Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No. 1, April 2014 ISSN
|
|
- Ida Makmur
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No., April 04 ISSN PEMANFAATAN GAS BUANG MOTOR DIESEL DAN PROSES PERPINDAHAN PANAS PADA DESTILATOR AIR LAUT Daniel Parenden, Peter Sahupala Dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas TeknikUniversitas Musamus ABSTRAK Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah mengetahui seberapa besar proses perpindahan panas yang terjadi padadestilator denganpemanfaatan panas gas buang.penelitian dilakukan Laboratorium Universitas Musamus Merauke, dengan menggunakan metode pengujian. Adapun data-data yang diambil adalah Temperatur air pada bagian-bagian destilator maupun temperatur gas pada dinding pipa exaust manifold. Pengujian menggunakan motor Diesel selinder tungga dengan daya 8,5 HP dan putaran motor adalah 600 rpm.hasil dan kisimpulan menunjukkan bahwa Putaran motor 600 rpm, temperatur air mulai konstan pada menit 90 yaitu 80 o C begitu juga temperatur permukaan pipa yaitu 80 o C, pada kondisi tersebut temperatur gas buang 7 o C dan temperatur air 60 o C dicapai dengan waktu 80 menit temperatur gas buang yang keluar dari destilator akan berada pada temperatur 60 o C. Kalor hasil pembakaran adalah sebesar 3,4 kj dan laju alir massa gas buang adalah sebesar 0,0443 kg/s. Koefisien s perpindahan pada pada bagian luar pipa adalah,5447 W m, sedangkan perpindahan panas menyeluruh adalah,04 W/m. o C. Penelitian destilasi air laut dengan memanfaatkan panas gas buang mesin Diesel dengan luas destilator 0, m. Kata kunci : Destilator, Perpindahan Panas, Motor Diesel o C PENDAHULUAN Air bersih merupakan masalah yang dihadapi masyarakat disebabkan karena daerah pemukiman penduduk yang memiliki kondisi yang berbeda-beda. Bagi masyarakat yang berada pada daerah yang banyak terdapat sumber air bersih dan air tawar, bukanlah suatu masalah. Hal ini jauh berbeda jika dibandingkan dengan masyarakat yang bermukim pada daerah-daerah yang terletak di pulau-pulau kecil, daerah pesisir pantai. Hal serupa juga dialami oleh para nelayan di samping daerah-daerah tujuan mereka mendapat persoalan seperti di atas, juga masalah dalam mengangkut air tawar dari darat yang mereka gunakan sehingga air yang dipersiapkan juga terbatas. Solusi yang akan diupayakan adalah destilasi atau penyulingan airlaut menjadi air tawar dengan memanfaatkan energi panas gas buang mesin yang selama ini belum dimanfaatkan. Destilasi pemanfaatan panas gas buang mesin kapal nelayan untuk mengubah fase cair menjadi faseuap air dan fase uap menjadi air tawar. 38
2 Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No., April 04 ISSN Penguapan merupakan suatuproses yang terjadi pada permukaan fluida (surface phenomena), dapat terjadi pada tekanan uap jenuh lebih kecil dari tekanan udara luar dantemperatur fluida dibawah temperatur didih. Jika temperatur fluidamencapai temperatur 00 o C pada tekanan standar atm yang dikenal dengan proses pendidihan maka proses penguapan akanterjadi pada bagian volume fluida sehingga prosespenguapan terjadi lebih cepat BAHAN DAN METODOLOGI Tempat Dan Waktu Pembuatan dan pengujian alat destilasi serta pengambilan data dilakukan pada Laboratorium Teknik Mesin Universitas Musamus Merauke, pada bulan Juli 03. Penelitian dilakukan dengan mencatat data-data teknis berupa temperatur tiap-tiap bagian destilator permukaan yang telah ditentukan. Pengolahan Data, Analisis data berupa perhitungan prestasi motor Diesel dan perhitungan perpindahan panas. HASIL DAN PEMBAHASAN Perhitungan Thermodinamika Motor Diesel Siklus motor Diesel yang terdiri atas langkah pengisian udara dalam silinder, langkah kompresi, langkah usaha/ekspansi dan langkah buang. Siklus tersebut dapat dihitung dengan menggunakan perhitungan termodinamika untuk mengetahui prestasi dari motor. a. Langkah Pengisian b. To Tw rr. Tr Ta r 0 ; K To = Temperatur udara luar,30 0 K Tw = Kenaikan temperatur udara akibat persinggungan panas dengan dinding silinder besarnya antara (0 0 C 0 0 C) diambil 0 0 C r = koefisien gas residu (0,03 0,04) diambil 0,035 Tr = Temperatur gas residu = K Maka : 300 0, Ta 0,035 Ta = 37,5 0 K Ta mempunyai batas ( K) Jadi Ta = 37,87 0 K memenuhi syarat. Randemen pengisian (ch) didapat; ch Pa = 0,85 atm. Pa. To 0 ; K. Psup( To tw ( rxtr)) =Perbandingan kompresi = Tekanan awal kompresi 39
3 Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No., April 04 ISSN To =Temperatur udara luar = 30 0 K tw = 0 C r =0,035 Tr =750 0 K maka : nilai ruas kiri dan ruas kanan sama maka didapat nilai n =, bukti antara ruas kiri dan kanan bernilai sama : 5, Sehingga tekanan akhir langkah kompresi didapat : ch 7,8.0, ,5.(300 0,035x800)) = 0,7996 = 80% b. Akhir langkah kompresi Tekanan dan temperatur akhir langkah kompresi dapat dihitung berdasarkan persamaan.3 yaitu garis lengkung politropi kompresi yatitu : Pc = Pa. n ; atm Pa=,875 atm =6 n=... Nilai n dapat dicari dengan menggunakan persamaan : A B.Ta.( n-,985 ) n- A = 4,6 B = 0,00053 A dan B merupakan koefisien yang didapat dari eksperimen. n=eksponen politropi (range antara,34,39) dengan menggunakan sistem trial and error pada persamaan di atas hingga Pc =,875. 7,5, = 47,06atm Temperatur pada akhir langkah kompresi (Tc) Tc = Ta. n ; 0 K = 37,87. 7,5, = 96,0 0 K c. Perhitungan Proses Pembakaran Faktor Peningkatan Tekanan () Pz Pc Pz=Tekanan pembakaran gas maksimum (untuk motor putaran tinggi 70 0 atm) diambil 70 atm Pc = Tekanan akhir kompresi = 47,06atm 70 =,487 47,06 Jumlah molekul udara teoritis yang diperlukan untuk pembakaran yang sempurna kg bahan bakar dapat dicari dengan persamaan : 40
