BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka
|
|
- Sudomo Hermanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka 1. Tinjauan Studi Terdahulu Penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan aspek pandangan yaitu pada tahun 2000 oleh Chatarina dari Fakultas Ilmu Budaya UGM berupa tesis berjudul Aspek-aspek Linguistis Pengungkapan Pandangan Masyarakat Lewolema terhadap Kesehatan. Tesis ini merupakan inspirasi bagi peneliti. Tesis tersebut mengkaji pandangan masyarakat Lewolema terhadap kesehatan yang ditempuh dengan tiga ranah semantik dasar. Penelitian Chatarina ini membahas pandangan sehat, pandangan sakit dan pandangan penyembuhan. Chatarina pertama-tama menjelaskan konsep sakit, sehat, dan penyembuhannya secara linguistik, setelah itu dihubungkan dengan budaya yang ada di Lewolema. Selain Tesis Chatarina, ditemukan pula skripsi mahasiswa Sastra Daerah Fakultas Ilmu Budaya UNS tahun 2008 yang berjudul Istilah-istilah Unsurunsur Sesaji dalam Tradisi Bersih Desa Gondang, Kecamatan Gondang, Kabupaten Sragen oleh Watari dan Istilah-istilah Upacara Jamasan Pusaka di Waduk Gajah Mungkur Wonogiri oleh Fauza. Skripsi ini mengkaji istilah menggunakan monofemis, polifermis, frasa, makna leksikal, makna gramatikal, dan makna kultural. penulis membagi kajian ini menjadi tiga yaitu bentukbentuk istilah sesaji, makna leksikal unsur-unsur sesaji dan makna kultural dari sesaji tersebut. Kedua skripsi tersebut hanya mengkaji dari sisi linguistik belum 1
2 dihubungkan dengan budaya yang ada di tempat penelitian. Hal ini belum sesuai dengan maksud dari etnolinguistik. Selain penelitian etnolinguistik dari mahasiswa Sastra Daerah, peneliti juga menemukan penelitian yang dilakukan mahasiswa Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya UGM, tahun 2012, skripsi berjudul Nama Makanan Kecil dalam Bahasa Jawa: Sebuah Kajian Etnolinguistik disusun oleh Sari. Skripsi ini mengkaji nama makanan kecil dalam bahasa Jawa. Makanan kecil ini difokuskan pada jajanan pasar. Skripsi ini belum menghubungkan etnologi dan linguistik, tetapi masih memisahkan antara linguistik dan etnologi. Pengkajian linguistik dilakukan dengan cara menjelaskan pengertian jajanan pasar seperti arem-arem, apem, srabi, dan clorot, serta mengelompokkan jajanan pasar berdasarkan bahan dasarnya menggunakan morfologi dan semantik. Sementara untuk etnologi hanya dijelaskan dari segi budaya seperti kepercayaan dalam makanan, status sosial yang berhubungan dengan makanan, kreatifitas dalam pengolahan jajanan pasar, selera makanan, keunikan makanan. Skripsi ini belum sesuai dengan etnolinguistik karena belum menggabungkan etnologi dengan linguistik. Penelitian lainnya yang dilakukan mahasiswa Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya UNS, tahun 2014, skripsi berjudul Aspek-aspek Lingual Pengungkap Pandangan Masyarakat Karangbolong dan Karangduwur terhadap Ritual Pengunduhan Sarang Burung Lawet Kajian Etnolinguistik oleh Maharani. Skripsi ini mendeskripsikan aspek-aspek lingual (kata, frasa, kalimat), satuan lingual berdasarkan konteks sosial dan budaya, dan wacana yang menjadi pengungkap pandangan masyarakat Karangbolong dan 2
3 Karangduwur terhadap ritual pengunduhan sarang burung lawet. Penelitian Haniffah ini mengkaji aspek-aspek lingual mantra dan sambutan-sambutan pada saat ritual pengunduhan sarang burung Lawet, skripsi ini juga mendeskripsikan pandangan masyarakat Karangbolong dan Karangduwur terhadap ritual pengunduhan sarang burung lawet dari bahasa yang digunakan. Skripsi ini sesuai dengan etnolinguistik karena sudah menggabungkan linguistik dengan etnologi. Pengkajian etnolinguistik skripsi tersebut yaitu menjelaskan aspek-aspek lingual berupa kata, frasa, kalimat, dan satuan lingual terdapat pada mantra dan sambutan-sambutan yang menjadi pengungkap pandangan masyarakat dengan menggunakan semantik. Satuan lingual yang telah dijelaskan itu kemudian dihubungkan dengan konteks sosial dan budaya yang ada di Desa Karangbolong dan Karangduwur. Selain penelitian berupa skripsi, Penulis juga menemukan penelitian yang berhubungan dengan RBDM yang berupa tugas akhir (TA) oleh Priabada yang berjudul Potensi dan Pengembangan Wisata Budaya Mandhasiya di Tawangmangu. Penelitian ini menitikberatkan pada sejarah adanya RBDM, Potensi upacara adat Mandhasiya, pengembangan obyek wisata budaya Mandhasiya, dan kendala pengembangan obyek wisata Mandhasiya. Pada TA Priabada terdapat data-data tentang RBDM yaitu sejarah adanya ritual bersih desa Mandhasiya lengkap dengan tata cara dan urut-urutan pelaksanaan RBDM. Sealin TA milik Dimas Priabada peneliti juga menemukan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Program Pasca Sarjana UNS oleh Purwanto, dkk yang berjudul Mondosio Relevansinya dengan Kebudayaan dan Lingkungan. 3
