IMPLEMENTASI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PALANG MERAH REMAJA DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK MTs. NEGERI MODEL MAKASSAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IMPLEMENTASI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PALANG MERAH REMAJA DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK MTs. NEGERI MODEL MAKASSAR"

Transkripsi

1 105 IMPLEMENTASI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PALANG MERAH REMAJA DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK MTs. NEGERI MODEL MAKASSAR Oleh : SRI YUNARSI Mahasiswa Jurusan PPKn FIS Universitas Negeri Makassar MUSTARI Dosen PPKn FIS Universitas Negeri Makassar ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Bagaimana karakter peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah Remaja di MTs. Negeri Model Makassar; 2) Faktor faktor yang berpengaruh dalam pembentukan karakter peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah Remaja di MTs. Negeri Model Makassar. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah beberapa guru mata pelajaran dan bidang kemahasiswaan yang dianggap mengetahui kondisi PMR di MTs. Negeri model Makassar dan para pengurus PMR pada tingkatan pengurus inti, koordinator dan anggota aktif. Teknik pengumpulan data yang digunakan observasi, wawncara dan dokumentasi. Sementara, dalam penelitian ini sumber data diperoleh dari data primer dan sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) karakter peserta didik yang mengikuti kegiatan PMR mayoritas positif. Karena pada kegiatan PMR banyak program program yang dijalankan dan sangat besar kontribusinya dalam rangka menanamkan karakter yang positif bagi peserta didik. Diantara program progmnya antara lain : pelayanan kesehatan sekolah, pengadaan piket kebersihan, latihan rutin 1 kali/pekan, mengadakan bakti sosial, dan mengadakan kunjungan kesehatan. (2) Faktor - faktor yang berpengaruh dalam pembentukan karakter peseta didik MTs. Negeri Makassar yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PMR adalah dari dalam diri sendiri peserta didik dan kebijakan dari pihak madrasah. Dimana peserta didik yang semangat dalam mengolah potensinya dalam pengembangan karakter dirinya positif sangat didukung oleh tekat yang kuat dalam dalam dirinya dan juga adanya dukungan dari pihak madrasah dalam bentuk kebijakan yang diterapkan kepada peserta didik untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang salah satu diantaranya Palang Merah Remaja (PMR). Kata Kunci: Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja, Pembentukan Karakter

2 106 ABSTRACT: This study aims to determine: (1) How the character of learners who follow extracurricular activities Red Cross Youth in MTs. Negeri Model Makassar; 2) Factors that influence the character formation of learners who follow extracurricular activities Red Cross Youth in MTs. Negeri Model Makassar. This research is qualitative descriptive research. The sample in this research are some subject teachers and student affair which are considered to know the condition of PMR in MTs. Makassar model country and PMR managers at the level of core board, coordinator and active members. Data collection techniques used observation, wawncara and documentation. Meanwhile, in this research data source obtained from primary and secondary data. The results showed that: (1) the character of learners who followed PMR activity was positive majority. Because in PMR activities many programs - programs that run and very large contribution in order to instill a positive character for learners. Among its programs include: school health services, cleanliness picket pickups, 1 / week routine training, social work, and health visits. (2) Factors that influence the formation of pesantren character of MTs. Negeri Makassar who participated in extracurricular activities of PMR is from within the students themselves and the policy of the madrasah. Where learners who are enthusiastic in processing their potential in the development of their positive character is strongly supported by a strong adhesive within him and also the support of the madrasah in the form of policies applied to learners to follow extracurricular activities which one of them Red Cross Youth (PMR) ). Keywords: Extracurricular Youth Red Cross, Character Formation

3 107 PENDAHULUAN Dalam proses pengembangan dan pembentukan karakter peserta didik tidak cukup hanya melalui pendidikan yang formal saja di sekolah. Melainkan membutuhkan kegiatan tambahan yang dapat menjadi penunjang dan memudahkan dalam pembentukan kualitas peserta didik yang diantaranya berprestasi dan berkarakter mulia. Selain itu, kegiatan tambahan diluar jam sekolah dapat membantu pembinaan yang tepat untuk pengembangan bakat dan kemampuan secara utuh dan optimal. Di Indonesia khususnya sangat diharapkan pendidikan mampu mewujudkan manusia beriman yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, berkepribadian mendiri serta mengedepankan rasa tanggungjawab kemasyarakatan, berbangsa dan bernegara. Maka pendidikan harus mempersiapkan warga negaranya agar dapat berperan aktif dalam seluruh lapangan kehidupan yang mana perkembangan kedepan banyak ditentukan oleh peranan mereka sebagai generasi penerus dan pewaris bangsa dengan kepemilikan ruang interaksi yang jelas menjadi agen sosialisasi guna menggerakkan kelanjutan kehidupan kedepan. Kecemasan atas penyimpangan perilaku kemunduran moral dan akhlak, kurang kreativ bahkan sampai kehilangan kendali sepatutnya menjadi kerisauan semua pihak dan butuh antisipasi terutama ditempat mereka menuntut ilmu yaitu sekolah. Karena sekolah menjadi tempat menunut ilmu mempunyai sistem belajar mengajar dan menjadi media dalam pengembangan diri, pengembangan kreativitas, dan pengembangan kemampuan berinteraksi yang dapat mempengaruhi bagaimana karakternya. Kegiatan ekstrakurikuler sangat menguntungkan sangat peserta didik itu sendiri. Selain itu, ekstrakurikuler merupakan proses yang sistematis dan sadar di dalam membudayakan warga Negara muda agar memiliki kedewasaan sebagai bekal kehidupannya. Dalam kegiatan ekstrakurikuler menjadi program yang sangat membantu dalam mecetak sumber daya manusia yang berkualitas dan sayang untuk disia siakan. Apalagi data realistik menunjukkan bahwa moralitas dan karakter bangsa saat ini telah runtuh, sehingga dengan sendirinya telah mengundang berbagai bencana dan musibah yang luas pada ranah sosial, keagamaan, hokum, maupun politik di negeri ini. Dimana oleh Kemendiknas disinyalir bahwa sumber dari musibah dan bencana yang telah meluluhlantahkan moralitas bangsa ini adalah terabaikannya pendidikan karakter. 1 Hal diatas menunjukkan bahwa betapa pentingnya kita memperhatikan pendidikan karakter terutama bagi peserta didik yang tentunya bukan hanya melalui tatap muka pada saat proses belajar mengajar di kelas melainkan ada kegiatan tambahan yang menjadi wadah untuk mengolah potensinya dalam rangka pembentukan karakter yang salah satunya dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Salah satu kegiatan ektrakulikuler yang mempunyai banyak manfaat adalah ekstrakulikuler PMR (Palang Merah Remaja). Melalui kegiatan ini diharapkan dapat mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial, serta potensi dan prestasi peserta didik sebagai program 1 Mukhlas Samami dan Hariyanto Konsep da Model Pendidikan Karakter. Edisi ke 3. Bandung: Remaja Rosda Karya, hal 7