4 Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No., April 04 ISSN b.b C H O Lo' - ; mol/kg 0, 4 3 C = Kandungan karbon dalam bahan bakar = 85 % H = Kandungan hidrogen dalam bahan bakar = 4 % O = Kandungan oksigen dalam bahan bakar = % Lo' b.b 0, 0,85 = 0,505 mol/kg b.b 0,4 0,0 - ;mol/kg 4 3 Jumlah molekul udara yang sebenarnya dibutuhkan untuk pembakaran sempurna kg bahan bakar. L =. Lo ; mol/kg b.b = Koefisien udara lebih (,3,7) diambil,3. sehingga didapat : L =,3 x 0, = 0,6534 mol/kg b.b Komposisi gas-gas hasil pembakaran, Banyaknya gas-gas hasil pembakaran sempurna kg bahan bakar adalah sebagai berikut : Mg= M CO + M HO + M O + M N. Carbon dioksida (CO) 0,85 CO ; M CO. Uap air (HO) 0, mol/kg b.b 0,4 HO ; M HO 0,07 mol/kg b.b 3. 4 Oksigen (O) O ; M O 4. Nitrogen (N) 0, ( -) Lo' 0, (,3 -). 0,505 N ; M N 0, ,79.. Lo' 0,56047 mol/kg b.b 0,79.,5. 0, mol/kg b.b Jadi jumlah seluruh gas-gas hasil pembakaran kg bahan bakar adalah : Mg = M CO + M HO + M O + M N = 0, , , ,597008= 0, mol/kg b.b Volume relatif untuk tiap gas hasil pembakaran : V CO M CO M 0, , g M H O V H O M V V O N 0,07 0, g M O M 0, , g M N M 0, , g 0,0875 0,0655 0, , Nilai panas jenis molekul dari gas-gas pada volume konstan ( MCv)g; Nilai ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus ; 4
5 Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No., April 04 ISSN (MCv)g = Ag + Bg. Tz ; kcal/mol 0 C Ag =VCO.ACO+VHO.AHO+ VO.AO +VN.AN Bg =VCO.BCO+VHO.BHO+O.BO +VN.BN Dengan hubungan empiris yang mendekati nilai-nilai panas jenis molekul isokhorik dari gas-gas yang terdapat dalam gas-gas hasil pembakaran adalah sebagai berikut : Untuk temperatur gas dari 0 0 hingga T 0 K ACO = 7,8 ; BCO =5 x 0-5 AHO = 5,79 ; BHO = x 0-5 AN, O = 4,6 ; BN, O = 53 x 0-5 Ag =VCO.ACO + VHO.AHO + VO.AO +VN.AN Ag =(0,0875.7,)+(0,0655.5,79)+ 0, ,6)+(0, ,6) =5, Bg =VCO.BCO + VHO.BHO + VO.BO +VN.BN =(0, ,005)+( 0, ,00)+(0, ,00053)+( 0, ,00053) = 5,6 x 0-4 maka didapat : (MCv)g = 5, (5,6 x 0-4 ) Tz ; kcal/mol Nilai panas jenis dari gas-gas pada tekanan konstan (MCp)g : (MCp)g = (MCv)g +,985 ; kcal/mol 0 C =5, (5,6 x 0-4 ) Tz +,985 = 6, (5,6 x 0-4 ) Tz Nilai panas jenis molekul udara pada volume konstan dan temperatur Tc. (MCv)a =Aa + Ba. Tc ; kcal/mol =4,6 + 0, ,0 =5,99 kcal/mol Koefisien dari perubahan molekul yang menyebabkan gas bekas (µ) 0 r r µ0 = koefisien kimia dari perubahan molekul selama pembakaran. Mg 0, L 0, ', Maka didapat :, ,035 0, ,035 Temperatur pembakaran maksimum (Tz) Tz ditentukan dengan menggunakan persamaan : z. HL.L0 '(r) (MCv)g,985 x Tc (MCp)gx Tz LHV =Nilai kalor bahan bakar = 0000 kcal/kg ξz= Koefisienpenggunaan panas (0,65 0,85)diambil 0,75 λ = Tingkat kenaikan tekanan =,487 4
6 Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No., April 04 ISSN L = Jumlah udara yang dibutuhkan = 0,6534 MCv = 5,99 kcal/mol MCp=6, (5,6 x 0-4 ) Tz =, Tc= 96,0 0 K Maka diperoleh : 0, ,99 (,985 x,487) 96,0,3.0,6534 ( 0,035),054059(6, (5,6 x 0-4) Tz ) x Tz 7775,30 = 6,887 Tz + 0, Tz 0, Tz + 6,887 Tz ,30 = 0 dari persamaan di atas Tz dapat dicari dengan menggunakan rumus abc - b Tz maka : b - 4ac a - 6,887 Tz Tz = 56,873 K a =0, b=6,887 c = 7775,30 6,887-4.(0, x 7775,30) x0, a. Perhitungan Proses Ekspansi Perhitungan derajat ekspansi pendahuluan ().Tz.Tc =Koefisien dari perubahan molekul yang menyebabkan gas bekas = 0, = Faktor peningkatan tekanan =,487 sehingga didapat :, x 56,873,487 x 96,0 0,960 Perhitungan derajat ekspansi susulan () = Perbandingan kompresi = 7,5 sehingga didapat : 7,5 0,960 8,8985 Perhitungan tekanan gas pada akhir ekspansi (Pb) Pb Pz n Pz = Tekanan pembakaran maksimum = 70 atm n = Eksponen politropik ekspansi) yang dihitung dengan menggunakan persaamaan : Ag,985 Bg. Tz( ) n- n - Ag= 5, Bg= 5,6 x 0-4 Tz= 56,873 0 K dengan menggunakan sistem trial and error sampai ruas kanan dan kiri identik maka didapat nilai 5, dengan 43
7 Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No., April 04 ISSN n =, Sehingga didapat : 70 Pb 8,8985, kg/cm, Temperatur gas pada akhir ekspansi (Tb) Tz Tb n- Dengan ; TZ =Temperatur pembakaran maksimum =56,873 0 K sehingga didapat : 56,873 Tb =, , ,557 0 K b. Tekanan indikator (Pi), Tekanan efektif (Pe) dan Daya Efektif (Ne) Tekanan indikator (Pi) Nilai tekanan indikator teoritis (Pit) Pit Pc. ( -) (- ) - (- ) n- n- - n - n- Pc= Tekanan akhir langkah kompresi = 47,06atm = Ekspansi susulan = 8,8985 = Tingkat kenaikan tekanan =,487 = Ekspansi pendahuluan =,960 = Perbandingan kompresi = 7,5 n= Eksponen politropik ekspansi =, n= Eksponen politropik kompresi =, sehingga didapat : 47,06 Pit 7,5 - N i =,487. 0,960,487(,960 -), (- ), , ,5 = 5,45 atm Tekanan indikator (Pi) Pi =. Pit (- ), ,8985 =, x 5,45 = 5,4946 atm Daya indikaor N i = P ix V h x i x n p 60 x z 5,4946 x (035 N m)x (6,943 x 0 4 m 3 )x x x N i = 897,747 Nm s N i =, kw N i = 5,9554 hp Tekanan indikasi rata-rata Untuk menghitung tekanan efektif motor (Pe) digunakan persamaan : Pef = Pi x ηm ηm = untuk motor dengan turbocharger adalah 0,78 0,83. diambil 0,80 Pef = 5,4946 x 0,80 Pef = 4,3356 atm Daya efektif mesin nilai - 44