4 Penelitian ini dilakukan di dua desa yaitu Blumbang dan Pancot. Penelitian ini membahas relevansi Mondosio dengan kebudayaan, Mondosio dengan lingkungan, dan Mondosio dengan kebudayaan dan lingkungan. Penelitian ini membantu peneliti dalam melengkapi data skripsi. Penulis juga menemukan penelitian yang dilakukan Dosen Ilmu Sejarah FIB UNS oleh Agus berjudul Tradisi Lisan pada Upacara Tradisi Bersih Desa Mandhasia di Tawangmangu Karanganyar Jawa Tengah. Penelitian ini mendeskripsikan cerita di balik adanya RBDM dan penelitian ini difokuskan pada pendeskripsian urutan diselenggarakannya RBDM. Penelitian ini membantu peneliti dalam melengkapi data skripsi. 2. Landasan Teori Duranti menyatakan, antropologi linguistik (linguistic anthrapalogy) dan linguistik antropologi (anthrapalogical linguistic) adalah ilmu yang berbeda. hal ini terlihat pada pendapatnya I will suggest that the difference between the names linguistic anthrapalogy and anthrapalogical linguistic has to do with different histories, professional identities, and theoretical interests artinya menurut pendapat saya perbedaan antropologi linguistik dan linguistik antropologi berkenaan dengan perbedaan sejarah, identitas profesional, dan kepentingan teoretis (Duranti, 2001:2). Selain itu, Duranti juga memaparkan antropologi linguistik yang merupakan salah satu dari banyaknya disiplin ilmu yang didedikasikan untuk peran ilmu bahasa dan pada bidang lain antropologi linguistik berperan dalam membentuk kehidupan sosial para individu dan masyarakat (2001:1). Berdasarkan uraian tersebut antropologi linguistik bukanlah sinonim dari 4
5 linguistik antropologi. Guna memahami dua konsep tersebut, dipaparkan konsep-konsep teoretis dan istilah-istilah berkaitan. a. Pengertian Etnolinguistik Banyak ahli yang mengemukakan pendapatnya mengenai etnolinguistik. Di bawah ini akan dijelaskan tentang etnolinguistik. Menurut Widiarto, istilah etnolinguistik atau antropologi linguistik yaitu suatu ilmu yang asal mulanya bersangkutan erat dengan ilmu antropologi. Seiring dengan berjalannya waktu, antrapalinguistik atau etnolinguistik meneliti bahasa-bahasa suku bangsa yang masih sederhana (primitif) dan belum ditulis, yang artinya berbentuk bahasa lisan (2000:4-5). Antropolinguistik menurut Sibarani adalah cabang linguistik yang mempelajari variasi dan penggunaan bahasa dalam hubungannya dengan perkembangan waktu, perkembangan tempat komunikasi, sistem kekerabatan, pengaruh kebiasaan etnik, kepercayaan, etika berbahasa, adat istiadat,, dan polapola kebudayaan lain dari suku bangsa (2004:50). Ahimsa berpendapat bahwa istilah etnolinguistik muncul ketika para ahli melakukan penelitian lapangan dengan lebih serius dan professional pada awal abad 20. Penelitian lapangan ini di pelapari oleh ahli antropologi Inggris, Bronislaw Malinowski di Pulau Trobiand. Malinowski tinggal dengan orang Trobiand selama dua tahun lebih. Malinowski hidup dengan orang-orang Trobiand dan belajar bahasa mereka agar dapat bercakap-cakap dan mengetahui budaya serta pandangan hidup mereka dengan baik Kelahiran etnolinguistik sangat erat hubungannya dengan hipotesis Sapir-Whorf, Hipotesis ini dikembangkan oleh Benyamin L. Whorf. Whorf 5
6 berpendapat bahwa cara orang memandang, memahami, serta menjelaskan berbagai macam gejala atau peristiwa yang dihadapinya, sebenarnya sangat dipengaruhi bahasa yang digunakannya. Bahasa yang dimiliki oleh masyarakat, tanpa disadari mempengaruhi cara masyarakat tersebut memandang lingkungannya (1997:2-3). Menurut Kooij dan S. C. Dik, selain hipotesis Sapir-Whorf, terdapat pandangan lain bahwa bahasa itu menunjukkan bangsa, maksud budaya dan kekayaan budaya suatu kelompok etnik tertentu tersusun di dalam bahasanya khususnya leksikon, misalnya masyarakat Indonesia yang tergolong agraris memiliki leksikal yang berkaitan dengan padi, beras, nasi, menir, dan lain sebagainya. Etnolinguistik atau linguistik antropologi ialah nama bagi telaah hubungan antara bahasa, masyarakat, dan kebudayaan (1994:50). b. Kajian Etnolinguistik Menurut Ahimsa etnolinguistik dapat dikaji menjadi dua golongan, yaitu pertama, kajian linguistik yang memberikan sumbangan bagi etnologi. Sumbangan itu berupa pandangan hidup suatu masyarakat yang tercermin dari bahasa mereka. Selain tentang pandangan hidup, kajian tentang bahasa dan maknanya akan memungkinkan kita mengetahui cara memandang kenyataan yang ada di kalangan pendukung bahasa yang kita teliti, artinya kita dapat mengetahui dimensi-dimensi kenyataan mana yang mereka anggap penting dan relevan dalam kehidupan mereka, dan dari sini kita dapat merngetahui tempat unsure kenyataan tertentu dalam kehidupan mereka. Bahasa juga mencerminkan struktur yang ada dalam pemikiran manusia, walaupun belum atau bukan merupakan keseluruhan struktur. Dari struktur pemikiran ini kita dapat 6
