BAB VI IDENTIFIKASI LINGKUNGAN USAHA. lingkungan usaha disebut analisis lingkungan. Lingkungan usaha mencakup

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB VI IDENTIFIKASI LINGKUNGAN USAHA. lingkungan usaha disebut analisis lingkungan. Lingkungan usaha mencakup"

Transkripsi

1 160 BAB VI IDENTIFIKASI LINGKUNGAN USAHA Proses awal dalam manajemen strategi yang bertujuan untuk memantau lingkungan usaha disebut analisis lingkungan. Lingkungan usaha mencakup semua faktor baik yang berada di dalam maupun di luar usaha yang dapat memenuhi kelangsungan pencapaian tujuan yang diinginkan. Secara garis besar analisis lingkungan terbagi menjadi dua yaitu lingkungan internal dan eksternal usaha. 6.1 Analisis Lingkungan Internal Lingkungan internal adalah lingkungan yang berada di dalam organisasi tersebut dan secara normal memiliki implikasi langsung pada usaha. Analisis faktor internal dalam pengembangan usaha keripik pisang merupakan proses identifikasi terhadap faktor-faktor kekuatan dan kelemahan dari dalam usaha kecil keripik pisang yang terdiri dari sumberdaya manusia, keuangan, produksi, dan pemasaran Sumberdaya Manusia Usaha Kecil Keripik Pisang Kondang Jaya Usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya merupakan usaha yang dalam pengelolaan usahanya bersifat kekeluargaan. Dimana para pekerjanya berasal dari anggota keluarga dan pihak-pihak yang memiliki hubungan keluarga dengan pemilik usaha keripk pisang, sehingga keharmonisan diantara pekerja dengan pemilik mudah terjalin. Usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya memiliki tenaga kerja sebanyak 5 orang yang terdiri dari pemilik, wakil, bagian pengadaan bahan baku, bagian produksi dan dua pekerja.

2 161 Jika terdapat pesanan keripik pisang dalam jumlah yang cukup besar, usaha ini membutuhkan jumlah pekerja tambahan. Pekerja tambahan tersebut umumnya dibutuhkan dalam proses produksi. Dalam usaha keripik pisang ini, pemilik merupakan pengelola utama yang bertanggungjawab terhadap setiap keputusan yang diambil dan berwenang untuk menetapkan kebijakan seluruh aktivitas usaha keripik pisang, mulai dari hal-hal yang berhubungan dengan pemasok, proses produksi hingga pengemasan produk. Hampir semua aktivitas dalam usaha keripik pisang harus ditangani juga oleh pemilik, seperti keputusan untuk memproduksi atau tidak memproduksi terletak pada pemilik usaha keripik pisang tersebut, sehingga menyebabkan sulit berkembangnya usaha keripik pisang ini. karena usaha ini menjadi hanya tergantung pada satu orang yaitu dalam hal ini tergantung pada pemilik. Kondisi jumlah tenaga kerja yang relatif sedikit menyebabkan peran ganda akan dilakukan oleh seorang pekerja. Waktu yang digunakan dalam pekerjaan cenderung tidak pasti sesuai dengan kondisi pesanan produk keripik pisang. Usaha ini sudah cukup lama dijalankan yaitu sejak tahun 1990, selain itu usaha ini dari sejak awal berdirinya membutuhkan keterampilan khusus seperti ketelitian dalam pemilihan pisang yang baik, pengupasan, pengirisan pisang sehingga menghasilkan irisan-irisan yang tipis, penggorengan dan pengemasan. Jadi keterampilan tenaga kerja dalam usaha keripik pisang ini sudah tidak diragukan lagi Keuangan dan Akuntansi Modal merupakan bagian terpenting dalam suatu usaha. Selama ini usaha kecil keripik pisang memperoleh modal dari koperasi BMT Al-Ikhlaash

3 162 Perumahan BSI Kota Bogor. Menurut koperasi karena skala usaha keripik pisang yang masih kecil menyebabkan koperasi mudah untuk memberikan modal. Sejak bergabungnya usaha keripik pisang dalam koperasi BMT yaitu sejak tahun 2007, usaha ini telat dua kali mendapatkan bantuan modal dari koperasi. Bantuan modal pertama kali diperoleh sebesar Rp dimana pinjaman pertama ini diberikan dalam bentuk barang. Sedangkan pinjaman kedua sebesar Rp diberikan dalam bentuk uang. Pinjaman-pinjaman tersebut dikembalikan dengan cara diangsur tiap minggu, yaitu dipotong dari sebagian hasil penjualan keripik pisang kepada BMT. Saat ini pinjaman pertama dan kedua tersebut sudah lunas dibayar. Hingga saat ini usaha kecil keripik pisang ini belum menerima bantuan modal dari Pemerintah Daerah Kota Bogor, sehingga modal yang ada hanya bersumber dari koperasi BMT Al-Ikhlaash saja. Usaha kecil keripik pisang ini tidak selalu melakukan pencatatan secara akutansi terhadap pengelolaan keuangan dan modal usahanya. Manajemen keuangan dari usaha ini belum sudah tertata dengan baik, sehingga keuangan usaha keripik pisang dengan keuangan rumah tangga pemilik tidak dapat dibedakan. Namun karena usaha yang belum cukup besar, maka perhitungan keuntungan yang diperoleh pemilik mudah untuk diketahui Produksi dan Operasional Usaha kecil keripik pisang sudah memproduksi keripik pisang sejak tahun 1990, dan baru bergabung dengan koperasi pada tahun Modal pengalaman yang cukup lama yaitu hampir sembilan tahun menjadi kekuatan bagi usaha ini. Pengalaman tersebut dirasakan oleh Bapak Husen sebagai pemilik usaha yang

4 163 terlibat langsung dalam pengolahan produksi keripik pisang, sehingga beliau dapat mengenal baik keunggulan dan kelemahan usahanya. Pada proses produksi, usaha kecil ini dalam memproduksi keripik pisang menggunakan peralatan yang masih sedarhana. Hal ini dapat dilihat dari peralatan yang digunakan dalam proses produksi diantaranya alat pengiris pisang yang digunakan masih sangat sederhana yaitu berupa alat iris yang biasa digunakan di rumah tangga untuk pada umumnya; wajan besar untuk menggoreng; serokan untuk menyaring minyak goreng pada keripik pisang yang telah masak; kompor gas. Sejak adanya peralihan dari kompor minyak tanah ke kompor gas usaha kecil keripik pisang ini mengganti bahan bakarnya menjadi gas. Pada kegiatan produksi dan operasi, bahan-bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan keripik pisang adalah :. 1. Bahan Baku Akses bahan baku sangat diperlukan bagi kelangsungan produksi setiap usaha. Bahan baku utama yang sangat dibutuhkan dalam usaha ini adalah buah pisang. Jenis pisang yang digunakan usaha ini yaitu jenis pisang Kepok Banggala. Pisang Kepok Banggala memiliki cirri-ciri buahnya berukuran relative besar, warnanya kuning, dan rasanya manis. Pemilihan jenis pisang ini dikarenakan sifat dari pisang tersebut cocok digunakan sebagai bahan baku pembuatan keripik pisang. Warna dasar pisang Kepok Banggala yang asli berwarna kuning tersebut menyebabkan hasil keripik pisang yang diperoleh setelah proses penggorengan menjadi bagus. 2. Bahan Penolong

5 164 Minyak goreng, mentega, garam dan penyedap merupakan bahan penolong utama yang diperlukan. Penggunaan mentega memberikan warna kuningan yang alami dan rasa yang gurih pada produk keripik pisang. Terkait dengan bahan-bahan yang dipergunakan dalam proses pembuatan keripik pisang Kondang Jaya, baik bahan baku utama maupun bahan penolong dapat dilihat pada Gambar 8. Gambar 8. Bahan-bahan yang diperlukan dalam Proses Pembuatan Keripik Pisang Usaha Kecil Kondang Jaya. 3. Bahan Bakar Pada awanya usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya menggunakan bahan bakar berupa minyak tanah, namun sejak terjadi peningkatan harga minyak tanah, usaha ini menggunakan kompor gas elpiji. Pada awalnya penggunaan kompor gas elpiji tidak memberikan hasil yang sesuai dengan yang diinginkan yaitu produk keripik pisang yang dihasilkan tidak sebagus hasil yang dihasilkan pada saat penggunaan kompor minyak tanah. Hal ini karena panas dari kompor gas elpiji tidak merata seperti pada penggunaan kompor minyak tanah. Namun dengan keuletan pemilik usaha dalam menjalankan usahanya, akhirnya saat ini dapat diusahakan sehingga kompor gas elpiji dapat

6 165 memberikan hasil seperti yang diinginkan. Penggunaan kompor gas elpiji relatif lebih murah daripada penggunaan kompor minyak tanah. Hanya saja pada awal peralihan dari bahan bakar minyak tanah ke gas elpiji, pemilik usaha harus mengeluarkan biaya investasi kembali untuk proses produksinya. 4. Pengemasan Kemasan produk keripik pisang menggunakan plastik. Plastik yang digunakan berukuran ½ kg. Plastik tersebut didapat dari toko langganan dipasar. Dalam kemasan terdapat label yang masih sederhana bentuknya. Pada kemasan hanya tercantum merek dagang usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya, alamat dan lambang koperasi BMT Al-Ikhlaash Perumahan BSI Kota Bogor dan sebagai pembina. Pada kemasan tersebut belum tercantum logo halal, izin dari Departemen Kesehatan dan kandungan gizi keripik pisang. Usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya sangat mengutamakan kebersihan dalam kegiatan produksi karena hal ini sangat erat kaitannya dengan kualitas keripik pisang. Kebersihan dalam proses produksi yang terjaga dengan baik membuat kualitas rasa dan gizi yang terkandung dalam keripik pisang tetap terjaga. Keripik pisang memiliki daya tahan produk yang lama yaitu satu bulan. Kualitas produk yang cukup baik, rasa yang enak, kandungan gizi yang tinggi, tidak menggunakan bahan kimia dan daya tahan produk yang lama merupakan kekuatan bagi usaha untuk mempertahankan pelanggannya. Proses produksi keripik pisang pada usaha kecil ini menghabiskan waktu yang cukup lama dalam satu kali produksinya yaitu sekitar 8-9 jam. Hal ini dikarena dalam proses pembuatan keripik pisang ini dibutuhkan perendaman buah