8 Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No., April 04 ISSN N e = P efx V h x i x n p 60 x z N e = 4,3356 x (035 N m)x (6,943 x 0 4 m 3 )x x x Ne = 6608,533 Nm/s Ne = 6, kw Ne = 8,86 hp Pemakaian Bahan Bakar Efektif Spesifik Fi= Fi = 38,4. ch.. Po '. LO.To.Pi 38,4.0,80.,3.0, ,4946 Fi = 0,3903 kg/hp.jam Komsumsi bahan bakar spesifik F e = F i η m F e 0,3903 0,80 0,9879 Jumlah kalor hasil pembakaran Qh = Fh x LHV Dari hasil pengukuran saat pengujian (kg/hp.jam) diperoleh Fh (komsumsi bahan bakar per jam adalah,375 liter/jam atau sama dengan Q h =,00 kg/jam.,00 x Q h = 3,056 kcal s Q h = 3,4 kj s Laju aliran massa gas buang m g = (μ o + Δ sc ) x ( F e x N e x L x m a ) 3600 m g = (, ,5) x ( m a = 0,0443 kg/s 4. Gas Buang Dalam Pipa Destilator a. Temperatur borongan gas buang T g = (T g + T g o) ( ) T g = Tg = 38 o C b. Temperatur film gas buang T f = Tf = 0 o C (38 + 8) 0,9879 x 8,5 x 0,6534x 4 ) 3600 c. Gas uang yang merupakan karbon dioksida (CO) yang mempunyai sifat-sifat fisik pada temperatur Tf = 0 o C ditenukan dengan interpolasi linier antara lain : ρ = 0,08794 lbm/ft 3 =,40848 kg/cm 3 cp= 0,6 Btu/lbm. o F = 0, kj/kg. o C μ=,49754 x 0-6 lbm/ft.sec = 8,5984 x 0-6 kg/m-s vt= 4,30 ft /sec = 33,039 m /s k=0, Btu/hr-ft. o F = 0,0389 W/m-K Pr= 0,74378 d. Laju aliran massa gas buang 45
9 Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No., April 04 ISSN m g = ρu m A i Dimana luas penampang A dihitung sebagai berikut : A = 3,4 4 (0,0490) A = 0,00885 m Kecepatan gas buang untuk motor putaran tinggi dengan putaran 000 rpm keatas berkisar antara m/s. m g = (,40848 )(35)(0,00885) m g = 0,09909 kg/s e. Bilangan Reynolds R e = G. d i μ Dengan kecepatan massa gas buang adalah sebagai berikut G = m g = 0,09909 A i 0,00885 Sehinga diperoleh : R e = = 49,8868 kg s. m (49,8868). (0,0490) 8,5984 x 0 6 = 9857,693 Bilangan Nusselt untuk konveksi paksa aliran turbulen dalam pipa ditentukan dengan persamaan : Nu = h. di k = (0,03)Re0,8. Pr 3 Yang berlaku untuk 0000 < Re < dan 0,5 < Pr < 00 dan > 60. L/D Nu = h. di k = (0,03)(9857,693) 0,8. (0,74378) 3 Nu = 56,836 Koefisen perpindahan panas h f = h f = Nu. k di 56,836. 0,0389 0,0490 =,5447 W m o C 4.5. Air laut didalam destilator Konveksi Bebas dari selinder horizontal dihitung dengan menggunakan persamaan perpindahan kalor : Nu = 0,53(Gr. Pr ) 4 Gr Pr = g. β. ρ. c p υ. k. Pr Sehingga koefisien perpindahan kalor secara konveksi adalah ho = Nu. k do Temperatur di dalam evaporator ditentukan dengan persamaan berikut : T f = Temp permukaan pipa + Temp air laut didalam bak destilator T f = = 78,5 o C Dari tabel lamiran, di peroleh nilai-nilai sebagai berikut : g.β.ρ.c p υ.k Pr =,74 =,09 x 0 l/m 3. o C Gr Pr = (,09 x 0 ). (,74) Gr Pr =,386 x 0 46
10 Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No., April 04 ISSN Maka bilangan Nusselt diperoleh Nu = 0,53(Gr. Pr ) 4 Nu = 0,53(,386 x 0 ) 4 Nu = 367,78 Koefisien perpindahan panas diluar pipa adalah perpindahan panas konveksi alami. ho = 367,78 x 0,669 0,0508 ho = 4843,40 W m o C Koefisien panas secara keseluruhan dapat ditentukan dengan persamaan berikut U = U = d o d i x h i + d o x k + ln d o d i + h o 0, ,0509 0, ln + 0,0490 x,5447 x 63,305 0, ,40 U =,04 W/m. o C Perbedaan temperatur logaritma rata-rata (LMTD) untuk bak penampung air laut pada destilator. ΔT LMTD = ΔT ΔT ln ( ΔT ΔT ) ΔT = T gi T s = = 90 o C ΔT = T go T s = = 34 o C Sehingga diperoleh ΔT LMTD = ln( ) ΔT LMTD = 57,57 o C Luas permukaan perpindahan panas total ditentuan dengan persamaan berikut A tot = π x d o x L x n A tot = π x (0,0509) x (0,94) x A tot = 0,3965 m Sehingga total perpindahan panas yang terjadi pada destilator dimana pemanfaatan kalor untuk menguapkan air menjadi uap jenuh ditentukan dengan persamaan berikut Q total = A total x U x LMTD Q total = (0,3965) x (,04) x (57,57) Q total = 406,7636 W = 0, kw KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa selama 3 jam pengujian produk air hasil destilasi meningkat yaitu : Pada putaran mesin 600 rpm dengan daya 8,5 HP, perpindahan panas total pada destilator adalah sebesar 406,7636 W atau 0, kw. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat dilanjutkan dengan menambah luas permukaan perpindahan panas pada pipa yang dialiri gas buang. Dapat pula dilakukan penelitian lanjutan dengan mengatur jarakpermukaan plat miring dengan permukaan air yang didestilasi guna mengetahui perbedaan kadar garam air hasil destilasi. 47
11 Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No., April 04 ISSN DAFTAR PUSTAKA. Arismunandar, W. dan Tsuda K. Motor Diesel Putaran Tinggi. PradnyaParamita. Jakarta. Cengel Y. A. and Boles M. A. Property Tables Booklet CengelThermodynamics 6 th ed. 3. Holman. J.P Perpindahan Kalor. Erlangga. Jakarta 4. Heywood J.B Internal Combustion Engine Fundamentals.McGraw-Hill. New YorkMasduki, A dan Abdu F.A Kays, W.M. and Crawford. M.E Convective Heat and Mass Transfer. McGraw-Hill,Inc., New York 6. Ozisik, M.N Heat Transfer A Basic Approach. McGraw-HillBook Company. New York. 7. Purwoto, S Desalinasi Air Payau dengan Metode DesalinasiSederhana,) 48
BAB II DASAR TEORI. dipakai saat ini. Sedangkan mesin kalor adalah mesin yang menggunakan
BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Umum Motor Bakar Motor bakar merupakan salah satu jenis mesin kalor yang banyak dipakai saat ini. Sedangkan mesin kalor adalah mesin yang menggunakan energi panas untuk
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN
BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN 3.1. Pengertian Perencanaan dan perhitungan diperlukan untuk mengetahui kinerja dari suatu mesin (Toyota Corolla 3K). apakah kemapuan kerja dari mesin tersebut masih
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN. 4.1 Siklus Gabungan (dual combustion Cycle) Pada Turbocharger ini memakai siklus gabungan yang disebut juga
BAB IV PERHITUNGAN 4.1 Siklus Gabungan (dual combustion Cycle) Pada Turbocharger ini memakai siklus gabungan yang disebut juga Dual Combustion Cycle, karena siklus ini lebih mendekati siklus yang sebenarnya