7 memgetahui perubahan dalam masyarakat. Perubahan dalam masyarakat dapat diketahui dari frekuensi penggunaan suatu kata dalam kehidupan sehari-hari dan juga dari bertambah atau berkurangnya kosa kata yang ada dalam suatu bahasa. Kajian kedua menurut Ahimsa yaitu kajian etnologi yang memberikan sumbangan untuk linguistik. Sumbangan tersebut berkaitan dengan sejarah kebudayaan suatu suku bangsa yang direkontruksi oleh seorang ahli antropologi yang akan bermanfaat bagi seorang ahli bahasa yang tertarik pada persebaran bahasa dan sejarah persebaran tersebut. Dari sejarah kebudayaan itu kita dapat mengetahui kebudayaan yang hidup dalam masyarakat, melalui kebudayaan itu akan lebih mudah untuk mengetahui makna kebahasaan. Konteks kebahasaan yang terkait erat dengan konteks sosial budaya masyarakat pemilik bahasa sangat beragam, dan seorang ahli bahasa tidak selalu mampu menggali berbagai dimensi semantis dari suatu kata (1997:4-9). Ahimsa juga menjelaskan bahwa dari sejarah kebudayaan dapat diketahui kebudayaan yang ada dalam masyarakat. Kebudayaan tidak dapat dilepaskan dari bahasa, inilah asal muasal etnolinguistik. Untuk meneliti bahasa yang ada di masyarakat, tidak dapat dilepaskan dari budaya masyarakat tersebut. Melalui budaya kita dapat mengetahui makna bahasa. Hal ini penting dalam studi bahasa yaitu semantik atau studi mengenai makna-makna yang ada dalam sebuah bahasa (1997-9). Para ahli bahasa sering kali mampu menyusun suatu kamus yang berisi kata bahasa asing-nasional maupun lokal dengan lengkap, tetapi tidak banyak yang mampu menyusun suatu kamus dengan kata-kata dan makna yang lengkap karena suatu kata seringkali mempunyai makna yang berbeda-beda, yang 7
8 ditentukan oleh konteks di mana kata tersebut muncul dengan konteks sosial budaya masyarakat pemilik bahasa tersebut, sangat beraneka ragam, dan ahli bahasa tidak selalu mampu menggali berbagai dimensi semantis dari suatu karena memerlukan penelitian lapangan dengan waktu yang cukup lama. Dalam konteks ini etnologi dapat memberikan sumbangan pada linguistik (Ahimsa, 1997:9-10). c. Masyarakat Bahasa Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat-istiadat yang bersifat kontinyu dan terikat oleh rasa identitas bersama (Koentjaraningrat, 1990: ). Menurut Poerwadarminta, masyarakat merupakan pergaulan hidup, sehimpunan orang yang hidup bersama di suatu tempat dengan ikatan-ikatan atau aturan tertentu. Dapat dikatakan bahwa masyarakat merupakan sekelompok manusia yang hidup bersama untuk berinteraksi dalam suatu aturan yang bersifat kontinyu (1976:636). Masyarakat yang menggunakan bahasa yang relatif sama dan penilaian yang sama terhadap norma-norma serta pemakaian bahasa yang dipergunakan dalam suatu masyarakat itu, dapat dikatakan dengan masyarakat bahasa. Masyarakat bahasa di dalam KBB1 mempunyai arti kelompok yang mempunyai bahasa yang sama atau yang merasa termasuk dalam kelompok itu, atau yang berpegang pada bahasa yang sama (2007:721). Chaer menjelaskan bahwa masyarakat bahasa adalah sekelompok orang yang merasa menggunakan bahasa yang sama (2007:59-60). 8
9 Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa masyarakat bahasa adalah masyarakat yang hidup berdampingan dan menggunakan bahasa yang sama dalam berkomunikasi atau setidak-tidaknya dapat dipahami antara satu dan lainnya. d. Hubungan Bahasa dan Kebudayaan Sibarani menjelaskan hubungan bahasa dan kebudayaan, bahasa berperan sebagai alat atau sarana kebudayaan, baik untuk perkembangan, transmisi maupun pengiventarisannya. Pengembangan konsep-konsep budaya selalu digunakan dengan bantuan bahasa. Pola pikir, tingkah laku, adat istiadat, dan unsur kebudayaan lainnya hanya bisa disampaikan dan diterangkan melalui bahasa. Bahasa ini sebagai sarana ekspresi nilai-nilai budaya yang mana bahasa berfungsi sebagai jalur penerus kebudayaan. Selain itu, bahasa sebagai suatu sistem komunikasi merupakan wujud kebudayaan yang termasuk sistem sosial yang mendasari tindakan berpola manusia. Bahasa merupakan bagian dari kebudayaan. Bahasa dimasukkan sebagai unsur kebudayaan karena hakikatnya bahasa mengikuti kebudayaan. Bahasa merupakan hasil kebudayaan, artinya bahasa yang digunakan atau diucapkan oleh suatu kelompok masyarakat adalah suatu refleksi atau cermin keseluruhan kebudayaan masyarakat tersebut (2004:57-62). Sibarani juga mengemukakan bahwa bahasa selain bagian dari kebudayaan juga merupakan hasil dari kebudayaan. Hal ini terlihat pada pelaksanaan upacara ritual dalam suatu kebudayaan tertentu, misalnya, selalu ada interaksi manusia yang membutuhkan komunikasi dan juga ada ungkapan ritual, yang masing- 9
