VII. FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI. kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) serta peluang (opportunities)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "VII. FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI. kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) serta peluang (opportunities)"

Transkripsi

1 185 VII. FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI 7.1. Identifikasi Faktor Internal Setelah dilakukan analisis faktor-faktor penentu untuk mengidentifikasi kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) serta peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang berpengaruh terhadap rumusan pengembangan usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya binaan koperasi BMT Al-Ikhlaash, selanjutnya dapat dilakukan identifikasi untuk menentukan faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dari analisis yang telah dilakukan. Hasil ini digunakan sebagi input analisis internal dan eksternal dengan menggunakan matriks IFE dan EFE. Nilai yang diperoleh dari matriks IFE dan EFE diplotkan ke matriks IE sehingga dapat terlihat peta posisi usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya pada matriks tersebut. Selanjutnya hasil analisis ini juga digunakan untuk merumuskan alternatif strategi bisnis dalam analisis SWOT. Dalam identifikasi faktor internal terdapat faktor kekuatan (strenghts) dan kelemahan (weaknesses) dari usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya. Aspekaspek yang terdapat dalam identifikasi kedua faktor tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut : Faktor Kekuatan Faktor kekuatan merupakan bagian dari faktor strategis internal, faktor tersebut dianggap sebagai kekuatan yang akan mempengaruhi pengembangan usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya. Faktor-faktor yang menjadi kekuatan harus digunakan semaksimal mungkin dalam upaya untuk mencapai tujuan pengembangan usaha kecil keripik pisang ini, faktor-faktor itu terdiri dari :

2 186 a. Keharmonisan hubungan antar pemilik dan pekerja Usaha keripik pisang Kondang Jaya masih merupakan usaha kecil, sehingga memiliki majemen tenaga kerja yang bersifat informal. Dalam pengelolaan usahanya hubungan antar pengelola bersifat kekeluargaan. Antara pemilik dengan pekerja cenderung ke arah hubungan yang bersifat informal. Para pekerjanya berasal dari anggota keluarga, sehingga keharmonisan diantara pekerja dengan pemilik relatf mudah terjalin. b. Kondisi modal yang relatif tercukupi Terkait dengan modal, selama ini usaha keripik pisang ini memperoleh modal dari koperasi BMT Al-Ikhlaash. Dengan kondisi skala usaha yang masih relatif kecil, modal yang diberikan koperasi hingga saat ini masih dirasa cukup untuk menjalankan usaha yang ada. Bahkan untuk pengembangan usaha keripik pisang ini, koperasi juga akan terus menyediakan sejumlah modal dibutuhkan, sehingga dari sisi ketersediaan modal usaha keripik pisang ini relatif cukup terjamin. c. Produk yang berkualitas Usaha kecil ini hanya memproduksi keripik pisang dengan merek dagang usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya. Produk yang dihasilkan berukuran 200 gr dengan rasa alami pisang. Rasa alami dari produk keripik pisang ini, berasal dari rasa pisang yang telah di sortasi secara teliti oleh pemilik. Kebersihan dalam proses produksi yang terjamin dengan baik, membuat tingginya kualitas rasa dan gizi yang terkandung dalam keripik pisang. Keripik pisang memiliki daya tahan produk yang lama yaitu kurang lebih satu bulan. Kualitas produk yang cukup

3 187 baik, rasa yang enak, kandungan gizi yang tinggi, tidak menggunakan bahan kimia dan daya tahan produk yang lama merupakan kekuatan bagi usaha ini untuk mempertahankan pelanggan. Kualitas dari produk harus senantiasa dipertahankan oleh usaha ini. Kualitas produk yang baik tercermin dari rasa yang terbentuk tanpa bahan pengawet dan penyedap buatan, warna yang dihasilkan alami warna pisang, bukan pewarna buatan, sehingga produk keripik pisang ini cenderung memiliki kandungan gizi yang baik dan penampilan yang menarik. Bentuk produk keripik pisang Kondang Jaya dapat dilihat pada Gambar 11. Gambar 11. Produk Usaha Kecil Keripik Pisang Kondang Jaya Sumber : Greenmart Darmaga, Juli 2009 d. Letak usaha yang strategis Usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya memiliki letak yang cukup stategis. Usaha ini terletak di pusat Kota Bogor yaitu sekitar 6 kilometer dari terminal Baranangsiang Kota Bogor. Akses dengan jalan raya yang cukup dekat ini didukung dengan fasilitas yang ada seperti jalan beraspal, listrik, telepon, dan

4 188 PDAM. Lokasi usaha yang terletak dekat dengan pusat Kota Bogor memudahkan usaha kecil keripik pisang ini dalam hal pemasaran. Masyarakat Kota Bogor, umumnya belum cukup mengenal produk ini karena daya jangkau jaringan pemasaran produk keripik pisang ini masih cenderung rendah. Letak usaha yang strategi menjadi modal dasar yang baik bagi pemilik untuk mengembangkan jaringan pemasaran produknya. Usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya terletak bersebelahan dengan perumahan Baranangsiang Indah Kota Bogor, sedangkan letak koperasi BMT Al-Ikhlaash terletak tepat di perumahan Baranangsiang Indah kota bogor Faktor Kelemahan Faktor kelemahan merupakan bagian dari faktor strategis internal, faktor tersebut dianggap sebagai kelemahan yang akan mempengaruhi pengembangan usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya. Faktor-faktor yang menjadi kelemahan harus diminimalisasi dalam upaya untuk mencapai tujuan pengembangan usaha kecil keripik pisang ini, faktor-faktor kelemahan tersebut terdiri dari : a. Keterbatasan dalam pencatatan keuangan Usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya tidak selalu melakukan pencatatan secara akutansi terhadap pengelolaan keuangan dan modal usahanya. Manajemen keuangan dari usaha ini belum tertata dengan baik, sehingga keuangan usaha keripik pisang dengan keuangan rumah tangga pemilik tidak dapat dibedakan. Selain itu pencatatan keuangan yang biasanya dilakukan hanya mengandung komponen besarnya jumlah produksi yang dihasilkan per satu kali produksi. Dalam pencatatan keuangan belum memasukkan kandungan biaya-

5 189 biaya yang dikeluarkan. Sehingga tidak terdapat catatan yang jelas mengenai besarnya keuntungan yang diperoleh oleh usaha keripik pisang ini. b. Harga produk keripik pisang Pada usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya harga yang ditawarkan relatif tinggi, dikarenakan usaha tersebut membutuhkan biaya produksi yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan harga produk keripik pisang lainnya. Harga jual yang ditetapkan oleh pemilik usaha keripik pisang merupakan harga untuk distributor. Adapun harga yang diterima konsumen ditentukan oleh distributor, sehingga harga keripik pisang untuk konsumen dapat berbeda di tiap distributor. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, pada beberapa tempat penjualan produk keripik pisang dari usaha kecil ini harga yang diterima konsumen di Greenmart (baik yang berlokasi di Darmaga maupun di daerah Sentul) sebesar Rp 8.150, sedangkan di Warung milik koperasi BMT Al-Ikhlaash di perumahan BSI seharga Rp Harga produk keripik pisang tersebut relatif lebih mahal jika dibandingkan dengan harga produk keripik pisang usaha lain. Harga yang cukup tinggi menjadi salah satu kelemahan bagi keberlangsungan usaha ini. c. Belum memiliki sertifikat halal dan izin Depkes Hingga saat ini usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya belum memilki sertifikat halal dan juga izin dari Departemen Kesehatan. Saat ini konsumen sangat berhati-hati dalam mengkonsumsi suatu produk dikarenakan banyaknya produk-produk kadarluarsa yang beredar di pasaran. Sehingga untuk mengembangkan usahanya keripik pisang ini harus memilki sertifikat halal dan juga izin dari Departemen Kesehatan. Namun hal tersebut belum terwujud, hal ini

6 190 dikarenakan biaya yang dibutuhkan untuk mendapatkan sertifikat halal dan juga izin dari Departemen Kesehatan cukup besar dan memberatkan bagi pemilik usaha kecil keripik pisang ini. d. Penggunaan alat produksi yang masih sederhana Usaha keripik pisang Kondang Jaya merupakan usaha kecil yang berproduksi dengan menggunakan peralatan yang relatif sederhana. Alat yang digunakan dalam usaha ini berupa alat press untuk mengikat kemasan keripik pisang, sedangkan untuk memotong pisang dilakukan dengan alat tradisional yang biasanya dipakai oleh rumah tangga, sehingga proses produksi keripik pisang berjalan cukup lambat. e. Kemasan produk keripik pisang Usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya memproduksi keripik pisang menggunakan plastik. Plastik yang digunakan berukuran cukup besar yaitu ½ kg. produk yang dihasiklan berukuran 200 gram. Dalam kemasan produk keripik pisang Kondang Jaya bentuk kemasan masih sederhana bentuknya. Pada kemasan hanya tercantum merek dagang usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya, alamat dari koperasi BMT Al-Ikhlaash Perumahan BSI Kota Bogor dan lambang BMT Al-Ikhlaash. Penampilan kemasan masih sangat sederhana dan secara keseluruhan kemasan keripik pisang tersebut tanpak kurang menarik bagi konsumen untuk membelinya. f. Daerah pemasaran produk keripik pisang Sebagai binaan dari Koperasi BMT Al-Ikhlaash perumahan BSI Kota Bogor, usaha kecil keripik pisang selain mendapat bantuan modal bagi usahanya juga mendapat bantuan berupa bantuan dalam memasarkan produknya. Usaha

7 191 keripik pisang menjual semua produk yang dihasilkannya kepada Koperasi BMT Al-Ikhlaash kemudian koperasi tersebut memasarkannya ke daerah-daerah di sekitar Kota Bogor. Daerah yang menjadi sasaran pemasaran relatif masih kecil yaitu baru mencapai daerah sekitar Kota Bogor. Tempat pemasaran diantaranya meliputi Swalayan Ngesti, Greenmart Darmaga, Greenmart Sempur, kantin Rumah sakit PMI Kota Bogor dan Bogor Medical Center (BMC), pengajian di masjid Al-Ghifary. g. Kegiatan Promosi produk Usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya hingga saat ini belum melalukan kegiatan promosi, layaknya sebuah usaha. Promosi yang bersifat lokal hanya dilakukan oleh koperasi BMT Al-Ikhlaash sebagai pemasar yaitu melalui pengajian-pengajian yang diselenggarakan oleh para anggota koperasi baik pengajian bapak-bapak maupun ibu-ibu Darmawanita. Dalam rangka pengembangan usahanya, usaha kecil keripik pisang ini harus mulai memikirkan strategi promosi terhadap produknya, sehingga dapat lebih dikenal oleh masyarakat. h. Kurangnya inovasi produk Usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya memproduksi keripik pisang dengan rasa yang ditawarkan dengan rasa pisang alami dan asin. Rasa yang dihasilkan dari rasa alami keripik pisang dan tambahan garam. Hingga saat ini belum terdapat inovasi produk baik dai sisi rasa maupun bentuk. Rasa yang dihasilkan hanya rasa asin. Usaha ini belum mampu menghasilkan keripik pisang dengan rasa yang beragam seperti rasa manis, keju atupun rasa lain yang digemari konsumennya.