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN PENINGKATAN PERFORMA MESIN YAMAHA CRYPTON. Panjang langkah (L) : 59 mm = 5,9 cm. Jumlah silinder (z) : 1 buah
BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN PENINGKATAN PERFORMA MESIN YAMAHA CRYPTON 4.1 Analisa Peningkatan Performa Dalam perhitungan perlu diperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan kamampuan mesin, yang meliputi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Pengertian Umum Motor Bensin Motor adalah gabungan dari alat-alat yang bergerak (dinamis) yang bila bekerja dapat menimbulkan tenaga / energi. Sedangkan pengertian motor bakar
Lebih terperinciHEAT EXCHANGER SEBAGAI ALAT PENGERING IKAN DENGAN MEMANFAATKAN PANAS GAS BUANG MESIN DIESEL
HEAT EXCHANGER SEBAGAI ALAT PENGERING IKAN DENGAN MEMANFAATKAN PANAS GAS BUANG MESIN DIESEL HEAT EXCHANGERS AS EQUIPMENT DRYER WITH HEAT UTILIZING DIESEL ENGINE EXHAUST Muardi,Duma Hasan,Wahyu H. Piarah
Lebih terperinciPENGARUH PENEMPELAN KARBON PADA DUDUKAN KATUP TERHADAP DAYA MOTOR
LAPORAN PENELITIAN MANDIRI PENGARUH PENEMPELAN KARBON PADA DUDUKAN KATUP TERHADAP DAYA MOTOR OLEH : Arthur Y Leiwakabessy, ST., MT. NIDN. 0011017904 UNIVERSITAS PATTIMURA JULI 2014 1 2 RINGKASAN Motor
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN
BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN 3.1. Perhitungan Dalam perhitungan perlu diperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan kemampuan mesin, meliputi : a. Perhitungan efisiensi bahan bakar b. Perhitungan sistem
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi 2.2 Sistem Pasteurisasi HTST dan Pemanfaatan Panas Kondensor
BAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi Pasteurisasi ialah proses pemanasan bahan makanan, biasanya berbentuk cairan dengan temperatur dan waktu tertentu dan kemudian langsung didinginkan secepatnya. Proses
Lebih terperinciANALISA PENGARUH ENDAPAN KARBON PADA BAGIAN ATAS TORAK TERHADAP PRESTASI MOTOR DIESEL L4D 115 AM 48 KUBOTA. R Bagus Suryasa M.
ANALISA PENGARUH ENDAPAN KARBON PADA BAGIAN ATAS TORAK TERHADAP PRESTASI MOTOR DIESEL L4D 115 AM 48 KUBOTA R Bagus Suryasa M. ABSTRACT Diesel motors generally have several major construction of which is
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Motor Diesel Motor diesel adalah motor bakar torak yang proses penyalaannya bukan menggunakan loncatan bunga api melainkan ketika torak hampir mencapai titik
Lebih terperinciANALISA PERFORMANSI HEAT EXCHANGER PADA SISTEM PENDINGIN MAIN ENGINE FIREBOAT WISNU I (Studi Kasus untuk Putaran Main Engine rpm)
ANALISA PERFORMANSI HEAT EXCHANGER PADA SISTEM PENDINGIN MAIN ENGINE FIREBOAT WISNU I (Studi Kasus untuk Putaran Main Engine 600-1200 rpm) Oleh: NURHADI GINANJAR KUSUMA NRP. 6308030042 PROGRAM STUDI TEKNIK
Lebih terperinciLampiran 1. Perhitungan kebutuhan panas
LAMPIRAN 49 Lampiran 1. Perhitungan kebutuhan panas 1. Jumlah Air yang Harus Diuapkan = = = 180 = 72.4 Air yang harus diuapkan (w v ) = 180 72.4 = 107.6 kg Laju penguapan (Ẇ v ) = 107.6 / (32 x 3600) =
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dasar Dasar Perpindahan Kalor Perpindahan kalor terjadi karena adanya perbedaan suhu, kalor akan mengalir dari tempat yang suhunya tinggi ke tempat suhu rendah. Perpindahan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Umum Mesin pendingin atau kondensor adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan panas dari dalam ruangan ke luar ruangan. Adapun sistem mesin pendingin yang
Lebih terperinciANALISA PENGARUH TEMPERATUR UDARA MASUK TERHADAP TEKANAN DAN TEMPERATUR GAS BUANG PADA PLTD PULO PANJANG BANTEN
35 JTM Vol. 05, No. 2, Juni 2016 ANALISA PENGARUH TEMPERATUR UDARA MASUK TERHADAP TEKANAN DAN TEMPERATUR GAS BUANG PADA PLTD PULO PANJANG BANTEN Sandi Setiawan Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tujuan Dalam proses ini untuk menetukan hasil design oil cooler minyak mentah (Crude Oil) untuk jenis shell and tube. Untuk mendapatkan hasil design yang paling optimal untuk
Lebih terperinciANALISA PENGARUH ARUS ALIRAN UDARA MASUK EVAPORATOR TERHADAP COEFFICIENT OF PERFORMANCE
ANALISA PENGARUH ARUS ALIRAN UDARA MASUK EVAPORATOR TERHADAP COEFFICIENT OF PERFORMANCE Ir. Syawalludin,MM,MT 1.,Muhaemin 2 Lecture 1,College student 2,Departement of machine, Faculty of Engineering, University
Lebih terperinci31 4. Menghitung perkiraan perpindahan panas, U f : a) Koefisien konveksi di dalam tube, hi b) Koefisien konveksi di sisi shell, ho c) Koefisien perpi
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tujuan Dalam proses ini untuk menetukan hasil design oil cooler minyak mentah (Crude Oil) untuk jenis shell and tube. Untuk mendapatkan hasil design yang paling optimal untuk
Lebih terperinciPerpindahan Panas Konveksi. Perpindahan panas konveksi bebas pada plat tegak, datar, dimiringkan,silinder dan bola
Perpindahan Panas Konveksi Perpindahan panas konveksi bebas pada plat tegak, datar, dimiringkan,silinder dan bola Pengantar KONDUKSI PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI RADIASI Perpindahan Panas Konveksi Konveksi
Lebih terperinciANALISA DAYA DAN PEMAKAIAN BAHAN BAKAR MOBIL TOYOTA COROLA 1300 CC. Abstrak
ANALISA DAYA DAN PEMAKAIAN BAHAN BAKAR MOBIL TOYOTA COROLA 1300 CC Bekti Aji Pungkas 1, Samsudi Raharjo dan Joko Suwignyo 3 Abstrak Mobil Toyota Corolla 1300 CC merupakan salah satu kendaraan yang tetap
Lebih terperinciKINERJA MESIN DIESEL AKIBAT PEMASANGAN THERMOSTAT PADA NANCHANG TYPE 2105A 3
PROS ID I NG 2012 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK KINERJA MESIN DIESEL AKIBAT PEMASANGAN THERMOSTAT PADA NANCHANG TYPE 2105A 3 Jurusan Teknik Perkapalan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jl. Perintis
