BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
|
|
- Devi Dharmawijaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 PERENCANAAN LAPANGAN (SITE PLANNING) Perencanaan lapangan kerja (site planning) dibuat untuk mengatur penempatan peralatan, stok material dan sarana penunjang lainnya yang akan digunakan dalam pelaksanaan pembangunan proyek, misalnya : direksi keet, gudang, barak kerja, posisi peralatan, dan fungsi lainnya. Dalam menempatkan barang dan material kebutuhan pelaksanaan, baik di gudang maupun di halaman terbuka akan diatur sedemikian rupa sehingga : Tidak mengganggu kelancaran dan keamanan lingkungan disekitar proyek. Memudahkan pemeriksaan dan penelitian bahan-bahan oleh konsultan pengawas. Memudahkan pelaksanaan tahap lanjutannya. Tidak menimbulkan masalah kesehatan dan keselamatan kerja. Terjamin kebersihannya. Untuk penerangan lokasi kerja akan digunakan daya listrik dari PLN melalui unit kerja yang terkait di lingkungan proyek atau menggunakan Genset terutama untuk pekerjaan lapangan. Kebutuhan air bersih, bila mungkin akan dicukupi dari sambungan lokal seijin pemegang otoritas yang mengurusi air bersih, bila hal tersebut tidak memungkinkan maka kebutuhan air akan dicukupi dari mobil tanki. 3.2 MANAJEMEN PROYEK Pengelolaan pelaksanaan pekerjaan di proyek ini akan ditangani oleh tenagatenaga terampil PT. Waskita Karya yang sudah berpengalaman dalam penanganan proyek-proyek Jembatan Besar, sehingga keberhasilan pelaksanaan pekerjaan akan benar-benar terjamin, sesuai dengan apa yang diharapkan oleh semua pihak. Disamping itu, tenaga-tenaga kerja yang akan diikut sertakan dalam pelaksanaan pekerjaan 12
2 ini merupakan tenaga-tenaga yang telah dibina kemampuan dan produktifitasnya dalam pelaksanaan proyek-proyek besar sejenis, yang sebelumnya pernah ditangani oleh PT. Waskita Karya Struktur Organisasi Pelaksanaan proyek dikelola oleh suatu tim manajemen yang dipimpin Kepala Proyek, dibantu oleh beberapa tenaga staf dan beberapa tenaga Pelaksana Lapangan beserta pembantu-pembantunya Koordinasi Gambar 3.1. Struktur Organisasi PT.Waskita Karya 13
3 Kepala proyek memimpin semua kegiatan proyek, baik di bidang administrasi, teknik dan bidang lainnya. 1. Untuk masalah teknik engineering dan quality control, Kepala Proyek dibantu oleh Bagian teknik beserta stafnya. 2. Urusan keuangan, administrasi umum dan personalia, dibantu oleh Bagian Personalia dan Keuangan beserta stafnya. 3. Urusan logistik dan peralatan, dibantu oleh Bagian Logistik dan Peralatan. Secara organisasi perusahaan, Kepala Proyek bertanggung jawab langsung kepada Kepala Divisi Sipil PT. Waskita Karya yang bertindak sebagai pengelola operasional Perusahaan dan bertanggung jawab langsung kepada Direksi PT. Waskita Karya. Dengan sistem organisasi seperti tersebut, maka pelaksanaan proyek akan berjalan dengan lancar, dan penyelesaian pekerjaan akan dapat tercapai dalam waktu yang ditentukan dan dengan mutu yang diharapkan. Hal tersebut benarbenar menjadi perhatian dan semboyan kami, sebab apabila terjadi keterlambatan di dalam penyelesaian proyek ini, akan mengakibatkan kerugian moril maupun material, bagi PT. Waskita Karya sebagai Pelaksana. 3.3 METODE PENCAPAIAN SASARAN Untuk menjamin sistem manajemen dapat berlangsung dengan baik, PT Persero Waskita Karya telah mengeluarkan Kebijakan Mutu, sesuai prosedur mutu ISO 9002 (lihat Diagram Quality Assurance Process Control ISO 9002 PT WASKITA KARYA). Sistim manajemen tersebut di atas, dalam pelaksanaannya ditunjang dengan sarana-sarana lain, berupa perangkat lunak (software) sebagai sarana pengendali, dan perangkat keras (hardware) yang berupa peralatanperalatan sebagai sarana penunjang pelaksanaan pekerjaan Sistem Pengendalian Proyek Sarana pengendalian merupakan sesuatu yang sangat diperlukan untuk menjamin keberhasilan pelaksanaan pekerjaan. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, segala sesuatu yang ada hubungannya dengan pengendalian dipersiapkan 14
4 dan dituangkan dalam bentuk daftar-daftar isian (formulir-formulir) pengendalian, yang mengacu pada jadwal pelaksanaan pekerjaan yang berupa barchart. Program utama yang telah dituangkan di dalam barchart tersebut, di lapangan dijabarkan lagi secara lebih terinci. Dibuat program mingguan, yang realisasinya dipantau dengan daftar-daftar isian (formulir-formulir) laporan kegiatan pekerjaan. Untuk memandu pelaksanaan pekerjaan di lapangan, dibuat metoda kerja yang rinciannya dilengkapi dengan gambar-gambar pelaksanaan (shop drawing) yang mudah dibaca dan dimengerti oleh setiap petugas yang terlibat di dalam pelaksanaan pekerjaan. Dengan sarana-sarana tersebut, maka sasaran kerja akan dicapai seperti yang diharapkan Pemilihan Alat Pemilihan peralatan yang tepat baik dari segi jenis, jumlah maupun kapasitasnya serta sesuai dengan kondisi lapangan akan menjamin tercapainya sasaran pelaksanaan pekerjaan yakni Biaya Hemat, Mutu Akurat dan Waktu Tepat Material Kebutuhan pokok bahan bangunan proyek ini yang merupakan material pabrikan adalah Gelagar Balok Girder, Baja Tulangan, Asphalt, Cat marka dll. Disamping itu ada material penunjang non pabrikan untuk pasangan seperti : pasir, split, batu kali dll. Atau material yang harus diolah dulu pada suatu plant misalnya campuran asphalt (AC-WC) yang diproses di AMP dan beton yang diproses di Batching Plant. Untuk menjamin kelancaran dalam mendapatkan material pokok kami akan menyertakan surat dukungan kesanggupan untuk mensupply material jika disyaratkan. Sebelum digunakan, material terlebih dahulu diperiksa dan jika dipersyaratkan untuk uji laboratorium maka akan dilakukan pengujian, misalnya material aspal, kecuali jika pabrikan mampu menunjukkan sertifikat jaminan mutu, untuk menjamin persyaratan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan Tenaga kerja Tenaga kerja yang digunakan dalam penanganan proyek ini terdiri atas; 15
