BAB I PENDAHULUAN. Indonesia (TNI) merupakan komplemen untuk mendukung tugas-tugas TNI, oleh

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keberadaan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di dalam organisasi Tentara Nasional Indonesia (TNI) merupakan komplemen untuk mendukung tugas-tugas TNI, oleh karena itu perlu pembinaan pola karier PNS sesuai siklus pembinaan personel mulai dari rekruitmen sampai dengan pemisahan. Berdasarkan struktur organisasi TNI yang berlaku saat ini, dapat dijelaskan bahwa dari 34 Satuan kerja atau Unit Organisasi yang ada di Markas Besar TNI (Mabes TNI) hanya ada dua jabatan struktural tertinggi (Pembina Tk I / IVb) yang dapat dijabat oleh PNS TNI yaitu jabatan Pabandya Pengendalian karier dan Pabandya Perawatan dan pemisahan, Spaban VI / Binpers PNS Spers TNI. Jumlah Pegawai Negeri Sipil Mabes TNI tahun 2014 adalah orang, terdiri dari jabatan golongan IV : 65 orang, golongan III : 770 orang, golongan II : orang dan golongan I : 608 orang. Kondisi seperti ini akan berpengaruh terhadap kinerja PNS di lingkungan Mabes TNI karena adanya pembatasan jabatan dan karier secara terstruktur serta akan pensiun dengan pangkat Penata Tk I/IIId sampai Pembina IVa. Memahami terbatasnya jabatan struktural PNS dalam organisasi TNI, maka dalam rangka pengembangan karier PNS di Mabes TNI, Panglima TNI telah mengambil kebijakan dengan menerbitkan Surat Keputusan Panglima TNI Nomor 1

2 2 Skep/272/III/2002 tanggal 28 Maret 2002 tentang Petunjuk Induk Jabatan Fungsional di Jajaran TNI, yang mengatur pola karier PNS TNI yang bisa diangkat dalam jabatan fungsional, di samping jabatan struktural yang telah ada. Dengan dua jalur pembinaan yang ada saat ini yakni jalur struktural dan jalur fungsional, maka pengembangan karier bagi PNS TNI menjadi lebih baik. Jabatan fungsional PNS yang pertama dan satu-satunya di lingkungan Mabes TNI adalah Jabatan Fungsional Kesehatan (Jabfungkes) yang mulai diberlakukan pada tahun 2008, berdasarkan Peraturan Menteri Pertahanan Nomor Per/02/M/V/2006 tanggal 5 Mei Untuk keseragaman dan ketertiban administrasi pelaksanaan jabatan fungsional kesehatan diterbitkan Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/795/XI/2012 tanggal 28 November 2012 tentang Petunjuk Administrasi Jabatan Fungsional Kesehatan di Lingkungan TNI. Dalam Petunjuk Administrasi tersebut dijelaskan bahwa untuk dapat diangkat dalam Jabatan fungsional kesehatan, Seorang tenaga kesehatan harus memiliki kompetensi pendidikan dan memenuhi persyaratan keahlian atau keterampilan serta sejumlah angka kredit yang telah ditetapkan. Dengan adanya jabatan fungsional kesehatan, maka pengembangan karier tenaga kesehatan dapat terwadahi dengan jelas. Perhatian yang diberikan kepada tenaga kesehatan diharapkan dapat meningkatkan kinerjanya dengan memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik dan berkualitas kepada personel TNI dan keluarganya. Setelah Jabatan fungsional kesehatan diberlakukan selama 7 tahun di lingkungan Mabes TNI, hasil pengamatan penulis didapatkan data sebagai berikut: Pegawai