Lebih terperinciStudi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air
Studi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air Arif Kurniawan Jurusan Teknik Mesin Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang E-mail : arifqyu@gmail.com Abstrak. Pada bagian mesin pendingin
Lebih terperinciANALISA PERPINDAHAN KALOR PADA KONDENSOR PT. KRAKATAU DAYA LISTRIK
ANALISA PERPINDAHAN KALOR PADA KONDENSOR PT. KRAKATAU DAYA LISTRIK Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan menyelesaikan Program Strata Satu (S1) pada program Studi Teknik Mesin Oleh N a m a : CHOLID
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN
56 BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN 4.1 Analisa Varian Prinsip Solusi Pada Varian Pertama dari cover diikatkan dengan tabung pirolisis menggunakan 3 buah toggle clamp, sehingga mudah dan sederhana dalam
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA
50 BAB IV PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA 4.1 Menentukan Titik Suhu Pada Instalasi Water Chiller. Menentukan titik suhu pada instalasi water chiller bertujuan untuk mendapatkan kapasitas suhu air dingin
Lebih terperinciAnalisa Teoritis Berat Jenis dan Panas Spesifik Gas Pembakaran Pada Ketel Uap Mini Model Horizontal Di Tinjau Dari Susunan Pipa (Tubes)
TURBO Vol. 5 No.. 016 p-issn: 301-6663, e-issn: 477-50X Jurnal Teknik Mesin Univ. Muhammadiyah Metro URL: http://ojs.ummetro.ac.id/index.php/turbo Analisa Teoritis Berat Jenis dan Panas Spesifik Gas Pembakaran
Lebih terperinciUJI PERFORMANSI MESIN OTTO SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS
UJI PERFORMANSI MESIN OTTO SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS Rio Arinedo Sembiring 1, Himsar Ambarita 2. Email: rio_gurky@yahoo.com 1,2 Jurusan Teknik Mesin, Universitas Sumatera
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENGAMATAN & ANALISA
BAB IV HASIL PENGAMATAN & ANALISA 4.1. Spesifikasi Main Engine KRI Rencong memiliki dua buah main engine merk Caterpillar di bagian port dan starboard, masing-masing memiliki daya sebesar 1450 HP. Main
Lebih terperinciSKRIPSI / TUGAS AKHIR
SKRIPSI / TUGAS AKHIR ANALISIS PEMANFAATAN GAS BUANG DARI TURBIN UAP PLTGU 143 MW UNTUK PROSES DESALINASI ALBERT BATISTA TARIGAN (20406065) JURUSAN TEKNIK MESIN PENDAHULUAN Desalinasi adalah proses pemisahan
Lebih terperinciDOSEN PEMBIMBING : PROF. Dr. Ir. DJATMKO INCHANI,M.Eng. oleh: GALUH CANDRA PERMANA
PERANCANGAN DAN ANALISA PERFORMANSI SISTEM KOMPRESI PENDINGIN ABSORPSI DENGAN MEMANFAATKAN PANAS GAS BUANG MESIN DIESEL PADA KAPAL NELAYAN IKAN MENGGUNAKAN REFRIGERANT AMMONIA-WATER (NH 3 -H 2 O) DOSEN
Lebih terperinciRencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).
Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Pertemuan ke Capaian Pembelajaran Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Media Ajar Gambar Audio/Video Soal-tugas Web Metode Evaluasi
Lebih terperinciBAB lll METODE PENELITIAN
BAB lll METODE PENELITIAN 3.1 Tujuan Proses ini bertujuan untuk menentukan hasil design oil cooler pada mesin diesel penggerak kapal laut untuk jenis Heat Exchager Sheel and Tube. Design ini bertujuan
Lebih terperinciTugas akhir Perencanan Mesin Pendingin Sistem Absorpsi (Lithium Bromide) Dengan Tinjauan Termodinamika
Tugas akhir Perencanan Mesin Pendingin Sistem Absorpsi (Lithium Bromide) Dengan Tinjauan Termodinamika Oleh : Robbin Sanjaya 2106.030.060 Pembimbing : Ir. Denny M.E. Soedjono,M.T PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
Lebih terperinciANALISA KINERJA ALAT PENUKAR KALOR JENIS PIPA GANDA
ANALISA KINERJA ALAT PENUKAR KALOR JENIS PIPA GANDA Oleh Audri Deacy Cappenberg Program Studi Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta ABSTRAK Pengujian Alat Penukar Panas Jenis Pipa Ganda Dan
Lebih terperinciPENGARUH STUDI EKSPERIMEN PEMANFAATAN PANAS BUANG KONDENSOR UNTUK PEMANAS AIR
PENGARUH STUDI EKSPERIMEN PEMANFAATAN PANAS BUANG KONDENSOR UNTUK PEMANAS AIR Arif Kurniawan Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang; Jl.Raya Karanglo KM. 2 Malang 1 Jurusan Teknik Mesin, FTI-Teknik Mesin
Lebih terperinciSISTEM DISTILASI AIR LAUT TENAGA SURYA MENGGUNAKAN KOLEKTOR PLAT DATAR DENGAN TIPE KACA PENUTUP MIRING
SISTEM DISTILASI AIR LAUT TENAGA SURYA MENGGUNAKAN KOLEKTOR PLAT DATAR DENGAN TIPE KACA PENUTUP MIRING Mulyanef 1, Marsal 2, Rizky Arman 3 dan K. Sopian 4 1,2,3 Jurusan Teknik Mesin Universitas Bung Hatta,
Lebih terperinciDitulis Guna Melengkapi Sebagian Syarat Untuk Mencapai Jenjang Sarjana Strata Satu (S1) Jakarta 2015
UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI ANALISIS SISTEM PENURUNAN TEMPERATUR JUS BUAH DENGAN COIL HEAT EXCHANGER Nama Disusun Oleh : : Alrasyid Muhammad Harun Npm : 20411527 Jurusan : Teknik
Lebih terperinciUNJUK KERJA MESIN DIESEL MITSUBISHI 4DR5 SEBAGAI PENGGERAK KAPAL PADA KONDISI TRIM
Jurnal Riset dan Teknologi Kelautan (JRTK) Volume 11, Nomor 1, Januari - Juni 2013 UNJUK KERJA MESIN DIESEL MITSUBISHI 4DR5 SEBAGAI PENGGERAK KAPAL PADA KONDISI TRIM M. Rusydi Alwi, Syerly Klara & M. Amril
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN PERPINDAHAN KALOR
BAB IV PERHITUNGAN PERPINDAHAN KALOR 4. Data-Data yang Diperleh Dalam tugas akhir i, data data yang diperlukan adalah sebagai berikut : Spesifikasi alat : > Material Kndensr : ST 37 > Material Pipa pendg
Lebih terperinciPenyelesaian: x 1. Dik : x 2. =0,8m. K=100 N m. Dit : Q=? Jawab : ΣW =ΣQ. Usaha yang dilakukan pegas : dx x1. = F Pegas.
