI, SE S1 L PAKET C 19 KUSNO DAMITI, ST S1 L PAKET B 20 YUNANGSIH TANGAHU SMA P PAKET B 21 Dra. SATRIA KARIM S1 P PAKET B 22 Dra. RUKMIN RAHIM S1 P PAKET B 23 Dra. SUKARNI TIMBOLA,MM S2 P PAKET B 24 IBRAHIM BAKARI, S.Pd S1 L PAKET B 25 NINING MANTALI,S.Pd S1 P PAKET B 26 RAMLAH PADJA SMA P PAKET B 27 ROSMIYATI BIYA, S.Pd S1 P PAKET B 28 Herlina Bakari, S.Pd S1 P PAKET C 29 LISNAWATY NAUE, S.Pd, M.Pd S2 P PAKET B 30 FONNY GANI, S.Pd S1 P PAKET C 31 DAHLIA ILATO, S.Pd S1 P PAKET B

4 32 RISNA SULEMAN, S.Pd S1 P PAKET B 33 IRFAWATY JUSUF, S.Pd S1 P PAKET B 34 Dra. NURHAYATI WAHIDJI S1 P PAKET B 35 Dra. KARTINI AHMAD SARITA S1 P PAKET B 36 Dra. FAHRIA BAGULU S1 P PAKET C 4.2 Profil Kompetensi Tutor pada Program Paket B di PKBM Kuntum Mekar Desa Talulobutu Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango Untuk mengetahui tentang kompetensi tutor pada Program Paket B di PKBM Kuntum Mekar Desa Talulobutu Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango, berikut ini penulis akan deskripisikan hasil temuan penulis dalam penelitian melalui hasil wawancara dengan para informan, dengan memilah-milah masing-masing kompetensi tersebit Kompetensi Paedagogik Terkait dengan pkompetensi paedagogik sebagai wujud dari aplikasi amanat undangundang nomor 14 tahun 2005, yang berawal dari perumusan program pembelajaran, penetapan tujuan, kegiatan/proses pembelajaran dan analisis hasil evaluasi, berikut penuturan para informan; mengatakan; Menurut Ketua Pengelola PKBM Kuntum Mekar Desa Talulobutu; Untuk mengoptimalisasikan kegiatan pembelajaran pada Program Paket B di PKBM Kuntum Mekar Desa Talulobutu Kecamatan Tapa, para tutor dibekali dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan yang meliputi; perumusan program pembelajaran, pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang efektif, kreatif dan inovatif, pengelolaan dan desainer media pengajaran secara profesional, serta pemberian evaluasi dan penilaian yang obyektif dan bersentuhan dengan tiga ranah pendidikan yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Semua itu dilakukan karena dalam pengambilan dan pembuatan keputusan tentang proses pembelajaran, tutor sebagai manejer pembelajaran harus melakukan berbagai aktivitas untuk tercapainya tujuan yang ditetapkan. (WW.RG./S ) Dari segi kemampuan tutor pada saat memberikan pembelajaran, Ketua Program Paket B

5 Umumnya tutor pada Program Paket B di PKBM Kuntum Mekar Desa Talulobutu Kecamatan Tapa memiliki kemampuan dalam mengajar. Hal ini terlihat bahwa strategi mengajar yang digunakan tutor mampu membangkitkan motivasi serta prestasi warga belajar. Tutor mampu mengkolaborasikan semua komponen pembelajaran, yaitu; antara materi pelajaran dengan metode, media dan lingkungan atau kondisi warga belajar. (WW.JK./S ) Informan lain menambahkan; Kemampuan tutor dalam mengajar ditunjang oleh tingkat akademik atau latar belakang pendidikannya. Hal ini dimaksudkan bahwa adanya tutor pada Program Paket B di PKBM Kuntum Mekar Desa Talulobutu Kecamatan Tapa yang memiliki kemampuan mengajar oleh karena, umumnya mereka adalah berkualifikasi Ijasah Sarjana Pendidikan yang secara otomatis mengetahui strategi pembelajaran yang diterapkan pada warga belajar. (WW.NP./S ) Dari hasil wawancara dengan para informan di atas menunjukkan bahwa para tutor pada Program Paket B di PKBM Kuntum Mekar Desa Talulobutu Kecamatan Tapa selalu dibekali dengan berbagai aktivitas pembelajaran serta ditunjang dengan latar belakang pendidikan dan kualifikasi ijazah, sehingga sangat menjamin terjadinya peningkatan kompetensi paedagik atau profesionalitas tutor secara komplesitas. Kenyataan tersebut juga diperkuat oleh studi dokumentasi dan wawancara dengan para tutor pada Program Paket B di PKBM Kuntum Mekar Desa Talulobutu Kecamatan Tapa. Dari studi dokumentasi dan wawancara tersebut, diperoleh informasi yang tidak berbeda dengan informasi terdahulu, di mana tutor pada Program Paket B di PKBM Kuntum Mekar Desa Talulobutu Kecamatan Tapa berjumlah 36 orang, 2 Orang berijazah S2, 25 orang berijazah sarjana pendidikan (S1), dan 9 orang Berijazah SMA. Selanjutnya, terkait dengan pelaksanaan atau proses pembelajaran bisa memberikan kepastian, bahwa sumber daya manusia yang ada pada Program Paket B di PKBM Kuntum Mekar Desa Talulobutu Kecamatan Tapa dalam melangsungkan kegiatan pembelajaran telah memiliki kompetensi paedagogik dan profesional, sehingga dengan bekal itu, tujuan yang diinginkan dipastikan dapat tercapai secara maksimal. Demikianlah yang dijelaskan oleh salah seorang informan:

6 Dalam pelaksanaan pembelajaran tutor pada Program Paket B di PKBM Kuntum Mekar Desa Talulobutu Kecamatan Tapa selalu menggunakan metode yang memungkinkan warga belajar untuk berinteraksi secara maksimal dengan warga belajar lainnya. Sebab dengan metode tersebut diharapkan warga belajar bisa saling mengisi dan melengkapi antara yang satu dengan yang lainnya. (WW.RP./R ) Hal itu lebih diperkuat lagi dengan penjelasan salah seorang informan bahwa: Dalam pelajaran pada Program Paket B di PKBM Kuntum Mekar Desa Talulobutu Kecamatan Tapa, para tutor sering menggunakan metode eksperimen dan sering juga menggunakan metode kerja kelompok. Dengan metode mengajar seperti itu materi yang diajarkan lebih mudah dimengerti dan aplikatif bagi warga belajar, di samping terbentuknya keakraban antara satu dengan yang lainnya atau terjalinnya komunikasi yang harmonis antara sesama warga belajar maupun dengan tutor pada Program Paket B di PKBM Kuntum Mekar Desa Talulobutu Kecamatan Tapa (WW.NH./R ) Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat dimaknai bahwa kegiatan pembelajaran pada Program Paket B di PKBM Kuntum Mekar Desa Talulobutu Kecamatan Tapa telah dikelola dengan baik, dengan mengikuti petunjuk tatalaksana pendidikan dan pengajaran. Juga ada materimateri pada Program Paket B di PKBM Kuntum Mekar Desa Talulobutu Kecamatan Tapa yang didesain oleh tutor yang kemudian diaktualisasikan dalam pembelajaran di kelas, dengan tujuan agar warga belajar mudah memahami dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam melakukan evaluasi tes hasil belajar, tutor pada Program Paket B di PKBM Kuntum Mekar Desa Talulobutu Kecamatan Tapa di samping menggunakan tes soal, juga menggunakan observasi, wawancara dan portofolio. Sebagaimana penjelasan informan berikut ini: Dalam melaksanakan evaluasi hasil belajar, tutor pada Program Paket B di PKBM Kuntum Mekar Desa Talulobutu Kecamatan Tapa tidak hanya menggunakan tes tulisan saja, tetapi juga menggunakan cara lain seperti wawancara, observasi dan juga portofolio. Sebab dari berbagai cara mengevaluasi hasil belajar tersebut, maka dengan sendirinya dapat diketahui ketiga aspek yang ada pada diri warga belajar, yakni aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik warga belajar. (WW.FR./K ) Ketika hal ini dikonfirmasikan kepada Ketua Program Paket B mengenai cara tutor mengevaluasi hasil belajar, beliau membenarkan. Berikut penjelasan informan: Dalam pelaksanaan evaluasi hasil belajar, ketua program paket B telah menginstruksikan kepada para tutor untuk menggunakan hasil penilaian sesuai petunjuk teknis yang berlaku.