7 166 pisang yang akan digunakan. Dalam proses pembuatan keripik pisang ini hal yang diutamakan adalah kebersihan dan kelayakan untuk dikonsumai dari dari produk yang dihasilkan. Dimana keripik pisang yang dihasilkan tidak menggunakan bahan-bahan yang berbahaya bagi kesehatan, seperti bahan-bahan pengawet dan pewarna. Dalam proses produksi keripik pisang dibutuhkan peralatan-peralatan diantaranya : 1) Baskom, yaitu untuk menampung buah pisang saat prendaman, 2) Pisau, untuk pengupasan atau pemisahan buah pisang dari kulitnya, 3) Penggorengan (wajan) beserta perangkatnya, 4) Kompor, baik kompor minyak tanah maupun kompor gas elpiji, 5) Saringan, untuk meniriskan keripik pisang yang sudah matang, 6) Tampah (nyiru), tempat meletakkan keripik pisang yang sudah matang, 7) Ember plastik, untuk menampung sampah kulit dan bagian pisang yang tidak terpakai, dan 8) Kantong plastik (sebagai pembungkus), serta 9) mesin press, yaitu untuk menutup plastik kemasan keripik pisang. Beberapa peralatan yang digunakan dalam proses produksi usaha ini dapat dilihat pada Gambar 9.

8 167 Gambar 9. Peralatan yang Dipergunakan dalam Proses Pembuatan Keripik Pisang Kondang Jaya Adapun beberapa tahap yang perlu dilakukan secara umum dalam proses pembuatan keripik pisang, meliputi: 1. Sortasi dan pengupasan Buah pisang dipilih sesuai kriteria, yaitu (1) Pisang mentah yang sudah tua Buah pisang yang sudah tua akan memberikan rasa manis dan warna kuning yang menarik pada produk keripik pisang yang dihasilkan, selain itu buah pisang mentah yang sudah tua akan memudah memberikan hasil irisan yang lebih banyak sehingga produk keripik pisang yang dihasilkan lebih banyak. (2) Berukuran cukup besar dan seragam, hal ini diperlukan agar ukuran dari keripik pisang yang dihasilkan relatif seragam, sehingga penampilan produk yang dihasilkan menjadi menarik. Proses sortasi dilakukan sendiri oleh pemilik, bahkan sampai pada penebangan pohon pisangnya. Hal ini dilakukan karena penjual bahan baku pisang kepok umumnya tidak mengetahui kriteria yang sesuai untuk pembuatan keripik pisang yang dibutuhkan oleh usaha ini. Selanjutnya pisang

9 168 tersebut dikupas kulitnya sebagai tanda tahap awal dari proses produksi dilakukan. 2. Perendaman Buah pisang direndam dalam air kurang lebih sekitar 1 jam. Tujuannya untuk menghilangkan getah pada buah pisang yang baru dipetik. Jika tidak dilakukan perendaman maka hasil produk keripik pisang yang dihasilkan akan berwarna hitam sehingga menjadi tidak menarik untuk dijual. 3. Pengirisan Proses pengirisan dilakukan dengan menggunakan alat iris yang masih cukup sederhana. Iris pisang tipis-tipis ± 1-2 mm secara memanjang. 4. Penggorengan Buah pisang yang telah selesai diiris harus segera digoreng, paling lambat 10 menit setelah diiris untuk mencegah pembusukan. Proses penggorengan dilakukan dalam minyak yang sangat panas, yaitu bersuhu 170 o C. Minyak harus banyak, sehingga semua bahan tercelup, dengan komposisi setiap satu kilogram pisang membutuhkan sedikitnya tiga liter minyak goreng. Selama proses penggorengan, dilakukan pengadukan secara perlahan. Proses penggorengan dilakukan hingga keripik cukup kering dan garing. Proses penggorengan tersebut dilakukan sedikit demi sedikit agar tidak melengket satu dengan yang lainnya. Dalam satu kali proses penggorengan dilakukan selama ± 3 menit, tergantung pada banyak sedikitnya pisang yang digoreng. 5. Penirisan

10 169 Setelah keripik berubah warna dari kuning menjadi kuning kecoklatan, keripik diangkat dengan saringan agar minyaknya dapat turun. Saringan yang digunakan dalam usaha ini terbuat dari bahan bambu. 6. Pengemasan dan penimbangan berat isi Keripik pisang yang telah ditiriskan dan sudah tidak panas dimasukkan ke dalam kantong plastik, kemudian ditimbang dengan berat 200 gram. Selanjutnya di press dan siap dipasarkan. Diagram alur pengolahan keripik pisang pada usaha kecil ini dapat disajikan pada Gambar 10. Sortasi Buah Pisang Pengupasan Perendaman Produk Keripik Pisang Pengirisan Pengemasan dan Penimbangan Berat Isi Penirisan Penggorengan Gambar 10. Proses Pengolahan Keripik Pisang Sumber: Usaha Kecil Keripik Pisang, Tahun Pemasaran Aspek pemasaran berhubungan dengan bauran pemasaran yang meliputi analisis terhadap produk, harga, distibusi dan promosi dari produk keripik pisang. Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik usaha kecil keripik pisang

11 170 Kondang Jaya dan koperasi BMT Al-Ikhlaash, strategi pemasaran yang dilakukan yaitu: a. Produk Usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya sebagai salah satu UKM yang sedang berkembang, selalu berusaha untuk mempertahankan strategi mutu produk dan pelayanan. Dimana strategi produk dilakukan melalui penawaran barang yang berkualitas tinggi. Strategi pelayanan yaitu dengan cara membina hubungan baik dengan distributor dan konsumen melalui peningkatan pelayanan kepada distributor dan konsumen, yaitu dengan cara memberi jaminan berupa pengembalian barang kembali atau penggantian terhadap barang yang diterima dalam keadaan rusak baik kemasan maupun isi. Berdasarkan strategi ini diharapkan mampu meningkatkan pangsa pasar yang akhirnya akan meningkatkan angka penjualan produk. Usaha kecil keripik pisang memproduksi keripik pisang dengan ukuran 200 gram rasa yang ditawarkan adalah rasa pisang alami dan asin. Rasa asin berasal dari tambahan garam yang ditabuskan pada kering pisang setelah digoreng. Produk keripik pisang yang dihasilkan tidak menggunakan bahan pengawet. Produk keripik pisang, mempunyai tingkat kadaluarsa selama 1 bulan. Hal tersebut diperoleh hanya berdasarkan dari pengujian yang dilakukan pemilik keripik pisang. b. Harga Usaha kecil keripik pisang menetapkan harga dengan menggunakan cost plus pricing method yaitu dengan mempertimbangkan biaya produksi, biaya non produksi, dan persentase mark up. Semakin meningkatnya biaya produksi menyebabkan harga jual produk keripik pisang ini relatif mahal dibandingkan

12 171 dengan produk keripik pisang lain dipasaran. Harga jual yang ditetapkan oleh pemilik usaha keripik pisang merupakan harga untuk distributor. Adapun harga yang diterima konsumen ditentukan oleh distributor, sehingga harga keripik pisang untuk konsumen dapat berbeda pada distributor yang berbeda. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, dibeberapa tempat penjualan produk keripik pisang dari usaha kecil ini harga yang diterima konsumen di Greenmart (baik yang berlokasi di Darmaga maupun di daerah Sentul) sebesar Rp per bungkus yaitu per 200 gram, di Warung milik koperasi BMT Al-Ikhlaash seharga Rp perbungkus atau per 200 gram. c. Distribusi Saluran distribusi yang digunakan oleh usaha kecil keripik pisang ini melalui dua cara, yaitu: penjualan secara langsung kepada konsumen dan penjualan kepada distributor kemudian ke konsumen. Seperti yang telah dijabarkan pada Gambar 9, penjualan melalui distributor dilakukan melalui koperasi BMT Al-Ikhlaash. Bentuk kerja yang terjalin koperasi memesan kepada pemilik usaha keripik pisang dalam jumlah tertentu, kemudian memasarkannya. Tempat yang menjadi fokus koperasi BMT Al-Ikhlaash untuk memasarkan produk keripik pisang tersebut adalah toko-toko di wilayah Bogor, diantaranya Swalayan Ngesti, Greenmart Darmaga, Greenmart Sempur, kantin Rumah sakit PMI Kota Bogor dan Bogor Medical Center (BMC). Sedangkan pendistribusian langsung kepada konsumen melalui cara pembelian langsung ke rumah pemilik usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya. Selama ini hubungan yang terjalin antara pemilik usaha keripik pisang dengan distributor yaitu dalam hal ini koperasi BMT Al-Ikhlaash terjalin baik.