10 masing menggunakan bahasa. Peristiwa budaya semacam ini akan menghasilkan bahasa (2004:62). e. Makna Subroto berpendapat bahwa makna adalah arti yang dimiliki oleh sebuah kata (baca: leksem) karena hubungannya dengan makna leksem lain dalam bentuk tuturan (2011:23), sedangkan makna dalam kamus linguistik adalah (1) maksud pembicara, (2) pengaruh satuan bahasa dalam pemahaman persepsi atau perilaku manusia atau kelompok manusia, (3) hubungan dalam arti kesepadanan atau ketidaksepadanan antara bahasa dan alam diluar bahasa atau antara ujaran dan semua hal yang ditunjuknya, (4) cara menggunakan lambang-lambang. Ada beberapa jenis makna, peneliti akan menggunakan makna leksikal, makna gramatikal, dan makna kultural (2008:148). Menurut Kridalaksana, makna leksikal adalah makna unsur-unsur bahasa sebagai lambang benda, peristiwa, dan lain-lain; makna leksikal ini dipunyai unsur-unsur bahasa lepas dari penggunaanya atau konteksnya (2001:133). Pengertian makna leksikal dalam penelitian ini tidak terbatas pada tataran kata tetapi dalam tataran kata, frasa, maupun kalimat. Makna leksikal merupakan makna kata yang berdiri sendiri tanpa adanya imbuhan atau turunan. Terakhir, makna kultural menurut Subroto (1998) semantik kultural adalah makna yang dimiliki bahasa sesuai dengan konteks budaya penuturnya (dalam Abdullah, 2013:94). Semantik adalah subdisiplin linguistik yang membicarakan makna. Dengan kata lain semantik berobjekkan makna (Pateda, 2001:7). Jadi semantik kultural sama dengan makna kultural. Abdullah juga menjelaskan bahwa dalam memahami makna kultural dari ekspresi verbal dan nonverbal 10
11 masyarakat yaitu untuk mengetahui pandangan hidup, pandangan dunia, serta pola pikir (2013:94). 11
12 B. Kerangka Pikir Kerangka pikir adalah sebuah cara kerja yang dilakukan peneliti untuk menyelesaikan permasalahan yang akan diteliti. Kerangka pikir yang berkaitan dengan penelitian ini digambarkan dengan bagan dibawah ini. Bahasa Masyarakat Pancot Kalisoro Tawangmangu Masyarakat Pancot Kalisoro Tawangmangu Satuan Lingual dalam RBDM Analisis Etnolinguistik Aspek-Aspek Lingual dalam RBDM Pandangan Masyarakat Pancot dalam RBDM 1. Kata 2. Frasa 3. Kalimat Prosesi RBDM Perlengkapan sesaji dan peralatan RBDM Prosesi RBDM Sistem Kepercayaan Mantra, Doa dan Ungkapan Pantangan 12
13 Bagan di atas menggambarkan objek penelitian adalah bahasa masyarakat Pancot dalam RBDM. Sumber data penelitian adalah masyarakat Pancot, Kelurahan Kalisoro, Kecamatan Tawangmangu, dan Kabupaten Karanganyar. Data yang didapatkan dari sumber data berupa satuan lingual dalam RBDM yang berupa data lisan dan data tulis kemudian dari data yang didapat, penulis melakukan analisis menggunakan pendekatan etnolinguistik untuk menjawab masalah yang ada, yaitu bagaimanakah aspek-aspek lingual dalam RBDM? dan bagaimanakah pandangan masyarakat Pancot dalam RBDM? Setelah dilakukan pengkajian, dari satuan lingual dalam RBDM ditemukan kata, frasa, dan kalimat. Satuan lingual tersebut ditentukan artinya dan ditemukan fungsi satuan lingual dalam pemakaianya untuk mengetahui pandangan masyarakat Pancot. Sementara dari pandangan masyarakat Pancot ditemukan prosesi RBDM, perlengkapan RBDM, sistem kepercayaan, mantra dan doa, dan pantangan saat menjalankan RBDM. 13
14 14
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sekarang ini menjadi suatu kebutuhan primer yang wajib dipenuhi. Pendidikan yang dimaksudkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sekarang ini menjadi suatu kebutuhan primer yang wajib dipenuhi. Pendidikan yang dimaksudkan bukan hanya pendidikan formal atau semiformal seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ritual bersih desa Mandhasiya (yang selanjutnya disebut RBDM) merupakan ritual bersih desa yang dilaksanakan setiap tujuh bulan sekali pada Wuku Mandhasiya (terdapat
Lebih terperinciPENGUNGKAP PANDANGAN MASYARAKAT
ASPEK-ASPEK LINGUAL PENGUNGKAP PANDANGAN MASYARAKAT KARANGBOLONG DAN KARANGDUWUR TERHADAP RITUAL PENGUNDUHAN SARANG BURUNG LAWET: Kajian Etnolinguistik SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan
Lebih terperinciBAB II KONSEP LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat Melayu Sakai di Desa Kesumbo Ampai : Kajian Antropolinguistik.
