KESALAHAN MENYELESAIKAN SOAL BANGUN RUANG SISI LENGKUNG SISWA KELAS VIII SMP PGRI 1 KEDIRI
|
|
- Shinta Chandra
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KESALAHAN MENYELESAIKAN SOAL BANGUN RUANG SISI LENGKUNG SISWA KELAS VIII SMP PGRI 1 KEDIRI Oleh: Aan Nurfahrudianto Dosen Universitas Nusantara PGRI Kediri Abstrak Banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal-soal bangun ruang sisi lengkung. Untuk mengetahui kesalahan tersebut yang perlu dilakukan adalah menganalisis kesalahan-kesalahan siswa pada saat menyelesaikan soal-soal bangun ruang sisi lengkung. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum letak kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal bangun ruang sisi lengkung adalah: (1) menunjukkan garis yang merupakan jari-jari kerucut dan garis pelukis kerucut, (2) menghitung panjang busur pada jaring-jaring kerucut, (3) menentukan rumus dari luas selimut kerucut, (4) menghitung untuk mencari jari-jari jika diketahui luas suatu bola, (5) menyederhanakan rumus luas seluruh permukaan tabung, (6) menentukan nilai jari-jari jika diketahui diameter, (7) merubah satuan ukuran panjang dari meter (m) ke centimeter (cm), (8) menentukan rumus volum kerucut untuk mencari panjang dari jari-jari bola, (9) merubah pembagian dengan penyebut bilangan pecahan kedalam operasi perkalian, (10) menentukan rumus perbandingan dari volume kedua tabung, (11) menentukan ukuran jarijari kerucut setelah panjang jari-jarinya diperpanjang. Dan Jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal bangun ruang sisi lengkung adalah kesalahan konsep, kesalahan prinsip dan kesalahan algoritma. Faktor-faktor yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan bangun ruang sisi lengkung adalah: (1) belum memahami unsur-unsur dari tabung dan kerucut, (2) belum memahami busur lingkaran pada jaring -jaring kerucut merupakan alas pada kerucut yang berbentuk lingkaran, (3) kurang teliti yang mengakibatkan siswa lupa menghitung, (4) tidak tahu adanya rumus dari luas selimut kerucut, (5) tidak memahami operasi pembagian dengan penyebut bilangan pecahan, (6) tidak memahami bagaimana operasi penyederhanaan dari suatu rumus, (7) belum memahami dalam merubah satuan ukuran panjang, (8) kurang memiliki ketrampilan dalam menyederhanakan suatu perhitungan, (9) kurangnya latihan yang menyebabkan siswa tidak mengetahui rumus apa yang digunakan untuk menyelesaikan soal yang ada, (10) tidak bisa membagi waktu sebaik-baiknya agar semua soal bisa terselesaikan. Kata Kunci: kesalahan menyelesaikan soal, bangun ruang sisi lengkung PENDAHULUAN Matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan cara berfikir. Karena itu matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari maupun dalam menghadapi kemajuan IPTEK sehingga matematika perlu dibekalkan kepada setiap peserta didik sejak SD bahkan sejak TK. Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah mempunyai posisi yang sangat penting, sebab di samping dapat memberi bekal kemampuan berhitung, juga dapat memberi bekal kemampuan bernalar. Pada pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) matematika tergo long mata pelajaran yang dirasakan sulit bagi siswa, karena matematika ditinjau dari segi obyeknya bukanlah merupakan obyek 1
2 Aan Nurfahrudianto 2 konkret tetapi merupakan benda abstrak sedangkan siswa SMP umumnya belum berada pada taraf berfikir formal (Drs Karso dkk: 220). Tinggih (dalam Hudoyo, 2005:35) mengatakan matematika tidak hanya berhubungan dengan bilangan-bilangan serta operasi-operasinya, melainkan juga unsur-unsur ruang sebagai sasarannya. Namun penunjukkan kuantitas seperti itu belum memenuhi sasaran matematika yang lain, yaitu yang ditujukan kepada hubungan, pola, bentuk dan struktur. Dari uraian tersebut jelas bahwa obyek penelahaan matematika tidak hanya sekedar kuantitas, tetapi lebih dititikberatkan kepada hubungan, pola, bentuk dan struktur, karena kenyataannya sasaran kuantitas tidak banyak artinya dalam matematika. Dengan demikian, dapat dikatakan matematika itu berkenaan dengan gagasan berstruktur yang hubungan-hubungannya diatur secara logis. Ini berarti matematika bersifat sangat abstrak, yaitu berkenaan dengan konsepkonsep abstrak dan penalaran deduktif. Pada pelajaran matematika kelas VIII SMP khususnya materi bangun ruang sisi lengkung berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, siswa sering kali mengalami kesulitan yang terlihat dari proses pemecahan soal-soal yang mengakibatkan terjadinya kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal dari materi tersebut. Hal itu disebabkan karena siswa lupa rumus-rumus apa yang dipergunakan untuk menjawab soal tersebut, kesalahan siswa mengaplikasikan ke dalam bentuk matematika, kesalahan dalam perhitungan hasil akhir ataupun kesalahan siswa yang tidak teliti, misalkan tidak menyamakan satuan panjang yang berbeda, jika angka dalam bentuk pecahan lupa atau salah dalam peletakan tanda koma. Siswa akan mengalami kesalahan dalam mengerjakan soal-soal tersebut apabila siswa tidak menguasai konsep, prinsip maupun operasi dari bangun ruang sisi lengkung. Menurut Dienes (dalam Hudoyo, 1979 : 108) bahwa belajar matematika melibatkan suatu struktur hirarki dari konsep-konsep tingkat lebih tinggi yang dibentuk atas dasar apa yang telah terbentuk sebelumnya. Jadi, asumsi ini berarti bahwa belajar konsep-konsep matematika tingkat lebih tinggi tidak mungkin bila prasyarat yang mendahului konsep-konsep itu belum dipelajari. Jadi jika siswa memahami konsep-konsep tersebut dan mampu menyerap materi dengan baik maka kesulitan maupun kesalahan-kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal dapat dihindari atau paling tidak diminimalkan sehingga kegiatan pengajaran yang dilakukan guru juga akan berhasil. Syaiful Bahri dan Aswar Zain (2006:105) menyatakan keberhasilan dalam proses belajar mengajar dapat ditunjukkan dengan (1) daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok, (2) perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran/instruksional khusus (TIK) telah dicapai oleh siswa, baik secara individual maupun kelompok. Namun demikian, indikator yang banyak dipakai sebagai tolok ukur keberhasilan adalah daya serap. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Mengetahui letak kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal bangun ruang sisi lengkung. 2. Mengetahui jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal bangun ruang sisi lengkung. 3. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan bangun ruang sisi lengkung.