Contoh Soal 4.1 Sebuah pegas diregangkan sejauh 0,8 m dan dihubungkan ke sebuah roda dayung (Gbr 4-2). Roda dayung tersebut kemudian berputar sehingga pegas menjadi tidak teregang lagi. Hitunglah besarnya
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Batasan Rancangan Untuk rancang bangun ulang sistem refrigerasi cascade ini sebagai acuan digunakan data perancangan pada eksperiment sebelumnya. Hal ini dikarenakan agar
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dasar Termodinamika 2.1.1 Siklus Termodinamika Siklus termodinamika adalah serangkaian proses termodinamika mentransfer panas dan kerja dalam berbagai keadaan tekanan, temperatur,
Lebih terperinciJournal of Electrical Electronic Control and Automotive Engineering (JEECAE)
Journal of Electrical Electronic Control and Automotive Engineering (JEECAE) Pengaruh Penggunaan Panas Gas Hasil Pembakaran Terhadap Penguraian Gas CO (Karbon Monoksida) Menjadi C (Karbon) dan O 2 (Oksigen)
Lebih terperinciPERENCANAAN KETEL UAP PIPA AIR SEBAGAI PENGGERAK TURBIN DENGAN KAPASITAS UAP HASIL. 40 TON/JAM, TEKANAN KERJA 17 ATM DAN SUHU UAP 350 o C
NASKAH PUBLIKASI PERENCANAAN KETEL UAP PIPA AIR SEBAGAI PENGGERAK TURBIN DENGAN KAPASITAS UAP HASIL 40 TON/JAM, TEKANAN KERJA 17 ATM DAN SUHU UAP 350 o C Makalah Seminar Tugas Akhir ini disusun sebagai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. aktifitas yang diluar kemampuan manusia. Umumnya mesin merupakan suatu alat
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembuatan mesin pada awalnya bertujuan untuk memberikan kemudahan dalam aktifitas yang diluar kemampuan manusia. Umumnya mesin merupakan suatu alat yang berfungsi untuk
Lebih terperinciTURBIN GAS. Berikut ini adalah perbandingan antara turbin gas dengan turbin uap. Berat turbin per daya kuda yang dihasilkan lebih besar.
5 TURBIN GAS Pada turbin gas, pertama-tama udara diperoleh dari udara dan di kompresi dengan menggunakan kompresor udara. Udara kompresi kemudian disalurkan ke ruang bakar, dimana udara dipanaskan. Udara
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI PENYETELAN CELAH KATUP MASUK TERHADAP EFISIENSI VOLUMETRIK RATA - RATA PADA MOTOR DIESEL ISUZU PANTHER C 223 T
PENGARUH VARIASI PENYETELAN CELAH KATUP MASUK TERHADAP EFISIENSI VOLUMETRIK RATA - RATA PADA MOTOR DIESEL ISUZU PANTHER C 223 T Sarif Sampurno Alumni Jurusan Teknik Mesin, FT, Universitas Negeri Semarang
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN TURBOCHARGER DENGAN INTERCOOLER TERHADAP PERFORMANSI MOTOR BAKAR DIESEL
Jurnal Dinamis Vol I, No 7, Juni 21 ISSN 216-7492 PENGARUH PENGGUNAAN TURBOCHARGER DENGAN INTERCOOLER TERHADAP PERFORMANSI MOTOR BAKAR DIESEL Mahadi Staf Pengajar Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik
Lebih terperinciANALISA ISOLATOR PIPA BOILER UNTUK MEMINIMALISIR HEAT LOSS SALURAN PERMUKAAN PIPA UAP PADA BOILER PABRIK KRUPUK YARKASIH
ANALISA ISOLATOR PIPA BOILER UNTUK MEMINIMALISIR HEAT LOSS SALURAN PERMUKAAN PIPA UAP PADA BOILER PABRIK KRUPUK YARKASIH Fashfahish Shafhal Jamil 1*, Qomaruddin 1, Hera Setiawan 2 Program Studi Teknik
Lebih terperinciTEKNOLOGI JurnalIlmu - IlmuTeknikdanSains Volume 10 No.1 April 2013
Vol 10 No1, April 2013 ISSN 1693-9425 TEKNOLOGI JurnalIlmu - IlmuTeknikdanSains Volume 10 No 1 April 2013 D a f t a r I Titik-Titik Utama Siklus Kerja Mesin Diesel Truk Nissan 320 Hp 2100 Rpm Empat Langkah
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) B-91
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (214) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) B-91 Studi Eksperimen Pengaruh Variasi Kecepatan Udara Terhadap Performa Heat Exchanger Jenis Compact Heat Exchanger (Radiator)
Lebih terperinciPENGARUH GEOMETRI PIPA KONDENSOR TERHADAP PERPINDAHAN PANAS PADA DESTILASI MINYAK PLASTIK
TURBO Vol. 6 No. 2. 2017 p-issn: 2301-6663, e-issn: 2477-250X Jurnal Teknik Mesin Univ. Muhammadiyah Metro URL: http://ojs.ummetro.ac.id/index.php/turbo PENGARUH GEOMETRI PIPA KONDENSOR TERHADAP PERPINDAHAN
Lebih terperinciMENENTUKAN JUMLAH KALOR YANG DIPERLUKAN PADA PROSES PENGERINGAN KACANG TANAH. Oleh S. Wahyu Nugroho Universitas Soerjo Ngawi ABSTRAK
112 MENENTUKAN JUMLAH KALOR YANG DIPERLUKAN PADA PROSES PENGERINGAN KACANG TANAH Oleh S. Wahyu Nugroho Universitas Soerjo Ngawi ABSTRAK Dalam bidang pertanian dan perkebunan selain persiapan lahan dan
Lebih terperinciAbstrak. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh keausan ring piston terhadap kinerja mesin diesel
PENGARUH KEAUSAN RING PISTON TERHADAP KINERJA MESIN DiditSumardiyanto, Syahrial Anwar FakultasTeknikJurusanTeknikMesin Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta Abstrak Penelitianinidilakukanuntukmengetahuipengaruhkeausan
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. ke tempat yang lain dikarenakan adanya perbedaan suhu di tempat-tempat
BAB II DASAR TEORI 2.. Perpindahan Panas Perpindahan panas adalah proses berpindahnya energi dari suatu tempat ke tempat yang lain dikarenakan adanya perbedaan suhu di tempat-tempat tersebut. Perpindahan
Lebih terperinciPERHITUNGAN RANDEMEN VOLUMETRIS MOTOR
PERHITUNGAN RANDEMEN VOLUMETRIS MOTOR 3. Perhitungan Thermodinamika motor Otto 4 Langkah Dari hasil pengujian motor diatas Dynamometer maka didapat data sebagai berikut: Grafik 2. Data hasilpengujian performance
Lebih terperinciBAB IV PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGOLAHAN DATA 4.1 Perhitungan Daya Motor 4.1.1 Torsi pada poros (T 1 ) T3 T2 T1 Torsi pada poros dengan beban teh 10 kg Torsi pada poros tanpa beban - Massa poros; IV-1 Momen inersia pada poros;
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Secara umum di pabrik untuk produk minuman cup diproduksi hanya dua jenis produk yaitu jelly drink dan koko drink. Untuk produk jelly drink memiliki beberapa rasa yaitu apel, jambu,
Lebih terperinciWATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Pengujian