13 172 Jumlah pesanan atau permintaan koperasi BMT Al-Ikhlaash terhadap produk keripik pisang Kondang Jaya cukup stabil dan kontinu. d. Promosi Usaha kecil keripik pisang hingga saat ini masih melakukan kegiatan promosi secara tradisional. Promosi yang bersifat lokal yaitu hanya dilakukan oleh koperasi BMT Al-Ikhlaash melalui pengajian yang diselenggarakan oleh para anggota koperasi baik pengajian bapak-bapak maupun Ibu-Ibu Darma Wanita, namun untuk kedepannya ada rencana untuk melakukan promosi pada majalah-majalah lokal. 6.2 Analisis Faktor Eksternal Usaha Lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan umum dan lingkungan industri. Analisis faktor eksternal usaha kecil keripik pisang dilakukan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi kecenderungan-kecenderungan yang berada di luar kontrol usaha kecil keripik pisang. Analisis terfokus pada faktor-faktor kunci yang menjadi peluang dan ancaman bagi usaha kecil keripik pisang, sehingga memudahkan usaha ini untuk menentukan strategi-strategi dalam meraih peluang dan menghindari ancaman Lingkungan Umum Lingkungan umum adalah suatu lingkungan yang berada di luar usaha dan terlepas dari sistem operasional usaha. Analisis lingkungan umum dapat menggambarkan lingkungan peluang dan ancaman bagi suatu usaha. Lingkungan umum dapat dianalisis menggunakan alat analisis PEST (Politik, Ekonomi, Sosial- Budaya, dan Teknologi) dan Demografi. Hal ini juga sesuai dengan konsep yang

14 173 dipaparkan oleh Umar dalam Sidabutar (2007) yaitu bahwa analisis lingkungan eksternal meliputi faktor luar yang mempengaruhi kinerja maupun strategistrategi yang harus diambil oleh suatu organisasi. Berdasarkan analisis tersebut, maka faktor-faktor eksternal usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya yaitu: 1. Politik (Dukungan Pemerintah Daerah) Industri pengolahan pisang di Indonesia selain mampu memasok pasar domestik dan juga sudah mulai mengekspor. Namun terbatasnya daya serap pasar domestik dan persaingan pasar yang semakin ketat, sehingga kesinambungan industri pengolahan masih kurang lancar. Buah pisang dapat diolah mejadi beragam produk yang lezat antara lain, seperti : keripik, ledre, getuk jus, puree, sale, jam, dan pisang goreng/bakar. Kebutuhan pisang sebagai bahan baku untuk industri pengolahan skala rumah tangga (10-50 kg/hari), skala kecil dan menengah menghasilan: keripik ( kg/hari), sale (1,5-2 ton/bln), ledre ( kg/hari), puree ( kg/h) dan tepung ( kg/minggu). Skala besar, membutuhkan kapasitas ton pisang segar/hari. Untuk memenuhi kebutuhan buah dan produk olahan pisang untuk ekspor pada tahun 2010 diperkirakan memerlukan areal pertanaman sekitar ha atau dibutuhkan sekitar 5-7 usaha skala besar. Industri pengolahan pisang skala besar lebih diarahkan pada industri tepung (1,5-2 ton/minggu), puree (600 kg 1,5 ton/hari) dan jam (1-2 ton/hari), karena untuk memproduksi produk-produk tersebut diperlukan peralatan khusus yang cukup mahal. Kebutuhan bahan baku diperkirakan mencapai ton per tahun.

15 174 Sedangkan industri pengolahan pisang yang diarahkan kepada pembuatan keripik pisang umumnya berskala mikro, kecil dan menengah. Di Kota Bogor telah terdapat dukungan Pemerintah Daerah setempat terhadap UMKM. Dukungan tersebut berupa pembinaan dan pengembangan UMKM di Kota Bogor. Melalui berbagai program peningkatan kesejahteran masyarakat yang saat ini banyak berkembang seperti PNPM Mandiri, Pemerintah Kota Bogor berusaha memajukan UMKM yang ada di wilayahnya. PNPM mencakup antara lain program penanggulangan kemiskinan, pembangunan infrastruktur desa, pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir dan agribisnis. Salah satu kegiatan dalam PNPM Mandiri Perdesaan adalah program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP). Pada program ini pemerintah telah mengeluarkan dana senilai Rp 69 Miliar untuk 689 desa/kelurahan di 76 kecamatan pada 16 kabupaten/kota. Provinsi Jawa Barat pada 2008 menerima Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) Rp 720,63 Miliar. Adanya program-program PNPM Mandiri tersebut diharapkan akan mampu membantu pengembangan ekonomi masyarakat, khususnya industri-industri kecil di wilayah Kota Bogor untuk lebih berkembang. Program peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui PNMP Mandiri di Kota Bogor dalam beberapa tahun terakhir dinilai cukup berhasil, hal tersebut dapat dilihat dari penghargaan yang diperoleh dari pemerintah pusat atas kinerja PNPM Mandiri Kota Bogor yang semakin baik. Selain itu bentuk dukungan Pemerintah Daerah Kota Bogor terhadap UMKM juga dapat dilihat pada program Gerakan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat (Garda Emas). Garda Emas merupakan suatu bentuk dukungan

16 175 Pemerintah Daerah Kota Bogor bekerjasama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor dalam pelatihan dan pengembangan UKM di Kota Bogor. Pelatihan yang diberikan dimulai dari pembentukan mental para wirausaha, pengenalan alat-alat produksi hingga pemasaran. Bantuan pinjaman modal biasanya diperoleh melalui beberapa hasil rekomendasi dan kerjasama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor. Di sisi lain industri kecil dapat menyerap tenaga kerja yang cukup tinggi dan mampu memanfaatkan penggunaan sumber daya alam lokal, sehingga industri ini tidak mengalami dampak yang kuat saat teriadi penurunan terhadap nilai mata uang. Industri makanan merupakan salah satu industri yang mampu menyerap tenaga kerja. Penyerapan tenaga kerja industri makanan di Kota Bogor tahun 2003 dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Penyerapan Tenaga Kerja Industri Makanan di Kota Bogor Tahun 2003 No. Kelompok Industri Unit Usaha Investasi Tenaga Kerja 1. Menengah/Besar Kecil Formal Kecil Non Formal Sumber: bogor.go.id, 23 Januari Berdasarkan data Tabel 13, industri kecil non formal merupakan industri yang jumlahnya terbesar, menyerap tenaga dalam jumlah terbesar, dan memiliki nilai invesasi yang terkecil di Kota Bogor. Usaha kecil keripik pisang sebagai salah satu industri makanan di Kota Bogor menjadi salah sati industri kecil mampu menyerap tenaga kerja. Sehingga usaha kecil keripik pisang menjadi industri yang penting untuk terus dikembangkan oleh pemerintah Kota Bogor dalam mengurangi pengangguran di Kota Bogor.

17 Faktor Sosial-Budaya Faktor sosial-budaya dapat mempengaruhi usaha karena selalu terjadi perubahan sebagai akibat dari upaya orang untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan melalui pengendalian dan penyesuaian diri terhadap lingkungan. Yusmarini dalam Agus (2008), menyatakan bahwa dewasa ini, pola konsumsi masyarakat telah bergeser dari bahan makanan hewani ke bahan makanan nabati. Hal ini terjadi karena masyarakat berusaha menghindari makanan kadar kolesterol tinggi, setelah diketahui adanya korelasi positif antara penyakit jantung koroner cengan kadar kolesterol yang tinggi di dalam serum darah. Bahan makanan nabati cenderung semakin diminati. Selain itu juga meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi makanan yang sehat tanpa bahan pengawet dengan nilai gizi yang tinggi semakin meningkatkan permintaan masyarakat terhadap produk makanan ringan seperti keripik pisang. 3. Faktor Demografi Peningkatan jumlah penduduk di suatu negara akan menciptakan pangsa pasar bagi setiap bidang usaha. Selama periode tahun jumlah penduduk Indonesia setiap tahunnya mengalami pertumbuhan sekitar 2,019 persen (Tabel 14). Tahun 2003 terjadi peningkatan jumlah penduduk yang cukup besar yaitu 5,37 persen dengan jumlah penduduk sebanyak jiwa (BPS, 2007). Tabel 14. Penduduk Indonesia Tahun Tahun Jumlah Penduduk (jiwa) Pertumbuhan (%) , , , ,620

18 * ,616 Rata-Rata 2,019 Sumber : Badan Pusat Statistik Tahun 2007 Keterangan : * Angka Sementara Pertumbuhan jumlah penduduk juga terjadi di Kota Bogor. Hal ini dapat dilihat pada data Tabel 15, yaitu pada periode tahun jumlah penduduk Kota Bogor pengalami petumbuhan setiap tahunnya sekitar 2,951 persen. Peningkatan jumlah pendududk dari tahun 2005 ke tahun 2006 terjadi pertumbuhan penduduk sebanyak jiwa atau persen yaitu jiwa pada tahun 2005 menjadi jiwa pada tahun Tabel 15. Penduduk Kota Bogor Tahun Tahun Jumlah Penduduk (jiwa) Pertumbuhan (%) , , , , ,813 Rata-Rata 2,951 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bogor, 2007 Peningkatan jumlah penduduk dapat menjadi peluang bagi pelaku usaha karena tingkat upah menjadi kecil, hal ini dikarenakan peningkatan jumlah penduduk yang disertai dengan peningkatan jumlah angkatan kerja yang lebih besar. Selain itu, pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin meningkat secara langsung akan dapat meningkatkan permintaan terhadap kebutuhan akan makanan. Hal tersebut secara tidak langsung juga akan meningkatkan permintaan terhadap makanan ringan yang saat ini semakin digemari. 4. Ekonomi