BAB II KONSEP LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan diuraikan konsep, landasan teori, dan tinjauan pustaka yang akan digunakan dalam penelitian Leksikon dalam pengobatan tradisional masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dita Marisa, 2013
BAB I PENDAHULUAN Dalam bagian ini akan diuraikan, latar belakang penelitian, masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi penulisan. Adapun uraiannya sebagai berikut.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ungkapan adalah aspek fonologis atau grafemis dari unsur bahasa yang mendukung makna. Bahasa bersifat abstrak, bahasa itu adanya hanya dalam pemakaian (Sudaryanto,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perhatian dan daya tarik wisatawan mancanegara maupun wisatawan. sekaligus peningkatan perekonomian masyarakat Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keindahan alam Indonesia dengan beraneka ragam etnik dan keunikan budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sejak dulu menjadi perhatian dan daya tarik wisatawan mancanegara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap masyarakat pemakai bahasa memiliki kesepakatan bersama mengenai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap masyarakat pemakai bahasa memiliki kesepakatan bersama mengenai bahasa yang dituturkannya. Namun, seiring dengan berjalannya waktu kesepakatan itu pun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam lagi bahasa tercakup dalam kebudayaan. Bahasa menggambarkan cara berfikir
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa dan kebudayaan merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Bahasa selalu menggambarkan kebudayaan masyarakat yang bersangkutan; lebih dalam lagi bahasa
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses atau apa pun yang ada di luar
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses atau apa pun yang ada di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Herskovits dan Malinowski (Wilson, 1989: 18) mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah salah satu identitas sebuah bangsa demikian juga halnya dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti bahasa Indonesia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk, memiliki berbagai suku, ras, bahasa dan kebudayaan yang diwariskan secara turun-temurun oleh nenek moyang. Adanya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIK
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIK 2.1 Teori-Teori Yang Relevan Dengan Variabel Yang Diteliti 2.1.1 Pengertian Semantik Semantik ialah bidang linguistik yang mengkaji hubungan antara tanda-tanda
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
102 BAB V SIMPULAN DAN SARAN Penelitian ini membahas penggunaan leksikon Arab dalam bahasa Sunda yang dituturkan masyarakat adat Kampung Dukuh dengan menggunakan perspektif etnolinguistik.. Temuan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan ciri yang paling khas manusia yang membedakan dengan makhluk-makhluk lain. Dengan bahasa manusia dapat mengadakan komunikasi, sebab bahasa adalah alat
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan. Akan tetapi penelitian tentang interferensi bahasa telah banyak dilakukan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Relevan Sebelumnya Kajian tentang penggunaan bahasa Suwawa khususnya di lingkungan masyarakat Kecamatan Bone Raya Kabupaten Bone Bolango belum pernah dilakukan. Akan tetapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri (Kridalaksana,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zenitha Vega Fauziah, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengindentifikasi diri (KBBI, 2008:
Lebih terperinci2015 ANALISIS LEKSIKON ARAB DALAM BAHASA SUNDA PADA TAUSIYAH UPACARA ZIARAH MASYARAKAT ADAT KAMPUNG DUKUH
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah bahasa dan etnis terbanyak di dunia. Lebih dari 700 bahasa dituturkan di Indonesia oleh beragam etnis yang berbeda-beda.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa adalah sebuah sistem lambang bunyi yang bersifat arbitrer yang digunakan oleh masyarakat umum dengan tujuan berkomunikasi. Dalam ilmu bahasa dikenal dengan
Lebih terperinciANALISIS WACANA CELATHU BUTET PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN DARI SEGI KULTURAL, SITUASI, SERTA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI
ANALISIS WACANA CELATHU BUTET PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN DARI SEGI KULTURAL, SITUASI, SERTA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi, manusia dapat memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan kita. Bahasa sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan kita. Bahasa sebagai alat berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain. Adalah suatu kenyataan bahwa manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nurshopia Agustina, 2013
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai makhluk sosial, orang Sunda dapat mengembangkan jenis-jenis khas yang menarik yaitu mengembangkan macam-macam agroekosistem seperti berladang, bercocok tanam,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ismi Nurul Huda, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa mengambarkan budaya masyarakat penuturnya karena dalam kegiatan berbudaya, masyarakat tidak pernah lepas dari peranan bahasa. Bahasa disebut juga sebagai hasil
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya dengan etniknya. Penanda etnik di
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya dengan etniknya. Penanda etnik di antaranya bahasa, pakaian, kesenian, dan ciri fisik. Bahasa, pakaian (termasuk dalam sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. Cabang-cabang itu diantaranya adalah fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, pragmatik,
Lebih terperinci2015 FENOMENA PENGGUNAAN NAMA-NAMA UNIK PADA MAKANAN DI BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini diuraikan latar belakang masalah, masalah penelitian yang meliputi pengidentifikasian masalahah, pembatasan masalah, dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam teori semantik, atau dengan perkataan lain, membahas segala aspek makna