3 Aan Nurfahrudianto 3 METODE PENELITIAN Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat alami dan ditampilkan sebagaimana adanya tanpa unsur manipulasi atau perlakuan khusus terhadap obyek penelitian. Penelitian kualitatif dimaksudkan untuk mendiskriptifkan peristiwa-peristiwa sebagaimana terjadi secara alami atau pengumpulan data dan latar belakang alami sebagai sumber langsung dengan instrumen kunci peneliti sendiri sehingga penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif dengan menggunakan analisis pendekatan induktif. Data kualitatif yang diperoleh melalui kegiatan wawancara dan data ini merupakan kata-kata dan hasil kerja siswa. Data dan Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII A SMP PGRI 1 Kediri tahun ajaran 2009/2010 yang berjumlah 40 siswa. Dengan demikian data yang dikumpulkan dalam penelitian ini antara lain: 1. Hasil kerja siswa yaitu jawaban tertulis dari siswa dalam bentuk penyelesaian soal-soal bangun ruang sisi lengkung. 2. Hasil wawancara berupa kata-kata atau pertanyaan yang diperoleh saat wawancara antara peneliti dengan subyek wawancara. Sedangkan subyek wawancara dalam penelitian ini peneliti menetapkan 4 (empat) orang siswa sebagai subyek penelitian. Pemilihan subyek tersebut didasarkan pada (1) empat orang siswa yang diperoleh ini didasarkan pada nilai standar di SMP PGRI 1 Kediri dimana, satu dari kelompok siswa yang mendapat nilai tinggi (nilainya diatas 86), satu siswa dari kelompok yang mendapat nilai sedang (nilainya antara 66-85) dan dua siswa yang mendapat nilai rendah (nilainya kurang dari 65). (2) pemilihan subyek penelitian berkaitan erat dengan kebutuhan data kualitatif yang berupa kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal bangun ruang sisi lengkung. Prosedur Pengumpulan Data Observasi Observasi dimaksudkan untuk memperoleh gambaran umum tentang pengelolaan kegiatan belajar mengajar. Pelaksanaan Tes Tes ini dilakukan dengan menggunakan instrumen yang berbentuk soal-soal uraian sebanyak 5 soal yang disusun dan dikembangkan oleh peneliti. Instrumen tersebut berupa perangkat tes materi bangun ruang sisi lengkung. Hasil Tes Hasil tes (lembar jawaban) siswa diperik sa dan dianalisis untuk menentukan letak kesalahan yang dibuat siswa. Wawancara Wawancara ini digunakan untuk menjaring data kualitatif sebanyak-banyaknya dari subyek yang berkaitan dengan jenis dan penyebab kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal bangun ruang sisi lengkung. Pada tahap ini peneliti menggunakan wawancara tak terstruktur agar lebih luwes dan terpisah pada waktu yang berbeda untuk setiap subyek penelitian. Teknik Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam mengolah data hasil penelitian kualitatif ini terdiri dari tiga tahap yaitu: Mereduksi Data, Penyajian Data, Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi Data, Pengecekan Keabsahan Temuan.