19 178 Kinerja usaha dan industri akan sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi suatu negara. Perekonomian Indonesia pada tahun 2005 mengalami pertumbuhan sebesar 5,60 persen dibanding tahun Nilai PDB atas dasar harga konstan pada tahun 2005 mencapai Rp 1.749,5 triliun, sedangkan pada tahun 2004 sebesar Rp 1.656,8 triliun. Bila dilihat berdasar harga yang berlaku, PDB tahun 2005 naik sebesar Rp 468,0 triliun, dari Rp 2.261,7 triliun pada tahun 2004 menjadi sebesar Rp 2.729,7 triliun pada tahun Peningkatan pertumbuhan ekonomi selama tahun 2005 yang dibarengi oleh rendahnya laju inflasi membuat secara umum kondisi makro ekonomi Indonesia semakin membaik. Tingkat inflasi di Indonesia pada tahun 2005 sebesar 17,11 persen jauh lebih tinggi dibandingkan tahun 2004 sebesar 6,40 persen dan tahun 2003 sebesar 5,06 persen. Faktor-faktor yang cukup dominan mempengaruhi inflasi selama tahun 2005 antara lain meningkatnya harga bahan makanan, nilai tukar rupiah dan adanya rencana pemerintah untuk menaikan harga BBM. Kebijakan pemerintah menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang berlaku mulai tanggal 1 Oktober 2005 tertuang dalam Peraturan Pemerintah No. 55/2005 tentang Kenaikan Harga Jual Eceran BBM Dalam Negeri tanggal 30 September 2005, secara tidak langsung telah mengakibatkan kenaikan harga bahan baku keripik pisang dan bahan baku penolong bagi usaha keripik pisang. Berdasarkan data yang diperoleh sejak adanya kenaikan BBM harga minyak tanah meningkat dan juga harga input-input lain menjadi cenderung meningkat, misalnya saja minyak goreng dan mentega yang harganya menjadi cukup tinggi di pasaran hingga menjadi dua kali lipat dari sebelum terjadi kenaikan harga BBM.

20 179 Pada awalnya kenaikan harga BBM hanya berdampak langsung pada kenaikan biaya transportasi. Namun selanjutnya kenaikan harga BBM tersebut juga berdampak pada industri-industri yang menggunakan BBM. Data kenaikan harga BBM per l Oktober 2005 dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Kenaikan Harga BBM per 1 Oktober 2005 (Rp/liter) Jenis BBM 1 Maret Oktober 2005 Kenaikan (%) Minyak Tanah 700, ,00 185,71 Premium 2.400, ,00 87,50 Solar 2.100, ,00 104,76 Sumber: PT. Pertamina dan Menteri Perekonomian (Kompas, Sabtu 1 Oktober 2005) Kenaikan harga BBM pada industri menyebabkan industri cenderung melakukan konversi bahan bakarnya dari minyak tanah kepada gas, tidak terkecuali industri-industri yang berada di wilayah Kota Bogor. Usaha kecil keripik pisang ini juga melakukan perubahan bahan bakar yang digunakan dari minyak tanah ke gas elpiji. 5. Teknologi Faktor teknologi dapat memberikan peluang dan ancaman bagi suatu usaha. Teknologi yang terus berkembang dapat mempengaruhi strategi usaha dalam memproduksi dan memasarkan produknya. Kemajuan teknologi yang semakin berkembang antara lain teknologi di bidang produksi, informasi, komunikasi dan transportasi. Usaha kecil keripik pisang dapat menggunakan teknologi tradisional maupun teknologi modern. Perbedaan teknologi ini terletak pada jenis peralatan yang digunakan selama proses produksi. Usaha yang

21 180 menggunakan teknologi modern, proses produksi akan semakin cepat dan dapat menghasilkan jumlah produk yang lebih banyak jika dibandingkan dengan usaha yang menggunakan teknologi sederhana. Perkembangan teknologi di bidang informasi dan komunikasi dapat menjadi peluang bagi usaha untuk mempromosikan dan memasarkan produknya. Adanya alat komunikasi seperti telepon dan telepon selular dapat mempercepat proses komunikasi antara prosdusen dengan pembeli dan pemasok. Media informasi seperti internet dapat digunakan usaha untuk mempromosikan produk dalam jangkauan yang luas, sedangkan perkembangan teknologi di bidang transportasi seperti jasa pengiriman juga memberikan peluang bagi usaha untuk memudahkan kegiatan pendistribusian barang baik dari pihak pemasok ke usaha maupun pihak usaha ke pihak pembeli. Namun kemajuan teknologi komunikasi dan transportasi ini masih belum dimanfaatkan oleh usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya. Usaha kecil keripik pisang ini cenderung masih menggunakan teknologi tradisional. Hal ini terlihat pada peralatan yang digunakan dalam proses produksi usaha ini, selain itu usaha ini juga belum memanfaatkan internet sebagai media promosi. Jadi dapat dikatakan usaha kecil keripik pisang ini memiliki kelemahan berupa teknologi yang digunakan Lingkungan Industri Lingkungan industri adalah lingkungan yang berada di sekitar usaha yang mempengaruhi langsung terhadap operasional usaha. Kemampuan untuk memperoleh laba suatu usaha bukan hanya ditentukan oleh sifat-sifat industrinya saja, melainkan juga oleh kedudukan usaha di dalam industri tersebut, sehingga

22 181 hal-hal seperti ini seharusnya juga dipertimbangkan dalam penentuan strategi usaha. Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Pearce dan Robinson (1997), terkait dengan kekuatan-kekuatan persaingan, maka dalam analisis lingkungan industri penelitian ini terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu: 1. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli Kekuatan tawar menawar pembeli dari produk keripik pisang ini dapat dikatakan cukup kuat, hal ini disebabkan beberapa hal yaitu: (1) Pembeli cenderung membeli dalam jumlah yang kecil, (2) Pembeli produk keripik pisang belum mempunyai informasi yang lengkap dan terperinci tentang produk dan pasarnya dan (3) Pembeli mudah pindah ke produk lain sejenis. Kekuatan tawar menawar pembeli relatif besar dibandingkan dengan permintaan terhadap produk tersebut. Produk keripik pisang yang diproduksi oleh usaha kecil ini, selama ini cenderung berproduksi berdasarkan pesanan dari koperai BMT Al-Ikhlaash. Untuk menghadapi kekuatan tawar menawar pembeli dari produk keripik pisang ini dapat dikatakan cukup kuat, pihak pengusaha keripik pisang dan koperasi BMT Al-Ikhlaash harus berusaha untuk lebih gencar mempromosikan produk keripik pisang yang dihasilkan selain itu juga harus menjaga kontinuitasnya. 2. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok Usaha kecil keripik pisang koperasi BMT perumahan BSI Kota Bogor membeli bahan baku berupa pisang dari petani-petani pisang di sekitar Bogor, yaitu di daerah Parung Aleng, Kampung Pasir dan Leuwiliang. Dalam memperoleh bahan baku, usaha ini cukup mengalami kesulitan karena bahan baku berupa pisang jenis kepok banggala tidak mudah diperoleh di pasar.

23 182 Pemasok memiliki kekuatan tawar menawar yang cukup kuat. Usaha keripik pisang ini cenderung bergantung hanya pada beberapa pemasok. Artinya, jika bahan baku yang dibeli dari satu pemasok kurang memenuhi standar, baik dari segi harga, kualitas, maupun kuantitas, maka usaha ini tidak dapat membelinya dari pemasok lain. Terkait dengan pemasok lain, terdapat pemasok bahan baku di luar wilayah Bogor yaitu seperti di Cianjur dan Lampung, Namun bahan baku dari pemasok di luar wilayah Bogor tersebut baru dapat diakses jika jumlah yang diminta dalam jumlah besar karena jika hanya dalam jumlah kecil akan menyebabkan biaya yang jauh lebih besar bagi usaha kecil keripik pisang. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa usaha kecil keripik pisang ini cukup mengalami kesulitan untuk mendapat pemasok. 3. Ancaman Produk Pengganti Terkait dengan produk-produk pengganti adalah yaitu mencari produk lain yang dapat menjalankan fungsi yang sama seperti produk dalam industri. Faktor harga dan kualitas akan menentukan intensitas tekanan dari produk pengganti. Tekanan persaingan semakin bertambah ketika harga produk pengganti relatif lebih murah dan biaya konsumen untuk beralih ke produk pun rendah. Pada industri keripik pisang, produk yang dapat digolongkan menjadi produk pengganti adalah berbagai jenis keripik, misalnya keripik nangka, keripik apel, keripik singkong, keripik bayam dan lain-lain. Tingginya barang substitusi dari keripik pisang memberikan ancaman bagi usaha untuk menguasai pasar dengan inovasi produk. Meskipun produk pengganti mempengaruhi industri keripik pisang dalam menarik pasar, konsumen bebas memilih produk makanan ringan yang sesuai dengan selera masing-masing. Pada kenyataannya keripik pisang yang