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pragmatik adalah telaah mengenai segala aspek makna yang tidak tercakup dalam teori semantik, atau dengan perkataan lain, membahas segala aspek makna ucapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sistem simbol bunyi bermakna dan berartikulasi oleh alat ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi oleh sekelompok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sembilan kabupaten dan satu kota madya. Bengkulu memiliki banyak suku dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bengkulu merupakan salah satu provinsi pemekaran dari SUMBAGSEL (Sumatra bagian selatan) 1. Provinsi Bengkulu terletak di barat provinsi Sumatra Selatan, utara provinsi
Lebih terperinciPENANDA KOHESI SUBSITUSI PADA WACANA KOLOM TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA BULAN AGUSTUS 2009 SKRIPSI
PENANDA KOHESI SUBSITUSI PADA WACANA KOLOM TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA BULAN AGUSTUS 2009 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan kekacauan pada tindak berbahasa. Salah satu contoh penggunaan bentuk bersinonim yang dewasa ini sulit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan salah satu cara manusia berinteraksi dengan orang lain yang biasa disebut interaksi sosial. Interaksi sosial ini dapat mengungkapkan perasaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. diri bangsa. Wujud budaya yang terdiri atas ide, benda, dan aktivitas khususnya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Batik adalah budaya Indonesia yang menjadi salah satu ciri khas dan jati diri bangsa. Wujud budaya yang terdiri atas ide, benda, dan aktivitas khususnya yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia lain dalam kehidupan sehari-harinya. Untuk melakukan interaksi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang memerlukan interaksi dengan manusia lain dalam kehidupan sehari-harinya. Untuk melakukan interaksi tersebut, manusia memerlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk, baik secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk, baik secara sosial, budaya, maupun linguistik. Berdasarkan aspek linguistik, masyarakat Indonesia merupakan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dapat terjalin dengan baik karena adanya bahasa. Bahasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi dapat terjalin dengan baik karena adanya bahasa. Bahasa merupakan suatu alat yang digunakan untuk menyampaikan maksud, gagasan atau suatu ide yang ditujukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. arbitrer yang digunakan oleh suatu anggota masyarakat untuk bekerja sama,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah salah satu bentuk perwujutan peradaban dan kebudayaan manusia. Dalam kamus linguistik, bahasa adalah satuan lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Membicarakan mantra dalam ranah linguistik antopologi tidak akan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Membicarakan mantra dalam ranah linguistik antopologi tidak akan terlepas dari gambaran akan bahasa dan budaya penuturnya. Peran bahasa sangatlah penting dalam kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh suku, daerah dan bangsa dalam bersosial. Tanpa adanya bahasa, komunikasi antar manusia akan terhambat. Manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa daerah bagi penuturnya telah mendarah daging karena tiap hari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa daerah bagi penuturnya telah mendarah daging karena tiap hari digunakan. Oleh karena itu tidak heran apabila bahasa daerah yang kita kenal pada saat ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu sistem yang dibutuhkan bagi manusia untuk dapat saling berkomunikasi satu sama lain. Bahasa menyampaikan pesan, konsep, ide, perasaan atau pemikiran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosialnya. Manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Manusia membutuhkan bantuan orang lain untuk melangsungkan kehidupannya. Bahasa sangat penting untuk melakukan
Lebih terperinciDAFTAR SINGKATAN DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... i PRASYARAT GELAR... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS... iv PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT... v UCAPAN TERIMA KASIH... vi ABSTRAK... viii ABSTRACT...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dengan manusia yang lain. Kebutuhan akan bahasa sudah jauh sebelum manusia mengenal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat keterampilan berbahasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat keterampilan berbahasa yaitu mendengar, berbicara, membaca, dan menulis. Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam kelangsungan hidupnya manusia selalu membutuhkan orang lain untuk hidup bersama. Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa jurnalistik merupakan ragam bahasa tersendiri yang dipakai dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa menjadi bagian penting bagi manusia secara mayoritas dan menjadi milik masyarakat pemakainya. Salah satu aplikasi bahasa sebagai alat komunikasi adalah penggunaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemajuan teknologi komunikasi menyebabkan generasi mudah kita terjebak dalam koptasi budaya luar. Salah kapra dalam memanfaatkan teknologi membuat generasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia hampir tidak dapat terlepas dari peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia memerlukan sarana untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki sistem fonologi dan tata bahasanya sendiri, yang membedakannya dari bahasa lain. Oleh karena itu, masyarakat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap bahasa memiliki sistem fonologi dan tata bahasanya sendiri, yang membedakannya dari bahasa lain. Oleh karena itu, masyarakat pemakai bahasa membutuhkan satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. alam pikiran sehingga terwujud suatu aktivitas. dalam pikiran pendengar atau pembaca.