4 108 yang sangat membantu dalam mecetak sumber daya manusia yang berkualitas. Termasuk didalamnya bagaimana pembentukan karakter peserta didik yang diharapkan adanya penerapan langsung dalam membangun karakter anak bangsa yang berkepribadian luhur sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Selain itu, peserta didik yang ikut dalam kegiantan ekstrakurikuler PMR ini tidak hanya memiliki rasa kepedulian yang tinggi melainkan juga dapat menjadi manusia Indonesia yang cerdas, demokratis dan berperadaban yang belangsung secara terus menerus. Pembentukan karakter peserta didik menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan pola pembinaan, baik yang dilakukan dalam rumah tangga, masyarakat dan sekolah. Sebagai pionir yang paling berperan dalam pembentukan karakter peserta didik, sekolah memang seyogyanya menyediakan wadah. Diantaranya kegiatan ekstrakurikuler PMR yang menjadi salah satu wadah dalam pembentukan karakter peserta didik. TINJAUAN PUSTAKA Hakikat Ekstrakurikuler Ekstrakurikuler adalah wadah pembentuk karakter peserta didik yang dilakukan di luar jam pelajaran sekolah untuk mengembangkan jiwa kepemimpinan dan kemampuan sosial Menurut Direktorat Pendidikan Menengah (1987) bahwa tujuan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah adalah sebagai berikut : a. Meningkatkan kemampuan peserta didik pada aspek kognitif, afektif dan psikomotor. b. Mengembangkan bakat serta didik dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif. c. Dapat mengetahui, mengenal dan membedakan satu pelajaran dengan pelajaran lainnya. Dari tujuan diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler erat hubungannya dengan karakter dan prestasi peserta didik yang juga erat kaitannya dengan manajemen dalam belajar. Melaui kegiatan ekstrakurikuler peserta didik dapat bertambah wawasan mengenai kepedulian terhadap sesama dan bagaimana mengatur waktu dengan baik. Selain itu para peserta didik dapat menyalurkan bakat, minat dan potensi yang dimilikinya Palang Merah Remaja Palang Merah Remaja (PMR) adalah organisasi kepemudaan sebagai wadah pembinaan dan pengembangan remaja yang dibina oleh Palang Merah Indonesia (PMI). 2. Hal tersebut juga diperkuat oleh ketua bidang penguatan sumber daya PMR dan relawan, Ulla Nuchrawaty Usman (2007:1) yang mengatakan bahwa palang Merah Remaja adalah wadah pembinaan dan pengembangan anggota remaja Palang Merah Indonesia (PMI), yang selanjutnya disebut PMR. 3 Dalam PMR ada tugas yang harus dilaksanakan, dikenal tri bakti yang harus diketahui, dipahami dan dilaksanakan oleh semua anggota. Tribakti PMR tersebut adalah: a. Meningkatkan keterampilan hidup sehat. b. Berkarya dan berbakti di masyarakat saku-pembina-pmr.pdf/,28/6/2015.pkl WITA 3 Nucrahmawati,.Jalaluddin, dkk/et.all Pelatihan Dasar KSR. Edisi ke- 4. Jakarta: PMI Pusat, hal. 7

5 109 c. Mempererat persahabatan nasional dan internasional 4 Prinsip dasar dalam kepalangmerahan yaitu: kemanusian, kesamaan, kenetralan, kemandirian, kesukarelaan, kesatuan, dan kesemestaan. Karakter Karakter adalah sifat alami seseorang dalam merespon situasi secara bermoral, yang diwujudkan dalam tindakan nyata melalui perilaku yang baik, jujur, bertanggung jawab dan hormat terhadap orang lain. 5 Menurut Suyanto (2010:34), karakter adalah cara berfikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. 6 Orang berkarakter adalah orang yang mempunyai kualitas moral yang positif. Pendidikan karakter di sekolah merupakan kebutuhan vital agar generasi penerus dapat dibekali dengan kemampuan kemampuan dasar yang tidak saja amampu menjadikannya life long learner sebagai salah satu karakter penting untuk hidup di era irformasi yang global, tetapi juga mampu berfungsi dengan peran yang positif baik sebagai pribadi, sebagai anggota keluarga, sebagai warga negara maupun warga dunia. Ketika hendak mengetahui karakter yang baik tidak terlepas dari bagaimana moral seseorang dimana hal demikian dapat diperoleh disekolah melalui mata pelajaran pendidikan pancasila dan kewarganegaraan. Dalam pasal 39 ayat (2) uu nomor 2 tahu 1989 menegaskan bahwa pendidikan pancasila 4 Juliati Susilo Mengenal Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional. Edisi ke-1. Jakarta: PMI Pusat, hal Mulyasa Manajemen Pendidikan Karakter..Jakarta. Bumi Aksara, hal. 3 6 Ibid hal. 34 mengarahakan perhatiannya pada moral yang diharapkan diwujudkan dalam kehidupan sehari hari, yaitu perilaku yang memancarakan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. masyarakat dan suatu bangsa sesuai dengan standar kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan. METODE PENELITIAN Pendekatan yang digunakan peneliti dalam penulisan ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sampel dalam penelitian ini adalah beberapa guru mata pelajaran terkait dan pengurus PMR Unit 317 MTs. Negeri Model Makassar. Analisis data menngunakan teknik analisis deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mengkaji variabel penelitian HASIL PENELITIAN Gambaran Umum Karakter Peserta Didik MTs. Negeri Model Makassar yang Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler PMR Tidak dapat dipungkiri bahwa persoalan karakter dalam kehidupan manusia di muka bumi ini sejak dulu sampai sekarang dan zaman yang akan datang, merupakan persoalan yang sangat penting bahkan menjadi penentu hidup dan matinya suatu bangsa. Apalagi bukti bukti sejarah telah cukup membuktikan kepada kita bahwa kekuatan dan kebesaran suatu bangsa pada hakikatnya berpangkal pada kekuatan karakternya, yang menjadi tulang punggung bagi setiap bentuk kemajuan lahiriah suatu bangsa terutama Indonesia. Sehingga menjadi hal yang penting pun untuk memperhatikan bagaimana karakter peserta didik sebagai generasi yang menjadi ujung tombak bagi kemajuan bangsa. Dimana peserta didik tersebut diwadahi dengan kegiatan