24 183 memiliki nilai gizi tinggi dan cita rasa yang enak dapat bersaing dengan produk makanan ringan lain yang memiliki fungsi sama. 4. Persaingan di Antara Para Pesaing yang Ada Persaingan diantara pesaing produk keripik pisang cukup ketat. Hal ini dapat dilihat dari persaingan harga oleh masing-masing usaha. Persaingan harga yang ditetapkan oleh masing-masing usaha dengan berbagai merek dagang yang berbeda dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Daftar Harga Produk Keripik Pisang Berbagai Merek Dagang di Kota Bogor Merk Dagang Harga (Rp/200 gr) Cap Pohon Kelapa Diva Keripik Pisang Eka Sari Indo Sari Sumber: Swalayan Ngesti dan Swalayan Greenmart ( Data Tanggal Januari, 2009 ) Berdasarkan Tabel 20, Perbedaan harga yang ditetapkan oleh masingmasing usaha dipengaruhi biaya produksi dan biaya promosi yang dilakukannya. Meskipun usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya belum banyak melakukan promosi sudah menetapkan harga yang relatif tinggi, dikarenakan usaha tersebut membutuhkan biaya produksi yang cukup tinggi. Dalam proses produksinya usaha ini menggunakan mentega yang harganya cukup tinggi serta minyak goreng yang harganya cenderung naik turun. Penggunaan mentega tersebut diperlukan untuk menjaga kualitas rasa keripik yang dihasilkan. 5. Ancaman Pendatang Baru

25 184 Keberadaan pendatang baru dalam industri dapat menunjukkan tingkat persaingan yang akan dihadapi oleh suatu usaha dalam industri tersebut. Jika semakin banyak pendatang baru yang memasuki wilayah industri maka akan menimbulkan sejumlah implikasi bagi usaha yang ada, misalnya terjadi perebutan pangsa pasar yang ada dan perebutan sumberdaya produksi yang terbatas. Ancaman masuknya pendatang baru ke dalam industri tergantung pada rintangan masuk yang ada, digabung dengan reaksi dari para pesaing yang sudah ada yang dapat diperkirakan oleh si pendatang baru. Untuk memulai usaha keripik pisang ini tidak membutuhkan investasi yang besar. Hal ini menyebabkan mudahnya para pendatang baru untuk masuk ke dalam usaha ini. Pada usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya, pemiliki dapat memulai usahanya hanya dengan modal sebesar Rp

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas usaha kecil terutama yang berkarakteristik informal.

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas usaha kecil terutama yang berkarakteristik informal. 100 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam perekonomian cukup besar saat Indonesia menghadapi tantangan krisis ekonomi yang berkepanjangan. UMKM dapat dikatakan

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM USAHA KECIL KERIPIK PISANG KONDANG JAYA. merupakan usaha kecil hasil binaan koperasi BMT Al-Ikhlaash perumahan

BAB V GAMBARAN UMUM USAHA KECIL KERIPIK PISANG KONDANG JAYA. merupakan usaha kecil hasil binaan koperasi BMT Al-Ikhlaash perumahan 154 BAB V GAMBARAN UMUM USAHA KECIL KERIPIK PISANG KONDANG JAYA 5.1. Sejarah Usaha Keripik Pisang Kondang Jaya Usaha keripik pisang Kondang Jaya yang menjadi fokus penelitian merupakan usaha kecil hasil

Lebih terperinci

Bisnis Keripik Singkong, Labanya Penuhi Kantong

Bisnis Keripik Singkong, Labanya Penuhi Kantong Bisnis Keripik Singkong, Labanya Penuhi Kantong Gurih dan renyahnya keripik singkong begitu banyak digemari masyarakat. Tak heran bila belakangan ini banyak pemula maupun pelaku bisnis camilan yang saling

Lebih terperinci

VII. FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI. kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) serta peluang (opportunities)

VII. FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI. kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) serta peluang (opportunities) 185 VII. FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI 7.1. Identifikasi Faktor Internal Setelah dilakukan analisis faktor-faktor penentu untuk mengidentifikasi kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) serta

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengolahan Keripik Pisang Mocca Tahapan-tahapan proses pengolahan keripik pisang mocca di UKM FLAMBOYAN terdiri atas : 1. Penyiapan bahan baku Adapun jenis pisang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Judul Program KERIPIK PISANG ANEKA RASA BERBASIS PEMASARAN KOPERASI SISWA SEKOLAH SEBAGAI BENTUK KERJA SAMA MUTUALISME.

BAB I PENDAHULUAN. A. Judul Program KERIPIK PISANG ANEKA RASA BERBASIS PEMASARAN KOPERASI SISWA SEKOLAH SEBAGAI BENTUK KERJA SAMA MUTUALISME. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Judul Program KERIPIK PISANG ANEKA RASA BERBASIS PEMASARAN KOPERASI SISWA SEKOLAH SEBAGAI BENTUK KERJA SAMA MUTUALISME. B. Latar Belakang Potensi produksi buah pisang di Indonesia

Lebih terperinci

Mengemas Laba Usaha Kacang Mete Di Musim Lebaran

Mengemas Laba Usaha Kacang Mete Di Musim Lebaran Mengemas Laba Usaha Kacang Mete Di Musim Lebaran Peluang bisnis musiman yang menjanjikan untung besar bagi para pelakunya, salah satunya saja seperti bisnis camilan kacang mete yang labanya semakin gurih

Lebih terperinci

USAHA KECIL MENENGAH KERIPIK UBI HUMOR DI KABUPATEN SUMEDANG. Diajukan untuk Memenuhi Matakuliah Marketing Prodi Desain Komunikasi Visual

USAHA KECIL MENENGAH KERIPIK UBI HUMOR DI KABUPATEN SUMEDANG. Diajukan untuk Memenuhi Matakuliah Marketing Prodi Desain Komunikasi Visual USAHA KECIL MENENGAH KERIPIK UBI HUMOR DI KABUPATEN SUMEDANG Diajukan untuk Memenuhi Matakuliah Marketing Prodi Desain Komunikasi Visual oleh: Sadam husen 1401100105 Dosen : Gema Arifrahara FAKULTAS INDUSTRI

Lebih terperinci

BISNIS KERIPIK PISANG PELUANGNYA KIAN CEMERLANG

BISNIS KERIPIK PISANG PELUANGNYA KIAN CEMERLANG BISNIS KERIPIK PISANG PELUANGNYA KIAN CEMERLANG Seperti kita ketahui bersama, keripik pisang merupakan salah satu camilan yang sudah sangat familiar di kalangan masyarakat Indonesia. Tingginya kandungan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 DAFTAR TABEL

LAMPIRAN 1 DAFTAR TABEL LAMPIRAN 77 78 LAMPIRAN 1 DAFTAR TABEL Tabel 1. Analisis ekonomi sampel 1 Jenis Produk Kuantitas Harga / potong Tahu 1. Mentah (4 kotak) 6600 potong Rp. 1000 2. Goreng Bahan (8 kotak) Baku Kuantitas 26400

Lebih terperinci

Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan

Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan Kerupuk merupakan salah satu makanan ringan yang banyak diburu para konsumen. Rasanya yang gurih dan teksturnya yang sangat renyah, menjadikan kerupuk sebagai

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Palu setelah usaha pengolahan bawang goreng khas Palu. Pengusaha olahan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Palu setelah usaha pengolahan bawang goreng khas Palu. Pengusaha olahan 46 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Usaha Pengolahan Pisang Di Kota Palu Usaha pengolahan pisang merupakan usaha pengolahan kedua terbanyak di Kota Palu setelah usaha pengolahan bawang goreng khas Palu.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. usaha pada tahun 2006 menjadi usaha pada tahun 2007 (Tabel 1).

I. PENDAHULUAN. usaha pada tahun 2006 menjadi usaha pada tahun 2007 (Tabel 1). I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2006 BPS mencatat jumlah penduduk Indonesia mencapai 222 juta jiwa dengan laju pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peranan sektor pertanian dalam pembangunan nasional sangat penting karena sektor ini mampu menyerap sumber daya yang paling besar dan memanfaatkan sumber daya yang ada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN terdiri dari : Tahapan-tahapan proses pengolahan stick singkong di UKM Flamboyan 4.1 Persiapan Bahan Baku Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian di Indonesia mempunyai peranan yang cukup penting dalam

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian di Indonesia mempunyai peranan yang cukup penting dalam I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian di Indonesia mempunyai peranan yang cukup penting dalam perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari sumbangannya terhadap Produk Domestik Bruto

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD. Tiga Bawang merupakan sebuah industri kecil menengah yang bergerak dibidang pembuatan keripik dengan bahan baku ubi kayu. UD. Tiga Bawang adalah

Lebih terperinci

PENGOLAHAN JAGUNG SEBAGAI BAHAN PANGAN. Agus Sutanto

PENGOLAHAN JAGUNG SEBAGAI BAHAN PANGAN. Agus Sutanto PENGOLAHAN JAGUNG SEBAGAI BAHAN PANGAN Agus Sutanto PENDAHULUAN Kebutuhan pangan selalu mengikuti trend jumlah penduduk dan dipengaruhi oleh peningkatan pendapatan per kapita serta perubahan pola konsumsi

Lebih terperinci

NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R

NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R USAHA TELUR ASIN NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M (0610963043) R. YISKA DEVIARANI S (0610963045) SHANTY MESURINGTYAS (0610963059) WIDIA NUR D (0610963067) YOLANDA KUMALASARI (0610963071) PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Minyak goreng bagi masyarakat Indonesia adalah salah satu kebutuhan pokok atau merupakan salah satu dari Sembako (sembilan bahan pokok) menurut keputusan Menteri Perindustrian

Lebih terperinci

VIII. IDENTIFIKASI FAKTOR STRATEGIS. kelemahan PKPBDD merupakan hasil identifikasi dari faktor-faktor internal dan

VIII. IDENTIFIKASI FAKTOR STRATEGIS. kelemahan PKPBDD merupakan hasil identifikasi dari faktor-faktor internal dan VIII. IDENTIFIKASI FAKTOR STRATEGIS Faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman serta kekuatan dan kelemahan PKPBDD merupakan hasil identifikasi dari faktor-faktor internal dan eksternal yang telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara di Asia yang memiliki lahan pertanian cukup luas dengan hasil pertanian yang melimpah. Pisang merupakan salah