7 Hasil pemantauan kami, evaluasi belajar ini telah dilakukan oleh tutor dalam bentuk; tes sosal, observasi, wawancara dan portofolio warga belajar. (WW.JK./S ) Dari seluruh keterangan para informan di atas diketahui bahwa, tutor pada Program Paket B di PKBM Kuntum Mekar Desa Talulobutu Kecamatan Tapa telah memiliki kompetensi paedagogik, baik yang digambarkan melalui kualifikasi ijazahnya, maupun ditunjukkan melalui tugas mengajarnya. Bahkan, kompetensi tersebut tidak semata-semata terjadi seketika, tetapi dilakukannya mulai dari mendesain pembelajaran, pengelolaan kelas, pengelolaan materi pembelajaran, penyiapan instrumen pengajaran, pengadaan buku atau sumber pembelajaran, dan mengevaluasi tujuan yang hendak dicapai sebagaimana yang telah dirumuskan pada perencanaan awal pembelajaran Kompetensi Kepribadian Untuk mengetahui hasil wawancara penulis dengan para informan tentang kompetensi kepribadian tutor pada Program Paket B di PKBM Kuntum Mekar Desa Talulobutu Kecamatan Tapa, dapat disimak melalui petikan wawancara berikut ini. Menurut informan bahwa: Eksistensi tutor adalah seorang figur yang digugu dan ditiru baik oleh warga belajar maupun masyarakat pada umumnya. Oleh karena itu sebagai tutor pada Program Paket B di PKBM Kuntum Mekar Desa Talulobutu Kecamatan Tapa, saya selalu memperlihatkan sikap dan sifat terpuji kepada warga belajar, agar pemaknaan materi pelajaran yang disampaikan kepada mereka dapat diterima dengan baik serta diaplikasikan pula dalam kehidupan warga belajar sehari-hari. (WW.MA./S ) Informan lain menambahkan: Tingkah laku dan moral tutor sangat menentukan dalam pembentukan kepribadian warga belajar. Sebab bagi warga belajar, tutor merupakan orang pertama sesudah orang tua, yang apabila warga belajar mengagumi sang tutornya dia pasti akan mendengarkan apa yang diajarkan oleh tutor tersebut. (WW.KD./S ) Informan lain menambahkan; Sebagai seorang tutor, saya tidak saja bertugas untuk menyampaikan pengetahuan yang maksimal kepada warga belajar, tetapi saya juga berusaha untuk bisa mendidik dan

8 mengarahkan prilaku warga belajar ke hal-hal yang positif, serta menanamkan nilai-nilai moral dan adab sopan santun dalam kehidpan sehari-hari. Dengan demikian, tugas saya sebagai totor bukan hanya sekedar mengajar atau mentransfer pengetahuan yang banyak kepada warga belajar, tetapi lebih dari itu juga sebagai pendidik. Tidak hanya sekedar menyuruh warga belajar untuk berbuat baik, tetapi mangajak dan memberi contoh yang baik agar bisa diteladani oleh warga belajar. (WW.SK./S ) Informan lain menambahkan; Sebagai tutor program paket B di PKBM Kuntum Mekar Desa Talulobutu Kecamatan Tapa, kami berusaha menjadi contoh teladan bagi warga belajar dan orang lain, termasuk dapat menjadi contoh bagi teman-teman tutor yang ada di PKBM lain. Bentuk keteladanan tersebut berupa; giat dalam bekerja atau melaksanakan tugas, sopan dan ramah dalam berbicara, serta suka menolong antara sesama. Hal ini bukan hanya dilakukan di sekolah, tetapi juga di lingkungan masyarakat. (WW.RR./S ) Selanjutnya terkait dengan bentuk-bentuk keteladanan yang dilakukan tutor pada Program Paket B di PKBM Tapa dan dapat dicontohi warga belajar Di antara bentuk keteladanan yang dilakukan tutor pada Program Paket B di PKBM Tapa dan dapat dicontohi warga belajar adalah; (a), tutor sangat disiplin dalam melaksanakan tugas pembelajaran (b), tutor memiliki kompetensi dalam mengajar (c) tutor selalu bersifat ramah dan santun dengan seluruh warga belajar, (d) tutor memiliki kepedulian terhadap keberhasilan warga belajar, (d) tutor selalu membantu warga belajar jika memperoleh kesulitan, (e) tutor sering memberi penghargaan kepada warga belajar jika berhasil melaksanakan tugas-tugas yang diberikan, dan (f) tutor selalu bertindak seperti orang tua kandung dari warga belajar yaitu selalu mengasihi, menyayangi, melindungi, dan membimbing warga belajar dengan penuh bijaksana. (WW.KD./R ) Agar tutor dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, profesional dan dapat dipertanggung jawabkan, maka tutor di samping memiliki kepribadian yang mantap, stabil dan dewasa, juga harus memiliki kepekaan sosial. Hal ini penting, karena banyak masalah pendidikan yang disebabkan oleh faktor kepribadian dan kepakaan sosial tutor. Dari informasi di atas, tampak jelas bahwa para tutor sangat mengharapkan agar warga belajarnya memiliki kepribadian mulia atau berakhlak baik, itulah sebabnya hal yang selalu efektif dilakukan oleh tutor adalah pemberian keteladanan atau selalu melaksanakan hal-hal yang positif selama berinteraksi dengan warga belajar, baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah atau di tengah-tengah masyarakat.