3 3 jabatan fungsional kesehatan di Satkes Denma Mabes TNI tahun 2014 berjumlah 45 orang. Dari jumlah tersebut terdapat 20 orang pegawai (44,4%) dengan kompetensi pendidikan kesehatan setingkat SLTA, sedangkan standar kompetensi pendidikan untuk petugas pelayanan kesehatan minimal D.III atau Ahli madya kesehatan. Pegawai yang pernah mengikuti pelatihan kesehatan sesuai bidang keahlian 19 orang (42,2%). Kompetensi mutlak harus dimiliki oleh tenaga kesehatan karena penguasaan standar kompetensi bagi tenaga kesehatan berperan penting dan berkaitan langsung dengan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien. Kualitas pelayanan kesehatan yang baik mengindikasikan kinerjanya. Data dari laporan evaluasi pelaksanaan program kerja Satkes Denma Mabes TNI TA 2014 menunjukkan dari pasien yang berobat ke poliklinik umum pasien (14,7%) berobat kembali karena belum sembuh. Dari pasien yang berobat ke poliklinik gigi 217 pasien dirujuk ke rumah sakit TNI walaupun Satkes Denma Mabes TNI sudah memiliki 5 orang dokter gigi spesialis dan 4 dental unit. Data ini menunjukkan kualitas pelayanan atau kinerja pegawai masih kurang karena kompetensi beberapa orang pegawai belum sesuai standar. Diperlukan kedisiplinan dari seorang pegawai jabatan fungsional untuk mencatat laporan kegiatan yang telah dilakukannya dalam bentuk Angka Kredit. Angka Kredit merupakan salah satu bukti sebagai alat ukur prestasi kerja dari seorang pegawai jabatan fungsional. Melalui laporan kegiatan yang berkesinambungan kinerja seorang pejabat fungsional kesehatan dapat terukur.

4 4 Tabel 1.1. Data Pegawai Jabatan Fungsional Kesehatan yang Mengajukan Daftar Usulan Penetapan Angka Kredit (DUPAK) No Pegawai Jabfungkes Pegawai yang mengajukan DUPAK Golongan Jumlah Target 1. II/a-d 7 2 (28,6%) 3 (42,9%) 4 (57,1%) 100% 2. III/a-d 25 4 (16,0%) 15 (60,0%) 5 (20,0%) 100% 3. IV/a 13 3 (23,1%) 4 (30,8%) 2 (15,4%) 100% 45 9 (20,0%) 22 (48,9%) 11 (24,4%) 100% Sumber: Data Tim penilai jabatan fungsional kesehatan Mabes TNI. Tabel 1.1 Menunjukkan pegawai jabatan fungsional kesehatan di Satkes Denma Mabes TNI tidak disiplin mengajukan Daftar Usulan Penetapan Angka Kredit (DUPAK) setiap tahun, data ini menunjukkan disiplin kerjanya masih rendah sehingga prestasi kerjanya tidak dapat diukur berdasarkan angka kredit. Rata-rata tingkat kehadiran pegawai Jabatan fungsional kesehatan Satkes Denma Mabes TNI dalam kegiatan apel pagi pada Triwulan III TA 2014 bulan Juli (64,4%), Agustus (71,1%) dan September (68,9%) dari target 100%. Tingkat kehadiran tidak tercapai karena dokter jarang ikut apel pagi dan datang ke kantor pada pkl Sesuai ketentuan Peraturan Urusan Dinas Dalam TNI, semua personel baik militer maupun PNS TNI wajib mengikuti apel pagi untuk mengecek kekuatan personel dan kesiapan pelaksanaan tugas. Waktu mulai pelayanan poliklinik bisa tertunda karena harus menunggu kehadiran dokter. Akibatnya terjadi antrian pasien sehingga waktu tunggu pasien menjadi lebih lama ( >60 menit). Waktu tunggu pasien di klinik rawat jalan sesuai Standar Kemenkes < 60 menit dan tingkat

5 5 kepuasan > 90%. Data jumlah kunjungan pasien dan jumlah tenaga kesehatan di Satkes Denma Mabes TNI tiga tahun terakhir seperti tercantum dalam Tabel 1.2. Tabel 1.2. Rasio Perbandingan Jumlah Kunjungan Pasien dan Jumlah Tenaga Kesehatan di Satkes Denma Mabes TNI No Tahun Anggaran Jumlah Kunjungan Pasien Jumlah Tenaga Kesehatan Standar Kemenkes Jumlah kunjungan pasien , Jumlah tenaga kesehatan adalah 40 orang. (Kepmenkes No 81 Tahun 2004) Sumber : Laporan Evaluasi Program Kerja Satkes TA Berdasarkan Tabel 1.2. diketahui bahwa jumlah kunjungan pasien di Satkes Denma Mabes TNI kurang dari orang, tetapi jumlah tenaga kesehatan lebih dari 40 orang jika mengacu pada Keputusan Mentri Kesehatan No. 81/Menkes/SK/I/2004. Rasio perbandingan antara jumlah kunjungan pasien dengan jumlah tenaga kesehatan, tidak sesuai ketentuan sehingga terjadi inefisiensi. Berdasarkan data yang telah diuraikan di atas, penulis tertarik untuk meneliti permasalahan tersebut dengan mengambil judul penelitian : PENGARUH KOMPETENSI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI JABATAN FUNGSIONAL KESEHATAN DI SATUAN KESEHATAN DETASEMEN MARKAS MARKAS BESAR TENTARA NASIONAL INDONESIA CILANGKAP