5 1. Tenaga pimpinan dan staf manajemen proyek. 2. Tenaga operasional lapangan terdiri dari pelaksana, pengawas, mekanik & operator. 3. Pekerja (labour) diusahakan mengambil tenaga lokal. Tenaga inti yang digunakan, merupakan tenaga pilihan yang sering menangani proyek-proyek besar dan pekerjaan-pekerjaan yang sejenis Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L) Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L) adalah merupakan bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses, dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian, dan pemeliharaan kebijakan Keselamatan & Kesehatan Kerja dan Lingkungan dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja yang bertujuan menciptakan tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. Sistem manajemen K3L dijalankan dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi kerja dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. Program K3L ini disusun untuk dapat digunakan sebagai pedoman didalam perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan K3L di perusahaan sebagai panduan didalam menerapkan Sistem Manajemen K3L secara keseluruhan. Diharapkan program ini dapat dimanfaatkan oleh seluruh petugas proyek didalam rangka membuat langkah-langkah pengamanan atau pengurangan resiko terhadap kecelakaan kerja dan dampak lingkungan yang mungkin bisa terjadi di proyek. Sasaran utama dari penerapan Sistem Manajemen K3L di proyek adalah untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan dampak lingkungan, dan jika mungkin tetap terjadi adalah memperkecil resiko dengan metode pengamanan dan alat pelindung diri. Untuk pengawasan dan pengamanan proyek, PT. Waskita Karya akan menyediakan tenaga keamanan dan keselamatan sesuai dengan kebutuhan, yang bertugas untuk : 16
6 a. Pengawasan terhadap para pekerja. b. Pengawasan terhadap bahan-bahan dan peralatan untuk mencegah pencurian. c. Mencegah dan menghindari terjadinya kebakaran di proyek, dengan melarang para pekerja membuat api untuk keperluan apapun, dan menyediakan tabung pemadam kebakaran yang mudah dicapai, baik ditempat pekerjaan maupun di kantor proyek. d. Melakukan pengawasan terhadap pemakaian alat-alat keselamatan kerja, seperti helm kerja, sabuk pengaman, sepatu, sarung tangan dan sebagainya. e. Melakukan pengawasan dan menyiapkan pagar-pagar pengaman di tempattempat yang berbahaya maupun yang sifatnya mengganggu kegiatan proyek. f. Mengawasi pemakaian peralatan untuk mencegah terjadinya kecelakaan. g. Menjaga keamanan para petugas proyek terhadap gangguan / ancaman dari pihak luar, serta mencegah kemungkinan terjadinya keributan dilingkungan proyek. h. Menjaga kelancaran lalu lintas agar tidak terjadi kemacetan. Untuk menjaga keselamatan kerja seluruh staf dan pekerja yang terlibat dalam kegiatan proyek, akan dibentuk unit K-3 yang akan membuat program seperti tersebut di atas dan akan diawasi oleh tenaga satpam. Dalam menanggulangi halhal yang mungkin akan terjadi, maka unit K-3 akan bekerja sama dengan Puskesmas, Klinik, Rumah Sakit, maupun instansi-instansi lain yang terkait. Sebagai sarana komunikasi di proyek, digunakan handy talky (HT) atau walky talky, baik oleh para petugas keamanan, para pelaksana (supervisor) dan petugaspetugas lain yang memerlukan Manajemen Lingkungan Dalam rangka meningkatkan kinerja, PT. Waskita menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan yang mengacu pada Standard ISO : Secara umum, Sistem Manajemen Lingkungan adalah sebagaimana tergambar dalam skema dibawah ini : 17
7 Gambar 3.2. Siklus Sistem Manajemen Lingkungan a. Perencanaan Tahapan pertama yaitu Tahap Perencanaan yang dimula dengan identifikasi dampak lingkungan yang nantinya bermuara pada dampak kebijakan sebagaimana tergambar dalam skema di bawah ini: Identifikasi Dampak Lingkungan Identifikasi Persyaratan Hukum dan lainnya Evaluasi Aspek Penting Kebijakan Gambar 3.3. Siklus Perencanaan b. Pelaksanaan Tahapan selanjutnya adalah tahapan Pelaksanaan dimana tahapan ini merupakan proses yang nantinya bermuara pada pemantauan sebagaimana tergambar dalam skema di bawah ini: 18
8 PERENCANAAN Perlu Ditingkatkan Manajemen Kondisi Darurat Pengendalian Tujuan, sasaran Program Prosedur Darurat Pengendalian PEMANTAUAN Gambar 3.4. Siklus Pelaksanaan c. Pemantauan Tahapan selanjutnya setelah tahapan pelaksanaan yaitu pemantauan yang bermuara pada perbaikan dan peningkatan sebagaimana tergambar dalam skema di bawah ini: PELAKSANAAN Pemantauan dan Pengukuran Evaluasi Kepatuhan Audit Internal PERBAIKAN DAN PENINGKATAN Gambar 3.5. Siklus Pemantauan d. Perbaikan dan Peningkatan Tahapan ini merupakan hasil dari pemantauan yang digunakan untuk terwujudnya tujuan manjemen yang baik sebagaimana tergambar dalam skema di bawah ini: 19
9 PEMANTAUAN PERENCANAAN GAP TUJUAN MANAJEMEN Gambar 3.6. Siklus Perbaikan dan Peningkatan Proses Pendukung : Sumber daya, tugas, tanggung jawab & wewenang Kompetensi, pelatihan & pemahaman Komunikasi Dokumentasi Pengendalian dokumen Ketidaksesuaian, tindakan perbaikan & pengesahan Pengendalian catatan Pengendalian Mutu (Quality Control). Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik sesuai dengan mutu yang disyaratkan, perlu dilakukan pengendalian mutu (quality control) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadap cara pelaksanaan pekerjaan sendiri. Rencana Pengawasan Mutu pada proyek ini meliputi : a. Material Material yang diperiksa dengan dilakukan test pada dengan jenis yang berbeda tergantung pada jenis materialnya, hasil dari test tersebut dapat dilihat pada tabel berikut : 20
10 Tabel 3.1. Rencana Pengawasan Mutu Material No. Material Jenis Test Periode Test 1 Pasir Gradasi, Kadar lumpur Pengajuan Sampel Random 2 Agregat Abrasi, Gradasi Random 3 Sub Base Analisa Sampel, Random Plasticity Index Test 4 Base Course Analisa Sampel, Random Abrassion Test Soundness Test 5 Aspal Viscositas, Titik Bakar Random Marshall Test 6 Agregat A, B Gradasi Sampel dan Random 7 Pemadatan Tanah Trial Compaction Rutin per-layer Test CBR Permukaan b. Proses Proses yang dilakukan juga dilakukan test, sehingga mutu kualitas dapat diketahui, hasil dari test tersebut dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.2. Proses Test Mutu Material No. Proses Jenis Test Periode Test 1 Aspal Job Mix, Temperatur Rutin 2 Timbunan dan Percobaan Pemadatan, Rutin Aggregat A, B Kepadatan 3 Beton Job Mix, Slump Rutin Secara skematis metode pengendalian mengacu pada ISO 9002 sebagai berikut: 21