9 Dengan demikian, kompetensi tutor pada Program Paket B di PKBM Kuntum Mekar Desa Talulobutu Kecamatan Tapa, tidak hanya dilakukan lewat kompetensi paedagogik semata, tetapi dilakukan juga melalui unsur keteladanan sebagai bagian dari kompetensi kepribadian Kompetensi Sosial Dalam hal kompetensi sosial, tutor pada Program Paket B di PKBM Kuntum Mekar Desa Talulobutu Kecamatan Tapa sering melakukan berbagai kegiatan yang berupa; melaksanakan program-program kemasyarakatan baik yang lahir dari ide tutor itu sendiri maupun yang diprogramkan oleh pemerintah. Di samping itu, kegiatan bhakti sosial dalam bentuk mengunjungi panti-panti asuhan merupakan salah satu program rutin yang dilakukan oleh Program Paket B di PKBM Kuntum Mekar Desa Talulobutu Kecamatan Tapa dalam setiap tahun menjelang lebaran Idul Fitri. Untuk mengetahui secara obyek-hal tersebut dapat dilihat pada petikan wawancara dengan informan berikut ini: Menurut Informan; Umumnya tutor yang ada pada Program Paket B di PKBM Kuntum Mekar Desa Talulobutu Kecamatan Tapa selalu beinteraksi dengan masyarakat dalam kegiatan-kegiatan sosial, seperti; bersama masyarakat bergotong royong untuk membangun kantor desa, membangun tempat-tempat peribadatan (mesjid), kerja bhakti masal untuk pembersihan jalan dan penataan halaman rumah, ikut serta dalam kegiatan program PKK dan musyawarah desa, serta hal-hal lain yang dilaksanakan oleh masyarakat. (WW.KD./S ) Informan lain menambahkan; Para tutor Program Paket B di PKBM Kuntum Mekar Desa Talulobutu Kecamatan Tapa selalu beriniasiatif membantu pemerintah desa di dalam penataan administrasi desa sebagian bagian dari kegiatan kemasyarakatan. Di antara kegiatan tersebut adalah; membuat pemetaan penduduk desa berdasarkan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, serta strata ekonomi masyarakat. Selanjutnya, pada saat menghadapi Pemilihan Umum (Pemilu), para tutor turut mengambil bagian menata penduduk wajib pilih serta melibatkan diri menjadi penyelenggara pemilu tersebut. (WW.DH./S )

10 Berdasarkan penuturan kedua informan di atas menunjukkan bahwa, Para tutor Program Paket B di PKBM Kuntum Mekar Desa Talulobutu Kecamatan Tapa tidak saja melaksanakan tugas kependidikan di dalam kelas atau di lingkungan lembaga pendidikan, tetapi juga selalu ikut serta dalam membantu kegiatan pemerintah desa, baik yang bersifat administratif maupun non administratif Selanjutnya, terkait dengan kunjungan ke panti asuhan, para tutor bersama warga belajar mengumpulkan uang, makanan dan pakaian layak pakai, untuk selanjutnya diberikan ke panti asuhan. Berikut penjelasan Pimpinan Panti Asuhan Al-Hasanah Bone Bolango; Kami sudah empat tahun berturut-turut mendapat kunjungan dari PKBM Kuntum Mekar Desa Talulobutu Kecamatan Tapa dalam rangka kegiatan Bakti Sosial. Tujuan kedatangan mereka di samping ajang silaturahim dengan anak-anak panti asuhan, juga membagibagikan makanan dan keperluaan lainnya. (WW.HB./S ) Informan lain mengatakan; Dalam rangka memberikan pendidikan sosial kepada warga belajar, maka PKBM Kuntum Mekar Desa Talulobutu Kecamatan Tapa memprogram kegiatan menyantuni fakir miskin dan anak-anak yatim, dalam bentuk pemberian santunan kepada mereka di saat bulan ramdhan secara intensif. (WW.KD./S ) Mendukung pernyataan kedua informan di atas, salah seorang anggota masyarakat mengatakan; Kami sangat bangga dengan kegiatan-kegiatan sosial yang dilakukan oleh para tutor pada Program Paket B di PKBM Kuntum Mekar Desa Talulobutu Kecamatan Tapa. Terutama dalam pemberian santunan kepada fakir miskin dan anak-anak yatim. Sebab di samping dapat meringankan beban masyarakat, juga dapat mendidik warga belajarnya menjadi orang yang peka sosial serta selalu menjalin hubungan silaturrahim dengan seluruh masyarakat tanpa pengecualiannya. (WW.IB./S ) Dari kegiatan tersebut dapat diketahui bahwa, kompetensi sosial tutor pada program paket B di PKBM Kuntum Mekar Desa Talulobutu Kecamatan Tapa disamping dilakukan dalam bentuk personal dengan masyarakat setempat dalam berbagai kegiatan sosial, juga ditunjukkan dengan cara membiasakan warga belajar menyantuni anak yatim-piatu. Dengan mengajak warga belajar

11 ke panti asuhan, maka secara tidak langsung telah membangkitkan rasa solidaritas yang ada dalam diri warga belajar pada lehidupan sehari-hari. Sehubungan dengan bentuk perhatian yang diberikan oleh tutor kepada seluruh warga belajar dengan tanpa membeda-bedakannya, berikut penuturan salah seorang informan; Salah satu upaya mencapai keberhasilan tutor dalam mengajar, maka ia harus selalu konsisten dalam menerapkan aturan bagi warga belajar tanpa membeda-bedakan status sosial mereka. Sebab dengan demikian akan lahir simpati warga belajar terhadap tutor dan segala materi pelajaran yang diajarkan oleh tutor pun akan dikuasai warga belajar. (WW.IB./S ) Demikian pula yang dikatakan oleh salah seorang informan bahwa: Dalam menghadapi warga belajar yang melanggar aturan dan tata tertib sekolah, maka pemberian sangsi sangat mungkin untuk dilakukan secara sama terhadap seluruh siswa tanpa membeda-bedakannya. Pemberian sangsi dimaksud bertujuan agar ada sifat jerah atau warga belajar itu tidak mengulangi lagi perbuatannya. Namun demikian, sangsi yang dilakukan hendaknya bersifat mendidik, karena untuk usia remaja seperti mereka yang duduk di bangku Program Paket B Setara SMP, segala kenakalan yang mereka lakukan umumnya bertujuan mencari identitas diri. Oleh karena itu, warga belajar tersebut perlu diarahkan, dibina dengan penuh pengertian sehingga dengan begitu warga belajar akan terbuka dan tidak menaruh dendam pada tutornya. (WW.NM./S ) Dari kedua pendapat di atas, informan lain menambahkan: Sesuai dengan apa yang saya alami selama berada pada Program Paket B ini, saya belum pernah melihat ada tutor yang membeda-bedakan warga belajar dalam menerapkan disiplin sekolah. Padahal kalau dilihat terdapat beberapa keluarga tutor yang mengenyam pendidikan di tempat ini sering melakukan pelanggaran, tetapi dari segala penyelesaiannya dilakukan secara bijaksana tanpa melihat hubungan emosionalnya. (WW.MH./S ) Selanjutnya terkait dengan bentuk kerja sama yang dilakukan oleh tutor dengan orang tua dalam hal memantau aktivitas warga belajar di rumah, salah seorang informan menyatakan; mengatakan: Para tutor di PKBM Kuntum Mekar Desa Talulobutu Kecamatan Tapa selalu melakukan kerja sama dengan orang tua sebagai wujud kepedulian untuk peningkatan prestasi warga belajar tahap demi tahap. (WW.RB./S ) Untuk membenarkan pernyataan informan di atas, salah satu orang tua warga belajar