6 110 ekstrakurikuler yang diadakan diluar jam pelajaran sekolah untuk mengembangkan jiwa kepemimpinan dan kemampuan sosial. Dalam mengembangkan jiwa kepemimpinan dan kemampuan sosial peserta didik, hal ini tentu berkaitan dengan hakikat manusia yang diantaranya : a. Makhluk moral, yaitu berbuat sesuai dengan norma norma susila; b. Manusia sebagai makhluk individual, yaitu berbuat untuk kepentingan diri sendiri; dan c. Manusia sebagai makhluk sosial, yaitu hidup bermasyarakat, bekerja sama dan tolong menolong. Ketiga hakikat diatas harus berkembang dan mendapat bimbingan serta pengarahan yang benar semenjak kecil sampai dewasa, bahkan sampai usia lanjut. Sebagaiamana hakekat dari adanya kegiatan ekstrakurikuler sebagai salah satu unsur penting dalam pembentukan karakter peserta didik termasuk di MTs. Negeri Model Makassar, ternyata peserta didik yang dulunya sulit dalam bersosialisasi dengan temannya maupun guru di sekolah sudah bisa diperbaiki. Meskipun memang tidak dipungkiri ada yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler hanya karena ikut ikut rame dengan temannya atau bahkan sekedar mencari popularitas apalagi diusia mereka yang masih remaja. Namun, sambil berjalannya waktu, dengan mereka mengikuti kegiatan PMR lama kelamaan kepribadian atau karakter dari peserta didik tersebut dapat menjadi lebih baik. Menurut pengamatan peneliti dan informasi dari informan peserta didik yang ada di MTs. Negeri Model Makassar ada beberapa macam tipe peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PMR. Seperti yang dikemukakan oleh Muhammad Arif Nawayana Azis selaku koordinator devisi persahabatan menyampaikan bahwa tipe peserta didik yang mengikuti kegiatan PMR di sekolah ini adalah peserta didik yang masih labil, pendiam, dan tidak terlalu suka ramai. Namun mempunyai keinginan untuk menghilangkan tipe tersebut pada dirinya. Hal ini didukung dengan kesadarannya untuk menjadi pribadi yang bisa bermamfaat untuk orang lain.( Wawancara pada hari Senin, 12 September 2016). Wawancara di atas menunjukkan bahwa melalui kegiatan ekstrakurikuler PMR, para peserta didik dapat mempunyai wadah untuk melatih dan membiasakan dirinya menjadi pribadi yang berkarakter positif. Dimana hal ini sangat menentukan bagaimana generasi generasi unggul yang nantinya akan menjalankan bagaimana kondisi bangsa ini menuju lebih baik. Program yang di jalankan PMR Unit 317 MTs. Negeri Model Makassar akan meningkatkan mutu peserta didik yang mengarah pada pencapaian karakter dan akhlak mulia yang utuh, terpadu dan seimbang sesuai dengan kompetensi mereka masing masing. Melalui program program akan melejitkan dirinya untuk memiki jiwa kepemimpinan yang tidak lain akan mengarahkan dirinya untuk menjadi manusia yang mandiri, bertanggung jawab, dan disiplin. Dari berbagai pengalaman yang didapatkan juga akan mendorong untuk menggunakan pengetahuannya dalam mengaplikasikasikan nilai nilai karakter positif dalam kehidupan sehari hari sebagai proses menjadi manusia yang memiliki kepedulian yang tinggi terhadap sesama. Karakter yang dimaksud diantaranya: Kepemimpinan

7 111 Keberhasilan seorang pemimpin sangat tergantung dari kemampuannya untuk membangun orang orang di sekitarnya, karena keberhasilan sebuah organisasi sangat tergantung pada potensi sumber daya manusia dalam organisasi tersebut. Jika sebuah organisasi atau masyarakat mempunyai banyak anggota dengan kualitas pemimpin, organisasi atau bangsa tersebut akan berkembang dan menjadi kuat. Muhammad Fikri Haikal selaku ketua PMR Unit 317 MTs. Negeri Model Makassar menyampaikan bahwa diawal ketika baru menjadi ketua merasa sulit dan tidak yakin bisa memimpin teman teman. Namun deangan adanya motivasi dan pengalaman bagaimana menjadi pemimpin telah didapatkan sebelumnya dalam kegiatan kegiatan yang diadakan PMR. Maka lama kelamaan amanah sebagai pemimpin atau ketua umum sudah bisa dijalankan yang tentunya didukung oleh adanya kerjasama dari semua pengurus inti dan ketua devisi dalam mengarahkan anggota. Karena sya menyadari bahwa sebagai pemimpin harus bisa menjalin kerjasama yang baik dengan rekan kerja. (Wawancara 6 September 2016). Berdasarkan wawancara tersebut dapat dipahami bahwa jiwa kepemimpinan ini dapat diterapkan dengan adanya kemampun menjalin kerjasama yang baik dengan relasi sesuai dengan potensi masing masing. Mampu mengendalikan diri ketika ada tekanan dan tidak egois. Sehingga masalah dalam sebuah organisasi dapat dikendalikan bersama sama dan bukan hanya dibebankan kepada pemimpin atau ketua. Hal ini akan mendorong peserta didik untuk mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan santun dalam berinteraksi ketika sudah terjun dalam masyarakat. Kemandirian Kemandirian sebagai salah satu prissip dasar PMR pun sangat diharapkan terbentuk bagi peserta didik MTs. Negeri Model Makassar. Dimana mereka berkepribadian aktif, independen, kreatif, dan spontan. Sebagaimana hasil wawancara bersama dengan A. Afifah Humairah salah satu pengurus PMR menyampaikan bahwa dengan mengikuti kegiatan ektrakurikuler PMR sudah bisa mandiri dalam melakukan sesuatu. Bisa memecahkan masalah tanpa khawatir dan berani mengambil resiko dengan adanya pendapat dan bimbingan dari orang lain tanpa harus melibatkan mereka secara langsung.(wawancara, 6 September 2016). Seperti halnya yang disampaikan oleh Bapak Rusdi salah seorang guru mata pelajaran PPKn sekaligus staf kemahasiswaan beliau mengatakan bahwa mereka yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler lebih mudah dalam bersosialisasi sehingga ketika ada masalah yang dihadapi sudah mampu mengatasi dan mencari solusi dari masalahnya. Sehingga mereka tumbuh dengan mandiri tanpa harus selalu menyusahkan orang lain ketika ada masalah.mereka cenderung mudah bersosialisasi karena disamping menambah teman juga menambah pengetahuan. Apalagi para peserta didik yang mengikuti kegiatan PMR sangat berperan dalam kegiatan kegiatan kemanusian di sekolah/madrasah karena adanya bimbingan untuk menanamkan jiwa kepedulian terhadap sesama sembil memaksimalkan pembinaan karakter dari para peserta didik tersebut ketika sementara pembelajaran PPKn (Wawancara, 7 September 2016). Dari hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa peserta didik yang mengikuti kegiatan PMR mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji, dan