1.1 Tujuan Pengujian WATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH BAB I PENDAHULUAN a) Mempelajari formulasi dasar dari heat exchanger sederhana. b) Perhitungan keseimbangan panas pada heat exchanger. c) Pengukuran
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Motor Bakar. Motor bakar torak merupakan internal combustion engine, yaitu mesin yang fluida kerjanya dipanaskan dengan pembakaran bahan bakar di ruang mesin tersebut. Fluida
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Motor bakar adalah suatu tenaga atau bagian kendaran yang mengubah energi termal menjadi energi mekanis. Energi itu sendiri diperoleh dari proses pembakaran. Pada
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI
BAB II DASAR TEORI 2.1 Penyimpanan Energi Termal Es merupakan dasar dari sistem penyimpanan energi termal di mana telah menarik banyak perhatian selama beberapa dekade terakhir. Alasan terutama dari penggunaan
Lebih terperinciFahmi Wirawan NRP Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. H. Djoko Sungkono K, M. Eng. Sc
Fahmi Wirawan NRP 2108100012 Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. H. Djoko Sungkono K, M. Eng. Sc Latar Belakang Menipisnya bahan bakar Kebutuhan bahan bakar yang banyak Salah satu solusi meningkatkan effisiensi
Lebih terperinciRANCANGAN TURBOCARJER UNTUK MENINGKATKAN PERFORMANSI MOTOR DIESEL
RANCANGAN TURBOCARJER UNTUK MENINGKATKAN PERFORMANSI MOTOR DIESEL DAYA PUTARAN : 80 HP : 2250 RPM SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik RUSLI INDRA HARAHAP N I M : 0
Lebih terperinciLAMPIRAN II PERHITUNGAN
LAMPIRAN II PERHITUNGAN 1. Perhitungan Laju Alir Udara Primer Untuk menghitung laju udara, dihitung/dikonversi satuan tekanan menjadi laju alir udara. Rumus untuk menghitung laju alir udara, yaitu: (Sumber:
Lebih terperinciPENGARUH KECEPATAN UDARA TERHADAP TEMPERATUR BOLA BASAH, TEMPERATUR BOLA KERING PADA MENARA PENDINGIN
PENGARUH KECEPATAN UDARA. PENGARUH KECEPATAN UDARA TERHADAP TEMPERATUR BOLA BASAH, TEMPERATUR BOLA KERING PADA MENARA PENDINGIN A. Walujodjati * Abstrak Penelitian menggunakan Unit Aliran Udara (duct yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL UJI DAN PERHITUNGAN MENGETAHUI KINERJA MESIN MOTOR PADA KENDARAAN GOKART
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL UJI DAN PERHITUNGAN MENGETAHUI KINERJA MESIN MOTOR PADA KENDARAAN GOKART 4.1. Analisa Performa Perhitungan ulang untuk mengetahui kinerja dari suatu mesin, apakah kemampuan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA A. SAMPAH
II. TINJAUAN PUSTAKA A. SAMPAH Sampah adalah sisa-sisa atau residu yang dihasilkan dari suatu kegiatan atau aktivitas. kegiatan yang menghasilkan sampah adalah bisnis, rumah tangga pertanian dan pertambangan
Lebih terperinciTeknik Lingkungan S1 TERMODINAMIKA LINGKUNGAN
Teknik Lingkungan S1 TERMODINAMIKA LINGKUNGAN Uraian Singkat Silabus Definisi dan pengertian dasar, sifat-sifat unsur murni, hukum pertama termodinamika untuk sistem tertutup, hukum pertama termodinamika,
Lebih terperinciRadiasi ekstraterestrial pada bidang horizontal untuk periode 1 jam
Pendekatan Perhitungan untuk intensitas radiasi langsung (beam) Sudut deklinasi Pada 4 januari, n = 4 δ = 22.74 Solar time Solar time = Standard time + 4 ( L st L loc ) + E Sudut jam Radiasi ekstraterestrial
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian
METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan Januari hingga November 2011, yang bertempat di Laboratorium Sumber Daya Air, Departemen Teknik Sipil dan
Lebih terperinciTERMODINAMIKA SIKLUS KERJA DAN PEMAKAIAN BAHAN BAKAR MESIN DIESEL EMPAT LANGKAH 350 HP, 400 RPM (KAJIAN TEORITIS) Aloysius Eddy Liemena *) Abstract
TERMODINAMIKA SIKLUS KERJA DAN PEMAKAIAN BAHAN BAKAR MESIN DIESEL EMPAT LANGKAH 350 HP, 400 RPM (KAJIAN TEORITIS) Aloysius Eddy Liemena *) Abstract The actual working cycles of internal combustion engines
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI RASIO UDARA-BAHAN BAKAR (AIR FUEL RATIO) TERHADAP GASIFIKASI BIOMASSA BRIKET SEKAM PADI PADA REAKTOR DOWNDRAFT SISTEM BATCH
PENGARUH VARIASI RASIO UDARA-BAHAN BAKAR (AIR FUEL RATIO) TERHADAP GASIFIKASI BIOMASSA BRIKET SEKAM PADI PADA REAKTOR DOWNDRAFT SISTEM BATCH Oleh : ASHARI HUTOMO (2109.105.001) Pembimbing : Dr. Bambang
Lebih terperinciANALISIS KEEFEKTIFAN ALAT PENUKAR KALOR TABUNG SEPUSAT ALIRAN BERLAWANAN DENGAN VARIASI PADA FLUIDA PANAS (AIR) DAN FLUIDA DINGIN (METANOL)
ANALISIS KEEFEKTIFAN ALAT PENUKAR KALOR TABUNG SEPUSAT ALIRAN BERLAWANAN DENGAN VARIASI PADA FLUIDA PANAS (AIR) DAN FLUIDA DINGIN (METANOL) David Oktavianus 1,Hady Gunawan 2,Hendrico 3,Farel H Napitupulu
Lebih terperinciTekad Sitepu, Sahala Hadi Putra Silaban Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara
PERANCANGAN HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR (HRSG) YANG MEMANFAATKAN GAS BUANG TURBIN GAS DI PLTG PT. PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN DAN PENYALURAN SUMATERA BAGIAN UTARA SEKTOR BELAWAN Tekad Sitepu, Sahala Hadi
Lebih terperinciBAB IV DESAIN TERMAL
BAB IV DESAIN TERMAL Rumus-rumus yang digunakan dalam desain ternal di bawah ini di ambil dari buku J.P Holman, Perpindahan Kalor, Penerbit Erlangga, 1994. Rumus yang di ambil dari buku acuan lain akan
Lebih terperinciUdara. Bahan Bakar. Generator Kopel Kompresor Turbin
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cara Kerja Instalasi Turbin Gas Instalasi turbin gas merupakan suatu kesatuan unit instalasi yang bekerja berkesinambungan dalam rangka membangkitkan tenaga listrik. Instalasi
Lebih terperinciANALISA HEAT EXCHANGER JENIS SHEEL AND TUBE DENGAN SISTEM SINGLE PASS
ANALISA HEAT EXHANGER JENIS SHEEL AND TUBE DENGAN SISTEM SINGLE PASS ahya Sutowo Teknik Mesin, Universitas Muhammadiyah Jakarta Abstrak. Proses perpindahan kalor pada dunia industri pada saat ini, merupakan
Lebih terperinciPENDEKATAN TEORI ... (2) k x ... (3) 3... (1)
PENDEKATAN TEORI A. Perpindahan Panas Perpindahan panas didefinisikan seagai ilmu umtuk meramalkan perpindahan energi yang terjadi karena adanya peredaan suhu diantara enda atau material (Holman,1986).