4 Aan Nurfahrudianto 4 PEMBAHASAN Sesuai dengan data hasil penelitian yang telah dipaparkan diperoleh hasil bahwa siswa masih banyak yang melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal dari materi bangun ruang sisi lengkung. Kesalahan-kesalahan tersebut tampak dalam menyelesaikan soal, baik kesalahan konsep, prinsip maupun kesalahan algoritma. Adapun kesalahan siswa dan penyebab kesalahannya tersebut adalah sebagai berikut: 1. Butir Soal Nomor 1 Sesuai dengan hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa ketrampilan dan penguasaan siswa dalam mengambarkan jaring-jaring kerucut masih kurang sekali. Hal ini terlihat dari hasil mengerjakan soal nomor 2 sebanyak 36 siswa (87 %) yang masih belum menjawab dengan benar dan sempurna sedangkan hanya 5 siswa (12 %) yang menjawab dengan benar dan sempurna. Yang paling banyak siswa melakukan jenis kesalahan konsep dan prinsip, seperti menghitung panjang busur dengan menggunakan rumus selimut kerucut, salah dalam menggambarkan garis dari panjang busur. Kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa ini disebabkan siswa tidak memahami dengan baik konsep dari kerucut dan tidak telitinya siswa sehingga menyebabkan ada siswa yang lupa untuk menghitung dari panjang busur. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara dengan siswa nomor absen 08, 10,27 dan Butir Soal Nomor 2 Temuan penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 27 siswa (66%) menjawab denga n benar. Hal ini menunjukkan penguasaan siswa dalam menghitung luas selimut kerucut cukup baik dan sisanya masih mengerjakan dengan salah. Letak kesalahan yang dilakukan siswa adalah mempergunakan rumus luas selimut tabung untuk menghitung luas selimut kerucut serta mempergunakan panjang garis pelukis sebagai ukuran dari tinggi. Sehingga siswa melakukan jenis kesalahan konsep dan prinsip. Kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa ini diperkuat hasil wawancara siswa nomor absen 08, 27 dan 33 disebabkan karena siswa lupa dari rumus luas selimut kerucut serta adanya siswa yang tidak tahu sama sekali rumus dari luas selimut kerucut. 3. Butir Soal Nomor 3 Sesuai dengan temuan penelitian sebanyak 13 siswa (32 %) yang menjawab salah. Hal ini menunjukkan penguasaan siswa terhadap soal nomor 4 ini sudah cukup baik. Kesalahan yang dilakukan siswa adalah pada waktu menghitung nilai dari r sehingga jenis kesalahannya merupakan kesalahan algoritma. Temuan tersebut diperkuat dengan hasil wawancara siswa nomor absen 08 dan 10 bahwa siswa kurang teliti dalam memahami algoritma perhitungan pembagian dan siswa kurang memahami dalam operasi pembagian desimal. 4. Butir Soal Nomor 4 Temuan penelitian menunjukkan penguasaan siswa soal nomor 5 ini masih kurang. Dari 41 siswa terdapat 22 siswa (54 %) yang belum menjawab dengan benar. Kesalahan yang masih dilakukan siswa adalah penyederhanaan rumus dalam bentuk penjumlahan ke perkalian, kesalahan membedakan bagian selimut dengan permukaan tabung serta kesalahan dalam penjumlahan bilangan desimal, sehingga kesalahan yang dilakukan siswa merupakan jenis kesalahan konsep, kesalahan prinsip dan kesalahan algoritma. Kesalahan tersebut disebabkan siswa kurang teliti pada saat melakukan penjumlahan desimal serta
5 Aan Nurfahrudianto 5 siswa tidak memahami bagaimana proses suatu penyederhanaan suatu rumus. Hal ini diperjelas dengan hasil wawancara dengan subyek nomor absen 08 dan Butir Soal Nomor 5 Sesuai dengan temuan penelitian menunjukkan penguasaaan siswa pada soal nomor 6 masih sangat kurang. Dari 41 siswa sebanyak 32 siswa (78 %) yang belum menjawab dengan benar. Temuan tersebut diperkuat dengan hasil wawancara dengan subyek nomor absen 08 dan 10. Kesalahan yang dilakukan siswa terletak pada kesalahan siswa menghitung nilai akhir serta menentukan dari panjang jari-jari. Sehingga jenis kesalahan yang dilakukan siswa adalah kesalahan algoritma dan kesalahan konsep. Kesalahankesalahan tersebut disebabkan karena siswa lupa mencari jari-jari jika diketahui diameternya, siswa tidak teliti dalam perhitungan opersai perkalian serta siswa kurang mengerti atau terampil dalam merubah satuan ukuran panjang. Simpulan Letak kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan bangun ruang sisi lengkung secara umum adalah: Menunjukkan garis yang merupakan jari-jari kerucut dan garis pelukis kerucut, menghitung panjang busur pada jaring-jaring kerucut, menentukan rumus dari luas selimut kerucut, menghitung untuk mencari jari-jari jika diketahui luas suatu bola, menyederhanakan rumus luas seluruh permukaan tabung, menentukan nilai jari-jari jika diketahui diameter, merubah satuan ukuran panjang dari meter (m) ke centimeter (cm), menentukan rumus volum kerucut untuk mencari panjang dari jari-jari bola, merubah pembagian dengan penyebut bilangan pecahan kedalam operasi perkalian, menentukan rumus perbandingan dari volume ke dua tabung, menentukan ukuran jari-jari kerucut setelah panjang jari-jarinya diperpanjang, Jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal bangun ruang sisi lengkung adalah kesalahan konsep, kesalahan perinsip dan kesalahan algoritma dengan prosentase masing-masing soal adalah: 1) Butir soal nomor 1 kesalahan konsep 72,5% (29 siswa), kesalahan prinsip dan kesalahan algoritma masing- masing 7,5% (3 siswa) ; 2) Butir soal nomor 2 kesalahan konsep dan kesalahan algoritma masing-masing 0% sedang kesalahan prinsip sebesar 32,5% (13 siswa); 3) Butir soal nomor 3 kesalahan konsep 0%, kesalahan prinsip 2,5% (1 siswa), dan kesalahan algoritma 25% (10 siswa) ; 4) Butir soal nomor 4 kesalahan konsep 0%, kesalahan prinsip 22,5% (9 siswa), dan kesalahan algoritma 32,5% (13 siswa); 5) Butir soal nomor 5 kesalahan konsep 17,5% (7 siswa), kesalahan prinsip 15% (6 si swa), dan kesalahan algoritma 47,5% (19 siswa). Faktor-faktor penyebab sehingga melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal bangun ruang sisi lengkung adalah: 1) Belum memahami unsur-unsur dari tabung dan kerucut, 2) Belum memahami busur lingkaran pada jaring-jaring kerucut merupakan alas pada kerucut yang berbentuk lingkaran, 3) Kurang teliti yang mengakibatkan siswa lupa menghitung, 4) Tidak tahu adanya rumus dari luas selimut kerucut, 5) Tidak memahami operasi pembagian dengan penyebut bilangan pecahan, 6) Tidak memahami bagaimana operasi penyederhanaan dari suatu rumus, 7) Belum memahami dalam merubah satuan ukuran panjang, 8) Kurang memiliki ketrampilan dalam menyederhanakan suatu perhitungan, 9) Kurangnya latihan yang menyebabkan siswa tidak mengetahui rumus apa yang digunakan untuk menyelesaikan soal yang ada, 10) Tidak bisa membagi waktu sebaik-baiknya agar semua soal bisa terselesaikan.