12 Kami merasa gembira dengan cara para tutor melaksanan tugas pendidikan di program paket B di PKBM Kuntum Mekar Desa Talulobutu Kecamatan Tapa. Sebab mereka tidak saja memperhatikan perkembangan warga belajar ketika berada di lingkungan sekolah, tetapi juga sering melakukan kunjungan ke rumah-ruamh warga belajar untuk mengetahui perkembangannya di luar sekolah serta menjalin hubungan kerja sama yang harmonis dengan orang tua. (WW.KN./S ) Informan lain menambahkan; Melalui kerja sama yang dibangun oleh tutor dan orang tua di PKBM Kuntum Mekar Desa Talulobutu Kecamatan Tapa, maka segala potensi dan bakat yang dimiliki oleh warga belajar dapat diarahkan sesuai dengan porsi masing-masing. Bakat dari warga belajar yang sering diarahkan oleh orangtua di rumah dapat dikembangkan oleh tutor di sekolah. Begitu pula sebaliknya potensi yang telah diarahkan oleh tutor di sekolah dapat dikembangkan oleh orangtua di rumah. (WW.HB./S ) Berdasarkan penuturan informan di atas memberikan makna bahwa, bentuk kerja sama yang dibangun oleh tutor dan orang tua di PKBM Kuntum Mekar Desa Talulobutu Kecamatan Tapa sangat memberikan keuntungan ganda bagi warga belajar. Sebab di samping dari segi kognitif prestasi belajarnya bisa meningkat, juga dari segi sikap warga belajar dapat diawasi secara bersama oleh orang tua dan tutor terutama prilaku warga belajar dalam pengaplikasian nilai-nilai pembelajaran yang diterimanya di sekolah. Terjalinnya kerja sama yang baik antara tutor dan orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan warga belajar. Peningkatan itu, tidak hanya dari segi prestasi belajar yang ditunjukkan melalui kecerdasan intelektual, tetapi juga dari segi sikap atau prilaku yang positif serta berkembangnya potensi dan bakat yang dimiliki oleh warga belajar. Bentuk sosial lain yang dilakukan oleh para tutor terhadap warga belajar adalah pemberian penghargaan atas prestasi yang dicapainya. Sebagaimana penuturan salah seorang informan; Para tutor di PKBM Kuntum Mekar Desa Talulobutu Kecamatan Tapa sering memberikan rewoard (penghargaan) kepada warga belajar yang aktif dan berprestasi dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya. Pemberian rewoard (penghargaan) dalam bentuk materi atau benda disesuaikan dengan kondisi kegiatan yang dilaksanakan.

13 Misalnya, jika prestasi itu dicapai oleh warga belajar secara perorangan pada saat menyelesaikan tugas pembelajaran, maka bentuk rewoard (penghargaan) yang diberikan biasanya berupa uang atau benda sebagai bentuk cendera mata, tetapi apabila prestasi itu dicapai oleh warga belajar secara kelompok pada saat menyelesaikan tugas kegiatan di sekolah, maka pemberian rewoard (penghargaan) biasanya dalam bentuk piagam penghargaan. (WW.LN./S ) Informan lain menambahkan; Adanya penghargaan yang selalu diberikan kepada warga belajar apabila yang aktif dan berprestasi dalam melaksanakan tugas, menjadi motivasi kepada warga belajar untuk memaksimalkan kegiatan belajarnya serta dapat mengaplikasikannya di dalam kehidupan sehari-hari. (WW.KD./S ) Sehubungan dengan kompetensi sosial, tutor pada program paket B di PKBM Kuntum Mekar Desa Talulobutu Kecamatan Tapa juga bekerja sama dengan masyarakat setempat termasuk untuk melaksanakan hal-hal sebagai berikut: 1. Ikut serta dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan. 2. Memberikan contoh kepada warga belajar dalam bentuk bakti sosial sperti kunjungan ke Panti-panti Asuhan yang ada di Kabupaten Bone Bolango dan sekitarnya. 3. Memberlakukan aturan sekolah secara adil dan bijaksana; 4. Mengadakan interaksi dengan warga belajar yang bermasalah serta diberi bimbingan, arahan, nasehat agar mereka berkerpribadian baik. 5. Melakukan kerja sama secara harmonis dengan orang tua dari warga belajar 6. Memberikan reward kepada warga belajar yang berprestasi Kompetensi Profesional Khusus kompetensi professional, masalah utama pekerjaan profesi adalah implikasi dan konsukwensi jabatan terhadap tugas dan tanggung jawabnya. Tinggi rendahnya pengakuan profesionalisme bergantung kepada keahlian dan tingkat pendidikan yang ditempuh. Setiap tutor

14 harus memahami fungsinya karena sangat besar pengaruhnya terhadap cara bertindak dan berbuat dalam menunaikan tugasnya sehari-hari di sekolah dan di masyarakat. Pengetahuan dan pemahaman tentang kompetensi tutor akan mendasari pola kegiatannya dalam menunaikan profesi tutor. Dengan demikian seorang yang telah memilih tutor sebagai profesinya harus benar-benar professional di bidangnya. Disamping juga harus memiliki kecakapan dan kemampuan dalam mengelolah interaksi belajar mengajar. Hal ini dapat di pahami bahwa profesionalitas seorang tutor dapat menentukan keberhasilan proses belajar warga belajar. Selajutnya untuk mengetahui secara obyektif tentang kompetensi tutor pada kegiatan pembelajaran, maka tutor di Program Paket B di PKBM Kuntum Mekar Desa Talulobutu Kecamatan Tapa, berikut ini penuturan para informan; Pada hakikatnya tutor pada Program Paket B di PKBM Tapa sangat kreatif dalam mengaktifkan warga belajar selama mengikuti kegiatan pembelajaran. Bentuk kegiatan yang dilakukan oleh tutor agar para warga belajar tersebut aktif mengikuti pembelajaran adalah mengoptimalan penggunaaan semua komponen pembelajaran yang dibutuhkan saat pembelajaran berlangsung. Komponen dimaksud dapat berupa; materi, metode, lingkungan, serta keahlian tutor dalam memodifikasi pembelajaran yang aktif, efektif, kreatif, dan menyenangkan. (WW.FG./S ) Informan lain menambahkan; Tutor pada Program Paket B di PKBM Tapa selain melaksanakan kegiatan pembelajaran pada waktu-waktu efektif, juga melakukan tambahan belajar dalam bentuk remedial dan pengayaan di luar jam pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar pengetahuan warga belajar dapat berkembang secara maksimal serta kaya dengan pengetahuan-pengetahun lain yang tidak terdapat pada buku sumber pelajaran. (WW.DI./S ) Berdasarkan penuturan informan di atas ditarik sebuah kesimpulan bahwa, kompetensi profesional tutor pada Program Paket B di PKBM Kuntum Mekar Desa Talulobutu Kecamatan Tapa dipandang cukup baik. Hal ini dibuktikan dengan begitu besarnya antusias warga belajar dalam mengikuti pelajaran pada Program Paket B di PKBM Kuntum Mekar Desa Talulobutu Kecamatan Tapa. Selain itu dibuktikan dengan berbagai jenis keterampilan yang telah

15 diaplikasikan oleh warga belajar dalam kehidupan sehari-hari. Jenis-jenis keterampilan dapat berupa; Keterampilan Merangkai Bunga Sinetron, Keterampilan Menganyam, Keterampilan Perbengkelan Las, dan Keterampilan Sablon Digital. 4.2 Pembahasan Kompetensi tutor dalam satuan pendidikan non formal seperti PKBM mempunyai pengaruh besar terhadap warga belajar, baik secara inplisit maupun secara eksplisit. Secara inplisit, tutor dapat memotivasi warga belajar untuk mengaktulisasikannya nilai-nilai materi pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan secara ekplisit bermuara pada peningkatan prestasi waga belajar secara komprehensif. Jadi bukan hanya kepada tutor itu sendiri, namun pengaruhnya akan lebih meluas terhadap peningkatan kualitas warga belajar. Dikatakan kompetensi tutor sangat berpengaruh terhadap peningkatan prestasi warga belajar sebab tutor diberikan tanggung jawab untuk mentransfer pengetahuan dan memberikan pendidikan yang maksimal kepada warga belajar. Hal ini menunjukkan bahwa tugas tutor bukan hanya meningkatkan kualitas warga belajar dari segi kognisi warga belajar, melainkan mencakup keseluruhan aspek, baik kognitif, afektif maupun psikomotorik. Dalam hal ini kinerja tutor bukan haya mencerminkan pada profesi ketutoran saja, melainkan mencerminkan keseluruhan kepribadian baik sebagai seorang tutor maupun sebagai anggota masyarakat. Dengan demikian, tugas pokok tutor pada satuan pendidikan adalah mengoptimalkan kegiatan pembelajaran serta dapat membentuk prilaku warga belajar kepada hal-hal yang positif, baik untuk kepentingan dirinya sendiri maupun untuk orang lain dalam kehidupan bermasyarakat. Berdasarkan tugas pokok tersebut, maka seorang tutor diharuskan: 1. Memiliki kompetensi paedagogik, yaitu mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran secara baik dan komprehensif kepada warga belajar serta dapat diaplikasikannya dalam kehidupan sehar-hari.