Lebih terperinciANALISIS PERFORMANSI MOTOR BAKAR DIESEL SWD 8FG PLTD AYANGAN TAKENGON ACEH TENGAH
ANALISIS PERFORMANSI MOTOR BAKAR DIESEL SWD 8FG PLTD AYANGAN TAKENGON ACEH TENGAH LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III PROGRAM
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Setelah melakukan pengujian maka diperoleh beberapa data, diantaranya adalah data pengujian penghembusan udara bertekanan, pengujian kekerasan Micro Vickers dan pengujian
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR SOLAR, BIOSOLAR DAN PERTAMINA DEX TERHADAP PRESTASI MOTOR DIESEL SILINDER TUNGGAL
Jurnal Konversi Energi dan Manufaktur UNJ, Edisi terbit II Oktober 217 Terbit 64 halaman PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR SOLAR, BIOSOLAR DAN PERTAMINA DEX TERHADAP PRESTASI MOTOR DIESEL SILINDER TUNGGAL
Lebih terperinciTaufik Ramuli ( ) Departemen Teknik Mesin, FT UI, Kampus UI Depok Indonesia.
Desain Rancang Heat Exchanger Stage III pada Pressure Reduction System pada Daughter Station CNG Granary Global Energy dengan Tekanan Kerja 20 ke 5 Bar Taufik Ramuli (0639866) Departemen Teknik Mesin,
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 5 No. 2 (2016) ISSN: ( Print) B-659
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5 No. 2 (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-659 Rancang Bangun dan Studi Eksperimen Alat Penukar Panas untuk Memanfaatkan Energi Refrigerant Keluar Kompresor AC sebagai Pemanas
Lebih terperinciGbr. 2.1 Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian HRSG HRSG (Heat Recovery Steam Generator) adalah ketel uap atau boiler yang memanfaatkan energi panas sisa gas buang satu unit turbin gas untuk memanaskan air dan
Lebih terperinciPERFORMANSI DESTILASI AIR BENTUK DASAR, REFLEKTOR DAN PARABOLA
PERFORMANSI DESTILASI AIR BENTUK DASAR, REFLEKTOR DAN PARABOLA Daniel Parenden, Purwoko Slamet dparenden@yahoo.com Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Musamus ABSTRAK Performansi suatu alat
Lebih terperinciLAMPIRAN II PERHITUNGAN. 1 β
43 LAMPIRAN II PERHITUNGAN 1. Perhitungan Laju Alir Udara Primer Untuk menghitung laju udara dihitung/dikonversi satuan tekanan menjadi laju alir udara. Rumus untuk menghitung laju alir udara yaitu: Q
Lebih terperinciBAB III PERHITUNGAN KINERJA MOTOR BENSIN 2 TAK 1 SILINDER YAMAHA LS 100 CC
BAB III PERHITUNGAN KINERJA MOTOR BENSIN 2 TAK 1 SILINDER YAMAHA LS 100 CC 3.1 PENGERTIAN Pehitunan ulan untuk menetahui kineja dai suatu mesin, apakah kemampuan keja dai mesin tesebut masih sesuai denan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iv. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR GRAFIK...xiii. DAFTAR TABEL... xv. NOMENCLATURE...
JUDUL LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR... i ABSTRAK... iv... vi DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR GRAFIK...xiii DAFTAR TABEL... xv NOMENCLATURE... xvi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Perumusan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI.. xi BAB I PENDAHULUAN 1
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR.... i DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR NOTASI.. xi BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan Penelitian.............
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Apabila meninjau mesin apa saja, pada umumnya adalah suatu pesawat yang dapat mengubah bentuk energi tertentu menjadi kerja mekanik. Misalnya mesin listrik,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengeringan Pengeringan adalah proses mengurangi kadar air dari suatu bahan [1]. Dasar dari proses pengeringan adalah terjadinya penguapan air ke udara karena perbedaan kandungan
Lebih terperinciPerencanaan Mesin Pendingin Absorbsi (Lithium Bromide) memanfaatkan Waste Energy di PT. PJB Paiton dengan tinjauan secara thermodinamika
Perencanaan Mesin Pendingin Absorbsi (Lithium Bromide) memanfaatkan Waste Energy di PT. PJB Paiton dengan tinjauan secara thermodinamika Muhamad dangga A 2108 100 522 Dosen Pembimbing : Ary Bachtiar Krishna
Lebih terperinciMULTIREFRIGERASI SISTEM. Oleh: Ega T. Berman, S.Pd., M,Eng
MULTIREFRIGERASI SISTEM Oleh: Ega T. Berman, S.Pd., M,Eng SIKLUS REFRIGERASI Sistem refrigerasi dengan siklus kompresi uap Proses 1 2 : Kompresi isentropik Proses 2 2 : Desuperheating Proses 2 3 : Kondensasi
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN KINERJA BOILER
BAB IV PEMBAHASAN KINERJA BOILER 4.1 Spesifikasi boiler di PT. Kartika Eka Dharma Spesifikasi boiler yang digunakan oleh PT. Kartika Eka Dharma adalah boiler jenis pipa air dengan kapasitas 1 ton/ jam,
Lebih terperinciANALISIS HUBUNGAN TEMPERATUR UDARA DI KAMAR MESIN DAN UNJUK KERJA MOTOR DIESEL
i LAPORAN PENELITIAN MANDIRI ANALISIS HUBUNGAN TEMPERATUR UDARA DI KAMAR MESIN DAN UNJUK KERJA MOTOR DIESEL Oleh: PIETER W. TETELEPTA NIP. 195603291977031001 UNIVERSITAS PATTIMURA Januari 2014 i IIALAMAN
Lebih terperinciAZAS TEKNIK KIMIA (NERACA ENERGI) PRODI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
AZAS TEKNIK KIMIA (NERACA ENERGI) PRODI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG KESETIMBANGAN ENERGI Konsep dan Satuan Perhitungan Perubahan Entalpi Penerapan Kesetimbangan Energi Umum
Lebih terperinciII HUKUM THERMODINAMIKA I
II HUKUM THERMODINAMIKA I Tujuan Instruksional Khusus: Mahasiswa mampu menjelaskan hukum thermodinamika I tentang konservasi energi, serta mampu menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang berhubungan
Lebih terperinciBAB V TURBIN GAS. Berikut ini adalah perbandingan antara turbin gas dengan turbin uap. No. Turbin Gas Turbin Uap
BAB V TURBIN GAS Pada turbin gas, pertama-tama udara diperoleh dari udara dan di kompresi dengan menggunakan kompresor udara. Udara kompresi kemudian disalurkan ke ruang bakar, dimana udara dipanaskan.
Lebih terperinci