6 Aan Nurfahrudianto 6 Daftar Pustaka Adinawan, M. Cholik & Sugijono Matematika Untuk SMP Kelas VIII. Jakarta: Erlangga Hamalik, Oemar Psikologi Belajar dan Mengajar. Jakarta: Sinar Baru Algesindo Hudoyo, Herman Pengembangan Kurikulum Matematika dan Pelaksanaannya di Depan Kelas. Surabaya: Usaha Nasional Surabaya Indonesia Hudoyo, H Pengembangan Kurikulum Matematika dan Pelaksanaannya di Depan Kelas. Malang: UM Press Iswadji, Joko Materi Pokok Geometri Ruang Modul 1-9. Jakarta: Depdikbud Karso dkk, Dasar-dasar Pendidikan MIPA Modul 1-6. Jakarta: Depdikbud La Moma Analisis Kesalahan Siswa Kelas VI SD Dalam Menyelesaikan Soal Pengukuran Panjang, (Online), Vol. 14, No. 1, ( http: // diakses 17 Agustus 2009) Maryono, Diagnosis Kesulitan Siswa Dalam Memahami Sistem Persamaan Linier Dua Peubah dan Pengajaran Remidinya Kelas II 5 SMP Negeri 6 Malang Tahun Ajaran 2003 / Skripsi tidak diterbitkan. Malang: UM Malang Ruseffendi, E. T Pengajaran Matematika Modern untuk Orang Tua, Murid, Guru dan SPG. Bandung: Tarsito Sardiman, A.M. 2006: Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Suryabrata, S Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali
Kisi-kisi Tes Prestasi Belajar Matematika. : 2. Memahami sifat-sifat tabung, kerucut, dan bola, serta menentukan ukurannya.
Kisi-kisi Tes Prestasi Belajar Matematika Satuan Pendidikan Kelas/Semester Standar Kompetensi : SMP : VIII/ :. Memahami sifat-sifat tabung, kerucut, dan bola, serta menentukan ukurannya. Kompetensi Dasar
Lebih terperinci42. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB A)
42. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB A) A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai
Lebih terperinciQUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.5, No.1, April 2014, hlm
QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.5, No.1, April 2014, hlm. 79-86 79 MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IX-A SMP NEGERI 3 PARINGIN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika merupakan ilmu yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia (In am, 2012).
Lebih terperinci43. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB B)
43. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB B) A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai
Lebih terperinciKTSP Perangkat Pembelajaran SMP/MTs, KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Mapel Matematika kls VII s/d IX. 1-2
KTSP Perangkat Pembelajaran SMP/MTs, PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas/Semester : Matematika. : SMP/MTs. : VII s/d IX /1-2 Nama Guru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang cepat dan mendasar dalam berbagai aspek kehidupan, antara lain perkembangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa kini dan masa mendatang terjadi penuh perkembangan dan perubahan yang cepat dan mendasar dalam berbagai aspek kehidupan, antara lain perkembangan dibidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. situasi belajar dengan minat, latar belakang, dan kematangan peserta didik.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran sebagai suatu sistem mempunyai komponen penting, yaitu guru. Guru mempunyai peranan yang sangat penting mengenai masalahmasalah yang dihadapi oleh
Lebih terperinci09. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang B. Tujuan
09. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. hakekatnya adalah belajar yang berkenaan dengan ide-ide, struktur-struktur
9 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Matematika Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan berpotensi. Melalui pendidikan akan terjadi proses
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memberikan peranan penting dalam membentuk manusia yang berkualitas dan berpotensi. Melalui pendidikan akan terjadi proses pendewasaan diri, sehingga di
Lebih terperinci08. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang B. Tujuan
08. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir
Lebih terperinci37. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)
37. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting
Lebih terperinciSutrisno a. Jl. Dr. Cipto-Lontar No1 Semarang Telp. (024) Faks (024)
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DENGAN METODE PEMECAHAN MASALAH BERBANTUAN LEMBAR KERJA KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA Sutrisno
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu sektor penentu keberhasilan pembangunan dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia, mempercepat proses alih teknologi demi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rosdakarya, 2010), Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), 2.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sebuah proses kegiatan yang disengaja atas input peserta didik untuk menimbulkan suatu hasil yang diinginkan sesuai tujuan yang ditetapkan. 1 Sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu aspek penting bagi kehidupan. Auliya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu aspek penting bagi kehidupan. Auliya (2013:1) menyatakan, Pentingnya orang belajar matematika tidak terlepas dari perannya dalam