16 2. Memiliki kompetensi kepribadian, yaitu dapat menjadi unsur keteladanan pada warga belajar dan masyarakat, baik dari segi intelektualitas, prilaku atau moral mapun kegiatan keberagamaannya, 3. Memiliki kompetensi sosial, yaitu adalah kemampuan tutor untuk berkomunikasi dan berinteraksi sosial, yang tidak hanya terbatas pada sesama tutor di sekolah, tetapi juga terhadap orang tua/wali warga belajar, dan masyarakat sekitar. 4. Memiliki kompetensi profesional, kemampuan penguasaan materi pelajaran dan dapat dikembangkan lebih luas berdasarkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada. Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap sejumlah tutor pada Program Paket B di PKBM Kuntum Mekar Desa Talulobutu Kecamatan Tapa, dapat dikatakan sudah sesuai sebagaimana yang diharapkan. Kegiatan pembelajaran para tutor dilaksanakan secara terencana dan bersinambungan yang mengarah pada peningkatan prestasi warga belajar serta menjadikan warga belajar dapat hidup lebih mandiri berdasarkan jenis-jenis keterampilan hidup yang diajarkan kepadanya. Selain itu, komitmen para tutor untuk meningkatkan kompetensi dan mutu pendidikan terkesan sangat tinggi. Hal ini terlihat dengan adanya semua komponen pembelajaran yang telah disiapkan oleh tutor terlebih dahulu sebelum melaksanakan proses pembelajaran. Pada sisi lain, pembinaan yang dilakukan oleh pengelola PKBM terhadap tutor sangat menjamin terjadinya peningkatan kompetensi tutor secara bertahap. Sistem pembinaan diarahkan untuk memelihara, mempertahankan serta mempertinggi kinerja tutor sehingga berdampak pada peningkatan mutu PKBM binaannya. Di samping itu, pembinaan kepada tutor dimaksudkan agar dapat memotivasi para tutor untuk melanjutkan ke tingkat pendidikan formal yang lebih tinggi dari yang ada saat ini.

17 Dengan demikian dapatlah peneliti katakan, bahwa utor hanya akan memiliki arti apabila ia mampu mengembangkan kompetensinya melalui pembinaan-pembinaan, pemberian motivasi secara terus menerus, terbagunnya hubungan kerja sama dengan mengacu pada prinsip kemitraan berusaha meningkatkan wawasan dan pengetahuan tutor, mengembangkan dan mencari metodemetode belajar mengajar yang baru dalam proses pembelajaran yang lebih baik dan lebih sesuai. Hal ini akan terwujud apabila pelaksanaan kinerja tutor didasarkan pada kemampuan yang multikompleks serta didukung oleh sikap-sikap positif, konstruktif seperti dedikasi, ketekunan, kedisplinan, penuh inisiatif, bertanggung jawab, komonikatif persuasif kritis dan terbuka.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dilakukan berdasarkan rancangan yang terencana dan terarah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dilakukan berdasarkan rancangan yang terencana dan terarah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dilakukan berdasarkan rancangan yang terencana dan terarah berdasarkan kurikulum yang disusun oleh lembaga pendidikan. Menurut undang-undang sistem pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Permendiknas No. 16 Tahun 2007, guru harus memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Permendiknas No. 16 Tahun 2007, guru harus memiliki BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Permendiknas No. 16 Tahun 2007, guru harus memiliki empat kompetensi yaitu pertama kompetensi paedagogik yaitu menguasai karakteristik peserta didik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional harus mencerminkan kemampuan sistem pendidikan nasional untuk mengakomodasi berbagi tuntutan peran yang multidimensional.

Lebih terperinci

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL STANDAR KOMPETENSI GURU KURIKULUM 2006 (KTSP)

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL STANDAR KOMPETENSI GURU KURIKULUM 2006 (KTSP) SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL STANDAR KOMPETENSI GURU KURIKULUM 2006 (KTSP) UU No. 14/2005 (UUGD) Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan pembangunan nasional negara kita adalah pembangunan di bidang pendidikan. Pendidikan nasional sebagai salah satu sistem dari supra sistem

Lebih terperinci

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar Sasaran dan Pengembangan Sikap Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu memahami Sasaran dan Pengembangan Sikap Indikator: Pengertian Sikap Guru Pengertian Kinerja Guru Sasaran Sikap Guru Pengembangan Sikap Kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kerangka dan tujuan organisasi.masalah kompetensi itu menjadi penting,

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kerangka dan tujuan organisasi.masalah kompetensi itu menjadi penting, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Kompetensi atau competency adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas/pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan

Lebih terperinci

STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI INSTRUKTUR

STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI INSTRUKTUR SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 90 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI DAN KOMPETENSI INSTRUKTUR PADA KURSUS DAN PELATIHAN STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN APRESIASI GURU DAN PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH TAHUN 2013

PEDOMAN PELAKSANAAN APRESIASI GURU DAN PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH TAHUN 2013 aminhaedari@yahoo.com PEDOMAN PELAKSANAAN APRESIASI GURU DAN PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH TAHUN 2013 DIREKTORAT PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA

Lebih terperinci

kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.

kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Kompetensi Guru Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervisi.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervisi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervisi. Supervisi sebagai fungsi administrasi pendidikan berarti aktivitas-aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diri sendiri dan realita atau kenyataan dari diri sendiri. pengajaran yang menarik dan interaktif, disiplin, jujur dan konsisten.

BAB I PENDAHULUAN. diri sendiri dan realita atau kenyataan dari diri sendiri. pengajaran yang menarik dan interaktif, disiplin, jujur dan konsisten. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Profesionalisme merupakan sikap profesional yang berarti melakukan sesuatu sebagai pekerjaan pokok sebagai profesi dan bukan sebagai pengisi waktu luang atau sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan di bidang pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat

Lebih terperinci

2 Menetapkan : Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas P

2 Menetapkan : Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas P BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1314, 2014 KEMENDIKBUD. Instruktur. Kursus Dan Pelatihan. Kompetensi. Kualifikasi. Standar. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup, pendidikan mampu melakukan proses pengubahan

Lebih terperinci

PROFIL AISYIYAH BOARDING SCHOOL BANDUNG

PROFIL AISYIYAH BOARDING SCHOOL BANDUNG PROFIL AISYIYAH BOARDING SCHOOL BANDUNG Jl. Terusan Rancagoong II No. 1 Gumuruh, Bandung-Jawa Barat Telp. 022-7313774 e-mail : absbandung@gmail.com Website : www.absbandung.sch.id Profil Aisyiyah Boarding

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Guru Guru memiliki peran penting dalam mencapai tujuan pendidikan. Pendapat Slameto (2012) bahwa kualitas pendidikan, terutama ditentukan oleh proses belajar mengajar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. kependidikan kompetensi merupakan pengetahuan, sikap-perilaku dan

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. kependidikan kompetensi merupakan pengetahuan, sikap-perilaku dan BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Kompetensi Guru Istilah kompetensi merupakan istilah turunan dari bahasa inggris competence yang berarti kecakapan, kemampuan dan wewenang.