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Sejarah dan Perkembangan Rinadya Yoghurt Rinadya Yoghurt merupakan usaha rumahtangga yang bergerak dalam bidang pengolahan susu segar yaitu memproduksi yoghurt. Usaha ini

Lebih terperinci

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM. SEMAR CETAR (Selimut Mangga Rasa Cepat Antar) BIDANG KEGIATAN PKM KEWIRAUSAHAAN DIUSULKAN OLEH:

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM. SEMAR CETAR (Selimut Mangga Rasa Cepat Antar) BIDANG KEGIATAN PKM KEWIRAUSAHAAN DIUSULKAN OLEH: PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM SEMAR CETAR (Selimut Mangga Rasa Cepat Antar) BIDANG KEGIATAN PKM KEWIRAUSAHAAN DIUSULKAN OLEH: Ketua : Ranti Ayu Mustikawati F0215090 / Angkatan 2015

Lebih terperinci

VI ANALISIS LINGKUNGAN USAHA

VI ANALISIS LINGKUNGAN USAHA VI ANALISIS LINGKUNGAN USAHA Analisis lingkungan usaha adalah proses awal dalam manajemen strategi yang bertujuan untuk memantau lingkungan perusahaan. Lingkungan perusahaan mencakup semua faktor, baik

Lebih terperinci

PENGOLAHAN BUAH-BUAHAN

PENGOLAHAN BUAH-BUAHAN 1 DAFTAR ISI I. Kata Pengantar II. Daftar Isi III. Pendahuluan...1 IV. Bahan Tambahan 1. Pemanis...1 2. Asam Sitrat...1 3. Pewarna...1 4. Pengawet...2 5. Penstabil...2 V. Bentuk Olahan 1. Dodol...2 2.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Persentase Produk Domestik Bruto Pertanian (%) * 2009** Lapangan Usaha

I. PENDAHULUAN. Persentase Produk Domestik Bruto Pertanian (%) * 2009** Lapangan Usaha I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber pertumbuhan ekonomi yang sangat potensial dalam pembangunan sektor pertanian adalah hortikultura. Seperti yang tersaji pada Tabel 1, dimana hortikultura yang termasuk

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BIKA SINGKONG Mata Kuliah : Lingkungan Bisnis Kelompok G

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BIKA SINGKONG Mata Kuliah : Lingkungan Bisnis Kelompok G KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BIKA SINGKONG Mata Kuliah : Lingkungan Bisnis Kelompok G Oleh Nama : Akhmad Noor NIM : 11.12.5525 Kelas : SI S1 03 Jurusan : Sistem Informasi SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA

Lebih terperinci

VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI

VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI 7.1. Identifikasi Faktor Internal Berdasarkan aspek-aspek yang ditinjau untuk mengidentifikasi faktor kekuatan dan kelemahan internal perusahaan antara lain: faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia sangat penting untuk mengonsumsi protein yang berasal dari hewani maupun nabati. Protein dapat diperoleh dari susu, kedelai, ikan, kacang polong

Lebih terperinci

IbM PENGUSAHA KERIPIK SINGKONG RUMAH TANGGA

IbM PENGUSAHA KERIPIK SINGKONG RUMAH TANGGA ARTIKEL ILMIAH Ipteks Bagi Masyarakat (IbM) IbM PENGUSAHA KERIPIK SINGKONG RUMAH TANGGA Oleh Yuni Retnaningtyas, M.Si., Apt. 0009067806 Ema Desia Prajitiasari SE. MM. 0021127901 UNIVERSITAS JEMBER November

Lebih terperinci

VI. ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU. A. Analisis Biaya Industri Rumah Tangga Tahu di Desa Karanganayar

VI. ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU. A. Analisis Biaya Industri Rumah Tangga Tahu di Desa Karanganayar VI. ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU A. Analisis Biaya Industri Rumah Tangga Tahu di Desa Karanganayar Biaya dalam industri tahu meliputi biaya eksplisit dan biaya implisit. Biaya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong

I. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Strategi pembangunan pertanian yang berwawasan agribisnis dan agroindustri pada dasarnya menunjukkan arah bahwa pengembangan agribisnis merupakan suatu upaya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun proses pengolahan Kue Bola-bola Wijen disajikan dalam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun proses pengolahan Kue Bola-bola Wijen disajikan dalam BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengolahan Kue Bola-bola wijen Adapun proses pengolahan Kue Bola-bola Wijen disajikan dalam bentuk diagram alir di bawah ini : Persiapan Bahan : Tepung Tapioka, Tepung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran sektor pertanian dalam pembangunan di Indonesia tidak perlu diragukan lagi. Sesuai dengan amanat garis Garis Besar Haluan Negara (GBHN) bahwa prioritas pembangunan

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BERBISNIS DENGAN PISANG NAMA : ERMA WIDIYANTI NIM : 11.01.2948 STMIK Amikom Yogyakarta Jl. Ring Road Utara. Condong Catur, Sleman, Yogyakarta Indonesia Telp: (0274)884201-207

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya struktur ekonomi yang seimbang dan kokoh yang meliputi aspek

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya struktur ekonomi yang seimbang dan kokoh yang meliputi aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan sektor industri secara nasional diarahkan untuk mendorong terciptanya struktur ekonomi yang seimbang dan kokoh yang meliputi aspek perubahan ekonomi. Tingkat

Lebih terperinci

TUGAS FIELD STUDY KEWIRAUSAHAAN Kripik Terong Dicabein. Disusun oleh:

TUGAS FIELD STUDY KEWIRAUSAHAAN Kripik Terong Dicabein. Disusun oleh: TUGAS FIELD STUDY KEWIRAUSAHAAN Kripik Terong Dicabein Diajukan untuk memenuhi tugas Ujian Tengah Semester Matakuliah Kewirausahaan (FI 201) Semester Genap Tahun Akademik 2015/2016 Pengampu Matakuliah:

Lebih terperinci

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik dan hukum serta sosial budaya. Sedangkan lingkungan

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN AGROINDUSTRI GETUK GORENG DI KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS

STUDI KELAYAKAN AGROINDUSTRI GETUK GORENG DI KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS 121 STUDI KELAYAKAN AGROINDUSTRI GETUK GORENG DI KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS Siti Mutmainah, Dumasari, dan Pujiharto Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jl. Raya Dukuhwaluh

Lebih terperinci

PROPOSAL BISNIS USAHA KUE BROWNIES COKLAT

PROPOSAL BISNIS USAHA KUE BROWNIES COKLAT PROPOSAL BISNIS USAHA KUE BROWNIES COKLAT 1 Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar belakang Perkembangan pada bidang ekonomi dan teknologi yang begitu pesat di dunia dan masyarakat kita saat ini telah merubah pola

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transformasi sektor pertanian ke sektor industri bagi negara berkembang seperti Indonesia tidaklah dapat dihindarkan, karena Indonesia beranjak dari negara agraris menuju

Lebih terperinci

PELUANG USAHA JAMUR KRIUK

PELUANG USAHA JAMUR KRIUK PELUANG USAHA JAMUR KRIUK Di susun oleh : Nama : Yurdiansyah M Agun Nim : 11.11.5691 Kelas : 11-S1-TI-15 Blog : melodyautomotif@blogspot.com ABSTRAK Peluang bisnis kali ini yang saya buat tentang peluang

Lebih terperinci

PELUANG BISNIS MAKANAN TENTANG KRIPIK TEMPE

PELUANG BISNIS MAKANAN TENTANG KRIPIK TEMPE NAMA : JOKO NUR CAHYANTO NIM : 10.12.4486 KELAS : S1,SI,2B PELUANG BISNIS MAKANAN TENTANG KRIPIK TEMPE Pernah berkunjung ke kota Cilacap????????? Pasti pernah mencicipi penganan khas kota ini. ya, sudah

Lebih terperinci

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM SaPi Rebu VaRa BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM SaPi Rebu VaRa BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM SaPi Rebu VaRa BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN Diusulkan oleh : 1. Nazilatus Syafa ah (4301415053/ Angkatan 2015) 2. Zulfikar Ali Abdul Aziz Attamimi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD. Kreasi Lutvi merupakan sebuah perusahaan yang memproduksi makanan ringan keripik singkong. UD. Kreasi Lutvi berdiri pada tahun 1999. Sejarah

Lebih terperinci

SIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

SIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 273 VII. SIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 7.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis deskripsi, estimasi, dan simulasi peramalan dampak kebijakan subsidi harga BBM terhadap kinerja perekonomian, kemiskinan,

Lebih terperinci

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA Super Kripik Sukun Psikologi (SKRIPSI) BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA Super Kripik Sukun Psikologi (SKRIPSI) BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA Super Kripik Sukun Psikologi (SKRIPSI) BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN DIUSULKAN OLEH : MH Amin Mardhatillah G0113064 / 2013 Galih Ratna P.P G0113044 / 2013 Nanda

Lebih terperinci

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi Bawang merah merupakan komoditas hortikultura yang memiliki permintaan yang cukup tinggi dalam bentuk segar. Meskipun demikian, bawang merah

Lebih terperinci

Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian maupun perikanan. mempunyai peranan yang sangat besar dalam meningkatka pertumbuhan ekonomi

Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian maupun perikanan. mempunyai peranan yang sangat besar dalam meningkatka pertumbuhan ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian maupun perikanan mempunyai peranan yang sangat besar dalam meningkatka pertumbuhan ekonomi negara. Pengaruh agroindustri