8 192 Aspek-aspek faktor kekuatan dan kelemahan yang telah dijabarkan di atas saling berinteraksi dalam pengembang usaha kecil keripik pisang Koperasi BMT Al-Ikhlaash. Secara keseluruhan aspek pada faktor kekuatan dan kelemahan dapat disajikan dalam bentuk tabel seperti pada Tabel 18. Tabel 18. Kekuatan dan Kelemahan Usaha Kecil Keripik Pisang Kondang Jaya Faktor Internal Kekuatan Kelemahan Sumberdaya Manusia Keharmonisan hubungan antar pemilik dan pekerja Keuangan dan Akuntasi Produksi dan Operasi Pemasaran Sumber : Hasil Analisis Kondisi modal yang relatif tercukupi Produk yang berkualitas baik Letak usaha yang strategis Keterbatasan dalam pencatatan keuangan Harga relatif mahal Belum memiliki sertifikat halal dan izin Depkes Penggunaan alat produksi yang masih sederhana Kemasan produk yang relatif sederhana Daerah pemasaran masih terbatas Kegiatan Promosi produk kurangnya inovasi produk 7.2. Identifikasi Faktor Eksternal Berdasarkan wawancara dan pengisian kuisioner dan analisis terhadap pengembangan usaha kecil keripik pisang ini, didapatkan faktor-faktor strategi eksternal yaitu berupa peluang (opportunities) dan ancaman (threats). Aspekaspek pada faktor peluang dan Ancaman tersebut dapat dapat dijabarkan sebagai berikut : Peluang Faktor peluang adalah bagian dari faktor strategis eksternal, faktor-faktor tersebut dianggap sebagai suatu potensi yang dapat dimanfaatkan dalam pengembangan usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya. Potensi tersebut harus

9 193 dimanfaatkan untuk mencapai tujuan yang diharapkan, peluang tersebut terdiri dari: a. Adanya kredit bagi usaha kecil Kredit yang ditawarkan baik oleh pemerintah atau lembaga keuangan untuk industri kecil juga merupakan peluang bagi industri kecil untuk meningkatkan modal kerja. Modal kerja yang selama ini menjadi masalah klasik bagi pengusaha industri kecil untuk mengembangkan usahanya. Sebagai contohnya kredit yang ditawarkan oleh BNI (Bank Negara Indonesia) yaitu BNI mentargetkan penyerapan kredit bagi usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Jawa Barat. Pada tahun 2008 penyaluran kredit UMKM di provinsi tersebut ditingkatkan dari Rp 1,6 Miliar menjadi 1,8 Miliar. Bank BRI juga mempunyai Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dapat dinikmati oleh perusahaan kecil. Selain itu pemerintah juga memberikan berbagai macam kredit untuk usaha kecil KUK seperti (Kredit Usaha Kecil) serta Undang-undang Nomor 10 tahun 1998, yang didalamnya memuat pasal-pasal yang memberikan ruang pembiayaan bagi syariah bagi bank umum, sehingga saat ini banyak bank umum yang membuka divisi syariah denga tujuan untuk memperluas jangkauan layanan kepada segmentasi yang tidak dapat dijangkau secara konvensional. Sejak tahun 2007 Pemerintah meluncurkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri. Salah satu kegiatan dalam PNPM adalah program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP). Selain itu adanya dukungan Pemerintah Daerah Kota Bogor dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor dalam pelatihan dan pengembangan UKM di Kota Bogor serta adanya Gerakan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat (Garda Emas).

10 194 Adanya berbagai program pemerintah dalam upaya pengembangan UMKM di Kota Bogor yang salah satunya dicapai melalui pemberian kredit, maka sudah sewajarnya UMKM di Kota Bogor seperti usaha kecil keripik pisang dapat lebih berkembang. b. Kota Bogor sebagai daerah tujuan wisata dan merupakan wilayah transit, mampu membangkitkan sektor industri makanan Kota Bogor merupakan salah satu tujuan wisata bagi masyarakat yang berasal dari wilayah-wilayah di sekitarnya seperti dari Jakarta, Depok, Tanggerang, Bekasi, Cianjur dan sebagainya. Objek wisata yang dapat di kunjungi di Kota Bogor antara lain Kebun Raya Bogor, Istana Bogor, The Jungle dan sebagainya. Berkembangnya objek tujuan wisata tersebut secara langsung akan berdampak terhadap berkembangnya industria makanan di wilayah Kota Bogor. Selain itu, Kota Bogor sebagai wilayah yang dilalui oleh jalur puncak menjadi salah satu pasar potensial bagi para pengusaha. Karena semakin ramainya menuju jalur puncak, semakin mudah berkembangnya berbagai jenis usaha termasuk usaha di bidang makanan. Di sepanjang jalur menuju wisata puncak dapat dilihat saat ini berkembang banyak toko-toko kue dan minimarket. Berdasarkan data Pemerintah Kota Bogor, di sepanjang jalur puncak terdapat sekitar 105 toko-toko kue dan minimarket yang menawarkan berbagai macam makanan ringan. Hal ini juga menjadi peluang bagi pengembangan usaha kecil keripik pisang dalam memasarkan produknya Ancaman Faktor ini merupakan bagian dari faktor eksternal, faktor tersebut dianggap sebagai ancaman yang bisa menjadi hambatan dalam pengembangan usaha kecil

11 195 keripik pisang Kondang Jaya. Faktor-faktor tersebut harus dihindari dan diusahakan upaya penanggulannya secara baik agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Faktor-faktor ancaman tersebut terdiri dari : a. Bargaining position pembeli kuat Kekuatan tawar menawar pembeli dikatakan cukup kuat, hal ini disebabkan (1) Pembeli produk keripik pisang cenderung membeli dalam jumlah yang relatif kecil, (2) Pembeli produk keripik pisang belum mempunyai informasi yang lengkap dan terperinci tentang produk dan pasarnya (3) Menghadapi biaya pengalihan yang relatif kecil. Kekuatan tawar menawar pembeli relatif besar dibandingkan dengan permintaan terhadap produk tersebut. Pembeli produk keripik pisang mudah pindah ke produk lain yang sejenis, karena biaya pengalihan pembeli relatif kecil. b. Pasokan bahan baku relatif tidak kontinu Pemasok bahan dasar keripik pisang memiliki kekuatan tawar menawar yang cukup kuat. Bahan baku berupa pisang kepok Banggala tidak mudah didapat di pasaran. Sumber bahan baku pisang ini masih cukup sulit diperoleh di sekitar wilayah Bogor, yaitu hanya ada di beberapa wilayah seperti daerah Parung Aleng, Kampung Pasir, dan Leuwiliang. sehingga tingkat kontinuitasnya cenderung rendah. Usaha keripik pisang Kondang Jaya cenderung masih bergantung hanya pada beberapa pemasok. Artinya, jika bahan baku yang dibeli dari satu pemasok kurang memenuhi standar, baik dari segi harga, kualitas, maupun kuantitas, maka usaha ini tidak dapat membelinya dari pemasok lain. Oleh karena itu, dalam industri keripik pisang ini cukup mengalami kesulitan untuk mendapat bahan baku pisang. Adanya pasokan bahan baku yang

12 196 relatif tidak kontinu dari pemasok akan mengancam kelangsungan produksi keripik pisang dalam memenuhi permintaan distributor dan konsumen. Namun berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik, jika pasaran produk keripik pisang sudah luas maka untuk ke depannya pemilik akan membuka jaringan bahan baku sampai ke wilayah Cianjur dan Lampung yang hanya dapat diakses dengan jumlah pembelian pisang dalam jumlah cukup besar. c. Barang subtitusi tinggi Pada industri keripik pisang, produk yang dapat digolongkan menjadi produk substitusi adalah berbagai jenis keripik lainnya, misalnya keripik nangka, keripik apel, keripik singkong, keripik bayam dan lain-lain. Tingginya barang subtitusi dari keripik pisang memberikan ancaman bagi perusahaan untuk menguasai pasar dengan inovasi produk. Tekanan persaingan semakin bertambah ketika harga produk pengganti relatif lebih terjangkau dan biaya konsumen untuk beralih ke produk pun rendah. Berbagai barang substitusi dan pesaing memberikan ancaman yang kuat bagi perkembangan usaha kecil keripik pisang ini. Selain mendapat hambatan dari berbagai jenis keripik lain, usaha kecil keripik pisang ini juga mendapatkan persaingan dari usaha keripik pisang lainnya. Di wilayah sekitar Bogor, terdapat cukup banyak produsen keripik pisang dengan berbagai merek diantaranya keripik pisang dengan merek dagang Cap Pohon Kelapa, Diva Keripik Pisang, Eka Sari dan Indo Sari. Bentuk produk-produk tersebut dapat dilihat pada Gambar 12.