Lebih terperinciRumusan masalahan. Tujuan Penelitian. Kajian Teori. memahaminya. Demikian pula dengan siswa kelas IX SMP Negeri 1 Anyar masih
memahaminya. Demikian pula dengan siswa kelas IX SMP Negeri 1 Anyar masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal soal yang berkaitan dengan menghitung luas selimut tabung, kerucut dan bola, sehingga
Lebih terperinciPENGGUNAAN MEDIA KEPING BERMUATAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI SISWA
PENGGUNAAN MEDIA KEPING BERMUATAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI SISWA Abstrak: Permasalahan yang dibahas penelitian ini adalah kurangnya pemahaman siswa kelas IV SD Negeri Bancaran IV Bangkalan tentang konsep
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan cara berfikir. Karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan cara berfikir. Karena itu matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari maupun dalam menghadapi
Lebih terperinci41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E)
41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E) A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Ilmu pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini sangat pesat sehingga informasi yang terjadi di dunia dapat diketahui segera dan waktu serta
Lebih terperinciSKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DALAM PEMECAHAN MASALAH OPERASI HITUNG BILANGAN PECAHAN (PTK di SDN 02 Sumberejo Kelas IV Tahun Pelajaran 2009/2010) SKRIPSI
Lebih terperinciMateri Bangun Ruang Sisi Lengkung SMP Kelas 9
Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung SMP Kelas 9 Bangun Ruang Sisi Lengkung - Di dalam postingan ini rumus matematika dasar akan memberikan pembahasan mengenai materi pelajaran matematika untuk kelas 9 SMP
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan ide-ide melalui lisan, tulisan,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pembelajaran matematika di sekolah diantaranya adalah melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, mengembangkan kemampuan memecahkan masalah,
Lebih terperinciIndah Nursuprianah, Aan Ani
Pengaruh Penggunaan Alat Peraga Lingkaran Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Pada Pembelajaran Keliling Dan Luas Lingkaran (Studi Di SMPN 1 Sindangagung-Kuningan) Indah Nursuprianah, Aan Ani Jurusan
Lebih terperinciImam Hanafi, Muh. Hasbi, dan Akina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 1 no. 2 ISSN 2354-614X Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Menjumlahkan Pecahan Biasa di Kelas V SDN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika dalam dunia pendidikan di Indonesia telah dimasukkan dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) sejak usia dini. Matematika adalah salah satu mata pelajaran
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk mengembangkan cara berfikir. Sehingga matematika sangat diperlukan baik
11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat Matematika Banyak sekali pengertian matematika yang dikemukakan oleh para ahli. Hudojo (2001: 45) 8, menyatakan bahwa matematika adalah merupakan suatu alat untuk mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang ini, semua hal dapat berubah dengan cepat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi sekarang ini, semua hal dapat berubah dengan cepat dan oleh karena itu setiap manusia dituntut untuk mengembangkan seluruh potensi yang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. lingkup persekolahan. Suherman mendefinisikan pembelajaran adalah proses
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Matematika Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses pendidikan dalam ruang lingkup persekolahan. Suherman mendefinisikan pembelajaran adalah proses komunikasi fungsional
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Proses Belajar Proses belajar adalah serangkaian aktifitas yang terjadi pada pusat saraf individu yang belajar 8 Keseluruhan proses pendidikan dan pengajaran
Lebih terperinci41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)
41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MATEMATIKA di SD
Kegiatan Belajar 3 PEMBELAJARAN MATEMATIKA di SD A. Pengantar Seorang guru SD atau calon guru SD perlu mengetahui beberapa karakteristik pembelajaran matematika di SD. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Prestasi Belajar Matematika Prestasi belajar pada hakekatnya adalah sebuah bentuk rumusan prilaku sebagaimana yang tercantum dalam pembelajaran yaitu tentang penguasaan terhadap
Lebih terperinciFachry Erick Mohammad, Baharuddin Paloloang, dan Sukayasa
Penerapan Metode Latihan Berstruktur Pada Pembelajaran Materi Persegi Panjang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Salumpaga Kabupaten Tolitoli Fachry Erick Mohammad, Baharuddin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pandangan matematika sebagai pelajaran yang sulit bukanlah hal baru dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pandangan matematika sebagai pelajaran yang sulit bukanlah hal baru dalam dunia pendidikan. Bagi sebagian murid sekolah, matematika dianggap pelajaran yang