8 112 menginternalisasi serta mempersonalisasi norma - norma dan akhlak mulia yang dimiliki sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari. Kepedulian Sebagai organisasi yang atas dasar keinginan memberikan pertolongan pertama terhadap sesama, maka seharusnya jiwa kepedulian tumbuh dalam jiwa orang orang yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PMR. Seperti halnya di MTs. Negeri Model Makassar para pengurus PMR diharuskan memiliki semangat persahabatan dan kerjasama yang tinggi sehingga mendorong dan membangkitkan kepeduliannya terhadap sesama. Nabilah Salsabilah selaku koordinator Devisi Persahabatan dan Wahyu Dwi Ramadhan selaku wakil Devisi Umum menyampaikan bahwa sebelum saya masuk PMR hanya ingin coba coba dan penasaran dengan program program yang disampaikan pada saat sosialisasi di kegiatan penyambutan peserta didik baru diawal kami masuk madrasah ini. Ternyata lama kelamaan banyak pengalaman yang didapatkan dan memberikan pelajaran yang sangat penting dalam menanamkan jiwa kemanusian pada diri. Terutama kaitannya dengan jiwa kepedulian terhadap sesame. Apalagi dalam memberikan bantuan kita harus rela dan tidak didasari keinginan untuk mencari keuntungan sendiri. Sehingga tertanam rasa saling tolong menolong apalagi saya bercita cita menjadi dokter.(wawancara, 13 September 2016). Dengan adanya rasa kepedulian yang tertanam didalam jiwa peserta didik, maka sanngat membantu dalam menumbhkan sikap kesderhanaan dalam menjalani kehidupan. Karena mereka akan termotivasi dengan orang disekitarnya yang ternyata meskipun kurang berkecukupan tetap berusaha untuk melakukan yang bukan hanya untuk dirinya melainkan untuk orang lain juga. Tanggung Jawab Adanya kebijakan kebijakan yang diterapkan oleh PMR Unit 317 MTs. Negeri Model Makassar mendorong para pengurus untuk juga tertib dalam menggunakan hak dan kewajibannya sebagai salah satu wujud menjadi peserta didik yang dapat bertanggung jawab. Karena dalam menjalankan tanggung jawab yang baik harus ada pertimbangan yang serasi antara hak dan kewajiban. Berat ringannya tanggu jawab yang diemban oleh pengurus PMR tergantung kedudukannya dalam kepengurusan. Dimana yang menjadi ketua maka iapun mempunyai tanggung jawab pada posisi tersebut begitu halnya dengan anggota. Seperti hasil wawancara dengan Ulil Azmi selaku wakil ketua umum meyampaikan bahawa dengan adanya amanah yang diberikan kepada saya, ini menjadi sarana bagi saya untuk melatih diri menjadi orang yang bertanggung jawab. Aalagi sebagai wakil ketua umum yang dimana ada juga anggota yang satu angkatan membuat diri saya harus belajar pintar menempatkan diri sesuai kondisinya. Dimana bisa menjadi teman dan kapan seharusnya saya bertindak sebagai pemimpin mereka. (Wawancara, 8 September 2016). Dari wawancara diatas menunjukkan bahwa rasa tanggung jawab tersebut harus dijalankan secara sungguh sungguh dan berani menanggung konsekuensi. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa terlibatnya pserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler khususnya PMR dapat memberikan mereka pengalaman untuk menanamkan rasa tanggung jawab pada dirinya. Disiplin

9 113 Latihan yang rutin dijalankan tiap hari Selasa pulang sekolah menajdi wadah dalam menumbuhkna sikap disiplin pengurus PMR. Apalagi disinilah mereka merelakan dirinya untuk melaksanakan tugas sebagai pengurus atau menjalankan pola aturan ekstrakurikuler PMR, meskipun terkadang malas dan dihadapkan dengan banyak tugas sekolah. Nur Faizah S. selaku pengurus Devisi Pelayanan menyampaikan bahwa dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PMR, mendorong diri saya untuk lebih disiplin. Karena terkadang waktu untuk latihan dan kegiatan PMR padat membuat saya harus tetap tenang dalam menjalani keduanya tanpa ada yang diabaikan. Demikian juga ketika kita harus latihan sementara teman yang lain sudah santai santai untuk menunggu jemputan ketika selesai proses pembelajaran di sekolah. (Wawancara, 7 September 2016). Maka disiplin ini menjadi kontrol diri pengurus PMR dari hasrat hasrat pribadi yang negatif. Karena disiplin ini diperlukan dalam rangka menggunakan pemikiran sehat untuk menentukan jalannya tindakan yang terbaik namun bertentangan dengan hal hal yang lebih dikehendaki. Sehingga dapat melakukan apa Komitmen Dengan adanya sikap disiplin yang dimiliki oleh para pengurus PMR Unit 317 MTs. Negeri Model Makassar mendorong mereka untuk menanmkan jiwa komitmen dalam dirinya. Seperti yang disampaikan oleh oleh Muhammad Zarran selaku wakil bendahara umum ketika diwawancarai menyampaikan bahwa selama mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PMR saya dapat komitmen untuk tetap lancar ikuti proses pembelajaran di sekolah dan juga tetap aktif dengan kegiatan kegiatan di PMR. Karena bagi saya kedua hal ini bisa dijalankan dua duanya dengan adanya komitmen dalam diri bahwa bisa dijalankan keduanya. Sehingga jangan sampai ada yang diabaikan ketika kedua duanya punya agenda yang padat. Karena situasi tersebut bagi saya merupakan salah satu tantangan yang memang harus asaya hadapi sebagai peserta didik yang tidak mencukupkan dirinya hanya dengan pembelajaran dalam kelas saja. (Wawancara, 7 September 2016). Seperti yang disampaikan oleh Ibu Hamdana selaku Pembina dari PMR Unit 317 MTs. Negeri Model Makassar beliau menyampaikan bahwa pembinaan yang dijalankan pada PMR Unit 317 MTs. Negeri Model Makassar dalam membangun karakter positif pada peserta didik mempunyai standarisasi pelatihan yang memuat 7 materi yang harus dikuasai anggota PMR, yaitu: Gerakan Kepalangmerahan, Kepemimpinan, Pertolongan Pertama, Sanitasi dan Kesehatan, Kesehatan Remaja, Kesiapsiagaan Bencana, dan Donor Darah. Dimana pembinaan ini dilakukan dengan mendatangkan anggota PMI sebagai pemateri. Tentu dalam menjalankan pembinaan dan program program di PMR dalam rangka mencapai visi dan misi di PMR Unit 317 MTs. Negeri Model Makassar. (Wawancara, 7 September 2016). Berdasarkan wawancara diatas dapat diketahui bahwa dalam pembentukan karakter positif pada peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PMR melalui proses yang tidak mudah dengan mendapatkan berbagai materi yang kemudian akan diaplikasikan di lapangan dengan pendampingan dari pembinan dan pemateri yang telah berpengalaman. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Karakter Peserta Didik