13 197 Gambar 12. Produk Keripik Pisang berbagai Merek Dagang Di Kota Bogor d. Jaringan pemasaran pesaing lebih luas Usaha-usaha sejenis melakukan kegiatan promosi dan membangun jaringan pemasaran untuk mempermudah konsumen dalam mendapatkan produk yang mereka pasarkan. Jaringan pemasaran dibangun dengan mendirikan toko, etalase di suatu distributor dan adanya agen-agen penjual produk untuk meningkatkan pangsa pasar. Hal itu, sudah dilakukan oleh beberapa usaha yang memproduksi keripik pisang untuk meningkatkan pangsa pasar produknya, sedangkan usaha keripik pisang Kondang Jaya cenderung masih tertingggal dalam kegiatan promosi dan membangun jaringan pemasaran. Upaya promosi cenderung masih minim, karena hingga saat ini usaha ini hanya melakukan promosi yang bersifat lokal yang hanya dilakukan oleh koperasi BMT Al- Ikhlaash yaitu melalui pengajian-pengajian yang diselenggarakan oleh para anggota koperasi baik pengajian kaum bapak maupun Kaum Ibu Darmawanita, sehingga cenderung sulit berkembang. e. Tidak ada hambatan bagi pendatang baru untuk memasuki industri Ancaman masuknya pendatang baru ke dalam industri tergantung pada rintangan masuk yang ada, digabung dengan reaksi dari para pesaing yang sudah

14 198 ada yang dapat diperkirakan oleh pendatang baru. Memulai usaha keripik pisang ini membutuhkan investasi yang tidak terlalu besar, sehingga tidak memberi hambatan bagi pendatang baru untuk masuk ke dalam industri keripik pisang. Biaya investasi untuk mendapatkan formula keripik pisang yang layak konsumsi relatif murah. Hal ini menyebabkan mudahnya pendatang baru memasuki industri keripik pisang. Berdasarkan hal tersebut, hal wajar yang dibutuhkan oleh usaha kecil keripik pisang ini adalah berkreativitas dalam meningkatkan mutu dan kualitas produk yang dihasilkan. Aspek-aspek faktor peluang dan ancaman yang telah dijabarkan di atas saling berinteraksi dalam pengembang usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya. Secara keseluruhan aspek pada faktor peluang dan ancaman dapat disajikan dalam bentuk tabel seperti pada Tabel 19. Tabel 19. Peluang dan Ancaman Usaha Keripik Pisang Kondang Jaya Faktor Peluang Ancaman Eksternal Demografi Ekonomi Kekuatan tawar menawar pembeli Kekuatan tawar menawar pemasok Ancaman produk pengganti Persaingan diantara pesaing yang ada Adanya kredit bagi usaha kecil Kota Bogor sebagai daerah tujuan wisata wilayah transit menuju kota/kabupaten lain, mampu membangkitkan sektor industri makanan Harga bahan baku yang semakin meningkat Bargaining position pembeli kuat Pasokan bahan baku pisang jenis kepok banggala relatif tidak kontinu Barang subtitusi tinggi Jaringan pemasaran pesaing lebih luas

15 199 Ancaman pendatang baru Tidak ada hambatan bagi pendatang baru untuk memasuki industri Sumber : Hasil Analisis 7.3 Analisis Matriks IFE dan EFE Berdasarkan informasi pada identifikasi faktor internal dan eksternal, maka disusunlah matriks IFE (Internal Factor Evaluation) dan matriks EFE (External Factor Evaluation) yang akan dibahas sebagai berikut: Matriks IFE Matriks IFE diperoleh dari hasil analisis lingkungan internal usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya, yaitu mengidentifikasi faktor-faktor kunci internal usaha kecil keripik pisang berupa kekuatan dan kelemahan. Kemudian dilakukan pembobotan oleh responden, sehingga diperoleh bobot dari masingmasing faktor kunci internal usaha kecil keripik pisang. Langkah selanjutnya adalah dengan memberikan peringkat (rating) pada faktor-faktor kunci internal tersebut, maka dapat diperoleh hasil seperti pada Tabel 20. Tabel 20. Matriks IFE Usaha Kecil Keripik Pisang Kondang Jaya No Faktor-Faktor Strategis Internal Bobot Rating 1 Total Skor Kekuatan Keharmonisan hubungan antar pemilik dan pekerja 0, ,182 2 Kondisi modal yang relatif tercukupi 0, ,151 3 Kualitas produk 0, ,348 4 Letak usaha yang strategis 0, ,286 Kelemahan 5 Keterbatasan dalam pencatatan keuangan 0, ,199 6 Harga relatif mahal 0, ,139 Belum memiliki sertifikat halal dan izin 7 Depkes 0, ,217 8 Penggunaan alat produksi yang relatif masih 0, ,215

16 200 sederhana 9 Kemasan produk yang relatif sederhana 0, , Daerah pemasaran masih terbatas 0, , Kegiatan Promosi produk 0, , Inovasi produk 0, ,108 1,000 2,154 Sumber : Hasil Analisis (Diolah) Pada Tabel 20 dapat dilihat bahwa faktor kunci internal yang mempunyai skor kekuatan tertinggi adalah kualitas produk keripik pisang. Hal ini ditunjukkan oleh nilai bobot sebesar 0,087 dengan rating 4 dan skor sebesar 0,348. Faktor kunci ini merupakan peluang utama bagi usaha kecil keripik pisang ini karena kualitas produk keripik pisang memiliki tingkat kepentingan terbesar bagi pengembangan usahanya ke depan. Selain identifikasi terhadap kekuatan internal usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya, matriks IFE juga menunjukkan berbagai kelemahan yang selama ini dimiliki usaha kecil keripik pisang ini. Faktor kunci internal yang menjadi kelemahan terbesar usaha ini adalah daerah pemasaran produk keripik pisang, yang memiliki bobot 0,061 dengan rating 1 sehingga skornya adalah 0,061. Hasil analisis matriks IFE pada usaha kecil keripik pisang ini yang meliputi seluruh faktor kunci internal (kekuatan dan kelemahan) adalah nilai skor sebesar 2,154. Total nilai tersebut menunjukkan bahwa usaha kecil keripik pisang ini berada pada level rata-rata di dalam kekuatan internal seluruhnya, sehingga usaha ini dituntut lebih optimal dalam memanfaatkan kekuatan yang dimiliki serta mereduksi kelemahan yang ada dalam mencapai keberhasilan usahanya Matriks EFE Matriks EFE mengidentifikasi faktor-faktor kunci eksternal berupa peluang dan ancaman yang dihadapi usaha kecil keripik pisang pada kondisi

17 201 aktual saat ini. usaha kecil keripik pisang ini dapat memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman dari pengaruh lingkungan eksternal untuk keberlanjutan usahanya. Peluang dan ancaman yang dihadapi usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya, dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel 21. Matriks EFE Usaha Kecil Keripik Psang Kondang Jaya No Faktor-Faktor Strategis Eksternal Bobot Rating Total Skor Peluang 1 Adanya kredit bagi usaha kecil 0, ,353 2 Kota Bogor sebagai daerah tujuan wisata wilayah transit, mampu membangkitkan 0, ,478 sektor industri makanan Ancaman 3 Harga bahan baku yang semakin meningkat 0, ,104 4 Bargaining position pembeli kuat 0, ,253 Pasokan bahan baku pisang jenis 5 kepok banggala relatif tidak kontinu 0, ,249 6 Barang subtitusi tinggi 0, ,105 7 Jaringan pemasaran pesaing lebih luas 0, ,194 Tidak ada hambatan bagi pendatang baru 8 untuk memasuki industri 0, ,332 1,000 2,068 Sumber : Hasil Analisis (Diolah) Berdasarkan Tabel 21. menunjukkan bahwa faktor kunci eksternal yang memberikan peluang terbesar bagi usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya, adalah Kota Bogor sebagai daerah tujuan wisata wilayah transit, mampu membangkitkan sektor industri makanan. Hal ini ditunjukkan oleh bobot terbesar yang dimiliki faktor kunci eksternal ini, yaitu sebesar 0,159 dengan rating sebesar 3 dan Total Skor sebesar 0,478. Kota Bogor sebagai wilayah hinterland Kota Jakarta memberikan banyak memberikan peluang bagi usaha untuk berkembang. Faktor kunci eksternal yang memberikan ancaman terbesar bagi usaha kecil keripik pisang adalah harga bahan baku yang semakin meningkat. Hal ini

18 202 ditunjukkan oleh nilai bobot sebesar 0,104 dengan rating 1 dan skor sebesar 0,104. Kondisi ini menunjukkan bahwa harga bahan baku yang semakin meningkat memiliki pengaruh yang signifikan dalam biaya operasional usaha ini. Biaya operasional yang meningkat, menyebabkan harga produk keripik pisang yang ditawarkan usaha ini relatif lebih mahal dibandingkan dengan produk pesaing, dan sekaligus memberikan ancaman bagi keberlangsungan usaha. Perubahan tersebut harus ditanggapi dengan bijak oleh pemilik usaha kecil keripik pisang ini, sehingga kelangsungan hidup usaha terjamin. Sejauh ini respon usaha kecil keripik pisang terhadap ancaman ini berada pada tingkatan dibawah rata-rata, hal ini terlihat dari besarnya rating yang diberikan. Hasil analisis matriks EFE pada usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya yang meliputi seluruh faktor kunci eksternal (peluang dan ancaman) adalah nilai skor sebesar 2,068. Total nilai tersebut menunjukkan bahwa perusahaan berada pada level menengah dalam usahanya untuk menjalankan strategi yang memanfaatkan peluang eksternal atau menghindari ancaman yang ada dalam mencapai keberhasilan usahanya. 7.4 Matriks IE dan SWOT Hasil yang diperoleh dari matriks IFE dan matriks EFE, maka dapat disusun selanjutnya dalam matriks Internal-Eksternal. Analisis Matriks IE ini digunakan untuk mengetahui posisi usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya binaan koperasi BMT Al-Ikhlaash saat ini. Matriks IE didasarkan pada nilai tertimbang yang diperoleh pada matriks EFE dan IFE. Nilai tertimbang IFE sebesar yang menggambarkan perusahaan berada pada kondisi internal ratarata, tidak terlalu kuat dan tidah terlalu lemah. Nilai tertimbang EFE sebesar 2.068