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi sehari-hari oleh para penuturnya. Bahasa merupakan sesuatu yang sangat penting dalam proses berpikir maupun dalam kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lambang bahasa untuk menggambarkan objek, konsep, proses, dan sebagainya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penamaan, menurut Kridalaksana (2008:160), merupakan proses pencarian lambang bahasa untuk menggambarkan objek, konsep, proses, dan sebagainya. Proses ini biasanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu dengan yang lainnya, yang kemudian disebut dengan komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sebagai alat komunikasi memiliki peranan yang sangat besar dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai alat komunikasi memiliki peranan yang sangat besar dalam kehidupan manusia. Hampir tidak ada kegiatan manusia yang berlangsung tanpa kehadiran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut sengaja dipadukan pengarang dan dibuat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu bentuk karya sastra berupa novel. Novel dibangun melalui beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut sengaja dipadukan pengarang dan dibuat mirip dengan dunia nyata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek pengajaran yang sangat penting, mengingat bahwa setiap orang menggunakan bahasa Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi menggunakan simbol-simbol vokal
2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sarana komunikasi yang paling penting sesama masyarakat adalah bahasa. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi dengan manusia lain. Bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidur sampai tidur lagi, bahkan bermimpi pun manusia berbahasa pula.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu budaya manusia yang sangat tinggi nilainya karena dengan bahasa manusia dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat sekitar. Dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Sesuai dengan judulnya, penelitian ini dilakukan di Kampung Adat Cikondang. Kampung Adat Cikondang secara administratif terletak di Kecamatan Pangalengan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam interaksi manusia. Bahasa dapat digunakan manusia untuk menyampaikan ide, gagasan, keinginan, perasaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seseorang dapat bertutur dengan bahasa tertentu secara tiba-tiba dalam situasi penuturan baik bersifat formal maupun yang bersifat informal. Mengganti bahasa diartikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial perlu untuk berinteraksi untuk bisa hidup berdampingan dan saling membantu. Bahasa merupakan alat yang digunakan manusia untuk berinteraksi
Lebih terperinciKONSEP HIDUP DAN MATI DALAM LEKSIKON KHAUL BUYUT TAMBI (KAJIAN ETNOLONGUISTIK DI INDRAMAYU)
KONSEP HIDUP DAN MATI DALAM LEKSIKON KHAUL BUYUT TAMBI (KAJIAN ETNOLONGUISTIK DI INDRAMAYU) Nurul Purwaning Ayu Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, FPBS, Universitas Pendidikan Indonesia Surel:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem lambang bunyi yang bermakna dan dihasilkan oleh alat ucap manusia (Keraf, 2004:1), sedangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, dunia perfilman telah mengalami perkembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring berjalannya waktu, dunia perfilman telah mengalami perkembangan yang pesat saat ini. Film juga telah memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat. Selain
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi, digunakan baik sebagai bahasa pengantar sehari-hari ataupun bahasa pengantar di lingkungan formal seperti bahasa pengantar sekolah,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi manusia dalam berinteraksi di lingkungan sekitar. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan kita. Hal ini harus benar-benar
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. kaitannya dengan penelitian yang dilakukan. Kajian pustaka adalah langkah yang
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka berisi beberapa hasil-hasil penelitian terdahulu yang ada kaitannya dengan penelitian yang dilakukan. Kajian pustaka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak terlepas dengan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak terlepas dengan manusia yang lain. Ia selalu berhubungan dengan orang lain dalam memenuhi kebutuhannya. Hubungan ini dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komunikator kepada komunikan. Pesan tersebut dapat berupa pikiran, ide,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan manusia terjadi interaksi satu sama lain. Proses interaksi tersebut terjadi karena adanya komunikasi antar sesama anggota masyarakat. Komunikasi merupakan
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI,
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep merupakan gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. tentang pemertahanan bahasa Bali di Universitas Airlangga, dan pemertahanan
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian yang Relevan Sebelumnya Penelitian yang mengangkat masalah Pemertahanan Bahasa Bali belum ada yang melakukan di daerah Gorontalo, namun peneliti menemukan di internet
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan tanggapannya terhadap alam sekitar atau peristiwa-peristiwa yang dialami secara individual atau secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan yang arbitrer yang dipakai oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan yang arbitrer yang dipakai oleh anggota suatu masyarakat bahasa untuk berkomunikasi dan berinteraksi antara sesamanya, berlandaskan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang dibuat dengan bahan alami secara tradisional (Agoes, Azwar H:
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengobatan tradisional merupakan pengobatan yang menggunakan obatobatan yang dibuat dengan bahan alami secara tradisional (Agoes, Azwar H: 1992). Obat ini merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. segala bentuk gagasan, ide, tujuan, maupun hasil pemikiran seseorang kepada orang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat vital yang dimiliki oleh manusia dalam mengekspresikan segala bentuk gagasan, ide, tujuan, maupun hasil pemikiran seseorang kepada orang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nani Astuti, 2013