10 114 MTs. Negeri Model Makassar yang Mengikuti Kegiatan PMR Faktor dari Dalam Diri Peserta Didik Untuk menanamkan karakter yang positif memerlukan proses pemahaman, penanaman nilai, dan pembiasaan, sehingga seorang anak didik dapat mencintai perbuatan baik berdasarkan kesadaran yang timbul dari dirinya. Hal tersebut dapat terbangun dengan senantiasa akif mengikuti kegiatan eksrakurikuler PMR dengan program program unggul yang dijalankan dan sangat mendukung dalam mebangun karakter yang positif dalam diri peserta didik itu sendiri. Ulul Azmi selaku wakil ketua umum menyampaikan bahwa dalam pengembangan diri melalui kegiatan ekstrakurikuler PMR, alhamdulillah besar dukungan orang tua. Sehingga pertama tama mengikuti kegiatan ekstrakurikuler hanya ikut dengan teman dan jenuh cepat pulang ke rumah. Namun dengan merasakan banyaknya pengalaman yang didapatkan, menjadikan dorongan bagi diri saya untuk memanfaatkan waktu untuk mengambil pelajaran sebanyak banyaknya terutama dalam menanamkan meningkatkan kepedulian terhadap sesame dan semakin termotivasi untuk berprestasi atas dukuang dari orang tua dan teman teman yang juga mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PMR. (Wawancara, 7 September 2016). Dari wawancara di atas didapatkan bahwa untuk dapat melijitkan potensi yang dimiliki dalam mengembangkan kepribadian, sangat didukung oleh keinginan yang besar dari dalam diri sendiri terlebih dahulu. Agar ketika ada dukungan dan motivasi dari orang lain maka semakin semangat dalam menjalankannya. Peserta didik yang mengikuti kegiatan PMR pun juga tahu bahwa dalam belajar, hakekatnya membutuhkan membutuhkan jiwa yang sehat agar mudah dalam memjalani proses pembelajaran. Dimana menjaga jiwa yang sehat tersebut dapat mereka peroleh dengan mengikuti kegiatan PMR. Kebijakan dari Pihak Madrasah Guna menghindari para peserta didik menghabiskan waktu kumpul kumpul dengan temannya atau bahkan bergaul dengan orang orang akan mengarahkan mereka pada perilaku yang buruk, maka pihak madrasah memberikan kebijakan yang dapat mendorong peserta didiknya untuk memanfaatkan waktunya dengan baik meskipun sudah diluar jam pelajaran di sekolah misalanya dengan ketetapan harus mengikuti kegiatan eksrakurikuler yang salah satunya PMR. Bapak Abdul Rafik sebagai Kepala Sekolah menyampaikan bahwa dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler termasuk PMR yang akan membangun jiwa kemanusiannya, peserta didik dapat terhindar dari aktivitas aktivitas yang negatif. Apalagi mereka masih dalam masa remaja yang masih labil dalam menjalani segala aktivitasnya. (Wawancara, 7 September 2016). Adapun yang disampaikan oleh Muhammad Haikal selaku ketua umum PMR Unit 317 MTs. Model Makassar menyampaikan bahwa kebijakan dari pihak madrasah dalam pengontrolan dari jalannya kegiatan ekstrakurikuler di sekolah ini sangat membantu. Karena pada saat ada yang ingin disyeringkan untuk kebaikan atau kemaksimalan jalannya program kami mereka bersedia. Sehingga kami tidak jalan sendiri. Dan yang paling penting yang selalu disampaikan bahwa jangan sampai aktif di eskul namun ternyata tidak beres dalam proses pembelajaran di kelas. (Wawancara, 7 September 2016). Berdasarkan pemaparan diatas didapatkan bahwa dukungan dari pihak

11 115 madrasah dalam pembentukan karakter peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sangat berpengaruh. Hal ini dapat memudahkan dalam mengarahkan para peserta didik sehingga mereka dapat mengembangkan bakat sesuai potensi yang dimiliki. Secara umum PMR Unit 317 MTs. Negeri Model Makassar dipahami sebagai kegiatan ekstrakurikuler yang mewadahi pembinaan dan pengembangan jiwa dan semangat kemanusiaan di kalangan peserta didik. Dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PMR mental peserta didik, moral, intelejensi dan kepribadian atau karakter peserta didik dapat terbina.dalam pembinaan peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler PMR kemampuan peserta didik terutama kepedulian terhadap orang lain senantiasa meningkat dan dijalankan dengan penuh tanggungjawab tanpa harus mengharapkan bantuan dari orang lain. Karakter peserta didik yang baik, lebih patut dipuji daripada bakat yang luar biasa. Hampir semua bakat adalah anugerah. Karakter yang baik tidak dianugerahkan kepada kita. Kita harus membangunnya sedikit demi sedikit dengan pikiran, pilihan, keberanian, dan usaha keras. Karakter memang laksana otot yang memerlukan latihan demi latihan untuk menjaga dan meningkatkan kualitas kesehatan dan kekuatannya. PENUTUP Berdasarkan penelitian maka dapat disimpulkan bahawa: (1) Karakter peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PMR di Madrasah Tsanawiyah Negeri Model Makassar mayoritas positif. Karena pada kegiatan ekstrakurikuler PMR banyak program program yang dijalankan dan sangat besar kontribusinya dalam rangka menanamkan karakter yang positif bagi peserta didik. (2) Faktor faktor yang paling berpengaruh dalam pembentukan karakter peserta didik MTs. Negeri Model Makassar yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PMR adalah faktor dari dalam diri peserta didik dan kebijakan dari pihak madrasah. DAFTAR PUSTAKA Abdul, Haling Belajar dan Pembelajaran. Makassar. Badan Penerbit UNM. Abdullah.Ridwan Inovasi pembelajaran. Jakarta. Bumi Aksara. Daryono Pengantar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta: Rineka Cipta Idi, Abdullah Sosiologi Pendidikan Individu, Masyrakat dan Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada Imam. Gunawan Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Malang: Bumi Aksara Iyang, Sukandar Pendidikan Remaja Sebaya. Jakarta: PMI Pusat. Juliati, Susilo Mengenal Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional. Jakarta: PMI Pusat. Juliati, Susilo PMR Relawan Masa Depan. Jakarta: PMI Pusat. Kulasse, Kanto Prinsip Prinsip Bimbingan dan Konseling Belajar..Makassar.Badan Penerbit UNM. Mohammad, Mustari Nilai Karakter Refleksi untuk Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Perkasa. Mukhlas Samami dan Hariyanto Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Edisi ke 3. Bandung: Remaja Rosda Karya. Mulyasa Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: Bumi Akasara.