11 Gambar 3.7. Skema Metode Pegendalian Dalam pelaksanaan nanti akan dipakai form-form sebagai berikut yang dapat dilihat pada lampiran: - IMTP : 1. Mampu Telusur Bahan Masuk 2. Mampu Telusur Benda Uji 3. Mampu Telusur Hasil Tes Benda Uji 4. Mampu Telusur proses - IT : 1. Registrasi Inspeksi dan Tes 2. Daftar Kriteria Keberterimaan Bahan/Produk 3. Pelaksanaan Inspeksi dan Tes 4. Persetujuan Penerimaan Bahan / Produk Yang Mendesak 5. Registrasi Penggunaan Bahan/Produk Yang Mendesak 6. Daftar Simak Verifikasi Catatan Inpeksi & Tes - KS : 1. Laporan Ketidaksesuaian 2. Registrasi Ketidaksesuaian - PP : Pengendalian Proses 22
12 Koordinasi Antar Disiplin (Interface) Dalam penyelesaian secara keseluruhan proyek, banyak pekerjaan-pekerjaan lain yang kegiatannya akan saling berkaitan misalnya, pekerjaan pemancangan, Prestressing yang akan dilaksanakan oleh Sub Kontraktor. Oleh karena itu sangat diperlukan adanya koordinasi yang baik dan terpadu, untuk menghindari terjadinya bentrokan dan kesimpangsiuran pelaksanaan, yang dapat mengakibatkan terjadinya hambatan-hambatan yang tidak diinginkan. Untuk mengatur kegiatan pekerjaan akan dilaksanakan : 1. Rapat Koordinasi Rapat koordinasi dilaksanakan seminggu sekali, berfungsi membahas dan mengkoordinasikan pelaksanaan pekerjaan, permasalahan dan penyelesaiannya serta program pelaksanaan di lapangan. 2. Program dan Scheduling Jadwal Pekerjaan akan dijabarkan secara lebih mendetail (bulanan dan mingguan) dan akan dimonitor secara cermat menggunakan laporan harian dan mingguan, agar dapat dilakukan evaluasi yang tepat dan akurat mengenai perkembangan kondisi di lapangan. Sementara ini pengontrolan secara keseluruhan dituangkan dalam bentuk Bar Chart PERALATAN YANG DIPERGUNAKAN Berdasarkan pada item pekerjaan dan volume pekerjaan diperlukan peralatan sesuai dengan tabel peralatan ( terlampir ) PENYEDIAAN MATERIAL UNTUK PEKERJAAN Material yang banyak dipakai dalam pekerjaan ini meliputi : Tabel 3.3. Penyediaan Material Untuk Pekerjaan NO. URAIAN PEKERJAAN VOLUME SAT 1 Unit Pracetak Gelagar tipe 1 bentang 35,6 m 120,00 Bh 2 Unit Pracetak Gelagar tipe 1 bentang 15,6 m 9,00 Bh 3 Unit Pracetak Gelagar tipe 1 bentang 12,45 m 1,00 Bh 4 Unit Pracetak Gelagar tipe 1 bentang 5,7 m 1,00 Bh NO. URAIAN PEKERJAAN VOLUME SAT 23
13 5 Baja tulangan ulir ,00 Kg 6 Beton mutu tinggi K ,73 m3 7 Beton mutu sedang K ,20 m3 8 Lapis Pondasi agregat klas A 567,00 m3 9 Aspal Hotmix ACWC 1.783,00 Ton Manajemen Logistik sangat memegang peranan penting dalam penyediaan material tersebut diatas. Untuk material mentah seperti tanah, batu, sirtu dan pasir terdapat di lokasi-lokasi quarry setempat / lokal. Yang perlu diperhatikan dalam pengambilan material-material tersebut adalah : 1. Aspek Lingkungan. Diusahakan pengambilan material tetap mengedepankan aspek keselamatan lingkungan. Yaitu mengambil material di lokasi-lokasi yang di ijinkan oleh Pemda (yang sudah mempunyai SIPD) serta tidak mengganggu kenyamanan masyarakat sekitar. 2. Kualitas Material. Sebelum diputuskan pengambilan material harus dilakukan uji coba kualitas material terlebih dahulu. Misalnya batu yang akan digunakan untuk material batu pecah Hotmix di uji abrasi terlebih dahulu. 3. Aspek kecukupan deposit. 4. Aspek Sosial. Melibatkan masyarakat sekitar untuk mendapatkan penghasilan sebagai pengumpul material. Lokasi Material : - Untuk pekerjaan base dan hotmix, produksi dilakukan di lokasi Camp AMP, material akan di angkut langsung menuju lokasi yang akan dihampar. - Untuk material batu pada pekerjaan pasangan, material akan diangkut langsung dan ditempatkan di sepanjang pekerjaaan yang bersangkutan dengan memperhitungkan jumlah material yang diperlukan untuk tiap satuan volume pekerjaannya. 24
14 Lokasi Penyimpanan Material Pabrikan : - Untuk aspal tempat penyimpanannya di dekat lokasi AMP. Penempatannya memperhatikan aspek keamanan, kemudahan dalam operasional produksi AMP - Untuk material Tiang Pancang, unit Pracetak Gelagar, akan disediakan tempat lokasi khusus/tersendiri dengan area yang cukup di dekat lokasi pekerjaan dan tentunnya dengan menjamin keamanan terhadap material tersebut. - Semen di simpan di gudang tersendiri. Camp di dekat lokasi pekerjaan, dengan konsep FIFO (first in first out) - BBM (Solar) Penggunaan solar volume cukup besar. Pengambilan solar akan di ambil langsung dari Depo Pertamina terdekat dan disimpan di tangki-tangki di lokasi kerja sesuai peraturan yang berlaku, BBM yang akan di gunakan adalah BBM Industri. 3.6 PEKERJAAN TRAFFIC MANAJEMEN Traffic manajemen bertujuan mengurangi efek pekerjaan konstruksi terhadap lalu lintas ketingkat seminimal mungkin. Pengaturan lalu-lintas ini bertujuan untuk tetap memberikan keamanan dan kenyamanan pengguna jalan selama proyek berlangsung, sehingga sebelum dilaksanakan di lapangan, rencana pelaksanaan pengaturan lalu lintas ini akan dikonfirmasikan terlebih dahulu dengan pihak yang berwenang. Pengaturan lalulintas ini terdiri dari : a. Penyediaan alat-alat pengatur lalu-lintas b. Pengecekan, perawatan dan perlindungan sepanjang area konstruksi c. Pemasangan alat-alat lalu lintas selama konstruksi d. Petugas pengatur lalu lintas pada persimpangan dengan jalan umum Selama pelaksanaan pekerjaan, kontraktor akan selalu memelihara jalan yang berada pada areal proyek termasuk jalan sementara/detour akan tetap dapat berfungsi dengan baik. Truk yang beroperasi akan dilengkapi dengan terpal untuk menutup permukaan atas agar tanah bekas galian yang diangkut tidak tercecer di 25