Lebih terperinci

KOMPETENSI TENAGA KEPENDIDIKAN 1. KOMPETENSI PENGAWAS/PENILIK PAUD

KOMPETENSI TENAGA KEPENDIDIKAN 1. KOMPETENSI PENGAWAS/PENILIK PAUD LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 137 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI KOMPETENSI TENAGA KEPENDIDIKAN 1. KOMPETENSI PENGAWAS/PENILIK

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH AL-FALAHIYYAH Nomor : b / MAF / HK-2 / I / 14

PERATURAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH AL-FALAHIYYAH Nomor : b / MAF / HK-2 / I / 14 YAYASAN BPI AL FALAHIYYAH Jalan Kebalen II No. 1 Blok S III Telp. 7262108, Kebayoran Baru Jakarta 12180 E.mail : bpi_alfalahiyyah@yahoo.co.id / Website : alfalahiyyah.org PERATURAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempunyai tujuan untuk mengubah siswa agar dapat memiliki kemampuan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempunyai tujuan untuk mengubah siswa agar dapat memiliki kemampuan, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan dan membina sumber daya manusia melalui berbagai kegiatan belajar mengajar. Pendidikan di sekolah mempunyai

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa tujuan pendidikan keagamaan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. hasil penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara/interview, observasi dan dokumentasi

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. hasil penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara/interview, observasi dan dokumentasi 99 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Setelah peneliti mengumpulkan data dari hasil penelitian yang diperoleh dari hasil penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara/interview, observasi

Lebih terperinci

BAB l PENDAHULUAN. kinerja guru. Dengan adanya setifikasi guru, kinerja guru menjadi lebih baik

BAB l PENDAHULUAN. kinerja guru. Dengan adanya setifikasi guru, kinerja guru menjadi lebih baik BAB l PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sertifikasi guru banyak dibicarakan oleh masyarakat Indonesia saat ini, banyak yang menulis tentang bagaimana pengaruh sertifikasi guru terhadap kinerja guru.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan merupakan proses yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan merupakan tongkat estafet majunya

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYELENGGARAAN APRESIASI GURU PAI DAN PENGAWAS PAI TAHUN 2013

PEDOMAN PENYELENGGARAAN APRESIASI GURU PAI DAN PENGAWAS PAI TAHUN 2013 PEDOMAN PENYELENGGARAAN APRESIASI GURU PAI DAN PENGAWAS PAI TAHUN 2013 A. Latar Belakang Pendidikan agama Islam pada sekolah memiliki peranan yang sangat strategis dalam sistem pendidikan nasional, terutama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan bertujuan untuk menjadikan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan bertujuan untuk menjadikan manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum pendidikan bertujuan untuk menjadikan manusia seutuhnya yang bermanfaat bagi diri, keluarga, masyarakat dan bagi negaranya. Hal ini selaras dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimulai sejak dilahirkan hingga ke liang lahat. Oleh sebab itu, setiap

BAB I PENDAHULUAN. dimulai sejak dilahirkan hingga ke liang lahat. Oleh sebab itu, setiap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menuntut ilmu adalah kewajiban setiap manusia yang telah dimulai sejak dilahirkan hingga ke liang lahat. Oleh sebab itu, setiap manusia wajib untuk belajar baik

Lebih terperinci

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia.

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan Sumber Daya Manusiayang berkualitas dan berkarakter.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dalam

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dalam 148 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dalam bab IV, maka berikut ini akan dikemukakan beberapa kesimpulan. Secara umum, kesimpulan ini berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan, kecerdasan dan keterampilan manusia lebih terasah dan teruji dalam menghadapi dinamika kehidupan

Lebih terperinci

KODE ETIK GURU INDONESIA

KODE ETIK GURU INDONESIA KODE ETIK GURU INDONESIA MUKADIMAH Guru Indonesia tampil secara profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan

Lebih terperinci

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGARAAN PROGRAM MEMBANGUN SINERGI PENDIDIKAN BERBASIS HARMONIS DI KABUPATEN SINJAI DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar Sasaran dan Pengembangan Sikap Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu memahami Sasaran dan Pengembangan Sikap Indikator: Pengertian Sikap Guru Pengertian Kinerja Guru Sasaran Sikap Guru Pengembangan Sikap Kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan sistem pendidikan diharapkan mewujudkan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan sistem pendidikan diharapkan mewujudkan tujuan pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelaksanaan sistem pendidikan diharapkan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, guru sebagai tenaga profesional memiliki peranan yang sangat penting. Berdasarkan

Lebih terperinci

Standard Guru Penjas Nasional (Rumusan BSNP)

Standard Guru Penjas Nasional (Rumusan BSNP) Standar Guru Penjas Standard Guru Penjas Nasional (Rumusan BSNP) 1. Kompetensi Pedagogik 2. Kompetensi Kepribadian 3. Kompetensi Sosial 4. Kompetensi Profesional Kompetensi Pedagogik Menguasai karakteristik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia merupakan suatu sistem pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Guru memiliki peran dan tanggung jawab yang besar dalam proses pendidikan, di mana tugas seorang guru bukan hanya memberikan transfer ilmu dan seperangkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pembangunan dalam dunia pendidikan dilaksanakan dalam. rangka meningkatkan kualitas manusia yang berhubungan dengan proses

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pembangunan dalam dunia pendidikan dilaksanakan dalam. rangka meningkatkan kualitas manusia yang berhubungan dengan proses 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pesatnya pembangunan dalam dunia pendidikan dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kualitas manusia yang berhubungan dengan proses budaya, sehingga dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung atau tidak langsung dipersiapkan untuk menopang dan

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung atau tidak langsung dipersiapkan untuk menopang dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas setiap individu, baik secara langsung atau tidak langsung dipersiapkan untuk menopang dan mengikuti laju

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi. sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi. sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran. 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran. Pendidikan merupakan masalah yang menarik

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh pelbagai faktor, dan salah satu yang paling menentukan ialah pendidikan. Kualitas pendidikan sangat berpengaruh terhadap

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. PENGARUH PENGALAMAN MENGAJAR DAN PROFESIONALISME GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI IPS EKONOMI KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 JATIROTO TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada ranah dunia pendidikan, keberadaan peran dan fungsi guru merupakan salah satu faktor yang sangat signifikan. Guru merupakan bagian terpenting dalam proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah kunci sukses tidaknya suatu bangsa dalam pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya melakukan pembangunan di segala

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang mereka lahirkan. Dalam kelompok ini, arus kehidupan di kemudikan oleh

I. PENDAHULUAN. yang mereka lahirkan. Dalam kelompok ini, arus kehidupan di kemudikan oleh I. PENDAHULUAN A..Latar Belakang Keluarga sebagai kelompok masyarakat terkecil terbentuk oleh ikatan dua orang dewasa yang berlainan jenis kelamin, wanita dan pria serta anak-anak yang mereka lahirkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia sebagai tenaga pengisi pembangunan yang sesuai dengan Tujuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara menyeluruh. Pendidikan