12 116 Nurul, Zuriah Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Subini, Nini Psikologi Pembelajaran. Yogyakarta: Mentari Pustaka. Sugiyono Metode penelitian kuantitatif Kualitatifdan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Suryanto Model Pembinaan Pendidikan Karakter di Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Nuchrahmawati, Ulla dkk Pelatihan Dasar KSR, KumpulanMateri. Jakarta: Pengurus Pusat PMI Zainal, Arifin Sosiologi Pendidikan. Makassar: Anugrah Mandiri Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sisdiknas /jurnal-pendidikankewarganegaraa/article/view/9 265/ /1/2016.Pkl WITA

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kecerdasan, kepribadian, pengendalian diri serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kecerdasan, kepribadian, pengendalian diri serta keterampilan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana pengembangan potensi diri dalam meningkatkan kecerdasan, kepribadian, pengendalian diri serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia anak-anak merupakan usia yang sangat penting dalam perkembangan psikis seorang manusia. Pada usia anak-anak terjadi pematangan fisik yang siap merespon apa yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, dunia pendidikan menghadapi berbagai masalah yang sangat kompleks yang perlu mendapatkan perhatian bersama. Fenomena merosotnya karakter kebangsaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Disiplin merupakan kesadaran diri yang muncul dari batin terdalam untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum yang berlaku dalam satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Venty Fatimah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Venty Fatimah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia adalah makhluk sosial, seperti yang dikemukakan Aristoteles (Budiyanto, 2004: 3) Manusia adalah zoon piliticon atau makhluk yang pada dasarnya selalu

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1 PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1 Oleh Drs. H. Syaifuddin, M.Pd.I Pengantar Ketika membaca tema yang disodorkan panita seperti yang tertuang dalam judul tulisan singkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proses pendidikan diselenggarakan dalam rangka mengembangkan pengetahuan, potensi, akal dan perkembangan diri manuisa, baik itu melalui jalur pendidikan formal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan sosial yang sering terjadi di masyarakat membuktikan adanya penurunan moralitas, kualitas sikap serta tidak tercapainya penanaman karakter yang berbudi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk memotivasi, membina, membantu, serta membimbing seseorang untuk mengembangkan segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai salah satu proses perubahan pada pembentuk sikap, kepribadian dan keterampilan manusia untuk menghadapi masa depan. Dalam proses pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi semua orang. Pendidikan bersifat umum bagi semua orang dan tidak terlepas dari segala hal yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan karakter siswa yang diharapkan bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gambaran situasi masyarakat dan dunia pendidikan di Indonesia menjadi motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu ditanamkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sesungguhnya memiliki modal besar untuk menjadi sebuah bangsa yang maju, adil, makmur, berdaulat, dan bermartabat. Hal itu didukung oleh sejumlah fakta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. asusila, kekerasan, penyimpangan moral, pelanggaran hukum sepertinya sudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. asusila, kekerasan, penyimpangan moral, pelanggaran hukum sepertinya sudah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti sekarang ini, banyak sekali permasalahan yang sering terjadi dalam kehidupan sekitar kita. Permasalahan yang terkait dengan asusila,

Lebih terperinci

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Kompetensi Inti 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukan sikap sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan BAB I PENDAHULUAN Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan Masalah, D. Tujuan Penelitian, E. Manfaat Penelitian, F. Penegasan Istilah A. Latar Belakang Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Generasi muda adalah generasi penerus bangsa. Membangun manusia Indonesia diawali dengan membangun kepribadian kaum muda. Sebagai generasi penerus, pemuda harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan tantangan bagi bangsa Indonesia. Tantangan tersebut bukan hanya dalam menghadapi dampak tranformasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majunya perkembangan IPTEK pada era globalisasi sekarang ini membuat dunia terasa semakin sempit karena segala sesuatunya dapat dijangkau dengan sangat mudah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional memiliki peranan yang sangat penting bagi warga negara. Pendidikan nasional bertujuan untk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI Wahyu Nur Aida Universitas Negeri Malang E-mail: Dandira_z@yahoo.com Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan oleh Allah sebagai makhluk sosial. Ini berarti manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Manusia hidup secara berkelompok dan membentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai orang tua kadang merasa jengkel dan kesal dengan sebuah kenakalan anak. Tetapi sebenarnya kenakalan anak itu suatu proses menuju pendewasaan dimana anak

Lebih terperinci

PELAKSANA TUGAS BUPATI SEMARANG

PELAKSANA TUGAS BUPATI SEMARANG 1 PELAKSANA TUGAS BUPATI SEMARANG SAMBUTAN PELAKSANA TUGAS BUPATI SEMARANG PADA ACARA JUMPA BAKTI DAN GEMBIRA (JUMBARA) V PMR PMI TINGKAT KABUPATEN SEMARANG TANGGAL 2 OKTOBER 2015 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaaraan

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaaraan PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PATROLI KEAMANAN SEKOLAH (Studi Kasus pada Kegiatan Ekstrakurikuler Patroli Keamanan Sekolah di SMK Negeri 2 Sragen Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan karakter mutlak diperlukan bukan hanya di sekolah, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan karakter mutlak diperlukan bukan hanya di sekolah, tetapi juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan karakter mutlak diperlukan bukan hanya di sekolah, tetapi juga di rumah dan di lingkungan sosial. Pendidikan karakter didapatkan di dalam sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional harus mencerminkan kemampuan sistem pendidikan nasional untuk mengakomodasi berbagi tuntutan peran yang multidimensional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Disiplin merupakan kesadaran diri yang muncul dari batin terdalam untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum yang berlaku dalam

Lebih terperinci

PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI SOSIAL DAN SANTUN PESERTA DIDIK MELALUI BUDAYA SEKOLAH

PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI SOSIAL DAN SANTUN PESERTA DIDIK MELALUI BUDAYA SEKOLAH PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI SOSIAL DAN SANTUN PESERTA DIDIK MELALUI BUDAYA SEKOLAH (Studi Kasus di SMK Negeri 8 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan, kecerdasan dan keterampilan manusia lebih terasah dan teruji dalam menghadapi dinamika kehidupan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN NILAI NASIONALISME DI SD NEGERI 2 WATES KULON PROGO

PENDIDIKAN NILAI NASIONALISME DI SD NEGERI 2 WATES KULON PROGO Pendidikan Nilai Nasionalisme... (Sarah Atikah Tsamarah) 2.773 PENDIDIKAN NILAI NASIONALISME DI SD NEGERI 2 WATES KULON PROGO EDUCATION OF NATIONALISM VALUE IN SD NEGERI 2 WATES KULON PROGO Oleh: Sarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab,

BAB I PENDAHULUAN. dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Merosotnya moralitas bangsa terlihat dalam kehidupan masyarakat dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab, kesetiakawanan sosial (solidaritas),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sudarwan Danim, Pengantar Kependidikan Landasan, Teori, dan 234 Metafora