15 sepanjang perjalanan, bila terjadi tumpahan tanah atau material akan segera dibersihkan agar kondisi jalan tetap seperti posisi semula Sarana Pengendali dan Pengatur Lalu-lintas a. Pemasangan rambu rambu yang diperlukan sebelum memasuki lokasi pekerjaan sampai dengan rambu rambu saat berada dilokasi pekerjaan, seperti rambu perhatian untuk berhati hati, sampai dengan rambu pembatasan dan larangan yang diperlukan. b. Pemasangan barier, traffic cone untuk mengarahkan lalu lintas. c. Melaksanakan koordinasi yang diperlukan dengan dinas atau instansi terkait selama pelaksanaan pekerjaan. Pengalihan lalu-lintas dapat dipakai rubber cone, rambu-rambu arah, petunjuk jalan dan bendera-bendera atau dengan menempatkan petugas khusus. Pagar sementara akan dipasang pada daerah pekerjaan dan akan dipasangkan lampulampu sehingga akan terlihat jelas adanya pekerjaan di waktu malam hari. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini akan dikoordinir oleh bagian yang khusus yang bertanggung jawab terhadap Safety, Health dan Environment, yang secara terus-menerus akan memonitor dan mengevaluasi bagian pekerjaan ini. Pengaturan lalu-lintas ini terdiri dari : a. Penyediaan alat-alat pengatur lalu-lintas b. Pengecekan, perawatan dan perlindungan sepanjang area konstruksi c. Pemasangan sarana pengatur lalu lintas selama konstruksi d. Petugas pengatur lalu lintas di penyempitan dan persilangan jalan dan pada alat berat yang bekerja Pelaksanaannya akan dikonfirmasikan dengan pihak yang berwenang. Kontraktor akan memelihara jalan yang berpengaruh kepada area operasional dengan kondisi yang baik. Tumpahan tanah dan material akan disingkirkan dan kondisi jalan dikembalikan ke posisi semula. Kami akan bekerja sama dengan instansi yang berwenang untuk mengatur kelancaran lalu lintas agar terhindar dari kemacetan. 26
16 Dalam menyiapkan fasilitas pengaturan lalu lintas, sepanjang area kerja alatalat pengatur lalu lintas akan dipasang pada titik-titik tertentu sepanjang area pekerjaan dan sekitarnya. Fasilitas pengatur lalu-lintas sepanjang area pekerjaan diperlukan antara lain sebagai berikut : a. Rambu-rambu b. Lampu-lampu c. Rubber Cone d. Penunjuk arah dan penunjuk jalan e. Pagar penghalang sementara f. Bendera-bendera, dll. Rencana traffic Management dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.4. Rencana Traffic Management RENCANA TRAFFIC MANAGEMEN PROYEK FLY OVER PEGANGSAAN - 2 JAKARTA UTARA NO. LOKASI URAIAN PEKERJAAN KETERANGAN I. PERSIMPANGAN JL. BULEVAR TIMUR - Koordinasi dengan instansi terkait - Pemasangan rambu - rambu lalu lintas, rambu peringatan dan rambu larangan - Penempatan petugas pengatur lalu lintas/flagman - Pemasangan lampu rotari - Pemasangan MCB pada daerah konstruksi. - Pemasangan pagar pengaman proyek. II. PERLINTASAN JL. PEGANGSAAN 2 - Koordinasi dengan instansi terkait - Pemasangan rambu - rambu lalu lintas, rambu peringatan dan rambu larangan - Penempatan petugas pengatur lalu lintas/flagman - Pemasangan lampu rotari - Pemasangan MCB pada daerah konstruksi. - Pemasangan pagar pengaman proyek. III. JL. TAMAN PEGANGSAAN INDAH - Koordinasi dengan instansi terkait - Pemasangan rambu - rambu lalu lintas, rambu peringatan dan rambu larangan - Penempatan petugas pengatur lalu lintas/flagman - Pemasangan pagar pengaman proyek. 27
17 Jl. Boulevart Jl. Taman Pegangsaan DETOUR Lokasi Pekerjaan Lokasi Pengembangan Perumahan Renc. Jalan Kerja Jl. Pegangsaan 2 Gambar 3.8. Rencana Lokasi Traffic Management FRONT VIEW SIDE VIEW Gambar 3.9. Pagar pembatas area konstruksi JENIS KEBUTUHAN RAMBU TRAFFIC MANAGEMENT 28
18 Gambar Rambu Traffic Management 29
19 Gambar Rambu-rambu Keselamatan Lalu Lintas Alat Pelindung Diri ( APD ) 30
20 APD adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang dalam pekerjaan yang fungsinya mengisolasi tubuh tenaga kerja dari bahaya di tempat kerja. APD merupakan cara terakhir untuk melindungi tenaga kerja setelah dilakukan beberapa usaha. Dalam Proyek Jembatan Kapuk Naga Indah ini untuk alat pelindung diri ( APD ) di bedakan menjadi 2 jenis, yaitu : 1. Alat pelindung diri ( APD ) kerja di darat. Anata lain : Alat pelindung kepala Alat Pelindung telinga ( bila diperlukan ) Alat pelindung muka dan mata Alat pelindung pernafasan ( bila diperlukan ) Pakaian Kerja ( digunakan untuk pekerjaan tertentu ) Alat pelindung tangan ( digunakan untuk pekerjaan tertentu ) Alat pelindung kaki Body harness/safety belt Alat pelindung kepala Alat pelindung mata Alat pelindung pernafasan Alat pelindung telinga 31
21 Rompi Kerja Jas Hujan Alat pelindung tangan Alat Pelindung kaki Gambar Alat Pelindung Diri Adapun maksud dan tujuan penggunaan dan pemakaian APD antara lain : a) Memastikan karyawan atau pekerja bekerja dengan aman. b) Meningkatkan kedisiplinan karyawan atau pekerja. c) Mengurangi resiko kecelakaan yang sewaktu-waktu dapat dialami oleh karyawan atau pekerja. d) Mencapai ZERO ACCIDENT. e) Dengan APD akan menekan terjadinya korban akibat kecelakaan Penerapan Sistem K3L 32
22 Penerapan sistem K3L ( Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan) pada proyek ini sangatlah penting, dikarenakan akan menunjang tujuan utamanya yaitu terlaksananya pekerjaan Fly Over Pegangsaan 2. Para pekerja merupakan subyek sasaran sehingga perlu diberikan sosialisasi baik secara lisan maupun pengumuman. Contoh sosialisasi dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar Penerapan Sistem K3L 33
BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. digunakan dalam pelaksanaan pembangunan proyek, oleh karena itu dibutuhkan
BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Perencanaan Lapangan (Site Planning) Perencanaan lapangan kerja (site planning) dibuat untuk mengatur penempatan peralatan, stok material dan sarana penunjang
Lebih terperinciBAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 ORGANISASI PROYEK Proyek merupakan suatu kegiatan usaha yang kompleks, sifatnya tidak rutin, memiliki keterbatasan terhadap waktu, anggaran dan sumber
Lebih terperinciSTANDAR LATIHAN KERJA (S L K)
STANDAR LATIHAN (S L K) Bidang Ketrampilan Nama Jabatan Kode SKKNI : Pengawasan Jalan : Inspektor Lapangan Pekerjaan Jalan (Site Inspector of Roads) : INA.5211.322.05 DEPARTEMEN PEAN UMUM BADAN PEMBINAAN
Lebih terperinciSTANDAR LATIHAN KERJA
STANDAR LATIHAN (S L K) Bidang Ketrampilan Nama Jabatan : Pengawasan Jembatan : Inspektor Lapangan Pekerjaan Jembatan (Site Inspector of Bridges) Kode SKKNI : INA.5212. 322.04 DEPARTEMEN PEAN UMUM BADAN
Lebih terperinciBAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan
BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1. Tinjauan Umum Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan. Hasil yang diharapkan yaitu berupa kualitas konstruksi
Lebih terperinciMODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN
MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN (K3L) NO. KODE :.P BUKU PENILAIAN DAFTAR
Lebih terperinciHEALTH, SAFETY, ENVIRONMENT ( HSE ) DEPARTMENT PT. GRAHAINDO JAYA GENERAL CONTRACTOR
HEALTH, SAFETY, ENVIRONMENT ( HSE ) DEPARTMENT STRUKTUR ORGANISASI HSE PROJECT MANAGER Ir. P Tanudjaja HSE OFFICER Suharso HSE SUPERVISOR Widianto HSE SUPERVISOR Deni Santoso HSE STAFF Jauhari J HSE STAFF
Lebih terperinciDCE - 09 Pengukuran dan Perhitungan Hasil Kerja
DAFTAR MODUL NO KODE JUDUL 1. DCE - 01 UUJK Profesi dan etos Kerja 2. DCE - 02a Manajemen Keselamatan Kerja dan Kesehatan DCE - 02b Manajemen Lingkungan 3. DCE - 03 Dokumen Kontrak 4. DCE - 04 Spesifikasi
Lebih terperinciBAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK
BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Setiap proyek tentu membutuhkan sebuah perencanaan dan pengaturan sehingga kegiatan proyek dapat berjalan lancar, untuk itulah dibutuhkan sebuah
Lebih terperinciBAB IV MATERIAL DAN PERALATAN
BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1 Material Perlu kita ketahui bahwa bahan bangunan atau material bangunan memegang peranan penting dalam suatu konstruksi bangunan ini menentukan kekuatan, keamanan, dan
Lebih terperinciMODUL SIB 10 : PEMELIHARAAN JALAN DARURAT DAN PEMELIHARAAN LALU LINTAS
PELATIHAN SITE INSPECTOR OF BRIDGE (INSPEKTUR PEKERJAAN LAPANGAN PEKERJAAN JEMBATAN) MODUL SIB 10 : PEMELIHARAAN JALAN DARURAT DAN PEMELIHARAAN LALU LINTAS 2006 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN
Lebih terperinciBAB II STUDI PUSTAKA
7 BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM Pelaksanaan konstruksi merupakan rangkaian kegiatan atau bagian dari kegiatan dalam pekerjaan konstruksi mulai dari persiapan lapangan sampai dengan penyerahan
Lebih terperinci3.1 STRUKTUR ORGANISASI LAPANGAN Gambar.3.1 Struktur Organisasi Lapangan (Sumber : Proyek Lexington Residence PT. PP (Persero), Tbk) III -1 3.1.1 Project Manager (PM) Project manager adalah pihak yang
Lebih terperinciKEMAJUAN PEKERJAAN & PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap kemajuan proyek, perlu adanya suatu laporan mengenai
BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN & PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Laporan Kemajuan Proyek Dalam setiap kemajuan proyek, perlu adanya suatu laporan mengenai evaluasi kemajuan proyek dari awal hingga akhir pelaksanaan
Lebih terperinciMODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN
MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN (K3L) NO. KODE : -P BUKU PENILAIAN DAFTAR ISI DAFTAR
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk sosial memerlukan kebutuhan hidup dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial memerlukan kebutuhan hidup dan berkomunikasi dengan sesama. Berdasarkan kebutuhan manusia akan pentingnya berkomunikasi maka jalan merupakan
Lebih terperinciMODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN
MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN (K3L) NO. KODE :.K BUKU KERJA DAFTAR
Lebih terperinciBAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG
BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG PT. Indonesia Power UBP Kamojang saat ini telah menerapkan sistem manajemen terpadu, dengan tiga sub sistemnya yang terdiri dari Sistem Manajemen Mutu
Lebih terperinciMODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN
MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN PEKERJAAN PERKERASAN LAPISAN BAWAH (SUB BASE COURSE) NO. KODE : -K BUKU KERJA DAFTAR ISI DAFTAR
Lebih terperinciBAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK
BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Kemajuan Proyek Monitoring dan evaluasi pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi merupakan bagian yang penting dari sistem informasi manajemen proyek.
Lebih terperinciKPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI)
KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan : Inspektur Bendungan Tipe Urukan Klasifikasi : Pengawasan Bagian Sub Bidang Pekerjaan Bendungan Kualifikasi : Sertifikat IV (Empat) / Ahli
Lebih terperinciBAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Organisasi dan Pihak yang Terkait dalam Proyek Dalam organisasi proyek pembangunan pada umumnya, tentu banyak pihak pihak yang terkait satu sama lain.
Lebih terperinciIDENTIFIKASI JENIS BAHAYA & RESIKO K3
CV. KARYA BHAKTI USAHA Jampirejo Timur No 351 Temanggung PRA RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (PRARK3K) Disiapkan untuk pekerjaan: Rehabilitasi Jaringan Irigasi Kali Pacar 1. KEBIJAKAN K3
Lebih terperinciBAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK
BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan dan pengendalian merupakan aspek yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN DOKUMEN DIBUAT OLEH
PROSEDUR IJIN KERJA No. Dokumen : PT-KITSBS-19 No. Revisi : 00 Tanggal : April Halaman : i dari iv LEMBAR PENGESAHAN DOKUMEN DIBUAT OLEH No Nama Jabatan Tanda Tangan 1. RM. Yasin Effendi PLT DM ADM Umum
Lebih terperinciBAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK
BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1. Pengelolaan Waktu Pelaksanaan Proyek Sebagai Kontraktor Utama pembangunan Proyek One Sentosa Apartement PT. Adhi Persada Gedung harus membuat perencanaan
Lebih terperinciMETODE PELAKSANAAN DAN PENGENDALIAN MUTU PADA PELEBARAN JALAN SIDIKALANG BTS. NANGGROE ACEH DARUSSALAM
METODE PELAKSANAAN DAN PENGENDALIAN MUTU PADA PELEBARAN JALAN SIDIKALANG BTS. NANGGROE ACEH DARUSSALAM LAPORAN Ditulis untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program Diploma
Lebih terperinciMODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN
MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN PEKERJAAN PERKERASAN LAPISAN ATAS (BASE COURSE) NO. KODE : -K BUKU KERJA DAFTAR ISI DAFTAR ISI...