19 203 menggambarkan respon yang diberikan oleh usaha kecil keripik pisang kepada lingkungan eksternalnya tergolong sedang dalam memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman. Matriks IE dari usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya dapat terlihat pada Gambar 13. Total Nilai Tertimbang IFE (2,154) Total Tinggi Nilai 3,0-4,0 Tertimbang EFE (2,069) Rata-Rata 2,0-2,99 Rendah 1,0-1,99 3,0-4,0 2,0-2,9 1,0-1,99 Kuat Rata- Rata Lemah I II III IV Usaha Kecil Keripik Pisang KOperasi BMT Al-Ikhlaash (Hold and Maintain) VI VII VIII IX Gambar 13. Matriks IE Usaha Kecil Keripik Pisang Kondang Jaya Berdasarkan Gambar 15 posisi dari usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya berada pada sel V (Hold and Maintain). Sehingga strategi yang sebaiknya diterapkan usaha tersebut pada posisi ini adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Penetrasi pasar yaitu mencari pangsa pasar yang lebih besar dari produk yang sudah ada sekarang melalui usaha pemasaran yang lebih gencar. Pengembangan produk yaitu mencoba meningkatkan penjualan dengan memperbaiki produk yang sudah ada atau mengembangkan yang baru. Berdasarkan analisis lingkungan internal dan eksternal usaha maka dapat diformulasikan alternatif strategi yang dapat dilaksanakan. Formulasi strategi ini dilakukan dengan menggunakan alat analisis SWOT, yang nantinya akan menjadi

20 204 bahan acuan dalam penggunaan Analytical Hierarchy Process (AHP) sebagai penentu prioritas strategi. Formulasi strategi pada usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya dapat dilihat pada Gambar 14.

21 104 EKSTERN INTERNA L Peluang (O-Oppurtuities) 1.Adanya kredit bagi usaha kecil 2.Kota Bogor sebagai daerah tujuan wisata wilayah transit, mampu membangkitkan sektor industri makanan Ancaman (T-Threats) 1.Harga bahan baku yang semakin meningkat 2.Bargaining position pembeli kuat 3.Pasokan bahan baku pisang jenis kepok banggala relatif tidak kontinu 4.Barang subtitusi tinggi 5.Jaringan pemasaran pesaing lebih luas 6.Tidak ada hambatan bagi pendatang baru untuk memasuki industri Kekuatan (S-Strenghts) 1. Keharmonisan hubungan antar pemilik dan pekerja 2. Kondisi modal yang relatif tercukupi 3. Kualitas produk 4. Letak usaha yang strategis Strategi S-O 1. Mempertahankan kualitas produk keripik pisang yang berbahan baku alami, bermutu dan bergizi tinggi untuk memenuhi permintaan keripik pisang (S1, S2, S3, S4, O1, dan O2) Strategi S-T 1. Mengupayakan ketersediaan bahan baku utama secara kontinu (S2, S3, S4, T1, T5 dan T6) 2. Melakukan efisiensi biaya produksi (S1,S2,S3, T1, T2, T3,T4,T5, T6) Kelemahan (W-Weakness) 1. Keterbatasan dalam pencatatan keuangan 2. Harga relatif mahal 3. Belum memiliki sertifikat halal dan izin Depkes 4. Penggunaan alat produksi yang masih sederhana 5. Kemasan produk yang relatif sederhana 6. Daerah pemasaran masih terbatas 7. Kegiatan Promosi produk 8. Inovasi produk Strategi W-O 1. Meningkatkan dan memperkuat jaringan pemasaran (W1,W2, W3, W4, W5,W6,W7,W8, O1, dan O2,) 2. Memperbaiki sistem manajemen usaha (W1, W3, W4,W5,W6,W7,W8, dan O1) Strategi W-T 1. Melakukan mengembangan atau diversifikasi produk untuk menghadapi barang subtitusi yang tinggi ((W1,W2, W3, W4, W5,W6,W7,W8, T1, T2, T3,T4,T5, dan T6) 2. Memperbaiki bentuk kemasan serta mengupayakan sertifikat halal dan izin Depkes untuk Meningkatkan image produk (W4,W5,W7,T2,T3,T4,T5) Gambar 14. Analisis Matriks SWOT Usaha Kecil Keripik Pisang Kondang Jaya

22 105 Berdasarkan hasil analisis matriks SWOT pada Gambar 8, maka, maka dapat diperoleh beberapa alternatif strategi yang dapat dijalankan oleh usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya binaan koperasi BMT Al-Ikhlaash, yaitu Strategi S-O, Stategi W-O, Strategi S-T dan Strategi W-T. STRATEGI SO Strategi S-0 adalah strategi yang menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. Strategi S-0 bagi usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Mempertahankan kualitas produk keripik pisang yang berbahan baku alami, bermutu dan bergizi tinggi untuk memenuhi permintaan keripik pisang Produk usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya berasal dari bahan baku alami, tanpa bahan pengawet dan tanpa ditambah pewarna buatan. Mempertahankan kualitas produk dapat dilakukan oleh usaha kecil keripik pisang ini dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki, sebagai salah satu contohnya perusahaan tetap menggunakan bahan baku pisang kepok jenis Banggala dalam proses produksinya, sehingga kualitas produksi dapat terus dipertahankan. Usaha keripik pisang ini harus dapat mempertahankan kualitas produk tersebut sehingga kepuasan konsumen dapat terpenuhi. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, bahwa harga yang ditetapkan pada prduk keripik pisang ini relatif tinggi, namun dengan kualitas produk yang baik produk keripik pisang Kondang Jaya ini dapat terus ditingkatkan pengembangannya. STRATEGI W-O

23 106 Strategi W-0 adalah strategi yang bertujuan memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal. Strategi W-0 bagi usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya terdiri dari: 1. Meningkatkan dan memperkuat jaringan pemasaran Pemasaran produk keripik pisang Kondang Jaya yang ada saat ini masih terfokus pada beberapa minimarket dan warung-warung kecil di Kota Bogor. Perusahaan dapat mencoba mencari pasar baru seperti jalur puncak yang merupakan jalur daerah wisata, dimana di sepanjang jalur tersebut terdapat banyak cafe-cafe, toko-toko makanan ringan dan mini market. Strategi ini diharapkan dapat meningkatkan penjualan dan penguasaan pangsa pasar. Pada strategi ini usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya diharapkan dapat terus menjalin hubungan baik dengan konsumen, bahkan untuk kedepannya diharapkan usaha ini dapat menjalin hubungan kepada Pemerintah Daerah Kota Bogor khususnya Dinas Perindustian dan Perdagangan Kota Bogor. Hubungan yang baik akan membentuk citra yang baik pula bagi perusahaan, sehingga jaringan yang ada semakin mudah dibentuk dan dikembangkan. Strategi pengembangan pasar dilakukan untuk merebut peluang pasar yang belum tergarap atau dengan memenuhi permintaan pasar tersebut. Posisi suatu perusahaan di pasar ditentukan seberapa besar usaha yang bersangkutan menguasai pasar yang ada. Potensi yang dimiliki usaha kecil keripik pisang ini sangat mendukung untuk melakukan strategi ini. 2. Memperbaiki sistem manajemen usaha Strategi ini bertujuan membenahi struktur usaha yang telah dijalankan secara lebih baik dan terarah. Dalam usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya,

24 107 kegiatan manajemen seluruhnya dilakukan oleh pemilik perusahaan, hal ini dapat menyebabkan tidak tersusun dan hanya mengandalkan pada satu orang yaitu pemilik usaha saja, sehingga dirasa perlu adanya upaya untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dalam usaha kecil keripik pisang tersebut. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia merupakan salah satu faktor penting yang dapat menunjang keberhasilan usaha. Cara untuk memperbaiki sistem manajemen dalam perusahaan adalah dengan menjalankan bagian-bagian fungsional dalam manajemen usaha seperti bagian produksi dengan memberikan tugas dan fungsi yang jelas dan juga keteraturan dalam bagian keuangan, dengan adanya perbaikan pada sistem manajemen ini diharapkan usaha kecil keripik pisang mampu menggunakan peluang-peluang yang ada untuk mengembangkan usahanya. STRATEGI ST Strategi S-T adalah strategi yang menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal. Strategi S-T bagi usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya adalah : 1. Mengupayakan ketersediaan bahan baku secara kontinu Strategi ini diperlukan untuk menjamin keberlanjutan usaha kecil keripik pisang ini. Selama ini sulitnya bahan baku masih menjadi persoalan dalam usaha keripik pisang ini, karena jenis pisang yang digunakan sebagai bahan baku cukup langka. Selama ini bahan baku keripik pisang pada usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya berasal dari wikayah-wilayah di sekitar Bogor, antara lain: Luewiliang, Parung Aleng, dan Kampung Pasir dan juga wilayah-wilayah di luar Bogor seperti Cianjur dan Lampung. Bahan baku yang berasal dari luar wilayah

25 108 Bogor umumnya dapat diakses jika jumlah pembeliannya dalam jumlah besar. Namun karena selama ini tingkat pembelian bahan baku relatif kecil jumlahnya, maka pemilik usaha kecil keripik pisang ini hanya dapat mengandalkan bahan baku yang bersumber dari daerah Bogor saja. Berdasarkan hal tersebut, maka hal yang harus dilakukuan untuk mempermudah akses terhadap bahan baku adalah memperluas pasar produk keripik pisang terlebih dahulu. Saat pasar produk sudah besar maka bahan baku dapat diakses dengan lebih efisien. 2. Melakukan efisiensi biaya produksi Kenaikan harga minyak goreng, mentega dan kenaikan bahan baku minyak (BBM) membuat usaha kecil keripik pisang ini harus melakukan efisiensi biaya produksi. Kenaikan harga BBM menyebabkan industri-industri cenderung melakukan konversi bahan bakarnya dari minyak tanah kepada gas, tidak terkecuali usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya. Untuk melindungi industri-industrinya, Pemerintah Kota Bogor melalui Himpunan Pengusaha Minyak dan Gas (Hiswana Migas) menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET), secara resmi minyak tanah (mitan) di Bogor sebesar Rp 2.300,- per liter. Kebijakan itu dilakukan guna menstabilkan harga eceran minyak tanah di sejumlah agen yang ada di Bogor. Kebijakan tersebut diambil berdasarkan keputusan bersama Disperindag, agen, DPRD dan perwakilan konsumen di Kota Bogor. Usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya harus dilibatkan dalam program pemerintah tersebut, agar efisiensi biaya produksi dalam proses produksi dan operasi dapat tercapai dan akhirnya usaha ini mampu bersaing dengan pesaing. STRATEGI W-T