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sudarwan Danim, Pengantar Kependidikan Landasan, Teori, dan 234 Metafora BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang pokok dan sangat penting didapat oleh setiap orang. Dengan pendidikan tersebut manusia selalu berproses menuju ke arah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara. Semua negara membutuhkan pendidikan berkualitas untuk mendukung kemajuan bangsa, termasuk Indonesia.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KARAKTER KEMANDIRIAN MELALUI PRORGAM BOARDING SCHOOL (Studi Kasus Pada Siswa Di MTs Negeri Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2013/2014)

PENGEMBANGAN KARAKTER KEMANDIRIAN MELALUI PRORGAM BOARDING SCHOOL (Studi Kasus Pada Siswa Di MTs Negeri Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2013/2014) PENGEMBANGAN KARAKTER KEMANDIRIAN MELALUI PRORGAM BOARDING SCHOOL (Studi Kasus Pada Siswa Di MTs Negeri Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2013/2014) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah mengundang berbagai musibah dan bencana di negri ini. Musibah dan

BAB I PENDAHULUAN. telah mengundang berbagai musibah dan bencana di negri ini. Musibah dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara faktual, data realistik menunjukkan bahwa moralitas maupun karakter bangsa saat ini telah runtuh. Runtuhnya moralitas dan karakter bangsa tersebut telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akhlak sebagai potensi yang bersemayam dalam jiwa menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Akhlak sebagai potensi yang bersemayam dalam jiwa menunjukkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Akhlak sebagai potensi yang bersemayam dalam jiwa menunjukkan bahwa akhlak bersifat abstrak, tidak dapat diukur, dan diberi nilai oleh indrawi manusia (Ritonga,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta, 2009, hlm Arif Rohman, Memahami Pendidikan & Ilmu Pendidikan, LaksBang Media Tama,

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta, 2009, hlm Arif Rohman, Memahami Pendidikan & Ilmu Pendidikan, LaksBang Media Tama, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana penting untuk membangun dan membentuk potensi-potensi alamiah yang ada dibenak setiap individu. Pendidikan juga merupakan sesuatu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan media strategis dalam meningkatkan kualitas sumber

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan media strategis dalam meningkatkan kualitas sumber 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan media strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan juga merupakan salah satu sarana untuk dapat mengembangkan potensi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh: PENGARUH INTENSITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah mempunyai tugas penting dalam menyiapkan siswa-siswi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah mempunyai tugas penting dalam menyiapkan siswa-siswi untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan tempat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Sekolah mempunyai tugas penting dalam menyiapkan siswa-siswi untuk kehidupan bermasyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan suatu proses pemuliaan diri yang di dalamnya terdapat tujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu kelompok masyarakat maupun bangsa sekalipun. Peradaban suatu

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu kelompok masyarakat maupun bangsa sekalipun. Peradaban suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Moral dalam kehidupan manusia memiliki kedudukan yang sangat penting. Nilai-nilai moral sangat diperlukan bagi manusia, baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota suatu

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian, pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan, penulis memperoleh beberapa temuan penelitian yang kemudian dijadikan dasar untuk menarik kesimpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah tumpuan sebuah bangsa menuju persaingan global. Di dalam pendidikan banyak aspek yang saling mempengaruhi satu sama lain, antara lain pemerintah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003, BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Kepemimpinan sebagai salah satu fungsi manajemen yang sangat penting untuk mencapai suatu tujuan organisasi. Penguasaan teori pengetahuan tentang kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh karena itu tentu pendidikan juga akan membawa dampak yang besar terhadap peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana untuk menjadikan seseorang atau individu menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dampak globalisasi yang terjadi saat ini membawa masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dampak globalisasi yang terjadi saat ini membawa masyarakat Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dampak globalisasi yang terjadi saat ini membawa masyarakat Indonesia melupakan pendidikan karakter bangsa. Padahal, pendidikan karakter merupakan suatu pondasi bangsa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah untuk merangsang manusia agar dapat

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah untuk merangsang manusia agar dapat I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah untuk merangsang manusia agar dapat mengembangkan potensi diri, sehingga dapat didayagunakan dalam kehidupan baik sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan karakter penting bagi bangsa Indonesia, karena untuk melahirkan generasi bangsa yang tangguh. Bung Karno menegaskan bahwa bangsa ini harus dibangun dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan terdiri dari tiga definisi yaitu secara luas, sempit dan umum.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan terdiri dari tiga definisi yaitu secara luas, sempit dan umum. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan terdiri dari tiga definisi yaitu secara luas, sempit dan umum. Definisi pendidikan secara luas (hidup) adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan bertujuan untuk menjadikan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan bertujuan untuk menjadikan manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum pendidikan bertujuan untuk menjadikan manusia seutuhnya yang bermanfaat bagi diri, keluarga, masyarakat dan bagi negaranya. Hal ini selaras dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bukan hanya dari potensi akademik melainkan juga dari segi karakter

I. PENDAHULUAN. bukan hanya dari potensi akademik melainkan juga dari segi karakter 1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Pendidikan di Indonesia bertujuan membentuk manusia yang berkualitas bukan hanya dari potensi akademik melainkan juga dari segi karakter individu, dan hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. jalur pendidikan formal, nonformal dan informal, karena dapat dijadikan satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. jalur pendidikan formal, nonformal dan informal, karena dapat dijadikan satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Proses pendidikan dapat dilakukan oleh semua elemen masyarakat melalui jalur pendidikan formal, nonformal dan informal, karena dapat dijadikan satu wahana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang MasalahPendidikan di Indonesia diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang MasalahPendidikan di Indonesia diharapkan dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang MasalahPendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan wahana pendidikan formal dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai peserta didik yang mampu melahirkan nilai-nilai pancasila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia sebagaimana tertuang dalam. Undang Undang No 2/1989 Sistem Pendidikan Nasional dengan tegas

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia sebagaimana tertuang dalam. Undang Undang No 2/1989 Sistem Pendidikan Nasional dengan tegas BAB I PENDAHULUAN I.I. Latar Belakang Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia sebagaimana tertuang dalam Undang Undang No 2/1989 Sistem Pendidikan Nasional dengan tegas merumuskan tujuan pada Bab II, Pasal

Lebih terperinci

Disusun Oleh: SRITOMI YATUN A

Disusun Oleh: SRITOMI YATUN A PENGEMBANGAN KARAKTER KREATIF DAN DISIPLIN PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus Kelas X Seni Lukis SMK Negeri 9 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015) NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan BAB I

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan BAB I IMPLEMENTASI KARAKTER BERSAHABAT DAN PEDULI SOSIAL PADA SISWA SMP (Studi Kasus pada Kegiatan Ekstrakurikuler Tari di SMP Negeri 1 Kalinyamatan Kabupaten Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015) NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas tentang : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Fokus Penelitian, Penegasan Istilah. A. Latar Belakang Di era globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya mencapai kedewasaan subjek didik yang mencakup segi intelektual, jasmani dan rohani, sosial maupun emosional. Undang-Undang Sisdiknas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Melalui pendidikan, seseorang dapat semakin berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Barnawi M Arifin, Strategi dan Kebijakan Pembelajaran Pendidikan Karakter, Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2013, hlm. 45.