Lebih terperinciBAB VI PENGENDALIAN PROYEK
BAB VI PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Tinjauan Umum Pengendalian dan pengawasan proyek adalah suatu proses kegiatan dari awal sampai akhir yang bersifat menjamin adanya kesesuaian antara suatu rencana dengan
Lebih terperinciMODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN TANAH
MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN TANAH NO. KODE :.K BUKU KERJA DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I STANDAR KOMPETENSI...
Lebih terperinciSPESIFIKASI TEKNIS. Pasal 1 JENIS DAN LOKASI PEKERJAAN
SPESIFIKASI TEKNIS Pasal 1 JENIS DAN LOKASI PEKERJAAN 1. Nama Kegiatan : Penataan Listrik Perkotaan 2. Nama pekerjaan : Penambahan Lampu Taman (65 Batang) 3. Lokasi : Pasir Pengaraian Pasal 2 PEKERJAAN
Lebih terperinciBAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Struktur Organisasi Proyek Gambar 3.1 Struktur Organisasi Proyek 3.2. Deskripsi Pekerjaan (Job Description) Job Description adalah gambaran mengenai
Lebih terperinciPENERAPAN SPESIFIKASI TEKNIK UNTUK PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN BETON. Disampaikan dalam Pelatihan : Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton
PENERAPAN SPESIFIKASI TEKNIK UNTUK PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN BETON Disampaikan dalam Pelatihan : Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton 4.1. PENGERTIAN UMUM 4.1.1. Pendahuluan Empat elemen kompetensi
Lebih terperinciMETODA PELAKSANAAN PEKERJAAN PAKET 34 (JALAN SERUNAI MALAM II, JALAN SERUNAI MALAM I, JALAN BERSAMA)
METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN PAKET 34 (JALAN SERUNAI MALAM II, JALAN SERUNAI MALAM I, JALAN BERSAMA) A. MOBILISASI & MANAGEMEN KESELAMATAN LALU LINTAS Mobilisasi adalah kegiatan yang diperlukan dalam kontrak
Lebih terperinciMATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG
MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN BENAR NO. KODE : INA.5230.223.23.01.07
Lebih terperinciPENERAPAN METODE RSM PADA PENJADWALAN DENGAN AKTIVITAS BERULANG (STUDY KASUS: Proyek jalan tubaan- talisayan/ dumaring, provinsi kalimantan timur)
PENERAPAN METODE RSM PADA PENJADWALAN DENGAN AKTIVITAS BERULANG (STUDY KASUS: Proyek jalan tubaan- talisayan/ dumaring, provinsi kalimantan timur) Oleh: Dosen pembimbing: Annis Nur Uzma Ir. Putu artama
Lebih terperinciBAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. tahapan tahapan tertentu dalam pengerjaannya. Berlangsungnya kemajuan
BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Kemajuan Proyek Kemajuan proyek merupakan progress pekerjaan dari pekerjaan awal proyek sampai akhir pekerjaan proyek. Disetiap progress pekerjaan
Lebih terperinciQUALITY CONTROL PERKERASAN LENTUR PADA PROYEK PENINGKATAN KAPASITAS/PELEBARAN JALAN KUTABULUH-LAWEPAKAM (MYC)
QUALITY CONTROL PERKERASAN LENTUR PADA PROYEK PENINGKATAN KAPASITAS/PELEBARAN JALAN KUTABULUH-LAWEPAKAM (MYC) LAPORAN Ditulis untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program
Lebih terperinciBAB II DATA PROYEK. Nama Kegiatan : Pembangunan Fly Over Pegangsaan 2. : Kelapa Gading, Jakarta Utara Konsultan Perencana : PT.
BAB II DATA PROYEK 2. Jenis dan Nama Proyek Pembangunan Fly Over Pegangsaan 2 Kelapa Gading Jakarta Utara adalah pembangunan Fly Over atau jalan akses menuju komplek perumahan PT. Citra Abadi Mandiri dengan
Lebih terperinciMODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN TANAH
MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN TANAH NO. KODE :.P BUKU PENILAIAN DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I KONSEP
Lebih terperinciMATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT)
MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT) PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN
Lebih terperinciMETODA PELAKSANAAN. CV. SABATA UTAMA Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Tangan-Tangan
METODA PELAKSANAAN Nama Perusahaan : Nama Paket Pekerjaan : No. Paket : CV. SABATA UTAMA Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Tangan-Tangan 481625 Jangka waktu pelaksanaan : Metode pelaksanaan merupakan hal
Lebih terperinciMATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT)
MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT) PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN
Lebih terperinciBAB V ANALISIS SISTEM MANAJEMEN MUTU
BAB V ANALISIS SISTEM MANAJEMEN MUTU Analisis yang dilakukan berdasarkan data dari bab 3 untuk proyek konstruksi tradisional dan bab 4 untuk proyek EPC diperoleh bahwa setiap proyek konstruksi mempunyai
Lebih terperinciPERBANDINGAN ASPHALT MIXING PLANT (AMP) BATU BARA DAN PERBANDINGAN ASPHALT MIXING PLANT (AMP) BBM
PERBANDINGAN ASPHALT MIXING PLANT (AMP) BATU BARA DAN PERBANDINGAN ASPHALT MIXING PLANT (AMP) BBM Harni Yusnita Fakultas Teknik Universitas Abdurrab, Pekanbaru, Indonesia harni_yusnita@yahoo.co.id Abstrak
Lebih terperinciBAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. hingga akhir pelaksanaan pekerjaan. Laporan ini berguna untuk mengetahui
BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Laporan Kemajuan Pekerjaan Laporan kemajuan pekerjaan merupakan suatu kegiatan yang perlu di perhatikan dengan sebaik-baiknya. Kemajuan proyek merupakan
Lebih terperinciBAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Sistem Organisasi Gambar 3.1 Skema Hubungan Antara Owner, Kontraktor & Konsultan Sumber: Proyek 3.1.1 Organisasi dan Pihak yang Terkait Dalam organisasi
Lebih terperinciBAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK
BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK 6.1 Uraian Umum Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar semua yang terlibat
Lebih terperinciLampiran 1 KUESIONER PENELITIAN (Berdasarkan PP 50 Tahun 2012) Nama : Alamat : Jabatan : Lama Bekerja : NO Isi pertanyaan Kel.