26 109 Strategi W-T adalah strategi yang bertujuan mengurangi kelemahan internal yang dimiliki untuk menghindari ancaman lingkungan. Strategi W-T bagi usaha kecil keripik pisang ini adalah : 1. Melakukan pengembangan atau diversifikasi produk untuk menghadapi barang subtitusi yang tinggi Pengembangan produk dilakukan agar konsumen mempunyai alternatif untuk membeli produk-produk yang dihasilkan. Strategi pengembangan produk mempunyai tujuan agar perusahaan yang ada di dalam suatu industri dapat meningkatkan penjualan dengan cara mebuat suatu perbedaan atau memodifikasi produk-produk yang ada. Hingga saat ini usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya belum melakukan diversifikasi terhadap produk yang dihasilkan, yaitu usaha ini hanya menghasilkan satu rasa keripik pisang yaitu rasa asin alami. Padahal dalam proses produksi keripik pisang dapat dibuat inovasi produk keripik dengan beraneka rasa yiatu rasa manis dengan rasa coklat, rasa asin dengan rasa keju seperti yang dilakukan usaha keripik pisang Suseno di Bandar Lampung. Sehingga untuk pengembangan ke depannya perlu dilakukan penganekaragaman rasa dari produk keripik pisang yang dihasilkan usaha kecil keripik pisang ini. 2. Memperbaiki bentuk kemasan serta mengupayakan sertifikasi halal dan izin Depkes untuk meningkatkan image produk Produk usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya perlu memperbaiki kondisi kemasan yaitu kemasan harus didesain lebih menarik, misalnya dengan memberi warna yang menarik pada kemasan. Selain itu upaya untuk memperoleh sertifikasi halal dan izin Depkes harus terus dilakukan. Upaya ini diperlukan untuk meningkatkan kemudahan bagi pemilik usaha dalam memasarkan

27 110 produknya, karena saat ini masyarakat cenderung berhati-hati terhadap produk yang dibelinya Tahap Pemilihan Strategi Pengembangan Usaha Berdasarkan hasil analisis matriks IE (Internal-External) dan matriks SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, and Threat) diperoleh alternatif strategi sebanyak delapan alternatif. Alternatif-alternatif strategi tersebut nantinya diharapkan dapat diterapkan di dalam manajemen usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya. Setelah mendapatkan alternatif-alternatif strategi kemudian dilakukan penentuan prioritas. Alternatif strategi yang telah diperoleh dianalisa untuk memilih strategi yang akan diprioritaskan dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). yang memakai softvare Expert Choice Kriteria strategi harus sesuai dengan keadaan yang dihadapi oleh usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya dalam menjalankan usahanya. Oleh karena itu, penentuan kriteria strategi dilakukan berdasarkan hasih pengisian kuisioner dan wawancara dengan para pelaku usaha. Model hirarki usaha kecil keripik pisang koperasi ini terbagi menjadi tiga level. Level pertama merupakan goal atau fokus dari hirarki yaitu stretegi utama pengembangan usaha, level dua merupakan faktor yang mempengaruhi formulasi strategi yang terdiri dari beberapa kriteria strategi yaitu penetrasi pasar dan pengembangan produk, dan level tiga merupakan alternatif strategi yang dirumuskan berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang diformulasikan dalam matriks IE (Internal-External) dan SWOT {Strength, Weakness, Opportunity, and Threat). Alternatif strategi yang terdapat pada level

28 111 tiga dapat menentukan prioritas strategi yang aapat diimplementasikan oleh usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya dalam mengembangkan usahanya. Tingkat 1 : Tujuan Strategi Pengembangan Usaha Kecil Keripik Pisang Kondang Jaya Binaan Koperasi BMT Al-Ikhlaash Kota Bogor Tingkat 2 : Kriteria Strategi Penetrasi Pasar Pengembangan Produk Tingkat 3 : Alternatif Strategi SO1 WO1 WO2 ST1 ST2 WT1 WT2 Keterangan : SOI = Mempertahankan kualitas produk keripik pisang yang berbahan baku alami, bermutu dan bergizi tinggi untuk memenuhi permintaan keripik pisang WOl = Meningkatkan dan memperkuat jaringan pemasaran W02 = Memperbaiki sistem manaemen usaha ST1 = Mengupayakan ketersediaan bahan baku utama secara kontinu ST2 = Melakukan efisiensi biaya produksi WT1 = Melakukan mengembangan atau diversifikasi produk untuk menghadapi WT2 = barang Memperbaiki subtitusi bentuk yang tinggi kemasan serta mengupayakan sertifikasi halal dan izin Depkes untuk Meningkatkan image produk Gambar 15. Model Hirarki Strategi Utama Pengembangan Usaha Analisis Hasil Pengolahan Horisontal Analisis horisontal diketahui untuk mengetahui prioritas relatif setiap elemen terhadap level diatasnya. Pengolahan horisontal belum memperlihatkan prioritas seluruh elemen strategi terhadap fokus hirarki.

29 Hasil Pengolahan Horisontal Elemen Kriteria Strategi Level dua dari model hirarki strategi pengembangan usaha menunjukkan dua kriteria strategi yang mendukung pengembangan usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya. Hasil pengolahan horisontal pada kriteria strategi menunjukkan prioritas dari kriteria strategi dalam menetapkan strategi pengembangan usaha yang sesuai bagi usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya. Penetapan prioritas kriteria dilakukan melalui penggabungan hasil analisis dari pendapat individu sehingga diperoleh hasil analisis pendapat gabungan dengan menggunakan software Expert Choice Level dua dari hirarki keputusan menunjukkan tiga elemen kriteria strategi perusahaan dalam pengembangan usahanya, yaitu : 1. Penetrasi pasar 2. Pengembangan produk Hasil pengolahan horisontal elemen-elemen kriteria strategi dalam menetapkan strategi pengembangan usaha yang sesuai bagi usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya dapat dilihat pada Tabel 22. Tabel 22. Hasil Pengolahan Horisontal Elemen Kriteria Strategi Kriteria Strategi Bobot Gabungan Prioritas Penetrasi pasar 0,645 1 Pengembangan produk 0,355 2 Rasio Inkonsistensi 0,00 Sumber: Hasil olahan, 2009 Kriteria strategi penetrasi pasar merupakan kriteria yang memiliki prioritas utama dengan bobot sebesar 0,645. Kriteria tersebut ditentukan oleh usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya. Menurut pemilik usaha penetrasi pasar merupakan suatu hal yang penting dalam menjalankan sebuah usaha. Adanya

30 113 penetrasi pasar yang dilakukan usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya diharapkan mampu mencari pangsa pasar yang lebih besar melalui pemasaran yang lebih gencar. Hasil perhitungan AHP dari hasil pengolahan horisontal elemen kriteria strategi pengembangan usaha kecil keripik pisang koperasi BMT Al-Ikhlaash dapat dilihat pada Lampiran Hasil Pengolahan Horisontal Elemen Alternatif Strategi Hasil pengolahan horisontal alternatif strategi merupakan hasil pengolahan hirarki pada tingkat tiga. Pengolahan tersebut dilakukan untuk mengetahui prioritas strategi terhadap masing-masing kriteria strategi yaitu penetrasi pasar dan pengembangan produk. Tingkat tiga dari hirarki keputusan berisi tentang alternatif-alternatif strategi yang dapat dilaksanakan oleh usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya dalam melakukan pengembangan usahanya. Alternatif-alternatif strategi yang terdapat pada tingkat tiga disusun berdasarkan faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang diformulasikan dalam matriks IE dan matriks SWOT. Tabel 23. Hasil Pengolahan Horisontal Elemen Alternatif Strategi Kriteria Strategi SOI WOl W02 ST1 ST2 VVT1 WT2 CR Penetrasi Pasar Pengembangan Sumber : Hasil olahan, 2009 Hasil pengolahan horisontal terhadap alternatif strategi pada Tabel 23 menunjukkan bahwa pada kriteria penetrasi pasar, strategi yang menempati prioritas pertama adalah meningkatkan dan memperkuat jaringan pemasaran (WOI) dengan bobot 0,285. Jaringan pemasaran merupakan salah satu faktor

31 114 yang dapat mempengaruhi keberlanjutan dari usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya. Prioritas kedua adalah Mempertahankan kualitas produk keripik pisang yang berbahan baku alami, bermutu dan bergizi tinggi untuk memenuhi permintaan keripik pisang (S01) dengan bobot sebesar 0,148. Melalui penciptaan kualitas yang produk yang baik akan menyebabkan kemampuan menjaring konsumen dari berbagai kalangan. Berbagai prioritas yang ada pada kriteria strategi penetrasi pasar dapat dilihat pada Tabel 23. Hasil pengolahan AHP kriteria starategi penetrasi pasar dapat dilihat pada Lampiran 4. Hasil pengolahan horisontal pada kriteria pengembangan pasar menunjukkan bahwa prioritas pertama strategi adalah Mempertahankan kualitas produk keripik pisang yang berbahan baku alami, bermutu dan bergizi tinggi untuk memenuhi permintaan keripik pisang (SOI) dengan bobot 0,206. Mutu produk keripik pisang merupakan hal dasar bagi konsumen dalam memilih produk keripik pisang tersebut. Prioritas kedua dalam kriteria pengembangan produk adalah Meningkatkan dan memperkuat jaringan untuk pengembangan pasar (S02) dengan bobot sebesar 0,141 dan juga Memperbaiki bentuk kemasan serta mengupayakan sertifikasi halal dan izin Depkes untuk Meningkatkan image produk dengan bobot yang sama yaitu 0,141. Melalui pengembangan jaringan pemasaran diharapkan konsumen semakin meningkat. Urutan strategi selanjutnya dalam kriteria pengembangan produk dapat dilihat pada Tabel 23, dan hasil pengolahan AHP kriteria starategi penetrasi pasar dalam pengembangan usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya dapat dilihat pada Lampiran 5.