6 Identifikasi, Perumusan dan Batasan Masalah Identifikasi Masalah Dari latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas, serta pengamatan penulis terhadap kegiatan para pegawai jabatan fungsional kesehatan di Satkes Denma Mabes TNI dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut: 1) Kompetensi pengetahuan dan keterampilan pegawai jabatan fungsional kesehatan di Satkes Denma Mabes TNI, belum seluruhnya memenuhi standar minimal pendidikan profesi kesehatan DIII atau ahli madya kesehatan. 2) Disiplin kerja pegawai jabatan fungsional kesehatan di Satkes Denma Mabes TNI masih kurang, ditinjau dari tingkat kehadiran saat apel pagi dan kepatuhan mengajukan daftar usulan penetapan angka kredit. 3) Kinerja pegawai jabatan fungsional kesehatan di Satkes Denma Mabes TNI masih kurang jika mengacu pada standar pelayanan kesehatan dari Kementerian Kesehatan Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1) Apakah kompetensi berpengaruh terhadap kinerja pegawai jabatan fungsional kesehatan di Satkes Denma Mabes TNI Cilangkap? 2) Apakah disiplin kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai jabatan fungsional kesehatan di Satkes Denma Mabes TNI Cilangkap?

7 7 3) Apakah kompetensi dan disiplin kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja pegawai jabatan fungsional kesehatan di Satkes Denma Mabes TNI Cilangkap? Batasan masalah Penelitian ini dibatasi hanya pada pegawai jabatan fungsional kesehatan yang berdinas di Satuan Kesehatan Detasemen Markas Besar Tentara Nasional Indonesia Cilangkap. Penelitian dilaksanakan pada Triwulan I TA Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud Penelitian Mengetahui seberapa besar pengaruh antara kompetensi dan disipin kerja terhadap kinerja pegawai jabatan fungsional kesehatan di Satuan Kesehatan Detasemen Markas Besar Tentara Nasional Indonesia Cilangkap Tujuan Penelitian 1) Menganalisis seberapa kuat pengaruh kompetensi terhadap kinerja pegawai jabatan fungsional kesehatan di Satuan Kesehatan Detasemen Markas Markas Besar TNI Cilangkap.

8 8 2) Menganalisis seberapa kuat pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja pegawai jabatan fungsional di Satuan Kesehatan Detasemen Markas Markas Besar TNI Cilangkap. 3) Menganalisis seberapa kuat pengaruh antara kompetensi dan disiplin kerja secara bersama-sama terhadap kinerja pegawai jabatan fungsional kesehatan di Satuan Kesehatan Detasemen Markas Markas Besar TNI Cilangkap Manfaat dan Kegunaan Penelitian Manfaat Penelitian 1) Bagi peneliti, adalah memperkuat pemahaman pentingnya kompetensi dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai. 2) Bagi organisasi, dengan diketahuinya hubungan kompetensi dan disiplin kerja terhadap kinerja, akan membuat pimpinan dapat mengambil keputusan yang tepat sesuai lingkup kerja dan tanggung jawabnya. 3) Bagi perkembangan Iptek, diharapkan dengan penelitian ini akan memperkuat teori-teori yang ada dan dapat diterima secara luas Kegunaan Penelitian 1) Kegunaan secara Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan akademis tentang kompetensi dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai jabatan fungsional kesehatan yang bertugas di Satkes Denma Mabes TNI Cilangkap.

9 9 2) Kegunaan secara Praktis Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan bagi Pimpinan TNI dalam pengambilan keputusan perlu tidaknya untuk menerapkan jabatan fungsional lainnya selain jabatan fungsional kesehatan dalam rangka pembinaan dan pengembangan karier PNS di Markas Besar Tentara Nasional Indonesia Cilangkap.