Lebih terperinci

V. PROFIL INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU. pemilik usaha industri tahu yang ada di Desa Karanganyar Kecamatan Weru

V. PROFIL INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU. pemilik usaha industri tahu yang ada di Desa Karanganyar Kecamatan Weru V. PROFIL INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU A. Identitas Pengrajin Identitas pengrajin merupakan gambaran umum tentang keadaan dan latar belakang pengrajin yang berkaitan dan berpengaruh terhadap kegiatan dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia

I. PENDAHULUAN. Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia 1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang dan masalah Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia menjadi sebuah negara industri yang tangguh dalam jangka panjang. Hal ini mendukung Peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Perumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Perumusan Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Makanan ringan atau yang lebih sering dikenal dengan cemilan, telah menjadi makanan wajib yang harus dimiliki di rumah sebagai teman nonton tv atau belajar,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. malam). Contohnya kue kaktus.jadi, makanan ringan adalah aneka makanan atau

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. malam). Contohnya kue kaktus.jadi, makanan ringan adalah aneka makanan atau BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Makanan ringan atau kudapan (dalam bahasa Inggris biasa disebut dengan snack) adalah istilah bagi berbagai macam makanan yang tidak termasuk menu hidangan utama (contohnya seperti

Lebih terperinci

Bisnis Keripik Buah Datangkan Laba Jutaan Rupiah

Bisnis Keripik Buah Datangkan Laba Jutaan Rupiah Bisnis Keripik Buah Datangkan Laba Jutaan Rupiah Melimpahnya potensi buah-buahan di negara kita, ternyata tak cuma mampu memenuhi kebutuhan nutrisi setiap warganya, namun juga memberikan peluang bisnis

Lebih terperinci

Bab 5 Aspek Teknis. Bagaimana bentuk tempe yang anda suka? Apa warna tempe yang anda suka? Jenis bahan tempe apa yang anda sukai?

Bab 5 Aspek Teknis. Bagaimana bentuk tempe yang anda suka? Apa warna tempe yang anda suka? Jenis bahan tempe apa yang anda sukai? Bab 5 Aspek Teknis No 1. 5.1. Perencanaan Produk Berdasarkan data kuisioner yang terdapat pada bab 4, maka untuk menentukan perencanaan produk didapat data dari hasil penyebaran kuisioner sebagai berikut:

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS KRIPIK TEMPE

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS KRIPIK TEMPE KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS KRIPIK TEMPE Nama : Damas Riawan Kelas : D3 TI 02 NIM : 11.01.2910 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012 ABSTRAKSI Karya tulis ini dibuat dengan tujuan untuk memberi petunjuk

Lebih terperinci

FUNGSI PEMASARAN DALAM PERUSAHAAN.

FUNGSI PEMASARAN DALAM PERUSAHAAN. FUNGSI PEMASARAN DALAM PERUSAHAAN Definisi Sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis Merencanakan menentukan harga Mempromosikan Mendistribusikan barang dan jasa memuaskan kebutuhan pembeli. Pemasaran meliputi:

Lebih terperinci

SESI II Mengidentifikasi pokok-pokok Perencanaan Usaha dan Keuangan Usaha Mikro

SESI II Mengidentifikasi pokok-pokok Perencanaan Usaha dan Keuangan Usaha Mikro SESI II Mengidentifikasi pokok-pokok Perencanaan Usaha dan Keuangan Usaha Mikro Lembar Kerja 2.1 RENCANA UNIT USAHA MIKRO PRODUKSI - Apa saja yang diproduksi? - Volume dan periode? - Bagaimana cara memproduksinya?

Lebih terperinci

VI. ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN

VI. ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN VI. ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN 6.1 Analisis Lingkungan Eksternal Perusahaan Analisis lingkungan eksternal perusahaan berkaitan dengan keadaan luar perusahaan yang berpengaruh terhadap kegiatan di perusahaan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pangan bagi masyarakatnya dari sektor pertanian. Hasil olahan dari sektor

I. PENDAHULUAN. pangan bagi masyarakatnya dari sektor pertanian. Hasil olahan dari sektor 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia adalah negara agraris yang dapat mencukupi kebutuhan pangan bagi masyarakatnya dari sektor pertanian. Hasil olahan dari sektor pertanian dapat berupa

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN KOPERASI INSAN FATHONAH MELALUI PRODUKSI ANEKA OLAHAN KETELA. Oleh : Edy Legowo. Abstrak

PEMBERDAYAAN KOPERASI INSAN FATHONAH MELALUI PRODUKSI ANEKA OLAHAN KETELA. Oleh : Edy Legowo. Abstrak PEMBERDAYAAN KOPERASI INSAN FATHONAH MELALUI PRODUKSI ANEKA OLAHAN KETELA Oleh : Edy Legowo Abstrak Koperasi merupakan organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh orang-seorang demi kepentingan

Lebih terperinci

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM TOKOL (PENTOL BROKOLI) SEBAGAI JAJANAN KAYA GIZI BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM TOKOL (PENTOL BROKOLI) SEBAGAI JAJANAN KAYA GIZI BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM TOKOL (PENTOL BROKOLI) SEBAGAI JAJANAN KAYA GIZI BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN Diusulkan oleh: Qorina Andriyani 13030234013 / 2013 Dewi Firdausi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peranan sektor pertanian dalam pembangunan di Indonesia tidak perlu diragukan lagi, karena pembangunan pertanian diarahkan untuk meningkatkan produksi pertanian guna

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. karena berpengaruh terhadap eksistensi dan ketahanan hidup setiap manusia,

I. PENDAHULUAN. karena berpengaruh terhadap eksistensi dan ketahanan hidup setiap manusia, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan manuasia akan pangan merupakan hal yang sangat mendasar karena berpengaruh terhadap eksistensi dan ketahanan hidup setiap manusia, baik dipandang dari segi kualitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Mardikanto (2007: 28), agribisnis merupakan kegiatan yang terdiri dari 4 subsistem yaitu subsistem hulu, subsistem on farm, subsistem hilir dan subsistem jasa layanan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN BISNIS TELA-TELA

BAB II PERENCANAAN BISNIS TELA-TELA BAB II PERENCANAAN BISNIS TELA-TELA A. DATA PERUSAHAAN 1. PROFIL PERUSAHAAN Berikut ini adalah profit perusahaan yang saya rencanakan : 1. Nama Perusahaan Tela-tela 2. Bidang Usaha Industri Rumahan 3.

Lebih terperinci

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM : KERIPIK PISANG DUA RASA. (Setrawberry & Coklat) BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM : KERIPIK PISANG DUA RASA. (Setrawberry & Coklat) BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM : KERIPIK PISANG DUA RASA (Setrawberry & Coklat) BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN Di usulkan oleh : EKA SETYA ADANINGGAR MILA MARGA ANGGRAENI NINA

Lebih terperinci

BISNIS CAMILAN JAGUNG, RENYAH DAN BANJIR UNTUNG

BISNIS CAMILAN JAGUNG, RENYAH DAN BANJIR UNTUNG BISNIS CAMILAN JAGUNG, RENYAH DAN BANJIR UNTUNG Menjadi salah satu tanaman pangan dunia, jagung yang memiliki nama biologi Zea Mays ini sekarang tak hanya dijadikan sebagai sumber karbohidrat bagi sebagian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Agroindustri merupakan kegiatan pemanfaatan hasil pertanian menjadi produk

I. PENDAHULUAN. Agroindustri merupakan kegiatan pemanfaatan hasil pertanian menjadi produk I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Agroindustri merupakan kegiatan pemanfaatan hasil pertanian menjadi produk olahan yang bernilai ekonomi, sekaligus menjadi suatu tahapan pembangunan pertanian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian mempunyai peranan penting pada negara berkembang seperti di Indonesia. Kontribusi sektor pertanian ini sangat berpengaruh untuk pembangunan negara. Hal ini

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS KRIPIK JAMUR TIRAM

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS KRIPIK JAMUR TIRAM KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS KRIPIK JAMUR TIRAM Disusun Oleh : Nama : AZHARI YOGA SAPUTRA NIM : 11.01.2920 Jurusan : D3-TI STMIK AMIKOM YOGYAKARTA TAHUN AKADEMIK 2011 / 2012 ABSTRAKS Karya tulis

Lebih terperinci

PROPOSAL ( RENCANA INVESTASI ) BAKSO PELANGI

PROPOSAL ( RENCANA INVESTASI ) BAKSO PELANGI PROPOSAL ( RENCANA INVESTASI ) BAKSO PELANGI Oleh : Nama : Puspa Melati NPM : 10630779 Prodi : Akuntansi BAB I PENDAHULUAN A. Judul Kegiatan Usaha : Usaha pembuatan Bakso PELANGI. B. Status Usaha : Usaha

Lebih terperinci

5.1 Keadaan Umum Perusahaan 5.2 Struktur Organisasi

5.1 Keadaan Umum Perusahaan 5.2 Struktur Organisasi 5.1 Keadaan Umum Perusahaan PT Semestaguna Food & Beverage adalah perusahan yang bergerak dalam bidang usaha waralaba (franchise) Your Tea. Perusahaan ini beralamat di JL. Ring Road Bogor Utara, Taman

Lebih terperinci

Bahan Baku daging ikan 500 g. tepung tapioka 50 g. merica halus 1/2 sendok teh. bawang merah 7,5 g. bawang putih 1,5 g. jahe 0,5 g.