Lampiran KUESIONER PENELITIAN (Berdasarkan PP 5 Tahun ) Nama : Alamat : Jabatan : Lama Bekerja : NO Isi pertanyaan Kel. Yang Pemenuhan Keterangan ditanya 3 Ya Tdk 4. PEMBANGUNAN DAN PEMELIHARAAN KOMITMEN..
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juga memiliki beberapa kekurangan seperti tegangan tarik yang rendah,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beton merupakan salah satu bahan bangunan yang masih sangat banyak dipakai dalam pembangunan fisik. Harganya yang relatif murah dan kemudahan dalam pelaksanaannya
Lebih terperinciSPESIFIKASI UMUM DAFTAR ISI DIVISI I UMUM
SPESIFIKASI UMUM DAFTAR ISI DIVISI I UMUM Halaman SEKSI 1.1 RINGKASAN PEKERJAAN Pasal 1.1.1 Cakupan Pekerjaan... 1-1 1.1.2 Klasifikasi Pekerjaan Konstruksi... 1-2 1.1.3 Ketentuan Rekayasa (Engineering)...
Lebih terperinciBAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK
BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Dalam setiap proyek tentu membutuhkan sebuah perencanaan dan pengaturan sehingga kegiatan proyek berjalan lancar, untuk itulah dibutuhkan sebuah
Lebih terperinciLampiran 1. Struktur Organisasi
Lampiran 1. Struktur Organisasi Kepala Pabrik Administrasi Produksi Quality Assurance and Environment Utilitas Bussiness Accounting Seksi Kesehatan & Keselamatan Kerja Seksi Gudang Material Seksi Stock
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek Konstruksi Suatu proyek konstruksi biasanya merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek.selain itu,
Lebih terperinci4- PEKERJAAN PERSIAPAN
4- PEKERJAAN PERSIAPAN Ketika sebuah proyek sudah memasuki tahap pelaksanaan, maka pekerjaan yang pertama kali harus dilakukan adalah persiapan yang terdiri dari : 4.1 Main Schedule atau Jadwal Pelaksanaan
Lebih terperinciBAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK
BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK 6.1 Uraian Umum Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar semua yang terlibat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Industri farmasi diwajibkan menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. No.43/MENKES/SK/II/1988 tentang CPOB dan Keputusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan dunia industri yang pesat tidak hanya ditandai dengan adanya persaingan yang ketat antar perusahaan. Namun, penggunaan teknologi dan material yang berbahaya
Lebih terperinciBAB IV MATERIAL DAN PERALATAN
BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1. Material Perlu diketahui bahwa bangunan atau material bangunan memegang peranan penting dalam suatu konstruksi bangunan ini menentukan kekuatan, keamanan dan kekakuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Jalan merupakan prasarana transportasi darat yang memiliki peranan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jalan merupakan prasarana transportasi darat yang memiliki peranan yang sangat penting. Di Indonesia sendiri, transportasi merupakan sarana penunjang berbagai aspek
Lebih terperinciBAB I STANDAR KOMPETENSI
BAB I STANDAR KOMPETENSI 1.1 Kode Unit : 1.2 Judl Unit : Melaksanakan Peraturan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) dan Ketentuan Mutu 1.3 Deskripsi Unit : Unit ini menggambarkan ruang lingkup pengetahuan,
Lebih terperinciBAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Metoda pelaksanaan dalam sebuah proyek konstruksi adalah suatu bagian yang sangat penting dalam proyek konstruksi untuk mencapai hasil dan tujuan yang
Lebih terperinciImplementation study. Asep Sundara. BSCE, MT.
Implementation study TINJAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PERKERASAN BADAN JALAN DENGAN MENGGUNAKAN PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT) PADA PEMBANGUNAN JALAN CILEUNYI - JATINANGOR Asep Sundara. BSCE, MT. Penjelasan
Lebih terperinciBAB I KONSEP PENILAIAN
BAB I KONSEP PENILAIAN 1.1. Bagaimana Instruktur akan Menilai Dalam sistem berdasarkan Kompetensi, penilai akan mengumpulkan bukti dan membuat pertimbangan mengenai pengetahuan, pemahaman dan unjuk kerja
Lebih terperinciBAB II DATA PROYEK DATA UMUM PROYEK
BAB II DATA PROYEK 2.1 DATA UMUM PROYEK Pembangunan Pumping Station Island 2A Pantai Indah Kapuk di Kapuk Muara Jakarta Utara adalah merupakan rancangan penanggulangan banjir yang berfungsi memindahkan
Lebih terperincilaporan dari menajement konstruksi kepada pemberi tugas (Owner). proyek selama kegiatan berlangsung dalam suatu hari.
BAB 6 KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Laporan Kemajuan Pekerjaan Dalam setiap kemajuan proyek, perlu adanya suatu laporan mengenai evaluasi kemajuan proyek dari awal hingga akhir pelaksanaan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan... 2 C. Ruang Lingkup permasalah... 3 D. Metode Penyusunan Laporan... 3 E. Sistematika Penulisan...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii MOTTO... iii SURAT TUGAS MAGANG... iv INTISARI... v KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR LAMPIRAN...