BAB I PENDAHULUAN. Barnawi M Arifin, Strategi dan Kebijakan Pembelajaran Pendidikan Karakter, Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2013, hlm. 45. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fungsi sebuah pendidikan adalah untuk mengembangkan kemampuan dan watak anak bangsa yang bermartabat sesuai dengan ajaran agama, sebagaimana yang tertuang dalam

Lebih terperinci

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan pada hakekatnya merupakan usaha sadar dan terencana untuk memanusiakan manusia melalui pengembangan seluruh potensinya sesuai dengan yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha mewujudkan sumber daya manusia yang lebih baik. Pendidikan harus mampu dalam perbaikan dan pembaharuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah tertuang dalam fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional, yaitu Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

Lebih terperinci

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa Memahami Budaya dan Karakter Bangsa Afid Burhanuddin Kompetensi Dasar: Memahami budaya dan karakter bangsa Indikator: Menjelaskan konsep budaya Menjelaskan konsep karakter bangsa Memahami pendekatan karakter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kepribadian dan perilaku mereka sehari-hari. Krisis karakter yang

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kepribadian dan perilaku mereka sehari-hari. Krisis karakter yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis yang dialami bangsa Indonesia tidak hanya krisis ekonomi maupun politik, tapi lebih dari itu, bangsa kita tengah mengahadapi krisis karakter atau jati diri yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zaman selalu berubah setiap waktu, keadaan tidak pernah menetap pada suatu titik, tetapi selalu berubah.kehidupan manusia yang juga selalu berubah dari tradisional menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pada Pasal 3 menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH. Agus Munadlir Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Wates

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH. Agus Munadlir Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Wates PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH Agus Munadlir Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Wates (munadlir@yahoo.co.id) ABSTRAK Pendidikan di sekolah sampai saat kini masih dipercaya sebagai media yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang kehidupan. Hal ini menuntut adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sendiri. Namun, sangat disayangkan dari produksi yang ada mayoritas disisipi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sendiri. Namun, sangat disayangkan dari produksi yang ada mayoritas disisipi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang mampu memproduksi film sendiri. Namun, sangat disayangkan dari produksi yang ada mayoritas disisipi adegan-adegan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini ( PAUD ) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang sekolah dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing,

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, 1 I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik, melatih dan mengembangkan kemampuan siswa guna mencapai tujuan pendidikan nasional

Lebih terperinci

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM PERAN SEKOLAH SEBAGAI AGEN SOSIALISASI DALAM PEMBENTUKAN MORAL SISWA DI MAN 3 MAKASSAR Salmiah Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) peran sekolah sebagai agen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang mempunyai sikap dan pribadi yang kuat. Pendidikan mempunyai peran yang penting karena

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku manusia. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk menghasilkan sumber daya manusia sehingga terjadilah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter saat ini memang menjadi isu utama pendidikan, selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa. Dalam UU No 20 Tahun 2003

Lebih terperinci

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan berlangsung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan nasional memiliki tujuan untuk mencerdaskan dan. memiliki pengetahuan, keterampilan, sehat jasmani dan, rohani,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan nasional memiliki tujuan untuk mencerdaskan dan. memiliki pengetahuan, keterampilan, sehat jasmani dan, rohani, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional memiliki tujuan untuk mencerdaskan dan mengembangkan kehidupan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial tentu tidak mungkin bisa memisahkan hidupnya dengan manusia lain. Sudah bukan rahasia lagi bahwa segala bentuk kebudayaan, tatanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga mempunyai sifat konstruktif dalam hidup manusia. Karena itulah kita dituntut untuk mampu mengadakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dapat membawa perubahan kearah yang lebih maju. Untuk itu perlu

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dapat membawa perubahan kearah yang lebih maju. Untuk itu perlu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi informasi yang semakin pesat dapat membawa perubahan kearah yang lebih maju. Untuk itu perlu disiapkan Sumber Daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat. BAB I PENDAHULUAN A. Konteks penelitian Pendidikan merupakan wahana untuk membentuk manusia yang berkualitas, sebagaimana dalam undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan pasal 3, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah dalam mengatasi dekadensi moral. Dekadensi moral terjadi di kalangan pelajar, berupa meningkatnya

Lebih terperinci

ANALISIS EKTRAKULIKULER SENI TRADISIONAL REOG TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER KREATIF SISWA SMA NEGERI 2 KABUPATEN PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2014/2015

ANALISIS EKTRAKULIKULER SENI TRADISIONAL REOG TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER KREATIF SISWA SMA NEGERI 2 KABUPATEN PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ANALISIS EKTRAKULIKULER SENI TRADISIONAL REOG TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER KREATIF SISWA SMA NEGERI 2 KABUPATEN PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Eka Kristiyasari Abstrak Sekolah wajib mengadakan ekstrakulikuler

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang yang berada dalam lingkungan kehidupan tertentu. 1 Tingkah laku seseorang yang menggambarkan baik dan

Lebih terperinci

PERAN GURU DALAM MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR 1

PERAN GURU DALAM MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR 1 PERAN GURU DALAM MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR 1 Fauzatul Ma rufah Rohmanurmeta 2 IKIP PGRI Madiun ABSTRAK Salah satu kewajiban utama yang harus dijalankan oleh guru kepada peserta didik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi generasi penerus perjuangan bangsa ini.

BAB I PENDAHULUAN. bagi generasi penerus perjuangan bangsa ini. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam era globalisasi. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut peningkatan mutu pendidikan yang lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan akan berlangsung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang.

I. PENDAHULUAN. karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membangun banyak ditentukan oleh kemajuan pendidikan. secara alamiah melalui pemaknaan individu terhadap pengalaman-pengalamannya

BAB I PENDAHULUAN. membangun banyak ditentukan oleh kemajuan pendidikan. secara alamiah melalui pemaknaan individu terhadap pengalaman-pengalamannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Setiap bentuk aspek kehidupan manusia baik pribadi, keluarga, kelompok maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini proses pembelajaran hendaknya menerapkan nilai-nilai karakter.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini proses pembelajaran hendaknya menerapkan nilai-nilai karakter. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini proses pembelajaran hendaknya menerapkan nilai-nilai karakter. Hal tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan karakter di Indonesia. Pendidikan

Lebih terperinci