Lebih terperinci

Pendidikan adalah proses pengembangan potensi manusia (kognitif, afektif, psikomotorik) secara terintagrasi dan berkelanjutan untuk menghasilkan

Pendidikan adalah proses pengembangan potensi manusia (kognitif, afektif, psikomotorik) secara terintagrasi dan berkelanjutan untuk menghasilkan 1 KONSEP PENDIDIKAN Pendidikan adalah proses pengembangan potensi manusia (kognitif, afektif, psikomotorik) secara terintagrasi dan berkelanjutan untuk menghasilkan perubahan perilaku ke arah yang lebih

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Guru Berprestasi 1. Pengertian Guru Berprestasi Berdasarkan Pedoman Pelaksanaan Pemilihan Guru Berprestasi Pendidikan Dasar Tingkat Nasional Tahun 2013 yang telah ditetapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Istilah pendidikan sudah tidak asing lagi bagi manusia, Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Istilah pendidikan sudah tidak asing lagi bagi manusia, Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Istilah pendidikan sudah tidak asing lagi bagi manusia, Pendidikan memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan dapat diperoleh melalui belajar

Lebih terperinci

MENJADI KONSELOR PROFESIONAL : SUATU PENGHARAPAN Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd

MENJADI KONSELOR PROFESIONAL : SUATU PENGHARAPAN Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd MENJADI KONSELOR PROFESIONAL : SUATU PENGHARAPAN Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd A. PENDAHULUAN Banyak pertanyaan dari mahasiswa tentang, bagaimana menjadi konselor professional? Apa yang harus disiapkan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT 9 BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT 2.1 Standar Pengelolaan Pendidikan Berdasarkan Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,

Lebih terperinci

Pendidikan adalah proses pengembangan potensi manusia (kognitif, afektif, psikomotorik) secara terintagrasi dan berkelanjutan untuk menghasilkan

Pendidikan adalah proses pengembangan potensi manusia (kognitif, afektif, psikomotorik) secara terintagrasi dan berkelanjutan untuk menghasilkan 1 KONSEP PENDIDIKAN Pendidikan adalah proses pengembangan potensi manusia (kognitif, afektif, psikomotorik) secara terintagrasi dan berkelanjutan untuk menghasilkan perubahan perilaku ke arah yang lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sarana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Peningkatkan kualitas pendidikan harus selalu diusahakan dari waktu ke waktu baik dari segi sarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah faktor yang sangat mempengaruhi tingkah laku dan kehidupan manusia, karena pendidikan adalah investasi sumber daya manusia dalam jangka panjang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majunya perkembangan IPTEK pada era globalisasi sekarang ini membuat dunia terasa semakin sempit karena segala sesuatunya dapat dijangkau dengan sangat mudah.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kehidupan tersebut maka seseorang harus banyak belajar. Proses belajar yang

I. PENDAHULUAN. kehidupan tersebut maka seseorang harus banyak belajar. Proses belajar yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia melalui proses hidup yang terus berubah seiring dengan bertambahnya usia dan tuntutan kehidupannya. Oleh karena itu untuk membekali diri agar semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi kedepan adalah globalisasi dengan dominasi teknologi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi kedepan adalah globalisasi dengan dominasi teknologi dan informasi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Memasuki abad-21, tugas guru tidak akan semakin ringan. Tantangan yang dihadapi kedepan adalah globalisasi dengan dominasi teknologi dan informasi yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsep kependidikan yang berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. konsep kependidikan yang berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yaitu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran. Ada dua buah konsep kependidikan yang berkaitan

Lebih terperinci

DEVELOPPING OF TEACHERS HP

DEVELOPPING OF TEACHERS HP DEVELOPPING OF TEACHERS PROFESSIONALLITY By R. Gunawan S. Drs., S.E., M.M. M HP 08127922967 Tujuan Pembelajaran 1. Mengetahui pengertian guru, profesional, kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikasi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KOMPETENSI SOSIAL GURU (STUDI TENTANG PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MASYARAKATNYA DI SMP NEGERI 1 WONOSARI KLATEN)

PENGEMBANGAN KOMPETENSI SOSIAL GURU (STUDI TENTANG PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MASYARAKATNYA DI SMP NEGERI 1 WONOSARI KLATEN) PENGEMBANGAN KOMPETENSI SOSIAL GURU (STUDI TENTANG PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MASYARAKATNYA DI SMP NEGERI 1 WONOSARI KLATEN) NASKAH PUBLIKASI RESTU NUGRAHENI A.220090147 PENDIDIKAN PANCASILA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan yaitu kegiatan belajar oleh pembelajar (Siswa) dan kegiatan mengajar

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan yaitu kegiatan belajar oleh pembelajar (Siswa) dan kegiatan mengajar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses pembelajaran terdiri dari dua hal yang salah satunya saling berkaitan yaitu kegiatan belajar oleh pembelajar (Siswa) dan kegiatan mengajar oleh pengajar (Guru).

Lebih terperinci

DWI KUSTIANTI A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

DWI KUSTIANTI A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA MINAT MENJADI GURU DITINJAU DARI PERSEPSI SISWA TENTANG KARAKTERISTIK GURU DAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS XI IPS SMA ISLAM SUDIRMAN AMBARAWA (TAHUN AJARAN 2009/2010) SKRIPSI Disusun oleh: DWI KUSTIANTI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan dibidang pendidikan merupakan keniscayaan agar suatu bangsa dapat

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan dibidang pendidikan merupakan keniscayaan agar suatu bangsa dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan masalah yang penting bagi setiap bangsa. Upaya perbaikan dibidang pendidikan merupakan keniscayaan agar suatu bangsa dapat maju dan berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan di Indonesia saat ini belum tercapai seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan di Indonesia saat ini belum tercapai seperti yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mutu pendidikan di Indonesia saat ini belum tercapai seperti yang diharapkan, hal ini dikarenakan oleh banyak komponen yang mempengaruhi mutu tersebut. Komponen-komponen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suatu masyarakat karena dapat menjadi suatu rambu-rambu dalam kehidupan serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suatu masyarakat karena dapat menjadi suatu rambu-rambu dalam kehidupan serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Moral merupakan suatu peraturan yang sangat penting ditegakkan pada suatu masyarakat karena dapat menjadi suatu rambu-rambu dalam kehidupan serta pelindung bagi

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN BAB IV

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN BAB IV SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN BAB IV STANDAR KOMPETENSI MATA PELAJARAN PJOK DR. IMRAN AKHMAD, M.PD KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atur dalam Undang Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 1989 Bab III. memperoleh Pendidikan, kemudian pada pasal 6 berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. atur dalam Undang Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 1989 Bab III. memperoleh Pendidikan, kemudian pada pasal 6 berbunyi: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari hari manusia dan tidak terbatas oleh usia. Pendidikan tidak hanya didapat dari pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidik merupakan tenaga profesional sesuai dengan bidangnya, hal ini sejalan dengan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan besar yang dihadapi oleh. umumnya dan dunia pendidikan khususnya adalah merosotnya moral peserta

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan besar yang dihadapi oleh. umumnya dan dunia pendidikan khususnya adalah merosotnya moral peserta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan besar yang dihadapi oleh bangsa Indonesia umumnya dan dunia pendidikan khususnya adalah merosotnya moral peserta didik. Diasumsikan

Lebih terperinci

KOMPETENSI PENDIDIK (GURU PAUD, GURU PENDAMPING, GURU PENDAMPING MUDA) 1 KOMPETENSI GURU PAUD

KOMPETENSI PENDIDIK (GURU PAUD, GURU PENDAMPING, GURU PENDAMPING MUDA) 1 KOMPETENSI GURU PAUD LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 137 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI KOMPETENSI PENDIDIK (GURU PAUD, GURU PENDAMPING, GURU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru sebagai teladan bagi peserta didik harus memiliki sikap dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru sebagai teladan bagi peserta didik harus memiliki sikap dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru sebagai teladan bagi peserta didik harus memiliki sikap dan kepribadian utuh yang dapat dijadikan tokoh panutan dan idola dalam seluruh segi kehidupannya.