32 Analisis Hasil Pengolahan Vertikal Pengolahan vertikal dilakukan untuk mengetahui prioritas secara menyeluruh setiap elemen pada tingkat tertentu terhadap fokus utama hirarki. Pengolahan vertikal dilakukan setelah matriks pendapat individu diolah menjadi matriks pendapat gabungan secara horisontal dan telah memenuhi persyaratan rasio inkonsistensi sebesar < 10 persen Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Kriteria Strategi Pengolahan vertikal pada elemen kriteria strategi dilakukan untuk melihat prioritas secara menyeluruh setiap elemen pada tingkat dua terhadap sasaran utama (fokus) hirarki yaitu strategi pengembangan usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya. Hasil pengolahan vertikal terhadap elemen kriteria strategi dapat dilihat pada Tabel 24. Tabel 24. Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Kriteria Strategi Kriteria Strategi Bobot Gabungan Prioritas Penetrasi pasar 0,645 1 Pengembangan produk 0,355 2 Rasio Inkonsistensi 0,00 Sumber : Hasil Olahan, 2009 Hasil pengolahan vertikal elemen kriteria strategi menunjukkan bahwa hasil tersebut memenuhi persyaratan rasio inkonsistensi sebesar < 10 persen. Kriteria strategi yang menjadi prioritas utama perusahaan dalam mengembangkan usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya adalah penetrasi pasar dengan bobot sebesar 0,645. Prioritas kedua adalah pengembangan produk yang memiliki bobot sebesar 0,355. Lebih jelas hasil olahan AHP dapat dilihat pada Lampiran 6.

33 Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Alternatif Strategi Pengolahan vertikal terhadap alternatif strategi dilakukan untuk mengetahui prioritas menyeluruh masing-masing alternatif kriteria strategi pada tingkat tiga terhadap sasaran utama (fokus) hirarki yang terdapat pada tingkat satu. Tabel 25. Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Alternatif Strategi Alternatif Strategi Bobot Prioritas SOI 0,168 2 WOl 0,234 1 WO2 0,124 4 ST1 0,128 3 ST2 0,121 5 WT1 0,108 8 WT2 0,117 6 Rasio Inkonsistensi 0,03 Sumber : Hasil Olahan, 2009 Hasil pengolahan vertikal terhadap alternatif strategi pada Tabel 25 menunjukkan bahwa prioritas utama untuk mengembangkan usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya adalah dengan melakukan strategi peningkatan jaringan untuk pengembangan pasar (WOI) dengan bobot 0,234. Strategi tersebut merupakan salah satu langkah penting dalam mengembangkan usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya. Prioritas kedua hasil pengolahan vertikal adalah mempertahankan kualitas produk keripik pisang yang berbahan baku alami, bermutu dan bergizi tinggi untuk memenuhi permintaan keripik pisang (S01) dengan bobot sebesar 0,168. Melalui pengembagan kualitas produk diharapkan pemilik usaha akan memperoleh laba lebih besar dan keberlanjutan usaha terjamin. Hasil pengolahan AHP kriteria starategi pengembangan usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya dapat dilihat pada Lampiran 7.

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL KERIPIK PISANG KONDANG JAYA BINAAN KOPERASI BMT AL-IKHLAASH KOTA BOGOR

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL KERIPIK PISANG KONDANG JAYA BINAAN KOPERASI BMT AL-IKHLAASH KOTA BOGOR ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL KERIPIK PISANG KONDANG JAYA BINAAN KOPERASI BMT AL-IKHLAASH KOTA BOGOR Oleh: Faisal Onassis Siregar A14105670 Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas usaha kecil terutama yang berkarakteristik informal.

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas usaha kecil terutama yang berkarakteristik informal. 100 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam perekonomian cukup besar saat Indonesia menghadapi tantangan krisis ekonomi yang berkepanjangan. UMKM dapat dikatakan

Lebih terperinci

BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI. oleh perusahaan. Pengidentifikasian faktor-faktor eksternal dan internal dilakukan

BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI. oleh perusahaan. Pengidentifikasian faktor-faktor eksternal dan internal dilakukan 144 BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI 7.1 Analisis Matriks EFE dan IFE Tahapan penyusunan strategi dimulai dengan mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan serta kekuatan dan

Lebih terperinci

BAB VI IDENTIFIKASI LINGKUNGAN USAHA. lingkungan usaha disebut analisis lingkungan. Lingkungan usaha mencakup

BAB VI IDENTIFIKASI LINGKUNGAN USAHA. lingkungan usaha disebut analisis lingkungan. Lingkungan usaha mencakup 160 BAB VI IDENTIFIKASI LINGKUNGAN USAHA Proses awal dalam manajemen strategi yang bertujuan untuk memantau lingkungan usaha disebut analisis lingkungan. Lingkungan usaha mencakup semua faktor baik yang

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. keripik pisang Kondang Jaya binaan koperasi BMT Al-Ikhlaas. yang terletak di

BAB IV METODE PENELITIAN. keripik pisang Kondang Jaya binaan koperasi BMT Al-Ikhlaas. yang terletak di 135 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian merupakan studi kasus yang dilakukan pada suatu usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya binaan koperasi BMT Al-Ikhlaas. yang terletak

Lebih terperinci

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik dan hukum serta sosial budaya. Sedangkan lingkungan

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM USAHA KECIL KERIPIK PISANG KONDANG JAYA. merupakan usaha kecil hasil binaan koperasi BMT Al-Ikhlaash perumahan

BAB V GAMBARAN UMUM USAHA KECIL KERIPIK PISANG KONDANG JAYA. merupakan usaha kecil hasil binaan koperasi BMT Al-Ikhlaash perumahan 154 BAB V GAMBARAN UMUM USAHA KECIL KERIPIK PISANG KONDANG JAYA 5.1. Sejarah Usaha Keripik Pisang Kondang Jaya Usaha keripik pisang Kondang Jaya yang menjadi fokus penelitian merupakan usaha kecil hasil

Lebih terperinci

VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI

VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI 7.1. Identifikasi Faktor Internal Berdasarkan aspek-aspek yang ditinjau untuk mengidentifikasi faktor kekuatan dan kelemahan internal perusahaan antara lain: faktor

Lebih terperinci

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik 96 BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik Analisis lingkungan membantu perusahaan dalam menentukan langkah strategi yang tepat dalam

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian yang dilakukan ini didasarkan pada suatu pemikiran bahwa perlu dilaksanakan pengembangan agroindustri serat sabut kelapa berkaret. Pengembangan

Lebih terperinci

VII. FORMULASI STRATEGI

VII. FORMULASI STRATEGI VII. FORMULASI STRATEGI 7.1 Tahapan Masukan (Input Stage) Tahapan masukan (input stage) merupakan langkah pertama yang harus dilakukan sebelum melalui langkah kedua dan langkah ketiga didalam tahap formulasi

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data 19 III. METODE KAJIAN Kajian ini dilakukan di unit usaha Pia Apple Pie, Bogor dengan waktu selama 3 bulan, yaitu dari bulan Agustus hingga bulan November 2007. A. Pengumpulan Data Metode pengumpulan data

Lebih terperinci

VI. ANALISIS LINGKUNGAN DAN PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SATE SOP KAMBING

VI. ANALISIS LINGKUNGAN DAN PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SATE SOP KAMBING VI. ANALISIS LINGKUNGAN DAN PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SATE SOP KAMBING 6.1 Analisis Lingkungan Usaha Kecil Menengah Sate Sop Kambing Usaha kecil menengah mempunyai peran yang strategis dalam

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. 26 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan umum Industri kecil Brownies, Chocolate dan Pastry D Wonk merupakan usaha perorangan home industri yang memproduksi brownies dan sekaligus menjual produknya secara

Lebih terperinci

4.1.2 Struktur Organisasi Milkfood Barokah

4.1.2 Struktur Organisasi Milkfood Barokah 30 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Milkfood Barokah Milkfood Barokah merupakan usaha mikro yang memiliki kegiatan usaha memproduksi minuman susu olahan. Milkfood Barokah

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri. Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri. Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta Strategi pengembangan pada Industri Biofarmaka D.I.Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi yang sesuai untuk Rumah Makan Ayam Goreng & Bakar Mang Didin Asgar yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DATA. kesengajaan karena kondisi keluarga yang pindah ke Babadan untuk

BAB IV HASIL ANALISIS DATA. kesengajaan karena kondisi keluarga yang pindah ke Babadan untuk 36 BAB IV HASIL ANALISIS DATA 4.. Gambaran Umum Perusahaan Bisnis Air Isi Ulang BERKAH merupakan salah satu UKM yang bergerak di bidang air minum isi ulang dan didirikan pada tanggal Mei 204 dengan pemilik

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN WORTEL (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Kartini Di Kawasan Rintisan Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur)

STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN WORTEL (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Kartini Di Kawasan Rintisan Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur) STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN WORTEL (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Kartini Di Kawasan Rintisan Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur) Oleh : DESTI FURI PURNAMA H 34066032 PROGRAM SARJANA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 28 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan Obyek penelitian ini adalah Evan s Bakery yang berlokasi di Jalan Kaligarang, Semarang. Evan s Bakery berdiri sejak tahun 2005 sebagai

Lebih terperinci

VI. ANALISIS STRATEGI BISNIS

VI. ANALISIS STRATEGI BISNIS VI. ANALISIS STRATEGI BISNIS Kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan Inkopas Sejahtera dalam menjalankan usahanya adalah melakukan kegiatan pembelian dan penjualan. Kegiatan pembelian dilakukan perusahaan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Manajemen merupakan proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kedua tempat usaha di kota Bogor, yaitu KFC Taman Topi dan Rahat cafe. KFC Taman Topi berlokasi di Jalan Kapten Muslihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian suatu negara, Usaha Mikro Kecil dan Menengah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian suatu negara, Usaha Mikro Kecil dan Menengah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Dalam perekonomian suatu negara, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran yang sangat penting. Bukan hanya di Indonesia, kenyataannya bahwa posisi

Lebih terperinci

ANALISIS SWOT UD. X, UKM PEMBUAT MINUMAN BERALKOHOL

ANALISIS SWOT UD. X, UKM PEMBUAT MINUMAN BERALKOHOL ANALISIS SWOT UD. X, UKM PEMBUAT MINUMAN BERALKOHOL Diah Ratnasari 1) dan Maria Anityasari 2) 1) Program Studi Magister Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Gedung Teknik Industri,

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Agroindustri merupakan kegiatan pemanfaatan hasil pertanian menjadi produk

I. PENDAHULUAN. Agroindustri merupakan kegiatan pemanfaatan hasil pertanian menjadi produk I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Agroindustri merupakan kegiatan pemanfaatan hasil pertanian menjadi produk olahan yang bernilai ekonomi, sekaligus menjadi suatu tahapan pembangunan pertanian

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL KERIPIK PISANG KONDANG JAYA BINAAN KOPERASI BMT AL-IKHLAASH KOTA BOGOR

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL KERIPIK PISANG KONDANG JAYA BINAAN KOPERASI BMT AL-IKHLAASH KOTA BOGOR ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL KERIPIK PISANG KONDANG JAYA BINAAN KOPERASI BMT AL-IKHLAASH KOTA BOGOR Oleh: Faisal Onassis Siregar A14105670 Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. UMKM merupakan singkatan dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah.