Lebih terperinciJURNAL ANALISIS KESALAHAN PROSEDURAL SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL BENTUK AKAR KELAS X SMK TI PELITA NUSANTARA TAHUN AJARAN 2016/2017
JURNAL ANALISIS KESALAHAN PROSEDURAL SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL BENTUK AKAR KELAS X SMK TI PELITA NUSANTARA TAHUN AJARAN 2016/2017 AN ANALYSIS OF STUDENTS PROCEDURAL ERROR IN PROBLEM SOLVING OF ROOT
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Belajar Belajar adalah suatu proses atau usaha yang dilakukan dengan sadar oleh seseorang ditandai adanya perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman dan latihan, baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses pengubahan tingkah laku dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses pengubahan tingkah laku dan kemampuan seseorang menuju ke arah kemajuan dan peningkatan. Pendidikan dapat mengubah pola pikir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Paradigma dunia pendidikan sekarang ini adalah memunculkan kelebihan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Paradigma dunia pendidikan sekarang ini adalah memunculkan kelebihan yang dimiliki sosok pendidik untuk siswanya di sekolah masing masing. Sesuai dengan yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan suatu ilmu yang tersusun secara deduktif (umum ke khusus) yang menyatakan hubungan-hubungan, struktur-struktur yang diatur menurut aturan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mudah dari berbagai tempat di dunia, di sisi lain kita tidak mungkin
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) khususnya teknologi informasi sekarang ini telah memberikan dampak positif pada semua aspek kehidupan manusia
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Belajar Matematika Menurut Slameto (dalam Bahri, 2008:13), Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
Lebih terperinci41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)
41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai
Lebih terperinciKOMUNIKASI ALJABAR PADA PEMECAHAN MASALAH VOLUME BANGUN RUANG SISI LENGKUNG. Trisdyanto 1
KOMUNIKASI ALJABAR PADA PEMECAHAN MASALAH VOLUME BANGUN RUANG SISI LENGKUNG Trisdyanto 1 Abstrak: Bangun Ruang Sisi lengkung (BRSL) yang meliputi Tabung, Kerucut, dan Bola merupakan materi matematika yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 6). Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem. nasional tersebut, maka diperlukan sebuah evaluasi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan peserta didik atau siswa dapat mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan (Soedjadi, 2000: 6). Sedangkan menurut
Lebih terperinci37. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)
37. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebodohan menjadi kepintaran, dari kurang paham menjadi paham. Pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pendidikan merupakan kebutuhan manusia, kebutuhan pribadi seseorang yang membentuk manusia dari tidak mengetahui menjadi mengetahui, dari kebodohan menjadi kepintaran,
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE DISKUSI BERBANTUAN MEDIA BAGAN PECAHAN DI KELAS III SDN KALISARI
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE DISKUSI BERBANTUAN MEDIA BAGAN PECAHAN DI KELAS III SDN KALISARI 1 Oleh: Sri Mulyati SDN Kalisari 1 Kecamatan Sayung Kabuapaten Demak ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuan dan keterampilan intelektual. Matematika juga merupakan ilmu yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan sarana yang penting untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan intelektual. Matematika juga merupakan ilmu yang mendasari perkembangan
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas IX Kelompok 3 : 1. Afirah Nurhodijah (3115141678) 2. Adetia Suryani Tantry (3115141682) 3. Rifki Alfian Priatna (3115141684) 4. Eliyana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir
Lebih terperinciLuas Sisi Kerucut. Apa yang akan kamu pelajari? Menyatakan luas sisi
2.2 Apa yang akan kamu pelajari? Menyatakan luas sisi Menghitung luas sisi Menyatakan volume Menghitung volume prisma. Kata Kunci: Luas sisi Selimut kerucut Volume kerucut Tinggi kerucut P Luas Sisi ernahkah
Lebih terperinciPENGGUNAAN LEMBAR KERJA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI MATEMATIKA PADA PESERTA DIDIK KELAS IX-F SMP NEGERI 1 PADEMAWU TAHUN PELAJARAN
PENGGUNAAN LEMBAR KERJA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI MATEMATIKA PADA PESERTA DIDIK KELAS IX-F SMP NEGERI 1 PADEMAWU TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014 ABSTRAK Oleh: Indang Sriyana, S.Pd Tujuan
Lebih terperinciDESKRIPSI KESALAHAN SISWA KELAS VII SMP PADA MATERI OPERASI HITUNG PECAHAN CAMPURAN BERDASARKAN KRITERIA KESALAHAN WATSON
DESKRIPSI KESALAHAN SISWA KELAS VII SMP PADA MATERI OPERASI HITUNG PECAHAN CAMPURAN BERDASARKAN KRITERIA KESALAHAN WATSON SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Oleh DESI YULIANA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu ilmu yang sangat penting bagi kehidupan. Mata pelajaran matematika telah diajarkan kepada peserta didik sejak tingkat Sekolah Dasar.