Bahan Baku daging ikan 500 g. tepung tapioka 50 g. merica halus 1/2 sendok teh. bawang merah 7,5 g. bawang putih 1,5 g. jahe 0,5 g. SOSIS IKAN Sosis adalah salah satu produk olahan dari bahan hewani. Secara umum sosis diartikan sebagai makanan yang dibuat dari daging yang telah dicincang, dihaluskan, dan diberi bumbubumbu, dimasukkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tropika) namun dikenal luas sejak dahulu oleh orang-orang yang tinggal di sekitar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tropika) namun dikenal luas sejak dahulu oleh orang-orang yang tinggal di sekitar 109 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Prospek dan Arah Pengembangan Pisang Pisang berasal dari daerah Malesia (Asia Tenggara dan Australia tropika) namun dikenal luas sejak dahulu oleh orang-orang yang tinggal

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENINGKATAN NILAI JUAL IKAN NON EKONOMIS MELALUI USAHA CEMILAN CFC CRISPY FISH CARAAGE

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENINGKATAN NILAI JUAL IKAN NON EKONOMIS MELALUI USAHA CEMILAN CFC CRISPY FISH CARAAGE LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENINGKATAN NILAI JUAL IKAN NON EKONOMIS MELALUI USAHA CEMILAN CFC CRISPY FISH CARAAGE BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN Disusun oleh: Ketua : Cholifah C34090047

Lebih terperinci

Lampiran 1. Peta Lokasi Kecamatan Palabuhan Ratu

Lampiran 1. Peta Lokasi Kecamatan Palabuhan Ratu LAMPIRAN Lampiran 1. Peta Lokasi Kecamatan Palabuhan Ratu Lampiran 2. Kegiatan Wawancara dan Lokasi Penelitian Wawancara dengan Pemilik Usaha Lokasi Usaha Gebyar Cakalang Lampiran 3. Kegiatan pemindangan

Lebih terperinci

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU Oleh: Gusti Setiavani, S.TP, M.P Staff Pengajar di STPP Medan Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu

I. PENDAHULUAN. melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor industri merupakan komponen utama dalam pembangunan ekonomi nasional. Sektor industri mampu memberikan kontribusi ekonomi yang besar melalui nilai tambah,

Lebih terperinci

BAB II GAMABARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Usaha Keripik Cabe Bintang dan Keripik Cabe Mai

BAB II GAMABARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Usaha Keripik Cabe Bintang dan Keripik Cabe Mai BAB II GAMABARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Sejarah Singkat Usaha Keripik Cabe Bintang dan Keripik Cabe Mai Satun di Kota Dumai 1. Keripik Cabe Bintang Usaha industri keripik cabe rumahan di Kelurahan Purnama

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan yaitu, wajan, kompor, pisau, pengaduk, gilingan daging dan siler.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan yaitu, wajan, kompor, pisau, pengaduk, gilingan daging dan siler. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengolahan Stik Ubi Jalar Hasil produksi yang di UKM Teratai dalam pembuatan stik ubi jalar perbulannya berkisar 4 kali produksi selama satu bulan. Pembuatan stik ubi jalar

Lebih terperinci

VI. ANALISIS LINGKUNGAN DAN PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SATE SOP KAMBING

VI. ANALISIS LINGKUNGAN DAN PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SATE SOP KAMBING VI. ANALISIS LINGKUNGAN DAN PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SATE SOP KAMBING 6.1 Analisis Lingkungan Usaha Kecil Menengah Sate Sop Kambing Usaha kecil menengah mempunyai peran yang strategis dalam

Lebih terperinci

MAKALAH PENGANTAR BISNIS TENTANG MENJALANKAN USAHA KECIL KERIPIK PISANG

MAKALAH PENGANTAR BISNIS TENTANG MENJALANKAN USAHA KECIL KERIPIK PISANG MAKALAH PENGANTAR BISNIS TENTANG MENJALANKAN USAHA KECIL KERIPIK PISANG OLEH : RAMSES KORWA NIM;17542110012 DOSEN PENGAMPU: MAHRUS ALI, S.TP,.M.AGR FAKULTAS PERTANIAN PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Pengolahan hasil pertanian dalam pelatihan ini dimaksudkan untuk mengubah bentuk bahan baku menjadi bahan

Pengolahan hasil pertanian dalam pelatihan ini dimaksudkan untuk mengubah bentuk bahan baku menjadi bahan Pelatihan Kewirausahaan untuk Pemula olahan dengan memperhatikan nilai gizi dan memperpanjang umur simpan atau keawetan produk. Untuk meningkatkan keawetan produk dapat dilakukan dengan cara : (1) Alami

Lebih terperinci

MODUL 3 PENGOLAHAN IKAN TERI ASIN

MODUL 3 PENGOLAHAN IKAN TERI ASIN MODUL 3 PENGOLAHAN IKAN TERI ASIN Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu mengolah ikan teri asin kering yang berkualitas dan higienis. Indikator Keberhasilan: Mutu ikan

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM UKM. Pulau Pasaran SKALA 1:

4 KEADAAN UMUM UKM. Pulau Pasaran SKALA 1: 29 4 KEADAAN UMUM UKM 4.1 Lokasi dan Keadaan Umum Pengolah Unit Pengolahan ikan teri nasi setengah kering berlokasi di Pulau Pasaran, Lingkungan 2, Kelurahan Kota Karang, Kecamatan Teluk Betung Barat,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian merupakan bagian integral

I. PENDAHULUAN. Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian merupakan bagian integral I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian merupakan bagian integral dari sektor pertanian memberikan kontribusi penting pada proses industrialisasi di wilayah

Lebih terperinci

MATA KULIAH PELUANG BISNIS PEMBUATAN KRIPIK TEMPE

MATA KULIAH PELUANG BISNIS PEMBUATAN KRIPIK TEMPE MATA KULIAH PELUANG BISNIS PEMBUATAN KRIPIK TEMPE NAMA : WAHYU ADITYA PRABOWO KELAS : S1 SI 08 NIM : 11.12.5897 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Keripik Tempe Industri Rumahan yang Menguntungkan Pernah singgah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Volume dan Nilai Ekspor Minyak Sawit Indonesia CPO Turunan CPO Jumlah. Miliar)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Volume dan Nilai Ekspor Minyak Sawit Indonesia CPO Turunan CPO Jumlah. Miliar) 1 I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Komoditas kelapa sawit Indonesia merupakan salah satu komoditas perkebunan yang mempunyai peranan sangat penting dalam penerimaan devisa negara, pengembangan perekonomian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional meliputi pengertian yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional meliputi pengertian yang digunakan 38 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional meliputi pengertian yang digunakan untuk memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Profil Industri Rumah Tangga olahan Salak Pondoh. Kegiatan pengolahan Salak Pondoh sudah dilakukan oleh warga masyarakat

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Profil Industri Rumah Tangga olahan Salak Pondoh. Kegiatan pengolahan Salak Pondoh sudah dilakukan oleh warga masyarakat V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Industri Rumah Tangga olahan Salak Pondoh Kegiatan pengolahan Salak Pondoh sudah dilakukan oleh warga masyarakat Desa Donokerto selama 10 tahun terakhir. Pengolahan Salak

Lebih terperinci

ANALISA USAHA KERIPIK NANGKA DAN KERIPIK PISANG PANDA ALAMI DI KECAMATAN GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN PROVINSI LAMPUNG

ANALISA USAHA KERIPIK NANGKA DAN KERIPIK PISANG PANDA ALAMI DI KECAMATAN GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN PROVINSI LAMPUNG ANALISA USAHA KERIPIK NANGKA DAN KERIPIK PISANG PANDA ALAMI DI KECAMATAN GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN PROVINSI LAMPUNG OLEH NIZELAWATI 0810221050 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2012

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berperan dalam pendistribusian hasil-hasil pembangunan. Pengembangan UKM

BAB I PENDAHULUAN. berperan dalam pendistribusian hasil-hasil pembangunan. Pengembangan UKM BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam perekonomian nasional sangat besar. Hal ini dapat dilihat dari pembangunan ekonomi nasional, karena selain berperan dalam pertumbuhan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini mengalami kemunduran dibandingkan dengan

I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini mengalami kemunduran dibandingkan dengan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian Indonesia saat ini mengalami kemunduran dibandingkan dengan perekonomian dunia yang mengalami perkembangan yang sangat baik. Kemunduran ini disebabkan oleh

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 21 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum PD. Alam Lestari 4.1.1 Sejarah Perkembangan PD. Alam Lestari PD. Alam Lestari adalah Usaha Kecil Menengah (UKM) produsen susu bubuk kedelai yang diproduksi

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS "Bisnis Krupuk Bawang" Nama : Prasetya Adhi Wibowo NIM : 11.12.5625 Kelas : 11-S1-SI-04 STMIK Amikom Yogyakarta 2011 Abstraksi Karya tulis ini dibuat dengan tujuan untuk memberi

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 TEKNOLOGI PROSES PRODUKSI Proses produksi PT Amanah Prima Indonesia dimulai dari adanya permintaan dari konsumen melalui Departemen Pemasaran yang dicatat sebagai pesanan dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bersaing dari negara lain yaitu tanaman kopi. Dari 10 negara penghasil kopi

I. PENDAHULUAN. bersaing dari negara lain yaitu tanaman kopi. Dari 10 negara penghasil kopi 1 I. PENDAHULUAN A Latar Belakang dan Masalah Negara Indonesia memiliki salah satu tanaman perkebunan yang mampu bersaing dari negara lain yaitu tanaman kopi. Dari 10 negara penghasil kopi di dunia, Indonesia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya 2.1 Komposisi Kimia Udang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Udang merupakan salah satu produk perikanan yang istimewa, memiliki aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya lebih

Lebih terperinci