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa dan masyarakat merupakan dua unsur yang tidak dapat dipisahkan. Bahasa akan selalu berhubungan dengan masyarakat penutur begitu pula sebaliknya, masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Linguistik, semantik adalah bidang yang fokus mempelajari tentang makna baik yang berupa text
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh manusia dalam kehidupan seharihari. Ketika berbahasa ada bentuk nyata dari pikiran yang ingin disampaikan kepada mitra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebudayaan merupakan warisan nenek moyang yang mengandung nilainilai kearifan lokal. Usaha masyarakat untuk menjaga kebudayaan melalui pendidikan formal maupun nonformal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aprilia Marantika Dewi, 2013
BAB I PENDAHULUAN Dalam bagian ini diuraikan (1) latar belakang, (2) masalah, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, dan (5) struktur organisasi penulisan. Adapun uraiannya sebagai berikut. A.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang luas di dunia, karena Indonesia tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara yang luas di dunia, karena Indonesia tidak hanya memiliki kekayaan alam yang subur, tetapi juga terdiri atas berbagai suku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tanpa bahasa manusia tidak dapat saling berinteraksi baik antar individu maupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan unsur yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Tanpa bahasa manusia tidak dapat saling berinteraksi baik antar individu maupun kelompok. Bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan tulisanya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuturan manusia dapat diekspresikan melalui media masa baik lisan maupun tulisan. Dalam media lisan, pihak yang melakukan tindak tutur adalah penutur (pembicara)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penuturnya dilindungi oleh Undang-undang Dasar Dalam penjelasan Undangundang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia terdapat berbagai ragam bahasa daerah. Bahasa daerah hidup berdampingan dengan bahasa Indonesia. Semua bahasa daerah yang dipakai penuturnya dilindungi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan nasional (national pride) bangsa Indonesia adalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kebanggaan nasional (national pride) bangsa Indonesia adalah memiliki keanekaragaman budaya yang tak terhitung banyaknya. Kebudayaan lokal dari seluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam berkomunikasi menjadi sangat penting. Hal ini ditunjukkan dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini keberadaan talk show atau dialog interaktif sebagai sarana dalam berkomunikasi menjadi sangat penting. Hal ini ditunjukkan dengan semakin beragamnya talk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kepustakaan Yang Relevan Kajian pustaka adalah paparan atau konsep-konsep yang mendukung pemecahan masalah dalam suatu penelitian. Paparan atau konsep-konsep tersebut bersumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara geografis, letak Indonesia yang terbentang dari sabang sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. Indonesia yang terkenal dengan banyak pulau
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang bersifat dinamis, arbitrer,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang bersifat dinamis, arbitrer, konvensional, dan memiliki makna. Sifat dinamis itu muncul karena manusia sebagai
Lebih terperinciANTROPOLINGUISTIK DR. FAJRI USMAN, M.HUM FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS ANDALAS 2014
ANTROPOLINGUISTIK DR. FAJRI USMAN, M.HUM FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS ANDALAS 2014 ANTROPOLINGUISTIK KAJIAN KEBUDAYAAN MELALUI BENTUK-BENTUK LINGUAL ---- MENGKAJI BAHASA MELALUI BUDAYA يم ب س م من
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu aset kebudayaan bagi bangsa
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan salah satu aset kebudayaan bagi bangsa Indonesia. Salah satu ragam bahasa di Indonesia adalah peribahasa. Berbicara mengenai peribahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Begitu pula melalui bahasa, menurut Poerwadarmita (1985; 5), bahasa adalah alat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penggunaan bahasa oleh manusia merupakan salah satu kelebihan manusia dari pada makhluk lainnya di muka bumi ini. Semua orang menyadari betapa pentingnya peranan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi dan keotonomiannya sendiri, sedangkan kode-kode lain yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat dalam kehidupan sosialnya berinteraksi satu sama lain dengan menggunakan bahasa. Dalam sosiolinguistik, masyarakat tersebut kemudian disebut sebagai masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses bersosialisasi tersebut. Komunikasi merupakan cara utama dalam menjalin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pada hakikatnya manusia merupakan makhluk sosial yang secara naluriah membutuhkan orang lain dalam bergaul, mengekspresikan diri, mengungkapkan keinginan atau menyatakan
Lebih terperincioantropologiadalahsalahsatucabang ilmusosialyang mempelajaritentang budayamasyarakatsuatuetnistertentu. Antropologi lahir atau muncul berawal dari
oantropologiadalahsalahsatucabang ilmusosialyang mempelajaritentang budayamasyarakatsuatuetnistertentu. Antropologi lahir atau muncul berawal dari ketertarikan orangorang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. interaksi dengan sesama manusia. Dalam berinteraksi juga dibutuhkan. bahwa bahasa berhubungan dengan hal-hal diluar bahasa.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan alat pemersatu antara manusia satu dengan manusia yang lain. Manusia sebagai makhluk yang berbudaya juga butuh interaksi dengan sesama manusia. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penyampaiannya, kebudayaan dapat divisualisasikan melalui bahasa. Dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keanekaragaman kebudayaan Jawa sangat menarik untuk diteliti. Dalam penyampaiannya, kebudayaan dapat divisualisasikan melalui bahasa. Dengan bahasa, maka kebudayaan
Lebih terperinci