Lebih terperinciDewi Agust Setyawati SMP Negeri 4 Kota Madiun Abstrak
PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) PADA KELAS IX-A SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 4 MADIUN TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Lebih terperinciANALISIS KESALAHAN MENYELESAIKAN PENGURANGAN PECAHAN DI SDN 6 BULANGO SELATAN KABUPATEN BONE BOLANGO
ANALISIS KESALAHAN MENYELESAIKAN PENGURANGAN PECAHAN DI SDN 6 BULANGO SELATAN KABUPATEN BONE BOLANGO SAMSIAR RIVAI Jurusan Pendidikanj Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Gorontalo Abstrak: Penelitian
Lebih terperinciPeningkatan Pemahaman Siswa Pada Materi Volume Kubus dan Balok Menggunakan Alat Peraga di Kelas V SDN Pebatae Kecamatan Bumi Raya Kabupaten Morowali
Peningkatan Pemahaman Siswa Pada Materi Volume Kubus dan Balok Menggunakan Alat Peraga di Kelas V SDN Pebatae Kecamatan Bumi Raya Kabupaten Morowali Darwis, Gandung Sugita, Anggraini Mahasiswa Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang mempunyai peranan penting dalam memajukan kemampuan berfikir manusia. Pentingnya ilmu matematika dalam memajukan
Lebih terperinciPEMBELAJARAN DENGAN PETA KONSEP BIDANG STUDI MATEMATIKA DI KELOMPOK BELAJAR PAKET B. Misran Rahman ABSTRAK
PEMBELAJARAN DENGAN PETA KONSEP BIDANG STUDI MATEMATIKA DI KELOMPOK BELAJAR PAKET B Misran Rahman ABSTRAK Bidang studi matematika merupakan salah satu bidang studi yang dianggap sulit dipahami warga belajar
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PENERAPAN METODE LATIHAN BERSAMA TEMAN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IX C SMP NEGERI 5 MAKASSAR
MaPan : Jurnal Matematika dan Pembelajaran p-issn: 2354-6883 ; e-issn: 2581-172X Volume 3, Nomor 1, Juni 215 EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE LATIHAN BERSAMA TEMAN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING DI SEKOLAH DASAR
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING DI SEKOLAH DASAR NURMI ERITA Guru SD Negeri 004 Toar Kecamatan Gunung Toar nurmierita020@gmail.com
Lebih terperinciANALISIS KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL TINGGI DAN GAYA KOGNITIF FIELD INDEPENDENT (FI)
Pedagogy Volume 1 Nomor 2 ISSN 2502-3802 ANALISIS KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL TINGGI DAN GAYA KOGNITIF FIELD INDEPENDENT (FI) Akramunnisa 1, Andi Indra Sulestry
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dapat menuju ke arah hidup yang lebih baik dengan menempuh
34 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dapat menuju ke arah hidup yang lebih baik dengan menempuh pendidikan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu ilmu yang mempunyai peran sangat sentral dalam membentuk pola pikir siswa,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu ilmu yang mempunyai peran sangat sentral dalam membentuk pola pikir siswa, karena dalam matematika siswa dibekali dengan berbagai kemampuan
Lebih terperinciDr. Winarno, S. Si, M. Pd. - Modul Matematika PGMI - 1 BAB I PENDAHULUAN
Dr. Winarno, S. Si, M. Pd. - Modul Matematika PGMI - 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ada beberapa pendapat yang disampaikan para ahli mengenai definisi dari istilah matematika. Matematika didefinisikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. SMP. Pengetahuan matematika di SMP akan menjadi dasar untuk mempelajari
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu bidang studi yang dipelajari siswa ketika di SMP. Pengetahuan matematika di SMP akan menjadi dasar untuk mempelajari matematika
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang yang mencakup
9 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Matematika Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang yang mencakup perubahan tingkah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia karena merupakan kebutuhan manusia sepanjang hidupnya. Pendidikan menjadi sarana untuk mengembangkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pada kajian teori, pendapat-pendapat ahli yang mendukung penelitian akan dipaparkan dalam obyek yang sama, dengan pandangan dan pendapat yang berbedabeda. Kajian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membicarakan masa depan. Pendidikan hendaknya melihat jauh ke depan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan dinamisnya kultur masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak hanya berorientasi pada masa lalu dan masa kini, tetapi sudah seharusnya merupakan
Lebih terperinci2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA TULANG NAPIER DALAM PEMBELAJARAN OPERASI PERKALIAN BILANGAN CACAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang dewasa ini telah berkembang cukup pesat, baik secara teori maupun praktik. Oleh sebab itu maka konsep-konsep
Lebih terperinciOleh: Sri Isminah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek
Sri Isminah, Membantu Siswa Mengingat Kembali Pelajaran... 161 MEMBANTU SISWA MENGINGAT KEMBALI PELAJARAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN LEWAT METODE DISKUSI KELOMPOK PADA SISWA KELAS I TAHUN 2014/2015
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS. A. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah
BAB II KAJIAN TEORITIS A. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Mata pelajaran matematika adalah salah satu
Lebih terperinciDESKRIPSI CARA BELAJAR DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MEMILIKI ORANG TUA TUNGGAL DI KELAS VIII SMPN 5 PAREPARE
Prosiding Seminar Nasional Volume 02, Nomor 1 ISSN 2443-1109 DESKRIPSI CARA BELAJAR DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MEMILIKI ORANG TUA TUNGGAL DI KELAS VIII SMPN 5 PAREPARE Asrinan 1 Universitas
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. diperkenalkan lagi hal baru yaitu bilangan yang digunakan untuk menyatakan
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakekat Pengurangan Bilangan Pecahan 2.1.1 Pengertian Pecahan Menurut Sugiarto, (2006:36), pecahan adalah suatu bilangan cacah yang digunakan untuk menyatakan banyaknya anggota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika menurut Departemen Pendidikan Nasional merupakan suatu bahan kajian yang memiliki objek abstrak dan dibangun melalui melalui proses penalaran deduktif,