Lebih terperinci

1. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara kepemimpinan kepala

1. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara kepemimpinan kepala 108 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data, temuan dan pembahasan penelitian maka dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut. 1. Terdapat hubungan yang signifikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran ekonomi selama ini berdasarkan hasil observasi di sekolahsekolah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran ekonomi selama ini berdasarkan hasil observasi di sekolahsekolah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran ekonomi selama ini berdasarkan hasil observasi di sekolahsekolah menengah atas cenderung bersifat monoton dan tidak menghasilkan banyak kemajuan

Lebih terperinci

KRITERIA PENILAIAN KINERJA GURU PEMULA PADA PROGRAM INDUKSI GURU PEMULA (PIGP)

KRITERIA PENILAIAN KINERJA GURU PEMULA PADA PROGRAM INDUKSI GURU PEMULA (PIGP) KRITERIA PENILAIAN KINERJA GURU PEMULA PADA PROGRAM INDUKSI GURU PEMULA (PIGP) Kompetensi Elemen Kompetensi Deskripsi Kompetensi. Pedagogik. Memahami latar belakang siswa Guru memahami karakteristik siswa

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH. Agus Munadlir Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Wates

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH. Agus Munadlir Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Wates PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH Agus Munadlir Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Wates (munadlir@yahoo.co.id) ABSTRAK Pendidikan di sekolah sampai saat kini masih dipercaya sebagai media yang

Lebih terperinci

GURU BERDEDIKASI YANG BERMARTABAT SIAP MENYUKSESKAN PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 DALAM MEWUJUDKAN GENERASI EMAS Pamungkas Stiya Mulyani, M.Pd.

GURU BERDEDIKASI YANG BERMARTABAT SIAP MENYUKSESKAN PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 DALAM MEWUJUDKAN GENERASI EMAS Pamungkas Stiya Mulyani, M.Pd. GURU BERDEDIKASI YANG BERMARTABAT SIAP MENYUKSESKAN PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 DALAM MEWUJUDKAN GENERASI EMAS 2045 Pamungkas Stiya Mulyani, M.Pd. Staff pengajar Fakultas Ilmu Tarbiyah & Keguruan (FITK)

Lebih terperinci

Oleh: Dr. En d a n g Poer w a n t i, M.Pd.

Oleh: Dr. En d a n g Poer w a n t i, M.Pd. Oleh: Dr. En d a n g Poer w a n t i, M.Pd. MATERI ORASI ILMIAH YUDISIUM PERIODE IV TAHUN 2011 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG AULA BAU, 1 DESEMBER 2011 ETIKA KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pembangunan karakter bangsa merupakan kebutuhan asasi dalam proses berbangsa dan bernegara. Secara eksplisit pendidikan karakter adalah amanat Undang-undang Nomor 23

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Oleh sebab itu hampir

Lebih terperinci

MENERAPKAN PENILAIAN AUTENTIK DI MADRASAH ALIYAH KARAWANG

MENERAPKAN PENILAIAN AUTENTIK DI MADRASAH ALIYAH KARAWANG BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Penilaian merupakan bagian integral dari proses pembelajaran. Penilaian sering dianggap sebagai salah satu dari tiga pilar utama yang sangat menentukan kegiatan

Lebih terperinci

No Profil Lulusan Deskripsi Profil

No Profil Lulusan Deskripsi Profil III. PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN EKONOMI A. Identitas Program Studi 1. NamaProgram Studi : Pendidikan Ekonomi 2. Izin Pendirian : 252/DIKTI/Kep/1996 3. Status Akreditasi : B 4. Visi : Terwujudnya Program

Lebih terperinci

PROSEDUR DAN MEKANISME SERTIFIKASI GURU

PROSEDUR DAN MEKANISME SERTIFIKASI GURU 5 PROSEDUR DAN MEKANISME SERTIFIKASI GURU 1. Bagaimana mekanisme pelaksanaan sertifikasi guru? Ada dua macam pelaksanaan sertifikasi guru, yaitu: a. melalui penilaian portofolio bagi guru dalam jabatan,

Lebih terperinci

Oleh : Hepy S Pasambuna, Arwildayanto*, Arifin**

Oleh : Hepy S Pasambuna, Arwildayanto*, Arifin** EVALUASI PERAN KEPALA SEKOLAH DI SMA NEGERI SE KOTA KOTAMOBAGU Oleh : Hepy S Pasambuna, Arwildayanto*, Arifin** Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad 21 ini adalah bagaimana menyiapkan manusia Indonesia yang cerdas, unggul dan berdaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersaing secara terbuka di era global sehingga dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. bersaing secara terbuka di era global sehingga dapat meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan dan perkembangan dalam berbagai aspek kehidupan perlu direspon oleh kinerja pendidikan yang professional dan bermutu tinggi. Mutu pendidikan sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan karakter siswa yang diharapkan bangsa

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Budi pekerti adalah perilaku nyata dalam kehidupan manusia. Pendidikan budi pekerti adalah penanaman nilai-nilai baik dan luhur kepada jiwa manusia, sehingga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kegiatan esensial dalam kehidupan manusia, karena pendidikan, manusia dapat di bedakan dengan makhluk lain yang menempati alam ini. Kenyataan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

PENGARUHKEPEMIMPINANINSTRUKSIONAL KEPALASEKOLAHDAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SD NEGERI DI KOTA SUKABUMI

PENGARUHKEPEMIMPINANINSTRUKSIONAL KEPALASEKOLAHDAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SD NEGERI DI KOTA SUKABUMI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan ujung tombak dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia, khususnya kapasitas intelektual bagi generasi penerus. Oleh sebab itu, peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia tengah menghadapi suatu masa dimana terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia tengah menghadapi suatu masa dimana terjadinya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia tengah menghadapi suatu masa dimana terjadinya transformasi struktur ekonomi nasional dari struktur ekonomi agraris ke arah struktur ekonomi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup, pendidikan mampu melakukan proses

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Berdirinya SDN Anjir Muara Kota Tengah SDN Anjir Muara Kota Tengah merupakan sekolah yang berada di wilayah Kecamatan Anjir

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah tertuang dalam fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional, yaitu Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I. terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

BAB I. terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan didirikan lembaga pendidikan adalah untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

Lebih terperinci

A. Identitas Program Studi

A. Identitas Program Studi II. PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA A. Identitas Program Studi 1. NamaProgram Studi : Pendidikan Teknik Informatika 2. Izin Pendirian : 163/DIKTI/Kep/2007 3. Status Akreditasi : B 4. Visi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Syarif Hidayatullah (STAIN Jember,

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Syarif Hidayatullah (STAIN Jember, BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Terdahulu Dalam melaksanakan penelitian, peneliti tidak mengesampingkan hasil dari penelitian yang lebih dahulu dilakukan oleh peneliti lain. Hal ini dilakukan dalam rangka

Lebih terperinci