BAB I PENDAHULUAN. UMKM merupakan singkatan dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian UMKM merupakan singkatan dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah. UMKM merupakan bentuk usaha yang lebih sering kita jumpai dibandingkan dengan Usaha Besar (UB).

Lebih terperinci

VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KARET ALAM OLAHAN PT ADEI CRUMB RUBBER INDUSTRY

VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KARET ALAM OLAHAN PT ADEI CRUMB RUBBER INDUSTRY VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KARET ALAM OLAHAN PT ADEI CRUMB RUBBER INDUSTRY 7.1. Tahapan Masukan Tahapan masukan terdiri dari matriks EFE (External Factors Evaluation) dan IFE (Internal

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di KUB Hurip Mandiri Kecamatan Cisolok,

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di KUB Hurip Mandiri Kecamatan Cisolok, 98 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di KUB Hurip Mandiri Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Kajian Kajian ini dilakukan di Kabupaten Bogor, dengan batasan waktu data dari tahun 2000 sampai dengan 2009. Pertimbangan pemilihan lokasi kajian antar

Lebih terperinci

VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA

VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA 7.1 Tahap pemasukan data ( The Input Stage ) Tahap pertama setelah identifikasi faktor internal dan eksternal yang dirumuskan menjadi kekuatan, kelemahan, peluang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT. Pelni merupakan perusahaan pelayaran nasional yang bergerak dalam bidang jasa dan memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam hal pelayanan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. pengorganisasian, dan pengendalian atas keputusan-keputusan atau tindakan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. pengorganisasian, dan pengendalian atas keputusan-keputusan atau tindakan 123 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategis Manajemen dalam suatu organisasi meliputi perencanaan, pengarahan, pengorganisasian, dan pengendalian atas keputusan-keputusan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuesioner kajian untuk penilaian bobot dan rating faktor strategi internal dan eksternal Perusahaan Inti Sari Rasa

Lampiran 1. Kuesioner kajian untuk penilaian bobot dan rating faktor strategi internal dan eksternal Perusahaan Inti Sari Rasa LAMPIRAN 72 72 Lampiran 1. Kuesioner kajian untuk penilaian bobot dan rating faktor strategi internal dan eksternal Perusahaan Inti Sari Rasa KUESIONER : BAGI MANAJEMEN PERUSAHAAN KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Koperasi Unit Desa (KUD) Puspa Mekar yang berlokasi di Jl. Kolonel Masturi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat.

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara 20 III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara (lampiran 1) dengan pihak perusahaan sebanyak 3 responden

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica 2.2. One Village One Product (OVOP)

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica 2.2. One Village One Product (OVOP) 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica Buah carica atau pepaya gunung merupakan rumpun buah pepaya yang hanya tumbuh di dataran tinggi. Di dunia, buah carica hanya tumbuh di tiga negara yaitu Amerika Latin,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di peternakan domba Tawakkal Farm (TF) Jalan Raya Sukabumi Km 15 Dusun Cimande Hilir No. 32, Caringin, Bogor. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Strategi Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan jangka panjang. Menurut David (2008) strategi merepresentasikan tindakan yang akan diambil

Lebih terperinci

BAB VII PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN

BAB VII PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN BAB VII PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN 7.1. Identifikasi Faktor Kekuatan dan Kelemahan Perusahaan Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal perusahaan, maka diperoleh beberapa faktor strategi internal

Lebih terperinci

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura ANALISIS STRATEGI SWOT UNTUK MEMPERLUAS PEMASARAN PRODUK KURMA SALAK UD BUDI JAYA BANGKALAN Moh. Sirat ) 1, Rakmawati) 2 Banun Diyah Probowati ) 2 E-mail : rakhma_ub@yahoo.com dan banundiyah@yahoo.com

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada CV Salim Abadi (CV SA), yang terletak di Jalan Raya Punggur Mojopahit Kampung Tanggul Angin, Kecamatan Punggur,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Suatu perusahaan yang bergerak dalam sebuah industri hampir tidak ada yang bisa terhindar dari persaingan. Setiap perusahaan harus memiliki suatu keunggulan kompetitif

Lebih terperinci

USAHA SUSU KEDELAI. Oleh : A

USAHA SUSU KEDELAI. Oleh : A ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SUSU KEDELAI BUBUK INSTAN (Studi Kasus: PD Mas Adam Berdasi, Kec. Rumpin, Bogor) Oleh : AGUS SATRIYO BUDI A14104072 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Http ://www.id-wikipedia.com/2009. (27 Juli 2009)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Http ://www.id-wikipedia.com/2009. (27 Juli 2009) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karakteristik Sate Sop Kambing Sate adalah sejenis makanan yang dibuat dari potongan-potongan daging berupa daging ayam atau daging kambing yang ditusuk dengan lidi atau tusuk

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas,

IV. METODE PENELITIAN. (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas, IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Pusat Koperasi Pemasaran Belimbing Dewa Depok (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas, Depok. Pemilihan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 41 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yaitu metode penelitian dengan membahas suatu permasalahan dengan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada usaha Durian Jatohan Haji Arif (DJHA), yang terletak di Jalan Raya Serang-Pandeglang KM. 14 Kecamatan Baros, Kabupaten

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN INDUSTRI KERIPIK BUAH DI UKM VANESHA FRUIT CHIPS MALANG JAWA TIMUR

PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN INDUSTRI KERIPIK BUAH DI UKM VANESHA FRUIT CHIPS MALANG JAWA TIMUR PERENCANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN INDUSTRI KERIPIK BUAH DI UKM VANESHA FRUIT CHIPS MALANG JAWA TIMUR Industrial Strategic Development Planning of Fruit Chips in SMES Vanesha Fruit Chips Malang East Java

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok.

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok. 9 BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok. U Gambar 2. Peta Telaga Golf Sawangan, Depok Sumber: Anonim 2010.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 29 A. Metode Dasar Penelitian III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Ciri-ciri metode deskriptif analitis adalah memusatkan pada pemecahan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT

PENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT e-j. Agrotekbis 1 (3) : 282-287, Agustus 2013 ISSN : 2338-3011 STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BAWANG GORENG PADA UMKM USAHA BERSAMA DI DESA BOLUPOUNTU JAYA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI Business

Lebih terperinci

IX. FORMULASI STRATEGI. pencocokkan, dan tahap keputusan. Tahap masukan menggunakan analisis

IX. FORMULASI STRATEGI. pencocokkan, dan tahap keputusan. Tahap masukan menggunakan analisis IX. FORMULASI STRATEGI Formulasi strategi dilakukan dalam tiga tahap, yaitu tahap masukan, tahap pencocokkan, dan tahap keputusan. Tahap masukan menggunakan analisis matriks IFE dan EFE, tahap pencocokkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan CV Mokolay Mitra Utama sendiri merupakan salah satu unit usaha yang bergerak di bidang perkebunan manggis dan durian di Desa Samongari Kabupaten,

Lebih terperinci

VII. FORMULASI STRATEGI

VII. FORMULASI STRATEGI VII. FORMULASI STRATEGI 7.1. Identifikasi Faktor Peluang dan Ancaman Perusahaan Analisis faktor-faktor eksternal yang menjadi peluang serta ancaman ini dilakukan melalui wawancara kepada pihak internal

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI. Tabel 18. Faktor-Faktor Lingkungan InternalUKM Awal Putra Mandiri

FORMULASI STRATEGI. Tabel 18. Faktor-Faktor Lingkungan InternalUKM Awal Putra Mandiri VII. FORMULASI STRATEGI 7.1. Identifikasi Faktor Kekuatan dan Kelemahan Identifikasi faktor kekuatan dan kelemahan pada UKM Awal Putra Mandiri didasarkan pada hasil analisis lingkungan internal. Berikut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian: Masterplan Sentul City (Atas); Jalur Sepeda Sentul City (Bawah) Tanpa Skala

BAB III METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian: Masterplan Sentul City (Atas); Jalur Sepeda Sentul City (Bawah) Tanpa Skala BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini mengambil lokasi di jalur sepeda Sentul City, Bogor, Indonesia (Gambar 4). Adapun waktu kegiatan penelitian ini kurang lebih selama

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN CAFÉ LAMPIRI DALAM MEMASUKI PASAR PERSAINGAN

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN CAFÉ LAMPIRI DALAM MEMASUKI PASAR PERSAINGAN ANALISIS STRATEGI PEMASARAN CAFÉ LAMPIRI DALAM MEMASUKI PASAR PERSAINGAN Nama : Galih Damar Kusumo NPM : 12210915 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Gatot Subiyakto, SH., MM LATAR BELAKANG Pada masa sekarang

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Wisata Agro Tambi yang terletak di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja

Lebih terperinci

ANALISIS PEMILIHAN LOKASI USAHA PADA USAHA FRANCHISE AYAM SABANA JAKARTA TIMUR

ANALISIS PEMILIHAN LOKASI USAHA PADA USAHA FRANCHISE AYAM SABANA JAKARTA TIMUR ANALISIS PEMILIHAN LOKASI USAHA PADA USAHA FRANCHISE AYAM SABANA JAKARTA TIMUR Nama : SIGIET GALANG PHAMBUDIE NPM : 16210540 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Lies Hadrijaningsih, SE, MM LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR

STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR Oleh PITRI YULIAN SARI H 34066100 PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK DENGAN ANALISIS SWOT DAN MATRIK BCG DI PT CHINA INTERNASIONAL RAYA LEGOK

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK DENGAN ANALISIS SWOT DAN MATRIK BCG DI PT CHINA INTERNASIONAL RAYA LEGOK 1 STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK DENGAN ANALISIS SWOT DAN MATRIK BCG DI PT CHINA INTERNASIONAL RAYA LEGOK Oleh RetnoPutri Nanda (e-mail : retnotujuhbelas@gmail.com) Pembimbing : TitinEkowati, S.E.,M.Sc (e-mail

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan 22 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Penelitian ini menggunakan perencanaan strategi sebagai kerangka teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 19 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pemasaran adalah faktor penting dalam manajemen perusahaan. Strategi pemasaran yang diterapkan harus seiring dengan misi dan tujuan perusahaan. Strategi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Mulia Lestari adalah salah satu perusahaan tekstil terkemuka yang beralamatkan di Jl. Cibaligo no. 70 Cimindi-Cimahi. Produk yang dihasilkan adalah kain rajut, yang sebagian besar adalah berbentuk

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi yang dijadikan sebagai tempat penelitian adalah PT Godongijo Asri yang beralamat di Desa Serua, Kecamatan Cinangka, Sawangan, Depok, Jawa

Lebih terperinci

III. METODOLOGI KAJIAN

III. METODOLOGI KAJIAN 152 III. METODOLOGI KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dalam rangka menyelesaikan tugas akhir ini dilaksanakan di Pengolahan Ikan Asap UKM Petikan Cita Halus yang berada di Jl. Akar Wangi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN Strategi Pengembangan Usaha Maharani Farm Gambar 4. Kerangka Pemikiran Operasional IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Rumah Potong Ayam Maharani Farm yang beralamat

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS 5.1. Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan strategi, dan kebijakan perusahaan.

Lebih terperinci

6 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 104 Saran 105 DAFTAR PUSTAKA 106 LAMPIRAN 111 RIWAYAT HIDUP

6 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 104 Saran 105 DAFTAR PUSTAKA 106 LAMPIRAN 111 RIWAYAT HIDUP iii DAFTAR ISI DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR vii DAFTAR LAMPIRAN vii 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 3 Tujuan Penelitian 4 Manfaat Penelitian 4 Ruang Lingkup Penelitian 4 2 TINJAUAN PUSTAKA

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI Kerangka pemikiran teoritis memberikan beberapa teori untuk pemecahan masalah yang akan dilakukan. Oleh karena itu pada bagian dibawah ini akan dikemukakan teori teori yang menggambarkan

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV.HANABIO - BOGOR. Disusun Oleh :

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV.HANABIO - BOGOR. Disusun Oleh : STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV.HANABIO - BOGOR Disusun Oleh : SYAIFUL HABIB A 14105713 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data 15 III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu Pengambilan data dilakukan di PT. Mitra Bangun Cemerlang yang terletak di JL. Raya Kukun Cadas km 1,7 Kampung Pangondokan, Kelurahan Kutabaru, Kecamatan Pasar

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di 38 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di Kompleks Perumahan Cikunir, Jatibening, Jakarta dan memiliki perkebunan sayuran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia

I. PENDAHULUAN. Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia 1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang dan masalah Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia menjadi sebuah negara industri yang tangguh dalam jangka panjang. Hal ini mendukung Peraturan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2007, p7), manajemen adalah proses pengoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil Menengah atau yang biasa disingkat UMKM, selama

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil Menengah atau yang biasa disingkat UMKM, selama BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Usaha Mikro Kecil Menengah atau yang biasa disingkat UMKM, selama ini merupakan salah satu sektor yang menjaga pertumbuhan ekonomi nasional khususnya ketika terjadi

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan data B. Metode Analisis

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan data B. Metode Analisis III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer melalui survei lapangan, wawancara dengan pemilik perusahaan, karyawan,

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Elsari Brownies & Bakery (EBB) yang bertempat di Jalan Raya Pondok Rumput Nomor 18 RT 06/RW 11, Kelurahan Kebon Pedes,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 31 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga Agustus 2013 di kelompok pembudidaya Padasuka Koi Desa Padasuka, Kecamatan Sumedang Utara

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Martabak Air Mancur Bogor yang terletak di Jl. Sudirman, untuk pemilihan lokasinya dilakukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

PERANCANGAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ALAS KAKI CIOMAS, BOGOR YUNITA HERDIANA

PERANCANGAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ALAS KAKI CIOMAS, BOGOR YUNITA HERDIANA PERANCANGAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ALAS KAKI CIOMAS, BOGOR YUNITA HERDIANA DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 PERNYATAAN

Lebih terperinci

VI. FAKTOR-FAKTOR STRATEGIS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PERDESAAN Faktor-faktor Strategis Dalam Pengembangan Agroindustri Perdesaan

VI. FAKTOR-FAKTOR STRATEGIS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PERDESAAN Faktor-faktor Strategis Dalam Pengembangan Agroindustri Perdesaan VI. FAKTOR-FAKTOR STRATEGIS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PERDESAAN 6.1. Faktor-faktor Strategis Dalam Pengembangan Agroindustri Perdesaan Faktor-faktor strategis merupakan beberapa elemen yang

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT SKRIPSI DEFIETA H34066031 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 RINGKASAN DEFIETA.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidupnya, saat ini persaingan yang semakin ketat dan tajam

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidupnya, saat ini persaingan yang semakin ketat dan tajam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Situasi pasar yang berubah setiap saat sulit untuk diramalkan dan dipastikan di masa mendatang. Perubahan yang terjadi pada perusahaan dapat saja bersumber dari

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA UMKM KENTANG TERI NY.HORREE. MARKETING STRATEGY ANALYSIS AT MSMEs KENTANG TERI NY.HORREE

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA UMKM KENTANG TERI NY.HORREE. MARKETING STRATEGY ANALYSIS AT MSMEs KENTANG TERI NY.HORREE ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 4483 ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA UMKM KENTANG TERI NY.HORREE MARKETING STRATEGY ANALYSIS AT MSMEs KENTANG TERI NY.HORREE

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini membahas tentang : konsep strategi, manajemen strategi, analisis faktor internal dan eksternal serta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Gama Catering yang beralamat di Komp. Bumi Panyileukan Blok G 13 No. 20 Kota Bandung. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

: Bachtiar Rifai NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Dr. Ir. Komsi Koranti, MM.

: Bachtiar Rifai NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Dr. Ir. Komsi Koranti, MM. ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KECIL MENENGAH PADA USAHA MEBEL (Studi Kasus pada UD. Agung Mebel Desa Ciwalen Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat) Nama : Bachtiar Rifai NPM : 10208229 Jurusan : Manajemen

Lebih terperinci

BAB V ANALISA 5.1 Tahap Analisa 5.2 Analisa Jawaban Kuesioner Dari Hasil Penolahan Data Variabel Produk Variabel Harga

BAB V ANALISA 5.1 Tahap Analisa 5.2 Analisa Jawaban Kuesioner Dari Hasil Penolahan Data Variabel Produk Variabel Harga BAB V ANALISA 5.1 Tahap Analisa 5.2 Analisa Jawaban Kuesioner Dari Hasil Penolahan Data 5.2.1 Variabel Produk Dari hasil pengolahan data pada bab sebelumnya maka dapat kita lihat dari gambar 4.1 yang menyatakan

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTKA 2.1. Kajian Teori Sayuran Organik Manajemen Strategi

2. TINJAUAN PUSTKA 2.1. Kajian Teori Sayuran Organik Manajemen Strategi 2. TINJAUAN PUSTKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Sayuran Organik Pertanian organik adalah salah satu teknologi pertanian yang berwawasan lingkungan serta menghindari penggunaan bahan kimia dan pupuk yang bersifat

Lebih terperinci

KAJIAN ANALISIS SWOT PADA INDUSTRI KONVEKSI DI CIPAYUNG DEPOK

KAJIAN ANALISIS SWOT PADA INDUSTRI KONVEKSI DI CIPAYUNG DEPOK S. Marti ah / Journal of Applied Business and Economics Vol. No. 1 (Sept 2016) 26-4 KAJIAN ANALISIS SWOT PADA INDUSTRI KONVEKSI DI CIPAYUNG DEPOK Oleh: Siti Marti ah Program Studi Teknik Informatika Fakultas

Lebih terperinci

Penerapan analisis swot (strengths,weakness,opportuni ties,threats) sebagai strategi. pemasaran pada mierip kafe di. bekasi

Penerapan analisis swot (strengths,weakness,opportuni ties,threats) sebagai strategi. pemasaran pada mierip kafe di. bekasi Penerapan analisis swot (strengths,weakness,opportuni ties,threats) sebagai strategi ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT. FEDERAL INTERNATIONAL bekasi FINANCE pemasaran pada mierip kafe

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal Indentifikasi faktor internal dan eksternal sangat dibutuhkan dalam pembuatan strategi. Identifikasi faktor internal

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. usaha pada tahun 2006 menjadi usaha pada tahun 2007 (Tabel 1).

I. PENDAHULUAN. usaha pada tahun 2006 menjadi usaha pada tahun 2007 (Tabel 1). I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2006 BPS mencatat jumlah penduduk Indonesia mencapai 222 juta jiwa dengan laju pertumbuhan

Lebih terperinci

PERUMUSAN STRATEGI KORPORAT PERUSAHAAN CHEMICAL

PERUMUSAN STRATEGI KORPORAT PERUSAHAAN CHEMICAL PERUMUSAN STRATEGI KORPORAT PERUSAHAAN CHEMICAL Mochammad Taufiqurrochman 1) dan Buana Ma ruf 2) Manajemen Industri Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Lebih terperinci