Lebih terperinciBAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Deskipsi Umum Pengawasan atau kontroling adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan
Lebih terperinciBAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu
BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Pihak Pihak Yang Terkait Dengan Proyek 3.1.1. Pemilik Proyek / Owner Pemilik proyek atau owner adalah seseorang atau instasi yang memiliki proyek atau
Lebih terperinciKPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI)
KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan : Asphalt Mixing Plant Manager Kode Jabatan Kerja : INA. 5111333 / KON. MT1. V Kode Pelatihan : DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN
Lebih terperinciTINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN. tinggi dapat menghasilkan struktur yang memenuhi syarat kekuatan, ketahanan,
BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG 4.1. Tinjauan Bahan dan Material Bahan dan material bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu proyek pembangunan, karena dari berbagai macam bahan dan
Lebih terperinciBAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan
BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan aspek yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengendalian Proyek Suatu kegiatan pengawasan/monitoring suatu Proyek supaya proyek bisa berjalan dengan lancar dan mendapatkan mutu yang baik, penggunaan biaya dan
Lebih terperinciMETODE PELAKSANAAN A. Pekerjaaan Persiapan
METODE PELAKSANAAN Tahap Pelaksanaan Pekerjaan adalah tahap realisasi design rencana menjadi sebuah bangunan yang utuh. Pada tahap ini dibutuhkan metodologi yang efektif dalam menyelesaikan pekerjaan sesuai
Lebih terperinciFORM APL-02 ASESMEN MANDIRI
LEMBAGA SERTIFIASI PROFESI AIR MINUM INDONESIA (LSP AMI) FORM APL-02 ASESMEN MANDIRI CLUSTER PELASANA REHABILITASI JARINGAN PIPA NAMA PEMOHON NAMA ASESOR LEMBAGA SERTIFIASI PROFESI AIR MINUM INDONESIA
Lebih terperinciBAB VII MANAJEMEN RESIKO. Dalam setiap pekerjaan pasti kita menemukan berbagai
BAB VII MANAJEMEN RESIKO 7.1 Pendahuluan Dalam setiap pekerjaan pasti kita menemukan berbagai permasalahan.namun permasalahan itu bukan untuk dihindari, tapi harus dicari jalan keluarnya.segala sesuatu
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan
BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Tahap Penelitian Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan Pada tahap ini dikumpulkan informasi mengenai sistem pembelian dan pengelolaan persediaan
Lebih terperinciBAB V SYARAT-SYARAT PEKERJAAN PERSIAPAN
BAB V SYARAT-SYARAT PEKERJAAN PERSIAPAN Pasal 01. LINGKUP PEKERJAAN 1. Kontraktor harus menyediakan bahan/material, peralatan dan tenaga yang diperlukan untuk kelancaran dan keselamatan pelaksanaan pekerjaan
Lebih terperinciADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN
ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN Addendum dokumen pengadaan diterbitkan Panitia Pengadaan dimaksudkan untuk memberikan penjelasan kepada peserta lelang tentang adanya perubahan ketentuan dalam dokumen pengadaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perbaikan Tanah adalah kumpulan upaya-upaya yang dapat dilakukan terhadap tanah yang memiliki karakteristik teknis (engineering properties) yang bermutu rendah menjadi
Lebih terperinciPELAKSANAAN PEMBANGUNAN DRAINASE PERKOTAAN BAB I TATA CARA PERSIAPAN KONSTRUKSI SISTEM DRAINASE DESKRIPSI
PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DRAINASE PERKOTAAN BAB I TATA CARA PERSIAPAN KONSTRUKSI SISTEM DRAINASE DESKRIPSI 1.1. Ruang Lingkup Tata Cara Persiapan Konstruksi Sistem Drainase ini memuat pengertian, ketentuanketentuan
Lebih terperinciBAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK
BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Kemajuan Proyek Menurut Setiadi dan Andi (2013), monitoring pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi merupakan kegiatan pengamatan jalannya aktivitas
Lebih terperinciBAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK
BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK 6.1 Uraian Umum Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar semua yang terlibat
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. Fly Over Fly over adalah jalan yang dibangun tidak sebidang melayang menghindari daerah/kawasan yang selalu menghadapi permasalahan kemacetan lalu lintas, melewati persilangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalan merupakan infrastruktur yang menghubungkan satu daerah dengan daerah lain yang sangat penting dalam sistem pelayanan masyarakat (Wirahadikusumah, 2007). Lapisan
Lebih terperinciPROSEDUR OPERASIONAL STANDAR UNIT AIR BAKU
LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 26/PRT/M/2014 TENTANG PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR UNIT AIR BAKU
Lebih terperinci12. PERKEMBANGAN / KEMAJUAN
12. PERKEMBANGAN / KEMAJUAN Untuk mengkoordinasi pemrosesan yang sedang berjalan di seluruh area produksi Manajer Operasi Perencanaan dan Pengembangan ( Penjadwal ) Pengontrol Operasi Supervisor Pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebuah perusahaan dalam melakukan aktivitas kontruksi harus memenuhi unsur keselamatan dan kesehatan kerja. Dalam kegiatan konstruksi kecelakaan dapat terjadi
Lebih terperinciBAB V SYARAT-SYARAT PEKERJAAN PERSIAPAN
BAB V SYARAT-SYARAT PEKERJAAN PERSIAPAN Pasal 01. LINGKUP PEKERJAAN 1. Kontraktor harus menyediakan bahan/material, peralatan dan tenaga yang diperlukan untuk kelancaran dan keselamatan pelaksanaan pekerjaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan pokok dalam kegiatan masyarakat sehari-hari. Kegiatan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan pertumbuhan penduduk yang tinggi memberikan tantangan tersendiri bagi pelayanan fasilitas umum yang dapat mendukung mobilitas penduduk. Salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkerasan jalan merupakan suatu lapis perkerasan yang berada diantara permukaan tanah dengan roda kendaraan yang berfungsi memberikan rasa aman, nyaman dan ekonomis
Lebih terperinciMODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN PERKERASAN ASPAL
MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN PERKERASAN ASPAL NO. KODE :.P BUKU PENILAIAN DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB
Lebih terperinciA. KRITERIA AUDIT SMK3
LAMPIRAN II PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PEDOMAN PENILAIAN PENERAPAN SMK3 A. KRITERIA AUDIT SMK3 1 PEMBANGUNAN DAN
Lebih terperinciBAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK
BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Uraian umum Pengendalian adalah proses memantau kegiatan untuk memastikan bahwa kegiatan tersebut diselesaikan seperti yang telah direncanakan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Efisiensi Tata Letak Fasilitas dan Sarana Proyek dalam Mendukung Metode Pekerjaan Konstruksi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bangunan gedung merupakan wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas / di dalam tanah
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. alat - alat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut.
BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Peralatan Dalam melaksanakan proyek pembangunan maka pastilah digunakan alat - alat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut. Alat
Lebih terperinciLampiran 2 FORMAT RENCANA K3 KONTRAK (RK3K)
Lampiran 2 FORMAT RENCANA K3 KONTRAK (RK3K) RENCANA K3 KONTRAK KEGIATAN : NOMOR :.. Lokasi Kegiatan :.. [Nama Perusahaan ] DAFTAR ISI RENCANA K3 KONTRAK hal LEMBAR PENGESAHAN 1 KEBIJAKAN K3 PERUSAHAAN
Lebih terperinciTANTANGAN DAN HAMBATAN PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE CONSTRUCTION PADA KONTRAKTOR PERUMAHAN DI SURABAYA
TANTANGAN DAN HAMBATAN PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE CONSTRUCTION PADA KONTRAKTOR PERUMAHAN DI SURABAYA Alfonsus Dwiputra W. 1, Yulius Candi 2, Ratna S. Alifen 3 ABSTRAK: Proses pembangunan perumahan sebagai
Lebih terperinciMETODE PELAKSANAAN PADA PELEBARAN JALAN BARUS BATAS KOTA SIBOLGA
METODE PELAKSANAAN PADA PELEBARAN JALAN BARUS BATAS KOTA SIBOLGA LAPORAN Ditulis untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program Diploma III oleh: CHANDRA P I SIBURIAN NIM: 1105022072
Lebih terperinciKPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI)
KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan : Teknisi Geoteknik Klasifikasi : Bagian Sub Bidang Sumber Daya Air Kualifikasi : Sertifikat III (tiga) / Teknisi Senior Kode Jabatan Kerja
Lebih terperinci