Lebih terperinciIMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI AJAR VOLUME BANGUN RUANG SISI LENGKUNG. Abu Khaer
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6, No. 1, Januari 2016 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI AJAR VOLUME BANGUN RUANG
Lebih terperinciPEMBELAJARAN GEOMETRI BIDANG DATAR DI SEKOLAH DASAR BERORIENTASI TEORI BELAJAR PIAGET
PEMBELAJARAN GEOMETRI BIDANG DATAR DI SEKOLAH DASAR BERORIENTASI TEORI BELAJAR PIAGET Mursalin Dosen Prodi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Malikussaleh E-mail: mursalin@unimal.ac.id
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. dari bahasa Yunani mathema yang berarti ilmu pengetahuan. Elea Tinggih
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Matematika Matematika berasal dari perkataan latin mathematica yang berasal dari bahasa Yunani mathema yang berarti ilmu pengetahuan. Elea Tinggih (Erman Suherman,
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MATEMATIKA OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT DENGAN ALAT PERAGA
PEMBELAJARAN MATEMATIKA OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT DENGAN ALAT PERAGA YUNITA WILDANIATI Dosen Matakuliah Matematika pada Prodi PGMI STAIN Jurai Siwo Metro Abstact The purpose of this article is to embed
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mempunyai peran penting
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Mata pelajaran Matematika perlu
Lebih terperinciPembelajaran Operasi Pecahan dengan Cuisenaire rods
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Pembelajaran Operasi Pecahan dengan Cuisenaire rods Rahaju FIP, Universitas Kanjuruhan Malang ayu.rakoep@gmail.com PM - 68 Abstrak. Pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrie Noor Aini, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan, matematika diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam rangka mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam suatu pembelajaran terdapat dua aktivitas inti yaitu belajar dan mengajar. Menurut Hermawan, dkk. (2007: 22), Belajar merupakan proses perubahan perilaku
Lebih terperinciPENINGKATAN KUALITAS PROSES DAN HASIL PEMBELAJARAN KIMIA SEKOLAH I MELALUI PENERAPAN JURNAL AKADEMIK
PENINGKATAN KUALITAS PROSES DAN HASIL PEMBELAJARAN KIMIA SEKOLAH I MELALUI PENERAPAN JURNAL AKADEMIK Elvinawati Prodi Pendidikan Kimia, JPMIPA FKIP UNIB Email : elvinawati_chemist@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi alat untuk perkembangan teknologi modern. Tidak hanya sebagai penghubung
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu dasar yang dipelajari sejak dini. Matematika bisa menjadi alat untuk perkembangan teknologi modern. Tidak hanya sebagai penghubung teknologi,
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA DI SMA ( STUDI KASUS SMA N. 11 KOTA JAMBI )
IDENTIFIKASI KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA DI SMA ( STUDI KASUS SMA N. 11 KOTA JAMBI ) Wardi Syafmen Program Studi Pendidikan Matematika PMIPA FKIP Universitas Jambi email : wardisyafmen@yahoo.com
Lebih terperinciKISI-KISI UJIAN SEKOLAH
KISI-KISI UJIAN SEKOLAH Matematika SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DAERAH KHUSUS IBUKOTA (DKI) JAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012-2013 KISI KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2012-2013 Jenjang : SMP
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Semakin berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) pada masa global ini, menuntut sumber daya manusia yang berkualitas serta bersikap kreatif
Lebih terperinciPENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GEOMETRI DAN PENGUKURAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MELALUI PEMANFAATAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN (PTK
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GEOMETRI DAN PENGUKURAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MELALUI PEMANFAATAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN (PTK Pembelajaran Matematika Kelas V SD Negeri IV Pulokulon,
Lebih terperinciANALISIS KESALAHAN PENYELESAIAN SOAL BANGUN RUANG SISI LENGKUNG SISWA KELAS IX SMP NEGERI 5 KOTA TASIKMALAYA
Jurnal Teori dan Riset Matematika (TEOREMA) Vol. 1 No. 2, Hal, 25, Maret 2017 ISSN 2541-0660 2017 ANALISIS KESALAHAN PENYELESAIAN SOAL BANGUN RUANG SISI LENGKUNG SISWA KELAS IX SMP NEGERI 5 KOTA TASIKMALAYA
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini akan diuraikan mengenai (A) Kajian Teori, (B) Kajian Peneliti yang Relevan, dan (C) Kerangka Pikir. A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Matematika 1.1 Hakikat Matematika
Lebih terperinciI. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATEMATIKA SMPLB TUNADAKSA
- 1413 - I. KOMPETENSI INTI DAN MATEMATIKA SMPLB TUNADAKSA KELAS: VII Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi
Lebih terperinciPengaruh Kreativitas dan Minat Belajar Mahasiswa Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa
Pengaruh Kreativitas dan Minat Belajar Mahasiswa Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Oleh : Erny Untari Dosen STKIP PGRI Ngawil Emai: erny1703@gmail.com/081335672166 Abstrak Di dalam kegiatan belajar mengajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peserta didik yang dapat memberikan pengaruhnya terhadap pertumbuhan baik
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh pendidik kepada peserta didik yang dapat memberikan pengaruhnya terhadap pertumbuhan baik jasmani maupun rohani,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
4 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Ada beberapa hal yang lebih dahulu perlu dipahami dalam penelitian ini, diantaranya: pengertian belajar dan pembelajaran, hasil belajar, pembelajaran matematika,
Lebih terperinciPuji Asih Program Studi Pendidikan Matematika ABSTRAK
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ATI TERHADAP PRESTASI DAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA PADA SUB POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK SISWA KELAS V SDIT DARUL FALAH SUKOREJO TAHUN AJARAN 2013/2014 Puji Asih Program Studi
Lebih terperinci